Normal view

Prediksi Harga Kripto di Awal 2026 Menurut Gemini AI: XRP, ETH, dan BNB

31 December 2025 at 10:16

Pasar kripto kesulitan menembus angka $3 triliun setelah koreksi mendadak pada Oktober menghambat musim altcoin. Meski ETH dan XRP cenderung memerah tahun ini, BNB justru naik 21%. Banyak investor kini mencari prediksi harga kripto 2026 untuk melihat peluang pemulihan di masa depan.

Bagaimana prospek ketiga koin ini saat memasuki tahun 2026? Gemini, model AI canggih dari Google, memberikan gambaran mendalam mengenai potensi pergerakan pasar altcoin tersebut. Analisis ini membantu memetakan arah tren di tengah volatilitas yang masih membayangi ekosistem digital.

Prediksi Harga Kripto Gemini AI untuk XRP (XRP)

Setelah lonjakan tajam di akhir 2024, XRP (XRP) memasuki fase konsolidasi di sepanjang tahun ini. Sentimen pasar banyak dipengaruhi oleh kemenangan hukum Ripple melawan SEC serta berbagai inisiatif pengembangan ekosistem yang masif selama 2025. Meski sempat stagnan, fundamental XRP dinilai semakin kokoh oleh banyak analis pasar.

prediksi harga kripto XRP

Berdasarkan data teknis, area $1.75 menjadi support kunci yang harus dipertahankan agar harga tidak merosot ke level $1.20.

Di sisi lain, hambatan besar berada pada titik $2.36 yang bertepatan dengan garis 200-day Exponential Moving Average (EMA). Jika mampu menembus angka tersebut, XRP diprediksi akan mengonfirmasi tren bullish yang kuat.

Melihat prediksi harga kripto untuk awal 2026, Gemini mengisyaratkan bahwa fase penurunan tajam mulai mereda. Kondisi ini menunjukkan adanya proses pembentukan harga terendah (bottoming) yang potensial sebelum pasar kembali bergairah.

Selain itu, sentimen positif dari adopsi institusional melalui sistem pembayaran lintas batas diprediksi akan menjadi katalis tambahan bagi nilai tukar XRP di masa depan.

Prediksi Harga Ethereum (ETH) Menurut Gemini AI

Performa Ethereum (ETH) tahun ini sangat dipengaruhi oleh keberhasilan upgrade Pectra pada April 2025. Pembaruan teknis ini tidak hanya meningkatkan efisiensi biaya di Layer-2 hingga 40%, tetapi juga sempat mendorong ETH mencetak rekor tertinggi baru (ATH) beberapa bulan setelahnya.

prediksi harga kripto ETH

Memasuki akhir 2025, harga cenderung stabil di kisaran $2.900 seiring pasar yang menanti dampak dari upgrade lanjutan, yakni Fusaka.

Berdasarkan analisis terkini, level support krusial yang perlu diperhatikan berada di area $2.800. Jika tertembus, ETH berisiko merosot ke level $2.400 dalam jangka pendek.

Sebaliknya, harga harus melewati resistance kuat di $3.370 untuk kembali membuka jalan menuju zona $4.000. Untuk awal tahun depan, prediksi harga kripto dari Gemini AI memperkirakan Ethereum akan bergerak mendatar (sideways) guna membentuk fondasi harga yang lebih solid.

Prediksi Harga Binance Coin (BNB) Menurut Gemini AI

BNB Coin (BNB) menonjol sebagai token dengan performa paling menonjol di jajaran lima besar cryptocurrency terbaik tahun ini. Pertumbuhan volume transaksi di jaringan BNB Chain sangat terbantu oleh popularitas protokol desentralisasi seperti Aster dan PancakeSwap.

Baru-baru ini, BNB bahkan mencetak rekor tertinggi baru (all-time high) di level $1.360. Jika terjadi koreksi pada awal 2026, Gemini mengidentifikasi level $800 sebagai support utama.

prediksi harga kripto BNB

Sementara itu, BNB perlu menembus hambatan psikologis $1.000 untuk kembali mengejar reli puncaknya. Beberapa analis pasar bahkan lebih optimistis, menyebutkan bahwa pengajuan ETF BNB Spot oleh VanEck bisa menjadi katalis yang mendorong harga melampaui $1.400 jika sentimen institusional terus menguat.

Melihat prediksi harga kripto untuk kuartal pertama 2026, model AI Gemini menganggap periode ini sebagai “titik keputusan” pasar.

Dengan indikator RSI yang berada di angka 47 (netral), BNB diprediksi akan bergerak menjauh dari titik pivot $850. Jika pasar stabil, potensi untuk memantul naik (bounce) dinilai sedikit lebih besar dibandingkan risiko kejatuhan harga secara drastis.

Gemini AI Menilai Pasar Telah Mencapai Harga Dasar

Setelah menganalisis pergerakan harga tiga altcoin terbaik tersebut, Gemini memberikan pandangan menarik mengenai kondisi pasar saat ini.

Berdasarkan data teknis, pasar kripto tampaknya sedang berada di akhir fase koreksi atau awal fase akumulasi, di mana pertumbuhan eksplosif yang terlihat pada pertengahan 2025 mulai mereda.

Memasuki awal 2026, strategi preservasi modal dan perdagangan dalam rentang harga tertentu (range-bound) diprediksi akan mendominasi perilaku investor.

Di tengah konsolidasi pasar secara luas, peluang menarik justru sering muncul di kategori spesifik seperti meme crypto. Proyek presale seperti Maxi Doge (MAXI), yang mengusung konsep unik “gym-bro” dan fitur staking dengan imbal hasil dinamis, mulai mencuri perhatian sebagai aset potensial.

Meskipun tetap berisiko tinggi, prediksi harga kripto untuk sektor meme coin di tahun baru seringkali memberikan kejutan keuntungan bagi mereka yang jeli melihat permata tersembunyi sebelum melantai di bursa besar.

Presale Maxi Doge (MAXI) Lewati Perolehan $4,3 Juta, Padukan Hype Meme dengan Ruang Trading

Maxi Doge (MAXI) berhasil mencuri perhatian dengan mengumpulkan pendanaan lebih dari $4,3 juta (Rp71,9 miliar) dalam fase presale. Berbeda dengan koin bertema anjing lainnya, $MAXI mengusung konsep maskot “gym-bro” yang berotot, melambangkan keberanian dalam mengambil risiko tinggi di pasar kripto.

Proyek ini menyasar komunitas yang gemar melakukan strategi YOLO trade demi mengejar keuntungan besar dalam waktu singkat.

Maxi Doge - prediksi harga kripto 2026

Engagement komunitas menjadi fokus utama melalui kompetisi seperti Maxi Ripped dan Maxi Gains, di mana para trader dapat memamerkan hasil trading terbaik mereka untuk mendapatkan hadiah menarik.

Selain itu, pemegang $MAXI memiliki akses ke portal khusus untuk berbagi sinyal dan wawasan pasar.

Dalam hal prediksi harga Maxi Doge, banyak analis memperkirakan potensi kenaikan hingga level $0,0012 jika momentum peluncuran di bursa (CEX) berjalan mulus di awal tahun 2026. Dengan harga presale saat ini di $0,0002755, artinya terdapat potensi kenaikan harga mencapai 335% dalam waktu singkat.

Selain potensi keuntungan dari fluktuasi harga token $MAXI, proyek ini juga menyediakan mekanisme staking dengan imbal hasil menggiurkan. Investor presale yang telah memiliki $MAXI dapat mengunci token mereka di pool staking untuk mendapatkan imbalan dinamis mencapai 71% APY.

Jangan lewatkan kesempatan untuk membeli $MAXI dengan harga diskon. Pelajari cara beli Maxi Doge lalu segera akumulasi token sebelum peluncuran resmi.

Beli Maxi Doge di Sini

Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.

The post Prediksi Harga Kripto di Awal 2026 Menurut Gemini AI: XRP, ETH, dan BNB appeared first on Cryptonews Indonesia.

5 Trump Tariff Moves That Could Make or Break Bitcoin in 2026

31 December 2025 at 07:46

Bitcoin heads into 2026 with a clear macro risk: President Donald Trump’s tariff agenda. In 2025, crypto traders saw tariff headlines move prices as fast as ETF flows.

Several tariff levers now sit on the 2026 runway. Some already have dates. Others depend on diplomacy and court fights. Either way, they can flip sentiment from risk-on to risk-off in hours.

How Trump Tariffs Moved Crypto in 2025

Tariff escalations in 2025 repeatedly triggered broad sell-offs across crypto. 

When Trump announced new tariffs on Mexico, Canada, and China in early February, Bitcoin slid to a three-week low near $91,400. Etherum fell about 25% over three days, and a large share of top tokens dropped more than 20% in a day as traders rushed to cut risk.

Crypto Market Cap Througout 2025. Source: CoinGecko

Then came April’s “Liberation Day” tariff shock and the US–China escalation. Bitcoin briefly fell below $82,000 during the worst of the risk-off wave, alongside a sell-off in crypto-linked stocks. 

However, once the White House signaled possible pauses, crypto rebounded. By May, after the US and China agreed to a temporary tariff truce, Bitcoin climbed back above $100,000, while ETH jumped sharply. 

Digital asset funds also saw fresh inflows during the relief phase.

The sharpest stress test arrived in October. After Trump floated a new 100% tariff on Chinese imports tied to rare-earth tensions, Bitcoin dropped over 16% in a fast move.

Liquidations surged, with reports of $19 billion wiped out in forced closes across exchanges in a single day. As of December 2025, the market still hasn’t recovered from this liquidation shock.

Biggest Crypto Liquidation Events in History. Source: Coinglass

1. The Deferred 100% China Tariff Cliff

This tariff would add a new 100% duty on all Chinese imports, unless talks produce a deal. Trump announced it in October 2025 and later pushed it out, putting late 2026 in focus.

If Trump reactivates it, markets will price weaker growth and stickier inflation. That combo can hit Bitcoin by tightening financial conditions, pushing traders out of leverage, and dragging risk assets lower in sync.

2. A Higher Global Baseline Tariff

The US president previously hinted at a potential increase in the across-the-board import tariff beyond the 10% baseline imposed in 2025. Trump also campaigned on a much higher universal rate, which keeps this risk alive.

A baseline hike would not be a one-day headline. It would act as persistent pressure on risk appetite. 

For Bitcoin, that usually means choppier rallies, thinner dips getting bought, and higher sensitivity to rate expectations.

4/ Trump’s baseline 10% tariff—and 55% for China—is forcing global companies to choose:

🇺🇸 Make it here, sell it here, create jobs here
🇨🇳 Or face steep penalties

Guess which choice companies are making? pic.twitter.com/y8AYOSvvL5

— Rod D. Martin (@RodDMartin) August 13, 2025

3. Digital Services Tax Retaliation Tariffs on Europe

These would be new tariffs targeting countries that impose digital services taxes or similar rules on US tech firms. Trump warned in 2025 that countries keeping these taxes could face “substantial” tariffs.

If the US hits EU or UK exports, global equities can reprice lower. Crypto tends to follow that risk-off tape first. 

In 2025, that dynamic helped turn tariff headlines into fast, liquidation-driven drops.

Senior Counselor Peter Navarro explains @POTUS' memo to revive investigations aimed at imposing tariffs on countries that slap 'digital service taxes' on U.S. tech companies:

"As soon as these countries remove their DSTs on American companies, the tariffs will go away." pic.twitter.com/XHkV4TcjvS

— Rapid Response 47 (@RapidResponse47) February 25, 2025

4. Pharmaceutical Tariffs that Could Rise Toward 200%

This tariff targets imported branded or patented drugs, with penalties for firms that do not shift manufacturing to the US Trump signaled very high rates in 2025 and positioned the policy as an industrial reshoring tool.

If rates climb toward 200% in 2026, investors may treat it as an inflation impulse. Bitcoin can attract “hedge” talk during inflation scares, but trading often moves the other way first: risk assets sell as liquidity tightens.

President Donald Trump announces deals with nine pharmaceutical companies, the latest in a series of pacts designed to lower drug prices for some Americans in exchange for a three-year reprieve from threatened tariffs on their products https://t.co/Agi22RLMSG pic.twitter.com/Q1HTaekn0J

— Bloomberg TV (@BloombergTV) December 19, 2025

5. Expanded Secondary Tariffs Tied to Sanctioned Trade

Secondary tariffs would punish countries for buying oil or goods from US adversaries, even if those countries are not the direct target. Trump introduced the concept in 2025 and applied it in a high-profile way.

If Trump expands this tool in 2026, it can pull more countries into tariff crossfire and raise global uncertainty. 

For Bitcoin, the biggest channel is volatility. More uncertainty usually means wider swings, more forced selling, and slower recoveries unless liquidity improves.

The post 5 Trump Tariff Moves That Could Make or Break Bitcoin in 2026 appeared first on BeInCrypto.

5 Kebijakan Tarif Trump yang Bisa Membuat atau Menghancurkan Bitcoin di 2026

31 December 2025 at 07:46

Bitcoin memasuki tahun 2026 dengan ancaman risiko ekonomi makro yang jelas: agenda tarif Presiden Donald Trump. Pada tahun 2025, trader aset kripto melihat berita tarif mempengaruhi harga secepat arus ETF.

Sekarang, beberapa kebijakan tarif sudah siap diberlakukan di tahun 2026. Ada yang sudah punya jadwal pasti, sedangkan lainnya masih tergantung diplomasi dan proses hukum. Bagaimanapun juga, situasi ini bisa dengan cepat mengubah sentimen pasar dari risk-on menjadi risk-off hanya dalam hitungan jam.

Bagaimana Tarif Trump Menggerakkan Aset Kripto di 2025

Peningkatan tarif pada 2025 terus-menerus memicu aksi jual besar-besaran di pasar aset kripto.

Waktu Trump mengumumkan tarif baru untuk Meksiko, Kanada, dan Cina di awal Februari, Bitcoin turun ke level terendah tiga minggu di kisaran US$91.400. Ethereum turun sekitar 25% dalam tiga hari, dan banyak token unggulan juga anjlok lebih dari 20% hanya dalam satu hari karena para trader buru-buru mengurangi risiko.

Kapitalisasi Pasar Kripto Sepanjang Tahun 2025 | Sumber: CoinGecko

Kemudian, muncul kabar kejutan tarif pada April atau “Liberation Day” yang menyebabkan eskalasi antara AS—Cina. Harga Bitcoin sempat jatuh di bawah US$82.000 di tengah gelombang risk-off terparah, bersamaan dengan aksi jual saham-saham yang terhubung aset kripto. 

Tapi, setelah Gedung Putih memberi sinyal kemungkinan jeda, aset kripto pun pulih. Pada bulan Mei, usai AS dan Cina sepakat gencatan sementara tarif, Bitcoin kembali naik menembus US$100.000, sedangkan ETH juga melonjak tajam. 

Pada fase pemulihan ini, dana aset digital juga mulai mencatat arus masuk baru.

Tekanan paling parah terjadi pada bulan Oktober. Setelah Trump mewacanakan tarif baru 100% atas impor dari Cina terkait isu rare-earth, Bitcoin anjlok lebih dari 16% dalam waktu singkat.

Kasus likuidasi meroket, bahkan dilaporkan US$19 miliar terhapus akibat penutupan paksa di berbagai exchange hanya dalam satu hari. Sampai Desember 2025, pasar masih belum pulih dari guncangan likuidasi ini.

Peristiwa Likuidasi Kripto Terbesar Sepanjang Sejarah | Sumber: Coinglass

1. Cliff Tarif 100% Cina yang Ditunda

Tarif ini akan menambah bea masuk baru 100% untuk seluruh impor dari Cina, kecuali jika negosiasi berhasil mencapai kesepakatan. Trump mengumumkan rencana ini pada Oktober 2025 dan kemudian menunda, sehingga akhir 2026 kini menjadi perhatian utama.

Kalau Trump kembali mengaktifkan tarif ini, pasar akan memperhitungkan pertumbuhan yang lebih lemah dan inflasi yang lebih tinggi. Kombinasi ini bisa menekan Bitcoin karena kondisi keuangan menjadi lebih ketat, trader keluar dari leverage, dan aset berisiko ikut tertekan bersama-sama.

2. Tarif Dasar Global Lebih Tinggi

Sebelumnya, Presiden AS juga sempat mengisyaratkan potensi kenaikan tarif secara menyeluruh untuk seluruh impor di atas baseline 10% yang diterapkan pada 2025. Trump bahkan berkampanye dengan tarif universal yang jauh lebih tinggi, sehingga risiko ini tetap terbuka.

Kenaikan baseline bukanlah berita satu hari. Kenaikan ini bisa menjadi tekanan terus menerus terhadap minat risiko.

Bagi Bitcoin, biasanya ini berarti reli yang bergerak lebih liar, koreksi-koreksi tipis langsung diminati pembeli, serta reaksi harga yang makin sensitif terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga.

4/ Trump’s baseline 10% tariff—and 55% for China—is forcing global companies to choose:

🇺🇸 Make it here, sell it here, create jobs here
🇨🇳 Or face steep penalties

Guess which choice companies are making? pic.twitter.com/y8AYOSvvL5

— Rod D. Martin (@RodDMartin) August 13, 2025

3. Tarif Retaliasi Pajak Layanan Digital untuk Eropa

Ini adalah kebijakan tarif baru yang menargetkan negara-negara yang menerapkan pajak layanan digital atau aturan serupa terhadap perusahaan teknologi AS. Pada 2025, Trump memperingatkan bahwa negara yang tetap mempertahankan pajak ini bisa terkena tarif “besar”.

Jika AS mengenakan tarif pada ekspor Uni Eropa atau Inggris, pasar saham global bisa langsung terkoreksi. Biasanya, aset kripto juga mengikuti tren risk-off seperti ini lebih dulu.

Pada tahun 2025, dinamika ini membuat berita tarif cepat berubah menjadi penurunan harga yang dipicu oleh likuidasi.

Senior Counselor Peter Navarro explains @POTUS' memo to revive investigations aimed at imposing tariffs on countries that slap 'digital service taxes' on U.S. tech companies:

"As soon as these countries remove their DSTs on American companies, the tariffs will go away." pic.twitter.com/XHkV4TcjvS

— Rapid Response 47 (@RapidResponse47) February 25, 2025

4. Tarif Farmasi yang Bisa Naik hingga 200%

Tarif ini akan menargetkan obat bermerek atau berpatent yang diimpor dan memberi penalti bagi perusahaan yang tidak memindahkan produksi mereka ke AS. Trump memberi sinyal tarif sangat tinggi sejak 2025 dan menjadikan kebijakan ini sebagai alat untuk mengembalikan industri ke dalam negeri.

Bila tarif mendekati 200% pada 2026, para investor bisa menganggapnya sebagai dorongan inflasi. Memang, Bitcoin bisa menjadi pembicaraan “lindung nilai” waktu inflasi melonjak, tapi biasanya harga justru bergerak sebaliknya: aset berisiko akan dijual seiring ketatnya likuiditas.

President Donald Trump announces deals with nine pharmaceutical companies, the latest in a series of pacts designed to lower drug prices for some Americans in exchange for a three-year reprieve from threatened tariffs on their products https://t.co/Agi22RLMSG pic.twitter.com/Q1HTaekn0J

— Bloomberg TV (@BloombergTV) December 19, 2025

5. Tarif Sekunder yang Diperluas Terkait Perdagangan yang Kena Sanksi

Tarif sekunder akan menghukum negara-negara yang membeli minyak atau barang dari musuh Amerika Serikat, meskipun negara-negara tersebut bukan target langsung. Trump memperkenalkan konsep ini pada 2025 dan menerapkannya dalam kasus yang sangat terkenal.

Jika Trump memperluas penggunaan alat ini pada 2026, kebijakan ini bisa menarik lebih banyak negara ke dalam konflik tarif dan menambah ketidakpastian global.

Bagi Bitcoin, dampak terbesarnya adalah volatilitas. Semakin tinggi ketidakpastian, biasanya pergerakan harga makin liar, lebih banyak tekanan jual paksa, dan pemulihan yang melambat kecuali likuiditas membaik.

FOMC Signals No Rush to Cut Rates Until March 2026, Crypto Faces Test

31 December 2025 at 05:30

Bitcoin and the broader crypto market enter the New Year under renewed pressure after the Federal Open Market Committee released its December meeting minutes.

The FOMC minutes make it very clear that there’s little urgency to cut interest rates again in early 2026.

Higher-for-Longer Rates Weigh on Crypto Sentiment

The minutes, published December 30, suggest policymakers favor a pause following December’s 25-basis-point cut, pushing expectations for the next reduction toward March at the earliest. 

Markets had already priced out a January move, but the language reinforced that view. The FOMC minutes even shadowed rate cut hopes for March 2026. 

So, the clear earliest interest rate cut could come in April. 

Market Largely Expects No Interest Rate Cut in March 2026. Source: CME FedWatch

Bitcoin has traded in a tight range between roughly $85,000 and $90,000 in recent weeks. 

Price action remains fragile after failing to reclaim higher resistance levels, while sentiment indicators point to caution rather than conviction. 

Overall, daily crypto trading volumes remain thin. Risk appetite has yet to recover meaningfully after December’s pullback.

According to the minutes, several officials argued it would be “appropriate to keep the target range unchanged for some time” to assess the lagged effects of recent easing. 

Others described the December cut as “finely balanced,” underscoring limited appetite for follow-up action without clearer inflation progress.

Inflation remains the central constraint. Policymakers acknowledged price pressures “had not moved closer to the 2 percent objective over the past year,” even as labor market conditions softened. 

FOMC minutes summary:

Most participants supported a 25 bp cut to a 3.50%–3.75% fed funds range (9–3 vote), saying the balance of risks shifted as “downside risks to employment rose” even while inflation “remains somewhat elevated.”

A majority noted inflation has been above… pic.twitter.com/zr5ZJsPvVu

— Wall St Engine (@wallstengine) December 30, 2025

FOMC cited Tariffs as a key driver behind stubborn goods inflation, while services inflation showed gradual improvement.

At the same time, the Fed flagged rising downside risks to employment. Officials noted slowing hiring, muted business plans, and growing concern among lower-income households. 

Still, most participants preferred to wait for additional data before adjusting policy again.

For crypto markets, the message is straightforward. With real yields elevated and liquidity conditions tight, near-term upside catalysts remain scarce. 

Bitcoin’s recent consolidation reflects that tension, as investors balance expectations for eventual easing against the reality of higher-for-longer rates.

Crypto Market Activity at Large Shows Bearish Momentum. Source: CoinMarketCap

Looking ahead, March now emerges as the first realistic window for another cut, assuming inflation cools and labor conditions weaken further. 

Until then, crypto markets may struggle to regain momentum. Prices are likely to remain vulnerable to further downside if macroeconomic data disappoints early in 2026.

The post FOMC Signals No Rush to Cut Rates Until March 2026, Crypto Faces Test appeared first on BeInCrypto.

FOMC isyaratkan tidak akan buru-buru turunkan suku bunga sampai Maret 2026, aset kripto hadapi ujian

31 December 2025 at 05:30

Bitcoin dan pasar aset kripto secara luas memulai Tahun Baru dengan tekanan baru setelah Federal Open Market Committee mengumumkan risalah rapat Desember mereka.

Risalah FOMC menegaskan dengan jelas bahwa belum ada urgensi untuk memangkas suku bunga lagi di awal 2026.

Suku Bunga Tinggi Lebih Lama Menekan Sentimen Aset Kripto

Risalah yang terbit 30 Desember ini, menunjukkan pembuat kebijakan lebih memilih untuk jeda setelah pemangkasan suku bunga 25 basis poin di Desember, sehingga kemungkinan penurunan berikutnya mundur ke Maret paling cepat.

Pasar sudah memperkirakan tidak akan ada pergerakan pada Januari, dan bahasa yang digunakan dalam risalah ini semakin memperkuat pandangan tersebut. Risalah FOMC bahkan mengikis harapan pemangkasan suku bunga pada Maret 2026.

Jadi, kemungkinan pemangkasan suku bunga terbaru yang paling awal bisa hadir di bulan April.

Pasar Sebagian Besar Memperkirakan Tidak Ada Pemangkasan Suku Bunga di Maret 2026 | Sumber: CME FedWatch

Bitcoin telah bergerak di rentang sempit antara sekitar US$85.000 dan US$90.000 dalam beberapa pekan terakhir.

Aksi harga tetap rapuh setelah gagal menembus resistance yang lebih tinggi, sementara indikator sentimen menunjukkan sikap hati-hati daripada keyakinan penuh.

Secara umum, volume perdagangan harian aset kripto masih tipis. Minat risiko belum pulih secara signifikan setelah terjadinya koreksi di bulan Desember.

Berdasarkan risalah tersebut, beberapa pejabat menilai bahwa akan “tepat untuk mempertahankan kisaran target tidak berubah untuk beberapa waktu” demi mengevaluasi dampak dari pelonggaran kebijakan terbaru.

Pihak lain menyebut pemangkasan di bulan Desember sebagai langkah yang “sangat berimbang,” sehingga menggarisbawahi bahwa pemangkasan lanjutan tidak akan dilakukan jika inflasi belum menunjukkan kemajuan yang jelas.

Inflasi tetap menjadi kendala utama. Para pembuat kebijakan mengakui tekanan harga “belum bergerak lebih dekat ke target 2 persen sepanjang tahun lalu,” meski kondisi pasar tenaga kerja mulai melemah.

FOMC minutes summary:

Most participants supported a 25 bp cut to a 3.50%–3.75% fed funds range (9–3 vote), saying the balance of risks shifted as “downside risks to employment rose” even while inflation “remains somewhat elevated.”

A majority noted inflation has been above… pic.twitter.com/zr5ZJsPvVu

— Wall St Engine (@wallstengine) December 30, 2025

FOMC menyebut Tarif sebagai salah satu penyebab utama inflasi barang yang membandel, sementara inflasi jasa menunjukkan perbaikan secara bertahap.

Pada saat yang sama, The Fed juga menyoroti risiko penurunan lapangan kerja yang makin nyata. Para pejabat melihat perekrutan yang melambat, rencana bisnis yang stagnan, dan semakin banyak kekhawatiran dari rumah tangga berpendapatan rendah.

Meski begitu, mayoritas peserta lebih memilih untuk menunggu data tambahan sebelum mengubah kebijakan kembali.

Bagi pasar kripto, pesannya cukup jelas. Dengan yield riil yang masih tinggi dan likuiditas yang masih ketat, katalis kenaikan harga dalam waktu dekat masih sangat terbatas.

Konsolidasi Bitcoin akhir-akhir ini mencerminkan adanya ketegangan, karena investor mencoba menyeimbangkan ekspektasi akan pelonggaran kebijakan di masa depan dengan kenyataan suku bunga tinggi yang berkepanjangan.

Aktivitas Pasar Kripto Utama Menunjukkan Momentum Bearish | Sumber: CoinMarketCap

Ke depan, bulan Maret kini menjadi jendela realistis pertama untuk pemangkasan berikutnya, dengan catatan inflasi mendingin dan kondisi ketenagakerjaan terus melemah.

Sebelum itu terjadi, pasar aset kripto bisa jadi masih kesulitan untuk bangkit. Harga kemungkinan tetap rentan jatuh lebih dalam jika data ekonomi makro mengecewakan di awal 2026.

Pi Coin Price Prediction: What to Expect In 2026?

31 December 2025 at 05:00

Pi Coin has struggled to gain meaningful traction, reflecting weak conviction among investors. The altcoin endured a difficult 2025, marked by persistent selling pressure and limited recovery attempts. 

Despite brief rebounds, sentiment remains fragile. As Pi Coin enters 2026, expectations of a sustained recovery remain uncertain amid inconsistent demand signals.

Pi Coin Has Not Performed Exceptionally

Monthly return data paints a challenging picture for Pi Coin’s first year. Since launching in February, the token has recorded losses in most months. Only two periods delivered positive returns, highlighting the asset’s inability to sustain momentum.

The steepest decline occurred shortly after launch. In March, Pi Coin fell 66.5%, erasing early optimism around the mobile mining network. This sharp drawdown set a negative tone that has persisted. Historically weak monthly performance suggests downside risks continue to outweigh upside expectations.

Want more token insights like this? Sign up for Editor Harsh Notariya’s Daily Crypto Newsletter here.

Pi Coin Price Performance.
Pi Coin Price Performance. Source: Cryptorank

However, February 2026 could offer a short-term catalyst. The altcoin will mark its first anniversary, a milestone that often draws renewed attention. Speculative interest around anniversaries has previously driven temporary rallies across emerging crypto assets.

Investors Lost Their Confidence Early On

Capital flow indicators further explain Pi Coin’s prolonged weakness. Over the past year, the asset has oscillated between inflows and outflows without establishing a clear trend. This indecision among investors has constrained price recovery attempts.

The Chaikin Money Flow highlights persistent selling dominance. Since launch, CMF has reached the oversold threshold of -0.15 on five occasions. By contrast, it has only touched the overbought level of 0.20 three times, signaling stronger selling pressure.

Pi Coin CMF
Pi Coin CMF. Source: TradingView

Even if CMF rises above the zero line, recovery remains uncertain. Historically, meaningful trend reversals for Pi Coin have required CMF to exceed 0.20. Without that confirmation, rallies risk fading quickly amid renewed distribution.

What Does Pi Coin Need To Recover?

From a broader perspective, Pi Coin faces a steep climb to regain credibility. The altcoin must rise roughly 1,376% to revisit its all-time high of $2.994, set in early March. Such a move would require a significant shift in demand.

Initial recovery signals would emerge if Pi Coin flips the 23.6% Fibonacci Retracement level at $0.273 into support. This level represents the first technical threshold separating consolidation from early recovery.

Pi Coin Price Analysis.
Pi Coin Price Analysis. Source: TradingView

Stronger confirmation remains distant. A sustained bullish structure would require reclaiming $0.662 as support. Until then, Pi Coin remains in a prolonged rebuilding phase with limited upside conviction.

PI Price May Not See Much Growth

In the short term, Pi Coin shows tentative strength. The token holds above the critical $0.199 support level. This floor has been tested three times without a daily close below, suggesting buyers are defending this zone.

Maintaining this support keeps the short-term momentum constructive. As long as $0.199 holds, downside risks remain contained. This behavior supports a cautiously bullish outlook over the coming weeks.

To offset December’s losses, Pi Coin requires a 34% rally. Such a move would lift the price toward $0.272. In the near term, reclaiming $0.224 and $0.246 as support levels remains the primary objective.

Pi Coin Price Analysis.
Pi Coin Price Analysis. Source: TradingView

Achieving these targets would indicate improving sentiment. Gradually higher lows could attract speculative interest, especially if broader market conditions stabilize. Still, volume confirmation remains essential for sustainability.

Downside risks persist if investor confidence deteriorates. A breakdown below $0.199 would invalidate the bullish thesis. Under that scenario, Pi Coin could slide toward $0.188 or lower, accelerating losses amid panic-driven selling.

The post Pi Coin Price Prediction: What to Expect In 2026? appeared first on BeInCrypto.

Prediksi Harga Pi Coin: Apa yang Bisa Diharapkan pada 2026?

31 December 2025 at 05:00

Pi Coin kesulitan untuk meraih perhatian yang berarti, mencerminkan keyakinan investor yang lemah. Altcoin ini mengalami masa sulit sepanjang 2025, ditandai dengan tekanan jual yang terus-menerus dan upaya pemulihan yang terbatas.

Walau sempat terjadi rebound singkat, sentimen tetap rapuh. Saat Pi Coin masuk tahun 2026, harapan akan pemulihan berkelanjutan masih belum pasti di tengah sinyal permintaan yang tidak konsisten.

Pi Coin belum tampil luar biasa

Data return bulanan menunjukkan gambaran menantang untuk tahun pertama Pi Coin. Sejak rilis pada Februari, token ini mencatatkan kerugian di sebagian besar bulan. Hanya ada dua periode dengan return positif, memperlihatkan aset ini belum mampu mempertahankan momentum.

Penurunan paling tajam terjadi tak lama setelah peluncuran. Pada bulan Maret, Pi Coin turun 66,5%, menghapus optimisme awal seputar jaringan mining seluler ini. Koreksi tajam ini menimbulkan sentimen negatif yang terus bertahan. Kinerja bulanan yang historis lemah menunjukkan risiko penurunan masih lebih besar dibanding potensi kenaikan.

Mau insight token seperti ini? Daftar Newsletter Crypto Harian dari Editor Harsh Notariya di sini.

Pi Coin Price Performance.
Performa Harga Pi Coin | Sumber: Cryptorank

Meski begitu, Februari 2026 bisa menjadi katalis dalam jangka pendek. Altcoin ini akan merayakan ulang tahun pertamanya, sebuah momen yang sering menarik perhatian baru. Minat spekulatif seputar ulang tahun sudah pernah mendorong reli sementara pada aset kripto baru sebelumnya.

Investor sudah kehilangan kepercayaan sejak awal

Indikator arus modal semakin memperjelas kelemahan panjang Pi Coin. Selama setahun terakhir, aset ini berosilasi antara arus masuk dan keluar tanpa membentuk tren yang jelas. Keraguan investor ini membatasi upaya pemulihan harga.

Chaikin Money Flow memperlihatkan dominasi penjualan yang terus berlangsung. Sejak peluncuran, CMF mencapai batas oversold -0,15 sebanyak lima kali. Sebaliknya, indikator ini hanya menembus level overbought 0,20 sebanyak tiga kali, menandakan tekanan jual lebih kuat.

Pi Coin CMF
CMF Pi Coin | Sumber: TradingView

Meski CMF naik di atas garis nol, prospek pemulihan tetap belum jelas. Secara historis, pembalikan tren yang berarti pada Pi Coin membutuhkan CMF melampaui 0,20. Tanpa konfirmasi ini, reli berisiko berakhir cepat di tengah gelombang distribusi baru.

Apa Saja yang Pi Coin Butuhkan agar Bisa Pulih?

Dari sudut pandang yang lebih luas, Pi Coin menghadapi tantangan berat untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Altcoin ini harus naik sekitar 1.376% agar bisa kembali ke all-time high di US$2,994 yang sempat tercapai pada awal Maret. Pergerakan sebesar ini memerlukan lonjakan permintaan yang besar.

Sinyal pemulihan awal akan muncul jika Pi Coin berhasil breakout dari level 23,6% Fibonacci Retracement di US$0,273 dan menjadikannya support. Level ini jadi ambang teknikal pertama yang membedakan fase konsolidasi dan fase awal pemulihan.

Pi Coin Price Analysis.
Analisis Harga Pi Coin | Sumber: TradingView

Konfirmasi lebih kuat masih jauh dari harapan. Struktur bullish yang berkelanjutan perlu menembus kembali level US$0,662 dan menjadikannya support. Sebelum itu terjadi, Pi Coin masih dalam fase pembangunan ulang berkepanjangan dan keyakinan ke arah atas masih terbatas.

Harga PI sepertinya tidak akan tumbuh banyak

Dalam jangka pendek, Pi Coin menunjukkan sinyal kekuatan yang hati-hati. Token ini bertahan di atas support penting di US$0,199. Area ini sudah tiga kali diuji tanpa harga harian ditutup di bawahnya, yang mengindikasikan pembeli menjaga zona ini.

Menjaga support ini membuat momentum jangka pendek tetap positif. Selama US$0,199 masih bertahan, risiko penurunan tetap terjaga. Pola ini mendukung pandangan bullish secara hati-hati untuk beberapa pekan ke depan.

Untuk menutup kerugian Desember, Pi Coin butuh reli 34%. Jika target ini tercapai, harga bisa naik menuju US$0,272. Dalam waktu dekat, merebut kembali level US$0,224 dan US$0,246 sebagai support menjadi prioritas utama.

Pi Coin Price Analysis.
Analisis Harga Pi Coin | Sumber: TradingView

Mencapai target-target ini akan menunjukkan sentimen yang membaik. Kenaikan titik rendah secara bertahap bisa menarik minat spekulatif, apalagi jika kondisi pasar secara umum mulai stabil. Meski begitu, konfirmasi volume tetap penting untuk memastikan pergerakan ini berkelanjutan.

Risiko penurunan masih ada jika kepercayaan investor menurun. Jika terjadi breakdown di bawah US$0,199, maka skenario bullish akan batal. Dalam situasi tersebut, Pi Coin bisa bergerak turun ke US$0,188 atau bahkan lebih rendah, sehingga kerugian bisa makin besar akibat aksi jual panik.

Hedera’s 800% Fee Hike in 2026: Will It Bear Impact on HBAR’s Price?

31 December 2025 at 03:00

Hedera has attempted a modest recovery in recent sessions, yet HBAR remains capped below a key technical barrier. The altcoin continues to trade under the 23.6% Fibonacci Retracement level, limiting upside momentum. 

While Hedera is preparing structural changes for 2026, investors remain focused on whether these developments can meaningfully influence HBAR price performance.

Hedera Hikes Its Service Fee

Hedera announced in July that it will increase its ConsensusSubmitMessage transaction fee by 800% starting January 2026. The fee will rise from $0.0001 to $0.0008. ConsensusSubmitMessage transactions allow users to submit data to the Hedera network for trusted timestamping and ordering.

🚨Important update for Hedera users🚨

📢 Starting Jan 2026, #Hedera’s ConsensusSubmitMessage price moves from $0.0001 → $0.0008 (USD fixed).

Why?
✔️ Long-term sustainability
✔️ Predictable pricing
✔️ Still one of the lowest-cost options in Web3

— Hedera (@hedera) July 24, 2025

Despite the magnitude of the percentage increase, the absolute cost remains minimal. Industry participants have debated the precedent of higher network fees, yet the change is unlikely to materially affect demand. The fee adjustment primarily targets enterprise use cases and does not significantly alter the cost structure for most applications or users.

Hedera Holders Are More Bearish Than Bullish

Technical indicators reflect a cautious to bearish investor outlook. The Chaikin Money Flow, or CMF, remains well below the zero line, signaling sustained capital outflows from HBAR. This suggests that investors are reducing exposure rather than positioning for a recovery.

The absence of strong bullish macro signals has reinforced this trend. Risk appetite across altcoins remains muted, and HBAR has not attracted consistent inflows. Given current conditions, this bearish capital flow dynamic is likely to persist into 2026 unless broader sentiment improves materially.

Want more token insights like this? Sign up for Editor Harsh Notariya’s Daily Crypto Newsletter here.

HBAR CMF
HBAR CMF. Source: TradingView

Derivatives data further highlights weak macro momentum. The liquidation map shows that traders are positioning for downside risk. Short exposure in HBAR currently stands near $8.21 million, while long exposure is significantly lower at approximately $4.5 million.

This imbalance indicates that bearish contracts dominate market positioning. Traders appear more confident in a potential price decline than a sustained rebound. Such skewed positioning often amplifies downside volatility, especially during periods of low liquidity or negative market catalysts.

HBAR Liquidation Map.
HBAR Liquidation Map. Source: Coinglass

HBAR Price Needs To Flip This Critical Level Into Support

HBAR trades at $0.112 at the time of writing, holding above the immediate $0.109 support level. However, price remains constrained below the 23.6% Fibonacci Retracement line near $0.115. This confluence continues to act as a strong resistance zone, limiting upward progress.

The prevailing technical and on-chain signals suggest that any recovery attempt will likely remain shallow. Consolidation above $0.109 appears more probable than a decisive breakout for HBAR. This range-bound behavior reflects weak demand and limited speculative interest under current market conditions.

HBAR Price Analysis.
HBAR Price Analysis. Source: TradingView

A shift in the broader cryptocurrency market could alter this outlook. If macro conditions turn decisively bullish, HBAR may benefit from renewed risk appetite. Flipping the 23.6% Fibonacci level into support would confirm a recovery move, opening a potential path toward $0.120.

The post Hedera’s 800% Fee Hike in 2026: Will It Bear Impact on HBAR’s Price? appeared first on BeInCrypto.

Kenaikan Biaya Hedera 800% di 2026: Akankah Berpengaruh pada Harga HBAR?

31 December 2025 at 03:00

Hedera mencoba melakukan pemulihan sederhana dalam beberapa sesi terakhir, tapi HBAR tetap tertahan di bawah batas teknikal utama. Altcoin ini masih diperdagangkan di bawah level 23,6% Fibonacci Retracement, yang membatasi momentum kenaikannya.

Selagi Hedera menyiapkan perubahan struktural untuk tahun 2026, para investor masih fokus pada apakah perkembangan ini benar-benar bisa memengaruhi performa harga HBAR secara signifikan atau tidak.

Hedera naikan biaya layanan

Pada bulan Juli, Hedera mengumumkan bahwa mulai Januari 2026 mereka akan menaikkan biaya transaksi ConsensusSubmitMessage sebesar 800%. Biaya tersebut akan naik dari US$0,0001 menjadi US$0,0008. Transaksi ConsensusSubmitMessage memungkinkan pengguna mengirim data ke jaringan Hedera untuk pencatatan waktu dan urutan yang dapat dipercaya.

🚨Important update for Hedera users🚨

📢 Starting Jan 2026, #Hedera’s ConsensusSubmitMessage price moves from $0.0001 → $0.0008 (USD fixed).

Why?
✔️ Long-term sustainability
✔️ Predictable pricing
✔️ Still one of the lowest-cost options in Web3

— Hedera (@hedera) July 24, 2025

Walaupun persentase kenaikannya besar, biaya absolutnya tetap sangat kecil. Para pelaku industri mendiskusikan dampak dari kenaikan biaya jaringan, namun perubahan ini sepertinya tidak akan berdampak besar pada permintaan. Penyesuaian biaya ini terutama ditujukan untuk penggunaan tingkat perusahaan dan tidak banyak mengubah struktur biaya bagi sebagian besar aplikasi atau pengguna.

Holder Hedera Nampaknya Lebih Bearish daripada Bullish

Indikator teknikal menunjukkan sikap investor yang waspada hingga cenderung bearish. Chaikin Money Flow, atau CMF, masih berada jauh di bawah garis nol, menandakan adanya arus keluar dana dari HBAR secara terus-menerus. Data ini menunjukkan investor lebih memilih mengurangi eksposur daripada bersiap untuk pemulihan.

Belum adanya sinyal bullish makro yang kuat makin menegaskan tren ini. Minat risiko pada altcoin pun masih lesu, dan HBAR belum mendapatkan arus masuk dana yang konsisten. Dengan kondisi saat ini, dinamika arus modal bearish ini diprediksi akan berlanjut hingga 2026 kecuali ada perbaikan sentimen pasar yang signifikan.

Ingin insight token seperti ini? Daftar Newsletter Harian Crypto Editor Harsh Notariya lewat tautan ini.

HBAR CMF
HBAR CMF | Sumber: TradingView

Data derivatif juga menyoroti lemahnya momentum makro. Peta likuidasi memperlihatkan para trader kini lebih bersiap menghadapi risiko penurunan harga. Posisi short HBAR tercatat hampir mencapai US$8,21 juta, sedangkan posisi long jauh lebih rendah sekitar US$4,5 juta.

Ketidakseimbangan ini menandakan kontrak bearish mendominasi posisi pasar. Mayoritas trader nampaknya jauh lebih percaya diri terhadap kemungkinan penurunan harga daripada reli berkepanjangan. Posisi yang sangat timpang seperti ini sering memperbesar volatilitas ke bawah, apalagi saat likuiditas rendah atau muncul sentimen negatif di pasar.

HBAR Liquidation Map.
Peta Likuidasi HBAR | Sumber: Coinglass

Harga HBAR Perlu Berbalik Jadi Support di Level Penting Ini

Harga HBAR berada di US$0,112 pada waktu publikasi, masih bertahan di atas support langsung di US$0,109. Tapi, harga tetap terkunci di bawah garis 23,6% Fibonacci Retracement yang berada dekat US$0,115. Kedua level ini menjadi zona resistance kuat yang menahan pergerakan naik.

Sinyal teknikal dan on-chain yang dominan menunjukkan bahwa setiap percobaan pemulihan kemungkinan akan tetap dangkal. Konsolidasi di atas US$0,109 lebih mungkin terjadi daripada terjadinya breakout untuk HBAR secara tegas. Pola pergerakan dalam rentang ini mencerminkan lemahnya permintaan dan minat spekulatif yang terbatas di kondisi pasar saat ini.

HBAR Price Analysis.
Analisis Harga HBAR | Sumber: TradingView

Perubahan di pasar aset kripto secara keseluruhan bisa mengubah prospek ini. Jika kondisi makro benar-benar menjadi bullish, HBAR dapat mengambil keuntungan dari kembalinya minat risiko. Jika garis Fibonacci 23,6% berubah menjadi support, maka pergerakan pemulihan akan terkonfirmasi dan harga berpotensi menuju US$0,120.

Coinbase Lists Lighter’s LIT Token as Price Nears $3

31 December 2025 at 02:47

Coinbase said spot trading for Lighter’s LIT token will go live once liquidity conditions are met. This marks a major visibility milestone just hours after the token’s public launch. 

The announcement applies to regions where the LIGHTER-USD pair is supported and comes as LIT trades just below the $3 level during early price discovery. 

Coinbase Drives the Ligther Token Hype

The listing signal arrived on the same day Lighter completed its token generation event, releasing LIT into the market with roughly 25% of its 1 billion total supply circulating. 

Spot trading for Lighter (LIGHTER) will go live when liquidity conditions are met, in regions where trading is supported for our LIGHTER-USD trading pair. pic.twitter.com/TQPWLAPNeg

— Coinbase Markets 🛡️ (@CoinbaseMarkets) December 30, 2025

Early trading showed sharp volatility, with LIT initially selling off before stabilizing in the $2.7–$2.9 range, according to market data shared by participants.

Lighter launched LIT as the native token for its Ethereum-based perpetual futures exchange, positioning it as the protocol’s core asset for governance, incentives, and future fee mechanics. 

Ligther LIT Token Price Chart. Source: CoinGecko

Half of the total supply is allocated to the ecosystem, including a 25% community airdrop distributed to early users who accumulated points during 2025 incentive campaigns. 

Team and investor allocations remain locked for one year before vesting gradually over three years.

We are announcing the Lighter Infrastructure Token (LIT)! Lighter is building infrastructure for the future of finance and the native token is key to aligning incentives. In this thread, we will describe the structure of the token, broader vision, and roadmap of use cases.

— Lighter (@Lighter_xyz) December 30, 2025

Hyperliquid and Aster Under Competitive Pressure

Meanwhile, broader perp DEX tokens moved lower following LIT’s debut. Hyperliquid’s HYPE token slipped around 1.5% on the day, while Aster’s ASTER token also trended down, despite no protocol-specific announcements. 

Traders attributed the synchronized dip to short-term capital rotation and hedging as a new competitor entered the sector.

Historically, launches of large-cap perp DEX tokens have triggered temporary pressure across the category as liquidity fragments and traders rebalance exposure. 

Lighter’s entry adds another high-valuation protocol into an already competitive market dominated by established platforms with deep liquidity and entrenched user bases.

Hyperliquid Token Price Drops After Ligther Launch. Source: CoinGecko


Looking ahead, market participants will watch how LIT’s price behaves as airdrop recipients decide whether to hold or sell, and whether Lighter can convert launch-day attention into sustained trading activity. 

In the short term, volatility across perp DEX tokens is likely to remain elevated as the market absorbs the latest addition.

The post Coinbase Lists Lighter’s LIT Token as Price Nears $3 appeared first on BeInCrypto.

Coinbase listing token LIT milik Lighter saat harga mendekati US$3

31 December 2025 at 02:47

Coinbase mengatakan trading spot untuk token LIT milik Lighter akan mulai berjalan setelah kondisi likuiditas terpenuhi. Ini menjadi pencapaian besar dalam hal visibilitas hanya beberapa jam setelah token ini diluncurkan secara publik.

Pengumuman ini berlaku di wilayah yang mendukung pair LIGHTER-USD, dan hadir ketika LIT diperdagangkan sedikit di bawah level US$3 pada fase penemuan harga awal.

Coinbase dorong hype token Ligther

Sinyal listing ini datang di hari yang sama dengan Lighter menyelesaikan token generation event-nya, dan merilis LIT ke pasar dengan sekitar 25% dari total suplai sebanyak 1 miliar sudah beredar.

Spot trading for Lighter (LIGHTER) will go live when liquidity conditions are met, in regions where trading is supported for our LIGHTER-USD trading pair. pic.twitter.com/TQPWLAPNeg

— Coinbase Markets 🛡️ (@CoinbaseMarkets) December 30, 2025

Trading awal menunjukkan volatilitas tajam, karena LIT sempat mengalami penurunan harga sebelum stabil di kisaran US$2,7–US$2,9, menurut data pasar yang dibagikan para partisipan.

Lighter meluncurkan LIT sebagai native token untuk exchange perpetual futures berbasis Ethereum miliknya, dan menjadikan LIT sebagai aset inti protokol untuk tata kelola, insentif, dan mekanisme biaya di masa depan.

Grafik Harga Token Ligther LIT | Sumber: CoinGecko

Setengah dari total suplai dialokasikan untuk ekosistem, termasuk airdrop komunitas sebesar 25% yang dibagikan kepada pengguna awal yang telah mengumpulkan poin dari kampanye insentif tahun 2025.

Alokasi untuk tim dan investor akan terkunci selama satu tahun sebelum akhirnya mulai vesting secara bertahap selama tiga tahun.

We are announcing the Lighter Infrastructure Token (LIT)! Lighter is building infrastructure for the future of finance and the native token is key to aligning incentives. In this thread, we will describe the structure of the token, broader vision, and roadmap of use cases.

— Lighter (@Lighter_xyz) December 30, 2025

Hyperliquid dan Aster dalam Tekanan Persaingan

Sementara itu, token perp DEX lain secara umum bergerak turun setelah peluncuran LIT. Token HYPE milik Hyperliquid terkoreksi sekitar 1,5% hari itu, sedangkan token ASTER milik Aster juga ikut turun, meski tidak ada pengumuman khusus dari protokol tersebut.

Para trader menyebut penurunan serentak ini terjadi karena rotasi modal jangka pendek dan hedging, seiring masuknya pesaing baru ke sektor ini.

Secara historis, peluncuran token perp DEX kapitalisasi besar memang sering memicu tekanan sementara di kategori ini saat likuiditas terfragmentasi dan para trader menata ulang eksposurnya.

Kehadiran Lighter menambah satu lagi protokol dengan valuasi tinggi di tengah pasar yang sudah sangat kompetitif, di mana platform-platform besar dengan likuiditas dalam dan basis pengguna yang kuat masih mendominasi.

Harga Token Hyperliquid Turun Setelah Peluncuran Ligther | Sumber: CoinGecko


Ke depan, para pelaku pasar bakal melihat bagaimana pergerakan harga LIT, apakah para penerima airdrop memilih untuk hold atau menjual, serta apakah Lighter mampu mengubah sorotan hari peluncuran menjadi aktivitas trading yang berkelanjutan.

Dalam jangka pendek, volatilitas di antara token perp DEX kemungkinan akan tetap tinggi seiring pasar menyerap kehadiran pemain baru ini.

Monad Price Prepares for a 64% Surge— But a $50 Million Long Squeeze Looms Below

31 December 2025 at 01:00

Monad (MON) trades near $0.021, down 7% in the past 24 hours but still up 4% over the week. Monad price is also 56% below its post-listing high of $0.048.

Even with that drop, the chart still leans bullish because an inverse head and shoulders pattern is holding the structure together. That pattern survives as long as bulls hold one key level. Yet, bearish risks do not look distant.


Inverse Head and Shoulders Pattern Holds as Dip Buyers Step In

Monad continues to respect an inverse head and shoulders setup. That pattern is known for a bullish reversal when the price clears the neckline. Support has formed at $0.020. The neckline sits near $0.024.

A daily close above $0.024 confirms the breakout. That breakout signals a measured 64% move toward $0.040. And while the Monad price has corrected over 7% in the last 24 hours, dip buying support keeps the breakout hopes alive.

Money Flow Index (MFI) tracks buying pressure with price and volume. Between December 26 and 29, the price trended lower while MFI made higher highs. That is a bullish divergence. It shows possible dip buying and retail support.

Want more token insights like this? Sign up for Editor Harsh Notariya’s Daily Crypto Newsletter here.

Breakout Setup Active
Breakout Setup Active: TradingView

This behavior helps defend the pattern. If MFI drops under its recent swing low, the dip support weakens. If MFI clears recent highs, it strengthens the case for $0.024. Right now, retail buyers are doing just enough to keep $0.020 safe.


Derivatives Lean Long, But Squeeze Risk Builds Below $0.020

Derivative positioning shows why the setup feels unstable. On Hyperliquid’s 7-day MON-USD chart, liquidation clusters show a clear long bias. Long liquidations stack near $93.62 million. Short liquidations sit near $45.26 million.

Long liquidation pressure is more than 100% higher than short liquidation pressure. Traders are positioned for upside.

Liquidation Map
Liquidation Map: Coinglass

This creates risk. A close below $0.020 triggers a liquidation band where over 50% of the long cluster sits. That level includes $50.34 million in cumulative long leverage. A break could force a long squeeze and drag the price lower.

Monad Liquidation Leverage
Monad Liquidation Leverage: Coinglass

Sellers may be waiting for this trigger. If $0.020 fails, the liquidation loop accelerates the move.

On the flip side, a clear close above $0.024 liquidates most major Monad short clusters. That would confirm the breakout and open higher levels.


Key Monad Price Levels for Bulls and Bears

Monad trades between two levels that decide direction. Above $0.024, the breakout is active. The $0.029 area confirms momentum and could lead the move towards $0.040.

Below $0.020, the structure weakens. That exposes $0.016 and invalidates the pattern, breaking down the head of the inverse pattern. It turns the chart bearish again. Until then, the pattern leans bullish but barely.

Monad Price Analysis
Monad Price Analysis: TradingView

Right now, the market is waiting for the neckline or the long squeeze trap. One breakout unlocks the 64% move. One bear-led breakdown triggers the squeeze and makes $0.016 attainable.

The post Monad Price Prepares for a 64% Surge— But a $50 Million Long Squeeze Looms Below appeared first on BeInCrypto.

Harga Monad Bersiap untuk Reli 64%— namun US$50 Juta Long Squeeze Mengintai di Bawah

31 December 2025 at 01:00

Monad (MON) diperdagangkan di kisaran US$0,021, turun 7% dalam 24 jam terakhir, tapi masih naik 4% selama seminggu. Harga Monad juga 56% di bawah harga tertinggi setelah listing-nya di US$0,048.

Meskipun mengalami penurunan, grafiknya masih menyisakan peluang bullish karena pola inverse head and shoulders masih bertahan. Pola ini tetap kuat selama para bull bisa menjaga satu level kunci. Namun, risiko bearish sepertinya tidak jauh dari sini.


Pola Inverse Head and Shoulders Bertahan dan Pembeli Saat Koreksi Mulai Masuk

Monad masih mengikuti pola inverse head and shoulders. Pola ini dikenal sebagai tanda pembalikan bullish jika harga bisa menembus neckline. Support terbentuk di US$0,020. Neckline berada di kisaran US$0,024.

Jika penutupan harian berada di atas US$0,024, itu konfirmasi breakout. Breakout ini menandakan potensi kenaikan terukur sebesar 64% ke US$0,040. Walaupun harga Monad terkoreksi lebih dari 7% dalam 24 jam terakhir, support beli saat harga turun masih menjaga peluang breakout tetap terbuka.

Money Flow Index (MFI) mengukur tekanan beli berdasarkan harga dan volume. Antara tanggal 26 hingga 29 Desember, harga bergerak turun sedangkan MFI justru membentuk higher high. Ini adalah bullish divergence. Hal ini menunjukkan potensi akumulasi saat harga turun dan adanya dukungan dari trader ritel.

Mau dapat insight token seperti ini? Daftar Newsletter Harian Crypto Editor Harsh Notariya di sini.

Breakout Setup Active
Breakout Setup Masih Aktif | Sumber: TradingView

Perilaku ini membantu menjaga pola tetap bertahan. Jika MFI turun di bawah swing low terakhir, maka support saat harga turun akan melemah. Jika MFI menembus higher high baru, peluang tembus ke US$0,024 semakin kuat. Saat ini, pembeli ritel masih menjaga zona aman di US$0,020.


Derivatif Cenderung Long, tapi Risiko Squeeze Meningkat di Bawah US$0,020

Posisi derivatif menunjukkan mengapa setup ini terasa kurang stabil. Pada grafik MON-USD 7 hari Hyperliquid, klaster likuidasi memperlihatkan bias long yang jelas. Long likuidasi menumpuk di kisaran US$93,62 juta. Sementara, short likuidasi berada di US$45,26 juta.

Tekanan long likuidasi lebih dari 100% lebih besar dibanding tekanan short likuidasi. Para trader bersiap untuk pergerakan naik.

Liquidation Map
Peta Likuidasi | Sumber: Coinglass

Kondisi ini menimbulkan risiko. Jika harga turun di bawah US$0,020, maka akan memicu area likuidasi di mana lebih dari 50% long cluster berada. Level ini mencakup US$50,34 juta total leverage long. Jika tembus, potensi terjadi long squeeze yang bisa menyeret harga lebih rendah.

Monad Liquidation Leverage
Leverage Likuidasi Monad | Sumber: Coinglass

Penjual bisa saja sedang menunggu pemicu ini. Jika US$0,020 gagal dipertahankan, siklus likuidasi akan mempercepat penurunan.

Di sisi lain, jika penutupan harga jelas di atas US$0,024, itu akan melikuidasi sebagian besar klaster short Monad utama. Hal ini akan mengkonfirmasi breakout dan membuka peluang harga lebih tinggi.


Level Harga Monad Penting untuk Bull dan Bear

Harga Monad diperdagangkan antara dua level penting yang menentukan arah pergerakan. Jika harga menembus US$0,024, artinya breakout sudah aktif. Area US$0,029 menjadi konfirmasi momentum, dan bisa membawa harga ke US$0,040.

Jika harga turun di bawah US$0,020, maka struktur pola jadi lemah. Hal ini membuka potensi menuju US$0,016 dan mematahkan pola inverse head and shoulders, sehingga grafik kembali jadi bearish. Sampai saat itu, polanya masih berpihak bullish, meski tipis.

Monad Price Analysis
Analisis Harga Monad | Sumber: TradingView

Saat ini, pasar sedang menanti apakah neckline tertembus atau justru terjadi long squeeze trap. Satu breakout bisa membuka potensi reli 64%. Tapi kalau terjadi breakdown dari sisi bear, tekanan squeeze bisa menarik harga ke US$0,016.

Strive CIO Explains the Structure That Lets MicroStrategy’s Stock Beat Bitcoin | US Crypto News

31 December 2025 at 00:10

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee, settle in, and think beyond the daily price swings of Bitcoin. What if the story isn’t about timing the market, but about how a company’s structure quietly compounds value over the years? That’s the argument Strive CIO Jeff Walton is making about MicroStrategy (MSTR), a stock that, on the surface, moves with crypto, but underneath, he says, operates like a machine steadily increasing Bitcoin exposure per share.

Crypto News of the Day: Strive CIO Jeff Walton on Why Buying MSTR at 2.5x mNAV Still Beats Spot Bitcoin

Jeff Walton, Chief Risk Officer at Strive and founder and CEO of its subsidiary True North, says most investors fundamentally misunderstand MicroStrategy (MSTR).

Reflecting on his own 2021 purchases, Walton argues the stock should not be viewed as a leveraged Bitcoin proxy. Rather, investors should view MSTR as a capital markets engine designed to increase Bitcoin exposure per share over time.

Walton revealed he began buying MSTR in June 2021 at roughly 2.5x mNAV, believing the stock was already down 50%.

“Little did I know, the stock would fall another 80% from my cost basis,” he wrote, as MSTR collapsed nearly 90% from its February 2021 peak.

By late 2022, the company was trading near 1.3x mNAV, holding 129,999 Bitcoin while its notional debt briefly exceeded asset value. Despite being “down bad on paper,” Walton said the underlying math never broke.

“The company had REAL hard money, debt covenants weren’t egregious, and structurally everything on the horizon for crypto was bullish,” he said, citing the halving cycle, ETFs, elections, and interest rate shifts.

By mid-2023, Walton said he went “all in,” convinced the capital structure, not price action, was the real thesis.

That conviction, he argues, is what allowed long-term holders to survive one of the harshest drawdowns in crypto equity history.

How Time and Structure Changed the Risk Equation for MicroStrategy

Fast forward to late 2025, Walton notes that MicroStrategy now holds 672,497 Bitcoin. Notably, this is more than 12 times the size of the next-largest publicly traded corporate holder.

Top 100 Public BTC Treasury Companies
Top 100 Public BTC Treasury Companies. Source: Bitcoin Treasuries

More importantly, he says, the risk profile of his original shares has undergone a fundamental change.

“The 1x NAV per share price is 160% greater than the 2.5x mNAV shares I purchased back in June of 2021,” Walton wrote, adding that the rising NAV floor now sits above his original cost basis.

In his view, capital market activity steadily de-risked common equity while amplifying Bitcoin exposure per share.

From this point forward, Walton argues his 2021 shares can structurally outperform Bitcoin even if the company acquires zero additional BTC.

“There is materially more Bitcoin exposure in EACH share I purchased in 2021 than when I bought them,” he said, emphasizing that excess Bitcoin exposure has been accreted through dilution, preferred equity, and long-dated debt rather than price appreciation alone.

That framing drew support from market commentators, who argued investors were buying a system, not leverage.

“Bitcoin is a bearer asset. MicroStrategy is an operating system for acquiring Bitcoin using public-market incentives,” commented one analyst.

In Walton’s view, volatility itself became an input, effectively serving as fuel for accretion rather than a threat to the thesis.

But Is It A Structural Edge or a Cycle-Dependent Trade?

Strive CEO Matt Cole has echoed Walton’s view, recently stating that MSTR has outperformed Bitcoin and gold over five years. According to Cole, this could remain true even at $75,000 BTC or 1x mNAV.

The two most important words in investing are "Total Return" not "Average Cost".$MSTR has outperformed BTC and Gold over the last five years – and this will still be true at $75k BTC or at a 1x mNAV.

Zoom out, HODL, touch grass, and you'll outperform the bewildered haters. https://t.co/CQfvoWkynn pic.twitter.com/JBqDJKXblL

— Matt Cole (@ColeMacro) December 29, 2025

However, not everyone agrees that the structural edge is guaranteed going forward. Contrarian narratives argue that while five-year outperformance was real through mid-2025, MSTR materially underperformed Bitcoin during the second-half drawdown. Further, it has traded near or below 1x mNAV in recent weeks.

Elsewhere, Barchart indicates that MicroStrategy was the worst-performing Nasdaq-100 stock of 2025, down roughly 65% from its peak amid a broader crypto winter.

Critics like Peter Schiff dismissed the strategy entirely, arguing that Strategy’s average Bitcoin cost implies modest annual returns.

Others warned that sustained sub-1x mNAV conditions could theoretically prompt Bitcoin sales, a scenario CEO Phong Le has acknowledged would make “mathematical” sense, although management has stressed that it is unlikely.

Still, signs of institutional interest persist. According to industry commentary, large US banks are now exploring partnerships with Strategy, with Michael Saylor framing bank adoption, not price, as the defining Bitcoin narrative for 2026.

Phong Le says large U.S. banks want to partner with Strategy.

The same Wall Street that coordinated attacks on $MSTR now wants a seat at the table.

Saylor said major banks accepting Bitcoin will be the story of 2026. pic.twitter.com/ttfYagpvEv

— TFTC (@TFTC21) December 3, 2025

Will MSTR’s structure prove cycle-proof? Walton argues that time and capital structure do the real work, not timing.

Chart of the Day

Strategy Stock MSTR vs BTC Performance YTD
Strategy Stock MSTR vs BTC Performance YTD. Source: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

CompanyClose As of December 29Pre-Market Overview
Strategy (MSTR)$155.39$155.99 (+0.39%)
Coinbase (COIN)$233.77$234.39 (+0.27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$23.16$23.47 (+1.345)
MARA Holdings (MARA)$9.49$9.50 (+0.12%)
Riot Platforms (RIOT)$13.21$13.30 (+0.76%)
Core Scientific (CORZ)$15.08$15.09 (+0.066%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Strive CIO Explains the Structure That Lets MicroStrategy’s Stock Beat Bitcoin | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

Strive CIO Jelaskan Struktur yang Membuat Saham MicroStrategy Kalahkan Bitcoin | Berita Kripto AS

31 December 2025 at 00:10

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan utama seputar peristiwa kripto terpenting untuk hari ini.

Ambil secangkir kopi, duduk santai, dan pikirkan lebih dalam dari sekadar pergerakan harga Bitcoin harian. Bagaimana jika kisah utamanya bukan soal timing pasar, tapi soal bagaimana struktur sebuah perusahaan diam-diam menghasilkan nilai tambah selama bertahun-tahun? Inilah argumen yang sedang disampaikan CIO Strive, Jeff Walton, tentang MicroStrategy (MSTR), sebuah saham yang di permukaan bergerak bersama aset kripto, tapi menurutnya, di balik itu, bekerja seperti mesin yang terus meningkatkan eksposur Bitcoin per lembar saham.

Berita Kripto Hari Ini: CIO Strive Jeff Walton Jelaskan Kenapa Beli MSTR di 2,5x mNAV Masih Lebih Unggul daripada exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot

Jeff Walton, Chief Risk Officer di Strive sekaligus pendiri dan CEO dari anak perusahaannya True North, bilang kebanyakan investor mendasar salah paham tentang MicroStrategy (MSTR).

Mengenang pembeliannya di tahun 2021, Walton menyampaikan bahwa saham ini seharusnya tidak dipandang sebagai proxy Bitcoin yang memakai leverage. Melainkan, investor bisa melihat MSTR sebagai mesin di pasar modal yang dirancang untuk meningkatkan eksposur Bitcoin per saham dari waktu ke waktu.

Walton mengungkapkan bahwa ia mulai membeli MSTR pada Juni 2021 di kisaran 2,5x mNAV, karena percaya saham tersebut sudah turun 50%.

“Tidak saya sangka, sahamnya turun lagi 80% dari harga beli saya,” tulisnya, saat MSTR anjlok hampir 90% dari puncak Februari 2021.

Menjelang akhir 2022, perusahaan diperdagangkan di kisaran 1,3x mNAV, memegang 129.999 Bitcoin, dan nilai utangnya sempat melampaui nilai aset. Meskipun di atas kertas “rugi besar,” Walton ucapkan bahwa perhitungan dasarnya tak pernah rusak.

“Perusahaan punya hard money sungguhan, ketentuan utang tidak memberatkan, dan secara struktur, semua prospek di depan untuk kripto bersifat bullish,” ucapnya, dengan menyebut siklus halving, ETF, pemilu, dan perubahan bunga.

Pada pertengahan 2023, Walton menuturkan bahwa ia memutuskan “all in,” yakin struktur permodalan, bukan aksi harga, adalah tesis utama sesungguhnya.

Keyakinan itu, papar Walton, adalah alasan mengapa holder jangka panjang mampu bertahan di salah satu masa penurunan saham kripto terburuk dalam sejarah.

Bagaimana waktu dan struktur mengubah perhitungan risiko untuk MicroStrategy

Maju ke akhir 2025, Walton menjelaskan bahwa MicroStrategy kini memegang 672.497 Bitcoin. Jumlah ini bahkan lebih dari 12 kali lipat dibandingkan pemegang korporasi publik terbesar berikutnya.

Top 100 Public BTC Treasury Companies
100 Perusahaan Treasury BTC Publik Teratas | Sumber: Bitcoin Treasuries

Yang lebih penting lagi, menurut dia, profil risiko saham yang dulu ia beli sudah mengalami perubahan mendasar.

“Harga 1x NAV per saham kini 160% lebih tinggi dari saham 2,5x mNAV yang saya beli di Juni 2021,” tulis Walton, sambil menambahkan bahwa batas bawah NAV yang naik sekarang sudah di atas harga pokoknya.

Menurut pandangannya, aktivitas pasar modal secara bertahap mengurangi risiko saham biasa, sambil memperbesar eksposur Bitcoin per saham.

Selanjutnya, Walton menuturkan sahamnya dari 2021 secara struktur bisa mengungguli Bitcoin meski perusahaan tidak menambah BTC lagi sekalipun.

“Kini ada eksposur Bitcoin nyata yang lebih besar dalam SETIAP saham yang saya beli di 2021 daripada saat saya membelinya,” jelas dia, dengan menekankan bahwa kelebihan eksposur Bitcoin didapat lewat dilusi, ekuitas preferen, dan utang jangka panjang, bukan cuma kenaikan harga saja.

Pemikiran ini pun mendapat dukungan dari para komentator pasar, yang menyampaikan bahwa investor sebenarnya sedang membeli sistem, bukan leverage.

“Bitcoin adalah aset bearer. MicroStrategy adalah operating system untuk mendapatkan Bitcoin menggunakan insentif pasar publik,” komentar salah satu analis.

Bagi Walton, volatilitas justru berubah menjadi bahan bakar untuk pertumbuhan nilai, bukan ancaman terhadap tesisnya.

Nampaknya Ini Keunggulan Struktural atau Trade yang Bergantung pada Siklus?

CEO Strive Matt Cole pun sejalan dengan Walton, baru-baru ini menerangkan bahwa kinerja MSTR mengalahkan Bitcoin dan emas dalam lima tahun terakhir. Menurut Cole, hal ini bisa tetap terjadi bahkan di level BTC US$75.000 atau 1x mNAV.

The two most important words in investing are "Total Return" not "Average Cost".$MSTR has outperformed BTC and Gold over the last five years – and this will still be true at $75k BTC or at a 1x mNAV.

Zoom out, HODL, touch grass, and you'll outperform the bewildered haters. https://t.co/CQfvoWkynn pic.twitter.com/JBqDJKXblL

— Matt Cole (@ColeMacro) December 29, 2025

Tetapi, tidak semua orang sepakat bahwa keunggulan struktur ini pasti bertahan. Narasi kontra berpendapat bahwa walau lima tahun kinerjanya lebih baik hingga pertengahan 2025, MSTR justru underperformed Bitcoin saat market koreksi di paruh kedua. Selain itu, ia diperdagangkan di kisaran atau di bawah 1x mNAV dalam beberapa minggu terakhir.

Di sisi lain, Barchart menunjukkan bahwa MicroStrategy adalah saham Nasdaq-100 dengan kinerja terburuk di 2025, merosot sekitar 65% dari puncaknya di tengah crypto winter yang lebih luas.

Para kritikus seperti Peter Schiff langsung menolak strategi ini sepenuhnya, dan berpendapat bahwa rata-rata biaya Bitcoin dari Strategy hanya menghasilkan imbal hasil tahunan yang relatif kecil.

Orang lain memperingatkan bahwa kondisi mNAV di bawah 1x yang berkelanjutan secara teori bisa memicu penjualan Bitcoin, sebuah skenario yang CEO Phong Le juga akui masuk akal secara “matematika”, meski manajemen menegaskan kemungkinan itu sangat kecil.

Meski begitu, minat institusi tetap terlihat. Berdasarkan komentar dari industri, sejumlah bank besar di Amerika Serikat sekarang sedang menjajaki kerja sama dengan Strategy, sedangkan Michael Saylor menilai adopsi oleh bank, bukan harga, yang akan menjadi narasi utama Bitcoin di tahun 2026.

Phong Le says large U.S. banks want to partner with Strategy.

The same Wall Street that coordinated attacks on $MSTR now wants a seat at the table.

Saylor said major banks accepting Bitcoin will be the story of 2026. pic.twitter.com/ttfYagpvEv

— TFTC (@TFTC21) December 3, 2025

Apakah struktur MSTR bisa bertahan di semua siklus? Walton meyakini waktu dan struktur modal yang punya peran penting, bukan masalah timing.

Chart Hari Ini

Strategy Stock MSTR vs BTC Performance YTD
Kinerja Saham Strategy MSTR vs BTC YTD | Sumber: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Berikut rangkuman berita aset kripto AS lainnya yang perlu diikuti hari ini:

Gambaran Umum Pre-market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan per 29 DesemberRingkasan Pre-Market
Strategy (MSTR)US$155,39US$155,99 (+0,39%)
Coinbase (COIN)US$233,77US$234,39 (+0,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$23,16US$23,47 (+1,345)
MARA Holdings (MARA)US$9,49US$9,50 (+0,12%)
Riot Platforms (RIOT)US$13,21US$13,30 (+0,76%)
Core Scientific (CORZ)US$15,08US$15,09 (+0,066%)
Lomba pembukaan pasar saham kripto: Google Finance

One Last Hurdle Before Zcash Price Rallies Above $1,000? Here Is What The Charts Say

30 December 2025 at 23:00

Zcash (ZEC) has been one of the few clean trend performers this year. The token is flat in the past 24 hours but still up almost 30% in seven days, extending its three-month move to nearly 570%. Now, the Zcash price sits against a bullish channel resistance that has capped every breakout attempt since early December.

One more push could be different. The structure is bullish, but one confirmation still stands between Zcash and its long-delayed attempt at $1,000.


Zcash Tests Bullish Channel — But One Confirmation Is Needed

Zcash is trading near the upper boundary of a rising channel. This channel has guided the uptrend since early December. Price has respected every retest, but buyers need a clean daily close above the upper trendline to open higher targets.

The main missing piece is capital flow confirmation.

Chaikin Money Flow (CMF), which tracks buying strength using price and volume, has trended slightly lower while price trended higher between December 27 and 31. That is a mild bearish divergence. It tells us capital inflow slowed down even as prices pushed higher, which delays conviction.

Zcash Pattern
Zcash Pattern: TradingView

Want more token insights like this? Sign up for Editor Harsh Notariya’s Daily Crypto Newsletter here.

The CMF, which is still comfortably above the zero line, needs to break above its trendline and make a higher high above 0.13 to confirm strength. If that happens, the Zcash price could follow through. A return of big buyers would likely be the trigger for that CMF breakout. But the next metric shows that those buyers might already be returning.


Whales Accumulate, Smart Money Adds Exposure

Spot behavior is showing the first hints of support.

On the Solana Chain, Zcash whales increased balances by 3.53% in 24 hours, lifting their total to 10,587 ZEC. That is an addition of roughly 361 ZEC, equal to about $191,000 at the spot price.

Mega whales (top 100 wallets) also added 1%, taking their stash to 36,323 ZEC. That is also around 360 ZEC added, equal to another $190,000. Whales are not buying aggressively yet, but they are no longer absent. This hints that accumulation is restarting.

Whales Start Adding
Whales Start Adding: Nansen

Exchange balances support that view. ZEC supply on exchanges slipped slightly in the past day, signaling ongoing accumulation and reduced sell-side liquidity. It is small, but direction matters here.

The derivatives market agrees. Smart money positioning (non-retail accounts) shows a 22.48% increase in net long exposure. The biggest derivatives players remain net short overall, but their long positions increased faster than shorts (up 745%), which is rare this close to resistance unless a breakout is expected.

Long Positions Increase
Long Positions Increase: Nansen

This matters because whales often drive CMF higher. If whale inflows continue, the CMF trendline could break, which would confirm the channel breakout.


Zcash Price Target Of $1,000 Still Possible?

ZEC trades below the first trigger at $546. A close above that opens the door to $594. That is the real battle for the Zcash price.

If $594 breaks with CMF confirmation, pattern projection from the rising channel gives an 84% upside target, placing Zcash near $831 and beyond. That is the springboard. From that point, a secondary Fibonacci extension path aligns with a move toward $1,007 as the next major target, approximately 89% from the current level.

Zcash Price Analysis
Zcash Price Analysis: TradingView

Invalidation levels matter too. Losing $509 weakens momentum, whereas losing $479 flips the structure to neutral. If Zcash loses $437, it breaks the channel completely and cancels the bullish case.

As long as ZEC stays above $479, the channel remains valid. Above $594 with CMF support, the breakout is live.

The post One Last Hurdle Before Zcash Price Rallies Above $1,000? Here Is What The Charts Say appeared first on BeInCrypto.

Satu Rintangan Lagi sebelum Harga Zcash Reli di Atas US$1.000? Ini Kata Grafiknya

30 December 2025 at 23:00

Zcash (ZEC) menjadi salah satu performer tren bersih di tahun ini. Harga token ini stagnan dalam 24 jam terakhir, tetapi masih naik hampir 30% dalam tujuh hari, sehingga pergerakan tiga bulannya meningkat menjadi hampir 570%. Saat ini, harga Zcash berada pada resistance channel bullish yang menahan setiap upaya breakout sejak awal Desember.

Satu dorongan lagi mungkin akan berbeda. Strukturnya bullish, namun masih ada satu konfirmasi yang memisahkan Zcash dari upaya lama menuju US$1.000.


Zcash uji channel bullish, tapi satu konfirmasi masih dibutuhkan

Zcash saat ini diperdagangkan di dekat batas atas channel naik. Channel ini membimbing tren naik sejak awal Desember. Harga selalu bergerak sesuai tiap kali retest, tapi buyer perlu menutup harga harian di atas garis tren atas agar target lebih tinggi terbuka.

Komponen utama yang masih kurang adalah konfirmasi arus modal.

Chaikin Money Flow (CMF), indikator yang melacak kekuatan beli dari harga dan volume, bergerak agak menurun meski harga naik antara 27 hingga 31 Desember. Itu adalah sedikit divergensi bearish. Artinya, arus masuk modal mulai melambat walaupun harga masih naik, sehingga keyakinan buyer tertunda.

Zcash Pattern
Pola Zcash | Sumber: TradingView

Ingin mendapatkan insight token seperti ini? Daftar Newsletter Harian Crypto dari Editor Harsh Notariya di sini.

CMF yang masih cukup tinggi di atas garis nol, perlu menembus garis trennya dan mencetak level lebih tinggi di atas 0,13 untuk konfirmasi kekuatan. Jika itu terjadi, harga Zcash bisa mengikuti. Kembalinya buyer besar kemungkinan akan menjadi pemicu breakout CMF. Tapi, metrik berikut menunjukkan bahwa buyer besar mungkin sudah mulai kembali.


Whale akumulasi, smart money tambah eksposur

Perilaku spot mulai memberi sinyal dukungan pertama.

Di Solana Chain, Zcash whale menambah saldo sebanyak 3,53% dalam 24 jam, sehingga total mereka menjadi 10.587 ZEC. Itu bertambah sekitar 361 ZEC, setara sekitar US$191.000 di harga spot.

Mega whale (100 wallet teratas) juga menaikkan kepemilikan sebanyak 1%, sehingga total mereka menjadi 36.323 ZEC. Itu juga kenaikan sekitar 360 ZEC, setara sekitar US$190.000. Para whale belum membeli dengan agresif, tapi mereka sudah tidak absen lagi. Ini menjadi tanda bahwa akumulasi mulai berulang.

Whales Start Adding
Whale Mulai Menambah Kepemilikan | Sumber: Nansen

Saldo di exchange mendukung pandangan itu. Pasokan ZEC di exchange turun sedikit dalam satu hari terakhir, menandakan akumulasi terus berlanjut dan likuiditas jual menipis. Meski kecil, arahnya penting di sini.

Pasar derivatif juga setuju. Posisi smart money (akun non-retail) mencatat kenaikan 22,48% pada eksposur net long. Pemain derivatif terbesar masih net short secara keseluruhan, tapi posisi long mereka tumbuh lebih cepat (naik 745%) dibandingkan short, yang jarang terjadi jika mendekati resistance kecuali ada ekspektasi breakout.

Long Positions Increase
Posisi Long Bertambah | Sumber: Nansen

Hal ini penting karena aktivitas whale sering mendorong CMF naik. Jika aliran dana dari whale berlanjut, garis tren CMF bisa terlampaui yang akan mengonfirmasi breakout dari channel tersebut.


Target Harga Zcash Sebesar US$1.000 Masih Mungkin?

ZEC diperdagangkan di bawah pemicu pertama pada US$546. Penutupan harga di atas itu akan membuka jalan ke US$594. Di situlah pertempuran utama harga Zcash.

Jika US$594 tembus dengan konfirmasi CMF, proyeksi pola dari channel naik menargetkan kenaikan hingga 84%, menempatkan Zcash di dekat US$831 atau lebih. Itulah batu loncatan. Setelah itu, ekstensi Fibonacci sekunder mengarah ke target selanjutnya di kisaran US$1.007, sekitar 89% dari level sekarang.

Zcash Price Analysis
Analisis Harga Zcash | Sumber: TradingView

Level invalidasi juga penting. Jika kehilangan US$509, momentum akan melemah, sedangkan kehilangan US$479 akan membuat struktur menjadi netral. Jika Zcash kehilangan US$437, channel akan benar-benar terputus dan peluang bullish dibatalkan.

Selama ZEC bertahan di atas US$479, channel masih valid. Di atas US$594 dengan dukungan CMF, breakout sedang berlangsung.

Bitcoin Market Signals That Could Trigger a 2026 Breakout

30 December 2025 at 22:44

Bitcoin is entering the final stretch of the year in a paradoxical position. Institutional adoption has never been stronger, yet price action remains hesitant, weighed down by thin liquidity, legacy holder distribution, and uneven global flows.

As markets look ahead to 2026, the question is less about whether Bitcoin’s monetary case still holds and more about when price catches up to it.

Thin Liquidity Driving Short-Term Volatility

Bitcoin is closing the year holding to familiar holiday dynamics rather than new fundamental catalysts.

“With holiday conditions continuing to suppress liquidity, pockets of elevated spot volatility are arising, but are also unsurprising,” QCP analysts said.

The elevated spot volatility has been fueled by discretionary buying rather than forced positioning resets, the analysts said. QCP added that demand appears to be coming from spot and perpetual markets operating in thin conditions.

Part of the buying pressure appears to have come from Strategy, which revealed in a Monday filing that it purchased 1,229 Bitcoin last week for $108.8 million at an average price of $88,568 per coin.

Options Markets Signal Fragile Upside

Following the major options expiry on Friday, Bitcoin perpetual funding on Deribit jumped from near-flat levels to above 30%, reflecting a potentially optimistic shift in dealer exposure.

QCP noted that traders who were previously long gamma ahead of expiry, helping keep prices range-bound, are now effectively short gamma to the upside. As prices rise, those participants are forced to buy spot Bitcoin or near-dated call options to hedge, reinforcing upside momentum.

Monday’s QCP Capital note points to aggressive buying in perpetuals and demand for Bitcoin call options. QCP said a sustained move above $94,000 could open the door to a more pronounced gamma-driven squeeze.

On the downside, near-term risk hedging has eased. Put skew has declined after traders chose not to roll a large December $85,000 put position.

In addition, roughly 50% of open interest was wiped out following Friday’s record expiry, leaving a significant amount of capital sidelined. According to the QCP Capital note, as positioning rebuilds, volatility is likely to return, but direction remains uncertain.

Asia Accumulates as the US Sells

That uncertainty is playing out unevenly across regions. Laser Digital described the past week as exhibiting the usual holiday lull.

However, what stood out was a clear divergence in time-zone performance. Bitcoin and Ethereum both fell more than 3% during US trading hours, only to recover during Asian sessions.

The Laser Digital investor note attributed the pattern largely to year-end tax harvesting in the US, noting that crypto has underperformed most global assets this year. The result has been steady American selling pressure offset by overseas accumulation.

Despite the lull in market activity, Messari analysts have highlighted how crypto is being integrated at the highest institutional levels. Stablecoin supply is at an all-time high, and regulators are openly discussing on-chain market infrastructure.

“Yet it has almost never felt worse,” Messari’s end-of-year analyst note said, pointing to a growing disconnect between sentiment and reality.

Why Bitcoin Lagged in 2025

Bitcoin’s underperformance relative to gold and equities in late 2025 has raised doubts about its “digital gold” narrative. Gold is up over 60% year-to-date, equities are at record highs, and Bitcoin remains slightly negative.

Messari argues the weakness is not structural, but supply-driven.

Older, large-balance holders have been net sellers throughout 2025, taking advantage of deeper institutional liquidity. Earlier this year, Galaxy Digital facilitated the sale of 80,000 BTC from a single Satoshi-era investor. On-chain data shows addresses holding between 1,000 and 100,000 BTC have distributed hundreds of thousands of coins year-to-date.

At the same time, two major demand engines slowed. Digital Asset Treasury inflows weakened in October, and spot Bitcoin ETFs, previously consistent buyers, have turned into net sellers.

The market has been forced to absorb rising supply just as steady inflows paused.

Messari does not see this as a permanent impairment. “When in doubt, zoom out,” the analysts said, emphasizing that Bitcoin has endured longer and deeper relative drawdowns in past cycles before reasserting itself.

The 2026 Bitcoin Price Framework

Looking ahead, Messari argues that Bitcoin should no longer be analyzed through a simple four-year cycle lens. As a macro asset, its performance will increasingly hinge on broader forces, monetary policy, institutional allocation, and sovereign balance sheet decisions.

Still, Messari analysts see clear price frameworks emerging in 2026:

  • $86,000–$90,000 remains a critical structural support zone, reinforced by spot buying and reduced downside hedging demand.
  • $94,000 is the key upside trigger. A sustained break above this level could activate gamma-driven buying and reprice 2026 call options higher.
  • $100,000–$110,000 represents the next major psychological and structural resistance zone, where profit-taking from legacy holders may re-emerge.

Beyond that, a renewed institutional inflow cycle, via ETFs, corporate treasuries, or sovereign accumulation, would be required to sustain a move toward new all-time highs in 2026.

Long-Term Conviction Remains

Despite short-term frustration, Messari analysts remain firm on Bitcoin’s trajectory.

“Bitcoin has firmly established itself apart from all other cryptoassets and is undoubtedly the leading form of cryptomoney,” analysts wrote.

Bitcoin continues to outperform nearly every major token over multi-year horizons, driven by sustained institutional demand. Spot ETFs, led by BlackRock’s IBIT, have reshaped market structure, while nearly 200 companies now hold Bitcoin on their balance sheets.

Looking into 2026, Messari’s confidence rests on first principles. In a world of rising government debt, financial repression, and declining real yields, Bitcoin’s predictable monetary policy, self-custody, and global portability remain unmatched.

The post Bitcoin Market Signals That Could Trigger a 2026 Breakout appeared first on BeInCrypto.

Sinyal Pasar Bitcoin yang Bisa Picu Breakout di 2026

30 December 2025 at 22:44

Bitcoin memasuki akhir tahun dalam posisi yang paradoks. Adopsi institusional tidak pernah sekuat ini, tapi pergerakan harga justru masih ragu-ragu, karena likuiditas tipis, distribusi holder lama, dan arus global yang tidak merata.

Menjelang tahun 2026, pertanyaan bukan lagi soal apakah nilai moneter Bitcoin tetap berlaku, melainkan lebih kepada kapan harga bisa menyusul.

Likuiditas Tipis Dorong Volatilitas Jangka Pendek

Bitcoin menutup akhir tahun dengan mengikuti pola musiman libur seperti tahun-tahun sebelumnya, alih-alih dipicu oleh katalis fundamental baru.

“Dengan kondisi liburan yang masih menekan likuiditas, muncul beberapa lonjakan volatilitas spot yang tinggi, tapi hal ini juga tidak mengejutkan,” ujar analis QCP.

Volatilitas spot yang tinggi tersebut didorong oleh aksi beli secara diskresi, bukan karena penyesuaian posisi paksa, papar para analis. QCP menambahkan, permintaan nampaknya datang dari pasar spot dan perpetual yang bergerak di kondisi tipis.

Sebagian tekanan beli ini sepertinya berasal dari Strategy, yang melalui dokumen hari Senin mengungkap telah membeli 1.229 Bitcoin pekan lalu sebesar US$108,8 juta dengan harga rata-rata US$88.568 per koin.

Pasar options memberi sinyal reli yang rapuh

Setelah expired opsi besar pada Jumat lalu, funding rate perpetual Bitcoin di Deribit melonjak dari hampir datar menjadi di atas 30%, menggambarkan kemungkinan perubahan eksposur dealer yang lebih optimistis.

QCP mengamati bahwa para trader yang sebelumnya long gamma sebelum expiry dan menjaga harga tetap sideways, sekarang justru menjadi short gamma ke arah atas. Ketika harga naik, mereka terpaksa membeli spot Bitcoin atau opsi call jangka pendek untuk mengimbangi risiko, sehingga menguatkan pergerakan naik.

Catatan QCP Capital hari Senin pun menyoroti aksi pembelian agresif di perpetual serta permintaan opsi call Bitcoin. QCP menyebut jika harga mampu terus bertahan di atas US$94.000, maka tekanan buy dari gamma berpotensi memicu reli lanjutan.

Di sisi lain, perlindungan risiko jangka pendek mulai berkurang. Put skew turun setelah para trader memilih untuk tidak mengalihkan posisi put Desember senilai US$85.000 yang besar.

Ditambah lagi, sekitar 50% open interest hangus setelah masa expiry rekor pada Jumat, sehingga banyak modal saat ini hanya menunggu di pinggir lapangan. Menurut catatan QCP Capital, ketika posisi mulai terbangun ulang, volatilitas kemungkinan akan kembali, tapi arah market masih belum pasti.

Asia akumulasi saat AS jual

Ketidakpastian tersebut terasa berbeda-beda di setiap wilayah. Laser Digital menggambarkan pekan lalu sebagai periode liburan yang cenderung sepi seperti biasa.

namun, yang menarik adalah ada perbedaan kinerja yang jelas berdasarkan zona waktu. Bitcoin dan Ethereum sama-sama turun lebih dari 3% selama jam perdagangan AS, tapi berhasil rebound saat sesi Asia.

Catatan investor dari Laser Digital menyebut pola tersebut terjadi terutama karena aksi jual untuk keperluan pajak akhir tahun di AS, di mana aset kripto tahun ini kurang baik ketimbang mayoritas aset global lainnya. Akibatnya, tekanan jual dari Amerika terus berjalan, di sisi lain, akumulasi dari luar negeri menahan penurunan lebih lanjut.

Meski aktivitas market sedang lesu, analis Messari menyoroti bagaimana aset kripto kini sudah mulai diadopsi di level institusi tertinggi. Pasokan stablecoin berada di puncak sepanjang sejarah, bahkan regulator mulai terbuka membahas infrastruktur pasar on-chain.

“Tapi rasanya hampir tidak pernah seburuk ini,” terang catatan akhir tahun analisis Messari, menyoroti jurang lebar antara sentimen dengan kenyataan pasar.

Kenapa Bitcoin Tertinggal di 2025

Performa Bitcoin yang tertinggal dibanding emas dan ekuitas di akhir 2025 membuat narasi “emas digital” sempat dipertanyakan. Harga emas sudah naik lebih dari 60% sepanjang tahun ini, ekuitas mencetak rekor tertinggi, sedangkan Bitcoin masih sedikit negatif.

Messari menilai kelemahan ini bukan bersifat struktural, melainkan karena tekanan suplai.

Holder lama dengan saldo besar sudah banyak menjual selama 2025, memanfaatkan likuiditas institusi yang lebih dalam. Awal tahun ini, Galaxy Digital memfasilitasi penjualan 80.000 BTC milik satu investor era Satoshi. Data on-chain menunjukkan alamat yang memegang 1.000–100.000 BTC telah mendistribusi ratusan ribu koin sepanjang tahun ini.

Di saat bersamaan, dua mesin permintaan utama melambat. Aliran masuk Digital Asset Treasury melemah pada Oktober, sedangkan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot yang sebelumnya rajin membeli, kini justru menjadi net seller.

Pada akhirnya, market harus menyerap lonjakan pasokan, sementara aliran modal masuk malah terhenti.

Messari tidak melihat situasi ini sebagai hambatan permanen. “Kalau ragu, lihat jangka panjang,” ujar analis, menegaskan bahwa Bitcoin telah beberapa kali mengalami penurunan besar dalam siklus terdahulu, sebelum akhirnya bangkit kembali.

Kerangka Harga Bitcoin Tahun 2026

Ke depan, Messari menilai Bitcoin seharusnya tak lagi dianalisis sekadar dengan lensa siklus empat tahunan. Sebagai aset makro, kinerjanya kini makin bergantung pada berbagai faktor besar—seperti arah kebijakan moneter, alokasi institusi, dan keputusan neraca keuangan negara.

Meskipun begitu, para analis Messari melihat kerangka harga baru mulai terbentuk untuk 2026:

  • US$86.000–US$90.000 menjadi zona support struktural penting, seiring lonjakan beli spot dan permintaan hedging sisi bawah yang berkurang.
  • US$94.000 menjadi pemicu kenaikan utama. Jika terjadi breakout yang bertahan di atas level ini, tekanan beli oleh gamma bisa terjadi dan harga call option 2026 akan naik.
  • US$100.000–US$110.000 adalah resistance psikologis dan struktural besar berikutnya, tempat holder lama kemungkinan akan kembali profit taking.

Selain itu, siklus arus masuk institusi baru lewat ETF, kas perusahaan, atau akumulasi negara juga mutlak diperlukan agar Bitcoin mampu mencetak all-time high baru di 2026 nanti.

Keyakinan Jangka Panjang Masih Ada

Meski ada kekecewaan jangka pendek, analis Messari tetap yakin dengan arah pergerakan Bitcoin.

“Bitcoin sudah jelas membedakan dirinya dari semua aset kripto lainnya dan tidak diragukan lagi menjadi bentuk uang kripto terdepan,” tulis para analis.

Bitcoin terus mengungguli hampir semua token utama lain dalam jangka waktu beberapa tahun, didorong oleh permintaan institusi yang konsisten. Exchange-traded fund (ETF) spot, yang dipelopori oleh IBIT dari BlackRock, telah mengubah struktur pasar, sementara hampir 200 perusahaan kini menyimpan Bitcoin di neraca keuangan mereka.

Melihat ke tahun 2026, kepercayaan para analis Messari didasarkan pada prinsip utama. Di dunia dengan utang pemerintah yang meningkat, represi keuangan, dan yield riil yang menurun, kebijakan moneter Bitcoin yang dapat diprediksi, self-custody, serta portabilitas globalnya tetap tidak tertandingi.

Rekomendasi Crypto Terbaik Menjelang 2026 – XRP, Bitcoin, dan Ethereum

30 December 2025 at 22:35

Pasar kripto masih bertahan di kisaran kapitalisasi $3,06 triliun atau sekitar Rp51.262 triliun, sementara harga sebagian besar aset digital bergerak mendatar pasca penutupan bursa saham AS yang sedikit melemah. Di tengah kondisi ini, Ethereum mencatat kenaikan 2% dalam 24 jam terakhir, Bitcoin naik sekitar 1%, sedangkan XRP justru terkoreksi tipis sebesar 0,5%.

Ketiga aset ini tetap menjadi crypto utama yang paling menjanjikan untuk dimiliki sebelum memasuki tahun 2026. Namun perhatian investor kini juga mulai mengarah ke proyek baru berbasis Ethereum bernama SUBBD ($SUBBD), yang sedang menjalankan presale menjelang peluncurannya tahun depan.

Crypto Terbaik yang Bisa Dipertimbangkan untuk Investasi di Tahun 2026

Jika Anda tertarik untuk memulai investasi di tahun 2026, berikut ini beberapa daftar koin cryptocurrency terbaik yang layak dipertimbangkan untuk masuk ke dalam keranjang portofolio Anda.

Ripple (XRP)

Harga XRP saat ini berada di angka $1,86 atau sekitar Rp31.120, turun 1% dalam sepekan, 15% dalam sebulan, dan 10% secara tahunan. Meski begitu, sejak pemilu presiden AS pada November lalu yang membawa Donald Trump kembali ke Gedung Putih, XRP telah melonjak lebih dari 270%.

Prediksi harga XRP

Kemenangan Trump dianggap membawa angin segar bagi outlook jangka panjang Ripple, apalagi setelah penyelesaian konflik hukum antara Ripple dan SEC.

Secara teknikal, grafik harga XRP menunjukkan pola bullish pennant yang terbentuk selama beberapa bulan terakhir. Indikator seperti RSI dan MACD kini berada di zona oversold, yang telah berlangsung cukup lama, menandakan potensi breakout yang kian dekat. Lonjakan harga berpotensi terjadi awal tahun depan, terutama jika ETF XRP diluncurkan dan ekspansi global Ripple terus berlanjut.

Dalam skenario optimis, XRP berpeluang menyentuh $2 pada pekan pertama 2026, dan kembali ke $3 pada kuartal kedua. Kondisi ini memperkuat posisinya sebagai salah satu aset kripto paling menjanjikan untuk dimiliki sebelum pergantian tahun.

Bitcoin (BTC)

Harga Bitcoin hari ini mencapai $87.824 atau sekitar Rp1,47 miliar, dan masih bergerak dalam rentang konsolidasi antara $86.000 hingga $90.000 sejak pertengahan Desember. Dua level tersebut menjadi support dan resistance penting yang menentukan arah pasar dalam beberapa minggu ke depan.

Prediksi harga BTC

Walaupun BTC turun 3,5% dalam sebulan dan 6% sepanjang tahun, posisi harga saat ini masih jauh di atas level awal November 2024, sekitar $67.000. Banyak analis melihat potensi rebound, terutama jika Federal Reserve melakukan pemangkasan suku bunga tambahan tahun depan.

Secara teknikal, indikator MACD mulai mendekati level 0 setelah berada di posisi terendah selama beberapa minggu. Ini memberi sinyal bahwa momentum positif bisa segera kembali. Dalam jangka pendek, BTC diperkirakan kembali ke $90.000, dan untuk 2026, target harga jangka panjang bisa mencapai $200.000, menjadikannya aset crypto yang tidak bisa diabaikan menjelang akhir tahun.

Ethereum (ETH)

Ethereum menunjukkan performa yang lebih baik dibanding mayoritas altcoin hari ini. Harga ETH saat ini berada di $2.979 atau sekitar Rp498 juta, mencatat kenaikan 2% dalam 24 jam terakhir. Meski masih dalam fase pemulihan, ETH baru naik 1% dalam dua pekan terakhir, dan tetap turun 1% dalam sebulan serta 12,5% sepanjang tahun berjalan.

Prediksi harga ETH

Namun prospek jangka panjang Ethereum masih tetap menjanjikan. Sebagai jaringan layer-one terbesar di industri crypto, Ethereum tetap menjadi fondasi utama untuk stablecoin, aplikasi DeFi, dan tokenisasi aset dunia nyata. Saat ini, Ethereum menampung lebih dari $10,5 miliar aset real-world, sementara pesaing terdekatnya, BNB Chain, hanya mencatat sekitar $2 miliar.

Grafik harga ETH juga mulai memberikan sinyal positif. RSI (Relative Strength Index) mendekati angka 50, yang dapat menjadi sinyal awal breakout teknikal. Selain itu, pergerakan harga ETH dalam beberapa minggu terakhir membentuk pola bullish pennant yang berpotensi mendorong harga lebih tinggi.

Jika momentum ini berlanjut, ETH berpeluang naik menuju $3.500 dalam waktu dekat. Target jangka menengah untuk tahun 2026 berada di kisaran $5.000. Kombinasi fundamental kuat dan dominasi infrastruktur membuat Ethereum tetap menjadi salah satu crypto terbaik untuk dimiliki sebelum memasuki tahun baru.

Mengapa SUBBD Bisa Jadi Salah Satu Kisah Sukses 2026?

Meskipun Bitcoin, Ethereum, dan XRP masih menjadi pilihan utama, diversifikasi ke aset baru juga semakin relevan, khususnya token yang masih dalam tahap presale. Beberapa proyek presale berhasil mencetak lonjakan harga setelah listing karena basis komunitas yang kuat dan narasi utilitas yang menarik.

Salah satu contoh paling menonjol saat ini adalah SUBBD ($SUBBD), token ERC-20 yang telah mengumpulkan dana $1,4 juta atau sekitar Rp23,4 miliar dalam presale-nya. SUBBD dikembangkan untuk mendukung platform pembuatan konten berbasis AI dengan pendekatan yang berfokus pada industri konten.

Kreator dapat menggunakan alat AI untuk menciptakan karakter virtual, mengembangkan konten baru, dan menyederhanakan proses produksi. Penggunaan blockchain Ethereum memungkinkan sistem pembayaran di platform SUBBD berlangsung secara transparan, adil, dan instan, mengatasi banyak kendala yang sering terjadi pada platform konten konvensional. Ini menjadi nilai jual utama yang membedakan SUBBD dari proyek serupa lainnya.

Saat ini, harga token SUBBD berada di $0.057325. Proyek ini juga telah menarik lebih dari 38.000 pengikut di akun X (Twitter) resminya, menandakan tingkat antusiasme komunitas yang cukup tinggi sebelum peluncuran. Presale masih berlangsung, namun harga akan terus meningkat seiring mendekatnya akhir fase penjualan.

Bagi yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam AI Token ini, silakan kunjungi halaman prediksi harga SUBBD untuk melihat potensi proyek ini. Panduan lengkap tersedia di cara beli SUBBD, yang akan memandu Anda melalui proses pembelian dengan wallet kompatibel seperti Best Wallet. Untuk informasi lebih lanjut, bergabunglah di komunitas Telegram, dan akses situs resmi SUBBD guna membaca whitepaper dan roadmap pengembangan.

Beli SUBBD di Sini

Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.

The post Rekomendasi Crypto Terbaik Menjelang 2026 – XRP, Bitcoin, dan Ethereum appeared first on Cryptonews Indonesia.

❌