Normal view

Received today — 20 December 2025 Tech News & Update

Xiaomi Siap Luncurkan Alat Pelacak, Xiaomi Tag

16 December 2025 at 04:45

Xiaomi Tag


Teknologi.id — Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Xiaomi, dikabarkan tengah menyiapkan aksesori pelacak barang miliknya sendiri yang digadang-gadang akan menjadi pesaing langsung Apple AirTag. Produk yang dirumorkan bernama Xiaomi Tag ini disebut akan memperluas ekosistem Xiaomi sekaligus menghadirkan alternatif pelacak yang lebih kompetitif bagi pengguna Android.

Dengan basis pengguna yang sangat besar serta ekosistem perangkat yang luas, kehadiran Xiaomi Tag berpotensi mengguncang pasar pelacak Bluetooth yang selama ini didominasi Apple.

Apa Itu Xiaomi Tag?

Berdasarkan rumor dan laporan industri terbaru, Xiaomi Tag merupakan perangkat pelacak berbasis Bluetooth yang dikombinasikan dengan teknologi Ultra-Wideband (UWB). Fungsinya serupa dengan AirTag, yakni membantu pengguna menemukan barang pribadi seperti kunci, dompet, tas, atau koper dengan lebih mudah dan presisi.

Xiaomi Tag diperkirakan akan diperkenalkan bersamaan dengan peluncuran ponsel flagship Xiaomi 17 Ultra, yang dirumorkan meluncur pada 26 Desember 2025.

Dukungan Teknologi UWB, Lebih Akurat dari Bluetooth

Berbeda dari pelacak Bluetooth konvensional, Xiaomi Tag disebut akan mengintegrasikan teknologi UWB, standar radio yang juga digunakan oleh Apple AirTag. Teknologi ini memungkinkan ponsel mendeteksi jarak dan arah pelacak secara akurat, bukan sekadar perkiraan lokasi.

Dengan UWB, pengguna dapat diarahkan secara real-time menuju lokasi barang yang hilang, sehingga proses pencarian menjadi lebih cepat dan presisi dibandingkan pelacak Bluetooth biasa.

Terhubung dengan Jaringan Temukan Perangkat Saya Google

Salah satu keunggulan paling krusial dari Xiaomi Tag adalah potensi integrasinya dengan Jaringan Temukan Perangkat Saya (Find My Device) milik Google. Jaringan ini bekerja berbasis komunitas, mirip dengan fitur Find My milik Apple.

Melalui jaringan tersebut, perangkat Android di sekitar pelacak dapat secara anonim dan aman mengirimkan lokasi Xiaomi Tag kepada pemiliknya, bahkan ketika pelacak berada dalam kondisi offline. Dengan memanfaatkan jutaan perangkat Android di seluruh dunia, Xiaomi Tag berpeluang memiliki jangkauan pelacakan yang sangat luas.

Dukungan ini menjadi pembeda penting dibanding sistem pelacakan Android lama yang sebelumnya belum memiliki jaringan terintegrasi secara global.


Baca juga: Xiaomi Targetkan Robot Humanoid Jadi Tenaga Utama di Pabriknya pada 2030

Tantangan Keamanan dan Privasi

Di balik manfaatnya, perangkat pelacak berbasis Bluetooth Low Energy (BLE) juga menghadirkan tantangan serius terkait privasi dan keamanan. Teknologi ini bekerja dengan memancarkan sinyal yang dapat dideteksi oleh perangkat di sekitarnya, sehingga berpotensi disalahgunakan untuk pelacakan ilegal.

Berbagai studi industri dan akademis telah menyoroti risiko seperti pemalsuan sinyal, manipulasi data, hingga penguntitan tanpa izin. Untuk mengatasi hal tersebut, sistem operasi seperti Android dan iOS telah menghadirkan fitur anti-penguntit yang memberi peringatan jika pelacak tak dikenal bergerak bersama pengguna.

Namun, efektivitas fitur ini sangat bergantung pada pembaruan perangkat lunak dan konsistensi dukungan perangkat di seluruh ekosistem.

Strategi Xiaomi Agar Xiaomi Tag Kompetitif

Agar Xiaomi Tag dapat menjadi pilihan jangka panjang yang terpercaya, ada beberapa aspek penting yang perlu diperkuat:

  • Daya tahan baterai: Idealnya mampu bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, dengan sistem penggantian baterai yang mudah.

  • Kompatibilitas luas: Tidak terbatas pada ponsel Xiaomi saja, tetapi juga optimal di berbagai merek Android lain.

  • Keamanan data: Enkripsi kuat, pembaruan firmware rutin, dan kebijakan privasi yang transparan.

  • Ekosistem aksesori: Dukungan gantungan kunci, dompet pintar, hingga integrasi mendalam dengan aplikasi harian.

Dengan pendekatan ini, Xiaomi tidak hanya menawarkan harga yang kompetitif, tetapi juga pengalaman pengguna yang matang dan aman.

Kesimpulan

Kehadiran Xiaomi Tag menegaskan ambisi Xiaomi untuk bersaing langsung dengan Apple AirTag di pasar pelacak pintar. Dukungan UWB, integrasi dengan Jaringan Google, serta potensi harga yang lebih terjangkau menjadikan Xiaomi Tag sebagai ancaman serius bagi dominasi Apple.

Meski begitu, keberhasilan Xiaomi Tag akan sangat ditentukan oleh stabilitas perangkat lunak, perlindungan privasi, dan kepercayaan pengguna dalam jangka panjang. Jika semua aspek tersebut terpenuhi, Xiaomi Tag berpeluang menjadi solusi pelacakan Android yang andal dan relevan di masa depan.

(jf)

Bukan Monitor Murah Biasa! Lenovo Legion Gen 10 Rilis dengan 320Hz & Panel Pro

20 December 2025 at 00:51

Foto: Lenovo

Teknologi.id – Industri perangkat keras komputer (hardware) menutup tahun 2025 dengan sebuah kejutan besar yang bisa dibilang "merusak harga pasar". Selama ini, para gamer dengan anggaran terbatas selalu dihadapkan pada dilema klasik: memilih monitor yang cepat (refresh rate tinggi) namun warnanya pucat, atau memilih monitor dengan warna akurat namun gerakannya lambat.

Lenovo, melalui lini gaming andalannya, Legion, baru saja menghapus dilema tersebut, lenovo resmi meluncurkan jajaran monitor Legion Generasi ke-10 (Gen 10 Series) yang membawa spesifikasi kelas dewa ke segmen harga rakyat.

Dengan banderol harga mulai dari Rp 1 jutaan, monitor ini tidak hanya menawarkan kecepatan refresh rate hingga 320Hz, tetapi juga akurasi warna 99% DCI-P3. Kombinasi "maut" ini disebut-sebut sebagai lonceng kematian bagi monitor-monitor lawas yang masih berharga mahal namun minim fitur.

Definisi Ulang "Monitor Murah"

Istilah "monitor gaming murah" biasanya identik dengan kompromi. Sering kali, pengguna harus puas dengan panel TN yang sudut pandangnya buruk, atau refresh rate yang mentok di 75Hz atau 144Hz.

Namun, Lenovo Legion Gen 10 mendobrak stigma tersebut. Seri ini hadir dalam dua varian utama, yakni seri Pro dan Non-Pro. Kehadiran seri ini seolah mengirim pesan keras kepada kompetitor bahwa teknologi tinggi tidak harus selalu mahal.

Bagi gamer kompetitif terutama pemain First Person Shooter (FPS) seperti Valorant, Counter-Strike 2, atau Overwatch, kecepatan adalah segalanya. Setiap milidetik sangat berharga. Dengan dukungan refresh rate mencapai 320Hz (pada varian tertingginya), monitor ini menawarkan kehalusan pergerakan gambar yang sulit ditandingi di kelas harganya. Musuh yang bergerak cepat akan terlihat lebih jelas, tanpa efek bayangan (ghosting) atau patah-patah (tearing) yang mengganggu bidikan.

Baca juga: Harga Nyaris Rp 100 Juta! Lenovo Legion 9i Resmi Meluncur di Indonesia

Warna Akurat: Bukan Cuma Buat Main Game

Satu hal yang membuat peluncuran ini sangat menarik adalah perhatian Lenovo pada kualitas visual, bukan sekadar kecepatan. Biasanya, monitor dengan refresh rate super tinggi mengorbankan kualitas warna demi mengejar performa waktu respons. Akibatnya, warna terlihat pudar (washed out).

Lenovo mengatasi masalah ini dengan menyematkan panel yang mampu mencakup 99% DCI-P3 color gamut. Bagi yang belum familier, DCI-P3 adalah standar rentang warna yang digunakan dalam industri film digital Amerika Serikat. Cakupan 99% berarti monitor ini mampu menampilkan variasi warna yang sangat luas, hidup, dan akurat, jauh di atas standar sRGB biasa.

Artinya, monitor ini adalah "Hybrid Beast". Di pagi hari, ia bisa digunakan oleh seorang desainer grafis, editor video, atau fotografer untuk bekerja dengan presisi warna tinggi layaknya monitor studio profesional. Di malam hari, monitor yang sama bisa berubah menjadi mesin gaming buas yang siap melibas game dengan frame rate tinggi.

Fleksibilitas inilah yang menjadi nilai jual utama, terutama bagi para konten kreator gaming yang membutuhkan kedua aspek tersebut (akurasi warna untuk editing dan kecepatan untuk gameplay).

Desain Elegan dan Fitur Pendukung

Selain spesifikasi jeroan yang gahar, Lenovo juga tidak melupakan estetika. Lini Legion Gen 10 ini tetap membawa bahasa desain khas Legion yang minimalis namun futuristik. Bezel (bingkai layar) dibuat sangat tipis di ketiga sisinya, memberikan kesan immersive yang mendalam saat bermain game atau menonton film.

Penyangga (stand) monitor juga dirancang ergonomis, memungkinkan pengguna untuk mengatur kemiringan dan ketinggian agar sesuai dengan posisi duduk yang nyaman, mengurangi risiko sakit leher saat sesi gaming maraton. Fitur perlindungan mata (eye care) juga disematkan untuk meminimalisir paparan sinar biru (blue light) yang berbahaya, menjaga mata tetap segar meski menatap layar berjam-jam.

Persaingan Pasar Monitor 2026

Peluncuran Lenovo Legion Gen 10 dengan harga mulai Rp 1 jutaan ini diprediksi akan memicu perang harga baru di pasar monitor Indonesia pada awal tahun 2026.

Merek-merek lain yang selama ini nyaman bermain di segmen entry-level dengan spesifikasi standar (100Hz-144Hz sRGB) kini harus waspada. Konsumen yang cerdas tentu akan membandingkan spesifikasi apple-to-apple. Jika dengan harga yang sama mereka bisa mendapatkan 320Hz dan warna sekelas laptop editing, sulit bagi produk lain untuk bersaing tanpa melakukan inovasi dengan harga yang sama.

Langkah Lenovo ini juga menjadi angin segar bagi pertumbuhan industri esports dan ekonomi kreatif di Indonesia. Untuk pasar Indonesia monitor Lenovo Legion 24-10 dibandrol dengan harga mulai dari: Rp1.829.000 dengan ukuran layar mulai dari 24 inch. 

Baca juga: Lenovo Tembus Batas: Laptop Gaming dengan Layar Fleksibel Ultrawide Siap Dipasarkan

Foto: Lenovo

Dengan perangkat berkualitas tinggi yang semakin terjangkau, hambatan (barrier to entry) bagi talenta muda untuk menjadi atlet esports atau konten kreator profesional menjadi semakin rendah.

Lenovo Legion Gen 10 bukan sekadar monitor baru; ini adalah standar baru. Ia membuktikan bahwa di era teknologi yang semakin maju, kesenjangan antara perangkat "Pro" dan "Budget" semakin tipis.

Bagi Anda yang saat ini masih menggunakan monitor 60Hz lama yang warnanya mulai memudar, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk pensiunkan layar tersebut. Kiamat bagi layar lelet telah tiba, dan penggantinya hadir dengan harga yang sangat masuk akal.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Received yesterday — 19 December 2025 Tech News & Update

7 Aplikasi Nonton Film Terbaik di Android dan iPhone, Gratis dan Legal!

19 December 2025 at 19:07

Foto: diajartekno.com

Teknologi.id - Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat menikmati hiburan, khususnya dalam mengonsumsi konten sinematik. Jika dahulu menonton film berkualitas mengharuskan seseorang datang ke bioskop atau berlangganan televisi kabel yang mahal, kini aktivitas tersebut dapat dilakukan hanya melalui genggaman ponsel pintar. Fenomena pergeseran kebiasaan menonton dari layar lebar ke layar ponsel (mobile streaming) kian masif di Indonesia, seiring dengan semakin terjangkaunya akses internet cepat. Di tengah banyaknya situs ilegal yang berisiko membawa perangkat lunak berbahaya, kebutuhan akan platform streaming yang resmi, aman, namun tetap ramah di kantong menjadi prioritas bagi banyak pengguna Android maupun iPhone.

Transformasi Layanan Streaming Hiburan Digital

Akses terhadap film-film berkualitas kini tidak lagi terbatas pada layanan berbayar dengan biaya langganan bulanan yang tinggi. Berbagai pengembang layanan Over-The-Top (OTT) mulai mengadopsi model bisnis yang lebih inklusif untuk menjangkau pasar di Indonesia. Berdasarkan data terkini, platform streaming legal kini menyediakan opsi akses gratis yang didukung oleh iklan atau sering disebut dengan model AVOD (Advertising Video on Demand). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memerangi pembajakan sekaligus memberikan opsi bagi pengguna yang memiliki anggaran terbatas namun tetap ingin menghargai hak kekayaan intelektual para sineas.

Aplikasi-aplikasi ini menawarkan kurasi konten yang beragam, mulai dari drama Korea yang sedang populer, film lokal Indonesia yang memenangkan penghargaan, hingga serial orisinal yang diproduksi secara eksklusif. Kemudahan akses melalui toko aplikasi resmi seperti Google Play Store dan Apple App Store memastikan bahwa keamanan data pengguna lebih terjaga dibandingkan saat mengakses situs-situs streaming tidak resmi. Inti dari kehadiran platform ini adalah memberikan fleksibilitas waktu dan tempat bagi pengguna tanpa harus khawatir akan pelanggaran hukum atau ancaman siber.

Baca juga: 5 Raja Streaming Musik 2025: Siapa Juara Lossless dan Siapa Jagoan AI?

Pilihan Aplikasi Terbaik untuk Streaming Film

Untuk memberikan pengalaman menonton yang maksimal, ketujuh aplikasi pilihan ini menyematkan berbagai fitur canggih yang dioptimalkan untuk perangkat seluler. Berikut adalah rincian fungsionalitas dan teknologi yang dibawa oleh masing-masing platform:

1. Viu

Foto: jalantikus.com

Viu telah lama dikenal sebagai gudangnya drama Asia, terutama konten dari Korea Selatan. Keunggulan utama aplikasi ini terletak pada kecepatan pembaruan kontennya. Seringkali, sebuah episode drama terbaru sudah dapat dinikmati dengan teks bahasa Indonesia hanya dalam hitungan jam setelah tayang di negara asalnya. Teknologi kompresi video yang digunakan Viu memungkinkan pengguna menonton dengan kualitas tinggi namun tetap hemat kuota data. Selain opsi premium, banyak judul film dan serial yang tersedia secara cuma-cuma dengan sisipan iklan di sela penayangan.

2. Vidio

Foto: teknoking.id

Sebagai platform lokal yang sangat dominan, Vidio menawarkan kombinasi konten yang unik. Selain film dan serial, Vidio memiliki fitur live streaming untuk berbagai stasiun televisi nasional. Keunggulan teknisnya terletak pada integrasi siaran olahraga langsung. Bagi pengguna gratis, Vidio menyediakan berbagai judul film Indonesia lawas dan konten orisinal (Vidio Originals) episode awal yang dapat diakses tanpa biaya. Antarmuka aplikasi ini dirancang sangat intuitif, sehingga memudahkan pengguna lintas usia untuk mengoperasikannya.

3. WeTV

Foto: bergaya.id

WeTV menjadi primadona bagi penggemar drama Tiongkok (C-Drama) dan serial lokal Indonesia yang viral. Fitur yang paling disukai pengguna adalah kemampuan untuk menyesuaikan resolusi video mulai dari 144p hingga kualitas Full HD 1080p. Bagi pengguna yang tidak berlangganan, WeTV menerapkan sistem "tunggu untuk gratis" di mana episode terbaru akan terbuka untuk publik setelah beberapa hari tayang bagi pengguna VIP. Ini adalah strategi yang adil bagi pengguna gratisan untuk tetap bisa mengikuti tren tanpa biaya.

4. iQIYI

Foto: jalantikus.com

Aplikasi ini menawarkan pengalaman menonton dengan visual yang tajam. iQIYI sangat menonjol dalam penyediaan konten anime dan drama Asia. Salah satu teknologi unggulannya adalah fitur multibahasa yang sangat lengkap dan pengaturan personalisasi tontonan yang cerdas. Pengguna gratis dapat menikmati sebagian besar konten dengan kualitas standar yang sudah cukup nyaman dipandang di layar ponsel berukuran besar sekalipun.

5. Vision+

Foto: blog.visionplus.id

Dikelola oleh MNC Group, Vision+ memiliki keunggulan pada akses kanal televisi terlengkap. Aplikasi ini sangat stabil saat digunakan untuk streaming dalam waktu lama. Pengguna dapat menikmati berbagai film pendek dan serial orisinal secara gratis dalam kategori tertentu. Keamanan akses dan kemudahan masuk menggunakan nomor ponsel menjadi nilai tambah bagi pengguna di Indonesia yang mengutamakan kepraktisan.

6. Catchplay+

Foto: play.google.com

Jika platform lain berfokus pada serial, Catchplay+ lebih menonjol pada koleksi film layar lebar dunia, termasuk film-film blockbuster Hollywood. Mereka memiliki kategori "Gratis" yang diperbarui secara berkala setiap bulannya. Teknologi streaming yang digunakan sangat mumpuni untuk menangani rasio layar bioskop ke layar ponsel tanpa banyak distorsi visual, memberikan sensasi menonton yang lebih sinematik.

7. Maxstream

Foto: bergaya.id

Aplikasi milik Telkomsel ini bertindak sebagai aggregator yang mengumpulkan konten dari berbagai platform lain. Maxstream memungkinkan pengguna untuk menonton film tanpa harus berpindah-pindah aplikasi secara berlebihan. Terdapat banyak konten eksklusif dan film lokal yang bisa diakses secara cuma-cuma, terutama bagi pengguna yang sudah berada dalam ekosistem operator seluler terkait.

Baca juga: 10 Rekomendasi Situs Terbaik untuk Nonton Drama Korea Gratis

Kemudahani Streaming Film di Era Digital

Menonton film secara gratis dan legal kini bukan lagi hal yang mustahil berkat kehadiran aplikasi streaming seperti Viu, Vidio, hingga Maxstream. Pilihan platform yang beragam memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk memilih konten sesuai preferensi, mulai dari drama Asia hingga film Hollywood. Dengan memanfaatkan aplikasi resmi, pengguna tidak hanya mendapatkan pengalaman menonton yang stabil dan aman dari ancaman digital, tetapi juga turut berkontribusi dalam mendukung keberlangsungan industri film secara sehat. Di masa depan, integrasi antara kecerdasan buatan dan personalisasi konten diprediksi akan membuat aplikasi-aplikasi ini semakin cerdas dalam merekomendasikan tontonan yang sesuai dengan selera setiap individu.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Dicari Juara Adu Pantat! Turnamen Esports Ketsu Battler Buka Pendaftaran

19 December 2025 at 22:54

Foto: Kayac

Teknologi.id – Dunia esports biasanya identik dengan kecepatan jari, refleks mata yang tajam, dan strategi otak yang brilian. Atlet esports profesional dikenal lewat kemampuan mereka menggerakkan mouse atau menekan tombol controller dengan presisi milidetik. Namun, stigma itu hancur lebur dengan hadirnya sebuah turnamen baru yang sangat "nyeleneh" dari Jepang.

Lupakan keyboard, mouse, atau gamepad biasa. Di turnamen ini, senjata utama Anda adalah pantat. Sebuah kompetisi esports resmi untuk game berjudul "Ketsu Battler" tengah menjadi buah bibir komunitas gamer global. Turnamen ini tidak menuntut kecepatan tangan, melainkan kelincahan pinggul dan kekuatan otot gluteus para pesertanya.

Ketsu Battler: Ketika Bokong Jadi Kontroler

Game yang menjadi pusat perhatian ini adalah Ketsu Battler. Dalam bahasa Jepang, "Ketsu" secara harfiah berarti pantat atau bokong. Dikembangkan oleh studio game kreatif asal Jepang bernama Kayac, game ini dirilis untuk platform Nintendo Switch pada Desember 2024 lalu.

Konsepnya sederhana namun absurd: ini adalah game fighting atau pertarungan 1 lawan 1. Namun, alih-alih menekan tombol 'X' untuk memukul atau 'B' untuk menendang, pemain harus menggerakkan tubuh bagian bawah mereka secara fisik.

Sensor Joy-Con pada Nintendo Switch akan mendeteksi gerakan pinggul pemain. Semakin kencang Anda menggoyangkan pantat, semakin kuat serangan karakter Anda di layar. Jika Anda ingin karakter Anda bertahan atau menghindar, Anda harus memosisikan bokong Anda ke arah tertentu.

Ini mengubah definisi "adu mekanik" di dunia esports. Jika biasanya penonton terpukau melihat jari jemari atlet yang menari di atas keyboard, di turnamen Ketsu Battler, penonton akan disuguhi pemandangan para atlet yang meliuk-liuk dan menggoyangkan pinggul mereka dengan penuh semangat di atas panggung.

Baca juga: Nintendo Switch 2: Performa Setara GTX 1050 Ti, Layak Upgrade?

Digelar di Panggung Bergengsi

Meskipun terdengar seperti lelucon April Mop, turnamen ini 100% serius dan resmi. Kompetisi ini akan menjadi bagian dari ajang bergengsi GBVS Cygames Cup 2026 Special Battle, sebuah event besar yang biasanya mempertandingkan game fighting kelas berat seperti Granblue Fantasy Versus.

Masuknya Ketsu Battler ke dalam jajaran game yang dipertandingkan menunjukkan bahwa pihak penyelenggara ingin memberikan penyegaran dan hiburan komedi di tengah ketegangan kompetisi esports yang serius.

Turnamen ini dijadwalkan akan mempertemukan para "petarung bokong" terbaik untuk memperebutkan gelar juara yang mungkin akan menjadi gelar paling unik sepanjang sejarah esports.

Pendaftaran Masih Sepi, Peserta Malu?

Pendaftaran turnamen ini sejatinya sudah dibuka sejak tanggal 12 Desember 2025 dengan sistem first come, first served (siapa cepat dia dapat). Pihak penyelenggara menyediakan kuota maksimal untuk 128 peserta. Jumlah yang cukup standar untuk sebuah side-tournament. Namun, hingga berita ini diturunkan, tercatat baru ada 46 orang yang mendaftarkan diri.

Angka ini memunculkan spekulasi jenaka di kalangan netizen. Apakah game-nya kurang populer? Atau, apakah para gamer jagoan sebenarnya merasa malu untuk menggoyangkan pantat mereka di depan umum dan disiarkan secara live streaming ke seluruh dunia?

Memang dibutuhkan tingkat kepercayaan diri yang luar biasa tinggi untuk mengikuti turnamen ini. Bayangkan, Anda harus berdiri di panggung, membelakangi atau menyamping dari penonton, lalu melakukan gerakan-gerakan pinggul yang eksplosif demi mengalahkan lawan. Ini bukan hanya soal skill bermain game, tapi juga soal membuang rasa jaim (jaga image).

Inovasi Kayac: Spesialis Game 'Nyeleneh'

Bagi mereka yang mengikuti industri kreatif Jepang, nama pengembang Kayac mungkin sudah tidak asing. Perusahaan ini memang dikenal sebagai spesialis konten-konten viral yang aneh dan mendobrak batas kewajaran.

Sebelum Ketsu Battler, Kayac dikenal luas sebagai otak di balik Unko Museum (Museum Kotoran) di Jepang, sebuah instalasi seni interaktif yang bertema kotoran manusia namun dikemas dengan warna-warni pastel yang kawaii (imut).

Filosofi Kayac tampaknya selalu konsisten: membuat orang tertawa sambil menikmati teknologi. Ketsu Battler adalah manifestasi terbaru dari filosofi tersebut. Mereka memanfaatkan teknologi sensor gerak (motion control) Nintendo Switch yang canggih bukan untuk simulasi olahraga tenis atau golf yang elegan, melainkan untuk adu bokong.

Foto: Nintendo Switch

Masa Depan Esports Fisik?

Terlepas dari keanehannya, turnamen Ketsu Battler membawa kembali nuansa fisik ke dalam video game. Ini mengingatkan kita pada era kejayaan Nintendo Wii atau Xbox Kinect, di mana bermain game juga berarti membakar kalori.

Dalam konteks kesehatan, ini mungkin turnamen esports paling sehat. Peserta dipaksa berdiri, bergerak aktif, dan melatih otot inti (core muscle) serta otot kaki mereka. Tidak akan ada risiko cedera lorong karpal (carpal tunnel syndrome) yang biasa menghantui atlet esports konvensional, meskipun risiko sakit pinggang atau kram otot bokong mungkin mengintai.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Daftar Lengkap Game Baru yang Rilis di Bulan Desember 2025

Bagi penonton, ini adalah hiburan murni. Melihat keseriusan wajah peserta yang kontras dengan gerakan tubuh mereka yang lucu akan menjadi daya tarik utama. Komentator pertandingan (caster) juga dipastikan akan memiliki tantangan berat untuk menahan tawa saat menganalisis jalannya pertandingan.

Turnamen Ketsu Battler di GBVS Cygames Cup 2026 nanti membuktikan bahwa esports tidak melulu harus serius, tegang, dan penuh drama. Ada ruang untuk kegembiraan, tawa, dan sedikit kegilaan. Bagi Anda gamer yang merasa jari tangan sudah mulai lambat namun merasa memiliki pinggul yang fleksibel bak penari salsa, mungkin ini adalah panggilan takdir Anda. Masih ada sisa slot pendaftaran. Apakah Anda berani mencetak sejarah sebagai juara dunia adu bokong?

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Tantang Sora dan Veo, Meta Siapkan Mango Jadi Game Changer AI Visual di 2026

19 December 2025 at 22:54
 Kecerdasan buatan (AI) generatif telah mengalami pergeseran besar. Jika sebelumnya fokus utama ada pada teks, kini gambar dan video menjadi pusat perhatian. Hal ini terlihat dari peluncuran Sora oleh OpenAI dan Veo oleh Google yang langsung mencuri perhatian publik. 

Meta, induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, tidak ingin tertinggal. Perusahaan ini tengah menyiapkan model AI baru bernama Mango, yang ditargetkan meluncur pada paruh pertama 2026. Informasi ini pertama kali diungkap dalam sesi internal oleh Chief AI Officer Meta, Alexandr Wang.

“Mango” Senjata Baru Meta

Industri kecerdasan buatan kini memasuki fase baru AI generatif visual. Setelah OpenAI meluncurkan Sora dan Google memperkenalkan Veo, teknologi yang mampu menghasilkan gambar dan video realistis menjadi sorotan global. Kedua model ini langsung menarik perhatian karena menawarkan pengalaman kreatif yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan perangkat lunak profesional. 

Meta, sebagai induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, tidak ingin tertinggal. Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini tengah menyiapkan model AI generasi baru bernama Mango, yang diposisikan sebagai kompetitor langsung bagi Sora dan Veo.

Baca Juga: Avocado AI Jadi taruhan Meta di Tahun 2026

Apa Itu Mango?

Mango adalah model AI yang difokuskan pada pengolahan gambar dan video. Menurut laporan Wall Street Journal, Chief AI Officer Meta, Alexandr Wang, mengumumkan rencana ini dalam sesi internal bersama Chief Product Officer Chris Cox. 

Peluncuran Mango pada paruh pertama 2026 bukan sekadar agenda teknis, melainkan sebuah taruhan besar bagi Meta dalam membangun fondasi baru di bidang kecerdasan buatan. Proyek ini menandai pergeseran strategi perusahaan dari sekadar platform media sosial menjadi pionir teknologi AI visual. 

Ambisi besar ini tercermin dari cara Meta menempatkan Mango sebagai salah satu proyek unggulan yang diharapkan mampu mengubah cara pengguna berinteraksi dengan konten digital. Dengan kemampuan menghasilkan gambar dan video secara otomatis, Mango berpotensi menghadirkan pengalaman yang lebih imersif, personal, dan interaktif bagi miliaran pengguna di seluruh dunia.

Mengapa Mango Disebut Ambisius?

Ada beberapa faktor yang menjadikan Mango sebagai proyek ambisius: 

  • Skala pengguna Meta - Dengan lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan di Facebook, Instagram, dan WhatsApp, integrasi Mango ke dalam ekosistem ini akan memiliki dampak yang sangat luas. 
  • Transformasi bisnis - Mango bukan hanya alat kreatif, tetapi juga dapat menjadi motor penggerak baru bagi bisnis iklan digital Meta. Konten visual yang dihasilkan AI dapat meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran sekaligus menekan biaya produksi. 
  • Teknologi frontier - Pengembangan AI visual menuntut kemampuan komputasi tinggi, riset mendalam, serta inovasi algoritma yang kompleks. Menjadikan Mango sebagai salah satu proyek paling menantang secara teknis yang pernah digarap Meta. 

Strategi Meta Lebih dari Sekadar Kompetisi

Meta tidak hanya mengembangkan Mango. Perusahaan juga menyiapkan model lain bernama Avocado yang berfokus pada pemrograman (coding), serta melakukan eksplorasi terhadap World Models sistem AI yang mampu memahami lingkungan dengan menyerap informasi visual. 

Untuk mendukung ambisi ini, Meta membentuk Meta Superintelligence Labs dan merekrut lebih dari 20 peneliti dari OpenAI serta puluhan insinyur baru. Langkah ini menunjukkan keseriusan Meta dalam menantang dominasi OpenAI dan Google.

Mengapa Mango Penting?

Ada beberapa alasan mengapa Mango menjadi sorotan: 

  • Ekosistem Meta berbasis visual - Instagram dan Facebook sangat bergantung pada konten gambar dan video. Mango dapat memperkuat daya tarik platform ini. 
  • Persaingan pasar - Dengan Sora dan Veo sudah lebih dulu hadir, Mango menjadi ujian apakah Meta mampu menghadirkan keunggulan yang membuat pengguna “lengket” dengan produknya. 
  • Potensi bisnis - AI visual membuka peluang besar di bidang iklan, hiburan, pendidikan, dan media sosial. 

Baca Juga: Apple SHARP Mampu Ubah Foto 2D ke 3D secara Instan!

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meski menjanjikan, Mango juga menghadapi tantangan besar:

  • Teknis - Menciptakan model visual yang realistis, cepat, dan efisien bukan hal mudah.
  • Etika - Risiko penyalahgunaan gambar/video AI untuk disinformasi atau manipulasi tetap tinggi.
  • Persaingan - OpenAI dan Google sudah lebih dulu membangun basis pengguna yang kuat.

Mango adalah langkah strategis Meta untuk menyaingi Sora dan Veo dalam kompetisi AI visual. Dengan dukungan tim riset kelas dunia dan restrukturisasi besar-besaran, Mango berpotensi menjadi game changer di industri AI. Namun, keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan Meta menghadirkan teknologi yang bukan hanya canggih, tetapi juga aman dan relevan bagi pengguna.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



❌