Normal view

Received — 29 November 2025 Tech News & Update

World Robot Olympiad: Panggung Pelajar Global Pamerkan Talenta Robotika

29 November 2025 at 00:56


Foto: WRO

Teknologi.id - Final World Robot Olympiad (WRO) Internasional 2025, resmi digelar di Singapura pada 26 hingga 28 November. Berlokasi di Marina Bay Sands Expo and Convention Centre, ajang yang pertama kali diadakan di Singapura pada tahun 2004 ini menarik partisipasi global yang masif: 594 tim dan 1.571 peserta dari 91 negara berlomba di bawah tema The Future Robots atau Robot Masa Depan. Tema ini menantang peserta, berusia 8-22 tahun, untuk mengembangkan solusi robotik dalam menyelesaikan isu global dan mempermudah kehidupan sehari-hari. 

Lebih Banyak Murid Tertarik dengan Robotik

Tingkat partisipasi WRO terus meningkat. Di tahun 2025, terdapat kenaikan peserta sebanyak 14%, lebih banyak dari 24.577 tim di 2024 menjadi 27.920 tim. Pertumbuhannya secara menyeluruh mencapai 20% termasuk proyek awal yang dirancang untuk menjadikan robotik dan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menarik dan mudah dipahami pemula.  

"Edukasi robotik adalah tentang mendidik generasi penemu dan pemecah masalah selanjutnya, saya dengan sangat senang hati dapat melihat meningkatnya ketertarikan ini," Ungkap Claus Ditlev Christensen, Sekretaris Jenderal Asosiasi World Robot Olympiad.

Baca juga: Mahasiswa Robotika Sulap Port Type-C Android Menjadi Lightning

Kategori Perlombaan Untuk Beragam Usia

1. RoboMission

Foto: ITS Online

RoboMission adalah kompetisi berbasis challenge. Peserta diwajibkan untuk mendesain, membangun, dan membuat program robot otonom (autonomous) yang bisa menyelesaikan tantangan di sebuah arena dengan software pilihan peserta. Setiap arena diatur secara acak pada tiap babaknya, dan mengharuskan robot untuk membuat keputusannya sendiri saat dihadapkan rintangan. 

Untuk kategori ini, satu tim terdiri dari dua sampai tiga orang dan dibagi menjadi tiga tingkatan, elementary untuk peserta 8-12 tahun, junior untuk usia 11-15 tahun, serta senior untuk usia 14-19 tahun.

2. RoboSports

Foto: WRO Myanmar

Kategori RoboSports hanya diperuntukkan tim berisi dua sampai tiga orang dengan peserta berusia 11-19 tahun. Peserta diperkenalkan pada sebuah permainan seru antara dua tim, masing-masing tim memiliki dua robot otonom di arena yang akan memainkan gim olahraga. Robot boleh dibangun dari bahan apa saja. Tidak ada batasan pada mesin, sensor, dan kamera yang digunakan pada robot, tetapi berat maksimalnya adalah 1.2 kg.

Gim olahraga yang dimainkan berubah setiap 3 atau 4 tahun, saat ini adalah Double Tennis. Tiap tahunnya, dilakukan sedikit perubahan untuk memotivasi para pelajar agar terus mengembangkan robot buatan mereka.

3. Future Innovators

Foto: ITS Online

Serupa dengan RoboMission, kategori Future Innovators terbagi menjadi tiga tingkatan, namun dengan kelompok usia yang lebih beragam. Kelompok usia elementary untuk usia 8-12 tahun, junior untuk 11-15 tahun, serta senior untuk 14-19 tahun.

Kategori ini berbasis projek. Peserta membuat solusi inovatif robotik cerdas terkait tema The Future Robots. Peserta diberikan kebebasan untuk memilih bahan, pengendali, mesin, sensor, dan sebagainya. Setiap tim akan mempresentasikan projek dan model robot mereka kepada juri pada hari perlombaan. 

4. Future Engineers

Foto: WRO Association

Kategori terakhir adalah kategori yang baru dimulai di tahun ini. Future Engineers dirancang untuk peserta yang lebih dewasa. Dengan membawakan tantangan riset terkini ke sekolah dan mengajarkan murid alur rekayasa mesin dengan memecahkan masalah sungguhan. 

Serupa dengan RoboSports, permainan yang ditawarkan berubah setiap tiga atau 4 tahun, dengan tahun ini berfokus pada autonomous driving atau mengemudi secara otomatis. Tantangannya adalah untuk membuat robot dengan penggerak kemudi yang dapat melaju di lintasan secara otomatis.

Baca juga: Robotic Process Automation (RPA) bukti Teknologi masa depan

Membawa Misi Besar dari Negara Kecil

World Robot Olympiad pertama kali ditemukan pada tahun 2004. Dengan misi "Menyatukan anak muda di seluruh dunia  untuk mengembangkan kreativitas, desain, dan kemampuan pemecahan masalah melalui tantangan, kegiatan, dan perlombaan robot yang edukatif."

Final WRO internasional setiap tahunnya akan dilaksanakan di negara yang berbeda. Di tahun pertamanya, acara yang dilaksanakan di Singapura diikuti oleh 12 negara. Pada 2019, tim dari 73 negara berkunjung ke Győr, Hungaria untuk final internasional.

Kini, kompetisi yang dimulai secara kecil di beberapa negara Asia telah meluas ke lebih dari 85 negara yang tersebar di semua benua, menjadikan WRO sebuah acara global yang sesungguhnya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

Cina Lagi: Robot Humanoid Diterjunkan Jaga Perbatasan Vietnam

28 November 2025 at 17:42

Foto: UBTech

Teknologi.id  Perusahaan robotik Cina, UBTech, mengantongi kontrak senilai 264 juta yuan ($37 miliar) untuk menguji coba robot humanoid di perbatasan Cina dan Vietnam. Pengiriman dijadwalkan akan dimulai pada Desember, menandai peluncuran humanoid terbesar Cina di lingkungan pemerintahan saat ini.

Langkah ambisius ini tak lepas dari dukungan gencar pemerintah Cina, yang terus mendorong perusahaan lokal seperti UBTech mengembangkan teknologi tersebut, demi memimpin persaingan industri robotik global. Humanoid yang akan diterjunkan adalah Walker S2 milik UBTech, model yang baru diperkenalkan Juli lalu dan disebut-sebut memiliki kemampuan unik untuk mengganti baterainya sendiri secara otomatis. Ambisi Cina ini didukung oleh laporan dari Leaderobot, sebuah firma konsultan spesialis, yang memprediksi industri robotik negara tersebut akan mencapai 82 miliar yuan ($15 miliar) pada tahun 2025, mencakup setengah dari penjualan global.  

Baca juga: Gokil! China Gelar Duel Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

Peran dan Tugas Humanoid di Garis Depan

Foto: Unithree

Walker S2 ini berencana ditugaskan di pos pemeriksaan perbatasan untuk memandu wisatawan, mengatur lancarnya alur penjagaan pegawai, membantu dalam tugas jaga, menangani logistik, dan mendukung layanan komersial. Robot ini juga akan membantu operasional yang berhubungan dengan imigrasi, untuk melakukan inspeksi di pabrik baja, tembaga, dan aluminium.

Integrasi robot di lingkungan sipil bukan sebuah hal baru lagi di Cina. Di tahun ini juga, pemerintah lokal mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru. Salah satunya adalah rencana aksi tiga tahun Beijing, yang mendukung penggunaan robot pintar di panti jompo. Bahkan, Provinsi Jiangsu merencanakan kebijakan tersebut diperluas agar robot dapat melayani baik di rumah maupun di panti jompo.

Terdapat juga robot humanoid lain yang sempat ramai di media sosial, PM01 yang dirancang Shenzhen Startup EngineAI untuk berpatroli layaknya petugas kepolisian. Robot ini viral karena interaksinya dengan masyarakat saat berpatroli. Mulai dari berjabat tangan, melambaikan tangan, sampai melakukan perintah suara, semua dapat dilakukannya dengan lancar.

Baca juga: Heboh! Robot Galbot G-1 dari China Bisa Gantikan Karyawan Indomaret & Alfamart

Walker S2: Kapabilitas Tingkat Industri dan Ambisi Produksi

Foto: UBTech

Desain dari Walker S2 utamanya berakar dari produksi modern dan logistik. UBTech menjelaskan robotnya sebagai humanoid kelas industri yang dibuat untuk waktu operasional yang tinggi dan tugas manipulasi yang kompleks. 

Dengan tinggi sekitar 1.76 meter, Walker S2 memiliki tubuh yang sangat fleksibel dengan 52 derajat kebebasan gerak (degrees of freedom), termasuk tangan cekatan generasi keempat dengan 11 derajat kebebasan gerak di setiap tangan. Tangan inilah yang memungkinkan robot mencapai presisi sub-milimeter untuk melakukan tugas-tugas seperti perakitan dan menggenggam benda dengan sangat akurat.

Robot ini sanggup mengangkat beban hingga 15 kilogram per lengan dalam ruang kerja yang membentang dari permukaan tanah hingga setinggi 1.8 meter. Sendi torso tinggi di bagian pinggang memungkinkan robot berjongkok dalam dan membungkuk, mendukung operasi yang memerlukan kekuatan dan fleksibilitas tinggi.

Salah satu fitur utama robot ini adalah kemampuan untuk mengganti baterainya secara otomatis dalam tiga menit (autonomous hot-swappable), memungkinkan untuk beroperasi selama hampir 24 jam tanpa campur tangan manusia. 

Untuk melihat, berpikir, dan membuat keputusan, robot ini dilengkapi dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang sangat canggih, bernama BrainNet 2.0 dan Co-Agent AI. AI ini bertindak seperti otak yang memungkinkan robot untuk berpikir logis dari berbagai informasi, merencanakan tugas langkah demi langkah, dan memperbaiki masalah sendirian tanpa bantuan manusia.

Robot ini juga memiliki sistem penglihatan stereo binokular RGB yang memberikannya persepsi kedalaman, seperti manusia. Ini memudahkannya untuk melihat dan bergerak di lingkungan pabrik yang sibuk dan banyak rintangan. Ditambah lagi, ada algoritma penyeimbang dinamis yang super canggih. Fitur ini memastikan robot tetap stabil dan tidak mudah jatuh saat berjalan dengan dua kaki (bipedal), bahkan ketika ia membawa beban berat sambil bergerak cepat hingga 7.2 km/jam.

Baca juga: Puluhan Robot Humanoid Ikuti Lomba Lari Half Marathon di Beijing

Pesanan Melonjak: Menuju Produksi Massal

UBTech mengatakan jumlah pemesanan serial Walker sudah menyentuh 1.1 triliun yuan ($115 miliar) sejak pengiriman dimulai pada bulan ini. Perusahaan ini menargetkan untuk mengirim 500 humanoid industri sampai akhir tahun dan target jangka panjang memproduksi 10.000 unit pada tahun 2027.

Di Cina, robotika juga ditempatkan di bidang kesehatan, panti jompo, pengaturan lalu lintas, patroli keselamatan publik, dan pemesanan otomatis melalui kereta bawah tanah dan drone. Di bidang-bidang baru seperti pengendalian perbatasan, juga meningkat karena dorongan Cina terhadap pemanfaatan AI.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

Received — 28 November 2025 Tech News & Update

Jangan Sampai Tertipu! Berikut Cara Menghindari Online Scam di Musim Liburan

27 November 2025 at 20:04

Foto: Freepik

Teknologi.id  Mendekati musim liburan akhir tahun, artinya aktivitas pemesanan via online meningkat. Baik untuk berbelanja kebutuhan, memesan tiket bepergian, hingga booking kegiatan di tempat rekreasi. Saat dalam euforia healing, banyak masyarakat yang terdorong untuk berlomba-lomba memesan tiket demi berkumpul dengan keluarga. Dengan fokus untuk mendapat harga paling murah, kerap kali menyebabkan kurangnya memperhatikan keamanan situs atau agen booking yang digunakan. 

Data mengenai Global Fraud Index 2025 dari Sumsub, menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-111 dari 112 negara yang paling tidak terlindungi dari scam atau penipuan. Artinya, kegiatan menipu begitu awam terjadi. Hal ini didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mencatat 343.402 laporan penipuan keuangan dengan total kerugian sebanyak Rp 7,8 triliun (22 November 2024 - 11 November 2025).  

Angka tersebut menunjukkan pelaku penipuan memanfaatkan urgensi dan memberikan penawaran menarik untuk memikat korban, terutama saat musim liburan. Dengan bertambah canggihnya teknologi, pelaku penipuan juga menyesuaikan inovasi yang ada dengan meningkatkan skala dan jangkauan serangan.

Baca juga: Serangan Siber Smartphone 2025 Meledak: Malware Android, VPN Palsu & Trojan

Kenali Tiga Jenis Serangan Siber Paling Umum dan Cara Menghindarinya

1. Phishing

Foto: Midtrans

Phishing merupakan penipuan yang paling sering ditemukan. Biasanya, pelaku memancing korban agar mengungkapkan data-data pribadinya, memberikannya uang atau password akun pribadi. Tidak jarang pelaku berpura-pura menjadi salah satu anggota keluarga dan berupaya memanipulasi perasaan korban. Lalu, pelaku mengarahkan korban untuk mengunduh file atau mengklik link yang berisi malware. Sehingga, perangkat yang digunakan dapat dengan mudah dikendalikan pelaku.

Terlebih lagi, pelaku dapat menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk menyempurnakan aksinya. Dengan mengubah suaranya sesuai dengan dokumentasi yang tersebar di dunia maya, bahkan menggunakan wajah orang terdekat korban. Sebagai dampaknya, korban akan menjadi lebih rentan diserang.  

Guna melindungi data diri dan orang terdekat, jangan pernah mengklik, mengunduh, atau memasukkan data pribadi anda ke entitas atau situs mencurigakan. Jika dihadapkan dengan orang yang berlagak seperti teman atau kerabat, hubungi dan pastikan dulu kondisi mereka melalui kontak yang dapat dipercaya. 

Baca juga: Waspada Phising! Malware Ini Ancam Mobile Banking hingga Privasi HP Kalian

2. Banking Scam

Foto: CNBC

Penipuan perbankan ini dapat terjadi baik melalui phishing atau tidak. Biasanya pelaku kejahatan siber ini mengecoh korban agar memberikan akses ke rekening korban. Hal ini dapat terjadi ketika pelaku memaksa meretas rekening korban dengan menebak pin atau password rekening korban. Saat berhasil dibobol, pelaku akan mengirimkan sejumlah besar uang ke akunnya, melakukan transaksi, bahkan membuat akun kartu kredit baru di bawah nama korban.

Lalu, Man-In-The Middle Attack. Cara ini dapat dilakukan melalui akses jaringan publik. Jadi, saat korban membuka rekeningnya di Wi-Fi publik, seperti di cafe, hotel, atau bandara, pelaku dapat menerima, membaca, bahkan mengubah dan mencuri data korban.

Maka dari itu, selalu berhati-hati di manapun dan kapanpun. Aktifkan Two-Factor Authentication pada akun rekening. Sehingga ketika pelaku mencoba meretas, mereka akan terjebak pada pengisian kode OTP. Dengan begitu, keamanan rekening akan bertambah. Selain itu, hindari membuka rekening pada jaringan publik yang dapat diakses semua orang. Minimalisir kesempatan pelaku dalam meretas.

Baca juga: Kenali 7 Cara Hacker Membobol Akun Bank dan Tips Pencegahannya

3. Online Shopping Scam

Foto: Freepik

Seperti namanya, pelaku Online Shopping Scam menjebak korbannya melalui situs palsu, media sosial, atau bahkan melalui marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Pelaku, yang berperan sebagai penjual, lagi dan lagi memberikan tawaran yang sangat bagus dengan harga yang lebih rendah dari penjual lain. Saat korban termakan promosi dan akhirnya melakukan transaksi, penjual 'hilang' dan tidak mengirimkan produk sesuai dengan yang diiklankan. 

Agar tidak menjadi korban, pastikan situs atau iklan yang ditampilkan pelaku tidak palsu dengan memverifikasi nama bisnis yang tercantum, dan yang terpenting, curigai diskon yang "terlalu bagus untuk dilewatkan", jangan mudah termakan iklan dan promosi semata. Utamakan melakukan transaksi melalui toko resmi dan hindari melakukan pembayaran atau komunikasi di luar platform e-commerce terpercaya.

Baca juga: Waspada Scam, Hindari Belanja Online di Beberapa Situs ini

Kunci Kewaspadaan Digital

Melihat kembali angka kerugian sebanyak Rp 7,8 triliun menunjukkan bahwa dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, pengguna harus bertanggung jawab dan berhati-hati saat mengelola data pribadinya. Musim liburan menjadi saat yang paling tepat bagi penipu untuk mengeksploitasi perasaan pengguna, terlebih lagi dengan teknologi AI yang terus berkembang dan dengan mudah disalahgunakan. 

Dengan mengedepankan berpikir secara kritis, memverifikasi setiap detail transaksi yang akan dilakukan, bahkan sesederhana menerapkan Two-Factor Authentication pada akun-akun yang rawan diretas, akan mengurangi potensi konsumen menjadi korban penipuan. Jangan biarkan euforia liburan menjadikan abai terhadap keamanan digital. Tingkatkan kewaspadaan agar dapat menikmati akhir tahun tanpa memori buruk akibat penipuan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

❌