Normal view

Received — 12 December 2025 Tech News & Update

Nvidia Boleh Ekspor Chip AI ke China, Trump Ambil Risiko Besar atau Strategi Cerdas?

12 December 2025 at 00:15
Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali mengizinkan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) canggih Nvidia ke China menjadi salah satu langkah geopolitik dan ekonomi paling kontroversial di penghujung 2025. Kebijakan ini tidak hanya mengubah arah hubungan dagang kedua negara, “Apakah langkah ini merupakan strategi ekonomi jangka panjang, atau justru membuka celah risiko keamanan nasional?”.

Langkah Trump ini sekaligus menandai perubahan signifikan dari kebijakan pembatasan ekspor chip AI yang diberlakukan pada era Joe Biden. Dengan mengizinkan Nvidia mengirim chip H200 ke China, Trump membuka kembali jalur perdagangan yang sebelumnya ditutup rapat demi alasan keamanan. 

Baca Juga: AS Diam-Diam Gunakan AI Buatan China

Lampu Hijau untuk Nvidia, Mengapa Trump Melunak?

Trump mengumumkan langsung melalui akun Truth Social bahwa Amerika Serikat akan mengizinkan Nvidia mengekspor chip H200 ke pelanggan yang disetujui di China. Pernyataan ini sejalan dengan laporan Fox Business, yang menyebut bahwa AS akan menerima 25 persen dari total nilai ekspor chip H200 sebagai bagian dari kesepakatan. 

Trump menegaskan bahwa kebijakan ini akan:

  • Mendukung lapangan pekerjaan di AS.
  • Memperkuat manufaktur dalam negeri.
  • Memberikan pemasukan bagi wajib pajak Amerika.

Trump juga mengklaim bahwa Presiden Xi Jinping menyambut positif keputusan tersebut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kebijakan ekspor chip kini menjadi alat diplomasi yang semakin strategis dalam hubungan AS dan China.

Mengapa Chip AI Jadi Rebutan?

Pada masa pemerintahan Joe Biden, AS melarang ekspor chip AI canggih seperti Nvidia H200 dan AMD MI300 ke China. Kebijakan ini bertujuan membatasi kemampuan China dalam mengembangkan teknologi AI tingkat lanjut yang berpotensi digunakan untuk kepentingan militer. 

Pembatasan tersebut menimbulkan efek domino:

  • Nvidia harus membuat chip versi “downgrade” seperti H20, yang kurang diminati pasar. 
  • Perusahaan sempat terancam kehilangan pendapatan hingga 5,5 miliar dolar AS akibat larangan ekspor.
  • CEO Nvidia, Jensen Huang, secara terbuka mengkritik kebijakan tersebut dan menyebut bahwa pembatasan justru menghambat inovasi AS.

Trump memanfaatkan situasi ini untuk menegaskan bahwa kebijakan Biden merugikan industri semikonduktor AS. Dengan membuka kembali ekspor, Trump ingin menunjukkan bahwa AS tetap menjadi pemimpin AI global.

Pembatasan Telah Berakhir, Dampak Ekonomi dan Industri

Trump menyatakan bahwa era pembatasan ekspor chip telah berakhir dan AS akan tetap menjaga keamanan nasional sambil memperkuat posisi sebagai pemimpin AI dunia.

Dampak ekonomi yang diharapkan:

  • Nvidia dapat kembali mengakses pasar China yang sangat besar.
  • Pendapatan AS meningkat melalui skema pembagian 25 persen.
  • Industri semikonduktor AS kembali kompetitif setelah sempat terhambat oleh regulasi sebelumnya.

Trump juga menyebut bahwa Departemen Perdagangan akan memberikan izin serupa kepada AMD dan Intel, membuka peluang ekspor chip AI yang lebih luas.

Penolakan dari Kongres, “Ini Risiko Keamanan Nasional”

Meski Trump melunak, Kongres AS justru mengambil sikap sebaliknya. Politisi dari Partai Republik dan Demokrat sama-sama menilai bahwa ekspor chip AI canggih ke China dapat mengancam keamanan nasional. 

Menurut laporan Politico, dua senator, Pete Ricketts (Republik) dan Chris Coons (Demokrat) mengajukan RUU untuk memblokir ekspor chip AI canggih ke China selama dua tahun.

Alasan utama penolakan:

  • China dapat memanfaatkan chip AI untuk pengembangan teknologi militer.
  • Ekspor chip berpotensi memperkuat kemampuan AI China yang kini berkembang pesat.
  • AS kehilangan keunggulan strategis jika teknologi paling canggih jatuh ke tangan pesaing.

Pertentangan ini menunjukkan bahwa kebijakan chip bukan hanya isu ekonomi, tetapi juga isu geopolitik yang sensitif.

Baca Juga: Kalah Jauh DeepSeek V3.2 Speciale Lebih Unggul Dari Gemini 3 Pro

Ketergantungan China pada Chip AS, Mengapa Nvidia Begitu Penting?

China sebenarnya telah berupaya mengurangi ketergantungan pada chip AS dengan mengembangkan chip lokal seperti buatan Huawei dan Cambricon. Namun, menurut analisis industri yang dikutip Tech Channel, chip lokal memiliki konsumsi daya 30–50 persen lebih tinggi dibanding chip Nvidia seperti H20. 

Kelemahan chip lokal:

  • Boros energi.
  • Performa komputasi lebih rendah.
  • Tidak stabil untuk model AI berskala besar.

Inilah alasan mengapa perusahaan teknologi China seperti Alibaba, Tencent, dan ByteDance tetap mengincar chip Nvidia.

Manuver Berani atau Risiko Jangka Panjang?

Keputusan Trump membuka kembali ekspor chip AI ke China adalah langkah besar yang membawa dampak luas. Di satu sisi, kebijakan ini menguntungkan industri semikonduktor AS dan memperkuat hubungan dagang. Namun di sisi lain, langkah ini memicu kekhawatiran serius terkait keamanan nasional dan potensi penyalahgunaan teknologi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D!

11 December 2025 at 22:34
 Google kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi dengan memperkenalkan fitur terbaru bernama Autospatialization. Fitur berbasis AI ini diumumkan dalam acara The Android Show: XR Edition, sebagai bagian dari inovasi yang dibawa ke Android XR, sistem operasi khusus untuk perangkat headset kacamata realitas campuran (Extended Reality). Teknologi ini memungkinkan pengguna mengubah tampilan konten dua dimensi (2D) menjadi tiga dimensi (3D) secara real time, hanya dengan satu sentuhan. Langkah ini menjadi salah satu perkembangan paling signifikan dalam dunia XR, karena menjanjikan pengalaman imersif yang jauh lebih menyenangkan tanpa memerlukan penyesuaian aplikasi oleh pengembang.

Dapat Mengubah Konten 2D Jadi 3D dalam Sekejap


Foto: Youtube/Android Developers

Google menjelaskan bahwa Autospatialization bekerja di tingkat sistem operasi. Itu artinya teknologi ini dapat diterapkan pada hampir semua aplikasi Android tanpa penyesuaian. Hal ini menjadi suatu keunggulan besar karena adanya kemudahan akses. Video YouTube, game, aplikasi biasa, hingga foto dan browser web bisa langsung diproyeksikan dalam tampilan ruang 3D. Pengguna cukup menekan satu tombol di menu pengaturan aplikasi ketika menggunakan perangkat. Setelah itu, konten yang tadinya datar di layar akan dipetakan menjadi objek dan lapisan ruang yang memiliki kedalaman.

Vice President dan Head of XR UX Group Samsung, Austin Lee, menggambarkan teknologi ini dengan antusias. “Bayangkan kalau semua game menjadi imersif, semua video YouTube jadi imersif, seluruh web pun jadi imersif. Itulah yang bisa dihadirkan Autospatialization,” ujarnya.

Selama ini, pengguna headset XR hanya melihat konten 2D sebagai layar datar besar yang menggantung di hadapan mereka. Dengan teknologi ini, tampilan tersebut berubah menjadi ruang tiga dimensi yang lebih hidup dan nyaman untuk dilihat.

Baca juga: Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

Pengalaman Imersif yang Lebih Nyata

Autospatialization menciptakan pengalaman visual dengan lapisan depan, tengah, dan belakang yang terlihat alami. Ketika menonton video atau bermain game yang umumnya tampil datar, para pengguna kini bisa merasakan kedalaman visual yang biasanya hanya ditemukan pada konten 3D original. Pada demo yang ditampilkan Google, fitur ini diujicobakan pada game Cities: Skylines yang distreaming dari PC. Sistem (Artificial Intelligence) AI  ini mampu memisahkan elemen UI di latar depan dan dunia game di latar belakang, lalu menampilkannya dalam beberapa lapisan ruang secara berbeda. Hal ini membuat dunia game tampak lebih hidup dan interaktif meski berasal dari sumber 2D.

Selain itu, navigasi antar aplikasi juga menjadi lebih nyaman. Jendela aplikasi bisa ditempatkan seperti objek nyata, bukan lagi hanya “tab” yang berdempetan. Dengan Autospatialization, avatar lawan bicara dalam Zoom atau aplikasi meeting lain bisa diproyeksikan sebagai objek 3D yang lebih ekspresif dan lebih mirip manusia asli.

Mengubah konten 2D menjadi 3D secara instan tentu membutuhkan pemrosesan grafis yang kuat. Google menyebut bahwa proses ini dijalankan oleh chipset XR2+ Gen 2, prosesor yang dirancang khusus untuk perangkat XR generasi mendatang. Chip ini mampu menjalankan sistem operasi XR sepenuhnya sambil melakukan memproses spatialization secara real time. Sebelumnya, kemampuan serupa hanya ditemukan pada perangkat tertentu seperti Viture smart glasses atau aplikasi PC VR eksperimental. Kini, Google membawa kemampuan tersebut ke perangkat headset XR mainstream. Ini membuatnya lebih berpeluang untuk mudah diakses masyarakat luas.

Siap Meluncur Mulai 2026

Google mengonfirmasi bahwa Autospatialization akan mulai dirilis pada tahun 2026. Samsung diperkirakan menjadi mitra pertama yang menghadirkan teknologi ini melalui One UI XR dan tidak lama setelahnya akan dihadirkan di Galaxy XR  Selain Autospatialization, Google juga mengumumkan proyek lain dalam acara yang sama,termasuk kehadiran kacamata pintar Xreal Project Aura yang direncanakan rilis pada 2026.

Dengan Autospatialization, Google membuka pintu menuju masa depan di mana semua konten bahkan yang tidak dirancang untuk XR bisa tampil imersif. Teknologi ini juga tidak hanya berpeluang untuk  meningkatkan pengalaman menonton video atau bermain game, tetapi juga dalam produktivitas, pendidikan, dan hiburan. Dengan kemampuan dalam mengubah konten 2D menjadi 3D secara instan, Autospatialization bukan lagi hanya menyempurnakan pengalaman visual, tetapi juga mengubah cara manusia berinteraksi dengan dunia digital.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Lenovo Tembus Batas: Laptop Gaming dengan Layar Fleksibel Ultrawide Siap Dipasarkan

12 December 2025 at 01:35

Foto: ahmandonk.com

Teknologi.id - Inovasi di pasar laptop gaming kini melampaui sekadar spesifikasi prosesor atau kartu grafis, dengan fokus beralih ke pengalaman pengguna radikal melalui teknologi layar fleksibel. Selama bertahun-tahun, perangkat berlayar gulung (rollable) dan lipat (foldable) hanya dianggap purwarupa futuristik. Namun, raksasa teknologi asal Tiongkok, Lenovo, baru-baru ini menggebrak industri. Mereka tidak hanya memamerkan konsep, tetapi telah menggenjot produksi laptop gaming dengan layar fleksibel ultrawide. Langkah ambisius ini dipandang sebagai gebrakan paling signifikan yang berpotensi mendefinisikan ulang makna portabilitas dan imersi dalam dunia gaming modern.

Lenovo Membawa Layar Gulung ke Segmen Gaming 

Berita yang dilansir oleh Detikcom dan TheCuy mengkonfirmasi bahwa Lenovo sedang dalam fase persiapan produksi massal untuk sebuah laptop gaming premium dengan fitur layar gulung (rollable) ultralebar. Keputusan Lenovo untuk memasuki segmen gaming dengan teknologi layar fleksibel adalah sebuah taruhan besar yang menunjukkan kepercayaan diri mereka terhadap kematangan teknologi ini. Alih-alih merilisnya untuk pasar laptop konvensional, Lenovo memilih jalur paling menantang: gaming, di mana kualitas, responsivitas, dan daya tahan layar menjadi faktor yang sangat kritikal dan dievaluasi ketat oleh konsumen.

Inovasi ini menempatkan Lenovo di garis terdepan persaingan, menantang para pesaing yang masih mengandalkan desain konvensional atau yang baru sebatas merilis perangkat lipat (foldable) yang memiliki lipatan di tengah layar. Konsep layar gulung menjanjikan pengalaman visual yang jauh lebih imersif tanpa adanya gangguan crease (lipatan) yang sering dikeluhkan pada teknologi lipat. Selain itu, aspek ultralebar (ultrawide) menjadi daya tarik utama bagi gamer, yang memungkinkan tampilan lebih luas dan pengalaman periferal yang lebih mendalam, setara dengan monitor desktop berukuran besar, namun dalam paket yang sangat ringkas. Intinya, Lenovo tidak hanya menciptakan laptop, tetapi sebuah revolusi dalam pengalaman visual gaming portabel.

Baca juga: Hadir di Indonesia, Lenovo legion Go 2 Bawa Pengalaman Gaming Profesional

Detail Pengembangan dan Fitur Unggulan Layar Ultralebar

Foto: ahmandonk.com

Laptop gaming fleksibel yang sedang diproduksi Lenovo ini didasarkan pada pengembangan teknologi layar gulung yang telah dipatenkan perusahaan. Berbeda dengan laptop lipat yang sekadar mengurangi ukuran form factor, desain gulung menawarkan kemampuan untuk memperluas area visual secara signifikan, dari ukuran standar menjadi format ultralebar yang dramatis.

Teknologi di balik layar ini melibatkan panel OLED atau varian fleksibel lainnya yang sangat tipis dan terbuat dari material komposit. Layar tersebut terintegrasi dengan mekanisme motorik presisi yang memungkinkan pengguna untuk "menggulirkan" atau menarik layar keluar dari chassis (badan laptop) hingga mencapai dimensi ultralebar. Proses ini diklaim terjadi dengan mulus dan cepat. Format ultralebar 21:9 atau bahkan 32:9 sangat diminati di komunitas gaming karena menawarkan bidang pandang (Field of View / FoV) yang lebih luas dalam game-game simulasi, balap, atau First-Person Shooter (FPS), memberikan keuntungan taktis dan imersi yang lebih dalam.

Secara teknis, pengembangan fitur ini menuntut inovasi di beberapa area kunci:

1. Daya Tahan Mekanisme: Bagian paling rumit adalah mekanisme gulung itu sendiri. Mekanisme harus cukup kuat untuk menahan ribuan siklus buka tutup, namun tetap ringan agar tidak membebani portabilitas laptop.

2. Integritas Layar: Layar gulung harus mampu mempertahankan resolusi tinggi, tingkat refresh rate yang cepat (kritis untuk gaming), dan warna yang akurat, meskipun selalu dalam kondisi terlipat di dalam chassis.

3. Pengelolaan Panas: Sebagai laptop gaming, perangkat ini akan menghasilkan panas tinggi dari GPU dan CPU. Lenovo harus memastikan bahwa desain internal yang mengakomodasi mekanisme gulung tidak mengorbankan sistem pendingin, sebuah tantangan teknik yang sangat serius.

Dengan merangkul teknologi ini, Lenovo secara efektif menawarkan solusi satu perangkat untuk kebutuhan gaming portabel dan imersif, menghilangkan kebutuhan gamer untuk membawa monitor eksternal ultralebar.

Baca juga: Legion Tower 5i dan 7i: PC Gaming Terbaru Lenovo Masuk ke Indonesia

Lenovo Memimpin Jalan Menuju Fleksibilitas Mutlak

Keputusan Lenovo untuk memproduksi laptop gaming dengan layar gulung ultralebar bukanlah sekadar pengumuman produk, melainkan sebuah pernyataan berani tentang visi masa depan komputasi portabel. Dengan mentransfer teknologi yang dulunya dianggap eksotis ke dalam segmen gaming yang sangat menuntut performa, Lenovo tidak hanya menawarkan layar yang lebih besar, tetapi juga memberikan pengalaman imersi visual yang tak tertandingi dalam paket yang portabel.

Langkah ini diharapkan menjadi katalisator, memaksa industri untuk meninggalkan batasan layar konvensional dan merangkul fleksibilitas mutlak. Jika tantangan teknis seperti daya tahan dan manajemen termal berhasil diatasi, laptop fleksibel gaming ini akan menandai dimulainya era baru, di mana gamer tidak lagi harus berkompromi antara mobilitas dan pengalaman visual layar ultralebar. Lenovo telah memimpin jalan, dan kini industri lain siap menyusul ke medan tempur layar yang benar-benar baru.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)

Nomor HP Hilang atau Tak Terpakai? Begini Cara Unreg dan Pemblokiran yang Benar

12 December 2025 at 01:21

Foto: Popbela

Teknologi.id - Peralihan ke arah digitalisasi mendorong kita untuk lebih memperhatikan perlindungan data pribadi, yang menjadi aspek penting dan tidak bisa diabaikan oleh para pengguna layanan telekomunikasi. Ada banyak situasi yang membuat seseorang perlu mengetahui cara menonaktifkan nomor ponsel, mulai dari keinginan berpindah operator, kerusakan kartu SIM, hingga kondisi darurat seperti kehilangan perangkat atau menjadi korban pencurian. Membiarkan nomor yang sudah tidak digunakan tetap aktif terutama jika terhubung dengan akun perbankan atau media sosial dapat membuka peluang terjadinya penyalahgunaan identitas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menetapkan kebijakan registrasi kartu prabayar menggunakan NIK dan KK sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanan identitas pengguna. Setiap identitas hanya diperbolehkan memiliki jumlah nomor tertentu, sehingga proses unreg menjadi langkah penting agar data kependudukan tetap dapat dikelola dengan baik dan tidak menghambat pendaftaran nomor baru.

Baca Juga: Aturan Baru Daftar Nomor Baru Gunakan Verifikasi Wajah

Perbedaan Antara Unreg dan Pemblokiran Kartu

Sebelum masuk ke langkah teknis, penting untuk memahami bahwa unreg dan pemblokiran kartu adalah dua prosedur yang berbeda. Unreg merupakan proses penghapusan data NIK dan KK dari sistem operator untuk nomor yang masih berada dalam penguasaan Anda. Biasanya dilakukan ketika Anda ingin mengganti nomor atau membuang kartu lama. 

Apa Itu Unreg?

Unreg adalah proses menghapus keterkaitan data kependudukan seperti NIK dan KK dari sistem registrasi operator. Langkah ini hanya dapat dilakukan ketika kartu SIM masih berada dalam kendali pemiliknya. Biasanya, unreg dilakukan ketika:

  • Pengguna ingin mengganti nomor ponsel.
  • Kartu SIM sudah tidak digunakan.
  • Pemilik ingin memastikan data pribadinya tidak lagi tersimpan pada nomor tersebut.

Dengan melakukan unreg, nomor tersebut tidak lagi tercatat sebagai bagian dari identitas digital Anda. Ini penting karena setiap NIK memiliki batas jumlah nomor yang dapat diregistrasikan. Jika nomor lama tidak dihapus, Anda bisa mengalami kendala saat ingin mendaftarkan nomor baru.

Apa Itu Pemblokiran Kartu?

Berbeda dengan unreg, pemblokiran kartu adalah tindakan darurat yang dilakukan ketika kartu SIM hilang, dicuri, atau berada di luar kendali pemilik. Tujuan utamanya adalah menghentikan akses pihak lain terhadap nomor tersebut agar tidak digunakan untuk aktivitas yang berpotensi merugikan.

Risiko yang dapat terjadi jika kartu hilang tidak segera diblokir antara lain:

  • Penerimaan kode OTP untuk mengakses mobile banking.
  • Pengambilalihan akun media sosial.
  • Penyalahgunaan nomor untuk penipuan. Akses ke layanan digital lain yang terhubung dengan nomor tersebut.

Pemblokiran kartu biasanya dilakukan melalui call center atau gerai resmi operator. Setelah diblokir, pengguna dapat meminta penggantian kartu (SIM swap) agar tetap dapat menggunakan nomor yang sama tanpa risiko penyalahgunaan.

Panduan Menonaktifkan Nomor HP Berdasarkan Operator

Berikut langkah-langkah untuk membatalkan registrasi kartu prabayar sesuai operator masing-masing: 

1. Telkomsel (Simpati, Kartu AS, Loop)

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorNIK Kirim ke 4444, lalu tunggu konfirmasi.
  • Melalui Kode Dial Tekan *444#, kemudian pilih menu Unreg atau Hapus Data Registrasi.
  • Melalui GraPARI Jika mengalami kendala, Anda dapat mendatangi GraPARI atau menghubungi asisten virtual Telkomsel.

2. Indosat Ooredoo Hutchison (IM3)

  • Melalui SMS Ketik: UNPAIR#NomorHP# Kirim ke 4444. Anda akan menerima pemberitahuan bahwa nomor telah dilepas dari data NIK.

3. XL Axiata dan AXIS

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorHP Kirim ke 4444.
  • Melalui Kode Dial Tekan*123*4444#, lalu ikuti petunjuk yang muncul.

4. Tri (3)

  • Melalui Website Kunjungi registrasi.tri.co.id, pilih menu Unreg, masukkan nomor dan NIK, lalu verifikasi melalui OTP.
  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NIK Kirim ke 4444.

5. Smartfren

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorNIK Kirim ke 4444.
  • Melalui Website Akses mysf.id/unreg, kemudian ikuti instruksi yang tersedia.

Cara Menonaktifkan Nomor HP yang Hilang atau Dicuri

Jika ponsel hilang, Anda tidak dapat melakukan unreg melalui SMS atau kode dial. Dalam kondisi seperti ini, tindakan cepat sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan nomor. 

Langkah yang harus dilakukan:

1. Hubungi Call Center Operator

Segera hubungi layanan pelanggan dari nomor lain untuk meminta pemblokiran nomor. 

  • Telkomsel: 188
  • Indosat: 185
  • XL/AXIS: 817 / 838
  • Tri: 123
  • Smartfren: 888

2. Datangi Gerai Resmi Operator

Bawa e-KTP dan KK untuk proses verifikasi identitas. Petugas akan membantu memblokir nomor dan memberikan solusi lanjutan.

3. Lakukan Penggantian Kartu (SIM Swap)

Jika Anda ingin tetap menggunakan nomor yang sama, Anda dapat meminta kartu SIM baru. Kartu lama otomatis dinonaktifkan sepenuhnya.

Baca Juga: Kamu Harus Tau, Penipuan Sekarang Gunakan AI sebagai Medianya!

Penonaktifan Otomatis Melalui Masa Tenggang

Selain metode aktif, nomor juga dapat nonaktif secara otomatis jika tidak dilakukan pengisian pulsa atau pembelian paket dalam jangka waktu tertentu. Setelah melewati masa aktif dan masa tenggang (biasanya 30 hari), kartu akan hangus dan data registrasi terhapus. 

Namun, cara ini tidak disarankan jika kartu hilang atau dicuri, karena selama masa tenggang kartu masih dapat menerima SMS dan panggilan, termasuk kode OTP yang sangat sensitif.

Mengapa Prosedur Ini Sangat Penting?

Nomor ponsel kini menjadi bagian penting dari identitas digital seseorang. Banyak layanan menggunakan OTP berbasis SMS sebagai metode verifikasi. Jika nomor Anda jatuh ke tangan orang lain, mereka dapat:

  • Mengakses akun perbankan.
  • Mengambil alih akun media sosial.
  • Meretas email.
  • Melakukan penipuan dengan mengatasnamakan Anda.

Dengan memahami prosedur penonaktifan nomor, Anda dapat menjaga keamanan data pribadi dan menghindari risiko penyalahgunaan identitas.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

11 December 2025 at 21:32

Foto: gamewave.fr

Teknologi.id - Industri video game seringkali diibaratkan sebagai medan pertempuran antara nostalgia dan inovasi. Setiap tahun, perhatian global tertuju pada rilis besar yang dinantikan, terutama sekuel dari waralaba raksasa. Grand Theft Auto 6, misalnya, telah lama menjadi tolak ukur antisipasi publik. Namun, data pencarian Google yang dirilis dalam laporan Year in Search 2025 secara mengejutkan menyajikan narasi yang berbeda. Alih-alih judul blockbuster yang sudah lama dikenal, sebuah nama baru, Arc Raiders, justru muncul sebagai game yang paling banyak dicari di mesin pencari raksasa tersebut sepanjang tahun.

Fenomena ini bukan sekadar statistik, melainkan indikasi kuat adanya pergeseran selera dan prioritas di kalangan komunitas gaming global. Tingginya intensitas pencarian terhadap Arc Raiders, bahkan melebihi judul-judul dengan basis penggemar militan, menggarisbawahi daya tarik dari janji pengalaman bermain yang segar dan unik. Sebuah pertanyaan besar kemudian muncul: Apa rahasia di balik gelombang hype ini yang mampu memosisikan sebuah properti intelektual (IP) baru di puncak daftar pencarian dunia, hingga dikabarkan sempat "membuat mesin pencari kewalahan" karena volume permintaannya? Untuk memahaminya, kita perlu mengupas tuntas inti berita, latar belakang pengembang, dan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena pencarian digital ini.

Arc Raiders Merajai Pencarian Global

Foto: trens.withgoogle

Pengumuman resmi dari Google Year in Search 2025 menjadi headline yang menghebohkan dunia teknologi dan hiburan. Arc Raiders secara definitif menempati posisi teratas sebagai game yang paling banyak dicari. Keberhasilan ini adalah pencapaian luar biasa bagi sebuah game yang masih berada dalam fase pengembangan dan belum sepenuhnya tersedia untuk publik secara luas. Biasanya, daftar teratas didominasi oleh judul-judul yang sudah memiliki tanggal rilis pasti atau yang merupakan bagian dari waralaba yang memiliki sejarah panjang.

Laporan yang turut disoroti oleh Liputan6 ini mengkonfirmasi bahwa volume pencarian terhadap kata kunci "Arc Raiders" secara konsisten melampaui semua pesaingnya. Ini bukan hanya masalah angka, tetapi sebuah gambaran bahwa masyarakat digital, yang diwakili oleh jutaan gamer di seluruh dunia, merespons sangat positif terhadap janji-janji inovasi yang ditawarkan oleh pengembang.

Kunci dari kejutan ini terletak pada strategi pengenalan yang dilakukan oleh studio pengembang. Dengan pengungkapan yang terbatas namun sangat memikat, mereka berhasil memicu rasa ingin tahu yang tak terbendung, membuat gamer berbondong-bondong menuju Google untuk mencari setiap remah informasi, trailer, atau rumor yang beredar. Inti beritanya adalah validasi bahwa daya tarik IP baru yang berkualitas, jika dikemas dengan strategi yang tepat, masih memiliki kekuatan untuk mengalahkan popularitas sekuel yang sudah terjamin pasarnya. Hal ini menjadi catatan penting dalam sejarah persaingan digital, di mana data pencarian menjadi indikator paling jujur dari minat konsumen yang sesungguhnya.

Baca lagi: Kejutan Rockstar! RDR Mobile Resmi Rilis Eksklusif di Katalog Netflix Games

Detail Pengembangan dan Fitur Eksklusif yang Ditawarkan

Foto: ign.com

Untuk mengungkap misteri di balik popularitas Arc Raiders, kita harus menyoroti tim yang bertanggung jawab: Embark Studios. Studio ini didirikan oleh veteran industri game, termasuk para individu yang sebelumnya memegang peran kunci dalam pengembangan waralaba sukses di DICE, seperti seri Battlefield. Kehadiran nama-nama besar ini secara otomatis menanamkan tingkat kepercayaan dan ekspektasi kualitas AAA di benak komunitas gaming. Para pemain secara implisit percaya bahwa tim yang sukses membangun standar kualitas visual dan gameplay di masa lalu akan membawa pengalaman serupa ke dalam proyek baru mereka.

Secara genre, Arc Raiders adalah game tembak-menembak (shooter) orang ketiga yang sangat fokus pada pengalaman cooperative (kerja sama tim). Latar ceritanya berpusat pada sekelompok manusia, yang dikenal sebagai Raiders, yang bertugas melawan invasi robot alien yang brutal bernama "Arc."

Berikut adalah beberapa fitur utama yang menjadi magnet pencarian:

1. Genre Extraction Shooter yang Menantang: Mekanik utama game ini mengharuskan pemain tidak hanya bertahan hidup dan mengalahkan musuh, tetapi juga berhasil mengumpulkan sumber daya (loot) berharga, dan yang terpenting, "diekstrak" keluar dari zona berbahaya. Kegagalan ekstraksi berarti hilangnya semua yang telah dikumpulkan. Elemen risiko dan imbalan yang tinggi ini menciptakan ketegangan unik dan mendorong replayability (nilai main ulang).

2. Kekuatan Visual dan Teknologi Rendering: Berasal dari tim yang mahir dalam grafis, Arc Raiders menampilkan visual yang memukau. Estetika fiksi ilmiah yang ditawarkan sangat detail, menggambarkan dunia pasca-apokaliptik yang dilanda peperangan mesin. Penggunaan teknologi rendering terbaru memastikan game ini siap bersaing di era konsol dan PC generasi terkini.

3. Lingkungan yang Dinamis dan Dapat Dihancurkan: Mengambil pelajaran dari pengalaman mereka di Battlefield, Embark Studios menjanjikan lingkungan yang dapat diubah dan dihancurkan oleh pertempuran. Fitur ini tidak hanya menambah realisme visual tetapi juga menjadi elemen strategis penting, memungkinkan pemain mengubah medan pertempuran untuk keuntungan taktis.

Kombinasi antara warisan studio yang kuat dan janji gameplay yang inovatif inilah yang berhasil menarik minat massal, mengubah rasa ingin tahu menjadi volume pencarian yang memecahkan rekor.

Baca lagi: Wajib Tahu! Ini Daftar Lengkap Game Baru yang Rilis di Bulan Desember 2025

Momentum Inovasi yang Tak Terbendung

Arc Raiders bukan sekadar sebuah game; ia adalah fenomena digital yang mendefinisikan ulang apa yang dianggap "paling dicari" dalam industri hiburan. Gelar dari Google Year in Search 2025 ini adalah bukti nyata bahwa komunitas gaming global haus akan narasi baru, mekanik gameplay yang menyegarkan, dan kualitas teknis yang superior, bahkan jika itu datang dari IP yang belum teruji.

Didukung oleh tim pengembang berpengalaman dan janji shooter extraction yang dinamis dan berisiko tinggi, Arc Raiders telah berhasil memenangkan perang hype melawan blockbuster yang sudah mapan. Kini, semua mata tertuju pada Embark Studios. Keberhasilan di mesin pencari adalah kemenangan pertama, namun tantangan sesungguhnya adalah mengubah hype masif ini menjadi pengalaman bermain yang transformatif saat game tersebut resmi diluncurkan. Dengan momentum inovasi yang tak terbendung ini, Arc Raiders siap mengukir jejaknya sebagai salah satu rilis paling signifikan di dekade ini.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)

Desa Swiss Rata dengan Tanah! Kisah Blatten Lolos dari Maut Berkat Data Sains Presisi

12 December 2025 at 01:18

Foto: Reuters

Teknologi.id – Apa yang terjadi di lembah Pegunungan Alpen, Swiss, baru-baru ini adalah sebuah paradoks yang mencengangkan dunia. Di satu sisi, sebuah bencana alam dahsyat benar-benar terjadi sesuai skenario terburuk: sebuah desa pegunungan yang indah hancur total, lenyap terkubur di bawah ribuan ton es, batu, dan lumpur dalam sekejap mata. Namun, di sisi lain, peristiwa ini dirayakan sebagai kemenangan terbesar umat manusia melawan kekuatan alam.

Desa Blatten, yang terletak di kanton Valais, Swiss bagian selatan, kini tinggal nama. Pada akhir Mei 2025, runtuhan masif dari Gletser Birch menerjang wilayah tersebut, meratakan rumah, kandang ternak, dan infrastruktur sejarah yang telah berdiri ratusan tahun. Namun, di tengah kehancuran fisik yang total tersebut, nyaris tidak ada korban jiwa yang jatuh dari kalangan penduduk. Sebanyak 300 warga desa, beserta hewan ternak mereka, berhasil lolos dari maut berkat satu hal: kepercayaan penuh pada peringatan dini sains.

Detik-Detik "Kiamat Kecil" di Valais

Bencana itu datang dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga, menyerupai ledakan bom. Jutaan meter kubik material—campuran es glasial yang keras, batuan granit, dan tanah—meluncur deras dari lereng gunung, menyapu dasar lembah dengan kekuatan yang tak terbayangkan.

Christophe Lambiel, seorang spesialis geologi pegunungan tinggi dan gletser dari Lausanne University, menggambarkan kejadian tersebut kepada stasiun TV Swiss RTS sebagai "skenario terburuk yang menimbulkan bencana." Awan debu raksasa membubung tinggi, menyelimuti pegunungan dan lembah, menciptakan pemandangan yang mencekam mirip dampak ledakan nuklir.

Citra satelit dan rekaman drone pascabencana memperlihatkan pemandangan yang memilukan: area yang dulunya adalah permukiman asri kini berubah menjadi hamparan puing kelabu setebal puluhan meter yang memanjang hingga 1,6 kilometer. Sungai Lonza, nadi kehidupan lembah tersebut, terbendung oleh material longsor, menciptakan danau baru yang kini menjadi ancaman sekunder bagi wilayah di hilirnya.

Baca juga: Misteri Sungai Hilang di Tanah Datar: Ahli Ungkap Peran Sinkhole dan Karst

Foto: Associated Press

Kunci Keselamatan: Evakuasi Sebelum Bencana

Bagaimana mungkin sebuah desa bisa lenyap tanpa menelan korban massal penduduknya? Jawabannya terletak pada sistem mitigasi bencana Swiss yang sangat disiplin dan canggih.

Jauh sebelum gletser itu runtuh, para ahli geologi dan glasiologi Swiss telah memantau pergerakan Gletser Birch dengan teknologi radar dan laser presisi tinggi. Mereka mendeteksi adanya percepatan pergerakan es dan peningkatan frekuensi longsoran batu kecil dari lereng gunung. Data ini diterjemahkan sebagai "lampu merah": struktur gletser sedang menuju titik jenuh dan keruntuhan total tak terelakkan.

Merespons data ini, otoritas lokal tidak membuang waktu. Pada tanggal 19 Mei 2025—lebih dari sepekan sebelum puncak bencana terjadi—perintah evakuasi total dikeluarkan.

Proses evakuasi dilakukan dengan presisi militer. Tidak hanya manusia, pemerintah Swiss juga memikirkan aset berharga warga. Helikopter dikerahkan untuk mengangkut sapi, domba, dan kambing yang sedang merumput di lereng-lereng bukit ke tempat aman. Jalan akses menuju desa ditutup total, dan sistem keamanan dipasang untuk memastikan tidak ada turis atau warga yang nekat kembali ke zona merah.

Ketika gletser akhirnya runtuh, desa itu sudah menjadi kota hantu. Keputusan tegas untuk mengevakuasi seluruh populasi terbukti menjadi pembeda antara tragedi kemanusiaan dan kerugian materi semata.

Sinyal Bahaya dari Perubahan Iklim

Peristiwa di Blatten bukan sekadar bencana lokal, melainkan peringatan keras mengenai dampak nyata perubahan iklim global. Pegunungan Alpen di Eropa memanas dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

Kenaikan suhu menyebabkan permafrost—lapisan tanah dan batuan yang membeku secara permanen dan berfungsi sebagai "lem" perekat gunung—mencair. Ketika permafrost meleleh, lereng gunung kehilangan stabilitasnya. Batuan menjadi rapuh, dan gletser yang menyusut kehilangan pijakannya, menyebabkan mereka rentan runtuh (kolaps) dalam volume masif.

"Para ilmuwan tahu sesuatu akan terjadi, berkat semakin seringnya terjadi longsoran batu dari lereng gunung ke gletser," ujar Lambiel. Fenomena ini diperkirakan akan semakin sering terjadi di wilayah pegunungan seluruh dunia, dari Alpen hingga Himalaya.

Baca juga: Hutan Indonesia Kian Hilang, Bencana Alam Mengintai Tanpa Ampun

Pelajaran Mahal untuk Dunia

Kehancuran Desa Blatten meninggalkan duka mendalam bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal dan kenangan leluhur. Namun, di balik puing-puing tersebut, tersimpan pelajaran berharga tentang pentingnya integrasi antara sains, kebijakan publik, dan kepatuhan masyarakat.

Pemerintah Swiss menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi pemantauan bencana dan keberanian mengambil keputusan tidak populer (seperti evakuasi paksa) adalah investasi nyawa. Warga Blatten kini menjadi pengungsi iklim di negeri mereka sendiri, namun mereka hidup untuk menceritakan kisah tersebut.

Bagi negara rawan bencana lainnya, termasuk Indonesia, model mitigasi Swiss ini menjadi standar emas. Bahwa bencana alam mungkin tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya terhadap nyawa manusia bisa diminimalisasi jika kita mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh alam melalui data para ilmuwan. Kini, tantangan selanjutnya bagi otoritas Swiss adalah menangani bendungan alami yang terbentuk di Sungai Lonza agar tidak jebol dan memicu banjir bandang susulan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(WN/ZA)

OpenAI: ChatGPT Enterprise Bantu Karyawan Hemat Hingga 1 Jam Kerja per Hari

12 December 2025 at 01:15

Foto: CNET

Teknologi.id -  OpenAI, pembuat ChatGPT merilis temuan terbarunya soal pengaruh Artificial Intelligence (AI) di tempat kerja. Dalam laporannya yang berjudul "Laporan 2025: Keadaan AI Enterprise," diambil berdasarkan data yang dikumpulkan dan survei 9.000 pekerja di hampir 100 perusahaan.

Temuan utamanya adalah memajukan produktivitas: teknologi AI seperti ChatGPT diperkirakan mengemat 40 menit sampai satu jam dari waktu pekerja setiap harinya.

Meningkatnya Produktivitas di Berbagai Sektor

Foto: OpenAI

Survey tersebut membuktikan tiga perempat (lebih dari 75%) responden melaporkan kalau penggunaan AI saat bekerja mempercepat tugas atau meningkatkan kualitas ouput mereka. Kelompok pekerja yang paling merasakan semakin hematnya waktu adalah data science, teknisi, komunikasi, IT, dan akuntan.

Menurut data:

  • Pekerja IT: 87% melaporkan perbaikan masalah IT lebih cepat.
  • User Marketing/ Produk: 85% melaoprkan eksekusi campaign menjadi lebih cepat.
  • Profesional HR: 75% melaporkan keterlibatan karyawan meningkat.
  • Pengguna AI Tingkat Lanjut: Pengguna AI intens melaporkan telah menghemat sebanyak 10 jam dalam seminggu.

Ronnie Chatterji, Kepala Ekonomi di OpenAI, mengatakan pengaruhnya lebih dari kecepatan semata. Ia menyatakan tiga dari empat orang mengatakan, "Saya bisa melakukan hal yang sebelumnya saya tidak bisa," menyorot AI dalam mengembangkan kemampuan di tempat kerja, faktor yang sering diabaikan dalam diskusi AI dan pekerjaan.

Baca juga: Karyawan Apple Ramai-Ramai Pindah ke OpenAI, Dukung Proyek Baru Jony Ive

Naiknya 'Vibe Coding' dan Kemampuan Baru

Laporan tersebut menyajikan bukti bahwa AI mendukung pekerja non-teknis untuk mengerjakan tugas baru, terutama coding.

OpenAI menemukan tren signifikan "Vibe Coding", yaitu pekerja non-teknis mulai membuat kode. Banyaknya pesan seputar coding dari pekerja non-teknis meningkat sebanyak 36% selama enam bulan terakhir. Terlebih lagi, 75% pengguna melaporkan mereka dapat menyelesaikan tugas baru yang sebelum tidak dapat dilakukan, sementara 73% teknisi melaporkan kode berhasil lebih cepat saat menggunakan alat AI.

Hal ini menujukkan kalau perusahaan "bertambah luas di margin ekstensif - lebih banyak pekerja menggunakan AI—dan margin intensif—pengguna yang sudah ada mendalami lebih jauh," ujar startup yang didukung Microsoft tersebut.

Melawan Narasi 'Gelembung AI'

Foto: Ist

Temuan OpenAI muncul di tengah debat peneliti dan ahli ekonomi tentang Return of Investment (ROI) AI.

Studi sebelumnya menunjukkan keraguan:

  • Penelitian MIT (Agustus): Menemukan kebanyakan perusahaan melihat tidak ada keuntungan atau pengaruh langsung dari projek generatif AI, seringkali disebabkan integrasi perusahaan yang bercelah.
  • Penelitian Harvard dan Stanford (September): Menyorot masalah "workslops", saat output yang dibuat AI terlihat bagus tetapi kekurangan arti atau tidak ada nilai tambahan.
  • Survei KPMG (April): Menemukan perusahaan yang menerapkan AI di luar program pilot tetap stagnan.

Meski begitu, pemimpin OpenAI meyakini kalau studi-studi ini tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. Direktur Operasional (COO) OpenAI, Brad Lightcap mengatakan:

"Banyak studi tidak sejalan dengan apa yang kita lihat dalam praktiknya,"  

Lightcap menegaskan kalau adopsi AI enterprise tidak meningkat dengan cepat atau lebih cepat dibanding adopsi konsumen biasa. Perusahaan ini membagikan data poin-poin penting untuk mendukung pernyataannya:

  • Berbasis Pelanggan: Lebih dari satu juta bisnis membayar untuk pelayanan AI milik OpenAI.
  • Pengguna: 7 juta pekerja saat ini menggunakan ChatGPT Enterprise.
  • Intensitas Penggunaan: Banyaknya pesan per minggu di ChatGPT Enterprise meningkat sebanyak 8% year-on-year (YoY), dengan rata-rata pekerja mengirim pesan 30% lebih banyak.
  • Kecanggihan: Penggunaan Custom GPT dan ChatGPT Projects untuk arus kerja yang terstruktur dan berulang, meningkat 19 kali lipat di tahun lalu, menunjukkan pergeseran dari kueri biasa ke proses yang terintegrasi.
  • Model yang Lebih Maju: Rata-rata konsumsi penalaran per organisasi meningkat sekitar 320 kali dalam 12 bulan terakhir, menunjukkan kepercayaan yang meningkat pada model penalaran AI yang lebih maju.

Baca juga: OpenAI Umumkan Code Red, Semua Proyek Dihentikan Demi Fokus ke ChatGPT

Adopsi Industri dan Kesenjangan Kinerja

Laporan ini juga menunjukkan tren dalam adopsi industri:

  • Pertumbuhan Cepat: Teknologi, kesehatan, dan manufaktur adalah sektor yang paling berkembang dalam adopsi AI.
  • Skala Terbesar: Alat AI telah digunakan secara besar-besaran dalam pelayanan profesional, keuangan, dan teknologi.

OpenAI menyoroti makin jauhnya kesenjangan kinerja, yang menguntungkan "perusahaan terdepan", organisasi dengan tim hibrid yang beranggotakan manusia dan agen AI. Perusahaan terdepan ini menunjukkan keuntungan produktivitas dan penghematan waktu lebih banyak dibandingkan rata-rata perusahaan, mengirimkan pesan dua kali lebih banyak dan terlibat lebih intens pada kemampuan tingkat lanjut.

Kendala utama dalam adopsi AI yang lebih luas dinilai pada kesiapan dan implementasi perusahaan.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Gila! Kereta Nirkabel China Angkut Beban Setara 3 Menara Eiffel Sekaligus

12 December 2025 at 00:27

Foto: iStockphoto

Teknologi.id – China kembali menegaskan dominasinya sebagai pemimpin global dalam teknologi infrastruktur perkeretaapian. Negeri Tirai Bambu baru saja menorehkan sejarah baru dengan keberhasilan uji coba sistem kereta api barang "nirkabel" yang fenomenal. Dalam demonstrasi yang mencengangkan dunia logistik, rangkaian kereta ini mampu mengangkut muatan total seberat 35.000 ton—sebuah bobot yang setara dengan 3,5 kali berat Menara Eiffel di Paris.

Uji coba yang dilakukan di Jalur Kereta Api Baoshen, Inner Mongolia, pada Senin (8/12) ini bukan sekadar pameran kekuatan mesin, melainkan pembuktian validitas teknologi "Virtual Coupling" atau pengaitan virtual. Teknologi ini memungkinkan lokomotif-lokomotif raksasa beroperasi dalam satu konvoi yang terkoordinasi sempurna tanpa saling terhubung secara fisik menggunakan rantai atau tuas mekanis konvensional.

Mengubah Paradigma: Dari Rantai Besi ke Sinyal Digital

Selama hampir dua abad sejarah perkeretaapian, prinsip dasar menggerakkan gerbong tidak berubah: satu lokomotif menarik rangkaian gerbong yang saling terkait dengan pengait besi yang berat dan kaku. Namun, sistem baru yang dikembangkan oleh China Shenhua Energy Company (anak usaha BUMN pertambangan CHN Energy) ini meruntuhkan dogma tersebut.

Teknologi ini menghubungkan tujuh rangkaian kereta barang secara nirkabel. Alih-alih kaitan besi, "lem" yang menyatukan mereka adalah aliran data digital berkecepatan tinggi dan sinyal nirkabel yang presisi.

Dalam uji coba tersebut, tujuh kereta berjalan beriringan dengan jarak yang jauh lebih rapat daripada standar keselamatan konvensional, namun tetap menjaga sinkronisasi sempurna. Ketika lokomotif pemimpin mempercepat laju, enam kereta di belakangnya merespons secara real-time. Begitu pula saat pengereman; semua unit mengerem secara bersamaan, menghilangkan risiko tabrakan beruntun (telescoping) yang menjadi mimpi buruk dalam operasi kereta barang berat.

Baca juga: Rahasia China Sukses Bikin Kereta Hyperloop Melaju hingga 1.000 km/h

Foto: TribunNews

Efisiensi Brutal: Tingkatkan Kapasitas 50% Tanpa Bangun Rel Baru

Motivasi utama di balik inovasi radikal ini adalah efisiensi ekonomi dan infrastruktur. China, dengan wilayah yang luas dan industri manufaktur yang masif, menghadapi tantangan logistik yang terus membengkak. Data menunjukkan negara ini mengangkut lebih dari 3 miliar ton barang hanya dalam tiga kuartal pertama tahun ini.

Membangun jalur rel baru untuk mengakomodasi lonjakan volume ini membutuhkan biaya triliunan dolar dan waktu bertahun-tahun. Di sinilah teknologi "kereta nirkabel" menjadi solusi jenius.

Menurut laporan stasiun televisi negara CCTV, teknologi ini mampu meningkatkan kapasitas angkutan barang hingga 50 persen di jalur yang sudah ada. Bagaimana caranya?

  1. Memangkas Jarak Antar-Kereta: Dalam sistem konvensional, kereta barang berat membutuhkan jarak pengereman (headway) yang sangat panjang—bisa mencapai beberapa kilometer—untuk alasan keamanan. Dengan virtual coupling, karena pengereman dilakukan serentak secara elektronik, jarak aman antar-kereta bisa dipangkas drastis.
  2. Mengurai Kemacetan Stasiun: Teknologi ini juga meningkatkan kapasitas "tenggorokan" (throat) stasiun, yaitu area masuk dan keluar yang sering menjadi titik kemacetan (bottleneck). Kereta bisa masuk dan keluar dalam formasi rapat, mempercepat perputaran logistik.

Penguasaan Teknologi Kontrol Kelompok 

CHN Energy dengan bangga mengklaim bahwa pencapaian ini menjadikan China sebagai negara pertama di dunia yang "menguasai sistem kontrol operasi kereta api berkelompok."

Sistem kontrol ini bekerja dengan memanfaatkan komunikasi train-to-ground (kereta ke stasiun pengendali) dan train-to-train (antar-kereta). Algoritma cerdas mengintegrasikan data kecepatan relatif dan jarak absolut secara instan. Ini memungkinkan kereta beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan topografi jalur (tanjakan/turunan) dan kecepatan, sesuatu yang sangat sulit dilakukan dengan pengait mekanis yang memiliki keterbatasan fisik dan risiko putus jika beban terlalu berat.

Sebuah studi dari Universitas Central South di Changsha yang diterbitkan dalam jurnal Mathematics menyebutkan bahwa inovasi seperti memperpendek interval waktu keberangkatan adalah cara paling efektif untuk menghemat biaya operasional jangka panjang dibandingkan ekspansi fisik.

Baca juga: AgiBot A2 Pecahkan Rekor Dunia! Robot Humanoid China Jalan 106 KM Nonstop 3 Hari

Implikasi Masa Depan: Standar Baru Logistik Global?

Keberhasilan uji coba di Inner Mongolia ini bukan hanya kemenangan bagi sektor pertambangan batu bara China, tetapi juga sinyal bagi masa depan logistik global. Jika teknologi ini diterapkan pada jalur sutra baru (Belt and Road Initiative) atau layanan China Railway Express yang menghubungkan Asia dan Eropa, kecepatan dan volume pengiriman barang lintas benua akan meningkat pesat.

Bayangkan konvoi kereta logistik yang panjangnya berkilo-kilometer, melesat melintasi benua tanpa satu pun sambungan besi, dikendalikan oleh "tangan tak terlihat" berupa sinyal digital. China baru saja membuktikan bahwa masa depan itu bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan realitas yang sedang diuji di atas rel hari ini.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Kaspersky Sebut Telegram Jadi Sarang Kejahatan Siber, 800 Kanal Diblokir!

11 December 2025 at 23:48

Foto: CyberHub

Teknologi.id -  Berdasarkan penelitian terbaru dari Kaspersky Digital Footprint Intelligence, Telegram merupakan sarana yang paling sering digunakan penjahat siber atau hacker untuk melancarkan aksinya. Setelah memonitor lebih dari 800 kanal telegram terlarang sejak tahun 2021 sampai tahun 2024, Kaspersky menemukan fakta bahwa bot Telegram merupakan alat yang sangat beresiko.

Aplikasi pesan instan ini, yang dilihat oleh komunitas underground sebagai platform bisnis pasar gelap terintegrasi, berkat memiliki fitur-fitur teknis yang sangat dimanfaatkan pelaku kejahatan.

Baca juga: Telegram Rilis Fitur Komentar di Video Call, Bikin Obrolan Serasa Live Streaming

Mengapa Telegram Menjadi Pilihan Utama Pasar Gelap?

Telegram menawarkan empat keunggulan utama yang membuatnya menarik bagi aktivitas cybercrime pada awalnya:

  1. Otomatisasi Fungsi Kriminal: Bot Telegram dapat mengelola berbagai tugas secara bersamaan, mulai dari memproses pembayaran berbasis aset kripto, menyebarkan kartu bank curian, memasukkan infostealer (perangkat perusak data), melakukan phishing, hingga menjadi layanan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) pada ratusan pembeli.
  2. Penyimpanan Tanpa Batas: Fitur penyimpanan file Telegram yang tidak terbatas dan tidak akan kadaluwarsa menjadikan tidak perlu adanya hosting eksternal. Hal ini mempermudah peneyebaran dump data multi-gigabyte atau dokumen korporat curian.
  3. Dorongan Penawaran Kriminal Massal: Otomatisasi yang sangat mulus pada platform tersebut secara alami mendorong dan mempermudah penawaran produk atau layanan kejahatan kriminal bervolume tinggi, harga rendah, dan keterampilan rendah (low-skill offerings), seperti informasi kartu bank atau data yang bocor atau layanan malware hosting.
  4. Fasilitator Transaksi Kepercayaan Tinggi: Meskipun transaksi bernilai tinggi yang bergantung pada kepercayaan, seperti pembocoran kerentanan zero-day, masih banyak digunakan forum dark web bereputasi. Telegram dianggap mampu memfasilitasi komunikasi dan negosiasi sensitif tersebut.

Tren Pemblokiran Meningkat

Foto: Kaspersky

Meskipun Telegram sangat populer di kalangan penjahat siber, tekanan kendali yang meningkat dari Telegram menjadikan platform tersebut menjadi kurang kondusif bagi pelaku kejahatan.

Kaspersky mencatat peningkatan drastis dalam pemblokiran kanal. Sejak 2023, kurva pemblokiran melonjak, pada tahun 2024, pemblokiran setiap bulannya sering mencapai 30 hingga 40 kanal. Pola ini tetap bertahan hingga 2025.

Peningkatan moderasi ini menyebabkan umur kanal bayangan (shadow channel) bertambah panjang. Persentase kanal yang berumur lebih dari sembilan bulan bertambah tiga kali lipat dari tahun 2021 sampai 2024, menunjukkan upaya komunitas kriminal untuk bertahan lama dari upaya penutupan.

Baca juga: Telegram Perketat Keamanan: CEO Pavel Durov Hapus Konten Ilegal dengan AI

Batasan Teknis dan Migrasi Komunitas Kriminal

Pelaku kejahatan siber yang berpengalaman melihat Telegram memiliki sejumlah batasan teknis yang merugikan:

  • Tidak adanya enkripsi end-to-end bawaan di chat.
  • Memiliki infrastruktur terpusat, yang mana pengguna tidak dapat membangun server sendiri untuk berkomunikasi.
  • Kode server-side-nya tertutup, sehingga pengguna tidak dapat memverifikasi atau mengetahui apa yang dilakukannya.

Arsitektur ini memerlukan kepercayaan tinggi pada platform tersebut, suatu hal yang dihindari oleh pelaku kejahatan kriminal berpengalaman saat melindungi operasional dan keamanan pribadi mereka. Mereka juga dihadapkan kemungkinan di-blacklist oleh Telegram.

Sebagai konsekuensinya, banyak komunitas penjahat kini mulai migrasi dan berhenti menggunakan Telegram. Contohnya, Angel Drainer (perusahaan layanan malware-as-a-service atau MaaS yang menyediakan perangkat lunak jahat untuk diperjualbelikan), dan kelompok BFRepo, yang memiliki sekitar 9.000 anggota, dilaporkan telah pindah ke platform lain.

“Ketika sebuah etalase atau layanan menghilang dalam semalam, membangun bisnis yang andal menjadi jauh lebih sulit. Kami mulai melihat tahap awal migrasi sebagai konsekuensi langsungnya,” ujar Vladislav Belousov, Analis Jejak Digital di Kaspersky.

Saran Menghindari Kejahatan Siber

Untuk membantu pengguna dan organisasi agar tetap terhindar dari kejahatan kriminal yang memanfaatkan platform seperti Telegram, Kaspersky menyarankan dua langkah praktis ini:

  1. Pelaporan Komunitas: Melaporkan kanal dan bot yang terbukti ilegal untuk mempercepat moderasi berbasis komunitas.
  2. Pemantauan Ancaman: Menggunakan beberapa sumber informasi ancaman cerdas (dengan cakupan surface web, deep web, dan dark web) untuk tetap berhati-hati dengan aktivitas ilegal terkini, dan waspada dengan TTP (Taktik, Teknik, dan Prosedur) yang digunakan oknum ancaman.  


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


❌