Normal view

Received — 4 December 2025 Tech News & Update

Pasien Ketujuh Sembuh dari HIV Berkat Donor Stem Cell

3 December 2025 at 23:12


Foto: shutterstock

Teknologi.id - Dunia medis menyaksikan harapan baru dalam sejarah penanganan HIV setelah dinyatakan sebagai pasien ketujuh  yang sembuh dari HIV sekaligus bebas dari kanker setelah menjalani transplantasi sel punca (stem cell transplant). Temuan ini kembali memunculkan harapan besar bagi jutaan orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia, mengingat selama puluhan tahun penyakit ini dianggap hanya bisa dikendalikan bukan disembuhkan. Kasus terbaru ini menegaskan bahwa kombinasi teknologi medis modern dan riset jangka panjang mampu membuka jalan menuju terobosan yang sebelumnya dianggap mustahil.

Kisah Awal Penemuan

Foto: honestdocs.id

Pada tahun 2008, ketika Timothy Ray Brown yang telah hidup dengan HIV selama lebih dari 13 tahun menjalani dua kali transplantasi sel punca untuk mengobati leukemia myeloid akut (LMA) yang dideritanya. Secara kebetulan, donor yang memberikan sel punca memiliki mutasi genetik langka pada kedua salinan gen yang memproduksi reseptor CCR5, yaitu protein pada permukaan sel imun yang biasanya menjadi “pintu masuk” bagi virus HIV. Mutasi ini, dikenal sebagai CCR5 Δ32, membuat reseptor CCR5 menjadi jauh lebih kecil atau bahkan tidak terbentuk sempurna.

Akibatnya, HIV kehilangan akses untuk memasuki sel imun sehingga virus tidak dapat berkembang biak. Individu dengan mutasi ini memang telah diketahui memiliki tingkat kekebalan alami terhadap infeksi HIV, tetapi tidak ada yang menyangka bahwa mutasi tersebut bisa ditransfer melalui transplantasi sumsum tulang belakang hingga memberi efek protektif pada penerimanya.

Sebelum hadirnya obat antiretroviral modern, keberhasilan Timothy Ray Brown mungkin akan memicu gelombang besar upaya penyembuhan HIV melalui transplantasi sel punca. Namun pada kenyataannya, prosedur ini sangat mahal, menyakitkan, dan berisiko tinggi, termasuk kemungkinan komplikasi serius seperti infeksi berat atau penolakan transplantasi. Karena itu, bagi mayoritas orang dengan HIV, terapi antiretroviral tetap menjadi pilihan terbaik karena efektif, lebih aman, dan dapat menekan virus hingga tidak terdeteksi. 

Pada kasus lain seorang pasien HIV yang juga menjalani pengobatan limfoma Hodgkin memerlukan kemoterapi dan transplantasi sel punca. Secara luar biasa, tim medis menemukan donor dengan mutasi gen CCR5 Δ32, mutasi langka yang sama seperti milik donor Brown. Setelah menjalani perawatan intensif, pasien tersebut dinyatakan sembuh total dari HIV pada tahun 2020, menjadikannya orang salah satu pasien yang berhasil dan terbebas dari virus mematikan. 

Sejak saat itu, sejumlah kasus lain kembali muncul. Namun justru tantangan kembali hadir,  kesulitannya adalah menemukan donor sel punca yang benar-benar cocok. Proses pencarian kecocokan ini saja sudah sangat rumit karena harus mempertimbangkan kesesuaian genetik. Para tenaga medis harus meneliti dan mencari yang sekaligus memiliki mutasi langka CCR5 Δ32 ternyata jauh lebih sulit.

Kasus terbaru ini menghadirkan kejutan yang membuka perspektif baru dalam dunia penelitian HIV. Berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya, donor bagi pasien ketujuh ini hanya memiliki satu salinan mutasi CCR5 Δ32, bukan dua salinan sekaligus seperti pada kasus Timothy Ray Brown atau pasien sebelumnya. Secara ilmiah, kondisi ini seharusnya tidak cukup untuk memberikan perlindungan penuh dari HIV karena mutasi CCR5 Δ32 dikenal bersifat resesif artinya, kedua salinan gen harus bermutasi agar reseptor CCR5 tidak dapat digunakan virus untuk masuk ke dalam sel imun.

Namun hasil dari kasus ini justru menentang anggapan tersebut. Pasien yang disebut sebagai B2, seorang pria berusia 60 tahun dari Berlin, pertama kali didiagnosis HIV pada 2009 kemudian menjalani pengobatan untuk AML pada 2015. Setelah menerima transplantasi sel punca dan menghentikan terapi antiretroviral selama enam tahun, para peneliti tidak menemukan jejak HIV aktif di tubuhnya.

Kondisi ini membuatnya dinyatakan sebagai pasien ketujuh yang sembuh dari HIV.Jika begitu, maka dampaknya akan sangat besar. Mutasi satu salinan CCR5 Δ32 jauh lebih umum ditemui dalam populasi dibanding dua salinan mutasi, sehingga jumlah donor potensial untuk terapi serupa bisa meningkat secara signifikan.

Meskipun hasilnya menjanjikan, para peneliti tetap menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menarik kesimpulan. Kasus B2 menyimpan banyak tanda tanya ilmiah yang belum terjawab. Pasalnya, meski ia memiliki satu salinan mutasi CCR5 Δ32, pasien tersebut tetap terinfeksi HIV sebelum menjalani transplantasi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

5 Cara Bijak Membimbing Anak Berinteraksi dengan Teknologi AI

3 December 2025 at 20:42


Foto: shutterstock.com

Teknologi.id - Di era digital yang terus berkembang, teknologi Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari aplikasi belajar, asisten virtual, filter kamera, hingga permainan edukatif, anak-anak kini tanpa sering kita sadari sudah berinteraksi dengan AI bahkan sebelum mereka memahami konsep teknologi itu sendiri.

Meski AI menawarkan banyak manfaat, peran orang tua sangat penting agar penggunaannya tetap aman, terarah, dan mendukung tumbuh kembang anak.Mengajarkan menggunakan AI dengan bijak merupakan salah satu langkah tepat untuk memastikan anak tetap aman dan beretika dalam penggunaan teknologi. Dengan cara mendidik yang tepat, AI dapat sangat bermanfaat dalam pertumbuhan, keterampilan dan kreativitas anak. 

Baca juga: Hyodol: "Cucu" Versi Robot AI Korea Selatan Hadir Atasi Kasus Bunuh Diri Lansia

5 Cara Bijak Membimbing Anak Berinteraksi dengan Teknologi AI

Berikut lima cara bijak untuk membimbing anak berinteraksi dengan teknologi AI.

1. Beri Edukasi untuk Memahami Apa itu AI

Pada masa yang terbilang dini, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar akan segala hal. Momen inilah yang tepat untuk memberikan pemahaman mengenai konsep dasar teknologi Artificial Intelligence (AI) secara sederhana dan tidak sulit untuk dimengerti anak-anak. Anak tidak perlu dikenalkan dengan istilah teknis, tetapi cukup diberi penjelasan bahwa AI membantu manusia melakukan tugas tertentu, seperti menjawab pertanyaan, menerjemahkan bahasa, atau memberi rekomendasi.AI bukan manusia, tidak punya emosi, dan tidak selalu benar. 

Pemahaman ini penting agar anak tidak memiliki ekspektasi berlebihan atau menganggap AI sebagai sosok yang sepenuhnya dapat dipercaya. Orang tua juga bisa mengajak anak berdiskusi tentang bagaimana teknologi bekerja, sehingga anak belajar kritis dan tidak asal menggunakan teknologi. Dalam hal ini, orang tua  bisa mulai memperkenaldan dengan menggunakan permainan edukatif, cerita, dan video animasi untuk memperkenalkan AI kepada anak.

2. Selalu Dampingi dan Terlibat Aktif

Pendampingan adalah langkah paling efektif untuk memastikan pengalaman anak bersama AI tetap aman dan positif. Banyak aplikasi berbasis AI yang didesain ramah anak, tetapi tetap ada risiko seperti banyaknya informasi yang tidak akurat, bias algoritma, paparan konten yang tidak sesuai dengan umur, serta interaksi yang dapat menimbulkan ketergantungan pada anak. Dengan adanya pendampingan, orang tua bisa memberi arahan dan terlibat secara langsung saat anak mendapat jawaban yang tidak tepat, bertanya hal yang sensitif, atau terlalu lama menggunakan aplikasi.

Bagi anak usia di bawah 10 tahun, pendampingan ini sebaiknya bersifat intensif dan harus diberi arahan media pengenalan AI, apa yang harus dipilih agar anak tetap aman. Orang tua dapat memberi arahan saat anak menggunakan aplikasi berbasis AI untuk belajar, orang tua bisa mengajak diskusi tentang bagaimana aplikasi tersebut bekerja, manfaatnya, serta potensi kekurangannya.

3. Tetapkan Aturan dan Batasan Penggunaan

AI bisa sangat menarik bagi anak. Chatbot yang ramah dan aplikasi belajar yang menyenangkan sering membuat anak lupa waktu. Oleh karena itu, orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas. Aturan yang harus dibatasi seperti durasi penggunaan harian, jenis aplikasi yang boleh diakses, waktu khusus untuk belajar, bermain, dan istirahat, larangan menggunakan AI untuk menyontek atau jalan pintas dalam menemukan jawaban.

Baca juga: Uni Eropa Tetapkan Regulasi AI untuk Lindungi Anak-anak dari Konten Berbahaya

4. Gunakan AI sebagai Alat Pendamping Edukasi, Bukan Pengganti Interaksi Manusia

Manfaat AI sangat besar jika digunakan dengan benar, mulai dari aplikasi bahasa, matematika, seni, hingga eksperimen sains. Namun, orang tua perlu mengingatkan anak bahwa AI adalah alat bantu, bukan pendamping emosional atau pengganti interaksi manusia. Dorong anak untuk tetap mau belajar dari pengalaman dunia nyata, berinteraksi dengan keluarga dan teman, mengembangkan kreativitas dengan cara manual, bermain di luar ruangan. Anak harus diberi pemahaman bahwa AI sebaiknya digunakan untuk memperkaya, bukan menggantikan proses belajar mereka.

5. Menjadi Teladan dalam Menggunakan Teknologi

Anak belajar bukan hanya dari apa yang diajarkan, tetapi juga dari apa yang mereka lihat. Karena itu, orang tua perlu menunjukkan contoh penggunaan teknologi yang sehat, aman, dan bertanggung jawab. Tunjukkan bahwa AI digunakan untuk hal-hal produktif seperti belajar. Dengan menjadi teladan, anak akan lebih mudah memahami bahwa teknologi, termasuk AI, harus digunakan dengan tujuan yang jelas, waktu yang terkontrol, dan tetap mengutamakan interaksi dunia nyata. Sikap ini membantu anak membentuk kebiasaan digital yang positif sejak dini.

AI dapat menjadi teknologi yang sangat bermanfaat bagi perkembangan anak jika digunakan dengan bijak dan terarah.Orang tua dapat memastikan anak mendapatkan manfaat maksimal tanpa mengabaikan aspek keamanan untuk membangun generasi yang cerdas, kreatif, dan melek teknologi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Bukan Lagi Masalah Lingkungan: Popok Bekas Kini Didaur Ulang Jadi Solar dan Bensin

3 December 2025 at 19:29


Foto: Merries

Teknologi.id - Masalah sampah popok sekali pakai terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan penggunaan produk higienis modern. Popok bekas menjadi salah satu jenis sampah rumah tangga yang sulit terurai karena mengandung plastik, gel penyerap, dan berbagai bahan kimia. Di Indonesia, diperkirakan jutaan popok dibuang setiap harinya, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau bahkan sungai. Kondisi ini bukan hanya akan mencemari lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat. Namun, sebuah terobosan baru mulai muncul yaitu dengan pemanfaatan teknologi pirolisis untuk mengolah popok bekas menjadi energi alternatif.

Bertepatan dengan Hari Pencegahan Polusi Sedunia pada tanggal 2 Desember 2025, kerja sama berbasis teknologi pirolisis diperkenalkan. Pemanfaatan popok bekas ini menjadi langkah nyata bentuk pengolahan popok bekas pakai untuk dapat berkontribusi terhadap lingkungan yang merupakan bentuk inisiatif dari program Merries Senyumkan Lingkungan sejak 2019. Program ini juga dimulai dengan edukasi serta sosialisasi untuk peningkatan kesadaran perubahan perilaku pengolahan popok bekas pakai khususnya kepada warga RW 04 dan Posyandu Pondok Kacang Barat. Melalui program edukasi ini, masyarakat diajak memilah sampah popok dan memahami potensi energi yang bisa dihasilkan. Teknologi pirolisis skala kecil hingga menengah telah diperkenalkan di sejumlah daerah, sehingga pemanfaatan sampah popok tidak lagi hanya mengandalkan TPA.


Foto: asterra.id

Apa itu Teknologi Pirolisis?

Teknologi Pirolisis adalah teknologi yang cara kerjanya dengan memecah material tanpa oksigen di suhu tinggi sekitar 300-800 derajat Celcius untuk menghasilkan bahan bakar cair yang memiliki manfaat dan nilai guna. Pada pengolahan popok bekas, pirolisis bekerja dengan merombak kandungan plastik, karet, dan serat di dalamnya menjadi biofuel yang dapat digunakan sebagai minyak bakar.
 
Kertabumi Recycling Center, sebagai mitra pengolahan, menjadi pusat utama penerapan teknologi pirolisis ini. Dengan menggunakan mesin pirolisis yang telah dimodifikasi khusus untuk menangani material popok bekas, mereka mampu mengubah sampah yang tadinya dianggap tidak memiliki nilai guna menjadi produk energi yang bermanfaat. Bahan bakar berupa diesel/solar dan bensin hasil proses pirolisis ini nantinya dapat digunakan untuk operasional fasilitas, kegiatan masyarakat, atau kebutuhan lingkungan sekitar sehingga memberikan efek ekonomi yang nyata.

Santi Novianti, Co-founder Kertabumi Recycling Center, menjelaskan bahwa upaya ini bukan sekadar proyek teknis, tetapi juga gerakan perubahan mindset. Melalui edukasi, workshop, dan pelibatan warga, mereka ingin menunjukkan bahwa sampah, termasuk popok bekas yang biasanya dianggap sangat bermasalah sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi sumber daya baru. Ia menjelaskan bahwa harapan kedepannya masyarakat dapat melihat sampah sebagai sesuatu yang bisa dikelola dan dimanfaatkan, bukan hanya dibuang.

Baca juga: Inovasi Teknologi pada Dapur MBG Tingkatkan Kebersihan dan Keamanan Makanan

Manfaat Bagi Lingkungan dan Masyarakat

Pengolahan popok bekas dengan pirolisis memberikan banyak manfaat, di antaranya:

  1. Mengurangi volume sampah secara signifikan.
  2. Menghasilkan energi alternatif yang bernilai.
  3. Mengurangi emisi gas rumah kaca dari penumpukan popok.
  4. Menurunkan risiko pencemaran air dan tanah.

Baca juga: Telur dan Teknologi AI Jadi Kunci Baru Sembuhkan Penyakit Alzheimer

Tidak hanya itu, program ini juga membuka potensi kerja sama berkelanjutan antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan komunitas daur ulang. Dengan keberhasilan pilot project di Pondok Kacang Barat, inisiatif serupa berpeluang untuk diterapkan di wilayah lain. Jika diperluas, program ini bisa menjadi model pengelolaan sampah popok yang lebih bertanggung jawab di tingkat nasional. Edukasi yang diberikan melalui program ini memberi manfaat jangka panjang. Kesadaran masyarakat mengenai pemilahan sampah meningkat, terutama dalam memahami bahwa popok bekas harus ditangani secara khusus karena kandungan bahan kimianya.Transformasi popok bekas menjadi energi melalui pirolisis menjadi bukti bahwa teknologi ramah lingkungan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain mengurangi beban TPA dan mencegah pencemaran, energi yang dihasilkan bisa kembali ke masyarakat sebagai bentuk kontribusi lingkungan yang berkelanjutan.

Teknologi pirolisis ini membuka harapan baru bagi penanganan sampah popok di Indonesia. Dengan pendekatan inovatif ini, popok bekas yang sebelumnya menjadi beban lingkungan kini dapat diubah menjadi sumber energi alternatif yang bermanfaat. Jika diterapkan lebih luas, pirolisis dapat menjadi bagian penting dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(IR/ZA)

Hyodol: "Cucu" Versi Robot AI Korea Selatan Hadir Atasi Kasus Bunuh Diri Lansia

3 December 2025 at 18:23


Foto: hyodol

Teknologi.id - Korea Selatan mengambil langkah inovatif untuk menghadapi meningkatnya rasa kesepian dan risiko bunuh diri di kalangan lansia. Sebagai negara dengan isu lonjakan populasi menua dan angka kelahiran yang merosot drastis, kesepian telah menjadi masalah serius terutama bagi mereka yang hidup seorang diri. Bahkan menurut laporan dari Journal of the Korean Medical Association yang dirilis Juni 2025 menyebutkan bahwa setiap hari rata-rata 10 orang lanjut usia di Korea Selatan mengakhiri hidupnya. Dari data tersebut membuat Korea Selatan menempati posisi negara dengan tingkat bunuh diri lansia tertinggi di negara-negara maju dan diantara semua anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Untuk menjawab persoalan ini, pemerintah memperkenalkan Hyodol, sebuah boneka robot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang menjadi teman sekaligus “cucu” versi robot AI bagi para lansia.



Foto: hyodol

Cucu Versi Robot AI 

Berbeda dari robot pada umumnya, Hyodol tampil seperti boneka lucu dengan ukuran yang mudah dipeluk yaitu 16 - 20 inci. Desainnya dibuat agar terasa familiar dan menghibur, layaknya kehadiran seorang cucu kecil. Robot ini memiliki mata besar dengan penuh senyuman, telinga yang menonjol, suara ceria seperti anak berusia 7 tahun. Robot yang bernama Hyodol ini dibekali teknologi AI yang memungkinkan dia menyapa, berbicara, dan memberikan respons emosional sederhana kepada penggunanya. Pendekatan ini dinilai efektif karena lansia lebih mudah menerima bentuk boneka yang lembut dan ramah dibanding robot mekanis.

Baca juga: Harga Rp933 Ribu: Smart Hanhan Huawei, Boneka AI yang Bisa "Membaca" Emosi Pengguna

Fitur Hyodol yang Mendukung Kesehatan Mental

https://youtu.be/et3ehs5joSc?si=Zt7JKcdKAUiM5Ywu
Hyodol bukan sekadar boneka penyemangat, tetapi perangkat yang punya fungsi pemantauan kesehatan lansia. Beberapa fitur utamanya meliputi:

  1. Pengingat harian, robot ini dapat membantu dalam mengingatkan jadwal aktivitas penting yang dilakukan rutin setiap hari,  seperti waktu makan, minum obat, hingga beristirahat.
  2. interaksi suara dan dialog sederhana, untuk memberikan rasa ditemani. Robot ini juga bisa memberikan sapaan sederhana seperti "Grandma/Grandpa, aku menunggu seharian," bagi lansia yang merasa kesepian tentunya sapaan sederhana dapat menjadi hal besar untuk mencegahnya merasa sendiri.
  3. Merespons sentuhan di kepala serta genggaman tangan, layaknya seorang anak yang sedang diberi perhatian oleh neneknya. Robot ini memiliki sensor sentuhan di area tertentu yang menjadikan interaksi lebih nyata.
  4. Memutar Musik, fitur robot ini juga memungkinkan untuk berinteraksi dengan memutar musik yang lansia sukai sehingga mereka selalu dengan suasana yang menyenangkan setiap harinya.
  5. Melakukan latihan otak, seperti kuis singkat, tebak-tebakan, dan percakapan harian yang dirancang untuk menjaga fungsi kognitif.
  6. Mode darurat, apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti sakit atau hal darurat lainnya, robot ini dapat menghubungi petugas sosial sehingga robot ini mempermudah mereka dalam memantau kondisi harian walau jarak jauh.

Baca juga: Rp6,4 Miliar! Jepang Jual "Mesin Cuci Manusia" Mewah, Mandi Otomatis Cuma 15 Menit

Respons Positif Muncul dari Inovasi Cucu AI

Sejak diperkenalkan, Hyodol telah digunakan oleh puluhan ribu lansia yang disalurkan melalui program pemerintah dan lembaga kesejahteraan di seluruh Korea Selatan. Menurut laporan lembaga kesejahteraan setempat, para lansia yang menggunakan Hyodol menunjukkan perubahan positif, seperti frekuensi percakapan yang lebih tinggi, perbaikan suasana hati, dan meningkatnya keteraturan aktivitas harian. Testimoni dari pengalaman pribadi oleh para pekerja sosial menyebutkan bahwa klien lansianya mengalami perubahan setelah menerima cucu versi AI seperti robot Hyodol ini. Dia menyebutkan bahwa sebelumnya sangat depresi dan sering memikirkan untuk lompat dari lantai 11. Namun setelah diperkenalkan robot ini, lansia tersebut sudah tidak pernah terlihat kesepian dan putus asa lagi. Bahkan pada studi eksperimental terhadap 69 lansia, mereka yang menggunakan hyodol selama 6 minggu memperlihatkan hasil penuruan depresi dan peningkatan fungsi kognitif. Hyodol dinilai efektif karena pendekatannya sangat personal dan lembut. Hal kecil yang ternyata sangat berarti bagi banyak lansia karena dapat memberikan rasa "kehadiran" yang dibutuhkan.
 
Hyodol membuktikan bahwa teknologi dapat dirancang dengan pendekatan yang lebih personal. Di saat banyak inovasi AI berfokus pada industri dan efisiensi, Korea Selatan justru memanfaatkannya untuk menyembuhkan kesepian dan menyelamatkan nyawa. Sebagai boneka robot yang berperan sebagai “cucu" versi AI, Hyodol menghadirkan kehangatan di tengah sunyinya rumah para lansia.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(IR/ZA)

UmHajGo Resmi Hadir: Aplikasi Pintar Pendamping Jemaah Umrah dan Haji di Indonesia

2 December 2025 at 22:25

Foto: Citadel

Teknologi.id - Indonesia sebagai negara dengan jumlah jemaah umrah dan haji terbesar di dunia terus menunjukkan kebutuhan akan layanan pendampingan yang lebih terstruktur, informatif, dan mudah diakses. Di tengah perkembangan digital yang semakin pesat, hadir sebuah inovasi baru bernama UmHajGo yang dibuat oleh perusahaan teknologi asal Malaysia, Citadel, aplikasi pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang khusus untuk mendampingi jemaah umrah dan haji mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan ibadah di Tanah Suci. Kehadiran aplikasi ini menandai babak baru dalam transformasi digital layanan perjalanan religi di Indonesia.

Sebagai aplikasi pertama di Indonesia yang mengintegrasikan seluruh aspek perjalanan ibadah dalam satu platform digital, UmHajGo membawa angin segar dalam modernisasi layanan umrah dan haji. Citadel merancang aplikasi ini tidak hanya sebagai alat bantu teknis, tetapi juga sebagai sahabat digital yang memberikan panduan ibadah secara menyeluruh, personal, dan real-time. Semua fitur disediakan dalam Bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan kebiasaan serta preferensi jemaah Nusantara.

Peluncuran aplikasi ini juga bertepatan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 yang memberi kesempatan bagi jemaah umrah untuk melakukan perjalanan secara mandiri. Kondisi ini membuat kebutuhan akan pendamping digital yang lengkap, akurat, dan mudah digunakan semakin mendesak. UmHajGo hadir untuk mengisi ruang tersebut.

Baca juga: Arab Saudi Luncurkan Humain Chat, Chatbot AI dengan Sentuhan Islami dan Bahasa Arab



Foto: medcom.id

Fitur yang disediakan di UmHajGo 

Berikut fitur-fitur yang disediakan aplikasi UmHajGo:

1. Fitur Perencanaan Perjalanan 

Mencakup estimasi biaya, rekomendasi waktu keberangkatan, hingga penyusunan checklist perlengkapan. Pemesanan tiket pesawat, hotel, serta paket umrah juga dapat dilakukan langsung melalui aplikasi, memungkinkan pengguna mengatur perjalanan hanya dalam beberapa langkah.

2. Fitur Panduan Ibadah 

Berisi langkah demi langkah rangkaian manasik, doa, serta penjelasan rukun dan wajib umrah dan haji. Fitur ini dirancang agar mudah diakses oleh semua usia, termasuk lansia.

3. Kemampuan Navigasi

Kota Makkah dan Madinah sering kali menjadi tantangan bagi jemaah karena keramaian dan letak lokasi yang berdekatan. Untuk mengatasi ini, UmHajGo dilengkapi dengan peta 3D serta teknologi Augmented Reality (AR) yang memudahkan pengguna menemukan lokasi penting seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, hotel, toilet umum, titik kumpul rombongan, hingga rute pulang ke tempat menginap.

4. UmHajGo Berfungsi Selama Perjalanan dan Setelah Jemaah Kembali ke Tanah Air

Aplikasi ini tetap aktif dan menawarkan berbagai layanan lanjutan seperti konten spiritual harian termasuk kajian, doa, pengingat ibadah, penawaran perjalanan selanjutnya untuk kembali melaksanakan umrah, serta layanan tambahan seperti wasiat digital dan takaful atau asuransi syariah yang sebentar lagi akan tersedia. Dengan demikian, jemaah dapat terus mendapatkan manfaat dalam jangka yang panjang dan bimbingan ibadah berkelanjutan.

Baca juga: Dompet Digital untuk Haji dan Umroh, Inovasi Pertama di Dunia yang Diluncurkan Arab

Tujuan Aplikasi UmHajGo

Dengan rangkaian fitur modern, UmHajGo tidak hanya mempermudah proses perjalanan ibadah, tetapi juga memperkuat aspek keamanan dan penyampaian informasi. Menurut Chairman dan Grup CEO Citadel, UmHajGo bertujuan sebagai langkah awal menuju ekosistem digital Tayyib yang mengedepankan kepercayaan, keamanan, dan prinsip syariah. Sebagai bentuk keseriusan untuk hadir secara jangka panjang di Indonesia, Citadel mendirikan PT Citadel Group Indonesia di Jakarta. Kehadiran lembaga ini diharapkan memperkuat layanan, dukungan teknis, dan pengembangan fitur sesuai kebutuhan pengguna lokal.

Peluncuran UmHajGo juga mendapatkan dukungan dari ulama nasional Dr. K.H. Marsudi Syuhud, M.M., yang menyatakan bahwa teknologi seperti ini dapat memperkuat nilai-nilai spiritual dalam ibadah. Menurutnya, digitalisasi yang tepat dapat membantu jemaah lebih memahami manasik dan menjalankan ibadah dengan tertib serta penuh kekhusyukan. Pihak Citadel juga kembali menegaskan bahwa Indonesia mengambil langkah awal dalam membangun ekosistem digital yang etis dan bermanfaat bagi komunitas Muslim secara global.

Kehadiran UmHajGo menandai era baru digitalisasi ibadah umrah dan haji di Indonesia. Dengan fitur lengkap berbasis AI, peta 3D, serta AR, aplikasi ini diciptakan untuk menjadi pendamping yang aman, informatif, dan mudah digunakan oleh semua kalangan jemaah. Di tengah perubahan regulasi yang membuka peluang perjalanan ibadah secara mandiri, UmHajGo hadir sebagai solusi yang relevan dan visioner guna menghubungkan teknologi dengan spiritualitas tanpa mengurangi nilai-nilai ibadah itu sendiri.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)


 



❌