Normal view

Received — 19 December 2025 Tech News & Update

Waspada Link Palsu! Gunakan 4 Aplikasi Ini untuk Deteksi Keamanan Tautan

19 December 2025 at 21:45
 Maraknya aktivitas digital membuat risiko penipuan online ikut meningkat. Modus penipuan online kini semakin canggih dan sulit dikenali. Salah satu modus yang paling sering digunakan adalah penyebaran link palsu yang dikirimkan melalui pesan singkat, email, maupun media sosial. Sekilas, tautan tersebut tampak resmi dan meyakinkan, padahal di baliknya tersimpan ancaman pencurian data, pengambilalihan akun, hingga kerugian finansial.

Pelaku penipuan biasanya memanfaatkan rasa panik atau penasaran korban. Mereka mengatasnamakan instansi resmi, layanan perbankan, atau platform digital populer, lalu meminta korban untuk segera mengklik tautan tertentu. Begitu link dibuka, pengguna bisa diarahkan ke situs tiruan yang dirancang untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, kode OTP, atau data pribadi lainnya. 

Padahal, kewaspadaan terhadap link mencurigakan merupakan langkah awal yang sangat penting untuk melindungi diri di dunia digital. Selain berhati-hati membaca isi pesan, pengguna juga perlu mengenali ciri-ciri link palsu dan memanfaatkan aplikasi pendeteksi keamanan sebelum mengklik tautan apa pun.

Baca juga: Cegah Penipuan Digital, Telkomsel Kenalkan Sistem Berbasis AI “Siscamling”

Tanda-tanda Link Palsu yang Perlu Diwaspadai

Mengidentifikasi link palsu menjadi langkah awal yang penting untuk melindungi diri dari penipuan online.

  1. Salah satu ciri paling umum adalah format tautan yang berbeda dari situs resmi, meskipun tampilannya terlihat mirip. Pelaku sering menggunakan subdomain yang menyesatkan, penambahan karakter tertentu, atau ekstensi domain yang tidak lazim untuk mengecoh korban.
  2. Modus yang sering terjadi adalah pesan phishing yang mengatasnamakan bank. Korban diminta memperbarui informasi akun melalui link yang disertakan, padahal pihak bank tidak pernah meminta data sensitif melalui tautan semacam itu. Jika link palsu tersebut diklik, dampaknya bisa sangat serius, mulai dari pencurian identitas hingga pengurasan saldo rekening.

Aplikasi yang Dapat Dimanfaatkan untuk Mendeteksi Keamanan Tautan

Untungnya, saat ini tersedia berbagai aplikasi dan layanan yang dapat membantu pengguna menilai apakah sebuah link aman atau justru berbahaya. Berikut empat aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi risiko dari sebuah tautan.

1. Google Transparency

Foto: Google 
 
Google Transparency memungkinkan pengguna memeriksa sebuah situs web dengan cepat. Cukup masukkan tautan yang mencurigakan, lalu sistem akan menampilkan apakah situs tersebut pernah terlibat dalam aktivitas berbahaya seperti phishing atau penyebaran malware. Layanan ini memanfaatkan sistem keamanan Google yang diperbarui secara berkala dan digunakan secara global. Karena itu, Google Transparency cocok dijadikan langkah awal untuk mengecek keamanan sebuah link sebelum diklik.

2. Whois

Foto: Google Play 

Whois menawarkan cara berbeda dalam mendeteksi link palsu. Layanan ini menampilkan detail registrasi domain, termasuk pemilik, lokasi server, dan tanggal pembuatan domain. Informasi tersebut sangat berguna untuk menilai kredibilitas sebuah situs. Domain yang baru dibuat atau memiliki data kepemilikan tidak jelas patut dicurigai, terutama jika mengaku sebagai layanan resmi atau institusi besar.

Baca juga: Google Disco: Browser AI yang Bisa Ciptakan Aplikasi dari Setiap Tab Secara Real-Time

3. Safe Web Norton

Foto: chromewebstore.google.com 

Safe Web Norton menganalisis tingkat keamanan situs berdasarkan basis data global serta laporan dari komunitas pengguna. Platform ini dapat mengidentifikasi indikasi phishing, spam, maupun ancaman siber lainnya. Semakin banyak laporan yang masuk, semakin akurat pula informasi reputasi situs yang ditampilkan kepada pengguna.

4. Scam Checker DANA

Foto: KOMPAS.com 

Sebagai solusi lokal, DANA menghadirkan fitur Scam Checker melalui menu DANA Protection. Fitur ini memungkinkan pengguna mengecek link mencurigakan, nomor ponsel, akun media sosial, hingga nomor rekening. Scam Checker DANA telah terintegrasi dengan layanan Komdigi, sehingga hasil verifikasi menjadi lebih akurat. Pengguna juga dapat melihat riwayat pelaporan dan langsung membuat laporan jika suatu nomor atau akun terbukti terkait penipuan. Dengan fitur ini, pengguna dapat memastikan keaslian pihak yang dihadapi sebelum mengirim uang atau membagikan informasi pribadi. Prosesnya juga cepat hanya dalam hitungan detik dan mudah dilakukan.

Pada akhirnya, meningkatnya kasus link palsu menjadi pengingat penting bagi setiap pengguna internet untuk lebih waspada. Kewaspadaan menjadi salah satu kunci utama dalam menjaga keamanan data dan keuangan pribadi dari penipuan digital. Mengenali ciri-ciri link berbahaya dan memanfaatkan aplikasi pendeteksi keamanan seperti Google Transparency, Safe Web Norton, Whois, serta Scam Checker DANA dapat membantu meminimalkan risiko penipuan. Langkah sederhana ini bisa menjadi perlindungan awal agar aktivitas digital tetap aman dan terkendali.


Baca Berita dan Artikel yang lain di   Google News


(ir/sa)


Canggih! Polantas China Pakai Kacamata AI 'Mata Elang', Bisa Pantau Data Real-Time

19 December 2025 at 19:29
 Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) terus menghadirkan cara baru dalam menyelesaikan berbagai persoalan di kehidupan sehari-hari. Jika selama ini AI identik dengan ponsel pintar, kendaraan, atau aplikasi digital, kini teknologi tersebut mulai digunakan langsung di lapangan oleh aparat penegak hukum. Di China, polisi lalu lintas (Polantas) mulai memanfaatkan perangkat canggih berupa kacamata pintar berbasis AI untuk mendukung tugas mereka di lapangan. Teknologi ini memungkinkan petugas memeriksa kendaraan hanya dalam hitungan detik, tanpa perlu menghentikan pengendara atau melakukan pemeriksaan manual seperti sebelumnya.

Inovasi tersebut diumumkan secara resmi oleh Kepolisian Lalu Lintas Changsha pada 13 Desember. Detasemen Manajemen Lalu Lintas Biro Keamanan Publik Kota Changsha mengonfirmasi bahwa kacamata AI ini sudah mulai digunakan oleh petugas lapangan mereka. Kehadirannya menjadi bagian dari transformasi digital dalam sistem pengelolaan lalu lintas dan keamanan publik di China.

Secara tampilan, kacamata pintar ini terlihat seperti kacamata biasa tidak mencolok saat dikenakan. Namun di balik desainnya yang sederhana, tersimpan teknologi pemindaian yang sangat canggih. Perangkat ini mampu menampilkan informasi kendaraan hanya dalam waktu satu hingga dua detik. Informasi tersebut muncul melalui layar kecil yang terintegrasi langsung di lensa kacamata, sehingga petugas dapat melihat data secara real-time tanpa harus berhenti berjalan atau membuka perangkat tambahan seperti ponsel atau tablet.

Baca juga: Teknologi Pengenalan Wajah jadi Senjata Baru Kepolisian Inggris dalam Kejar Penjahat

Fitur Canggih pada Kacamata AI 

Foto: Gizmochina

Salah satu fitur utama yang diandalkan adalah pengenalan pelat nomor otomatis atau automatic license plate recognition. Menariknya, fitur ini dapat bekerja secara offline dan diklaim memiliki tingkat akurasi di atas 99 persen. Hal ini memungkinkan untuk tidak selalu terhubung ke jaringan internet, kacamata ini tetap mampu mengenali dan mencocokkan pelat nomor kendaraan dengan cepat dan presisi. Dengan kemampuan tersebut, polisi dapat dengan cepat mengidentifikasi kendaraan yang melintas, bahkan di tengah kondisi lalu lintas yang padat.

Proses pemindaian didukung oleh kamera wide angle beresolusi 12 MP yang terpasang pada kacamata. Kamera ini dipadukan dengan algoritma stabilisasi gambar prediktif yang dirancang khusus agar hasil tangkapan tetap jelas meskipun petugas sedang bergerak. Teknologi tersebut juga dioptimalkan agar tetap andal di berbagai kondisi pencahayaan, baik di siang hari yang terang maupun malam hari dengan cahaya terbatas.

Tak hanya fokus pada kendaraan, fungsi kacamata AI ini juga diperluas untuk kebutuhan lain. Perangkat ini dibekali fitur pengenalan wajah, penerjemahan suara secara langsung ke lebih dari 10 bahasa, serta kemampuan merekam video di lokasi kejadian. Fitur-fitur tersebut sangat membantu dalam berbagai situasi, mulai dari komunikasi dengan warga asing hingga dokumentasi kejadian untuk keperluan penegakan hukum.

Baca juga: Find My iPhone Berhasil Bantu Polisi Inggris Bongkar Penyelundupan 40.000 Ponsel

Cara Kerja Kacamata AI dalam Mengenali Kendaraan

Setelah kendaraan berhasil diidentifikasi, sistem kacamata AI akan terhubung dengan basis data lalu lintas keamanan publik secara real time. Dari koneksi tersebut, petugas bisa langsung mengakses berbagai informasi penting, mulai dari data registrasi kendaraan, status inspeksi, hingga riwayat pelanggaran lalu lintas yang pernah dilakukan. Semua informasi tersaji instan, sehingga proses pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan cepat dan akurat.

Dengan hadirnya kacamata pintar ini, efisiensi kerja polisi lalu lintas meningkat drastis. Jika sebelumnya pemeriksaan satu lajur kendaraan bisa memakan waktu sekitar 30 detik, kini proses tersebut dapat diselesaikan hanya dalam satu hingga dua detik. Selain mempercepat arus lalu lintas, menurut Gizmo China teknologi ini juga mengurangi beban kerja manual dan menekan tingkat stres petugas di lapangan.

Ke depan, pemanfaatan kacamata AI ini membuka peluang lebih luas bagi modernisasi sistem lalu lintas di China. Dengan dukungan data real-time dan kecerdasan buatan, penegakan hukum tak hanya menjadi lebih cepat, tetapi juga lebih presisi dan terukur. Selain itu, penggunaan kacamata AI memungkinkan penegakan hukum dilakukan tanpa menyita waktu untuk bertatapan langsung dengan pengendara. Hal ini dinilai lebih aman, praktis, dan sesuai dengan kebutuhan pengelolaan lalu lintas modern. Langkah China ini sekaligus menunjukkan bagaimana AI semakin berperan penting dalam menciptakan sistem keamanan publik yang efisien, presisi, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(IR/ZA)

❌