❌

Normal view

Xiaomi Siap Luncurkan Alat Pelacak, Xiaomi Tag

16 December 2025 at 04:45

Xiaomi Tag


Teknologi.id β€” Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Xiaomi, dikabarkan tengah menyiapkan aksesori pelacak barang miliknya sendiri yang digadang-gadang akan menjadi pesaing langsung Apple AirTag. Produk yang dirumorkan bernama Xiaomi Tag ini disebut akan memperluas ekosistem Xiaomi sekaligus menghadirkan alternatif pelacak yang lebih kompetitif bagi pengguna Android.

Dengan basis pengguna yang sangat besar serta ekosistem perangkat yang luas, kehadiran Xiaomi Tag berpotensi mengguncang pasar pelacak Bluetooth yang selama ini didominasi Apple.

Apa Itu Xiaomi Tag?

Berdasarkan rumor dan laporan industri terbaru, Xiaomi Tag merupakan perangkat pelacak berbasis Bluetooth yang dikombinasikan dengan teknologi Ultra-Wideband (UWB). Fungsinya serupa dengan AirTag, yakni membantu pengguna menemukan barang pribadi seperti kunci, dompet, tas, atau koper dengan lebih mudah dan presisi.

Xiaomi Tag diperkirakan akan diperkenalkan bersamaan dengan peluncuran ponsel flagship Xiaomi 17 Ultra, yang dirumorkan meluncur pada 26 Desember 2025.

Dukungan Teknologi UWB, Lebih Akurat dari Bluetooth

Berbeda dari pelacak Bluetooth konvensional, Xiaomi Tag disebut akan mengintegrasikan teknologi UWB, standar radio yang juga digunakan oleh Apple AirTag. Teknologi ini memungkinkan ponsel mendeteksi jarak dan arah pelacak secara akurat, bukan sekadar perkiraan lokasi.

Dengan UWB, pengguna dapat diarahkan secara real-time menuju lokasi barang yang hilang, sehingga proses pencarian menjadi lebih cepat dan presisi dibandingkan pelacak Bluetooth biasa.

Terhubung dengan Jaringan Temukan Perangkat Saya Google

Salah satu keunggulan paling krusial dari Xiaomi Tag adalah potensi integrasinya dengan Jaringan Temukan Perangkat Saya (Find My Device) milik Google. Jaringan ini bekerja berbasis komunitas, mirip dengan fitur Find My milik Apple.

Melalui jaringan tersebut, perangkat Android di sekitar pelacak dapat secara anonim dan aman mengirimkan lokasi Xiaomi Tag kepada pemiliknya, bahkan ketika pelacak berada dalam kondisi offline. Dengan memanfaatkan jutaan perangkat Android di seluruh dunia, Xiaomi Tag berpeluang memiliki jangkauan pelacakan yang sangat luas.

Dukungan ini menjadi pembeda penting dibanding sistem pelacakan Android lama yang sebelumnya belum memiliki jaringan terintegrasi secara global.


Baca juga:Β Xiaomi Targetkan Robot Humanoid Jadi Tenaga Utama di Pabriknya pada 2030

Tantangan Keamanan dan Privasi

Di balik manfaatnya, perangkat pelacak berbasis Bluetooth Low Energy (BLE) juga menghadirkan tantangan serius terkait privasi dan keamanan. Teknologi ini bekerja dengan memancarkan sinyal yang dapat dideteksi oleh perangkat di sekitarnya, sehingga berpotensi disalahgunakan untuk pelacakan ilegal.

Berbagai studi industri dan akademis telah menyoroti risiko seperti pemalsuan sinyal, manipulasi data, hingga penguntitan tanpa izin. Untuk mengatasi hal tersebut, sistem operasi seperti Android dan iOS telah menghadirkan fitur anti-penguntit yang memberi peringatan jika pelacak tak dikenal bergerak bersama pengguna.

Namun, efektivitas fitur ini sangat bergantung pada pembaruan perangkat lunak dan konsistensi dukungan perangkat di seluruh ekosistem.

Strategi Xiaomi Agar Xiaomi Tag Kompetitif

Agar Xiaomi Tag dapat menjadi pilihan jangka panjang yang terpercaya, ada beberapa aspek penting yang perlu diperkuat:

  • Daya tahan baterai: Idealnya mampu bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, dengan sistem penggantian baterai yang mudah.

  • Kompatibilitas luas: Tidak terbatas pada ponsel Xiaomi saja, tetapi juga optimal di berbagai merek Android lain.

  • Keamanan data: Enkripsi kuat, pembaruan firmware rutin, dan kebijakan privasi yang transparan.

  • Ekosistem aksesori: Dukungan gantungan kunci, dompet pintar, hingga integrasi mendalam dengan aplikasi harian.

Dengan pendekatan ini, Xiaomi tidak hanya menawarkan harga yang kompetitif, tetapi juga pengalaman pengguna yang matang dan aman.

Kesimpulan

Kehadiran Xiaomi Tag menegaskan ambisi Xiaomi untuk bersaing langsung dengan Apple AirTag di pasar pelacak pintar. Dukungan UWB, integrasi dengan Jaringan Google, serta potensi harga yang lebih terjangkau menjadikan Xiaomi Tag sebagai ancaman serius bagi dominasi Apple.

Meski begitu, keberhasilan Xiaomi Tag akan sangat ditentukan oleh stabilitas perangkat lunak, perlindungan privasi, dan kepercayaan pengguna dalam jangka panjang. Jika semua aspek tersebut terpenuhi, Xiaomi Tag berpeluang menjadi solusi pelacakan Android yang andal dan relevan di masa depan.

(jf)

Bukan Monitor Murah Biasa! Lenovo Legion Gen 10 Rilis dengan 320Hz & Panel Pro

20 December 2025 at 00:51

Foto: Lenovo

Teknologi.id – Industri perangkat keras komputer (hardware) menutup tahun 2025 dengan sebuah kejutan besar yang bisa dibilang "merusak harga pasar". Selama ini, para gamer dengan anggaran terbatas selalu dihadapkan pada dilema klasik: memilih monitor yang cepat (refresh rate tinggi) namun warnanya pucat, atau memilih monitor dengan warna akurat namun gerakannya lambat.

Lenovo, melalui lini gaming andalannya, Legion, baru saja menghapus dilema tersebut, lenovo resmi meluncurkan jajaran monitor Legion Generasi ke-10 (Gen 10 Series) yang membawa spesifikasi kelas dewa ke segmen harga rakyat.

Dengan banderol harga mulai dari Rp 1 jutaan, monitor ini tidak hanya menawarkan kecepatan refresh rate hingga 320Hz, tetapi juga akurasi warna 99% DCI-P3. Kombinasi "maut" ini disebut-sebut sebagai lonceng kematian bagi monitor-monitor lawas yang masih berharga mahal namun minim fitur.

Definisi Ulang "Monitor Murah"

Istilah "monitor gaming murah" biasanya identik dengan kompromi. Sering kali, pengguna harus puas dengan panel TN yang sudut pandangnya buruk, atau refresh rate yang mentok di 75Hz atau 144Hz.

Namun, Lenovo Legion Gen 10 mendobrak stigma tersebut. Seri ini hadir dalam dua varian utama, yakni seri Pro dan Non-Pro. Kehadiran seri ini seolah mengirim pesan keras kepada kompetitor bahwa teknologi tinggi tidak harus selalu mahal.

Bagi gamer kompetitif terutama pemain First Person Shooter (FPS) seperti Valorant, Counter-Strike 2, atau Overwatch, kecepatan adalah segalanya. Setiap milidetik sangat berharga. Dengan dukungan refresh rate mencapai 320Hz (pada varian tertingginya), monitor ini menawarkan kehalusan pergerakan gambar yang sulit ditandingi di kelas harganya. Musuh yang bergerak cepat akan terlihat lebih jelas, tanpa efek bayangan (ghosting) atau patah-patah (tearing) yang mengganggu bidikan.

Baca juga:Β Harga Nyaris Rp 100 Juta! Lenovo Legion 9i Resmi Meluncur di Indonesia

Warna Akurat: Bukan Cuma Buat Main Game

Satu hal yang membuat peluncuran ini sangat menarik adalah perhatian Lenovo pada kualitas visual, bukan sekadar kecepatan. Biasanya, monitor dengan refresh rate super tinggi mengorbankan kualitas warna demi mengejar performa waktu respons. Akibatnya, warna terlihat pudar (washed out).

Lenovo mengatasi masalah ini dengan menyematkan panel yang mampu mencakup 99% DCI-P3 color gamut. Bagi yang belum familier, DCI-P3 adalah standar rentang warna yang digunakan dalam industri film digital Amerika Serikat. Cakupan 99% berarti monitor ini mampu menampilkan variasi warna yang sangat luas, hidup, dan akurat, jauh di atas standar sRGB biasa.

Artinya, monitor ini adalah "Hybrid Beast". Di pagi hari, ia bisa digunakan oleh seorang desainer grafis, editor video, atau fotografer untuk bekerja dengan presisi warna tinggi layaknya monitor studio profesional. Di malam hari, monitor yang sama bisa berubah menjadi mesin gaming buas yang siap melibas game dengan frame rate tinggi.

Fleksibilitas inilah yang menjadi nilai jual utama, terutama bagi para konten kreator gaming yang membutuhkan kedua aspek tersebut (akurasi warna untuk editing dan kecepatan untuk gameplay).

Desain Elegan dan Fitur Pendukung

Selain spesifikasi jeroan yang gahar, Lenovo juga tidak melupakan estetika. Lini Legion Gen 10 ini tetap membawa bahasa desain khas Legion yang minimalis namun futuristik. Bezel (bingkai layar) dibuat sangat tipis di ketiga sisinya, memberikan kesan immersive yang mendalam saat bermain game atau menonton film.

Penyangga (stand) monitor juga dirancang ergonomis, memungkinkan pengguna untuk mengatur kemiringan dan ketinggian agar sesuai dengan posisi duduk yang nyaman, mengurangi risiko sakit leher saat sesi gaming maraton. Fitur perlindungan mata (eye care) juga disematkan untuk meminimalisir paparan sinar biru (blue light) yang berbahaya, menjaga mata tetap segar meski menatap layar berjam-jam.

Persaingan Pasar Monitor 2026

Peluncuran Lenovo Legion Gen 10 dengan harga mulai Rp 1 jutaan ini diprediksi akan memicu perang harga baru di pasar monitor Indonesia pada awal tahun 2026.

Merek-merek lain yang selama ini nyaman bermain di segmen entry-level dengan spesifikasi standar (100Hz-144Hz sRGB) kini harus waspada. Konsumen yang cerdas tentu akan membandingkan spesifikasi apple-to-apple. Jika dengan harga yang sama mereka bisa mendapatkan 320Hz dan warna sekelas laptop editing, sulit bagi produk lain untuk bersaing tanpa melakukan inovasi dengan harga yang sama.

Langkah Lenovo ini juga menjadi angin segar bagi pertumbuhan industri esports dan ekonomi kreatif di Indonesia. Untuk pasar Indonesia monitorΒ Lenovo Legion 24-10Β dibandrol dengan harga mulai dari: Rp1.829.000Β dengan ukuran layar mulai dari 24 inch.Β 

Baca juga:Β Lenovo Tembus Batas: Laptop Gaming dengan Layar Fleksibel Ultrawide Siap Dipasarkan

Foto: Lenovo

Dengan perangkat berkualitas tinggi yang semakin terjangkau, hambatan (barrier to entry) bagi talenta muda untuk menjadi atlet esports atau konten kreator profesional menjadi semakin rendah.

Lenovo Legion Gen 10 bukan sekadar monitor baru; ini adalah standar baru. Ia membuktikan bahwa di era teknologi yang semakin maju, kesenjangan antara perangkat "Pro" dan "Budget" semakin tipis.

Bagi Anda yang saat ini masih menggunakan monitor 60Hz lama yang warnanya mulai memudar, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk pensiunkan layar tersebut. Kiamat bagi layar lelet telah tiba, dan penggantinya hadir dengan harga yang sangat masuk akal.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

❌