Normal view

Received — 19 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Bagaimana Tren Investasi VC Kripto di Pasar Bearish?

19 December 2025 at 11:00

Venture capital adalah darah kehidupan di dunia startup Web3 dan aset kripto. Para pengusaha perlu mengumpulkan dana untuk proyek agar bisa merekrut orang-orang berbakat, membayar biaya operasional, dan melakukan pemasaran demi menumbuhkan bisnis. 

VC tentu saja senang melakukan investasi ini, sebab mereka juga mendapatkan bagian dari keuntungan jangka panjang—jika memang keuntungan itu benar-benar ada. Sebagian besar startup gagal, dan bisnis ini sangat bergantung pada lahirnya unicorn untuk mendorong pertumbuhan dana ventura. 

Pasar aset kripto memiliki keunikan tersendiri, karena banyak startup juga meluncurkan token sebagai bagian utama. Namun, performa pasar aset digital sendiri akhir-akhir ini kurang begitu baik. 

Sejak Oktober, saat harga per 1 BTC mencatat rekor US$126.000, aset oranye ini telah turun 25%

Investasi VC Kripto Selama 10 Tahun Terakhir | Sumber: Galaxy Research

Harga kripto sangat mempengaruhi pasar VC, dan dinamika pengumpulan dana untuk startup pun jelas sudah berubah. Lalu, bagaimana gambaran keadaan saat ini? 

“Siklus pasar bisa memengaruhi sentimen investasi dan dapat memperlambat atau mempercepat proses penutupan kesepakatan,” terang Stefan Deiss, CEO Hashgraph Group, yang fokus pada investasi VC di ekosistem Hedera.

Ekspektasi Lebih Rendah dari Venture Capital

Salah satu hal pertama yang terjadi ketika tren kripto bergerak menurun adalah valuasi startup ikut turun. 

Mungkin kesannya tidak berhubungan langsung, tapi konsep “hot rounds” atau ronde pendanaan untuk startup yang sedang populer jadi menurun, dan VC tidak terlalu tertarik lagi dengan valuasi selangit, tutur Artem Gordadze, investor malaikat di NEAR Foundation serta penasihat di akselerator startup Techstars.

“Saat Bitcoin diperdagangkan pada level tinggi, misalnya saat dianggap di posisi US$100.000, valuasi startup juga ikut tinggi,” ucap Gordadze. “Ini memunculkan dinamika yang menantang: VC mesti membenarkan valuasi awal berdasarkan potensi harga masa depan yang harus benar-benar tercapai dalam jangka waktu investasinya demi menghasilkan imbal hasil yang layak.”

Harga Bitcoin sejak awal Q4 pada 1 Oktober | Sumber: CoinGecko

Teori bahwa harga Bitcoin selalu naik sepertinya bukan sesuatu yang dipercaya para investor VC. Karena investasi VC memang cenderung jangka panjang, mereka sudah mengalami banyak siklus, terutama bersama Bitcoin. 

Selain itu, banyak VC biasanya menyebut bulan November dan Desember sebagai “bulan write-off”. Maksudnya, mereka tidak terlalu berharap banyak kerjaan di kuartal keempat dan musim liburan, sehingga lebih memilih mulai berinvestasi lagi setelah tahun baru. 

Pandangan Pragmatis

Dilihat dari sudut pandang “helikopter”, khususnya di sektor kripto, trennya adalah pengeluaran tetap ada namun volumenya lebih kecil. 

Sebagai contoh: Polymarket, platform prediksi, berhasil mengumpulkan US$1 miliar, sedangkan Kraken meraih pendanaan sebesar US$800 juta pada kuartal ini. 

Pada kuartal ketiga, total pendanaan mencapai US$4,59 miliar, tapi setengahnya hanya terkonsentrasi pada tujuh kesepakatan, papar Alex Thorne, kepala riset di Galaxy. 

Uang masih mengalir: Q3 2025 jadi yang tertinggi kedua sejak Q1 2022 | Sumber: X

“Saat pasar turun, yang paling diperhatikan bukan lagi pergerakan harga tapi lebih pada ketahanan dalam pelaksanaan dan produk sebagai indikator utama,” ujar Deiss dari Hashgraph Group. “Kondisi downtrend justru mendorong investor untuk lebih fokus pada fundamental daripada momentum jangka pendek.”

Momentum jangka pendek itu memang seringkali hanya sekadar hype. Dan banyak proyek besar yang mendapat dukungan VC dan melakukan TGE ternyata performanya kurang baik tahun ini. Beberapa di antaranya adalah PUMP (turun lebih dari 50% selama 2025) dan Berachain (turun 91% semenjak diluncurkan Februari lalu). 

“Volatilitas tinggi dan valuasi di tahap awal yang masih tidak pasti menyebabkan pergeseran strategi distribusi modal yang cukup besar. Para investor kini lebih memilih strategi dengan siklus likuiditas lebih cepat dan kontrol harga lebih baik,” papar Gordadze. 

Lock-up dan Likuiditas

Salah satu aspek paling unik dari industri aset kripto adalah token generation event, atau TGE.

Pengganti ICO di masa lalu, Coinbase sekarang memfasilitasi TGE setelah mengakuisisi platform investor Echo seharga US$375 juta.

Monad menjadi proyek pertama yang meluncur di sana dan mengumpulkan dana US$296 juta, serta pasti akan ada proyek lain menyusul. 

Namun, setelah sebuah token meluncur, ada beberapa metrik yang khas di dunia kripto dan wajib investor ventura pantau dengan cermat. 

Salah satunya adalah lock-up, di mana saat TGE, tidak semua token langsung beredar di pasar; ada periode di mana aset-aset ini disimpan terlebih dahulu. Tujuannya agar mendorong partisipasi jaringan, mulai dari anggota tim, airdrop komunitas, hingga upaya foundation. 

Lalu, ada juga fully diluted value, atau FDV – yaitu jumlah total token dikali harga token – pada dasarnya seperti market cap semua token, meskipun belum semuanya unlocked. 

Dan ketika pasar bergerak liar, sungguh sulit memprediksi potensi exit token bagi VC sehingga ini bisa menjadi dilema.

Belakangan ini, Arthur Hayes dari Maelstrom Capital mengungkapkan kekecewaannya soal lock-up, terutama yang berkaitan dengan Monad. Sebagai seorang trader, Hayes jelas tidak suka jenis token yang likuiditasnya rendah ini. 

Arthur Hayes menandai Keone Hon dari Monad soal lock-up | Sumber: X

“Given the average token or equity vesting/lock-up period of 12 to 48 months, VCs must model the market’s likely condition when these lock-ups end,” ujar Gordadze, mentor Techstars. “The entry price must be strategically set to ensure a profitable exit, making long-term market forecasts crucial for deal finalization.

Masa Depan Investasi VC Aset Kripto di 2026 dan Seterusnya

Mengenai prediksi pasar, para VC memang suka membahas masa depan. Untuk dunia kripto, bila melihat kebijakan regulator AS yang lebih ramah di 2025, sepertinya tahun depan bisa jauh lebih positif. Apa itu cuma investor yang sedang berharap? 

Mungkin. Tapi para VC biasanya memang selalu optimistis. Optimisme, pada akhirnya, memang selalu jadi pemenang. 

“Tahun 2026 nampaknya akan menjadi fase utilitas nyata – DeFi bakal bangkit dengan momentum dan kedewasaan lebih baik, sementara stablecoin akan jadi background,” terang Deiss. Stablecoin memang mendapat sorotan tahun ini, walaupun pada dasarnya menjadi infrastruktur membosankan yang akan menopang, misalnya, Polymarket berikutnya yang memakai USDC di Polygon sebagai koin serta chain utama. 

“Kini setelah stablecoin benar-benar masuk arus utama dan bank mulai berlomba masuk, level selanjutnya adalah layanan untuk pengguna yang dipacu oleh aset-aset ini di balik layar,” papar Gordadze.

Area pertumbuhan paling signifikan kemungkinan besar ada di persimpangan AI/Blockchain dan RWA/Blockchain, karena di situlah peluang dampak dunia nyata serta pendapatan institusi paling besar tercipta.”

Received — 18 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Bisakah Bittensor Menjadi Sukses Seperti Bitcoin?

18 December 2025 at 08:58

Bitcoin sekarang, hampir secara paradoks dengan prinsip awalnya, justru diadopsi oleh Wall Street. Bittensor muncul sebagai cara baru ‘melawan’ sentralisasi. Ini adalah narasi yang saat ini sedang panas. Seiring berkembangnya AI, muncul juga kekhawatiran mengenai konsentrasi dan sentralisasi teknologi tersebut.

Bittensor dan aset kriptonya, TAO, bertujuan untuk mendesentralisasikan layanan AI. Meskipun TAO kehilangan hampir 53% pada 2025, beberapa orang percaya bahwa Bittensor adalah Bitcoin generasi baru untuk era AI. Tapi, seberapa realistis optimisme seperti ini?

Premis dan Janji dari Bittensor

Jaringan ini baru saja menyelesaikan halving reward pada 15 Desember, yang mengurangi suplai koin baru. Masalahnya, banyak orang sudah pernah mendengar narasi seperti ini sebelumnya.

With the first Bittensor halving complete, I can’t help but recall Bitcoin’s first halving, which I was fortunate enough to witness.  History doesn’t repeat, but the rhymes are unmistakable; both the parallels and differences between the two are striking:

Same: A Decentralized…

— Greg Schvey (@GSchvey) December 15, 2025

Banyak aset kripto sudah mengklaim menjadi “Bitcoin berikutnya” – karena cerita ini memang bisa menghasilkan banyak uang.

Walaupun demikian, Bittensor memang bisa memiliki nilai nyata dalam jangka panjang – hanya saja ada tantangan besar yang harus dihadapi, seperti halnya proyek kripto ambisius lain.

Kisah Bittensor tidak jauh berbeda dari Bitcoin: Ada para pemain kuat yang telah lama berkuasa, tapi jaringan baru bisa muncul dan bahkan membalik tatanan dunia tersebut.

Selama bertahun-tahun, para influencer terus mengulang slogan yang hampir sama, yaitu “long Bitcoin, short the banks”. Meski sekarang Bitcoin ada di bank-bank Wall Street dan saham DAT sudah diperdagangkan di bursa publik, narasi ini memang berhasil menarik perhatian.

Riwayat harga Bittensor sejak listing di exchange pada 2023. Sumber: CoinGecko

Intinya, perusahaan AI seperti OpenAI, Anthropic, dan Deepseek sudah menjadi terlalu besar dan menakutkan, sehingga orang-orang mulai waspada dengan pertumbuhan mereka.


Mendesentralisasikan pekerjaan kecerdasan buatan dan menggantikan teka-teki proof-of-work konvensional dengan AI yang benar-benar memiliki fungsi nyata – itulah inti dari Bittensor.

“Bitcoin membuktikan bahwa insentif kriptografi bisa mengkoordinasikan jaringan perangkat keras global untuk mengamankan sebuah ledger,” Evan Malanga, eksekutif di Yuma, salah satu pendukung terbesar platform Bittensor, kepada BeInCrypto. “Bittensor menggunakan mekanisme yang sama dan mengalihkan daya komputasi ke hal yang punya manfaat langsung di dunia saat ini: Melatih dan menjalankan model, aplikasi, dan infrastruktur AI.”

Bitcoin Lain? Serius?

Penting untuk diketahui bahwa Yuma adalah anak perusahaan Digital Currency Group (DCG), perusahaan yang termasuk pendukung awal berbagai aset kripto seperti Bitcoin, Zcash, dan Decentraland.

DCG juga termasuk investor awal di Coinbase, Circle, dan Chainalysis. CEO DCG, Barry Silbert, jelas mendukung Bittensor – bagi sebagian orang, ini menjadi sinyal positif.

Barry Silbert, yang mulai berinvestasi di aset kripto sejak 2012, ikut bergabung dalam perjalanan TAO. Sumber: X

Bittensor memang punya sejumlah karakteristik seperti Bitcoin. Jumlah TAO yang tersedia cuma 21 juta, jelas-jelas meniru jumlah BTC. Bittensor juga punya mekanisme halving, yang terakhir bulan Desember lalu menurunkan reward dari 7.200 TAO menjadi 3.600 TAO per hari.

Bukan memakai teka-teki proof-of-work yang boros energi seperti Bitcoin, Bittensor menggunakan mekanisme proof-of-intelligence, dimana node harus menyelesaikan tugas untuk membuktikan mereka mampu menangani tugas AI. Semakin baik kualitas keluaran tugas sebuah node, semakin besar peluang mendapatkan reward TAO.

Node yang diizinkan masuk jaringan Bittensor lalu mendapatkan assigned subnet, yang saat ini ada 128 buah. Setiap subnet memiliki spesialisasi terkait bidang AI yang berbeda-beda.

“Setiap subnet seperti marketplace khusus untuk satu jenis layanan AI – ada yang fokus ke pembuatan gambar, ada juga yang untuk model bahasa,” ujar Arrash Yasavolian, co-founder Taoshi, penyedia subnet intelijen keuangan. 

Sentralisasi vs Desentralisasi

Kekhawatiran soal AI biasanya muncul karena hanya segelintir perusahaan saja yang memiliki kekuasaan besar. Konsentrasi di satu industri biasanya menyebabkan harga jadi mahal dan layanan buruk untuk pelanggan – kadang terjadi dua-duanya sekaligus.

Bittensor ingin membuat AI menjadi lebih bermanfaat secara global dengan karakteristik desentralisasi—misalnya dengan melibatkan operator node independen untuk menggerakkan subnet/subjaringan AI.

“AI sedang mendefinisikan ulang seluruh industri,” terang Ken Jon Miyachi, CEO BitMind, yang menjalankan subnet khusus deteksi deepfake di Bittensor. “Bitcoin merevolusi penyimpan nilai, tapi Bittensor merevolusi sistem ekonomi dengan membuat kecerdasan jadi komoditas global.”

Tapi seberapa terdesentralisasi sebenarnya jaringan ini? Pada 10 Juli 2024, jaringan Bittensor dihentikan setelah terjadi peretasan senilai US$8 juta yang menguras wallet. Chain ini kemudian masuk ke “safe mode” yang hanya memproduksi blok tanpa kemampuan transaksi apa pun.

“Ada kekhawatiran soal sentralisasi yang sah saat ini,” tutur Yasavolian dari Taoshi. “Yayasan OpenTensor adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab untuk validasi blok. Sepuluh validator subnet terbesar menguasai sekitar 67% total bobot stake jaringan.”

Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa risiko keamanan Bittensor dan kemampuannya untuk mematikan jaringan justru bertolak belakang dengan prinsip desentralisasi. Para pendukung jaringan ini mengatakan bahwa desentralisasi penuh akan tercapai nanti, sehingga menjadi “credibly neutral” seperti tujuan Bitcoin sebagai penyimpan nilai.

“Tujuan strategis jangka panjang Bittensor adalah menjadi alat pengembangan AI yang benar-benar netral. Desentralisasinya bertahap, mirip dengan perkembangan Ethereum,” tambah Yasavolian.

Alarm AI

Salah satu cara meningkatkan desentralisasi di Bittensor dan mendengarkan lebih banyak suara berbeda adalah lewat operator subnet. Kelompok-kelompok ini menginvestasikan waktu dan uang mereka ke jaringan, dan mereka, seperti Yasavolian, juga turut menyampaikan pendapat.

Pertumbuhan subnet pun sangat kuat. Sejak awal 2025, jumlah subnet naik 97%, dari 65 menjadi 128.

Sergey Khusnetdinov, Direktur AI di Gain Ventures, menilai komunitas subnet ini sangat penting bagi keberhasilan Bittensor.

“Hasilnya adalah ekosistem meritokrasi yang terus berkembang, di mana kecerdasan yang berguna tidak hanya muncul dari satu laboratorium atau perusahaan, tapi hadir secara organik dari komunitas global yang bersifat permissionless.”

Grafik pertumbuhan subnet Bittensor sejak Maret 2023 | Sumber: Taostats

Perusahaan AI yang terpusat saat ini memiliki valuasi sangat tinggi – OpenAI bernilai US$500 miliar, Anthropic senilai US$350 miliar. Deepseek dari Cina kabarnya juga memiliki valuasi US$150 miliar. Dengan fakta tersebut, berapa nilai jaringan AI seperti Bittensor yang sangat kuat?

Miyachi, CEO BitMind yang mengelola subnet deteksi deepfake, menilai jaringan Bittensor bisa saja mengungguli Bitcoin di masa depan.

“Nilai yang dihasilkan ekosistem Bittensor bisa melebihi Bitcoin dalam jangka panjang,” ucapnya kepada BeInCrypto.

Hal ini sangat bergantung pada bagaimana orang memandang sistem AI terpusat seiring waktu, atau apakah mereka merasa perlu khawatir. Tapi Bitcoin sendiri sudah mengalami lonjakan besar setiap kali masyarakat menghadapi ketidakstabilan ekonomi atau kegagalan sentralisasi seperti pandemi global, rush di bank, dan debasement mata uang fiat.

Mungkin tidak lama lagi, para influencer akan berkata, “long Bittensor, short centralized AI.” Tapi siapa yang bisa menebak? Kadang masa depan bahkan bisa lebih aneh daripada apa yang bisa diprediksi AI.

Received — 4 December 2025 BeInCrypto Indonesia

XRP Naik 330% Sejak Pemilihan Trump, Namun Apa Sebenarnya Kegunaannya?

4 December 2025 at 05:13

Di dunia kripto, mungkin menjadi yang awal benar-benar bisa membuahkan hasil. Hal ini sepertinya benar bagi Ripple Labs, perusahaan blockchain yang berbasis di San Francisco yang sekarang bernilai lebih dari US$40 miliar.

Dan setelah bertahun-tahun berbenturan dengan SEC, perusahaan ini mengalami cuaca regulasi yang lebih baik dengan Trump memimpin. Sejak pemilihan presiden AS, harga XRP, altcoin yang diluncurkan Ripple sejak 2012, tetap di atas titik US$2 yang belum pernah terlihat sejak reli blockchain tahun 2017.

Tapi, apakah ada penggunaan sebenarnya untuk XRP?

Koridor Pembayaran XRP

Hedy Wang, CEO dari penyedia likuiditas kripto Block Street, mengatakan pijakan Ripple di Amerika mungkin akan tumbuh sekarang, namun sudah mendapat daya tarik di bagian lain dunia juga.

Di AS, pengaruhnya lebih terbatas karena seluruh saga SEC, jadi minat lebih condong ke ritel dan tempat di luar negeri,” ujar Wang kepada BeInCrypto. “Secara historis, Anda melihat jejak XRP yang baik di Jepang, bagian dari Asia Timur, dan beberapa koridor pengiriman uang seperti Filipina atau Amerika Latin melalui mitra-mitra.”

Yang tak bisa dipungkiri adalah investor telah mengumpulkan XRP sepanjang tahun lalu. Sejak Trump terpilih pada November 2024, harga XRP telah naik dari US$0,50 menjadi US$2,15, peningkatan sebesar 330%.

Kinerja harga XRP sejak November 2024. Sumber: CoinGecko

“Bitcoin dipandang sebagai ’emas digital’, Ethereum dikenal untuk smart contract,” terang akuntan publik bersertifikat Gregory Monaco, yang menjalankan firma CPA dengan namanya sendiri. “XRP mendapat nilainya dari pembayaran lintas batas.”

Monaco menyoroti 300 mitra keuangan Ripple di 45 negara dan US$15 miliar dalam pembayaran lintas batas tahunan sebagai indikator utama kegunaannya.

Maka, mungkin saja sebuah perusahaan di balik mata uang kripto, seperti Ripple, bisa berinvestasi tenaga kerja dan usaha nyata untuk mencapai koridor pembayaran penting.

“Jika Ripple terus menumpuk lisensi dan integrasi bank/fintech, XRP dapat bertahan sebagai jaringan keuangan khusus,” tambah Wang dari Block Street.

Lintas Batas Tidak Begitu Sederhana

Istilah “pembayaran lintas batas” mungkin terdengar seperti jargon perusahaan. Tapi tanyakan pada siapa pun yang pernah mengirim uang dari satu negara ke negara lain, dan jelas ini adalah proses yang bermasalah. Bisa jadi lambat. Bisa jadi mahal.

Selain itu, pertukaran mata uang diperlukan. Mata uang kripto seperti XRP tanpa batas, global, dan murah. Ada nilai dalam mengurangi ketergantungan TradFi pada sistem pembayaran biasa.

Bekerja di Airbnb membantu Armstrong dari Coinbase memahami pembayaran lintas batas. Sumber: X

Meski begitu, ‘harapan’ saja tidak serta-merta berarti bahwa valuasi XRP sangat terkait dengan penggunaan pembayarannya, papar Paul Holmes, seorang peneliti di BrokerListings.

“XRP masih sangat bersifat spekulatif,” ucap Holmes kepada BeInCrypto. “Dengan kripto sebagai keseluruhan, valuasi tidak didukung oleh alirannya sendiri, jadi ini adalah fungsi dari produksi likuiditas dan realokasi dari penyimpanan nilai lainnya.”

Mungkin saja investor kripto dan OG whale hanya mengumpulkan lebih banyak XRP karena Ripple Labs, sebagai kontributor terbesar mata uang kripto tersebut, nampaknya adalah perusahaan kripto yang berkinerja cukup baik.

Aliran masuk modal US$500 juta baru-baru ini ke Ripple dari Fortress Investment Group dan Citadel Securities dengan valuasi US$40 miliar jelas mencerminkan hal tersebut.

XRP sebagai Katalis ETF

Baru-baru ini, CoinShares yang berbasis di Inggris menarik diri dari meluncurkan produk XRP ETF di AS, yang mungkin akan meningkatkan permintaan dari investor yang bertahan di pasar publik.

“CoinShares mungkin mundur karena SEC tidak memberikan kejelasan regulasi bahwa XRP siap untuk ETF,” ujar Holmes dari BrokerListings.

Penting untuk diingat bahwa CoinShares juga memutuskan untuk tidak meluncurkan ETF di Solana atau Litecoin, jadi bukan hanya XRP yang diragukan mereka untuk meluncurkan produk yang didukung kripto ini.

“XRP sudah digunakan untuk memindahkan nilai antar mata uang, stablecoin, dan lintas aset keuangan yang ditokenisasi dalam jaringan,” ujar Raquel Amanda, Senior Communications Lead untuk Ripple. “Seiring ekosistem tumbuh, kebutuhan akan penyelesaian cepat dan netral meningkat, dan kami melihat XRP secara alami terus mengisi peran tersebut.” 

Data dari CoinGecko menunjukkan harga XRP naik lebih dari 36.000% sejak pertama kali diperdagangkan di exchange mulai 3 Agustus 2013. 

Data performa harga sepanjang masa untuk aset kripto XRP. Sumber: CoinGecko

Ironisnya, aset spekulatif yang digunakan untuk pembayaran tidak luput dari perhatian Homes dari BrokerListings. 

“Aktivitas on-chain menunjukkan ada 50-55 juta transaksi XRP per bulan, dan sebagian besar adalah pembayaran,” tutur dia. “Di saat yang sama, XRP masih digunakan sebagai aset spekulatif bagi banyak orang daripada utilitas, dan tidak bisa diharapkan sebagai penyimpan nilai yang andal.”

A Rip to the Moon?

Walaupun mungkin membingungkan menggunakan aset volatil seperti XRP sebagai jalur pembayaran, penting untuk diingat banyak aset kripto seperti XRP sangat bisa dibagi-bagi dan cepat. 

XRP pada dasarnya adalah ‘uang yang dapat diprogram.’ Kode bisa diterapkan untuk menggunakan XRP dalam jumlah yang dibutuhkan berdasarkan harga perdagangan saat ini. 

Dan untuk pembayaran institusi tingkat tinggi, yang mana XRP digunakan, tidak masalah bagaimana tampilan belakangnya asalkan uang sampai di tujuannya. 

Meski stablecoin mungkin populer untuk penggunaan dan perdagangan konsumen, XRP berfungsi sebagai semacam penggerak uang logistik bagi perusahaan yang perlu mentransfer nilai secara global. 

Ini menjelaskan mengapa, menurut CPA Monaco, 58% aktivitas pada jaringan berasal dari hanya sepuluh wallet. 

Penggunaan tersebut, selain dari pertarungan Ripple Labs yang kini telah selesai dengan SEC, tampaknya menjadi alasan untuk narasi optimistis. 

Di awal tahun 2024, jaringan memiliki lebih dari 5 juta wallet XRP.  Setelah kemenangan Trump, pada 13 November 2024, aplikasi brokerage Robinhood kembali mendaftarkan XRP di aplikasinya. 

Daftar produk ETF XRP yang sudah diperdagangkan di pasar publik.

Pada Mei 2025, Ripple Labs setuju untuk membayar US$50 juta sebagai penyelesaian sengketa dengan SEC, mengakhiri perdebatan panjang yang kemungkinan menahan XRP beberapa waktu. 

Dan XRP tidak perlu ETF dari CoinShares, karena sudah ada sembilan produk yang aktif di pasar dengan total Aset yang Dikelola (AUM) sebesar US$1,1 miliar. 

Jadi ya, pasukan XRP, sebutan bagi investor bersemangat dalam jaringan ini, melihat banyak alasan untuk optimistis di masa depan dan jauh lebih sedikit risiko ke bawah – lebih dari sebelumnya. 

Received — 7 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Apakah New York Akan Menjadi Lebih Besar atau Mati Sebagai Crypto Hub di Bawah Zohran Mamdani?

7 November 2025 at 00:28

Kota New York telah membuat pilihannya untuk wali kota. Pilihan mereka jatuh pada Anggota Majelis Negara Bagian berusia 34 tahun, Zoltan Mamdani, seorang Demokrat yang sepertinya muncul entah dari mana selama musim panas untuk mengalahkan Andrew Cuomo.

Jalan Mamdani menuju kursi tertinggi di kota paling padat di Amerika datang dengan janji-janji seperti sewa terjangkau, bus gratis, dan perawatan anak universal. Pendanaan untuk semua ini diperkirakan akan berasal dari menaikkan pajak untuk orang kaya.

Lalu, apa arti semua ini untuk kripto di NYC, pusat teknologi blockchain di AS?

Wali Kota Baru Untuk Pusat Crypto NYC

Mamdani, lahir dan besar di Kampala, Uganda, pindah ke New York City bersama keluarganya pada usia tujuh tahun, dan menjadi warga negara AS pada 2018.

Sejumlah walikota NYC sebelumnya adalah imigran – lebih dari dua lusin, sebenarnya. Berjalan sebagai seorang Demokrat, Mamdani bersaing dengan mantan Gubernur Andrew Cuomo dari partainya sendiri dalam pemilihan ini.

Secara keseluruhan, Mamdani berakhir dengan setengah dari total suara, dengan Cuomo memperoleh sekitar 40%.

Starting at 1% in the polls, @ZohranKMamdani pulled off one of the great political upsets in modern American history.

Yes. We CAN create a government that represents working people and not the 1%.

I look forward to working with Zohran as he builds a city that works for all. pic.twitter.com/dHUP6Yo5xv

— Bernie Sanders (@BernieSanders) November 5, 2025

Janji kebijakan Cuomo tidak menawarkan daya tarik seperti yang dilakukan Mamdani dengan menargetkan orang-orang yang terasa ditinggalkan.

“NYC sudah memposisikan dirinya sebagai pusat inovasi aset digital dan blockchain,” terang Hedy Wang, CEO penyedia likuiditas kripto Block Street. “Di bawah pemerintahan baru yang bersemangat untuk mengubah kebijakan ekonomi, Mamdani mungkin mendorong pertumbuhan fintech yang lebih inklusif, mendukung perusahaan kecil dan startup daripada hanya pemain besar.”

Grafik pasar prediksi balapan wali kota Kota New York. Sumber: Polymarket

Pada hari pemilihan, Mamdani memiliki peluang 92% untuk memenangkan pemilihan wali kota NYC dengan lebih dari US$400 juta dalam volume yang ditempatkan di Polymarket.

Juga, peluang pasar prediksi memberi para pemain industri kripto waktu untuk mempersiapkan hasil ini, papar Art Malkov, penasihat startup web3 untuk Techstars yang berbasis di NYC.

“Kadang-kadang ‘diprediksi menang’ berarti ‘waktunya menyiapkan buku panduan kepatuhan itu,” Malkov berkata kepada BeInCrypto. “Mari kita katakan saja komunitas kripto mungkin ingin menikmati iklim regulasi ini selama masih berlangsung.”

Tidak Ada Arah Crypto untuk Zohran Mamdani?

Mamdani tidak pernah berbicara sama sekali tentang kripto, lebih memilih untuk tetap fokus pada kebijakan sosialis yang populer untuk menarik pemilih agar berubah di New York.

Taktik ini berhasil.

“Dia tidak memiliki platform kripto yang eksplisit,” jelas Benjamin Siegel, Kepala Produk untuk protokol DeFi Octant. “Jika dia membuat NYC sedikit lebih buruk untuk kripto tetapi lebih baik untuk banyak warga New York yang tertinggal oleh meningkatnya biaya hidup, inflasi, dan masalah ekonomi mendesak lainnya, itu adalah perdagangan yang sangat saya terima dengan senang hati.”

Persyaratan lisensi yang paling terkenal dan membebani di New York untuk perusahaan kripto, BitLicense, sebenarnya dikelola oleh Departemen Layanan Keuangan negara bagian.

Jadi, ancaman paling langsung yang bisa ditimbulkan Mandani terhadap kripto adalah pajak yang lebih tinggi. Ini bisa menyebabkan eksodus keluar dari kota oleh para inovator kaya yang mencari biaya lebih rendah.

Mamdani secara terbuka berbicara tentang menaikkan pajak korporat kota dari 7,25% menjadi 11,5%.

Penduduk NYC yang lebih baru tampaknya tidak peduli tentang ancaman pajak yang lebih tinggi. Mayoritas warga dengan masa tinggal lima hingga sepuluh tahun di kota ini memilih Mamdani.

❌