Normal view

Received — 24 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Operator Upbit akan Umumkan Merger dengan Raksasa Teknologi Korea Naver Minggu Ini

24 November 2025 at 09:02

Platform pembayaran teratas dan exchange aset kripto terbesar di Korea Selatan akan bergabung, dengan persetujuan direksi diharapkan terjadi pada hari Rabu, dan pengumuman publik direncanakan untuk hari berikutnya.

Kesepakatan ini akan menggabungkan Naver Financial dan Dunamu, operator Upbit, untuk membentuk pemain kuat yang menghubungkan keuangan tradisional dan aset digital di salah satu ekonomi terbesar di Asia.

Timeline dan Struktur Merger

Dewan dari kedua perusahaan berencana bertemu pada 26 November untuk menyetujui merger ini. Setelah itu, pengumuman bersama diharapkan pada 27 November. Menurut laporan media lokal, eksekutif puncak akan menghadiri konferensi pers di kampus Naver.

Transaksi ini akan melibatkan pertukaran saham lengkap, menjadikan Dunamu sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Naver Financial. Estimasi saat ini menilai Naver Financial sekitar KRW 5 triliun dan Dunamu sekitar KRW 15 triliun. Perbedaan ini menunjukkan rasio pertukaran saham 1:3.

Pemegang saham Dunamu akan menukar saham mereka dengan saham di Naver Financial, dan pemegang utamanya kemungkinan akan mengambil hampir 30% dari perusahaan gabungan. Sementara itu, kepemilikan Naver akan menurun dari 69% menjadi 17%, namun kontrol operasional diperkirakan tetap dengan Naver, salah satu raksasa teknologi di Korea Selatan.

Untuk mematuhi hukum perdagangan adil negara, Dunamu mungkin akan menyerahkan lebih dari setengah hak suaranya kepada Naver. Langkah ini dimaksudkan untuk menangani kekhawatiran konsentrasi pasar sambil mempertahankan keunggulan strategis dari kesepakatan ini.

Pandangan Strategis untuk Entitas Gabungan

Merger ini menyatukan dua pemimpin yang saling melengkapi dalam sektor keuangan Korea Selatan. Naver Financial menjalankan platform pembayaran paling populer di negara ini dengan hubungan erat dengan layanan e-commerce, pencarian, dan komunikasi Naver. Dunamu mendominasi perdagangan aset kripto melalui Upbit, memproses miliaran volume perdagangan harian dan melayani jutaan pengguna.

Perusahaan gabungan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem keuangan yang komprehensif yang menghapus batas antara pembayaran tradisional dan aset digital. Para pemimpin mereka diharapkan menekankan rencana untuk bersaing dengan raksasa teknologi global. Strategi ini menyoroti perlunya perusahaan fintech Korea untuk berkembang dan tetap kompetitif di luar pasar domestik mereka.

Basis pengguna besar Naver dan platform teknologi yang kuat dapat mempercepat adopsi kripto di kalangan konsumen utama. Sebagai balasannya, pengalaman blockchain dan pengetahuan regulasi Dunamu dapat meningkatkan keunggulan Naver Financial dalam teknologi keuangan baru.

Tinjauan Regulasi dan Dampak Masa Depan

Merger yang diusulkan ini sedang diperiksa oleh regulator. Layanan Pengawasan Keuangan Korea Selatan dan Komisi Perdagangan Adil harus meninjau kesepakatan ini. FSS akan mengevaluasi risiko finansial, terutama dampak dari menggabungkan platform pembayaran berlisensi dengan sebuah exchange aset virtual. Regulator telah lama memisahkan sektor-sektor ini untuk mencegah risiko sistemik.

Otoritas persaingan menghadapi keputusan yang kompleks. Sementara eksekutif mengklaim bahwa merger diperlukan untuk bersaing secara global, Komisi Perdagangan Adil harus menentukan apakah ini secara tidak adil memusatkan kontrol atas jaringan pembayaran Korea Selatan dan exchange aset kripto terbesarnya. Tinjauan akan berfokus pada kemungkinan efek pada persaingan pasar dan pilihan konsumen.

Persetujuan akan memakan waktu berbulan-bulan. Kedua perusahaan harus menunjukkan bahwa manfaat dari merger ini melebihi risiko terhadap stabilitas finansial atau persaingan yang adil. Keputusan ini dapat membentuk preseden mengenai bagaimana keuangan tradisional dan aset digital dapat bergabung di Korea Selatan dan di seluruh Asia di masa mendatang.

Received — 21 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Perusahaan DAT Menjual Aset Kripto untuk Menyelamatkan Saham Mereka: Apakah Ini Berkelanjutan?

21 November 2025 at 09:17

FG Nexus menjual Ethereum senilai US$32,7 juta untuk mendanai pembelian kembali saham setelah sahamnya jatuh 94% dalam empat bulan, menyoroti krisis nilai aset bersih (NAV) yang semakin dalam di antara perusahaan treasury aset digital.

Penjualan ini mengikuti penjualan ETH senilai US$40 juta oleh ETHZilla pada bulan Oktober, menyoroti tekanan yang meningkat di seluruh sektor yang mengelola lebih dari US$42,7 miliar dalam aset kripto. Gelombang penjualan terpaksa ini menunjukkan kerentanan dalam model treasury kripto perusahaan, saat perusahaan bergulat dengan saham yang diperdagangkan di bawah nilai aset dasar mereka.

Perusahaan Treasury Alihkan Penjualan Aset di Tengah Kejatuhan Saham

FG Nexus mengungkapkan penjualan 10.922 ETH pada bulan Oktober untuk mendukung pembelian kembali saham senilai US$200 juta. Perusahaan mulai membeli kembali saham setelah sahamnya jatuh tajam di bawah NAV, ukuran nilai aset dasar per saham kripto. FG Nexus mempertahankan 40.005 ETH dan US$37 juta dalam bentuk uang tunai, dengan total utang naik menjadi US$11,9 juta, pada hari Rabu.

Perusahaan membeli kembali 3,4 juta saham dengan harga sekitar US$3,45 per saham, mewakili 8% dari saham yang beredar. Manajemen menekankan bahwa saham dibeli dengan diskon terhadap NAV, yang mencapai US$3,94 per saham pada pertengahan November. Namun, strategi ini memerlukan sekitar US$10 juta dalam bentuk utang dan likuidasi 21% dari cadangan ETH jika dibandingkan dengan level pada bulan September.

FG Nexus Sold $32.7M in $ETH: Treasury Companies Are Starting to Sell

🔹 FG Nexus sold $32.7M in ETH (10922 ETH)
🔹 Now holds around 40,005 ETH
🔹 Other DAT companies are also reducing their ETH positions
🔹 $FGNX Stock down -94% in 4 months

Their stock is also down 94% in the… pic.twitter.com/A0hXYQaKk3

— Crypto Patel (@CryptoPatel) November 20, 2025

FG Nexus adalah salah satu dari beberapa perusahaan treasury aset digital yang mengejar penjualan kripto. ETHZilla mengumumkan penjualan ETH sekitar US$40 juta untuk memfasilitasi pembelian kembali saham pada akhir Oktober. Perusahaan membeli 600.000 saham dengan nilai hampir US$12 juta sejak 24 Oktober, mencari bantuan dari diskon 30% yang gigih terhadap NAV.

Ketika saham perusahaan DAT diperdagangkan dengan diskon terhadap nilai kepemilikan kripto mereka (mNAV di bawah 1,0), pemegang saham mendorong manajemen untuk menyadari nilai tersembunyi tersebut. Cara paling efektif untuk melakukan ini adalah melalui pembelian kembali saham, tetapi memperoleh dana yang diperlukan untuk membeli kembali saham memerlukan uang tunai. Jika perusahaan kekurangan cadangan uang tunai yang cukup, mereka harus menjual beberapa aset kripto mereka untuk membiayai pembelian kembali tersebut.

mNAV Metaplanet, perusahaan DAT yang mengumpulkan Bitcoin, turun menjadi 0,99 sebelum pulih menjadi 1,03. Sahamnya kehilangan 70% sejak puncaknya di bulan Juni, menandakan tekanan di seluruh sektor. Penggunaan ekuitas preferen abadi, yang menggabungkan dividen tetap dengan eksposur kripto, semakin mempersulit struktur modal yang sudah tertekan oleh kondisi pasar saat ini.

Struktur Leverage Memperkuat Tekanan Pasar

Perusahaan DAT menggelontorkan US$42,7 miliar dalam kripto selama 2025, dengan US$22,6 miliar terakumulasi di Q3 saja. Ekspansi ini dipercepat ketika Bitcoin reli di atas US$126.000 pada bulan Oktober, memicu lingkaran umpan balik positif dan penilaian yang meningkat. Namun, pembalikan selanjutnya mengungkapkan kelemahan dalam struktur modal yang dibangun di atas leverage dan akses pasar modal.

Perusahaan treasury hanya mewakili 0,83% dari total kapitalisasi pasar kripto. Namun, konsentrasi kepemilikan mereka memperbesar dampak selama penurunan. Leverage melalui catatan konversi, kesepakatan PIPE, dan ekuitas preferen abadi meningkatkan tekanan jual ketika harga jatuh atau diskon NAV melebar.

Likuiditas pasar menurun tajam saat harga aset turun. Kedalaman buku pesanan Bitcoin pada rentang 1% turun dari US$20 juta menjadi US$14 juta—penurunan sebesar 33% yang meningkatkan sensitivitas harga terhadap penjualan apa pun. Analis memperkirakan penjualan terpaksa oleh perusahaan treasury bisa mencapai US$4 miliar hingga US$6 miliar jika 10% hingga 15% dari posisi terlikuidasi, berpotensi melebihi aliran keluar ETF bulan November sebesar US$2,33 miliar.

Risiko Sistemik Meningkat saat Pembelian Berhenti

Pembelian kripto oleh perusahaan mandek karena menurunnya kepercayaan dan pengurangan pengeluaran modal. Perusahaan yang pernah menawarkan permintaan stabil sekarang menjual, membalikkan siklus positif sebelumnya. Saham MicroStrategy turun 60% di tengah volatilitas Bitcoin, menunjukkan risiko korelasi antara harga kripto dan nilai ekuitas bahkan untuk perusahaan dengan neraca yang solid.

Perusahaan treasury yang lebih kecil berada di bawah tekanan yang meningkat, terutama yang memegang aset kurang likuid. Beberapa perusahaan yang terpapar Solana mengalami penurunan NAV sebesar 40% saat taruhan terkonsentrasi memperdalam kerugian. Kurangnya diversifikasi dan volume perdagangan tipis dalam kripto alternatif menambah kerentanan sektor yang lebih luas.

Oof. BitMine is down $3.7 BILLION on its massive $ETH bet.

That's the risk of being a Digital Asset Treasury (DAT) company!

Question: Will we see more firms try this, or is this a flashing red warning for corporate crypto treasuries? $ETH ETFs are looming… pic.twitter.com/emOvzQQQTD

— DrBullZeus (@DrBullZeus) November 20, 2025

Investor ritel juga berkontribusi pada penjualan dengan mengurangi posisinya jauh sebelumnya, mengurangi permintaan pasar saat pemegang institusi mulai melakukan likuidasi. Pada bulan November, aliran keluar ETF senilai US$4 miliar dan aktivitas pembuat pasar yang berkurang meningkatkan volatilitas. Kondisi ini mirip dengan crash pasar yang didorong oleh leverage yang terlihat di kelas aset lain, seperti krisis REIT hipotek tahun 2008.

Krisis yang semakin bertambah ini menantang ketahanan model treasury aset digital dalam penurunan berkepanjangan. Manajemen risiko yang ketat dan pengawasan regulasi mungkin diperlukan untuk mencegah penjualan yang saling memperkuat dari mengguncang pasar yang lebih luas. Dalam beberapa minggu mendatang, kemampuan perusahaan-perusahaan ini untuk mempertahankan kepemilikan kripto mereka tanpa likuidasi paksa lebih lanjut akan menentukan apakah sektor ini bertahan utuh atau mengalami restrukturisasi mendasar.

Mengapa Asia Terus Membeli Bitcoin Sementara Orang Amerika Menjual?

21 November 2025 at 08:19

Penurunan harga terbaru Bitcoin telah mengungkap perbedaan tajam dalam perdagangan, dengan sesi AS mendorong penjualan sementara trader Asia terus membeli saat harga turun. Data menunjukkan sesi Amerika telah menjadi periode terlemah untuk harga Bitcoin.

Perbedaan ini menyoroti selera risiko yang kontras dan memicu debat tentang apakah Bitcoin mengalami koreksi sehat atau menghadapi masalah struktural yang lebih dalam.

Perdagangan AS Dorong Penjualan Bitcoin, Asia Serap Pasokan

Aktivitas harga minggu ini mencerminkan tren yang jelas: jam perdagangan AS menunjukkan kerugian yang terus-menerus, dengan sesi Eropa mengalami penurunan yang lebih kecil. Sebaliknya, pasar Asia-Pasifik tetap relatif stabil dan sering mendukung pemulihan harga. Data menunjukkan jendela perdagangan AS memainkan peran sentral dalam penurunan pasar baru-baru ini.

BTC cumulative return by session chart
Pengembalian kumulatif Bitcoin berdasarkan sesi perdagangan menunjukkan kelemahan AS. Sumber: CryptoRover

Salah seorang pengguna X berkomentar, “Setiap sesi Amerika terdiri dari penjualan tanpa henti selama berjam-jam. Kemudian orang Asia bangun dan membeli semuanya kembali hingga orang Amerika bangun. Seperti jam meskipun”. Interaksi ini telah menjadi fitur reguler dari dinamika perdagangan saat ini.

Perpecahan ini mungkin berasal dari perbedaan sentimen risiko di berbagai wilayah. Penjualan AS mungkin disebabkan oleh kehati-hatian terhadap sinyal ekonomi makro, perubahan kebijakan, atau likuiditas. Sebaliknya, banyak trader Asia melihat penurunan sebagai peluang membeli, baik karena yakin terhadap prospek Bitcoin atau karena pendekatan investasi yang bervariasi.

Likuiditas dan kedalaman pasar juga berperan. Perdagangan AS membawa volume tinggi, sehingga penjualan besar dapat sangat mempengaruhi pergerakan harga global. Ketika trader Amerika lebih suka menjual, harga global turun hingga pembeli Asia masuk dan memulihkan keseimbangan.

Indeks Premium Coinbase, yang mencerminkan sentimen kelembagaan AS, tetap berada di wilayah negatif hampir sepanjang bulan November. Sumber: Coinglass

Juga patut dicatat bahwa investor ritel umumnya bearish, sementara whale bullish dan institusi AS bearish. Indeks Premium Coinbase, yang mencerminkan sentimen kelembagaan AS, tetap berada di wilayah negatif hampir sepanjang bulan November.

Pemain Institusi Ubah Siklus Tradisional Bitcoin

Analis on-chain Ki Young Ju memberikan pandangan mendetail tentang lanskap pasar saat ini. Dia mencatat bahwa siklus bull Bitcoin secara teknis berakhir lebih awal pada tahun 2024 setelah mencapai US$100.000. Teori siklus tradisional akan menyarankan harga turun menuju US$56.000 untuk menetapkan titik rendah siklus baru.

If you are not trading futures and only holding Bitcoin spot, this looks like a reasonable long-term accumulation zone.

To be fair, from an on-chain cycle perspective, the bull cycle technically ended earlier this year when Bitcoin touched around $100K.

In classic cycle…

— Ki Young Ju (@ki_young_ju) November 20, 2025

Penyerap institusional semacam itu menciptakan batas harga virtual, karena pemegang utama dengan keyakinan kuat tidak mungkin menjual selama penurunan. Model tradisional menganggap sebagian besar peserta mungkin menyerah dalam fase bearish, tapi perbendaharaan korporat strategis menantang asumsi itu.

Nampaknya, beberapa orang memperingatkan bahwa konsentrasi menciptakan risiko baru. Jika lembaga menghadapi tekanan keuangan atau mengubah strategi, setiap penjualan besar dapat mengganggu pasar. Namun, sejauh ini, mereka tetap berkomitmen untuk memegang dan mengumpulkan Bitcoin.

Pakar Melihat Koreksi Sehat dalam Reli Bull Market yang Sedang Berlangsung

Chris Kuiper, wakil presiden penelitian di Fidelity Digital Assets, melihat koreksi baru-baru ini dalam perspektif positif. Dia menggambarkan penurunan ini sebagai penyesuaian standar dalam pasar bull yang lebih besar, bukan tanda bahwa siklus telah berakhir.

Analisis Kuiper menggunakan sinyal on-chain, seperti rasio MVRV untuk holder jangka pendek. Statistik ini menunjukkan bahwa harga saat ini menguji keyakinan pembeli baru, mencerminkan koreksi sebelumnya yang mendahului reli lebih lanjut. Ini menunjukkan bahwa mereka yang baru-baru ini membeli menghadapi kerugian yang belum direalisasi sebelum pasar mengatur ulang dan tren lebih tinggi.

Bitcoin short-term holder MVRV chart
Rasio MVRV holder jangka pendek menunjukkan koreksi pasar bull yang khas. Sumber: Glassnode via Chris Kuiper

Tidak adanya peristiwa utama negatif mendukung interpretasinya. Tidak ada tindakan regulasi signifikan, kegagalan bursa, atau kejutan makro yang memicu koreksi. Sebaliknya, pengambilan keuntungan dan likuidasi leverage setelah reli Bitcoin menuju US$100.000 nampaknya menjadi penyebab utama.

Is this a local bottom for #bitcoin and other digital assets?

I as well as anyone never knows for sure, but one chart I do like to use to help gauge the probabilities is the short-term holder MVRV chart along with their cost basis (first chart).

Note that if this indeed is a… pic.twitter.com/B66onRgEgl

— Chris Kuiper, CFA (@ChrisJKuiper) November 19, 2025

Trader sekarang menimbang dua skenario. Perpecahan antara pembeli Asia yang optimistis dan penjual AS yang berhati-hati dapat teratasi jika sentimen Amerika membaik atau berlanjut jika struktur pasar global bergeser lebih jauh. Tren makro yang lebih luas—seperti langkah-langkah likuiditas pemerintah dan perubahan regulasi—kemungkinan menentukan jalur mana yang akan diambil pasar dalam beberapa bulan mendatang.

Received — 20 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Block Umumkan Buyback US$5 Miliar dan Target Pertumbuhan Tahunan 30% dalam Strategi Tiga Tahun yang Berani

20 November 2025 at 09:28

Saham Block, Inc. melonjak hampir 9% pada hari Rabu setelah mengumumkan rencana untuk mencapai profit kotor US$15,8 miliar pada tahun 2028 serta mengumumkan pembelian kembali saham senilai US$5 miliar, menandakan kepercayaan pada profitabilitas yang berkelanjutan.

Pandangan tiga tahun ini diperkenalkan pada Hari Investor 2025, menandai pergeseran strategi untuk perusahaan yang dipimpin oleh Jack Dorsey ini. Block bergerak melampaui operasi inti point-of-sale ke layanan konsumen, alat kecerdasan buatan, dan infrastruktur Bitcoin.

Target Keuangan Menyeluruh Cerminkan Transformasi

Block merancang roadmap yang menargetkan pertumbuhan laba kotor persen ganda setiap tahunnya hingga 2028. Perusahaan memperkirakan pendapatan operasional yang disesuaikan naik sekitar 30% per tahun, mencapai US$4,6 miliar pada tahun 2028. Laba per saham yang disesuaikan diproyeksikan tumbuh lebih dari 30% setiap tahunnya, mencapai US$5,50 pada tahun 2028.

Acara ini menampilkan penampilan langka dari CEO Jack Dorsey. Saham telah turun 30% pada awal tahun 2025 karena persaingan dalam pembayaran. Namun, penghentian perdagangan dan pengumuman berikutnya dengan cepat membalikkan penurunan tersebut.

Untuk tahun fiskal 2026, Block memproyeksikan laba kotor naik 17% menjadi hampir US$12 miliar. Pendapatan operasional yang disesuaikan dan laba per saham masing-masing diperkirakan naik lebih dari 30%, mencapai US$2,7 miliar dan US$3,20. Metrik arus kas non-GAAP baru, yang memperhitungkan kebutuhan modal dalam pinjaman, diprediksi mencapai 25% dari laba kotor—lebih dari US$4 miliar—pada tahun 2028.

Block bertujuan mencapai pencapaian “Rule of 40” pada 2026 dan mempertahankannya hingga 2028. Ukuran kinerja ini, menggabungkan pertumbuhan pendapatan dan margin laba lebih dari 40%, adalah target utama bagi perusahaan perangkat lunak dan fintech. Rilis resmi Block menekankan efisiensi, skala, dan inovasi produk dalam jaringan keuangannya.

Program pembelian kembali yang diperluas menambah US$5 miliar ke US$1,1 miliar yang tersisa dari otorisasi sebelumnya. Secara total, Block sekarang memiliki sekitar US$6,1 miliar untuk pembelian kembali saham, menandakan kepercayaan pada generasi kas.

Performa Terbaru Menjelaskan Platform Pertumbuhan

Block melaporkan hasil kuartal ketiga yang beragam, dengan laba dan pendapatan sedikit meleset dari ekspektasi analis. Namun, laba kotor naik 18,3%, yang didorong terutama oleh peningkatan 24,3% dari Cash App. Square juga memberikan kontribusi dengan kenaikan laba kotor 9,2%.

Cash App tetap menjadi mesin pertumbuhan Block. Pengguna aktif bulanan mencapai 58 juta, dengan laba per pengguna naik 25,3%. Volume Pembayaran Bruto tumbuh 10,9% secara tahunan.

Pendapatan berlangganan dan layanan meningkat 22,6%, menunjukkan aliran pendapatan berulang yang sehat. Namun, pendapatan terkait Bitcoin turun 19%. Meskipun demikian, Block mempertahankan likuiditas yang kuat dengan cadangan kas yang memadai terhadap tingkat utang yang dapat dikelola.

Manajemen menyebutkan bahwa sejak hari investor 2022, laba kotor hampir dua kali lipat dan EBITDA yang disesuaikan tiga kali lipat. Saat ini perusahaan mengoperasikan 26 produk yang menghasilkan lebih dari US$100 juta dalam laba kotor tahunan, menunjukkan diversifikasi yang sehat di seluruh portofolionya.

Inisiatif Strategis Meluaskan Jangkauan Block

Rencana ekspansi Block mencakup usaha dalam teknologi dan keuangan di luar pemrosesan pembayaran. Merek-mereknya termasuk Square, Cash App, Afterpay (bayar kemudia), TIDAL (streaming musik), Bitkey (Bitcoin wallet), dan Proto (produk penambangan Bitcoin).

Pada bulan Oktober, Square meluncurkan Square Bitcoin, memungkinkan lebih dari 4 juta pedagang AS untuk menerima dan mengelola Bitcoin melalui sistem Square yang ada. Pedagang dapat menerima Bitcoin saat checkout, mengonversi hingga 50% dari penjualan harian, dan mengelola aset di Dashboard Square.

Program pembayaran Bitcoin dimulai dengan biaya transaksi nol selama 1 tahun, mulai 10 November 2025. Peluncuran ini mencakup semua negara bagian AS kecuali New York karena batasan regulasi. Proyek percontohan 2024 memperlihatkan pedagang mengakumulasi 142 BTC, menunjukkan minat yang kuat terhadap BNB dan aset kripto lainnya di kalangan pengecer.

Perusahaan menerapkan alat kecerdasan buatan untuk pedagang dan memperluas layanan keuangan Cash App. Manajemen menekankan unifikasi teknis dan efisiensi di seluruh ekosistem. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis inti point-of-sale, dengan persaingan dari PayPal, Stripe, dan pemroses tradisional yang meningkat.

COO dan CFO Amrita Ahuja menekankan fokus Block pada skala dan nilai jangka panjang. Kepemimpinan menyatakan keyakinan pada inovasi dan investasi sebagai pendorong pertumbuhan dan perluasan margin yang terus bertambah hingga 2028.

10 years ago today we IPO’d…we’ve always been about the neighborhood. https://t.co/0Hq4e0QM2L pic.twitter.com/DQDotT0DOZ

— Block Investor Relations (@BlockIR) November 20, 2025

Selama 10 tahun perjalanannya sejak IPO tahun 2015, Block telah bertransformasi dari penyedia pembaca kartu menjadi raksasa fintech terdiversifikasi. Pengumuman 19 November bertujuan untuk menyusun jalur yang jelas saat perusahaan matang di pasar inti dan mengejar pertumbuhan dalam infrastruktur cryptocurrency dan layanan berbasis AI.

Received — 18 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Harga Bitcoin (BTC) Longsor ke US$91K; Ethereum Crash ke US$3K: Kapitulasi Final atau Baru Permulaan?

18 November 2025 at 12:43

Bitcoin ambruk ke level terendah enam bulan di US$91.545 pada Selasa (18/11) pagi waktu Asia, menjebol support krusial. Ethereum juga longsor di bawah US$3.000, menegaskan kelemahan pasar secara luas.

Koreksi kripto bergerak sejalan dengan pasar tradisional, yang mengalami sesi terburuk dalam sebulan terakhir.

Ambruknya Pasar Hapus Raihan Reli

Bitcoin terkoreksi 3,21% pada 17 November, menjatuhkan nilainya hingga 27% dari all-time high (ATH) Oktober. Ethereum mencatat drop yang lebih dalam sebesar 4,22% ke US$2.978. Barisan altcoin utama juga mengalami pelemahan mingguan yang signifikan: Solana amblas 22,51%, XRP merosot 16,73%, dan Cardano turun 22,12% dalam tujuh hari terakhir.

Penurunan pun melebar ke sejumlah pasar lain. S&P 500 turun 61,70 poin ke 6.672,41, sementara Nasdaq melemah 192,51 poin ke 22.708,07. Keduanya ditutup di bawah moving average 50-hari, mengakhiri rangkaian yang belum terjadi sejak 2007 dan 1995 silam.

Bitcoin kehilangan 3,21% pada 17 November | Sumber: BeInCrypto

Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 550 poin jelang laporan pendapatan Nvidia. Analis teknikal menilai breakdown ini sebagai sinyal bearish jangka pendek, dengan fokus pada support di moving average 200-hari. Dana mengalir ke sektor healthcare (kesehatan) dan energi, sementara investor ritel menurunkan risiko.

CME Gap Bitcoin Resmi Tertutup usai Menggantung 7 Bulan

Satu peristiwa teknikal besar terjadi ketika Bitcoin menutup CME futures gap terakhir di sekitar US$92.000. Gap ini terbuka sejak April 2025 akibat penutupan CME pada akhir pekan sementara exchange spot tetap beroperasi. Gap harga seperti ini biasanya akan tertutup, sehingga menghilangkan tekanan teknikal meski tidak menjamin reversal alias pembalikan harga.

Crypto trader DaanCryptoTrades mengonfirmasi penutupan gap tersebut di media sosial, menegaskan bahwa risiko itu kini hilang. Meski begitu, lemahnya demand (permintaan) masih bisa memicu penurunan lanjutan. Adapun struktur teknikal tetap rapuh.

Bitcoin CME futures gap filled
Penutupan Gap Bitcoin CME dikonfirmasi | Sumber: DaanCrypto

Para trader kini berada di titik kritis. Dengan gap yang sudah tertutup, risiko jangka pendek pun berkurang, tetapi aksi harga masih lemah. Respons volatilitas dan juga likuiditas dalam sesi mendatang akan menentukan apakah Bitcoin kehilangan momentum untuk turun lebih dalam atau membentuk base.

Tekanan Makro & Ketidakpastian Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Sinyal ekonomi yang lebih luas menambah tekanan pada pasar. Empire State Manufacturing Index melonjak ke 18,7, naik 8 poin dari bulan sebelumnya. Data kuat ini menurunkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember.

Polymarket menempatkan probabilitas “no cut” di 55%, sementara data CME Group menunjukkan peluang 60% bahwa kebijakan tidak berubah.

Polymarket menempatkan peluang tanpa pemotongan di 55% | Sumber: Polymarket

Riset dari 10X Research menyebut aktivitas pembeli baru mandek sejak 10 Oktober. Nada yang lebih hawkish dari The Fed menambah tekanan. Analisis mereka memperingatkan bahwa kondisi masih rentan terhadap likuidasi lebih lanjut.

Indeks sentimen industri mendekati level terendah terbaru, mencerminkan psikologi pasar yang terguncang. Data opsi menunjukkan pergantian: volume put melampaui volume call dalam 24 jam terakhir, padahal biasanya call mendominasi. Pergeseran ini mengindikasikan trader bersiap menghadapi penurunan atau bertaruh pada downside (aksi turun).

Data opsi menyoroti perubahan: volume put melebihi volume call dalam satu hari terakhir | Sumber: Coinglass

Sinyal On-chain Mengarah ke Fase Kapitulasi

Analitik on-chain dari Glassnode dan Bitfinex menunjukkan bahwa realized loss (kerugian yang terealisasi) mulai stabil, menandakan short-term holder alias holder jangka pendek tengah memasuki mode kapitulasi. Secara historis, pasar sering kali membentuk bottom setelah gelombang penjualan dari mereka yang membeli di puncak. Namun, pemulihan jangka panjang membutuhkan akumulasi dari long-term holder.

Analis Benjamin Cowen menilai Bitcoin berpotensi menguji 200-week exponential moving average di rentang US$60.000 hingga US$70.000. Namun, ia juga mencatat peluang terjadinya relief rally terlebih dahulu. Proyeksi analis beragam, mencerminkan ketidakpastian serta potensi bounce atau pemantulan jangka pendek di tengah kerusakan teknikal yang signifikan.

While I think Bitcoin will go to the 200W SMA ($60k-$70k) in 2026, there is a high probability it will have a bounce back to the 200D SMA before going that low.

All prior cycle bear markets were confirmed by a macro lower high at the 200D SMA. pic.twitter.com/1S477LVLhf

— Benjamin Cowen (@intocryptoverse) November 17, 2025

Prediksi bearish bermunculan di media sosial. Roman Trading menyebut US$76.000 sebagai support berikutnya, dengan alasan pola teknikal yang patah serta momentum yang melemah. Meski bersifat opini individual, ini mencerminkan kekhawatiran trader terhadap potensi penurunan lanjutan.

Beberapa hari ke depan akan menentukan apakah Bitcoin dapat bertahan di atas US$90.000 atau justru tekanan jual membludak. Data ekonomi, pernyataan bank sentral, dan arus masuk institusional kemungkinan menjadi penentu arah. Untuk saat ini, risiko tetap tinggi sementara kalangan bullish dan bearish menunggu sinyal yang lebih jelas.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin, Ethereum, dan sederet altcoin papan atas ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Outflow ETF Bitcoin Berlanjut: Whale Pesta dan Ritel Menghilang

18 November 2025 at 10:09

Exchange-traded fund (ETF) Bitcoin AS di Amerika Serikat terus mengalir keluar karena Indeks Ketakutan dan Keserakahan kripto turun ke 11, mencerminkan ketakutan ekstrem.

Investor ritel menjauh dari pasar selama penurunan ini, sementara data menunjukkan bahwa whale adalah pembeli utama di tengah aksi jual.

Outflow ETF dan Ketidakhadiran Ritel Menandakan Perubahan Pasar

ETF Bitcoin spot AS mengalami pelarian modal yang terus-menerus, dengan kepemilikan menurun dari 441.000 BTC pada tanggal 10 Oktober menjadi sekitar 271.000 BTC pada pertengahan November. Ini menandai pembalikan tajam dari dukungan institusi awal tahun ini.

Menurut data Farside Investors, ETF Bitcoin kini mencatatkan empat hari berturut-turut aliran keluar, memperpanjang nada defensif yang mendominasi bulan ini. Pada periode sebelumnya, penarikan mencapai lebih dari US$800 juta dalam satu hari, menyoroti betapa tajamnya sentimen memburuk. Angka terbaru menunjukkan aliran keluar yang jauh lebih kecil sekitar US$60 juta, tapi masih menandakan bahwa pembeli tetap berhati-hati dan momentum belum berbalik.

Rata-rata ukuran pesanan spot | Sumber: CryptoQuant

Metrik ukuran pesanan rata-rata spot menunjukkan bahwa trader ritel belum kembali, meski Bitcoin telah turun hampir 27% dari rekor tertinggi 6 Oktober sebesar US$126.272,76. Data dari exchange Binance, Coinbase, Kraken, dan OKX menunjukkan ukuran pesanan yang lebih besar, menyoroti aktivitas whale daripada pembeli ritel berskala kecil.

Indeks Ketakutan dan Keserakahan jatuh ke 11, menyoroti ketakutan pasar yang ekstrem. Secara historis, level seperti ini berkorelasi dengan dasar pasar, namun investor ritel tetap berhati-hati dan enggan terlibat. Pada pagi hari di Asia, Bitcoin diperdagangkan di kisaran antara US$91.000 dan US$92.000, turun lebih dari 3% dalam 24 jam dan 13-14% untuk minggu ini. Ethereum sempat turun di bawah US$3.000, dan Solana berada di sekitar US$130, menurun lebih dari 5% dalam 24 jam dan 21% selama seminggu.

Aksi Akumulasi Whale di Tengah Lemahnya Pasar

Saat investor ritel di pinggir pasar, pemain besar terus mengumpulkan secara agresif. Seorang whale membeli 10.275 ETH dengan harga US$3.032 seharga US$31,16 juta USDT dalam 24 jam sebelum 17 November, berdasarkan pemantauan on-chain oleh OnchainLens. Antara 12 November dan 17 November, alamat ini mengakuisisi total 13.612 ETH seharga US$41,89 juta USDT, dengan harga rata-rata US$3.077.

Pembelian Ethereum oleh whale di Nansen
Log transaksi Nansen menunjukkan pembelian ETH seharga US$31,16 juta oleh whale dalam 24 jam | Sumber: OnchainLens

Permanent Bitcoin holder—wallet yang tidak pernah mencatat aliran keluar—mendukung apa yang CryptoQuant gambarkan sebagai lonjakan akumulasi terbesar dalam aksi jual baru-baru ini. Permintaan permanent holder naik dari 159.000 BTC menjadi 345.000 BTC, menandai penyerapan terbesar dalam beberapa siklus. Akumulasi signifikan ini terjadi meskipun harga turun, menyoroti perbedaan mencolok antara perilaku pasar jangka panjang dan jangka pendek.

Perbedaan ini antara akumulasi oleh whale dan kehati-hatian ritel menyoroti pergeseran dalam dinamika pasar. Namun, CEO CryptoQuant Ki Young Ju mencatat bahwa penurunan saat ini melibatkan permanent holder yang merotasi koin di antara mereka sendiri daripada uang baru masuk ke pasar. Ini menunjukkan bahwa penurunan ini tidak menandai awal dari bear market baru, meskipun kondisi saat ini mungkin tidak menawarkan momen beli yang klasik yang dicari oleh ritel.

CryptoQuant Bitcoin permanent holder demand chart
Permintaan permanent holder 30 hari menampilkan akumulasi rekor selama aksi jual harga | Sumber: CryptoQuant

Struktur Perubahan dan Dinamika Institusional

Aksi jual ini berbeda dari musim dingin kripto sebelumnya. Institusi keuangan besar, termasuk JPMorgan, sekarang menerima Bitcoin sebagai jaminan untuk pinjaman meskipun harga lemah. Infrastruktur yang berkembang ini menawarkan lebih banyak dukungan dibandingkan siklus bearish sebelumnya. Likuiditas yang lebih dalam tersedia, membantu menstabilkan pasar.

Sinyal teknikal masih bearish untuk saat ini. Bitcoin telah turun lebih dari 20% dari rekor tertinggi; baru-baru ini, rata-rata pergerakan 50 harinya jatuh di bawah rata-rata 200 harinya—sebuah “Death Cross.”

Faktor ekonomi makro menambah tekanan. The Federal Reserve menunda pemotongan suku bunga, dan bank sentral global mempertahankan pengetatan. Likuiditas Treasury yang menurun menciptakan hambatan untuk aset berisiko. Namun, analis melihat tren ekonomi makro jangka panjang—seperti utang negara yang tinggi dan ketegangan geopolitik yang berkelanjutan—sebagai dukungan bagi Bitcoin di masa depan.

Perusahaan penambangan menyesuaikan diri sesuai. Frank Holmes, ketua eksekutif HIVE Digital Technologies, menekankan bahwa perusahaannya akan terus menambang dan menyimpan Bitcoin, tidak seperti pesaing yang beralih ke komputasi berkinerja tinggi. Dia berpendapat bahwa membangun pusat data Tier 3 untuk pekerjaan GPU sangat mahal dan kompleks, jadi strategi tambang dan simpanannya akan berlanjut meskipun ada volatilitas.

Akhir dari Sebuah Era: ‘CryptoKitty Age Star’ DappRadar Tutup, Token Anjlok 38%

18 November 2025 at 08:27

DappRadar, platform analitik blockchain terkemuka yang melacak aplikasi terdesentralisasi sejak tahun 2018, akan tutup secara permanen karena tantangan keuangan berkelanjutan yang membuat operasi tidak dapat dipertahankan.

Didirikan selama booming CryptoKitties, DappRadar menjadi penting bagi jutaan pengguna dan ribuan pengembang yang mencari wawasan blockchain. Perusahaan ini akan menangani masalah terkait DAO dan token RADAR secara terpisah, seperti yang dinyatakan dalam pemberitahuan penutupan mereka.

Perjalanan Tujuh Tahun Berakhir di Tengah Tekanan Finansial

Penutupan DappRadar menandai akhir dari era berpengaruh untuk analisis data blockchain. Dimulai pada tahun 2018, DappRadar memanfaatkan momentum dari CryptoKitties, menunjukkan fleksibilitas aplikasi blockchain. Pada puncaknya, mereka menyediakan analitik untuk ratusan blockchain, mencakup data penting seperti volume transaksi, perdagangan, dan aktivitas pengguna.

Platform ini menjadi sumber andalan untuk pengembang, investor, dan analis. DappRadar mengumpulkan data real-time dari lebih dari 50 blockchain, mencakup decentralized finance, gaming, dan NFT. Analisanya memungkinkan pengguna melacak tren dan menilai kinerja jaringan blockchain.

Pengumuman penutupan DappRadar
Pengumuman resmi penutupan DappRadar setelah tujuh tahun beroperasi. Sumber: DappRadar

Meski meraih kesuksesan, realitas keuangan melampaui ekspansi DappRadar. Dalam pengumuman resmi mereka, co-founder, Skirmantas dan Dragos, menekankan ketidaksinambungan finansial sebagai faktor utama di balik penutupan. Keputusan ini menyoroti tantangan luas bagi platform analitik blockchain pada tahun 2025, di tengah peningkatan volatilitas pasar dan perubahan minat pengguna.

Bank Sentral Eropa melaporkan penurunan kapitalisasi pasar kripto menjadi US$2,8 triliun pada Maret 2025, menyoroti volatilitas yang mempengaruhi bisnis kripto. Layanan analitik blockchain juga menghadapi peningkatan tantangan teknis, termasuk aksesibilitas data, skalabilitas, dan pelacakan peningkatan jumlah jaringan blockchain.

Proses Penghentian dan Pertimbangan Token

Penutupan DappRadar mempengaruhi banyak pemangku kepentingan: pengguna, pengembang yang bergantung pada data-feed-nya, dan holder token RADAR. Harga RADAR merosot 38% setelah pengumuman perusahaan yang mengklarifikasi bahwa masalah terkait DAO dan token akan dikomunikasikan secara terpisah. Walaupun rincian tetap tidak jelas, pendekatan hati-hati ini menunjukkan komitmen pada manajemen yang bertanggung jawab.

Pendiri kembali menegaskan dedikasi mereka pada transparansi sepanjang proses penutupan. Dengan mengundang umpan balik dari komunitas, mereka mengakui pengaruh DappRadar di antara jutaaan pengguna yang mencari analitik blockchain yang andal. Penutupan ini mungkin mendorong pengembang dan analis mencari solusi alternatif, yang berpotensi mengganggu alur kerja data.

Keluar DappRadar meninggalkan kekosongan di antara penyedia analitik. Meskipun pesaing seperti Chainalysis dan penjelajah blockchain khusus masih ada, DappRadar unik dalam menawarkan pandangan lintas chain tentang aplikasi terdesentralisasi dan pasar.

Konteks Industri dan Prospek Masa Depan

Penutupan datang di tengah transformasi cepat di sektor aset kripto. Meskipun pasar aset digital yang lebih luas melebihi US$4 triliun pada tahun 2025, perusahaan menghadapi kekhawatiran profitabilitas yang terus menerus. Perusahaan analitik terutama kesulitan dengan meningkatnya biaya infrastruktur dan menghasilkan pendapatan berkelanjutan.

Penelitian dari Global Market Insights memperkirakan pasar platform perdagangan kripto mencapai US$27 miliar pada 2024, dengan laju pertumbuhan tahunan 12,6% hingga 2034. Terutama, sebagian besar pertumbuhan ini terpusat pada perdagangan, bukan analitik, menyoroti tantangan pendapatan yang dihadapi penyedia analitik. Model monetisasi lebih menguntungkan perdagangan dan layanan keuangan, sehingga membuat keberlanjutan sulit untuk perusahaan yang berfokus pada analitik.

Penutupan DappRadar mempengaruhi banyak pemangku kepentingan, termasuk holder token RADAR. Sumber: Coingecko

Platform analitik blockchain juga menavigasi kompleksitas teknis. Masalah dengan kualitas data muncul dari fork chain dan blok basi, sementara interoperabilitas antara blockchain mempersulit analitik yang terpadu. Akibatnya, biaya operasional tetap tinggi, dengan sedikit penyeimbang pendapatan, terutama saat semakin banyak alat gratis tersedia.

Penutupan DappRadar menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan jangka panjang dari platform analitik multi-chain. Apakah pesaing baru akan mengisi kekosongan ini, atau pasar akan terpecah menjadi layanan yang lebih kecil dan khusus? Walaupun masih tidak pasti, tujuh tahun DappRadar menunjukkan baik janji dan kesulitan membangun infrastruktur blockchain yang mendasar di pasar yang berkembang pesat.

Received — 15 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Pasar Asia Tumbang saat Bitcoin Turun di Bawah US$100.000

14 November 2025 at 20:35

Pasar saham Asia merosot pada Jumat (14/11) menyusul aksi jual di Wall Street, setelah pejabat The Fed mengisyaratkan kehati-hatian terkait pemangkasan suku bunga. Bitcoin terpelanting di bawah US$100.000 untuk ketiga kalinya bulan ini, mencerminkan kecemasan pasar yang lebih luas.

Per pukul 5:00 am UTC, Nikkei Jepang turun 1,73% ke 50.392, sementara KOSPI Korea Selatan turun 3% ke 4.045,44. Hang Seng Hong Kong merosot 1,13% ke 26.767 seiring meningkatnya aksi jual regional. Sementara itu, S&P/ASX Australia ikut melemah 1,44% ke 8.627,5.

Sentimen Pasar Berubah Hati-Hati

Aksi jual dipicu oleh komentar hawkish The Fed yang meredam harapan pemangkasan suku bunga pada Desember. Trader kini hanya melihat peluang 51% terjadinya pemotongan, turun dari 63% sebelumnya.

Bitcoin kembali terjun bebas di bawah level psikologis US$100.000 di tengah tekanan jual yang terus bergulir di pasar spot, sementara ETH turun 8,33% dalam 24 jam terakhir. Kedua aset kripto ini kesulitan bangkit dari flash crash Oktober yang memicu likuidasi rekor. Open interest Binance Futures masih tertekan di US$9 miliar, jauh di bawah puncak Oktober di US$12 miliar.

Menambah beban pasar kripto, muncul laporan mengenai potensi regulasi Jepang yang menargetkan perusahaan treasury crypto. Japan Exchange Group, pengelola Tokyo Stock Exchange, disebut-sebut memberi sinyal adanya pengawasan regulator. Kabar ini makin mendinginkan sentimen investor di aset digital.

Pasar derivatif belum pulih dari proses deleveraging besar-besaran pada Oktober. Lambatnya arus masuk modal menunjukkan trader masih bersikap defensif. Pelaku pasar kini menunggu data ekonomi AS termasuk penjualan ritel.

Nada pejabat The Fed mencerminkan kekhawatiran inflasi meski pasar berharap pelonggaran. Neel Kashkari dari The Fed Minneapolis menentang pemotongan bulan lalu. Beth Hammack dari Fed Cleveland menegaskan kebijakan moneter masih perlu bersifat restriktif.

Ketidakpastian ini menekan aset berisiko secara global. Emas turun 0,6% semalam sementara minyak mengalami penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Dolar melemah meski imbal hasil naik, menunjukkan dinamika lintas-aset yang kompleks.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi Bitcoin di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

❌