Normal view

Received — 10 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Analis Beberkan Panduan Cepat Hadapi Fear November di Pasar Altcoin

10 November 2025 at 07:30

Trader altcoin semakin tertekan seiring meningkatnya ketidakpastian pasar pada November. Para analis menyarankan strategi delapan langkah untuk mengelola risiko, menemukan peluang, dan menavigasi downtrend (tren turun) di tengah dominasi Bitcoin yang masih berlanjut.

Dengan nilai altcoin terhadap Bitcoin yang terus melemah, para trader kini meninjau ulang sizing posisi, memantau arus modal, dan menganalisis narasi pasar guna membantu meminimalkan kerugian.

Strategi untuk Trader Altcoin dalam Hadapi Volatilitas Pasar di November

Pasar altcoin sedang menghadapi reset paling berat dalam beberapa bulan terakhir, dan para trader kini mencari arah yang jelas. Menurut Galaxy Research, 72 dari 100 aset kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar telah turun lebih dari 50% dari all-time high (ATH) sebelumnya. Ini menyoroti betapa kerasnya pasar menghukum taruhan spekulatif.

72 of the top 100 cryptos by market cap are -50% or more from their prior all-time highs pic.twitter.com/YaRnMxTzfc

— Galaxy Research (@glxyresearch) November 5, 2025

Namun, di tengah ketakutan itu, beberapa analis melihat peluang bagi investor yang disiplin dan mulai membagikan kerangka bertahan hidup serta strategi untuk berpotensi mengungguli pasar.

Analis kripto Miles Deutscher menguraikan 8 langkah “panduan bertahan hidup” untuk menghadapi volatilitas di bulan November. Saran utamanya? Berhenti berjudi pada altcoin lemah dan mulailah trade seperti pelaku institusional. Aturan pertama Deutscher sederhana: jadikan setiap trading altcoin sebagai tolok ukur terhadap Bitcoin.

“Jika altcoin Anda berada dalam tren turun relatif terhadap Bitcoin, lebih baik Anda membuka long pada pemimpinnya,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa hanya sedikit altcoin yang mampu mengungguli BTC selama kondisi risk-off, sehingga sangat penting memantau pasangan BTC sebelum menempatkan modal.

Selanjutnya, ia menekankan kedisiplinan teknikal: masuk pada level support utama di time frame tinggi (12H, 1D, 3D, 1W) dan menetapkan titik invalidasi yang jelas untuk setiap trade.

“Jika stop Anda kena, berarti tesis Anda salah — sudah itu saja,” ujarnya.

Di luar chart, Deutscher menyoroti flow analysis sebagai indikator kekuatan yang sangat penting. Ia mengimbau para trader untuk melacak tekanan beli dan akumulasi menggunakan tool seperti Nansen, Arkham, Token Terminal, DeBridge, dan DEXTools, serta data ekonomi makro dari Artemis.

Ia juga menyarankan untuk memeriksa kesehatan ekosistem dan sentimen melalui DefiLlama dan cookie.fun, seraya menegaskan bahwa komunitas yang toksik atau tidak aktif dapat menghancurkan sebuah proyek secepat fundamental yang lemah.

“Hindari alt yang memiliki sentimen buruk — itu bisa menghancurkan sebuah proyek sepenuhnya,” ia memperingatkan.

Untuk mengelola risiko, Deutscher merekomendasikan pemisahan modal ke dalam dua portofolio yang berbeda:

  • Portofolio Inti: Menyimpan altcoin berkualitas tinggi yang memiliki banyak titik validasi teknikal dan on-chain.
  • Portofolio Degen (≤20%): Alokasi kecil untuk taruhan berisiko tinggi, di mana trader bisa mengambil posisi agresif tanpa membahayakan keseluruhan portofolio.

Terakhir, aturan bonus Deutscher — position sizing (ukuran posisi) — mungkin justru yang paling penting. Ia menekankan bahwa meskipun seseorang menerapkan tujuh poin lainnya dengan benar, sizing yang keliru bisa menjadi tiket sekali jalan menuju kerugian total.

Dalam hal ini, sang analis merekomendasikan sistem “conviction scoring” (skor keyakinan) menggunakan tool AI untuk menyesuaikan ukuran trade dengan tingkat keyakinan.

Konteks Pasar: Fear, Aksi Jual Massal, dan Peluang Selektif

BeInCrypto baru-baru ini melaporkan bahwa November dimulai dengan aksi jual brutal, ketika Bitcoin jatuh di bawah level psikologis US$100.000 dan Ethereum mencatat penurunan harian terdalam sepanjang 2025. Para analis menekankan bahwa meski rasa takut mendominasi, kesabaran dan konfirmasi tren tetap menjadi kunci.

Veteran trading IncomeSharks menyarankan untuk mencari aset yang menunjukkan kekuatan, bukan pertanda breakdown. Sementara itu, Lark Davis mengatakan bahwa bahkan dalam kondisi bearish, “selalu ada sektor yang reli,” merujuk pada koin privasi dan zero-knowledge (ZK) seperti Zcash (ZEC) dan Dash (DASH) sebagai outperformer saat ini.

Hal ini selaras dengan pandangan Deutscher bahwa momentum pasar dan aliran ekosistem, bukan asal membeli di saat harga turun, seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan.

Mendeteksi Pergerakan Besar Berikutnya: Dino Coin & Pemimpin Struktural

Berdasarkan hal tersebut, analis Altcoin Vector juga menyoroti “dino coins” seperti ZEC dan DASH, mencatat bahwa keduanya termasuk di antara segelintir aset yang melakukan retest pada area high, bukan low.

Koin-koin “purba” ini — tanpa alokasi KOL dan memiliki basis holder jangka panjang — sedang menunjukkan impulse alignment yang kuat, sebuah sinyal yang kerap mendahului munculnya pemimpin struktural dalam altcoin season.

This kind of performance reminds us what an Altseason used to feel like.

While many alts are now retesting their April bottoms after the deleverage event, $ZEC and $DASH are challenging their highs, standing apart as structural leaders.

How to spot the next one? Watch for…

— Altcoin Vector (@altcoinvector) November 6, 2025

Mendukung tesis ini, trader The Dev memasukkan ZEC, ICP, FIL, dan The Graph (GRT) sebagai kandidat penggerak berikutnya. Sementara itu, Alex Clay menambahkan DigiByte (DGB) karena struktur akumulasinya selama 1.239 hari.

“Tidak ada sniper, likuiditas lebih sehat, dan semua orang benar-benar harus membeli,” ucap IncomeSharks, menggambarkan daya tarik aset-aset low-hype yang digerakkan oleh holder ini.

Meski demikian, para analis memperingatkan bahwa mengejar momentum terlalu terlambat justru bisa berbalik merugikan.

“Membeli koin apa pun bisa membuat Anda terjebak; jika altcoin berbalik bearish, Anda bisa tersangkut bertahun-tahun,” peringatan dari BTCdayu.

Di tengah data penurunan tajam yang menyedihkan dari Galaxy dan roadmap metodis dari Deutscher, pasar altcoin di bulan November kemungkinan hanya akan memberi imbalan bagi mereka yang mengedepankan kesabaran dan position sizing dibanding emosi.

Dalam pasar di mana 72% koin teratas masih tenggelam lebih dari 50% dari all-time high mereka, mungkin hanya strategi itu satu-satunya cara untuk bertahan dari ketakutan November.

Bagaimana pendapat Anda tentang panduan di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Pria yang Pernah Izinkan Ohio Bayar Pajak dengan Aset Kripto Baru Saja Rugi US$1,2 Juta pada Opsi Bitcoin

10 November 2025 at 05:59

Mantan Bendahara Negara Bagian Ohio, Josh Mandel, yang dulu dianggap sebagai pendukung awal Bitcoin dalam ranah politik, mengungkapkan kerugian pribadi lebih dari US$1,2 juta pada opsi beli yang terkait dengan iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock.

Pertaruhan mantan pejabat negara tersebut mengikuti prediksi berani bahwa Bitcoin akan mencapai US$444.000 pada 8 November, sebuah prakiraan yang jelas tidak terjadi.

Pelopor Pajak Kripto Ohio Kehilangan US$1,2 Juta Taruhan pada Opsi Bitcoin

Mandel berbagi detail tentang perdagangan yang gagal tersebut dalam sebuah posting di X (Twitter), mengatakan bahwa ia telah “all in” pada opsi beli IBIT, namun akhirnya melihatnya kedaluwarsa tanpa nilai.

“Di awal siklus, saya menerbitkan portofolio yang hanya berisi MSTR dan opsi MSTR. Awalnya, semuanya posisi long, lalu bergeser ke short dengan penjualan opsi beli tertutup in-the-money saat saya memprediksi Bitcoin akan mencapai US$84.000…Langkah-langkah ini berjalan cukup baik, namun saya menjadi tidak sabar dengan panggilan terakhir saya untuk US$444.000, dan seperti yang mereka katakan, Anda hanya sebaik panggilan terakhir Anda,” tulisnya.

Mandel menambahkan bahwa postingannya dimaksudkan “untuk transparansi,” menolak tuduhan bahwa dia menyesatkan investor atau berusaha mendapatkan keuntungan melalui penerbitan koin.

Josh Mandel Kehilangan US$1,2 Juta dalam Perdagangan Opsi Bitcoin
Josh Mandel Kehilangan US$1,2 Juta dalam Perdagangan Opsi Bitcoin | Sumber: Mandel on X

Jauh sebelum spekulasi Bitcoin ritel mencapai arus utama di Amerika, Josh Mandel membantu Ohio “menanam bendera” untuk adopsi kripto.

Pada November 2018, sebagai Bendahara Negara, dia meluncurkan OhioCrypto.com, platform pemerintah AS pertama yang memungkinkan bisnis membayar pajak negara bagian dengan Bitcoin. Pembayaran tersebut, diproses melalui BitPay, secara otomatis dikonversi menjadi dolar AS untuk pemerintah negara bagian.

Pada saat itu, Mandel menggambarkan Bitcoin sebagai “bentuk mata uang yang sah” dan memposisikan Ohio sebagai pemimpin dalam inovasi blockchain.

“Kami ingin menanam bendera untuk Ohio,” ujarnya kepada wartawan, berargumen bahwa langkah tersebut akan memodernisasi keuangan negara dan menarik bisnis yang maju secara teknologi.

Program tersebut, namun menghadapi hambatan regulasi di bawah penerusnya, Bendahara Robert Sprague, yang menangguhkan program ini pada 2019 setelah menentukan bahwa struktur pembayaran BitPay mungkin melanggar undang-undang pengadaan negara. Kurang dari sepuluh perusahaan yang telah menggunakan layanan ini sebelum dihentikan.

Risiko dan Pelajaran dari Pasar Opsi ETF Bitcoin

Kerugian besar Mandel datang saat minat pada opsi Bitcoin ETF meningkat sejak peluncurannya pada akhir 2024. Seperti dicatat penelitian Kaiko, volume perdagangan dalam opsi Bitcoin ETF melonjak, dengan banyak trader yang memilih posisi optimistis.

Namun, baru-baru ini, Bitcoin ETF tidak berkinerja baik, dengan arus keluar mencapai level terakhir yang terlihat pada bulan Mei. Bahkan, mereka baru-baru ini mencatat arus masuk pertama setelah rentetan arus keluar senilai US$2,9 miliar.

Namun demikian, taruhan spekulatif jangka panjang seperti milik Mandel tetap menjadi pengecualian, menyoroti risiko signifikan yang terkait dengan opsi dan volatilitas harga Bitcoin.

Dengan membuat kerugian investasinya publik, Mandel mengingatkan bahwa tokoh publik berpengalaman dan pionir kripto pun bisa salah menilai waktu atau risiko dalam aset digital.

Seiring dengan berkembangnya derivatif kripto yang diatur dan menarik lebih banyak investor, pengalaman Mandel menunjukkan bahwa prediksi pasar, bahkan ketika dibagikan secara luas, tidak menjamin keberhasilan.

Akankah Sejarah Terulang? Trader Bitcoin Antisipasi Reli Jelang Kesepakatan Akhir Shutdown Pemerintah AS

10 November 2025 at 08:35

Setelah 40 hari kebuntuan politik, pemerintah federal Amerika Serikat nampaknya semakin dekat untuk kembali dibuka, dan para trader kripto kembali bertaruh bahwa sejarah mungkin akan terulang.

Shutdown pemerintah terbaru di AS ini menjadi yang terlama dalam sejarah, melampaui rekor sebelumnya yang berlangsung selama 35 hari — dari 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019.

Trader Bitcoin Bertaruh Sejarah Akan Terulang saat Kesepakatan Shutdown Pemerintah AS Semakin Dekat

Bitcoin diperdagangkan di harga US$104.501 pada waktu publikasi, naik hampir 3% dalam satu jam terakhir. Lonjakan ini terjadi setelah akhir pekan yang relatif sepi, namun kini perhatian beralih ke X (Twitter) di tengah harapan bahwa shutdown pemerintah akan segera berakhir.

Performa Harga Bitcoin (BTC)
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Menurut media TradFi, para senator dari Partai Demokrat telah menunjukkan kesiapan untuk melanjutkan pembahasan rancangan undang-undang (RUU) belanja bipartisan guna mengakhiri shutdown pemerintah terlama dalam sejarah AS. Shutdown ini telah membuat sekitar 750.000 pekerja federal dirumahkan dan mengganggu berbagai layanan penting — mulai dari taman nasional hingga penerbangan udara.

Pengamat pasar, termasuk Bitcoin Archive dan Walter Bloomberg, melaporkan bahwa sedikitnya sepuluh senator Demokrat diperkirakan akan mendukung pengajuan proposal pendanaan jangka pendek tersebut. Lebih lanjut, Senat berpotensi menggelar pemungutan suara “secepat-cepatnya malam ini” untuk mempertimbangkan kembali continuing resolution (resolusi berkelanjutan) yang telah disahkan oleh DPR.

Paket kebijakan baru tersebut akan mendanai operasional pemerintah hingga 30 Januari, ujar Walter, sekaligus membuka jalan prosedural untuk mengaktifkan kembali kantor pemerintahan dalam beberapa hari mendatang.

HOW THE GOVERNMENT REOPENING PROCESS WILL WORK:

• The Senate could vote as soon as tonight to reconsider the House-passed continuing resolution (CR) — a procedural step requiring 60 votes.

• The final package will replace that CR with a new one (funding through Jan. 30) plus… https://t.co/YgWY1vNlG8

— *Walter Bloomberg (@DeItaone) November 9, 2025

Trader Bandingkan Pola dengan Resolusi Shutdown Pemerintah Sebelumnya

Di media sosial, para trader dengan cepat menarik kesamaan antara resolusi shutdown pemerintah sebelumnya dan korelasinya yang tak terduga dengan reli Bitcoin. Analis Ash Crypto mengingatkan para pengikutnya bahwa setelah pemerintah AS kembali dibuka pada awal 2019, Bitcoin memulai reli selama lima bulan dan naik lebih dari 300%.

“Terakhir kali pemerintah AS dibuka kembali setelah shutdown, Bitcoin mencatat reli lima bulan dan melonjak lebih dari 300%,” tulis analis Ash Crypto.

Performa Harga Bitcoin (BTC)
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

“Apakah ini berarti lonjakan harga berikutnya akan segera datang?” ujar Max Crypto, yang juga menggemakan pernyataan tersebut dengan membagikan data dari siklus sebelumnya.

Meski pola itu menumbuhkan optimisme, perlu dicatat bahwa hubungan antara pembukaan kembali pemerintah dan performa Bitcoin kemungkinan lebih bersifat kebetulan alih-alih sebab-akibat langsung.

Data historis menguak bahwa selama shutdown pemerintah tahun 2018–2019, harga Bitcoin sempat turun dari sekitar US$4.014 ke bawah US$3.600, menyentuh titik terendah tepat ketika kesepakatan pemerintah tercapai.

Dalam beberapa minggu berikutnya, pasar mencatat tujuh candle hijau berturut-turut. Namun, faktor yang lebih luas — termasuk pemulihan pasca crypto winter, meningkatnya likuiditas, dan perubahan sentimen risiko global — juga menjadi pendorong utama reli tersebut.

Dari Februari hingga April 2019, harga Bitcoin naik menembus US$5.000, menandai awal tren naik besar berikutnya. Meski pembukaan kembali pemerintah bukan penyebab utama pemulihan itu, momen tersebut berperan sebagai katalis sentimen positif.

Kondisi saat ini mungkin mencerminkan dinamika yang sama. Dengan kondisi likuiditas AS yang semakin ketat dan Federal Reserve yang mempertahankan sikap hati-hati, pergerakan harga Bitcoin berikutnya kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh sinyal ekonomi makro ketimbang keputusan politik.

Meski begitu, banyak trader masih memandang berita seputar shutdown pemerintah sebagai pemicu makro berdampak tinggi yang dapat mengalihkan arus jangka pendek ke aset kripto — terutama ketika pasar tradisional goyah di tengah ketidakpastian fiskal.

Di tengah optimisme tersebut, hampir US$700 juta dalam open interest Bitcoin telah bertambah. Lonjakan funding rate juga menunjukkan bahwa posisi long baru mulai masuk.

“Hal seperti ini sering kali tidak berakhir dengan baik,” peringat analis Ted.

Kendati demikian, optimisme mulai kembali ke pasar yang sebelumnya bersiap menghadapi kebuntuan panjang di Washington. Jika shutdown pemerintah benar-benar rampung hari ini, pekan ini akan menjadi pembuktian apakah berakhirnya shutdown terlama dalam sejarah ini akan memicu reli Bitcoin lain atau sekadar memberikan efek relief bounce sementara.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin (BTC) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

❌