Normal view

Received — 10 December 2025 BeInCrypto Indonesia

3 Prediksi Harga Teratas untuk Bitcoin, Emas, dan Perak: Reli yang Dipicu The Fed Ini Bakal Bertahan Lama?

10 December 2025 at 06:47

Bitcoin, emas, dan perak mendadak menguat pada hari Selasa, sehari sebelum apa yang sepertinya jadi pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya.

Kripto pelopor ini, juga dua aset safe haven komoditas yaitu emas dan perak, kemungkinan akan menghadapi volatilitas menjelang keputusan suku bunga The Fed, bahkan ketika harga XAG menembus di atas US$60/oz untuk pertama kali dalam sejarah, sekarang naik +108% di 2025.

Target Harga BTC, XAU, dan XAG Teratas Menjelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Seluruh perhatian kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed besok dan konferensi pers Jerome Powell setelahnya. Ini adalah salah satu peristiwa ekonomi makro terpenting bagi Bitcoin dan safe haven komoditas minggu ini.

Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa para spekulan suku bunga melihat peluang sebesar 87,6% The Fed akan memangkas suku bunga.

Interest Rate Cut Probabilities
Peluang Pemangkasan Suku Bunga | Sumber: CME FedWatch Tool

Pemangkasan suku bunga The Fed umumnya menjadi angin segar bagi Bitcoin karena meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Emas biasanya akan langsung dan paling cepat mendapat manfaat dari pemangkasan suku bunga, sementara perak seringkali tertinggal dari emas pada awalnya, lalu melesat mengungguli emas saat reli reflasi menguat. Inilah alasan mengapa perak cenderung mengalami lonjakan harga yang tajam setelah pemotongan suku bunga ketika momentum mulai terbentuk.

  • Emas bereaksi pertama kali dan dengan pola yang paling dapat diprediksi
  • Bitcoin mendapat manfaat seiring meluasnya likuiditas
  • Perak sering menjadi pemenang momentum di tahap akhir

Berdasarkan aksi harga saat ini, pasar sebenarnya sudah melakukan antisipasi terhadap peristiwa ini, para trader sudah banyak yang lebih dulu masuk posisi seiring peluang pemangkasan suku bunga kian pasti.

Bitcoin mengejar US$100.000 jelang keputusan suku bunga The Fed

Harga Bitcoin saat ini bergerak dengan bias bullish, konsolidasi dalam channel paralel naik sejak menyentuh dasar di US$80.600 pada 21 November. Selama harga tetap berada dalam pola teknikal ini, peluang untuk lanjut naik masih terbuka lebar.

Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), momentum juga sedang meningkat dan bisa mendorong BTC naik lebih tinggi. Posisi RSI di atas level 50 juga menandakan adanya dorongan beli yang signifikan, tapi semuanya masih seimbang sebab level tengah ini juga rawan berbalik arah ke bearish.

Harga Bitcoin saat ini menghadapi resistance langsung di Exponential Moving Average (EMA) 50 hari di US$97.015, menjadi penghalang menuju level retracement Fibonacci paling penting, yaitu 61,8% di US$98.018.

Level itu dapat menjadi titik masuk utama untuk para bull yang datang belakangan, jadi bila harga Bitcoin berhasil breakout dengan volume besar, itu menjadi sinyal penguatan tren. Kondisi seperti ini bisa membuat kripto pelopor ini melesat menuju US$103.399, yang juga menjadi batas tengah 50%.

Dalam skenario sangat bullish, BTC berpotensi menyentuh level retracement Fibonacci 38,2% yang menandakan tren sangat kuat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Di sisi lain, jika level retracement Fibonacci 61,8% bertahan sebagai resistance, itu dapat memberikan sinyal awal pembalikan tren.

Jika para penjual mengambil kendali di level saat ini, maka Fibonacci retracement 78,6% bisa jadi jebol sebagai support dan pergerakan BTC berpotensi keluar dari channel paralel naik.

Skenario bias seperti ini bisa mendorong harga kripto pelopor turun menuju support di US$80.600. Pergerakan seperti ini berarti Bitcoin akan turun hampir 15% dari level saat ini.

Emas mungkin sedang berada di zona reload klasik tahap A

Harga emas bisa saja mengalami penurunan menuju area terendah US$4.199 dan bahkan menembus garis tren support naik sebelum berbalik ke atas. Berdasarkan RSI, momentumnya mulai menurun dan membuat harga XAU berisiko alami koreksi.

namun, karena RSI masih bertahan di atas level 50 dan ada support kuat dari pertemuan EMA 50 hari dan 100 hari di US$4.202 dan US$4.203, harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi.

Support penting ada di area US$4.178 sampai US$4.192. Jika zona ini bertahan, struktur bull masih tetap utuh.

Sementara itu, resistance utama berada di US$4.241, dan jika harga menembus level ini dengan mulus kemungkinan besar akan memicu percepatan tren naik.

Dalam kondisi bias naik, target harga emas berikutnya adalah US$4.260, atau jika sangat bullish, bisa ke US$4.300 sebelum mencoba kembali meraih rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$4.381.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Emas (XAU) | Sumber: TradingView

Karena itu, harga di titik saat ini bisa menjadi zona ideal untuk pengisian posisi, di mana setiap penurunan dapat menjadi peluang beli untuk para bull yang terlambat masuk.

Kenaikan harga perak 6 kali lipat dibandingkan S&P 500 sepanjang tahun ini

Harga perak sedang mengalami salah satu reli bull terkuat dalam sejarah pasar saham, naik enam kali lipat dari kenaikan S&P 500 selama tahun ini (YTD). Harga XAG/USD sekarang berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 12 bulan terbesar sejak tahun 1979.

Setelah mencapai all-time high baru di angka US$60.794, perak kini berada pada level price discovery dan masih berpeluang lanjut naik lebih tinggi.

Pada grafik 15-menit di bawah, harga XAG/USD menunjukkan breakout bullish continuation yang sangat jelas. Harga perak sudah menembus tegas level range tinggi sebelumnya di sekitar US$58,83 lalu bergerak makin tinggi ke price discovery, sehingga mengonfirmasi perubahan dari konsolidasi ke ekspansi.

Semua garis EMA kunci (50/100/200) kini tertumpuk secara bullish dan mulai naik, menandakan keselarasan tren jangka pendek yang kuat serta kekuatan tren yang solid.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Perak (XAG) | Sumber: TradingView

Momentum mendukung pergerakan ini, terlihat dari RSI di atas 73 yang mengisyaratkan tekanan beli yang sangat kuat. Tapi, posisi RSI ini juga menjadi peringatan bahwa pasar mungkin mengalami overheating dalam waktu dekat sehingga ada risiko koreksi ringan atau konsolidasi sebelum reli berlanjut.

Secara struktur, area resistance sebelumnya di US$58,80 hingga US$59,00 kini menjadi support pertama, sedangkan target psikologis dan teknikal berikutnya berada di sekitar US$61,00–US$61,50.

Selama harga perak tetap di atas 50-EMA (merah) yang naik, bias tetap buy-the-dip. Risiko penurunan baru meningkat jika terjadi breakdown dan harga bertahan di bawah US$59,00.

Twenty One Capital Resmi Melantai di NYSE – Lalu Apa Selanjutnya?

10 December 2025 at 05:20

Twenty One Capital telah melakukan debutnya di New York Stock Exchange (NYSE), memasuki pasar publik dengan cadangan Bitcoin yang besar dan sorotan besar pula.

Sahamnya langsung turun tajam di hari pertama, sehingga muncul pertanyaan jelas bagi investor dan industri: apa langkah selanjutnya bagi perusahaan yang berpusat pada Bitcoin di tengah pasar yang sedang turun?

Debut Raksasa Bitcoin di Wall Street

Dengan kode saham XXI, perusahaan ini masuk ke pasar dengan lebih dari 43.500 Bitcoin di neraca keuangannya.

Kepemilikan tersebut, senilai sekitar US$3,9 miliar, membuat Twenty One Capital menjadi salah satu perusahaan pemilik aset kripto terbesar. Jack Mallers, co-founder perusahaan, menggambarkan langkah listing ini sebagai upaya untuk memberikan Bitcoin tempat yang jelas di pasar tradisional. Ia menegaskan bahwa investor layak mendapatkan akses ke perusahaan yang dibangun sepenuhnya berdasarkan logika moneter Bitcoin.

Hello, world. $XXI pic.twitter.com/SFoLLwGnCd

— Twenty One (@twentyone) December 9, 2025

Bitcoin adalah uang yang jujur. Itulah sebabnya masyarakat memilih Bitcoin, dan itulah alasan kami membangun Twenty One di atasnya,” ujar Mallers dalam siaran pers. “Listing di NYSE bertujuan memberikan Bitcoin posisi yang layak di pasar global dan memberikan investor yang terbaik dari Bitcoin: kekuatannya sebagai cadangan dan potensi pertumbuhan dari sebuah bisnis yang dibangun di atasnya.”

Ini bukan sekadar upaya kecil. Tether, Bitfinex, SoftBank, dan Cantor Equity Partners berada di belakang XXI, memberikan bobot institusional yang jarang terlihat dalam peluncuran yang berbasis Bitcoin.

Cantor Equity Partners sendiri berasal dari jalur yang sudah dikenal: dibentuk sebagai kendaraan akuisisi publik yang didukung Cantor Fitzgerald, perusahaan investasi yang dipimpin Brandon Lutnick, putra Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick. Koneksi tersebut menambah lapisan kredibilitas institusional bagi langkah XXI masuk ke pasar publik.

Namun, sesi perdagangan pertama berlangsung berat, karena sahamnya jatuh lebih dari 24%. Reaksi ini menunjukkan kecenderungan hati-hati, dengan investor kemungkinan ingin melihat bagaimana XXI akan beroperasi di luar cadangan Bitcoinnya yang besar.

DATs Masih Kesulitan saat Bitcoin Turun

Debut saham Twenty One Capital hadir di tengah tekanan baru di pasar aset kripto.

Bitcoin telah turun sekitar 30% dari puncaknya di bulan Oktober, dan ekuitas terkait juga turut melemah.

Di sisi lain, digital asset treasuries (DATs) terkena dampak paling besar, karena valuasinya sering bergerak mengikuti nilai cadangannya. Analis kini menegaskan bahwa DAT harus bisa membuktikan dirinya memberi lebih dari sekadar eksposur ke Bitcoin. Premi mNAV yang tinggi di kuartal sebelumnya telah memudar, dan investor kini menuntut model bisnis yang lebih jelas.

1/ I see a lot of bad analysis of DATs, or digital asset treasury companies. Specifically, I see a lot of bad takes on whether they should trade at, above, or below the value of the assets they hold (their so-called “mNAV”).

Here's how I approach it.

— Matt Hougan (@Matt_Hougan) November 23, 2025

Dalam kondisi seperti ini, XXI menghadapi tantangan besar untuk listing barunya. Mereka harus mampu menunjukkan kemampuan menghadapi volatilitas dan membangun operasional yang bisa bertahan terhadap fluktuasi harga Bitcoin.

Rencana Pertumbuhan Menunggu Validasi Pasar

Mallers dan timnya menyatakan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan lebih dari sekadar menumpuk Bitcoin.

XXI menyebutkan rencana untuk mengembangkan alat pinjaman berbasis Bitcoin dan produk pasar modal.

Selain itu, mereka juga menargetkan menciptakan inisiatif edukasi dan media untuk mendorong adopsi Bitcoin yang lebih luas.

Semua inisiatif tersebut masih berupa rencana di tahap awal dan belum menjadi lini bisnis yang berjalan, sehingga menunjukkan ambisi perusahaan untuk membangun ekosistem yang lebih luas, bukan hanya menjadi treasury statis.

Apakah investor akan menyambut pendekatan ini masih belum pasti.

Ada yang melihat XXI sebagai calon pemain besar di industri, didukung jaringan institusi yang kuat. Tapi, ada juga yang mencatat lemahnya pasar kripto dan kehati-hatian investor terhadap listing berbasis merger.

Debut ini adalah pencapaian penting, tapi fase selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil nyata dan bukan sekadar visi.

November Mungkin Telah Membunuh NFT untuk Selamanya

10 December 2025 at 03:15

Bulan lalu menjadi periode terlemah untuk penjualan NFT di 2025, dengan kapitalisasi pasar kehilangan ratusan juta US$.

Angka terbaru semakin menegaskan penurunan permintaan atas aset ini, yang sebelumnya sempat melonjak ke rekor tertinggi lalu masuk ke fase pembalikan berkepanjangan setelah crypto winter di 2022.

Penjualan NFT Jatuh ke Titik Terendah Baru

Penurunan di bulan November cukup tajam. Total penjualan non-fungible token (NFT) turun menjadi US$320 juta, hampir setengah dari penjualan Oktober yang sebesar US$629 juta, menurut CryptoSlam. Hal ini membuat aktivitas bulanan kembali mendekati level September di US$312 juta dan menghapus momentum kecil yang sempat bangkit di awal musim gugur.

Menurut CoinMarketCap, kelemahan pasar sudah terlihat berlanjut ke bulan Desember, di mana tujuh hari pertama hanya menghasilkan penjualan senilai US$62 juta. Hal ini menandai performa mingguan paling lambat sepanjang tahun ini.

NFTs are soo downbad right now.

Market cap dropped from $6.6B to $3.5B and volume is down about 65 percent.

OpenSea’s most hyped token even got pushed to Q1 2026.

Most holders aren’t down because of price. They’re down because nobody is buying.

The healthiest reboot this… pic.twitter.com/YTrWoK3UKv

— Salem☠️ (@web3_Salem) December 3, 2025

Gambaran valuasi yang lebih luas juga mencerminkan tekanan penurunan serupa. Data CoinGecko menunjukkan kapitalisasi pasar dari marketplace NFT turun ke US$253 juta, yang merupakan level terendah sepanjang sejarah, karena harga-harga terus jatuh, bahkan untuk koleksi yang paling mapan sekalipun.

Penurunan ini bukan peristiwa yang terisolasi, melainkan kelanjutan dari kontraksi besar yang sudah terjadi selama bertahun-tahun dan mengubah lanskap NFT sejak pertumbuhan pesat di awal 2020-an.

Dari Siklus Hype ke Hard Reset

NFT pertama kali masuk ke kesadaran arus utama pada 2020, saat penjualan karya seni awal dan peluncuran eksperimental menarik komunitas khusus.

Pada 2021, pasar NFT jadi fenomena budaya besar. Volume perdagangan di platform seperti OpenSea bahkan sempat melonjak hingga miliaran setiap bulannya.

Koleksi seperti CryptoPunks dan Bored Ape Yacht Club berubah jadi simbol status. NFT ini menarik minat selebriti, brand global, dan investor institusi. Momentum positif berlangsung sampai awal 2022, saat aktivitas NFT mencapai rekor tertinggi.

Puncaknya tak bertahan lama. Ketika pasar kripto secara umum mulai melemah pada pertengahan 2022, volume perdagangan NFT langsung merosot cepat.

Likuiditas mengering. Modal spekulatif mulai mundur, dan floor price koleksi utama anjlok drastis. Skandal wash trading membuat kepercayaan menurun, lalu kelebihan pasokan menciptakan tekanan. Ribuan koleksi tanpa kualitas cukup bersaing berebut perhatian yang makin terbatas.

Menjelang akhir 2022, volume bulanan sudah turun lebih dari 90% dibanding masa puncak. Selama dua tahun setelahnya, pasar terus menyesuaikan diri.

Sebagian NFT yang memang memiliki kegunaan, seperti aset game dan token loyalitas, masih mempertahankan aktivitas di segmen tertentu. Tapi koleksi profil-legendaris mulai kehilangan pamor. Marketplace bersaing memperebutkan pengguna lewat insentif besar, sering kali hanya menaikkan volume tanpa menghasilkan keuntungan nyata.

Di 2025, sektor ini berubah menjadi segmen yang lebih tenang. Kini NFT hanya berperan sebagai bagian kecil dalam pasar aset digital yang lebih luas.

Postingan Bitcoin Andrew Tate Picu Perdebatan Soal MicroStrategy

10 December 2025 at 02:30

Komunitas Bitcoin Terbelah karena Pembelian 10.000 BTC Terbaru MicroStrategy Tak Goyahkan Harga — Likuiditas OTC dan Struktur Pasar Jadi Sorotan

Postingan Andrew Tate yang mempertanyakan mengapa pembelian ~10.000 BTC oleh MicroStrategy tidak menggerakkan harga Bitcoin langsung memicu perdebatan luas di komunitas aset kripto. Diskusi ini menyoroti salah satu kebingungan terbesar di kalangan trader ritel: bagaimana bisa pembelian sebesar itu terjadi tanpa menimbulkan reaksi harga yang terlihat?

Perdebatan komunitas ungkap kesalahpahaman tentang kedalaman pasar OTC Bitcoin

Diskusi Andrew Tate ini muncul hanya beberapa hari setelah MicroStrategy menambah lebih dari 10.600 BTC — pembelian senilai hampir US$1.000.000.000 — sehingga total kepemilikan mereka kini mencapai lebih dari 660.000 koin.

Padahal akuisisi ini sangat besar, harga Bitcoin hampir tidak bergerak waktu itu, tetap terjebak di kisaran US$88.000 hingga US$92.000 sebelum akhirnya breakout hari ini.

I’m huge on BTC but micro strat buy 10k btc ina single day and the price doesn’t move.

Explain that to me.

— Andrew Tate (@Cobratate) December 8, 2025

Banyak pelaku industri lalu menegaskan bahwa pembelian institusi besar jarang terjadi melalui order book spot. Sebaliknya, transaksi itu biasanya lewat desk Over-The-Counter (OTC), yang mempertemukan pembeli dan penjual secara langsung, di luar exchange.

Karena transaksi ini tidak masuk ke pool likuiditas publik, maka transaksi terhindar dari slippage dan tidak meninggalkan jejak langsung pada grafik, candle, atau indeks harga.

Jadi, pembelian senilai miliaran dolar bisa berpindah tangan secara senyap di antara miner, wallet awal, market maker, dan penjual dalam tekanan tanpa membuat harga melonjak.

Hanya jika stok OTC tidak cukup memenuhi permintaan, transaksi baru masuk ke exchange spot — dan saat itulah harga akan bereaksi. Kemampuan MicroStrategy menyerap koin secara privat justru menunjukan kedalaman likuiditas Bitcoin pada tingkat suplai saat ini.

Pergerakan Harga Bitcoin Lebih Bergantung pada Eksekusi daripada Besarnya Transaksi

Beberapa analis menyoroti bahwa pembelian MicroStrategy memang terlihat sangat besar, tapi sebenarnya hanya sebagian kecil dari suplai aktif.

Membeli 10.000 BTC juga hanya sekitar 0,05% dari suplai beredar, dan kalau dilakukan lewat block trade negoisasi, bukan order book spot publik, dampaknya hampir tak terlihat sama sekali.

Hal ini memperjelas bagaimana akumulasi korporasi masih bisa terus terjadi meski pasar sideways, tanpa diketahui trader ritel sampai setelah transaksi selesai.

Founder Binance CZ Berkomentar soal Postingan Andrew Tate

Di sisi lain, para kritikus berpendapat bahwa strategi MicroStrategy lebih mengandalkan persepsi daripada dampak langsung. Ada yang menduga pengumuman-pengumuman perusahaan ini memang bertujuan memantik sentimen bullish, bukan benar-benar menggerakkan harga secara instan.

Minimnya reaksi cepat justru memperkuat spekulasi bahwa pembelian besar-besaran seperti ini ternyata tidak terlalu memengaruhi harga, seperti yang diasumsikan banyak investor.

Perdebatan ini terjadi di momen sensitif, saat pasar akhirnya breakout hari ini setelah seminggu sideways — yang didorong bukan oleh MicroStrategy, melainkan kombinasi akumulasi whale, likuidasi posisi short, serta perkembangan regulasi.

Kontras ini menegaskan satu hal penting: pergerakan harga yang tampak justru kerap mencerminkan arus order tahap akhir, bukan pembelian awal itu sendiri.

Bitcoin Breakout di Atas US$94.000 setelah Stagnasi Selama Sepekan, Ini Alasannya

10 December 2025 at 01:16

Bitcoin melonjak tajam di atas US$94.000, mengakhiri periode perdagangan sideways selama beberapa hari di kisaran US$88.000 hingga US$92.000.

Breakout ini terjadi secara mendadak pada 9 Desember, dan akselerasinya hanya memakan waktu beberapa menit serta berhasil menembus rentang harga yang telah menahan pergerakan pasar hampir sepekan.

Aksi Akumulasi Whale dan Likuidasi Posisi Short Dorong Breakout

Data perdagangan menunjukkan adanya arus masuk besar ke beberapa wallet institusi besar dan wallet exchange pada satu jam sebelum reli terjadi.

Beberapa alamat kustodian dengan volume tinggi mengumpulkan ribuan BTC dalam waktu singkat, menandakan adanya pembeli dengan likuiditas besar yang masuk lebih awal sebelum terjadi short squeeze.

🚨 BREAKING:

HERE'S EXACT REASON WHY BITCOIN JUST PUMPED:

BINANCE BOUGHT 7,298 BTC
COINBASE BOUGHT 3,412 BTC
WINTERMUTE BOUGHT 2,174 BTC
BLACKROCK BOUGHT 1,362 BTC
RANDOM WHALE BOUGHT 6,192 BTC

THIS IS THE BIGGEST INSIDER PUMP EVER!! pic.twitter.com/SImfFYuGT8

— ᴛʀᴀᴄᴇʀ (@DeFiTracer) December 9, 2025

Kecepatan breakout ini sepertinya menandakan order book cepat menipis setelah permintaan menembus resistance di kisaran harga. Struktur pasar pun berubah secara cepat, dengan momentum semakin kuat saat posisi short mulai ditutup karena tekanan.

Data likuidasi mengonfirmasi bahwa pasar Futures menyerap pergerakan ini secara agresif. Lebih dari US$300 juta likuidasi aset kripto terjadi dalam 12 jam terakhir, di mana Bitcoin menyumbang lebih dari US$46 juta dan Ethereum di atas US$49 juta.

Kebanyakan posisi yang terlikuidasi adalah short, yang menandakan pergerakan ini merupakan short squeeze klasik dan bukan tren naik bertahap.

Saat stop-loss beruntun aktif, kenaikan harga Bitcoin pun semakin cepat secara vertikal karena hampir tidak ada suplai penyeimbang.

Dukungan Regulasi dan Antisipasi FOMC Dorong Sentimen

Reli Bitcoin ini terjadi setelah update kebijakan penting dari US Office of the Comptroller of the Currency, yang mengonfirmasi bahwa bank kini boleh melakukan transaksi aset kripto berisiko nol sebagai principal. Keputusan ini memungkinkan lembaga keuangan yang diatur untuk menengahi arus aset kripto tanpa harus memegang aset langsung.

Perubahan ini memperluas akses institusional yang mungkin terjadi, dan waktunya yang beberapa jam sebelum breakout mungkin mendorong posisi masuk lebih awal.

OCC Interpretive Letter 1188 confirms that a national bank may engage in riskless principal crypto-asset transactions as part of the business of banking. https://t.co/gXirMExhCi pic.twitter.com/uPRFGqb2NZ

— OCC (@USOCC) December 9, 2025

Dengan keputusan suku bunga The Fed yang sebentar lagi diumumkan, para trader kini berharap kondisi likuiditas akan semakin mudah jika pemangkasan suku bunga terjadi.

Bitcoin masih bertahan di dekat level tertinggi harian dengan volatilitas tetap tinggi serta funding rate yang terus mengalami penyesuaian di pasar derivatif. Pasar kini mencermati apakah permintaan selanjutnya masih kuat hingga pengumuman FOMC atau justru aksi ambil untung akan meredam momentum di puncak harga.

Eksekutif Polygon Jelaskan Kenapa Keuangan Besar Ingin Aset Kripto di 2025 dan Kenapa Retail Tidak

10 December 2025 at 00:00

Pada tahun 2025, industri aset kripto memasuki fase baru yang ditandai dengan lonjakan partisipasi institusi besar. Setelah bertahun-tahun berhati-hati dan skeptis, kini perusahaan besar mulai mengalokasikan modal dalam jumlah signifikan ke aset digital.

Tetapi, apa yang berubah sehingga institusi akhirnya masuk ke industri yang dulu mereka jauhi? BeInCrypto berbicara dengan Aishwary Gupta, Head Global Payment dan Real-World Assets di Polygon Labs, untuk membahas faktor pendorong di balik transformasi ini. Gupta menjelaskan kenapa aliran dana institusi sekarang mendominasi pasar dan apa arti perubahan ini.

Institusi Kini Kuasai Arus Masuk Aset Kripto: Ini Alasannya

Gupta mengungkapkan bahwa institusi saat ini menyumbang sekitar 95% dari arus masuk aset kripto. Sementara itu, partisipasi investor ritel turun menjadi sekitar 5–6%. Pergeseran ini menandakan perubahan dari siklus lama yang dipimpin oleh hype dan investor ritel ke pasar yang kini banyak dipengaruhi oleh keuangan terstruktur.

Manajer aset besar seperti BlackRock, Apollo, dan Hamilton Lane juga mulai mengalokasikan sekitar 1–2% portofolio mereka ke aset kripto, memperkenalkan ETF dan menguji produk investasi yang ditokenisasi di chain.

Menurut Gupta, perubahan yang terjadi bukan pada sentimen Wall Street, melainkan pada infrastruktur yang sekarang mendukung aktivitas institusi. Ia menyebut Polygon sebagai contoh:

“Kemitraan dengan JPMorgan untuk perdagangan DeFi secara langsung di bawah Monetary Authority of Singapore, Ondo untuk obligasi negara yang ditokenisasi, dan AMINA Bank untuk staking yang telah diatur membuktikan bahwa sistem yang menjalankan DeFi juga dapat menggerakkan keuangan global. Skalabilitas dan biaya transaksi rendah membuat keuangan tradisional mempertimbangkan blockchain publik untuk digunakan. Institusi sekarang tidak perlu lagi bereksperimen di sandbox — mereka bisa bertransaksi di jaringan publik yang kompatibel dengan Ethereum, yang sudah teruji dan memenuhi syarat auditor maupun regulator.”

Gupta menyampaikan bahwa institusi masuk ke dunia aset kripto dari dua arah utama: mencari imbal hasil dan diversifikasi, serta mengejar efisiensi operasional. Gelombang pertama berfokus pada hasil dalam dolar AS lewat produk seperti obligasi negara yang ditokenisasi dan staking yang dikelola bank. Produk-produk ini menawarkan kerangka kerja yang sudah dikenal sekaligus sesuai aturan untuk mendapatkan yield.

Gelombang kedua, ia terangkan, didorong oleh efisiensi yang ditawarkan blockchain. Penyelesaian transaksi lebih cepat, likuiditas bersama, serta aset yang dapat diprogram membuat jaringan keuangan besar dan perusahaan fintech tertarik mencoba struktur dana yang ditokenisasi dan transfer di chain.

Penurunan Minat Ritel Picu Pertanyaan soal Arah Aset Kripto saat Institusi Memimpin

Ia juga menyoroti alasan keluarnya investor ritel. Gupta menegaskan kebanyakan investor ritel meninggalkan pasar karena kerugian akibat siklus meme coin spekulatif dan harapan keuntungan yang tidak realistis. Hilangnya kepercayaan ini, ia terang, membuat banyak investor kecil memilih menepi. meski begitu, ia tidak melihat ini sebagai kepergian permanen atau struktural.

“Akan semakin banyak produk yang terstruktur dan teregulasi, sehingga bisa mengembalikan kepercayaan mereka untuk kembali ke pasar,” ujar Gupta kepada BeInCrypto.

Meskipun demikian, meningkatnya partisipasi institusi menimbulkan kekhawatiran akan potensi hilangnya jiwa desentralisasi aset kripto. Gupta menegaskan bahwa kematangan dan desentralisasi dapat berjalan bersamaan asalkan jaringan publik dan terbuka tetap menjadi fondasinya.

Menurutnya, desentralisasi hanya terancam ketika jaringan mengorbankan keterbukaan, bukan ketika ada peserta baru yang masuk.

“Kalau dibangun di atas sistem publik…bukan di taman tertutup, adopsi institusi tidak akan memusatkan aset kripto, melainkan melegitimasi. Keuangan tradisional bukan mengambil alih kripto, melainkan memang masuk ke chain — ini bukan penaklukan atau penyerahan, tetapi lebih pada penggabungan infrastruktur, di mana chain yang menjalankan DeFi dan NFT juga mengakomodasi treasury, ETF, dan staking institusi,” papar dia.

Saat ditanya apakah dominasi institusi bisa memperlambat inovasi karena mengedepankan kepatuhan dibandingkan eksperimen, Gupta mengakui ketegangan tersebut ada. meski begitu, ia berpandangan hal ini tetap bisa memberi manfaat bagi sektor ini.

‘Mentalitas “bergerak cepat dan hancurkan segala hal” memang melahirkan kreativitas besar, tapi juga menyebabkan kerugian besar dan perlawanan dari regulator. Ya, institusi bergerak lambat dan sangat fokus pada kepatuhan, dan ya, itu kadang menahan kreativitas, tapi jika dijalankan dengan tepat, inovasi tidak harus mati. Justru ini bisa mendorong kemajuan dan memaksa pengembang melihat kepatuhan sebagai bentuk inovasi dengan mengintegrasikannya sejak awal. Perkembangannya bisa lebih lambat, tapi hasilnya lebih kuat dan lebih bisa diskalakan,” komentar eksekutif tersebut.

Apa yang Akan Terjadi Berikutnya saat Institusi Semakin Aktif di Aset Kripto

Melihat ke depan, Gupta mengatakan lonjakan partisipasi institusi sebaiknya tidak dipandang sebagai Wall Street “mengambil alih” aset kripto, tapi lebih kepada bergabung dengan ekosistem yang makin beragam.

“Pasar kini berjalan dengan likuiditas institusi, yang bergerak lebih lambat, menghasilkan yield, dan lebih terkelola risikonya. Kamu tidak lagi melihat pasar didominasi oleh trader ritel yang mengejar hype dan FOMO di centralized exchange seperti tahun 2017. Perdagangan berdasarkan emosi jauh berkurang. Volatilitas akan turun, karena modal bergerak dari spekulasi ke penghasil yield jangka panjang. Narasinya sudah berubah, di mana aset kripto kini lebih dipandang sebagai infrastruktur finansial daripada kelas aset,” ucapnya

Ia memprediksi ekspansi besar pada tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan peningkatan bertahap stabilitas pasar seiring aktivitas trading yang semakin disiplin dan tidak lagi spekulatif. Integrasi regulasi yang lebih kuat, tambahnya, juga sangat mungkin terjadi karena pelaku finansial tradisional terus mengembangkan strategi on-chain.

Gupta memperkirakan pertumbuhan lebih lanjut pada staking institusi dan jaringan penghasil yield, seiring entitas teregulasi mencari cara yang sesuai aturan untuk ikut mendapatkan yield di chain. Di sisi lain, ia percaya interoperabilitas akan menjadi fokus utama, di mana alat publik yang memudahkan pergerakan aset lintas rollup akan semakin penting saat institusi meningkatkan aktivitas mereka.

❌