❌

Normal view

Mengapa Orang Amerika Mungkin Punya Lebih Sedikit Uang untuk Aset Kripto pada 2026

17 December 2025 at 07:43

Data ekonomi AS memberi sinyal peringatan dini bagi aset berisiko dan aset kripto. Data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pertumbuhan pendapatan rumah tangga bisa melemah menuju 2026.

Tren ini bisa mengurangi arus investasi ritel, terutama ke aset yang volatil seperti aset kripto. Dalam jangka pendek, ini lebih menimbulkan masalah permintaan, bukan krisis struktural.

Data Tenaga Kerja AS Tunjukkan Pertumbuhan Pendapatan Disposabel yang Lebih Lambat

Laporan Nonfarm Payrolls terbaru menunjukkan terciptanya lapangan kerja yang moderat di tengah kenaikan tingkat pengangguran. Pertumbuhan upah juga melambat dan ini menandakan momentum pendapatan rumah tangga yang semakin lemah.

Nonfarm payrolls -105k in October … +64k in November pic.twitter.com/tJcn8RSu9m

β€” Kevin Gordon (@KevRGordon) December 16, 2025

Pendapatan yang dapat dibelanjakan penting bagi adopsi aset kripto. Investor ritel biasanya mengalokasikan uang lebih, bukan dengan leverage, ke aset berisiko.

Saat upah stagnan dan keamanan kerja menurun, rumah tangga akan memangkas pengeluaran diskresioner terlebih dahulu. Investasi spekulatif sering masuk dalam kategori ini.

Pertumbuhan Lapangan Kerja AS Selama Bertahun-tahun | Sumber: X/Jed Kolko

Investor ritel paling berisiko dan altcoin bisa terdampak lebih dulu

Keterlibatan investor ritel punya peran lebih besar di pasar altcoin dibanding di Bitcoin. Token-token kecil sangat bergantung pada modal ritel yang mencari imbal hasil tinggi.

Sebaliknya, Bitcoin menarik arus institusi, ETF, dan holder jangka panjang. Ini memberi Bitcoin likuiditas yang lebih dalam serta bantalan di sisi penurunan harga yang lebih kuat.

Jika orang Amerika punya lebih sedikit uang untuk diinvestasikan, altcoin biasanya terdampak lebih dulu. Likuiditas mengering lebih cepat dan penurunan harga bisa bertahan lebih lama.

Investor ritel juga bisa terpaksa keluar dari posisinya untuk menutup keperluan sehari-hari. Tekanan jual seperti ini lebih terasa di token berkapitalisasi kecil.

Rata-rata Relative Strength Index (RSI) Aset Kripto Masih di Dekat Level Oversold | Sumber: CoinMarketCap

Pendapatan lebih rendah tidak berarti harga lebih rendah, tapi ini mengubah penggeraknya

Harga aset sebenarnya tetap bisa naik meski pendapatan melemah. Biasanya ini terjadi saat kebijakan moneter jadi lebih mendukung.

Pelemahan pasar tenaga kerja memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah bisa meningkatkan harga aset melalui likuiditas, bukan karena permintaan dari rumah tangga.

Untuk aset kripto, perbedaan ini sangat penting. Reli yang hanya didorong likuiditas jauh lebih rentan dan sensitif terhadap guncangan ekonomi makro.

Lembaga Keuangan Menghadapi Tantangan Tersendiri dari Jepang

Kelemahan investor ritel hanyalah sebagian gambaran. Investor institusi kini juga mulai lebih berhati-hati.

Potensi kenaikan suku bunga Bank of Japan bisa mengancam kondisi likuiditas global. Hal ini berisiko membalikkan tren carry trade yen yang telah menopang aset berisiko selama bertahun-tahun.

Bank of Japan is set to hike interest rates by 25bps on December 19

The last 3 times BoJ hiked rates, Bitcoin dumped by over 20%

March 2024 β†’ -27%
July 2024 β†’ -30%
January 2025 β†’ -31%

We already saw a 7% dump last week as investors tried to front-run the dump.

However,… pic.twitter.com/ex77EzHBMh

β€” Lark Davis (@LarkDavis) December 15, 2025

Saat biaya pinjaman naik di Jepang, institusi seringkali memangkas eksposur mereka secara global. Aset kripto, saham, maupun obligasi semuanya merasakan dampaknya.

Risiko utama saat ini bukanlah kejatuhan, tapi permintaan yang tipis. Investor ritel bisa mundur karena pertumbuhan pendapatannya melemah. Sementara institusi mungkin menunda aksi karena likuiditas global mengencang.

Altcoin tetap menjadi pihak yang paling rentan dalam situasi seperti ini. Bitcoin jauh lebih mampu menyerap perlambatan pasar.

Untuk saat ini, pasar aset kripto nampaknya sedang bertransisi. Dari momentum yang digerakkan ritel menjadi lebih berhati-hati karena faktor makro.

Pergeseran inilah yang bisa menentukan bulan-bulan awal di tahun 2026.

Mengapa Bank of Japan Sangat Penting bagi Bitcoin

17 December 2025 at 05:38

Trader Bitcoin sering memperhatikan The Fed di Amerika Serikat. Tapi, Bank of Japan (BoJ) juga bisa sama pentingnya untuk pasar aset kripto.

Hal ini karena Jepang memiliki peran unik dalam likuiditas global. Saat likuiditas itu mengetat, Bitcoin biasanya mengalami penurunan tajam.

Yen Murah Jadi Mesin Likuiditas Tersembunyi Bitcoin

Selama puluhan tahun, Jepang menetapkan suku bunga mendekati nol atau bahkan negatif. Hal itu membuat yen menjadi salah satu mata uang termurah di dunia untuk dipinjam.

Situasi ini melahirkan yen carry trade.

The πŸ‡―πŸ‡΅ Bank of Japan is about to do a rate hike on Friday the 19th, creating massive fear surrounding the Yen carry trade.

Bitcoin dumped hard the last time they hiked rates:

But why is this exactly? Let’s break it down πŸ‘‡

What is the Yen Carry Trade?

For decades, the Yen has… pic.twitter.com/YjxzOctjnx

β€” Mister Crypto (@misterrcrypto) December 14, 2025

Institusi besar β€” termasuk hedge fund, bank, manajer aset, dan desk trading proprietary β€” meminjam yen lewat bank-bank Jepang, pasar FX swap, dan jalur pendanaan jangka pendek lainnya.

Mereka lalu menukar yen tersebut ke dolar atau euro. Modal itu kemudian dialirkan ke aset-aset yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.

Aset tersebut termasuk saham, kredit, pasar berkembang, dan belakangan mulai merambah aset kripto. Bitcoin diuntungkan saat pendanaan ini tetap murah dan melimpah.

Bitcoin sangat menarik karena diperdagangkan 24 jam nonstop serta punya volatilitas tinggi. Untuk dana yang memakai leverage, Bitcoin menjadi cara yang likuid untuk membuka posisi risk-on.

Kenaikan suku bunga BoJ bisa mengganggu sistem ini.

🚨 JAPAN WILL CRASH BITCOIN IN 5 DAYS!!!

People are seriously underestimating what Japan is about to do to Bitcoin.

The Bank of Japan is expected to raise rates again on Dec 19.

That might not sound like a big deal… until you remember one thing:

Japan is the largest holder… pic.twitter.com/0a9Aimfn88

β€” NoLimit (@NoLimitGains) December 14, 2025

Mengapa Kenaikan Suku Bunga Kecil oleh BoJ Bisa Berdampak Besar

Di atas kertas, langkah BoJ yang diantisipasi ini terlihat sederhana.

Pasar memprediksi kenaikan sekitar 25 basis poin, sehingga suku bunga acuan Jepang jadi sekitar 0,75%. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan suku bunga di AS atau Eropa.

Tapi, besarnya kenaikan bukan masalah utamanya.

Jepang sudah bertahun-tahun berada di kisaran nol. Bahkan kenaikan kecil saja sudah menjadi pergeseran struktural dalam kondisi pendanaan.

Lebih penting lagi, hal ini mengubah ekspektasi.

Jika pasar percaya Jepang akan masuk siklus pengetatan bertahap, trader biasanya bertindak cepat. Mereka memangkas eksposur lebih awal.

Antisipasi ini saja bisa langsung memicu aksi jual pada aset berisiko di seluruh dunia. Bitcoin langsung merasakan dampaknya karena diperdagangkan nonstop dan bereaksi lebih cepat daripada saham atau obligasi.

Bagaimana Pengetatan BoJ Bisa Picu Likuidasi Bitcoin

Penurunan paling tajam Bitcoin jarang sekali hanya karena aksi jual spot. Biasanya terjadi akibat leverage.

Jika BoJ mengambil langkah hawkish, nilai yen bisa menguat dan yield global meningkat. Hal ini menekan aset berisiko di waktu yang bersamaan.

Setelah itu, Bitcoin bisa jatuh menembus level teknis penting. Ini berdampak besar karena pasar kripto sangat mengandalkan perpetual Futures dan margin.

Saat harga anjlok, posisi long dengan leverage akan terkena ambang likuidasi. Exchange otomatis menjual aset jaminan untuk menutup kerugian.

Bank of Japan is set to hike interest rates by 25bps on December 19

The last 3 times BoJ hiked rates, Bitcoin dumped by over 20%

March 2024 β†’ -27%
July 2024 β†’ -30%
January 2025 β†’ -31%

We already saw a 7% dump last week as investors tried to front-run the dump.

However,… pic.twitter.com/ex77EzHBMh

β€” Lark Davis (@LarkDavis) December 15, 2025

Penjualan paksa ini mendorong harga Bitcoin makin turun. Proses ini menimbulkan likuidasi bertingkat yang saling memicu.

Karena itulah, kejadian ekonomi makro kadang terlihat seperti crash khusus kripto. Kejutan awal berasal dari suku bunga dan FX.

Gelombang kedua muncul karena struktur leverage di pasar aset kripto.

Apa yang trader perhatikan saat keputusan BoJ

Risiko dari BoJ biasanya meningkat sebelum pengumuman resminya. Trader memantau tanda-tanda awal berikut:

  • Penguatan yen, menandakan carry trade mulai dibuka
  • Kenaikan yield obligasi, memperketat kondisi keuangan
  • Penurunan funding rate atau Open Interest, menunjukkan leverage mulai keluar
  • Support Bitcoin utama jebol, bisa memicu likuidasi besar-besaran

Nada pidato dan arahan BoJ juga penting. Kenaikan suku bunga dengan pesan dovish bisa menenangkan pasar.

Sinyal hawkish justru akan memperpanjang tekanan jual.

Singkatnya, Bank of Japan penting karena mereka mengontrol salah satu sumber likuiditas global utama. Ketika likuiditas mengetat, biasanya Bitcoin jadi aset pertama yang kena efeknya.

Apakah MicroStrategy Melakukan Pembelian Bitcoin Terburuk di 2025?

17 December 2025 at 04:20

Pembelian Bitcoin terbaru MicroStrategy langsung menuai sorotan. Hanya sehari setelah perusahaan mengumumkan pembelian besar, harga Bitcoin langsung turun tajam.

Pada 14 Desember, MicroStrategy mengumumkan telah membeli 10.645 BTC dengan harga sekitar US$980,3 juta, membayar rata-rata US$92.098 per koin. Pada saat itu, Bitcoin masih diperdagangkan di level tertinggi lokal.

Pembelian yang Kurang Tepat Waktu, Setidaknya untuk Jangka Pendek

Waktunya memang kurang beruntung. Hanya sehari setelah pembelian yang diumumkan oleh MicroStrategy, harga Bitcoin sempat anjlok ke kisaran US$85.000, bahkan sempat turun di bawah angka itu. Pada waktu publikasi, BTC tetap berada di bawah US$80.000.

Strategy has acquired 10,645 BTC for ~$980.3 million at ~$92,098 per bitcoin and has achieved BTC Yield of 24.9% YTD 2025. As of 12/14/2025, we hodl 671,268 $BTC acquired for ~$50.33 billion at ~$74,972 per bitcoin. $MSTR $STRC $STRK $STRF $STRD $STRE https://t.co/VdAz7pqce1

β€” Michael Saylor (@saylor) December 15, 2025

Penurunan harga Bitcoin terjadi di tengah aksi jual global yang dipicu oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan, likuidasi leverage, dan aksi de-risking dari market maker. Pembelian MicroStrategy terjadi tepat sebelum penurunan besar itu.

Bitcoin’s Price Drop Was Driven by Liquidations β€” Not Spot Selling

β€œIn this context, the current move should be viewed less as a collapse in fundamental demand and more as a structural deleveraging event.” – By @xwinfinance pic.twitter.com/i1DSrt2Ttw

β€” CryptoQuant.com (@cryptoquant_com) December 16, 2025

Saat Bitcoin turun, harga saham MicroStrategy pun jatuh tajam. Dalam lima hari perdagangan terakhir, saham MSTR turun lebih dari 25%, jauh lebih buruk dibandingkan penurunan Bitcoin itu sendiri.

Meski hari ini sahamnya sedikit pulih, nilainya masih jauh di bawah level sebelum pengumuman pembelian.

Harga Saham MSTR Selama Seminggu Terakhir | Sumber: Google Finance

Angka-angka di Balik Kekhawatiran

Saat ini, MicroStrategy memegang 671.268 BTC yang didapatkan dengan total sekitar US$50,33 miliar pada harga rata-rata US$74.972 per koin.

Secara jangka panjang, perusahaan ini masih untung besar.

Tapi, persepsi jangka pendek punya pengaruh sendiri. Dengan harga Bitcoin di sekitar US$85.000, pembelian terbaru ini sudah mengalami kerugian di atas kertas.

mNAV MicroStrategy saat ini berada di sekitar 1,11, artinya saham tersebut hanya diperdagangkan sekitar 11% di atas nilai aset Bitcoin yang dimiliki. Premi ini menyusut cepat seiring harga Bitcoin jatuh dan para investor saham mengevaluasi ulang risiko.

mNAV MicroStrategy | Sumber: Saylor Tracker

Kenapa pasar bereaksi sangat keras

Investor tidak mempertanyakan keyakinan MicroStrategy terhadap Bitcoin. Mereka justru mempertanyakan masalah waktu pembelian dan pengelolaan risikonya.

Risiko makro yang memicu penurunan Bitcoin ini sudah lama diperingatkan pasar. Pasar sejak beberapa minggu lalu sudah mewaspadai potensi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan dan ancaman terhadap yen carry trade.

Bitcoin memang punya sejarah sering turun tajam saat siklus kenaikan suku bunga Bank of Japan terjadi. Kondisi kali ini pun serupa.

Pihak yang mengkritik mengatakan MicroStrategy dinilai tidak menunggu kejelasan kondisi makro. Perusahaan ini terlihat membeli secara agresif di dekat resistance, tepat saat kondisi likuiditas global sedang mengetat.

🚨 JAPAN WILL CRASH BITCOIN IN 5 DAYS!!!

People are seriously underestimating what Japan is about to do to Bitcoin.

The Bank of Japan is expected to raise rates again on Dec 19.

That might not sound like a big deal… until you remember one thing:

Japan is the largest holder… pic.twitter.com/0a9Aimfn88

β€” NoLimit (@NoLimitGains) December 14, 2025

Apakah Ini Sebenarnya Sebuah Kesalahan?

Semua itu tergantung dari sudut waktu yang dipakai.

Dari sudut pandang trading, pembelian ini memang terlihat kurang tepat waktu. Harga Bitcoin langsung drop, bahkan harga sahamnya turun lebih jauh karena pengaruh leverage, sentimen, dan shrinking NAV premium.

Tapi dari sisi strategi, MicroStrategy memang tidak pernah menargetkan beli di harga terendah. Perusahaan tetap fokus pada akumulasi jangka panjang, bukan pada mengoptimalkan harga beli di jangka pendek.

CEO Michael Saylor berulang kali menyampaikan bahwa memiliki lebih banyak Bitcoin jauh lebih penting daripada presisi harga pembelian.

Risiko utama bukan di aksi beli itu sendiri. Tapi justru pada apa yang terjadi setelahnya.

Jika harga Bitcoin stabil dan tekanan makro mereda, pembelian terbaru MicroStrategy akan menyatu ke dalam biaya rata-rata jangka panjang. Tapi jika Bitcoin turun semakin jauh, keputusan ini bisa akan terus menjadi sorotan para pengkritik.

Mungkin MicroStrategy bukan pembeli Bitcoin terburuk di tahun 2025. Tapi sepertinya ini adalah pembelian yang paling tidak nyaman.

SEC Hentikan Penyelidikan Lama terhadap Aave Protocol

17 December 2025 at 02:49

US Securities and Exchange Commission (SEC) telah menghentikan investigasi terhadap Aave Protocol tanpa merekomendasikan tindakan penegakan hukum, menurut sebuah pengumuman tertanggal 16 Desember.

Keputusan ini mengakhiri penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap salah satu platform decentralized finance (decentralized finance) lending terbesar dan menghilangkan tekanan regulasi utama untuk sektor tersebut.

Penyelidikan Ditutup tanpa Penegakan

Dalam pengumuman tersebut, SEC menyatakan telah menyelesaikan investigasi terhadap Aave Protocol dan saat ini tidak berniat merekomendasikan tindakan penegakan hukum.

namun, lembaga itu menegaskan bahwa penutupan investigasi ini bukan berarti pembebasan sepenuhnya dan tidak mencegah tindakan di masa depan jika situasi berubah. Pengumuman ini mengikuti praktik standar SEC sesuai Securities Act Release No. 5310.

After four years, we are finally ready to share that the SEC has concluded its investigation into the Aave Protocol.

This process demanded significant effort and resources from our team, and from me personally as the founder, to protect Aave, its ecosystem, and DeFi more… pic.twitter.com/aZeLrZz5ZQ

β€” Stani.eth (@StaniKulechov) December 16, 2025

Penyelidikan ini dimulai sekitar 2021–2022, di masa saat SEC memperketat pengawasan terhadap aktivitas crypto lending, staking, dan governance token.

Aave, sebuah decentralized finance protocol non-custodial, memungkinkan pengguna untuk meminjam dan meminjamkan aset digital lewat smart contract otomatis. Protokol ini berjalan tanpa perantara dan dikelola oleh para holder token AAVE.

AAVE Sempat Naik Setelah Pengumuman SEC | Sumber: CoinGecko

Pendapatan dan Tata Kelola Aave Jadi Sorotan

Keputusan SEC ini hadir ketika Aave juga menghadapi isu internal terkait pendapatan dan tata kelola.

Pada pekan ini, anggota DAO menyoroti kekhawatiran bahwa perubahan infrastruktur front-end mungkin telah mengalihkan pendapatan biaya swap dari kas DAO Aave. Masalah ini muncul setelah adanya peralihan dari ParaSwap ke CoW Swap di antarmuka resmi Aave.

Extremely concerning.

The stealth privatization of approximately 10% of Aave DAO's potential revenue, leveraging brand and IPs paid for by the DAO, represents a clear attack on the best interests of the $AAVE Token holders.

We will prepare an official response with @AaveChan. https://t.co/opoG3I7x7s

β€” Marc ”七十 Billy” Zeller (@Marczeller) December 12, 2025

Delegasi governance menyampaikan bahwa perubahan ini bisa menurunkan pendapatan DAO hingga US$10 juta per tahun, tergantung pada volume trading.

Aave Labs menjelaskan bahwa front-end adalah produk terpisah dan pembagian pendapatan sebelumnya sifatnya sukarela.

Untuk saat ini, Aave berhasil lolos dari pengawasan regulasi tanpa sanksi, yang menjadi pola umum karena SEC mulai mundur dalam penegakan aturan aset kripto di bawah Paul Atkins.

Meski demikian, protokol ini tetap menghadapi pertanyaan seputar tata kelola, desentralisasi, dan penangkapan nilai seiring perkembangan decentralized finance.

❌