Bank Stablecoin Didukung Coinbase Ventures Picu Kekhawatiran seperti Terra UST
Kontigo semakin populer dengan mengedepankan model perbankan stablecoin-first sebagai alternatif global untuk layanan keuangan tradisional.
Di sisi lain, kenaikan pesat Kontigo juga memunculkan keraguan di komunitas aset kripto. Banyak pihak mempertanyakan apakah model ini bisa berkembang secara berkelanjutan tanpa mengulangi kesalahan yang pernah terjadi di industri ini sebelumnya.
Kenaikan Pesat Kontigo Menarik Perhatian
Sebuah bank baru yang membangun identitas sepenuhnya berdasarkan stablecoin sedang cepat menanjak di industri layanan keuangan.
Kontigo memposisikan diri sebagai platform mata uang stabil yang menawarkan layanan wallet self-custodial. Pengguna bisa menyimpan nilai dalam Bitcoin dan membelanjakannya dalam stablecoin lokal, dengan semua transaksi tercatat di blockchain.
Pada hari Selasa, CEO Kontigo Jesus Castillo mengumumkan bahwa perusahaan telah memperoleh pendanaan awal sebesar US$20 juta untuk mengejar ambisi menjadi bank terbesar di dunia.
We just raised a $20M seed round to build the largest bank in the world.
— Jesus A. Castillo F. (@jecastillof) December 16, 2025
Kontigo crossed $30M in annual revenue, $1B in payment volume, and 1M users in under 12 months, with a team of six engineers and one designer.
We are the fastest-growing stablecoin neobank in the world.… pic.twitter.com/pOmQ6gSy2H
Castillo juga menyebut Kontigo sebagai stablecoin neobank dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ia terang, platform ini memungkinkan individu dan bisnis memperoleh imbal hasil 10% pada digital dollar, menggunakan kartu yang terhubung ke stablecoin dengan cashback dalam Bitcoin, dan berinvestasi di saham AS yang sudah ditokenisasi, serta fitur lainnya.
Tim kepemimpinan mengatakan bahwa Kontigo bertujuan memperluas akses layanan keuangan dasar untuk hampir 5 miliar orang di dunia. Investor institusi ternama, termasuk Base dan Coinbase Ventures, juga mendukung perusahaan ini.
Meskipun cepat meraih perhatian, Kontigo juga tak luput dari sikap skeptis. Sejumlah pengamat menanyakan apakah ini hanya narasi aset kripto yang sudah sering berujung dampak buruk besar untuk pasar secara keseluruhan.
Akses tanpa KYC Picu Tanda Peringatan
Salah satu manfaat yang ditekankan Kontigo ialah pengguna dari mana saja di dunia bisa membuka akun serta mulai bertransaksi dalam USDC atau USDT tanpa harus memenuhi syarat Know Your Customer (KYC).
Langkah ini memang terlihat kurang birokratis di permukaan, tapi langsung membuat banyak pengguna dan pengamat industri merasa khawatir.
Aturan KYC dibuat untuk melindungi lembaga keuangan dari pihak-pihak jahat. Regulasi ini mengharuskan verifikasi identitas dan konfirmasi keabsahan nasabah.
Tanpa perlindungan semacam itu, baik platform keuangan maupun pengguna akan lebih rentan terhadap risiko penipuan, pencucian uang, dan pendanaan terorisme.
Di dunia aset kripto, ketiadaan standar KYC sebelumnya telah merugikan pengguna yang mengandalkan platform tanpa perlindungan.
A multinational stablecoin operation
— Zack Guzmán ♻️ (@zGuz) December 17, 2025
Promising a fixed above-market yield
And access to tokenized stocks
With no KYC
Where have I seen all this before? pic.twitter.com/YAKiPpWH9B
Pekan lalu, co-founder Terraform Labs Do Kwon divonis 15 tahun penjara karena kasus penipuan aset kripto senilai US$40 miliar. Ekosistem Terra berjalan tanpa kontrol KYC yang berarti, sehingga dana dalam jumlah sangat besar bisa masuk ke sistem secara anonim dan masif.
Saat kepercayaan terhadap algorithmic stablecoin-nya runtuh, kurangnya pengawasan memperburuk aksi rush, membatasi transparansi arus dana, dan memperbesar kerugian jutaan pengguna. Kasus ini menyoroti, minimnya perlindungan dasar bisa mengubah pertumbuhan cepat menjadi kolaps sistemik.
Ketiadaan standar KYC bukan satu-satunya alasan yang memunculkan kekhawatiran terkait misi Kontigo.
Janji Yield Uji Kepercayaan Pengguna
Castillo pernah menjelaskan bahwa imbal hasil 10% dari kepemilikan USDC berasal dari hasil lending melalui DeFi protocol Morpho, eksposur ke surat utang negara AS, serta layanan kustodian atau terkait imbal hasil lewat Coinbase.
Tapi, para kritikus menilai, angka tersebut tidak masuk akal dan menimbulkan pertanyaan terkait kredibilitas janji Kontigo. Imbal hasil dari sumber itu biasanya hanya berkisar antara 3% sampai 7% per tahun, bahkan jika digabungkan dalam kondisi pasar saat ini.
be @kontigo_app a new Fintech
— Cisco | CryptoAlert (@CiscoCANFT) December 17, 2025
offer 10% yield on USDC
when asked where does it comes from lie saying is lending in Morpho + Tbills + Coinbase
math ain't mathing as those APRs are 5-7% short of 10%
Ignore people who point this shortage
any comments @jecastillof ? https://t.co/xegvZiODrg pic.twitter.com/blSKZLN7g7
Pihak skeptis mempertanyakan bagaimana Kontigo bisa memberikan retur 10% secara berkelanjutan. Mereka menunjukkan kemungkinan adanya risiko yang tidak diungkapkan, penggunaan leverage, atau strategi yang tidak transparan.
Sementara itu, seorang pengguna lain melaporkan transfer USDC yang tidak masuk ke wallet mereka walaupun sudah beberapa jam sejak transaksi dilakukan.
Pada platform yang mengklaim diri sebagai infrastruktur bank atau pembayaran, keterlambatan dana walau sesaat saja bisa menurunkan kepercayaan pengguna. Keandalan dan proses penyelesaian tepat waktu adalah harapan utama, apa pun besarnya transaksi.
Saat Kontigo tumbuh, kredibilitas jangka panjang mereka akan lebih tergantung pada eksekusi dan kepercayaan yang dibangun, bukan hanya klaim pertumbuhan.
Di sektor yang penuh cerita kegagalan masa lalu, perusahaan ini kini berada di bawah tekanan untuk membuktikan bahwa ekspansi pesat dapat berjalan tanpa mengulang kesalahan yang pernah mengguncang industri aset kripto.