Normal view

Received — 22 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Harga Ethereum Overheat karena Holder Baru Capai Level Tertinggi dalam 5 Bulan

22 December 2025 at 09:30

Ethereum masih kesulitan menembus level US$3.000 karena upaya rebound yang berulang kali justru kehilangan momentum. ETH diperdagangkan sedikit di bawah batas psikologis ini, mencerminkan sentimen yang hati-hati.

Meskipun minat investor semakin meningkat, aktivitas on-chain tetap lesu. Ketidakseimbangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa harga Ethereum bisa “overheating” tanpa penggunaan jaringan yang cukup untuk menopang kenaikan tersebut.

Holder Ethereum Meningkat

Pembuatan wallet baru di Ethereum terus meningkat secara stabil. Saat ini, jaringan mencatat rata-rata sekitar 163.000 alamat baru setiap hari. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata sekitar 124.000 alamat baru per hari pada bulan Juli, yang sebelumnya dianggap sebagai periode puncak pertumbuhan jaringan.

Pertumbuhan ini menyoroti tingginya rasa penasaran investor terhadap Ethereum meski performa harga masih lemah. Semakin banyak wallet baru menandakan permintaan untuk eksposur masih tetap ada. Namun, jumlah alamat baru saja tidak bisa menjamin kekuatan harga.

Ingin mendapatkan insight token seperti ini? Daftar Newsletter Harian Kripto Editor Harsh Notariya di sini.

Ethereum Network Growth
Pertumbuhan Jaringan Ethereum | Sumber: Santiment

Indikator makro memperlihatkan gambaran yang campur aduk. Rasio value-to-transactions di jaringan Ethereum melonjak tajam. Saat ini, indikator tersebut berada di level tertinggi dalam 16 bulan terakhir, yang mengindikasikan potensi kondisi “overheating”.

NVT ratio yang tinggi menandakan valuasi pasar tumbuh lebih cepat daripada aktivitas transaksi. Optimisme terhadap pemulihan nampaknya jadi pemicu minat, namun pemakaian nyata belum mengikuti. Tanpa kenaikan aktivitas on-chain, kenaikan harga rawan terhenti karena valuasi melampaui fundamental.

Ethereum NVT Ratio
Rasio NVT Ethereum | Sumber: Glassnode

Harga ETH Belum Kuat untuk Breakout

Pada waktu publikasi, Ethereum diperdagangkan di level sekitar US$2.986, berada sedikit di bawah resistance US$3.000. Level ini sudah beberapa kali diuji dalam beberapa sesi terakhir. Kegagalan menembus ke atas memperkuat sikap hati-hati dari para trader yang menantikan konfirmasi.

ETH mungkin tetap berkonsolidasi di bawah US$3.000 atau sempat menembusnya tapi gagal mempertahankan support. Jika aktivitas transaksi tetap lemah, tekanan jual bisa muncul lagi. Dalam skenario tersebut, support di US$2.798 mungkin kembali diuji, mencerminkan adanya ketidakseimbangan ekonomi makro yang belum terselesaikan.

ETH Price Analysis.
Analisis Harga ETH | Sumber: TradingView

Kondisi yang membaik bisa mengubah proyeksi. Peningkatan volume transaksi dapat membantu Ethereum mengamankan level US$3.000 sebagai support baru. Jika ETH mampu bertahan di atas level itu, peluang menuju US$3.131 bisa terbuka. Breakout yang bertahan di atas penghalang ini akan membatalkan skenario bearish dan membebaskan ETH untuk menargetkan US$3.287, sehingga kepercayaan investor bisa pulih.

Crypto Twitter Cina Anggap Reli Santa Jadi Tolak Ukur untuk 2026

22 December 2025 at 09:20

Santa Rally—tradisi akhir tahun favorit di Wall Street—kini menarik perhatian besar di kalangan analis aset kripto Cina yang paling banyak diikuti di Twitter.

Alih-alih menganggap ini hanya sebagai cerita pasar Barat, para pemimpin opini di komunitas berbahasa Mandarin menganggap hari-hari perdagangan terakhir tahun 2025 sebagai sinyal penting untuk apa yang akan terjadi di 2026.

Santa rally lebih dari sekadar tren musiman

Phyrex, salah satu analis ekonomi makro paling populer di komunitas aset kripto Cina, menyebut bahwa Santa Rally bukan hanya sekadar fenomena statistik. “Ini lebih seperti barometer selera risiko pasar,” tulisnya. “Jika pasar bisa naik sesuai harapan dari Natal hingga Tahun Baru—tanpa ada pemicu ekonomi makro baru—itu mengonfirmasi bahwa investor masih ingin menempatkan dana pada aset berisiko, sehingga membuat dasar emosional untuk harga di tahun depan,” terang Phyrex.

Sebaliknya, ada dampak besar juga jika reli gagal terjadi. Phyrex memperingatkan bahwa kegagalan reli sering menandakan selera risiko belum pulih, sehingga pasar akan tetap lemah atau bergerak tidak menentu hingga Januari dan bahkan lebih lama.

Analis ini juga menyoroti beberapa faktor teknis yang biasanya mendukung kenaikan harga di akhir tahun. Penjualan rugi pajak (tax-loss harvesting) biasanya selesai sebelum pertengahan Desember, sehingga modal bisa kembali masuk ke saham. Meja institusional biasanya sepi saat liburan, volume perdagangan jadi tipis, sehingga tekanan beli ringan saja sudah cukup menaikkan indeks. Selain itu, bonus akhir tahun dan kontribusi otomatis 401(k) menambah dukungan beli secara pasif.

Michael Chao, komentator pasar Amerika Serikat yang juga populer di Twitter Cina, menyoroti data sejarah: sejak 1950, S&P 500 naik 75% selama periode Santa Rally, dengan rata-rata kenaikan 1,55%.

Namun risiko besar masih mengintai

Tidak semua orang langsung berpesta. Cryptojiejie menyebut bahwa volume perdagangan Bitcoin dan Ethereum dunia telah turun ke titik terendah tahun 2025, dan dia menyebut situasi saat ini sebagai “waktu sampah” bagi para trader. Ia menyarankan trader yang suka breakout untuk istirahat dan menikmati liburan sampai likuiditas kembali.

Faktor ekonomi makro juga bikin waspada. Zhou Financial menulis bahwa kenaikan suku bunga Bank of Japan bulan Desember ke 0,75% menimbulkan kekhawatiran tentang pembalikan arus carry trade yen, sedangkan kebijakan Federal Reserve yang tetap hawkish dengan pemotongan suku bunga 25 basis poin—ditambah proyeksi hanya dua kali pemotongan hingga 2026—membuat pasar kecewa karena berharap stimulus lebih banyak.

Phyrex pun memberi penekanan dengan jelas: “Jika pasar tetap tidak bisa menciptakan reli yang efektif di tengah dukungan musiman dan likuiditas yang mulai pulih, kemungkinan besar tekanan ekonomi akibat suku bunga tinggi sudah mengalahkan pengaruh sentimen liburan,” papar Phyrex.

Pratinjau 2026

Bagi Phyrex, Santa Rally tahun ini maknanya sangat penting. Ia melihat ini sebagai gambaran awal ekspektasi Q1 2026. Logikanya sederhana: jika investor tetap enggan membeli aset risiko padahal ada faktor musiman, sentimen liburan, dan likuiditas kembali, berarti mungkin ada masalah yang lebih besar di pasar.

Fokus besar pada Wall Street juga terjadi karena Cina minim pilihan domestik. Awal bulan ini, tujuh asosiasi industri keuangan besar Cina mengeluarkan peringatan risiko bersama—yang paling komprehensif sejak larangan tahun 2021 yang membuat semua exchange keluar dari negara itu.

Pernyataan itu secara tegas melarang tokenisasi real-world asset (RWA) untuk pertama kalinya, bersamaan dengan stablecoin, airdrop, dan mining. Karena regulator menutup hampir semua jalur masuk, investor aset kripto di Cina kini hanya bisa memantau pasar global dari pinggir lapangan.

Ketika komunitas Twitter aset kripto Cina memantau Wall Street sama ketatnya dengan yang lain, semua mata kini menanti apakah Santa benar-benar akan datang.

Pemadaman Listrik San Francisco Ungkap Ketergantungan Aset Kripto pada Infrastruktur Listrik

22 December 2025 at 08:07

Pemadaman listrik besar-besaran melanda San Francisco pada Sabtu sore, menyebabkan 130.000 rumah dan bisnis kehilangan listrik. Kejadian ini memaksa warga menghadapi kerentanan mendasar dari teknologi. Api di gardu induk PG&E menjadi penyebab padamnya listrik tersebut, sehingga ribuan pengguna tidak bisa mengakses dompet digital dan exchange aset kripto.

Kejadian ini menunjukkan bahwa, meskipun jaringan blockchain terdesentralisasi sangat tangguh, penggunaan kripto secara praktis tetap bergantung pada infrastruktur listrik dan internet lokal.

Krisis Listrik di San Francisco: Skala dan Dampaknya

Pemadaman mulai terjadi pada pukul 13.09, dan berdampak pada sekitar sepertiga pelanggan PG&E di San Francisco. Gangguan ini berpusat di Richmond District dan menyebar ke seluruh kota. Pada jam 11 malam, listrik sudah menyala kembali untuk sekitar 95.000 pelanggan, tapi hampir 18.000 masih belum mendapat listrik pada Minggu sore.

Insiden ini mengacaukan transportasi kota, menghentikan robotaxi Waymo di tengah perjalanan, serta memaksa banyak restoran dan toko tutup. Banyak orang tidak menduga skalanya akan sebesar ini. Seorang pengamat berkata di media sosial, hampir 30% kota kehilangan listrik dalam semalam—tidak ada badai, tidak ada peringatan, juga tidak ada pertanggungjawaban yang jelas.

Jaringan Blockchain Mengalami Gangguan Lokal

Pemadaman ini menjadi pengingat tepat waktu: bahkan teknologi terdesentralisasi tetap terikat pada infrastruktur terpusat.

Jaringan aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum berjalan di atas distributed ledger yang dikelola oleh ribuan node di seluruh dunia. Pemadaman di satu daerah, meski terjadi di pusat teknologi besar seperti San Francisco, tidak menghentikan blockchain itu sendiri. Transaksi tetap divalidasi, blok baru tetap ditambahkan, dan aset pengguna tetap tercatat aman di on-chain.

Singkatnya, kripto Anda tidak menghilang saat listrik padam.

Tapi dalam kenyataan, situasinya tidak begitu melegakan. Tanpa listrik dan akses internet, pengguna yang terdampak tidak bisa membuka wallet, melakukan trading, atau menyelesaikan pembayaran. Merchant yang menerima aset kripto juga menghadapi hambatan yang sama—tidak ada listrik artinya tidak ada sistem point-of-sale.

Operasi mining, yang membutuhkan daya besar dan terus-menerus, langsung berhenti begitu listrik padam. Jika pemadaman terjadi di daerah dengan konsentrasi hash rate tinggi, validasi transaksi di network bisa melambat sementara waktu.

Bagi mereka yang sedang melakukan transaksi saat listrik tiba-tiba padam, hasilnya tergantung pada waktu. Transaksi yang belum terkonfirmasi tetap berada di mempool dan akan diproses setelah koneksi kembali normal. Transaksi yang sudah terkonfirmasi bersifat tetap dan tidak terpengaruh apa pun.

Infrastruktur exchange menjaga perdagangan aset kripto tetap 24/7

Exchange aset kripto besar telah menyiapkan strategi agar trading tetap berjalan saat terjadi pemadaman listrik. Berdasarkan analisis industri, exchange memakai pertahanan berlapis, termasuk uninterruptible power supplies (UPS), generator cadangan untuk pemadaman jangka panjang, dan data center cadangan yang menggunakan protokol failover otomatis.

Jika fasilitas utama gagal, operasi trading langsung beralih ke wilayah lain yang masih normal. Replikasi data antara pusat data memastikan tidak ada data yang hilang dan integritas transaksi tetap terjaga selama krisis.

Keamanan aset jadi sangat penting saat terjadi pemadaman. Mayoritas dana disimpan dalam cold storage, offline, jadi terlindung dari risiko jaringan. Hot wallet—untuk trading harian—jumlahnya terbatas dan diamankan dengan protokol multi-signature serta batas withdrawal. Latihan rutin dan rencana kontinuitas bisnis memastikan exchange tetap beroperasi saat pemadaman berkepanjangan terjadi.

North American Electric Reliability Corporation sudah mendokumentasikan standar infrastruktur untuk operasional kripto. Sebuah white paper menyebutkan bahwa fasilitas kripto butuh infrastruktur internal yang rumit, termasuk sistem UPS dan generator, demi menjaga ketahanan sistem.

Semua upaya ini menegaskan adanya jarak antara desain jaringan terdesentralisasi dan infrastruktur tradisional yang dibutuhkan untuk kemudahan akses. Tapi meski blockchain bisa tetap hidup saat pemadaman skala daerah, layanan yang menghubungkan pengguna sangat bergantung pada investasi listrik dan konektivitas.

Paradoks Hardware Wallet

Holder yang peduli keamanan sering menyimpan aset di hardware wallet, menjaga private key tetap offline dan terlindung dari serangan berbasis jaringan. Cara ini memang tepat. Tapi, pemadaman listrik justru membuka fakta yang agak pahit: hardware wallet memang aman, tapi tanpa listrik, pengguna juga tetap tidak bisa mengaksesnya.

Perangkatnya sendiri tetap aman. Asetnya tidak berubah. Tapi pemilik dompet yang duduk di apartemen gelap tidak bisa cek saldo, menandatangani transaksi, maupun mengirim dana untuk menyesuaikan kondisi pasar. Keamanan dan kemudahan akses saling berbenturan saat terjadi kegagalan infrastruktur.

Cadangan seed phrase offline memang memastikan pemulihan dalam jangka panjang, tapi tidak memberi solusi segera saat krisis. Agar kripto bisa menjadi alat keuangan yang benar-benar andal, pengguna harus menyiapkan rencana jika bahkan penyimpanan teraman mereka jadi tak terjangkau untuk sementara.

Decentralized, tapi Tidak Independen

Pemadaman San Francisco menyoroti ketegangan mendasar dalam proposisi nilai aset kripto. Desentralisasi memang melindungi network dari satu titik gagal di tingkat protokol. tapi akses pengguna sepenuhnya masih harus mengandalkan listrik, koneksi internet, dan infrastruktur lokal yang berfungsi—ketergantungan yang sama dengan pembayaran digital tradisional.

Beberapa proyek mencoba mencari jalan alternatif. Blockstream dengan jaringan satelitnya menyiarkan data blockchain Bitcoin ke seluruh dunia, sehingga node bisa sinkron tanpa internet konvensional. Solusi seperti ini memang masih khusus, tapi menunjukkan upaya menuju kemandirian infrastruktur yang lebih baik.

Apa Artinya Ini untuk Pengguna

Kejadian ini menyimpan pelajaran praktis bagi para holder kripto. Rencana cadangan yang beragam sangat penting: seperti hotspot seluler, powerbank portabel, dan mengetahui area mana di sekitar yang mungkin masih punya arus listrik. Saat memilih exchange, daya tahan infrastruktur dan kemampuan pemulihan bencana penting dipertimbangkan selain soal biaya dan daftar token.

Mungkin kesimpulan paling jujur seperti ini: jaringan blockchain bisa selamat dari pemadaman, tapi akses pengguna tidak. Sampai jarak itu teratasi, kripto tetap jadi alat keuangan musiman—kuat secara teori, tapi sulit diakses justru saat paling dibutuhkan.

Token Midnight Cardano Cetak All-Time High Baru saat Reli 50%

22 December 2025 at 07:39

Midnight kembali mencatat reli tajam karena permintaan investor yang kuat mendorong token ini ke rekor tertinggi baru sepanjang masa. Proyek yang terhubung dengan pendiri Cardano, Charles Hoskinson, terus menarik perhatian setelah mempertahankan momentum kenaikan.

Walaupun NIGHT sudah memberikan keuntungan signifikan, sinyal teknikal dan makro menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut masih ada.

Para Holder Midnight Sedang Menyaksikan Matahari Terbit Baru

Dukungan investor terhadap NIGHT tetap kuat. Chaikin Money Flow berada di wilayah positif di atas garis nol, mengonfirmasi adanya arus masuk bersih. Walau indikator ini sedikit turun dalam 48 jam terakhir, modal masih terus masuk ke aset ini, menandakan kepercayaan masih bertahan dan bukan distribusi.

Kebanyakan permintaan ini berhubungan dengan kaitan Midnight dengan Charles Hoskinson, pendiri Cardano. Koneksi tersebut menambah kredibilitas dan visibilitas proyek ini.

Dalam jangka pendek, minat yang didorong narasi seperti ini nampaknya akan menjaga arus modal terus masuk ke NIGHT, sehingga harga tetap tinggi.

Ingin insight token lain seperti ini? Daftarkan diri Anda di Newsletter Crypto Harian dari Editor Harsh Notariya di sini.

NIGHT CMF
NIGHT CMF | Sumber: TradingView

Kondisi makro juga mendukung performa NIGHT. Token ini menunjukkan korelasi yang lemah dengan Bitcoin, sehingga tidak terpengaruh oleh ketidakpastian pasar secara umum. Independen ini membuat NIGHT bisa terus naik walaupun Bitcoin sedang kesulitan mendapat momentum.

Korelasi rendah seringkali menguntungkan aset-aset baru di periode konsolidasi BTC. Saat Bitcoin belum memberikan sinyal pemulihan jelas, kemampuan NIGHT untuk bergerak berdasar fundamentalnya sendiri menjadi keunggulan utama. Dinamika ini kemungkinan masih mendukung keunggulan kinerja relatif dalam waktu dekat.

NIGHT Correlation To Bitcoin
Korelasi NIGHT Terhadap Bitcoin | Sumber: TradingView

Harga NIGHT capai all-time high baru

Harga Midnight melonjak 42,7% dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di sekitar US$0,093 pada waktu publikasi. Reli ini membawa NIGHT ke harga tertinggi intraday baru di US$0,096. Momentum masih kuat, menunjukkan pembelian agresif dan minat yang berlanjut setelah breakout.

Sentimen bullish dan kondisi makro yang positif berpotensi mendorong kenaikan lebih tinggi. Jika tren saat ini berlanjut, NIGHT bisa menembus level US$0,100. Masuk ke rentang 10 sen akan menjadi tonggak psikologis, yang bisa meningkatkan minat spekulatif dan memperkuat momentum.

NIGHT Price Analysis.
Analisis Harga NIGHT | Sumber: TradingView

Risiko tetap ada jika para holder mulai mengambil keuntungan. Gelombang aksi jual bisa mendorong NIGHT turun ke area support US$0,075. Jika level ini hilang, struktur bullish akan melemah. Penurunan lebih jauh bahkan bisa membawa NIGHT ke US$0,060, yang akan membatalkan skenario bullish saat ini dan meningkatkan volatilitas.

Profit Holder Kritis Bitcoin Anjlok ke Level Terendah Bulanan: Akankah Harga Tetap Tertekan?

22 December 2025 at 06:27

Bitcoin menunjukkan aksi harga yang bervariasi dalam beberapa sesi terakhir, ditandai oleh fluktuasi tajam dan upaya pemulihan yang masih hati-hati. BTC sempat bangkit setelah jatuh singkat, tapi momentumnya tetap rapuh.

Satu perhatian utama adalah keyakinan yang melemah di antara salah satu kelompok paling berpengaruh di ekosistem Bitcoin, yang bisa membuat pemulihan harga secara luas menjadi lebih rumit untuk dipertahankan.

Holder Bitcoin Mengalami Penurunan Keuntungan

Holder jangka panjang Bitcoin telah meningkatkan aktivitas jual dalam beberapa hari terakhir. Data on-chain menunjukkan perubahan pasokan holder jangka panjang selama 30 hari terakhir turun ke level terendah dalam 20 bulan.

Level serupa terakhir tercatat pada April 2024, menandakan tekanan distribusi yang meningkat.

Perilaku ini menunjukkan bahwa holder jangka panjang mengurangi eksposur untuk melindungi keuntungan yang masih ada. Seiring dengan semakin kecilnya keuntungan yang belum direalisasi, aksi jual semakin cepat untuk menghindari kerugian. Tindakan seperti ini sering membebani proses pemulihan harga, karena pasokan bertambah tanpa diiringi kenaikan permintaan baru.

Butuh analisis token lain seperti ini? Daftar ke Newsletter Crypto Harian Editor Harsh Notariya di sini.

Bitcoin LTH Position Change
Perubahan Posisi Holder Jangka Panjang Bitcoin | Sumber: Glassnode

Indikator makro memberikan gambaran tambahan. Metrik keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan holder jangka panjang telah turun ke level bulanan terendah. Penurunan ini menunjukkan keuntungan di kelompok ini semakin menipis, sehingga lebih sensitif terhadap pergerakan turun berikutnya.

Secara historis, penurunan pembacaan NUPL holder jangka panjang memicu aksi jual defensif. Tapi ketika indikator ini turun lebih jauh, tekanan jual biasanya mulai berkurang.

Pada level tersebut, holder jangka panjang biasanya menghentikan distribusi dan membiarkan harga Bitcoin stabil bahkan bisa pulih jika permintaan meningkat.

Bitcoin LTH NUPL
NUPL Holder Jangka Panjang Bitcoin | Sumber: Glassnode

Harga BTC sedang menunggu sinyal yang lebih kuat

Pada waktu publikasi, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$87.900, tetap berada di bawah resistance US$88.210. Aset ini baru saja melonjak setelah sempat turun di bawah support US$86.247. Pemulihan ini menandakan pembeli masih ada di level harga lebih rendah, meski keyakinan mereka masih hati-hati.

Kenaikan jangka pendek ke kisaran US$90.308 masih memungkinkan. Tapi resistance di area harga itu bisa membatasi kenaikan. Melihat aksi jual yang masih dilakukan oleh holder jangka panjang, Bitcoin sepertinya akan tetap terkonsolidasi di area US$88.201 sementara pasar masih menyerap pasokan berlebih.

Bitcoin Price Analysis.
Analisis Harga Bitcoin | Sumber: TradingView

Peluang kenaikan akan membaik jika holder jangka panjang mengubah sikap mereka. Melambatnya aksi jual bisa mengurangi tekanan yang ada di pasar.

Dalam skenario itu, Bitcoin berpotensi menembus US$90.308 dan menargetkan US$92.933. Jika skenario ini terjadi, maka analisis bearish menjadi tidak berlaku dan kepercayaan pelaku pasar utama pun bisa pulih kembali.

Laporan Picu Pertanyaan Soal Kepemimpinan Bitmain dan Perselisihan Internal

22 December 2025 at 04:50

Postingan di X (Twitter) menunjukkan bahwa co-founder Bitmain, Micree “James” Zhan Ketuan, mungkin sedang menghadapi denda bernilai miliaran US$, dugaan penahanan, dan konflik besar dengan rekan bisnisnya, Jihan Wu.

Laporan yang saling bertentangan membuat komunitas aset kripto berusaha keras memverifikasi detail dari salah satu krisis paling besar di sektor ini.

Co-founder Bitmain jadi pusat spekulasi dan ketidakpastian yang semakin meningkat

Bitmain, pelopor dalam perangkat keras mining Bitcoin, menguasai peralatan yang memperkuat lebih dari 74% hash rate Bitcoin secara global. Perusahaan ini juga memproduksi chip yang dipakai di data center AI, termasuk untuk menjalankan Nvidia H100.

Sekarang, perusahaan itu berada di tengah persimpangan geopolitik, pengawasan hukum, dan konflik internal di jajaran korporasi mereka sendiri.

Pada 21 Desember 2025, veteran kripto Chandler Guo memicu spekulasi lewat unggahan media sosial yang membagikan kisah samar tentang rekan industri yang mengalami peristiwa “deep-sea fishing”. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan penahanan rahasia di Cina, dengan dugaan nilai beberapa miliar US$ dalam waktu enam bulan.

Berdasarkan penuturan Guo, meski orang tersebut akhirnya selamat, ia mendapat pelajaran keras bahwa bahkan pendukung terbesar pun tidak selalu dapat dipercaya. Jika mereka bermasalah, rekan-rekan mereka pun terkena imbasnya.

“There’s an old friend from the crypto circle by my side who just went through an experience of being deep-sea fished. It’s said to involve several billion US dollars, and he’s been dealing with it for half a year. Fortunately, the person has already safely come out of it…He relied on his backer’s connections to strike down his opponents, but he also got bitten back by the backer’s own enemies,” tulis Guo.

Pengamat dengan cepat mengaitkan cerita Guo dengan Zhan. Rumor yang beredar di kalangan kripto menyebutkan adanya denda antara US$1 miliar sampai US$10 miliar, tapi belum ada yang terkonfirmasi secara resmi.

Beberapa laporan mengklaim Zhan telah membayar denda sebesar US$1 miliar, sedangkan laporan lain menyebutkan bahwa ia melarikan diri ke Indonesia dua bulan lalu dan belum ditemukan. Seorang tokoh komunitas Cina yang terkenal di X mengonfirmasi dua perkembangan penting berikut:

  • Gangguan baru-baru ini di operasi mining Xinjiang dan
  • Konflik internal yang semakin memanas antara para co-founder Bitmain.

Sistem CEO Ganda runtuh karena konflik para founder

Struktur CEO ganda Bitmain, yang memberi kesempatan bagi Zhan dan Wu untuk sama-sama memimpin perusahaan, benar-benar runtuh pada 2025. Wu, lulusan Universitas Peking, dikabarkan memanfaatkan koneksi politik untuk menantang Zhan, alumnus Akademi Ilmu Pengetahuan Cina yang berfokus pada desain dan produksi chip.

Pertikaian mereka mencerminkan risiko yang lebih luas di industri, memperlihatkan bahaya mengaitkan bisnis dengan pendukung berpengaruh.

Dugaan gejolak internal ini muncul saat Bitmain menghadapi tekanan eksternal yang makin berat. Zhan selama ini lebih fokus pada operasi teknis, sedangkan Wu mengurusi kemitraan strategis dan pengembangan bisnis.

Absennya salah satu founder bisa saja membuat operasional jadi timpang, padahal Bitmain tetap menjadi pusat mining Bitcoin dunia. Perusahaan ini sudah digugat oleh Old Const dengan tuduhan pelanggaran kontrak hosting dan upaya mengambil kembali perangkat mining tanpa alasan.

Risiko Geopolitik dan Kerentanan Infrastruktur

Selain konflik perusahaan, Bitmain juga mendapat sorotan dari pihak otoritas AS karena potensi ancaman keamanan perangkat kerasnya. Pada bulan Juni, Bitmain dan dua perusahaan lain pindah ke AS untuk menghindari tarif baru dan mengefisiensi rantai pasokan mereka.

Namun, dengan infrastruktur mining perusahaan yang terpasang baik pada sektor kripto maupun data center AI, isu keamanan nasional membuat risiko semakin besar.

Setiap kompromi bisa menimbulkan efek berantai pada jaringan Bitcoin global, memperjelas betapa aset kripto masih rentan terhadap gejolak geopolitik.

Penindakan baru-baru ini terhadap mining farm di Xinjiang, ditambah dengan dugaan penahanan Zhan, telah memicu spekulasi adanya tekanan regulasi yang terkoordinasi.

Sektor aset kripto tetap waspada, karena situasi ini bisa berdampak pada pasar perangkat mining, rantai pasok, dan dinamika persaingan.

Data COFER Q2 2025 IMF Melemahkan Narasi Dedollarisasi yang Disebut Jadi Katalis Bullish untuk Bitcoin

22 December 2025 at 03:36

Share global cadangan devisa US$ turun jadi 56,32% di Q2 2025, tapi 92% penurunan ini terjadi karena efek nilai tukar, bukan perubahan portofolio bank sentral. Setelah penyesuaian nilai tukar, penurunannya hanya sedikit jadi 57,67%, menunjukkan bank sentral sebagian besar tetap mempertahankan cadangan US$ mereka.

Laporan baru Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserves (COFER) dari International Monetary Fund memberi wawasan penting untuk investor aset kripto yang mengikuti tren ekonomi makro. Data ini mengungkap bank sentral tetap menjaga alokasi dolar, bahkan di tengah pergerakan mata uang yang signifikan selama kuartal tersebut.

IMF: Bank Sentral Masih Dominan US$ meski Nilainya Turun

Dataset COFER IMF mencatat cadangan mata uang asing dari 149 ekonomi dalam US$. Di Q2 2025, pergerakan mata uang utama memberikan kesan seolah-olah ada perombakan besar di portofolio.

Berdasarkan laporan tersebut, Indeks DXY turun lebih dari 10% di paruh pertama 2025, penurunan terbesar sejak 1973.

US$ melemah 7,9% terhadap euro dan 9,6% terhadap franc Swiss di Q2. Pergerakan ini menurunkan share cadangan US$ dari 57,79% menjadi 56,32%. Tapi, penurunan ini akibat efek nilai tukar, bukan realokasi aktif dari portofolio.

Setelah penyesuaian nilai tukar konstan, share cadangan dolar hanya turun 0,12% ke 57,67%. Ini menunjukkan bank sentral hanya sedikit mengubah cadangan US$ mereka selama kuartal ini, menantang narasi dedolarisasi global.

Begitu juga dengan share cadangan euro yang terlihat naik ke 21,13%, meningkat 1,13 poin. Tapi, ini juga sepenuhnya dipicu oleh perubahan nilai tukar.

Pada nilai tukar konstan, share euro justru turun tipis 0,04 poin, menandakan bank sentral sebenarnya mengurangi kepemilikan euro.

IMF COFER data exchange rate effects on reserve shares Q2 2025
Grafik batang IMF menunjukkan valuasi nilai tukar menjelaskan hampir semua perubahan pada share cadangan US$ di Q2 2025 | Sumber: IMF

Apa Artinya untuk Bitcoin dan Altcoin

Analisis ini memberikan sinyal makro yang tidak terlalu berpengaruh untuk Bitcoin dan aset digital lain yang dipasarkan sebagai lindung nilai terhadap lemahnya US$. Bank sentral tidak mendiversifikasi cadangan dari US$, walau nilainya turun signifikan.

Tren dedolarisasi sering disebut sebagai pendorong adopsi institusional aset kripto. namun, data COFER yang sudah disesuaikan nilai tukar, menunjukkan tren ini bisa menyesatkan jika lepas dari konteks yang tepat.

Poundsterling Inggris juga terlihat share-nya naik di Q2, tapi ini juga karena efek valuasi, menyembunyikan penurunan riil kepemilikan. Temuan ini menunjukkan kenapa investor perlu melihat lebih dalam dari angka utama untuk memahami perubahan likuiditas sebenarnya.

Studi IMF memberikan gambaran lebih akurat tentang kebijakan moneter ke investor saat pasar bergejolak. Dengan membedakan antara perubahan kebijakan sebenarnya dan perubahan nilai sementara, investor aset kripto bisa menilai tren makro global dengan lebih baik.

Strategi dan Prospek Cadangan Bank Sentral

Kepemilikan US$ tetap stabil di Q2 2025, memperlihatkan bank sentral masih mengandalkan mata uang tradisional walau alternatif digital mulai menarik perhatian. IMF menekankan, penyesuaian nilai tukar sangat penting untuk memahami perubahan cadangan secara akurat.

The US dollar’s share of global foreign reserves held steady in Q2, after adjustment for currency fluctuations. Exchange-rate effects drove nearly all the decline in the US currency’s share of reserves. Our blog has the details. https://t.co/XtaRfBIbqL pic.twitter.com/fXcUkRkg7U

— IMF (@IMFNews) December 21, 2025

Bank sentral memprioritaskan likuiditas, imbal hasil, dan risiko dalam mengelola cadangan. Posisi kuat dolar AS terkait dengan pasar yang dalam, utilitas transaksi tinggi, dan sistem yang sudah mapan. Semua hal ini masih jadi tantangan bagi aset digital.

Metodologi IMF mengungkap bagaimana perubahan nilai tukar dapat memengaruhi data cadangan. Di Q2, hampir semua perubahan yang dilaporkan pada mata uang utama berasal dari pergerakan valuasi, bukan rebalancing portofolio riil. Bank sentral tetap berhati-hati di tengah gejolak pasar.

Temuan ini membantu memperjelas tren global yang memengaruhi pasar aset kripto. Investor yang tertarik dengan dedolarisasi sebagai katalis Bitcoin sebaiknya memakai data yang telah disesuaikan nilai tukar.

Analis Lihat Lebih Jauh dari Harga Bitcoin, Tom Lee Singgung Perubahan Struktural

22 December 2025 at 01:39

Harga Bitcoin mungkin masih sering muncul di berita utama, tapi di kalangan analis dan strateg institusi, perhatian perlahan mulai beralih ke tempat lain.

Alih-alih memperdebatkan apakah Bitcoin bisa kembali naik dalam waktu dekat, para pengamat pasar kini makin banyak yang fokus pada pertanyaan lebih dalam: apakah sinyal-sinyal struktural yang dulu selalu jadi pedoman di siklus empat tahunan Bitcoin kini mulai retak.

Analis tidak lagi fokus ke harga Bitcoin karena sinyal permintaan mulai melemah secara perlahan

Pergeseran ini terjadi di tengah indikator permintaan yang melemah, arus masuk ke exchange yang meningkat, dan perbedaan pandangan di antara para analis yang makin dalam.

Di satu sisi, ada yang percaya Bitcoin sedang masuk fase koreksi setelah puncaknya. Sementara di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa aset kripto pionir ini mungkin sudah mulai lepas dari siklus historisnya sepenuhnya.

Analis Daan Crypto Trades mengungkap bahwa perilaku harga Bitcoin baru-baru ini sudah menantang salah satu asumsi musiman paling bisa diandalkan dari Bitcoin.

“BTC Looking ahead, Q1 is generally a good quarter for Bitcoin, but so was Q4, and that one didn’t quite work out this time. No doubt 2025 has been a very messy year. Massive inflows and treasury accumulation, which were matched by big OG whales and 4-year cycle selling. Q1 2026 is where Bitcoin has a chance to show whether the 4-year cycle persists or not,” tulis Daan Crypto Trades .

Bukan berarti sudah terjadi breakdown, hasil di bawah ekspektasi ini justru mengindikasikan ada gesekan. Arus masuk ETF dan akumulasi korporasi kini terserap oleh distribusi dari holder jangka panjang, sehingga dampak arus masuk tersebut ke harga BTC jadi tidak sebesar dulu.

Ketegangan struktural ini juga terlihat pada data pasar spot AS. Menurut Kyle Doops, Coinbase Bitcoin premium, yang sering jadi acuan permintaan institusi AS, sudah cukup lama berada di zona negatif.

The Coinbase $BTC premium has stayed negative for 7 straight days, now around -0.04% per Coinglass.

That usually signals U.S. spot demand is lagging the rest of the market.

Less aggressive institutional buying, softer risk appetite, and capital staying cautious.

Not panic, but… pic.twitter.com/HtjNSorO1I

— Kyledoops (@kyledoops) December 21, 2025

Pesan yang terlihat bukan tanda menyerah, melainkan keraguan, artinya modal ada, tapi masih ragu untuk mengejar harga.

Arus Exchange Menunjukkan Distribusi, Bukan Akumulasi

Data on-chain menunjukkan perlunya interpretasi hati-hati, karena arus masuk Bitcoin ke exchange melonjak ke level yang secara historis kerap terjadi pada fase akhir siklus.

“Arus masuk exchange bulanan melonjak ke US$10,9 miliar, tertinggi sejak Mei 2021. Arus masuk besar ke exchange seperti ini menunjukkan tekanan jual yang meningkat, di mana investor memindahkan aset ke exchange untuk jual rugi, ambil untung, atau melindungi diri dari penurunan. Ini jadi bukti tambahan bahwa pasar sudah di puncak dan awal tren bear market di tengah volatilitas tinggi,” ujar analis Jacob King .

Secara historis, lonjakan seperti ini lebih sering terjadi di fase ambil untung, bukan di fase akumulasi awal.

Monthly Exchange Flow
Arus Masuk Exchange Bulanan | Sumber: CryptoQuant

Jika Sejarah Terulang, Siklus Masih Mengarah Turun meski Institusi Terbagi tapi Tetap Disiplin

Analis on-chain, Ali Charts, menilai meskipun ada perubahan struktural, simetri waktu Bitcoin masih sangat mencolok.

“Siklus harga Bitcoin punya pola yang sangat konsisten, baik dari segi waktu maupun besarnya. Secara historis, butuh sekitar 1.064 hari dari titik terendah sampai puncak pasar, dan sekitar 364 hari dari puncak ke titik terendah berikutnya,” tulis Ali Charts , sambil menjabarkan bagaimana siklus sebelumnya sangat mirip dengan pola itu.

Jika pola itu tetap berlaku, analis tersebut memperkirakan pasar mungkin sekarang memang sedang berada di fase koreksi. Koreksi historis menunjukkan biasanya ada ruang penurunan lebih lanjut sebelum bisa pulih lagi.

Di tingkat institusi, pandangan mulai berbeda-beda tapi belum sampai ke kekacauan. Kepala Strategi Kripto Fundstrat, Sean Farrell, mengakui ada tekanan jangka pendek, namun tetap optimistis untuk jangka panjang.

“Bitcoin sedang berada di ‘no man’s land’ valuasi,” komentar Farrell , menyebutkan faktor-faktor seperti penarikan ETF, penjualan dari holder awal, tekanan dari para miner, dan ketidakpastian ekonomi makro. Walaupun begitu, lanjut dia, “Saya tetap yakin Bitcoin dan Ethereum akan mencoba rekor baru sebelum akhir tahun ini, sehingga menutup siklus empat tahunan dengan bear market yang lebih pendek dan ringan.”

Debat Siklus Kini Menjadi Isu Institusional

Kemungkinan ini juga didukung Tom Lee, yang pendapatnya sering dikutip di diskusi kripto, bahwa Bitcoin akan segera memutus siklus 4 tahunannya.

TOM LEE THINKS BITCOIN WILL BREAK THE 4-YEAR CYCLE SOON! pic.twitter.com/eWZdW7xkgW

— Crypto Rover (@cryptorover) December 21, 2025

Jurrien Timmer dari Fidelity justru berpendapat sebaliknya. Menurut Lark Davis, Timmer meyakini puncak Bitcoin di bulan Oktober sudah mengakhiri fase harga dan waktu, dan “2026… adalah tahun penurunan,” dengan support terbentuk di kisaran US$65.000–US$75.000.

"The bear market is here and Bitcoin is heading down to $65,000"

That's what Fidelity's director of global macro Jurrien Timmer thinks.

While Jurrien is bullish on $BTC in the long term, he believes that Bitcoin is once again following its historical 4-year cycle driven by its… pic.twitter.com/KFPcBWTcZP

— Lark Davis (@LarkDavis) December 21, 2025

Semua perspektif ini menunjukkan mengapa para analis kini tak lagi terpaku hanya pada harga Bitcoin. Langkah berikutnya dari aset kripto pionir ini tidak hanya akan menentukan siapa yang bullish atau bearish, tapi juga menegaskan apakah kerangka siklus yang membentuk pasarnya selama lebih satu dekade terakhir masih relevan atau tidak.

Saylor dari MicroStrategy isyaratkan pembelian Bitcoin akan segera dilakukan di tengah penurunan saham MSTR sepanjang tahun

22 December 2025 at 01:38

Michael Saylor menandakan aksi akumulasi Bitcoin besar-besaran lagi untuk Strategy (sebelumnya MicroStrategy).

Ini menunjukkan perusahaan tersebut tetap berpegang pada strategi treasury berisiko tinggi walau saham MSTR sedang melemah.

Kenapa Saylor Mengisyaratkan Pembelian Bitcoin Baru untuk Strategi

Pada 21 Desember, Saylor membagikan gambar misterius di X dengan keterangan “Green Dots ₿eget Orange Dots,” yang mengacu pada visualisasi portofolio “SaylorTracker” milik perusahaannya.

Green Dots ₿eget Orange Dots. pic.twitter.com/aLdvPe4YuG

— Michael Saylor (@saylor) December 21, 2025

Postingan ini melanjutkan pola selama setahun terakhir yang digunakan Saylor untuk memberi sinyal adanya pembelian BTC baru. Menariknya, biasanya teaser di akhir pekan seperti ini akan diikuti dengan pengumuman resmi ke SEC pada Senin pagi yang mengonfirmasi akuisisi besar.

Pembelian baru ini nantinya bakal menambah tumpukan yang sudah sangat besar.

Pada saat berita ini diterbitkan, Strategy memegang 671.268 BTC—senilai kurang lebih US$50,3 miliar—atau sekitar 3,2% dari total suplai Bitcoin.

Kepemilikan Bitcoin Strategy | Sumber: Strategy

tetapi pasar memberi tekanan pada sahamnya di tahun 2025. Harga saham MSTR anjlok 43% sepanjang tahun dan kini diperdagangkan di sekitar US$165, mengikuti koreksi Bitcoin 30% dari puncak US$126.000 pada Oktober.

Walau perusahaan mengklaim punya “BTC Yield” sebesar 24,9%—ukuran eksklusif tentang pertumbuhan Bitcoin per saham—investor institusi kini lebih fokus pada berbagai risiko eksternal yang membayangi dibandingkan metrik hasil internal.

tapi, ancaman paling nyata bagi strategi Saylor saat ini bukanlah harga Bitcoin, melainkan kemungkinan perubahan regulasi terhadap kategori perusahaan.

MSCI sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan Strategy Inc. dari indeks globalnya pada evaluasi bulan Februari. Penyedia indeks tersebut menyoroti kekhawatiran karena perusahaan itu kini lebih mirip vehicle investasi daripada perusahaan operasional.

Analis pasar menegaskan bahwa dampak keuangan dari langkah itu sangat serius.

JPMorgan memperkirakan jika Strategy benar-benar dikeluarkan, sekitar US$11,6 miliar akan terkena forced selling karena ETF pasif dan dana indeks harus melikuidasi posisi mereka di MSTR.

Tekanan jual secara mekanis ini bisa saja membuat harga saham terlepas dari nilai kepemilikan Bitcoinnya, dan berujung pada spiral likuiditas.

Untuk menanggapinya, Strategy meluncurkan pembelaan yang sangat kuat.

Perusahaan menyebut proposal MSCI itu “arbitrary, discriminatory, and unworkable,” dan menilai kebijakan ini tidak adil karena menargetkan perusahaan aset digital saja dan mengabaikan konglomerat lain yang juga dominan dalam kepemilikan.

“The proposal improperly injects policy considerations into indexing. The proposal conflicts with U.S. policy and would stifle innovation,” terang mereka.

Jadi, potensi pembelian baru dari Saylor ini punya dua tujuan: menurunkan rata-rata harga beli perusahaan selama pasar sedang terkoreksi, dan yang paling penting, memberi sinyal kepada pasar bahwa meski dihadapkan pada ancaman MSCI serta performa saham yang buruk, strategi “all-in” mereka tetap tak berubah.

IBIT BlackRock Atasi Penurunan Bitcoin dan Kalahkan Emas dalam Arus Masuk ETF 2025

22 December 2025 at 00:30

BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) diprediksi akan menutup tahun 2025 sebagai kekuatan papan atas di dunia keuangan Amerika Serikat. Dana ini berhasil mencetak prestasi langka di manajemen aset dengan menghimpun dana miliaran US$ meskipun mengalami kerugian bagi investornya.

Data yang dihimpun Bloomberg Intelligence mengonfirmasi bahwa IBIT menempati posisi keenam dalam daftar exchange-traded fund (ETF) AS dengan arus masuk dana bersih terbesar.

Pembelian Dip oleh Institusi Dorong US$25 Miliar Masuk ke IBIT Meski Return Negatif

Sepanjang tahun ini, dana IBIT menarik modal segar sebesar US$25,4 miliar, mengalahkan pemain besar seperti Invesco QQQ Trust dan SPDR Gold Trust (GLD).

Banjir modal ini terjadi walaupun terjadi perbedaan besar pada performa asetnya.

$IBIT is the only ETF on the 2025 Flow Leaderboard with a negative return for the year. CT's knee-jerk reaction is to whine about the return but the real takeaway is that is was 6th place DESPITE the negative return (Boomers putting on a HODL clinic). Even took in more than $GLDpic.twitter.com/68uq3HFRuO

— Eric Balchunas (@EricBalchunas) December 19, 2025

Di sisi lain, harga emas melonjak hampir 65% di 2025 — didorong pembelian oleh bank sentral dan aksi lindung nilai geopolitik — sementara IBIT justru mencatat kerugian sebesar 9,59% secara year-to-date.

Kinerja dana ini terpukul karena Bitcoin terkoreksi sekitar 30% dari rekor tertingginya pada Oktober di US$126.173, kini diperdagangkan dekat US$88.000.

Biasanya, hasil negatif akan menyebabkan dana keluar dari produk tersebut.

namun, kemampuan IBIT menghimpun US$25 miliar saat terjadi koreksi menunjukkan adanya perubahan mendasar pada perilaku investor. Ini membuktikan bahwa pelaku institusi kini memilih membeli saat harga turun, bukan panik jual akibat volatilitas.

Menanggapi hal ini, Eric Balchunas, Senior ETF Analyst Bloomberg, menggambarkan arus masuk modal tersebut sebagai sinyal bullish dan menandakan peluang jangka panjang bagi aset ini.

“IBIT adalah satu-satunya ETF di Flow Leaderboard 2025 yang mencatatkan return negatif sepanjang tahun,” ujar Balchunas.

Di sisi lain, James Thorne, Chief Market Strategist Wellington-Altus, berpendapat bahwa arus ini menjadi bukti “financialization” Bitcoin.

Menurut dia, kini aset digital ini semakin berperilaku seperti komoditas ekonomi makro yang matang, bukan saham teknologi spekulatif.

“Melihat bagaimana Bitcoin diperdagangkan saat ini, struktur mikro pasar dan pengelolaan narasinya makin mirip dengan cara emas bergerak selama puluhan tahun di bawah pengaruh institusi besar, di mana aksi harga bukan hanya mencerminkan permintaan fundamental, tapi juga posisi, desain produk, dan preferensi perantara keuangan besar,” papar dia menambahkan.

Bagi pasar yang lebih luas, kinerja IBIT BlackRock pada 2025 membuktikan bahwa exchange-traded fund (ETF) Bitcoin bukan tren sesaat. Produk ini kini sudah kokoh dalam portofolio institusi, bahkan mulai menggantikan emas sebagai alokasi “alternatif” pilihan, meski harga logam mulia itu tahun ini masih jauh lebih unggul.

Di akhir tahun, ketika harga Bitcoin masih di bawah puncak tertingginya, investor cerdas optimistis bahwa infrastruktur yang dibangun BlackRock akan mendorong reli selanjutnya.

Analisis Harga Pi Coin: Klaim Level Fibonacci Ini adalah Kunci untuk Pemulihan

21 December 2025 at 22:30

Pi Coin kembali menghadapi tekanan jual setelah penurunan harga baru-baru ini menembus di bawah level US$0,200. Penurunan ini mencerminkan lemahnya kepercayaan pasar dan keraguan lebih luas di kalangan investor.

Meski begitu, aktivitas terbaru menunjukkan para holder aktif berupaya membalikkan tren dan menstabilkan pergerakan harga Pi Coin.

Holder Pi Coin Ubah Sikap Mereka

Indikator momentum memperlihatkan adanya perubahan sentimen. Moving average convergence divergence sedang membentuk bullish crossover. Garis MACD telah bergerak di atas garis sinyal, yang menandakan momentum naik mulai menguat setelah fase koreksi yang cukup lama.

Crossover ini mengakhiri hampir 20 hari momentum bearish. Sinyal seperti ini sering kali menjadi pertanda pemulihan jangka pendek jika didukung oleh arus modal yang masuk.

Bagi Pi Coin, perkembangan ini memperlihatkan pembeli mulai mengambil alih kendali dan kembali membangun kepercayaan di level harga saat ini.

Ingin lebih banyak insight token seperti ini? Daftarkan diri Anda ke Daily Crypto Newsletter dari Editor Harsh Notariya di sini.

Pi Coin MACD
MACD Pi Coin | Sumber: TradingView

Indikator makro pun ikut memperkuat prospek yang membaik. Chaikin Money Flow menunjukkan adanya perubahan jelas dalam perilaku modal. Arus keluar yang sempat terjadi awal bulan ini kini sudah berbalik menjadi arus masuk dalam 24 jam terakhir.

CMF sudah bergerak di atas garis nol, menandakan adanya aktivitas beli bersih. Pergeseran ini menyoroti keyakinan yang semakin tumbuh di kalangan holder Pi Coin. Arus modal masuk yang konsisten sangat penting bagi pemulihan, karena kenaikan harga sangat bergantung pada permintaan yang stabil dan bukan hanya dari spekulasi jangka pendek semata.

Pi Coin CMF
CMF Pi Coin | Sumber: TradingView

Harga PI di Titik Kritis

Saat ini Pi Coin diperdagangkan di sekitar US$0,207 pada waktu publikasi, sedikit di bawah resistance US$0,213. Level ini sejajar dengan retracement Fibonacci 23,6%. Area yang tumpang tindih ini menambah pentingnya level teknikal dalam menentukan potensi arah harga jangka pendek.

Kembali menembus ke atas US$0,213 sebagai support akan menguatkan struktur pemulihan. Dalam tren naik, bertahan di level Fibonacci ini sering menjadi sinyal kelanjutan tren. Dengan momentum dan arus masuk yang membaik, Pi Coin berpeluang bergerak menuju US$0,224, bahkan bisa lebih tinggi jika tekanan beli terus berlanjut.

Pi Coin Price Analysis.
Analisis Harga Pi Coin | Sumber: TradingView

Risiko penurunan tetap ada jika sentimen kembali berubah. Tekanan jual yang baru bisa menekan Pi Coin di bawah US$0,207. Jika breakdown terjadi, US$0,199 akan menjadi support awal yang kemudian diikuti dengan US$0,188. Jika kehilangan kedua level ini, proyeksi bullish akan batal dan risiko penurunan akan semakin besar.

Tether membuka lowongan kerja, ungkap rencana dompet aset kripto self-custodial terintegrasi AI

21 December 2025 at 21:00

Tether kini bergerak melampaui perannya sebagai penerbit stablecoin di belakang layar dan mulai menyasar langsung ke pengguna akhir.

Pada 20 Desember, Paolo Ardoino, CEO perusahaan tersebut, mengungkapkan bahwa dirinya sedang merekrut Lead Software Engineer untuk membangun mobile wallet self-custodial yang akan mengintegrasikan likuiditas besar milik perusahaan dengan divisi artificial intelligence yang sedang berkembang.

Rencana Dompet Crypto Mobile dari Tether

Pengumuman rekrutmen ini memberikan gambaran paling spesifik sejauh ini tentang strategi Tether untuk konsumen.

Ardoino membayangkan sebuah aplikasi mobile “100% self-custodial” yang didesain sebagai benteng untuk sejumlah aset terpilih yang ketat.

Berbeda dengan wallet umum yang mendukung ribuan token spekulatif, produk Tether hanya akan mendukung empat aset. Aset tersebut adalah Bitcoin (BTC) melalui Lightning Network, Tether (USDT), XAUT yang dipatok ke emas, serta USAT, stablecoin baru perusahaan yang sudah sesuai regulasi AS.

Imagine a wallet that supports only BTC (also via LN), USDT, USAT, XAUT.
And will have local private AI integration via QVAC. https://t.co/BCyqjob1Sh

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) December 20, 2025

Daftar aset yang terbatas ini menunjukkan niat strategis yang jelas. Tether sedang membangun jalur pembayaran “hard money”, mengabaikan ranah decentralized finance (DeFi) yang lebih luas demi fokus ke pembayaran murni dan aset penyimpan nilai.

Sementara itu, pengumuman ini juga memastikan wallet akan didukung oleh dua teknologi milik perusahaan, yakni Wallet Development Kit (WDK) dan QVAC.

Saat WDK menangani arsitektur keuangan non-custodial, integrasi QVAC (platform AI lokal milik Tether) menjadi pembeda utamanya.

Ardoino menjabarkan sebuah visi di mana wallet memiliki fitur “integrasi AI pribadi lokal”, sehingga pengguna bisa menjalankan tugas otomatis canggih langsung di perangkat mereka.

Dengan memproses data secara lokal lewat QVAC, bukan mengirimkannya ke cloud, Tether ingin menghadirkan kemampuan asisten keuangan berbasis AI.

Pendekatan ini dirancang agar pengguna dapat menghindari risiko privasi yang umumnya terjadi di platform Big Tech.

Selain itu, langkah ini juga menegaskan perubahan Tether dari penyedia infrastruktur menjadi raksasa teknologi yang berhadapan langsung dengan konsumen. Langkah ini melanjutkan rilis PearPass minggu lalu, yaitu pengelola password peer-to-peer yang menghilangkan kebutuhan penyimpanan cloud.

Faktanya, lini produk terbaru ini menunjukkan bahwa perusahaan sedang agresif dalam memperkuat kendali di seluruh stack layanannya.

Tether bakal mengendalikan antarmuka wallet, stablecoin USDT dan USAT sebagai fondasinya, lapisan keamanan melalui PearPass, serta tumpukan kecerdasan lewat QVAC.

Struktur seperti ini akan mengurangi ketergantungan pada platform pihak ketiga, serta memperkuat kemandirian operasional perusahaan.

❌