❌

Normal view

Quantum computing dan aset kripto: pasangan kuat atau bahaya besar?

25 December 2025 at 06:47

Selalu saja ada hal yang bisa membuat khawatir di dunia aset kripto. Baik itu exchange yang kolaps ataupun perubahan regulasi, aset kripto mampu bertahan kuat selama setahun terakhir, walau sentimen bearish belakangan ini.

Tapi, ada juga pihak yang masih melihat tantangan di masa depan, yaitu komputasi kuantum.

Apakah komputasi kuantum menjadi kiamat untuk aset kripto?

Teknologi komputasi kuantum dapat ribuan kali lebih cepat dibanding komputer konvensional. Beberapa uji coba awal telah mampu menyelesaikan persamaan yang biasanya membutuhkan ribuan tahun untuk komputer biasa.

Secara teori, itu terdengar buruk untuk aset kripto. Soalnya, komputer kuantum mungkin bisa membobol SHA256, protokol yang menjaga ledger Bitcoin.

Bitcoin & Quantum Risk

Debating the potential risks quantum computers could pose to Bitcoin and how Bitcoin could mitigate that risk is nothing new

In 2008, several leading cryptographers, including Daniel Bernstein, published "Post-Quantum Cryptography"

🧡

[1/13] pic.twitter.com/k9wlpuFrkx

β€” BitMEX Research (@BitMEXResearch) December 23, 2025

Sering media mengaitkan komputasi kuantum dan Bitcoin sebagai musuh yang pasti akan bertarung, namun jika dilihat dari sudut pandang berbeda, teknologi ini justru bisa jadi partner untuk meningkatkan keamanan digital serta efisiensi komputasi.

Faktanya, seperti yang Charlie Shrem, investor kripto awal dan penggemar aset kripto, ungkapkan saat Moneyshow di awal Desember:

β€œQuantum computing and crypto are complementary technologies.”

Singkatnya, bukan berarti komputasi kuantum membawa akhir untuk aset kripto, tapi justru dapat menjadi pemicu evolusi Bitcoin agar makin kuat, lebih aman, dan skalabel.

Peluang untuk Aset Kripto saat Quantum Berkembang

Sifat open-source Bitcoin membuat kolaborasi antara para kriptografer, pengembang, dan akademisi berjalan baik sehingga solusi bisa diuji secara optimal dan diterapkan ke sistem.

Tantangan yang dihadirkan komputasi kuantum, daripada hanya jadi ancaman semata, justru mendorong penguatan fondasi kriptografi Bitcoin.

The Bitcoin Quantum Leap: Quantum computing won’t break Bitcoinβ€”it will harden it. The network upgrades, active coins migrate, lost coins stay frozen. Security goes up. Supply comes down. Bitcoin grows stronger.

β€” Michael Saylor (@saylor) December 16, 2025

Komunitas kripto saat ini aktif mengembangkan skema tanda tangan yang tahan terhadap teknologi kuantum. Salah satunya menggunakan tanda tangan Lamport, yang bisa diterapkan dengan soft fork yang kompatibel ke belakang, mirip dengan upgrade Taproot di 2021 lalu.

Pendekatan evolusioner seperti ini menunjukkan bahwa kehadiran komputasi kuantum justru memicu inovasi, bukan membuat teknologi menjadi usang. Selama teknologi terus berinovasi, ekosistem juga akan terus berkembang – ini kabar baik untuk Bitcoin.

Transisi ke kriptografi pasca-kuantum bukan hanya sekedar bertahan, tapi juga meningkatkan posisi keamanan aset digital secara menyeluruh.

β€œQuantum computing utiizes fundamental principles of nature, which in turn make it likely to support, rather than work against bitcoin,” states Shrem.

Langkah standarisasi algoritma kriptografi tahan kuantum yang baru saja dilakukan oleh US National Institute of Standards and Technology menjadi tonggak penting.

Algoritma seperti CRYSTALS-Kyber menciptakan kerangka baru keamanan yang bisa dimanfaatkan seluruh ekosistem digital.

Aset kripto mulai dari Bitcoin dan seterusnya berpotensi mengadopsi kemajuan ini sehingga bukan cuma bertahan dari ancaman kuantum, tapi benar-benar keluar sebagai standar baru keamanan aset digital.

Di saat bersamaan, para peneliti telah membuat dan menguji blockchain yang hanya bisa ditambang menggunakan komputer kuantum. Ini menjadi penerapan nyata pertama dari quantum supremacy di teknologi blockchain.

Prototipe itu, diuji pada empat prosesor kuantum yang tersebar di beberapa lokasi, memperkenalkan β€œproof of quantum work” sebagai alternatif sistem proof-of-work biasa.

Discussions around the quantum threat in Bitcoin peaked December 2024.

It's peaking again exactly one year later.

Sentiment? Actually more positive this time.

Some narratives run on a schedule. pic.twitter.com/FKyNhrRQoH

β€” Perception 🌐 (@BTCPerception) December 22, 2025

Solusi Kuantum untuk Blockchain

Tidak seperti penambangan Bitcoin yang memakan listrik sangat besar hingga 176 terawatt-jam di tahun 2024, sistem blockchain kuantum lebih efisien berkat mekanisme kuantum.

Komputasi kuantum menawarkan solusi untuk tantangan blockchain karena mampu mempercepat proses transaksi secara signifikan.

Misalnya, walau mekanisme konsensus Bitcoin terbilang aman, prosesnya masih lambat dan butuh sumber daya besar. Komputer kuantum bisa mengoptimalkan algoritme konsensus, memvalidasi transaksi lebih efisien, serta mengatasi masalah skalabilitas yang sudah lama menghantui jaringan blockchain.

Kekuatan komputasi seperti ini membuat Bitcoin berpotensi memproses ribuan transaksi per detik tanpa harus kehilangan sifat desentralisasinya.

Sistem blockchain berbasis kuantum juga memanfaatkan distribusi kunci kuantum dan pembangkitan angka acak kuantum agar jauh lebih aman, sehingga dapat mencegah kebocoran data dan akses ilegal.

Dengan kata lain, teknologi kuantum tidak menggantikan keamanan Bitcoin, melainkan meningkatkan perlindungannya.

Distribusi kunci kuantum memberikan enkripsi yang secara teori tidak bisa diretas untuk mengamankan wallet dan transaksi Bitcoin, dan generator angka acak kuantum memastikan pembuatan private key benar-benar tidak bisa ditebak siapa pun.

The Quantum Computing Threat

Every few weeks the same tired narrative resurfaces: β€œQuantum computing is going to break Bitcoin.”

Every time it spreads, it’s the same routine – loud voices, shallow understanding, and zero connection to the actual science.

Here’s the facts:… pic.twitter.com/xkfMS26XSA

β€” The White Whale (@TheWhiteWhaleV2) December 1, 2025

Kombinasi teknologi ini membuka peluang bagi sistem hybrid. Itu bisa berupa token kuantum yang menjadi lapisan privasi tambahan dalam aplikasi blockchain khusus.

Pendekatan saling melengkapi seperti ini membuat Bitcoin tetap bisa merangkul manfaat kuantum tanpa harus kehilangan fondasi desentralisasi yang sudah teruji.

Tantangan kuantum justru menyatukan komunitas aset kripto lebih dari sebelumnya.

Penyedia analitik blockchain sedang menyiapkan dukungan untuk format alamat dan tipe transaksi yang tahan kuantum agar bisa tetap comply dan memantau keamanan di era quantum.

Koordinasi ini bahkan merambah ke luar aset kripto, mencakup exchange, penyedia wallet, institusi riset, hingga badan regulator yang bergerak bersama untuk memastikan ekosistem berjalan lancar saat transisi ke era kuantum.

Industri blockchain kini bergerak aktif melawan ancaman kuantum dengan token tahan kuantum dan kriptografi pasca-kuantum, khususnya dengan proyek yang mengedepankan kriptografi berbasis kisi dan metode berbasis hash.

Inovasi yang saling bersaing ini menguntungkan dunia aset kripto secara keseluruhan. Sebab, keberhasilan implementasi quantum-resistant pada proyek lain membantu proyek kripto yang sudah maju untuk terus berkembang. Tantangan bersama ini menciptakan dorongan yang mengangkat semua pihak di ekosistem.

β€œWe haven’t even scratched the surface yet of what’s possible,” ujar Shrem. β€œQuancum computing is turning into a new kind of computer, and we need to think about what that fully means.”

Langkah Quantum Selanjutnya untuk Aset Kripto

Hubungan antara komputasi kuantum dan aset kripto sebenarnya tidak harus saling bertentangan.

Perkiraan waktu menunjukkan ada rentang waktu 5 hingga 15 tahun sebelum komputer kuantum menjadi ancaman langsung untuk standar kripto saat ini, sehingga masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap.

Quantum blockchain bisa membuka peluang aplikasi di bidang-bidang yang membutuhkan keamanan tinggi dan daya komputasi besar. Contohnya seperti sistem pemungutan suara yang aman, manajemen supply chain, dan berbagi data kesehatan.

Desentralisasi dan sifat adaptif Bitcoin membuatnya berada di posisi yang baik untuk mengadopsi keunggulan teknologi kuantum.

Seiring perkembangan komputasi kuantum, semua aset kripto nantinya dapat mengintegrasikan kriptografi quantum-resistant, meningkatkan efisiensi mining dengan bantuan teknologi kuantum, serta menggunakan protokol keamanan berbasis kuantum.

Hasil akhirnya yaitu ekosistem aset kripto yang lebih aman, efisien, dan scalable dari sebelumnyaβ€”bukan karena menolak komputasi kuantum, melainkan berkat keunggulan yang dibawanya.

Hubungan saling menguntungkan ini bukanlah akhir dari Bitcoin, melainkan awal dari masa depan Bitcoin yang didukung oleh teknologi kuantum.

❌