Normal view

Token CC Canton Naik pada Malam Natal karena Institusi Dorong Narasi Privasi

25 December 2025 at 07:31

Token CC milik Canton menjadi altcoin top gainer di pasar kripto pada Malam Natal, naik lebih dari 25% dalam 24 jam meski likuiditas saat liburan sangat tipis dan sentimen pasar cenderung bearish. Reli ini mendorong CC melewati aset utama dan koin privasi lainnya.

Kenaikan harga ini bukan karena hype retail atau spekulasi musiman. Sebaliknya, ini mencerminkan narasi institusi yang makin kuat tentang tokenisasi real-world asset (RWA) dan kejelasan regulasi—dua tema yang makin penting menjelang akhir tahun.

Altcoin Top Gainer di Pasar Kripto Malam Natal 2025 | Sumber: CoinGecko

Tokenisasi institusional mendorong reli token Canton

Di pusat reli ini, ada Canton Network, yaitu blockchain layer-1 dengan fitur privasi yang didesain khusus untuk lembaga keuangan yang diatur.

Berbeda dengan chain DeFi publik, Canton memungkinkan institusi untuk bertransaksi di chain tanpa membocorkan data sensitif. Hal ini menjadi kebutuhan utama bagi bank, lembaga kliring, dan manajer aset.

Token utilitas milik Canton, CC, digunakan untuk biaya transaksi, keamanan jaringan, dan insentif validator. Nilai token ini lebih banyak terikat pada penggunaan institusi daripada aktivitas retail.

Karena itu, pergerakan harga sangat sensitif terhadap perkembangan infrastruktur pada level dasar.

Momentum makin meningkat setelah DTCC (Depository Trust & Clearing Corporation) mengonfirmasi kemajuan tokenisasi surat utang pemerintah AS yang dikelola DTC di Canton Network.

Minting and using U.S. Treasuries on Canton is coming in 2026, enabling tokenized USTs to be exchanged in near-real-time with stablecoins and other digital assets – all with the privacy and controls regulated markets demand.

A major unlock for global collateral mobility to… pic.twitter.com/XnvdprRq7X

— Canton Network (@CantonNetwork) December 17, 2025

Inisiatif ini muncul setelah lampu hijau regulasi dari SEC AS, yang mengeluarkan non-action letter agar DTCC bisa lanjut membangun infrastruktur tokenisasi secara live.

Perkembangan ini menjadi salah satu dukungan regulasi paling jelas untuk obligasi AS berbasis blockchain.

Akibatnya, pasar mulai menilai ulang Canton sebagai infrastruktur inti, bukan sekadar proyek blockchain spekulatif.

Pada awal Desember, Canton juga memperkuat stack RWA lewat kemitraan bersama RedStone, yang kini menjadi penyedia oracle utama mereka.

Integrasi ini menghadirkan feed harga real-time yang sesuai regulasi untuk aset yang sudah ditokenisasi, sehingga jembatani pasar institusi dan DeFi tanpa mengorbankan privasi.

Serangkaian perkembangan ini menempatkan Canton sebagai layer settlement aset finansial tradisional senilai triliunan dollar.

Estimasi industri menunjukkan lebih dari US$300 miliar volume transaksi harian sudah mengalir melalui aplikasi yang dibangun di atas jaringan ini.

Grafik Harga Mingguan Token CC Canton | Sumber: CoinGecko

Yang penting, reli ini terjadi saat likuiditas pasar sangat rendah karena libur. Situasi ini memperkuat lonjakan harga, sekaligus menunjukkan di mana arus modal terkonsentrasi jelang 2026: pada infrastruktur tokenisasi yang taat aturan.

Sementara pasar kripto secara umum masih berhati-hati, performa CC menyoroti perbedaan yang makin kentara.

I’ve come to realize $CC is useless. Also it seems to be inflationary with never ending supply.

Is what I’m hearing often in comments. Let’s clarify.@CantonNetwork has implemented something called BME (Burn-Mint-Equilibrium).

1) Equilibrium in Practice:
• Annual target:… https://t.co/kMAuMCAh7q

— Heslin Kim (@HeslinKim) December 24, 2025

Investor sekarang makin membedakan antara token spekulatif dan protokol yang terhubung langsung ke adopsi keuangan yang teregulasi.

Pada Malam Natal, Canton masuk pada kategori kedua—dan pasar pun merespons dengan cepat.

Orang Amerika Ingin Aset Kripto untuk Natal—Meski Inflasi Menekan Anggaran

25 December 2025 at 05:43

Orang Amerika merasakan tekanan biaya hidup yang lebih tinggi, tapi mereka tidak mundur dari aset kripto.

Sebuah survei pengeluaran liburan terbaru dari Visa Inc. menunjukkan minat yang semakin besar terhadap aset digital sebagai hadiah, walaupun inflasi terus membatasi pendapatan yang bisa digunakan dan membuat konsumen tetap berhati-hati. Kontras ini menyoroti perubahan yang lebih dalam tentang bagaimana rumah tangga beradaptasi saat uang terasa makin ketat.

Inflasi mulai turun, tapi anggaran masih terasa ketat

Inflasi sudah mulai turun dari puncaknya setelah pandemi, tapi harga-harga tetap tinggi untuk kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, makanan, asuransi, dan utilitas.

Upah secara umum mengikuti laju inflasi, sehingga daya beli tidak turun tajam. Meski begitu, marginnya sangat tipis.

Setelah memenuhi kebutuhan utama, banyak rumah tangga kini punya ruang yang lebih sedikit untuk investasi atau belanja tambahan dibandingkan sebelum 2022.

US energy inflation is accelerating:

CPI energy prices jumped +4.2% YoY in November, the fastest pace since February 2023.

This marks the 2nd-consecutive acceleration, following a +2.8% YoY increase in September.

The surge was driven by fuel oil, electricity, and utility gas… pic.twitter.com/nXS30Km6fI

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 23, 2025

Kondisi ini memang tidak menghentikan belanja sama sekali. Tapi, kebiasaannya jadi berubah. Konsumen berbelanja lebih awal, membandingkan harga dengan lebih ketat, dan memanfaatkan teknologi supaya setiap US$1 bisa lebih bermanfaat.

Kepercayaan finansial masih rapuh, tapi aktivitas ekonomi tetap berjalan. Sikap hati-hati ini terlihat jelas dalam cara orang membelanjakan uang—dan apa yang mereka pilih untuk dibeli.

Pertumbuhan Lapangan Kerja AS dari Tahun ke Tahun | Sumber: X/Jed Kolko

Aset kripto muncul sebagai hadiah “lean budget”

Survei Visa pada bulan Desember menemukan bahwa 28% orang Amerika akan antusias menerima aset kripto sebagai hadiah liburan atau hadiah Natal, bahkan angka ini melonjak jadi 45% di antara Gen Z.

Daya tariknya bukan masalah kemewahan. Ini mencerminkan preferensi terhadap aset yang terasa fleksibel, berbasis digital, dan berpotensi punya nilai jangka panjang.

Di saat yang sama, 47% pembelanja AS melaporkan menggunakan alat AI untuk membantu membeli hadiah, utamanya untuk mencari inspirasi dan membandingkan harga. Hal ini menandakan pola pikir konsumen yang lebih fokus pada efisiensi daripada kemewahan.

Could crypto replace holiday cash? More than one-in-four US adults, and nearly half of Gen-Z adults, say they would be excited to receive cryptocurrency as a gift, according to a survey from Visa and Morning Consult https://t.co/xhU2SfJpch pic.twitter.com/RUtS7aKSMP

— Reuters (@Reuters) December 5, 2025

Pembeli muda jadi pelopor perubahan ini. Responden Gen Z menunjukkan adopsi yang lebih tinggi terhadap pembayaran dengan aset kripto, penggunaan wallet digital, autentikasi biometrik, dan belanja lintas negara dibanding kelompok usia lainnya.

Bagi mereka, aset kripto sudah menjadi bagian alami dari identitas keuangan digital yang lebih luas.

Data menunjukkan, berbagi hadiah aset kripto tidak menggantikan kebutuhan pokok. Sebaliknya, aset ini menggantikan barang-barang konsumsi tradisional di saat konsumen jadi semakin selektif.

Apa Artinya untuk Ekonomi AS

Kombinasi inflasi yang mulai mereda dan tekanan anggaran yang masih terus ada menunjukkan ekonomi yang hati-hati tapi stabil.

Orang Amerika tidak menyerah, tapi mereka beradaptasi. Belanja tetap lanjut, meski kini lebih condong pada alat dan aset yang memberikan efisiensi, pilihan, atau potensi keuntungan di masa depan.

Penerimaan aset kripto sebagai hadiah yang makin meluas—meski pendapatan bebas makin ketat—menandakan normalisasi budaya, bukan sekadar spekulasi berlebihan.

Hal ini juga membantu menjelaskan kenapa aset digital tetap menarik minat meskipun dalam periode ekonomi yang dibatasi.

Bagi pasar, pesannya jelas. Inflasi memang menurun, tapi kepercayaan belum sepenuhnya pulih.

Di celah tersebut, teknologi dan aset alternatif mengisi peran yang sebelumnya diisi oleh konsumsi tradisional.

Orang Amerika mungkin merasa tertekan secara keuangan, namun mereka tetap berani—walau dengan hati-hati—bertaruh pada masa depan.

Otoritas India Bongkar Penipuan Aset Kripto Antar Negara Bagian yang Berjalan Selama 10 Tahun

25 December 2025 at 04:44

Direktorat Penegakan Hukum (ED) India telah melakukan penggerebekan terkoordinasi di 21 lokasi di Karnataka, Maharashtra, dan Delhi sebagai bagian dari penyelidikan yang semakin meluas terkait skema penipuan aset kripto besar-besaran yang diduga telah beroperasi hampir satu dekade.

Penggeledahan terjadi pada 18 Desember sesuai Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang (PMLA). Penggerebekan ini menargetkan tempat tinggal dan kantor yang terkait dengan 4th Bloc Consultants beserta rekanannya.

Apakah Ini Pengungkapan Kasus Kripto Terbesar di India?

Pihak berwenang menyatakan bahwa kelompok ini menjalankan platform investasi aset kripto palsu yang telah menipu investor dari India maupun luar negeri dengan iming-iming keuntungan yang sangat tinggi.

Menurut ED, kasus ini bermula dari laporan polisi (FIR) dan informasi intelijen dari Kepolisian Negara Bagian Karnataka.

Penyidik menduga para pelaku membuat situs web yang tampak profesional dan sangat mirip dengan platform perdagangan aset kripto global yang sah, lengkap dengan dashboard, saldo akun, dan riwayat transaksi.

BREAKING: 🇮🇳 ED raids 21 locations across Karnataka, Maharashtra and Delhi in a major crypto investment fraud case.

• Movable and immovable properties in India and abroad identified

• Multiple crypto wallet addresses identified

• Investigation ongoing pic.twitter.com/WoDyxfO7A1

— Crypto India (@CryptooIndia) December 23, 2025

Tapi, platform-platform ini ternyata hanya kedok saja. Pejabat menyatakan sangat sedikit atau bahkan nyaris tidak ada aktivitas perdagangan nyata di dalamnya.

Alih-alih, para penipu aset kripto ini justru memutar dana investor dalam skema yang menyerupai Ponzi klasik atau multi-level marketing.

Untuk membangun kepercayaan, para pelaku diduga menyalahgunakan foto komentator aset kripto terkemuka dan tokoh publik lainnya tanpa seizin mereka.

Pada awalnya, investor pertama menerima imbal hasil kecil guna membangun rasa percaya. Setelah itu, mereka didorong untuk menanamkan dana lebih besar dan mengajak orang lain bergabung melalui bonus rujukan.

Ketika skema ini berkembang, para promotor sangat bergantung pada media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Telegram untuk mencari korban baru.

Pihak ED meyakini jaringan ini menargetkan investor di India dan luar negeri.

Penyidik mengatakan hasil kejahatan dicuci menggunakan jaringan rumit wallet aset kripto, rekening bank luar negeri yang tidak diungkap, perusahaan cangkang, dan saluran hawala.

Penipu juga mengalihkan dana melalui transfer aset kripto peer-to-peer sebelum kemudian diuangkan atau disimpan di rekening bank.

Selama penggerebekan, ED menemukan beberapa alamat wallet aset kripto yang diduga dikendalikan pelaku, beserta aset bergerak maupun tidak bergerak yang mereka beli menggunakan dana hasil kejahatan, baik di India maupun luar negeri.

Pihak berwenang juga menemukan sejumlah entitas asing yang digunakan untuk menyembunyikan jejak uang.

Menariknya, pejabat yakin operasi ini sudah berlangsung setidaknya sejak 2015. Para pelaku terus beradaptasi supaya tetap lolos dari pengawasan, seiring semakin ketatnya perhatian pada pasar aset kripto.

Penyelidikan ini masih terus berjalan.

Jim Cramer Jadi Sangat Bearish pada Bitcoin dan Trader pun Memantau dengan Seksama

25 December 2025 at 03:10

Pendapat terbaru Jim Cramer tentang Bitcoin kini 100% bearish, menurut data pelacakan sentimen dari Unbias.

Perubahan ini langsung menarik perhatian para trader aset kripto, bukan karena Cramer yang menentukan arah Bitcoin, melainkan karena prediksi-prediksi Cramer kini menjadi indikator sentimen informal di pasar.

Narasi Inverse Cramer Sedang Berlangsung Penuh?

Data menunjukkan bahwa tiga prediksi terbaru Cramer tentang Bitcoin semuanya bearish, sehingga prospeknya dalam waktu dekat masuk kategori “perma-bear” menurut Unbias.

Prediksi Bitcoin Jim Cramer | Sumber: Unbias

Secara historis, momen seperti ini sering memicu diskusi di berbagai kanal sosial aset kripto, karena komentar Cramer kerap menimbulkan narasi “Inverse Cramer” yang sudah populer.

Pergeseran ini terjadi saat Bitcoin bergerak di kisaran pertengahan US$80.000-an.

Sejak crash pada 10 Oktober, pergerakan harga tetap tidak menentu dan cenderung defensif.

Banyak analis menggambarkan pasar bergerak dalam rentang tertentu, dengan resistance di area sekitar US$90.000–US$93.000 serta support struktural mendekati US$81.000–US$85.000.

Kegagalan untuk kembali ke level harga yang lebih tinggi sebelum akhir tahun cukup membebani sentimen jangka pendek.

Semua tanda mengarah ke bear market Bitcoin?

Indikator pasar juga memperkuat nada hati-hati tersebut. Crypto Fear & Greed Index belum lama ini turun ke level Extreme Fear, yang mencerminkan sikap menghindari risiko, bukan aksi beli panik.

Pada saat bersamaan, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot mencatat arus keluar (outflow) berturut-turut menjelang pekan Natal, yang menandakan minat institusi berkurang karena investor mulai mengamankan profit dan menata ulang portofolio menjelang akhir tahun.

ETF Bitcoin AS Terus Alami Outflow | Sumber: SoSoValue

Dalam situasi seperti itu, pergeseran bearish dari Cramer terasa sesuai dengan suasana pasar saat ini — tapi inilah yang membuat pandangannya tetap menonjol di kalangan komunitas Bitcoin.

Sebagai pembawa acara Mad Money yang sudah lama, Jim Cramer kini menjadi referensi budaya di kalangan para trader aset kripto.

Pernyataan tegas dan sikap jangka pendeknya sering kali bertolak belakang dengan siklus alami Bitcoin, sehingga komentarnya lebih sering dipandang sebagai sinyal kontra melalui meme ketimbang analisis konvensional.

BREAKING: Jim Cramer is 100% bearish on Bitcoin.

Merry Christmas 🎄 pic.twitter.com/qDr2Yx2U8X

— Ki Young Ju (@ki_young_ju) December 24, 2025

Polanya terus berulang melewati berbagai siklus pasar. Ketika Cramer tampak yakin pada satu arah, para trader aset kripto seringkali menganggapnya sebagai titik ekstrem sentimen, bukan prediksi akurat.

Menjelang pekan Tahun Baru, para analis memperkirakan likuiditas akan tipis dan volatilitas tinggi. Arah Bitcoin mungkin akan sangat bergantung pada apakah arus ETF mulai stabil dan harga bisa kembali merebut level US$90.000 setelah posisi terkait opsi terselesaikan.

Untuk sementara, opini bearish 100% dari Cramer sepertinya lebih menunjukkan kehati-hatian pasar menyongsong tahun 2026, bukan soal fundamental Bitcoin itu sendiri.

❌