❌

Normal view

Prediksi Harga XRP, Solana, dan PEPE Menurut Claude AI Menjelang Akhir 2025

9 December 2025 at 08:30

Pasar crypto mulai menunjukkan tanda pemulihan menjelang tutup tahun, setelah mengalami salah satu bulan terburuk sepanjang 2025. Dalam menyambut momentum Natal, Claude AI memberikan proyeksi terbaru untuk tiga altcoin populer seperti XRP, Solana, dan PEPE.

Meski Bitcoin masih mencatat performa negatif secara tahunan turun lebih dari 7% dari awal tahun di kisaran $99.000 ke level saat ini, pandangan jangka panjang terhadap altcoin utama tetap optimis. Banyak analis percaya bahwa ketika kondisi pasar stabil, aset seperti XRP, Solana, dan PEPE akan kembali menguat secara signifikan.

Ripple (XRP): Potensi Rebound 200% Setelah Support Bertahan

Claude AI melihat potensi pergerakan besar pada XRP, didorong oleh kemenangan regulasi pasca peluncuran ETF dan meningkatnya adopsi di Asia. Target harga untuk XRP diproyeksikan berada di kisaran $5 hingga $8 atau sekitar 83 ribu hingga 133 ribu rupiah pada akhir 2026. Kenaikan ini mewakili potensi rally lebih dari tiga kali lipat dari harga saat ini.

Prediksi Claude AI - Ripple

Sebelumnya, XRP sempat mencapai puncak tujuh tahun di $3,65 setelah kemenangan hukum Ripple melawan SEC pada Juli. Saat ini, harga XRP mengalami tekanan yang mendorongnya ke pola grafik yang mirip dengan fase sebelum lonjakan besar di tahun 2017.

Grafik harga XRP

Jika level support di $2.00 atau sekitar 33 ribu rupiah berhasil dipertahankan, maka kemungkinan terbentuknya all-time high baru pada 2026 semakin terbuka. Proyeksi ini juga selaras dengan prediksi bullish yang pernah diutarakan oleh CZ.

Solana (SOL): Siap Rebut Posisi Ethereum dengan Target $600

Claude AI menyebut Solana sebagai pesaing utama Ethereum dan menetapkan target harga $600 atau sekitar 100 juta rupiah pada 2026. Alasan utamanya adalah peningkatan adopsi Solana yang sangat cepat selama 2025, termasuk kemitraan besar seperti kerja sama dengan Western Union.

Prediksi Claude AI - Solana

Solana kini menjadi jaringan pilihan utama institusi untuk stablecoin. Bahkan PayPal telah meluncurkan stablecoin di atas jaringan Solana. Kapitalisasi pasar stablecoin berbasis Solana telah menembus angka $15 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.

Grafik harga Solana

Saat ini, Solana sedang mencoba menembus resistance kuat di level $144 atau sekitar 24 juta rupiah. Jika berhasil melewati batas tersebut, level selanjutnya berada di $160. Grafik harga juga menunjukkan pentingnya zona demand yang saat ini sedang diuji. Jika zona ini tetap bertahan, maka proyeksi bullish akan tetap valid dan potensi breakout semakin besar.

PEPE: Potensi Kenaikan 200% di Siklus Bullish Berikutnya

Claude AI memberikan pandangan menarik untuk PEPE, menyebutnya sebagai β€œraja memecoin” dalam siklus pasar kali ini. Target kenaikan PEPE diperkirakan lebih dari 200% dari harga saat ini, dengan alasan komunitas yang masif, kekuatan budaya meme, dan harga rendah yang mulai menarik lebih banyak holder.

Prediksi Claude AI - Pepe

Polanya juga konsisten. Setiap kali PEPE menyimpang jauh dari garis EMA 21 pada time frame 3D dan kembali mengujinya, harga terendah biasanya sudah terbentuk. Saat ini, pola itu kembali muncul, menandakan kemungkinan bahwa level dasar untuk memecoin di 2025 telah tercapai.

Grafik harga Pepe

Kapitalisasi pasar sektor meme coin juga mulai pulih dari $38 miliar menjadi lebih dari $42 miliar dalam beberapa hari terakhir. Jika ini memang titik terendah, maka Maxi Doge bisa menjadi salah satu kandidat terbaik berikutnya.

Maxi Doge: Kandidat Terkuat untuk Gelombang Hype Memecoin Selanjutnya

Maxi Doge mulai menarik perhatian pasar setelah penguatan sektor memecoin dalam beberapa hari terakhir. Proyek ini telah mengumpulkan lebih dari $4,2 juta atau sekitar 70 miliar rupiah dari presale dan kini bersiap menjadi salah satu altcoin yang paling hype dalam siklus retail berikutnya.

Maxi Doge

Maxi Doge mengusung karakter meme yang kental, seekor Doge penuh energi, gila leverage, dan mewakili gaya hidup trader generasi baru. Tidak ada janji utilitas palsu, roadmap berlebihan, atau buzzword teknikal kosong. Proyek ini mengandalkan transparansi dan keterlibatan komunitas melalui staking serta kontes berbasis partisipasi pengguna.

Salah satu kekuatan koin micin terletak pada distribusi token. Sebanyak 40% dari total suplai dialokasikan langsung ke publik melalui presale, tanpa adanya private round atau insider deal. Struktur ini membuat risiko penjualan besar-besaran oleh whale saat listing menjadi lebih kecil, sebuah poin penting yang dicari oleh investor awal.

Tim Maxi Doge juga telah meluncurkan program staking dengan APY hingga 72% per tahun. Fitur ini memungkinkan peserta presale untuk langsung mengunci token mereka dan mulai memperoleh reward bahkan sebelum presale berakhir, menciptakan momentum awal yang kuat.

Harga Maxi Doge sekarang berada di $0.000272 atau sekitar 4,5 rupiah. Anda dapat mengikuti perkembangan terbaru, prediksi harga Maxi Doge, dan cara beli Maxi Doge melalui laman resmi mereka. Pastikan juga untuk mengikuti akun X (Twitter) dan bergabung di komunitas Telegram untuk informasi eksklusif dan akses komunitas.

Beli Maxi Doge di Sini

Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.

The post Prediksi Harga XRP, Solana, dan PEPE Menurut Claude AI Menjelang Akhir 2025 appeared first on Cryptonews Indonesia.

Western Union Rilis Kartu Stablecoin Global

8 December 2025 at 09:16

Western Union siap membawa perubahan besar dalam dunia pengiriman uang internasional dengan merilis kartu prabayar berbasis stablecoin. Kartu ini dirancang khusus untuk negara-negara yang mengalami depresiasi mata uang secara ekstrem akibat inflasi tinggi.

Melalui langkah ini, perusahaan legendaris ini secara resmi menempatkan aset digital sebagai bagian inti dari strategi bisnisnya. Stabilitas daya beli dan efisiensi transaksi menjadi sorotan utama, khususnya bagi masyarakat di negara berkembang yang terdampak gejolak ekonomi.

Perlindungan Nilai Uang di Tengah Inflasi Ekstrem

Dalam ajang UBS Global Technology and AI Conference, Chief Financial Officer Western Union, Matthew Cagwin, memperkenalkan konsep baru bernama β€œStable Card”. Inisiatif ini bertujuan mengatasi realita pahit di negara-negara yang mata uangnya terdevaluasi dengan cepat.

Stbale card Western Union

Argentina menjadi contoh paling relevan. Di negara ini, inflasi tahunan bisa mencapai 250 hingga 300 persen, yang membuat nilai kiriman uang dari luar negeri bisa tergerus setengah hanya dalam waktu satu bulan.

Cagwin menjelaskan situasinya dengan contoh nyata. Ketika seseorang menerima transfer sebesar $500 atau sekitar 8,3 juta rupiah dari keluarganya di luar negeri, nilai tersebut bisa turun menjadi hanya $300 atau sekitar 5 miliar rupiah jika tidak segera dibelanjakan. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian dan menggerus kepercayaan terhadap remitansi konvensional.

Kartu stablecoin yang diluncurkan Western Union bertujuan mengatasi masalah tersebut. Dana yang diterima akan langsung dimuat dalam bentuk dolar AS, menjaga nilainya tetap stabil. Pengguna bisa membelanjakan saldo tersebut di berbagai merchant atau menarik tunai di kantor Western Union tanpa terkena dampak depresiasi mata uang lokal.

Kemitraan dengan Rain dan Dukungan Visa

Western Union menjalin kerja sama dengan fintech Rain untuk menghadirkan kartu Visa berbasis stablecoin. Kolaborasi ini memungkinkan integrasi antara wallet crypto dan sistem pembayaran berbasis fiat. Pengguna bisa mengonversi digital asset dari wallet yang terhubung dengan Rain menjadi mata uang lokal di lokasi Western Union.

Untuk memperluas ekosistem digitalnya, Western Union juga tengah mengembangkan platform bernama Digital Asset Network (DAN). Sistem ini akan terhubung dengan empat penyedia on-ramp dan off-ramp untuk mempermudah pengguna mengubah aset digital ke dalam bentuk uang tunai atau sebaliknya. Proyek ini ditargetkan meluncur secara resmi pada semester pertama 2025.

Dengan pendekatan ini, Western Union berupaya memangkas waktu pemrosesan transaksi sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bank konvensional. Infrastruktur yang fleksibel dan terdesentralisasi seperti ini sangat penting dalam membangun masa depan remitansi global yang lebih efisien dan transparan.

USDPT: Stablecoin Resmi dari Western Union

Rencana strategis Western Union tidak berhenti pada kartu stablecoin. Perusahaan ini juga sedang menyiapkan peluncuran stablecoin milik mereka sendiri yang diberi nama US Dollar Payment Token (USDPT). Token ini akan berjalan di atas jaringan blockchain Solana dan dikelola oleh Anchorage Digital.

Peluncuran resmi USDPT dijadwalkan pada paruh pertama tahun 2026 dan distribusinya akan dilakukan melalui mitra exchange crypto yang telah ditentukan. Dengan keberadaan jaringan distribusi di 200 negara, Western Union yakin memiliki keunggulan alami dalam mempercepat adopsi stablecoin ini, terutama di negara berkembang di mana remitansi menyumbang proporsi besar terhadap PDB.

Cagwin menegaskan bahwa kontrol atas ekosistem ini menjadi prioritas utama. Western Union ingin memastikan setiap proses mulai dari compliance, distribusi, hingga efisiensi ekonomi tetap berada dalam kendali mereka. Sebagai langkah tambahan, perusahaan juga telah mengajukan merek dagang untuk nama β€œWUUSD”, yang mengindikasikan rencana mereka untuk mengembangkan layanan crypto yang lebih luas termasuk wallet, fitur perdagangan, dan sistem pembayaran berbasis stablecoin.

Perubahan Arah Setelah Sikap Skeptis Bertahun-tahun

Langkah ini merupakan pergeseran besar dari posisi Western Union sebelumnya. Pada tahun 2017, Chief Technology Officer David Thompson secara terang-terangan menolak Bitcoin sebagai alat tukar yang sah. Ia menganggap bahwa cryptocurrency lebih menyerupai komoditas spekulatif daripada uang yang memiliki nilai fungsional.

David Thompson - Western Union

Perusahaan juga pernah menyatakan bahwa aset digital tidak memiliki tata kelola, kepatuhan, serta stabilitas yang memadai untuk digunakan secara mainstream. Kini, CEO Devin McGranahan menyampaikan bahwa perubahan regulasi telah menciptakan lingkungan yang lebih ramah untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam model bisnis mereka.

Kekhawatiran terhadap volatilitas, ketidakpastian hukum, dan perlindungan konsumen kini telah mendapatkan solusi melalui kerangka hukum yang lebih jelas. Western Union merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk bertransformasi. Dengan fondasi hukum yang lebih solid, perusahaan kini merasa yakin dapat membangun sistem yang dapat diandalkan oleh masyarakat luas, tanpa mengorbankan stabilitas dan kepatuhan hukum.

Tren Global Stablecoin Semakin Meningkat

Western Union bukan satu-satunya pemain besar yang mulai melihat potensi stablecoin sebagai alat stabilisasi sistem keuangan. Pemerintah Pakistan, misalnya, juga mengumumkan rencana peluncuran stablecoin nasional sebagai bagian dari strategi modernisasi sistem keuangan negara tersebut.

Ketua Virtual Assets Regulatory Authority (PVARA) Pakistan, Bilal Bin Saqib, menyatakan bahwa stablecoin dapat berperan sebagai instrumen penting untuk menjamin utang negara. Pemerintah Pakistan juga telah mengalokasikan 2.000 megawatt energi untuk mendukung aktivitas Bitcoin mining dan operasional data center berbasis Artificial Intelligence (AI).

Pengakuan dari otoritas negara terhadap pentingnya aset digital memberi sinyal kuat bahwa stablecoin akan memainkan peran utama dalam ekonomi digital masa depan. Situasi ini juga membuka peluang bagi proyek blockchain yang lebih progresif dan disruptif untuk ikut bersaing dalam membentuk ekosistem finansial global.

Bitcoin Hyper Hadir Sebagai Alternatif Progresif

Bagi investor yang lebih tertarik pada proyek dengan potensi imbal hasil lebih tinggi dan pendekatan lebih agresif, Bitcoin Hyper ($HYPER) bisa menjadi pilihan menarik. Proyek ini dirancang sebagai jembatan antara teknologi blockchain dan kecerdasan buatan (AI), mengusung arsitektur Layer 2 yang terintegrasi langsung dengan Solana Virtual Machine (SVM).

Bitcoin Hyper - Layer 2 Bitcoin

Bitcoin Hyper memiliki visi menciptakan lingkungan eksekusi smart contract dengan throughput tinggi dan biaya transaksi yang sangat rendah. Konsensus yang digunakan berbasis machine learning, menciptakan efisiensi dan keamanan yang adaptif terhadap volume jaringan.

Kehadiran fitur seperti micropayment tanpa perantara hingga sistem kredit berbasis AI membuat Bitcoin Hyper relevan, terutama di negara-negara dengan infrastruktur finansial yang belum matang. Teknologi ini memungkinkan adopsi DeFi secara lebih luas tanpa ketergantungan pada sistem perbankan konvensional.

Presale crypto $HYPER saat ini masih berlangsung, dengan harga $0.013395 dan telah mengumpulkan dana lebih dari $29,1 juta atau setara 486 miliar rupiah. Investor yang tertarik bisa mempelajari panduan lengkap tentang cara beli Bitcoin Hyper dan mengecek prediksi harga Bitcoin Hyper yang tersedia melalui laman resmi proyek. Jangan lupa juga untuk mengikuti akun X (Twitter) dan grup Telegram mereka untuk informasi terbaru.

Beli Bitcoin Hyper di Sini

Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.

The post Western Union Rilis Kartu Stablecoin Global appeared first on Cryptonews Indonesia.

❌