Normal view

Resmi! TVRI Jadi Pemegang Hak Siar Piala Dunia 2026 untuk Wilayah Indonesia

31 December 2025 at 00:38


Foto: Solobalapan.com

Teknologi.id – Kabar yang sangat dinanti-nantikan oleh jutaan penggemar sepak bola di tanah air akhirnya terjawab. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) secara resmi mengumumkan keberhasilannya dalam mengamankan hak siar turnamen sepak bola paling bergengsi sejagat, FIFA World Cup 2026. Pengumuman monumental ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno, dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Pusat TVRI, Senayan, Jakarta. Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menghadirkan hiburan berkelas dunia yang dapat diakses secara inklusif oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Piala Dunia 2026, yang akan diselenggarakan di tiga negara tuan rumah yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, diprediksi akan menjadi edisi paling akbar dalam sejarah FIFA. Dengan TVRI sebagai official broadcaster, masyarakat Indonesia dipastikan dapat menyaksikan aksi-aksi bintang sepak bola dunia melalui jaringan televisi digital terestrial tanpa dipungut biaya berlangganan. Kepastian ini disambut sebagai kado akhir tahun yang istimewa bagi publik, mengingat sepak bola telah menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut nadi budaya Indonesia.

Akses Inklusif dan Jangkauan Hingga Pelosok Negeri

Penunjukan TVRI sebagai pemegang hak siar bukan sekadar urusan bisnis penyiaran semata, melainkan sebuah misi pelayanan publik. Iman Brotoseno menegaskan bahwa penayangan Piala Dunia 2026 merupakan amanat dari Presiden Republik Indonesia untuk memberikan momen kegembiraan bagi seluruh rakyat. Melalui infrastruktur pemancar digital TVRI yang kini telah menjangkau wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T), siaran pertandingan dipastikan akan menembus pelosok nusantara yang selama ini mungkin sulit mengakses layanan televisi berbayar atau internet kabel berkecepatan tinggi.

Masyarakat cukup menggunakan antena biasa (UHF) untuk menangkap siaran digital TVRI Nasional dan TVRI Sport dalam kualitas definisi tinggi (HD). Langkah ini dianggap sebagai pencapaian besar dalam demokratisasi konten olahraga, di mana setiap warga negara, tanpa memandang status ekonomi atau letak geografis, memiliki kesempatan yang sama untuk menyaksikan pesta sepak bola dunia. TVRI berkomitmen untuk menjaga stabilitas sinyal dan kualitas siaran selama turnamen berlangsung guna memberikan pengalaman menonton yang maksimal bagi pemirsa di rumah.

Detail Teknis Penayangan 104 Pertandingan Secara Utuh

Edisi Piala Dunia 2026 akan memperkenalkan format baru dengan jumlah peserta yang membengkak menjadi 48 negara. Hal ini secara otomatis meningkatkan jumlah total pertandingan menjadi 104 laga. TVRI telah mengonfirmasi akan menyiarkan seluruh pertandingan tersebut secara utuh, mulai dari babak penyisihan grup yang sangat padat hingga partai final yang akan menentukan juara dunia baru. Turnamen ini dijadwalkan berlangsung selama 39 hari, mulai dari 11 Juni hingga 19 Juli 2026.

Mengingat perbedaan waktu yang cukup signifikan antara kawasan Amerika Utara dengan Indonesia, TVRI telah menyusun strategi jadwal siaran yang komprehensif. Pertandingan-pertandingan diprediksi akan disiarkan secara simultan dan back-to-back mulai pukul 23.00 WIB hingga 11.00 WIB setiap harinya. Selain siaran langsung (live), TVRI juga menyiapkan slot untuk siaran ulang (re-run) dan tayangan tunda (live delay) bagi pemirsa yang melewatkan laga di jam-jam dini hari. Hal ini dilakukan agar antusiasme masyarakat tetap terjaga di jam-jam produktif.

Ketentuan Mengenai Nonton Bareng (Nobar)

Salah satu poin penting yang ditegaskan dalam pengumuman tersebut adalah mengenai izin penyelenggaraan nonton bareng atau nobar. Pihak TVRI menyatakan bahwa untuk kegiatan nonton bareng yang bersifat non-komersial dan dilakukan oleh komunitas masyarakat, izin tidak akan dikenakan biaya sama sekali. Kebijakan ini diambil untuk mendorong kebersamaan masyarakat dalam merayakan euforia Piala Dunia. Namun, penyelenggara tetap diwajibkan melakukan koordinasi atau pemberitahuan resmi kepada TVRI untuk mematuhi protokol penyiaran yang ditetapkan FIFA.

Di sisi lain, untuk kegiatan nonton bareng yang bersifat komersial—seperti yang dilakukan di hotel, restoran, kafe, atau tempat yang memungut biaya tiket masuk—TVRI menetapkan persyaratan dan ketentuan khusus. Aspek komersial ini memerlukan lisensi resmi guna menghormati kontrak hak siar yang telah disepakati dengan pemegang lisensi global. TVRI mengimbau seluruh pelaku usaha untuk mengikuti prosedur legal agar terhindar dari konsekuensi hukum pelanggaran hak cipta di kemudian hari.


Foto: Shutterstock

Baca juga: Tak Boleh Nonton TV Terlalu Dekat, Mitos atau Fakta? Ini Panduan Jarak Idealnya

Peran Strategis TVRI dalam Diseminasi Program Pemerintah

Selain menyajikan hiburan olahraga, TVRI berencana memanfaatkan momentum Piala Dunia 2026 sebagai sarana diseminasi program-program pemerintah yang bersifat edukatif. Di sela-sela jeda pertandingan atau dalam program pendukung, TVRI akan menyisipkan konten-konten informasi publik yang bermanfaat. Hal ini sejalan dengan fungsi TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan nilai tambah bagi pemirsanya melalui konten-konten informatif.

Penayangan Piala Dunia 2026 juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Dengan adanya siaran gratis, UMKM yang bergerak di bidang kuliner atau cendera mata olahraga biasanya akan mengalami peningkatan aktivitas selama masa turnamen. TVRI berharap bahwa kegembiraan ini dapat dirasakan secara nyata oleh ekonomi kerakyatan melalui berbagai aktivitas komunitas yang muncul di sekitar momentum pertandingan.

Baca juga: Ini Beda STB dan Android TV Box, Sama-sama Bisa Nonton TV Digital

Menanti Sejarah Baru di Tanah Amerika Utara

Sebagai informasi tambahan, laga pembuka Piala Dunia 2026 dijadwalkan akan mempertemukan tuan rumah Meksiko melawan Afrika Selatan pada 11 Juni 2026 di Mexico City Stadium. Perjalanan panjang selama satu bulan lebih tersebut akan menjadi ujian bagi kesiapan teknis TVRI dalam mengelola aliran data siaran internasional yang masif. Namun, dengan pengalaman puluhan tahun menyiarkan ajang olahraga akbar, TVRI optimistis dapat memberikan layanan penyiaran terbaik sepanjang sejarah televisi Indonesia.

Keberhasilan mengamankan hak siar ini merupakan bukti bahwa lembaga penyiaran negara masih memiliki peran sentral dalam menyatukan bangsa melalui tayangan yang berkualitas dan gratis. Kini, seluruh rakyat Indonesia tinggal menghitung mundur hari menuju pesta bola terbesar, dengan kepastian bahwa layar TVRI akan menjadi saksi lahirnya legenda-legenda baru sepak bola dunia di tahun 2026 mendatang.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News.
(WN/ZA)

Sejarah! Sistem Autoland Berhasil Daratkan Pesawat Saat Darurat Tanpa Pilot

31 December 2025 at 00:01


Foto:  Garmin

Teknologi.id – Dunia penerbangan baru saja mencatatkan tonggak sejarah yang sangat penting dalam aspek keselamatan dan otomasi. Sebuah pesawat Beechcraft Super King Air dilaporkan berhasil melakukan pendaratan darurat secara otomatis sepenuhnya di Rocky Mountain Metropolitan Airport, Amerika Serikat, pada Sabtu (20/12/2025). Insiden ini menjadi sorotan global bukan hanya karena keselamatan para kru yang terjaga, melainkan karena inilah kali pertama teknologi Garmin Emergency Autoland digunakan secara penuh dari awal hingga akhir dalam situasi darurat nyata sejak diperkenalkan pada tahun 2019.

Kejadian yang dikonfirmasi oleh Federal Aviation Administration (FAA) ini membuktikan bahwa sistem kendali otonom kini mampu mengambil alih peran krusial di saat-saat paling kritis. Keberhasilan pendaratan ini sekaligus menjawab keraguan lama mengenai efektivitas sistem pendaratan otomatis saat berhadapan dengan variabel lingkungan nyata di luar simulasi laboratorium.

Kronologi Insiden Penurunan Tekanan Kabin di Colorado

Peristiwa ini bermula saat pesawat Beechcraft Super King Air tersebut sedang melakukan penerbangan dari Bandara Aspen/Pitkin County menuju sebuah destinasi di Colorado. Di tengah perjalanan, terjadi gangguan teknis berupa penurunan tekanan kabin (cabin decompression) yang berlangsung secara cepat dan tidak terduga. Kondisi dekompresi pada ketinggian tertentu sangat berbahaya karena dapat menyebabkan hipoksia, sebuah kondisi di mana otak kekurangan oksigen yang bisa berujung pada hilangnya kesadaran dalam waktu singkat.

Dalam rilis resminya, CEO perusahaan charter yang mengoperasikan pesawat tersebut, Chris Townsley, menjelaskan bahwa saat tekanan kabin turun melewati batas aman, sistem Garmin Emergency Autoland secara otomatis aktif sebagai prosedur proteksi standar. Meskipun terdapat dua orang pilot di dalam kokpit yang tetap sadar setelah mengenakan masker oksigen, mereka mengambil keputusan strategis untuk membiarkan sistem Autoland tetap memegang kendali penuh hingga roda pesawat menyentuh landasan pacu. Keputusan ini diambil untuk meminimalkan risiko kesalahan manusia di tengah situasi darurat yang penuh tekanan.

Baca juga: Tempat Duduk Paling Aman di Pesawat: Fakta dan Penjelasannya

Klarifikasi Mengenai Status Pilot dan Pesan Otomatis ke ATC

Sempat beredar rumor awal yang menyatakan bahwa pilot pesawat tersebut pingsan (incapacitated) saat kejadian berlangsung. Namun, laporan terbaru dari KompasTekno mengklarifikasi bahwa status "incapacitated" tersebut sebenarnya berasal dari pesan suara otomatis yang dikirimkan oleh sistem Garmin ke pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC). Ini merupakan bagian dari protokol komunikasi standar sistem Autoland saat diaktifkan.

Begitu sistem mengambil alih, ia segera menyiarkan identitas pesawat, posisi, dan status darurat ke menara pengawas terdekat tanpa perlu intervensi suara dari kru. Hal ini memastikan bahwa petugas di darat segera mengetahui bahwa pesawat tersebut sedang dikendalikan oleh sistem otonom dan memerlukan jalur pendaratan yang bersih. Dalam insiden di Colorado ini, komunikasi yang presisi antara sistem otonom dan ATC terbukti efektif dalam memandu pesawat menuju titik pendaratan tanpa hambatan dari lalu lintas udara lainnya.

Cara Kerja Teknis Garmin Emergency Autoland G3000

Teknologi yang menyelamatkan dua nyawa ini merupakan bagian integral dari sistem avionik Garmin G3000. Saat diaktifkan—baik secara manual lewat tombol darurat oleh penumpang maupun secara otomatis oleh sensor pesawat—sistem ini melakukan serangkaian kalkulasi yang sangat kompleks hanya dalam hitungan detik. Algoritma sistem akan memindai basis data geospasial untuk menemukan bandara terdekat yang paling sesuai.

Sistem tidak hanya memilih bandara berdasarkan jarak, tetapi juga mempertimbangkan panjang landasan pacu yang cukup untuk tipe pesawat tersebut, kondisi cuaca terkini (seperti kecepatan dan arah angin), serta sisa bahan bakar yang tersedia. Setelah jalur pendaratan dipilih, Autoland mengendalikan seluruh aspek mekanis: mulai dari mengatur kecepatan mesin (throttle), menurunkan roda pendaratan (landing gear), mengoperasikan flaps, hingga melakukan manuver pendaratan yang halus. Keberhasilan di Rocky Mountain Metropolitan Airport menunjukkan bahwa sistem ini mampu mengeksekusi parameter-parameter teknis tersebut dengan akurasi yang setara, atau bahkan melebihi, pendaratan manual dalam kondisi stres tinggi.

Signifikansi bagi Masa Depan Keselamatan Penerbangan Umum

Penggunaan nyata pertama sistem Autoland dari awal hingga akhir ini dianggap sebagai "titik balik" bagi industri penerbangan umum (general aviation). Selama dekade terakhir, banyak kecelakaan pesawat ringan disebabkan oleh faktor ketidakmampuan pilot atau kesalahan penilaian saat kondisi darurat. Kehadiran teknologi seperti Garmin Autoland memberikan jaring pengaman yang sebelumnya tidak pernah ada bagi pesawat non-komersial besar.

FAA dan berbagai pakar aviasi kini melihat otomasi bukan lagi sebagai ancaman bagi profesi pilot, melainkan sebagai mitra keselamatan yang vital. Keberhasilan ini diprediksi akan mempercepat adopsi teknologi serupa pada model-model pesawat lainnya di seluruh dunia. Dengan data dari insiden Colorado, Garmin dan otoritas penerbangan dapat melakukan analisis mendalam untuk terus menyempurnakan algoritma navigasi otonom mereka guna menghadapi skenario darurat yang lebih beragam di masa depan.


Foto: Air Charter Service

Baca juga: Google Flight Deals: Cara Baru Cari Tiket Pesawat Murah dengan AI

Analisis Risiko dan Mitigasi dalam Implementasi Otomasi

Meskipun sukses besar, insiden ini juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi kru untuk tetap sinkron dengan sistem otonom. Dalam kasus ini, pilot tetap waspada dengan masker oksigen dan memantau kerja sistem, yang merupakan bentuk mitigasi risiko terbaik. Tantangan terbesar ke depan adalah memastikan bahwa sistem otonom dapat berinteraksi dengan lingkungan bandara yang tidak memiliki fasilitas navigasi canggih atau di daerah dengan kontur geografis yang ekstrem.

Kisah dari Colorado ini mengirimkan pesan kuat ke seluruh industri: bahwa integrasi kecerdasan buatan dan sistem mekanis otonom telah mencapai tingkat kematangan yang siap untuk melindungi nyawa manusia. Teknologi ini tidak hanya menawarkan kecanggihan, tetapi juga ketenangan pikiran bagi siapa pun yang berada di udara, mengetahui bahwa ada "pilot cadangan digital" yang selalu siap mengambil alih saat kondisi terburuk terjadi.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News(WN/ZA)

Waspada! BMKG Prediksi Hujan Lebat Warnai Malam Tahun Baru 2026

30 December 2025 at 22:58


Foto: Adobe Stock

Teknologi.id Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca menjelang perayaan malam pergantian tahun 2026. Dalam laporan terbaru yang dirilis pada Selasa (30/12), BMKG memprediksi bahwa hujan dengan intensitas lebat masih akan mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia hingga hari pertama tahun baru. Kondisi ini dipicu oleh perpaduan berbagai fenomena dinamika atmosfer, baik dalam skala regional maupun global, yang mendukung pertumbuhan awan hujan secara masif di sebagian besar wilayah nusantara.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat di tengah euforia perayaan malam pergantian tahun. Meskipun situasi cuaca secara umum masih dalam pantauan, sifat cuaca yang dinamis pada periode ini menuntut kesiapsiagaan tinggi terhadap potensi dampak hidrometeorologi. Perubahan cuaca yang terjadi bisa berlangsung secara mendadak, sehingga perencanaan aktivitas luar ruang, perjalanan wisata, hingga kegiatan ibadah perlu mempertimbangkan pembaruan informasi cuaca secara real-time.

Fenomena La Niña Lemah dan Pengaruh Siklon Tropis

Menurut penjelasan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, kondisi iklim di penghujung tahun 2025 ini dipengaruhi oleh keberadaan fenomena La Niña lemah yang muncul bersamaan dengan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif. Kombinasi kedua fenomena ini menyebabkan peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia. Hal ini diperkuat lagi oleh suhu muka laut di perairan Indonesia yang relatif hangat, yang menjadi sumber penguapan air yang signifikan bagi pembentukan awan hujan.

Selain faktor iklim skala luas, BMKG juga mengidentifikasi adanya gangguan atmosfer dari siklon tropis yang aktif di sekitar wilayah Indonesia. Terdapat Siklon Tropis Grant yang terpantau di Samudra Hindia, tepatnya di sebelah selatan Bengkulu, serta Siklon Hayley yang berada di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Meskipun sistem siklon ini dilaporkan tidak menghantam daratan secara langsung, keberadaannya memicu pola perlambatan dan pertemuan angin (konvergensi). Pola angin inilah yang pada akhirnya mengonsentrasikan uap air dan meningkatkan intensitas hujan di berbagai provinsi yang terdampak.


Foto: NASA

Daftar Wilayah Berstatus Siaga Hujan Lebat

Berdasarkan analisis data meteorologi untuk periode 29 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026, BMKG menetapkan Status Siaga untuk potensi hujan lebat hingga sangat lebat di empat wilayah utama, yaitu:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Bengkulu
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)

Selain hujan lebat, masyarakat di wilayah ini juga diminta mewaspadai dampak turunannya seperti banjir dan tanah longsor. Wilayah-wilayah tersebut memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi karena posisi geografisnya yang berdekatan dengan pusat aktivitas siklon atau jalur aliran massa udara basah yang sangat aktif.

Baca juga: Jangan Sampai Rusak! Berikut Tips Jaga Gadget di Musim Hujan

Sebaran Hujan Sedang dan Potensi Angin Kencang 

Di luar wilayah yang berstatus siaga, BMKG memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia secara umum akan mengalami kondisi berawan hingga hujan ringan. Namun, terdapat tren peningkatan hujan dengan intensitas sedang di wilayah-wilayah berikut:

  • Sumatera: Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung.
  • Jawa & Bali: Banten, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
  • Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
  • Wilayah Timur: Sulawesi, Maluku, serta sebagian besar wilayah Papua.

Selain ancaman hujan, fenomena angin kencang juga menjadi sorotan BMKG. Peningkatan gradien tekanan udara di beberapa wilayah berpotensi memicu angin kencang yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran maupun kegiatan di darat. Wilayah yang masuk dalam radar potensi angin kencang meliputi Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, hingga Papua Selatan.

Baca juga: Hujan Terus-menerus, Ini Tips dan Pertolongan Pertama Saat Mobil Kebanjiran

Peran Gelombang Atmosfer Intra-Musiman (MJO, Kelvin, dan Rossby)

Faktor teknis lain yang diungkapkan BMKG adalah aktifnya gelombang atmosfer intra-musiman. Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), bersama dengan gelombang Kelvin dan gelombang Rossby Ekuator, terpantau aktif melintasi wilayah Indonesia pada periode ini. Gelombang-gelombang atmosfer ini bekerja dengan cara meningkatkan labilitas udara, sehingga proses pengangkatan uap air menjadi awan hujan terjadi lebih intens. Hal inilah yang menjelaskan mengapa hujan tetap terjadi meskipun Monsun Asia telah dominan; karena didorong oleh gelombang atmosfer yang membawa energi tambahan untuk pembentukan badai guntur atau hujan berkelanjutan.

Layanan Digital Weather for Traffic (DWT)

untuk Pemudik Menyadari tingginya mobilitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), BMKG menyediakan infrastruktur informasi khusus berupa Digital Weather for Traffic (DWT). Layanan ini dirancang terintegrasi di seluruh jalur transportasi utama di Indonesia. Melalui DWT, pemudik atau wisatawan dapat memantau kondisi cuaca di sepanjang jalur perjalanan secara real-time. 

Masyarakat diimbau untuk aktif memanfaatkan aplikasi InfoBMKG atau situs resmi mereka sebelum memulai perjalanan darat, laut, maupun udara. Informasi yang disediakan mencakup peringatan dini cuaca ekstrem yang diperbarui secara berkala, sehingga risiko kecelakaan akibat faktor cuaca dapat diminimalisir. BMKG menegaskan bahwa prospek iklim ini bersifat umum dan dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan dinamika atmosfer yang sangat cepat.

Imbauan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

BMKG menutup laporannya dengan imbauan tegas kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk melakukan langkah mitigasi. Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan ancaman nyata di wilayah-wilayah yang sudah disebutkan. Masyarakat diharapkan tetap tenang namun tidak abai terhadap tanda-tanda alam, seperti hujan dengan durasi lama atau peningkatan debit air sungai secara mendadak.

Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan pengecekan terhadap infrastruktur drainase dan kekuatan baliho atau pohon besar di area publik guna mencegah korban jiwa akibat angin kencang. Dengan kewaspadaan yang ditingkatkan, perayaan pergantian tahun 2026 diharapkan dapat tetap berlangsung dengan aman meskipun harus berhadapan dengan tantangan cuaca yang cukup ekstrem di penghujung tahun 2025 ini.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Cara Agar Foto Profil WhatsApp Tidak Bisa di-Screenshot

30 December 2025 at 22:14

Foto: Teknologi.id/ Yasmin Najla Alfarisi

Teknologi.id -  Whatsapp memperkenalkan fitur keamanan barunya yang mencegah pengguna untuk menangkap layar (screenshot) foto profil orang lainUpdate ini merupakan perkembangan besar dalam menjaga privasi dan data personal pengguna di platform berkirim pesan populer ini. Untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya, simak panduan penting berikut.

Kenapa WhatsApp Memblokir Screenshot Profil?

Selama bertahun-tahun, siapapun dapat dengan mudah menyimpan foto profil dengan menangkap layar. Hal ini sering kali menyebabkan pencurian identitas, di mana oknum mengambil foto dan membuat akun palsu untuk melakukan scam. Pembaruan ini menunjukkan komitmen Meta dalam membuat lingkungan digital yang lebih aman dengan memberikan pengguna kendali lebih terhadap foto pribadinya.

Pembatasan ini mengurangi tersebarnya foto tanpa izin. Saat seseorang mencoba untuk menangkap layar foto profil yang diperbesar atau dalam layar penuh, WhatsApp sekarang dapat memblokirnya. Alih-alih menunjukkan tangkapan gambar, pengguna akan mendapat peringatan: "Aplikasi ini tidak mengizinkan tangkapan layar." atau "Can't take screenshot due to privacy policy."

Baca juga: Bukan Sekadar Chat, WhatsApp Bisa Scan Dokumen dan Terintegrasi Meta

Bagaimana Cara Kerjanya?

Fitur ini dirancang khusus untuk foto profil dalam layar penuh. Pemblokiran keamanannya terpicu langsung saat ada pengguna yang memperbesar foto anda. Meski begitu terdapat beberapa batasan yang perlu diingat:

  • Profil Grup: Tangkapan layar masih berlaku untuk ikon grup karena sistem membedakannya.
  • Daftar Obrolan: Tampilan bulat kecil dalam daftar obrolan masih belum terlindungi kebijakan ini.
  • Platform: Update ini utamanya dilaksanakan untuk aplikasi mobile Android, di mana pembatasan tingkat sistem lebih mudah diterapkan.

Selain itu, pembatasan ini juga diterapkan di laman "Info Kontak". Saat seseorang melihat profil anda yang terdapat nomor ponsel dan media bersama, mereka juga akan terblokir saat mencoba menangkap layar tersebut. Hal ini memastikan kalau foto profil anda tetap terlindungi saat dilihat dalam detail kontak.

Status Resmi

Fitur ini pertama kali muncul pada WhatsApp Android Beta versi 2.24.4.25. Saat ini masih diluncurkan secara bertahap pada seluruh pengguna global. Untuk memeriksanya, minta teman anda untuk menangkap layar profil anda yang diperbesar. Jika terlihat adanya peringatan privasi, artinya akun anda sudah terlindungi.

Memaksimalkan Privasi Anda

Foto: Teknologi.id/ Yasmin Najla Alfarisi

Untuk memastikan keamanan akun anda, ikuti langkah-langkah berikut:

1. Perbarui Aplikasi

Fitur keamanan ini hanya tersedia di versi terbaru WhatsApp. Buka Google Play Store, cari "WhatsApp", ketuk "Perbarui". Update secara berkala akan memastikan anda memiliki dukungan privasi terbaru dan fitur-fitur lain dari Meta.

2. Perkuat Pengaturan Privasi

Agar lebih aman, pilih siapa saja yang dapat melihat foto profil anda dengan membuka Pengaturan > Privasi > Foto Profil. Anda dapat memilih:

  • Kontak saya: Hanya orang-orang yang terdapat di daftar kontak anda yang dapat melihatnya.
  • Kontak saya, kecuali..: Cara yang lebih aman untuk memblokir orang-orang tertentu untuk melihat foto profil anda, namun tetap dapat dilihat kontak anda yang lain.
  • Tidak ada: Menyembunyikan foto profil anda dari siapapun, kecuali anda sendiri.

3. Menggunakan Foto Berukuran Penuh

Teknologi anti-screenshot dirancang khusus dalam mode layar penuh. Unggah foto anda dalam kualitas tinggi, format full-size akan terpicu dengan benar saat seseorang mencoba melihat gambarnya.

4. Hati-hati dengan Grup

Karena pemblokirannya belum diterapkan dalam foto grup, waspada dengan apa yang anda bagikan. Dalam grup besar dengan orang asing, akan lebih baik untuk menggunakan gambar atau logo netral dibandingkan foto personal sebagai ikon grup.

5. Pantau Update Baru

WhatsApp terus menguji cara-cara baru untuk menjaga data. Mungkin pemblokiran ini akan diperluas ke profil grup atau tempat lain. Mengetahui update resmi baru akan membantu mengoptimalkan privasi akun anda.

Baca juga: WhatsApp Sengaja Dibuat Lelet di Rusia, Ternyata Ini Alasan Roskomnadzor

Kesimpulannya

Fitur anti-screenshot adalah update bagus untuk kemanan digital. Walau tidak ada sistem yang sempurna, karena orang lain dapat menggunakan kamera kedua untuk memfoto layarnya, namun fitur ini membuat pencurian identitas menjadi lebih sulit. Dengan menggabungkan fitur ini bersama pengaturan keamanan yang ketat, anda dapat menikmati pengalaman yang lebih aman dalam WhatsApp.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Padamkan Api Pakai Suara? Sonic Fire Tech Gunakan Infrasonik Tanpa Perlu Air!

30 December 2025 at 20:58


Foto: Youtube/Sonic Fire Tech 

Teknologi.id - Beberapa waktu terakhir, kebakaran menjadi ancaman yang semakin serius, terutama kebakaran hutan yang merambat ke area permukiman. Data National Interagency Fire Center mengungkapkan bahwa setiap tahun kebakaran hutan di Amerika Serikat melahap jutaan hektar wilayah dan menyebabkan kerugian properti yang tidak sedikit. Kehancuran yang terjadi di banyak bangunan justru bukan dipicu oleh api besar, melainkan oleh bara api kecil yang sulit dikendalikan dan kerap tidak tertangani dengan cepat.

Bara api kecil  ini bisa terbawa hembusan angin dan mendarat di area rawan seperti celah atap, saluran ventilasi, atau sudut bangunan. Ketika menumpuk, bara tersebut dapat memicu titik api baru tanpa disadari. Fenomena ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan metode pemadaman yang lebih presisi dan tidak menimbulkan dampak tambahan. Dari sinilah muncul pendekatan berbasis sains, yakni memadamkan api dengan bantuan gelombang suara melalui teknologi yang dikenal sebagai Sonic Fire Tech.

Baca juga: Meteor Jatuh Dekat Cirebon, NASA dan BRIN Ungkap Fakta Asal-usul Bola Api Tersebut

Gelombang Suara yang Mampu Memadamkan Api

Upaya memadamkan api selalu dikaitkan dengan penggunaan media fisik seperti air, busa pemadam, atau zat kimia tertentu. Padahal, berdasarkan penjelasan ilmiah yang dikutip dari Scientific American, suara juga dapat dimanfaatkan untuk menghentikan nyala api. Hal ini karena proses pembakaran hanya dapat berlangsung jika tiga elemen utama terpenuhi, yakni sumber panas, material yang terbakar, serta pasokan oksigen. Ketika salah satu elemen tersebut dibuat tidak stabil atau terputus, api tidak lagi mampu mempertahankan reaksinya dan akhirnya padam.

Gelombang suara bekerja dengan cara mengacaukan lapisan tipis oksigen di sekitar api. Ketika oksigen tidak dapat bercampur secara stabil dengan bahan bakar, reaksi pembakaran pun terhenti. Prinsip inilah yang menjadi dasar pengembangan teknologi pemadam api berbasis suara, khususnya menggunakan frekuensi rendah.

Dari Eksperimen Mahasiswa hingga Riset Militer

Foto: Youtube/Sonic Fire Tech

Gagasan memadamkan api menggunakan gelombang suara mulai dikenal luas sekitar tahun 2015. Pada periode tersebut, dua mahasiswa teknik dari George Mason University, Viet Tran dan Seth Robertson, memperkenalkan sebuah perangkat eksperimental bernama sound wave blaster. Perangkat ini bekerja dengan memancarkan suara berfrekuensi rendah, sekitar 30 hingga 60 Hz, yang terbukti mampu memadamkan api berukuran kecil tanpa bantuan air maupun bahan kimia.

Meski terlihat baru, konsep ini sejatinya telah lebih dulu dikaji oleh lembaga riset militer Amerika Serikat, DARPA. Sejak akhir dekade 2000-an hingga awal 2010-an, DARPA meneliti pemanfaatan gelombang suara sebagai metode pemadaman api di ruang tertutup, seperti di pesawat dan kapal selam. Walaupun penerapannya saat itu masih terbatas dan belum efektif untuk kebakaran besar, penelitian tersebut menjadi fondasi penting bagi pengembangan teknologi pemadam api berbasis suara yang lebih aman dan presisi di masa depan.

Lahirnya Sonic Fire Tech dan Pemanfaatan Infrasonik

Inovasi ini dikembangkan oleh perusahaan yang dipimpin Geoff Bruder, seorang mantan insinyur NASA. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, Sonic Fire Tech mengandalkan infrasound, yakni gelombang suara berfrekuensi sangat rendah di bawah 20 Hz yang berada di luar jangkauan pendengaran manusia.

Bruder menjelaskan bahwa sistem tersebut bekerja dengan menciptakan getaran intens pada molekul oksigen di sekitar api, sehingga oksigen tidak dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mempertahankan nyala. Dengan mekanisme ini, api berskala kecil dapat dipadamkan dari jarak hingga sekitar 25 kaki. Keunggulan lainnya, metode ini tidak memerlukan air maupun zat kimia, sehingga tidak meninggalkan sisa atau residu yang berpotensi merusak struktur bangunan maupun peralatan di sekitarnya.

Baca juga: Bukan Sihir! Startup Jepang Ini Ubah Selembar Kain Jadi Speaker Aktif

Fokus Utama: Menangani Bara Api

Menurut catatan IFSJ, lebih dari 90 persen penyalaan rumah akibat kebakaran hutan disebabkan oleh bara api kecil atau embers, bukan api besar, Fire Tech secara khusus dirancang untuk menangani ancaman ini. Sistemnya dilengkapi sensor yang memantau suhu dan pergerakan bara secara real-time.

Ketika terdeteksi potensi bahaya, sistem akan menciptakan “zona non-ignisi” di sekitar bangunan. Area ini terus diganggu oleh gelombang suara sehingga oksigen tidak dapat mendukung proses pembakaran. Menariknya, sistem ini tetap dapat beroperasi meskipun listrik padam karena dilengkapi baterai cadangan.

Menjanjikan, tetapi Masih Memiliki Batasan

Meski terdengar futuristik, Sonic Fire Tech bukan solusi untuk semua jenis kebakaran. Menurut Albert Simeoni dari Worcester Polytechnic Institute, efek gelombang suara terhadap api memang sudah lama dikenal, tetapi tantangan terbesarnya adalah skala api. Teknologi ini efektif untuk api kecil, namun sulit diterapkan pada kebakaran besar yang kompleks dan dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti angin.

Meski demikian, Sonic Fire Tech menunjukkan potensinya sebagai sistem perlindungan tambahan yang mampu mencegah kebakaran sejak masih berupa bara kecil. Uji coba saat ini sedang berlangsung di California, dengan rencana pemasangan puluhan unit pertama pada 2026. 


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

One UI 8.5 Beta Hadir di Galaxy Tab: S-Pen Lebih Cepat dan AI Makin Canggih

30 December 2025 at 20:35

Foto: techadvisor.com

Teknologi.id - Kabar gembira bagi Anda pengguna tablet Samsung. Raksasa teknologi Samsung baru saja memulai uji coba pembaruan sistem terbaru One UI 8.5 untuk beberapa seri Galaxy Tab. Langkah ini diambil Samsung agar meningkatkan performa tablet yang lebih cerdas dan praktis, terutama bagi pengguna yang sering mengandalkan tablet untuk bekerja maupun belajar. Pembaruan One UI 8.5 ini hadir dengan berbagai polesan fitur yang fokus pada kenyamanan tampilan dan kemudahan saat membuka banyak aplikasi sekaligus. Melalui program uji coba atau versi "beta" ini, Samsung ingin memastikan sistem berjalan lancar sebelum nantinya bisa dinikmati oleh seluruh pengguna di dunia.

Inovasi Baru untuk Optimalisasi Performa Tablet

Peluncuran One UI 8.5 versi beta ini menjadi bukti komitmen Samsung dalam memanjakan penggunanya dengan pembaruan yang cepat. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Liputan6, tanda-tanda kehadiran sistem ini mulai terdeteksi pada pusat data internal Samsung, yang menunjukkan bahwa model-model terbaru seperti seri Galaxy Tab S10 sedang dipersiapkan untuk menerima pembaruan ini.

Versi 8.5 dirancang untuk menjadi jembatan penting yang menyempurnakan teknologi kecerdasan buatan (AI) milik Samsung agar lebih ringan dan responsif. Tidak hanya untuk seri terbaru, Samsung dikabarkan juga menyiapkan pembaruan ini untuk seri Galaxy Tab S9 secara bertahap. Fokus utamanya adalah membuat pergerakan layar terasa lebih halus dan menjaga baterai tetap hemat meskipun tablet digunakan untuk menjalankan aplikasi berat dalam waktu lama.

Baca juga: Bukan Speaker Biasa! Samsung Music Studio Padukan Desain Artistik dan Teknologi AI

Detail Fitur Unggulan dan Peningkatan Pengalaman Multitasking

Foto: X/@Alfaturk16

Baca juga: Samsung Perkenalkan Exynos 2600, Chipset Flagship 2nm Setara Snapdragon 8 Elite Gen 5

Berikut adalah beberapa fitur utama yang menjadi sorotan dalam pembaruan One UI 8.5 untuk meningkatkan kenyamanan pengguna:

  • Penyempurnaan Bilah Tugas (Taskbar): Samsung mempermudah cara Anda berpindah antar aplikasi. Kini, bilah tugas di bagian bawah layar tampil lebih pintar dengan kemampuan menampilkan lebih banyak aplikasi yang baru saja dibuka, sehingga Anda tidak perlu bolak-balik ke menu utama.
  • Pengaturan Jendela Aplikasi yang Luwes: Anda sekarang bisa mengatur ukuran dan posisi jendela aplikasi dengan lebih bebas saat membuka dua atau tiga aplikasi sekaligus. Fitur ini sangat membantu bagi yang ingin menonton video sambil mencatat tanpa merasa layar terasa sempit.
  • Galaxy AI yang Lebih Peka: Teknologi kecerdasan buatan dalam tablet kini bisa membantu mengedit foto atau merapikan tulisan tangan di catatan dengan lebih alami. AI ini mampu memberikan saran perbaikan yang lebih sesuai dengan gaya bahasa Anda.
  • Respon S-Pen yang Lebih Instan: Bagi pecinta gambar atau tulis tangan, Samsung telah mengurangi jeda waktu saat menggunakan S-Pen. Sensasi menggores di layar kini terasa makin nyata, hampir menyerupai menulis di atas kertas asli.
  • Manajemen Memori yang Lebih Cerdas: Sistem secara otomatis akan menutup proses di latar belakang yang tidak penting agar tablet tidak cepat panas dan tetap kencang saat digunakan untuk berpindah-pindah tugas (multitasking).

Ekosistem Galaxy di Pasar Global

Kehadiran One UI 8.5 memberikan dampak positif bagi posisi Samsung di persaingan teknologi dunia. Dengan konsisten memberikan pembaruan sistem yang berkualitas, Samsung berhasil membangun kepercayaan bahwa perangkat lama pun tetap bisa memiliki fitur modern. Hal ini menjadi alasan kuat mengapa banyak pengguna tetap setia menggunakan produk Samsung dibandingkan merek lainnya.

Dampaknya juga terasa pada keseluruhan ekosistem aplikasi gadget. Dengan sistem yang makin canggih, para pembuat aplikasi akan berlomba-lomba mengoptimalkan karya mereka agar nyaman digunakan di layar lebar tablet Samsung. Hasil akhirnya, pengguna akan mendapatkan pilihan aplikasi yang lebih beragam dan berfungsi maksimal untuk menunjang produktivitas sehari-hari.

Menuju Standar Baru Produktivitas Digital

Sebagai kesimpulan, hadirnya One UI 8.5 versi beta untuk Galaxy Tab Series adalah jawaban Samsung bagi pengguna yang menginginkan tablet multifungsi. Dengan fokus pada kemudahan penggunaan dan teknologi AI yang makin ramah, tablet ini bukan lagi sekadar layar besar untuk hiburan, melainkan teman setia untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Pembaruan ini memastikan pengguna Galaxy Tab selalu merasa memiliki perangkat yang "baru" dan siap mendukung segala aktivitas digital.

Perubahan ini juga menjadi bukti bahwa teknologi yang hebat adalah teknologi yang bisa dipahami dan dinikmati oleh siapa saja tanpa terasa rumit. Melalui sentuhan personel teknis yang teliti, Samsung siap melangkah lebih jauh dalam menciptakan pengalaman digital yang lebih manusiawi dan memudahkan hidup kita di masa depan.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Selamat Tinggal Lithium! Google Gunakan Baterai Udara CO2 untuk Energi Hijau

30 December 2025 at 20:20


Foto: Energy Dome

Teknologi.id – Raksasa teknologi Google secara resmi mengumumkan langkah strategis dalam transformasi energi global dengan memperkenalkan teknologi baterai baru yang tidak lagi bergantung pada mineral langka seperti lithium dan nikel. Melalui kemitraan strategis dengan Energy Dome, sebuah perusahaan rintisan (startup) yang berbasis di Milan, Italia, Google berencana mengimplementasikan sistem penyimpanan energi berbasis gas karbon dioksida (CO2). Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar Google untuk mencapai operasional bebas emisi di seluruh pusat data (data center) mereka yang tersebar di wilayah Eropa, Amerika Serikat, dan Asia Pasifik.

Teknologi ini muncul sebagai solusi atas keterbatasan baterai lithium-ion konvensional yang memiliki tantangan besar dalam hal rantai pasok mineral dan dampak lingkungan dari penambangan. Dengan memanfaatkan mekanisme yang disebut sebagai "baterai udara" atau baterai CO2, Google berupaya menutup celah stabilitas pada pembangkit listrik tenaga surya dan angin yang sifatnya fluktuatif, guna memastikan pasokan listrik hijau yang konsisten selama 24 jam penuh bagi infrastruktur digital mereka.

Mekanisme Kerja Energy Dome: Mengubah Gas Menjadi Cairan

Inti dari inovasi yang dikembangkan bersama Energy Dome adalah penggunaan kubah raksasa yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan gas karbon dioksida yang terkompresi. Berbeda dengan baterai kimia tradisional yang menyimpan energi dalam bentuk reaksi elektrolit, baterai CO2 ini menggunakan siklus termodinamika. Proses pengisian energi dimulai ketika terdapat surplus atau kelebihan energi dari pembangkit listrik ramah lingkungan (seperti panel surya pada siang hari atau kincir angin saat angin kencang).

Energi berlebih tersebut digunakan untuk mengompresi gas CO2 hingga mencapai tekanan tinggi. Selama proses penyimpanan yang memakan waktu sekitar 10 jam, sistem akan menggunakan energi panas untuk mendinginkan gas CO2 hingga suhu ruang, lalu menggunakan kondensor untuk mengubah gas tersebut menjadi bentuk cair. Cairan CO2 ini kemudian disimpan di dalam tangki bertekanan. Saat pusat data membutuhkan pasokan listrik, cairan CO2 tersebut dilepaskan, dipanaskan kembali hingga berubah menjadi uap, dan tekanannya digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik.


Foto: Energy Dome

Baca juga: Komdigi Perintahkan Google Hapus 7 Aplikasi Matel Fasilitator Pencurian Data

Kapasitas Skala Besar untuk Pusat Data dan Pemukiman

Fasilitas yang dikembangkan oleh Energy Dome diklaim mampu menyimpan energi dalam kapasitas yang sangat besar. Satu unit fasilitas penyimpanan ini disebutkan memiliki kapasitas mencapai 200 MWh (Megawatt-hour). Sebagai gambaran efektivitasnya, kapasitas tersebut mampu memasok kebutuhan listrik untuk sekitar 6.000 rumah. Skala ini jauh lebih efisien untuk penggunaan industri dan infrastruktur berat seperti pusat data dibandingkan baterai lithium skala kecil yang lebih cocok untuk perangkat elektronik konsumen atau kendaraan listrik.

Kelebihan utama dari sistem ini adalah kemampuannya untuk melakukan standarisasi infrastruktur. Menurut Ainhoa Anda, perwakilan dari pihak Google, pendekatan yang ditawarkan oleh Energy Dome sangat menarik karena sifatnya yang plug and play. Hal ini memungkinkan Google untuk mengintegrasikan teknologi baterai CO2 ini pada lokasi-lokasi pusat data yang sudah memiliki infrastruktur jaringan listrik yang mapan namun masih menghadapi tantangan dalam hal penyimpanan energi terbarukan yang surplus.

Pemutusan Rantai Ketergantungan pada Mineral Tanah Jarang

Selama dekade terakhir, industri teknologi terjebak dalam ketergantungan pada lithium, nikel, dan kobalt sebagai komponen utama baterai. Mineral-mineral ini tidak hanya langka, tetapi proses penambangannya sering kali memicu isu lingkungan dan geopolitik yang kompleks. Inovasi Google dan Energy Dome memberikan alternatif yang radikal karena sistem ini sama sekali tidak membutuhkan bahan baku mineral tanah jarang tersebut.

Dengan menghilangkan kebutuhan akan logam-logam berat ini, Google tidak hanya mengamankan rantai pasoknya dari fluktuasi harga komoditas tambang, tetapi juga mengurangi jejak kerusakan lingkungan akibat aktivitas ekstraksi mineral di berbagai belahan dunia. Karbon dioksida yang digunakan dalam sistem ini berfungsi sebagai media perantara yang beroperasi secara tertutup (closed-loop), sehingga secara teori material utamanya dapat digunakan berulang kali tanpa perlu penggantian rutin seperti sel kimia baterai biasa.

Tantangan Emisi dan Risiko Kebocoran Gas

Meskipun menawarkan solusi tanpa mineral langka, teknologi baterai CO2 bukan tanpa celah. Berdasarkan laporan yang dikutip dari IEEE Spectrum, terdapat catatan kritis mengenai jejak emisi. Baterai berbasis karbon dioksida ini disebut memiliki potensi emisi yang lebih besar jika dibandingkan dengan siklus hidup baterai lithium. Fokus utamanya terletak pada risiko kebocoran infrastruktur.

Jika terjadi kerusakan pada kubah penyimpanan atau kegagalan pada sistem penyegelan gas, maka karbon dioksida yang seharusnya tersimpan untuk memutar turbin dapat lepas ke atmosfer. Mengingat CO2 adalah gas rumah kaca utama, kebocoran dalam skala besar justru dapat memperburuk pemanasan global, berbanding terbalik dengan misi awal pengembangan energi hijau. Oleh karena itu, keamanan struktur fisik dan sistem monitoring kebocoran menjadi prioritas utama dalam pembangunan prototipe ini.

Ekspansi Global dari Sardinia Hingga India

Saat ini, Energy Dome tengah membangun prototipe skala besar di atas lahan seluas 5 hektare yang berlokasi di Sardinia, Italia. Lokasi ini menjadi tempat pembuktian apakah teknologi kompresi gas ini dapat diandalkan dalam operasional harian yang intens. Keberhasilan di Sardinia akan menjadi lampu hijau bagi Google untuk mereplikasi fasilitas serupa di berbagai belahan dunia.

Rencana ekspansi selanjutnya telah mencakup beberapa lokasi strategis, termasuk di Amerika Serikat dan India. Pemilihan India sebagai salah satu lokasi utama menunjukkan bahwa teknologi ini diharapkan dapat diadopsi di negara-negara dengan kebutuhan energi yang masif namun masih dalam tahap transisi menuju energi bersih. Google terus mencari lokasi pusat data yang memiliki surplus energi terbarukan untuk langsung dihubungkan dengan baterai CO2 ini sebagai penyeimbang beban listrik.

Baca juga: Google Disco: Browser AI yang Bisa Ciptakan Aplikasi dari Setiap Tab Secara Real-Time

Masa Depan Penyimpanan Energi Jangka Panjang

Inisiatif Google ini menandai pergeseran paradigma dalam teknologi penyimpanan energi jangka panjang (Long-Duration Energy Storage). Dengan kemampuan menyimpan energi selama 10 jam atau lebih dalam satu siklus, teknologi Energy Dome mengatasi kelemahan baterai lithium yang biasanya lebih optimal untuk pemakaian durasi pendek. Ini menjadi kunci bagi perusahaan teknologi besar untuk benar-benar lepas dari ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil sebagai cadangan saat malam hari atau saat angin tidak bertiup.

Implementasi ini juga menunjukkan bahwa inovasi di bidang energi tidak selalu harus melibatkan penemuan material kimia baru di laboratorium, melainkan bisa berupa rekayasa cerdas terhadap elemen yang sudah ada di sekitar kita, yaitu udara dan karbon dioksida. Ke depannya, baterai udara ini diharapkan menjadi standar baru bagi operasional infrastruktur digital global yang lebih berkelanjutan.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)


Kesepakatan Raksasa! Nvidia Suntik Intel $5 Miliar Lewat Pembelian Saham

30 December 2025 at 20:08

Foto: Teknologi.id/ Yasmin Najla Alfarisi

Teknologi.id -  Industri teknologi baru saja menyaksikan kejadian bersejarah. Nvidia, pembuat chip paling terkenal di dunia, resmi berinvestasi sebesar $5 miliar (sekitar Rp 83 triliun) ke saingan lamanya, Intel. Kesepakatan ini, pertama kali diumumkan pada September 2025, dan diselesaikan pada 29 Desember setelah menerima persetujuan dari Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/ FTC).

Para ahli melihat investasi ini sebagai titik kritis keuangan Intel. Beberapa tahun ini, Intel kesulitan dengan perluasan produksi yang memakan biaya mahal serta salah strategi yang menghabiskan uang cadangannya. Sekarang, dengan majunya Nvidia sebagai pemegang saham besar, menunjukkan adanya kepercayaan besar dari pasaran untuk masa depan Intel.

Detail Transaksi $5 Miliar

Menurut pengajuan sekuritas, Nvidia membeli 214,7 juta saham milik Intel melalui sebuah "penempatan pribadi (private placement)" dengan harga per sahamnya sekitar $23.05 sampai $23.28 (Rp386 ribu sampai Rp390 ribu). Artinya, uang ini langsung masuk ke kas perusahaan Intel, bukannya dibeli dari investor lain di pasar terbuka.

Dengan langkah ini, Nvidia sekarang memiliki sekitar 4% saham di Intel. Walaupun investasi ini besar, Nvidia tidak akan mendapat perlakuan spesial, seperti disediakan tempat dalam dewan direksi Intel dan mengakses data rahasia perusahaan. Mereka tetap memiliki hak yang sama layaknya kebanyakan pemegang saham lain.

Baca juga: Apple Dikabarkan Gandeng Intel untuk Produksi Chip iPhone Mulai 2028

Sejarah Kemitraan yang Lebih dari Uang

Kesepakatan ini bukan hanya tentang uang, namun tentang kolaborasi teknis mendalam. CEO Nvidia, Jensen Huang, menjelaskannya sebagai "kemitraan bersejarah" yang telah berkembang selama setahun. Kedua raksasa ini menyatukan kekuatannya untuk membangun kembali computing stack untuk era AI.

Kemitraanya berfokus pada dua area utama:

  1. Pusat Data: Intel akan mengembangkan CPU kustom x86 yang dipotimalkan khusus untuk bekerja secara lancar dengan GPU Nvidia yang kuat.
  2. PC Konsumen: Komputer pribadi masa depan akan memiliki fitur prosesor Intel yang terintegrasi dengan "chiplet" Nvidia yang berasal dari seri RTX terkenalnya.

Sebuah teknis utamanya adalah penggunaan NVLink. Baru-baru ini, kebanyakan sistem menghubungkan chip menggunakan teknologi PCle. Dengan menggunakan paten NVLink milik Nvidia, produk kerja sama ini akan menawarkan data 10 kali lebih cepat dari koneksi biasa, sehingga dapat meningkatkan kinerja AI secara signifikan.

Manfaat Strategis Bagi Kedua Raksasa

Foto: Wccftech.com

Meskipun berita ini menyebabkan lonjakan saham Intel sampai lebih dari 20%, para analis mengatakan Nvidia kemungkinan mendapat keuntungan lebih besar. Dengan bermitra bersama Intel, Nvidia mendapat akses langsung ke ekosistem x86 yang besar. Arsitektur ini merupakan fondasi dari hampir seluruh sistem modern Window dan Linux, artinya Nvidia sekarang dapat menawarkan solusi AI yang sangat kompatibel dengan software enterprise yang ada.

Bagi Intel, kesepakatan ini memberikan stabilitas yang dibutuhkan mereka.

"Kemitraan ini memberikan Intel suntikan modal dan kepercayaan diri," ungkap Mario Morales dari IDC.

Hal ini meyakinkan kembali pelanggan dan pemerintah AS bahwa Intel tetap memimpin teknologi semikonduktor meskipun dihadapkan masalah finansial.

Tahun Investasi Besar-Besaran Intel

Nvidia bukan satu-satunya yang mempertaruhkan kembalinya kejayaan Intel di tahun 2025. Ini telah menjadi tahun pemecah rekor bagi Intel dalam rangka menjaga modalnya:

  • Pemerintah Amerika Serikat: Membeli saham 10% senilai hampir $9 miliar (sekitar Rp150 triliun) di bulan Agustus.
  • SoftBank: Menginvestasikan $2 miliar (sekitar Rp33 triliun) bulan lalu.
  • Nvidia: Dana "penyelamat" senilai $5 miliar (sekitar Rp83 triliun) menjelang penutup tahun.

Selagi jajaran investasi ini membantu merancang bisnis Intel, masih terdapat hambatan, terutama mengenai manufakturnya, yang masih dihadapkan masalah finansial.

Baca juga: Terbongkar! Jalur Tikus DeepSeek Dapat Chip Nvidia via Singapura & Malaysia

Masa Depan Perangkat AI

Kolaborasi ini menandakan perubahan dalam industri. Bukannya bersaing untuk dominasi total, kedua perusahaan ini mengakui bahwa revolusi AI membutuhkan pendekatan hibrid. Seperti yang dikatakan Jensen Huang,

"AI mendorong pembangunan kembali computing stack menyeluruh."

Walaupun Nvidia akan melanjutkan pengembangan CPU-nya berdasarkan arsitektur ARM (seperti Vera dan N1 yang akan datang), kesepakatan ini memastikannya tetap relevan dalam pasar x86. Bagi konsumen dan perusahaan, artinya perangkat yang lebih kuat, efisien, dan spesial kemungkinan besar akan segera hadir, didukung keahlian gabungan dari dua perusahaan chip paling ikonik di dunia.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Kesepakatan Rp944 Miliar! Kemhan Gandeng ITSEC Asia Perkuat Pertahanan Siber AI

30 December 2025 at 20:01

Foto: Teknologi.id/Algis

Teknologi.id - Menanggapi ancaman AI yang kian marak, Kemhan bersama ITSEC Asia menggelar pelatihan untuk memperkuat keamanan siber Indonesia. Langkah ini diambil karena dunia digital saat ini bukan lagi sekadar tempat untuk bertukar dan mencari informasi, melainkan telah menjadi medan tempur baru yang menentukan kedaulatan sebuah negara. Ancaman siber tidak lagi datang dalam bentuk virus komputer, melainkan melalui serangan siber yang dipersenjatai oleh teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Langkah Pemerintah dalam Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Buatan

Kolaborasi antara PT ITSEC Asia Tbk dan Kementerian Pertahanan ini menandai tonggak penting dalam sejarah keamanan siber nasional. Berdasarkan laporan yang dikutip dari Antaranews, perusahaan yang tercatat di bursa dengan kode saham CYBR tersebut berhasil mengamankan kontrak kerjasama dengan nilai mencapai 60 juta dolar AS atau setara dengan Rp944,22 miliar. Kontrak ini difokuskan pada penyediaan infrastruktur dan pelatihan teknologi AI khusus untuk kebutuhan militer. 

Tujuan utama dari kesepakatan ini adalah penyelenggaraan pelatihan intensif bagi personel di lingkungan Kemhan mengenai pemanfaatan AI untuk mendeteksi, menganalisis, serta menangani serangan siber secara proaktif. Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Edi Hut Lumban Gaol, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk nyata kontribusi swasta terhadap negara.

"Kerja sama ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam mendukung penguatan infrastruktur keamanan siber nasional, khususnya di lingkungan Kementerian Pertahanan," ujar Joseph Edi Hut Lumban Gaol sebagaimana dikutip dari Liputan6.

Melalui program ini, diharapkan terjadi transfer pengetahuan yang mendalam sehingga Kemhan tidak hanya memiliki perangkat keras yang canggih, tetapi juga operator yang memiliki intuisi digital tajam berbasis data. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk melakukan modernisasi militer yang kini merambah ke persenjataan digital.

Baca juga: Serangan Siber Smartphone 2025 Meledak: Malware Android, VPN Palsu & Trojan

Implementasi Teknis dan Pengembangan Kapasitas Pertahanan Siber

Foto: liputan6.com

Secara teknis, penggunaan AI dalam pelatihan ini mencakup berbagai aspek fundamental hingga tingkat lanjut dalam domain keamanan siber. AI digunakan untuk mempercepat proses identifikasi pola serangan yang seringkali tersembunyi di balik lalu lintas data yang terlihat normal. Dalam ekosistem pertahanan modern, kecepatan reaksi adalah segalanya. Sistem berbasis AI yang dilatih dengan benar dapat membedah log aktivitas dalam hitungan detik, jauh melampaui kemampuan manual manusia.

Program ini juga mencakup pengenalan sistem otomasi respons insiden. Teknologi ini memungkinkan sistem pertahanan untuk melakukan tindakan isolasi mandiri secara otomatis ketika terdeteksi adanya upaya penyusupan. Joseph Edi Hut Lumban Gaol menjelaskan lebih lanjut mengenai pentingnya adopsi teknologi ini dalam menghadapi ancaman global.

"Dengan pemanfaatan teknologi AI, kami berharap dapat membantu Kemhan dalam mendeteksi dan merespons ancaman siber secara lebih cepat dan akurat," ungkap Joseph yang yang dilansir dari Antaranews.

Selain itu, pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam mengenai machine learning yang memiliki kemampuan untuk terus berkembang. Dengan demikian, sistem pertahanan Indonesia akan bersifat dinamis dan mampu belajar dari setiap percobaan serangan yang terjadi, menciptakan sebuah ekosistem yang disebut sebagai pertahanan aktif atau active defense.


Baca juga: Kaspersky Sebut Telegram Jadi Sarang Kejahatan Siber, 800 Kanal Diblokir!

Optimalisasi Langkah Keamanan bagi Infrastruktur Negara

Sebagai kesimpulan, Program pelatihan AI yang dijalankan oleh PT ITSEC Asia Tbk untuk Kementerian Pertahanan merupakan respons yang tepat guna terhadap dinamika ancaman global. Kerja sama ini bukan sekadar transaksi bisnis, melainkan upaya dalam membangun kapasitas bangsa di ruang siber. Dengan memadukan kecanggihan AI dan keahlian manusia, Indonesia sedang membangun fondasi pertahanan yang lebih cerdas dan tangguh. Implementasi program ini menjadi kunci bagi Indonesia untuk tetap aman dan berdaulat di era digital, memastikan setiap jengkal wilayah digital nasional terlindungi dengan teknologi terdepan.

Langkah berani ini menjadi pengingat bahwa di balik layar gadget dan sistem yang kita gunakan, ada benteng pertahanan yang terus diperkuat. Dengan personel yang makin mahir menguasai AI, kita tidak hanya sekadar bertahan, tetapi siap melangkah maju menjaga keamanan bangsa di kancah digital dunia. Masa depan keamanan Indonesia kini berada di tangan-tangan ahli yang siap siaga menghadapi segala bentuk tantangan siber yang akan datang.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)


Nggak Ribet! Ini Cara Pindahkan Lagu dan Playlist Apple Music ke Spotify

30 December 2025 at 19:43


Foto: Spotify

Teknologi.id 
- Berpindah dari satu layanan streaming musik ke platform lain sering kali menjadi dilema bagi banyak pengguna. Salah satu alasan utamanya adalah kekhawatiran kehilangan lagu dan playlist favorit yang sudah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Proses memindahkan musik secara manual jelas tidak praktis, apalagi jika jumlah playlist cukup banyak. Menjawab kebutuhan tersebut, Spotify kini menghadirkan fitur baru yang memudahkan pengguna memindahkan lagu dan playlist dari layanan musik lain, termasuk Apple Music, dengan cara yang jauh lebih sederhana.

Fitur ini dikembangkan Spotify melalui kerja sama dengan TuneMyMusic, sebuah layanan pihak ketiga yang memang dikenal sebagai alat transfer musik lintas platform. Dengan integrasi ini, pengguna tidak perlu lagi repot mencari lagu secara manual atau menyusun ulang playlist favorit mereka dari awal. Seluruh koleksi musik dapat dipindahkan secara otomatis hanya dalam beberapa langkah sederhana.

Spotify menyebutkan bahwa fitur ini dirancang agar lagu-lagu favorit tetap bisa menemani berbagai momen penting pengguna. Mulai dari perjalanan panjang saat liburan, waktu bersantai bersama keluarga dan teman, hingga menemani aktivitas sehari-hari atau momen pergantian tahun, semua playlist kesayangan tetap dapat dinikmati tanpa hambatan meski berpindah platform.

Cara Pindahkan Lagu dan Playlist Apple Music ke Spotify

Proses pemindahan lagu dan playlist dari Apple Music ke Spotify tergolong mudah dan cepat. Pengguna tidak memerlukan proses dan keahlian teknis khusus karena seluruh langkah sudah dirancang ramah pengguna. Berikut langkah-langkah praktis yang bisa diikuti untuk memindahkan lagu atau playlist dari platform lain ke Spotify:

  • Buka aplikasi Spotify di perangkat yang digunakan, lalu masuk ke menu Your Library.
  • Scroll ke bagian bawah hingga menemukan opsi “Import your music”.
  • Setelah memilih opsi tersebut, pengguna akan diarahkan untuk menghubungkan akun Spotify dengan TuneMyMusic.
  • Selanjutnya, pilih platform asal tempat lagu dan playlist tersimpan, misalnya Apple Music.
  • Pilih playlist atau lagu yang ingin dipindahkan ke Spotify.
  • TuneMyMusic akan memproses transfer data secara otomatis, dan dalam hitungan detik, playlist akan langsung muncul di akun Spotify.

Seluruh proses ini bisa dilakukan tanpa perlu membuat playlist baru secara manual. Lagu-lagu yang berhasil dipindahkan akan langsung tersimpan di library Spotify, sehingga pengguna bisa langsung memutarnya kapan saja.

Baca juga: Canggih! Spotify Siapkan Fitur Bikin Playlist Pakai Perintah Teks AI


Foto: Tangkapan layar Spotify

Lebih Fleksibel dengan Dukungan Banyak Platform

Tidak hanya Apple Music, TuneMyMusic juga mendukung pemindahan lagu dari berbagai layanan streaming musik lainnya. Beberapa platform yang kompatibel antara lain YouTube, YouTube Music, Deezer, SoundCloud, Amazon Music, iTunes, Pandora, Beatsource, TIDAL, qobus dan masih banyak lagi. Hal ini membuat Spotify semakin fleksibel bagi pengguna yang sebelumnya menggunakan lebih dari satu layanan musik.


Bagi pengguna yang sebelumnya menggunakan lebih dari satu platform streaming musik, fitur ini menjadi solusi yang ideal. Semua koleksi musik dapat dipusatkan di satu aplikasi tanpa kehilangan lagu-lagu penting yang sudah menjadi bagian dari rutinitas harian. Kita tidak perlu repot mencarinya satu persatu dan membuat ulang playlist seperti di platform lainnya.

Baca juga: Spotify Dibobol! Hacker Berhasil Curi 300 Terabyte Data dan 86 Juta Lagu

Pengalaman Mendengarkan yang Lebih Personal

Dengan hadirnya fitur pemindahan musik ini, Spotify berharap pengalaman mendengarkan musik menjadi lebih personal dan bebas hambatan. Pengguna tidak perlu lagi khawatir kehilangan playlist favorit saat berganti layanan. Musik tetap dapat menemani berbagai aktivitas, mulai dari bekerja, berolahraga, hingga bersantai di waktu luang. 

Dengan proses yang cepat dan dukungan berbagai platform, Spotify memberikan kemudahan yang relevan di tengah gaya hidup digital yang serba praktis. Kehadiran fitur transfer musik ini sekaligus menjadi nilai tambah bagi pengguna baru maupun lama yang menginginkan pengalaman mendengarkan musik yang lebih fleksibel

Spotify semakin menunjukkan komitmennya dalam memberikan pengalaman mendengarkan musik yang praktis dan berpusat pada pengguna. Tanpa perlu repot menyusun ulang playlist, pengguna bisa langsung menikmati lagu-lagu favorit mereka di platform baru dengan lebih nyaman. Bagi siapa pun yang ingin beralih dari Apple Music ke Spotify, atau sekadar mengumpulkan semua koleksi musik dalam satu aplikasi, fitur ini menjadi solusi sederhana yang patut dicoba.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(IR/ZA)

10 Hidden Google Games Gratis yang Bisa Dimainkan Langsung Tanpa Install

30 December 2025 at 16:43
 Hiburan tersembunyi yang wajib dicoba, Tidak banyak yang tahu bahwa Google memiliki koleksi game gratis yang bisa dimainkan langsung dari halaman pencarian. Game ini hadir sebagai bagian dari Google Doodle atau fitur bawaan yang sengaja disisipkan untuk memberi hiburan ringan bagi pengguna. Menariknya, semua game dapat diakses tanpa perlu menginstal aplikasi tambahan, cukup dengan mengetikkan nama game di kolom pencarian. Menurut TechWiser koleksi ini disebut sebagai “hidden Google games” yang bisa dimainkan di PC, laptop, maupun smartphone. 

Baca Juga: Bocoran Game yang Akan Rilis pada Tahn 2026 di Nintendo Switch

Hidden Google Games

1. Champion Island, Perayaan Olimpiade dalam Pixel Art

Foto: Google 

Salah satu game paling populer adalah Champion Island, yang dirilis untuk merayakan Olimpiade Tokyo 2020. Dengan gaya visual pixel art, pemain diajak menjelajahi pulau dan mengikuti tujuh cabang olahraga seperti panahan, maraton, tenis meja, skateboard, rugby, panjat tebing, hingga renang artistik. Game ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk apresiasi Google terhadap semangat olahraga dunia. 

2. Google Dinosaur Game, Seru Saat Internet Putus

Foto: Naked Ideas

Siapa yang tidak kenal dengan Google Dinosaur Game. Game ini muncul otomatis ketika koneksi internet terputus. Pemain mengendalikan dinosaurus kecil yang harus melompati kaktus dan menghindari burung. Meski sederhana, permainan ini sangat adiktif dan menjadi ikon hiburan darurat saat jaringan bermasalah. 

3. Minesweeper, Puzzle Klasik yang Menguji Logika

Foto: Google

Google juga menghadirkan Minesweeper, game puzzle klasik yang menantang pemain untuk membuka kotak tanpa mengenai ranjau. Angka-angka yang muncul menjadi petunjuk untuk menebak lokasi bom. Permainan ini melatih logika dan kesabaran, serta menghadirkan nostalgia bagi mereka yang pernah memainkannya di komputer lama. 

4. Solitaire, Nostalgia Windows di Halaman Google

Foto: Google

Game Solitaire yang dulu populer di Windows kini bisa dimainkan langsung di Google. Pemain diminta mengurutkan kartu dari besar ke kecil sesuai aturan klasik. Cukup mengetik “Solitaire” di mesin pencarian, game akan muncul di halaman awal dan bisa dimainkan seketika. 

5. Block Breaker, Menghancurkan Bata, Mengumpulkan Poin

Foto: Google

Google juga menyimpan game legendaris seperti Block Breaker. Pemain harus menghancurkan deretan bata menggunakan bola yang memantul. Meski sederhana, permainan ini menuntut refleks cepat dan strategi untuk mencetak poin sebanyak mungkin. 

6. Pac-Man, Labirin Klasik di Mesin Pencarian

Foto: Google

Game ikonik Pac-Man kini bisa dimainkan langsung di Google. Aturan mainnya sama seperti versi asli buatan Namco mengendalikan Pac-Man untuk memakan titik di labirin sambil menghindari hantu. Dengan mengetik “Pac-Man” di pencarian, game ini akan muncul dan siap dimainkan. 

7. Tic-Tac-Go Permainan Sederhana, Musuh Serius

Foto: Google

Google juga menyediakan Tic-Tac-Go, permainan klasik X dan O di papan 3x3. Meski sederhana, game ini tetap menantang karena membutuhkan strategi untuk menutup peluang lawan. Cocok dimainkan cepat bersama teman atau melawan komputer. 

8. Play Snake, Ular yang Tak Pernah Mati Gaya

Foto: Google

Game Snake yang populer sejak era ponsel Nokia kini hadir di Google dengan tampilan modern. Pemain mengendalikan ular untuk memakan apel sebanyak mungkin. Tantangannya, ular tidak boleh menabrak dinding atau tubuhnya sendiri. Menurut WikiTechLibrary, versi Google Snake kini dilengkapi mode dan latar yang bisa disesuaikan. 

Baca Juga: Main PlayStation di Mobil Apa Bisa? Kamu Harus Tau Ini!

9. Pony Express, Mengirim Surat di Atas Kuda

Foto: Google

Game Pony Express menghadirkan pengalaman sederhana namun menyenangkan. Pemain menunggangi kuda untuk mengumpulkan surat dan menghindari rintangan. Jika gagal, permainan bisa dilanjutkan dari titik terakhir sehingga tidak membosankan. 

10. Petanque, Tradisi Prancis di Dunia Digital

Foto: Google 

Terakhir, ada Petanque, game yang terinspirasi dari olahraga tradisional Prancis. Pemain melempar boule besi sedekat mungkin ke target bernama cochonnet. Permainan ini menekankan akurasi dan strategi, serta menjadi bukti bagaimana Google menghadirkan variasi budaya dalam bentuk digital. 

Mengapa Game Google Layak Dicoba

Game-game ini bukan sekadar hiburan ringan. Mereka mencerminkan kreativitas Google dalam menghadirkan interaksi unik bagi pengguna. Selain itu, game ini bisa dimainkan kapan saja tanpa biaya, tanpa akun, dan tanpa instalasi. Menurut CommonSenseGamer, koleksi game Google terus diperbarui sehingga selalu ada kejutan baru yang bisa ditemukan. 

Google tidak hanya mesin pencarian, tetapi juga penyedia hiburan gratis yang tersembunyi. Dari Champion Island hingga Petanque, setiap game menawarkan pengalaman unik, nostalgia, atau sekadar pengisi waktu luang. Fakta bahwa semua bisa dimainkan langsung di browser menjadikan Google sebagai salah satu platform hiburan paling mudah diakses.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)


Anti Bocor Data? UP Phone Klaim Lebih Aman dari iPhone dan Samsung!

30 December 2025 at 16:21
 Di tengah dominasi Apple dan Samsung, sebuah nama baru muncul dan langsung mencuri perhatian. UP Phone, produk dari startup teknologi Unplugged yang berbasis di Siprus, diproduksi di Indonesia dan dipasarkan ke Amerika Serikat serta Kanada. Keunggulan utama perangkat ini terletak pada perlindungan privasi pengguna. 

Unplugged mengklaim UP Phone lebih aman dibandingkan iPhone 16 Pro maupun Galaxy S25. Klaim tersebut didasarkan pada fakta bahwa UP Phone tidak memiliki permintaan DNS pihak ketiga, sementara iPhone 16 Pro tercatat memiliki 3.181 permintaan dan Galaxy S25 sebanyak 1.368.

Desain Premium dengan Sentuhan Berbeda

Sekilas, UP Phone memiliki desain yang mirip dengan iPhone. Panel kamera bergaya “boba” dan bezel layar tipis membuatnya terlihat premium. Namun, perangkat ini tidak mengadopsi fitur Dynamic Island seperti iPhone. Layar AMOLED berukuran 6,67 inci memberikan pengalaman visual yang luas, didukung RAM 8GB dan penyimpanan 256GB yang dapat diperluas hingga 1TB. 

Baca Juga: Honor Win Series Gunakan Baterai 10.000 mAh, Apa Cuma Itu Aja Lebihnya?

Kamera 108MP, Bukti Indonesia Bisa Bersaing

Fotografi menjadi salah satu sektor yang diperhatikan serius. UP Phone dilengkapi kamera utama 108MP, kamera makro 5MP, kamera wide 8MP, serta kamera depan 32MP untuk kebutuhan selfie dan video call. Chip MediaTek Dimensity 1200 menjadi otak perangkat, didukung baterai 4.300 mAh dengan pengisian cepat 33W kabel dan 15W nirkabel. 

Fitur tambahan seperti sertifikasi IP53, Wi-Fi 6, NFC, eSIM, jaringan 5G, dan speaker ganda semakin memperkuat posisinya sebagai ponsel premium dengan harga kompetitif.

Indonesia Diam-Diam Jadi Basis Produksi Smartphone Global

Produksi UP Phone di Indonesia menjadi pencapaian yang patut dicatat. Selama ini, manufaktur smartphone lebih sering dikaitkan dengan negara seperti Tiongkok, Vietnam, atau India. Kini, Indonesia mulai masuk dalam peta rantai pasok global dengan kepercayaan yang diberikan Unplugged untuk merakit perangkat berteknologi tinggi di tanah air. 

Tenaga kerja yang terampil, infrastruktur manufaktur yang berkembang, serta kemampuan menjaga kualitas produk menjadi faktor utama yang membuat Indonesia layak dipercaya. Fakta bahwa ponsel hasil produksi lokal bisa langsung dipasarkan di Amerika Serikat dan Kanada memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen teknologi.

Keputusan Unplugged juga menempatkan Indonesia dalam posisi strategis di tengah tren global yang mendorong diversifikasi rantai pasok. Banyak perusahaan teknologi kini mencari alternatif di luar Asia Timur, dan Indonesia hadir sebagai pilihan yang menjanjikan. Potensi transfer teknologi serta peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal menjadi nilai tambah yang dapat memperkuat daya saing industri nasional.

Menurut Reuters, produksi awal di Indonesia merupakan strategi efisiensi sekaligus bukti kepercayaan terhadap kapabilitas manufaktur lokal. Fakta ini membuka peluang bagi lebih banyak perusahaan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, sekaligus menegaskan bahwa Indonesia siap bersaing di panggung teknologi dunia.

Trump Menekan, Nevada Jadi Target Baru

Kesuksesan produksi di Indonesia memicu tekanan politik. Presiden Donald Trump mendorong agar lebih banyak produsen smartphone merakit perangkat di Amerika Serikat. Ia bahkan mengancam dengan tarif tinggi bagi perusahaan yang menjual produk di AS tetapi memproduksinya di luar negeri.

Unplugged pun berencana membuka lini perakitan di Nevada. Namun, biaya produksi di AS jauh lebih tinggi karena rantai pasok masih terkonsentrasi di Asia dan harga tenaga kerja domestik yang mahal. Strategi perusahaan adalah merakit dalam jumlah kecil dan stabil, bukan merilis model baru setiap tahun.

Harga di Bawah Seribu Dolar, Bisakah Bertahan?

Unplugged berusaha menjaga harga UP Phone tetap di bawah US$1.000 atau sekitar Rp16,2 juta. Sebagai perbandingan, perangkat yang diproduksi di Indonesia dijual sekitar US$989 atau Rp16 juta. Strategi ini penting agar UP Phone tetap kompetitif melawan raksasa seperti Apple dan Samsung. 

Selain itu, langkah berikutnya adalah melakukan pengadaan komponen di AS. CEO Unplugged, Joe Weil, menyebut bahwa tahap awal adalah perakitan, kemudian secara bertahap beralih ke pengadaan komponen lokal.

Pertanyaan yang Belum Terjawab

Apakah langkah Unplugged memindahkan sebagian produksi ke AS akan menguntungkan, atau justru melemahkan daya saing UP Phone yang selama ini bertumpu pada efisiensi produksi di Indonesia. Pertanyaan ini relevan karena tren global menunjukkan semakin banyak negara mendorong lokalisasi manufaktur demi kedaulatan teknologi. Namun, biaya tinggi bisa menjadi penghalang besar bagi startup yang baru merintis.

Baca Juga: India Perkenalkan Teknologi Internet Satelit Yang Langusung Terhubung ke HP

Indonesia dan Masa Depan Teknologi

Kehadiran UP Phone membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen teknologi global. Jika tren ini berlanjut, Indonesia berpotensi menjadi pusat manufaktur alternatif di luar Tiongkok. 

Lebih jauh, keberhasilan ini bisa menjadi inspirasi bagi startup lokal untuk berani menembus pasar internasional dengan produk yang menonjolkan nilai unik, seperti privasi dan keamanan digital.

UP Phone adalah simbol kebangkitan Indonesia di industri teknologi global. Dengan fokus pada privasi, desain premium, dan harga kompetitif, ponsel ini berhasil menembus pasar Amerika dan Kanada. Namun, tekanan politik dari Presiden Trump menimbulkan tantangan baru bagi Unplugged.

Apakah Indonesia akan tetap menjadi pusat produksi utama, ataukah Nevada akan mengambil alih. Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan arah masa depan UP Phone dan posisi Indonesia dalam peta industri smartphone dunia.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)


Meteor Jatuh Dekat Cirebon, NASA dan BRIN Ungkap Fakta Asal-usul Bola Api Tersebut

30 December 2025 at 00:12


Foto: MalangHits.com

Teknologi.id Peristiwa jatuhnya benda langit di wilayah perairan dekat Cirebon, Jawa Barat, telah ditetapkan sebagai salah satu kejadian astronomi paling signifikan sepanjang tahun 2025. Berdasarkan kompilasi data yang dirilis dalam ulasan tahunan otoritas terkait, fenomena yang terjadi pada hari Minggu, 5 Oktober 2025 ini, memberikan wawasan baru mengenai dinamika benda dekat Bumi (Near-Earth Objects) di wilayah ekuator. Peristiwa tersebut bermula dari munculnya kilatan cahaya masif di atmosfer yang kemudian diikuti oleh indikasi teknis berupa gelombang akustik dan getaran yang terekam oleh instrumen pemantau Bumi.

Kejadian ini menjadi perhatian serius setelah adanya sinkronisasi data antara pengamatan visual antariksa dengan deteksi sensor di darat. Pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera melakukan investigasi untuk memetakan asal-usul, ukuran, dan dampak yang ditimbulkan oleh objek tersebut. Analisis ini sangat krusial untuk memastikan bahwa tidak ada ancaman berkelanjutan bagi infrastruktur publik maupun keamanan wilayah kedaulatan Indonesia.

Deteksi Sinkron Waktu dan Fenomena Gelombang Kejut

Secara teknis, peristiwa meteor ini memiliki dua catatan waktu krusial yang menjadi landasan analisis para ahli. Catatan pertama adalah waktu munculnya pijar api atau fase meteor yang terjadi pada pukul 18.35 WIB. Pada detik ini, objek tersebut sedang mengalami gesekan ekstrem dengan lapisan mesosfer Bumi, menciptakan suhu yang sangat tinggi hingga material batuan tersebut berpijar dan tampak sebagai bola api benderang.

Catatan kedua yang tidak kalah penting adalah waktu terdeteksinya getaran oleh sensor BMKG pada pukul 18.39 WIB. Selisih waktu sekitar empat menit antara penampakan visual dan deteksi getaran darat ini dijelaskan oleh para peneliti sebagai waktu tempuh rambatan suara atau gelombang kejut di udara. Fenomena ini membuktikan bahwa meteor tersebut bergerak dengan kecepatan supersonik yang menciptakan shockwave atau gelombang kejut masif saat memasuki lapisan atmosfer yang lebih padat. Getaran yang terekam oleh seismograf BMKG mengonfirmasi bahwa energi yang dilepaskan saat meteor tersebut pecah di udara cukup kuat untuk menggetarkan medium di permukaan bumi.

Baca juga: BRIN Ungkap Meteor Besar di Cirebon Tak Sebabkan Kebakaran, Ini Faktanya!


Foto: iStockphoto

Analisis Fisik Diameter dan Massa Objek Berdasarkan Data BRIN

Peneliti senior Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, memberikan estimasi dimensi objek berdasarkan besaran energi dan intensitas cahaya yang dihasilkan. Meteoroid tersebut diperkirakan memiliki diameter fisik berkisar antara 3 hingga 5 meter. Dalam skala astronomi, objek dengan ukuran ini memang tergolong kecil, namun dalam konteks atmosfer Bumi, objek sebesar ini membawa momentum yang luar biasa besar karena kecepatan orbitnya yang bisa mencapai puluhan kilometer per detik.

Mayoritas massa dari objek berdiameter 5 meter ini dipastikan tidak mencapai permukaan dalam bentuk utuh. Proses yang disebut sebagai ablas terjadi, di mana panas luar biasa akibat gesekan udara mengikis permukaan meteoroid hingga menguap. Tekanan udara yang sangat tinggi di bagian depan objek akhirnya menyebabkan batuan tersebut mengalami fragmentasi atau meledak di udara (airburst). Inilah alasan mengapa suara dentuman keras muncul tanpa adanya kawah benturan di daratan. Material sisa yang tidak habis terbakar akan berubah menjadi serpihan kecil yang jatuh dengan kecepatan terminal yang jauh lebih lambat.

Penentuan Titik Jatuh dan Koordinat Wilayah Laut Jawa

Salah satu pencapaian penting dalam investigasi ini adalah penentuan lokasi jatuhnya material sisa meteor. Melalui perhitungan lintasan dan triangulasi data sensor, otoritas menyimpulkan bahwa titik jatuh akhir meteor tersebut berada di perairan Laut Jawa, tepatnya di sebelah utara Cirebon dan Tegal. Lokasi ini secara geografis berada cukup dekat dengan garis pantai, yang menjelaskan mengapa efek suara dan getarannya terasa sangat intens di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Kepastian lokasi jatuh di laut ini menggugurkan berbagai spekulasi mengenai kerusakan darat. Secara ilmiah, Laut Jawa di bagian utara Cirebon memiliki kedalaman yang cukup untuk menampung sisa-sisa fragmen meteorit tanpa menimbulkan gangguan pada ekosistem laut atau jalur pelayaran. Penentuan lokasi jatuh ini juga membantu tim riset dalam memahami sudut masuk (entry angle) objek tersebut saat menembus lapisan pelindung Bumi.

Perspektif NASA Mengenai Pemantauan Benda Dekat Bumi (NEO)

Fenomena ini juga masuk dalam radar pemantauan global melalui data yang sering dirujuk dari NASA. Pihak NASA memberikan konteks bahwa objek berukuran 3 hingga 5 meter seperti yang jatuh di dekat Cirebon sering kali luput dari pemantauan teleskop luar angkasa saat masih berada di ruang hampa. Hal ini disebabkan oleh sifat batuan antariksa yang cenderung gelap dan tidak memantulkan cahaya matahari secara signifikan dibandingkan dengan ukuran asteroid yang lebih besar.

NASA menekankan bahwa kejadian di Indonesia pada Oktober 2025 ini merupakan pengingat penting bagi komunitas internasional mengenai Space Situational Awareness (Kesadaran Situasi Ruang Angkasa). Meskipun objek ini tidak membahayakan secara masal, data dari setiap kejadian jatuhnya meteor sangat berharga untuk menyempurnakan algoritma prediksi lintasan benda langit lainnya. NASA secara rutin mencatat kejadian semacam ini sebagai bagian dari katalog peristiwa bolide (meteor sangat terang) yang terjadi di atmosfer Bumi.

Klasifikasi Terminologi dan Karakteristik Material Antariksa

Artikel ini juga memperjelas klasifikasi ilmiah yang digunakan untuk menghindari kerancuan istilah. Objek tersebut diklasifikasikan sebagai Meteoroid saat masih berada di luar atmosfer. Begitu ia bergesekan dengan udara dan menghasilkan cahaya, ia menjadi Meteor. Dan jika ada material yang berhasil mencapai permukaan laut di utara Cirebon, material tersebut disebut sebagai Meteorit.

Dalam ulasan teknisnya, para ahli menduga meteor ini memiliki karakteristik yang mirip dengan meteorit Chondrite atau batuan luar angkasa yang kaya akan mineral silikat. Meskipun tidak ada pengambilan sampel langsung dari dasar laut, analisis terhadap gelombang suara dan getaran seismik memberikan petunjuk mengenai kepadatan objek tersebut. Kekuatan gelombang kejut mengindikasikan bahwa batuan ini memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi sehingga tidak langsung hancur di lapisan atmosfer atas, melainkan mampu bertahan hingga ke lapisan yang lebih rendah sebelum akhirnya pecah.

Baca juga: Keajaiban Alam Akhir Tahun: Geminid, 'Hujan Meteor Terbaik' Siap Terangi Indonesia

Pentingnya Mitigasi Antariksa di Indonesia

Sebagai penutup dari ulasan mendalam ini, peristiwa meteor Cirebon 5 Oktober 2025 menyoroti pentingnya integrasi antara teknologi pemantauan cuaca, seismik, dan astronomi di Indonesia. Koordinasi yang cepat antara BRIN dan BMKG terbukti mampu memberikan jawaban ilmiah kepada publik, mencegah penyebaran informasi yang salah terkait asal-usul suara dentuman dan getaran misterius yang dirasakan masyarakat. Fenomena ini menegaskan bahwa meskipun Indonesia berada di wilayah khatulistiwa, risiko jatuhnya benda langit tetap ada dan memerlukan pengawasan yang berkelanjutan. Data teknis yang terkumpul dari peristiwa ini kini menjadi bagian dari basis data nasional untuk pengembangan sistem peringatan dini di masa depan. Kejadian ini tidak hanya menjadi catatan sejarah astronomi, tetapi juga menjadi bahan studi penting bagi para peneliti dalam memahami bagaimana atmosfer Bumi berinteraksi dengan materi-materi purba dari sisa pembentukan tata surya.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Ikuti Amerika? Rusia Targetkan Bangun Reaktor Nuklir di Bulan Sebelum Tahun 2036!

29 December 2025 at 23:28

Foto: Teknologi.id/ Yasmin Najla Alfarisi

Teknologi.id -  Rusia resmi mengumumkan rencana ambisiusnya untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan sebelum tahun 2036. Proyek besar ini dirancang untuk menyediakan sumber energi stabil untuk program eksplorasi Bulan dan rencana pembuatan Stasiun Penelitian Bulan Internasional, sebuah usaha kolaboratif Rusia dan Cina.

Mengapa Nuklir Jadi Kunci Bertahan di Bulan?

Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengonfirmasi kalau proyek ini sudah memasuki fase yang lebih formal, yang melibatkan kemitraan dengan firma kedirgantaraan Lavochkin Association. Meskipun badan antariksa tersebut lebih sering menggunakan istilah "pembangkit listrik", keterlibatan Rosatom (perusahaan nuklir Rusia) dan Kurachtov Institute (pusat penelitian nuklir terkemuka), tidak diragukan lagi bahwa fasilitas ini akan menggunakan energi nuklir.

Alasan utama dalam memilih tenaga nuklir dibandingkan tenaga surya adalah karena lingkungan Bulan yang ekstrem. Satu malam saja di Bulan dapat mencapai sekitar 336 jam (kira-kira 14 hari di bumi). Di masa seperti ini, panel surya tidak berguna, dan suhu turun hingga level yang sangat rendah. Sebuah rektor nuklir menawarkan solusi "tenaga tanpa henti" yang tidak berdampak pada kegelapan panjang, suhu dingin, atau debu Bulan yang terus bertambah.

Baca juga: Perang Baru Musk vs Bezos: Adu Cepat Bangun Pusat Data AI di Luar Angkasa!

Mendukung Ambisi Ruang Angkasa Dalam

Berdasarkan Roscosmos, pembangkit listrik ini akan berfungsi sebagai tulang punggung dari beberapa operasi berteknologi tinggi. Pembangkit ini akan menyediakan listrik untuk robot penjelajah, observatorium ilmiah, dan keseluruhan insfrastruktur pangkalan Bulan Rusia-Cina. Pimpinan Roscosmos menjelaskan proyek ini sebagai transisi yang sangat penting dari "misi sekali jalan" ke "misi jangka panjang, dengan stasiun penelitian yang beroperasi secara permanen".

Selain Bulan, kepala Roscosmos, Dmitry Bakanov, mengaitkan pengembangan nuklir ini dengan tujuan yang lebih luas lagi. Ia mengatakan bahwa menguasai tenaga Bulan merupakan batu loncatan untuk misi angkasa dalam ke depannya, termasuk penjelajahan Venus. Sebagai satu-satunya negara yang berhasil mendarat di Venus di masa lalu, Rusia melihat "tujuan besar-besaran" ini sebagai simbol dari kekuatan nasional dan keahlian teknik yang jenius.

Perlombaan Antariksa Baru: Rusia vs. Amerika Serikat

Foto: NASA

Rusia bukan satu-satunya pemain dalam perlombaan berisiko tinggi ini. Amerika Serikat, melalui NASA mengumumkan pada Agustus 2024 mengenai tujuannya untuk mengarahkan reaktor nuklir miliknya ke permukaan Bulan sebelum kuartal pertama tahun fiskal 2030.

Pejabat-pejabat AS, termasuk Menteri Perhubungan (Transportation Secretary) Sean Duffy, telah menggambarkan hal ini sebagai kompetisi strategis. Ia mengatakan bahwa AS saat ini terlibat dalam "perlombaan ke Bulan" melawan Cina dan Rusia. Pasokan energi berkelanjutan dilihat sebagai "oksigen" misi ini, tanpanya, manusia tidak dapat bertahan hidup cukup lama di Bulan untuk menggunakannya sebagai titik awal misi masa depan ke Mars.

Apakah Legal untuk Membuat Teknologi Nuklir di Luar Angkasa?

Adanya teknologi nuklir di ruang angkasa tentunya menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan dan hukum. Meski begitu, hukum internasional saat ini secara spesifik melarang penempatan senjata nuklir di orbit atau di pada benda langit. Tidak ada larangan penggunaan energi nuklir dalam pembangkit listrik untuk tujuan damai, asalkan proyek-proyek tersebut memenuhi standar keselamatan dan regulasi internasional yang ketat.

Baca juga: Gas Beracun Ditemukan di Luar Angkasa, Begini Penjelasan Ilmiahnya!

"Gold Rush" Bulan

Kenapa negara-negara adidaya sangat ingin membangun infrastuktur di Bulan? Para analis merujuk pada adanya kemungkinan "demam emas (gold rush) bulan". Penelitian dari organisasi seperti Boeing dan NASA mengatakan bahwa bulan merupakan gudang harta karun dari sumber daya langka:

  • Helium-3: Diperkirakan terdapat satu juta ton metrik dari isotop langka ini di Bulan. Isotop ini dianggap sebagai holy grail” yang berpotensi menciptakan teknologi energi bersih di masa depan.
  • Elemen Tanah yang Langka: Permukaan Bulan mengandung skandium, yttrium, dan 15 jenis lantanida yang berbeda. Bahan-bahan ini sangat penting untuk memproduksi smartphone, komputer, dan teknologi militer canggih.

Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Menuju 2036, Bulan berubah dari yang awalnya satelit jauh menjadi medan pertempuran geopolitik dan ekonomi. Pengembangan tenaga nuklir di Bulan menandakan era baru di mana ruang angkasa bukan lagi hanya untuk diamati, namun untuk industrialisasi. Bagi Rusia dan para mitranya, keberhasilan reaktor ini akan menentukan apakah kehadiran mereka di Bulan hanyalah impian belaka atau dapat menjadi kenyataan. 


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


DJP Tunjuk OpenAI Pungut Pajak Digital, ChatGPT Resmi Kena PPN 11%

29 December 2025 at 22:33


Foto: Freepik

Teknologi.id – Peta perpajakan digital di Indonesia kembali mencatat tonggak sejarah baru. Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan secara resmi telah menunjuk OpenAI OpCo LLC, perusahaan induk di balik chatbot kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) populer ChatGPT, sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas produk digital yang dijual kepada pelanggan di tanah air. Penunjukan ini menandai berakhirnya era "bebas pajak" bagi salah satu alat produktivitas AI paling berpengaruh di dunia saat ini.

Langkah ini merupakan bagian dari perluasan subjek pajak Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang bertujuan untuk menciptakan keadilan bagi para pelaku usaha, baik lokal maupun mancanegara. Dengan penetapan ini, setiap transaksi langganan ChatGPT Plus maupun layanan API berbayar lainnya akan otomatis dikenakan tambahan biaya pajak yang akan disetorkan langsung ke kas negara. Kebijakan ini menegaskan bahwa setiap aktivitas ekonomi digital yang mengambil nilai dari pasar Indonesia kini wajib memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

Dasar Hukum dan Penunjukan OpenAI

Berdasarkan laporan resmi dari CNBC Indonesia, penunjukan OpenAI sebagai pemungut PPN dilakukan setelah perusahaan tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam regulasi perpajakan Indonesia. Pemerintah telah menetapkan ambang batas khusus bagi perusahaan digital luar negeri untuk wajib memungut pajak, yakni memiliki nilai transaksi dengan pengguna di Indonesia melebihi Rp600 juta dalam satu tahun atau memiliki trafik pengakses yang melebihi 12.000 pengguna dalam kurun waktu satu tahun.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Rosmauli, menjelaskan bahwa masuknya OpenAI ke dalam daftar pemungut pajak merupakan hasil dari pemantauan intensif terhadap aktivitas ekonomi digital yang semakin masif. Seiring dengan meledaknya penggunaan kecerdasan buatan untuk kebutuhan profesional, pendidikan, hingga personal di Indonesia, nilai transaksi yang dihasilkan oleh OpenAI telah melampaui batas minimum tersebut. Oleh karena itu, kewajiban perpajakan menjadi mutlak untuk diterapkan demi menjaga integritas sistem keuangan negara.

Mekanisme PPN 11% dan Dampak Harga bagi Konsumen

Dengan resminya penunjukan ini, setiap pengguna layanan premium ChatGPT di Indonesia akan melihat adanya komponen tambahan dalam tagihan bulanan mereka. Jika sebelumnya biaya langganan ChatGPT Plus berada di kisaran $20 USD (sekitar Rp310.000 - Rp325.000 tergantung kurs), maka mulai periode penagihan berikutnya, harga tersebut akan ditambah dengan PPN sebesar 11%. Penambahan ini dilakukan secara otomatis oleh sistem tagihan OpenAI yang kini telah terintegrasi dengan parameter perpajakan Indonesia.

Secara teknis, OpenAI kini bertindak sebagai "agen pemerintah" yang memungut pajak tersebut saat transaksi terjadi. Pengguna akan menerima bukti pungut berupa invoice yang mencantumkan rincian PPN, yang bagi pengguna korporasi atau profesional dapat digunakan sebagai dokumen perpajakan yang valid. Meski kenaikan ini mungkin dirasa memberatkan bagi sebagian individu, pemerintah menekankan bahwa ini adalah bentuk kontribusi adil atas pemanfaatan infrastruktur digital Indonesia yang digunakan oleh platform tersebut untuk meraup keuntungan dari jutaan penggunanya.


Foto: Deus Code

Baca juga: Gemini 3 Flash Meluncur: Performa Setara Pro, Harga 4 Kali Lebih Murah

Keadilan Berusaha dan Level Playing Field

Salah satu alasan fundamental di balik kebijakan ini adalah penciptaan level playing field atau kesetaraan dalam berusaha. Sebelum aturan ini ditegakkan secara menyeluruh, banyak perusahaan teknologi dalam negeri yang menyediakan jasa perangkat lunak sudah lebih dulu dikenakan PPN. Tanpa adanya pajak bagi perusahaan asing seperti OpenAI, terjadi ketimpangan harga yang membuat produk lokal seolah-olah lebih mahal hanya karena beban pajak yang tidak setara.

Dengan mewajibkan ChatGPT membayar pajak, pemerintah memastikan bahwa perusahaan raksasa global tidak memiliki keuntungan kompetitif yang tidak adil di pasar domestik. Selain itu, kebijakan ini mencerminkan kedaulatan digital Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya sekadar pasar bagi teknologi asing, tetapi juga memiliki regulasi yang kuat untuk memastikan bahwa setiap keuntungan yang dihasilkan di wilayahnya juga memberikan manfaat kembali bagi masyarakat Indonesia melalui instrumen pajak.

Rekor Penerimaan Pajak Digital Nasional yang Melambung

Hingga akhir November 2025, catatan DJP menunjukkan performa yang sangat impresif dari sektor pajak digital. Secara total, terdapat 254 perusahaan digital yang telah ditunjuk sebagai pemungut PPN PMSE, mulai dari layanan streaming, musik, hingga kini merambah ke sektor AI. Dari jumlah tersebut, sebanyak 215 perusahaan telah secara rutin menyetorkan pajaknya ke kas negara. Angka ini terus menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun.

Data statistik menunjukkan keberhasilan kebijakan ini dengan angka akumulasi penerimaan sejak tahun 2020 hingga November 2025 yang mencapai Rp34,54 triliun. Pada tahun 2025 saja, hingga bulan November, penerimaan sudah mencapai Rp9,19 triliun, yang artinya sudah melampaui total penerimaan sepanjang tahun 2024 yang sebesar Rp8,44 triliun. Masuknya OpenAI diprediksi akan menjadi pendorong yang sangat signifikan bagi target pajak di tahun 2026 mendatang, mengingat tingginya ketergantungan berbagai sektor industri di Indonesia terhadap layanan ChatGPT.

Baca juga: Mengejutkan! ChatGPT Kini Lebih Sering Dipakai untuk Tanya Pajak daripada Koding

Masa Depan Regulasi AI dan Ekonomi Digital

Penunjukan OpenAI hanyalah awal dari langkah pemerintah dalam merapikan ekosistem digital. Para pengamat ekonomi memprediksi bahwa ke depan, pemerintah akan terus memantau perusahaan AI lainnya yang memiliki basis pengguna besar di Indonesia, seperti Anthropic (Claude), Perplexity, atau penyedia layanan visual AI lainnya. Industri AI tidak lagi dipandang sebagai "teknologi masa depan", melainkan industri matang yang memutar dana besar dan memengaruhi produktivitas ekonomi secara luas.

Selain PPN, diskusi mengenai pajak penghasilan bagi perusahaan teknologi luar negeri yang tidak memiliki kantor fisik namun memiliki kehadiran ekonomi signifikan (Significant Economic Presence) juga mulai mencuat. Hal ini sejalan dengan konsensus pajak global yang sedang digodok oleh negara-negara di dunia. Dengan demikian, langkah memajaki ChatGPT hari ini merupakan bagian dari persiapan jangka panjang Indonesia dalam menghadapi ekonomi digital yang semakin kompleks dan terdesentralisasi.

Kontribusi Pengguna untuk Pembangunan Infrastruktur

Sebagai penutup, pengenaan pajak pada layanan populer seperti ChatGPT adalah konsekuensi logis dari integrasi teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari. Dana yang terkumpul dari PPN PMSE ini dialokasikan kembali oleh negara untuk membiayai berbagai program pembangunan, mulai dari peningkatan kualitas jaringan internet di daerah terpencil hingga penguatan keamanan siber nasional.

Bagi masyarakat pengguna, kebijakan ini memberikan kepastian hukum dan transparansi. Kita kini tidak hanya menjadi konsumen pasif, tetapi juga berkontribusi secara nyata pada pembiayaan negara melalui setiap interaksi langganan yang kita lakukan. Dengan ekosistem yang lebih adil dan teratur, diharapkan industri teknologi di Indonesia dapat tumbuh lebih sehat dan bersaing secara kompetitif di kancah global.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Internet Satelit Langsung ke HP? AST SpaceMobile Luncurkan BlueBird 6

29 December 2025 at 22:20
BlueBird 6 Satelit Raksasa yang Menantang Dominasi Starlink. Selama beberapa tahun terakhir, nama Starlink milik Elon Musk mendominasi percakapan tentang internet satelit. Namun, pada 23 Desember 2025, dunia menyaksikan peluncuran satelit BlueBird 6 oleh AST SpaceMobile, perusahaan asal Texas yang berambisi membangun jaringan broadband berbasis ruang angkasa pertama yang dapat diakses langsung oleh ponsel pintar standar.

Roket LVM Jadi Kebanggaan India di Panggung Dunia 

BlueBird 6 diluncurkan dari Satish Dhawan Space Centre, Sriharikota, India, menggunakan roket Launch Vehicle Mark-3 (LVM3). Roket setinggi 43,5 meter ini dikenal sebagai “Bahubali Rocket” karena kekuatannya, dan memiliki catatan keberhasilan 100% sejak debut pada 2014. Dengan berat muatan sekitar 6.100 kilogram, BlueBird 6 menjadi muatan terberat yang pernah diangkut LVM3 ke orbit rendah Bumi (LEO). Satelit berhasil ditempatkan pada ketinggian 521 kilometer hanya dalam waktu 15,5 menit setelah lepas landas. 

Baca Juga: Lokasi Strategis, Biak Siap di Bangun Badan Antariksa Pertama di Indonesia

Panel Komunikasi Raksasa, Tiga Kali Lebih Besar, Sepuluh Kali Lebih Kuat

Generasi sebelumnya, BlueBird 1 hingga 5, membawa panel komunikasi berukuran 64,4 meter persegi yang sudah dianggap besar di orbit rendah Bumi. Kini, BlueBird 6 hadir dengan lompatan teknologi signifikan melalui panel hampir 223 meter persegi (2.400 kaki persegi). Dengan ukuran tersebut, satelit ini resmi menjadi satelit komunikasi komersial terbesar di LEO. 

Panel raksasa ini bukan hanya soal dimensi, melainkan juga soal kapasitas. Dibanding pendahulunya, BlueBird 6 mampu menyalurkan data sepuluh kali lipat lebih besar, sehingga dapat melayani lebih banyak pengguna secara bersamaan dengan kualitas koneksi tetap stabil. Selain itu, jangkauan sinyal menjadi lebih luas dan merata, terutama di wilayah terpencil yang selama ini sulit dijangkau jaringan darat.

Keunggulan teknis ini memungkinkan BlueBird 6 menghadirkan kecepatan hingga 120 Mbps langsung ke ponsel pintar standar. Dengan demikian, layanan suara, akses data penuh, hingga streaming video resolusi tinggi dapat dinikmati tanpa perangkat tambahan. Hal ini menjadikan BlueBird 6 bukan sekadar satelit, melainkan fondasi bagi ekosistem komunikasi masa depan yang berorientasi pada akses universal.

Koneksi Langsung ke Ponsel, Apa Artinya bagi Pengguna?


Foto: Stocktwits

Berbeda dengan Starlink, yang masih membutuhkan antena khusus agar bisa digunakan, BlueBird 6 hadir dengan cara yang lebih praktis. Satelit ini memungkinkan internet langsung masuk ke ponsel pintar biasa tanpa perlu perangkat tambahan. Jadi, cukup dengan ponsel yang sudah dimiliki, pengguna bisa menikmati layanan internet dari satelit. 

Hal ini sangat penting bagi masyarakat di daerah terpencil. Selama ini, akses internet di wilayah pedesaan, pulau kecil, atau daerah dengan kondisi geografis sulit sering terhambat karena tidak ada menara seluler atau jaringan kabel. Dengan BlueBird 6, hambatan itu bisa diatasi. Internet dapat langsung digunakan tanpa harus menunggu pembangunan infrastruktur darat yang mahal dan memakan waktu lama.

Baca Juga: Starlink Laku keras di 2025, Apakah akan tetap bertahan?

Kecepatan yang ditawarkan juga cukup tinggi, yakni hingga 120 Mbps. Dengan kecepatan ini, orang bisa melakukan panggilan suara, membuka data, hingga menonton video dengan kualitas bagus. Artinya, BlueBird 6 bukan hanya mempermudah akses internet, tetapi juga memberi kesempatan bagi masyarakat di berbagai wilayah untuk ikut serta dalam aktivitas digital modern.

Teknologi ini dianggap sebagai salah satu terobosan besar dalam dunia telekomunikasi. Jika sebelumnya internet satelit hanya menjadi pelengkap, kini BlueBird 6 menjadikannya solusi utama untuk menjembatani kesenjangan digital. Dengan biaya akses yang lebih rendah dan cara penggunaan yang lebih sederhana, satelit ini membuka peluang agar internet bisa dirasakan secara lebih merata oleh semua orang.

India Bersiap Menjadi Pusat Transformasi Global Peluncuran

BlueBird 6 tidak hanya menjadi kebanggaan bagi India, tetapi juga membuka peluang besar bagi negara berkembang. Vodafone Idea, salah satu operator besar di India, menyatakan antusiasme untuk menghadirkan layanan ini ke wilayah yang selama ini sulit dijangkau jaringan internet. CEO Abhijit Kishore menegaskan bahwa teknologi ini akan menjadi langkah transformasional dalam menjembatani kesenjangan digital dan membuka peluang ekonomi baru bagi jutaan masyarakat. 

Tantangan dan Kontrovers, Berdampak Pada Langit Malam yang Terganggu?

Meski menjanjikan, kehadiran satelit raksasa seperti BlueBird 6 menimbulkan kekhawatiran. Para astronom memperingatkan bahwa ukuran besar satelit dapat mengganggu pengamatan langit malam dan penelitian astronomi. Selain itu, isu regulasi juga muncul, bagaimana negara-negara akan mengatur penggunaan spektrum frekuensi dan orbit agar tidak terjadi konflik antar operator satelit? 

Ambisi Masa Depan AST SpaceMobile 

AST SpaceMobile tidak berhenti pada BlueBird 6, perusahaan menargetkan untuk meluncurkan 45 hingga 60 satelit tambahan hingga akhir 2026, membangun jaringan broadband berbasis ruang angkasa yang dapat diakses langsung oleh ponsel pintar di seluruh dunia. Dengan ambisi ini, AST SpaceMobile berupaya menciptakan jaringan seluler global berbasis satelit pertama yang benar-benar berbeda, melayani baik kebutuhan komersial maupun pemerintahan. Peluncuran BlueBird 6 menandai era baru dalam teknologi komunikasi. Dengan kapasitas besar, kemampuan koneksi langsung ke ponsel, dan dukungan operator global, satelit ini berpotensi mengubah cara dunia mengakses internet.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)


Komdigi Perintahkan Google Hapus 7 Aplikasi Matel Fasilitator Pencurian Data

29 December 2025 at 22:14


Foto: Ads Radio Fm

Teknologi.id Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) secara resmi telah melayangkan permintaan kepada Google untuk segera menurunkan (take down) tujuh aplikasi yang diduga kuat memfasilitasi praktik pencurian data pribadi. Aplikasi-aplikasi tersebut dikenal luas di kalangan penagih utang lapangan atau "Mata Elang" (Matel), yang digunakan untuk melacak kendaraan nasabah lembaga pembiayaan (leasing) secara ilegal melalui data sensitif yang seharusnya terlindungi.

Langkah ini diambil menyusul keresahan masyarakat yang semakin meningkat terkait keamanan data pribadi di ruang digital. Melalui Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, pemerintah menegaskan bahwa keberadaan aplikasi tersebut tidak hanya melanggar privasi, tetapi juga berpotensi memicu tindakan kekerasan dan intimidasi di jalanan.

Kronologi Penindakan: Bermula dari Laporan Warga

Penindakan ini dipicu oleh viralnya informasi di media sosial, khususnya di platform X (dahulu Twitter). Salah satu akun, @theapologet, mengunggah temuan mengejutkan mengenai kemudahan akses data nasabah melalui aplikasi yang tersedia secara bebas di Google Play Store. Unggahan tersebut menunjukkan bagaimana data lengkap mulai dari alamat, nomor telepon, hingga nomor plat kendaraan nasabah yang menunggak cicilan dapat diakses hanya dengan beberapa klik.

Fenomena ini mengundang kecaman luas karena dianggap sebagai kebocoran data masif yang dimanfaatkan oleh oknum untuk keuntungan sepihak. Komdigi merespons cepat laporan tersebut dengan melakukan verifikasi teknis sebelum akhirnya menghubungi pihak Google selaku penyedia platform distribusi aplikasi. 

Baca juga: Cloudflare dan Komdigi Gelar Audiensi, Ini Hasilnya untuk PSE Lingkup Privat

Daftar Aplikasi yang Menjadi Target

Berdasarkan hasil analisis dan pantauan di lapangan, Komdigi mengidentifikasi beberapa aplikasi yang memiliki trafik tinggi dan terbukti memuat data nasabah tanpa izin. Beberapa nama aplikasi yang secara spesifik masuk dalam radar penindakan antara lain:

  • DataMatel - Fokus pada data kendaraan roda dua (R2) secara lengkap.
  • BM - Data Matel R4 - Fokus pada database kendaraan roda empat.
  • Gomatel - Layanan pelacakan kendaraan yang telat bayar.
  • Super Matel - Aplikasi khusus untuk kendaraan R4 dengan fitur pencarian cepat.

Alexander Sabar menjelaskan bahwa saat ini proses delisting atau penghapusan terhadap tujuh aplikasi utama sedang berjalan. Namun, pemerintah juga terus memantau aplikasi sejenis lainnya yang mungkin muncul dengan nama berbeda namun memiliki fungsi serupa.


Foto: Kompas.com

Dasar Hukum dan Prosedur Pelanggaran

Penghapusan aplikasi ini tidak dilakukan secara sewenang-wenang, melainkan memiliki landasan hukum yang kuat dalam regulasi digital Indonesia. Komdigi menggunakan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat sebagai dasar utama.

Dalam regulasi tersebut, setiap PSE wajib memastikan bahwa sistem mereka tidak digunakan untuk kegiatan ilegal atau penyalahgunaan data pribadi. Jika sebuah platform atau aplikasi terbukti melanggar, pemerintah memiliki kewenangan untuk melakukan pemutusan akses. Proses penindakan melibatkan tahapan pemeriksaan mendalam, analisis bukti digital, serta rekomendasi resmi dari instansi terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Penangkapan Oknum dan Dalang di Balik Aplikasi

Tindakan pemerintah tidak berhenti pada tingkat administratif saja. Di lapangan, aparat kepolisian telah melakukan tindakan represif terhadap operasional aplikasi ini. Satreskrim Polres Gresik dilaporkan telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam operasional aplikasi "Gomatel-Data R4 Telat Bayar".

Penangkapan dilakukan di lokasi berbeda, termasuk di Manyar, Gresik, dan Tuban. Salah satu yang diamankan adalah seorang pria berinisial K, yang diduga kuat sebagai ahli IT yang merancang dan mengelola pangkalan data (database) ilegal tersebut. Keberadaan tenaga ahli di balik aplikasi ini menunjukkan bahwa praktik "Mata Elang digital" ini dikelola secara profesional dan terorganisir, bukan sekadar hobi atau kebetulan.

Bahaya "Mata Elang" Digital bagi Masyarakat

Keberadaan aplikasi Matel di Play Store sangat berbahaya karena menciptakan ekosistem yang mendukung tindakan premanisme. Dengan memegang data alamat dan rincian kendaraan, oknum penagih utang dapat melakukan penghadangan di jalanan atau mendatangi rumah nasabah dengan cara yang intimidatif.

Selain itu, sumber data yang digunakan oleh aplikasi ini masih menjadi tanda tanya besar. Ada dugaan kuat terjadi kebocoran data dari internal lembaga pembiayaan atau penjualan data ilegal di pasar gelap (dark web). Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, dampaknya tidak hanya terbatas pada penagihan utang, tetapi juga potensi perampokan atau pemerasan. 

Baca juga: Komdigi Ancam Blokir Cloudflare di Indonesia, Ini Penyebabnya

Komitmen Perlindungan Ruang Digital Indonesia

Alexander menekankan bahwa Komdigi akan terus memperkuat koordinasi dengan platform digital global seperti Google dan Meta. Tantangannya adalah kecepatan munculnya aplikasi baru. Begitu satu aplikasi dihapus, seringkali muncul aplikasi serupa dengan nama yang sedikit dimodifikasi.

Oleh karena itu, Komdigi mengimbau masyarakat untuk proaktif melaporkan melalui kanal pengaduan resmi jika menemukan aplikasi yang mencurigakan atau menyalahgunakan data pribadi. Pemerintah juga meminta pihak perbankan dan leasing untuk memperketat keamanan siber mereka agar data nasabah tidak mudah bocor dan dimanfaatkan oleh pihak luar.

Harapan Masa Depan

Langkah berani Komdigi dalam meminta Google menghapus 7 aplikasi Matel ini adalah sinyal positif bahwa pemerintah mulai serius menangani isu privasi data hingga ke akar rumput. Di masa depan, diharapkan ada sistem pelaporan otomatis dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat mendeteksi aplikasi berbahaya sebelum sempat diunduh oleh ribuan orang.

Kesadaran digital masyarakat juga memegang peranan penting. Dengan tidak menggunakan atau mendukung aplikasi ilegal, masyarakat ikut membantu memutus rantai bisnis pencurian data yang selama ini meresahkan ruang publik kita.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
(WN/ZA)

Benarkah Satu Hari Akan Jadi 25 Jam? Ilmuwan Beberkan Proses Penyebabnya!

29 December 2025 at 21:44


Foto: Getty Images/photovideostock 

Teknologi.id - Pernahkah kamu membayangkan jika suatu hari nanti durasi sehari tidak lagi 24 jam, melainkan menjadi 25 jam? Klaim ini terdengar seperti fiksi ilmiah atau teori konspirasi. Namun faktanya, para ilmuwan menyebut bahwa hal tersebut memang mungkin terjadi secara ilmiah. Meski begitu, perubahannya tidak akan terjadi dalam waktu yang singkat dan perlu proses yang lama

Secara teknis, durasi hari di Bumi memang diperkirakan akan bertambah menjadi 25 jam. Namun proses ini berlangsung sangat lambat dan membutuhkan waktu ratusan juta tahun. Proses ini berlangsung begitu lambat hingga tidak akan berdampak pada kehidupan manusia saat ini. Artinya, kita tidak perlu khawatir jam di rumah tiba-tiba “melambat” dalam waktu dekat. 

Baca juga: Sintesis Verticillin A Berhasil! Peneliti MIT Temukan Kunci Basmi Kanker Otak

Memahami Durasi Hari

Selama ini, kita mengenal satu hari sebagai periode waktu selama 24 jam. Dalam kehidupan sehari-hari, konsep ini disebut sebagai solar day, yaitu waktu yang dibutuhkan Matahari untuk kembali ke posisi yang sama di langit, misalnya dari tengah hari ke tengah hari berikutnya.

Namun secara astronomi, ada konsep lain yang disebut sidereal day, yakni waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berotasi satu kali penuh terhadap bintang-bintang yang sangat jauh. Durasi sidereal day sedikit lebih singkat, sekitar 23 jam 56 menit. Perbedaan kecil ini menunjukkan bahwa sistem waktu di Bumi sebenarnya tidak sesederhana yang kita bayangkan. Yang perlu dipahami, rotasi Bumi tidak sepenuhnya statis. Kecepatannya berubah sangat kecil dari waktu ke waktu, dan perubahan inilah yang menjadi kunci utama mengapa durasi hari bisa bertambah.

Bulan, Pasang Surut, dan Rotasi Bumi

Faktor penyebab utama perubahan durasi hari adalah pasang surut laut yang dipengaruhi oleh gravitasi Bulan. Gaya tarik Bulan menyebabkan terbentuknya tonjolan pasang surut atau tidal bulges di Bumi. Tonjolan ini tidak selalu berada tepat di garis lurus dengan posisi Bulan karena Bumi terus berotasi. Akibat ketidakselarasan ini, terjadi gesekan yang secara perlahan menghambat laju rotasi Bumi. Energi rotasi yang hilang tidak lenyap begitu saja, melainkan berpindah ke Bulan dan membuatnya menjauh sedikit demi sedikit dari Bumi.

Bagaimana Ilmuwan Mengukur Perubahan?

Foto: Shutterstock/andrey_l

Perubahan mikro pada rotasi Bumi diukur menggunakan jam atom super-presisi, yang mampu mendeteksi perbedaan waktu hingga sepersekian detik. Selain itu, ilmuwan juga memanfaatkan catatan astronomi historis, seperti pengamatan gerhana dari ratusan hingga ribuan tahun lalu.

Perbedaan kecil antara pengukuran waktu jam dan rotasi Bumi dicatat serta diumumkan oleh lembaga internasional, salah satunya International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS). Melalui pemantauan inilah para ilmuwan dapat memastikan bahwa rotasi Bumi terus mengalami perlambatan secara perlahan dari waktu ke waktu.

Baca juga: NASA Ungkap Asteroid 16 Psyche, Harta Karun Logam yang Bisa Bikin Bumi Kaya Raya

Kapan Satu Hari Jadi 25 Jam?

Pertanyaannya, kapan hal ini akan terjadi? Jawabannya, bukan dalam waktu dekat. Para ilmuwan memperkirakan durasi satu hari akan mencapai 25 jam sekitar 200 juta tahun ke depan, dengan asumsi laju perlambatan rotasi Bumi tetap seperti sekarang. Sebagai perbandingan, jutaan tahun lalu durasi hari di Bumi hanya sekitar 18–19 jam. Saat itu, Bulan berada jauh lebih dekat dengan Bumi, sehingga efek pasang surut jauh lebih kuat. Seiring waktu, jarak Bulan bertambah dan durasi hari pun ikut memanjang. Saat ini, perubahan durasi hari hanya sekitar 1,7 hingga 2 milidetik per abad. Perubahan ini sangat kecil dan nyaris tak terasa dalam kehidupan manusia.

Dengan demikian, tidak ada alasan untuk merasa cemas atau mengubah kebiasaan sehari-hari terkait waktu. Perpanjangan durasi hari ini tidak akan memengaruhi kehidupan manusia masa kini. Meski begitu, fenomena tersebut menarik untuk dicermati karena menunjukkan bahwa konsep waktu yang selama ini kita anggap konstan sebenarnya terbentuk dari rangkaian proses alam semesta yang berlangsung sangat lama.

Pada akhirnya, gagasan bahwa satu hari di Bumi bisa berlangsung hingga 25 jam bukanlah sekadar teori aneh, melainkan bagian dari dinamika alam yang terus bekerja tanpa henti. Meski perubahan tersebut terjadi terlalu lambat untuk dirasakan manusia, fakta ini memperlihatkan bagaimana interaksi antara Bumi, Bulan, dan hukum fisika membentuk ritme waktu yang kita jalani. Dari sini, kita diingatkan bahwa bahkan hal paling mendasar seperti panjangnya satu hari pun merupakan hasil perjalanan kosmik yang sangat panjang.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Baterai 10.000 mAh? Honor Win Series Meluncur, Siap Jadi Raja Baru Ponsel Gaming!

29 December 2025 at 21:08
Honor kembali mencuri perhatian dengan meluncurkan dua ponsel gaming terbaru, Honor Win dan Honor Win RT, di pasar Tiongkok pada 26 Desember 2025. Kedua perangkat ini tidak hanya hadir sebagai ponsel gaming biasa, melainkan membawa terobosan berupa baterai silikon-karbon berkapasitas 10.000 mAh. Kapasitas tersebut jauh melampaui standar baterai ponsel saat ini, sehingga wajar bila peluncurannya dianggap sebagai langkah besar dalam industri smartphone.

Layar Super Terang, Apakah 6.000 Nits Benar-Benar Diperlukan?

Kedua perangkat mengusung layar OLED 6,83 inci beresolusi Full HD Plus dengan dukungan HDR10+ dan tingkat kecerahan hingga 6.000 nits. Angka ini menimbulkan pertanyaan: apakah benar pengguna membutuhkan layar seterang itu? Dalam praktiknya, kecerahan ekstrem ini akan sangat membantu ketika ponsel digunakan di luar ruangan, terutama bagi gamer mobile yang sering bermain di berbagai kondisi pencahayaan. 

Selain itu, layar Honor Win series juga mendukung PWM 5.920 Hz, yang berfungsi mengurangi flicker dan membuat pengalaman visual lebih nyaman bagi mata.

Performa Chipset Generasi Baru vs Generasi Lama

Perbedaan utama antara kedua perangkat terletak pada chipset yang digunakan. 

  • Honor Win ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite Gen 5, prosesor terbaru dengan performa tinggi yang diklaim mampu mencapai skor AnTuTu hingga 4,4 juta poin.
  • Honor Win RT menggunakan Snapdragon 8 Elite generasi sebelumnya, yang tetap mumpuni namun jelas lebih rendah dibandingkan varian premium.

Keduanya dipadukan dengan RAM LPDDR5X hingga 16 GB dan storage UFS 4.1 hingga 1 TB, menjadikan performa multitasking maupun gaming tetap lancar.

Baca Juga: Harga Tablet Akhir Tahun Mulai 2 Jutaan Aja, Kamu Harus Pilih Yang Ini!

Apakah Telefoto Penting untuk Ponsel Gaming?

Honor Win hadir dengan konfigurasi tiga kamera belakang yaitu kamera utama 50 MP dengan OIS, kamera telefoto 50 MP dengan zoom optik, serta kamera ultrawide 12 MP. Sementara itu, Honor Win RT hanya menyediakan kamera utama dan ultrawide 50 MP. 

Pertanyaan yang muncul adalah apakah kamera telefoto benar-benar relevan untuk ponsel gaming. Honor tampaknya ingin menjadikan Honor Win sebagai perangkat serba bisa, bukan hanya fokus pada gaming, sehingga pengguna tetap mendapatkan pengalaman fotografi premium.

Pendinginan Aktif Kipas 25.000 RPM, Solusi atau Sekadar Gimmick

Salah satu fitur unik yang dibawa kedua perangkat adalah kipas pendingin aktif yang mampu berputar hingga 25.000 RPM. Teknologi ini diklaim dapat menjaga suhu perangkat tetap stabil meski digunakan untuk bermain game dalam waktu lama. 

Meski demikian, kipas internal pada ponsel masih menimbulkan perdebatan. Sebagian pihak menilai ini sebagai solusi nyata untuk masalah panas berlebih, sementara sebagian lainnya menganggapnya sekadar gimmick pemasaran.

Daya Pengisian dan Fitur Tambahan

Selain pengisian kabel 100 watt, Honor Win menawarkan opsi pengisian nirkabel hingga 80 watt, sebuah fitur yang tidak dimiliki Honor Win RT. Hal ini mempertegas posisi Honor Win sebagai varian premium dengan fitur lebih lengkap.

Kedua perangkat dilengkapi dengan berbagai fitur modern, antara lain:

  • Pemindai sidik jari ultrasonik di bawah layar.
  • WiFi 7 dan Bluetooth 6.0.
  • Speaker stereo dengan subwoofer surround AI Honor.
  • Sensor infrared dan NFC Sertifikasi tahan air dan debu IP68/IP69/IP69K.

Dengan fitur ini, Honor Win series bukan hanya ponsel gaming, melainkan perangkat flagship multifungsi.

Baca Juga: Apa Bisa Main Game di Mobil? Sony Honda Mobility Keluarkan terobosan Seamless Gaming, Kok Bisa!

Harga Honor Win dan Honor Win RT, Pilihan Sesuai Kebutuhan

Di pasar Tiongkok, Honor menawarkan kedua perangkat ini dengan beberapa varian RAM dan penyimpanan. Honor Win diposisikan sebagai varian premium dengan harga yang lebih tinggi, sementara Honor Win RT hadir sebagai opsi lebih terjangkau.

Harga Honor Win

  • Honor Win (12 GB/256 GB) – 3.999 yuan (sekitar Rp 9,5 juta) 
  • Honor Win (12 GB/512 GB) – 4.499 yuan (sekitar Rp 10,7 juta)
  • Honor Win (16 GB/512 GB) – 4.799 yuan (sekitar Rp 11,4 juta)
  • Honor Win (16 GB/1 TB) – 5.299 yuan (sekitar Rp 12,6 juta)

Harga Honor Win RT 

  • Honor Win RT (12 GB/256 GB) – 2.699 yuan (sekitar Rp 6,4 juta) 
  • Honor Win RT (16 GB/256 GB) – 2.999 yuan (sekitar Rp 7,1 juta)
  • Honor Win RT (12 GB/512 GB) – 3.099 yuan (sekitar Rp 7,3 juta)
  • Honor Win RT (16 GB/512 GB) – 3.399 yuan (sekitar Rp 8,1 juta)
  • Honor Win RT (16 GB/1 TB) – 3.999 yuan (sekitar Rp 9,5 juta)

Dengan rentang harga yang cukup lebar, Honor Win RT menjadi pilihan rasional bagi pengguna yang mengutamakan performa gaming dengan harga lebih terjangkau. Sementara itu, Honor Win ditujukan bagi mereka yang menginginkan perangkat serba bisa, dengan fitur premium seperti kamera telefoto dan pengisian daya nirkabel.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Main Game 3D Tanpa Kacamata? Samsung Hadirkan Monitor Odyssey dengan Resolusi 6K!

29 December 2025 at 19:45

Foto: Samsung Newsroom

Teknologi.id -  Samsung membuat terobosan baru dalam dunia teknologi display menjelang CES 2026 (Consumer Electronics Show/ pameran elektronik konsumen). Perusahaan raksasa teknologi ini meluncurkan jajaran monitor gaming Odyssey terbarunya yang memiliki lima model dengan kecepatan dan sensasi bermain tak tertandingi. Dari refresh rate kelas dunia sampai inovasi tampilan 3D "glasses-free", koleksi 2026-nya dirancang untuk atlet esports kompetitif dan kreator yang menyukai kualitas resolusi tertinggi.

Baca juga: Bukan Speaker Biasa! Samsung Music Studio Padukan Desain Artistik dan Teknologi AI

Odyssey 3D: Dimensi Baru Tanpa Headset

Foto: Samsung Newsroom

Bintang pameran ini tidak lain adalah Odyssey 3D berukuran 32 inci (G90XH). Model ini dikenal sebagai monitor gaming pertama di dunia yang menghadirkan pengalaman tiga dimensi tanpa perlunya menggunakan kacamata 3D tebal atau headset VR. Dirancang berdasarkan versi sebelumnya yang berukuran 27 inci, dan kini memiliki resolusi 6K (6,144 x 3,456).

Teknologi di balik pencapaian ini adalah kombinasi lensa khusus di panelnya dan eye-tracking secara real-time. Monitor ini mengikuti gerakan mata penonton untuk menyesuaikan kedalaman dan perspektif secara instan, memberikan efek "muncul" yang membuat pengalaman gaming terasa nyata. Untuk game 3D, kualitas tinggi sangat penting karena resolusinya terpecah untuk efek 3D, sehingga 6K menjaga tampilannya tetap sangat tajam.

Selain tampilan visualnya, Odyssey 3D memamerkan refresh rate 165Hz, yang dapat ditingkatkan hingga 330Hz menggunakan "Dual Mode". Hal ini untuk menjaga kedalaman tambahan tidak mengurangi kelancaran pergerakan. Samsung sudah berkolaborasi dengan beberapa studio game untuk mengoptimalkan game seperti Stellar Blade dan Lies of P: Overture untuk format imersif ini.

Odyssey G6: Menembus Rekor Kecepatan dengan 1.040Hz

Foto: Samsung Newsroom

Bagi komunitas gaming kompetitif, kecepatan adalah segalanya. Odyssey G6 27 inci (G60H) baru ini disorot karena menyatakan teknologi pertama di dunia lainnya: refresh rate 1.040Hz pada Mode Ganda (dual mode). Bahkan dengan resolusi QHD awalnya (2,560 x 1,440), monitor ini dapat mencapai refresh rate 600Hz, yang mana dua kali lebih cepat dari banyak layar canggih terkini.

Level kecepatan ekstrem ini dirancang untuk menghilangkan efek motion blur sepenuhnya, sehingga memberikan kelebihan bagi pemain profesional untuk melacak target yang bergerak cepat dengan kejernihan yang hampir sempurna. Didukung oleh AMD FreeSync Premium dan NVIDIA G-Sync, Odyssey G6 menjamin permainan lancar tanpa gangguan bahkan saat momen permainan sedang ricuh-ricuhnya.

Memperluas Seri G8: Opsi 6K, 5K, dan OLED

Foto: Samsung Newsroom

Samsung juga membuat beberapa variasi dari seri G8 untuk menyesuaikan dengan kebutuhan profesional. Odyssey G8 merefleksikan spesifikasi mewah dari model 3D dengan tampilan 6K 32 inci, namun berfokus pada resolusi asli tanpa lapisan 3D, membuatnya menjadi pilihan ideal untuk kreator yang membutuhkan ruang kerja yang luas dan kualitas tajam.

Di sisi lain, seri G80HF 27 inci-nya menawarkan resolusi 5K unik dengan refresh rate awal 180Hz yang dapat ditingkatkan hingga 360Hz dalam mode QHD. Model ini mengisi kesenjangan bagi pengguna yang ingin detail lebih dibandingkan 4K namun layar yang lebih kecil untuk fokus yang lebih baik.

Dan pada akhirnya, bagi pengguna yang memprioritaskan warna dan kontras, Odyessey OLED G8 (G80SH) menyajikan panel 32 inci 4K QD-OLED. Monitor ini dirancang untuk menghasilkan warna hitam pekat dan warna-warna yang cerah, dengan sertifikat VESA DisplayHDR True Black 500. Monitor ini juga dilengkapi dengan DisplayPort 2.1, yang menyediakan bandwidth besar untuk konten dengan rentang dinamis tinggi (HDR) dan refresh variabel halus hingga 240Hz.

Baca juga: Krisis RAM Hantam Industri Gadget! Harga Xiaomi Naik, Samsung dan Apple siap Menyusul

Kepemimpinan Pasar dan Prospek Masa Depan

Inovasi Samsung yang begitu agresif pada jajaran Odyssey-nya bukan sebuah kejutan, mengingat posisinya di pasaran. Menurut data IDC, Samsung saat ini memimpin pasar monitor gaming global untuk tampilan di atas 144Hz. Perilisan terbaru ini merupakan langkah strategis untuk menjaga posisi teratas untuk tujuh tahun berturut-turut.

Selagi harga dan tanggal peluncuran spesifiknya belum diumumkan, seluruh jajarannya di tahun 2026 akan dipertunjukkan pada CES di Las Vegas Januari ini. Seiring dengan bertambahnya tuntutan visual dalam konten game, kombinasi ultra-high resolution dan kecepatan pemecah rekor milik Samsung menunjukkan bahwa masa depan dunia gaming bukan hanya tentang memainkannya, namun juga perasaan seolah-olah berada di dalamnya.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


❌