Normal view

Apple Beri Dukungan WWF Indonesia untuk Lindungi Hutan Bukit Tigapuluh Sumatra

16 December 2025 at 22:52


Foto: WWF Indonesia

Teknologi.id Apple memperkuat komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan mendukung upaya perlindungan hutan hujan Bukit Tigapuluh di Sumatra. Melalui dukungannya terhadap WWF Indonesia, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini memberikan pendanaan untuk dua program utama yang bertujuan menjaga ekosistem hutan sekaligus melindungi satwa liar dan masyarakat yang bergantung pada kawasan tersebut.

Hutan Bukit Tigapuluh dikenal sebagai salah satu kawasan penting di Sumatra karena menjadi habitat alami berbagai satwa langka dan terancam punah, seperti gajah Sumatera, harimau Sumatera, dan orangutan Sumatera. Keberadaan hutan ini tidak hanya vital bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga berperan besar dalam menjaga keseimbangan iklim serta sumber penghidupan masyarakat lokal.

Selama sekitar satu dekade terakhir, WWF Indonesia bersama berbagai mitra telah aktif melakukan pemulihan hutan, memantau populasi satwa liar, serta mencegah aktivitas pembalakan liar di kawasan Bukit Tigapuluh. Upaya tersebut melibatkan masyarakat lokal dan komunitas adat yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sehingga perlindungan lingkungan berjalan seiring dengan pemberdayaan warga setempat.

Baca juga: Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

Dua Program Utama WWF Indonesia

Meski Apple tidak merinci nilai pendanaan yang diberikan, dukungan ini difokuskan pada dua program strategis WWF Indonesia. Program pertama adalah Eyes on the Forest, sebuah inisiatif pemantauan hutan yang bertujuan mendeteksi dan mencegah aktivitas ilegal, seperti pembalakan liar dan perambahan kawasan hutan.Dalam pelaksanaannya, program Eyes on the Forest memanfaatkan teknologi data satelit, laporan dari masyarakat, serta pengawasan langsung di lapangan. Program ini juga melibatkan pengelola taman nasional, pemerintah daerah, dan warga setempat, sehingga pengawasan hutan dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Program kedua yang didukung Apple adalah pemantauan satwa liar menggunakan kamera jebak atau camera trap. Kamera-kamera ini dipasang di berbagai titik strategis di kawasan Bukit Tigapuluh untuk merekam keberadaan dan aktivitas satwa. Data yang diperoleh digunakan untuk memantau populasi, mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar, serta menentukan area-area hutan yang perlu dipulihkan.

Lisa Jackson, Vice President Environment, Policy and Social Initiatives Apple, di sela acara kelulusan Apple Developer Academy di Bali pada tanggal 11 Desember 2025 kemarin menyampaikan “Kami mendukung upaya WWF Indonesia dalam memulihkan kawasan Bukit Tigapuluh dan melindungi masyarakat serta satwa liar yang bergantung pada hutan ini.” katanya.

CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, menyambut baik dukungan yang diberikan tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Apple membantu memperkuat upaya perlindungan kawasan Bukit Tigapuluh, terutama melalui dukungan terhadap program Eyes on the Forest dan pemantauan satwa liar. Kedua program ini dinilai sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup spesies yang terancam punah di Sumatra.

Komitmen Apple pada Lingkungan


Foto: KOMPAS.com

Dukungan yang diberikan pada WWF Indonesia ini juga sejalan dengan komitmen lingkungan global Apple. Perusahaan menargetkan seluruh operasionalnya bersifat netral karbon pada akhir dekade ini, dengan memangkas emisi gas rumah kaca hingga 75 persen dibandingkan tingkat emisi pada 2015. Hingga saat ini, Apple mengklaim emisinya telah turun sekitar 60 persen.

Upaya pengurangan emisi dilakukan melalui berbagai langkah, seperti memperluas penggunaan energi terbarukan di rantai pasok, meningkatkan pemakaian material daur ulang, mengurangi pengiriman lewat jalur udara, serta menekan penggunaan gas industri dalam proses produksi.

Baca juga: Apple Dikabarkan Gandeng Intel untuk Produksi Chip iPhone Mulai 2028

Selain itu, Apple juga menjalankan inisiatif Power for Impact, yaitu proyek energi bersih berskala kecil untuk membantu komunitas dan sekolah memanfaatkan energi terbarukan. Perusahaan ini juga menambah suplai energi bersih di berbagai negara guna mengimbangi konsumsi listrik dari penggunaan perangkat Apple.

Lisa menegaskan bahwa “Hutan Indonesia adalah salah satu ekosistem paling penting di dunia. Deforestasi bukan sekadar isu lingkungan, tapi berdampak langsung pada kehidupan masyarakat,” ujarnya. Dukungan Apple terhadap WWF Indonesia di Bukit Tigapuluh menjadi contoh bagaimana teknologi, konservasi, dan komunitas dapat bersinergi menjaga alam untuk generasi mendatang. Pencegahan deforestasi ini ditujukan di kawasan Bukit 30 yang merupakan habitat dari satwa harimau Sumatera, gajah, dan juga orang utan.

Langkah Apple dan WWF Indonesia ini menegaskan bahwa upaya pelestarian lingkungan membutuhkan dukungan nyata dari berbagai pihak, termasuk sektor teknologi global. Perlindungan Hutan Bukit Tigapuluh tidak hanya penting bagi kelangsungan hidup satwa langka, tetapi juga bagi masyarakat lokal dan stabilitas iklim dunia. Di tengah ancaman deforestasi dan perubahan iklim, inisiatif ini menjadi contoh bagaimana komitmen dan kontribusi langsung pada perlindungan ekosistem penting Indonesia secara berkelanjutan.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Duel Sengit AI: Gemini vs Copilot, Siapa Pemenang di Uji Kemampuan?

16 December 2025 at 22:18

Foto: ChatGPT

Teknologi.id - Saat AI seperti Gemini dan Copilot jadi asisten harian jutaan orang, pertarungan kemampuan antar kecerdasan buatan menjadi semakin sengit. Pengujian independen baru-baru ini bandingkan Google Gemini dan Microsoft Copilot di berbagai tugas, dari membuat itinerary hingga coding script. Di era di mana AI generatif mencapai 500 juta pengguna aktif global tahun ini, uji seperti ini beri insight berharga perihal mana yang lebih unggul untuk kebutuhan sehari-hari. Bagi pengguna Indonesia yang memaksimalkan AI untuk pekerjaan atau belajar, hasil ini bisa membantu dalam memilih tool terbaik tanpa trial and error.

Baca juga: Microsoft Edge Mode Copilot 2025: Fitur AI Canggih & Cara Pemasangan di Windows 7/10

Hasil Pengujian Gemini VS Copilot, AI Mana yang lebih Unggul? 

Foto: floresterkini.pikiran-rakyat 

Pengujian dilakukan melalui tujuh skenario berbeda, dengan prompt yang sama sama diberikan secara berurutan ke Gemini dan Copilot. Hasilnya menunjukkan bahwa Gemini lebih unggul secara keseluruhan, terutama di tugas kreatif dan visual, sementara Copilot kuat di pemrograman teknis. Gemini menang di empat kategori, Copilot di satu, dan dua kategori seimbang. Kesimpulan pengujian meng highlight Gemini lebih konsisten dan dapat diandalkan, kecuali untuk tugas pemrograman di mana Copilot unggul secara mutlak. Pengujian fokus pada kemampuan praktis AI, mulai dari perencanaan hingga kreativitas sebagai berikut: 

1. Menyusun itinerary perjalanan ke pasar Natal Eropa 
Gemini Menghasilkan jadwal yang akurat dengan kota ikonik dan rekomendasi transportasi kereta cepat/regional yang bagus untuk bepergian. Copilot memberikan rute yang lebih singkat dengan informasi dan rekomendasi yang lebih terbatas, tidak se lengkap Gemini. 

2. Membuat Rute Perjalanan 

Gemini akui keterbatasan untuk rute liner panjang, akan tetapi memberikan penawaran solusi tautan Google Maps dengan penanda kota. Copilot menghasilkan peta yang kurang akurat, lokasi salah, dan akhirnya akui tak mampu jaga presisi geografis.

3. Menulusuri Sejarah Windows
Kedua AI ini memberikan informasi yang tepat soal versi dan tanggal rilis. Gemini memberikan tambahan catatan penting seperti pembaruan Windows 8 ke 8.1, sementara Copilot memberikan tabel rapi. 

4. Membuat Infografik Konsep Passkey dengan Biometrik
Gemini menghasilkan ilustrasi yang jelas, estetis, dan sesuai arahan dengan proses yang cepat. Copilot memberikan gambar sederhana seperti clip-art, meskipun sudah diberikan revisi tiga kali tetap tidak meningkatkan kualitas data yang diminta.

5. Membantu Membuat Keputusan Finansial tentang Menyewa atau Membeli Mobil Baru
Kedua AI mengajukan pertanyaan lanjutan yang  relevan seperti jarak tempuh tahunan dan preferensi cicilan, hasil megeaskan jika AI ini seimbang dalam point memberikan keputusan finansial.

6. Membuat Script PowerShell untuk Mengganti Nama Foto Berdasarkan Metadata
Gemini berulang kali salah, AI ini menyarankan alat pihak ketiga tanpa tautan, dan menghasilkan skrip yang tidak berfungsi. Copilot menggunakan fungsi bawaan PowerShell, memberikan tambahan penanganan error dan saran backup untuk rollback.

7. Menjawab Trivia Film dari Deskripsi Adegan 
Kedua AI mengenalkan adegan dan aktor. Gemini menjawab dengan ringkas, sedangkan Copilot memberikan deskripsi panjang tentang film dan karakter.

Secara keseluruhan, Gemini unggul pada aspek kreatif, visual, perjalanan, dan akurasi geografis, sedangkan Copilot menonjol di scripting dan otomasi teknis.

Baca juga: Google Rilis Gemini 3: Model AI Terpintar yang Disebut Saingi GPT-5

Mana AI Andalan Sobat Tekdi?

Hasil pengujian ini memberikan insight di industri AI, di mana Gemini (Google) dan Copilot (Microsoft) dapat memberkan persaingan ketat kepada ChatGPT OpenAI. Gemini kuat di pada aspek tugas multimodal seperti gambar dan analisis rute, sementara Copilot handal di bidang coding berkat integrasi Microsoft ecosystem. Di Indonesia, di mana penggunaan AI naik untuk membantu produktivitas, hasil ini membantu pengguna untuk memilih tools sesuai kebutuhan: Gemini untuk kreator konten, Copilot untuk developer.

Konteksnya, kompetisi AI mendorong inovasi cepat, dengan pengujian independen menjadi indikator kemajuan. Ini juga menunjukkan jika AI belum sempurna, masih butuh pengawasan manusia untuk tugas yang cukup kompleks.

Pengujian Gemini vs Copilot juga memberikan pandangan jika kedua AI punya kekuatan masing-masing, dengan Gemini lebih unggul keseluruhan kecuali pemrograman. Saat AI generatif berevolusi, hasil seperti ini membantu pengguna untuk memilih tool terbaik. Di 2025, duel ini mengingatkan kita bahwa kompetisi AI membuat teknologi semakin handal dan usefull untuk kehidupan sehari-hari.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

WiFi Lemot Saat Hujan Lebat atau Badai? Ini Penjelasannya

16 December 2025 at 22:52

Foto: Freepik

Teknologi.id - Di era digital ini, koneksi internet yang stabil merupakan kebutuhan dasar untuk produktivitas profesional dan kesenangan pribadi. Bagaimanapun, banyak dari kita yang merasa frustasi pada video yang buffering atau ketika Zoom di cuaca yang buruk. Saat WiFi tidak bekerja, kita sering menyalahkan service provider, tapi penyebab aslinya sering kali atmosfir itu sendiri. Memahami bagaimana cuaca dapat memengaruhi sinyal WiFi adalah langkah pertama untuk membangun rumah atau jaringan bisnis yang lebih tangguh.

Campur Tangan Sains: Apakah WiFi Lemot Disebabkan Cuaca?

Jawaban singkatnya, ya. Sinyal WiFi pada dasarnya adalah gelombang radio yang bisa diserap, dipantulkan, atau diacak-acak lingkungan. Musuh terbesar sinyal adalah kelembapan. Baik hujan, salju, atau kelembapan tinggi, partikel air dapat mengganggu transmisi gelombang radio, sehingga menyebebabkan koneksi lemah dan putus-putus.

Baca juga: Waspada! Jabodetabek Dikepung 3 Siklon Aktif: Ini Alasan Cuaca Terasa Makin Ekstrem

Hujan, Kabut, dan Kelembapan

Hari yang turun hujan mungkin nyaman, tetapi momen itu yang memperlabat kecepatan internet. Air hujan menyerap dan menguraikan sinyal nirkabel, terutama yang beroperasi di frekuensi yang lebih tinggi seperti 5GHz. Karena 5GHz memberikan kecepatan tetapi jarak yang lebih pendek, yang lebih sensitif terhadap cuaca lembap.

Kabut dan kelembapan tinggi serupa dalam melemahkan sinyal. Kabut tebal meningkatkan konsentrasi air di udara, yang berperan sebagai pembatas untuk frekuensi radio. Dampaknya akan cukup terasa di WiFi setup di ruangan terbuka, seperti konser, stadion, atau sistem keamanan.

Untuk mengatasinya, pastikan router diletakkan di tempat yang tinggi dan terpusat. Hal ini akan mengurangi jarak yang harus dilewati sinyal melalui udara lembab dan mengurangi gangguan dinding eksternal.

Badai: Gangguan Elektromagnet dan Gelombang Daya

Foto: Freepik

Badai dapat menjadi ancaman ganda pada koneksi anda.

  1. Electromagnetic Interference (EMI/ Gangguan Elektromagnet): Petir dapat menyebabkan elektromagnet kuat dan mengganggu frekuensi radio pada WiFi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan mendadak dan sinyal hilang total saat puncak badai.
  2. Kerusakan Fisik: Sambaran petir dapat menyebabkan kenaikan daya listrik yang besar melalui saluran listrik, sehingga merusak peralatan listrik anda, seperti membakar router, modem, dan perangkat yang terhubung secara instan.

Solusinya, gunakan pelindung gelombang listrik dengan filter EMI/RFI. Untuk keamanan maksimal saat badai petir, cabut semua router dan modem anda.

Suhu Ekstrem

Cuaca bukan hanya air, suhu ekstrim juga memainkan peranan penting. Di cuaca panas ekstrim, sinyal WiFi dapat memantulkan gelombang panas di atmosfir, sehingga menyebabkan distorsi sinyal. Di samping itu, router merupakan perangkat listrik yang membentuk panasnya sendiri. Dalam ruangan panas tanpa ventilasi, router dapat "membatasi" kecepatannya atau bahkan mematikannya untuk mencegah peleburan internal.

Sebaliknya, suhu dingin dapat merusak infrastruktur fisik. Membuat kabel dan konektor rapuh, menyebabkannya mudah retak. Di beberapa kejadian, kelembapan dapat masuk melalui retakan dan membeku, menyebabkan kegagalan permanen.

Jalan keluarnya, simpan router di area yang berventilasi dan jauh dari sinar matahari langsung. Untuk jaringan outdoor, gunakan alat kelas industri yang tahan segala macam cuaca untuk bertahan dari suhu yang naik-turun.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem! Google Maps Tambahkan Fitur 'Lapor Cuaca Buruk' untuk Pengguna

Angin dan Alam Adalah Penghalang WiFi

Angin kencang tidak "meniup" sinyal secara langsung, namun menyebabkan kerusakan fisik. Hembusan kencang dapat merubuhkan pohon atau menggoyang ranting, sehingga membuat rintangan fisik yang menutup alur sinyal. Angin juga dapat mengendurkan antena luar ata merusak kabel yang terhubung properti pada jaringan internet yang lebih luas.

Maka dari itu, sering-seringlah membersihkan debu dan dedaunan dari peralatan outdoor anda dan pastikan semua antena terpasang dengan kencang untuk meminimalisir kendur.

Solusi Profesional

Untuk bisnis dan acara, masalah terkait WiFi sangat tidak nyaman dan merupakan resiko finansial. Pengecer bergantung pada sistem point-of-sale berbasis cloud dapat kehilangan penjualan secara instan jika badai memutuskan koneksi mereka. Sebagai pencegahan, pelaku bisnis harus memikirkan:

  • Menyewa Jaringan Internet: Tidak seperti broadband tradisional, jaringan internet sewaan menyediakan koneksi internet kecepatan tinggi yang lebih tahan gangguan cuaca.
  • Survei Profesional WiFi: Survei akan menilai lingkungan lingkungan anda untuk mengidentifikasi kerentanan, seperti area yang rawan menyerap sinyal atau paparan fisik.
  • Jaringan yang Berulang: Dengan mengimplementasikan sistem backup, hotspot atau jaringan sekunder, akan memastikan koneksi dapat digunakan meskipun jaringan utamanya gagal.

Kita tidak dapat mengendalikan cuaca, namun kita dapat membuat aktivitas digital kita weatherproof. Memahami dampak kelembapan, EMI, dan suhu, lalu mengambil langkah proaktif akan menjaga kestabilan dan kemanan pengalaman online.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Ganti Style di Tahun Baru! Rekomendasi 10 Smartwatch AMOLED Budget Mahasiswa

16 December 2025 at 20:48

Foto: gizmochina.com

Teknologi.id - Saat Tahun Baru tiba, banyak mahasiswa cari cara upgrade gaya hidup dengan gadget terjangkau. Smartwatch AMOLED jadi pilihan favorit karena layar yang cerah, hemat baterai, dan tampilan premium tanpa harga selangit. Di 2025, tren wearable naik 35 persen di kalangan muda Indonesia, didorong kebutuhan fitness tracking, notifikasi cepat, dan desain stylish untuk kampus atau nongkrong. Smartwatch AMOLED unggul di warna yang hidup, kontras tinggi, dan always-on display tanpa boros baterai. Di akhir 2025, model budget ini fokus mahasiswa: ringan, tahan air, dan punya sensor kesehatan dasar untuk pantau aktivitas kuliah atau olahraga. Rekomendasi ini ambil dari tren pasar, dengan harga mulai Rp400 ribuan hingga Rp900 ribuan. Manfaatnya: dukung gaya hidup sehat, notifikasi tanpa buka HP, dan tampil trendy di kampus.

Baca juga: Realme Watch 5 Hadir di Indonesia, Smartwatch Stylish dengan Baterai Super Awet

Rekomendasi Smartwatch AMOLED Budget

Dengan harga di bawah Rp1 juta, 10 smartwatch ini tawarkan fitur lengkap seperti monitoring kesehatan, baterai awet, dan kompatibilitas Android/iOS. Cocok banget buat kado atau ganti style tanpa bikin dompet tipis.

1. Realme Watch 5

Foto: tutottech.net

Realme Watch 5 pakai layar AMOLED 1,97 inci cerah dengan refresh rate tinggi. Baterai tahan hingga 14 hari, dukung 108 mode olahraga, monitoring kesehatan lengkap, compass, dan GPS independen 5 GNSS. Tahan air IP68. Harga Rp799.000. Cocok mahasiswa aktif outdoor atau tracking rute kampus.

2. Redmi Watch 4

Foto: proguideah.com

Redmi Watch 4 punya layar AMOLED 1,97 inci besar, baterai hingga 20 hari, panggilan Bluetooth, dan tahan air 5ATM. Multi GNSS untuk navigasi akurat. Harga Rp799.000. Ideal untuk mahasiswa yang sering call atau meeting online.

3. Infinix Xwatch N4 Pro

Foto: erafone.com

Infinix Xwatch N4 Pro layar AMOLED 1,43 inci HD, baterai 12 hari, Bluetooth 5.3, dan 200+ watch faces termasuk AI-generated. Harga Rp599.000. Ringan dan stylish untuk daily wear mahasiswa.

4. Redmi Watch 5 Lite

Foto: mi.com

Redmi Watch 5 Lite AMOLED 1,96 inci 600 nits, baterai 18 hari, built-in GPS, monitoring heart rate/SpO2/sleep. HyperOS dan IP67. Harga Rp699.000. Praktis untuk tracking fitness.

5. Olike Zeth W1

Foto: kalteng.antaranews

Olike Zeth W1 AMOLED 1,32 inci, baterai 7 hari (15 standby), monitoring sleep/blood pressure/heart rate/SpO2, 15 sports modes, IP67. Harga Rp799.000. Desain premium untuk mahasiswa fashion.

6. JETE Venus

Foto: YouTube_@jeteindonesia

JETE Venus AMOLED 1,75 inci high-res, monitoring SpO2/heart rate, voice assistant, 100 sports modes, IP67, Find My Phone. Harga Rp600 ribuan. Lokal brand, mudah servis.

7. Huawei Watch Fit

Foto: consumer.huawei.com

Huawei Watch Fit AMOLED 1,64 inci, baterai 2 minggu, heart rate TruSeen 4.0, 12 training courses, 5ATM. Harga Rp900 ribuan. Fokus kesehatan untuk mahasiswa sibuk.

8. Aolon Tetra R4

Foto: YouTube_@AIrvannn

Aolon Tetra R4 AMOLED 1,43 inci always-on, baterai 7 hari, heart rate/SpO2/sleep/stress, 100+ sports modes, IP68, compass/flashlight. Harga Rp600 ribuan. Multifungsi untuk adventure kampus.

9. JETE AM3 Series

Foto: jete.id

JETE AM3 Series AMOLED 1,96 inci curved, health monitoring lengkap, IP67, 100+ watch faces/sports modes, voice assistant, rotary key. Harga Rp850 ribuan. Desain modern untuk gaya mahasiswa.

10. Huawei Band 9

Foto: falabella.com.pe

Huawei Band 9 AMOLED 1,47 inci, baterai 14 hari, heart rate/SpO2 TruSeen 5.5, sleep TruSleep 4.0, 5ATM, auto brightness. Harga Rp700 ribuan. Ringan seperti band untuk daily use.

Baca juga: Smartwatch untuk Berlari: Panduan Manfaat & Fitur

Apasi Efek dari Tren Smartwatch ini? 

Sepuluh smartwatch ini memberikan dampak positif bagi mahasiswa, karena layar AMOLED yang hemat baterai serta fitur pemantauan kesehatan mendukung pola hidup lebih sehat dan aktif. Di Indonesia, segmen wearable murah semakin berkembang berkat harga terjangkau serta kompatibilitas luas dengan berbagai perangkat. Dalam konteks industri, merek seperti Xiaomi, Huawei, dan brand lokal JETE bersaing ketat melalui penawaran baterai tahan lama serta rating IP tinggi, sehingga mendorong adopsi lebih cepat di kalangan generasi muda yang sadar teknologi. Sepuluh smartwatch AMOLED dengan harga terjangkau ini menjadi pilihan ideal untuk mengubah gaya di Tahun Baru. Dengan banderol di bawah Rp1 juta, spesifikasi lengkap, serta desain kekinian, perangkat-perangkat tersebut mendukung rutinitas mahasiswa sehari-hari. Saat wearable semakin menjadi kebutuhan pokok, memilih model yang sesuai kebutuhan akan membuat tahun baru lebih produktif dan terorganisir. Fitur-fitur praktis seperti notifikasi cepat dan tracking aktivitas juga membantu menjaga keseimbangan antara kuliah, olahraga, dan istirahat di tengah jadwal padat kampus.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Resmi! ChatGPT Siapkan "Adult Mode" 2026, Bisa Bahas Topik Erotika

16 December 2025 at 18:50


Foto: Gemini

Teknologi.id – Selama tiga tahun terakhir, pengguna ChatGPT mengenal chatbot ini sebagai asisten pintar yang sopan, namun sangat kaku. Jika Anda mencoba memancing pembicaraan ke arah topik yang sensitif atau vulgar, AI ini akan segera memasang "tembok moral" dan menolak menjawab dengan alasan kebijakan keamanan. Namun, citra "bersih dan suci" tersebut akan segera berubah drastis.

Dalam langkah yang mengejutkan industri teknologi, OpenAI memutuskan untuk melonggarkan dasi mereka. Perusahaan ini sedang bersiap untuk merangkul sisi lain dari interaksi manusia yang selama ini mereka hindari: percakapan dewasa.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno hari ini, Selasa (16/12/2025), "OpenAI dikabarkan tengah menyiapkan fitur baru bertajuk “adult mode” untuk chatbot AI bikinannya, ChatGPT." Langkah ini menandai perubahan filosofi besar-besaran di tubuh OpenAI, yang sebelumnya dikenal paling ketat dalam menyensor konten.

Jadwal Rilis: Awal Tahun Depan

Para pengguna yang penasaran tidak perlu menunggu terlalu lama. Petinggi OpenAI telah memberikan ancer-ancer waktu yang spesifik mengenai kapan fitur kontroversial ini akan bisa dicicipi oleh publik. 

Laporan tersebut mengutip sumber dari The Verge yang menyatakan, "Fidji Simo, CEO of Applications OpenAI, mengungkapkan bahwa fitur adult mode di ChatGPT ini bakal meluncur pada kuartal pertama 2026 atau sekitar bulan Januari hingga Maret."

Ini berarti hanya dalam hitungan minggu atau bulan dari sekarang (mengingat saat ini Desember 2025), ChatGPT akan memiliki kepribadian ganda: satu versi untuk umum yang aman, dan satu lagi versi khusus yang lebih "nakal" atau bebas.

Baca juga: ChatGPT Jadi Papan Iklan? Uji Coba Iklan Promosi OpenAI Mulai Menuai Pro dan Kontra

Apa Itu "Adult Mode"?

Pertanyaan terbesar di benak publik adalah: seberapa bebas mode ini? Apakah ini berarti ChatGPT akan berubah menjadi liar tanpa kendali? Jawabannya adalah fleksibilitas terkontrol. "Sesuai namanya, adult mode dirancang sebagai mode khusus yang hanya dapat diakses oleh pengguna dewasa terverifikasi," tulis laporan itu.

Perbedaan utamanya terletak pada filter penyensoran. Jika di mode biasa AI akan menolak membahas topik tabu, maka, "Di ChatGPT mode dewasa, pengguna diyakini bakal mendapatkan batasan konten yang lebih longgar dibandingkan ChatGPT versi standar."

Selama ini, pengguna sering merasa frustrasi karena ChatGPT terlalu protektif, bahkan untuk topik diskusi orang dewasa yang sah. "Selama ini, OpenAI menerapkan kebijakan ketat terhadap konten sensitif dan dewasa di ChatGPT. Permintaan semacam itu kerap ditolak atau dijawab sangat normatif, meski diajukan oleh pengguna dewasa."

Dengan mode baru ini, OpenAI berjanji akan memberikan pengalaman yang berbeda. Meskipun rincian teknisnya belum dibuka sepenuhnya, arahnya sudah jelas: "Yang jelas, adult mode ChatGPT ini bakal bisa merespons topik-topik sensitif dan erotika dengan pendekatan yang lebih terbuka dan realistis."

Kata kunci "erotika" dan "realistis" di sini mengindikasikan bahwa AI tidak akan lagi malu-malu kucing dalam membahas seksualitas atau tema dewasa lainnya, selama dalam koridor hukum.

Foto: Mashable Midle East

Perang AI: Efek Elon Musk

Perubahan haluan ini tidak terjadi di ruang hampa. Persaingan bisnis menjadi salah satu pendorong utamanya. OpenAI tampaknya "panas" melihat pesaing mereka, xAI milik Elon Musk, yang lebih dulu menawarkan kebebasan berekspresi tanpa sensor ketat.

Laporan Kompas Tekno menyoroti fakta ini: "Sebelum OpenAI, xAI, perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, sudah lebih dulu merilis fitur spicy mode di Grok Imagine, tools AI AI yang memungkinkan pengguna membuat gambar dan video dari teks (text-to-image) atau foto (image-to-video)."

Grok milik Musk telah menarik banyak pengguna karena keberaniannya menabrak batas tabu. "Lewat spicy mode, pengguna Grok Image bisa membuat konten yang mengandung unsur seksual, seperti semi-nudity." Melihat tren ini, OpenAI tampaknya menyadari bahwa jika mereka terus "munafik" atau terlalu kaku, mereka akan ditinggalkan oleh segmen pengguna yang menginginkan interaksi AI tanpa filter moral yang berlebihan.

Baca juga: Elon Musk Klaim Optimus Akan Kuasai Ekonomi, Apakah Kita Menuju Dunia Tanpa Uang?

Filosofi Baru: Menganggap Dewasa sebagai Dewasa

Pergeseran ini juga didorong oleh pandangan pribadi Sam Altman, pendiri OpenAI. Ia ingin mengembalikan otonomi kepada pengguna. Alih-alih mendikte apa yang boleh dan tidak boleh dibaca oleh orang dewasa, Altman memilih pendekatan yang lebih demokratis.

"CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya menegaskan bahwa perusahaan ingin mulai “memperlakukan pengguna dewasa sebagai orang dewasa”, tanpa mengorbankan aspek keamanan," kutip laporan tersebut. Implikasinya jelas: "Artinya, sejumlah pembatasan konten yang selama ini diterapkan secara umum berpotensi dilonggarkan, tetapi hanya untuk akun yang lolos verifikasi usia."

Tantangan Terbesar: Verifikasi Usia

Tentu saja, fitur ini membawa risiko besar: bagaimana jika anak-anak mengaksesnya? Di sinilah OpenAI mempertaruhkan reputasi teknologinya. Mereka tidak ingin sekadar menggunakan metode kuno seperti "klik tombol jika Anda berusia 18+". Mereka sedang membangun penjaga gerbang digital yang canggih.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, OpenAI tengah mengembangkan model prediksi usia berbasis AI yang mampu mengidentifikasi apakah seorang pengguna merupakan remaja atau orang dewasa," jelas laporan itu.

Sistem ini tidak hanya pasif, tetapi aktif memantau pola interaksi untuk mendeteksi usia pengguna. "Sistem ini dirancang agar ChatGPT dapat secara otomatis menyesuaikan pengamanan dan pembatasan konten, khususnya bagi pengguna berusia di bawah 18 tahun."

Saat ini, teknologi tersebut sedang dalam tahap pengujian serius. "Simo mengungkapkan bahwa OpenAI sudah mulai menguji sistem prediksi usia ini di sejumlah negara. Pengujian dilakukan untuk memastikan model mampu mengenali pengguna remaja secara akurat, sekaligus tidak keliru mengklasifikasikan pengguna dewasa sebagai anak-anak."

Tahun 2026 akan menjadi tahun di mana batas-batas etika AI diuji kembali. Dengan peluncuran Adult Mode, OpenAI mencoba menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi bagi orang dewasa dan perlindungan bagi anak-anak. Apakah fitur ini akan sukses atau justru memicu kontroversi baru? Kita lihat saja nanti di kuartal pertama tahun depan. Satu hal yang pasti, ChatGPT yang kita kenal sekarang akan segera menjadi lebih "berani".

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Bukan Makin Canggih, RAM HP Justru Bakal Mundur ke 4GB Akibat Lonjakan Harga

16 December 2025 at 22:18


Foto: Giffgaff

Teknologi.id - Selama bertahun-tahun, kapasitas RAM smartphone identik dengan kemajuan teknologi. Semakin besar angkanya, semakin tinggi pula kelas dan performa sebuah ponsel. Namun, tren yang selama ini bergerak naik itu kini terancam berbalik arah. Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), industri smartphone justru dihadapkan pada situasi tak terduga. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang begitu pesat ternyata membawa efek domino ke industri teknologi, termasuk smartphone. Jika selama beberapa tahun terakhir kapasitas RAM ponsel terus meningkat, tren tersebut justru diprediksi akan berbalik arah.

Mulai tahun depan, sejumlah smartphone disebut akan kembali menggunakan RAM 4GB, sebuah spesifikasi yang sebelumnya mulai ditinggalkan. Penyebabnya bukan karena kemunduran teknologi ponsel, melainkan krisis pasokan memori akibat lonjakan kebutuhan industri AI. Menurut laporan terbaru, harga RAM diperkirakan akan melonjak tajam dan memaksa produsen smartphone melakukan penyesuaian besar, baik dari sisi spesifikasi maupun harga perangkat.

Menurut Laporan dari tipster Lanzuk di platform Naver mengungkapkan bahwa kenaikan harga memori akan berdampak langsung pada spesifikasi smartphone yang dirilis mulai awal 2026. Vendor ponsel disebut tidak memiliki banyak pilihan selain menurunkan kapasitas RAM dan, di saat yang sama, menaikkan harga jual perangkat mereka. Menurut prediksi ponsel dengan RAM 16GB diprediksi akan hampir menghilang dari pasar, kecuali untuk beberapa model handphone tertentu. Sementara itu, jumlah smartphone dengan RAM 12GB juga disebut akan turun lebih dari 40%. Banyak produsen dilaporkan akan menjadikan RAM 6GB dan 8GB sebagai pilihan untuk model terendah mereka.

Baca juga: Samsung Perang Internal? Divisi Chip Tolak Suplai RAM ke Divisi HP Sendiri

Yang lebih mengejutkan, RAM 8GB yang saat ini sudah menjadi standar untuk ponsel kelas menengah bahkan entry-level, diperkirakan akan mengalami penurunan jumlah hingga lebih dari 50%. Dalam kondisi ini, vendor ponsel disebut terpaksa menurunkan spesifikasi RAM ke level 4GB dan 6GB demi menekan biaya produksi. Menurut TrendForce, smartphone kelas atas dengan RAM 12GB hingga 16GB kemungkinan masih akan bertahan, namun laju transisi menuju RAM 16GB akan melambat secara signifikan.

Dikutip dari Wccftech pada Senin (15/12/2025), untuk segmen menengah, TrendForce memperkirakan ponsel yang saat ini hadir dengan RAM 6GB hingga 12GB akan mengalami “downgrade” menjadi 8GB. Model dengan RAM 12GB disebut akan menghilang secara bertahap dari pasar. Dampak paling terasa justru akan dialami oleh segmen entry-level. Ponsel yang sebelumnya mulai “naik kelas” dengan RAM hingga 8GB diprediksi akan kembali menggunakan RAM 4GB. Langkah ini diambil agar harga perangkat tetap terjangkau di tengah melonjaknya biaya komponen.


Foto: yahoo

Krisis Kenaikan Harga RAM

Akar dari masalah ini berada pada industri memori global. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan AI, produsen memori besar mengalihkan lini produksinya dari DRAM yang biasa digunakan pada perangkat konsumen ke HBM (High Bandwidth Memory). HBM merupakan jenis memori dengan bandwidth sangat tinggi yang dibutuhkan untuk server dan pusat data AI. Akibat pergeseran ini, pasokan DRAM untuk perangkat konsumen seperti smartphone dan laptop menjadi semakin terbatas. Kelangkaan tersebut otomatis mendorong harga DRAM naik tajam. Di sisi lain, ledakan pengembangan AI memicu permintaan besar terhadap server, pusat data, serta SSD berkapasitas tinggi untuk proses pelatihan model AI.

Baca juga: Perang Komponen! Gamer Serukan Boikot Saat RAM dan GPU 'Diborong' Kebutuhan AI

Perkiraan Sampai Kapan Krisis RAM akan Berlangsung

TrendForce memperkirakan krisis RAM ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Kondisi pasokan dan harga memori diprediksi baru akan mulai stabil setidaknya pada kuartal keempat tahun 2027. Sejumlah vendor smartphone dan laptop bahkan dikabarkan sudah bersiap menaikkan harga perangkat mereka mulai 2026.

Bagi konsumen, tren ini tentu menjadi dilema. Di satu sisi, AI terus menghadirkan fitur-fitur canggih di smartphone. Namun di sisi lain, spesifikasi dasar seperti RAM justru berpotensi mengalami penurunan. Situasi ini menunjukkan bagaimana perkembangan AI tidak selalu berdampak linear pada peningkatan spesifikasi perangkat konsumen. Alih-alih semakin tinggi, kapasitas RAM smartphone justru berpotensi mundur akibat tekanan industri dan keterbatasan pasokan memori global. Ke depan, pengguna mungkin perlu lebih cermat memilih perangkat, menyesuaikan kebutuhan nyata dengan spesifikasi yang ditawarkan di tengah perubahan besar industri teknologi global.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
(IR/ZA)

Jangan Panik! Ini 9 Cara Melacak Ponsel Hilang dalam Keadaan Hidup maupun Mati

16 December 2025 at 22:17
Kehilangan ponsel sering kali memicu kepanikan. Wajar saja, sebab perangkat tersebut menyimpan berbagai informasi penting seperti aplikasi perbankan, pesan pribadi, foto, hingga kata sandi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang agar kamu dapat berpikir jernih dan menentukan tindakan yang tepat. Sikap tenang ini menjadi kunci karena keputusan yang terburu-buru justru dapat memperbesar risiko penyalahgunaan data pribadi atau menghambat proses pelacakan. 

Dalam situasi seperti ini, penting untuk memahami bahwa ponsel modern memiliki berbagai sistem keamanan dan fitur pelacakan yang dirancang untuk membantu pengguna mengendalikan perangkat mereka dari jarak jauh. Banyak dari fitur tersebut bekerja secara otomatis selama perangkat terhubung dengan akun utama pengguna, sehingga peluang untuk menemukan kembali ponsel atau mengamankan data pribadi tetap terbuka.

Memahami langkah-langkah yang tepat sejak awal dapat membantu meminimalkan potensi kerugian. Mulai dari memastikan keamanan akun digital, mengamati pola penggunaan terakhir, hingga memanfaatkan layanan resmi yang tersedia, setiap tindakan memiliki peran penting dalam proses pemulihan perangkat. Melalui bersikap tenang, memahami keadaan dan informasi yang benar, kehilangan ponsel tidak harus berakhir dengan hilangnya data atau akses pribadi.

Metode Melacak Ponsel yang Hilang

Berikut panduan lengkap dan formal mengenai berbagai metode untuk melacak ponsel yang hilang, baik dalam keadaan menyala maupun mati, dengan memanfaatkan fitur bawaan Google hingga perangkat tambahan. Penjelasan yang disusun secara bertahap ini diharapkan dapat membantu kamu memahami pilihan yang tersedia, sekaligus memberikan gambaran mengenai langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko serupa di masa mendatang.

1. Cara Paling Efektif Melacak Ponsel yang Hilang Melalui Google Find My Device

Foto: Chipolo

Google menyediakan layanan resmi bernama Find My Device, yang memungkinkan pengguna melacak lokasi ponsel secara real-time selama perangkat terhubung ke internet. Layanan ini merupakan fitur bawaan Android dan dapat diakses melalui browser apa pun. 

Google sendiri menjelaskan bahwa layanan ini dapat membantu pengguna menampilkan lokasi, mengunci perangkat, hingga menghapus data dari jarak jauh.

Langkah-langkah menggunakan Find My Device:

  • Buka tautan resmi: https://www.google.com/android/find/
  • Masuk menggunakan akun Gmail yang terhubung dengan ponsel. 
  • Pilih perangkat yang hilang pada menu di sisi kiri layar. 
  • Sistem akan menampilkan lokasi terkini atau lokasi terakhir ponsel.
  • Tersedia tiga fitur utama: 
  1. Putar Suara: Membuat ponsel berdering meski dalam mode senyap.
  2. Kunci Perangkat: Mengunci layar dan menampilkan pesan khusus. 
  3. Hapus Perangkat: Menghapus seluruh data jika perangkat tidak dapat ditemukan. 

Fitur ini sangat direkomendasikan karena merupakan layanan resmi Google dan memiliki tingkat akurasi tinggi.

Baca Juga: Cara Unreg dan Pemblokiran Nomor HP yang Benar, Simak Caranya!

2. Melacak Ponsel yang Mati Total, Apakah Masih Mungkin?

Foto: Medcom.Id

Banyak orang mengira ponsel yang mati tidak dapat dilacak. Padahal, Google masih menyimpan riwayat lokasi terakhir melalui fitur Timeline di Google Maps. CNN Indonesia juga menegaskan bahwa riwayat lokasi dapat membantu menemukan posisi terakhir perangkat sebelum mati. 

Cara melacak ponsel mati melalui Google Maps

  • Buka aplikasi Google Maps.
  • Tambahkan akun Gmail yang terhubung dengan ponsel hilang.
  • Masuk ke menu Linimasa (Timeline)
  • Google akan menampilkan lokasi terakhir perangkat sebelum mati.

Metode ini sangat berguna untuk memperkirakan area pencarian.

3. Cara Alternatif Melacak Ponsel Melalui Gmail

Foto: JawaPos

Selain melalui Google Maps dan Find My Device, kamu juga dapat melacak perangkat melalui menu keamanan Gmail, caranya:

  • Masuk ke Gmail melalui browser.
  • Klik ikon sembilan titik, kemudian pilih menu Akun dan Keamanan.
  • Lihat daftar perangkat yang terhubung.
  • Pilih perangkat yang hilang, lalu klik Cari Perangkat.
  • Kamu akan diarahkan ke layanan Find My Device.

Metode ini membantu memastikan apakah perangkat masih terhubung ke akun Google-mu.

4. Berbagi Lokasi Google Maps, Cara Pencegahan Kehilangan Device

Foto: DetikInet

Jika sebelumnya kamu mengaktifkan fitur Bagikan Lokasi, proses pelacakan akan jauh lebih mudah. Fitur ini memungkinkan orang tepercaya melihat lokasi perangkatmu secara real-time.

Cara mengaktifkan berbagi lokasi:

  • Buka Google Maps.
  • Tekan ikon profil kemudian pilih pda bagian, Bagikan Lokasi.
  • Pilih durasi berbagi dan alamat email penerima.
  • Selama fitur aktif, lokasi ponsel akan terus diperbarui.

Fitur ini sangat membantu jika ponsel hilang di tempat umum atau dicuri.

5. Melacak Ponsel Menggunakan Nomor Telepon, Apakah Masih Memungkinkan?

Foto: Cnet

Beberapa aplikasi memungkinkan pelacakan menggunakan nomor telepon, namun metode ini tidak seakurat layanan resmi Google. Google Maps menyediakan fitur Friend List, yang dapat digunakan jika sebelumnya kamu menambahkan nomor tersebut.

Langkah-langkahnya: 

  • Buka Google Maps. Masuk ke menu Option dan pilih menu Friend List.
  • Tambahkan nomor ponsel yang hilang.
  • Sistem akan menampilkan lokasi terakhir yang terekam.

Metode ini hanya berfungsi jika fitur berbagi lokasi telah diaktifkan sebelumnya.

6. Melacak Ponsel Menggunakan Nomor IMEI

Foto: Media Indonesia

IMEI adalah identitas unik setiap perangkat. Pelacakan melalui IMEI biasanya dilakukan oleh operator seluler bekerja sama dengan kepolisian. Cara mengetahui IMEI:

  • Tekan *#06#.
  • Cek di menu SettingsAbout PhoneIMEI Information.
  • Catat IMEI dan simpan di tempat aman.

Jika ponsel hilang, kamu dapat melapor ke operator untuk meminta bantuan pelacakan. Metode ini dianggap paling akurat karena tidak bergantung pada koneksi internet.

7.Menggunakan Aplikasi AirDroid

Foto: Tech Radar

Aplikasi pihak ketiga seperti AirDroid dapat membantu melacak ponsel, mengakses kamera, hingga mendengarkan suara sekitar.

Cara menggunakannya:

  • Unduh AirDroid dari Google Play.
  • Hubungkan aplikasi dengan perangkat lain.
  • Aktifkan fitur Find Phone.
  • Saat ponsel hilang, buka aplikasi dari perangkat lain untuk melihat lokasi.

Aplikasi ini efektif jika sudah terpasang sebelum ponsel hilang.

8. Bluetooth Tracker, Solusi Praktis untuk Ponsel Hilang di Rumah

Foto: The New York Times

Jika ponsel sering hilang di dalam rumah, fitur Bluetooth tracker seperti Tile atau Nut dapat membantu. Cara kerjanya:

  • Hubungkan tracker dengan ponsel.
  • Saat ponsel hilang, tracker akan memicu alarm.
  • Suara alarm membantu menemukan lokasi perangkat.

Metode ini ideal untuk penggunaan di dalam ruangan.

Baca Juga: HP mu Hilang, Ini DIa Trick dan Tips yang Harus Kamu tau!

9. Home Speaker, Cara Cepat Menemukan Ponsel yang Terselip

Foto: Cnet

Jika kamu menggunakan Google Home, kamu bisa meminta perangkat tersebut untuk menemukan ponselmu. caranya:

  • Pastikan ponsel terhubung dengan akun Google Home.
  • Ucapkan: “Okay Google, find my phone.”
  • Speaker akan membunyikan dering meski ponsel dalam mode senyap.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Demi Roblox, Warga Siberia Berani Protes Kremlin: Jangan Sentuh Game Kami!

16 December 2025 at 22:08

Foto: Reuters

Teknologi.id – Di tengah dinginnya suhu musim dingin Siberia, puluhan warga Rusia memilih turun ke jalan dengan hati yang panas. Pemicunya bukan kenaikan harga pangan atau isu politik tingkat tinggi, melainkan hilangnya akses ke dunia kotak-kotak imajinatif yang dicintai jutaan anak di seluruh dunia: Roblox.

Peristiwa ini menandai babak baru dalam ketegangan antara kebebasan digital warga sipil dan kontrol ketat pemerintah Rusia di era konflik global saat ini. Apa yang terjadi di Siberia akhir pekan lalu bukan sekadar protes soal game, melainkan jeritan frustrasi terhadap isolasi digital yang kian mencekik.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025), gelombang protes ini terjadi di lokasi yang jauh dari pusat kekuasaan Kremlin. "Puluhan orang berkumpul pada Minggu (14/12) waktu setempat di Tomsk, Siberia. Mereka berdemo untuk melawan larangan Rusia yang memblokir platform game populer Roblox asal Amerika Serikat (AS)."

Alasan Pemblokiran: Moralitas atau Politik?

Keputusan untuk mematikan akses Roblox tidak terjadi secara mendadak. Pemerintah Rusia, melalui badan pengawas komunikasinya, telah mengeluarkan vonis mati bagi platform tersebut awal bulan ini.

"Pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor pada 3 Desember lalu mengumumkan pemblokiran Roblox karena dinilai konten-kontennya tak pantas dan bisa berdampak negatif terhadap pengembangan moral anak," tulis laporan tersebut. 

Narasi "perlindungan anak" menjadi senjata utama pemerintah. Ada kekhawatiran nyata di kalangan orang dewasa mengenai keamanan platform tersebut. Laporan itu mencatat bahwa, "Beberapa orang tua dan guru Rusia mengatakan mereka khawatir Roblox memungkinkan anak-anak untuk mengakses konten seksual dan berkomunikasi dengan orang dewasa."

Kekhawatiran ini sebenarnya bukan hal baru dan tidak eksklusif terjadi di Rusia. Faktanya, "Roblox, yang berkantor pusat di San Mateo, California, telah dilarang oleh beberapa negara termasuk Irak dan Turki karena kekhawatiran tentang predator yang mengeksploitasi platform tersebut untuk melecehkan anak-anak."

Namun, di mata para pengunjuk rasa dan pengamat internasional, langkah Rusia ini memiliki aroma politis yang lebih menyengat dibandingkan sekadar kepedulian pada keselamatan anak.

Baca juga: Roblox Diblokir Rusia, Gara-gara Konten LGBT dan Isu Ekstremis

"Jangan Sentuh Roblox Kami"

Aksi di Tomsk menjadi simbol perlawanan yang unik. Kota pendidikan dan riset ini berani bersuara lantang. "Tomsk yang berjarak 2.900 km di timur Moskow, menunjukkan perlawanan. Puluhan orang dengan berani berkumpul sembari membawa poster yang menunjukkan dukungan untuk Roblox."

Di tengah hamparan salju, pesan-pesan protes mereka tertangkap kamera. Salah satu slogan yang paling menohok menyinggung isolasi digital yang sedang dibangun pemerintah Vladimir Putin. "'Jangan sentuh Roblox' dan 'Roblox adalah korban Tirai Besi digital' terpampang di poster yang dibawa para pendemo di Taman Vladimir Vysotsky, menurut foto-foto yang diberikan oleh penyelenggara protes."

Istilah "Tirai Besi Digital" menggambarkan situasi di mana internet Rusia semakin terputus dari jaringan global, menciptakan ekosistem tertutup yang mudah dikontrol. Rasa frustrasi warga terhadap ketidakberdayaan mereka melawan kebijakan negara juga tumpah dalam tulisan di poster lainnya. "'Larangan dan pemblokiran adalah satu-satunya yang dapat Anda lakukan,' bunyi salah satu poster."

Suasana protes digambarkan cukup damai namun penuh simbolisme. "Foto-foto tersebut menunjukkan sekitar 25 orang berdiri melingkar di salju, sambil memegang plakat."

Foto: Reuters

Perang Informasi dan Budaya Barat

Pemblokiran Roblox tidak bisa dilihat sebagai kasus yang berdiri sendiri. Ini adalah bagian dari strategi besar Moskow dalam mengendalikan arus informasi selama masa konflik. Platform asing sering kali dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Laporan CNBC Indonesia menjelaskan konteks ini dengan gamblang: "Para pejabat Rusia mengatakan mereka membutuhkan sensor untuk membela diri terhadap 'perang informasi' canggih yang dilancarkan oleh kekuatan Barat, dan apa yang mereka anggap sebagai budaya Barat yang dekaden yang merusak nilai-nilai 'tradisional' Rusia."

Roblox, sebagai produk budaya pop Amerika Serikat, otomatis masuk dalam radar target. Sebelumnya, raksasa media sosial lain sudah lebih dulu tumbang. "Moskow telah memblokir dan membatasi banyak platform media sosial seperti Snapchat, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan YouTube, sembari mendistribusikan narasi yang sejalan dengan kepetingan negara melalui jaringan media sosial dan media konvensional Rusia."

Baca juga: Roblox Lolos dari Ancaman Blokir, Komitmen Lindungi Anak di Indonesia

Efektivitas Blokir Dipertanyakan

Ironisnya, di era digital, upaya memblokir akses sering kali menjadi permainan kucing-kucingan yang sia-sia. Generasi muda Rusia yang melek teknologi dengan cepat menemukan jalan tikus untuk kembali bermain.

"Di Rusia, larangan terhadap Roblox telah memicu perdebatan tentang sensor, keselamatan anak dalam kaitannya dengan teknologi, dan bahkan efektivitas sensor di dunia digital di mana anak-anak dapat melewati banyak larangan hanya dengan beberapa klik."

Alat utamanya adalah VPN (Virtual Private Network). "Banyak warga Rusia hanya menghindari larangan dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network), meskipun beberapa anak muda Rusia mempertanyakan logika larangan jika dapat dengan mudah dilewati."

Hal ini memunculkan pertanyaan kritis: jika anak-anak masih bisa mengaksesnya lewat jalur belakang, apakah larangan ini efektif melindungi mereka? Atau justru hanya mematikan industri kreatif lokal dan membatasi kebebasan berekspresi? Para demonstran juga menyoroti minimnya substitusi lokal yang memadai, dengan "mempertanyakan mengapa hanya ada sedikit alternatif Rusia untuk aplikasi yang telah dilarang oleh negara."

Respon Roblox

Pihak Roblox sendiri telah berupaya menangkis tuduhan bahwa platform mereka tidak aman. Meskipun belum memberikan komentar langsung pasca-demo terbaru ini, posisi mereka sudah jelas sejak awal pelarangan.

"Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar. Ketika larangan Rusia diberlakukan, Roblox mengatakan bahwa mereka memiliki 'komitmen yang mendalam terhadap keselamatan' dan menyediakan 'perlindungan bawaan yang ketat untuk membantu menjaga keamanan pengguna'."

Protes di Siberia adalah mikrokosmos dari ketegangan yang lebih besar di Rusia. Di satu sisi, ada pemerintah yang ingin membentengi warganya dari pengaruh "Barat" dan bahaya daring. Di sisi lain, ada warga yang merasa hak digitalnya dirampas satu per satu, mengubah internet yang seharusnya bebas menjadi penjara digital. Apakah suara dari salju Siberia ini akan didengar oleh Kremlin? Sejarah mencatat bahwa Rusia jarang melunak soal sensor, namun keberanian warga untuk "ngamuk" demi sebuah game menunjukkan bahwa batas kesabaran publik mulai diuji.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)


Trump Percepat Adopsi AI Pemerintah, Gandeng Raksasa Teknologi untuk Saingi Cina

16 December 2025 at 22:03

Foto: wsj

Teknologi.id -  Gedung Putih di bawah Trump sedang mengintegrasikan Artificial Intelligence (AI) secara agresif ke strategi komunikasinya, langkah yang dianggap petinggi memiliki potensi untuk mengubah kenyataan. Pendekatan ini mengizinkan pemerintahannya untuk mendominasi percakapan publik dan menyebarkan pesan dengan cepat ke seluruh platform resmi Gedung Putih dan milik Presiden Trump.

"Kami akan memanfaatkan semua alat yang kita bisa—bahkan jika menggunakan AI—untuk mengisi konten kami," ucap perwakilan Gedung Putih secara anonim.

Penggunaan AI menandai kali pertama akun kepresidenan memanfaatkan teknologi secara resmi. Gambar dapat digenerasikan dalam beberapa menit—seperti Trump yang dibuat seperti Jedi gagah, atau Gedung Putih yang memiliki lengkungan McDonald's akan menggantikan tugas desainer grafis selama berjam-jam.

"Seperti, apakah anda ingin menghabiskan delapan di Photoshop melakukan edit grafis, atau apakah anda ingin mengabiskan lima menit di AI dan melakukan edit grafis? Itu menghemat waktu kami, membuat kami lebih gesit. Jadi, AI mempersingkat banyak hal bagi kami," jelas seorang petinggi.

Juru bicara Gedung Putih, Liz Huston memperkuat pendekatan tersebut, Ia menjelaskan, "Gedung Putih memiliki  strategi komunikasi dengan gaya otentik dan tiada bandungannya karena dipimpin oleh komunikator terhebat dalam sejarah Politik Amerika—Presiden Donald J. Trump."

Baca juga: Trump Ungkap Niat Ingin “Bantu China”, Benarkah Perang Dagang Telah Usai?

Dilema Etis: Peningkatan vs. Manipulasi

Banyaknya penggunaan konten AI-generated oleh pemerintahan tertinggi memunculkan kekhawatiran etika. Teoris AI, John Nosta. mempertanyakan tentang dilewatinya batasan moral.

"Zona abu-abunya adalah, apakah ini komunikasi yang ditingkatkan atau komunikasi yang dimanipulasi?" tanyanya.

Saat ini gambar AI dari pemerintahannya belum dirancang untuk benar-benar menipu, Nosta berargumentasi kalau manipulasi yang lucu saja termasuk problematik, terutama jika manipulasi tersebut mengubah kenyataan. "Umumnya, informasi yang disebarkan Gedung Putih harus sesuai dengan standar etika tertentu," tukasnya.

Sejarawan kepresidenan, Tevi Troy mengubungkan garis paralel dengan perubahan teknologi masa lalu, menekankan kampanye politik yang cepat beradaptasi dengan teknologi biasanya lebih maju, mengutip pemanfaatan radio di masa kampanye Franklin Roosevelt dan pemanfaatan TV di masa John F. Kennedy. Namun, Troy juga memperingatkan munculnya perangkap: "Dalam pekerjaan saya, saya terkadang melihat konten yang digenerasikan AI memiliki halusinasi."

Menemukan Budayanya

Meskipun adanya pertanyaan etis dan konseptual mengenai perubahan realita, tim Trump melihat adopsi AI besar-besaran ini penting untuk dua alasan: terhubung dengan anak muda Amerika dan meyakinkan kalau pesan mereka tercapai di lanskap media yang lebat dan modern. Pilihan strategi ini dianggap vital untuk menjaga relevansi di budaya kontemporer.

Sebuah sumber yang dekat dengan Gedung Putih menekankan konteks sejarah, mengatakan kalau partai Republik dianggap lebih lambat untuk terlibat dalam budaya modern di beragam generasi. Faktor uniknya kini, yang dijelaskan oleh sumber tersebut, presiden berusia 79 tahun mendukung staffnya yang lebih muda, terutama mereka yang berumur 20-an, untuk memanfaatkan alat baru untuk "meet the moment and to meet the culture (temukan momennya untuk menemukan budayanya)". Kemauan untuk merangkul tren terkini terlihat menguntungkan bagi partainya.

Selagi mengakui bahwa beberapa meme dan strategi yang digenerasi AI bisa "melewati batas," sumber tersebut menjaga agar konten yang disajikan efektif, menarik, dan superior dibandingkan yang digenerasikan demokrat. Sudut pandang ini memperkuat pendapat kalau pemerintahan mengakui AI penting untuk masa kini dan masa depan.

Meski begitu, bahkan para pendukung pun menekankan pentingnya implementasi yang hati-hati. Colton Malkerson, co-founder platform teknologi AI Edgerunner, setuju bahwa penggunaan teknologi ini oleh Gedung Putih merupakan perkembangan yang positif. Namun, ia mengingatkan bahwa—seperti teknologi baru lainnya—teknologi ini harus diterapkan dengan bijak, terutama terkait kebutuhan akan “akurasi, keandalan, [dan] kejujuran” dalam penerapannya.

Baca juga: Aturan Visa H-1B Baru Trump Ancaman Serius bagi Perusahaan Teknologi AS

Dorongan Federal AI: U.S. Tech Force

Foto: US Tech Force

Selain komunikasi, pemerintahan Trump fokus dalam meluncurkan AI di seluruh pemerintahan federal. Mengikuti perintah eksekutif yang bertujuan untuk membatasi rintangan ke inovasi AI, pemerintahan memperkenalkan inisiatif "U.S. Tech Force (Pasukan Teknologi AS)".

Diumumkan pada hari Senin (15/12/2025), inisiatif ini bertujuan untuk merekrut sekitar 1.000 teknisi dan spesialis untuk menjadikan infrastruktur teknologi pemerintah yang modern, berfokus pada implementasi AI, bekerja dengan tim yang melaporkan langsung ke para pemimpin lembaga.

Dorongan ini melibatkan kolaborasi dengan mitra swasta besar, termasuk Amazon Web Services, Apple, Google Public Sector, Microsoft, Nvidia, dan OpenAI.

Inisiatif ini menyoroti komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur AI dan bersaing dengan Cina. Gaji tahunan para spesialis ini diperkirakan mencapai $150.000 sampai $200.000 (Rp2,5 M - Rp3,3 M), ditambah benefit, mencerminkan usahanya untuk meraih talenta teknologi teratas ke dalam pelayanan pemerintah.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Waspada! Jabodetabek Dikepung 3 Siklon Aktif: Ini Alasan Cuaca Terasa Makin Ekstrem

16 December 2025 at 21:03
Cuaca Ekstrem yang Menguji Kesiapsiagaan Jabodetabek, BMKG juga mencatat adanya dua bibit siklon tropis dan satu siklon tropis yang tengah aktif di sekitar wilayah Indonesia. Ketiga sistem ini berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan serta potensi angin kencang di sejumlah wilayah, terutama di kawasan Indonesia bagian barat dan timur.

Siklon Tropis Bakung, yang terbentuk pada 12 Desember di Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung, saat ini bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Meskipun demikian, sistem ini masih berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bengkulu dan Lampung.

Bibit Siklon Tropis 93S terpantau berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur dengan peluang rendah untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan. Walaupun peluang penguatan rendah, bibit siklon ini tetap berpotensi memicu hujan sedang hingga lebat di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah Jawa Timur dan Bali.

Bibit Siklon Tropis 95S, baru terbentuk pada 15 Desember di Laut Arafura sebelah barat Papua Selatan. Peluang bibit ini untuk berkembang menjadi siklon tropis juga tergolong rendah. Namun, keberadaannya dapat memicu hujan sedang hingga lebat di Papua Selatan, serta hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Maluku Tenggara.

Baca Juga: Geminid "Fenomena Hujan Meteor" Akan Menerangi Indonesia

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Cuaca Ekstrem Ini?

Dalam peringatan cuaca harian, BMKG memang tidak merinci penyebab atmosferik dari kondisi ini. Namun, melalui Prospek Cuaca Mingguan Periode 12–18 Desember, lembaga tersebut memberikan gambaran yang lebih baik lagi dalam  menjelaskan perubahan atmosfer yang sedang berlangsung. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca ekstrem yang terjadi bukanlah fenomena tunggal, melainkan hasil interaksi berbagai sistem atmosfer yang bekerja secara bersamaan di wilayah Indonesia. 

BMKG menekankan bahwa kombinasi faktor global, regional, dan lokal menciptakan lingkungan atmosfer yang lebih labil dan mudah memicu pembentukan awan konvektif. Situasi ini membuat potensi cuaca ekstrem meningkat, terutama pada periode puncak musim hujan. Selain itu, perubahan pola angin dan distribusi kelembapan udara turut memperkuat ketidakstabilan atmosfer, sehingga wilayah-wilayah tertentu menjadi lebih rentan terhadap angin kencang maupun hujan intensitas sedang hingga lebat.

Penjelasan tersebut juga menegaskan bahwa dinamika atmosfer yang terjadi bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu singkat. Oleh karena itu, BMKG menilai pentingnya pemantauan cuaca secara berkala, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. Dengan memahami bahwa kondisi ekstrem ini merupakan hasil dari interaksi berbagai fenomena atmosfer, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi dampaknya.

Skala Global, DMI Negatif dan ENSO Netral

Dipole Mode Index (DMI) tercatat bernilai −0.63, yang mengindikasikan peningkatan pembentukan awan hujan di Indonesia bagian barat. Kondisi ini diperkuat oleh suhu muka laut yang hangat di pesisir barat Sumatra, Perairan Selatan Nusa Tenggara Timur, dan Papua. 

Sementara itu, kondisi ENSO berada pada kategori netral, ditandai dengan nilai indeks Nino 3.4 sebesar −0.45 dan Southern Oscillation Index (SOI) sebesar +2.7. Kondisi ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan hujan di Indonesia bagian timur.

Baca Juga: Teknologi GIS Menjadi Langkah Strategis Digitalisasi Indonesia

Gelombang Atmosfer yang Memperkuat Pertumbuhan Awan Hujan

BMKG mencatat adanya aktivitas Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby Ekuator di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Pulau Jawa, dan Bali. Kedua fenomena ini berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. 

Fenomena ini sejalan dengan dinamika atmosfer yang lazim terjadi pada puncak musim hujan, ketika gelombang atmosfer dapat memperkuat konveksi dan meningkatkan potensi cuaca ekstrem.

Mengapa Angin Kencang Bisa Terjadi Tanpa Hujan Lebat?

Fenomena angin kencang tanpa hujan lebat sering kali terjadi ketika terdapat: 

  • Perbedaan tekanan udara yang signifikan
  • Penguatan angin di lapisan atmosfer bawah
  • Pembentukan awan konvektif yang tidak merata
  • Interaksi gelombang atmosfer regional

Kombinasi faktor-faktor tersebut dapat memicu angin kencang, terutama pada puncak musim hujan ketika dinamika atmosfer cenderung lebih aktif.

Apa yang Perlu Diwaspadai Masyarakat?

Dengan kondisi atmosfer yang kompleks dan dinamis, masyarakat Jabodetabek perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap: 

  • Pohon tumbang.
  • Baliho atau papan reklame roboh.
  • Gelombang tinggi di pesisir utara Jakarta.
  • Potensi gangguan transportasi.
  • Resiko banjir lokal akibat hujan intensitas sedang hingga lebat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi dan menghindari aktivitas luar ruang yang berisiko selama periode angin kencang.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)


Era Baru Android: Google Ubah Tradisi, Rilis OS Besar Dua Kali Setahun

16 December 2025 at 19:08

Foto: Google

Teknologi.id – Selama lebih dari satu dekade, pengguna Android telah terbiasa dengan siklus tahunan yang bisa ditebak: Google mengumumkan versi Android baru di pertengahan tahun (biasanya saat acara Google I/O), lalu merilis versi finalnya ke publik pada kuartal ketiga atau keempat (sekitar Agustus hingga Oktober). Tradisi ini seolah sudah menjadi "hukum alam" di ekosistem robot hijau.

Namun, Google memutuskan untuk mengubah permainan. Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan industri seluler, raksasa teknologi asal Mountain View tersebut memastikan bahwa masa depan pembaruan Android akan berjalan lebih cepat dan lebih agresif.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno, Senin (15/12/2025), strategi baru ini resmi diterapkan. "Google ubah jadwal update Android jadi dua kali setahun."

Perubahan ini bukan sekadar penambahan jadwal, melainkan pergeseran fundamental dalam cara Google, pengembang aplikasi, dan produsen ponsel (smartphone) bekerja sama dalam menghadirkan inovasi ke tangan pengguna.

Jadwal Baru: Mayor di Awal, Minor di Akhir

Mulai saat ini, kita tidak akan lagi melihat satu rilis raksasa di akhir tahun. Google membagi siklus hidup Android menjadi dua babak utama dalam satu tahun kalender.

Laporan tersebut merinci pembagian waktu ini dengan jelas. "Rilis Utama (Mayor): Dijadwalkan pada kuartal II (sekitar April-Juni) dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan."

Pergeseran rilis utama ke Kuartal II (Q2) ini adalah perubahan terbesar. Biasanya, bulan-bulan tersebut hanya diisi oleh versi beta. Kini, versi stabil dengan perubahan antarmuka dan fitur inti akan hadir lebih awal. Ini berarti pengguna bisa menikmati fitur-fitur "besar" tanpa harus menunggu hingga akhir tahun.

Lalu, apa yang terjadi di akhir tahun? "Rilis Minor: Dijadwalkan pada kuartal IV (sekitar Oktober-Desember) yang fokus pada penyempurnaan fitur, perbaikan bug, dan pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)."

Jadi, alih-alih merilis sistem baru, akhir tahun akan didedikasikan untuk "bersih-bersih" dan optimalisasi. Rilis kuartal keempat ini tidak akan membawa perubahan drastis yang bisa merusak kompatibilitas aplikasi, melainkan lebih kepada pemolesan kinerja.

Baca juga: Update Terbaru Google Translate: AI, Streak, Sampai Live Translate

Foto: TECHPP

Mengapa Google Melakukan Ini?

Langkah drastis ini diambil bukan tanpa alasan kuat. Salah satu motivasi utamanya adalah sinkronisasi dengan peluncuran perangkat keras (hardware).

Selama ini, ada kesenjangan waktu yang canggung. Google merilis Android baru di bulan September/Oktober, sementara banyak pabrikan ponsel (seperti Samsung atau Xiaomi) merilis ponsel flagship mereka di awal tahun. Akibatnya, ponsel canggih yang rilis di awal tahun sering kali masih menggunakan versi Android tahun lalu.

Dengan memindahkan rilis utama ke Kuartal II, Google ingin menyelaraskan software mereka dengan siklus produksi chipset dan ponsel baru. Laporan Kompas Tekno mencatat bahwa tujuan utamanya adalah, "Memberikan waktu lebih bagi produsen ponsel (seperti Samsung, Xiaomi, Oppo) untuk menyesuaikan antarmuka mereka dan mengurangi fragmentasi versi Android."

Dengan jadwal baru ini, diharapkan ketika ponsel-ponsel canggih meluncur di pertengahan atau akhir tahun, mereka sudah langsung dibekali dengan Android versi terbaru "out of the box", tanpa perlu menunggu pembaruan berbulan-bulan kemudian.

Keuntungan Bagi Pengguna: Inovasi Lebih Cepat

Bagi kita sebagai pengguna akhir, apa dampak langsungnya? Jawabannya adalah kecepatan akses inovasi.

"Dampak: Pengguna akan mendapatkan fitur baru lebih cepat tanpa harus menunggu siklus tahunan yang panjang," tulis laporan tersebut.

Di era AI (Artificial Intelligence) yang bergerak sangat cepat saat ini, menunggu satu tahun untuk mendapatkan fitur baru terasa terlalu lama. Dengan siklus dua kali setahun, Google bisa menyuntikkan fitur-fitur kecerdasan buatan terbaru atau perbaikan keamanan krusial dengan lebih responsif.

Jika sebelumnya pengguna harus menunggu Android 15 ke Android 16 untuk melihat perubahan, kini di antara itu akan ada pembaruan "setengah babak" yang membawa penyegaran, mirip dengan cara permainan video game merilis season baru.

Baca juga: Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D

Tantangan Bagi Pengembang Aplikasi

Meskipun menguntungkan pengguna dan produsen ponsel, perubahan ini memberikan pekerjaan rumah tambahan bagi para developer aplikasi. Mereka kini harus lebih sigap.

Karena "Rilis Utama (Mayor)... dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan" dimajukan ke pertengahan tahun, pengembang harus melakukan pengujian kompatibilitas aplikasi mereka lebih awal dari biasanya. Jika tidak, aplikasi mereka berisiko crash atau tidak berjalan optimal pada sistem operasi baru yang rilis lebih cepat.

Namun, Google menjanjikan bahwa rilis kedua di Kuartal IV tidak akan menyulitkan. Karena bersifat minor dan fokus pada "pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)," pembaruan ini tidak akan mengubah cara kerja sistem secara radikal, sehingga pengembang tidak perlu merombak ulang kode aplikasi mereka dua kali dalam setahun.

Era Baru Android

Keputusan Google untuk mengubah jadwal rilis menjadi dua kali setahun menandakan kedewasaan sistem operasi ini. Android tidak lagi sekadar software eksperimental, melainkan platform matang yang harus beradaptasi dengan kecepatan industri perangkat keras yang ganas. Tahun 2025 dan seterusnya akan menjadi masa transisi yang menarik. Kita akan melihat apakah janji "mengurangi fragmentasi" benar-benar terwujud, atau apakah produsen ponsel justru akan kewalahan mengejar dua tenggat waktu dalam satu tahun. Satu hal yang pasti, bagi pengguna setia Android, ponsel Anda akan terasa "baru" lebih sering daripada sebelumnya. Bersiaplah untuk notifikasi update sistem yang lebih rutin mulai tahun depan!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Wajib Update! iOS 26.2 Rilis Bawa Patch Keamanan Krusial dan AI Podcast

16 December 2025 at 19:41

Foto: MacRumors

Teknologi.id – Bagi pengguna iPhone, notifikasi pembaruan perangkat lunak di pagi hari adalah sebuah rutinitas yang dinanti sekaligus dipertanyakan: "Apakah update kali ini layak diunduh?" Jawabannya untuk hari ini adalah: mutlak "Ya".

Apple kembali menyapa penggunanya menjelang akhir tahun dengan merilis pembaruan sistem operasi terbaru mereka. Berdasarkan laporan Kompas Tekno hari ini, Selasa (16/12/2025), raksasa teknologi asal Cupertino tersebut telah melepas iOS 26.2 ke publik.

Laporan tersebut mengonfirmasi ketersediaannya: "Apple resmi merilis pembaruan/update sistem operasi iOS 26.2 untuk pengguna iPhone 11 dan yang lebih baru."

Bagi Anda yang berada di Tanah Air, tidak perlu menunggu antrean server global yang lama. "Pantauan KompasTekno saat berita ini ditayangkan, update iOS 26.2 sudah tersedia bagi pengguna di Indonesia."

Fokus pada Stabilitas, Bukan Sekadar Gimmick

Berbeda dengan pembaruan mayor (seperti dari iOS 25 ke 26) yang biasanya merombak tampilan secara total, versi "titik dua" (x.2) biasanya difokuskan pada penyempurnaan pengalaman pengguna. Namun, jangan salah sangka, pembaruan ini sangat krusial.

Artikel tersebut mencatat poin penting ini: "Meski bersifat pembaruan minor, iOS 26.2 dinilai penting karena fokus pada stabilitas sistem dan perlindungan keamanan pengguna."

Pembaruan ini hadir serentak untuk ekosistem Apple lainnya. Laporan menyebutkan bahwa, "Apple resmi merilis iOS 26.2, iPadOS 26.2, dan WatchOS 26.2," memastikan integrasi yang mulus antar-perangkat Anda.

Fitur Baru: Kendali Tampilan Lebih Luas

Salah satu keluhan pengguna iPhone selama ini adalah kustomisasi yang terbatas. Di iOS 26.2, Apple mulai mendengarkan masukan tersebut, terutama terkait estetika layar kunci (Lock Screen).

"Apple kini memberi opsi tambahan bagi pengguna untuk mengatur tingkat transparansi elemen antarmuka, khususnya di layar kunci (lock screen), agar tampilan lebih nyaman dan mudah dibaca."

Fitur ini sangat berguna bagi mereka yang menggunakan wallpaper foto dengan detail rumit. Dengan mengatur transparansi jam atau widget, tulisan tidak akan lagi bertabrakan dengan objek utama pada foto latar belakang Anda.

Foto: MacRumors

Hiburan Cerdas: AI Masuk ke Podcast

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terus menjadi fokus pengembangan Apple. Kali ini, aplikasi bawaan Apple Podcasts mendapatkan sentuhan teknologi pintar tersebut untuk memudahkan pendengar. "Podcast juga memperoleh pembaruan dengan hadirnya penandaan bab otomatis berbasis kecerdasan buatan (AI)."

Bagaimana cara kerjanya? Sistem akan "mendengarkan" konten audio dan memecahnya secara cerdas. "Fitur ini memungkinkan episode podcast dibagi ke dalam beberapa segmen secara otomatis, sehingga memudahkan pendengar menavigasi isi podcast." Ini adalah fitur yang sangat membantu, terutama bagi penikmat podcast berdurasi panjang yang ingin langsung melompat ke topik tertentu tanpa harus menggeser slider durasi secara manual.

Sementara itu, bagi pecinta musik, ada kabar gembira bagi Anda yang sering bepergian ke area susah sinyal atau ingin menghemat kuota data. "Di sektor hiburan, Apple Music mendapatkan peningkatan berupa dukungan lirik lagu secara offline. Dengan fitur ini, pengguna tetap dapat mengakses lirik tanpa koneksi internet, termasuk lirik yang disinkronkan dengan irama lagu."

Baca juga: Benarkah iOS Lebih Aman daripada Android? Ini Fakta Keamanan Terbarunya!

Foto: MacRumors

AirDrop yang Lebih Aman

AirDrop adalah fitur andalan pengguna Apple, namun sering kali menjadi celah privasi ketika orang asing mengirimkan gambar yang tidak pantas (fenomena cyber-flashing) di tempat umum. Apple menutup celah "kenakalan" ini di iOS 26.2 dengan mekanisme verifikasi baru.

"AirDrop di iOS 26.2 kini dilengkapi mekanisme berbagi yang lebih aman. Pengguna dapat mengirim file ke perangkat lain yang bukan kontak dengan menggunakan kode satu kali, sehingga mengurangi risiko pengiriman data ke perangkat yang tidak diinginkan." Dengan sistem kode satu kali (one-time code), Anda tidak akan lagi menerima kiriman fail misterius dari orang tak dikenal di kereta atau kafe, kecuali Anda memberikan kode verifikasi tersebut secara sadar.

Peningkatan Produktivitas

Aplikasi produktivitas bawaan juga tak luput dari perbaikan. Pengguna yang merasa animasi iPhone mereka mulai terasa lambat mungkin akan merasakan perbedaan signifikan setelah melakukan update ini.

Laporan Kompas Tekno menyebutkan: "Apple juga menambahkan sejumlah penyempurnaan kecil pada aplikasi bawaan, seperti Pengingat (Reminders), serta meningkatkan kelancaran animasi dan respons antarmuka sistem."

Baca juga: Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

Alasan Terpenting: Keamanan Data Anda

Di atas semua fitur baru yang menarik tersebut, alasan utama Anda harus segera menekan tombol "Install Now" adalah keamanan. Dunia siber semakin berbahaya, dan peretas terus mencari celah di sistem operasi lawas.

Apple memberikan peringatan serius melalui pembaruan ini. "Di sisi keamanan, iOS 26.2 membawa patch keamanan penting yang menutup puluhan celah sistem, termasuk beberapa kerentanan yang dilaporkan telah dimanfaatkan dalam serangan siber."

Kalimat "telah dimanfaatkan dalam serangan siber" (atau sering disebut zero-day exploit) berarti celah tersebut sudah diketahui oleh peretas dan sedang aktif digunakan untuk menyerang korban. Dengan menunda update, Anda membiarkan pintu rumah digital Anda terbuka lebar.

Cara Melakukan Update

Proses pembaruan sangat mudah dan tidak memakan waktu lama jika koneksi internet Anda stabil. Sesuai panduan dari laporan tersebut:

"Pengguna iPhone bisa melakukan update melalui menu Pengaturan > Umum > Pembaruan Perangkat Lunak."

Pastikan baterai Anda di atas 50% atau sambungkan ke pengisi daya saat melakukan instalasi. Mengingat pentingnya tambalan keamanan yang dibawa, sangat disarankan untuk tidak menunda pembaruan ini. "Apple pun menganjurkan seluruh pengguna iPhone yang kompatibel untuk segera melakukan pembaruan."

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Trik Jitu: 4 Cara Lihat Status WhatsApp Orang Lain Tanpa Ketahuan

16 December 2025 at 02:49

Foto: WhatsApp

Teknologi.id – Pernahkah Anda merasa penasaran dengan aktivitas teman, kolega, atau mungkin mantan pacar yang dibagikan melalui Status WhatsApp, namun enggan ketahuan kalau Anda sedang "kepo"? Situasi ini sering dialami banyak pengguna aplikasi perpesanan terpopuler di dunia ini.

Status WhatsApp, fitur yang diadopsi dari konsep Instagram Stories, memungkinkan pengguna berbagi foto, video, atau teks yang akan hilang setelah 24 jam. Secara default, fitur ini dirancang transparan. "Status WhatsApp, sama seperti Instagram, bisa melihat siapa saja yang telah mengintip story tersebut. Fitur tersebut dapat dilihat oleh mereka yang sama-sama telah menyimpan kontak kita, begitu juga sebaliknya," tulis laporan CNBC Indonesia.

Namun, bagi mereka yang menjunjung tinggi privasi—atau sekadar ingin memantau tanpa meninggalkan jejak—ada kabar baik. Sebenarnya, ada celah-celah pintar yang bisa dimanfaatkan. Namun sebenarnya kita bisa menyembunyikan informasi telah melihat Status seseorang. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Foto: BijakBersosmed

4 metode ampuh melihat status WhatsApp

1. Cara Paling Umum, Matikan Centang Biru: Ini adalah metode paling populer dan resmi disediakan oleh WhatsApp, meskipun banyak pengguna yang lupa bahwa fungsinya berlaku dua arah.

Jika Anda mematikan "Laporan Dibaca" (tanda centang biru), maka Anda tidak akan tahu siapa yang membaca pesan Anda, tetapi sebagai gantinya, orang lain juga tidak akan tahu jika Anda melihat status mereka.

"Cara ini sebenarnya digunakan untuk mematikan informasi apakah seseorang telah melihat dan membaca pesan yang dikirim. Selain itu juga bisa menyembunyikan kita yang melihat Status seseorang," jelas panduan tersebut.

Berikut langkah-langkahnya:

  • "Masuk ke WhatsApp"
  • "Pilih ikon titik tiga pada pojok kanan atas"
  • "Pilih setelan atau setting"
  • "Pilih Privasi"
  • "Setelah itu tap pada laporan dibaca atau read receipt untuk dinonaktifkan."

Catatan: Jika Anda mengaktifkan kembali fitur ini, nama Anda mungkin akan muncul kembali di daftar penonton jika status tersebut belum kedaluwarsa (belum 24 jam).

2. Mode Ninja, Lihat Saat Offline: Trik kedua ini memanfaatkan mekanisme caching atau penyimpanan sementara aplikasi. WhatsApp biasanya mengunduh status secara otomatis di latar belakang saat Anda terhubung ke internet, bahkan sebelum Anda membukanya.

Anda bisa memanfaatkan jeda ini. "Anda juga bisa melihat Status dalam keadaan offline. Jadi tidak akan masuk dalam daftar yang telah melihat Status seseorang," saran artikel tersebut.

Caranya sangat sederhana namun butuh ketelitian waktu: "Untuk melakukannya, matikan semua koneksi internet dari seluler hingga Wifi. Berikutnya buka WhatsApp dan masuk ke tab Status, terakhir pilih Status yang ingin kita lihat."

Setelah melihat, pastikan Anda menutup aplikasi WhatsApp sepenuhnya (hapus dari recent apps) sebelum menyalakan kembali internet agar sistem tidak mengirimkan sinyal "telah dilihat" ke server.

Baca juga: Akhirnya! WhatsApp di Apple Watch Kini Bisa Baca, Balas, dan Kirim Pesan Suara Penuh

3. Trik Pengguna PC, Mode Incognito: Bagi Anda yang lebih sering menggunakan WhatsApp Web di komputer kantor atau laptop pribadi, fitur privasi browser bisa menjadi sekutu Anda. 

Mode penyamaran (Incognito) memastikan tidak ada data sesi yang tersimpan permanen. "Mode ini adalah saat riwayat penelusuran dan cookie tidak akan disimpan. Saat menggunakannya maka Anda tidak akan terlihat secara langsung," ungkap laporan itu. Namun, perlu dicatat bahwa "metode ini hanya bisa digunakan pada WhatsApp Web."

Langkah-langkahnya adalah:

  • "Buka browser di komputer atau laptop dalam mode incognito"
  • "Buka WhatsApp Web dan pindai kode QR"
  • "Setelah login, kamu dapat melihat status orang lain tanpa terdeteksi"

Trik ini efektif karena sesi Anda dianggap terisolasi, meskipun efektivitasnya bisa bervariasi tergantung pembaruan sistem keamanan WhatsApp terbaru.

4. Cara "Hacker" Android, Masuk ke Folder Tersembunyi: Ini adalah cara yang paling teknis namun paling aman karena Anda bahkan tidak perlu membuka aplikasi WhatsApp sama sekali. Trik ini khusus untuk pengguna ponsel Android yang memiliki akses ke sistem file. 

 "Cara terakhir ini hanya bisa digunakan untuk pengguna Android. Folder Status sendiri adalah tempat menyimpan seluruh status dalam WhatsApp," jelas CNBC Indonesia.

Setiap status foto atau video yang dimuat di HP Anda sebenarnya tersimpan sebagai file biasa di memori internal, hanya saja disembunyikan.

Untuk mengaksesnya: "Buka pengelola folder apa saja. Masuk ke folder Penyimpanan Internal/WhatsApp/Media/.Status atau Android > media > com.whatsapp > WhatsApp > Media > Statuses, dari sana Anda bisa melihat smeua status yang dibagikan."

Dengan cara ini, Anda melihat file aslinya langsung dari galeri tersembunyi, sehingga server WhatsApp tidak pernah mencatat aktivitas "melihat" di dalam aplikasi.

Baca juga: Bikin Chatting Jadi Lebih Praktis: 7 Fitur Tersembunyi WhatsApp yang Jarang Diketahui

Privasi di era digital sering kali menjadi pilihan. WhatsApp memberikan opsi transparansi, namun pengguna cerdas selalu punya cara untuk menjaga anonimitas mereka. Apakah Anda memilih cara mudah dengan mematikan centang biru, atau cara teknis dengan mengintip folder sistem, pastikan gunakan trik ini dengan bijak dan etis. Selamat mencoba!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Paradoks Pasar Kripto: BTC Ritel Panik, Hedge Fund Malah Naikkan Porsi Aset

15 December 2025 at 23:27

Foto: Advokai

Teknologi.id – Pasar kripto kembali menunjukkan wajah aslinya yang penuh volatilitas. Di awal pekan ini, Senin (15/12/2025), layar monitor para trader didominasi warna merah membara. Momentum bullish yang sempat digadang-gadang akan meledak pasca-keputusan The Fed, nyatanya tertahan oleh tembok realitas.

Namun, di tengah kepanikan ritel yang melihat portofolionya menyusut, terjadi sebuah anomali besar. Para pemain kelas kakap—institusi keuangan global dan hedge fund—justru diam-diam meningkatkan posisi mereka di pasar aset digital ini. Mengapa mereka berani masuk saat harga sedang tertekan?

Raja Kripto Tumbang di Bawah US$ 90.000

Sorotan utama pasar tertuju pada Bitcoin (BTC). Aset digital terbesar di dunia ini gagal mempertahankan benteng pertahanan psikologisnya. Setelah berjuang keras di akhir pekan, Bitcoin akhirnya menyerah.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, "Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin terkoreksi -0,93% dan diperdagangkan di kisaran US$89.540,27."

Penurunan ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal teknikal yang cukup meresahkan bagi pedagang jangka pendek. "Secara teknikal, penutupan di bawah US$90.000 memang menjadi sinyal bearish jangka pendek," tulis laporan tersebut.

Efek domino pun tak terelakkan. Kejatuhan Bitcoin menyeret mayoritas altcoin ke zona merah. Solana (SOL) dan Cardano (ADA), dua proyek blockchain yang biasanya tangguh, terpantau melemah masing-masing -1,58% dan -1,93%. Para investor tampaknya memilih untuk menekan tombol panic button atau sekadar mengamankan profit (cash out) sementara waktu.

TRON: Sang Pemberontak di Tengah Badai

Namun, tidak semua aset ikut tenggelam. Di tengah lesunya pasar, TRON (TRX) muncul sebagai anomali yang mengejutkan. Aset besutan tokoh kontroversial Justin Sun ini justru bergerak melawan arus pasar global.

Laporan mencatat bahwa TRX berhasil mencatatkan kenaikan harian sebesar +2,28% ke level US$0,2798. Kenaikan ini bukan tanpa alasan. "Performa TRX yang solid ini didorong oleh fundamental jaringan yang kuat, di mana tingginya volume transaksi stablecoin menjadikannya aset defensif pilihan saat pasar sedang tidak menentu," jelas analisis pasar.

Baca juga: “Uptober” Kembali: Bitcoin Melonjak Hampir 12% dan Dekati Rekor Tertinggi

Mengapa Institusi Tetap "Bullish"?

Pertanyaan besarnya adalah: Jika pasar sedang lesu, mengapa narasi besarnya justru menyebutkan bahwa tahun 2025 adalah tahunnya institusi masuk ke kripto?

Jawabannya terletak pada data jangka panjang, bukan fluktuasi harian. Laporan dari Reuters pada November lalu mengungkapkan fakta mengejutkan. "Lebih dari separuh hedge fund di dunia kini telah masuk ke pasar kripto," tulis laporan tersebut.

Angka spesifiknya pun sangat meyakinkan. Berdasarkan survei dari Alternative Investment Management Association (AIMA) yang melibatkan 122 investor kelas berat, "Sebanyak 55% hedge fund global kini memegang aset terkait kripto."

Angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berada di angka 47%. Secara rata-rata, para manajer investasi ini mengalokasikan sekitar 7% portofolionya ke aset kripto.

Faktor Trump dan Kepastian Regulasi

Apa yang membuat para manajer dana yang biasanya konservatif ini tiba-tiba berani mengambil risiko? Faktor utamanya adalah perubahan iklim politik dan regulasi di Amerika Serikat.

Dukungan dari Presiden AS, Donald Trump, terhadap industri kripto menjadi katalis utama. Kebijakan yang lebih ramah terhadap aset digital membuat institusi merasa lebih aman untuk menaruh uang klien mereka di sana.

Laporan tersebut mengutip, "Tahun lalu menandai titik balik bagi regulasi kripto di AS. AS tampaknya mulai membangun fondasi untuk stabilitas regulasi jangka panjang."

Baca juga: Didorong Kebijakan Pro-Kripto, Bitcoin Cetak Rekor di Era Trum

Foto: The Daiy Record

Bahaya Tersembunyi: Derivatif dan Spekulasi

Meskipun minat masuk tinggi, cara institusi bermain di pasar kripto berbeda dengan investor ritel biasa. Mereka tidak sembarangan membeli koin di bursa (spot market).

Sebanyak 67% dari hedge fund tersebut memilih berinvestasi melalui instrumen derivatif. Instrumen ini memungkinkan mereka untuk "berspekulasi terhadap pergerakan harga tanpa harus memegang aset dasar."

Namun, strategi ini bukannya tanpa risiko. Laporan CNBC menyoroti insiden flash crash pada bulan Oktober lalu yang mengungkap betapa rapuhnya pasar akibat penggunaan leverage (daya ungkit) yang berlebihan oleh para pemain besar ini.

Pasar kripto di tahun 2025 menyajikan sebuah paradoks. Di satu sisi, harga Bitcoin sedang tertekan di bawah US$ 90.000, membuat investor ritel cemas. Di sisi lain, arus uang institusi justru mengalir deras, didorong oleh kepastian hukum di AS dan adopsi mainstream.

Bagi investor bijak, ini adalah sinyal untuk tidak hanya melihat pergerakan harga harian, tetapi memahami ke mana arah uang besar (smart money) sedang bergerak. Apakah koreksi ini adalah awal kehancuran atau justru kesempatan diskon terakhir sebelum institusi mengambil alih sepenuhnya? Hanya waktu yang akan menjawab.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

15 December 2025 at 20:55

Foto: 9TO5Mac

Teknologi.id – Bagi para penggemar setia produk Apple (Apple Fanboy), tahun-tahun mendatang tampaknya akan menjadi periode paling radikal dalam sejarah perusahaan. Setelah bertahun-tahun mempertahankan siklus rilis yang dapat diprediksi dan desain "batangan" (candybar) yang ikonik, raksasa teknologi asal Cupertino ini dikabarkan siap merombak total strategi mereka.

Laporan terbaru mengungkap bahwa Apple sedang mempersiapkan perubahan bentuk yang drastis, termasuk peluncuran iPhone lipat (foldable) pertama mereka dan pergeseran jadwal rilis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

iPhone Lipat: Mimpi yang Menjadi Nyata (dan Mahal)

Foto: MacRumors

Isu mengenai "iPhone Fold" sudah berhembus lama, namun kini detailnya semakin konkret. Berbeda dengan pesaing utamanya yang sudah merilis generasi ke-6 atau ke-7 ponsel lipat, Apple memilih menunggu momen yang tepat. Bocoran terbaru menyebutkan bahwa Apple akhirnya akan terjun ke pasar ini pada akhir 2026 atau awal 2027.

Desain yang diusung bukanlah model buku (seperti Galaxy Z Fold), melainkan model clamshell atau cangkang kerang yang lebih compact, serupa dengan model "Flip". Namun, ada harga fantastis yang harus dibayar untuk inovasi ini.

Menurut laporan yang dikutip dari CNBC Indonesia, "Harga perangkat itu diprediksi senilai US$ 2.000 atau sekitar Rp33,2 juta."

Angka ini menempatkan iPhone lipat jauh di atas harga rata-rata ponsel flagship saat ini, menjadikannya barang mewah sejati. Selain harga, spesifikasi teknisnya pun mulai terkuak. Perangkat ini tidak hanya sekadar layar yang ditekuk, tetapi memiliki pendekatan unik pada kamera dan keamanan biometrik.

Laporan tersebut merinci bahwa "iPhone lipat model clamshell itu akan memiliki dua kamera belakang, satu kamera di setiap layar (karena layar terpisah)."

Menariknya, karena keterbatasan teknis pada layar yang terpisah tersebut, fitur Face ID yang selama ini menjadi andalan kemungkinan akan absen. Sebagai gantinya, Apple diprediksi akan kembali menggunakan Touch ID yang mungkin disematkan di tombol samping atau di bawah layar.

Jadwal Rilis yang "Pecah Kongsi"

Foto: Poskota

Selama lebih dari satu dekade, September adalah "bulan suci" bagi Apple, di mana seluruh jajaran iPhone baru—mulai dari yang termurah hingga termahal—diluncurkan bersamaan. Namun, tradisi ini dikabarkan akan berakhir pada siklus iPhone 18.

Apple berencana memisahkan peluncuran model "Pro" dengan model dasar. Alasannya berkaitan dengan kompleksitas rantai pasok dan teknologi pengemasan chip terbaru. Berdasarkan bocoran jadwal, "iPhone 18 Pro dan 18 Pro Max dijadwalkan rilis pada September 2026."

Kedua model premium ini akan menjadi yang pertama mencicipi prosesor super canggih A20. Chipset ini dikabarkan menggunakan metode pengemasan baru yang revolusioner untuk performa dan efisiensi daya yang belum pernah ada sebelumnya.

Lantas, bagaimana dengan model standar? Konsumen harus bersabar lebih lama. "iPhone 18 dan 18e serta iPhone Air 2 (untuk menggantikan iPhone 17 Air) baru akan dirilis pada 2027," tulis laporan tersebut.

Keterlambatan ini disebabkan karena model dasar belum akan menggunakan kemasan chip A20 yang sama dengan varian Pro di tahun 2026, demi menekan biaya produksi.

Baca juga: iPhone Air Jadi yang Paling Anjlok: Turun Hingga 47% Hanya dalam 10 Pekan

Kamera "Variable Aperture" dan Desain Kaca Baru

Selain bentuk lipat, lini iPhone 18 Pro juga akan membawa pembaruan signifikan pada sektor fotografi. Salah satu fitur yang paling dinanti adalah bukan kamera variabel (variable aperture) pada kamera utama.

Fitur ini memungkinkan lensa kamera melebar atau menyempit secara fisik untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, mirip dengan kamera profesional DSLR. Ini akan memberikan kontrol luar biasa bagi pengguna dalam mengatur depth of field (efek bokeh) dan performa di kondisi minim cahaya.

Dari sisi estetika, bagian belakang ponsel juga mendapat sentuhan baru. Desain potongan kaca belakang akan dibuat lebih menyatu, menghilangkan kesan "tonjolan tajam" yang selama ini dikeluhkan sebagian pengguna.

iPhone 17e: Pembuka Jalan di Awal 2026

Foto: Prabumulij

Sebelum semua kegilaan teknologi itu terjadi di akhir 2026, Apple akan melakukan pemanasan. Di awal tahun 2026, Apple diprediksi akan merilis iPhone 17e.

Ponsel ini diposisikan sebagai perangkat entry-level atau versi murah, kemungkinan besar menggantikan posisi iPhone SE yang sudah mulai usang. Ini memberikan opsi bagi konsumen yang ingin masuk ke ekosistem Apple tanpa harus menunggu siklus peluncuran utama di akhir tahun.

Baca juga: iPhone Fold Diprediksi Jadi HP Lipat Termahal, Harganya Tembus Rp38 Juta!

Era Baru Apple

Jika semua bocoran ini akurat, maka 2026 dan 2027 akan menjadi tahun pertaruhan besar bagi Tim Cook dan timnya. Memecah jadwal rilis berisiko membingungkan konsumen, dan membanderol ponsel lipat seharga Rp33 juta adalah langkah berani di tengah ekonomi global yang tidak pasti.

Namun, satu hal yang pasti: Apple tidak lagi sekadar memoles produk lama. Mereka sedang bersiap untuk mengubah bentuk fisik dan cara kita memandang sebuah smartphone sekali lagi. Bagi Anda yang berniat ganti ponsel, mungkin menabung mulai sekarang untuk menyambut tahun 2026 adalah keputusan bijak.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Teknologi Konten Digital dan Tren Video Unboxing di Platform TikTok

16 December 2025 at 07:55


Sumber foto : Freepik

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat memproduksi dan mengonsumsi konten. Media sosial berbasis video, seperti TikTok, menjadi salah satu kanal utama yang memanfaatkan kemajuan teknologi ini. Di antara berbagai format konten yang berkembang, video unboxing muncul sebagai salah satu tren yang konsisten menarik perhatian publik.

Video unboxing merupakan konten yang menampilkan proses membuka kemasan produk, memperlihatkan detail fisik, hingga kesan awal pengguna. Meski terkesan sederhana, format ini memiliki daya tarik kuat karena menggabungkan aspek visual, emosi, dan rasa penasaran audiens. Dari sudut pandang teknologi, popularitas video unboxing tidak terlepas dari kualitas kamera smartphone, kemudahan editing video, serta algoritma platform yang mendukung distribusi konten berbasis interaksi.

Transformasi Konsumsi Konten Berkat Teknologi

Teknologi berperan penting dalam mengubah perilaku pengguna internet. Jika sebelumnya informasi produk didominasi oleh teks dan gambar statis, kini video menjadi medium utama. Hal ini didorong oleh peningkatan kecepatan internet, adopsi jaringan 4G dan 5G, serta optimalisasi aplikasi mobile yang memungkinkan pemutaran video berkualitas tinggi dengan konsumsi data yang lebih efisien.

Dalam konteks ini, video unboxing menjadi format yang relevan karena mampu menyampaikan informasi secara cepat dan intuitif. Audiens dapat langsung melihat kondisi produk secara nyata tanpa harus membaca ulasan panjang. Dari sisi platform, TikTok memanfaatkan teknologi machine learning untuk mendistribusikan konten sesuai minat pengguna, sehingga video unboxing memiliki peluang besar menjangkau audiens yang tepat.

Video Unboxing sebagai Bagian dari Ekosistem Digital

Menariknya, tren video unboxing tidak hanya dimanfaatkan oleh kreator konten, tetapi juga oleh pelaku UMKM, pemilik brand, hingga individu yang membangun personal branding. Dengan pendekatan yang tepat, konten ini dapat berfungsi sebagai sarana edukasi produk sekaligus komunikasi visual yang efektif.

Namun, tidak semua video unboxing mampu menarik perhatian audiens. Diperlukan pemahaman dasar mengenai alur konten, teknik pengambilan gambar, serta penyampaian informasi yang jelas. Oleh karena itu, panduan praktis mengenai pembuatan video unboxing menjadi penting, terutama bagi pemula yang ingin memanfaatkan teknologi digital secara optimal.

Salah satu referensi yang membahas topik ini secara sistematis adalah artikel tentang cara buat video unboxing yang dirancang khusus untuk platform TikTok. Panduan tersebut mengulas tahapan persiapan, konsep pengambilan video, hingga tips agar konten terlihat natural dan relevan dengan karakter audiens.


Sumber foto : Freepik

Peran Teknologi dalam Produksi dan Distribusi Konten

Dari sisi produksi, teknologi memudahkan kreator dalam menghasilkan konten berkualitas tanpa perangkat mahal. Fitur kamera smartphone saat ini sudah mencakup stabilisasi gambar, pengaturan pencahayaan otomatis, serta perekaman audio yang semakin baik. Ditambah dengan aplikasi editing berbasis AI, proses pascaproduksi dapat dilakukan secara efisien.

Sementara itu, dari sisi distribusi, algoritma TikTok memungkinkan sebuah video unboxing menjangkau audiens luas meskipun akun kreator masih berskala kecil. Faktor seperti durasi tonton, interaksi, dan konsistensi konten menjadi parameter utama yang didukung oleh sistem teknologi platform tersebut.

Kesimpulan

Video unboxing merupakan contoh nyata bagaimana teknologi memengaruhi pola komunikasi digital dan strategi penyampaian informasi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, format konten ini mampu menjembatani kebutuhan audiens akan informasi visual yang cepat dan autentik.

Bagi individu maupun pelaku usaha, memahami cara kerja teknologi di balik platform seperti TikTok serta menerapkan strategi konten yang tepat dapat menjadi langkah awal dalam membangun kehadiran digital yang berkelanjutan. Dalam ekosistem media digital yang terus berkembang, video unboxing tidak hanya menjadi tren sesaat, tetapi bagian dari transformasi cara manusia berinteraksi dengan produk dan teknologi.

Update Terbaru Google Translate: AI, Streak, Sampai Live Translate

15 December 2025 at 23:01

Foto: Google

Teknologi.id -  Google membuat terobosan baru pada alat penerjemahnya, Google Translate. Menekankan komunikasi yang tidak terbatas pada kata-kata, tetapi juga pada penyampaian kata, Google Translate melakukan perubahan besar, menyatukan kemampuan AI Gemini untuk menyampaikan terjemahan yang lebih alami, akurat, dan tetap menjaga nada percakapan. Update terbaru ini mencakup terjemahan teks, menambahkan fitur penerjemahan secara real-time, dan memperluas alat untuk belajar bahasa.

Terjemahan Pintar dan Natural Didukung Gemini

Google Translate akan secapatnya merilis terjemahan berkualitas teknologi terkini di mesin pencarian Google dan aplikasinya. Perkembangan ini dibuat langsung pada kemampuan canggih Gemini, mengizinkan sistemnya untuk menerjemahkan lebih dari sekadar kata-per-kata dan fokus ke arti dan konteks sesungguhnya.

Kemajuan utamanya menargetkan kalimat yang memiliki beragam arti, seperti peribahasa, ungkapan lokal, atau slang (bahasa gaul). Contohnya, jika pengguna mencoba menerjemahkan peribahasa bahasa Inggris "stealing my thunder (mencuri kerja keras saya)", Gemini akan memproses konteksnya untuk memberikan terjemahan yang akurat dan natural sesuai dengan maksud peribahasa tersebut daripada terjemahan langsung, seperti "mencuri gunturku".

Perbaruan penting ini akan dimulai pada Senin (15/12/2025) di AS dan India, mendukung penerjemahan Bahasa Inggris dan sekitar 20 bahasa lainnya. Termasuk bahasa-bahasa yang lumrah digunakan seperti Spanyol, Hindi, Cina, Jepang, dan Jerman. Pengguna dapat mengakses terjemahan pintar ini di seluruh platform: aplikasi Google Translate (Android dan iOS) dan web.

Baca juga: Apple Imbau Pengguna iPhone dan Mac untuk Hindari Google Chrome, Apa Alasannya?

Mendengar dan Memahami Dunia Secara Real-Time

Fitur baru berdasarkan kemampuan terjemahan bahasa asli speech-to-speech Gemini merupakan pengalaman baru yang membiarkan pengguna untuk mendengar terjemahan real-time secara langsung melalui headphone mereka. 

Pengalaman terjemahan langsung ini dirancang agar sangat natural. Tugas utamanya adalah untuk menjaga nada asli, penekanan dan alur pembicara, membuatnya lebih mudah untuk pendengar saat mengikuti percakapan dan mengetahui siapa yang mengatakan apa.

Penggunaan Live Translation:

  • Melakukan percakapan langsung dengan bahasa lain.
  • Mendengarkan pidato atau perkuliahan luar negeri saat bepergian.
  • Menonton TV atau film asing dengan terjemahan natural dan real-time.

Pengguna dapat mengaktifkannya melalui aplikasi Translate, dengan meng-klik "Live Translate", dan mendengarkan bahasa yang dipilih.

Menyusul uji cobanya yang sukses, beta ini sekarang tersedia secara luas. Aplikasi Translate telah tersedia pada Android di AS, Meksiko, dan India, dan dapat digunakan dengan headphone apapun.

Yang terpenting, fitur mendukung lebih dari 70 bahasa saat peluncuran. Google berencana untuk membawakan kemampuan ini ke iOS dan negara-negara lain di tahun 2026. Pengguna dimotivasi untuk mencoba beta Android dan memberikan umpan balik lewat alat yang ada di dalam aplikasi dan membantu memperbaiki model tersebut.

Baca juga: Kabar Baik! Google Perpanjang Garansi Perbaikan untuk Pixel 9 Pro, Pro XL, dan Fold

Memperluas Belajar Bahasa dan Konsistensi

Foto: Google

Aplikasi Translate ini menjadi alat belajar bahasa yang lebih kuat, dengan kemampuan yang diperluas dan mekanisme untuk memberi masukan dan mendukung latihan pengguna.

Peningkatan pentingnya adalah perkenalan umpan balik yang lebih baik, menawarkan tips bermanfaat berdasarkan latihan berbicara pengguna. Selain itu, Google menambahkan fitur motivasi untuk membantu pengguna mencapai tujuan belajar mereka: melacak sudah berapa hari berturut-turut mereka sudah belajar (streak) Progres ini dan pelacak konsistensi memberikan visual jelas yang mewakili perkembangan seiring waktu.

Perkembangan alat belajar bahasa ini diluncurkan ke hampir 20 negara lain, termasuk Jerman, India, Swedia, dan Taiwan. Hal ini membolehkan lebih banyak orang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa melalui skenario yang sudah disiapkan. Bahasa-bahasa yang dapat digunakan untuk berlatih mencakup:

  • Bahasa Inggris ke Jerman dan Portugis.
  • Bengali, Cina Mandarin (disederhanakan), Belanda, Jerman, Hindi, Italia, Romania, dan Swedia ke Inggris.

Dengan menggunakan model AI yang lebih maju dan memperluas kemampuan belajar bahasanya, Google Translate membuat langkah besar yang tidak hanya menangkap kata-kata yang digunakan, namun juga arti kompleks di belakangnya, membentuk jalan yang lebih berarti dan interaksi antarbudaya yang natural.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)



Benarkah Headphone Bluetooth Berbahaya bagi Otak? Ini Penjelasan Ahli

15 December 2025 at 19:53
 Pemakaian headphone Bluetooth kini menjadi bagian dari keseharian banyak orang. Headphone Bluetooth bisa digunakan di berbagai kebutuhan seperti belajar melalui zoom, bekerja, berolahraga, atau hanya sekedar mendengarkan musik untuk entertainment. Headphone Bluetooth ini dianggap sangat praktis karena tidak menggunakan kabel. Namun di balik kepraktisannya, muncul kekhawatiran di tengah masyarakat tentang dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan, khususnya terhadap otak. Isu soal paparan radiasi kerap beredar di media sosial dan forum daring, sering kali tanpa disertai penjelasan ilmiah yang memadai.

Untuk menjawab kekhawatiran yang ada di masyarakat, kita perlu melihat persoalan ini dari sudut pandang ilmiahnya. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji bagaimana teknologi Bluetooth bekerja, seberapa besar radiasi yang dipancarkan, serta potensi dampaknya bagi tubuh manusia. Dengan memahami data dan fakta ilmiah, masyarakat dapat menilai apakah penggunaan headphone Bluetooth benar-benar berbahaya atau justru kekhawatiran tersebut lebih dekat ke mitos.

Mitos atau Fakta Headphone Bluetooth Berbahaya?

Kekhawatiran utama terkait headphone Bluetooth umumnya berkaitan dengan paparan radiasi. Fakta yang perlu kita ketahui adalah perangkat Bluetooth memang memancarkan radiasi, tetapi jenisnya adalah radiasi non-ionisasi. Dilansir dari Health.com, radiasi non-ionisasi tidak memiliki energi yang cukup untuk merusak DNA atau memicu kanker, berbeda dengan radiasi ionisasi seperti sinar X atau paparan limbah radioaktif. Radiasi jenis ini juga dihasilkan oleh banyak perangkat elektronik sehari-hari, termasuk router Wi-Fi dan ponsel.

National Cancer Institute menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan pasti antara penggunaan perangkat nirkabel dengan penyakit kanker atau penyakit serius lainnya. Penggunaan headphone Bluetooth justru dinilai lebih aman dibandingkan menempelkan Handphone langsung ke telinga saat melakukan panggilan.

Lalu, seberapa besar paparan radiasi dari headphone Bluetooth? Menurut Ken Foster, profesor bioengineering dari University of Pennsylvania, Bluetooth memiliki emisi radiasi yang tergolong sangat kecil, bahkan jika digunakan dalam waktu lama. Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga telah membuat standar keamanan radiasi yang harus dipatuhi dalam pembuatan perangkat elektronik, dan emisi Bluetooth berada jauh di bawah ambang batas yang dinilai aman bagi tubuh manusia.

Baca juga: Misteri Sungai Hilang di Tanah Datar: Ahli Ungkap Peran Sinkhole dan Karst

Apakah ada Risiko Kanker Otak ketika Menggunakan Headphone Bluetooth?

Foto: Freepik

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah apakah ada hubungan antara penggunaan headphone Bluetooth dengan risiko kanker otak. Menurut riset ilmiah hingga kini belum ditemukan bukti kuat bahwa radiasi frekuensi radio (RF) dari Bluetooth berdampak buruk pada otak atau meningkatkan risiko kanker. Bluetooth termasuk radiasi non-ionisasi yang tidak bersifat karsinogenik. Meski demikian, para peneliti tetap memperbarui serta membuka ruang untuk penelitian jangka panjang guna memantau potensi efek kesehatan dari penggunaan perangkat nirkabel yang semakin merajalela.

Perhatian justru lebih sering diarahkan pada aspek lain dari penggunaan headphone, yakni adanya risiko kesehatan pendengaran. Baik headphone kabel maupun Bluetooth sama-sama berisiko jika digunakan dengan volume terlalu tinggi dalam durasi lama. Paparan suara keras secara terus menerus dapat menimbulkan risiko di telinga bagian dalam dan menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Baca juga: Sering Capek? Peneliti Temukan Akar Masalah "Brain Fatigue"

Karena itu, para ahli menyarankan penggunaan headphone secara bijak. Pengguna dianjurkan membatasi waktu mendengarkan, menjaga volume pada tingkat wajar, serta memberi jeda secara berkala agar telinga dapat beristirahat. Secara sederhana penggunaan headphone akan aman jika pengguna tetap memerhatikan faktor-faktor risiko gangguan pendengaran. Kita dianjurkan untuk memilih headphone yang nyaman untuk telinga kita, tidak menggunakannya dalam jangka waktu lama.

Dengan maraknya informasi yang beredar di media sosial, penting bagi masyarakat untuk mengkonfirmasi kekhawatiran yang berbasis data ilmiah dan tidak langsung percaya dengan klaim yang belum terbukti. Hingga saat ini, penelitian sains menunjukkan bahwa paparan radiasi dari headphone Bluetooth berada pada tingkat yang sangat rendah dan belum terbukti membahayakan otak.

Secara keseluruhan, berdasarkan bukti ilmiah yang ada saat ini, penggunaan headphone Bluetooth dinilai aman bagi otak selama digunakan secara wajar dan sesuai rekomendasi kesehatan. Alih-alih khawatir berlebihan terhadap radiasi, perhatian sebaiknya difokuskan pada kebiasaan penggunaan yang sehat agar teknologi ini benar-benar memberi manfaat tanpa menimbulkan risiko bagi tubuh.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

X (Twitter) Resmi Bayar Denda Rp80 Juta ke Pemerintah Indonesia

15 December 2025 at 21:07
 Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga ruang digital tetap aman dan sehat. Salah satu langkah tegas tersebut terlihat ketika platform media sosial X (sebelumnya Twitter) dikenai denda administratif hampir Rp 80 juta akibat keterlambatan memenuhi kewajiban moderasi konten bermuatan pornografi, Pembayaran denda dilakukan pada 12 Desember 2025 setelah pemerintah menerbitkan surat teguran ketiga. 

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Alexander Sabar, menjelaskan bahwa pihak X baru memberikan respons resmi melalui surat elektronik setelah teguran ketiga dikirimkan. Respons tersebut berisi penunjukan perwakilan resmi untuk menindaklanjuti proses pembayaran denda sesuai ketentuan yang berlaku.

Alexander, langkah ini merupakan bentuk kepatuhan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) terhadap regulasi Indonesia. Ia menegaskan bahwa penegakan aturan terhadap platform digital, baik lokal maupun global, merupakan upaya berkelanjutan pemerintah untuk melindungi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan, dari paparan konten berbahaya di ruang digital.

Bagaimana Proses Penegakan Aturan Berjalan?

Kasus ini bermula ketika pemerintah menerbitkan Surat Teguran Kedua pada 20 September 2025. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, pihak X tidak memberikan tanggapan maupun melakukan pembayaran denda. Akibatnya, pemerintah mengirimkan Surat Teguran Ketiga dengan nilai denda yang diperbarui menjadi Rp 78.125.000. Angka ini merupakan akumulasi dari denda sebelumnya sebagai bentuk eskalasi sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang‑undangan. 

Denda administratif tersebut kemudian disetorkan langsung ke kas negara melalui mekanisme resmi yang dikelola oleh Kementerian Keuangan. Hal ini memastikan bahwa proses penegakan hukum berjalan transparan dan sesuai prosedur.

Keterlambatan X dalam menindaklanjuti konten berbahaya dianggap sebagai pelanggaran serius. Denda administratif dijatuhkan karena platform tersebut terlambat memenuhi kewajiban moderasi konten pornografi sesuai ketentuan yang berlaku.

Penegakan aturan ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada perlindungan masyarakat dari risiko digital yang semakin kompleks.

Baca Juga: Di X Sekarang Bisa Beli Nama Pengguna, Begini Caranya!

Apa Makna Kepatuhan X bagi Indonesia?

Pembayaran denda oleh X memiliki makna strategis dalam konteks tata kelola ruang digital Indonesia. Pertama, hal ini menunjukkan bahwa regulasi nasional tetap memiliki kekuatan mengikat terhadap platform global. Kedua, kepatuhan X menjadi preseden penting bagi platform digital lainnya agar lebih responsif terhadap kewajiban hukum di Indonesia. 

Pemerintah memandang langkah ini sebagai bentuk kepatuhan PSE terhadap regulasi yang berlaku, sekaligus bukti bahwa mekanisme penegakan hukum digital dapat berjalan efektif.

Keberhasilan pemerintah dalam memastikan pembayaran denda menunjukkan bahwa Indonesia semakin tegas dalam menegakkan standar keamanan digital, terutama terkait konten berbahaya.

Tantangan Moderasi Konten di Era Platform Global

Kasus X membuka kembali diskusi mengenai tantangan moderasi konten di platform global. Dengan miliaran unggahan setiap hari, moderasi konten menjadi tugas yang sangat kompleks. Namun, kompleksitas tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk mengabaikan kewajiban hukum di negara tempat platform beroperasi. 

Laporan Katadata menyoroti bahwa meskipun X telah menindaklanjuti perintah pemutusan akses terhadap konten bermasalah, pemerintah tetap mengenakan denda administratif karena keterlambatan pemenuhan kewajiban tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah menilai kepatuhan tidak hanya diukur dari tindakan, tetapi juga dari ketepatan waktu dan konsistensi.

Menuju Ruang Digital yang Lebih Aman dan Bertanggung Jawab

Kasus denda administratif terhadap platform X menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah Indonesia memperkuat tata kelola ruang digital. Dengan menegakkan aturan secara konsisten, pemerintah berupaya memastikan bahwa platform digital baik lokal maupun global bertanggung jawab atas konten yang beredar di layanan mereka. 

Langkah ini bukan hanya soal sanksi, tetapi juga tentang membangun ekosistem digital yang aman, sehat, dan produktif bagi seluruh masyarakat. Ke depan, penegakan regulasi yang tegas dan transparan akan menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan digital yang semakin kompleks.

Baca Juga: Meta Ubah Wajab Baru Facebook, Mirip Banget Instagram

Mengapa Penegakan Regulasi Digital Kini Menjadi Prioritas Nasional?

Percepatan transformasi digital dalam beberapa tahun terakhir membuat ruang daring semakin padat, dinamis, dan rentan terhadap penyalahgunaan. Pemerintah Indonesia menempatkan penegakan regulasi digital sebagai prioritas nasional karena dampaknya tidak hanya menyangkut keamanan informasi, tetapi juga stabilitas sosial dan perlindungan warga negara. Konten berbahaya seperti pornografi, penipuan daring, ujaran kebencian, hingga disinformasi dapat menyebar dengan cepat melalui platform global yang memiliki jutaan pengguna aktif. 

Apa Implikasi Kasus Ini bagi Platform Digital Lain di Indonesia? 

Kasus denda administratif terhadap X memberikan sinyal kuat kepada seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) bahwa pemerintah Indonesia tidak ragu menegakkan aturan, termasuk terhadap perusahaan teknologi global. Implikasi ini sangat penting, mengingat banyak platform digital beroperasi lintas negara dan sering kali memiliki standar moderasi konten yang berbeda dengan ketentuan lokal.

Dengan adanya preseden ini, platform digital lain diharapkan lebih responsif dalam memenuhi kewajiban moderasi konten, pelaporan, dan kepatuhan administratif. Pemerintah juga menunjukkan bahwa mekanisme sanksi tidak hanya bersifat simbolis, tetapi benar‑benar dijalankan hingga tuntas melalui proses resmi dan transparan. Hal ini dapat mendorong terciptanya budaya kepatuhan yang lebih kuat, sekaligus meningkatkan kualitas tata kelola ruang digital Indonesia.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Tren Wrapped Akhir Tahun? ChatGPT Nggak Mau Ketinggalan, Begini Cara Buatnya!

15 December 2025 at 19:32

Foto: Tribunn & Reddit 

Teknologi.idChatGPT Wrapped 2025 kini tengah menjadi tren hangat di kalangan pengguna kecerdasan buatan saat memasuki bulan Desember yang penuh nostalgia digital. Setelah Spotify sukses mempopulerkan tren "Wrapped" untuk merangkum selera musik, kini giliran ChatGPT, chatbot andalan OpenAI, yang memiliki versi rekapitulasi tahunannya sendiri. Fenomena ChatGPT Wrapped 2025 ini menarik perhatian pengguna internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang mulai beramai-ramai membagikan statistik interaksi unik mereka dengan AI ke media sosial. Hal ini memperkuat bukti bahwa kehadiran AI telah melampaui sekadar alat bantu kerja, melainkan sudah menyatu menjadi bagian dari gaya hidup digital masa kini.

Baca juga: OpenAI Luncurkan "ChatGPT for Teachers": Gratis untuk Guru di AS hingga 2027

Mekanisme Pembuatan Rekapitulasi ChatGPT Wrapped 2025

ChatGPT Wrapped sebenarnya bukanlah fitur otomatis yang muncul di halaman utama aplikasi layaknya Spotify. Berbeda dengan platform musik yang memiliki akses langsung ke algoritma riwayat untuk ditampilkan secara visual, rekapitulasi ChatGPT ini lahir dari kreativitas komunitas pengguna yang memanfaatkan kemampuan pengolahan data dari model bahasa besar itu sendiri. 

Inti dari tren ini terletak pada penggunaan instruksi khusus atau yang lebih dikenal dengan istilah prompt. Tanpa prompt yang tepat, ChatGPT hanya akan membaca data tersebut sebagai kumpulan teks mentah. Namun, dengan perintah yang spesifik, AI ini mampu merangkum berapa banyak kata yang telah dipertukarkan, topik apa yang paling sering ditanyakan, hingga memberikan penilaian terhadap kepribadian pengguna berdasarkan gaya bicaranya selama satu tahun terakhir. Kemudahan inilah yang membuat tren tersebut cepat menyebar, terutama bagi mereka yang penasaran ingin melihat sejauh mana ketergantungan atau interaksi mereka terhadap teknologi asisten virtual ini selama setahun penuh.

Secara teknis, langkah pertama yang harus dilakukan pengguna adalah masuk ke menu Settings pada akun ChatGPT mereka, lalu memilih opsi Data Controls untuk melakukan Export Data. OpenAI biasanya akan mengirimkan tautan unduhan melalui email yang berisi seluruh riwayat percakapan sejak akun pertama kali dibuat. Setelah berkas bernama conversations.json didapatkan, pengguna cukup mengunggah berkas tersebut ke versi ChatGPT terbaru (seperti GPT-4o) yang memiliki kemampuan analisis data kuat.

Agar hasilnya menarik dan cocok untuk dibagikan di media sosial, pemilihan prompt menjadi kunci utama. Beberapa prompt yang sedang viral saat ini mengarahkan ChatGPT untuk bertindak sebagai seorang analis data yang humoris atau kritis. Sebagai contoh, pengguna bisa memerintahkan AI untuk:

Foto: X-@seaseojeno

1. "Analisis data percakapan saya selama tahun 2025. Buatlah statistik mengenai topik utama yang saya bahas, berapa kali saya meminta bantuan kode, serta berikan deskripsi unik mengenai kepribadian saya berdasarkan cara saya bertanya."

2. "Buatkan GPT Wrapped 2025 Versi saya, buat semenarik mungkin untuk di upload ke sosial media"

Hasilnya, ChatGPT tidak hanya memberikan angka, tetapi juga narasi kreatif yang merangkum suka duka pengguna dalam berinteraksi dengan AI, mulai dari pertanyaan serius soal pekerjaan hingga pertanyaan konyol di tengah malam.

Apa Dampak Digital dari Tren Kecerdasan Buatan ini? 

Tren ChatGPT Wrapped ini mencerminkan pergeseran besar dalam cara masyarakat memandang kecerdasan buatan. Jika pada awal kemunculannya AI dianggap sebagai ancaman atau sekadar mesin kaku, kini AI telah bertransformasi menjadi "teman diskusi" yang memiliki rekam jejak emosional dan intelektual dengan penggunanya. Secara industri, fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya personalisasi data dalam menjaga loyalitas pengguna. Meski OpenAI belum merilis fitur Wrapped secara resmi yang terintegrasi penuh secara visual, inisiatif organik dari pengguna ini memberikan sinyal kuat bahwa fitur refleksi diri berbasis data sangat diminati.

Selain sebagai hiburan, rekapitulasi ini juga memberikan wawasan atau insight penting bagi pengguna mengenai produktivitas mereka. Seorang mahasiswa mungkin baru menyadari bahwa ia menghabiskan 40% interaksinya untuk memvalidasi teori akademik, sementara seorang pekerja kreatif mungkin melihat bahwa ChatGPT telah menjadi rekan brainstorming utama dalam proyek-proyek besarnya. Hal ini mempertegas posisi ChatGPT bukan lagi sekadar mesin pencari, melainkan ekstensi dari memori dan proses berpikir manusia modern di era digital.

Baca juga: OpenAI: ChatGPT Enterprise Bantu Karyawan Hemat Hingga 1 Jam Kerja per Hari

Refleksi Digital 2025

Munculnya ikreativitas pengguna untuk menciptakan ChatGPT Wrapped 2025 menjadi penutup tahun yang menarik bagi ekosistem teknologi dunia. Fenomena ini membuktikan bahwa data bukan hanya sekadar angka, melainkan cerita yang bisa diceritakan kembali dengan cara yang manusiawi melalui bantuan kecerdasan buatan. Bagi para pengguna, rekapitulasi ini adalah momen untuk bercermin mengenai apa saja yang telah dilalui sepanjang tahun, sementara bagi industri teknologi, ini adalah bukti nyata bahwa AI telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari secara personal dan emosional. Selama prosedur ekspor data dilakukan secara aman dan mandiri, tren ini menjadi cara yang menyenangkan untuk menyambut tahun yang baru dengan pemahaman lebih dalam tentang diri sendiri melalui kacamata AI.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(AA/ZA)

❌