Normal view

Mozilla Punya CEO Baru: Anthony Enzor-DeMeo Targetkan Firefox Jadi Browser AI

18 December 2025 at 19:44

Foto: Tangkapan layar Firefox

Teknologi.id -  Mozilla telah resmi memasuki era baru dengan ditunjuknya Anthony Enzor-DeMeo sebagai CEO. Meskipun perubahan kepemimpinan merupakan hal yang selalu signifikan, visi yang dibawanya menarik perhatian industri. Anthony mengumumkan strategi transformatifnya untuk mengubah Firefox menjadi "browser AI modern," selama tiga tahun ke depan, memperluas Mozilla dari perusahaan dengan satu produk menjadi ekosistem software terpercaya yang lebih luas.

Kepemimpinan yang Fokus pada Kepercayaan

Foto: Mozilla

Anthony Enzor-DeMeo, yang sebelumnya Senior Vice President (SPV/ Wakil Presiden Senior) Firefox , menggantikan CEO interim, Laura Chambers. Dalam pernyataan resminya, Anthony memuji Laura untuk mengarahkan Mozilla melalui masa kedatangan AI dan banyaknya kasus ketidakpercayaan yang bergejolak. Meski begitu, fokus utamanya tentang masa depan Artificial Intelligence (AI) dan etikanya cukup jelas ia sampaikan.

Menurut Anthony, industri teknologi sedang dihadapkan krisis kepercayaan diri.

"Saat saya bergabung dengan Mozilla, cukup jelas kalau kepercayaan akan menjadi masalah penentu dalam teknologi, dan browser akan menjadi medan perangnya," ungkapnya.

Ia mengatakan kalau AI sudah mengubah bagaimana kita berbelanja, mencari, dan membuat keputusan, seringkali dengan cara yang sulit dimengerti dan dikendalikan pengguna.

Baca juga: Perplexity AI Luncurkan Comet, Browser AI Penantang Google Chrome dan Safari

Tiga Pilar Firefox yang Baru

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, CEO baru ini menguraikan tiga arah spesifik tentang pertumbuhan Mozilla:

  • Peran Pengguna dan Transparansi: Mozilla percaya kalau setiap produk harus memberikan orang pilihan. Anthony menekankan kalau AI tidak seharusnya dipaksakan pada pengguna. "AI seharusnya selalu menjadi pilihan—sesuatu yang dapat dengan mudah dimatikan orang," tukasnya. Ia ingin para pengguna untuk mengerti kenapa fitur tersebut ada dan nilai apa yang disajikannya, agar meyakinkan pengguna kalau privasi dan data yang digunakan tetap jelas.
  • Model Bisnis yang Selaras: Saat ini, sebagian besar pendapatan Mozilla berasal dari royalti pencarian (terutama dari Google). Strategi baru ini bertujuan untuk memvariasikan pemasukan ini melalui monetisasi transparan yang diakui dan dihargai pengguna, sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan pada pesaing.
  • Lebih dari Sekedar Browser: Walaupun Firefox akan tetap menjadi "jangkar" perusahaan, platform itu terus berevolusi. Rencananya, Mozilla akan menambahkan banyak software baru, melangkah dari sekedar perusahaan browser menjadi "perusahaan software yang terpercaya".

Menavigasi Lingkungan Persaingan yang Kompetitif

Jalan ke depannya akan penuh tantangan. Lima belas tahun lalu, Firefox memegang lebih dari 30% pasar browser. Hari ini, berdasarkan data dari Statcounter yang menunjukkan kalau pasar saham Firefox telah merosot sekitar 4,25%, sementara Google mendominasi di angka 75%.

Agar tetap relevan, Mozilla sudah mulai meninjau pendekatan barunya yang disebut "AI Window" sebuah asisten digital bawaan untuk browser Firefox yang akan datang. Sesuai dengan fitur-fitur yang sudah direncanakan, asisten digital ini dapat dinonaktifkan sepenuhnya oleh pengguna. Langkah ini dilaksanakan saat pesaing besar, termasuk Google dan pendatang baru seperti OpenAI, juga sedang bergegas untuk mengintegrasikan AI ke pengalaman browsing.

Baca juga: OpenAI Luncurkan ChatGPT Atlas: Browser AI Canggih Pengganti Google Chrome?

Double Bottom Line

Mozilla tidak hanya mencari pasar saham, tetapi juga mengukur kesuksesan melalui "garis dasar ganda". Artinya, perusahaan ini harus berhasil secara komersial sambil juga memajukan Mozilla Manifesto—serangkaian prinsip yang didedikasikan untuk internet yang terbuka dan aksesibel.

Anthony percaya kalau pergesran terkini dalam AI dan regulasi digital berperan secara langsung ke kekuatan Mozilla.

"Orang-orang ingin software yang cepat, modern, tetapi juga jujur tentang apa yang software tesebut lakukan," jelasnya.

Dengan berfokus sebagai pemisah privasi, Mozilla berharap untuk mencapai audiens baru dan memperkuat kemandiriannya.

Seiring bertambah kompleksnya lanskap digital, Mozilla bergerak dengan urgensi. Tujuannya selama tiga tahun ke depan cukup jelas: untuk memastikan selagi AI mengubah bentuk internet, pengguna tidak kehilangan jajakan mereka di dunia yang semuanya serba otomatis ini. Di bawah kepemimpinan Anthony, Firefox mempertaruhkan kejujuran dan pilihan pengguna akan menjadi keunggulan kompetitif tinggi mereka.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


QRIS Mendunia: Inovasi Pembayaran Indonesia Bikin Negara Maju Panas Dingin

18 December 2025 at 23:14

Foto: Antara Foto

Teknologi.id – Indonesia sering kali dipandang sebagai pasar konsumen bagi produk teknologi asing. Namun, narasi itu kini berbalik arah. Sebuah inovasi sistem pembayaran asli buatan anak bangsa, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), tidak hanya menjadi raja di negeri sendiri, tetapi juga sukses membuat negara-negara maju berdecak kagum—bahkan merasa tersaingi.

Laporan terbaru dari CNBC Indonesia, Kamis (18/12/2025), menyoroti fenomena menarik di mana negara-negara lain mulai merasa "panas dingin" melihat betapa cepat dan masifnya adopsi QRIS. Sistem yang menyatukan berbagai dompet digital dalam satu kode ini dianggap sebagai "Cawan Suci" (Holy Grail) inklusi keuangan yang sulit ditiru oleh negara lain.

Mengapa Dunia Iri pada Indonesia?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa keberhasilan Indonesia menyatukan ekosistem pembayaran adalah prestasi langka. Di banyak negara maju, sistem pembayaran digital masih terfragmentasi; setiap aplikasi memiliki kode QR sendiri yang tidak bisa dipindai oleh aplikasi lain.

Indonesia, melalui Bank Indonesia (BI), berhasil mendobrak tembok tersebut. Negara lain panas dingin melihat kesuksesan integrasi ini. Skala adopsinya pun bukan main-main. Hingga akhir 2025, tercatat sudah ada 57 juta pengguna aktif QRIS di seluruh nusantara. Lebih mencengangkan lagi, sistem ini telah diadopsi oleh 39 juta merchant atau pedagang. Angka ini mencakup segala lapisan, mulai dari gerai kopi mewah di mal Jakarta hingga pedagang cilok keliling di pelosok desa.

Konektivitas tanpa batas inilah yang menjadi nilai jual utama Indonesia di mata investor global, menjadikan QRIS sebagai tulang punggung ekonomi digital nasional.

Baca juga: Pengguna iPhone Belum Bisa Pakai QRIS Tap, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Jajah Asia: Dari Bangkok hingga Tokyo

Tidak puas hanya menjadi jagoan kandang, QRIS kini telah resmi go international. Impian untuk bepergian ke luar negeri tanpa repot menukar uang di money changer kini telah menjadi kenyataan bagi warga Indonesia.

Kerja sama pembayaran lintas batas (cross-border payment) telah terjalin mulus dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Wisatawan Indonesia di Bangkok atau Kuala Lumpur kini tinggal membuka aplikasi mobile banking atau e-wallet lokal mereka, memindai kode QR setempat, dan transaksi selesai dalam hitungan detik dengan konversi kurs otomatis yang kompetitif.

Pencapaian terbaru yang paling membanggakan adalah perluasan ke Jepang, yang resmi dimulai sejak momen kemerdekaan RI, 17 Agustus 2025 lalu. Kini, turis Indonesia yang berbelanja di distrik Ginza atau membeli jajanan di Kyoto bisa membayar menggunakan Rupiah via QRIS.

Tidak berhenti di situ, Bank Indonesia kini tengah dalam tahap uji coba dan finalisasi kerja sama dengan raksasa ekonomi lainnya: Korea Selatan dan China. Jika ini rampung, praktis warga Indonesia bisa bepergian ke hampir seluruh destinasi utama Asia hanya bermodalkan ponsel pintar.

Dukung Target Ekonomi Digital US$ 600 Miliar

Kesuksesan QRIS bukan sekadar soal kemudahan bayar-membayar, tetapi merupakan strategi makroekonomi yang krusial. Pemerintah Indonesia memiliki target ambisius untuk menumbuhkan nilai ekonomi digital hingga mencapai US$ 600 miliar (sekitar Rp 9.300 triliun) di masa depan.

Airlangga Hartarto menegaskan bahwa QRIS adalah lokomotif utama untuk mencapai angka fantastis tersebut. Dengan mempermudah transaksi, perputaran uang menjadi lebih cepat. UMKM yang dulunya unbankable (tidak terjangkau bank), kini tercatat dalam sistem keuangan formal berkat QRIS.

Data transaksi pun menunjukkan tren yang "gila-gilaan". Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi QRIS mencapai angka 143,6% secara tahunan (year-on-year) menjelang penutupan tahun 2025 ini. Lonjakan ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah benar-benar beralih menjadi masyarakat nontunai (cashless society) yang matang.

UMKM Jadi Pemenang Utama

Siapa yang paling diuntungkan dari fenomena "panas dingin" negara lain ini? Jawabannya adalah UMKM Indonesia. Dengan adanya QRIS lintas batas, pedagang kini bisa menerima pembayaran langsung dari turis asing (Thailand, Malaysia, Singapura) menggunakan dompet digital negara asal turis tersebut.

Mekanisme Local Currency Settlement (LCS) yang mendasari kerja sama QRIS antarnegara ini memungkinkan transaksi diselesaikan dalam mata uang lokal masing-masing, mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Ini membuat biaya transaksi menjadi lebih murah bagi pedagang kecil dan lebih menguntungkan bagi ekonomi nasional.

Baca juga: QRIS Resmi Bisa Dipakai di Jepang, Transaksi Jadi Lebih Mudah!

Foto: BCA

Tantangan dan Masa Depan

Tentu saja, ekspansi ini bukan tanpa tantangan. Isu keamanan siber (cyber security) dan literasi digital di daerah terpencil masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, melihat antusiasme global dan dukungan penuh pemerintah, posisi QRIS tampaknya tak tergoyahkan.

Negara-negara lain kini mulai "belajar" ke Indonesia. Mereka melihat bagaimana sebuah negara kepulauan yang luas bisa disatukan oleh satu kotak kode batang sederhana.

Jika dulu kita bangga dengan Batik atau Rendang yang mendunia, di tahun 2025 ini, kita patut membusungkan dada untuk QRIS. Sebuah teknologi sederhana yang dampaknya membuat raksasa ekonomi dunia merasa gentar.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Bocoran iPhone 18 Pro: Hapus Dynamic Island hingga Gunakan Chip 2nm Terbaru

18 December 2025 at 22:33
Bocoran desain baru Apple melalui  iPhone 18 Pro dan iPhone 18 Pro Max kembali menarik perhatian publik setelah gambar yang beredar menunjukkan perubahan besar pada bagian depan perangkat. Salah satu perubahan paling mencolok adalah pergeseran kamera depan ke pojok kiri layar, menggantikan posisi kamera yang selama ini berada di tengah. 

Gambar yang dirilis oleh MacRumours memperlihatkan bahwa Apple menghilangkan tampilan Dynamic Island, fitur yang baru diperkenalkan beberapa generasi sebelumnya. Dynamic Island yang berbentuk pil kini digantikan oleh lubang kamera tunggal di sudut kiri atas layar, menandai perubahan desain paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Wayne Ma dan Qianer Liu dari The Information,  iPhone 18 Pro dan  iPhone 18 Pro Max akan menjadi model pertama yang menyembunyikan sensor Face ID di balik layar. Teknologi ini memungkinkan tampilan depan yang lebih bersih dan minim gangguan visual.

Langkah Berani Apple Menggeser Kamera Depan di Pojok Kiri

Perubahan posisi kamera depan menjadi salah satu aspek yang paling banyak dibicarakan. Selama bertahun-tahun, Apple mempertahankan posisi kamera di bagian tengah atas layar, baik dalam bentuk notch maupun Dynamic Island. Pengembangan teknologi Face ID yang ditempatkan di bawah layar, kamera depan menjadi satu-satunya elemen yang masih terlihat, dan posisinya dipindahkan ke pojok kiri.

Baca Juga: Iphone Keluarkan Design Iphone Foldable pada Akhir Tahun 2026

Desain Fisik yang Tetap Familiar

Walaupun bagian depan mengalami perubahan besar, bentuk fisik  iPhone 18 Pro dilaporkan tidak jauh berbeda dari IPhone 17 Pro. Apple tampaknya mempertahankan bahasa desain yang sama, termasuk material dan dimensi perangkat.

Keputusan ini menunjukkan bahwa Apple lebih memprioritaskan inovasi internal seperti teknologi layar dan sistem kamera daripada perubahan estetika eksternal. 

Pembaruan ini konsisten dengan strategi Apple dalam beberapa tahun terakhir, di mana peningkatan signifikan lebih banyak terjadi pada sisi performa, efisiensi daya, dan kemampuan fotografi.

Kamera Belakang dengan Diafragma Mekanis

Salah satu bocoran paling menarik adalah rencana Apple untuk menggunakan diafragma mekanis pada kamera belakang iPhone 18 Pro. Fitur ini memungkinkan pengguna mengatur variasi apertur secara manual, mirip dengan kamera profesional. 

Analis Apple, Ming-Chi Kuo, menyatakan bahwa kamera 48 MP pada  iPhone 18 Pro akan mendukung pengaturan apertur yang dapat disesuaikan. Dengan fitur ini, pengguna dapat:

  • Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke sensor.
  • Mengubah kedalaman bidang (depth of field)
  • Menghasilkan efek bokeh yang lebih fleksibel.

Pada model sebelumnya, mulai dari  iPhone 14 Pro hingga iPhone 17 Pro, Apple menggunakan apertur tetap f/1,78. Dengan diafragma mekanis, pengguna memiliki kontrol lebih besar terhadap hasil foto.

Namun, MacRumours meragukan seberapa besar dampak fitur ini mengingat ukuran sensor iPhone yang relatif kecil. Perubahan apertur mungkin tidak menghasilkan efek dramatis seperti pada kamera DSLR, tetapi tetap menjadi langkah maju dalam fleksibilitas fotografi mobile.

Lompatan Teknologi dengan Proses 2nm Pada Chip A20 Pro

Foto: MacRumors

iPhone 18 Pro dirumorkan akan menggunakan chip A20 Pro, yang diproduksi oleh TSMC menggunakan proses fabrikasi 2nm. Teknologi ini berpotensi memberikan peningkatan besar dalam performa dan efisiensi daya. 

Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi pengemasan baru dari TSMC, di mana RAM terintegrasi langsung ke dalam wafer chip bersama CPU, GPU, dan neural engine.

Sebelumnya, RAM dihubungkan melalui silikon terpisah. Pembaruan ini diperkirakan akan memberikan:

  • Kecepatan pemrosesan lebih tinggi.
  • Konsumsi daya lebih efisien.
  • Suhu perangkat lebih stabil
  • Performa AI yang lebih optimal.

Jika benar, iPhone 18 Pro dapat menjadi salah satu perangkat dengan peningkatan performa paling signifikan dalam sejarah iPhone.

Apakah iPhone 18 Pro Akan Menjadi Standar Baru Smartphone Premium?

Dengan kombinasi desain baru, teknologi kamera yang lebih fleksibel, dan chip generasi terbaru, IPhone 18 Pro tampaknya dirancang untuk menjadi perangkat yang menandai era baru inovasi Apple. 

Perubahan besar ini juga membawa sejumlah pertanyaan, seperti:

  • Apakah teknologi Face ID di balik layar akan bekerja seakurat versi sebelumnya?
  • Apakah posisi kamera depan yang baru akan memengaruhi pengalaman pengguna?
  • Seberapa besar dampak diafragma mekanis pada sensor kamera yang kecil?

Meski demikian, Apple dikenal sebagai perusahaan yang tidak akan merilis teknologi baru sebelum benar-benar matang. Karena itu, banyak pihak percaya bahwa iPhone 18 Pro akan menjadi salah satu rilis paling ambisius dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Google Disco Hadir Merubah Cara mu Gunakan Mesin Pencarian di Internet

Kapan iPhone 18 Pro Akan Dirilis?

Apple diperkirakan akan merilis iPhone 18 Pro pada September 2026, mengikuti pola rilis tahunan yang telah menjadi tradisi perusahaan. Jika semua bocoran ini akurat,iPhone 18 Pro dapat menjadi perangkat yang mengubah ekspektasi pengguna terhadap smartphone premium. 

Bocoran mengenai iPhone 18 Pro menunjukkan bahwa Apple sedang bergerak menuju desain yang lebih bersih, lebih futuristik, dan lebih berfokus pada pengalaman layar penuh. Dengan teknologi Face ID di balik layar, kamera depan yang dipindahkan, dan kemampuan fotografi yang semakin canggih, iPhone 18 Pro berpotensi menjadi perangkat yang mendefinisikan ulang standar industri.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(dim/sa)



Susul Spotify, ChatGPT Resmi Terintegrasi dengan Apple Music

18 December 2025 at 22:28

Foto: appleinsider

Teknologi.id -  Hubungan ekosistem OpenAI dan Apple telah mencapai tingkat kenyamanan pribadi yang baru. Mengikuti pengumuman terkininya, ChatGPT secara resmi terintegrasi dengan Apple Music, mengizinkan pengguna untuk mengelola playlist mereka dan mengenal musik baru menggunakan bahasa sehari-hari. Langkah ini merupakan bagian dari strategi luas OpenAI untuk berintegrasi dengan aplikasi third-party—termasuk dengan Adobe, Salesforce, dan Airtable.

Lebih dari Sekedar Pencarian

Integrasi baru Apple Music bukan sekedar tentang memutar lagu; melainkan tentang kurasi cerdasnya. Meskipun sistem ini tidak memutar lagu secara penuh di dalam interface ChatGPT—namun dapat mendengar sampel singkat, AI ini berperan sebagai asisten pengelolaan musik.

Bagi pelanggan Apple Music, fungsi ini menyingkirkan pembuatan playlist secara manual. Dibandingkan mencari judul lagi satu persatu, pengguna dapat membuat prompt dengan bahasa sehari-hari. Contohnya, pengguna dapat meminta "lagu akustik yang cocok pas lagi hujan di Jakarta." AI akan mengidentifikasi prompt tersebut dan menambahkannya ke koleksi musik pengguna.

Ditambah lagi, fitur ini  dapat mengatasi kesulitan menemukan lagu walau tidak ingat judulnya. Pengguna dapat menjelaskan vibe lagu tersebut, muncul di film apa, atau bahkan menjelaskan irama yang diingat. Dengan melampaui kata-kata pencarian pada umumnya, AI dapat berperan sebagai kurator yang memahami konteks dan tujuan di balik permintaan tersebut, membuat menemukan pengalaman mencari musik lebih mudah bagi orang-orang.

Baca juga: Apple Beri Dukungan WWF Indonesia untuk Lindungi Hutan Bukit Tigapuluh Sumatra

Alur Operasional dan Implementasi

Foto: 9To5Mac

Untuk mengaktifkan fitur ini, dibutuhkan koneksi antara kedua platform tersebut, Apple Music dan ChatGPT. Pengguna dapat mengakses menu "Apps" di ChatGPT web atau mobile dan memilih Apple Music. Dari sini, koneksi aman sudah terhubung, sehingga mengizinkan AI-nya untuk berinteraksi dengan koleksi musik pengguna dan melihat musik yang pernah didengarkan.

Terdapat dua cara untuk memanfaatkan alat ini:

  • Perintah Langung: Dengan menggunakan prefix Apple Music, pengguna memastikan AI mengintegrasikan musik sesuai dengan permintaan tersebut.
  • Integrasi Kontekstual: ChatGPT dirancang untuk mengenal prompt yang berkaitan dengan musik. Jika pengguna meminta rekomendasi musik berdasarkan penyanyi favorit mereka, AI akan secara otomatis mengakses Apple Music dan memberikan saran yang sudah disesuaikan.

Sistem ini memanfaatkan data musik yang pernah didengarkan dan genre favorit pengguna untuk dapat menyarankan musik dan podcast yang sesuai dengan selera, memberikan koleksi yang dipersonalisasi seperti layanan streaming besar lainnya, seperti Spotify.

Sinergi dengan Ekosistem Apple

Kolaborasi ini merupakan komponen penting dari kemitraan besar Apple dan OpenAI. Selama setahun terakhir, ChatGPT telah tergabung dengan dalam ke hardware dan software milik Apple. Sekarang AI-nya membantu Siri dengan permintaan kompleks, mendukung developer di lingkungan Xcode, dan menyediakan transkripsi audio bagi pengguna macOS.

Terdapat juga rumor mengenai perluasan OpenAI ke depannya. Para pengamat baru-baru ini menemukan ikon Apple Health tersembunyi dalam aplikasi ChatGPT untuk iOS. Walau belum dikonfirmasi, hal ini menunjukkan kemungkinan OpenAI akan diberikan akses data fitness dan wellness untuk memberikan masukan kesehatan yang dipersonalisasi. Bagi Apple, integrasi ini menambah nilai teknologi yang signifikan tanpa perlu mengembangkan AI secara internal. Bagi OpenAI, hal ini memastikan layanan mereka tetap menjadi bagian utama dari rutinitas digital pengguna.

Baca juga: OpenAI Rilis GPT-5.2: Klaim Ungguli Profesional & Jadi Model Tercanggih Mereka

Peningkatan dalam Pembuatan dan Pengeditan Visual

Selain music update, OpenAI memperkenalkan perkembangan besar untuk alat pembuatan gambar mereka. Model ChatGPT Images yang baru beroperasi empat kali lebih cepat dari sebelumnya, sehingga mengurangi waktu tunggu untuk pembuatan konten visual.

Perkembangan yang paling terlihat adalah fitur "Precise Editing". Pengguna dapat memodifikasi elemen spesifik dalam gambar, seperti mengubah warna sebuah objek atau menambahkan item baru, selagi AI tersebut menjaga pencahayaan asli, komposisi, dan konsistensi karakter. Hal ini mengizinkan pengguna untuk membuat proses desain yang lebih profesional dan berulang.

Model yang terbaru juga memiliki:

  • Integrasi Teks yang Lebih Baik: Peningkatan akurasi yang signifikan dalam proses rendering dan teks yang bisa dibaca dalam gambar buatan.
  • Mengikuti Instruksi: Lebih andal dalam menyatukan beberapa konsep visual atau memodifikasi foto asli.
  • Preset Kreatif: Beragam filter memberikan pengguna kemampuan untuk membuat gambar yang artistik dengan sekali klik.

Walau beberapa gaya artistik sedang diperbaiki dalam versi ini, peningkatan dalam kecepatan dan kendali menempatkan ChatGPT sebagai alat yang kuat baik untuk pengguna kasual atau profesional di bidang kreatif. Baik mengelola koleksi musik atau membuat visual berkualitas tinggi, update ini menandakan langakah signifikan pada pengalaman AI yang lebih terintegrasi dan personal.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Bye Loading! ChatGPT Kini Bikin Gambar 4x Lebih Cepat & Saingi Google Nano Banana

18 December 2025 at 22:06

Foto: Eplicate.com

Teknologi.id – Perang kecerdasan buatan (AI) tidak pernah tidur. Belum kering tinta berita tentang peluncuran model teks terbaru, kini medan pertempuran berpindah ke arena visual. OpenAI, sang pionir di balik ChatGPT, baru saja melepaskan pembaruan besar-besaran yang mengubah cara kita membuat gambar digital.

Jika sebelumnya pengguna harus menunggu beberapa detik—atau bahkan menit—untuk melihat imajinasi mereka menjadi gambar, kini semuanya terjadi hampir seketika. 

OpenAI resmi menggulirkan pembaruan yang membuat ChatGPT mampu menghasilkan gambar 4 kali lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. ChatGPT kini bikin gambar 4x lebih cepat, hasil saingi Nano Banana Pro Google, tulis laporan tersebut, menandai babak baru persaingan antara OpenAI dan Google.

Selamat Tinggal Loading Lama

Bagi para desainer grafis, konten kreator, atau pengguna iseng sekalipun, kecepatan adalah segalanya. Menunggu loading bar berputar saat inspirasi sedang mengalir deras adalah hal yang mematikan kreativitas.

Pembaruan ini menjawab keluhan utama tersebut, peningkatan kecepatan 400% ini dimungkinkan berkat optimalisasi pada arsitektur model GPT-Image-1.5 (nama internal untuk mesin visual baru ini). OpenAI berhasil memangkas proses komputasi berat di server mereka tanpa mengorbankan kualitas akhir gambar. Hasilnya adalah pengalaman pengguna yang jauh lebih snappy dan real-time.

Baca juga: Tren Wrapped Akhir Tahun? ChatGPT Nggak Mau Ketinggalan, Begini Cara Buatnya!

Menantang Dominasi "Nano Banana Pro"

Meskipun namanya terdengar jenaka, Nano Banana Pro adalah model gambar berbasis Gemini 3 yang selama beberapa bulan terakhir merajai pasar karena detailnya yang luar biasa dan kecepatannya yang tinggi. Google sempat berada di atas angin dengan model ini.

Namun, dengan update terbaru ini, ChatGPT tidak hanya menyamai, tetapi dalam beberapa aspek diklaim menyaingi kualitas Nano Banana Pro.

Hasil gambar dari ChatGPT kini terlihat jauh lebih fotorealistik. Masalah klasik seperti jari tangan yang berjumlah enam atau teks dalam gambar yang berantakan (gibberish), kini telah diminimalisir secara drastis. Tekstur kulit, pencahayaan, dan bayangan kini dirender dengan presisi yang membuat mata awam sulit membedakan antara foto asli dan buatan AI.

Fitur Baru: Tab Khusus Images

Selain kecepatan, OpenAI juga merombak antarmuka (UI) untuk memanjakan pengguna visual.  Adanya fitur baru berupa tab khusus "Images" di sidebar aplikasi. Sebelumnya, fitur pembuatan gambar menyatu dengan chat teks biasa, yang sering kali membingungkan konteks percakapan.

Dengan tab khusus ini, ChatGPT berubah fungsi menjadi tool desain grafis yang dedicated. Pengguna bisa melihat galeri riwayat gambar yang pernah mereka buat, mengorganisirnya dalam folder, dan melakukan pengeditan cepat tanpa harus menelusuri riwayat chat yang panjang.

Ini adalah langkah cerdas OpenAI untuk memposisikan ChatGPT bukan lagi sekadar chatbot serba tahu, melainkan suite kreativitas lengkap yang bisa menggantikan software desain dasar.

Baca juga: Resmi! ChatGPT Siapkan "Adult Mode" 2026, Bisa Bahas Topik Erotika

Edit Lebih Presisi

Kecepatan bukan satu-satunya senjata baru. Kemampuan editing atau penyuntingan gambar juga mendapat sorotan. Pengguna kini bisa melakukan instruksi revisi yang sangat spesifik. Misalnya, jika Anda membuat gambar "Seorang pria memakai topi merah di pantai", lalu Anda ingin mengubah warnanya, Anda cukup mengetik "Ganti topi merah jadi topi koboi cokelat".

Sistem baru ini mampu mendeteksi objek "topi" secara presisi dan menggantinya tanpa merusak elemen lain seperti rambut pria tersebut atau pemandangan pantai di belakangnya. Tingkat pemahaman konteks visual ini disebut-sebut setara dengan kemampuan layering di Photoshop, namun dijalankan hanya dengan perintah suara atau teks.

 

Foto: Open AI

Foto: Open AI

Dampak Bagi Industri Kreatif

Peluncuran fitur ini diprediksi akan kembali mengguncang industri kreatif. Dengan kemampuan menghasilkan gambar berkualitas tinggi 4 kali lebih cepat, produktivitas agency iklan, pembuat storyboard film, hingga pengelola media sosial akan meningkat pesat.

Namun, di sisi lain, ini juga memicu kembali perdebatan mengenai hak cipta dan orisinalitas. Semakin mudah dan cepat gambar dibuat, semakin banjir pula internet dengan konten sintetis.

OpenAI sendiri menyatakan telah menanamkan watermark digital (tanda air tak kasat mata) dalam setiap gambar yang dihasilkan model baru ini, untuk membedakannya dari karya seniman manusia. Langkah ini sejalan dengan standar industri yang juga diterapkan oleh Google pada Nano Banana Pro.

Akhir tahun 2025 menjadi momen pembuktian bagi OpenAI. Setelah sempat dianggap tertinggal oleh Google dalam urusan visual, mereka membalas dengan pukulan telak.

Fitur pembuatan gambar yang 4 kali lebih cepat ini bukan sekadar update rutin; ini adalah pernyataan perang bahwa ChatGPT siap menjadi raja di segala lini AI, baik teks maupun visual. Kini, bola panas kembali berada di tangan Google.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Aturan Baru 2026: Registrasi SIM Card Wajib Rekam Wajah, Simak Cara Daftarnya

18 December 2025 at 19:48

Foto: bogor.pikiran-rakyat

Teknologi.id - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital atau Kemkomdigi resmi mengumumkan kebijakan baru yang akan mengubah cara masyarakat mengaktifkan nomor ponsel. Mulai tahun 2026 mendatang, prosedur registrasi kartu SIM prabayar tidak lagi hanya mengandalkan nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK). Setiap pengguna akan diwajibkan melakukan rekam wajah atau verifikasi biometrik sebagai syarat mutlak aktivasi. Langkah ini diambil untuk memperkuat keamanan identitas digital dan memberantas praktik penipuan yang kian canggih.

Kebijakan ini muncul di tengah tingginya angka penyalahgunaan identitas untuk aktivitas ilegal, mulai dari judi online hingga pesan sampah yang mengganggu. Dengan sistem verifikasi wajah, pemerintah berupaya memastikan bahwa setiap nomor yang beredar di masyarakat benar-benar dimiliki oleh orang yang sah sesuai data kependudukan. Perubahan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah telekomunikasi Indonesia untuk menciptakan ruang digital yang lebih bersih dan terlindungi dari ancaman siber.

Transformasi Prosedur Keamanan Identitas Digital

Penerapan aturan wajib rekam wajah ini merupakan transformasi besar dalam sistem keamanan siber nasional. Selama ini, data NIK dan KK dianggap rentan dibocorkan atau digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab tanpa seizin pemiliknya. Dengan tambahan verifikasi biometrik wajah, celah tersebut akan tertutup karena sistem memerlukan kehadiran fisik pengguna secara digital untuk mencocokkan wajah dengan data yang tersimpan di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau Dukcapil.

Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini bukan bertujuan untuk mempersulit masyarakat, melainkan untuk memberikan perlindungan ekstra. Dengan adanya kepastian kepemilikan nomor, risiko pencurian akun perbankan atau layanan digital lainnya yang berbasis nomor ponsel dapat ditekan secara signifikan. Aturan ini direncanakan akan berlaku menyeluruh, baik bagi pengguna baru yang ingin membeli kartu perdana maupun pengguna lama yang perlu melakukan pembaruan data identitas mereka.

Baca juga: Bjorka Kembali Beraksi! 128 Juta Data SIM Card WNI Diduga Bocor di Dark Web

Tahapan dan Prosedur Verifikasi Wajah dalam Registrasi 

Foto: ChatGPT

Untuk memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat, proses registrasi SIM card di tahun 2026 akan mengikuti alur yang terstruktur. Berikut adalah urutan langkah verifikasi wajah yang perlu dilakukan:

1. Input Data Identitas Standar

Pengguna terlebih dahulu harus memasukkan nomor NIK dan nomor KK melalui aplikasi resmi operator seluler atau perangkat di gerai resmi. Langkah pertama ini berfungsi sebagai validasi awal untuk menarik data kependudukan dasar dari basis data nasional.

2. Pemindaian Wajah Secara Real-Time

Setelah data teks tervalidasi, sistem akan mengaktifkan fitur kamera untuk proses rekam wajah. Di tahap kedua ini, pengguna wajib melakukan pemindaian wajah langsung atau liveness detection. Pengguna mungkin akan diminta untuk melakukan gerakan sederhana seperti berkedip atau menoleh untuk memastikan bahwa yang melakukan registrasi adalah manusia asli, bukan sekadar foto atau rekaman video.

3. Sinkronisasi dan Pencocokan Data Biometrik

Data visual yang terekam kemudian akan dikirim secara terenkripsi ke sistem Dukcapil. Pada langkah ketiga, teknologi kecerdasan buatan akan mencocokkan titik-titik biometrik wajah pengguna dengan foto yang ada pada basis data e-KTP. Proses ini berlangsung sangat cepat berkat integrasi sistem tingkat tinggi antara operator dan pemerintah.

4. Konfirmasi dan Aktivasi Layanan

Jika hasil pencocokan dinyatakan identik, sistem akan memberikan notifikasi berhasil. Langkah terakhir adalah aktivasi nomor kartu SIM yang kini sudah terikat secara permanen dengan identitas biometrik pemiliknya. Pengguna pun kini dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan jaminan keamanan yang lebih kuat.

Dampak Strategis Terhadap Pengurangan Kejahatan Siber

Penerapan verifikasi wajah membawa dampak positif yang luas bagi ekosistem digital di Indonesia. Dari sisi industri, kebijakan ini akan mengakhiri era peredaran kartu SIM "bodong" yang sering digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk bersembunyi di balik anonimitas. Dengan identitas yang jelas, setiap pelanggaran hukum yang dilakukan melalui nomor ponsel akan lebih mudah dilacak oleh pihak berwajib, sehingga memberikan efek jera bagi pelaku penipuan maupun penyebar hoaks.

Selain itu, sektor perbankan dan fintech juga akan sangat terbantu dengan kebijakan ini. Proses verifikasi dua langkah atau OTP akan menjadi jauh lebih aman karena nomor ponsel yang digunakan sudah pasti milik orang yang bersangkutan. Hal ini menciptakan lingkungan ekonomi digital yang lebih terpercaya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena masyarakat merasa lebih nyaman bertransaksi secara daring tanpa rasa takut identitasnya akan disalahgunakan.

Baca juga: Komdigi: Registrasi SIM Card dengan Face Recognition Siap Diterapkan Tahun Ini

Aturan baru registrasi SIM card dengan wajib rekam wajah pada tahun 2026 adalah langkah berani pemerintah untuk menciptakan keamanan digital yang komprehensif. Melalui empat langkah verifikasi yang sistematis, celah kriminalitas siber dapat dipersempit secara efektif. Meskipun ada perubahan prosedur yang lebih ketat, manfaat jangka panjang berupa perlindungan identitas dan keamanan transaksi akan dirasakan oleh seluruh pengguna telekomunikasi di Indonesia. Ini adalah evolusi teknologi yang diperlukan untuk masa depan digital yang lebih aman dan terpercaya.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Cegah Penipuan Digital, Telkomsel Kenalkan Sistem Berbasis AI “Siscamling”

18 December 2025 at 20:20
 Maraknya penipuan digital menjadi tantangan serius di era konektivitas yang semakin masif. Modus penipuan melalui panggilan telepon dan pesan singkat kian beragam, mulai dari penipuan berkedok hadiah, pinjaman online ilegal, hingga penyalahgunaan identitas. Di tengah meningkatnya aktivitas digital masyarakat, kebutuhan akan sistem perlindungan yang cerdas dan responsif pun semakin mendesak. Menurut catatan Telkomsel sendiri terdapat 1.4 miliar percobaan scam di Indonesia tiap tahunnya. Menjawab tantangan tersebut, Telkomsel menghadirkan pendekatan baru berbasis kecerdasan buatan untuk menjaga keamanan pelanggannya. Telkomsel resmi memperkenalkan “Siscamling”, sebuah sistem perlindungan pelanggan berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dirancang untuk mendeteksi dan mencegah berbagai bentuk penipuan digital. 

Sistem Cegah Scam Keliling (Siscamling)

Nama Siscamling sendiri terinspirasi dari istilah Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) yang akrab di masyarakat. Telkomsel sengaja memodifikasinya dengan mengganti kata “skam” menjadi “scam”, istilah dalam bahasa Inggris yang berarti penipuan. Lebih dari sekadar nama, Siscamling juga merupakan akronim dari “Sistem Cegah Scam Keliling”, yang mencerminkan perannya sebagai penjaga keamanan digital yang aktif melindungi pelanggan.

Direktur Utama Telkomsel, Nugroho, menjelaskan bahwa kehadiran Siscamling merupakan bagian dari pemanfaatan AI yang tidak semata-mata berorientasi pada bisnis, tetapi juga memiliki tujuan sosial. Menurutnya, teknologi harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat, termasuk dalam melindungi pelanggan dari ancaman kejahatan digital yang kian masif. Ia juga menambahkan bahwa AI sendiri harus dilihat dari purpose nya jangan hanya soal profit saja. Siscamling ini menjadi salah satu buktinya, sistem anti scam yang berbasis AI ini dihadirkan dengan tujuan untuk melindungi para pelanggan dari banyaknya ancaman penipuan digital yang kian banyak.

Pada Selasa, 16 Desember kemarin dalam peluncuran AI Innovation Hub di Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Nugroho menjelakan “Kami melihat AI bukan hanya soal profit, tetapi juga purpose (tujuan). Salah satu bentuk nyatanya adalah Siscamling, sistem anti-scam berbasis AI yang kami hadirkan untuk melindungi pelanggan dari ancaman penipuan digital yang semakin masif,” 

Baca juga: Telkomsel Rilis Paket Nataru: 70 GB + Netflix Cs Cuma Rp150 Ribu

Kemampuan Siscamling dalam Mencegah Penipuan Digital

Foto: KOMPAS.com

Secara teknis, Siscamling bukanlah aplikasi terpisah, melainkan sebuah platform atau sistem yang terintegrasi langsung dengan jaringan Telkomsel. Sistem ini memanfaatkan teknologi AI untuk memantau dan menganalisis berbagai pola komunikasi yang berpotensi mengandung unsur penipuan. Dengan kemampuan tersebut, Siscamling dapat mendeteksi ancaman yang datang melalui panggilan telepon maupun pesan singkat (SMS) secara lebih cepat dan akurat. Pendekatan deteksi yang bersifat proaktif dan dinamis diterapkan melalui model AI yang terus diperbarui. Sistem ini dilatih menggunakan kumpulan mahadata telekomunikasi anonim, validasi lintas unit internal, integrasi mahadata global, dan menganalisis histori panggilan untuk mengenali pola penipuan yang terus berubah.

Tidak hanya mendeteksi, Siscamling juga dibekali sejumlah fitur perlindungan tambahan bagi pelanggan. Sistem ini mampu memberikan peringatan dini kepada pelanggan ketika teridentifikasi adanya komunikasi mencurigakan. Selain itu, Siscamling dapat memblokir nomor atau pesan yang terindikasi sebagai scam, sekaligus mendukung mekanisme pelaporan nomor penipu oleh pelanggan. Langkah ini diharapkan dapat memutus rantai penipuan sejak dini sebelum menimbulkan kerugian.

Siscamling bukanlah proyek yang berdiri sendiri. Sistem ini merupakan bagian dari ekosistem AI Telkomsel yang telah diterapkan di berbagai lini operasional, mulai dari pengelolaan jaringan, layanan pelanggan, hingga sistem investasi. Pemanfaatan AI ini membantu perusahaan mengurangi pekerjaan manual yang bersifat repetitif sekaligus meningkatkan konsistensi dan efisiensi layanan.

Baca juga: Jangan Sampai Tertipu! Berikut Cara Menghindari Online Scam di Musim Liburan

Nugroho menjelaskan "AI membantu kami mengurangi pekerjaan manual yang berulang dan meningkatkan konsistensi hasil. Dalam konteks Siscamling, AI memungkinkan perlindungan pelanggan berjalan lebih cepat dan lebih akurat, dan kami akan terus mengembangkan ini di masa depan.” 

Dengan kehadiran Siscamling, Telkomsel menegaskan komitmennya dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman. Di tengah meningkatnya ancaman penipuan digital, sistem berbasis AI ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam melindungi pelanggan, sekaligus mendorong kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital di Indonesia.

Ke depannya, pengembangan Siscamling akan menjadi bagian penting dari strategi Telkomsel dalam memperkuat keamanan digital. Dengan memadukan teknologi AI dan ekosistem jaringan yang luas, Telkomsel berharap dapat menekan angka penipuan sekaligus meningkatkan rasa aman pelanggan dalam berkomunikasi. Inisiatif ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan layanan, tetapi juga berperan sebagai pelindung di tengah dinamika dunia digital yang terus berubah.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Dampak Ekspansi AI, Gen Z Mulai Prioritaskan Keahlian Teknis untuk Masa Depan

18 December 2025 at 19:52

Foto: Safety Mart Indonesia

Teknologi.id – Selama satu dekade terakhir, narasi kesuksesan bagi anak muda selalu identik dengan laptop, dan pekerjaan di perusahaan rintisan (startup) teknologi. Namun, angin perubahan mulai bertiup kencang di kalangan Generasi Z.

Bayang-bayang Kecerdasan Buatan (AI) yang semakin pintar mengambil alih tugas-tugas administratif dan kreatif membuat anak-anak muda ini berpikir ulang. Daripada berebut kursi di kantor yang posisinya terancam otomatisasi, mereka kini justru melirik profesi "kuno" yang selama ini dipandang sebelah mata: pekerjaan tangan.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Rabu (17/12/2025), tren ini terlihat nyata di Amerika Serikat. "Keahlian di bidang pertukangan hingga pengelasan kini masuk di sejumlah sekolah di Amerika Serikat. Ini karena pekerja kantoran dinilai bakal jadi 'korban' perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang begitu masif."

Selamat Tinggal Kubikel, Halo Bengkel

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah respons rasional terhadap ketidakpastian pasar kerja. Gen Z, yang tumbuh sebagai digital native, menyadari bahwa algoritma AI mungkin bisa menulis kode atau membuat artikel, tetapi AI belum bisa membetulkan pipa bocor atau mengelas kerangka gedung pencakar langit.

Lembaga pendidikan di AS pun bergerak cepat menangkap sinyal ini. Mereka tidak lagi hanya berlomba-lomba mencetak sarjana sains komputer, tetapi mulai berinvestasi gila-gilaan di pendidikan vokasi.

Salah satu contoh paling mencolok terjadi di SMA Middleton. "SMA Middleton jadi salah satu yang mulai menerapkan pengajaran untuk profesi tersebut. Tak tanggung-tanggung, US$90 juta dikeluarkan oleh pihak sekolah untuk memperbarui laboratorium manufakturnya."

Nilai investasi sebesar itu (sekitar Rp 1,4 triliun) menunjukkan keseriusan pihak sekolah. Mereka sadar bahwa untuk menarik minat siswa modern, fasilitas bengkel tidak boleh terlihat kotor atau ketinggalan zaman.

Baca juga: Bapak AI Geoffrey Hinton: Semua Pekerjaan Manusia Dapat Digantikan oleh AI

Bukan Sekadar "Kerja Kasar" Biasa

Salah satu alasan mengapa Gen Z mulai tertarik adalah karena definisi "pekerjaan kasar" (blue collar) itu sendiri telah berevolusi. Bengkel modern kini lebih mirip laboratorium canggih daripada tempat yang penuh oli dan debu.

Pihak sekolah di AS mengubah kurikulum agar relevan dengan era digital. "Namun pengajarannya agak berbeda dengan kemampuan di masa lalu. Profesi itu akan memanfaatkan perkembangan zaman dengan mesin berteknologi tinggi."

Di SMA Middleton, siswa tidak hanya memegang palu atau obeng manual. Mereka belajar mengendalikan mesin-mesin futuristik. "Akhirnya mereka memiliki lengan robot dengan pengendali yang berasal dari komputer. Cara kerja robot dapat langsung disaksikan di balik jendela kaca besar."

Integrasi antara keterampilan tangan manusia dan presisi robotika ini menciptakan jenis pekerjaan hybrid baru. Siswa diajarkan mata pelajaran klasik tahun 1990-2000an seperti "konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu," namun dengan sentuhan teknologi abad ke-21.

Foto: ilustrasi lengan robot (Future Skills)

Gaji yang Menggiurkan: Rp 800 Ribu Per Jam!

Tentu saja, idealisme saja tidak cukup. Faktor ekonomi menjadi pendorong utama migrasi karir ini. Stigma bahwa pekerjaan tangan bergaji rendah mulai runtuh seketika saat melihat slip gaji para pekerja terampil ini.

Untuk menarik minat siswa, para pengajar transparan mengenai potensi penghasilan. "Guru bahasa Inggris dan instruktur pengelasan, Quincy Millerjohn mengatakan upah pekerja di pabrik baja berkisar US$41 ribu hingga US$52 ribu per jam (Rp 670 ribu hingga Rp 849 ribu)."

(Catatan: Terdapat kemungkinan kesalahan penulisan "ribu" pada angka Dolar di sumber asli, namun angka konversi Rupiah Rp 670.000 - Rp 849.000 per jam adalah angka yang masuk akal untuk upah buruh terampil berserikat di AS, yang setara dengan US$41 - US$52 per jam).

Bayangkan, seorang lulusan SMK atau vokasi bisa mengantongi hampir satu juta rupiah hanya dalam satu jam kerja. Angka ini sering kali melampaui gaji awal lulusan universitas yang bekerja sebagai staf administrasi (entry level) di kota-kota besar.

Baca juga: Riset Terbaru: Alih-alih Meringankan, AI Justru Tambah Jam Kerja Karyawan

Pergeseran Paradigma

Strategi sekolah-sekolah ini terbukti berhasil. Kelas-kelas vokasi yang dulunya sepi peminat, kini diserbu siswa. "Ternyata hasilnya cukup efektif. Kelas tersebut diikuti 2.300 siswa dalam beberapa tahun terakhir."

John Mihm, seorang konsultan pendidikan pemerintah bagian Wisconsin, menyoroti bahwa ketakutan terhadap AI adalah katalis utama fenomena ini. Siswa mencari keamanan kerja (job security) yang tidak bisa ditawarkan oleh pekerjaan kantoran saat ini.

"'Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini adalah pekerjaan dengan keahlian tinggi dan gaji tinggi sehingga menarik buat banyak orang, karena mereka langsung melakukan segalanya sendiri,' kata Mihm."

Mihm menegaskan bahwa kemampuan untuk memperbaiki, membangun, dan menciptakan sesuatu dengan tangan fisik adalah aset yang semakin langka dan mahal di dunia yang serba virtual. Saat semua orang sibuk di dunia maya, mereka yang menguasai dunia nyata justru menjadi raja.

Apa yang terjadi di AS ini bisa menjadi cermin bagi negara lain, termasuk Indonesia. Di saat banyak sarjana kesulitan mencari kerja karena skill mereka tidak sesuai kebutuhan industri atau tergantikan teknologi, kembali ke "akar" pekerjaan fisik mungkin adalah solusi cerdas.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Sharp Rilis Aquos Sense10 dan R10 di Indonesia, Intip Spesifikasi dan Keunggulannya

18 December 2025 at 17:55

Foto: sumeks.disway.id

Teknologi.id - Pasar ponsel pintar di Indonesia kembali kedatangan pemain tangguh asal Jepang. Sharp secara resmi memperkokoh eksistensinya dengan meluncurkan dua perangkat terbaru sekaligus, yakni Sharp Aquos Sense10 dan Sharp Aquos R10. Peluncuran ini menjadi langkah strategis bagi Sharp untuk menjawab kebutuhan konsumen tanah air yang semakin kritis dalam memilih gawai dengan keseimbangan antara durabilitas, kualitas layar, dan performa tinggi. Kehadiran duo Aquos ini sekaligus memberikan warna baru di tengah dominasi produsen ponsel pintar asal Tiongkok dan Korea Selatan.

Melalui inovasi terbaru ini, Sharp membawa filosofi kualitas Jepang yang sangat kental. Tidak sekadar mengejar angka spesifikasi di atas kertas, perusahaan ini lebih menonjolkan pengalaman pengguna yang realistis, seperti kenyamanan visual melalui teknologi layar IGZO yang legendaris serta ketahanan fisik perangkat yang telah tersertifikasi standar militer. Strategi ini diharapkan mampu memikat segmen pengguna yang menginginkan perangkat berumur panjang dan handal untuk penggunaan harian dalam jangka waktu lama.

Ekspansi Pasar Melalui Peluncuran Dua Produk Terbaru

Peluncuran Sharp Aquos Sense10 dan R10 merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Sharp dalam memperluas pangsa pasar smartphone di Indonesia. Inti dari peluncuran ini adalah penyediaan opsi bagi dua segmen yang berbeda. Aquos Sense10 diposisikan sebagai perangkat kelas menengah yang mengutamakan efisiensi dan ketahanan, sementara Aquos R10 hadir sebagai model yang lebih premium dengan fokus pada performa layar dan kemampuan kamera yang lebih mumpuni. Kedua produk ini secara resmi diperkenalkan untuk memberikan alternatif bagi konsumen yang mencari keunikan dari sisi desain dan teknologi panel layar.

Sharp menyadari bahwa konsumen Indonesia memiliki antusiasme yang tinggi terhadap inovasi teknologi, namun tetap mempertimbangkan fungsionalitas. Oleh karena itu, kehadiran kedua seri ini bukan sekadar menambah referensi produk, melainkan sebuah pernyataan bahwa teknologi display canggih kini bisa dinikmati dalam kemasan yang lebih ringkas dan ergonomis. Dengan ketersediaan unit di berbagai jaringan ritel fisik maupun daring, Sharp berupaya memastikan jangkauan distribusi yang luas agar produk terbaru ini dapat segera diakses oleh para penggemar gadget di berbagai daerah.

Baca juga: Smart TV 4K Sharp AQUOS Terbaru Cuma Rp 3 Jutaan, Nyesel Banget Kalau Nggak Beli!

Spesifikasi Teknis dan Keunggulan Teknologi Layar IGZO

Foto: jp.sharp

Masuk ke detail teknis, Sharp Aquos Sense10 mengandalkan layar Pro IGZO OLED yang menjadi ciri khas utama perusahaan ini. Layar berukuran 6,1 inci tersebut tidak hanya mampu menampilkan warna yang akurat dan kontras yang tinggi, tetapi juga sangat efisien dalam konsumsi daya baterai. Keunggulan lain yang dibawa oleh seri Sense10 adalah sertifikasi MIL-STD-810H, yang menjamin ponsel tetap aman meski terjatuh atau terkena guncangan keras. Hal ini menjadikan Sense10 sebagai salah satu ponsel teringan di kelasnya namun memiliki tingkat ketahanan yang sangat impresif untuk penggunaan outdoor.

Di sisi lain, Sharp Aquos R10 hadir dengan spesifikasi yang lebih tinggi untuk mendukung kebutuhan multimedia dan produktivitas. Perangkat ini dilengkapi dengan layar dengan tingkat kecerahan yang lebih tinggi dan dukungan refresh rate yang lebih dinamis untuk menjamin kemulusan visual saat bermain gim atau menonton konten berkualitas tinggi. Dari sektor fotografi, R10 membawa konfigurasi sensor kamera yang lebih canggih, memungkinkan pengambilan gambar dalam kondisi minim cahaya dengan hasil yang tetap tajam dan minim noise. Penggunaan chipset terbaru di dalamnya juga menjamin bahwa seluruh pengoperasian aplikasi berjalan tanpa kendala atau hambatan teknis.

Baca juga: Sharp Luncurkan Deretan Produk Rumah Tangga Pintar Berbasis AI

Strategis kah Peluncuran Produk Sharp?

Kehadiran Aquos Sense10 dan R10 memberikan dampak signifikan bagi peta persaingan industri smartphone di Indonesia. Sharp secara cerdik mengambil posisi di ceruk pasar yang mengutamakan kualitas visual dan ketahanan fisik, sebuah area yang terkadang luput dari perhatian kompetitor lainnya yang lebih fokus pada besaran RAM atau kecepatan pengisian daya. Dengan membawa standar kualitas layar IGZO, Sharp memberikan standar baru bahwa layar smartphone seharusnya tidak hanya tajam, tetapi juga harus nyaman di mata dan hemat energi untuk jangka panjang.

Secara keseluruhan, peluncuran Sharp Aquos Sense10 dan R10 di Indonesia merupakan langkah matang yang memperlihatkan kepercayaan diri Sharp dalam bersaing di kancah global. Dengan mengandalkan keunggulan eksklusif pada teknologi layar IGZO dan standar ketahanan militer, kedua perangkat ini menawarkan proposisi nilai yang unik bagi konsumen Indonesia. Sharp berhasil membuktikan bahwa inovasi teknologi tinggi tidak harus selalu terlihat rumit, melainkan bisa diwujudkan dalam perangkat yang fungsional, tahan lama, dan mampu mendukung aktivitas digital penggunanya dengan maksimal di era modern ini.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Gemini 3 Flash Meluncur: Performa Setara Pro, Harga 4 Kali Lebih Murah

18 December 2025 at 20:12

Foto: Google

Teknologi.id – Google kembali membuat geger industri kecerdasan buatan (AI) global. Di saat perusahaan teknologi lain berlomba-lomba membuat model AI yang semakin besar dan mahal, raksasa teknologi asal Mountain View ini justru mengambil langkah sebaliknya yang mengejutkan: merilis model AI yang sangat cerdas, super cepat, namun dengan harga yang jauh lebih murah.

Pada Kamis pagi (18/12/2025), Google secara resmi meluncurkan Gemini 3 Flash. Ini adalah varian terbaru yang melengkapi keluarga model Gemini 3. Kehadirannya membawa angin segar bagi pengembang aplikasi dan pengguna umum yang menginginkan performa kelas atas tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno, Google mengklaim bahwa Gemini 3 Flash memiliki performa yang nyaris setara—bahkan dalam beberapa kasus lebih unggul—dibandingkan kakaknya yang lebih "bongsor", Gemini 3 Pro.

Si Kecil Cabe Rawit: Lebih Cepat, Lebih Efisien

Filosofi di balik seri "Flash" dari Google selalu berfokus pada kecepatan (latensi rendah) dan efisiensi biaya. Namun, Gemini 3 Flash tampaknya melampaui ekspektasi tersebut. Ia tidak hanya cepat, tetapi juga pintar.

Dalam ekosistem Google, varian "Pro" biasanya ditujukan untuk tugas-tugas berat yang membutuhkan penalaran kompleks seperti matematika tingkat lanjut dan analisis data mendalam. Sementara "Flash" ditujukan untuk respon instan volume tinggi. Namun, batas antara keduanya kini semakin kabur.

"Berdasarkan data internal Google, Gemini 3 Flash secara konsisten melampaui performa Gemini 2.5 Flash dan mengungguli Gemini 2.5 Pro di sejumlah tolok ukur (benchmark) penting," tulis laporan tersebut.

Ini artinya, model versi "murah" tahun 2025 ini sudah lebih pintar daripada model versi "mahal" tahun lalu. Sebuah lompatan teknologi yang signifikan dalam siklus pengembangan AI yang sangat cepat.

Baca juga: Google Rilis Gemini Nano Banana Pro: AI Baru yang Bikin Edit Gambar Makin Mirip Asli

Adu Mekanik: Mengalahkan Versi Pro di Kandang Sendiri

Hal yang paling mencengangkan dari peluncuran ini adalah hasil uji coba teknis atau benchmark. Dalam beberapa kategori krusial, Gemini 3 Flash justru berhasil "mempermalukan" Gemini 3 Pro.

Menurut data yang dirangkum Kompas Tekno, keunggulan Flash terlihat pada tugas-tugas modern seperti pemahaman multimodal (gabungan teks, gambar, video) dan kemampuan coding mandiri (agentic coding).

Berikut adalah perbandingan skor benchmark yang dirilis:

  • MMMU Pro (Pemahaman Multimodal): Gemini 3 Flash mencetak skor 81,2%, sedikit mengungguli Gemini 3 Pro yang berada di angka 81,0%.
  • SWE-Bench Verified (Agentic Coding): Untuk urusan menulis kode program, Flash unggul dengan 78%, sementara versi Pro tertinggal di angka 76,2%.
  • GPQA Diamond (Pengetahuan Ilmiah): Meski kalah tipis, Flash mencatat skor impresif 90,4%, menempel ketat versi Pro yang ada di 91,9%.

Angka-angka ini membuktikan bahwa untuk mayoritas kasus penggunaan dunia nyata—seperti membuat aplikasi, menganalisis gambar, atau chatting sehari-hari—pengguna hampir tidak akan merasakan penurunan kualitas jika menggunakan versi Flash dibandingkan Pro.

Harga Murah: Surga Bagi Developer

Kabar terbaik dari peluncuran ini bukanlah soal kecepatan, melainkan harga. Google menetapkan standar harga baru yang sangat agresif, yang berpotensi mematikan kompetisi dari penyedia model AI lain.

Bagi para developer atau pengembang aplikasi yang menggunakan API Google, biaya operasional adalah segalanya.

"Untuk pengembang, model AI berlabel 'Flash' ini dipatok dengan harga 0,50 dollar AS (sekitar Rp 8.300) per 1 juta token input dan 3 dollar AS (sekitar Rp 50.000) per 1 juta token output," lapor Kompas Tekno.

Mari kita bandingkan dengan harga Gemini 3 Pro untuk melihat betapa murahnya model ini:

  • Gemini 3 Pro: US$ 2 (Rp 33.000) per 1 juta token input.
  • Gemini 3 Flash: US$ 0,50 (Rp 8.300) per 1 juta token input.

Artinya, biaya untuk memproses data masuk (input) di Gemini 3 Flash 75% lebih murah dibandingkan versi Pro. Sedangkan untuk data keluar (output), harganya terpaut empat kali lipat lebih rendah (US$ 3 berbanding US$ 12).

Dengan skema harga ini, startup kecil pun kini bisa membangun aplikasi canggih berbasis AI tanpa takut bangkrut karena tagihan server yang membengkak.

Baca juga: Google Rilis Gemini 3: Model AI Terpintar yang Disebut Saingi GPT-5

Menjadi Standar Baru di Ponsel Anda

Google tidak hanya menyimpannya untuk developer. Pengguna umum seperti Anda juga akan langsung merasakan dampaknya.

Laporan tersebut menyebutkan, "Google menyebut Gemini 3 Flash mulai digulirkan sebagai model bawaan (default) di aplikasi Gemini, menggantikan Gemini 2.5 Flash."

Jadi, jika Anda membuka aplikasi Google Gemini di ponsel Android atau iOS hari ini, kemungkinan besar Anda sudah berbicara dengan "otak" baru ini. Google menjanjikan pengalaman yang lebih responsif. Di aplikasi tersebut, Gemini 3 Flash akan hadir dalam dua mode: opsi "Fast" untuk jawaban kilat, dan opsi "Thinking" untuk pertanyaan yang butuh mikir agak lama.

Selain itu, mesin pencari masa depan Google, yaitu Google AI Mode, juga akan ditenagai oleh Gemini 3 Flash secara global. Kemampuannya menarik informasi real-time dari web dan menyajikannya dalam bahasa manusia menjadikannya kandidat sempurna untuk menggantikan mesin pencari tradisional.

Foto: BisnisUpdate.com

Peluncuran Gemini 3 Flash pada 18 Desember 2025 ini menegaskan posisi Google yang semakin dominan dalam perang AI. Dengan menawarkan performa setara kelas "Pro" namun dengan harga kelas "Ekonomis", Google telah mendemokratisasi akses ke teknologi kecerdasan buatan tingkat tinggi.

Bagi konsumen, ini berarti asisten digital yang lebih pintar dan cepat. Bagi pengembang, ini adalah efisiensi biaya yang masif. Dan bagi kompetitor, ini adalah tantangan berat untuk menciptakan produk tandingan yang bisa secepat dan semurah Gemini 3 Flash.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Google Disco: Browser AI yang Bisa Ciptakan Aplikasi dari Setiap Tab Secara Real-Time

18 December 2025 at 19:04
Apakah Browser Seharusnya Hanya untuk Mesih Pencari?, Google menjawab tidak lagi. Google perkenalkan Disco, sebuah peramban eksperimental berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang bukan hanya untuk membuka halaman web, tetapi membangun aplikasi secara otomatis berdasarkan aktivitas penggunanya. 

Menurut laporan Moneycontrol, Disco merupakan browser berbasis Chromium yang dirancang sebagai “kendaraan untuk membayangkan ulang cara orang menjelajah web”. Disco hadir dengan fitur utama bernama GenTabs, sebuah kemampuan yang memungkinkan browser menciptakan aplikasi mini secara real-time berdasarkan tab yang sedang dibuka, riwayat pencarian, hingga percakapan pengguna. Dengan kata lain, browser ini tidak lagi pasif, tetapi aktif merespons kebutuhan pengguna.

Bagaimana GenTabs Bekerja?

Teknologi yang membaca aktivitas anda dan mengubahnya menjadi aplikasi, GenTabs adalah inti dari Disco. Fitur ini bekerja dengan menganalisis konteks aktivitas pengguna mulai dari tab yang terbuka, kata kunci pencarian, hingga percakapan dalam kotak obrolan untuk menghasilkan aplikasi yang relevan. GenTabs memanfaatkan model Gemini 3 untuk membangun aplikasi interaktif berdasarkan apa pun yang sedang dilihat pengguna. Sebagai contoh:

  • Jika Anda sedang meneliti topik sains seperti entropi, GenTabs dapat membuat aplikasi “Penjelas Entropi”.
  • Jika Anda membandingkan tempat tidur susun, GenTabs dapat menghasilkan aplikasi perbandingan dengan tampilan visual yang lebih intuitif.
  • Jika Anda merencanakan perjalanan, GenTabs dapat membuat aplikasi berisi kalender, rute perjalanan, prediksi keramaian, hingga tombol aksi cepat seperti “Pesan Penginapan Terdekat”.

Konsep ini disebut Google sebagai “vibe coding”, yakni proses pembuatan aplikasi berdasarkan suasana atau konteks aktivitas pengguna tanpa perlu menulis kode apa pun. GenTabs mampu menghasilkan aplikasi mini secara otomatis hanya dari tab yang terbuka.

Baca Juga: Ketika AI Melangkah Jauh dari Kapasitas Manusia, Ancaman Atau Harapan?

Browser Tidak Lagi Dimulai dari Bilah Alamat

Foto: Doran Gadget

Disco menghadirkan pendekatan yang benar-benar berbeda dari peramban pada umumnya. Jika selama ini pengguna selalu memulai aktivitas dengan mengetikkan alamat situs pada bilah URL, Disco justru menggantinya dengan kotak obrolan interaktif sebagai halaman utama. 

Google menjelaskan bahwa desain ini bertujuan untuk membantu pengguna menangani tugas-tugas kompleks melalui dialog yang natural, bukan melalui serangkaian klik atau pengetikan manual. Dengan kata lain, Disco ingin membuat proses menjelajah web terasa seperti berbicara dengan asisten digital yang memahami konteks dan tujuan Anda.

Melalui kotak obrolan tersebut, pengguna dapat melakukan berbagai hal secara langsung, seperti:

  • Mengajukan pertanyaan mengenai topik tertentu.
  • Meminta rekomendasi halaman atau sumber informasi.
  • Menempelkan URL untuk dianalisis.
  • Memulai percakapan yang kemudian diproses oleh sistem untuk memahami kebutuhan pengguna.

Setiap interaksi yang terjadi di dalam kotak obrolan ini akan dianalisis oleh Disco untuk mengenali pola pencarian dan aktivitas pengguna setelah beberapa percakapan, sistem akan mulai menawarkan pembuatan GenTabs, yaitu aplikasi mini yang dibangun secara otomatis berdasarkan apa yang sedang dicari atau dikerjakan pengguna.

Google Sedang Menguji Mesin Penjelajah Web

Google Disco merupakan upaya dalam membentuk browser AI-first mesin pencari seperti Comet, Atlas, dan Dia yang mulai mengubah cara orang berinteraksi dengan internet dari konsumsi pasif menjadi pengalaman berbasis tugas. 

Dengan Disco, Google ingin:

  • Membantu pengguna belajar lebih cepat.
  • Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk berpindah tab.
  • Mengubah aktivitas browsing menjadi proses pembuatan alat.
  • Menguji konsep radikal sebelum mungkin diintegrasikan ke Chrome.

Google bahkan menyebut Disco sebagai “discovery vehicle” sebuah kendaraan untuk mengeksplorasi masa depan web.

Browser Adaptif yang Siap Menjadi Asisten Pribadi

Demo resmi Google memperlihatkan bagaimana Disco mampu mengubah pengalaman menjelajah internet menjadi jauh lebih dinamis dan interaktif. Dalam salah satu demonstrasinya, 

Google menunjukkan bahwa ketika pengguna sedang merencanakan perjalanan, fitur GenTabs dapat secara otomatis membangun sebuah aplikasi mini yang berfungsi sebagai pusat kendali perjalanan. Aplikasi tersebut dapat memuat berbagai elemen penting, seperti kalender perjalanan, peta rute, perkiraan tingkat keramaian, hingga tombol aksi cepat untuk melakukan pemesanan penginapan atau layanan terkait lainnya.

Baca Juga: Fitur Baru Google Photo Recap 2025, Ayo Cek Sekarang!

Setiap komponen dalam aplikasi tersebut tidak bersifat statis. Pengguna dapat mengubah, menyesuaikan, atau memperbarui informasi secara real-time hanya dengan mengetuk bagian yang ingin dimodifikasi.

Google menjelaskan bahwa Disco masih merupakan eksperimen awal. Perusahaan mengakui bahwa beberapa konsep terbaik dari Disco mungkin akan diintegrasikan ke Chrome di masa depan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Google Labs bahwa Disco digunakan untuk menguji ide-ide radikal sebelum dibawa ke produk utama. Saat ini:

  • Disco tersedia melalui daftar tunggu.
  • Hanya dapat diakses di macOS.
  • Masih dalam tahap pengembangan awal.

Disco yang terhubung dengan Chrome di prediksi menjadi browser generasi berikutnya.

Apakah Kita Siap dengan Browser yang Membangun Aplikasi untuk Kita?

Dengan kemampuan membaca konteks dan menyesuaikan diri secara real-time, Disco menunjukkan perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan internet. Jika eksperimen ini berkembang sesuai harapan, browser tidak lagi sekedar alat untuk membuka halaman web, tetapi menjadi asisten digital yang mampu membangun solusi sesuai kebutuhan pengguna. Disco menandai langkah awal menuju pengalaman menjelajah yang lebih cerdas, adaptif, dan personal.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Tak Lagi Takut Hilang! Teknologi Memory Crystal Simpan Data hingga Miliaran Tahun

18 December 2025 at 19:25
 Di era digital yang serba cepat, data menjadi aset paling berharga. Mulai dari arsip ilmiah, catatan hukum, hingga dokumentasi, semuanya bergantung pada media penyimpanan. Sayangnya, teknologi penyimpanan modern masih menyimpan satu kelemahan mendasar yaitu waktu  pemakaiannya yang terbatas. Banyak orang mengandalkan alat penyimpanan seperti hard disk, SSD dan sebagainya. Namun yang perlu kita ketahui, hard disk bisa rusak secara mekanis, SSD memiliki siklus tulis yang terbatas, sementara pita magnetik harus terus diperbarui agar data tidak rusak. Di tengah tantangan tersebut, sebuah terobosan hadir dari startup asal Inggris.

Startup teknologi asal Inggris bernama SPhotonix, yang berdiri pada 2024, tengah mengembangkan teknologi penyimpanan revolusioner bernama 5D optical data storage, atau yang lebih dikenal sebagai memory crystal. Berbeda dari media penyimpanan konvensional seperti hard disk yang menyimpan data di permukaan, teknologi ini menyimpan data langsung ke dalam  kaca ultra-kuat menggunakan laser presisi tinggi. Pendekatan ini membuka peluang baru untuk penyimpanan data jangka sangat panjang.

Teknologi memory crystal memanfaatkan femtosecond laser dalam penulisan data ke seluruh volume cakram kaca yang memiliki bahan fused silica. Data tidak hanya disimpan dalam tiga dimensi ruang, tetapi juga dikodekan melalui dua properti optik, yaitu orientasi dan intensitas nanostruktur hasil laser. Kombinasi dari lima dimensi ini yang dapat memperoleh kepadatan data yang tinggi dan ketahanan yang memungkinkan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: SSD Mini Sekecil Kartu SIM, Inovasi Baru dari China dengan Kecepatan Super Cepat



Foto: freepik

Daya Tahan Memory Crystal

Menurut klaim SPhotonix, satu keping kaca berukuran setara cakram optik konvensional mampu menyimpan hingga 360 TB data. Namun, kapasitas besar bukanlah satu-satunya keunggulan. Daya tahan media ini menjadi nilai jual utamanya. Dalam kondisi normal, data yang disimpan di memory crystal diperkirakan tetap dapat dibaca hingga 13,8 miliar tahun, setara dengan usia alam semesta.

Keunggulan lainnya yaitu kaca penyimpanan ini juga sangat tangguh terhadap berbagai ancaman yang biasanya menghantui media arsip jangka panjang. Ia tahan terhadap panas ekstrem, radiasi, gangguan elektromagnetik, serta degradasi fisik.

Baca juga: Hardisk Rusak dan Tidak Terbaca? Coba Cara Ini untuk Memperbaikinya!

Memory Crystal Cocok untuk Deep Archive

Meski terdengar futuristik, teknologi ini belum dirancang untuk penggunaan harian seperti SSD. Hal ini dikarenakan kecepatan tulis prototipe memory crystal masih sekitar 4 MB per detik, sementara kecepatan bacanya berada di kisaran 30 MB per detik. Angka tersebut jelas jauh di bawah performa SSD modern. Karena itu, posisi memory crystal lebih tepat sebagai media deep archive atau penyimpanan data yang jarang diakses, tetapi sama sekali tidak boleh hilang.

SPhotonix menyadari keterbatasan ini dan menargetkan peningkatan performa. Dalam tiga hingga empat tahun ke depan, perusahaan menargetkan kecepatan baca dan tulis bisa mencapai 500 MB per detik, membuatnya semakin praktis untuk kebutuhan arsip skala besar.

Biaya untuk memakai teknologi ini saat imasih terbilang tinggi. Untuk perangkat penulisan data, harganya diperkirakan mencapai USD 30.000, sementara perangkat pembaca dipatok sekitar USD 6.000. Meski demikian, perusahaan berencana menghadirkan varian pembaca yang lebih  siap untuk dipakai langsung di lapangan dalam waktu sekitar satu setengah tahun ke depan. Seiring meningkatnya volume data secara global, ketertarikan dari pengelola pusat data pun mulai terlihat. Biaya menyimpan cold data semakin meningkat, maka banyak pihak yang mulai memikirkan media penyimpanan pasif yang dapat beroperasi tanpa suplai daya dan perawatan berkala dinilai sebagai alternatif yang semakin menarik. 

Ke depan, SPhotonix membidik penggunaan untuk arsip ilmiah, catatan hukum, data budaya, hingga arsip sejarah yanng merupakan jenis data yang nilainya justru meningkat seiring waktu. Dengan klaim usia simpan hingga miliaran tahun, teknologi memory crystal bukan sekadar inovasi penyimpanan, melainkan upaya manusia untuk menyimpan warisan data yang benar-benar abadi.

Dengan karakteristik yang dimiliki, teknologi memory crystal berpotensi menjadi jawaban atas tantangan penyimpanan jangka panjang di era ledakan data. Meski masih menghadapi kendala biaya dan kecepatan, pendekatan penyimpanan pasif yang ditawarkannya membuka peluang baru untuk menjaga data penting tetap aman dan utuh, bahkan hingga melampaui batas usia teknologi penyimpanan yang kita kenal saat ini.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(IR/ZA)

Gawat! Hacker ShinyHunters Klaim Curi Data Pornhub, Minta Tebusan Bitcoin

18 December 2025 at 01:27

Foto: Getty Images

Teknologi.id – Ancaman serius menghantui jutaan pengguna situs dewasa Pornhub. Kelompok peretas (hacker) terkenal, ShinyHunters, tidak hanya mengklaim telah mencuri data sensitif pengguna, tetapi kini secara terbuka menuntut uang tebusan dalam bentuk Bitcoin. Jika tidak dipenuhi, mereka mengancam akan membocorkan data pribadi tersebut ke publik. Berdasarkan laporan Reuters, Selasa (16/12/2025), aksi pemerasan digital ini menjadi sorotan dunia keamanan siber.

"Hacking group ShinyHunters claims theft data users leading sex site Pornhub," ("Kelompok peretas ShinyHunters mengklaim telah mencuri data pengguna situs dewasa terkemuka, Pornhub) tulis laporan tersebut, menandai dimulainya potensi krisis privasi yang serius di penghujung tahun ini.

Klaim Hacker dan Bukti yang Diverifikasi

Klaim peretas sering kali hanya gertakan sambal. Namun, dalam kasus ini, Reuters melakukan langkah investigasi jurnalistik untuk memverifikasi kebenaran data tersebut. Hasilnya cukup mengkhawatirkan.

Meskipun Reuters menyatakan belum bisa memverifikasi skala penuh dari peretasan tersebut secara independen, mereka berhasil menemukan kecocokan pada sampel data yang dibocorkan. "Reuters was able to verify a small sample of the data," (Reuters berhasil memverifikasi sebagian kecil dari data tersebut.) catat laporan itu. Proses verifikasi dilakukan dengan menghubungi individu yang namanya tercantum dalam daftar bocoran tersebut. "Three people — two in Canada and one in the United States — confirmed that the data was accurate," (Tiga orang—dua di Kanada dan satu di Amerika Serikat—mengonfirmasi bahwa data tersebut akurat) lanjut laporan tersebut.

Ketiga korban ini mengonfirmasi bahwa nama, alamat email, dan informasi parsial lainnya yang dipegang oleh hacker adalah benar milik mereka. Namun, ada sedikit kelegaan: data tersebut tampaknya bukan data real-time terbaru. Para korban menyebutkan bahwa informasi tersebut berasal dari aktivitas berlangganan mereka "beberapa tahun yang lalu."

Ancaman Tebusan Bitcoin

Motif di balik serangan ini sangat klasik: uang. ShinyHunters tidak melakukan ini hanya untuk ketenaran semata. Mereka menyandera data privasi pengguna untuk mendapatkan keuntungan finansial. Dalam pesan yang dilihat oleh Reuters, kelompok tersebut menuntut pembayaran tebusan. "The hackers demanded a ransom payment in Bitcoin to prevent the leak of the data," (Para peretas menuntut pembayaran tebusan dalam bentuk Bitcoin untuk mencegah kebocoran data tersebut,) tulis laporan tersebut.

Jika tebusan tidak dibayar, ancamannya jelas: data pengguna akan disebar ke publik. Dalam konteks situs dewasa, ini membuka pintu bagi risiko sextortion (pemerasan seksual), dimana penjahat siber bisa menghubungi korban secara individu dan mengancam akan memberitahu keluarga atau rekan kerja korban mengenai kebiasaan daring mereka kecuali korban membayar sejumlah uang.

Baca juga: Jangan Salah! Ini Perbedaan Bitcoin dan Blockchain yang Wajib Kamu Pahami

Permainan Tuding Menuding: Peran Pihak Ketiga

Salah satu aspek paling menarik dari kasus ini adalah bagaimana data tersebut bisa bocor. ShinyHunters mengklaim bahwa mereka tidak meretas sistem Pornhub secara langsung, melainkan melalui pintu belakang vendor pihak ketiga.

Hacker tersebut menuduh bahwa data diperoleh melalui "insiden keamanan yang melibatkan firma analitik Mixpanel" yang terjadi pada November 2025. Mixpanel adalah perusahaan layanan analitik bisnis yang digunakan oleh banyak perusahaan teknologi besar untuk melacak interaksi pengguna.

Namun, tuduhan ini dibantah keras oleh pihak Mixpanel. Dalam pernyataan resminya kepada Reuters, Mixpanel menegaskan bahwa sistem mereka aman. 

"Mixpanel found no evidence that any Mixpanel data was compromised," (Mixpanel tidak menemukan bukti bahwa ada data Mixpanel yang telah dibobol,) bunyi pernyataan perusahaan tersebut. Bantahan ini menciptakan misteri baru: jika bukan dari Mixpanel (seperti klaim hacker) dan bukan dari sistem internal Pornhub, dari mana ShinyHunters mendapatkan data otentik tersebut?

Siapa ShinyHunters?

Bagi pengamat keamanan siber, nama ShinyHunters bukanlah pemain baru. Mereka adalah "predator puncak" dalam ekosistem kejahatan siber yang memiliki rekam jejak serangan profil tinggi.

Laporan Reuters mengingatkan pembaca akan reputasi kelompok ini: "ShinyHunters is a well-known cybercriminal group that has previously claimed responsibility for hacks of Ticketmaster and Santander bank." (ShinyHunters adalah kelompok penjahat siber terkenal yang sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas peretasan Ticketmaster dan bank Santander.)

Serangan terhadap Ticketmaster dan Santander Bank sebelumnya menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki kemampuan teknis yang mumpuni untuk menembus pertahanan perusahaan multinasional. Fakta bahwa mereka kini mengarahkan meriamnya ke Pornhub menunjukkan bahwa tidak ada sektor industri yang aman dari jangkauan mereka.

Baca juga: Laporan Cloudflare 2025: Indonesia "Sarang Hacker" Terbesar di Dunia

Foto: Quantropi

Respon Pornhub

Hingga berita ini diturunkan, Pornhub—yang dimiliki oleh perusahaan investasi Ethical Capital Partners—belum memberikan komentar rinci mengenai klaim spesifik ShinyHunters ini.

Ketiadaan konfirmasi resmi sering kali menambah kepanikan pengguna. Namun, bagi pengguna internet, insiden ini menjadi pengingat keras tentang jejak digital. Data yang kita serahkan ke situs web, terutama yang bersifat sangat pribadi, tidak pernah benar-benar aman 100%.

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Meskipun data yang diverifikasi Reuters berasal dari beberapa tahun lalu, bahayanya tetap nyata. Nama dan alamat email sering kali tidak berubah dalam jangka waktu lama.

Pakar keamanan menyarankan agar siapa pun yang pernah mendaftar layanan premium di situs-situs serupa untuk segera:

  1. Mengganti kata sandi (password).
  2. Mengaktifkan otentikasi dua faktor (2FA).
  3. Waspada terhadap email pemerasan (phishing) yang mungkin masuk ke kotak masuk, yang mengklaim memiliki video atau data riwayat penelusuran Anda.

Kasus ShinyHunters vs Pornhub ini bukan sekadar pencurian data; ini adalah serangan terhadap privasi paling intim manusia di era digital.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Starlink Laku Keras di 2025, Trafik Internet Satelit Global Melonjak 2,3 Kali

17 December 2025 at 23:12

Foto: Starlink

Teknologi.id – Mimpi untuk menghubungkan seluruh penduduk bumi dengan jaringan internet, tak peduli seberapa terpencil lokasi mereka, perlahan namun pasti mulai terwujud. Tahun 2025 dicatat sebagai tahun emas bagi industri internet berbasis satelit, dengan Starlink milik Elon Musk memimpin sebagai aktor utamanya.

Selama bertahun-tahun, "kesenjangan digital" menjadi tembok tebal yang memisahkan masyarakat perkotaan dengan mereka yang tinggal di pedalaman, kepulauan, atau wilayah konflik. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa tembok tersebut mulai runtuh. Langit yang dulu hanya dihiasi bintang, kini dipenuhi konstelasi satelit yang memancarkan sinyal Wi-Fi ke sudut-sudut bumi yang sebelumnya "gelap gulita".

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Selasa (16/12/2025), layanan internet luar angkasa ini mencatatkan rekor pertumbuhan yang fantastis. "Starlink kian berkembang tahun ini. Salah satunya cakupan penggunaannya mencapai lebih dari 20 negara atau wilayah baru."

Lonjakan Trafik 2,3 Kali Lipat

Indikator paling nyata dari adopsi massal ini terlihat dari data lalu lintas internet global. Laporan tahunan yang dirilis oleh Cloudflare menjadi saksi bisu betapa agresifnya penetrasi Starlink.

"Laporan The 2025 'Cloudflare Radar Year in Review' mencatat layanan internet berbasis satelit milik SpaceX itu jadi pilihan paling populer untuk konektivitas ke daerah yang belum terlayani." Tidak hanya sekadar "ada", layanan ini benar-benar digunakan secara intensif. Laporan tersebut mengungkapkan data statistik yang mengejutkan: "Tercatat volume permintaan melonjak 2,3 kali lipat selama setahun."

Angka ini bukan sekadar statistik bisnis, melainkan representasi dari jutaan manusia yang akhirnya mendapatkan akses ke informasi, pendidikan, dan ekonomi digital. Cloudflare menyoroti pola yang konsisten: begitu piringan satelit Starlink diizinkan masuk ke sebuah negara, trafik data langsung meledak.

"'Kami cenderung melihat pertumbuhan lalu lintas pesat saat layanan Starlink tersedia di suatu negara/wilayah, dan tren itu berlanjut pada 2025,' tulis Cloudflare dalam laporannya."

Baca juga: Inilah Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Menyala Saat Sumatera Dihantam Banjir!

Menjamah Wilayah Baru: Dari Armenia hingga Sri Lanka

Tahun 2025 menjadi tahun ekspansi besar-besaran. Starlink tidak lagi hanya dimiliki orang kaya di Amerika atau Eropa, tetapi telah menjadi kebutuhan infrastruktur dasar di negara-negara berkembang.

"Peningkatan ini termasuk dari 20 negara/wilayah baru baru bisa mengakses layanan. Termasuk Armenia, Nigeria, Sri Lanka dan Sint Maarten." Kehadiran internet berkecepatan tinggi di negara seperti Nigeria dan Sri Lanka memiliki dampak ekonomi yang jauh lebih signifikan dibandingkan di negara maju. Di wilayah-wilayah ini, pembangunan infrastruktur kabel serat optik sering kali terhambat oleh kondisi geografis yang sulit atau biaya investasi yang terlampau mahal. Satelit menjadi solusi jalan pintas (leapfrog) yang efektif.

Foto: Starlink Indonesia

Rekor Pertumbuhan di Negara Tetangga RI

Yang menarik, lonjakan penggunaan tidak hanya terjadi di wilayah baru. Negara-negara yang sudah lebih dulu mengadopsi Starlink justru mengalami peningkatan lalu lintas yang jauh lebih gila-gilaan, membuktikan bahwa pengguna semakin bergantung pada layanan ini.

Data menunjukkan lonjakan eksponensial di beberapa negara berkembang, termasuk tetangga terdekat Indonesia. "Selain itu, beberapa wilayah yang telah bisa mengakses Starlink sebelum 2025 juga mengalami peningkatan. Mulai dari Benin sebanyak 51 kali, Timor Leste 19 kali, dan Botswana mencapai 16 kali."

Angka pertumbuhan 19 kali lipat di Timor Leste adalah fenomena yang patut dicermati. Ini menunjukkan betapa tingginya "rasa haus" akan konektivitas di wilayah Asia Tenggara yang kepulauannya mirip dengan karakteristik geografis Indonesia.

Kasus Unik Botswana dan Pengguna "Nomaden"

Salah satu sorotan khusus dalam laporan Cloudflare adalah Botswana. Negara di Afrika bagian selatan ini menjadi studi kasus bagaimana internet satelit mengubah lanskap digital sebuah bangsa dalam waktu singkat.

"Khusus untuk Botswana, Cloudflare juga memasukkan penjelasannya dalam tren lalu lintas internet global." Bahkan, tercatat lonjakan spesifik pada tanggal tertentu. "Negara itu mengalami pertumbuhan puncak lalu lintas tertinggi mencapai 298% pada 8 November 2025."

Secara keseluruhan, "Menurut catatan Cloudflare, Botswana dan Sudan jadi wilayah dengan peningkatan lalu lintas mencapai lebih dari dua kali lipat tahun ini."

Selain pengguna menetap, Starlink juga menjadi penyelamat bagi mereka yang bergerak. Fitur mobilitasnya memungkinkan akses internet di tengah samudra atau di ketinggian 30.000 kaki. Laporan menyebutkan layanan ini populer "pada pengguna yang berada di pesawat dan kapal." Uniknya, trafik internet Starlink bahkan terdeteksi di negara-negara yang secara resmi belum membuka layanannya. Bagaimana bisa? Jawabannya adalah fitur roaming.

Trafik internet juga tercatat pada lokasi yang tidak tersedia layanannya. Cloudflare menjelaskan kemungkinan catatan lalu lintas itu berasal dari pengguna roaming. Sebab layanan itu termasuk dalam salah satu kemampuan milik Starlink.

Baca juga: Setahun di Indonesia, Kecepatan Internet Starlink Anjlok Drastis! Ini Penyebabnya

Masa Depan Konektivitas

Apa yang terjadi di tahun 2025 ini menegaskan bahwa internet satelit bukan lagi teknologi masa depan, melainkan solusi masa kini. Wilayah-wilayah yang selama ini "gelap gulita" dalam peta internet dunia, kini mulai berkelap-kelip memancarkan sinyal kehidupan digital.

Bagi negara kepulauan dan benua dengan daratan luas yang sulit dijangkau kabel, kesuksesan Starlink "laku keras" ini adalah sinyal bahwa pemerataan akses informasi bukan lagi hal yang mustahil.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Ayaneo Pocket Play: HP Gaming Android Slider dengan Kontroler Fisik Ala Konsol

17 December 2025 at 22:38

Foto: bomba.id

Teknologi.id - Industri perangkat gaming genggam atau handheld sedang mengalami masa keemasan, namun kejutan besar justru datang dari Ayaneo yang memilih untuk melangkah lebih jauh. Brand yang dikenal sebagai produsen konsol portable papan atas ini secara resmi mengumumkan kehadiran Ayaneo Pocket Play. Perangkat ini bukan hanya sekadar konsol gaming Android biasa, melainkan smartphone Android pertama dari Ayaneo yang mengusung desain unik dan futuristik. Langkah ini menandai pergeseran strategi Ayaneo dalam mencoba mendobrak dominasi pasar ponsel pintar yang selama ini didominasi oleh desain layar sentuh kaku.

Kehadiran Ayaneo Pocket Play langsung memicu perbincangan hangat di kalangan antusias gadget. Banyak yang melihat perangkat ini sebagai jawaban atas kerinduan para gamer terhadap konsep ponsel legendaris masa lalu. Dengan menggabungkan fungsi komunikasi harian dan performa gaming maksimal, Ayaneo berusaha menciptakan kategori baru yang membedakan dirinya dari smartphone gaming konvensional yang ada di pasaran saat ini.

Transformasi Strategis Ayaneo Menuju Pasar Smartphone Android

Ayaneo Pocket Play hadir sebagai tonggak sejarah bagi Ayaneo yang selama ini fokus pada perangkat Windows dan Android handheld. Ayaneo berani untuk menyematkan fungsi seluler ke dalam perangkat yang memiliki DNA gaming dengan performa tinggi. Perangkat ini dikonfirmasi sebagai HP Android pertama mereka yang mendukung konektivitas jaringan seluler, memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan telepon dan menggunakan data seluler layaknya ponsel pada umumnya.

Desain menjadi aspek yang paling mencolok dari Ayaneo Pocket Play. Perangkat ini menggunakan mekanisme slider atau geser yang menyembunyikan kontroler fisik di balik layarnya. Ketika digeser ke atas, pengguna akan menemukan deretan tombol fisik lengkap, termasuk D-pad, tombol aksi, dan joystick yang dirancang khusus untuk kenyamanan bermain gim dalam durasi lama. Konsep ini secara langsung membangkitkan ingatan publik pada desain Sony Xperia Play yang sempat fenomenal belasan tahun silam, namun kini dihadirkan kembali dengan teknologi yang jauh lebih modern.

Baca juga: Jolla Phone Resmi Hadir: Ponsel Linux Super Privasi Penantang Android & iOS

Spesifikasi Teknis dan Inovasi Desain Kontroler Fisik

Foto: hybrid.co.id

Melihat lebih dalam pada sisi teknis, Ayaneo Pocket Play tidak main-main dalam urusan performa. Sebagai perangkat yang lahir dari rahim produsen handheld, ponsel ini dibekali dengan layar yang mendukung refresh rate hingga 120Hz. Kecepatan refresh yang tinggi ini menjamin visual yang mulus saat bermain gim kompetitif maupun saat melakukan navigasi antarmuka harian. Penggunaan panel layar berkualitas tinggi juga memastikan reproduksi warna yang akurat untuk mendukung konten multimedia dan kebutuhan visual lainnya.

Teknologi slider yang diusung bukan sekadar pemanis visual. Ayaneo memastikan bahwa mekanisme geser tersebut kokoh dan tahan lama untuk penggunaan harian. Kontroler fisik yang tersembunyi tersebut mencakup joystick analog yang presisi, memberikan keunggulan kompetitif bagi pemain yang terbiasa dengan kontrol taktil dibandingkan layar sentuh. Selain itu, integrasi perangkat lunak di dalamnya memungkinkan transisi yang mulus antara mode ponsel standar dan mode gaming saat layar digeser, memberikan pengalaman pengguna yang intuitif tanpa perlu melakukan banyak pengaturan manual.

Pengaruh Inovasi Terhadap Peta Persaingan Industri Ponsel Gaming

Langkah Ayaneo untuk masuk ke pasar smartphone membawa dampak signifikan pada konteks industri. Selama ini, HP gaming seperti ASUS ROG Phone atau RedMagic hanya menawarkan aksesori tambahan atau tombol bahu (trigger) untuk mendukung permainan. Ayaneo Pocket Play melompat lebih jauh dengan menyediakan kontroler fisik bawaan yang menyatu dengan badan ponsel. Hal ini memberikan nilai tambah bagi para kolektor gadget dan gamer yang menginginkan kepraktisan tanpa harus membawa kontroler eksternal terpisah.

Kehadiran perangkat ini juga menantang standar desain smartphone yang selama ini cenderung seragam dengan bentuk "batangan" (bar). Dengan menghidupkan kembali desain slider, Ayaneo membuktikan bahwa masih ada ruang untuk inovasi bentuk yang mengutamakan fungsi spesifik. Di sisi lain, masuknya brand spesialis handheld ke pasar ponsel juga memaksa produsen ponsel besar untuk mengevaluasi kembali bagaimana mereka mendefinisikan sebuah "ponsel gaming" agar tetap relevan di mata pengguna yang semakin menuntut performa tinggi dan kenyamanan kontrol.

Baca juga: Speaker Gaming Murah! Black Shark Rilis Speaker Magnetik RGB Cuma 300 Ribuan

Mana Smartphone Andalan Gamers?

Ayaneo Pocket Play adalah sebuah anomali yang menyegarkan di tengah pasar smartphone yang mulai jenuh. Dengan mengawinkan nostalgia desain slider dan teknologi perangkat keras terkini, Ayaneo berhasil menciptakan ponsel yang memiliki karakter kuat dan fungsionalitas ganda. Perangkat ini bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan sebuah pernyataan bahwa inovasi desain masih bisa berjalan beriringan dengan performa tinggi. Bagi para pecinta teknologi, kehadiran Pocket Play menjadi bukti bahwa batasan antara konsol gim dan ponsel pintar kini semakin tipis di era digital yang semakin canggih ini

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Hadapi Material Mudah Terbakar, Robot LUF 60 Padamkan Kebakaran Pasar Kramat Jati

17 December 2025 at 22:37
Kebakaran yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, terjadi pada kawasan perdagangan yang padat aktivitas dan dipenuhi material mudah terbakar. Lingkungan pasar yang memiliki struktur bangunan rapat, akses terbatas, serta keberadaan berbagai jenis barang dagangan membuat proses pemadaman memerlukan strategi yang lebih cermat dan respons cepat. Pada Senin, 15 Desember 2025, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengerahkan dua unit robot pemadam kebakaran LUF 60 sebagai langkah taktis untuk menembus area yang tidak dapat dijangkau oleh petugas secara langsung. 

Menurut laporan Detik.com, kebakaran terjadi di sebuah gudang yang menyimpan karbit dan tumpukan kertas, dua jenis material yang memiliki karakteristik mudah terbakar dan rentan memicu penyalaan ulang. Keberadaan bahan-bahan tersebut memperbesar tantangan pemadaman karena api dapat kembali muncul meskipun telah dilakukan pendinginan awal. 

Baca Juga: Apakah Indonesia Akan Memiliki PLTN? Simak Sekarang!

Situasi ini memperlihatkan bahwa kebakaran di kawasan pasar tidak hanya berkaitan dengan besarnya kobaran api, tetapi juga sifat material yang tersimpan di dalamnya. Dengan demikian, keputusan untuk mengerahkan robot LUF 60 menjadi langkah strategis yang mencerminkan kebutuhan akan teknologi pemadaman modern yang mampu bekerja secara efektif di tengah keterbatasan akses dan tingginya risiko lingkungan.

Bagaimana Bisa Robot LUF 60 Membantu Damkar Menangani Kebakaran?

Robot LUF 60 bukan sekadar alat bantu, melainkan perangkat yang dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem yang membahayakan petugas.Robot ini dikendalikan menggunakan remote control, mampu menyemprotkan air bertekanan tinggi, dan dapat mendorong material yang menghalangi sumber api. 

Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menjelaskan bahwa pemadaman manual memakan waktu lama karena tumpukan material harus dibongkar satu per satu. Robotik mempercepat proses tersebut secara signifikan.

Kondisi Lapangan yang Dipenuhi Karbit dan Kertas Menyulitkan Proses Pemadaman

Karbit adalah bahan kimia yang sangat reaktif terhadap panas. Bahkan setelah api padam, peningkatan suhu sedikit saja dapat memicu penyalaan ulang. Ditambah dengan tumpukan kertas pembungkus buah yang mudah terbakar, kebakaran menjadi sulit dikendalikan. 

Muchtar menjelaskan bahwa karbit yang tampak padam bisa kembali menyala jika suhunya naik. Inilah alasan robot LUF 60 kembali dimasukkan ke area kebakaran untuk memastikan pembongkaran material dilakukan hingga tuntas.

Apakah Robotik Akan Membantu Penanggulangan Kebakaran Di Kemudian Hari?

Penggunaan robot LUF 60 bukan pertama kalinya dilakukan di Jakarta. Namun, kasus Pasar Induk Kramat Jati memperlihatkan bagaimana teknologi ini bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen penting dalam operasi pemadaman moderen. Robot LUF 60 yang digunakan, mampu membantu dengan cara:

  • Menembus area sempit.
  • Menyemprotkan air bertekanan tinggi.
  • Mengurai material yang menghalangi sumber api.

Dengan kemampuan tersebut, robotik tidak hanya mempercepat pemadaman, tetapi juga melindungi keselamatan petugas.

Kebutuhan Standarisasi Teknologi Damkar

Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati menunjukkan bahwa:

  • Infrastruktur pasar tradisional masih rentan terhadap kebakaran besar.
  • Penyimpanan bahan berbahaya seperti karbit perlu pengawasan ketat.
  • Teknologi robotik terbukti meningkatkan efektivitas pemadaman.
  • Pelatihan petugas dalam mengoperasikan robot harus menjadi prioritas.

Dengan semakin seringnya kebakaran di area padat, penggunaan robotik seperti LUF 60 seharusnya tidak lagi dianggap sebagai inovasi opsional, tetapi bagian dari standar operasional modern.

Robot Damkar Bukan Lagi Masa Depan Tetapi Kebutuhan Saat Ini

Dua robot LUF 60 yang dikerahkan di Pasar Induk Kramat Jati membuktikan bahwa teknologi robotik bukan lagi sekadar inovasi futuristik, melainkan kebutuhan operasional yang nyata dalam penanggulangan kebakaran modern. Di tengah kondisi lapangan yang dipenuhi material mudah terbakar dan suhu ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan petugas, kehadiran robotik menjadi elemen strategis yang mampu menghubungkan keterbatasan metode pemadaman konvensional. 

Robot ini memungkinkan proses pemadaman berlangsung secara lebih terukur, stabil, dan aman, terutama pada titik-titik yang tidak dapat dijangkau manusia karena risiko runtuhan, paparan panas tinggi, atau akumulasi asap pekat.

Baca Juga: Kamu Harus Tau Robotik LLM Kini Mampu Belajar, Beradaptasi dan Berfikir Secara RealTime

Efektivitas robot LUF 60 dalam insiden ini menunjukkan bahwa teknologi pemadaman berbasis mesin mampu mengambil alih tugas-tugas berbahaya yang sebelumnya hanya dapat dilakukan secara manual.

Dengan kemampuan menyemprotkan air bertekanan tinggi, mendorong material yang menghalangi sumber api, serta beroperasi dari jarak aman melalui kendali jarak jauh, robotik memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi petugas di garis depan. Hal ini menegaskan bahwa keselamatan personel tidak lagi harus dipertaruhkan untuk menjangkau area berisiko tinggi, karena robot dapat menggantikan peran tersebut tanpa mengurangi efektivitas operasi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



YouTube Uji AI Gemini 3 untuk Bikin Game Tanpa Coding Lewat Playables Builder

17 December 2025 at 22:16

Foto: YouTube Blog

Teknologi.id -  YouTube membuat terobosan baru menuju masa depan hiburan interaktif dengan menggabungkan Artificial Intelligence (AI) ke dunia gaming. Baru-baru ini platform tersebut mengumumkan pengujian beta tertutupnya untuk "Playables Builder," prototipe aplikasi web yang dirancang agar creator dapat membuat mini-games secara instan. Didukung oleh Large Language Model (LLM/ model bahasa) terbaru milik Google, Gemini 3, alat ini bertujuan untuk mengubah ide sederhana ke game fungsional tanpa membutuhkan kemampuan coding sedikitpun.

Baca juga: Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

Kekuatan Rancangan Game Prompt-Based

Misi utama dari Playables Builder adalah untuk menyingkirkan rintangan teknis tradisional yang berkaitan dengan pengembangan game. Sebelumnya, merancang game sederhana sekalipun membutuhkan pengetahuan tentang coding dan bagaimana mekanisme mesin pada game. Sekarang, creator YouTube dapat mengembangkan game menggunakan teks pendek, video, atau prompt gambar.

Proses ini dirancang agar sesederhana berbincang dengan AI. Para creator memiliki dua cara utama untuk membawa visinya ke kenyataan:

  • Deskripsi Teks: Pengguna dapat mengunggah penjelasan tertulis sesuai game yang ingin mereka buat.
  • Inspirasi Visual: Pengguna dapat mengunggah gambar atau video sebagai referensi untuk menjadi gagasan AI generatif.

Dengan menggunakan Gemini 3, YouTube menjadikan pengembangan game lebih mudah diakses banyak creator. Secara teori, siapapun yang memiliki ide kreatif sekarang dapat mengubah konsep ke kenyataan interaktif, apapun background teknis mereka.

Berkolaborasi dengan Creator Global

Foto: YouTube/ Playable Maker

Pada fase awal ini, YouTube bermitra dengan beberapa creator global terkenal untuk bereksperimen dengan kemampuan platform tersebut. Nama-nama terkenal yang terlibat ke beta ini adalah @sambucha, @AyChristene, @goharsguide, dan @Mogswamp. Para creator ini menguji tool di Playables Builder untuk membuat game berdasarkan ide singkat dan konten visual, untuk membantu memoles kinerja AI.

Setelah dibuat menggunakan Playables Builder, game-game ini akan langsung tersedia untuk pengguna di Amerika Serikat, Britania Raya (UK), Kanada, dan Australia, yang merupakan negara-negara terdaftar dalam hub "Playables" khusus YouTube, sehingga membolehkan mereka untuk memberikan masukan dan menguji permainan secara instan.

Evolusi YouTube Playables

Perjalanan YouTube menuju dunia mini-game secara resmi dimulai pada bulan Mei 2024, dengan meluncurkan lebih dari 75 judul game individu. Banyak dari game ini adalah game lama yang awalnya debut di GameSnacks, layanan mini-game HTML milik Google. Sejak saat itu, bidang ini dengan cepat berevolusi.

Musim dingin lalu, YouTube menambahkan fitur multiplayer, yang mengizinkan pengguna untuk berkompetisi secara real-time. Langkah ini sejalan dengan baik dengan budaya video-sharing Youtube, di mana kompetisi dan interaksi komunikasi merupakan kunci. Perkenalan alat berbasis AI seperti Playables Builder merupakan langkah logis selanjutnya dalam menggabungkan konten video, gaming, dan teknologi AI generatif.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Daftar Lengkap Game Baru yang Rilis di Bulan Desember 2025

Standar Teknis dan Akses Developer

Meskipun builder AI mempermudah prosesnya, YouTube Playables tetap menjadi platform tangguh yang dibangun di atas API web standar. Sistem ini mendukung game yang dibuat dengan berbagai game engine profesional, lalu mengekspor game tersebut agar sesuai dengan sistem web menggunakan API rendering seperti WebGL dan Canvas. Frameworks terkenal seperti Unity, Godot, Phaser, BabylonJS, dan Cocos, semuanya telah digunakan untuk membuat konten di platform ini.

Saat ini, akses developer untuk Playables masih berada pada tahap awal. Meskipun belum ada tanggal resmi untuk peluncuran publik secara penuh, YouTube mendorong developer dan perusahaan yang tertarik untuk mengisi formulir ketertarikan untuk pertimbangan di masa depan.

Era Baru Konten Interaktif

YouTube berharap Playables Builder akan membuka pintu baru untuk pengalaman pribadi dan inovatif. Dengan mengurangi hambatan untuk masuk ke pembuatan game, platform ini tidak hanya memperluas perpustakaan game-nya; tetapi juga melatih model AI Google untuk menjadi lebih mahir dalam mengembangkan perangkat lunak yang dapat dimainkan.

Seiring dengan semakin menyatunya konten video dan game, YouTube menempatkan dirinya sebagai pemimpin dalam media “playable”. Baik Anda seorang creator dengan ide singkat atau developer profesional, masa depan YouTube menjadi semakin interaktif, didorong oleh kecepatan dan kreativitas AI


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)



Tidak Terima Nama Twitter Diambil, Elon Musk Seret Startup Ini ke Pengadilan

17 December 2025 at 21:51

Foto: Slate

Teknologi.id – Apakah sebuah nama benar-benar bisa mati? Bagi Elon Musk, jawabannya tampaknya paradoks: Dia membunuh nama "Twitter", namun ia tidak akan membiarkan orang lain menghidupkannya kembali.

Dalam sebuah putaran hukum yang ironis di penghujung tahun 2025, X Corp—perusahaan induk platform media sosial X—kini berjuang mati-matian di pengadilan untuk mempertahankan hak atas nama yang justru mereka hapus sendiri lebih dari dua tahun lalu.

Berdasarkan laporan dari kantor berita Reuters, Selasa (16/12/2025), X Corp telah resmi melayangkan gugatan terhadap sebuah startup media sosial yang mencoba mengklaim merek dagang "Twitter" dan "Tweet".

Munculnya "Operation Bluebird"

Lawan hukum X Corp kali ini bukanlah raksasa teknologi seperti Meta atau Google, melainkan sebuah entitas yang menamakan dirinya dengan sebutan yang cukup provokatif: "Operation Bluebird".

Nama ini sendiri seolah menyindir sejarah Twitter yang ikonik dengan logo burung birunya (blue bird). Startup ini melihat celah hukum yang menarik. Ketika Elon Musk melakukan rebranding total dari Twitter menjadi X pada Juli 2023, ia secara efektif menghapus burung biru dan nama Twitter dari semua branding resmi perusahaan.

Operation Bluebird berargumen bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk "penelantaran merek" (trademark abandonment). Dalam hukum merek dagang AS, jika sebuah merek tidak digunakan secara komersial untuk jangka waktu tertentu, merek tersebut bisa dianggap kadaluwarsa dan bisa diklaim oleh pihak lain. Dengan dasar inilah, Operation Bluebird mengajukan upaya untuk mendaftarkan dan mengambil alih hak atas nama "Twitter" dan "Tweet".

Baca juga: Twitter Bangkit Lagi? Operation Bluebird Ajukan Petisi untuk Rebut Trademark dari X

Argumen X Corp: Twitter Masih "Hidup dan Sehat"

Tidak terima aset intelektualnya dicuri, X Corp segera bereaksi. Dalam gugatan yang didaftarkan di pengadilan federal Delaware pada 16 Desember 2025, pengacara X Corp menolak mentah-mentah argumen bahwa mereka telah menelantarkan merek tersebut. Menurut laporan Reuters, X Corp menegaskan dalam berkas gugatannya bahwa merek Twitter masih "hidup dan sehat (alive and well)."

Bagaimana mungkin merek yang sudah diganti namanya masih dianggap hidup? X Corp memiliki beberapa argumen kunci yang sulit dibantah:

  1. Infrastruktur Domain: Hingga hari ini, jutaan pengguna di seluruh dunia masih mengetik twitter.com di peramban mereka untuk mengakses layanan X. Pengalihan (redirect) ini dianggap sebagai penggunaan aktif merek dagang.
  2. Persepsi Publik: X Corp berargumen bahwa publik dan media masih secara luas menyebut platform tersebut sebagai Twitter, dan menyebut postingan di dalamnya sebagai "tweet".
  3. Kekayaan Intelektual: Merek dagang adalah aset. Membiarkan pihak lain menggunakan nama Twitter akan menciptakan kebingungan massal dan merugikan bisnis X Corp.

X Corp menuduh Operation Bluebird mencoba melakukan oportunisme hukum—mencoba "mencuri" kekayaan intelektual yang bernilai miliaran dolar dengan memanfaatkan momen transisi branding perusahaan. 

Mengapa Elon Musk Peduli?

Langkah hukum ini memicu pertanyaan menggelitik: Mengapa Elon Musk, yang begitu vokal membenci brand Twitter hingga menggantinya dengan "X", kini begitu protektif terhadapnya?

Jawabannya berkaitan dengan perlindungan defensif. Jika Operation Bluebird berhasil mendapatkan hak atas nama Twitter, mereka bisa meluncurkan aplikasi media sosial baru bernama "Twitter". Hal ini akan menjadi bencana bagi X. Pengguna lama yang tidak menyukai perubahan X bisa saja bermigrasi ke "Twitter baru" tersebut karena faktor nostalgia dan kebingungan.

X Corp meminta pengadilan untuk membatalkan upaya pendaftaran merek oleh Operation Bluebird dan menyatakan bahwa hak atas nama Twitter dan Tweet masih sepenuhnya milik X Corp, meskipun branding utama mereka kini adalah X.

Foto: Code Politan

Preseden Hukum "Zombie Brand"

Kasus ini menyentuh area hukum merek dagang yang sering disebut sebagai zombie brand—merek yang sudah "mati" secara komersial tetapi masih memiliki nilai ingatan (brand recall) yang kuat di benak konsumen.

Biasanya, perusahaan besar akan tetap memelihara merek lama mereka dengan penggunaan minimal hanya untuk mencegah kompetitor mengambilnya. Namun, kasus Twitter unik karena skala dan kecepatan perubahannya. Sangat jarang ada perusahaan global yang membuang salah satu merek paling dikenal di dunia dalam semalam.

Operation Bluebird mencoba menguji batas hukum tersebut: Seberapa lama sebuah merek boleh "disimpan di gudang" sebelum dinyatakan sah untuk diambil orang lain?

Situasi Saat Ini

Gugatan di Delaware ini baru tahap awal. Pengadilan harus memutuskan apakah penggunaan twitter.com sebagai alamat pengalihan dan fakta bahwa publik masih menyebutnya "Twitter" sudah cukup untuk memenuhi syarat hukum "penggunaan dalam perdagangan" (use in commerce).

Jika X Corp kalah, ini akan menjadi preseden hukum yang mengguncang dunia bisnis, di mana rebranding bisa berisiko kehilangan hak atas nama lama. Namun, jika X Corp menang, ini menegaskan bahwa "Twitter" adalah hantu yang tidak akan pernah bisa dimiliki oleh orang lain selain Elon Musk.

Bagi pengguna, drama ini menambah bumbu di tengah transformasi media sosial yang terus berlangsung. Twitter mungkin sudah menjadi X di toko aplikasi, tetapi di ruang sidang, nama legendaris itu masih menjadi rebutan yang sengit.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Rusia Tawarkan Teknologi Nuklir VVER dan Tenaga Ahli untuk PLTN Indonesia

17 December 2025 at 21:07
Federasi Rusia merupakan salah satu penyedia teknologi nuklir terbesar di dunia. Dari total 417 reaktor nuklir yang beroperasi di 32 negara, sebanyak 308 di antaranya menggunakan teknologi Pressurized Water Reactor (PWR). Dari jumlah tersebut, model PWR buatan Rusia VVER mendominasi dengan 66 reaktor yang tersebar di 12 negara. Jika digabungkan dengan reaktor yang masih dalam tahap konstruksi, jumlahnya mencapai 91 unit. 

Teknologi VVER (vodo-vodyanoi energeticheskaya reaktor) mulai dikembangkan sebelum 1970 oleh OKB Gidopress dan pertama kali digagas oleh fisikawan Uni Soviet, Savely Moiseevich Feinberg. Reaktor ini memiliki tiga varian utama: VVER‑440, VVER‑1000, dan VVER‑1200, dengan klasifikasi desain mulai dari Generasi I hingga Generasi III+. 

Dengan rekam jejak teknologi yang kuat, tidak mengherankan jika Rusia aktif menawarkan kerja sama nuklir kepada Indonesia. Dalam pertemuan di Kremlin, Presiden Vladimir Putin secara terbuka menyampaikan kesiapan Rusia membantu Indonesia membangun PLTN pertama. Putin sebagai kepala negara Rusia, menawarkan dukungan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dalam pengembangan energi nuklir nasional.

Putin bahkan menegaskan bahwa Rusia siap mengirimkan tenaga ahli untuk mendukung proyek PLTN Indonesia, sebagaimana diberitakan Media Indonesia dalam laporan mengenai pertemuan Prabowo dan Putin di Moskow.

Lobi Nuklir Rusia dari Pemerintah Pusat hingga Daerah

Tawaran Rusia tidak berhenti pada level kepala negara. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov sebelumnya telah menyampaikan kesiapan Rosatom, perusahaan energi nuklir milik negara Rusia, untuk berpartisipasi dalam pembangunan PLTN Indonesia. Deputi Pertama Perdana Menteri, Denis Manturov juga datang ke Jakarta menawarkan dua tipe PLTN sekaligus: PLTN skala besar dan reaktor modular kecil (SMR). 

Rosatom bahkan melakukan pendekatan langsung kepada PT PLN (Persero) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Provinsi tersebut memiliki cadangan mineral strategis seperti emas dan nikel, yang membutuhkan pasokan listrik besar untuk mendukung program hilirisasi. Menurut perhitungan Dewan Energi Nasional, kebutuhan listrik Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai 7 gigawatt hingga 2040.

Hingga saat ini setiap keputusan baik dari PLN maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara memilih tidak memberikan komentar terkait tawaran Rusia tersebut. Keduanya menegaskan bahwa urusan PLTN merupakan kewenangan pemerintah pusat. 

Mengapa Indonesia Belum Memberikan Sikap Resmi?

Presiden Prabowo Subianto belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai program energi nuklir nasional. Padahal, menurut standar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sikap nasional merupakan salah satu dari 19 elemen kesiapan infrastruktur yang wajib dipenuhi sebelum sebuah negara membangun PLTN.

Berdasarkan penilaian IAEA pada 2009, Indonesia telah memenuhi 16 dari 19 persyaratan. Tiga elemen yang belum terpenuhi adalah:

  • Sikap nasional.
  • Badan pelaksana.
  • Keterlibatan pemangku.kepentingan.

Ketiadaan sikap nasional ini membuat Indonesia masih berada pada fase pengambilan keputusan, sebagaimana tercantum dalam laporan IAEA “International Status and Prospects for Nuclear Power 2025”. Dalam laporan tersebut, Indonesia masuk dalam daftar 37 negara yang memulai program energi nuklir, bersama negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand, Singapura, Myanmar, dan Malaysia.

Sementara itu, negara-negara seperti Turki, Mesir, Filipina, dan Vietnam sudah berada pada tahap pembangunan atau persiapan konstruksi PLTN. 

Apakah Indonesia Akan Mengambil Tawaran Rusia?

Foto: IDN Times

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi yang menjelaskan apakah Indonesia akan menerima tawaran Rusia atau memilih bekerja sama dengan negara lain. Akan kemanakan arah kebijakan nuklir Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo?. 

Menurut laporan Republika, Indonesia juga sedang menjajaki teknologi nuklir dari Korea Selatan dan Kanada, seiring dengan penyusunan regulasi nasional terkait PLTN. Artinya, Rusia bukan satu-satunya negara yang menawarkan kerja sama, dan pemerintah tampaknya masih mempertimbangkan berbagai opsi sebelum mengambil keputusan final.

Apakah Indonesia Siap Memasuki Era Nuklir? 

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi nuklir, terutama untuk memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang dan mendukung hilirisasi industri. Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak kecil: 

  • Belum adanya sikap nasional yang jelas.
  • Kebutuhan regulasi dan badan pelaksana yang kuat.
  • Keterlibatan pemangku kepentingan yang masih minim.
  • Persepsi publik yang masih beragam terhadap energi nuklir.

Di sisi lain, peluangnya sangat besar. Dengan dukungan teknologi dari negara-negara berpengalaman seperti Rusia, Korea Selatan, dan Kanada, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju energi bersih dan stabil.

Sikap Nasional yang Menentukan Arah Masa Depan Energi Indonesia

Rusia telah menunjukkan minat besar untuk menjadi mitra utama Indonesia dalam pembangunan PLTN. Tanpa sikap nasional yang jelas dari Presiden Prabowo, seluruh tawaran tersebut masih berada dalam ruang negosiasi. 

Keputusan Indonesia akan menentukan arah masa depan energi nasional apakah akan memasuki era nuklir atau tetap mengandalkan sumber energi lain. Dunia menunggu, dan Indonesia berada di titik krusial untuk menentukan langkah strategisnya.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)


Bosan Scroll di HP? Instagram Resmi Masuk TV Lewat Amazon, Siap Tantang YouTube

17 December 2025 at 21:12

Foto: Amazon

Teknologi.id – Perang perebutan perhatian di ruang keluarga (living room) resmi memasuki babak baru. Setelah bertahun-tahun menjadi raja di layar ponsel pintar yang kecil dan vertikal, Instagram akhirnya memutuskan untuk "melebarkan sayap"—secara harfiah—ke layar televisi Anda. Langkah strategis ini menandai perubahan besar dalam ekosistem media sosial. Meta, induk perusahaan Instagram, tidak lagi rela membiarkan YouTube dan TikTok menikmati kue penonton televisi sendirian.

Meta telah meluncurkan aplikasi khusus TV untuk platform berbagi foto dan video tersebut. "Aplikasi 'Instagram for TV' kini hadir untuk perangkat Amazon Fire TV," tulis laporan tersebut, menandai debut resmi Instagram di pasar Connected TV (CTV).

Reels di Layar Raksasa: Pengalaman Baru

Selama lebih dari satu dekade, Instagram didesain untuk digenggam. Namun, aplikasi baru di Amazon Fire TV ini dirancang untuk dinikmati sambil bersandar di sofa (lean-back experience). Fokus utama aplikasi ini sangat jelas: Reels. Format video pendek yang menjadi pesaing utama TikTok ini menjadi sajian utama di layar TV. Uniknya, Meta tidak memaksa video vertikal menjadi horizontal.

Pengguna Amazon Fire TV di Amerika Serikat—wilayah pertama yang mendapatkan akses uji coba ini—akan melihat tampilan antarmuka yang disesuaikan. Video Reels tetap tampil vertikal di tengah layar, kemungkinan besar diapit oleh latar belakang buram atau dark mode, memanfaatkan ruang kosong di sisi kiri dan kanan TV layar lebar.

Tessa Lyons, Vice President of Product Instagram, menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena melihat perubahan perilaku pengguna. Video pendek kini tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi sering kali menjadi tontonan bersama teman atau keluarga.

Foto: Meta

Fitur Ramah Keluarga dan "Multi-Akun"

Salah satu tantangan terbesar membawa media sosial personal ke TV (perangkat komunal) adalah privasi dan personalisasi. Instagram menjawab tantangan ini dengan fitur multi-login.

Aplikasi Instagram di Fire TV memungkinkan pengguna untuk "login hingga 5 akun berbeda dalam satu perangkat." Ini berarti, dalam satu rumah tangga, Ayah, Ibu, dan anak-anak bisa memiliki profil mereka masing-masing di TV ruang tamu, mirip dengan cara kerja profil di Netflix atau Disney+.

Selain itu, navigasi konten juga dibuat lebih terstruktur. Pengguna tidak hanya disuguhi feed algoritma acak, tetapi bisa menjelajahi konten berdasarkan kategori spesifik seperti "Musik, Olahraga, Travel, dan Makanan." Ini mengubah Instagram dari sekadar aplikasi scrolling tanpa henti menjadi platform hiburan yang lebih terkurasi layaknya saluran TV kabel.

Foto: Meta

Strategi "Bakar Uang" Dulu: Belum Ada Iklan

Yang menarik dari peluncuran ini adalah strategi monetisasinya. Atau lebih tepatnya, ketiadaan monetisasi untuk saat ini. Dalam wawancaranya dengan CNBC, Tessa Lyons menegaskan bahwa prioritas utama timnya saat ini adalah "pengalaman pengguna (user experience)," bukan mendulang dolar dari iklan.

"Lyons menyebut bahwa saat ini tidak ada iklan di aplikasi TV tersebut," catat laporan itu. Meta tampaknya sadar betul bahwa untuk mengubah kebiasaan pengguna dari menonton YouTube ke menonton Instagram di TV, mereka harus memberikan pengalaman yang bersih, cepat, dan menyenangkan terlebih dahulu tanpa gangguan commercial break.

Ini adalah strategi klasik perusahaan teknologi: bangun basis pengguna yang loyal di platform baru, lalu pikirkan cara menghasilkan uang belakangan.

Baca juga: Meta Kasih Wajah Baru untuk Facebook, Mirip Instagram tapi Lebih Canggih?

Menantang Dominasi YouTube dan TikTok

Langkah Instagram ini tidak bisa dilepaskan dari konteks persaingan global. YouTube telah lama menjadi penguasa mutlak di layar televisi. Laporan Nielsen secara konsisten menempatkan YouTube sebagai platform streaming yang paling banyak ditonton di TV di AS, bahkan mengalahkan Netflix dalam beberapa metrik.

TikTok juga sudah lebih dulu berekspansi ke TV melalui kemitraan dengan Samsung, Google TV, dan Amazon. Meta menyadari bahwa jika mereka tidak hadir di layar terbesar di rumah, mereka akan kehilangan waktu tonton (watch time) yang berharga, terutama saat pengguna pulang ke rumah dan meletakkan ponsel mereka.

Dengan masuk ke ekosistem Amazon Fire TV—salah satu perangkat streaming terlaris di dunia—Instagram langsung mendapatkan akses ke jutaan ruang keluarga.

Baca juga: Fitur Your Algorithm Dirilis! Ini Cara Setting Reels Instagram Agar Lebih Relevan

Masa Depan: Tidak Lagi Sekadar Aplikasi Foto

Peluncuran ini menegaskan transformasi total Instagram. Aplikasi yang dulunya tempat berbagi foto estetik persegi (square), kini berevolusi menjadi platform hiburan video omni-channel.

Bagi pembuat konten (creator), ini adalah berita besar. Konten mereka kini berpotensi ditonton di layar 50 inci atau lebih, memberikan pengalaman sinematik yang tidak bisa ditawarkan oleh layar ponsel 6 inci. Kualitas produksi video Reels kemungkinan akan semakin meningkat seiring dengan tersedianya wadah tayang yang lebih besar.

Meski saat ini baru tersedia secara eksklusif untuk Amazon Fire TV di AS, besar kemungkinan aplikasi ini akan segera meluncur ke platform lain seperti Android TV, Apple TV, atau sistem operasi Smart TV Samsung dan LG di masa depan, serta memperluas jangkauannya ke pasar global termasuk Indonesia.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA) 

❌