Normal view

Indonesia Luncurkan Seamless Corridor Sistem Imigrasi Biometrik AI Pertama di Dunia

28 November 2025 at 22:57


Foto: CNN Indonesia


Teknologi.id – Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan Seamless Corridor Immigration System dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai metode identifikasi. Sistem ini memungkinkan penumpang di bandara melewati pemeriksaan imigrasi tanpa harus menunjukkan dokumen fisik. Proses identifikasi dilakukan secara otomatis melalui pengenal wajah berbasis AI saat penumpang berjalan melewati koridor.

Sistem ini merupakan bagian dari program besar “All Indonesia”, sebuah inisiatif digitalisasi untuk menyederhanakan prosedur masuk bagi wisatawan internasional sekaligus meningkatkan efisiensi bandara. Saat ini, sistem telah dipasang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta dan segera menyusul di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Target berikutnya adalah perluasan ke seluruh bandara besar, termasuk Bali sebagai destinasi wisata utama Indonesia. Jika berhasil diterapkan secara nasional, Indonesia akan menjadi negara pertama yang menjalankan sistem imigrasi biometrik “At Scale”, yang membuat perjalanan internasional lebih cepat, aman, dan nyaman.

Bagaimana Cara Kerja Seamless Corridor?

Sistem ini meminimalkan antrean panjang, menghapus kebutuhan dokumen fisik, serta mengurangi hambatan di lapangan. Proses imigrasi baru ini terdiri dari tiga tahapan utama:

  1. Data Sharing – Penumpang mengunggah detail paspor melalui aplikasi All Indonesia.

  2. Background Check – Pemeriksaan keamanan dilakukan sebelum kedatangan.

  3. Final Authentication – Saat melewati koridor, wajah penumpang dipindai dan dicocokkan dengan data yang tersimpan.

Teknologi ini sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Sebelumnya, sistem serupa digunakan untuk keberangkatan jamaah Haji dan Umrah dengan jumlah lebih dari 220.000 jamaah per tahun. Dalam uji coba, koridor biometrik mampu memproses lebih dari 30 penumpang per menit dan melayani total 50.000 jamaah.

Apa Itu All Indonesia?

All Indonesia adalah aplikasi yang digunakan sebagai akses penumpang untuk memanfaatkan layanan Seamless Corridor. Pada tahap awal, penumpang—khususnya lansia dan penyandang disabilitas—diwajibkan mendaftar melalui aplikasi ini. Melalui satu platform digital, penumpang dapat mengakses layanan seperti:

  • Imigrasi

  • Bea Cukai

  • Deklarasi Kesehatan

  • Karantina

Dengan satu aplikasi, seluruh proses masuk ke Indonesia menjadi lebih sederhana dan efisien. Setelah tahap awal, layanan ini akan diperluas untuk semua penumpang.

Baca jugaStrokeGuard: Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk Deteksi Dini dan Pencegahan Stroke

Seamless Corridor: Kolaborasi Global dan Lokal

Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Amadeus, perusahaan teknologi perjalanan asal Spanyol, dan Sinergi Teknoglobal Perkasa, perusahaan IT Indonesia. CEO Sinergi Teknoglobal, Andy Syach, menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan solusi kelas dunia, tetapi juga transfer teknologi yang memperkuat kemampuan tim lokal.

Sementara itu, EVP AirOps Amadeus, Rudy Daniello, menyebut Seamless Corridor sebagai “Jewel In The Crown” dari portofolio perjalanan tanpa hambatan, yang menggabungkan data identitas digital dan biometrik untuk menghadirkan pelayanan yang aman, mudah, dan mulus bagi pelanggan.

Dampak bagi Penumpang, Petugas, dan Negara

Monica Hansen dari Amadeus menyatakan bahwa teknologi ini mengubah proses imigrasi dari yang lambat dan penuh antrean menjadi lebih cepat dan mulus.

Bagi Penumpang:

  • Proses lebih cepat

  • Tanpa antrean panjang

  • Tanpa kerepotan membawa dokumen fisik

Bagi Petugas Imigrasi:

  • Beban kerja berkurang

  • Fokus pada crowd control saat periode puncak

  • Lebih leluasa membantu penumpang berkebutuhan khusus

Bagi Negara:

  • Menguatkan citra Indonesia sebagai pionir teknologi global

  • Mendorong pariwisata dan ekonomi digital melalui pengalaman masuk yang lebih efisien

Sistem ini juga membuka peluang besar bagi perkembangan sektor pariwisata Indonesia. Dengan proses masuk yang lebih cepat dan nyaman, wisatawan internasional diprediksi lebih tertarik mengunjungi destinasi seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok.

Baca juga: Peran Penting Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan

Masa Depan Bandara Indonesia

Dengan hadirnya Seamless Corridor Biometrik, Indonesia tidak hanya memodernisasi sistem imigrasi, tetapi juga menempatkan diri sebagai pelopor global dalam inovasi perjalanan berbasis AI. Dari keberhasilan melayani jamaah Haji hingga rencana ekspansi ke seluruh bandara besar, langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menghadirkan layanan bandara modern dan bebas hambatan di masa depan.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(dim/sa)

BPJS Ketenagakerjaan Bidik Infrastruktur AI Global dalam Investasi

29 November 2025 at 00:27

Foto: TechInAsia

Diversifikasi portofolio, Pindah Haluan dari Obligasi ke Infrastruktur AI Global


BPJS Ketenagakerjaan, sebagai salah satu investor institusional terbesar Indonesia, sedang menunggu persetujuan pemerintah untuk melakukan investasi di luar negeri. Menurut Laporan Channel News Asia, dana sosial ini direncanakan akan dialokasikan hingga 5% portofolio ke pasar global, yang mana nilainya setara dengan US$2,5 Miliar. Saat ini , mayoritas aset BPJS masih ditempatkan pada obligasi, dengan ekuitas dan instrumen lain sebagai pelengkap.


Langkah ini akan menjadi penting karena memiliki peluang investasi domestik relatif terbatas. Dengan ekspansi global, BPJS memiliki harapan dapat memperkuat diverifikasi portofolio sekaligus meningkatkan imbal hasil dengan return jangka panjang.


Amerika, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan menjadi Target Utama Pasar


Direktur pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan, menyebutkan bahwa rantai pasok AI menjadi fokus utama investasi. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan dipandang sebagai pusat pertumbuhan teknologi AI.


Peluang investasi mencakup perusahaan penyedia data, penyedia energi, hingga perusahaan kabel yang menopang ekosistem AI. Sementara itu, investasi langsung pada perusahaan chip seperti Nvidia masih dipertimbangkan, meski sektor tersebut dinilai sudah “terlalu padat”.

Baca juga: Resolusi AI Harus Adil Ke Semua Negara


Mengapa Infrastruktur AI menjadi Fokus Utama?


Alih-alih masuk ke perusahaan inti AI, BPJS Ketenagakerjaan memilih fokus pada infrastruktur pendukung. Hal ini sejalan dengan tren global di mana kebutuhan aka pusat data, energi ramah lingkungan, dan jaringan kabel internasional terus meningkat.


Sektor-sektor tersebut dinilai lebih stabil dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang dibandingkan investasi langsung pada perusahan teknologi inti yang volatil. Dengan strategi ini, BPJS tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga mendukung transformasi digital Indonesia melalui keterlibatan dalam rantai pasok global AI.


Rupiah Stabil, Investasi Global Dimulai


Meski rencana sudah matang, keputusan akhir bergantung pada stabilitas rupiah. Edwin menegaskan bahwa investasi luar negeri baru akan dilakukan jika nilai tukar rupiah terhadap dolar dianggap stabil. Saat ini, rupiah telah melemah lebih dari 3% terhadap dolar, berada di kisaran RP16.700 per dolar.


Regulasi baru terkait manajemen aset dan liabilitas dana pensiun juga tengah dipersiapkan pemerintah sebagai dasar hukum berdiskusi untuk membuka peluang investasi pada emas sebagai diverifikasi tambahan.

Baca juga: Google Rilis Gemini 3


Implikasi bagi Ekonomi Digital Indonesia


Jika rencananya terealisasi, Indonesia akan memiliki posisis strategis dalam ekosistem AI global, Investasi pada infrastruktur AI tidja hanya memperkuat portofolio BPJS, tetapi juga membuka peluang Transfer teknologi dan kolaborasi internasional.


Langkah ini sejalan dengan visi negara Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi digital Asia Tenggara. Dengan dukungan investasi institusional, Indonesia dapat mempercepat adopsi teknologi AI di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga industri manufaktur.


Selain itu, keterlubatan BPJS dalam rantai pasik AI global dapat meningkatkan daya saing Indonesia di mata investor asing. Dengan portofolio yang lebih beragam, BPJS mampu menjaga stabilitas keuangan jangka panjang sekaligus mendukung agenda nasional dalam digitalisasi.


Tantangan dan Prospek ke Depan


Meski peluang besar, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, mulai dari fluktuasi nilai tukar rupiah yang dapat mempengaruhi keputusan investasi, hingga persaingan sektor AI global yang ketat. Sehingga BPJS harus cermat dalam memilih perusahaan dengan valuasi yang tepat.

 
Namun, prospeknya tetap menjanjikan. Infrastruktur AI seperti pusat data dan energi ramah lingkungan yang diprediksi akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan teknologi cloud, big data, dan machine learning. Dengan masuk ke esktor ini, BPJS tidak hanya mengikuti tren global tetapi juga menempatkan Indonesia di jalur Ekonomi digital masa depan.


Investasi Infrastruktur AI Menjadi Pilihan BPJS dalam Mengamankan Posisi di Global


Rencana dalam melakukan investasi pada sektor infrastruktur AI global menjadi strategi berani sekaligus visioner. Dengan fokus pada pusat data, energi, kabel , dan dana sosial tidak hanya akan mengejar keuntungan finansial, tetapi juga menguatkan Indonesia pada jalur transformasi digital global. Jika regulasi dan stabilitas rupiah mendukung, langkah ini bisa menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam memperkuat posisi di sektor ekonomi digital Asia Tenggara.

 Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(Dim)

❌