Normal view

Nvidia Boleh Ekspor Chip AI ke China, Trump Ambil Risiko Besar atau Strategi Cerdas?

12 December 2025 at 00:15
Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali mengizinkan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) canggih Nvidia ke China menjadi salah satu langkah geopolitik dan ekonomi paling kontroversial di penghujung 2025. Kebijakan ini tidak hanya mengubah arah hubungan dagang kedua negara, “Apakah langkah ini merupakan strategi ekonomi jangka panjang, atau justru membuka celah risiko keamanan nasional?”.

Langkah Trump ini sekaligus menandai perubahan signifikan dari kebijakan pembatasan ekspor chip AI yang diberlakukan pada era Joe Biden. Dengan mengizinkan Nvidia mengirim chip H200 ke China, Trump membuka kembali jalur perdagangan yang sebelumnya ditutup rapat demi alasan keamanan. 

Baca Juga: AS Diam-Diam Gunakan AI Buatan China

Lampu Hijau untuk Nvidia, Mengapa Trump Melunak?

Trump mengumumkan langsung melalui akun Truth Social bahwa Amerika Serikat akan mengizinkan Nvidia mengekspor chip H200 ke pelanggan yang disetujui di China. Pernyataan ini sejalan dengan laporan Fox Business, yang menyebut bahwa AS akan menerima 25 persen dari total nilai ekspor chip H200 sebagai bagian dari kesepakatan. 

Trump menegaskan bahwa kebijakan ini akan:

  • Mendukung lapangan pekerjaan di AS.
  • Memperkuat manufaktur dalam negeri.
  • Memberikan pemasukan bagi wajib pajak Amerika.

Trump juga mengklaim bahwa Presiden Xi Jinping menyambut positif keputusan tersebut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kebijakan ekspor chip kini menjadi alat diplomasi yang semakin strategis dalam hubungan AS dan China.

Mengapa Chip AI Jadi Rebutan?

Pada masa pemerintahan Joe Biden, AS melarang ekspor chip AI canggih seperti Nvidia H200 dan AMD MI300 ke China. Kebijakan ini bertujuan membatasi kemampuan China dalam mengembangkan teknologi AI tingkat lanjut yang berpotensi digunakan untuk kepentingan militer. 

Pembatasan tersebut menimbulkan efek domino:

  • Nvidia harus membuat chip versi “downgrade” seperti H20, yang kurang diminati pasar. 
  • Perusahaan sempat terancam kehilangan pendapatan hingga 5,5 miliar dolar AS akibat larangan ekspor.
  • CEO Nvidia, Jensen Huang, secara terbuka mengkritik kebijakan tersebut dan menyebut bahwa pembatasan justru menghambat inovasi AS.

Trump memanfaatkan situasi ini untuk menegaskan bahwa kebijakan Biden merugikan industri semikonduktor AS. Dengan membuka kembali ekspor, Trump ingin menunjukkan bahwa AS tetap menjadi pemimpin AI global.

Pembatasan Telah Berakhir, Dampak Ekonomi dan Industri

Trump menyatakan bahwa era pembatasan ekspor chip telah berakhir dan AS akan tetap menjaga keamanan nasional sambil memperkuat posisi sebagai pemimpin AI dunia.

Dampak ekonomi yang diharapkan:

  • Nvidia dapat kembali mengakses pasar China yang sangat besar.
  • Pendapatan AS meningkat melalui skema pembagian 25 persen.
  • Industri semikonduktor AS kembali kompetitif setelah sempat terhambat oleh regulasi sebelumnya.

Trump juga menyebut bahwa Departemen Perdagangan akan memberikan izin serupa kepada AMD dan Intel, membuka peluang ekspor chip AI yang lebih luas.

Penolakan dari Kongres, “Ini Risiko Keamanan Nasional”

Meski Trump melunak, Kongres AS justru mengambil sikap sebaliknya. Politisi dari Partai Republik dan Demokrat sama-sama menilai bahwa ekspor chip AI canggih ke China dapat mengancam keamanan nasional. 

Menurut laporan Politico, dua senator, Pete Ricketts (Republik) dan Chris Coons (Demokrat) mengajukan RUU untuk memblokir ekspor chip AI canggih ke China selama dua tahun.

Alasan utama penolakan:

  • China dapat memanfaatkan chip AI untuk pengembangan teknologi militer.
  • Ekspor chip berpotensi memperkuat kemampuan AI China yang kini berkembang pesat.
  • AS kehilangan keunggulan strategis jika teknologi paling canggih jatuh ke tangan pesaing.

Pertentangan ini menunjukkan bahwa kebijakan chip bukan hanya isu ekonomi, tetapi juga isu geopolitik yang sensitif.

Baca Juga: Kalah Jauh DeepSeek V3.2 Speciale Lebih Unggul Dari Gemini 3 Pro

Ketergantungan China pada Chip AS, Mengapa Nvidia Begitu Penting?

China sebenarnya telah berupaya mengurangi ketergantungan pada chip AS dengan mengembangkan chip lokal seperti buatan Huawei dan Cambricon. Namun, menurut analisis industri yang dikutip Tech Channel, chip lokal memiliki konsumsi daya 30–50 persen lebih tinggi dibanding chip Nvidia seperti H20. 

Kelemahan chip lokal:

  • Boros energi.
  • Performa komputasi lebih rendah.
  • Tidak stabil untuk model AI berskala besar.

Inilah alasan mengapa perusahaan teknologi China seperti Alibaba, Tencent, dan ByteDance tetap mengincar chip Nvidia.

Manuver Berani atau Risiko Jangka Panjang?

Keputusan Trump membuka kembali ekspor chip AI ke China adalah langkah besar yang membawa dampak luas. Di satu sisi, kebijakan ini menguntungkan industri semikonduktor AS dan memperkuat hubungan dagang. Namun di sisi lain, langkah ini memicu kekhawatiran serius terkait keamanan nasional dan potensi penyalahgunaan teknologi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D!

11 December 2025 at 22:34
 Google kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi dengan memperkenalkan fitur terbaru bernama Autospatialization. Fitur berbasis AI ini diumumkan dalam acara The Android Show: XR Edition, sebagai bagian dari inovasi yang dibawa ke Android XR, sistem operasi khusus untuk perangkat headset kacamata realitas campuran (Extended Reality). Teknologi ini memungkinkan pengguna mengubah tampilan konten dua dimensi (2D) menjadi tiga dimensi (3D) secara real time, hanya dengan satu sentuhan. Langkah ini menjadi salah satu perkembangan paling signifikan dalam dunia XR, karena menjanjikan pengalaman imersif yang jauh lebih menyenangkan tanpa memerlukan penyesuaian aplikasi oleh pengembang.

Dapat Mengubah Konten 2D Jadi 3D dalam Sekejap


Foto: Youtube/Android Developers

Google menjelaskan bahwa Autospatialization bekerja di tingkat sistem operasi. Itu artinya teknologi ini dapat diterapkan pada hampir semua aplikasi Android tanpa penyesuaian. Hal ini menjadi suatu keunggulan besar karena adanya kemudahan akses. Video YouTube, game, aplikasi biasa, hingga foto dan browser web bisa langsung diproyeksikan dalam tampilan ruang 3D. Pengguna cukup menekan satu tombol di menu pengaturan aplikasi ketika menggunakan perangkat. Setelah itu, konten yang tadinya datar di layar akan dipetakan menjadi objek dan lapisan ruang yang memiliki kedalaman.

Vice President dan Head of XR UX Group Samsung, Austin Lee, menggambarkan teknologi ini dengan antusias. “Bayangkan kalau semua game menjadi imersif, semua video YouTube jadi imersif, seluruh web pun jadi imersif. Itulah yang bisa dihadirkan Autospatialization,” ujarnya.

Selama ini, pengguna headset XR hanya melihat konten 2D sebagai layar datar besar yang menggantung di hadapan mereka. Dengan teknologi ini, tampilan tersebut berubah menjadi ruang tiga dimensi yang lebih hidup dan nyaman untuk dilihat.

Baca juga: Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

Pengalaman Imersif yang Lebih Nyata

Autospatialization menciptakan pengalaman visual dengan lapisan depan, tengah, dan belakang yang terlihat alami. Ketika menonton video atau bermain game yang umumnya tampil datar, para pengguna kini bisa merasakan kedalaman visual yang biasanya hanya ditemukan pada konten 3D original. Pada demo yang ditampilkan Google, fitur ini diujicobakan pada game Cities: Skylines yang distreaming dari PC. Sistem (Artificial Intelligence) AI  ini mampu memisahkan elemen UI di latar depan dan dunia game di latar belakang, lalu menampilkannya dalam beberapa lapisan ruang secara berbeda. Hal ini membuat dunia game tampak lebih hidup dan interaktif meski berasal dari sumber 2D.

Selain itu, navigasi antar aplikasi juga menjadi lebih nyaman. Jendela aplikasi bisa ditempatkan seperti objek nyata, bukan lagi hanya “tab” yang berdempetan. Dengan Autospatialization, avatar lawan bicara dalam Zoom atau aplikasi meeting lain bisa diproyeksikan sebagai objek 3D yang lebih ekspresif dan lebih mirip manusia asli.

Mengubah konten 2D menjadi 3D secara instan tentu membutuhkan pemrosesan grafis yang kuat. Google menyebut bahwa proses ini dijalankan oleh chipset XR2+ Gen 2, prosesor yang dirancang khusus untuk perangkat XR generasi mendatang. Chip ini mampu menjalankan sistem operasi XR sepenuhnya sambil melakukan memproses spatialization secara real time. Sebelumnya, kemampuan serupa hanya ditemukan pada perangkat tertentu seperti Viture smart glasses atau aplikasi PC VR eksperimental. Kini, Google membawa kemampuan tersebut ke perangkat headset XR mainstream. Ini membuatnya lebih berpeluang untuk mudah diakses masyarakat luas.

Siap Meluncur Mulai 2026

Google mengonfirmasi bahwa Autospatialization akan mulai dirilis pada tahun 2026. Samsung diperkirakan menjadi mitra pertama yang menghadirkan teknologi ini melalui One UI XR dan tidak lama setelahnya akan dihadirkan di Galaxy XR  Selain Autospatialization, Google juga mengumumkan proyek lain dalam acara yang sama,termasuk kehadiran kacamata pintar Xreal Project Aura yang direncanakan rilis pada 2026.

Dengan Autospatialization, Google membuka pintu menuju masa depan di mana semua konten bahkan yang tidak dirancang untuk XR bisa tampil imersif. Teknologi ini juga tidak hanya berpeluang untuk  meningkatkan pengalaman menonton video atau bermain game, tetapi juga dalam produktivitas, pendidikan, dan hiburan. Dengan kemampuan dalam mengubah konten 2D menjadi 3D secara instan, Autospatialization bukan lagi hanya menyempurnakan pengalaman visual, tetapi juga mengubah cara manusia berinteraksi dengan dunia digital.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Lenovo Tembus Batas: Laptop Gaming dengan Layar Fleksibel Ultrawide Siap Dipasarkan

12 December 2025 at 01:35

Foto: ahmandonk.com

Teknologi.id - Inovasi di pasar laptop gaming kini melampaui sekadar spesifikasi prosesor atau kartu grafis, dengan fokus beralih ke pengalaman pengguna radikal melalui teknologi layar fleksibel. Selama bertahun-tahun, perangkat berlayar gulung (rollable) dan lipat (foldable) hanya dianggap purwarupa futuristik. Namun, raksasa teknologi asal Tiongkok, Lenovo, baru-baru ini menggebrak industri. Mereka tidak hanya memamerkan konsep, tetapi telah menggenjot produksi laptop gaming dengan layar fleksibel ultrawide. Langkah ambisius ini dipandang sebagai gebrakan paling signifikan yang berpotensi mendefinisikan ulang makna portabilitas dan imersi dalam dunia gaming modern.

Lenovo Membawa Layar Gulung ke Segmen Gaming 

Berita yang dilansir oleh Detikcom dan TheCuy mengkonfirmasi bahwa Lenovo sedang dalam fase persiapan produksi massal untuk sebuah laptop gaming premium dengan fitur layar gulung (rollable) ultralebar. Keputusan Lenovo untuk memasuki segmen gaming dengan teknologi layar fleksibel adalah sebuah taruhan besar yang menunjukkan kepercayaan diri mereka terhadap kematangan teknologi ini. Alih-alih merilisnya untuk pasar laptop konvensional, Lenovo memilih jalur paling menantang: gaming, di mana kualitas, responsivitas, dan daya tahan layar menjadi faktor yang sangat kritikal dan dievaluasi ketat oleh konsumen.

Inovasi ini menempatkan Lenovo di garis terdepan persaingan, menantang para pesaing yang masih mengandalkan desain konvensional atau yang baru sebatas merilis perangkat lipat (foldable) yang memiliki lipatan di tengah layar. Konsep layar gulung menjanjikan pengalaman visual yang jauh lebih imersif tanpa adanya gangguan crease (lipatan) yang sering dikeluhkan pada teknologi lipat. Selain itu, aspek ultralebar (ultrawide) menjadi daya tarik utama bagi gamer, yang memungkinkan tampilan lebih luas dan pengalaman periferal yang lebih mendalam, setara dengan monitor desktop berukuran besar, namun dalam paket yang sangat ringkas. Intinya, Lenovo tidak hanya menciptakan laptop, tetapi sebuah revolusi dalam pengalaman visual gaming portabel.

Baca juga: Hadir di Indonesia, Lenovo legion Go 2 Bawa Pengalaman Gaming Profesional

Detail Pengembangan dan Fitur Unggulan Layar Ultralebar

Foto: ahmandonk.com

Laptop gaming fleksibel yang sedang diproduksi Lenovo ini didasarkan pada pengembangan teknologi layar gulung yang telah dipatenkan perusahaan. Berbeda dengan laptop lipat yang sekadar mengurangi ukuran form factor, desain gulung menawarkan kemampuan untuk memperluas area visual secara signifikan, dari ukuran standar menjadi format ultralebar yang dramatis.

Teknologi di balik layar ini melibatkan panel OLED atau varian fleksibel lainnya yang sangat tipis dan terbuat dari material komposit. Layar tersebut terintegrasi dengan mekanisme motorik presisi yang memungkinkan pengguna untuk "menggulirkan" atau menarik layar keluar dari chassis (badan laptop) hingga mencapai dimensi ultralebar. Proses ini diklaim terjadi dengan mulus dan cepat. Format ultralebar 21:9 atau bahkan 32:9 sangat diminati di komunitas gaming karena menawarkan bidang pandang (Field of View / FoV) yang lebih luas dalam game-game simulasi, balap, atau First-Person Shooter (FPS), memberikan keuntungan taktis dan imersi yang lebih dalam.

Secara teknis, pengembangan fitur ini menuntut inovasi di beberapa area kunci:

1. Daya Tahan Mekanisme: Bagian paling rumit adalah mekanisme gulung itu sendiri. Mekanisme harus cukup kuat untuk menahan ribuan siklus buka tutup, namun tetap ringan agar tidak membebani portabilitas laptop.

2. Integritas Layar: Layar gulung harus mampu mempertahankan resolusi tinggi, tingkat refresh rate yang cepat (kritis untuk gaming), dan warna yang akurat, meskipun selalu dalam kondisi terlipat di dalam chassis.

3. Pengelolaan Panas: Sebagai laptop gaming, perangkat ini akan menghasilkan panas tinggi dari GPU dan CPU. Lenovo harus memastikan bahwa desain internal yang mengakomodasi mekanisme gulung tidak mengorbankan sistem pendingin, sebuah tantangan teknik yang sangat serius.

Dengan merangkul teknologi ini, Lenovo secara efektif menawarkan solusi satu perangkat untuk kebutuhan gaming portabel dan imersif, menghilangkan kebutuhan gamer untuk membawa monitor eksternal ultralebar.

Baca juga: Legion Tower 5i dan 7i: PC Gaming Terbaru Lenovo Masuk ke Indonesia

Lenovo Memimpin Jalan Menuju Fleksibilitas Mutlak

Keputusan Lenovo untuk memproduksi laptop gaming dengan layar gulung ultralebar bukanlah sekadar pengumuman produk, melainkan sebuah pernyataan berani tentang visi masa depan komputasi portabel. Dengan mentransfer teknologi yang dulunya dianggap eksotis ke dalam segmen gaming yang sangat menuntut performa, Lenovo tidak hanya menawarkan layar yang lebih besar, tetapi juga memberikan pengalaman imersi visual yang tak tertandingi dalam paket yang portabel.

Langkah ini diharapkan menjadi katalisator, memaksa industri untuk meninggalkan batasan layar konvensional dan merangkul fleksibilitas mutlak. Jika tantangan teknis seperti daya tahan dan manajemen termal berhasil diatasi, laptop fleksibel gaming ini akan menandai dimulainya era baru, di mana gamer tidak lagi harus berkompromi antara mobilitas dan pengalaman visual layar ultralebar. Lenovo telah memimpin jalan, dan kini industri lain siap menyusul ke medan tempur layar yang benar-benar baru.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)

Nomor HP Hilang atau Tak Terpakai? Begini Cara Unreg dan Pemblokiran yang Benar

12 December 2025 at 01:21

Foto: Popbela

Teknologi.id - Peralihan ke arah digitalisasi mendorong kita untuk lebih memperhatikan perlindungan data pribadi, yang menjadi aspek penting dan tidak bisa diabaikan oleh para pengguna layanan telekomunikasi. Ada banyak situasi yang membuat seseorang perlu mengetahui cara menonaktifkan nomor ponsel, mulai dari keinginan berpindah operator, kerusakan kartu SIM, hingga kondisi darurat seperti kehilangan perangkat atau menjadi korban pencurian. Membiarkan nomor yang sudah tidak digunakan tetap aktif terutama jika terhubung dengan akun perbankan atau media sosial dapat membuka peluang terjadinya penyalahgunaan identitas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menetapkan kebijakan registrasi kartu prabayar menggunakan NIK dan KK sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanan identitas pengguna. Setiap identitas hanya diperbolehkan memiliki jumlah nomor tertentu, sehingga proses unreg menjadi langkah penting agar data kependudukan tetap dapat dikelola dengan baik dan tidak menghambat pendaftaran nomor baru.

Baca Juga: Aturan Baru Daftar Nomor Baru Gunakan Verifikasi Wajah

Perbedaan Antara Unreg dan Pemblokiran Kartu

Sebelum masuk ke langkah teknis, penting untuk memahami bahwa unreg dan pemblokiran kartu adalah dua prosedur yang berbeda. Unreg merupakan proses penghapusan data NIK dan KK dari sistem operator untuk nomor yang masih berada dalam penguasaan Anda. Biasanya dilakukan ketika Anda ingin mengganti nomor atau membuang kartu lama. 

Apa Itu Unreg?

Unreg adalah proses menghapus keterkaitan data kependudukan seperti NIK dan KK dari sistem registrasi operator. Langkah ini hanya dapat dilakukan ketika kartu SIM masih berada dalam kendali pemiliknya. Biasanya, unreg dilakukan ketika:

  • Pengguna ingin mengganti nomor ponsel.
  • Kartu SIM sudah tidak digunakan.
  • Pemilik ingin memastikan data pribadinya tidak lagi tersimpan pada nomor tersebut.

Dengan melakukan unreg, nomor tersebut tidak lagi tercatat sebagai bagian dari identitas digital Anda. Ini penting karena setiap NIK memiliki batas jumlah nomor yang dapat diregistrasikan. Jika nomor lama tidak dihapus, Anda bisa mengalami kendala saat ingin mendaftarkan nomor baru.

Apa Itu Pemblokiran Kartu?

Berbeda dengan unreg, pemblokiran kartu adalah tindakan darurat yang dilakukan ketika kartu SIM hilang, dicuri, atau berada di luar kendali pemilik. Tujuan utamanya adalah menghentikan akses pihak lain terhadap nomor tersebut agar tidak digunakan untuk aktivitas yang berpotensi merugikan.

Risiko yang dapat terjadi jika kartu hilang tidak segera diblokir antara lain:

  • Penerimaan kode OTP untuk mengakses mobile banking.
  • Pengambilalihan akun media sosial.
  • Penyalahgunaan nomor untuk penipuan. Akses ke layanan digital lain yang terhubung dengan nomor tersebut.

Pemblokiran kartu biasanya dilakukan melalui call center atau gerai resmi operator. Setelah diblokir, pengguna dapat meminta penggantian kartu (SIM swap) agar tetap dapat menggunakan nomor yang sama tanpa risiko penyalahgunaan.

Panduan Menonaktifkan Nomor HP Berdasarkan Operator

Berikut langkah-langkah untuk membatalkan registrasi kartu prabayar sesuai operator masing-masing: 

1. Telkomsel (Simpati, Kartu AS, Loop)

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorNIK Kirim ke 4444, lalu tunggu konfirmasi.
  • Melalui Kode Dial Tekan *444#, kemudian pilih menu Unreg atau Hapus Data Registrasi.
  • Melalui GraPARI Jika mengalami kendala, Anda dapat mendatangi GraPARI atau menghubungi asisten virtual Telkomsel.

2. Indosat Ooredoo Hutchison (IM3)

  • Melalui SMS Ketik: UNPAIR#NomorHP# Kirim ke 4444. Anda akan menerima pemberitahuan bahwa nomor telah dilepas dari data NIK.

3. XL Axiata dan AXIS

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorHP Kirim ke 4444.
  • Melalui Kode Dial Tekan*123*4444#, lalu ikuti petunjuk yang muncul.

4. Tri (3)

  • Melalui Website Kunjungi registrasi.tri.co.id, pilih menu Unreg, masukkan nomor dan NIK, lalu verifikasi melalui OTP.
  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NIK Kirim ke 4444.

5. Smartfren

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorNIK Kirim ke 4444.
  • Melalui Website Akses mysf.id/unreg, kemudian ikuti instruksi yang tersedia.

Cara Menonaktifkan Nomor HP yang Hilang atau Dicuri

Jika ponsel hilang, Anda tidak dapat melakukan unreg melalui SMS atau kode dial. Dalam kondisi seperti ini, tindakan cepat sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan nomor. 

Langkah yang harus dilakukan:

1. Hubungi Call Center Operator

Segera hubungi layanan pelanggan dari nomor lain untuk meminta pemblokiran nomor. 

  • Telkomsel: 188
  • Indosat: 185
  • XL/AXIS: 817 / 838
  • Tri: 123
  • Smartfren: 888

2. Datangi Gerai Resmi Operator

Bawa e-KTP dan KK untuk proses verifikasi identitas. Petugas akan membantu memblokir nomor dan memberikan solusi lanjutan.

3. Lakukan Penggantian Kartu (SIM Swap)

Jika Anda ingin tetap menggunakan nomor yang sama, Anda dapat meminta kartu SIM baru. Kartu lama otomatis dinonaktifkan sepenuhnya.

Baca Juga: Kamu Harus Tau, Penipuan Sekarang Gunakan AI sebagai Medianya!

Penonaktifan Otomatis Melalui Masa Tenggang

Selain metode aktif, nomor juga dapat nonaktif secara otomatis jika tidak dilakukan pengisian pulsa atau pembelian paket dalam jangka waktu tertentu. Setelah melewati masa aktif dan masa tenggang (biasanya 30 hari), kartu akan hangus dan data registrasi terhapus. 

Namun, cara ini tidak disarankan jika kartu hilang atau dicuri, karena selama masa tenggang kartu masih dapat menerima SMS dan panggilan, termasuk kode OTP yang sangat sensitif.

Mengapa Prosedur Ini Sangat Penting?

Nomor ponsel kini menjadi bagian penting dari identitas digital seseorang. Banyak layanan menggunakan OTP berbasis SMS sebagai metode verifikasi. Jika nomor Anda jatuh ke tangan orang lain, mereka dapat:

  • Mengakses akun perbankan.
  • Mengambil alih akun media sosial.
  • Meretas email.
  • Melakukan penipuan dengan mengatasnamakan Anda.

Dengan memahami prosedur penonaktifan nomor, Anda dapat menjaga keamanan data pribadi dan menghindari risiko penyalahgunaan identitas.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

11 December 2025 at 21:32

Foto: gamewave.fr

Teknologi.id - Industri video game seringkali diibaratkan sebagai medan pertempuran antara nostalgia dan inovasi. Setiap tahun, perhatian global tertuju pada rilis besar yang dinantikan, terutama sekuel dari waralaba raksasa. Grand Theft Auto 6, misalnya, telah lama menjadi tolak ukur antisipasi publik. Namun, data pencarian Google yang dirilis dalam laporan Year in Search 2025 secara mengejutkan menyajikan narasi yang berbeda. Alih-alih judul blockbuster yang sudah lama dikenal, sebuah nama baru, Arc Raiders, justru muncul sebagai game yang paling banyak dicari di mesin pencari raksasa tersebut sepanjang tahun.

Fenomena ini bukan sekadar statistik, melainkan indikasi kuat adanya pergeseran selera dan prioritas di kalangan komunitas gaming global. Tingginya intensitas pencarian terhadap Arc Raiders, bahkan melebihi judul-judul dengan basis penggemar militan, menggarisbawahi daya tarik dari janji pengalaman bermain yang segar dan unik. Sebuah pertanyaan besar kemudian muncul: Apa rahasia di balik gelombang hype ini yang mampu memosisikan sebuah properti intelektual (IP) baru di puncak daftar pencarian dunia, hingga dikabarkan sempat "membuat mesin pencari kewalahan" karena volume permintaannya? Untuk memahaminya, kita perlu mengupas tuntas inti berita, latar belakang pengembang, dan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena pencarian digital ini.

Arc Raiders Merajai Pencarian Global

Foto: trens.withgoogle

Pengumuman resmi dari Google Year in Search 2025 menjadi headline yang menghebohkan dunia teknologi dan hiburan. Arc Raiders secara definitif menempati posisi teratas sebagai game yang paling banyak dicari. Keberhasilan ini adalah pencapaian luar biasa bagi sebuah game yang masih berada dalam fase pengembangan dan belum sepenuhnya tersedia untuk publik secara luas. Biasanya, daftar teratas didominasi oleh judul-judul yang sudah memiliki tanggal rilis pasti atau yang merupakan bagian dari waralaba yang memiliki sejarah panjang.

Laporan yang turut disoroti oleh Liputan6 ini mengkonfirmasi bahwa volume pencarian terhadap kata kunci "Arc Raiders" secara konsisten melampaui semua pesaingnya. Ini bukan hanya masalah angka, tetapi sebuah gambaran bahwa masyarakat digital, yang diwakili oleh jutaan gamer di seluruh dunia, merespons sangat positif terhadap janji-janji inovasi yang ditawarkan oleh pengembang.

Kunci dari kejutan ini terletak pada strategi pengenalan yang dilakukan oleh studio pengembang. Dengan pengungkapan yang terbatas namun sangat memikat, mereka berhasil memicu rasa ingin tahu yang tak terbendung, membuat gamer berbondong-bondong menuju Google untuk mencari setiap remah informasi, trailer, atau rumor yang beredar. Inti beritanya adalah validasi bahwa daya tarik IP baru yang berkualitas, jika dikemas dengan strategi yang tepat, masih memiliki kekuatan untuk mengalahkan popularitas sekuel yang sudah terjamin pasarnya. Hal ini menjadi catatan penting dalam sejarah persaingan digital, di mana data pencarian menjadi indikator paling jujur dari minat konsumen yang sesungguhnya.

Baca lagi: Kejutan Rockstar! RDR Mobile Resmi Rilis Eksklusif di Katalog Netflix Games

Detail Pengembangan dan Fitur Eksklusif yang Ditawarkan

Foto: ign.com

Untuk mengungkap misteri di balik popularitas Arc Raiders, kita harus menyoroti tim yang bertanggung jawab: Embark Studios. Studio ini didirikan oleh veteran industri game, termasuk para individu yang sebelumnya memegang peran kunci dalam pengembangan waralaba sukses di DICE, seperti seri Battlefield. Kehadiran nama-nama besar ini secara otomatis menanamkan tingkat kepercayaan dan ekspektasi kualitas AAA di benak komunitas gaming. Para pemain secara implisit percaya bahwa tim yang sukses membangun standar kualitas visual dan gameplay di masa lalu akan membawa pengalaman serupa ke dalam proyek baru mereka.

Secara genre, Arc Raiders adalah game tembak-menembak (shooter) orang ketiga yang sangat fokus pada pengalaman cooperative (kerja sama tim). Latar ceritanya berpusat pada sekelompok manusia, yang dikenal sebagai Raiders, yang bertugas melawan invasi robot alien yang brutal bernama "Arc."

Berikut adalah beberapa fitur utama yang menjadi magnet pencarian:

1. Genre Extraction Shooter yang Menantang: Mekanik utama game ini mengharuskan pemain tidak hanya bertahan hidup dan mengalahkan musuh, tetapi juga berhasil mengumpulkan sumber daya (loot) berharga, dan yang terpenting, "diekstrak" keluar dari zona berbahaya. Kegagalan ekstraksi berarti hilangnya semua yang telah dikumpulkan. Elemen risiko dan imbalan yang tinggi ini menciptakan ketegangan unik dan mendorong replayability (nilai main ulang).

2. Kekuatan Visual dan Teknologi Rendering: Berasal dari tim yang mahir dalam grafis, Arc Raiders menampilkan visual yang memukau. Estetika fiksi ilmiah yang ditawarkan sangat detail, menggambarkan dunia pasca-apokaliptik yang dilanda peperangan mesin. Penggunaan teknologi rendering terbaru memastikan game ini siap bersaing di era konsol dan PC generasi terkini.

3. Lingkungan yang Dinamis dan Dapat Dihancurkan: Mengambil pelajaran dari pengalaman mereka di Battlefield, Embark Studios menjanjikan lingkungan yang dapat diubah dan dihancurkan oleh pertempuran. Fitur ini tidak hanya menambah realisme visual tetapi juga menjadi elemen strategis penting, memungkinkan pemain mengubah medan pertempuran untuk keuntungan taktis.

Kombinasi antara warisan studio yang kuat dan janji gameplay yang inovatif inilah yang berhasil menarik minat massal, mengubah rasa ingin tahu menjadi volume pencarian yang memecahkan rekor.

Baca lagi: Wajib Tahu! Ini Daftar Lengkap Game Baru yang Rilis di Bulan Desember 2025

Momentum Inovasi yang Tak Terbendung

Arc Raiders bukan sekadar sebuah game; ia adalah fenomena digital yang mendefinisikan ulang apa yang dianggap "paling dicari" dalam industri hiburan. Gelar dari Google Year in Search 2025 ini adalah bukti nyata bahwa komunitas gaming global haus akan narasi baru, mekanik gameplay yang menyegarkan, dan kualitas teknis yang superior, bahkan jika itu datang dari IP yang belum teruji.

Didukung oleh tim pengembang berpengalaman dan janji shooter extraction yang dinamis dan berisiko tinggi, Arc Raiders telah berhasil memenangkan perang hype melawan blockbuster yang sudah mapan. Kini, semua mata tertuju pada Embark Studios. Keberhasilan di mesin pencari adalah kemenangan pertama, namun tantangan sesungguhnya adalah mengubah hype masif ini menjadi pengalaman bermain yang transformatif saat game tersebut resmi diluncurkan. Dengan momentum inovasi yang tak terbendung ini, Arc Raiders siap mengukir jejaknya sebagai salah satu rilis paling signifikan di dekade ini.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)

Desa Swiss Rata dengan Tanah! Kisah Blatten Lolos dari Maut Berkat Data Sains Presisi

12 December 2025 at 01:18

Foto: Reuters

Teknologi.id – Apa yang terjadi di lembah Pegunungan Alpen, Swiss, baru-baru ini adalah sebuah paradoks yang mencengangkan dunia. Di satu sisi, sebuah bencana alam dahsyat benar-benar terjadi sesuai skenario terburuk: sebuah desa pegunungan yang indah hancur total, lenyap terkubur di bawah ribuan ton es, batu, dan lumpur dalam sekejap mata. Namun, di sisi lain, peristiwa ini dirayakan sebagai kemenangan terbesar umat manusia melawan kekuatan alam.

Desa Blatten, yang terletak di kanton Valais, Swiss bagian selatan, kini tinggal nama. Pada akhir Mei 2025, runtuhan masif dari Gletser Birch menerjang wilayah tersebut, meratakan rumah, kandang ternak, dan infrastruktur sejarah yang telah berdiri ratusan tahun. Namun, di tengah kehancuran fisik yang total tersebut, nyaris tidak ada korban jiwa yang jatuh dari kalangan penduduk. Sebanyak 300 warga desa, beserta hewan ternak mereka, berhasil lolos dari maut berkat satu hal: kepercayaan penuh pada peringatan dini sains.

Detik-Detik "Kiamat Kecil" di Valais

Bencana itu datang dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga, menyerupai ledakan bom. Jutaan meter kubik material—campuran es glasial yang keras, batuan granit, dan tanah—meluncur deras dari lereng gunung, menyapu dasar lembah dengan kekuatan yang tak terbayangkan.

Christophe Lambiel, seorang spesialis geologi pegunungan tinggi dan gletser dari Lausanne University, menggambarkan kejadian tersebut kepada stasiun TV Swiss RTS sebagai "skenario terburuk yang menimbulkan bencana." Awan debu raksasa membubung tinggi, menyelimuti pegunungan dan lembah, menciptakan pemandangan yang mencekam mirip dampak ledakan nuklir.

Citra satelit dan rekaman drone pascabencana memperlihatkan pemandangan yang memilukan: area yang dulunya adalah permukiman asri kini berubah menjadi hamparan puing kelabu setebal puluhan meter yang memanjang hingga 1,6 kilometer. Sungai Lonza, nadi kehidupan lembah tersebut, terbendung oleh material longsor, menciptakan danau baru yang kini menjadi ancaman sekunder bagi wilayah di hilirnya.

Baca juga: Misteri Sungai Hilang di Tanah Datar: Ahli Ungkap Peran Sinkhole dan Karst

Foto: Associated Press

Kunci Keselamatan: Evakuasi Sebelum Bencana

Bagaimana mungkin sebuah desa bisa lenyap tanpa menelan korban massal penduduknya? Jawabannya terletak pada sistem mitigasi bencana Swiss yang sangat disiplin dan canggih.

Jauh sebelum gletser itu runtuh, para ahli geologi dan glasiologi Swiss telah memantau pergerakan Gletser Birch dengan teknologi radar dan laser presisi tinggi. Mereka mendeteksi adanya percepatan pergerakan es dan peningkatan frekuensi longsoran batu kecil dari lereng gunung. Data ini diterjemahkan sebagai "lampu merah": struktur gletser sedang menuju titik jenuh dan keruntuhan total tak terelakkan.

Merespons data ini, otoritas lokal tidak membuang waktu. Pada tanggal 19 Mei 2025—lebih dari sepekan sebelum puncak bencana terjadi—perintah evakuasi total dikeluarkan.

Proses evakuasi dilakukan dengan presisi militer. Tidak hanya manusia, pemerintah Swiss juga memikirkan aset berharga warga. Helikopter dikerahkan untuk mengangkut sapi, domba, dan kambing yang sedang merumput di lereng-lereng bukit ke tempat aman. Jalan akses menuju desa ditutup total, dan sistem keamanan dipasang untuk memastikan tidak ada turis atau warga yang nekat kembali ke zona merah.

Ketika gletser akhirnya runtuh, desa itu sudah menjadi kota hantu. Keputusan tegas untuk mengevakuasi seluruh populasi terbukti menjadi pembeda antara tragedi kemanusiaan dan kerugian materi semata.

Sinyal Bahaya dari Perubahan Iklim

Peristiwa di Blatten bukan sekadar bencana lokal, melainkan peringatan keras mengenai dampak nyata perubahan iklim global. Pegunungan Alpen di Eropa memanas dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

Kenaikan suhu menyebabkan permafrost—lapisan tanah dan batuan yang membeku secara permanen dan berfungsi sebagai "lem" perekat gunung—mencair. Ketika permafrost meleleh, lereng gunung kehilangan stabilitasnya. Batuan menjadi rapuh, dan gletser yang menyusut kehilangan pijakannya, menyebabkan mereka rentan runtuh (kolaps) dalam volume masif.

"Para ilmuwan tahu sesuatu akan terjadi, berkat semakin seringnya terjadi longsoran batu dari lereng gunung ke gletser," ujar Lambiel. Fenomena ini diperkirakan akan semakin sering terjadi di wilayah pegunungan seluruh dunia, dari Alpen hingga Himalaya.

Baca juga: Hutan Indonesia Kian Hilang, Bencana Alam Mengintai Tanpa Ampun

Pelajaran Mahal untuk Dunia

Kehancuran Desa Blatten meninggalkan duka mendalam bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal dan kenangan leluhur. Namun, di balik puing-puing tersebut, tersimpan pelajaran berharga tentang pentingnya integrasi antara sains, kebijakan publik, dan kepatuhan masyarakat.

Pemerintah Swiss menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi pemantauan bencana dan keberanian mengambil keputusan tidak populer (seperti evakuasi paksa) adalah investasi nyawa. Warga Blatten kini menjadi pengungsi iklim di negeri mereka sendiri, namun mereka hidup untuk menceritakan kisah tersebut.

Bagi negara rawan bencana lainnya, termasuk Indonesia, model mitigasi Swiss ini menjadi standar emas. Bahwa bencana alam mungkin tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya terhadap nyawa manusia bisa diminimalisasi jika kita mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh alam melalui data para ilmuwan. Kini, tantangan selanjutnya bagi otoritas Swiss adalah menangani bendungan alami yang terbentuk di Sungai Lonza agar tidak jebol dan memicu banjir bandang susulan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(WN/ZA)

OpenAI: ChatGPT Enterprise Bantu Karyawan Hemat Hingga 1 Jam Kerja per Hari

12 December 2025 at 01:15

Foto: CNET

Teknologi.id -  OpenAI, pembuat ChatGPT merilis temuan terbarunya soal pengaruh Artificial Intelligence (AI) di tempat kerja. Dalam laporannya yang berjudul "Laporan 2025: Keadaan AI Enterprise," diambil berdasarkan data yang dikumpulkan dan survei 9.000 pekerja di hampir 100 perusahaan.

Temuan utamanya adalah memajukan produktivitas: teknologi AI seperti ChatGPT diperkirakan mengemat 40 menit sampai satu jam dari waktu pekerja setiap harinya.

Meningkatnya Produktivitas di Berbagai Sektor

Foto: OpenAI

Survey tersebut membuktikan tiga perempat (lebih dari 75%) responden melaporkan kalau penggunaan AI saat bekerja mempercepat tugas atau meningkatkan kualitas ouput mereka. Kelompok pekerja yang paling merasakan semakin hematnya waktu adalah data science, teknisi, komunikasi, IT, dan akuntan.

Menurut data:

  • Pekerja IT: 87% melaporkan perbaikan masalah IT lebih cepat.
  • User Marketing/ Produk: 85% melaoprkan eksekusi campaign menjadi lebih cepat.
  • Profesional HR: 75% melaporkan keterlibatan karyawan meningkat.
  • Pengguna AI Tingkat Lanjut: Pengguna AI intens melaporkan telah menghemat sebanyak 10 jam dalam seminggu.

Ronnie Chatterji, Kepala Ekonomi di OpenAI, mengatakan pengaruhnya lebih dari kecepatan semata. Ia menyatakan tiga dari empat orang mengatakan, "Saya bisa melakukan hal yang sebelumnya saya tidak bisa," menyorot AI dalam mengembangkan kemampuan di tempat kerja, faktor yang sering diabaikan dalam diskusi AI dan pekerjaan.

Baca juga: Karyawan Apple Ramai-Ramai Pindah ke OpenAI, Dukung Proyek Baru Jony Ive

Naiknya 'Vibe Coding' dan Kemampuan Baru

Laporan tersebut menyajikan bukti bahwa AI mendukung pekerja non-teknis untuk mengerjakan tugas baru, terutama coding.

OpenAI menemukan tren signifikan "Vibe Coding", yaitu pekerja non-teknis mulai membuat kode. Banyaknya pesan seputar coding dari pekerja non-teknis meningkat sebanyak 36% selama enam bulan terakhir. Terlebih lagi, 75% pengguna melaporkan mereka dapat menyelesaikan tugas baru yang sebelum tidak dapat dilakukan, sementara 73% teknisi melaporkan kode berhasil lebih cepat saat menggunakan alat AI.

Hal ini menujukkan kalau perusahaan "bertambah luas di margin ekstensif - lebih banyak pekerja menggunakan AI—dan margin intensif—pengguna yang sudah ada mendalami lebih jauh," ujar startup yang didukung Microsoft tersebut.

Melawan Narasi 'Gelembung AI'

Foto: Ist

Temuan OpenAI muncul di tengah debat peneliti dan ahli ekonomi tentang Return of Investment (ROI) AI.

Studi sebelumnya menunjukkan keraguan:

  • Penelitian MIT (Agustus): Menemukan kebanyakan perusahaan melihat tidak ada keuntungan atau pengaruh langsung dari projek generatif AI, seringkali disebabkan integrasi perusahaan yang bercelah.
  • Penelitian Harvard dan Stanford (September): Menyorot masalah "workslops", saat output yang dibuat AI terlihat bagus tetapi kekurangan arti atau tidak ada nilai tambahan.
  • Survei KPMG (April): Menemukan perusahaan yang menerapkan AI di luar program pilot tetap stagnan.

Meski begitu, pemimpin OpenAI meyakini kalau studi-studi ini tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. Direktur Operasional (COO) OpenAI, Brad Lightcap mengatakan:

"Banyak studi tidak sejalan dengan apa yang kita lihat dalam praktiknya,"  

Lightcap menegaskan kalau adopsi AI enterprise tidak meningkat dengan cepat atau lebih cepat dibanding adopsi konsumen biasa. Perusahaan ini membagikan data poin-poin penting untuk mendukung pernyataannya:

  • Berbasis Pelanggan: Lebih dari satu juta bisnis membayar untuk pelayanan AI milik OpenAI.
  • Pengguna: 7 juta pekerja saat ini menggunakan ChatGPT Enterprise.
  • Intensitas Penggunaan: Banyaknya pesan per minggu di ChatGPT Enterprise meningkat sebanyak 8% year-on-year (YoY), dengan rata-rata pekerja mengirim pesan 30% lebih banyak.
  • Kecanggihan: Penggunaan Custom GPT dan ChatGPT Projects untuk arus kerja yang terstruktur dan berulang, meningkat 19 kali lipat di tahun lalu, menunjukkan pergeseran dari kueri biasa ke proses yang terintegrasi.
  • Model yang Lebih Maju: Rata-rata konsumsi penalaran per organisasi meningkat sekitar 320 kali dalam 12 bulan terakhir, menunjukkan kepercayaan yang meningkat pada model penalaran AI yang lebih maju.

Baca juga: OpenAI Umumkan Code Red, Semua Proyek Dihentikan Demi Fokus ke ChatGPT

Adopsi Industri dan Kesenjangan Kinerja

Laporan ini juga menunjukkan tren dalam adopsi industri:

  • Pertumbuhan Cepat: Teknologi, kesehatan, dan manufaktur adalah sektor yang paling berkembang dalam adopsi AI.
  • Skala Terbesar: Alat AI telah digunakan secara besar-besaran dalam pelayanan profesional, keuangan, dan teknologi.

OpenAI menyoroti makin jauhnya kesenjangan kinerja, yang menguntungkan "perusahaan terdepan", organisasi dengan tim hibrid yang beranggotakan manusia dan agen AI. Perusahaan terdepan ini menunjukkan keuntungan produktivitas dan penghematan waktu lebih banyak dibandingkan rata-rata perusahaan, mengirimkan pesan dua kali lebih banyak dan terlibat lebih intens pada kemampuan tingkat lanjut.

Kendala utama dalam adopsi AI yang lebih luas dinilai pada kesiapan dan implementasi perusahaan.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Gila! Kereta Nirkabel China Angkut Beban Setara 3 Menara Eiffel Sekaligus

12 December 2025 at 00:27

Foto: iStockphoto

Teknologi.id – China kembali menegaskan dominasinya sebagai pemimpin global dalam teknologi infrastruktur perkeretaapian. Negeri Tirai Bambu baru saja menorehkan sejarah baru dengan keberhasilan uji coba sistem kereta api barang "nirkabel" yang fenomenal. Dalam demonstrasi yang mencengangkan dunia logistik, rangkaian kereta ini mampu mengangkut muatan total seberat 35.000 ton—sebuah bobot yang setara dengan 3,5 kali berat Menara Eiffel di Paris.

Uji coba yang dilakukan di Jalur Kereta Api Baoshen, Inner Mongolia, pada Senin (8/12) ini bukan sekadar pameran kekuatan mesin, melainkan pembuktian validitas teknologi "Virtual Coupling" atau pengaitan virtual. Teknologi ini memungkinkan lokomotif-lokomotif raksasa beroperasi dalam satu konvoi yang terkoordinasi sempurna tanpa saling terhubung secara fisik menggunakan rantai atau tuas mekanis konvensional.

Mengubah Paradigma: Dari Rantai Besi ke Sinyal Digital

Selama hampir dua abad sejarah perkeretaapian, prinsip dasar menggerakkan gerbong tidak berubah: satu lokomotif menarik rangkaian gerbong yang saling terkait dengan pengait besi yang berat dan kaku. Namun, sistem baru yang dikembangkan oleh China Shenhua Energy Company (anak usaha BUMN pertambangan CHN Energy) ini meruntuhkan dogma tersebut.

Teknologi ini menghubungkan tujuh rangkaian kereta barang secara nirkabel. Alih-alih kaitan besi, "lem" yang menyatukan mereka adalah aliran data digital berkecepatan tinggi dan sinyal nirkabel yang presisi.

Dalam uji coba tersebut, tujuh kereta berjalan beriringan dengan jarak yang jauh lebih rapat daripada standar keselamatan konvensional, namun tetap menjaga sinkronisasi sempurna. Ketika lokomotif pemimpin mempercepat laju, enam kereta di belakangnya merespons secara real-time. Begitu pula saat pengereman; semua unit mengerem secara bersamaan, menghilangkan risiko tabrakan beruntun (telescoping) yang menjadi mimpi buruk dalam operasi kereta barang berat.

Baca juga: Rahasia China Sukses Bikin Kereta Hyperloop Melaju hingga 1.000 km/h

Foto: TribunNews

Efisiensi Brutal: Tingkatkan Kapasitas 50% Tanpa Bangun Rel Baru

Motivasi utama di balik inovasi radikal ini adalah efisiensi ekonomi dan infrastruktur. China, dengan wilayah yang luas dan industri manufaktur yang masif, menghadapi tantangan logistik yang terus membengkak. Data menunjukkan negara ini mengangkut lebih dari 3 miliar ton barang hanya dalam tiga kuartal pertama tahun ini.

Membangun jalur rel baru untuk mengakomodasi lonjakan volume ini membutuhkan biaya triliunan dolar dan waktu bertahun-tahun. Di sinilah teknologi "kereta nirkabel" menjadi solusi jenius.

Menurut laporan stasiun televisi negara CCTV, teknologi ini mampu meningkatkan kapasitas angkutan barang hingga 50 persen di jalur yang sudah ada. Bagaimana caranya?

  1. Memangkas Jarak Antar-Kereta: Dalam sistem konvensional, kereta barang berat membutuhkan jarak pengereman (headway) yang sangat panjang—bisa mencapai beberapa kilometer—untuk alasan keamanan. Dengan virtual coupling, karena pengereman dilakukan serentak secara elektronik, jarak aman antar-kereta bisa dipangkas drastis.
  2. Mengurai Kemacetan Stasiun: Teknologi ini juga meningkatkan kapasitas "tenggorokan" (throat) stasiun, yaitu area masuk dan keluar yang sering menjadi titik kemacetan (bottleneck). Kereta bisa masuk dan keluar dalam formasi rapat, mempercepat perputaran logistik.

Penguasaan Teknologi Kontrol Kelompok 

CHN Energy dengan bangga mengklaim bahwa pencapaian ini menjadikan China sebagai negara pertama di dunia yang "menguasai sistem kontrol operasi kereta api berkelompok."

Sistem kontrol ini bekerja dengan memanfaatkan komunikasi train-to-ground (kereta ke stasiun pengendali) dan train-to-train (antar-kereta). Algoritma cerdas mengintegrasikan data kecepatan relatif dan jarak absolut secara instan. Ini memungkinkan kereta beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan topografi jalur (tanjakan/turunan) dan kecepatan, sesuatu yang sangat sulit dilakukan dengan pengait mekanis yang memiliki keterbatasan fisik dan risiko putus jika beban terlalu berat.

Sebuah studi dari Universitas Central South di Changsha yang diterbitkan dalam jurnal Mathematics menyebutkan bahwa inovasi seperti memperpendek interval waktu keberangkatan adalah cara paling efektif untuk menghemat biaya operasional jangka panjang dibandingkan ekspansi fisik.

Baca juga: AgiBot A2 Pecahkan Rekor Dunia! Robot Humanoid China Jalan 106 KM Nonstop 3 Hari

Implikasi Masa Depan: Standar Baru Logistik Global?

Keberhasilan uji coba di Inner Mongolia ini bukan hanya kemenangan bagi sektor pertambangan batu bara China, tetapi juga sinyal bagi masa depan logistik global. Jika teknologi ini diterapkan pada jalur sutra baru (Belt and Road Initiative) atau layanan China Railway Express yang menghubungkan Asia dan Eropa, kecepatan dan volume pengiriman barang lintas benua akan meningkat pesat.

Bayangkan konvoi kereta logistik yang panjangnya berkilo-kilometer, melesat melintasi benua tanpa satu pun sambungan besi, dikendalikan oleh "tangan tak terlihat" berupa sinyal digital. China baru saja membuktikan bahwa masa depan itu bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan realitas yang sedang diuji di atas rel hari ini.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Kaspersky Sebut Telegram Jadi Sarang Kejahatan Siber, 800 Kanal Diblokir!

11 December 2025 at 23:48

Foto: CyberHub

Teknologi.id -  Berdasarkan penelitian terbaru dari Kaspersky Digital Footprint Intelligence, Telegram merupakan sarana yang paling sering digunakan penjahat siber atau hacker untuk melancarkan aksinya. Setelah memonitor lebih dari 800 kanal telegram terlarang sejak tahun 2021 sampai tahun 2024, Kaspersky menemukan fakta bahwa bot Telegram merupakan alat yang sangat beresiko.

Aplikasi pesan instan ini, yang dilihat oleh komunitas underground sebagai platform bisnis pasar gelap terintegrasi, berkat memiliki fitur-fitur teknis yang sangat dimanfaatkan pelaku kejahatan.

Baca juga: Telegram Rilis Fitur Komentar di Video Call, Bikin Obrolan Serasa Live Streaming

Mengapa Telegram Menjadi Pilihan Utama Pasar Gelap?

Telegram menawarkan empat keunggulan utama yang membuatnya menarik bagi aktivitas cybercrime pada awalnya:

  1. Otomatisasi Fungsi Kriminal: Bot Telegram dapat mengelola berbagai tugas secara bersamaan, mulai dari memproses pembayaran berbasis aset kripto, menyebarkan kartu bank curian, memasukkan infostealer (perangkat perusak data), melakukan phishing, hingga menjadi layanan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) pada ratusan pembeli.
  2. Penyimpanan Tanpa Batas: Fitur penyimpanan file Telegram yang tidak terbatas dan tidak akan kadaluwarsa menjadikan tidak perlu adanya hosting eksternal. Hal ini mempermudah peneyebaran dump data multi-gigabyte atau dokumen korporat curian.
  3. Dorongan Penawaran Kriminal Massal: Otomatisasi yang sangat mulus pada platform tersebut secara alami mendorong dan mempermudah penawaran produk atau layanan kejahatan kriminal bervolume tinggi, harga rendah, dan keterampilan rendah (low-skill offerings), seperti informasi kartu bank atau data yang bocor atau layanan malware hosting.
  4. Fasilitator Transaksi Kepercayaan Tinggi: Meskipun transaksi bernilai tinggi yang bergantung pada kepercayaan, seperti pembocoran kerentanan zero-day, masih banyak digunakan forum dark web bereputasi. Telegram dianggap mampu memfasilitasi komunikasi dan negosiasi sensitif tersebut.

Tren Pemblokiran Meningkat

Foto: Kaspersky

Meskipun Telegram sangat populer di kalangan penjahat siber, tekanan kendali yang meningkat dari Telegram menjadikan platform tersebut menjadi kurang kondusif bagi pelaku kejahatan.

Kaspersky mencatat peningkatan drastis dalam pemblokiran kanal. Sejak 2023, kurva pemblokiran melonjak, pada tahun 2024, pemblokiran setiap bulannya sering mencapai 30 hingga 40 kanal. Pola ini tetap bertahan hingga 2025.

Peningkatan moderasi ini menyebabkan umur kanal bayangan (shadow channel) bertambah panjang. Persentase kanal yang berumur lebih dari sembilan bulan bertambah tiga kali lipat dari tahun 2021 sampai 2024, menunjukkan upaya komunitas kriminal untuk bertahan lama dari upaya penutupan.

Baca juga: Telegram Perketat Keamanan: CEO Pavel Durov Hapus Konten Ilegal dengan AI

Batasan Teknis dan Migrasi Komunitas Kriminal

Pelaku kejahatan siber yang berpengalaman melihat Telegram memiliki sejumlah batasan teknis yang merugikan:

  • Tidak adanya enkripsi end-to-end bawaan di chat.
  • Memiliki infrastruktur terpusat, yang mana pengguna tidak dapat membangun server sendiri untuk berkomunikasi.
  • Kode server-side-nya tertutup, sehingga pengguna tidak dapat memverifikasi atau mengetahui apa yang dilakukannya.

Arsitektur ini memerlukan kepercayaan tinggi pada platform tersebut, suatu hal yang dihindari oleh pelaku kejahatan kriminal berpengalaman saat melindungi operasional dan keamanan pribadi mereka. Mereka juga dihadapkan kemungkinan di-blacklist oleh Telegram.

Sebagai konsekuensinya, banyak komunitas penjahat kini mulai migrasi dan berhenti menggunakan Telegram. Contohnya, Angel Drainer (perusahaan layanan malware-as-a-service atau MaaS yang menyediakan perangkat lunak jahat untuk diperjualbelikan), dan kelompok BFRepo, yang memiliki sekitar 9.000 anggota, dilaporkan telah pindah ke platform lain.

“Ketika sebuah etalase atau layanan menghilang dalam semalam, membangun bisnis yang andal menjadi jauh lebih sulit. Kami mulai melihat tahap awal migrasi sebagai konsekuensi langsungnya,” ujar Vladislav Belousov, Analis Jejak Digital di Kaspersky.

Saran Menghindari Kejahatan Siber

Untuk membantu pengguna dan organisasi agar tetap terhindar dari kejahatan kriminal yang memanfaatkan platform seperti Telegram, Kaspersky menyarankan dua langkah praktis ini:

  1. Pelaporan Komunitas: Melaporkan kanal dan bot yang terbukti ilegal untuk mempercepat moderasi berbasis komunitas.
  2. Pemantauan Ancaman: Menggunakan beberapa sumber informasi ancaman cerdas (dengan cakupan surface web, deep web, dan dark web) untuk tetap berhati-hati dengan aktivitas ilegal terkini, dan waspada dengan TTP (Taktik, Teknik, dan Prosedur) yang digunakan oknum ancaman.  


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Waspada! Penipuan Berbasis AI Meningkat: Deepfake & Nomor Palsu Jadi Ancaman Baru

11 December 2025 at 23:10

Foto: BNC.Id

Teknologi.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa dua sisi mata uang dengan kemajuan yang mempermudah hidup, dan ancaman baru yang semakin sulit dikenali. Di Indonesia, kasus penipuan berbasis AI mulai meningkat dan menunjukkan pola yang semakin canggih. Mulai dari video deepfake penculikan hingga manipulasi nomor telepon palsu melalui teknik phone number poisoning, para pelaku kejahatan digital kini memanfaatkan AI untuk menipu korban dengan cara yang jauh lebih meyakinkan. 

Pemanfaatan teknologi menjadi ancaman serius terhadap keamanan digital masyarakat. Dengan semakin banyaknya layanan publik yang beralih ke platform digital, risiko penyalahgunaan teknologi pun ikut meningkat. Situasi ini menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya membutuhkan infrastruktur yang kuat, tetapi juga kesiapan masyarakat dalam memahami potensi bahaya yang menyertai kemajuan teknologi tersebut. Tanpa literasi digital yang memadai, pengguna internet akan semakin rentan terhadap manipulasi yang memanfaatkan celah psikologis maupun teknis.

Baca Juga: Iklan Pop-Up Pembawa Malware, Ini Cara Kenalinya!

Meningkatnya ketergantungan masyarakat pada layanan digital mulai dari perbankan, transportasi, hingga komunikasi pribadi membuat ruang serangan bagi pelaku kejahatan semakin luas. Penipu tidak lagi mengandalkan metode konvensional seperti pesan singkat atau tautan mencurigakan, melainkan memanfaatkan kemampuan AI untuk menciptakan konten yang tampak autentik dan sulit dibedakan dari informasi asli. Kondisi ini memperlihatkan bahwa batas antara kenyataan dan rekayasa digital semakin kabur, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menerima informasi apa pun yang beredar secara daring.

Deepfake Penculikan, Ketika AI Mengubah Wajah Kejahatan Digital

Foto: Warroom

FBI memperingatkan bahwa penipu kini menggunakan Generative AI (GenAI) untuk membuat video deepfake yang sangat realistis. Modus ini bekerja dengan cara mengumpulkan foto dan video korban dari media sosial, kemudian mengolahnya menjadi video palsu yang menampilkan orang terdekat korban seolah-olah sedang disandera. 

Video deepfake tersebut kemudian dikirimkan kepada korban sebagai “bukti penculikan”, disertai permintaan tebusan. FBI menjelaskan bahwa modus ini sebenarnya bukan hal baru. Dua tahun sebelumnya, The Guardian telah mengungkap kasus serupa. Namun, kemajuan AI membuat kualitas deepfake kini jauh lebih sulit dibedakan dari video asli.

Mengapa Korban Mudah Tertipu?

  • Video deepfake kini memiliki detail wajah dan ekspresi yang sangat halus. 
  • Pelaku memanfaatkan fitur pesan terbatas waktu agar korban tidak sempat menganalisis kejanggalan visual.
  • Tekanan psikologis “waktu terbatas” membuat korban panik dan tidak melakukan verifikasi.

FBI menegaskan bahwa meskipun deepfake semakin canggih, masih ada tanda-tanda yang bisa dikenali, seperti:

  • Piksel yang tidak konsisten.
  • Gerakan bibir yang tidak sinkron.
  • Bayangan wajah yang tidak natural.

Namun, dalam kondisi panik, korban sering kali tidak sempat memperhatikan detail tersebut.

Tips Perlindungan dari FBI

  • Batasi unggahan foto pribadi di media sosial.
  • Jangan membagikan informasi sensitif kepada orang asing.
  • Gunakan kata sandi yang kuat dan unik.
  • Selalu verifikasi langsung kepada keluarga sebelum melakukan pembayaran.

Phone Number Poisoning, Ketika Nomor Palsu Masuk ke Jawaban AI

Foto: BatamPost

Selain deepfake, ancaman baru yang tak kalah berbahaya adalah phone number poisoning. Teknik ini ditemukan oleh Aura Labs, perusahaan keamanan siber milik Aurascape, dan dipublikasikan pada 8 Desember 2025. 

Menurut laporan ZDNET, penipu memanipulasi konten web publik agar sistem berbasis AI seperti Google AI Overview atau peramban Comet milik Perplexity menampilkan nomor telepon palsu sebagai kontak resmi.

Bagaimana Modus Ini Bekerja?

Penipu memanfaatkan teknik optimasi baru di era AI, yaitu: 

  • Generative Engine Optimization (GEO)
  • Answer Engine Optimization (AEO)

Berbeda dengan SEO tradisional, GEO dan AEO bertujuan agar konten palsu muncul sebagai sumber utama yang digunakan oleh sistem AI untuk menjawab pertanyaan pengguna.

Baca Juga: Pencurian Data Melalui Apk File, Jangan Sampai Kamu Kena!

Langkah-langkah Penipuan yang Ditemukan Aura Labs

  1. Mengunggah konten spam ke situs pemerintah atau universitas yang diretas. 
  2. Menyisipkan nomor telepon palsu ke blog WordPress, YouTube, atau Yelp.
  3. Menggunakan komentar bot untuk memperkuat kredibilitas konten.
  4. Menyusun informasi palsu agar mudah diambil oleh model AI.

Ketika pengguna bertanya, misalnya, “Nomor layanan pelanggan maskapai X?”, AI dapat menampilkan nomor palsu yang mengarahkan korban ke pusat panggilan penipu.

Mengapa Ini Berbahaya?

  • Korban percaya karena nomor tersebut muncul dari jawaban AI yang dianggap “tepercaya”. 
  • Penipu dapat mencuri data pribadi, informasi kartu kredit, atau bahkan menguras rekening.
  • Modus ini sulit dideteksi karena memanfaatkan celah dalam sistem pengindeksan AI.

Peneliti Aura Labs memperingatkan bahwa teknik ini dapat menjadi salah satu bentuk phishing paling berbahaya di era AI karena memanfaatkan kepercayaan publik terhadap sistem otomatis.

Mengapa Penipuan Berbasis AI Semakin Berbahaya?

Ada tiga alasan utama mengapa penipuan berbasis AI semakin sulit ditangkal: 

1. AI semakin mudah diakses

Model AI generatif kini tersedia secara luas, bahkan gratis. Pelaku kejahatan tidak membutuhkan keahlian teknis tinggi untuk membuat deepfake atau memanipulasi konten. 

2. Kecepatan penyebaran informasi

Konten palsu dapat menyebar dalam hitungan detik melalui media sosial, aplikasi pesan, atau platform berbasis AI. 

3. Kepercayaan publik terhadap AI

Banyak pengguna menganggap jawaban AI sebagai informasi yang akurat, sehingga tidak melakukan verifikasi tambahan. 

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Berikut langkah-langkah yang direkomendasikan oleh FBI dan pakar keamanan siber:

  1. Selalu verifikasi informasi Hubungi langsung pihak terkait sebelum mengambil keputusan.
  2. Jangan percaya sepenuhnya pada jawaban AI Gunakan situs resmi untuk mencari nomor layanan pelanggan.
  3. Batasi jejak digital Kurangi unggahan foto pribadi dan informasi sensitif.
  4. Gunakan kata sandi yang kuat Hindari penggunaan kata sandi yang sama di banyak platform.
  5. Waspadai tekanan waktu Penipu sering memaksa korban bertindak cepat agar tidak sempat berpikir.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)





Demi Keamanan, AS Akan Minta Turis Serahkan Riwayat Media Sosial 5 Tahun Terakhir!

11 December 2025 at 21:38

Foto: Freepik

Teknologi.id -  Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump kembali mengajukan proposal pengetatan perbatasan yang signifikan. Berdasarkan proposal baru dari pejabat tinggi AS, wisatawan dari puluhan negara yang memenuhi syarat untuk mengunjungi AS tanpa visa (melalui program Visa Waiver) wajib menunjukkan riwayat media sosial mereka sebagai syarat masuk.

Aturan ini akan memengaruhi turis dari sekitar 40 negara yang eligible (memenuhi syarat) untuk mengunjungi AS selama 90 hari tanpa visa, asalkan mereka mengisi formulir Sistem Elektronik untuk Otorisasi Perjalanan (Electronic System for Travel Authorization/ESTA).

Alasan Kemanan dan Pengetatan Perbatasan

Foto: Getty Images

Sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat di Gedung Putih pada Januari, fokus utama pemerintahannya adalah memperketat perbatasan AS dengan alasan keamanan nasional.

Beberapa analis mengatakan bahwa rencana baru ini dapat menjadi hambatan bagi calon pengunjung, atau melanggar hak digital mereka, serta kemungkinan adanya penurunan angka pengunjung asing, namun Trump mengatakan kalau ia tidak khawatir.

"Kami hanya ingin orang datang ke sini, dengan aman. Kami menginginkan keamanan. Kami menginginkan keselamatan [...] Kami ingin memastikan kami tidak membiarkan orang yang salah masuk ke negara kami."

Pengetatan ini dilakukan menjelang kenaikan angka turis yang diperkirakan AS tahun depan, mengingat negara tersebut akan menjadi tuan rumah Piala Dunia (World Cup) bersama Kanada dan Meksiko.

Detail Proposal Data Media Sosial

Proposal ini diusulkan oleh Departemen Keamanan Tanah Air (Department of Homeland Security/DHS) bersama Penjaga Bea Cukai dan Perbatasan (Customs and Border Protection/CBP).

Dokumen tersebut menyatakan bahwa "elemen data akan mengharuskan pemohon ESTA untuk menyediakan informasi media sosial mereka dari lima tahun terakhir," tanpa memberikan detail lebih lanjut mengenai bagaimana informasi tersebut akan diverifikasi atau digunakan.

ESTA harus diisi dengan informasi dari pengunjung, disertai bayaran sebesar 40 dolar AS (sekitar Rp 666.868). Formulir ini dapat diakses turis dari sekitar 40 negara, termasuk Inggris, Irlandia, Prancis, Australia, dan Jepang, yang mengizinkan mereka berkunjung ke AS beberapa kali dalam waktu dua tahun.

Selain riwayat media sosial, formulir ini juga menanyakan:

  • Nomor telepon yang digunakan selama lima tahun terakhir.
  • Alamat email yang digunakan selama sepuluh tahun terakhir.
  • Informasi mengenai anggota keluarga.

Proposal ini merupakan bagian dari perintah eksekutif Trump yang lebih besar,  berjudul: "Melindungi Amerika Serikat dari Teroris Asing dan Ancaman Keamanan Nasional dan Ketertiban Umum Lainnya"

Baca juga: AS Bongkar Skema Penyelundupan GPU Nvidia Senilai US$160 Juta ke Cina

Reaksi Publik dan Penegakan Visa Lain

Saat ini, Feedback publik mengenai proposal data ini akan dibuka selama 60 hari ke depan, menunjukkan bahwa kebijakan ini belum final.

"Ini bukan keputusan akhir, ini hanya langkah pertama dari awal diskusi mengenai kebijakan baru yang akan menjaga kemanan warga Amerika," jelas seorang juru bicara CBP.

Namun, organisasi hak digital seperti Electronic Frontier Foundation mengkritik proposal ini. Sophia Cope dari organisasi tersebut menyatakan bahwa kebijakan ini dapat "memperparah kebebasan sipil".

Perlu diketahui, pemerintahan Trump sebelumnya juga mengumumkan kebijakan untuk memeriksa akun media sosial pengunjung asing yang mendaftar visa pelajar atau visa H-1B. Pendaftar diwajibkan mengubah profil media sosial mereka menjadi publik agar dapat dilihat dan digunakan untuk menilai kehadiran digital pendaftar. Jika ada informasi yang tidak disebutkan, dapat menyebabkan penolakan visa yang sedang berjalan dan yang akan datang.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan mengenai kebijakan visa ini: “Ini adalah harapan dari warga Amerika bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk membuat negara kita lebih aman, itulah yang dilakukan oleh Administrasi Trump setiap hari.”

Petugas yang bertugas diperintahkan untuk menyaring mereka yang “mendukung, membantu, atau memberikan dukungan kepada teroris asing yang ditunjuk dan ancaman lain terhadap keamanan nasional; atau yang melakukan pelecehan atau kekerasan antisemit yang ilegal”.

Baca juga: Aturan Visa H-1B Baru Trump Ancaman Serius bagi Perusahaan Teknologi AS

Dampak Potensial pada Industri Wisata

Sebagai bagian dari upaya administrasi untuk memperketat perbatasan, para petinggi baru-baru ini mengatakan bahwa larangan perjalanan yang sudah ada - yang berlaku untuk 19 negara di Afrika, Timur Tengah, dan Karibia - dapat diperluas. Langkah ini diumumkan setelah insiden penembakan dua anggota Garda Nasional di Washington DC, di mana seorang pria Afghanistan dituduh sebagai pelakunya.

Para ahli sebelumnya menyarankan bahwa perubahan kebijakan perjalanan yang diperkenalkan di bawah pemerintahan Trump telah berdampak pada industri pariwisata Amerika.

Awal tahun ini, Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council/WTTC) melaporkan bahwa AS adalah satu-satunya dari 184 ekonomi yang dianalisis yang diperkirakan akan mengalami penurunan pengeluaran wisatawan internasional pada tahun 2025.

Kebijakan lain pemerintahan Trump juga tampaknya memengaruhi pariwisata, seperti banyak warga Kanada yang dilaporkan memboikot perjalanan ke AS sebagai bentuk protes terhadap tarif Trump. Oktober menandai bulan ke-10 berturut-turut penurunan jumlah wisatawan Kanada yang berkunjung ke AS. Padahal, di masa lalu, wisatawan Kanada menyumbang sekitar seperempat dari total pengunjung internasional ke AS, dengan pengeluaran lebih dari $20 miliar per tahun.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Investasi Deli Dorong Produksi ATK Modern Lewat Pabrik Berteknologi

12 December 2025 at 08:07


Sumber foto : PT Deli Group Indonesia

Karawang, 26 November 2025 — Pembangunan pabrik Deli Group di Artha Industrial Park, Karawang, resmi dimulai melalui seremoni groundbreaking yang turut dihadiri Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Investasi senilai Rp 2,25 triliun ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur modern untuk produk peralatan kantor dan teknologi edukasi di Asia Tenggara.

Deli saat ini dikenal tidak hanya sebagai produsen alat tulis, tetapi juga pengembang peralatan kantor berbasis teknologi seperti perangkat elektronik pendukung pembelajaran, smart office tools, mesin laminating dan cutting, hingga peralatan digital yang digunakan sekolah dan perusahaan modern. Pabrik terintegrasi seluas 8,2 hektare dengan bangunan sekitar 12 hektare ini akan mengintegrasikan fungsi produksi, logistik, dan R&D untuk mendukung inovasi produk yang semakin digital.

Mr. Huang, Managing Director of Deli Manufacturing Company, menyampaikan bahwa pabrik ini akan menjadi pusat pengembangan teknologi dan peningkatan kemampuan produksi lokal. “Kami berfokus pada manufaktur lokal, penguatan rantai pasok, berbagi teknologi, serta pengembangan talenta masa depan untuk mempercepat transformasi industri,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa Deli mengusung prinsip manufaktur cerdas, efisiensi energi, dan standardisasi kualitas global dalam operasionalnya.

Sumber foto : PT Deli Group Indonesia

Pembangunan pabrik ini diperkirakan menciptakan lebih dari 3.000 lapangan kerja baru, dengan multiplier effect bagi industri penunjang seperti pendidikan, logistik, ritel, hingga industri teknologi yang terhubung dalam rantai suplai. Dedi Mulyadi menekankan pentingnya kehadiran investasi berbasis teknologi untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia. “Pabrik bukan semata mesin pencetak uang. Pabrik adalah tempat ilmu dan teknologi ditransfer, akses karier terbuka, dan ekonomi digerakkan,” ujar Dedi.

Untuk memastikan kesiapan tenaga kerja teknis, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan pembiayaan pendidikan bagi ribuan pelajar SMK industri dan mahasiswa bidang teknologi informasi serta teknik, agar mampu mengisi peran profesional dan manajerial di fase operasi pabrik.

Proyek ini dijadwalkan rampung pada 2027 dan akan memperkuat distribusi produk Deli di pasar Indonesia yang terus berkembang, terutama pada kebutuhan perangkat kantor dan pendidikan digital. Dengan komitmen pada inovasi dan teknologi hijau, Deli optimistis dapat menjadi pemain utama dalam modernisasi industri alat kantor di kawasan.

Melalui kehadiran pabrik ini, Indonesia diharapkan tidak lagi sekadar menjadi pasar, tetapi menjadi produsen dan inovator dalam industri peralatan kantor berbasis teknologi di tingkat global.

Internet Murah 100 Mbps Bukan Lagi Wacana? Komdigi Targetkan ‘Internet Rakyat’ 2026!

11 December 2025 at 21:40
Kebijakan pelelangan pita frekuensi 1,4 GHz oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menandai fase baru dalam pembangunan infrastruktur digital Indonesia. Langkah ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan kualitas layanan internet, tetapi juga pada pemerataan akses yang selama ini menjadi tantangan utama di berbagai wilayah. Pemerintah memandang bahwa percepatan transformasi digital tidak dapat dicapai tanpa fondasi konektivitas yang kuat, stabil, dan terjangkau. Oleh karena itu, frekuensi 1,4 GHz dipilih sebagai salah satu instrumen strategis untuk memperluas jangkauan layanan internet cepat, terutama di daerah yang belum tersentuh jaringan serat optik. 

Pemerintah menargetkan agar lelang frekuensi ini dapat mendorong tersedianya layanan internet murah dengan kapasitas hingga 100 Mbps, sehingga masyarakat dapat menikmati koneksi yang lebih memadai untuk kebutuhan pendidikan, pekerjaan, hingga layanan publik berbasis digital. Dengan kapasitas tersebut, frekuensi 1,4 GHz dinilai mampu menjembatani kesenjangan digital yang selama ini terjadi antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil.

Baca Juga: Komdigi Siapkan Posko Pemulihan Trauma Untuk Anak di Sumatra

Pembangunan nasional melalui akses internet bukan lagi sekadar fasilitas pendukung, melainkan kebutuhan dasar yang menentukan kualitas partisipasi masyarakat dalam ekonomi digital. Pemerintah menyadari bahwa tanpa intervensi yang tepat, kesenjangan akses dapat memperlebar ketimpangan sosial dan ekonomi. Karena itu, program Internet Rakyat dirancang agar tarif layanan dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat, sehingga kelompok berpenghasilan rendah tetap dapat menikmati layanan internet yang layak.

Ambisi Besar Komdigi CIptakan Internet Murah untuk Semua

Dalam acara Deklarasi Arah Indonesia Digital: Terhubung, Tumbuh, Terjaga, Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menegaskan bahwa lelang frekuensi 1,4 GHz merupakan tonggak penting untuk menghadirkan internet murah bagi masyarakat. Ia menyebutkan bahwa layanan ini diharapkan dapat dirasakan mulai 2026. 

Pernyataan tersebut sejalan dengan arah kebijakan digital nasional yang tertuang dalam RPJMN 2025–2029, yang menempatkan keterjangkauan internet sebagai salah satu prioritas utama. Pemerintah menilai bahwa inklusivitas digital tidak hanya berbicara tentang ketersediaan jaringan, tetapi juga kemampuan masyarakat untuk mengaksesnya.

Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Siapa Pemenangnya dan Mengapa Ini Penting?

Lelang frekuensi 1,4 GHz dimenangkan oleh dua perusahaan: 

  • Surge – Regional I (Jawa, Papua, Maluku)
  • MyRepublic – Regional II dan III

Informasi mengenai pemenang lelang ini juga diperkuat oleh laporan Suara.com, yang menyebutkan bahwa frekuensi 1,4 GHz dilelang untuk mendukung layanan internet murah berbasis Broadband Wireless Access (BWA).

Frekuensi 1,4 GHz dipilih karena memiliki karakteristik yang ideal untuk layanan internet tetap nirkabel (Fixed Wireless Access/FWA). Menurut DetikInet, pita 1,4 GHz menyediakan lebar pita 80 MHz yang dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan internet cepat hingga 100 Mbps.

Dengan teknologi FWA, penyedia layanan dapat menghadirkan internet cepat tanpa harus membangun jaringan fiber optik yang mahal dan memakan waktu.

Benarkah Masyarakat Bisa Mendapatkan Internet 100 Mbps Hanya dengan Rp100.000?

Surge bekerja sama dengan Orex Sai untuk menghadirkan layanan Internet Rakyat dengan kecepatan 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan. Layanan ini memanfaatkan teknologi 5G FWA berbasis frekuensi 1,4 GHz. 

Layanan Internet Rakyat Surge menawarkan paket 100 Mbps unlimited dengan harga Rp100.000 per bulan, memanfaatkan teknologi FWA di spektrum 1,4 GHz.

Model layanan ini dirancang untuk:

  • Menghadirkan internet cepat tanpa pemasangan kabel.
  • Menekan biaya operasional penyedia layanan.
  • Memperluas jangkauan internet ke wilayah yang belum tersentuh fiber

Jika implementasinya berjalan sesuai rencana, Internet Rakyat berpotensi menjadi salah satu program internet murah paling masif dalam sejarah Indonesia.

Baca Juga: Aturan Baru Komdigi, Pemilih Nomor HP Baru Wajib Setor Rekam Wajah

Cara Mengecek Ketersediaan Layanan Internet Rakyat

Masyarakat dapat mengecek ketersediaan layanan melalui situs resmi internetrakyat.id. Berikut langkah-langkahnya:

Cara Mengecek Area Layanan

  1. Buka situs internetrakyat.id
  2. Gulir ke bagian bawah halaman hingga menemukan peta Indonesia.
  3. Area berwarna merah menandakan wilayah yang sudah terjangkau layanan Internet Rakyat.

Cara Melakukan Pra-Registrasi Internet Rakyat

Untuk mendaftar layanan, pengguna dapat melakukan pra-registrasi secara online: 

  1. Buka internetrakyat.id
  2. Pilih menu “Pra-Registrasi Sekarang”.
  3. Isi data diri: nama, email, nomor WhatsApp.
  4. Tekan “Kirim OTP” dan masukkan kode verifikasi.
  5. Isi data lokasi lengkap.
  6. Tambahkan titik koordinat melalui peta.
  7. Setujui syarat layanan dan selesaikan registrasi.

Proses ini dirancang agar penyedia layanan dapat memetakan permintaan dan mempercepat pembangunan jaringan di wilayah prioritas. Program ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pemerataan akses, inklusivitas digital, dan masa depan Indonesia sebagai negara yang benar-benar terhubung.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Geger! Nvidia Uji Coba Software Tracking untuk Lacak Lokasi Chip AI Ilegal

11 December 2025 at 20:03

Foto: gigazine.net

Teknologi.id - Saat permintaan chip AI Nvidia melonjak gila-gilaan di tengah euforia kecerdasan buatan, masalah baru muncul: penyelundupan ilegal yang merugikan industri. Nvidia, raksasa semikonduktor yang mendominasi pasar GPU, kini tengah melakukan uji coba software pelacakan untuk deteksi dan cegah penyalahgunaan chip-nya. Ini datang di saat tren global di mana sanksi perdagangan AS terhadap China mendorong pasar gelap, membuat chip seperti H100 jadi barang langka dan mahal. Di era di mana AI jadi tulang punggung ekonomi digital, langkah Nvidia ini tak hanya melindungi bisnis, tapi juga cegah penyebaran teknologi sensitif ke tangan yang salah.

Uji Coba Software Tracking Nvidia

Nvidia mulai uji coba software pelacakan untuk chip AI-nya pada awal Desember 2025, sebagai respons terhadap maraknya penyelundupan dan penggunaan ilegal. Pengumuman ini terungkap melalui laporan yang menunjukkan bahwa software ini dirancang untuk memantau lokasi dan penggunaan chip seperti H100, A100, dan Blackwell series. Tujuannya mencegah chip ini jatuh ke tangan entitas terlarang, seperti perusahaan di bawah sanksi AS yang masuk dalam daftar hitam.

Uji coba ini bagian dari inisiatif keamanan lebih luas Nvidia untuk patuhi regulasi ekspor pemerintah AS. Software ini terintegrasi dengan sistem internal chip, memungkinkan pemantauan kepatuhan lokasi tanpa mengganggu performa komputasi. Nvidia dilaporkan sedang menguji efektivitas sistem ini untuk kemudian diimplementasikan secara lebih luas kepada mitra-mitra besar dalam rantai pasok global mereka.

Baca juga: AS Bongkar Skema Penyelundupan GPU Nvidia Senilai US$160 Juta ke Cina

Simak Fitur dan Teknologi Pendukung Software Tracking Nvidia

Foto: gigazine.net

Software pelacakan Nvidia menggunakan sistem identitas unik yang tertanam pada firmware chip untuk melacak unit dari distribusi hingga ke tangan pengguna akhir. Setiap chip terhubung dengan sistem verifikasi Nvidia, memungkinkan perusahaan memvalidasi lokasi operasional chip melalui koneksi jaringan di pusat data. Fitur utama pada tracking ini termasuk notifikasi otomatis jika chip terdeteksi dioperasikan di wilayah yang dilarang, serta analisis pola penggunaan untuk memastikan chip digunakan sesuai peruntukan lisensi dan bukan untuk aktivitas ilegal.

Teknologi ini dirancang untuk memperketat kontrol supply chain, memastikan transparansi bagi para mitra tanpa harus mengakses data sensitif pengguna. Jika chip terdeteksi berada di wilayah sanksi tanpa lisensi resmi, sistem ini memungkinkan adanya tindakan pembatasan fungsi secara jarak jauh. Dengan pendekatan ini, software tersebut menggabungkan verifikasi digital untuk cegah pemalsuan identitas chip dan algoritma pemantauan untuk mendeteksi anomali distribusi. Ini tidak hanya tingkatkan efisiensi rantai pasok, tapi juga dukung kepatuhan regulasi internasional dengan sistem pelaporan yang lebih akurat bagi otoritas. Di tengah maraknya pasar gelap, fitur ini jadi tameng kuat bagi Nvidia untuk jaga integritas produknya.

Baca juga: Investor Cabut Rp96 Triliun, Tapi Pendapatan Nvidia Tetap Naik 62% Kok Bisa?

Bagaimana Langkah Nvidia Memberikan Dampak yang Signifikan? 

Software ini memberikan dampak besar bagi keamanan pasokan global, di tengah maraknya penyelundupan chip AI yang menjadi isu hangat tahun ini. Di konteks industri, sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan di China telah mendorong pasar gelap, dengan chip H100 sering kali dijual jauh di atas harga resmi. Langkah Nvidia ini bisa menekan peredaran barang ilegal, tingkatkan kepercayaan mitra seperti Microsoft dan Google, serta memperkuat kepatuhan terhadap regulasi ekspor global.

Bagi Indonesia, yang sangat bergantung pada impor komponen elektronik, langkah ini memberi insight penting mengenai pengamanan pasokan lokal dari jalur ilegal. Tren AI yang tumbuh pesat membuat chip Nvidia jadi aset strategis, dan sistem seperti ini bisa menjadi standar baru untuk mencegah penyalahgunaan teknologi di berbagai sektor manufaktur.

Uji coba software tracking Nvidia jadi senjata baru lawan penyelundupan chip AI. Dengan fitur lacak lokasi dan kendali kepatuhan, ini lindungi inovasi dari tangan salah. Saat AI jadi tulang punggung ekonomi, langkah ini ingatkan bahwa teknologi tak boleh lepas kendali. Di masa depan, ketika persaingan chip AI semakin sengit dan sanksi perdagangan makin ketat, sistem pelacakan seperti ini bisa mendorong transparansi rantai pasok global sekaligus menjaga keseimbangan kekuatan teknologi antarnegara. Bagi dunia yang semakin bergantung pada AI, inovasi Nvidia ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal menjaga ekosistem teknologi tetap aman untuk semua pihak.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(AA/ZA)

Laporan Cloudflare 2025: Indonesia "Sarang Hacker" Terbesar di Dunia

11 December 2025 at 22:09

Foto: Gemini

Teknologi.id  Reputasi digital Indonesia kembali menjadi sorotan dunia, namun kali ini bukan karena prestasi inovasi atau pertumbuhan ekonomi digitalnya. Sebuah laporan keamanan siber terbaru dari penyedia layanan infrastruktur web global, Cloudflare, menempatkan Indonesia pada posisi puncak yang tidak diinginkan: Sumber Serangan DDoS Terbesar di Dunia.

Data yang dirilis dalam Laporan Ancaman DDoS Kuartal III (Q3) 2025 ini mengejutkan banyak pihak. Selama setahun penuh, sejak kuartal ketiga tahun 2024, Indonesia secara konsisten menduduki peringkat pertama, mengungguli negara-negara yang selama ini dikenal memiliki aktivitas siber agresif seperti Rusia, China, dan India.

Data Statistik: Dominasi Serangan dari Nusantara

Foto: Cloudflare

Distributed Denial of Service (DDoS) adalah jenis serangan siber di mana pelaku membanjiri server target dengan lalu lintas internet palsu agar situs atau layanan tersebut lumpuh dan tidak bisa diakses.

Menurut laporan Cloudflare, volume lalu lintas serangan yang berasal dari alamat IP (Internet Protocol) Indonesia sangat masif. Peta ancaman global Cloudflare menyusun daftar 10 negara sumber serangan terbesar sebagai berikut:

  1. Indonesia (Posisi bertahan sejak Q3 2024)
  2. Thailand (Melonjak naik 8 peringkat)
  3. Bangladesh (Naik drastis 14 peringkat)
  4. Ecuador (Naik 3 peringkat)
  5. Rusia (Naik 1 peringkat)
  6. Vietnam (Naik 2 peringkat)
  7. India (Naik 32 peringkat)
  8. Hong Kong (Turun 5 peringkat)
  9. Singapura (Turun 7 peringkat)
  10. Ukraina (Turun 5 peringkat)

"Indonesia merupakan sumber serangan DDoS terbesar, dan telah menduduki peringkat pertama di dunia selama setahun penuh," tulis Cloudflare dalam laporannya. 

Fakta bahwa tiga negara Asia Tenggara (Indonesia, Thailand, Vietnam) berada di posisi 6 besar menunjukkan pergeseran tren aktivitas botnet global ke kawasan ini.

Baca juga: Cloudflare dan Komdigi Gelar Audiensi, Ini Hasilnya untuk PSE Lingkup Privat

Mengapa Indonesia? Analisis "Sarang Hacker"

Istilah "Sarang Hacker" dalam konteks laporan ini perlu dipahami dengan cermat. Menjadi sumber serangan terbesar tidak serta-merta berarti semua pelakunya adalah warga negara Indonesia yang duduk di depan komputer melakukan peretasan (hacking) aktif.

Para pakar keamanan siber menilai tingginya angka ini disebabkan oleh lemahnya keamanan perangkat internet di Indonesia. Jutaan perangkat yang terhubung ke internet—mulai dari router Wi-Fi rumahan, CCTV (IP Camera), hingga perangkat Internet of Things (IoT) lainnya—sering kali memiliki keamanan yang sangat rendah (misalnya, masih menggunakan password bawaan pabrik).

Perangkat-perangkat rentan ini kemudian diretas dan "diperbudak" oleh sindikat penjahat siber global untuk membentuk Botnet (jaringan robot). Botnet inilah yang digunakan untuk melancarkan serangan DDoS ke target di seluruh dunia. Jadi, alamat IP serangan terdeteksi berasal dari Indonesia, meskipun pengendali utamanya bisa saja berada di belahan dunia lain. Namun, hal ini tetap mencerminkan rapuhnya higienitas keamanan siber nasional.

Foto: Perpustakaan Universitas Brawijaya

Tren Serangan Global 2025: AI dan Perang Dagang

Selain dominasi Indonesia, laporan Cloudflare juga menyoroti tren target serangan yang berubah di tahun 2025.

  1. Sektor AI Jadi Sasaran Empuk: Seiring dengan booming teknologi kecerdasan buatan, serangan terhadap perusahaan AI melonjak drastis. Pada September 2025 saja, lalu lintas DDoS ke platform AI naik hingga 347% month-over-month (MoM). Serangan ini diduga dipicu oleh motif persaingan bisnis, protes terhadap regulasi AI, atau sekadar upaya mengganggu infrastruktur teknologi masa depan.
  2. Dampak Geopolitik: Ketegangan dagang antara Uni Eropa dan China, terutama terkait tarif kendaraan listrik (EV) dan mineral tanah jarang, berimbas langsung ke dunia maya. Sektor Pertambangan, Mineral & Logam serta Industri Otomotif mengalami lonjakan serangan siber yang signifikan sepanjang kuartal ketiga.

Baca juga: Komdigi Ancam Blokir Cloudflare di Indonesia, Ini Penyebabnya

Total Serangan yang Mengkhawatirkan

Secara keseluruhan, skala ancaman siber global terus meningkat. Sepanjang Q3 2025, sistem otomatis Cloudflare berhasil memblokir 8,3 juta serangan DDoS. Jika dirata-rata, ada sekitar 3.780 serangan per jam yang terjadi di jaringan mereka. Angka ini mewakili peningkatan 15% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ) dan lonjakan 40% dibandingkan tahun lalu (YoY). 

Laporan ini menjadi "alarm merah" bagi pemerintah Indonesia, Kementerian Kominfo, dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara). Status sebagai "Juara 1 Sumber Serangan Siber" bukanlah prestasi, melainkan indikator kerentanan infrastruktur digital nasional yang mendesak untuk diperbaiki melalui edukasi literasi digital dan regulasi keamanan perangkat IoT yang lebih ketat.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(WN/ZA)

Belajar Jadi Lebih Seru! Ini AI Tools yang Bantu Guru Mengajar Lebih Interaktif

11 December 2025 at 19:32

Foto: Freepik

Teknologi.id - Di era pendidikan modern, teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai memainkan peran penting dalam dunia pembelajaran. Bukan hanya membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah, tetapi juga memberikan banyak kemudahan bagi guru dalam merancang strategi mengajar yang lebih kreatif, interaktif, dan efisien. Kini, tersedia berbagai tools berbasis AI yang bisa dimanfaatkan guru untuk membuat slide presentasi yang menarik, menyusun kuis online, hingga menciptakan materi pembelajaran yang lebih variatif dan sebagian besar dapat digunakan secara gratis.

Baca juga: OpenAI Luncurkan "ChatGPT for Teachers": Gratis untuk Guru di AS hingga 2027

AI Tools yang Membantu Guru dalam Proses Mengajar

Berikut deretan AI tools yang sangat membantu guru dalam proses mengajar, seperti dirangkum dari penerbit Deepublish.

1. ClassPoint AI

Foto: class point

ClassPoint AI menjadi salah satu aplikasi favorit karena mampu membantu guru membuat slide presentasi yang lebih hidup dan interaktif. Dengan teknologi AI, tampilan presentasi dapat disulap menjadi lebih menarik, lengkap dengan elemen tambahan seperti kuis, penanda interaktif, hingga fitur untuk mengecek siapa saja siswa yang telah membaca slide. Guru juga dapat membuat berbagai tipe soal mulai dari pilihan ganda, isian, uraian, hingga unggahan video. Dengan begitu, variasi tugas dan ulangan menjadi tidak monoton. Selain itu, tools AI ini juga dapat membantu guru untuk membuat kuis daring untuk menguji pemahaman siswa sebelum melanjutkan materi selanjutnya.

2. Magic School AI

Foto: magic school

Magic School AI menyediakan fitur lengkap yang sangat menunjang kebutuhan guru. Mulai dari pembuatan kuis daring, penyusunan silabus, jadwal kelas, hingga perencanaan pembelajaran satu semester. Guru dapat membuat pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian secara cepat. Keunggulan platform ini terletak pada banyaknya elemen AI yang bisa ditambahkan untuk memperindah dan memperkaya media pembelajaran. Magic School ini juga merupakan website berbasis AI yang diperuntukan untuk guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan mudah dan menarik.

3. Powtoon

Foto: Google Workplace

Aplikasi Powtoon dengan teknologi AI ini dapat membantu guru membuat materi pembelajaran yang lebih animatif. Dengan berbagai template dan animasi yang bisa ditambahkan, guru dapat membuat video atau slide yang menarik perhatian siswa agar pembelajaran tidak membosankan dan lebih menyenangkan. Melalui Powtoon guru dapat membuat pembelajaran dalam bentuk teks menarik hingga video animasi.

4. Formative AI

Foto: Academic Help

Formative AI memungkinkan guru membuat soal dalam berbagai bentuk seperti audio, video, mencocokkan teks hingga gambar, true/false, hingga pilihan ganda. Hasil penilaian juga akan muncul  otomatis, membuat guru bisa memberikan respon kepada siswa langsung secara real time.Teknologi AI di Formative membantu guru menyusun soal lebih cepat dengan memberikan saran bentuk pertanyaan ataupun menyesuaikan tingkat kesulitan. Tidak hanya itu, hasil pekerjaan siswa yang dipantau secara real time memungkinkan guru bisa melihat siapa yang sudah mengerjakan, bagian mana yang paling banyak salah, sekaligus memberi komentar langsung tanpa menunggu sesi tatap muka. Hal ini membuat proses penilaian menjadi jauh lebih efisien.

Baca juga: Orang Tua Wajib Tahu! 5 Aplikasi Parental Control untuk Pantau Aktivitas Online Anak

5. Gradescope

Foto: gradescope

Gradescope membantu guru membuat beragam soal ujian, mulai dari pilihan ganda hingga isian. Fitur unggulannya adalah pengecekan plagiarisme, sehingga guru dapat memastikan keaslian dari jawaban, tugas, serta karya tulis siswa. Nilai tambah dari aplikasi ini yaitu, jenis soalnya bisa mencakup semua rumpun keilmuan sehingga guru tidak perlu merasa khawatir.

6. Gamma AI

Foto: gamma

Gamma AI dikenal sebagai tools pembuatan slide berbasis AI dengan tampilan yang sangat modern. Guru dapat menambahkan tombol interaktif, link menuju situs tertentu, dan berbagai desain visual yang membuat presentasi jauh lebih menarik. Guru hanya perlu memasukkan poin-poin materi, kemudian AI akan secara otomatis menyusun struktur presentasi yang rapi, lengkap dengan layout, warna, dan visual yang selaras.

7. Mind Meister

Foto: Mind Meister

Mind Meister merupakan aplikasi untuk membantu mind mapping berbasis AI yang memungkinkan kolaborasi real time antara guru dan siswa. Cocok digunakan untuk brainstorming bertukar ide pendapat atau penjabaran materi. Selain itu, aplikasi ini juga memiliki fitur untuk menyiapkan materi ajar dan menjadi media bantu dalam presentasi materi dengan desain menarik.

Dengan hadirnya berbagai tools AI ini, guru kini punya banyak opsi untuk meningkatkan kreativitas mengajar. Proses pembelajaran pun tidak lagi membosankan, melainkan lebih interaktif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa. Dunia pendidikan pun selangkah lebih maju menuju pembelajaran yang lebih modern dan inovatif.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(ir/sa)


Fitur Your Algorithm Dirilis! Ini Cara Setting Reels Instagram Agar Lebih Relevan

11 December 2025 at 21:11


Foto: iTkoding & Gemini

Teknologi.id Instagram kembali menghadirkan fitur baru yang menawarkan kendali lebih besar bagi pengguna dalam menentukan jenis konten yang muncul di linimasa Reels. Fitur ini diberi nama “Your Algorithm”, sebuah alat pengaturan untuk memberi kontrol pada pengguna untuk menyetel algoritma yang memungkinkan pengguna memilih topik apa yang ingin mereka lihat lebih banyak maupun lebih sedikit pada konten Reels. Setelah diuji coba sejak Oktober lalu dan sempat viral dalam jagat maya fitur ini akhirnya digulirkan secara lebih luas, termasuk untuk pengguna di Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris.

Meta selaku induk Instagram menyebut fitur ini sebagai langkah besar untuk memberikan pengalaman yang lebih terkontrol kepada pengguna. Dalam unggahan di Threads, Chief Product Officer, Chris Cox, menjelaskan bahwa “Your Algorithm” akan diluncurkan segera untuk semua pengguna berbahasa Inggris untuk memberikan pengalaman yang terkontrol pada pengguna untuk menyesuaikan konten Reels sesuai minat mereka. Sebelumnya, fitur ini hanya sempat dinikmati segelintir pengguna iOS saat masa pengujian.

Cara Kerja Fitur Your Algorithm

Foto: Istimewa

Bagi pengguna yang sudah kebagian fitur ini, ikon berbentuk dua hati di bagian kanan atas halaman Reels akan muncul sebagai pintu masuk ke pengaturan algoritma. Saat ikon tersebut diketuk, pengguna akan disuguhkan laman berisi dua kolom utama yaitu 

  • What you want to see more of”, topik yang ingin ditonton lebih banyak.
  • What you want to see less of”, topik yang ingin dikurangi kemunculannya.

Masing-masing kolom menampilkan daftar kata kunci rekomendasi yang dihasilkan otomatis oleh sistem Instagram, berdasarkan aktivitas pengguna. Misalnya, pengguna yang sering menonton konten teknologi atau smartphone akan melihat kata kunci serupa dalam daftar utama.Melalui tombol “Add”, pengguna bisa menambahkan kata kunci baru secara manual. Misalnya, pengguna dapat menambahkan kata kunci seperti “tutorial”, “entertainment”, atau “concerts”. Setelah kata kunci baru ditambahkan, Instagram juga menyertakan informasi tambahan, seperti waktu penambahan keyword tersebut.

Jika perubahan sudah disimpan, Reels segera menampilkan konten yang relevan. Menariknya, setiap Reels yang muncul akan diberi label khusus yang menunjukkan kategori algoritma hasil pengaturan pengguna. Ini memastikan bahwa rekomendasi konten di linimasa Reels adalah pilihan dari pengguna sendiri. Namun ada batasannya, kata kunci yang dibuat otomatis oleh sistem tidak dapat dihapus, hanya dapat ditambah atau dikurangi melalui preferensi manual.

Baca juga: Instagram Rilis Fitur Repost Stories Tanpa Follow & Tanpa Di-Tag!

Memberikan Kontrol Lebih, Mengurangi Dominasi AI

Fitur “Your Algorithm” memberikan pendekatan baru yang lebih kolaboratif antara sistem otomatis dan preferensi manual pengguna.Meta menyebut fitur ini sebagai langkah untuk memastikan rekomendasi tidak sepenuhnya ditentukan oleh AI, tetapi juga oleh pemilik akun yang mengetahui minat mereka secara lebih spesifik. “Kami telah melakukan banyak pekerjaan di balik layar dan akan terus menyempurnakan fitur ini. Akan tetapi, fitur ini sudah cukup ampuh untuk mengarahkan rekomendasi Anda sesuai dengan minat spesifik Anda,” jelas Chris Cox.

Cara Mengakses Fitur Your Algorithm

Untuk pengguna yang ingin mencoba, berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi Instagram dan tap ikon Reels.
  2. Ketuk ikon algoritma dua hati di pojok kanan atas.
  3. Laman “Your Algorithm” akan muncul dengan dua kolom pengaturan.
  4. Tambahkan kata kunci baru melalui tombol “Add” di masing-masing kolom.
  5. Untuk mengurangi kemunculan konten tertentu, tambahkan kata kunci tersebut ke kolom “What you want to see less of”.
  6. Setelah selesai, Instagram otomatis menyajikan Reels sesuai preferensi baru Anda.

Setiap kata kunci yang ditambahkan secara manual akan muncul dengan ikon pensil, sebagai penanda bahwa pengguna-lah yang melakukan penyesuaian tersebut.

Baca juga: 10 Negara dengan Pengguna Instagram Terbanyak di Dunia, Indonesia Tempati Peringkat 4

Potensi Risiko bagi Meta

Meski memberikan manfaat besar bagi pengguna, fitur ini juga membawa tantangan baru bagi Meta.  Dengan banyaknya pengguna yang mengurangi topik tertentu dan membatasi variasi konten, potensi keterlibatan bisa menurun. Namun bagi pengguna, risiko tersebut justru menjadi keuntungan karena mereka akhirnya dapat menyesuaikan linimasa sesuai kenyamanan, minat, dan kebutuhan pribadi.

Kehadiran fitur “Your Algorithm” menjadi tanda bahwa Instagram semakin terbuka untuk memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna dalam menentukan alur pengalaman mereka.Dengan pengaturan yang mudah, fleksibel, dan transparan, pengguna kini dapat menyesuaikan konten Reels agar lebih relevan

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 


(IR/ZA)

Canggih! Spotify Siapkan Fitur Bikin Playlist Pakai Perintah Teks AI

11 December 2025 at 20:57

Foto: The Verge

Teknologi.id Spotify kembali menggebrak industri streaming musik global dengan inovasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Setelah sukses besar dengan fitur "AI DJ" yang memberikan pengalaman mendengarkan seperti radio personal, raksasa streaming asal Swedia ini dilaporkan sedang mengembangkan fitur baru yang disebut "Prompted Playlists".

Fitur ini menjanjikan perubahan fundamental dalam cara pengguna menemukan dan mengumpulkan musik. Jika selama ini kita harus mencari lagu satu per satu atau mengandalkan playlist statis buatan editor, kini pengguna cukup "berbicara" dengan AI melalui teks untuk mendapatkan daftar putar yang dikurasi secara instan dan sangat personal.

Apa Itu "Prompted Playlists"?

Prompted Playlists adalah fitur generatif di mana pengguna dapat memasukkan deskripsi, suasana hati, atau skenario spesifik ke dalam kolom teks. AI Spotify kemudian akan menerjemahkan perintah tersebut menjadi sebuah playlist utuh.

Mekanismenya mirip dengan bagaimana kita menggunakan ChatGPT atau alat GenAI lainnya, tetapi khusus untuk musik. Pengguna tidak lagi terbatas pada pencarian genre atau artis. Mereka bisa mengetikkan perintah yang sangat spesifik dan kontekstual, seperti:

  • "Lagu-lagu sendu untuk menemani hujan di sore hari."
  • "Tren workout intens dengan nuansa hip-hop tahun 2000-an."
  • "Musik latar instrumental untuk fokus belajar tapi tidak membosankan."

Kecerdasan buatan Spotify tidak hanya mengambil kata kunci dari perintah tersebut, tetapi juga menggabungkannya dengan profil selera pengguna. Artinya, jika dua orang mengetikkan perintah yang sama persis (misalnya "Lagu patah hati"), hasil playlist yang didapatkan akan berbeda, disesuaikan dengan sejarah mendengarkan dan preferensi artis masing-masing pengguna.

Foto: Spotify

Pergeseran dari Pasif ke Aktif-Interaktif

Selama satu dekade terakhir, Spotify dikenal sebagai raja algoritma rekomendasi berkat fitur ikonik seperti Discover Weekly dan Daily Mix. Namun, fitur-fitur tersebut bersifat pasif; pengguna hanya menerima apa yang disajikan sistem.

Dengan hadirnya "Prompted Playlists", Spotify menawarkan kendali lebih besar kepada pengguna (user-driven personalization). Ini menjembatani kesenjangan antara kurasi manual yang melelahkan dan rekomendasi algoritma yang terkadang terasa acak. AI di sini berfungsi sebagai asisten kurator pribadi yang memahami konteks bahasa manusia yang kompleks.

Fitur ini dinilai sebagai langkah strategis Spotify untuk membedakan dirinya di pasar streaming yang semakin sesak. Pesaing utama seperti Apple Music dan YouTube Music juga gencar berinvestasi dalam alat rekomendasi pintar, namun integrasi Generative AI (GenAI) langsung ke dalam pembuatan playlist dianggap sebagai game-changer yang membuat pengalaman pengguna menjadi jauh lebih dinamis.

Baca juga: 9 Smart Strategies to Increase Spotify Followers and Build Lasting Credibility

Ekspansi Video Musik: Menantang Dominasi YouTube

Selain berita mengenai AI, laporan tersebut juga menyoroti langkah agresif Spotify di sektor visual. Spotify mengumumkan perluasan akses video musik penuh bagi pelanggan Premium di pasar utama seperti Amerika Serikat dan Kanada.

Langkah ini merupakan tantangan langsung terhadap dominasi YouTube di ranah video musik. Spotify menyadari bahwa audio saja tidak lagi cukup untuk menahan atensi pengguna Gen Z yang terbiasa dengan rangsangan visual. Dengan menghadirkan video musik resmi di dalam aplikasi, Spotify ingin menjadi "one-stop shop" bagi penggemar musik, sehingga mereka tidak perlu keluar aplikasi dan beralih ke YouTube hanya untuk melihat visual artis favorit mereka.

Baca juga: 5 Raja Streaming Musik 2025: Siapa Juara Lossless dan Siapa Jagoan AI?

Masa Depan Streaming Adalah Hiper-Personalisasi

Kombinasi antara "Prompted Playlists" berbasis AI dan ekspansi konten video menunjukkan visi masa depan Spotify di tahun 2025: Hiper-personalisasi. Musik tidak lagi sekadar didengarkan, tetapi dikontekstualisasikan sesuai momen spesifik pengguna.

Meski fitur Prompted Playlists ini masih dalam tahap pengembangan dan pengujian beta, antusiasme komunitas teknologi sangat tinggi. Jika berhasil diimplementasikan dengan mulus, fitur ini akan mengubah standar industri. Kita tidak lagi perlu menghabiskan waktu berjam-jam menyusun lagu untuk pesta atau perjalanan jauh; cukup ketik satu kalimat, dan biarkan AI menjadi DJ pribadi Anda. Bagi Spotify, ini adalah cara untuk memastikan pengguna tetap setia di tengah persaingan harga dan fitur yang semakin ketat dengan Apple dan Amazon.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Fitur Baru TikTok: Shared Collections & Shared Feeds untuk Kolaborasi Konten

11 December 2025 at 19:33
TikTok kembali menunjukkan ambisinya sebagai platform video pendek yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai ruang interaksi sosial yang semakin matang. Melalui peluncuran dua fitur baru, yakni Shared Collections dan Shared Feeds, TikTok menegaskan posisinya sebagai platform yang terus beradaptasi dengan kebutuhan pengguna yang kian beragam. Kehadiran fitur-fitur ini mencerminkan upaya ByteDance untuk memperluas cakupan fungsi TikTok dari sekadar aplikasi konsumsi konten menjadi medium kolaboratif yang memungkinkan pengguna membangun pengalaman digital yang lebih personal dan terorganisasi. 

Peluncuran Shared Collections secara global untuk pengguna berusia di atas 16 tahun memperlihatkan bahwa TikTok memahami pentingnya menyediakan ruang kurasi konten yang dapat dikelola bersama. Sementara itu, rencana peluncuran Shared Feeds dalam beberapa bulan mendatang menunjukkan bahwa perusahaan tengah mempersiapkan fondasi bagi pengalaman menonton yang lebih sinkron dan berbasis minat gabungan. Menurut laporan TechCrunch, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang TikTok untuk memperkuat keterlibatan pengguna melalui fitur-fitur yang tidak hanya memfasilitasi konsumsi, tetapi juga kolaborasi dalam menemukan dan mengelola konten.

Pengembangan kedua fitur tersebut memperlihatkan bagaimana TikTok membaca dinamika perilaku digital masyarakat global. Pengguna kini tidak hanya mencari hiburan, tetapi juga ruang untuk menyimpan, mengatur, dan mendiskusikan konten secara bersama. Dengan menghadirkan mekanisme berbagi yang lebih terarah, TikTok berupaya menjawab kebutuhan tersebut sekaligus memperluas dimensi interaksi sosial di dalam platform.

Baca Juga: Kamu Bisa Lihat Konten Lokal dengan Nearby Feed di TikTok, Simak Sekarang!

Shared Collections Sebagai Ruang Kolaboratif untuk Mengatur Konten Bersama

Shared Collections merupakan pengembangan dari fitur Collections yang sebelumnya hanya memungkinkan pengguna menyimpan video ke dalam folder pribadi. Kini, TikTok memperluas konsep tersebut menjadi ruang kolaboratif yang dapat diakses oleh dua pengguna yang saling mengikuti. 

Menurut laporan TechCrunch, Shared Collections memungkinkan pengguna mengumpulkan dan mengatur konten dalam satu tempat bersama teman atau keluarga mulai dari inspirasi dekorasi rumah, ide tukar kue, hingga referensi Secret Santa.

Fitur ini dirancang untuk: 

  • Mempermudah penyimpanan konten tematik.
  • Memperkuat kolaborasi antar pengguna.
  • Menghadirkan ruang berbagi yang lebih privat dan terstruktur.

TikTok menjelaskan bahwa Shared Collections dapat bersifat pribadi atau publik, tergantung preferensi pengguna. Dengan demikian, fitur ini tidak hanya relevan untuk penggunaan personal, tetapi juga berpotensi dimanfaatkan komunitas kecil atau kelompok minat tertentu.

Untuk membuat Shared Collection, pengguna harus:

  1. Saling mengikuti dengan pengguna lain.
  2. Menyimpan video ke dalam koleksi.
  3. Mengundang pengguna lain untuk berkolaborasi.
  4. Mengatur apakah koleksi bersifat publik atau privat.

Shared Feeds Cara Menonton Bersama Tanpa Harus Berada di Tempat yang Sama

Jika Shared Collections berfokus pada pengorganisasian konten, maka Shared Feeds menawarkan pengalaman menonton yang lebih personal dan interaktif. Fitur ini memungkinkan dua pengguna menikmati feed TikTok yang dikurasi berdasarkan minat gabungan mereka. 

Shared Feeds akan menampilkan 15 video pilihan setiap hari yang dipilih berdasarkan aktivitas kedua pengguna mulai dari video yang ditonton, disukai, hingga dikomentari.

Fitur ini dapat dibuat melalui pesan langsung (DM) satu lawan satu, dan setelah undangan diterima, kedua pengguna dapat: 

  • Menonton konten yang sama.
  • Berdiskusi melalui DM.
  • Menemukan minat baru secara bersama.

Konsep ini mirip dengan fitur Blend di Instagram Reels, yang juga menawarkan feed personalisasi untuk dua pengguna. Namun, TikTok menambahkan elemen kurasi harian yang membuat pengalaman menonton terasa lebih eksklusif dan terarah.

Untuk Shared Feeds, langkahnya adalah:

  1. Membuka DM dengan pengguna lain.
  2. Mengirim undangan membuat Shared Feed.
  3. Menunggu persetujuan.
  4. Menikmati 15 video kurasi harian berdasarkan minat gabungan.

Baca Juga: Ini Cara Pemerintah Australia Hapus Jutaan Akun MedSos Anak 

Apakah TikTok Sedang Membaca Pola Interaksi Kita?

TikTok memahami bahwa perilaku pengguna kini semakin bergeser dari konsumsi individual menuju pengalaman berbagi yang lebih kolaboratif. Banyak pengguna yang ingin: 

  • Menyimpan referensi bersama pasangan atau teman.
  • Menonton konten yang relevan dengan minat bersama.
  • Mengatur inspirasi proyek atau kegiatan tertentu.

TikTok berusaha untuk memperkuat aspek sosial dan kolaboratif di platformnya, bukan sekadar tempat menonton video secara individual. Dengan Shared Collections dan Shared Feeds, TikTok mencoba menjawab kebutuhan tersebut secara langsung.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Karyawan Apple Ramai-Ramai Pindah ke OpenAI, Dukung Proyek Baru Jony Ive

11 December 2025 at 19:51

Foto: PYMNTS

Teknologi.id -  Apple sedang memasuki masa paling bergejolak selama puluhan tahun di industri. Perusahaan yang diketahui atas kepemimpinannya yang tenang dan perputaran organisasi yang lambat kini dihadapkan banyak perpisahan, baik di level eksekutif, maupun teknisi internal. Setelah menarik perhatian saat ditinggalkan beberapa pemimpin seniornya, pergeseran besar-besaran sedang terjadi. Puluhan teknisi dan desainer Apple berpindah ke OpenAI, lebih tepatnya ke startup buatan salah satu mantan kepala desain Apple, Jony Ive. 

Langkah ini menggoyahkan usaha Apple dalam menjejakkan kaki ke lanskap AI modern.

Baca juga: Apple Imbau Pengguna iPhone dan Mac untuk Hindari Google Chrome, Apa Alasannya?

Ketidakstabilan Pasca Ditinggal Deretan Pimpinan

Apple telah kehilangan kepala artificial intelligence-nya, kepala desain interface, dan mengumumkan akan ditinggalkan penasihat hukum dan kepala urusan pemerintahannya. Para pimpinan ini melaporkan langsung ke CEO Tim Cook. Untuk sebuah perusahaan yang menjunjung tinggi masa jabatan yang panjang dan kepemimpinan yang stabil, perubahan yang tiba-tiba ini sangat tidak biasa.

Wakil Presiden Perangkat Teknologi, Johny Srouji, otak di balik kesuksesan chip Apple, mengatakan rencananya untuk keluar. Jika itu sampai terjadi, maka ini akan menjadi kehilangan terbesar Cook.

Gelombang Pengunduran Diri ke OpenAI

Foto: Getty Images

Di balik goyahnya deretan pimpinan, perubahan besar terjadi di antara teknisi Apple. Berdasarkan laporan dari jurnalis Bloomberg, Mark Gurman, dan The Wall Street Journal (WSJ), dijelaskan adanya arus perkerutan pegawai Apple ke OpenAI dalam beberapa bulan terakhir. Pegawai-pegawai ini mencakup beberapa spesialis di sistem audio, robotik, desain jam tangan, teknologi kamera, teknisi silikon, bahkan tim yang terlibat dalam pembuatan headset Vision Pro.

Menurut Gurman, lebih dari 40 pegawai Apple bergabung ke divisi perangkat keras milik OpenAI dalam satu bulan terakhir ini saja. Banyak dari mereka pernah menangani iPhone, Mac, dan perangkat inti Apple yang lain secara langsung. Perpindahan ini meningkat deras setelah OpenAI berhasil mengakuisisi startup perangkat AI milik Jony Ive, yang diketahui sebagai io. Kesepakatan ini diketahui bernilai sekitar 6 miliar dolar AS (sekitar Rp 100 triliun) dan membuat kelompok desain baru yang mirip dengan budaya perangkat Apple sebelumnya.

Gabungan dari visi produk milik Ive dan progres cepat OpenAI dalam dunia AI menjadi kekuatan besar akuisisi ini. Bagi banyak pegawai Apple, kesempatan ini hanya 'sekali dalam satu generasi' untuk dapat merancang perangkat berbasis AI yang benar-benar baru, dibandingkan mengulang dari jajaran produk yang sudah familiar.

Kenapa Banyak Pegawai yang Hengkang?

Beberapa faktor menjelaskan alasan ini. Kabarnya, OpenAI menawarkan kompensasi yang sangat menarik pada calon pegawainya, namun langkah ini bukan semata-mata tentang uang. Sebagian desainer dan teknisi Apple merasa kalau perusahaan tersebut telah kehilangan momennya dalam inovasi, terutama di era AI. Mereka percaya, kolaborasi Jony Ive dan CEO OpenAI, Sam Altman akan menciptakan kebebasan kreativitas dan kesempatan untuk membentuk produk luar biasa yang tidak sesuai dengan jejeran produk Apple.

Dokumen dari Ive dan Altman menyinyalir kalau perangkat pertama yang sedang dikembangkan bukanlah sebuah wearable (perangkat yang dapat dipakai, seperti jam, kacamata) Hal ini menunjukkan ambisi yang lebih besar dan mungkin akan menciptakan kategori perangkat yang benar-benar baru. OpenAI juga merekrut peneliti yang ahli di bidang robotika yang dikendalikan AI, yang berarti mantan-mantan pegawai Apple mungkin akan bergabung dalam proyek yang melibatkan mesin canggih daripada elektronik konsumen.

Baca juga: Apple Dikabarkan Gandeng Intel untuk Produksi Chip iPhone Mulai 2028

Tekanan Internal dari Penundaan AI

Di Apple, semangat di bidang AI melemah. Apple Intelligence dihadapi penundaan, desain ulang Siri jauh tertinggal jadwal, dan ketergantungan ke Gemini milik Google membuat frustasi beberapa tim internal. Saat tokoh penting seperti Kepala Model AI, Ruoming Pang, meninggalkan Meta, perasaan tidak stabil bertumbuh lebih kuat.

Momen Penentu Apple

Dengan pensiunnya pimpinan senior, ditinggalkan teknisi kunci, dan adanya kompetisi kuat dari pesaing yang bergerak cepat, Apple memasuki masa-masa sensitif di kepemimpinan Tim Cook. Selagi perusahaan ini mempersiapkan ulang tahunnya yang ke-50 dan berusaha memposisikan kembali perusahannya ke era AI, tantangan terbesarnya mungkin adalah mempertahankan orang-orang yang pernah mendefinisikan budayanya dan laju inovasinya.

Untuk saat ini, tim Jony Ive yang didukun OpenAI terus menarik talenta Apple, dan memunculkan pertanyaan penting: Dapatkah Apple membangun kembali inti kreatifnya dengan cepat agar tetap relevan di era komputasi selanjutnya?


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


❌