Normal view

Apple Beri Dukungan WWF Indonesia untuk Lindungi Hutan Bukit Tigapuluh Sumatra

16 December 2025 at 22:52


Foto: WWF Indonesia

Teknologi.id Apple memperkuat komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan mendukung upaya perlindungan hutan hujan Bukit Tigapuluh di Sumatra. Melalui dukungannya terhadap WWF Indonesia, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini memberikan pendanaan untuk dua program utama yang bertujuan menjaga ekosistem hutan sekaligus melindungi satwa liar dan masyarakat yang bergantung pada kawasan tersebut.

Hutan Bukit Tigapuluh dikenal sebagai salah satu kawasan penting di Sumatra karena menjadi habitat alami berbagai satwa langka dan terancam punah, seperti gajah Sumatera, harimau Sumatera, dan orangutan Sumatera. Keberadaan hutan ini tidak hanya vital bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga berperan besar dalam menjaga keseimbangan iklim serta sumber penghidupan masyarakat lokal.

Selama sekitar satu dekade terakhir, WWF Indonesia bersama berbagai mitra telah aktif melakukan pemulihan hutan, memantau populasi satwa liar, serta mencegah aktivitas pembalakan liar di kawasan Bukit Tigapuluh. Upaya tersebut melibatkan masyarakat lokal dan komunitas adat yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sehingga perlindungan lingkungan berjalan seiring dengan pemberdayaan warga setempat.

Baca juga: Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

Dua Program Utama WWF Indonesia

Meski Apple tidak merinci nilai pendanaan yang diberikan, dukungan ini difokuskan pada dua program strategis WWF Indonesia. Program pertama adalah Eyes on the Forest, sebuah inisiatif pemantauan hutan yang bertujuan mendeteksi dan mencegah aktivitas ilegal, seperti pembalakan liar dan perambahan kawasan hutan.Dalam pelaksanaannya, program Eyes on the Forest memanfaatkan teknologi data satelit, laporan dari masyarakat, serta pengawasan langsung di lapangan. Program ini juga melibatkan pengelola taman nasional, pemerintah daerah, dan warga setempat, sehingga pengawasan hutan dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Program kedua yang didukung Apple adalah pemantauan satwa liar menggunakan kamera jebak atau camera trap. Kamera-kamera ini dipasang di berbagai titik strategis di kawasan Bukit Tigapuluh untuk merekam keberadaan dan aktivitas satwa. Data yang diperoleh digunakan untuk memantau populasi, mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar, serta menentukan area-area hutan yang perlu dipulihkan.

Lisa Jackson, Vice President Environment, Policy and Social Initiatives Apple, di sela acara kelulusan Apple Developer Academy di Bali pada tanggal 11 Desember 2025 kemarin menyampaikan “Kami mendukung upaya WWF Indonesia dalam memulihkan kawasan Bukit Tigapuluh dan melindungi masyarakat serta satwa liar yang bergantung pada hutan ini.” katanya.

CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, menyambut baik dukungan yang diberikan tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Apple membantu memperkuat upaya perlindungan kawasan Bukit Tigapuluh, terutama melalui dukungan terhadap program Eyes on the Forest dan pemantauan satwa liar. Kedua program ini dinilai sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup spesies yang terancam punah di Sumatra.

Komitmen Apple pada Lingkungan


Foto: KOMPAS.com

Dukungan yang diberikan pada WWF Indonesia ini juga sejalan dengan komitmen lingkungan global Apple. Perusahaan menargetkan seluruh operasionalnya bersifat netral karbon pada akhir dekade ini, dengan memangkas emisi gas rumah kaca hingga 75 persen dibandingkan tingkat emisi pada 2015. Hingga saat ini, Apple mengklaim emisinya telah turun sekitar 60 persen.

Upaya pengurangan emisi dilakukan melalui berbagai langkah, seperti memperluas penggunaan energi terbarukan di rantai pasok, meningkatkan pemakaian material daur ulang, mengurangi pengiriman lewat jalur udara, serta menekan penggunaan gas industri dalam proses produksi.

Baca juga: Apple Dikabarkan Gandeng Intel untuk Produksi Chip iPhone Mulai 2028

Selain itu, Apple juga menjalankan inisiatif Power for Impact, yaitu proyek energi bersih berskala kecil untuk membantu komunitas dan sekolah memanfaatkan energi terbarukan. Perusahaan ini juga menambah suplai energi bersih di berbagai negara guna mengimbangi konsumsi listrik dari penggunaan perangkat Apple.

Lisa menegaskan bahwa “Hutan Indonesia adalah salah satu ekosistem paling penting di dunia. Deforestasi bukan sekadar isu lingkungan, tapi berdampak langsung pada kehidupan masyarakat,” ujarnya. Dukungan Apple terhadap WWF Indonesia di Bukit Tigapuluh menjadi contoh bagaimana teknologi, konservasi, dan komunitas dapat bersinergi menjaga alam untuk generasi mendatang. Pencegahan deforestasi ini ditujukan di kawasan Bukit 30 yang merupakan habitat dari satwa harimau Sumatera, gajah, dan juga orang utan.

Langkah Apple dan WWF Indonesia ini menegaskan bahwa upaya pelestarian lingkungan membutuhkan dukungan nyata dari berbagai pihak, termasuk sektor teknologi global. Perlindungan Hutan Bukit Tigapuluh tidak hanya penting bagi kelangsungan hidup satwa langka, tetapi juga bagi masyarakat lokal dan stabilitas iklim dunia. Di tengah ancaman deforestasi dan perubahan iklim, inisiatif ini menjadi contoh bagaimana komitmen dan kontribusi langsung pada perlindungan ekosistem penting Indonesia secara berkelanjutan.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Bukan Makin Canggih, RAM HP Justru Bakal Mundur ke 4GB Akibat Lonjakan Harga

16 December 2025 at 22:18


Foto: Giffgaff

Teknologi.id - Selama bertahun-tahun, kapasitas RAM smartphone identik dengan kemajuan teknologi. Semakin besar angkanya, semakin tinggi pula kelas dan performa sebuah ponsel. Namun, tren yang selama ini bergerak naik itu kini terancam berbalik arah. Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), industri smartphone justru dihadapkan pada situasi tak terduga. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang begitu pesat ternyata membawa efek domino ke industri teknologi, termasuk smartphone. Jika selama beberapa tahun terakhir kapasitas RAM ponsel terus meningkat, tren tersebut justru diprediksi akan berbalik arah.

Mulai tahun depan, sejumlah smartphone disebut akan kembali menggunakan RAM 4GB, sebuah spesifikasi yang sebelumnya mulai ditinggalkan. Penyebabnya bukan karena kemunduran teknologi ponsel, melainkan krisis pasokan memori akibat lonjakan kebutuhan industri AI. Menurut laporan terbaru, harga RAM diperkirakan akan melonjak tajam dan memaksa produsen smartphone melakukan penyesuaian besar, baik dari sisi spesifikasi maupun harga perangkat.

Menurut Laporan dari tipster Lanzuk di platform Naver mengungkapkan bahwa kenaikan harga memori akan berdampak langsung pada spesifikasi smartphone yang dirilis mulai awal 2026. Vendor ponsel disebut tidak memiliki banyak pilihan selain menurunkan kapasitas RAM dan, di saat yang sama, menaikkan harga jual perangkat mereka. Menurut prediksi ponsel dengan RAM 16GB diprediksi akan hampir menghilang dari pasar, kecuali untuk beberapa model handphone tertentu. Sementara itu, jumlah smartphone dengan RAM 12GB juga disebut akan turun lebih dari 40%. Banyak produsen dilaporkan akan menjadikan RAM 6GB dan 8GB sebagai pilihan untuk model terendah mereka.

Baca juga: Samsung Perang Internal? Divisi Chip Tolak Suplai RAM ke Divisi HP Sendiri

Yang lebih mengejutkan, RAM 8GB yang saat ini sudah menjadi standar untuk ponsel kelas menengah bahkan entry-level, diperkirakan akan mengalami penurunan jumlah hingga lebih dari 50%. Dalam kondisi ini, vendor ponsel disebut terpaksa menurunkan spesifikasi RAM ke level 4GB dan 6GB demi menekan biaya produksi. Menurut TrendForce, smartphone kelas atas dengan RAM 12GB hingga 16GB kemungkinan masih akan bertahan, namun laju transisi menuju RAM 16GB akan melambat secara signifikan.

Dikutip dari Wccftech pada Senin (15/12/2025), untuk segmen menengah, TrendForce memperkirakan ponsel yang saat ini hadir dengan RAM 6GB hingga 12GB akan mengalami “downgrade” menjadi 8GB. Model dengan RAM 12GB disebut akan menghilang secara bertahap dari pasar. Dampak paling terasa justru akan dialami oleh segmen entry-level. Ponsel yang sebelumnya mulai “naik kelas” dengan RAM hingga 8GB diprediksi akan kembali menggunakan RAM 4GB. Langkah ini diambil agar harga perangkat tetap terjangkau di tengah melonjaknya biaya komponen.


Foto: yahoo

Krisis Kenaikan Harga RAM

Akar dari masalah ini berada pada industri memori global. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan AI, produsen memori besar mengalihkan lini produksinya dari DRAM yang biasa digunakan pada perangkat konsumen ke HBM (High Bandwidth Memory). HBM merupakan jenis memori dengan bandwidth sangat tinggi yang dibutuhkan untuk server dan pusat data AI. Akibat pergeseran ini, pasokan DRAM untuk perangkat konsumen seperti smartphone dan laptop menjadi semakin terbatas. Kelangkaan tersebut otomatis mendorong harga DRAM naik tajam. Di sisi lain, ledakan pengembangan AI memicu permintaan besar terhadap server, pusat data, serta SSD berkapasitas tinggi untuk proses pelatihan model AI.

Baca juga: Perang Komponen! Gamer Serukan Boikot Saat RAM dan GPU 'Diborong' Kebutuhan AI

Perkiraan Sampai Kapan Krisis RAM akan Berlangsung

TrendForce memperkirakan krisis RAM ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Kondisi pasokan dan harga memori diprediksi baru akan mulai stabil setidaknya pada kuartal keempat tahun 2027. Sejumlah vendor smartphone dan laptop bahkan dikabarkan sudah bersiap menaikkan harga perangkat mereka mulai 2026.

Bagi konsumen, tren ini tentu menjadi dilema. Di satu sisi, AI terus menghadirkan fitur-fitur canggih di smartphone. Namun di sisi lain, spesifikasi dasar seperti RAM justru berpotensi mengalami penurunan. Situasi ini menunjukkan bagaimana perkembangan AI tidak selalu berdampak linear pada peningkatan spesifikasi perangkat konsumen. Alih-alih semakin tinggi, kapasitas RAM smartphone justru berpotensi mundur akibat tekanan industri dan keterbatasan pasokan memori global. Ke depan, pengguna mungkin perlu lebih cermat memilih perangkat, menyesuaikan kebutuhan nyata dengan spesifikasi yang ditawarkan di tengah perubahan besar industri teknologi global.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
(IR/ZA)

❌