Normal view

Bocoran iPhone 18 Pro: Hapus Dynamic Island hingga Gunakan Chip 2nm Terbaru

18 December 2025 at 22:33
Bocoran desain baru Apple melalui  iPhone 18 Pro dan iPhone 18 Pro Max kembali menarik perhatian publik setelah gambar yang beredar menunjukkan perubahan besar pada bagian depan perangkat. Salah satu perubahan paling mencolok adalah pergeseran kamera depan ke pojok kiri layar, menggantikan posisi kamera yang selama ini berada di tengah. 

Gambar yang dirilis oleh MacRumours memperlihatkan bahwa Apple menghilangkan tampilan Dynamic Island, fitur yang baru diperkenalkan beberapa generasi sebelumnya. Dynamic Island yang berbentuk pil kini digantikan oleh lubang kamera tunggal di sudut kiri atas layar, menandai perubahan desain paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Wayne Ma dan Qianer Liu dari The Information,  iPhone 18 Pro dan  iPhone 18 Pro Max akan menjadi model pertama yang menyembunyikan sensor Face ID di balik layar. Teknologi ini memungkinkan tampilan depan yang lebih bersih dan minim gangguan visual.

Langkah Berani Apple Menggeser Kamera Depan di Pojok Kiri

Perubahan posisi kamera depan menjadi salah satu aspek yang paling banyak dibicarakan. Selama bertahun-tahun, Apple mempertahankan posisi kamera di bagian tengah atas layar, baik dalam bentuk notch maupun Dynamic Island. Pengembangan teknologi Face ID yang ditempatkan di bawah layar, kamera depan menjadi satu-satunya elemen yang masih terlihat, dan posisinya dipindahkan ke pojok kiri.

Baca Juga: Iphone Keluarkan Design Iphone Foldable pada Akhir Tahun 2026

Desain Fisik yang Tetap Familiar

Walaupun bagian depan mengalami perubahan besar, bentuk fisik  iPhone 18 Pro dilaporkan tidak jauh berbeda dari IPhone 17 Pro. Apple tampaknya mempertahankan bahasa desain yang sama, termasuk material dan dimensi perangkat.

Keputusan ini menunjukkan bahwa Apple lebih memprioritaskan inovasi internal seperti teknologi layar dan sistem kamera daripada perubahan estetika eksternal. 

Pembaruan ini konsisten dengan strategi Apple dalam beberapa tahun terakhir, di mana peningkatan signifikan lebih banyak terjadi pada sisi performa, efisiensi daya, dan kemampuan fotografi.

Kamera Belakang dengan Diafragma Mekanis

Salah satu bocoran paling menarik adalah rencana Apple untuk menggunakan diafragma mekanis pada kamera belakang iPhone 18 Pro. Fitur ini memungkinkan pengguna mengatur variasi apertur secara manual, mirip dengan kamera profesional. 

Analis Apple, Ming-Chi Kuo, menyatakan bahwa kamera 48 MP pada  iPhone 18 Pro akan mendukung pengaturan apertur yang dapat disesuaikan. Dengan fitur ini, pengguna dapat:

  • Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke sensor.
  • Mengubah kedalaman bidang (depth of field)
  • Menghasilkan efek bokeh yang lebih fleksibel.

Pada model sebelumnya, mulai dari  iPhone 14 Pro hingga iPhone 17 Pro, Apple menggunakan apertur tetap f/1,78. Dengan diafragma mekanis, pengguna memiliki kontrol lebih besar terhadap hasil foto.

Namun, MacRumours meragukan seberapa besar dampak fitur ini mengingat ukuran sensor iPhone yang relatif kecil. Perubahan apertur mungkin tidak menghasilkan efek dramatis seperti pada kamera DSLR, tetapi tetap menjadi langkah maju dalam fleksibilitas fotografi mobile.

Lompatan Teknologi dengan Proses 2nm Pada Chip A20 Pro

Foto: MacRumors

iPhone 18 Pro dirumorkan akan menggunakan chip A20 Pro, yang diproduksi oleh TSMC menggunakan proses fabrikasi 2nm. Teknologi ini berpotensi memberikan peningkatan besar dalam performa dan efisiensi daya. 

Apple dikabarkan akan menggunakan teknologi pengemasan baru dari TSMC, di mana RAM terintegrasi langsung ke dalam wafer chip bersama CPU, GPU, dan neural engine.

Sebelumnya, RAM dihubungkan melalui silikon terpisah. Pembaruan ini diperkirakan akan memberikan:

  • Kecepatan pemrosesan lebih tinggi.
  • Konsumsi daya lebih efisien.
  • Suhu perangkat lebih stabil
  • Performa AI yang lebih optimal.

Jika benar, iPhone 18 Pro dapat menjadi salah satu perangkat dengan peningkatan performa paling signifikan dalam sejarah iPhone.

Apakah iPhone 18 Pro Akan Menjadi Standar Baru Smartphone Premium?

Dengan kombinasi desain baru, teknologi kamera yang lebih fleksibel, dan chip generasi terbaru, IPhone 18 Pro tampaknya dirancang untuk menjadi perangkat yang menandai era baru inovasi Apple. 

Perubahan besar ini juga membawa sejumlah pertanyaan, seperti:

  • Apakah teknologi Face ID di balik layar akan bekerja seakurat versi sebelumnya?
  • Apakah posisi kamera depan yang baru akan memengaruhi pengalaman pengguna?
  • Seberapa besar dampak diafragma mekanis pada sensor kamera yang kecil?

Meski demikian, Apple dikenal sebagai perusahaan yang tidak akan merilis teknologi baru sebelum benar-benar matang. Karena itu, banyak pihak percaya bahwa iPhone 18 Pro akan menjadi salah satu rilis paling ambisius dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Google Disco Hadir Merubah Cara mu Gunakan Mesin Pencarian di Internet

Kapan iPhone 18 Pro Akan Dirilis?

Apple diperkirakan akan merilis iPhone 18 Pro pada September 2026, mengikuti pola rilis tahunan yang telah menjadi tradisi perusahaan. Jika semua bocoran ini akurat,iPhone 18 Pro dapat menjadi perangkat yang mengubah ekspektasi pengguna terhadap smartphone premium. 

Bocoran mengenai iPhone 18 Pro menunjukkan bahwa Apple sedang bergerak menuju desain yang lebih bersih, lebih futuristik, dan lebih berfokus pada pengalaman layar penuh. Dengan teknologi Face ID di balik layar, kamera depan yang dipindahkan, dan kemampuan fotografi yang semakin canggih, iPhone 18 Pro berpotensi menjadi perangkat yang mendefinisikan ulang standar industri.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(dim/sa)



Google Disco: Browser AI yang Bisa Ciptakan Aplikasi dari Setiap Tab Secara Real-Time

18 December 2025 at 19:04
Apakah Browser Seharusnya Hanya untuk Mesih Pencari?, Google menjawab tidak lagi. Google perkenalkan Disco, sebuah peramban eksperimental berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang bukan hanya untuk membuka halaman web, tetapi membangun aplikasi secara otomatis berdasarkan aktivitas penggunanya. 

Menurut laporan Moneycontrol, Disco merupakan browser berbasis Chromium yang dirancang sebagai “kendaraan untuk membayangkan ulang cara orang menjelajah web”. Disco hadir dengan fitur utama bernama GenTabs, sebuah kemampuan yang memungkinkan browser menciptakan aplikasi mini secara real-time berdasarkan tab yang sedang dibuka, riwayat pencarian, hingga percakapan pengguna. Dengan kata lain, browser ini tidak lagi pasif, tetapi aktif merespons kebutuhan pengguna.

Bagaimana GenTabs Bekerja?

Teknologi yang membaca aktivitas anda dan mengubahnya menjadi aplikasi, GenTabs adalah inti dari Disco. Fitur ini bekerja dengan menganalisis konteks aktivitas pengguna mulai dari tab yang terbuka, kata kunci pencarian, hingga percakapan dalam kotak obrolan untuk menghasilkan aplikasi yang relevan. GenTabs memanfaatkan model Gemini 3 untuk membangun aplikasi interaktif berdasarkan apa pun yang sedang dilihat pengguna. Sebagai contoh:

  • Jika Anda sedang meneliti topik sains seperti entropi, GenTabs dapat membuat aplikasi “Penjelas Entropi”.
  • Jika Anda membandingkan tempat tidur susun, GenTabs dapat menghasilkan aplikasi perbandingan dengan tampilan visual yang lebih intuitif.
  • Jika Anda merencanakan perjalanan, GenTabs dapat membuat aplikasi berisi kalender, rute perjalanan, prediksi keramaian, hingga tombol aksi cepat seperti “Pesan Penginapan Terdekat”.

Konsep ini disebut Google sebagai “vibe coding”, yakni proses pembuatan aplikasi berdasarkan suasana atau konteks aktivitas pengguna tanpa perlu menulis kode apa pun. GenTabs mampu menghasilkan aplikasi mini secara otomatis hanya dari tab yang terbuka.

Baca Juga: Ketika AI Melangkah Jauh dari Kapasitas Manusia, Ancaman Atau Harapan?

Browser Tidak Lagi Dimulai dari Bilah Alamat

Foto: Doran Gadget

Disco menghadirkan pendekatan yang benar-benar berbeda dari peramban pada umumnya. Jika selama ini pengguna selalu memulai aktivitas dengan mengetikkan alamat situs pada bilah URL, Disco justru menggantinya dengan kotak obrolan interaktif sebagai halaman utama. 

Google menjelaskan bahwa desain ini bertujuan untuk membantu pengguna menangani tugas-tugas kompleks melalui dialog yang natural, bukan melalui serangkaian klik atau pengetikan manual. Dengan kata lain, Disco ingin membuat proses menjelajah web terasa seperti berbicara dengan asisten digital yang memahami konteks dan tujuan Anda.

Melalui kotak obrolan tersebut, pengguna dapat melakukan berbagai hal secara langsung, seperti:

  • Mengajukan pertanyaan mengenai topik tertentu.
  • Meminta rekomendasi halaman atau sumber informasi.
  • Menempelkan URL untuk dianalisis.
  • Memulai percakapan yang kemudian diproses oleh sistem untuk memahami kebutuhan pengguna.

Setiap interaksi yang terjadi di dalam kotak obrolan ini akan dianalisis oleh Disco untuk mengenali pola pencarian dan aktivitas pengguna setelah beberapa percakapan, sistem akan mulai menawarkan pembuatan GenTabs, yaitu aplikasi mini yang dibangun secara otomatis berdasarkan apa yang sedang dicari atau dikerjakan pengguna.

Google Sedang Menguji Mesin Penjelajah Web

Google Disco merupakan upaya dalam membentuk browser AI-first mesin pencari seperti Comet, Atlas, dan Dia yang mulai mengubah cara orang berinteraksi dengan internet dari konsumsi pasif menjadi pengalaman berbasis tugas. 

Dengan Disco, Google ingin:

  • Membantu pengguna belajar lebih cepat.
  • Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk berpindah tab.
  • Mengubah aktivitas browsing menjadi proses pembuatan alat.
  • Menguji konsep radikal sebelum mungkin diintegrasikan ke Chrome.

Google bahkan menyebut Disco sebagai “discovery vehicle” sebuah kendaraan untuk mengeksplorasi masa depan web.

Browser Adaptif yang Siap Menjadi Asisten Pribadi

Demo resmi Google memperlihatkan bagaimana Disco mampu mengubah pengalaman menjelajah internet menjadi jauh lebih dinamis dan interaktif. Dalam salah satu demonstrasinya, 

Google menunjukkan bahwa ketika pengguna sedang merencanakan perjalanan, fitur GenTabs dapat secara otomatis membangun sebuah aplikasi mini yang berfungsi sebagai pusat kendali perjalanan. Aplikasi tersebut dapat memuat berbagai elemen penting, seperti kalender perjalanan, peta rute, perkiraan tingkat keramaian, hingga tombol aksi cepat untuk melakukan pemesanan penginapan atau layanan terkait lainnya.

Baca Juga: Fitur Baru Google Photo Recap 2025, Ayo Cek Sekarang!

Setiap komponen dalam aplikasi tersebut tidak bersifat statis. Pengguna dapat mengubah, menyesuaikan, atau memperbarui informasi secara real-time hanya dengan mengetuk bagian yang ingin dimodifikasi.

Google menjelaskan bahwa Disco masih merupakan eksperimen awal. Perusahaan mengakui bahwa beberapa konsep terbaik dari Disco mungkin akan diintegrasikan ke Chrome di masa depan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Google Labs bahwa Disco digunakan untuk menguji ide-ide radikal sebelum dibawa ke produk utama. Saat ini:

  • Disco tersedia melalui daftar tunggu.
  • Hanya dapat diakses di macOS.
  • Masih dalam tahap pengembangan awal.

Disco yang terhubung dengan Chrome di prediksi menjadi browser generasi berikutnya.

Apakah Kita Siap dengan Browser yang Membangun Aplikasi untuk Kita?

Dengan kemampuan membaca konteks dan menyesuaikan diri secara real-time, Disco menunjukkan perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan internet. Jika eksperimen ini berkembang sesuai harapan, browser tidak lagi sekedar alat untuk membuka halaman web, tetapi menjadi asisten digital yang mampu membangun solusi sesuai kebutuhan pengguna. Disco menandai langkah awal menuju pengalaman menjelajah yang lebih cerdas, adaptif, dan personal.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Hadapi Material Mudah Terbakar, Robot LUF 60 Padamkan Kebakaran Pasar Kramat Jati

17 December 2025 at 22:37
Kebakaran yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, terjadi pada kawasan perdagangan yang padat aktivitas dan dipenuhi material mudah terbakar. Lingkungan pasar yang memiliki struktur bangunan rapat, akses terbatas, serta keberadaan berbagai jenis barang dagangan membuat proses pemadaman memerlukan strategi yang lebih cermat dan respons cepat. Pada Senin, 15 Desember 2025, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengerahkan dua unit robot pemadam kebakaran LUF 60 sebagai langkah taktis untuk menembus area yang tidak dapat dijangkau oleh petugas secara langsung. 

Menurut laporan Detik.com, kebakaran terjadi di sebuah gudang yang menyimpan karbit dan tumpukan kertas, dua jenis material yang memiliki karakteristik mudah terbakar dan rentan memicu penyalaan ulang. Keberadaan bahan-bahan tersebut memperbesar tantangan pemadaman karena api dapat kembali muncul meskipun telah dilakukan pendinginan awal. 

Baca Juga: Apakah Indonesia Akan Memiliki PLTN? Simak Sekarang!

Situasi ini memperlihatkan bahwa kebakaran di kawasan pasar tidak hanya berkaitan dengan besarnya kobaran api, tetapi juga sifat material yang tersimpan di dalamnya. Dengan demikian, keputusan untuk mengerahkan robot LUF 60 menjadi langkah strategis yang mencerminkan kebutuhan akan teknologi pemadaman modern yang mampu bekerja secara efektif di tengah keterbatasan akses dan tingginya risiko lingkungan.

Bagaimana Bisa Robot LUF 60 Membantu Damkar Menangani Kebakaran?

Robot LUF 60 bukan sekadar alat bantu, melainkan perangkat yang dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem yang membahayakan petugas.Robot ini dikendalikan menggunakan remote control, mampu menyemprotkan air bertekanan tinggi, dan dapat mendorong material yang menghalangi sumber api. 

Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menjelaskan bahwa pemadaman manual memakan waktu lama karena tumpukan material harus dibongkar satu per satu. Robotik mempercepat proses tersebut secara signifikan.

Kondisi Lapangan yang Dipenuhi Karbit dan Kertas Menyulitkan Proses Pemadaman

Karbit adalah bahan kimia yang sangat reaktif terhadap panas. Bahkan setelah api padam, peningkatan suhu sedikit saja dapat memicu penyalaan ulang. Ditambah dengan tumpukan kertas pembungkus buah yang mudah terbakar, kebakaran menjadi sulit dikendalikan. 

Muchtar menjelaskan bahwa karbit yang tampak padam bisa kembali menyala jika suhunya naik. Inilah alasan robot LUF 60 kembali dimasukkan ke area kebakaran untuk memastikan pembongkaran material dilakukan hingga tuntas.

Apakah Robotik Akan Membantu Penanggulangan Kebakaran Di Kemudian Hari?

Penggunaan robot LUF 60 bukan pertama kalinya dilakukan di Jakarta. Namun, kasus Pasar Induk Kramat Jati memperlihatkan bagaimana teknologi ini bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen penting dalam operasi pemadaman moderen. Robot LUF 60 yang digunakan, mampu membantu dengan cara:

  • Menembus area sempit.
  • Menyemprotkan air bertekanan tinggi.
  • Mengurai material yang menghalangi sumber api.

Dengan kemampuan tersebut, robotik tidak hanya mempercepat pemadaman, tetapi juga melindungi keselamatan petugas.

Kebutuhan Standarisasi Teknologi Damkar

Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati menunjukkan bahwa:

  • Infrastruktur pasar tradisional masih rentan terhadap kebakaran besar.
  • Penyimpanan bahan berbahaya seperti karbit perlu pengawasan ketat.
  • Teknologi robotik terbukti meningkatkan efektivitas pemadaman.
  • Pelatihan petugas dalam mengoperasikan robot harus menjadi prioritas.

Dengan semakin seringnya kebakaran di area padat, penggunaan robotik seperti LUF 60 seharusnya tidak lagi dianggap sebagai inovasi opsional, tetapi bagian dari standar operasional modern.

Robot Damkar Bukan Lagi Masa Depan Tetapi Kebutuhan Saat Ini

Dua robot LUF 60 yang dikerahkan di Pasar Induk Kramat Jati membuktikan bahwa teknologi robotik bukan lagi sekadar inovasi futuristik, melainkan kebutuhan operasional yang nyata dalam penanggulangan kebakaran modern. Di tengah kondisi lapangan yang dipenuhi material mudah terbakar dan suhu ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan petugas, kehadiran robotik menjadi elemen strategis yang mampu menghubungkan keterbatasan metode pemadaman konvensional. 

Robot ini memungkinkan proses pemadaman berlangsung secara lebih terukur, stabil, dan aman, terutama pada titik-titik yang tidak dapat dijangkau manusia karena risiko runtuhan, paparan panas tinggi, atau akumulasi asap pekat.

Baca Juga: Kamu Harus Tau Robotik LLM Kini Mampu Belajar, Beradaptasi dan Berfikir Secara RealTime

Efektivitas robot LUF 60 dalam insiden ini menunjukkan bahwa teknologi pemadaman berbasis mesin mampu mengambil alih tugas-tugas berbahaya yang sebelumnya hanya dapat dilakukan secara manual.

Dengan kemampuan menyemprotkan air bertekanan tinggi, mendorong material yang menghalangi sumber api, serta beroperasi dari jarak aman melalui kendali jarak jauh, robotik memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi petugas di garis depan. Hal ini menegaskan bahwa keselamatan personel tidak lagi harus dipertaruhkan untuk menjangkau area berisiko tinggi, karena robot dapat menggantikan peran tersebut tanpa mengurangi efektivitas operasi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Rusia Tawarkan Teknologi Nuklir VVER dan Tenaga Ahli untuk PLTN Indonesia

17 December 2025 at 21:07
Federasi Rusia merupakan salah satu penyedia teknologi nuklir terbesar di dunia. Dari total 417 reaktor nuklir yang beroperasi di 32 negara, sebanyak 308 di antaranya menggunakan teknologi Pressurized Water Reactor (PWR). Dari jumlah tersebut, model PWR buatan Rusia VVER mendominasi dengan 66 reaktor yang tersebar di 12 negara. Jika digabungkan dengan reaktor yang masih dalam tahap konstruksi, jumlahnya mencapai 91 unit. 

Teknologi VVER (vodo-vodyanoi energeticheskaya reaktor) mulai dikembangkan sebelum 1970 oleh OKB Gidopress dan pertama kali digagas oleh fisikawan Uni Soviet, Savely Moiseevich Feinberg. Reaktor ini memiliki tiga varian utama: VVER‑440, VVER‑1000, dan VVER‑1200, dengan klasifikasi desain mulai dari Generasi I hingga Generasi III+. 

Dengan rekam jejak teknologi yang kuat, tidak mengherankan jika Rusia aktif menawarkan kerja sama nuklir kepada Indonesia. Dalam pertemuan di Kremlin, Presiden Vladimir Putin secara terbuka menyampaikan kesiapan Rusia membantu Indonesia membangun PLTN pertama. Putin sebagai kepala negara Rusia, menawarkan dukungan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dalam pengembangan energi nuklir nasional.

Putin bahkan menegaskan bahwa Rusia siap mengirimkan tenaga ahli untuk mendukung proyek PLTN Indonesia, sebagaimana diberitakan Media Indonesia dalam laporan mengenai pertemuan Prabowo dan Putin di Moskow.

Lobi Nuklir Rusia dari Pemerintah Pusat hingga Daerah

Tawaran Rusia tidak berhenti pada level kepala negara. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov sebelumnya telah menyampaikan kesiapan Rosatom, perusahaan energi nuklir milik negara Rusia, untuk berpartisipasi dalam pembangunan PLTN Indonesia. Deputi Pertama Perdana Menteri, Denis Manturov juga datang ke Jakarta menawarkan dua tipe PLTN sekaligus: PLTN skala besar dan reaktor modular kecil (SMR). 

Rosatom bahkan melakukan pendekatan langsung kepada PT PLN (Persero) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Provinsi tersebut memiliki cadangan mineral strategis seperti emas dan nikel, yang membutuhkan pasokan listrik besar untuk mendukung program hilirisasi. Menurut perhitungan Dewan Energi Nasional, kebutuhan listrik Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai 7 gigawatt hingga 2040.

Hingga saat ini setiap keputusan baik dari PLN maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara memilih tidak memberikan komentar terkait tawaran Rusia tersebut. Keduanya menegaskan bahwa urusan PLTN merupakan kewenangan pemerintah pusat. 

Mengapa Indonesia Belum Memberikan Sikap Resmi?

Presiden Prabowo Subianto belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai program energi nuklir nasional. Padahal, menurut standar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), sikap nasional merupakan salah satu dari 19 elemen kesiapan infrastruktur yang wajib dipenuhi sebelum sebuah negara membangun PLTN.

Berdasarkan penilaian IAEA pada 2009, Indonesia telah memenuhi 16 dari 19 persyaratan. Tiga elemen yang belum terpenuhi adalah:

  • Sikap nasional.
  • Badan pelaksana.
  • Keterlibatan pemangku.kepentingan.

Ketiadaan sikap nasional ini membuat Indonesia masih berada pada fase pengambilan keputusan, sebagaimana tercantum dalam laporan IAEA “International Status and Prospects for Nuclear Power 2025”. Dalam laporan tersebut, Indonesia masuk dalam daftar 37 negara yang memulai program energi nuklir, bersama negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand, Singapura, Myanmar, dan Malaysia.

Sementara itu, negara-negara seperti Turki, Mesir, Filipina, dan Vietnam sudah berada pada tahap pembangunan atau persiapan konstruksi PLTN. 

Apakah Indonesia Akan Mengambil Tawaran Rusia?

Foto: IDN Times

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi yang menjelaskan apakah Indonesia akan menerima tawaran Rusia atau memilih bekerja sama dengan negara lain. Akan kemanakan arah kebijakan nuklir Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo?. 

Menurut laporan Republika, Indonesia juga sedang menjajaki teknologi nuklir dari Korea Selatan dan Kanada, seiring dengan penyusunan regulasi nasional terkait PLTN. Artinya, Rusia bukan satu-satunya negara yang menawarkan kerja sama, dan pemerintah tampaknya masih mempertimbangkan berbagai opsi sebelum mengambil keputusan final.

Apakah Indonesia Siap Memasuki Era Nuklir? 

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi nuklir, terutama untuk memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang dan mendukung hilirisasi industri. Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak kecil: 

  • Belum adanya sikap nasional yang jelas.
  • Kebutuhan regulasi dan badan pelaksana yang kuat.
  • Keterlibatan pemangku kepentingan yang masih minim.
  • Persepsi publik yang masih beragam terhadap energi nuklir.

Di sisi lain, peluangnya sangat besar. Dengan dukungan teknologi dari negara-negara berpengalaman seperti Rusia, Korea Selatan, dan Kanada, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju energi bersih dan stabil.

Sikap Nasional yang Menentukan Arah Masa Depan Energi Indonesia

Rusia telah menunjukkan minat besar untuk menjadi mitra utama Indonesia dalam pembangunan PLTN. Tanpa sikap nasional yang jelas dari Presiden Prabowo, seluruh tawaran tersebut masih berada dalam ruang negosiasi. 

Keputusan Indonesia akan menentukan arah masa depan energi nasional apakah akan memasuki era nuklir atau tetap mengandalkan sumber energi lain. Dunia menunggu, dan Indonesia berada di titik krusial untuk menentukan langkah strategisnya.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)


❌