Normal view

Received yesterday — 19 December 2025

Dicari Juara Adu Pantat! Turnamen Esports Ketsu Battler Buka Pendaftaran

19 December 2025 at 22:54

Foto: Kayac

Teknologi.id – Dunia esports biasanya identik dengan kecepatan jari, refleks mata yang tajam, dan strategi otak yang brilian. Atlet esports profesional dikenal lewat kemampuan mereka menggerakkan mouse atau menekan tombol controller dengan presisi milidetik. Namun, stigma itu hancur lebur dengan hadirnya sebuah turnamen baru yang sangat "nyeleneh" dari Jepang.

Lupakan keyboard, mouse, atau gamepad biasa. Di turnamen ini, senjata utama Anda adalah pantat. Sebuah kompetisi esports resmi untuk game berjudul "Ketsu Battler" tengah menjadi buah bibir komunitas gamer global. Turnamen ini tidak menuntut kecepatan tangan, melainkan kelincahan pinggul dan kekuatan otot gluteus para pesertanya.

Ketsu Battler: Ketika Bokong Jadi Kontroler

Game yang menjadi pusat perhatian ini adalah Ketsu Battler. Dalam bahasa Jepang, "Ketsu" secara harfiah berarti pantat atau bokong. Dikembangkan oleh studio game kreatif asal Jepang bernama Kayac, game ini dirilis untuk platform Nintendo Switch pada Desember 2024 lalu.

Konsepnya sederhana namun absurd: ini adalah game fighting atau pertarungan 1 lawan 1. Namun, alih-alih menekan tombol 'X' untuk memukul atau 'B' untuk menendang, pemain harus menggerakkan tubuh bagian bawah mereka secara fisik.

Sensor Joy-Con pada Nintendo Switch akan mendeteksi gerakan pinggul pemain. Semakin kencang Anda menggoyangkan pantat, semakin kuat serangan karakter Anda di layar. Jika Anda ingin karakter Anda bertahan atau menghindar, Anda harus memosisikan bokong Anda ke arah tertentu.

Ini mengubah definisi "adu mekanik" di dunia esports. Jika biasanya penonton terpukau melihat jari jemari atlet yang menari di atas keyboard, di turnamen Ketsu Battler, penonton akan disuguhi pemandangan para atlet yang meliuk-liuk dan menggoyangkan pinggul mereka dengan penuh semangat di atas panggung.

Baca juga: Nintendo Switch 2: Performa Setara GTX 1050 Ti, Layak Upgrade?

Digelar di Panggung Bergengsi

Meskipun terdengar seperti lelucon April Mop, turnamen ini 100% serius dan resmi. Kompetisi ini akan menjadi bagian dari ajang bergengsi GBVS Cygames Cup 2026 Special Battle, sebuah event besar yang biasanya mempertandingkan game fighting kelas berat seperti Granblue Fantasy Versus.

Masuknya Ketsu Battler ke dalam jajaran game yang dipertandingkan menunjukkan bahwa pihak penyelenggara ingin memberikan penyegaran dan hiburan komedi di tengah ketegangan kompetisi esports yang serius.

Turnamen ini dijadwalkan akan mempertemukan para "petarung bokong" terbaik untuk memperebutkan gelar juara yang mungkin akan menjadi gelar paling unik sepanjang sejarah esports.

Pendaftaran Masih Sepi, Peserta Malu?

Pendaftaran turnamen ini sejatinya sudah dibuka sejak tanggal 12 Desember 2025 dengan sistem first come, first served (siapa cepat dia dapat). Pihak penyelenggara menyediakan kuota maksimal untuk 128 peserta. Jumlah yang cukup standar untuk sebuah side-tournament. Namun, hingga berita ini diturunkan, tercatat baru ada 46 orang yang mendaftarkan diri.

Angka ini memunculkan spekulasi jenaka di kalangan netizen. Apakah game-nya kurang populer? Atau, apakah para gamer jagoan sebenarnya merasa malu untuk menggoyangkan pantat mereka di depan umum dan disiarkan secara live streaming ke seluruh dunia?

Memang dibutuhkan tingkat kepercayaan diri yang luar biasa tinggi untuk mengikuti turnamen ini. Bayangkan, Anda harus berdiri di panggung, membelakangi atau menyamping dari penonton, lalu melakukan gerakan-gerakan pinggul yang eksplosif demi mengalahkan lawan. Ini bukan hanya soal skill bermain game, tapi juga soal membuang rasa jaim (jaga image).

Inovasi Kayac: Spesialis Game 'Nyeleneh'

Bagi mereka yang mengikuti industri kreatif Jepang, nama pengembang Kayac mungkin sudah tidak asing. Perusahaan ini memang dikenal sebagai spesialis konten-konten viral yang aneh dan mendobrak batas kewajaran.

Sebelum Ketsu Battler, Kayac dikenal luas sebagai otak di balik Unko Museum (Museum Kotoran) di Jepang, sebuah instalasi seni interaktif yang bertema kotoran manusia namun dikemas dengan warna-warni pastel yang kawaii (imut).

Filosofi Kayac tampaknya selalu konsisten: membuat orang tertawa sambil menikmati teknologi. Ketsu Battler adalah manifestasi terbaru dari filosofi tersebut. Mereka memanfaatkan teknologi sensor gerak (motion control) Nintendo Switch yang canggih bukan untuk simulasi olahraga tenis atau golf yang elegan, melainkan untuk adu bokong.

Foto: Nintendo Switch

Masa Depan Esports Fisik?

Terlepas dari keanehannya, turnamen Ketsu Battler membawa kembali nuansa fisik ke dalam video game. Ini mengingatkan kita pada era kejayaan Nintendo Wii atau Xbox Kinect, di mana bermain game juga berarti membakar kalori.

Dalam konteks kesehatan, ini mungkin turnamen esports paling sehat. Peserta dipaksa berdiri, bergerak aktif, dan melatih otot inti (core muscle) serta otot kaki mereka. Tidak akan ada risiko cedera lorong karpal (carpal tunnel syndrome) yang biasa menghantui atlet esports konvensional, meskipun risiko sakit pinggang atau kram otot bokong mungkin mengintai.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Daftar Lengkap Game Baru yang Rilis di Bulan Desember 2025

Bagi penonton, ini adalah hiburan murni. Melihat keseriusan wajah peserta yang kontras dengan gerakan tubuh mereka yang lucu akan menjadi daya tarik utama. Komentator pertandingan (caster) juga dipastikan akan memiliki tantangan berat untuk menahan tawa saat menganalisis jalannya pertandingan.

Turnamen Ketsu Battler di GBVS Cygames Cup 2026 nanti membuktikan bahwa esports tidak melulu harus serius, tegang, dan penuh drama. Ada ruang untuk kegembiraan, tawa, dan sedikit kegilaan. Bagi Anda gamer yang merasa jari tangan sudah mulai lambat namun merasa memiliki pinggul yang fleksibel bak penari salsa, mungkin ini adalah panggilan takdir Anda. Masih ada sisa slot pendaftaran. Apakah Anda berani mencetak sejarah sebagai juara dunia adu bokong?

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Arab Saudi Membeku! Suhu -4 Derajat, Salju Tebal Selimuti Pegunungan Tabuk

19 December 2025 at 23:35

Foto: Saudi Press Agency

Teknologi.id – Citra Arab Saudi di benak masyarakat dunia sering kali identik dengan hamparan gurun pasir yang tandus, unta yang berjalan di bawah terik matahari, dan hawa panas yang menyengat. Namun, pemandangan kontras yang menakjubkan justru terjadi di penghujung tahun 2025 ini.

Bukan fatamorgana, "Negeri Petrodolar" ini mendadak berubah menjadi negeri dongeng musim dingin (winter wonderland). Lapisan salju tebal menyelimuti wilayah pegunungan di bagian utara, menciptakan panorama langka di mana warna putih salju berpadu kontras dengan warna kemerahan bebatuan gurun.

Fenomena alam yang memukau ini terjadi di Pegunungan Jabal Al-Lawz, Provinsi Tabuk. Kawasan yang biasanya kering kerontang tersebut kini menjadi destinasi wisata dadakan bagi ribuan warga yang penasaran ingin menyentuh salju di tanah Arab.

Suhu Ekstrem di Bawah Titik Beku

Perubahan cuaca ini tidak tanggung-tanggung. Wilayah Tabuk yang terletak di barat laut Arab Saudi mengalami penurunan suhu yang drastis. Suhu di puncak pegunungan anjlok hingga menyentuh angka -4 derajat Celcius. Kondisi ini dipicu oleh gelombang udara dingin yang bergerak dari arah utara, membawa kelembapan yang cukup untuk mengubah hujan menjadi kristal-kristal es. Fenomena cuaca yang tidak biasa ini disertai kabut tebal yang menutupi dataran tinggi dan angin kencang, menyebabkan suhu turun di bawah titik beku di daerah tersebut.

Kombinasi antara suhu beku, angin kencang, dan kabut tebal membuat visibilitas di area pegunungan menjadi sangat terbatas. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat warga untuk "berburu" salju. Bagi sebagian besar penduduk Arab Saudi yang seumur hidupnya terbiasa dengan iklim tropis gurun, melihat salju turun dari langit adalah sebuah keajaiban yang harus diabadikan.

Baca juga: Bill Gates Tak Lagi Percaya “Kiamat Iklim”, Ajak Dunia Realistis Hadapi Krisis Iklim

Jabal Al-Lawz: Sang 'Gunung Almond' yang Memutih

Pusat dari fenomena ini adalah Jabal Al-Lawz. Gunung yang memiliki arti harfiah "Gunung Almond" ini menjulang setinggi kurang lebih 2.580 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Ketinggiannya yang signifikan menjadikan puncak gunung ini sebagai "magnet" bagi awan-awan dingin. Secara geografis, Jabal Al-Lawz memang merupakan salah satu titik tertinggi di Arab Saudi bagian utara, berbatasan dekat dengan Yordania.

Saat salju mulai turun pada hari Rabu lalu, lanskap gunung yang kasar dan berbatu seketika berubah lembut tertutup permadani putih. Video dan foto yang beredar di media sosial memperlihatkan warga lokal yang mengenakan jubah tradisional (thobe) tebal sedang bermain bola salju, berseluncur menggunakan alat seadanya, hingga mendirikan tenda sambil menyeduh kopi Arab (gahwa) di tengah hamparan salju.

Suasana riang gembira ini seolah menjadi perayaan nasional tidak resmi. Hujan salju di Jabal Al-Lawz telah menjadikan daerah tersebut sebagai objek wisata musim dingin yang populer, menarik penduduk setempat dan pengunjung.

Foto: X (Twitter)

Fenomena Meluas ke Trojena

Menariknya, hujan salju kali ini tidak hanya terisolasi di satu puncak gunung saja, dataran tinggi Trojena juga ikut diguyur salju. Nama Trojena mungkin terdengar familier bagi pemerhati perkembangan Arab Saudi. Ini adalah wilayah yang diproyeksikan menjadi destinasi wisata pegunungan futuristik sebagai bagian dari mega-proyek NEOM. Pemerintah Arab Saudi memang memiliki ambisi besar untuk membangun resor ski luar ruangan pertama di Teluk Arab di lokasi ini.

Selain salju, hujan ringan hingga sedang juga dilaporkan mengguyur pusat-pusat regional di sekitarnya, seperti Bi'r bin Hirmas, Al-Uyaynah, Halat Ammar, dan Shigry. Hal ini membawa kesegaran bagi tanah yang gersang, meski warga diimbau untuk tetap waspada terhadap jalanan yang licin dan potensi banjir bandang di lembah-lembah.

Baca juga: NASA Temukan Bukti Mars Pernah Alami Hujan Tropis dan Iklim Hangat

Anomali atau Siklus Alami?

Bagi orang awam, salju di Arab Saudi terdengar seperti tanda-tanda akhir zaman atau dampak perubahan iklim yang ekstrem. Namun, secara meteorologis, wilayah Tabuk memang memiliki iklim yang unik dibandingkan wilayah Arab Saudi lainnya.

Setiap tahun, saat belahan bumi utara memasuki puncak musim dingin (Desember-Januari), wilayah utara Arab Saudi sering kali terpapar sisa-sisa badai musim dingin dari Eropa dan Mediterania. Meski demikian, intensitas salju yang turun hingga menyelimuti seluruh gunung dengan tebal seperti tahun ini tetaplah peristiwa yang istimewa.

Fenomena ini mengingatkan kita akan kebesaran alam yang selalu penuh kejutan. Di satu sisi bumi, gletser mungkin mencair karena pemanasan global, namun di sisi lain, gurun pasir yang panas justru membeku.

Bagi para wisatawan yang ingin merasakan sensasi bermain salju tanpa harus terbang jauh ke Eropa, Tabuk di Arab Saudi kini bisa menjadi alternatif yang tak terduga.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

40% KPR Ditolak Karena Skor Kredit Buruk, Simak Cara Cek SLIK OJK via iDebku

19 December 2025 at 22:23

Foto: SHUTTERSTOCK

Teknologi.id – Pernahkah Anda mendengar cerita horor tentang pasangan muda yang mimpi punya rumahnya hancur seketika karena pengajuan KPR mereka ditolak bank? Atau seorang pencari kerja yang gagal diterima di perusahaan impian bukan karena kurang skill, melainkan karena riwayat kredit yang buruk?

Masalah tersebut kini semakin nyata. Istilah lawas "BI Checking" mungkin sudah tidak lagi digunakan secara resmi, namun fungsinya kini digantikan oleh sistem yang jauh lebih komprehensif dan ketat bernama Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

SLIK OJK kini menjadi acuan "mati hidup" bagi siapa saja yang ingin mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga pembiayaan (leasing). Sayangnya, banyak masyarakat belum sadar bahwa tunggakan kecil di aplikasi Pinjaman Online (Pinjol) atau Paylater bisa berakibat fatal pada skor kredit mereka di sistem ini.

Baca juga: Beli Rumah, PPN bisa Ditanggung Pemerintah 100%! Cek Syaratnya

Momok Menakutkan Bernama "Skor 5"

Dampak dari pengabaian riwayat kredit ini sangat masif. Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) baru-baru ini merilis data yang mengejutkan: sekitar 40% pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ditolak bank. Alasannya klasik namun menyakitkan: skor kredit pemohon buruk.

Kebanyakan kasus penolakan ini bukan disebabkan oleh utang miliaran rupiah, melainkan tunggakan cicilan di platform Pinjol atau Paylater yang sering kali dianggap remeh.

Dalam sistem SLIK, setiap debitur diberi "rapor" dengan skala 1 hingga 5:

  • Skor 1 (Lancar): Debitur teladan, selalu bayar tepat waktu. Ini adalah tiket emas untuk pinjaman bank.
  • Skor 2 (Dalam Perhatian Khusus): Ada tunggakan 1-90 hari. Lampu kuning bagi bank.
  • Skor 3 (Kurang Lancar): Menunggak 91-120 hari.
  • Skor 4 (Diragukan): Menunggak 121-180 hari.
  • Skor 5 (Macet): Menunggak lebih dari 180 hari. Ini adalah "lampu merah" abadi.

"Perlu diketahui bahwa hanya debitur dengan skor 1 dan 2 dapat mengajukan kredit kepada bank tanpa menemui masalah," tulis laporan tersebut. Jika Anda berada di level 3 ke bawah, pintu bank hampir pasti tertutup rapat.

Cara Cek Skor Kredit Sendiri (Update Desember 2025)

Kabar baiknya, Anda tidak perlu datang ke kantor OJK untuk mengetahui "nasib" data keuangan Anda. Pengecekan kini bisa dilakukan 100% online melalui layanan iDebku.

Berikut adalah panduan lengkap cara cek SLIK OJK secara mandiri, seperti dikutip dari CNBC Indonesia:

1. Akses Situs Resmi: Buka peramban (browser) di HP atau laptop Anda dan kunjungi alamat idebku.ojk.go.id. Di halaman utama, Anda akan melihat dua tombol besar: "Pendaftaran" dan "Status Layanan". Klik tombol Pendaftaran.

2. Cek Ketersediaan Kuota (Antrean): Sistem ini menggunakan kuota antrean harian. Anda akan diminta mengisi data awal:

  • Jenis Debitur (Perseorangan/Badan Usaha)
  • Kewarganegaraan
  • Jenis Identitas (KTP)
  • Nomor Identitas (NIK)
  • Kode Captcha keamanan.

Klik "Selanjutnya". Penting: Jika kuota antrean habis, akan muncul notifikasi dan Anda tidak bisa lanjut. Tipsnya, cobalah akses di pagi hari. Jika kuota tersedia, Anda akan langsung diarahkan ke menu berikutnya.

3. Isi Data Registrasi Lengkap: Lengkapi formulir data diri secara detail, meliputi: Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Tempat/Tanggal Lahir, Alamat lengkap (sesuai KTP), Email aktif, dan Nomor Handphone. Pastikan email yang Anda masukkan benar karena hasil SLIK akan dikirim ke sana.

4. Unggah Foto Dokumen: Siapkan dokumen Anda. Anda wajib mengunggah:

Foto KTP asli. Foto diri (selfie) memegang KTP. Foto diri mengikuti instruksi gambar/gaya tertentu (untuk verifikasi liveness). Catatan: Ukuran foto maksimal 4 MB. Jika lebih besar, proses akan gagal.

5. Konfirmasi dan Tunggu Hasil: Setelah semua data terisi dan foto terunggah, centang pernyataan persetujuan dan klik Ajukan Permohonan.

Jika sukses, Anda akan melihat notifikasi "Pendaftaran Berhasil" beserta Nomor Pendaftaran. Salin atau screenshot nomor ini. OJK akan memproses permohonan dan mengirimkan hasil iDeb (informasi debitur) ke email Anda paling lambat 1 hari kerja.

Baca juga: OJK Tutup 2.500 Pinjol, Anak Muda Harus Bijak Pakai Paylater

Foto: OJK

Bagaimana Jika Terlanjur "Macet"?

Bagi Anda yang setelah mengecek ternyata mendapati skor 3, 4, atau 5, jangan panik dulu. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa SLIK bukanlah satu-satunya faktor penentu, meskipun ia adalah faktor yang sangat dominan.

Namun, untuk "membersihkan" nama, tidak ada jalan pintas atau jasa joki. Satu-satunya cara legal adalah melunasi utang tersebut. Lazimnya, pembaruan data SLIK OJK akan dilakukan maksimal 30 hari sejak pelunasan.

Setelah melunasi, sangat disarankan untuk meminta Surat Keterangan Lunas (SKL) dari pemberi pinjaman (bank atau aplikasi Pinjol) sebagai bukti pegangan jika data di sistem OJK belum berubah setelah satu bulan.

Di era digital 2025 ini, data keuangan adalah aset berharga. Jejak digital tunggakan paylater seharga ratusan ribu rupiah bisa menghancurkan rencana masa depan senilai ratusan juta rupiah seperti pembelian rumah.

Mengecek SLIK OJK secara berkala kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan sebelum Anda mengajukan kredit besar. Luangkan waktu 10 menit untuk mengecek via iDebku, daripada menyesal kemudian saat pengajuan KPR idaman ditolak mentah-mentah.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Received before yesterday

QRIS Mendunia: Inovasi Pembayaran Indonesia Bikin Negara Maju Panas Dingin

18 December 2025 at 23:14

Foto: Antara Foto

Teknologi.id – Indonesia sering kali dipandang sebagai pasar konsumen bagi produk teknologi asing. Namun, narasi itu kini berbalik arah. Sebuah inovasi sistem pembayaran asli buatan anak bangsa, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), tidak hanya menjadi raja di negeri sendiri, tetapi juga sukses membuat negara-negara maju berdecak kagum—bahkan merasa tersaingi.

Laporan terbaru dari CNBC Indonesia, Kamis (18/12/2025), menyoroti fenomena menarik di mana negara-negara lain mulai merasa "panas dingin" melihat betapa cepat dan masifnya adopsi QRIS. Sistem yang menyatukan berbagai dompet digital dalam satu kode ini dianggap sebagai "Cawan Suci" (Holy Grail) inklusi keuangan yang sulit ditiru oleh negara lain.

Mengapa Dunia Iri pada Indonesia?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa keberhasilan Indonesia menyatukan ekosistem pembayaran adalah prestasi langka. Di banyak negara maju, sistem pembayaran digital masih terfragmentasi; setiap aplikasi memiliki kode QR sendiri yang tidak bisa dipindai oleh aplikasi lain.

Indonesia, melalui Bank Indonesia (BI), berhasil mendobrak tembok tersebut. Negara lain panas dingin melihat kesuksesan integrasi ini. Skala adopsinya pun bukan main-main. Hingga akhir 2025, tercatat sudah ada 57 juta pengguna aktif QRIS di seluruh nusantara. Lebih mencengangkan lagi, sistem ini telah diadopsi oleh 39 juta merchant atau pedagang. Angka ini mencakup segala lapisan, mulai dari gerai kopi mewah di mal Jakarta hingga pedagang cilok keliling di pelosok desa.

Konektivitas tanpa batas inilah yang menjadi nilai jual utama Indonesia di mata investor global, menjadikan QRIS sebagai tulang punggung ekonomi digital nasional.

Baca juga: Pengguna iPhone Belum Bisa Pakai QRIS Tap, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Jajah Asia: Dari Bangkok hingga Tokyo

Tidak puas hanya menjadi jagoan kandang, QRIS kini telah resmi go international. Impian untuk bepergian ke luar negeri tanpa repot menukar uang di money changer kini telah menjadi kenyataan bagi warga Indonesia.

Kerja sama pembayaran lintas batas (cross-border payment) telah terjalin mulus dengan negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Wisatawan Indonesia di Bangkok atau Kuala Lumpur kini tinggal membuka aplikasi mobile banking atau e-wallet lokal mereka, memindai kode QR setempat, dan transaksi selesai dalam hitungan detik dengan konversi kurs otomatis yang kompetitif.

Pencapaian terbaru yang paling membanggakan adalah perluasan ke Jepang, yang resmi dimulai sejak momen kemerdekaan RI, 17 Agustus 2025 lalu. Kini, turis Indonesia yang berbelanja di distrik Ginza atau membeli jajanan di Kyoto bisa membayar menggunakan Rupiah via QRIS.

Tidak berhenti di situ, Bank Indonesia kini tengah dalam tahap uji coba dan finalisasi kerja sama dengan raksasa ekonomi lainnya: Korea Selatan dan China. Jika ini rampung, praktis warga Indonesia bisa bepergian ke hampir seluruh destinasi utama Asia hanya bermodalkan ponsel pintar.

Dukung Target Ekonomi Digital US$ 600 Miliar

Kesuksesan QRIS bukan sekadar soal kemudahan bayar-membayar, tetapi merupakan strategi makroekonomi yang krusial. Pemerintah Indonesia memiliki target ambisius untuk menumbuhkan nilai ekonomi digital hingga mencapai US$ 600 miliar (sekitar Rp 9.300 triliun) di masa depan.

Airlangga Hartarto menegaskan bahwa QRIS adalah lokomotif utama untuk mencapai angka fantastis tersebut. Dengan mempermudah transaksi, perputaran uang menjadi lebih cepat. UMKM yang dulunya unbankable (tidak terjangkau bank), kini tercatat dalam sistem keuangan formal berkat QRIS.

Data transaksi pun menunjukkan tren yang "gila-gilaan". Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi QRIS mencapai angka 143,6% secara tahunan (year-on-year) menjelang penutupan tahun 2025 ini. Lonjakan ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah benar-benar beralih menjadi masyarakat nontunai (cashless society) yang matang.

UMKM Jadi Pemenang Utama

Siapa yang paling diuntungkan dari fenomena "panas dingin" negara lain ini? Jawabannya adalah UMKM Indonesia. Dengan adanya QRIS lintas batas, pedagang kini bisa menerima pembayaran langsung dari turis asing (Thailand, Malaysia, Singapura) menggunakan dompet digital negara asal turis tersebut.

Mekanisme Local Currency Settlement (LCS) yang mendasari kerja sama QRIS antarnegara ini memungkinkan transaksi diselesaikan dalam mata uang lokal masing-masing, mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Ini membuat biaya transaksi menjadi lebih murah bagi pedagang kecil dan lebih menguntungkan bagi ekonomi nasional.

Baca juga: QRIS Resmi Bisa Dipakai di Jepang, Transaksi Jadi Lebih Mudah!

Foto: BCA

Tantangan dan Masa Depan

Tentu saja, ekspansi ini bukan tanpa tantangan. Isu keamanan siber (cyber security) dan literasi digital di daerah terpencil masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, melihat antusiasme global dan dukungan penuh pemerintah, posisi QRIS tampaknya tak tergoyahkan.

Negara-negara lain kini mulai "belajar" ke Indonesia. Mereka melihat bagaimana sebuah negara kepulauan yang luas bisa disatukan oleh satu kotak kode batang sederhana.

Jika dulu kita bangga dengan Batik atau Rendang yang mendunia, di tahun 2025 ini, kita patut membusungkan dada untuk QRIS. Sebuah teknologi sederhana yang dampaknya membuat raksasa ekonomi dunia merasa gentar.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Bye Loading! ChatGPT Kini Bikin Gambar 4x Lebih Cepat & Saingi Google Nano Banana

18 December 2025 at 22:06

Foto: Eplicate.com

Teknologi.id – Perang kecerdasan buatan (AI) tidak pernah tidur. Belum kering tinta berita tentang peluncuran model teks terbaru, kini medan pertempuran berpindah ke arena visual. OpenAI, sang pionir di balik ChatGPT, baru saja melepaskan pembaruan besar-besaran yang mengubah cara kita membuat gambar digital.

Jika sebelumnya pengguna harus menunggu beberapa detik—atau bahkan menit—untuk melihat imajinasi mereka menjadi gambar, kini semuanya terjadi hampir seketika. 

OpenAI resmi menggulirkan pembaruan yang membuat ChatGPT mampu menghasilkan gambar 4 kali lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. ChatGPT kini bikin gambar 4x lebih cepat, hasil saingi Nano Banana Pro Google, tulis laporan tersebut, menandai babak baru persaingan antara OpenAI dan Google.

Selamat Tinggal Loading Lama

Bagi para desainer grafis, konten kreator, atau pengguna iseng sekalipun, kecepatan adalah segalanya. Menunggu loading bar berputar saat inspirasi sedang mengalir deras adalah hal yang mematikan kreativitas.

Pembaruan ini menjawab keluhan utama tersebut, peningkatan kecepatan 400% ini dimungkinkan berkat optimalisasi pada arsitektur model GPT-Image-1.5 (nama internal untuk mesin visual baru ini). OpenAI berhasil memangkas proses komputasi berat di server mereka tanpa mengorbankan kualitas akhir gambar. Hasilnya adalah pengalaman pengguna yang jauh lebih snappy dan real-time.

Baca juga: Tren Wrapped Akhir Tahun? ChatGPT Nggak Mau Ketinggalan, Begini Cara Buatnya!

Menantang Dominasi "Nano Banana Pro"

Meskipun namanya terdengar jenaka, Nano Banana Pro adalah model gambar berbasis Gemini 3 yang selama beberapa bulan terakhir merajai pasar karena detailnya yang luar biasa dan kecepatannya yang tinggi. Google sempat berada di atas angin dengan model ini.

Namun, dengan update terbaru ini, ChatGPT tidak hanya menyamai, tetapi dalam beberapa aspek diklaim menyaingi kualitas Nano Banana Pro.

Hasil gambar dari ChatGPT kini terlihat jauh lebih fotorealistik. Masalah klasik seperti jari tangan yang berjumlah enam atau teks dalam gambar yang berantakan (gibberish), kini telah diminimalisir secara drastis. Tekstur kulit, pencahayaan, dan bayangan kini dirender dengan presisi yang membuat mata awam sulit membedakan antara foto asli dan buatan AI.

Fitur Baru: Tab Khusus Images

Selain kecepatan, OpenAI juga merombak antarmuka (UI) untuk memanjakan pengguna visual.  Adanya fitur baru berupa tab khusus "Images" di sidebar aplikasi. Sebelumnya, fitur pembuatan gambar menyatu dengan chat teks biasa, yang sering kali membingungkan konteks percakapan.

Dengan tab khusus ini, ChatGPT berubah fungsi menjadi tool desain grafis yang dedicated. Pengguna bisa melihat galeri riwayat gambar yang pernah mereka buat, mengorganisirnya dalam folder, dan melakukan pengeditan cepat tanpa harus menelusuri riwayat chat yang panjang.

Ini adalah langkah cerdas OpenAI untuk memposisikan ChatGPT bukan lagi sekadar chatbot serba tahu, melainkan suite kreativitas lengkap yang bisa menggantikan software desain dasar.

Baca juga: Resmi! ChatGPT Siapkan "Adult Mode" 2026, Bisa Bahas Topik Erotika

Edit Lebih Presisi

Kecepatan bukan satu-satunya senjata baru. Kemampuan editing atau penyuntingan gambar juga mendapat sorotan. Pengguna kini bisa melakukan instruksi revisi yang sangat spesifik. Misalnya, jika Anda membuat gambar "Seorang pria memakai topi merah di pantai", lalu Anda ingin mengubah warnanya, Anda cukup mengetik "Ganti topi merah jadi topi koboi cokelat".

Sistem baru ini mampu mendeteksi objek "topi" secara presisi dan menggantinya tanpa merusak elemen lain seperti rambut pria tersebut atau pemandangan pantai di belakangnya. Tingkat pemahaman konteks visual ini disebut-sebut setara dengan kemampuan layering di Photoshop, namun dijalankan hanya dengan perintah suara atau teks.

 

Foto: Open AI

Foto: Open AI

Dampak Bagi Industri Kreatif

Peluncuran fitur ini diprediksi akan kembali mengguncang industri kreatif. Dengan kemampuan menghasilkan gambar berkualitas tinggi 4 kali lebih cepat, produktivitas agency iklan, pembuat storyboard film, hingga pengelola media sosial akan meningkat pesat.

Namun, di sisi lain, ini juga memicu kembali perdebatan mengenai hak cipta dan orisinalitas. Semakin mudah dan cepat gambar dibuat, semakin banjir pula internet dengan konten sintetis.

OpenAI sendiri menyatakan telah menanamkan watermark digital (tanda air tak kasat mata) dalam setiap gambar yang dihasilkan model baru ini, untuk membedakannya dari karya seniman manusia. Langkah ini sejalan dengan standar industri yang juga diterapkan oleh Google pada Nano Banana Pro.

Akhir tahun 2025 menjadi momen pembuktian bagi OpenAI. Setelah sempat dianggap tertinggal oleh Google dalam urusan visual, mereka membalas dengan pukulan telak.

Fitur pembuatan gambar yang 4 kali lebih cepat ini bukan sekadar update rutin; ini adalah pernyataan perang bahwa ChatGPT siap menjadi raja di segala lini AI, baik teks maupun visual. Kini, bola panas kembali berada di tangan Google.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Dampak Ekspansi AI, Gen Z Mulai Prioritaskan Keahlian Teknis untuk Masa Depan

18 December 2025 at 19:52

Foto: Safety Mart Indonesia

Teknologi.id – Selama satu dekade terakhir, narasi kesuksesan bagi anak muda selalu identik dengan laptop, dan pekerjaan di perusahaan rintisan (startup) teknologi. Namun, angin perubahan mulai bertiup kencang di kalangan Generasi Z.

Bayang-bayang Kecerdasan Buatan (AI) yang semakin pintar mengambil alih tugas-tugas administratif dan kreatif membuat anak-anak muda ini berpikir ulang. Daripada berebut kursi di kantor yang posisinya terancam otomatisasi, mereka kini justru melirik profesi "kuno" yang selama ini dipandang sebelah mata: pekerjaan tangan.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Rabu (17/12/2025), tren ini terlihat nyata di Amerika Serikat. "Keahlian di bidang pertukangan hingga pengelasan kini masuk di sejumlah sekolah di Amerika Serikat. Ini karena pekerja kantoran dinilai bakal jadi 'korban' perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang begitu masif."

Selamat Tinggal Kubikel, Halo Bengkel

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah respons rasional terhadap ketidakpastian pasar kerja. Gen Z, yang tumbuh sebagai digital native, menyadari bahwa algoritma AI mungkin bisa menulis kode atau membuat artikel, tetapi AI belum bisa membetulkan pipa bocor atau mengelas kerangka gedung pencakar langit.

Lembaga pendidikan di AS pun bergerak cepat menangkap sinyal ini. Mereka tidak lagi hanya berlomba-lomba mencetak sarjana sains komputer, tetapi mulai berinvestasi gila-gilaan di pendidikan vokasi.

Salah satu contoh paling mencolok terjadi di SMA Middleton. "SMA Middleton jadi salah satu yang mulai menerapkan pengajaran untuk profesi tersebut. Tak tanggung-tanggung, US$90 juta dikeluarkan oleh pihak sekolah untuk memperbarui laboratorium manufakturnya."

Nilai investasi sebesar itu (sekitar Rp 1,4 triliun) menunjukkan keseriusan pihak sekolah. Mereka sadar bahwa untuk menarik minat siswa modern, fasilitas bengkel tidak boleh terlihat kotor atau ketinggalan zaman.

Baca juga: Bapak AI Geoffrey Hinton: Semua Pekerjaan Manusia Dapat Digantikan oleh AI

Bukan Sekadar "Kerja Kasar" Biasa

Salah satu alasan mengapa Gen Z mulai tertarik adalah karena definisi "pekerjaan kasar" (blue collar) itu sendiri telah berevolusi. Bengkel modern kini lebih mirip laboratorium canggih daripada tempat yang penuh oli dan debu.

Pihak sekolah di AS mengubah kurikulum agar relevan dengan era digital. "Namun pengajarannya agak berbeda dengan kemampuan di masa lalu. Profesi itu akan memanfaatkan perkembangan zaman dengan mesin berteknologi tinggi."

Di SMA Middleton, siswa tidak hanya memegang palu atau obeng manual. Mereka belajar mengendalikan mesin-mesin futuristik. "Akhirnya mereka memiliki lengan robot dengan pengendali yang berasal dari komputer. Cara kerja robot dapat langsung disaksikan di balik jendela kaca besar."

Integrasi antara keterampilan tangan manusia dan presisi robotika ini menciptakan jenis pekerjaan hybrid baru. Siswa diajarkan mata pelajaran klasik tahun 1990-2000an seperti "konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu," namun dengan sentuhan teknologi abad ke-21.

Foto: ilustrasi lengan robot (Future Skills)

Gaji yang Menggiurkan: Rp 800 Ribu Per Jam!

Tentu saja, idealisme saja tidak cukup. Faktor ekonomi menjadi pendorong utama migrasi karir ini. Stigma bahwa pekerjaan tangan bergaji rendah mulai runtuh seketika saat melihat slip gaji para pekerja terampil ini.

Untuk menarik minat siswa, para pengajar transparan mengenai potensi penghasilan. "Guru bahasa Inggris dan instruktur pengelasan, Quincy Millerjohn mengatakan upah pekerja di pabrik baja berkisar US$41 ribu hingga US$52 ribu per jam (Rp 670 ribu hingga Rp 849 ribu)."

(Catatan: Terdapat kemungkinan kesalahan penulisan "ribu" pada angka Dolar di sumber asli, namun angka konversi Rupiah Rp 670.000 - Rp 849.000 per jam adalah angka yang masuk akal untuk upah buruh terampil berserikat di AS, yang setara dengan US$41 - US$52 per jam).

Bayangkan, seorang lulusan SMK atau vokasi bisa mengantongi hampir satu juta rupiah hanya dalam satu jam kerja. Angka ini sering kali melampaui gaji awal lulusan universitas yang bekerja sebagai staf administrasi (entry level) di kota-kota besar.

Baca juga: Riset Terbaru: Alih-alih Meringankan, AI Justru Tambah Jam Kerja Karyawan

Pergeseran Paradigma

Strategi sekolah-sekolah ini terbukti berhasil. Kelas-kelas vokasi yang dulunya sepi peminat, kini diserbu siswa. "Ternyata hasilnya cukup efektif. Kelas tersebut diikuti 2.300 siswa dalam beberapa tahun terakhir."

John Mihm, seorang konsultan pendidikan pemerintah bagian Wisconsin, menyoroti bahwa ketakutan terhadap AI adalah katalis utama fenomena ini. Siswa mencari keamanan kerja (job security) yang tidak bisa ditawarkan oleh pekerjaan kantoran saat ini.

"'Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini adalah pekerjaan dengan keahlian tinggi dan gaji tinggi sehingga menarik buat banyak orang, karena mereka langsung melakukan segalanya sendiri,' kata Mihm."

Mihm menegaskan bahwa kemampuan untuk memperbaiki, membangun, dan menciptakan sesuatu dengan tangan fisik adalah aset yang semakin langka dan mahal di dunia yang serba virtual. Saat semua orang sibuk di dunia maya, mereka yang menguasai dunia nyata justru menjadi raja.

Apa yang terjadi di AS ini bisa menjadi cermin bagi negara lain, termasuk Indonesia. Di saat banyak sarjana kesulitan mencari kerja karena skill mereka tidak sesuai kebutuhan industri atau tergantikan teknologi, kembali ke "akar" pekerjaan fisik mungkin adalah solusi cerdas.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Gemini 3 Flash Meluncur: Performa Setara Pro, Harga 4 Kali Lebih Murah

18 December 2025 at 20:12

Foto: Google

Teknologi.id – Google kembali membuat geger industri kecerdasan buatan (AI) global. Di saat perusahaan teknologi lain berlomba-lomba membuat model AI yang semakin besar dan mahal, raksasa teknologi asal Mountain View ini justru mengambil langkah sebaliknya yang mengejutkan: merilis model AI yang sangat cerdas, super cepat, namun dengan harga yang jauh lebih murah.

Pada Kamis pagi (18/12/2025), Google secara resmi meluncurkan Gemini 3 Flash. Ini adalah varian terbaru yang melengkapi keluarga model Gemini 3. Kehadirannya membawa angin segar bagi pengembang aplikasi dan pengguna umum yang menginginkan performa kelas atas tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno, Google mengklaim bahwa Gemini 3 Flash memiliki performa yang nyaris setara—bahkan dalam beberapa kasus lebih unggul—dibandingkan kakaknya yang lebih "bongsor", Gemini 3 Pro.

Si Kecil Cabe Rawit: Lebih Cepat, Lebih Efisien

Filosofi di balik seri "Flash" dari Google selalu berfokus pada kecepatan (latensi rendah) dan efisiensi biaya. Namun, Gemini 3 Flash tampaknya melampaui ekspektasi tersebut. Ia tidak hanya cepat, tetapi juga pintar.

Dalam ekosistem Google, varian "Pro" biasanya ditujukan untuk tugas-tugas berat yang membutuhkan penalaran kompleks seperti matematika tingkat lanjut dan analisis data mendalam. Sementara "Flash" ditujukan untuk respon instan volume tinggi. Namun, batas antara keduanya kini semakin kabur.

"Berdasarkan data internal Google, Gemini 3 Flash secara konsisten melampaui performa Gemini 2.5 Flash dan mengungguli Gemini 2.5 Pro di sejumlah tolok ukur (benchmark) penting," tulis laporan tersebut.

Ini artinya, model versi "murah" tahun 2025 ini sudah lebih pintar daripada model versi "mahal" tahun lalu. Sebuah lompatan teknologi yang signifikan dalam siklus pengembangan AI yang sangat cepat.

Baca juga: Google Rilis Gemini Nano Banana Pro: AI Baru yang Bikin Edit Gambar Makin Mirip Asli

Adu Mekanik: Mengalahkan Versi Pro di Kandang Sendiri

Hal yang paling mencengangkan dari peluncuran ini adalah hasil uji coba teknis atau benchmark. Dalam beberapa kategori krusial, Gemini 3 Flash justru berhasil "mempermalukan" Gemini 3 Pro.

Menurut data yang dirangkum Kompas Tekno, keunggulan Flash terlihat pada tugas-tugas modern seperti pemahaman multimodal (gabungan teks, gambar, video) dan kemampuan coding mandiri (agentic coding).

Berikut adalah perbandingan skor benchmark yang dirilis:

  • MMMU Pro (Pemahaman Multimodal): Gemini 3 Flash mencetak skor 81,2%, sedikit mengungguli Gemini 3 Pro yang berada di angka 81,0%.
  • SWE-Bench Verified (Agentic Coding): Untuk urusan menulis kode program, Flash unggul dengan 78%, sementara versi Pro tertinggal di angka 76,2%.
  • GPQA Diamond (Pengetahuan Ilmiah): Meski kalah tipis, Flash mencatat skor impresif 90,4%, menempel ketat versi Pro yang ada di 91,9%.

Angka-angka ini membuktikan bahwa untuk mayoritas kasus penggunaan dunia nyata—seperti membuat aplikasi, menganalisis gambar, atau chatting sehari-hari—pengguna hampir tidak akan merasakan penurunan kualitas jika menggunakan versi Flash dibandingkan Pro.

Harga Murah: Surga Bagi Developer

Kabar terbaik dari peluncuran ini bukanlah soal kecepatan, melainkan harga. Google menetapkan standar harga baru yang sangat agresif, yang berpotensi mematikan kompetisi dari penyedia model AI lain.

Bagi para developer atau pengembang aplikasi yang menggunakan API Google, biaya operasional adalah segalanya.

"Untuk pengembang, model AI berlabel 'Flash' ini dipatok dengan harga 0,50 dollar AS (sekitar Rp 8.300) per 1 juta token input dan 3 dollar AS (sekitar Rp 50.000) per 1 juta token output," lapor Kompas Tekno.

Mari kita bandingkan dengan harga Gemini 3 Pro untuk melihat betapa murahnya model ini:

  • Gemini 3 Pro: US$ 2 (Rp 33.000) per 1 juta token input.
  • Gemini 3 Flash: US$ 0,50 (Rp 8.300) per 1 juta token input.

Artinya, biaya untuk memproses data masuk (input) di Gemini 3 Flash 75% lebih murah dibandingkan versi Pro. Sedangkan untuk data keluar (output), harganya terpaut empat kali lipat lebih rendah (US$ 3 berbanding US$ 12).

Dengan skema harga ini, startup kecil pun kini bisa membangun aplikasi canggih berbasis AI tanpa takut bangkrut karena tagihan server yang membengkak.

Baca juga: Google Rilis Gemini 3: Model AI Terpintar yang Disebut Saingi GPT-5

Menjadi Standar Baru di Ponsel Anda

Google tidak hanya menyimpannya untuk developer. Pengguna umum seperti Anda juga akan langsung merasakan dampaknya.

Laporan tersebut menyebutkan, "Google menyebut Gemini 3 Flash mulai digulirkan sebagai model bawaan (default) di aplikasi Gemini, menggantikan Gemini 2.5 Flash."

Jadi, jika Anda membuka aplikasi Google Gemini di ponsel Android atau iOS hari ini, kemungkinan besar Anda sudah berbicara dengan "otak" baru ini. Google menjanjikan pengalaman yang lebih responsif. Di aplikasi tersebut, Gemini 3 Flash akan hadir dalam dua mode: opsi "Fast" untuk jawaban kilat, dan opsi "Thinking" untuk pertanyaan yang butuh mikir agak lama.

Selain itu, mesin pencari masa depan Google, yaitu Google AI Mode, juga akan ditenagai oleh Gemini 3 Flash secara global. Kemampuannya menarik informasi real-time dari web dan menyajikannya dalam bahasa manusia menjadikannya kandidat sempurna untuk menggantikan mesin pencari tradisional.

Foto: BisnisUpdate.com

Peluncuran Gemini 3 Flash pada 18 Desember 2025 ini menegaskan posisi Google yang semakin dominan dalam perang AI. Dengan menawarkan performa setara kelas "Pro" namun dengan harga kelas "Ekonomis", Google telah mendemokratisasi akses ke teknologi kecerdasan buatan tingkat tinggi.

Bagi konsumen, ini berarti asisten digital yang lebih pintar dan cepat. Bagi pengembang, ini adalah efisiensi biaya yang masif. Dan bagi kompetitor, ini adalah tantangan berat untuk menciptakan produk tandingan yang bisa secepat dan semurah Gemini 3 Flash.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Gawat! Hacker ShinyHunters Klaim Curi Data Pornhub, Minta Tebusan Bitcoin

18 December 2025 at 01:27

Foto: Getty Images

Teknologi.id – Ancaman serius menghantui jutaan pengguna situs dewasa Pornhub. Kelompok peretas (hacker) terkenal, ShinyHunters, tidak hanya mengklaim telah mencuri data sensitif pengguna, tetapi kini secara terbuka menuntut uang tebusan dalam bentuk Bitcoin. Jika tidak dipenuhi, mereka mengancam akan membocorkan data pribadi tersebut ke publik. Berdasarkan laporan Reuters, Selasa (16/12/2025), aksi pemerasan digital ini menjadi sorotan dunia keamanan siber.

"Hacking group ShinyHunters claims theft data users leading sex site Pornhub," ("Kelompok peretas ShinyHunters mengklaim telah mencuri data pengguna situs dewasa terkemuka, Pornhub) tulis laporan tersebut, menandai dimulainya potensi krisis privasi yang serius di penghujung tahun ini.

Klaim Hacker dan Bukti yang Diverifikasi

Klaim peretas sering kali hanya gertakan sambal. Namun, dalam kasus ini, Reuters melakukan langkah investigasi jurnalistik untuk memverifikasi kebenaran data tersebut. Hasilnya cukup mengkhawatirkan.

Meskipun Reuters menyatakan belum bisa memverifikasi skala penuh dari peretasan tersebut secara independen, mereka berhasil menemukan kecocokan pada sampel data yang dibocorkan. "Reuters was able to verify a small sample of the data," (Reuters berhasil memverifikasi sebagian kecil dari data tersebut.) catat laporan itu. Proses verifikasi dilakukan dengan menghubungi individu yang namanya tercantum dalam daftar bocoran tersebut. "Three people — two in Canada and one in the United States — confirmed that the data was accurate," (Tiga orang—dua di Kanada dan satu di Amerika Serikat—mengonfirmasi bahwa data tersebut akurat) lanjut laporan tersebut.

Ketiga korban ini mengonfirmasi bahwa nama, alamat email, dan informasi parsial lainnya yang dipegang oleh hacker adalah benar milik mereka. Namun, ada sedikit kelegaan: data tersebut tampaknya bukan data real-time terbaru. Para korban menyebutkan bahwa informasi tersebut berasal dari aktivitas berlangganan mereka "beberapa tahun yang lalu."

Ancaman Tebusan Bitcoin

Motif di balik serangan ini sangat klasik: uang. ShinyHunters tidak melakukan ini hanya untuk ketenaran semata. Mereka menyandera data privasi pengguna untuk mendapatkan keuntungan finansial. Dalam pesan yang dilihat oleh Reuters, kelompok tersebut menuntut pembayaran tebusan. "The hackers demanded a ransom payment in Bitcoin to prevent the leak of the data," (Para peretas menuntut pembayaran tebusan dalam bentuk Bitcoin untuk mencegah kebocoran data tersebut,) tulis laporan tersebut.

Jika tebusan tidak dibayar, ancamannya jelas: data pengguna akan disebar ke publik. Dalam konteks situs dewasa, ini membuka pintu bagi risiko sextortion (pemerasan seksual), dimana penjahat siber bisa menghubungi korban secara individu dan mengancam akan memberitahu keluarga atau rekan kerja korban mengenai kebiasaan daring mereka kecuali korban membayar sejumlah uang.

Baca juga: Jangan Salah! Ini Perbedaan Bitcoin dan Blockchain yang Wajib Kamu Pahami

Permainan Tuding Menuding: Peran Pihak Ketiga

Salah satu aspek paling menarik dari kasus ini adalah bagaimana data tersebut bisa bocor. ShinyHunters mengklaim bahwa mereka tidak meretas sistem Pornhub secara langsung, melainkan melalui pintu belakang vendor pihak ketiga.

Hacker tersebut menuduh bahwa data diperoleh melalui "insiden keamanan yang melibatkan firma analitik Mixpanel" yang terjadi pada November 2025. Mixpanel adalah perusahaan layanan analitik bisnis yang digunakan oleh banyak perusahaan teknologi besar untuk melacak interaksi pengguna.

Namun, tuduhan ini dibantah keras oleh pihak Mixpanel. Dalam pernyataan resminya kepada Reuters, Mixpanel menegaskan bahwa sistem mereka aman. 

"Mixpanel found no evidence that any Mixpanel data was compromised," (Mixpanel tidak menemukan bukti bahwa ada data Mixpanel yang telah dibobol,) bunyi pernyataan perusahaan tersebut. Bantahan ini menciptakan misteri baru: jika bukan dari Mixpanel (seperti klaim hacker) dan bukan dari sistem internal Pornhub, dari mana ShinyHunters mendapatkan data otentik tersebut?

Siapa ShinyHunters?

Bagi pengamat keamanan siber, nama ShinyHunters bukanlah pemain baru. Mereka adalah "predator puncak" dalam ekosistem kejahatan siber yang memiliki rekam jejak serangan profil tinggi.

Laporan Reuters mengingatkan pembaca akan reputasi kelompok ini: "ShinyHunters is a well-known cybercriminal group that has previously claimed responsibility for hacks of Ticketmaster and Santander bank." (ShinyHunters adalah kelompok penjahat siber terkenal yang sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas peretasan Ticketmaster dan bank Santander.)

Serangan terhadap Ticketmaster dan Santander Bank sebelumnya menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki kemampuan teknis yang mumpuni untuk menembus pertahanan perusahaan multinasional. Fakta bahwa mereka kini mengarahkan meriamnya ke Pornhub menunjukkan bahwa tidak ada sektor industri yang aman dari jangkauan mereka.

Baca juga: Laporan Cloudflare 2025: Indonesia "Sarang Hacker" Terbesar di Dunia

Foto: Quantropi

Respon Pornhub

Hingga berita ini diturunkan, Pornhub—yang dimiliki oleh perusahaan investasi Ethical Capital Partners—belum memberikan komentar rinci mengenai klaim spesifik ShinyHunters ini.

Ketiadaan konfirmasi resmi sering kali menambah kepanikan pengguna. Namun, bagi pengguna internet, insiden ini menjadi pengingat keras tentang jejak digital. Data yang kita serahkan ke situs web, terutama yang bersifat sangat pribadi, tidak pernah benar-benar aman 100%.

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Meskipun data yang diverifikasi Reuters berasal dari beberapa tahun lalu, bahayanya tetap nyata. Nama dan alamat email sering kali tidak berubah dalam jangka waktu lama.

Pakar keamanan menyarankan agar siapa pun yang pernah mendaftar layanan premium di situs-situs serupa untuk segera:

  1. Mengganti kata sandi (password).
  2. Mengaktifkan otentikasi dua faktor (2FA).
  3. Waspada terhadap email pemerasan (phishing) yang mungkin masuk ke kotak masuk, yang mengklaim memiliki video atau data riwayat penelusuran Anda.

Kasus ShinyHunters vs Pornhub ini bukan sekadar pencurian data; ini adalah serangan terhadap privasi paling intim manusia di era digital.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Starlink Laku Keras di 2025, Trafik Internet Satelit Global Melonjak 2,3 Kali

17 December 2025 at 23:12

Foto: Starlink

Teknologi.id – Mimpi untuk menghubungkan seluruh penduduk bumi dengan jaringan internet, tak peduli seberapa terpencil lokasi mereka, perlahan namun pasti mulai terwujud. Tahun 2025 dicatat sebagai tahun emas bagi industri internet berbasis satelit, dengan Starlink milik Elon Musk memimpin sebagai aktor utamanya.

Selama bertahun-tahun, "kesenjangan digital" menjadi tembok tebal yang memisahkan masyarakat perkotaan dengan mereka yang tinggal di pedalaman, kepulauan, atau wilayah konflik. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa tembok tersebut mulai runtuh. Langit yang dulu hanya dihiasi bintang, kini dipenuhi konstelasi satelit yang memancarkan sinyal Wi-Fi ke sudut-sudut bumi yang sebelumnya "gelap gulita".

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Selasa (16/12/2025), layanan internet luar angkasa ini mencatatkan rekor pertumbuhan yang fantastis. "Starlink kian berkembang tahun ini. Salah satunya cakupan penggunaannya mencapai lebih dari 20 negara atau wilayah baru."

Lonjakan Trafik 2,3 Kali Lipat

Indikator paling nyata dari adopsi massal ini terlihat dari data lalu lintas internet global. Laporan tahunan yang dirilis oleh Cloudflare menjadi saksi bisu betapa agresifnya penetrasi Starlink.

"Laporan The 2025 'Cloudflare Radar Year in Review' mencatat layanan internet berbasis satelit milik SpaceX itu jadi pilihan paling populer untuk konektivitas ke daerah yang belum terlayani." Tidak hanya sekadar "ada", layanan ini benar-benar digunakan secara intensif. Laporan tersebut mengungkapkan data statistik yang mengejutkan: "Tercatat volume permintaan melonjak 2,3 kali lipat selama setahun."

Angka ini bukan sekadar statistik bisnis, melainkan representasi dari jutaan manusia yang akhirnya mendapatkan akses ke informasi, pendidikan, dan ekonomi digital. Cloudflare menyoroti pola yang konsisten: begitu piringan satelit Starlink diizinkan masuk ke sebuah negara, trafik data langsung meledak.

"'Kami cenderung melihat pertumbuhan lalu lintas pesat saat layanan Starlink tersedia di suatu negara/wilayah, dan tren itu berlanjut pada 2025,' tulis Cloudflare dalam laporannya."

Baca juga: Inilah Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Menyala Saat Sumatera Dihantam Banjir!

Menjamah Wilayah Baru: Dari Armenia hingga Sri Lanka

Tahun 2025 menjadi tahun ekspansi besar-besaran. Starlink tidak lagi hanya dimiliki orang kaya di Amerika atau Eropa, tetapi telah menjadi kebutuhan infrastruktur dasar di negara-negara berkembang.

"Peningkatan ini termasuk dari 20 negara/wilayah baru baru bisa mengakses layanan. Termasuk Armenia, Nigeria, Sri Lanka dan Sint Maarten." Kehadiran internet berkecepatan tinggi di negara seperti Nigeria dan Sri Lanka memiliki dampak ekonomi yang jauh lebih signifikan dibandingkan di negara maju. Di wilayah-wilayah ini, pembangunan infrastruktur kabel serat optik sering kali terhambat oleh kondisi geografis yang sulit atau biaya investasi yang terlampau mahal. Satelit menjadi solusi jalan pintas (leapfrog) yang efektif.

Foto: Starlink Indonesia

Rekor Pertumbuhan di Negara Tetangga RI

Yang menarik, lonjakan penggunaan tidak hanya terjadi di wilayah baru. Negara-negara yang sudah lebih dulu mengadopsi Starlink justru mengalami peningkatan lalu lintas yang jauh lebih gila-gilaan, membuktikan bahwa pengguna semakin bergantung pada layanan ini.

Data menunjukkan lonjakan eksponensial di beberapa negara berkembang, termasuk tetangga terdekat Indonesia. "Selain itu, beberapa wilayah yang telah bisa mengakses Starlink sebelum 2025 juga mengalami peningkatan. Mulai dari Benin sebanyak 51 kali, Timor Leste 19 kali, dan Botswana mencapai 16 kali."

Angka pertumbuhan 19 kali lipat di Timor Leste adalah fenomena yang patut dicermati. Ini menunjukkan betapa tingginya "rasa haus" akan konektivitas di wilayah Asia Tenggara yang kepulauannya mirip dengan karakteristik geografis Indonesia.

Kasus Unik Botswana dan Pengguna "Nomaden"

Salah satu sorotan khusus dalam laporan Cloudflare adalah Botswana. Negara di Afrika bagian selatan ini menjadi studi kasus bagaimana internet satelit mengubah lanskap digital sebuah bangsa dalam waktu singkat.

"Khusus untuk Botswana, Cloudflare juga memasukkan penjelasannya dalam tren lalu lintas internet global." Bahkan, tercatat lonjakan spesifik pada tanggal tertentu. "Negara itu mengalami pertumbuhan puncak lalu lintas tertinggi mencapai 298% pada 8 November 2025."

Secara keseluruhan, "Menurut catatan Cloudflare, Botswana dan Sudan jadi wilayah dengan peningkatan lalu lintas mencapai lebih dari dua kali lipat tahun ini."

Selain pengguna menetap, Starlink juga menjadi penyelamat bagi mereka yang bergerak. Fitur mobilitasnya memungkinkan akses internet di tengah samudra atau di ketinggian 30.000 kaki. Laporan menyebutkan layanan ini populer "pada pengguna yang berada di pesawat dan kapal." Uniknya, trafik internet Starlink bahkan terdeteksi di negara-negara yang secara resmi belum membuka layanannya. Bagaimana bisa? Jawabannya adalah fitur roaming.

Trafik internet juga tercatat pada lokasi yang tidak tersedia layanannya. Cloudflare menjelaskan kemungkinan catatan lalu lintas itu berasal dari pengguna roaming. Sebab layanan itu termasuk dalam salah satu kemampuan milik Starlink.

Baca juga: Setahun di Indonesia, Kecepatan Internet Starlink Anjlok Drastis! Ini Penyebabnya

Masa Depan Konektivitas

Apa yang terjadi di tahun 2025 ini menegaskan bahwa internet satelit bukan lagi teknologi masa depan, melainkan solusi masa kini. Wilayah-wilayah yang selama ini "gelap gulita" dalam peta internet dunia, kini mulai berkelap-kelip memancarkan sinyal kehidupan digital.

Bagi negara kepulauan dan benua dengan daratan luas yang sulit dijangkau kabel, kesuksesan Starlink "laku keras" ini adalah sinyal bahwa pemerataan akses informasi bukan lagi hal yang mustahil.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Tidak Terima Nama Twitter Diambil, Elon Musk Seret Startup Ini ke Pengadilan

17 December 2025 at 21:51

Foto: Slate

Teknologi.id – Apakah sebuah nama benar-benar bisa mati? Bagi Elon Musk, jawabannya tampaknya paradoks: Dia membunuh nama "Twitter", namun ia tidak akan membiarkan orang lain menghidupkannya kembali.

Dalam sebuah putaran hukum yang ironis di penghujung tahun 2025, X Corp—perusahaan induk platform media sosial X—kini berjuang mati-matian di pengadilan untuk mempertahankan hak atas nama yang justru mereka hapus sendiri lebih dari dua tahun lalu.

Berdasarkan laporan dari kantor berita Reuters, Selasa (16/12/2025), X Corp telah resmi melayangkan gugatan terhadap sebuah startup media sosial yang mencoba mengklaim merek dagang "Twitter" dan "Tweet".

Munculnya "Operation Bluebird"

Lawan hukum X Corp kali ini bukanlah raksasa teknologi seperti Meta atau Google, melainkan sebuah entitas yang menamakan dirinya dengan sebutan yang cukup provokatif: "Operation Bluebird".

Nama ini sendiri seolah menyindir sejarah Twitter yang ikonik dengan logo burung birunya (blue bird). Startup ini melihat celah hukum yang menarik. Ketika Elon Musk melakukan rebranding total dari Twitter menjadi X pada Juli 2023, ia secara efektif menghapus burung biru dan nama Twitter dari semua branding resmi perusahaan.

Operation Bluebird berargumen bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk "penelantaran merek" (trademark abandonment). Dalam hukum merek dagang AS, jika sebuah merek tidak digunakan secara komersial untuk jangka waktu tertentu, merek tersebut bisa dianggap kadaluwarsa dan bisa diklaim oleh pihak lain. Dengan dasar inilah, Operation Bluebird mengajukan upaya untuk mendaftarkan dan mengambil alih hak atas nama "Twitter" dan "Tweet".

Baca juga: Twitter Bangkit Lagi? Operation Bluebird Ajukan Petisi untuk Rebut Trademark dari X

Argumen X Corp: Twitter Masih "Hidup dan Sehat"

Tidak terima aset intelektualnya dicuri, X Corp segera bereaksi. Dalam gugatan yang didaftarkan di pengadilan federal Delaware pada 16 Desember 2025, pengacara X Corp menolak mentah-mentah argumen bahwa mereka telah menelantarkan merek tersebut. Menurut laporan Reuters, X Corp menegaskan dalam berkas gugatannya bahwa merek Twitter masih "hidup dan sehat (alive and well)."

Bagaimana mungkin merek yang sudah diganti namanya masih dianggap hidup? X Corp memiliki beberapa argumen kunci yang sulit dibantah:

  1. Infrastruktur Domain: Hingga hari ini, jutaan pengguna di seluruh dunia masih mengetik twitter.com di peramban mereka untuk mengakses layanan X. Pengalihan (redirect) ini dianggap sebagai penggunaan aktif merek dagang.
  2. Persepsi Publik: X Corp berargumen bahwa publik dan media masih secara luas menyebut platform tersebut sebagai Twitter, dan menyebut postingan di dalamnya sebagai "tweet".
  3. Kekayaan Intelektual: Merek dagang adalah aset. Membiarkan pihak lain menggunakan nama Twitter akan menciptakan kebingungan massal dan merugikan bisnis X Corp.

X Corp menuduh Operation Bluebird mencoba melakukan oportunisme hukum—mencoba "mencuri" kekayaan intelektual yang bernilai miliaran dolar dengan memanfaatkan momen transisi branding perusahaan. 

Mengapa Elon Musk Peduli?

Langkah hukum ini memicu pertanyaan menggelitik: Mengapa Elon Musk, yang begitu vokal membenci brand Twitter hingga menggantinya dengan "X", kini begitu protektif terhadapnya?

Jawabannya berkaitan dengan perlindungan defensif. Jika Operation Bluebird berhasil mendapatkan hak atas nama Twitter, mereka bisa meluncurkan aplikasi media sosial baru bernama "Twitter". Hal ini akan menjadi bencana bagi X. Pengguna lama yang tidak menyukai perubahan X bisa saja bermigrasi ke "Twitter baru" tersebut karena faktor nostalgia dan kebingungan.

X Corp meminta pengadilan untuk membatalkan upaya pendaftaran merek oleh Operation Bluebird dan menyatakan bahwa hak atas nama Twitter dan Tweet masih sepenuhnya milik X Corp, meskipun branding utama mereka kini adalah X.

Foto: Code Politan

Preseden Hukum "Zombie Brand"

Kasus ini menyentuh area hukum merek dagang yang sering disebut sebagai zombie brand—merek yang sudah "mati" secara komersial tetapi masih memiliki nilai ingatan (brand recall) yang kuat di benak konsumen.

Biasanya, perusahaan besar akan tetap memelihara merek lama mereka dengan penggunaan minimal hanya untuk mencegah kompetitor mengambilnya. Namun, kasus Twitter unik karena skala dan kecepatan perubahannya. Sangat jarang ada perusahaan global yang membuang salah satu merek paling dikenal di dunia dalam semalam.

Operation Bluebird mencoba menguji batas hukum tersebut: Seberapa lama sebuah merek boleh "disimpan di gudang" sebelum dinyatakan sah untuk diambil orang lain?

Situasi Saat Ini

Gugatan di Delaware ini baru tahap awal. Pengadilan harus memutuskan apakah penggunaan twitter.com sebagai alamat pengalihan dan fakta bahwa publik masih menyebutnya "Twitter" sudah cukup untuk memenuhi syarat hukum "penggunaan dalam perdagangan" (use in commerce).

Jika X Corp kalah, ini akan menjadi preseden hukum yang mengguncang dunia bisnis, di mana rebranding bisa berisiko kehilangan hak atas nama lama. Namun, jika X Corp menang, ini menegaskan bahwa "Twitter" adalah hantu yang tidak akan pernah bisa dimiliki oleh orang lain selain Elon Musk.

Bagi pengguna, drama ini menambah bumbu di tengah transformasi media sosial yang terus berlangsung. Twitter mungkin sudah menjadi X di toko aplikasi, tetapi di ruang sidang, nama legendaris itu masih menjadi rebutan yang sengit.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Bosan Scroll di HP? Instagram Resmi Masuk TV Lewat Amazon, Siap Tantang YouTube

17 December 2025 at 21:12

Foto: Amazon

Teknologi.id – Perang perebutan perhatian di ruang keluarga (living room) resmi memasuki babak baru. Setelah bertahun-tahun menjadi raja di layar ponsel pintar yang kecil dan vertikal, Instagram akhirnya memutuskan untuk "melebarkan sayap"—secara harfiah—ke layar televisi Anda. Langkah strategis ini menandai perubahan besar dalam ekosistem media sosial. Meta, induk perusahaan Instagram, tidak lagi rela membiarkan YouTube dan TikTok menikmati kue penonton televisi sendirian.

Meta telah meluncurkan aplikasi khusus TV untuk platform berbagi foto dan video tersebut. "Aplikasi 'Instagram for TV' kini hadir untuk perangkat Amazon Fire TV," tulis laporan tersebut, menandai debut resmi Instagram di pasar Connected TV (CTV).

Reels di Layar Raksasa: Pengalaman Baru

Selama lebih dari satu dekade, Instagram didesain untuk digenggam. Namun, aplikasi baru di Amazon Fire TV ini dirancang untuk dinikmati sambil bersandar di sofa (lean-back experience). Fokus utama aplikasi ini sangat jelas: Reels. Format video pendek yang menjadi pesaing utama TikTok ini menjadi sajian utama di layar TV. Uniknya, Meta tidak memaksa video vertikal menjadi horizontal.

Pengguna Amazon Fire TV di Amerika Serikat—wilayah pertama yang mendapatkan akses uji coba ini—akan melihat tampilan antarmuka yang disesuaikan. Video Reels tetap tampil vertikal di tengah layar, kemungkinan besar diapit oleh latar belakang buram atau dark mode, memanfaatkan ruang kosong di sisi kiri dan kanan TV layar lebar.

Tessa Lyons, Vice President of Product Instagram, menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena melihat perubahan perilaku pengguna. Video pendek kini tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi sering kali menjadi tontonan bersama teman atau keluarga.

Foto: Meta

Fitur Ramah Keluarga dan "Multi-Akun"

Salah satu tantangan terbesar membawa media sosial personal ke TV (perangkat komunal) adalah privasi dan personalisasi. Instagram menjawab tantangan ini dengan fitur multi-login.

Aplikasi Instagram di Fire TV memungkinkan pengguna untuk "login hingga 5 akun berbeda dalam satu perangkat." Ini berarti, dalam satu rumah tangga, Ayah, Ibu, dan anak-anak bisa memiliki profil mereka masing-masing di TV ruang tamu, mirip dengan cara kerja profil di Netflix atau Disney+.

Selain itu, navigasi konten juga dibuat lebih terstruktur. Pengguna tidak hanya disuguhi feed algoritma acak, tetapi bisa menjelajahi konten berdasarkan kategori spesifik seperti "Musik, Olahraga, Travel, dan Makanan." Ini mengubah Instagram dari sekadar aplikasi scrolling tanpa henti menjadi platform hiburan yang lebih terkurasi layaknya saluran TV kabel.

Foto: Meta

Strategi "Bakar Uang" Dulu: Belum Ada Iklan

Yang menarik dari peluncuran ini adalah strategi monetisasinya. Atau lebih tepatnya, ketiadaan monetisasi untuk saat ini. Dalam wawancaranya dengan CNBC, Tessa Lyons menegaskan bahwa prioritas utama timnya saat ini adalah "pengalaman pengguna (user experience)," bukan mendulang dolar dari iklan.

"Lyons menyebut bahwa saat ini tidak ada iklan di aplikasi TV tersebut," catat laporan itu. Meta tampaknya sadar betul bahwa untuk mengubah kebiasaan pengguna dari menonton YouTube ke menonton Instagram di TV, mereka harus memberikan pengalaman yang bersih, cepat, dan menyenangkan terlebih dahulu tanpa gangguan commercial break.

Ini adalah strategi klasik perusahaan teknologi: bangun basis pengguna yang loyal di platform baru, lalu pikirkan cara menghasilkan uang belakangan.

Baca juga: Meta Kasih Wajah Baru untuk Facebook, Mirip Instagram tapi Lebih Canggih?

Menantang Dominasi YouTube dan TikTok

Langkah Instagram ini tidak bisa dilepaskan dari konteks persaingan global. YouTube telah lama menjadi penguasa mutlak di layar televisi. Laporan Nielsen secara konsisten menempatkan YouTube sebagai platform streaming yang paling banyak ditonton di TV di AS, bahkan mengalahkan Netflix dalam beberapa metrik.

TikTok juga sudah lebih dulu berekspansi ke TV melalui kemitraan dengan Samsung, Google TV, dan Amazon. Meta menyadari bahwa jika mereka tidak hadir di layar terbesar di rumah, mereka akan kehilangan waktu tonton (watch time) yang berharga, terutama saat pengguna pulang ke rumah dan meletakkan ponsel mereka.

Dengan masuk ke ekosistem Amazon Fire TV—salah satu perangkat streaming terlaris di dunia—Instagram langsung mendapatkan akses ke jutaan ruang keluarga.

Baca juga: Fitur Your Algorithm Dirilis! Ini Cara Setting Reels Instagram Agar Lebih Relevan

Masa Depan: Tidak Lagi Sekadar Aplikasi Foto

Peluncuran ini menegaskan transformasi total Instagram. Aplikasi yang dulunya tempat berbagi foto estetik persegi (square), kini berevolusi menjadi platform hiburan video omni-channel.

Bagi pembuat konten (creator), ini adalah berita besar. Konten mereka kini berpotensi ditonton di layar 50 inci atau lebih, memberikan pengalaman sinematik yang tidak bisa ditawarkan oleh layar ponsel 6 inci. Kualitas produksi video Reels kemungkinan akan semakin meningkat seiring dengan tersedianya wadah tayang yang lebih besar.

Meski saat ini baru tersedia secara eksklusif untuk Amazon Fire TV di AS, besar kemungkinan aplikasi ini akan segera meluncur ke platform lain seperti Android TV, Apple TV, atau sistem operasi Smart TV Samsung dan LG di masa depan, serta memperluas jangkauannya ke pasar global termasuk Indonesia.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA) 

Resmi! ChatGPT Siapkan "Adult Mode" 2026, Bisa Bahas Topik Erotika

16 December 2025 at 18:50


Foto: Gemini

Teknologi.id – Selama tiga tahun terakhir, pengguna ChatGPT mengenal chatbot ini sebagai asisten pintar yang sopan, namun sangat kaku. Jika Anda mencoba memancing pembicaraan ke arah topik yang sensitif atau vulgar, AI ini akan segera memasang "tembok moral" dan menolak menjawab dengan alasan kebijakan keamanan. Namun, citra "bersih dan suci" tersebut akan segera berubah drastis.

Dalam langkah yang mengejutkan industri teknologi, OpenAI memutuskan untuk melonggarkan dasi mereka. Perusahaan ini sedang bersiap untuk merangkul sisi lain dari interaksi manusia yang selama ini mereka hindari: percakapan dewasa.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno hari ini, Selasa (16/12/2025), "OpenAI dikabarkan tengah menyiapkan fitur baru bertajuk “adult mode” untuk chatbot AI bikinannya, ChatGPT." Langkah ini menandai perubahan filosofi besar-besaran di tubuh OpenAI, yang sebelumnya dikenal paling ketat dalam menyensor konten.

Jadwal Rilis: Awal Tahun Depan

Para pengguna yang penasaran tidak perlu menunggu terlalu lama. Petinggi OpenAI telah memberikan ancer-ancer waktu yang spesifik mengenai kapan fitur kontroversial ini akan bisa dicicipi oleh publik. 

Laporan tersebut mengutip sumber dari The Verge yang menyatakan, "Fidji Simo, CEO of Applications OpenAI, mengungkapkan bahwa fitur adult mode di ChatGPT ini bakal meluncur pada kuartal pertama 2026 atau sekitar bulan Januari hingga Maret."

Ini berarti hanya dalam hitungan minggu atau bulan dari sekarang (mengingat saat ini Desember 2025), ChatGPT akan memiliki kepribadian ganda: satu versi untuk umum yang aman, dan satu lagi versi khusus yang lebih "nakal" atau bebas.

Baca juga: ChatGPT Jadi Papan Iklan? Uji Coba Iklan Promosi OpenAI Mulai Menuai Pro dan Kontra

Apa Itu "Adult Mode"?

Pertanyaan terbesar di benak publik adalah: seberapa bebas mode ini? Apakah ini berarti ChatGPT akan berubah menjadi liar tanpa kendali? Jawabannya adalah fleksibilitas terkontrol. "Sesuai namanya, adult mode dirancang sebagai mode khusus yang hanya dapat diakses oleh pengguna dewasa terverifikasi," tulis laporan itu.

Perbedaan utamanya terletak pada filter penyensoran. Jika di mode biasa AI akan menolak membahas topik tabu, maka, "Di ChatGPT mode dewasa, pengguna diyakini bakal mendapatkan batasan konten yang lebih longgar dibandingkan ChatGPT versi standar."

Selama ini, pengguna sering merasa frustrasi karena ChatGPT terlalu protektif, bahkan untuk topik diskusi orang dewasa yang sah. "Selama ini, OpenAI menerapkan kebijakan ketat terhadap konten sensitif dan dewasa di ChatGPT. Permintaan semacam itu kerap ditolak atau dijawab sangat normatif, meski diajukan oleh pengguna dewasa."

Dengan mode baru ini, OpenAI berjanji akan memberikan pengalaman yang berbeda. Meskipun rincian teknisnya belum dibuka sepenuhnya, arahnya sudah jelas: "Yang jelas, adult mode ChatGPT ini bakal bisa merespons topik-topik sensitif dan erotika dengan pendekatan yang lebih terbuka dan realistis."

Kata kunci "erotika" dan "realistis" di sini mengindikasikan bahwa AI tidak akan lagi malu-malu kucing dalam membahas seksualitas atau tema dewasa lainnya, selama dalam koridor hukum.

Foto: Mashable Midle East

Perang AI: Efek Elon Musk

Perubahan haluan ini tidak terjadi di ruang hampa. Persaingan bisnis menjadi salah satu pendorong utamanya. OpenAI tampaknya "panas" melihat pesaing mereka, xAI milik Elon Musk, yang lebih dulu menawarkan kebebasan berekspresi tanpa sensor ketat.

Laporan Kompas Tekno menyoroti fakta ini: "Sebelum OpenAI, xAI, perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, sudah lebih dulu merilis fitur spicy mode di Grok Imagine, tools AI AI yang memungkinkan pengguna membuat gambar dan video dari teks (text-to-image) atau foto (image-to-video)."

Grok milik Musk telah menarik banyak pengguna karena keberaniannya menabrak batas tabu. "Lewat spicy mode, pengguna Grok Image bisa membuat konten yang mengandung unsur seksual, seperti semi-nudity." Melihat tren ini, OpenAI tampaknya menyadari bahwa jika mereka terus "munafik" atau terlalu kaku, mereka akan ditinggalkan oleh segmen pengguna yang menginginkan interaksi AI tanpa filter moral yang berlebihan.

Baca juga: Elon Musk Klaim Optimus Akan Kuasai Ekonomi, Apakah Kita Menuju Dunia Tanpa Uang?

Filosofi Baru: Menganggap Dewasa sebagai Dewasa

Pergeseran ini juga didorong oleh pandangan pribadi Sam Altman, pendiri OpenAI. Ia ingin mengembalikan otonomi kepada pengguna. Alih-alih mendikte apa yang boleh dan tidak boleh dibaca oleh orang dewasa, Altman memilih pendekatan yang lebih demokratis.

"CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya menegaskan bahwa perusahaan ingin mulai “memperlakukan pengguna dewasa sebagai orang dewasa”, tanpa mengorbankan aspek keamanan," kutip laporan tersebut. Implikasinya jelas: "Artinya, sejumlah pembatasan konten yang selama ini diterapkan secara umum berpotensi dilonggarkan, tetapi hanya untuk akun yang lolos verifikasi usia."

Tantangan Terbesar: Verifikasi Usia

Tentu saja, fitur ini membawa risiko besar: bagaimana jika anak-anak mengaksesnya? Di sinilah OpenAI mempertaruhkan reputasi teknologinya. Mereka tidak ingin sekadar menggunakan metode kuno seperti "klik tombol jika Anda berusia 18+". Mereka sedang membangun penjaga gerbang digital yang canggih.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, OpenAI tengah mengembangkan model prediksi usia berbasis AI yang mampu mengidentifikasi apakah seorang pengguna merupakan remaja atau orang dewasa," jelas laporan itu.

Sistem ini tidak hanya pasif, tetapi aktif memantau pola interaksi untuk mendeteksi usia pengguna. "Sistem ini dirancang agar ChatGPT dapat secara otomatis menyesuaikan pengamanan dan pembatasan konten, khususnya bagi pengguna berusia di bawah 18 tahun."

Saat ini, teknologi tersebut sedang dalam tahap pengujian serius. "Simo mengungkapkan bahwa OpenAI sudah mulai menguji sistem prediksi usia ini di sejumlah negara. Pengujian dilakukan untuk memastikan model mampu mengenali pengguna remaja secara akurat, sekaligus tidak keliru mengklasifikasikan pengguna dewasa sebagai anak-anak."

Tahun 2026 akan menjadi tahun di mana batas-batas etika AI diuji kembali. Dengan peluncuran Adult Mode, OpenAI mencoba menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi bagi orang dewasa dan perlindungan bagi anak-anak. Apakah fitur ini akan sukses atau justru memicu kontroversi baru? Kita lihat saja nanti di kuartal pertama tahun depan. Satu hal yang pasti, ChatGPT yang kita kenal sekarang akan segera menjadi lebih "berani".

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Demi Roblox, Warga Siberia Berani Protes Kremlin: Jangan Sentuh Game Kami!

16 December 2025 at 22:08

Foto: Reuters

Teknologi.id – Di tengah dinginnya suhu musim dingin Siberia, puluhan warga Rusia memilih turun ke jalan dengan hati yang panas. Pemicunya bukan kenaikan harga pangan atau isu politik tingkat tinggi, melainkan hilangnya akses ke dunia kotak-kotak imajinatif yang dicintai jutaan anak di seluruh dunia: Roblox.

Peristiwa ini menandai babak baru dalam ketegangan antara kebebasan digital warga sipil dan kontrol ketat pemerintah Rusia di era konflik global saat ini. Apa yang terjadi di Siberia akhir pekan lalu bukan sekadar protes soal game, melainkan jeritan frustrasi terhadap isolasi digital yang kian mencekik.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025), gelombang protes ini terjadi di lokasi yang jauh dari pusat kekuasaan Kremlin. "Puluhan orang berkumpul pada Minggu (14/12) waktu setempat di Tomsk, Siberia. Mereka berdemo untuk melawan larangan Rusia yang memblokir platform game populer Roblox asal Amerika Serikat (AS)."

Alasan Pemblokiran: Moralitas atau Politik?

Keputusan untuk mematikan akses Roblox tidak terjadi secara mendadak. Pemerintah Rusia, melalui badan pengawas komunikasinya, telah mengeluarkan vonis mati bagi platform tersebut awal bulan ini.

"Pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor pada 3 Desember lalu mengumumkan pemblokiran Roblox karena dinilai konten-kontennya tak pantas dan bisa berdampak negatif terhadap pengembangan moral anak," tulis laporan tersebut. 

Narasi "perlindungan anak" menjadi senjata utama pemerintah. Ada kekhawatiran nyata di kalangan orang dewasa mengenai keamanan platform tersebut. Laporan itu mencatat bahwa, "Beberapa orang tua dan guru Rusia mengatakan mereka khawatir Roblox memungkinkan anak-anak untuk mengakses konten seksual dan berkomunikasi dengan orang dewasa."

Kekhawatiran ini sebenarnya bukan hal baru dan tidak eksklusif terjadi di Rusia. Faktanya, "Roblox, yang berkantor pusat di San Mateo, California, telah dilarang oleh beberapa negara termasuk Irak dan Turki karena kekhawatiran tentang predator yang mengeksploitasi platform tersebut untuk melecehkan anak-anak."

Namun, di mata para pengunjuk rasa dan pengamat internasional, langkah Rusia ini memiliki aroma politis yang lebih menyengat dibandingkan sekadar kepedulian pada keselamatan anak.

Baca juga: Roblox Diblokir Rusia, Gara-gara Konten LGBT dan Isu Ekstremis

"Jangan Sentuh Roblox Kami"

Aksi di Tomsk menjadi simbol perlawanan yang unik. Kota pendidikan dan riset ini berani bersuara lantang. "Tomsk yang berjarak 2.900 km di timur Moskow, menunjukkan perlawanan. Puluhan orang dengan berani berkumpul sembari membawa poster yang menunjukkan dukungan untuk Roblox."

Di tengah hamparan salju, pesan-pesan protes mereka tertangkap kamera. Salah satu slogan yang paling menohok menyinggung isolasi digital yang sedang dibangun pemerintah Vladimir Putin. "'Jangan sentuh Roblox' dan 'Roblox adalah korban Tirai Besi digital' terpampang di poster yang dibawa para pendemo di Taman Vladimir Vysotsky, menurut foto-foto yang diberikan oleh penyelenggara protes."

Istilah "Tirai Besi Digital" menggambarkan situasi di mana internet Rusia semakin terputus dari jaringan global, menciptakan ekosistem tertutup yang mudah dikontrol. Rasa frustrasi warga terhadap ketidakberdayaan mereka melawan kebijakan negara juga tumpah dalam tulisan di poster lainnya. "'Larangan dan pemblokiran adalah satu-satunya yang dapat Anda lakukan,' bunyi salah satu poster."

Suasana protes digambarkan cukup damai namun penuh simbolisme. "Foto-foto tersebut menunjukkan sekitar 25 orang berdiri melingkar di salju, sambil memegang plakat."

Foto: Reuters

Perang Informasi dan Budaya Barat

Pemblokiran Roblox tidak bisa dilihat sebagai kasus yang berdiri sendiri. Ini adalah bagian dari strategi besar Moskow dalam mengendalikan arus informasi selama masa konflik. Platform asing sering kali dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Laporan CNBC Indonesia menjelaskan konteks ini dengan gamblang: "Para pejabat Rusia mengatakan mereka membutuhkan sensor untuk membela diri terhadap 'perang informasi' canggih yang dilancarkan oleh kekuatan Barat, dan apa yang mereka anggap sebagai budaya Barat yang dekaden yang merusak nilai-nilai 'tradisional' Rusia."

Roblox, sebagai produk budaya pop Amerika Serikat, otomatis masuk dalam radar target. Sebelumnya, raksasa media sosial lain sudah lebih dulu tumbang. "Moskow telah memblokir dan membatasi banyak platform media sosial seperti Snapchat, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan YouTube, sembari mendistribusikan narasi yang sejalan dengan kepetingan negara melalui jaringan media sosial dan media konvensional Rusia."

Baca juga: Roblox Lolos dari Ancaman Blokir, Komitmen Lindungi Anak di Indonesia

Efektivitas Blokir Dipertanyakan

Ironisnya, di era digital, upaya memblokir akses sering kali menjadi permainan kucing-kucingan yang sia-sia. Generasi muda Rusia yang melek teknologi dengan cepat menemukan jalan tikus untuk kembali bermain.

"Di Rusia, larangan terhadap Roblox telah memicu perdebatan tentang sensor, keselamatan anak dalam kaitannya dengan teknologi, dan bahkan efektivitas sensor di dunia digital di mana anak-anak dapat melewati banyak larangan hanya dengan beberapa klik."

Alat utamanya adalah VPN (Virtual Private Network). "Banyak warga Rusia hanya menghindari larangan dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network), meskipun beberapa anak muda Rusia mempertanyakan logika larangan jika dapat dengan mudah dilewati."

Hal ini memunculkan pertanyaan kritis: jika anak-anak masih bisa mengaksesnya lewat jalur belakang, apakah larangan ini efektif melindungi mereka? Atau justru hanya mematikan industri kreatif lokal dan membatasi kebebasan berekspresi? Para demonstran juga menyoroti minimnya substitusi lokal yang memadai, dengan "mempertanyakan mengapa hanya ada sedikit alternatif Rusia untuk aplikasi yang telah dilarang oleh negara."

Respon Roblox

Pihak Roblox sendiri telah berupaya menangkis tuduhan bahwa platform mereka tidak aman. Meskipun belum memberikan komentar langsung pasca-demo terbaru ini, posisi mereka sudah jelas sejak awal pelarangan.

"Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar. Ketika larangan Rusia diberlakukan, Roblox mengatakan bahwa mereka memiliki 'komitmen yang mendalam terhadap keselamatan' dan menyediakan 'perlindungan bawaan yang ketat untuk membantu menjaga keamanan pengguna'."

Protes di Siberia adalah mikrokosmos dari ketegangan yang lebih besar di Rusia. Di satu sisi, ada pemerintah yang ingin membentengi warganya dari pengaruh "Barat" dan bahaya daring. Di sisi lain, ada warga yang merasa hak digitalnya dirampas satu per satu, mengubah internet yang seharusnya bebas menjadi penjara digital. Apakah suara dari salju Siberia ini akan didengar oleh Kremlin? Sejarah mencatat bahwa Rusia jarang melunak soal sensor, namun keberanian warga untuk "ngamuk" demi sebuah game menunjukkan bahwa batas kesabaran publik mulai diuji.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)


Era Baru Android: Google Ubah Tradisi, Rilis OS Besar Dua Kali Setahun

16 December 2025 at 19:08

Foto: Google

Teknologi.id – Selama lebih dari satu dekade, pengguna Android telah terbiasa dengan siklus tahunan yang bisa ditebak: Google mengumumkan versi Android baru di pertengahan tahun (biasanya saat acara Google I/O), lalu merilis versi finalnya ke publik pada kuartal ketiga atau keempat (sekitar Agustus hingga Oktober). Tradisi ini seolah sudah menjadi "hukum alam" di ekosistem robot hijau.

Namun, Google memutuskan untuk mengubah permainan. Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan industri seluler, raksasa teknologi asal Mountain View tersebut memastikan bahwa masa depan pembaruan Android akan berjalan lebih cepat dan lebih agresif.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno, Senin (15/12/2025), strategi baru ini resmi diterapkan. "Google ubah jadwal update Android jadi dua kali setahun."

Perubahan ini bukan sekadar penambahan jadwal, melainkan pergeseran fundamental dalam cara Google, pengembang aplikasi, dan produsen ponsel (smartphone) bekerja sama dalam menghadirkan inovasi ke tangan pengguna.

Jadwal Baru: Mayor di Awal, Minor di Akhir

Mulai saat ini, kita tidak akan lagi melihat satu rilis raksasa di akhir tahun. Google membagi siklus hidup Android menjadi dua babak utama dalam satu tahun kalender.

Laporan tersebut merinci pembagian waktu ini dengan jelas. "Rilis Utama (Mayor): Dijadwalkan pada kuartal II (sekitar April-Juni) dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan."

Pergeseran rilis utama ke Kuartal II (Q2) ini adalah perubahan terbesar. Biasanya, bulan-bulan tersebut hanya diisi oleh versi beta. Kini, versi stabil dengan perubahan antarmuka dan fitur inti akan hadir lebih awal. Ini berarti pengguna bisa menikmati fitur-fitur "besar" tanpa harus menunggu hingga akhir tahun.

Lalu, apa yang terjadi di akhir tahun? "Rilis Minor: Dijadwalkan pada kuartal IV (sekitar Oktober-Desember) yang fokus pada penyempurnaan fitur, perbaikan bug, dan pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)."

Jadi, alih-alih merilis sistem baru, akhir tahun akan didedikasikan untuk "bersih-bersih" dan optimalisasi. Rilis kuartal keempat ini tidak akan membawa perubahan drastis yang bisa merusak kompatibilitas aplikasi, melainkan lebih kepada pemolesan kinerja.

Baca juga: Update Terbaru Google Translate: AI, Streak, Sampai Live Translate

Foto: TECHPP

Mengapa Google Melakukan Ini?

Langkah drastis ini diambil bukan tanpa alasan kuat. Salah satu motivasi utamanya adalah sinkronisasi dengan peluncuran perangkat keras (hardware).

Selama ini, ada kesenjangan waktu yang canggung. Google merilis Android baru di bulan September/Oktober, sementara banyak pabrikan ponsel (seperti Samsung atau Xiaomi) merilis ponsel flagship mereka di awal tahun. Akibatnya, ponsel canggih yang rilis di awal tahun sering kali masih menggunakan versi Android tahun lalu.

Dengan memindahkan rilis utama ke Kuartal II, Google ingin menyelaraskan software mereka dengan siklus produksi chipset dan ponsel baru. Laporan Kompas Tekno mencatat bahwa tujuan utamanya adalah, "Memberikan waktu lebih bagi produsen ponsel (seperti Samsung, Xiaomi, Oppo) untuk menyesuaikan antarmuka mereka dan mengurangi fragmentasi versi Android."

Dengan jadwal baru ini, diharapkan ketika ponsel-ponsel canggih meluncur di pertengahan atau akhir tahun, mereka sudah langsung dibekali dengan Android versi terbaru "out of the box", tanpa perlu menunggu pembaruan berbulan-bulan kemudian.

Keuntungan Bagi Pengguna: Inovasi Lebih Cepat

Bagi kita sebagai pengguna akhir, apa dampak langsungnya? Jawabannya adalah kecepatan akses inovasi.

"Dampak: Pengguna akan mendapatkan fitur baru lebih cepat tanpa harus menunggu siklus tahunan yang panjang," tulis laporan tersebut.

Di era AI (Artificial Intelligence) yang bergerak sangat cepat saat ini, menunggu satu tahun untuk mendapatkan fitur baru terasa terlalu lama. Dengan siklus dua kali setahun, Google bisa menyuntikkan fitur-fitur kecerdasan buatan terbaru atau perbaikan keamanan krusial dengan lebih responsif.

Jika sebelumnya pengguna harus menunggu Android 15 ke Android 16 untuk melihat perubahan, kini di antara itu akan ada pembaruan "setengah babak" yang membawa penyegaran, mirip dengan cara permainan video game merilis season baru.

Baca juga: Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D

Tantangan Bagi Pengembang Aplikasi

Meskipun menguntungkan pengguna dan produsen ponsel, perubahan ini memberikan pekerjaan rumah tambahan bagi para developer aplikasi. Mereka kini harus lebih sigap.

Karena "Rilis Utama (Mayor)... dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan" dimajukan ke pertengahan tahun, pengembang harus melakukan pengujian kompatibilitas aplikasi mereka lebih awal dari biasanya. Jika tidak, aplikasi mereka berisiko crash atau tidak berjalan optimal pada sistem operasi baru yang rilis lebih cepat.

Namun, Google menjanjikan bahwa rilis kedua di Kuartal IV tidak akan menyulitkan. Karena bersifat minor dan fokus pada "pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)," pembaruan ini tidak akan mengubah cara kerja sistem secara radikal, sehingga pengembang tidak perlu merombak ulang kode aplikasi mereka dua kali dalam setahun.

Era Baru Android

Keputusan Google untuk mengubah jadwal rilis menjadi dua kali setahun menandakan kedewasaan sistem operasi ini. Android tidak lagi sekadar software eksperimental, melainkan platform matang yang harus beradaptasi dengan kecepatan industri perangkat keras yang ganas. Tahun 2025 dan seterusnya akan menjadi masa transisi yang menarik. Kita akan melihat apakah janji "mengurangi fragmentasi" benar-benar terwujud, atau apakah produsen ponsel justru akan kewalahan mengejar dua tenggat waktu dalam satu tahun. Satu hal yang pasti, bagi pengguna setia Android, ponsel Anda akan terasa "baru" lebih sering daripada sebelumnya. Bersiaplah untuk notifikasi update sistem yang lebih rutin mulai tahun depan!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Wajib Update! iOS 26.2 Rilis Bawa Patch Keamanan Krusial dan AI Podcast

16 December 2025 at 19:41

Foto: MacRumors

Teknologi.id – Bagi pengguna iPhone, notifikasi pembaruan perangkat lunak di pagi hari adalah sebuah rutinitas yang dinanti sekaligus dipertanyakan: "Apakah update kali ini layak diunduh?" Jawabannya untuk hari ini adalah: mutlak "Ya".

Apple kembali menyapa penggunanya menjelang akhir tahun dengan merilis pembaruan sistem operasi terbaru mereka. Berdasarkan laporan Kompas Tekno hari ini, Selasa (16/12/2025), raksasa teknologi asal Cupertino tersebut telah melepas iOS 26.2 ke publik.

Laporan tersebut mengonfirmasi ketersediaannya: "Apple resmi merilis pembaruan/update sistem operasi iOS 26.2 untuk pengguna iPhone 11 dan yang lebih baru."

Bagi Anda yang berada di Tanah Air, tidak perlu menunggu antrean server global yang lama. "Pantauan KompasTekno saat berita ini ditayangkan, update iOS 26.2 sudah tersedia bagi pengguna di Indonesia."

Fokus pada Stabilitas, Bukan Sekadar Gimmick

Berbeda dengan pembaruan mayor (seperti dari iOS 25 ke 26) yang biasanya merombak tampilan secara total, versi "titik dua" (x.2) biasanya difokuskan pada penyempurnaan pengalaman pengguna. Namun, jangan salah sangka, pembaruan ini sangat krusial.

Artikel tersebut mencatat poin penting ini: "Meski bersifat pembaruan minor, iOS 26.2 dinilai penting karena fokus pada stabilitas sistem dan perlindungan keamanan pengguna."

Pembaruan ini hadir serentak untuk ekosistem Apple lainnya. Laporan menyebutkan bahwa, "Apple resmi merilis iOS 26.2, iPadOS 26.2, dan WatchOS 26.2," memastikan integrasi yang mulus antar-perangkat Anda.

Fitur Baru: Kendali Tampilan Lebih Luas

Salah satu keluhan pengguna iPhone selama ini adalah kustomisasi yang terbatas. Di iOS 26.2, Apple mulai mendengarkan masukan tersebut, terutama terkait estetika layar kunci (Lock Screen).

"Apple kini memberi opsi tambahan bagi pengguna untuk mengatur tingkat transparansi elemen antarmuka, khususnya di layar kunci (lock screen), agar tampilan lebih nyaman dan mudah dibaca."

Fitur ini sangat berguna bagi mereka yang menggunakan wallpaper foto dengan detail rumit. Dengan mengatur transparansi jam atau widget, tulisan tidak akan lagi bertabrakan dengan objek utama pada foto latar belakang Anda.

Foto: MacRumors

Hiburan Cerdas: AI Masuk ke Podcast

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terus menjadi fokus pengembangan Apple. Kali ini, aplikasi bawaan Apple Podcasts mendapatkan sentuhan teknologi pintar tersebut untuk memudahkan pendengar. "Podcast juga memperoleh pembaruan dengan hadirnya penandaan bab otomatis berbasis kecerdasan buatan (AI)."

Bagaimana cara kerjanya? Sistem akan "mendengarkan" konten audio dan memecahnya secara cerdas. "Fitur ini memungkinkan episode podcast dibagi ke dalam beberapa segmen secara otomatis, sehingga memudahkan pendengar menavigasi isi podcast." Ini adalah fitur yang sangat membantu, terutama bagi penikmat podcast berdurasi panjang yang ingin langsung melompat ke topik tertentu tanpa harus menggeser slider durasi secara manual.

Sementara itu, bagi pecinta musik, ada kabar gembira bagi Anda yang sering bepergian ke area susah sinyal atau ingin menghemat kuota data. "Di sektor hiburan, Apple Music mendapatkan peningkatan berupa dukungan lirik lagu secara offline. Dengan fitur ini, pengguna tetap dapat mengakses lirik tanpa koneksi internet, termasuk lirik yang disinkronkan dengan irama lagu."

Baca juga: Benarkah iOS Lebih Aman daripada Android? Ini Fakta Keamanan Terbarunya!

Foto: MacRumors

AirDrop yang Lebih Aman

AirDrop adalah fitur andalan pengguna Apple, namun sering kali menjadi celah privasi ketika orang asing mengirimkan gambar yang tidak pantas (fenomena cyber-flashing) di tempat umum. Apple menutup celah "kenakalan" ini di iOS 26.2 dengan mekanisme verifikasi baru.

"AirDrop di iOS 26.2 kini dilengkapi mekanisme berbagi yang lebih aman. Pengguna dapat mengirim file ke perangkat lain yang bukan kontak dengan menggunakan kode satu kali, sehingga mengurangi risiko pengiriman data ke perangkat yang tidak diinginkan." Dengan sistem kode satu kali (one-time code), Anda tidak akan lagi menerima kiriman fail misterius dari orang tak dikenal di kereta atau kafe, kecuali Anda memberikan kode verifikasi tersebut secara sadar.

Peningkatan Produktivitas

Aplikasi produktivitas bawaan juga tak luput dari perbaikan. Pengguna yang merasa animasi iPhone mereka mulai terasa lambat mungkin akan merasakan perbedaan signifikan setelah melakukan update ini.

Laporan Kompas Tekno menyebutkan: "Apple juga menambahkan sejumlah penyempurnaan kecil pada aplikasi bawaan, seperti Pengingat (Reminders), serta meningkatkan kelancaran animasi dan respons antarmuka sistem."

Baca juga: Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

Alasan Terpenting: Keamanan Data Anda

Di atas semua fitur baru yang menarik tersebut, alasan utama Anda harus segera menekan tombol "Install Now" adalah keamanan. Dunia siber semakin berbahaya, dan peretas terus mencari celah di sistem operasi lawas.

Apple memberikan peringatan serius melalui pembaruan ini. "Di sisi keamanan, iOS 26.2 membawa patch keamanan penting yang menutup puluhan celah sistem, termasuk beberapa kerentanan yang dilaporkan telah dimanfaatkan dalam serangan siber."

Kalimat "telah dimanfaatkan dalam serangan siber" (atau sering disebut zero-day exploit) berarti celah tersebut sudah diketahui oleh peretas dan sedang aktif digunakan untuk menyerang korban. Dengan menunda update, Anda membiarkan pintu rumah digital Anda terbuka lebar.

Cara Melakukan Update

Proses pembaruan sangat mudah dan tidak memakan waktu lama jika koneksi internet Anda stabil. Sesuai panduan dari laporan tersebut:

"Pengguna iPhone bisa melakukan update melalui menu Pengaturan > Umum > Pembaruan Perangkat Lunak."

Pastikan baterai Anda di atas 50% atau sambungkan ke pengisi daya saat melakukan instalasi. Mengingat pentingnya tambalan keamanan yang dibawa, sangat disarankan untuk tidak menunda pembaruan ini. "Apple pun menganjurkan seluruh pengguna iPhone yang kompatibel untuk segera melakukan pembaruan."

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Trik Jitu: 4 Cara Lihat Status WhatsApp Orang Lain Tanpa Ketahuan

16 December 2025 at 02:49

Foto: WhatsApp

Teknologi.id – Pernahkah Anda merasa penasaran dengan aktivitas teman, kolega, atau mungkin mantan pacar yang dibagikan melalui Status WhatsApp, namun enggan ketahuan kalau Anda sedang "kepo"? Situasi ini sering dialami banyak pengguna aplikasi perpesanan terpopuler di dunia ini.

Status WhatsApp, fitur yang diadopsi dari konsep Instagram Stories, memungkinkan pengguna berbagi foto, video, atau teks yang akan hilang setelah 24 jam. Secara default, fitur ini dirancang transparan. "Status WhatsApp, sama seperti Instagram, bisa melihat siapa saja yang telah mengintip story tersebut. Fitur tersebut dapat dilihat oleh mereka yang sama-sama telah menyimpan kontak kita, begitu juga sebaliknya," tulis laporan CNBC Indonesia.

Namun, bagi mereka yang menjunjung tinggi privasi—atau sekadar ingin memantau tanpa meninggalkan jejak—ada kabar baik. Sebenarnya, ada celah-celah pintar yang bisa dimanfaatkan. Namun sebenarnya kita bisa menyembunyikan informasi telah melihat Status seseorang. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Foto: BijakBersosmed

4 metode ampuh melihat status WhatsApp

1. Cara Paling Umum, Matikan Centang Biru: Ini adalah metode paling populer dan resmi disediakan oleh WhatsApp, meskipun banyak pengguna yang lupa bahwa fungsinya berlaku dua arah.

Jika Anda mematikan "Laporan Dibaca" (tanda centang biru), maka Anda tidak akan tahu siapa yang membaca pesan Anda, tetapi sebagai gantinya, orang lain juga tidak akan tahu jika Anda melihat status mereka.

"Cara ini sebenarnya digunakan untuk mematikan informasi apakah seseorang telah melihat dan membaca pesan yang dikirim. Selain itu juga bisa menyembunyikan kita yang melihat Status seseorang," jelas panduan tersebut.

Berikut langkah-langkahnya:

  • "Masuk ke WhatsApp"
  • "Pilih ikon titik tiga pada pojok kanan atas"
  • "Pilih setelan atau setting"
  • "Pilih Privasi"
  • "Setelah itu tap pada laporan dibaca atau read receipt untuk dinonaktifkan."

Catatan: Jika Anda mengaktifkan kembali fitur ini, nama Anda mungkin akan muncul kembali di daftar penonton jika status tersebut belum kedaluwarsa (belum 24 jam).

2. Mode Ninja, Lihat Saat Offline: Trik kedua ini memanfaatkan mekanisme caching atau penyimpanan sementara aplikasi. WhatsApp biasanya mengunduh status secara otomatis di latar belakang saat Anda terhubung ke internet, bahkan sebelum Anda membukanya.

Anda bisa memanfaatkan jeda ini. "Anda juga bisa melihat Status dalam keadaan offline. Jadi tidak akan masuk dalam daftar yang telah melihat Status seseorang," saran artikel tersebut.

Caranya sangat sederhana namun butuh ketelitian waktu: "Untuk melakukannya, matikan semua koneksi internet dari seluler hingga Wifi. Berikutnya buka WhatsApp dan masuk ke tab Status, terakhir pilih Status yang ingin kita lihat."

Setelah melihat, pastikan Anda menutup aplikasi WhatsApp sepenuhnya (hapus dari recent apps) sebelum menyalakan kembali internet agar sistem tidak mengirimkan sinyal "telah dilihat" ke server.

Baca juga: Akhirnya! WhatsApp di Apple Watch Kini Bisa Baca, Balas, dan Kirim Pesan Suara Penuh

3. Trik Pengguna PC, Mode Incognito: Bagi Anda yang lebih sering menggunakan WhatsApp Web di komputer kantor atau laptop pribadi, fitur privasi browser bisa menjadi sekutu Anda. 

Mode penyamaran (Incognito) memastikan tidak ada data sesi yang tersimpan permanen. "Mode ini adalah saat riwayat penelusuran dan cookie tidak akan disimpan. Saat menggunakannya maka Anda tidak akan terlihat secara langsung," ungkap laporan itu. Namun, perlu dicatat bahwa "metode ini hanya bisa digunakan pada WhatsApp Web."

Langkah-langkahnya adalah:

  • "Buka browser di komputer atau laptop dalam mode incognito"
  • "Buka WhatsApp Web dan pindai kode QR"
  • "Setelah login, kamu dapat melihat status orang lain tanpa terdeteksi"

Trik ini efektif karena sesi Anda dianggap terisolasi, meskipun efektivitasnya bisa bervariasi tergantung pembaruan sistem keamanan WhatsApp terbaru.

4. Cara "Hacker" Android, Masuk ke Folder Tersembunyi: Ini adalah cara yang paling teknis namun paling aman karena Anda bahkan tidak perlu membuka aplikasi WhatsApp sama sekali. Trik ini khusus untuk pengguna ponsel Android yang memiliki akses ke sistem file. 

 "Cara terakhir ini hanya bisa digunakan untuk pengguna Android. Folder Status sendiri adalah tempat menyimpan seluruh status dalam WhatsApp," jelas CNBC Indonesia.

Setiap status foto atau video yang dimuat di HP Anda sebenarnya tersimpan sebagai file biasa di memori internal, hanya saja disembunyikan.

Untuk mengaksesnya: "Buka pengelola folder apa saja. Masuk ke folder Penyimpanan Internal/WhatsApp/Media/.Status atau Android > media > com.whatsapp > WhatsApp > Media > Statuses, dari sana Anda bisa melihat smeua status yang dibagikan."

Dengan cara ini, Anda melihat file aslinya langsung dari galeri tersembunyi, sehingga server WhatsApp tidak pernah mencatat aktivitas "melihat" di dalam aplikasi.

Baca juga: Bikin Chatting Jadi Lebih Praktis: 7 Fitur Tersembunyi WhatsApp yang Jarang Diketahui

Privasi di era digital sering kali menjadi pilihan. WhatsApp memberikan opsi transparansi, namun pengguna cerdas selalu punya cara untuk menjaga anonimitas mereka. Apakah Anda memilih cara mudah dengan mematikan centang biru, atau cara teknis dengan mengintip folder sistem, pastikan gunakan trik ini dengan bijak dan etis. Selamat mencoba!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Paradoks Pasar Kripto: BTC Ritel Panik, Hedge Fund Malah Naikkan Porsi Aset

15 December 2025 at 23:27

Foto: Advokai

Teknologi.id – Pasar kripto kembali menunjukkan wajah aslinya yang penuh volatilitas. Di awal pekan ini, Senin (15/12/2025), layar monitor para trader didominasi warna merah membara. Momentum bullish yang sempat digadang-gadang akan meledak pasca-keputusan The Fed, nyatanya tertahan oleh tembok realitas.

Namun, di tengah kepanikan ritel yang melihat portofolionya menyusut, terjadi sebuah anomali besar. Para pemain kelas kakap—institusi keuangan global dan hedge fund—justru diam-diam meningkatkan posisi mereka di pasar aset digital ini. Mengapa mereka berani masuk saat harga sedang tertekan?

Raja Kripto Tumbang di Bawah US$ 90.000

Sorotan utama pasar tertuju pada Bitcoin (BTC). Aset digital terbesar di dunia ini gagal mempertahankan benteng pertahanan psikologisnya. Setelah berjuang keras di akhir pekan, Bitcoin akhirnya menyerah.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, "Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin terkoreksi -0,93% dan diperdagangkan di kisaran US$89.540,27."

Penurunan ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal teknikal yang cukup meresahkan bagi pedagang jangka pendek. "Secara teknikal, penutupan di bawah US$90.000 memang menjadi sinyal bearish jangka pendek," tulis laporan tersebut.

Efek domino pun tak terelakkan. Kejatuhan Bitcoin menyeret mayoritas altcoin ke zona merah. Solana (SOL) dan Cardano (ADA), dua proyek blockchain yang biasanya tangguh, terpantau melemah masing-masing -1,58% dan -1,93%. Para investor tampaknya memilih untuk menekan tombol panic button atau sekadar mengamankan profit (cash out) sementara waktu.

TRON: Sang Pemberontak di Tengah Badai

Namun, tidak semua aset ikut tenggelam. Di tengah lesunya pasar, TRON (TRX) muncul sebagai anomali yang mengejutkan. Aset besutan tokoh kontroversial Justin Sun ini justru bergerak melawan arus pasar global.

Laporan mencatat bahwa TRX berhasil mencatatkan kenaikan harian sebesar +2,28% ke level US$0,2798. Kenaikan ini bukan tanpa alasan. "Performa TRX yang solid ini didorong oleh fundamental jaringan yang kuat, di mana tingginya volume transaksi stablecoin menjadikannya aset defensif pilihan saat pasar sedang tidak menentu," jelas analisis pasar.

Baca juga: “Uptober” Kembali: Bitcoin Melonjak Hampir 12% dan Dekati Rekor Tertinggi

Mengapa Institusi Tetap "Bullish"?

Pertanyaan besarnya adalah: Jika pasar sedang lesu, mengapa narasi besarnya justru menyebutkan bahwa tahun 2025 adalah tahunnya institusi masuk ke kripto?

Jawabannya terletak pada data jangka panjang, bukan fluktuasi harian. Laporan dari Reuters pada November lalu mengungkapkan fakta mengejutkan. "Lebih dari separuh hedge fund di dunia kini telah masuk ke pasar kripto," tulis laporan tersebut.

Angka spesifiknya pun sangat meyakinkan. Berdasarkan survei dari Alternative Investment Management Association (AIMA) yang melibatkan 122 investor kelas berat, "Sebanyak 55% hedge fund global kini memegang aset terkait kripto."

Angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berada di angka 47%. Secara rata-rata, para manajer investasi ini mengalokasikan sekitar 7% portofolionya ke aset kripto.

Faktor Trump dan Kepastian Regulasi

Apa yang membuat para manajer dana yang biasanya konservatif ini tiba-tiba berani mengambil risiko? Faktor utamanya adalah perubahan iklim politik dan regulasi di Amerika Serikat.

Dukungan dari Presiden AS, Donald Trump, terhadap industri kripto menjadi katalis utama. Kebijakan yang lebih ramah terhadap aset digital membuat institusi merasa lebih aman untuk menaruh uang klien mereka di sana.

Laporan tersebut mengutip, "Tahun lalu menandai titik balik bagi regulasi kripto di AS. AS tampaknya mulai membangun fondasi untuk stabilitas regulasi jangka panjang."

Baca juga: Didorong Kebijakan Pro-Kripto, Bitcoin Cetak Rekor di Era Trum

Foto: The Daiy Record

Bahaya Tersembunyi: Derivatif dan Spekulasi

Meskipun minat masuk tinggi, cara institusi bermain di pasar kripto berbeda dengan investor ritel biasa. Mereka tidak sembarangan membeli koin di bursa (spot market).

Sebanyak 67% dari hedge fund tersebut memilih berinvestasi melalui instrumen derivatif. Instrumen ini memungkinkan mereka untuk "berspekulasi terhadap pergerakan harga tanpa harus memegang aset dasar."

Namun, strategi ini bukannya tanpa risiko. Laporan CNBC menyoroti insiden flash crash pada bulan Oktober lalu yang mengungkap betapa rapuhnya pasar akibat penggunaan leverage (daya ungkit) yang berlebihan oleh para pemain besar ini.

Pasar kripto di tahun 2025 menyajikan sebuah paradoks. Di satu sisi, harga Bitcoin sedang tertekan di bawah US$ 90.000, membuat investor ritel cemas. Di sisi lain, arus uang institusi justru mengalir deras, didorong oleh kepastian hukum di AS dan adopsi mainstream.

Bagi investor bijak, ini adalah sinyal untuk tidak hanya melihat pergerakan harga harian, tetapi memahami ke mana arah uang besar (smart money) sedang bergerak. Apakah koreksi ini adalah awal kehancuran atau justru kesempatan diskon terakhir sebelum institusi mengambil alih sepenuhnya? Hanya waktu yang akan menjawab.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

15 December 2025 at 20:55

Foto: 9TO5Mac

Teknologi.id – Bagi para penggemar setia produk Apple (Apple Fanboy), tahun-tahun mendatang tampaknya akan menjadi periode paling radikal dalam sejarah perusahaan. Setelah bertahun-tahun mempertahankan siklus rilis yang dapat diprediksi dan desain "batangan" (candybar) yang ikonik, raksasa teknologi asal Cupertino ini dikabarkan siap merombak total strategi mereka.

Laporan terbaru mengungkap bahwa Apple sedang mempersiapkan perubahan bentuk yang drastis, termasuk peluncuran iPhone lipat (foldable) pertama mereka dan pergeseran jadwal rilis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

iPhone Lipat: Mimpi yang Menjadi Nyata (dan Mahal)

Foto: MacRumors

Isu mengenai "iPhone Fold" sudah berhembus lama, namun kini detailnya semakin konkret. Berbeda dengan pesaing utamanya yang sudah merilis generasi ke-6 atau ke-7 ponsel lipat, Apple memilih menunggu momen yang tepat. Bocoran terbaru menyebutkan bahwa Apple akhirnya akan terjun ke pasar ini pada akhir 2026 atau awal 2027.

Desain yang diusung bukanlah model buku (seperti Galaxy Z Fold), melainkan model clamshell atau cangkang kerang yang lebih compact, serupa dengan model "Flip". Namun, ada harga fantastis yang harus dibayar untuk inovasi ini.

Menurut laporan yang dikutip dari CNBC Indonesia, "Harga perangkat itu diprediksi senilai US$ 2.000 atau sekitar Rp33,2 juta."

Angka ini menempatkan iPhone lipat jauh di atas harga rata-rata ponsel flagship saat ini, menjadikannya barang mewah sejati. Selain harga, spesifikasi teknisnya pun mulai terkuak. Perangkat ini tidak hanya sekadar layar yang ditekuk, tetapi memiliki pendekatan unik pada kamera dan keamanan biometrik.

Laporan tersebut merinci bahwa "iPhone lipat model clamshell itu akan memiliki dua kamera belakang, satu kamera di setiap layar (karena layar terpisah)."

Menariknya, karena keterbatasan teknis pada layar yang terpisah tersebut, fitur Face ID yang selama ini menjadi andalan kemungkinan akan absen. Sebagai gantinya, Apple diprediksi akan kembali menggunakan Touch ID yang mungkin disematkan di tombol samping atau di bawah layar.

Jadwal Rilis yang "Pecah Kongsi"

Foto: Poskota

Selama lebih dari satu dekade, September adalah "bulan suci" bagi Apple, di mana seluruh jajaran iPhone baru—mulai dari yang termurah hingga termahal—diluncurkan bersamaan. Namun, tradisi ini dikabarkan akan berakhir pada siklus iPhone 18.

Apple berencana memisahkan peluncuran model "Pro" dengan model dasar. Alasannya berkaitan dengan kompleksitas rantai pasok dan teknologi pengemasan chip terbaru. Berdasarkan bocoran jadwal, "iPhone 18 Pro dan 18 Pro Max dijadwalkan rilis pada September 2026."

Kedua model premium ini akan menjadi yang pertama mencicipi prosesor super canggih A20. Chipset ini dikabarkan menggunakan metode pengemasan baru yang revolusioner untuk performa dan efisiensi daya yang belum pernah ada sebelumnya.

Lantas, bagaimana dengan model standar? Konsumen harus bersabar lebih lama. "iPhone 18 dan 18e serta iPhone Air 2 (untuk menggantikan iPhone 17 Air) baru akan dirilis pada 2027," tulis laporan tersebut.

Keterlambatan ini disebabkan karena model dasar belum akan menggunakan kemasan chip A20 yang sama dengan varian Pro di tahun 2026, demi menekan biaya produksi.

Baca juga: iPhone Air Jadi yang Paling Anjlok: Turun Hingga 47% Hanya dalam 10 Pekan

Kamera "Variable Aperture" dan Desain Kaca Baru

Selain bentuk lipat, lini iPhone 18 Pro juga akan membawa pembaruan signifikan pada sektor fotografi. Salah satu fitur yang paling dinanti adalah bukan kamera variabel (variable aperture) pada kamera utama.

Fitur ini memungkinkan lensa kamera melebar atau menyempit secara fisik untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, mirip dengan kamera profesional DSLR. Ini akan memberikan kontrol luar biasa bagi pengguna dalam mengatur depth of field (efek bokeh) dan performa di kondisi minim cahaya.

Dari sisi estetika, bagian belakang ponsel juga mendapat sentuhan baru. Desain potongan kaca belakang akan dibuat lebih menyatu, menghilangkan kesan "tonjolan tajam" yang selama ini dikeluhkan sebagian pengguna.

iPhone 17e: Pembuka Jalan di Awal 2026

Foto: Prabumulij

Sebelum semua kegilaan teknologi itu terjadi di akhir 2026, Apple akan melakukan pemanasan. Di awal tahun 2026, Apple diprediksi akan merilis iPhone 17e.

Ponsel ini diposisikan sebagai perangkat entry-level atau versi murah, kemungkinan besar menggantikan posisi iPhone SE yang sudah mulai usang. Ini memberikan opsi bagi konsumen yang ingin masuk ke ekosistem Apple tanpa harus menunggu siklus peluncuran utama di akhir tahun.

Baca juga: iPhone Fold Diprediksi Jadi HP Lipat Termahal, Harganya Tembus Rp38 Juta!

Era Baru Apple

Jika semua bocoran ini akurat, maka 2026 dan 2027 akan menjadi tahun pertaruhan besar bagi Tim Cook dan timnya. Memecah jadwal rilis berisiko membingungkan konsumen, dan membanderol ponsel lipat seharga Rp33 juta adalah langkah berani di tengah ekonomi global yang tidak pasti.

Namun, satu hal yang pasti: Apple tidak lagi sekadar memoles produk lama. Mereka sedang bersiap untuk mengubah bentuk fisik dan cara kita memandang sebuah smartphone sekali lagi. Bagi Anda yang berniat ganti ponsel, mungkin menabung mulai sekarang untuk menyambut tahun 2026 adalah keputusan bijak.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Telkomsel Rilis Paket Nataru: 70 GB + Netflix Cs Cuma Rp150 Ribu

15 December 2025 at 07:28

Foto: Simpati

Teknologi.id – Momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu identik dengan waktu berkualitas bersama keluarga. Bagi sebagian orang, liburan akhir tahun berarti perjalanan mudik yang panjang atau sekadar bersantai di rumah menghabiskan sisa cuti. Memahami kebutuhan digital masyarakat yang melonjak drastis di musim liburan—terutama untuk hiburan streaming film dan serial—Telkomsel melalui brand legendarisnya, Simpati, meluncurkan amunisi baru yang sangat menggoda.

Memanfaatkan momentum tanggal cantik 12.12 pada Jumat kemarin, operator seluler pelat merah ini resmi merilis program bertajuk "Nonton Pasti Simpati". Program ini menawarkan paket data jumbo dengan harga yang kompetitif, dirancang khusus untuk memanjakan para penikmat konten digital agar tidak mati gaya saat liburan.

Paket Jumbo: 70 GB + Akses Netflix dan Kawan-kawan

Daya tarik utama dari peluncuran ini adalah paket bundling yang sangat agresif. Telkomsel menawarkan kuota data sebesar 70 GB dengan masa aktif 30 hari. Namun, yang membuatnya terasa "murah" adalah penyertaan akses berlangganan ke berbagai platform streaming premium.

Dengan merogoh kocek sebesar Rp150.000, pelanggan tidak hanya mendapatkan kuota internet besar, tetapi juga langsung mendapatkan akses langganan ke Netflix, ShortMax, WeTV, Prime Video, dan Vision+. Ini adalah strategi bundling "All-in-One" yang jarang ditemukan, mengingat biasanya langganan platform tersebut harus dibayar secara terpisah yang jika ditotal harganya bisa jauh lebih mahal.

Tak hanya itu, fleksibilitas juga diberikan kepada pelanggan untuk memilih akses tambahan sesuai selera mereka, mulai dari Vidio, Viu, IQIYI, Disney+, hingga YouTube Premium.

Baca juga: Langganan ChatGPT Go Kini Bisa Lewat Telkomsel, Mulai Rp 50 Ribu/Bulan!

Opsi Hemat: Paket "Seru Nonton"

Bagi pelanggan yang memiliki anggaran lebih terbatas namun tetap ingin menikmati hiburan tanpa batas, Telkomsel juga menyediakan opsi kedua bernama Paket Seru Nonton.

Dibanderol dengan harga Rp105.000, paket ini memberikan kuota sebesar 40 GB. Meskipun kuotanya lebih kecil, benefit akses streaming-nya tetap melimpah. Pelanggan paket ini mendapatkan pilihan akses berlangganan ke berbagai layanan seperti Viu, IQIYI, Catchplay, Vidio, WeTV, Noice, Prime Video, Vision+, dan ShortMax.

Bahkan, untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, varian paket ini juga tersedia mulai dari harga Rp25.000, dengan tetap menawarkan opsi kuota hingga 70 GB tergantung pada konfigurasi yang dipilih pengguna.

Strategi Mengikat Pelanggan Lewat Konten

Langkah Telkomsel ini bukan sekadar perang harga kuota, melainkan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas penggunaan data pelanggan. Di era digital saat ini, pengguna tidak hanya butuh koneksi, tetapi juga konten yang relevan.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Adhi Putranto, Vice President SIMPATI Product Marketing Telkomsel, menjelaskan visi di balik peluncuran produk ini. Ia menekankan pentingnya memberikan konteks pada konektivitas yang dimiliki pelanggan.

"Jadi target kami adalah meningkatkan konektasi pelanggan yang memiliki konteks dan mengakses layanan," ujar Adhi Putranto, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia.

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Telkomsel ingin pelanggannya tidak sekadar menghabiskan kuota untuk scrolling media sosial tanpa arah, melainkan menikmati layanan hiburan berkualitas tinggi yang membutuhkan bandwidth stabil dan kuota besar.

Baca juga: Cara Beli Kuota Internet Anti Hangus Telkomsel, Lengkap dengan Harga 2025

Gaet Duta Sheila on 7 Jadi Wajah Baru

Untuk memperkuat pesan kampanye ini, Telkomsel tidak main-main dalam aspek pemasaran. Mereka menggandeng sutradara video klip ternama, Dimas Djayadiningrat, untuk menggarap video iklan "Nonton Pasti Simpati". Sentuhan artistik Dimas diharapkan mampu memberikan kesan premium namun tetap fun pada produk ini.

Kejutan lainnya adalah penunjukan Duta Modjo, vokalis kharismatik dari band Sheila on 7, sebagai Brand Ambassador terbaru Simpati. Pemilihan Duta dinilai sangat tepat karena sosoknya yang lintas generasi—dicintai oleh Gen X, Milenial, hingga Gen Z—serta citranya yang sederhana namun berkualitas, sangat pas dengan branding Simpati.

Duta sendiri mengungkapkan hubungan personalnya dengan brand tersebut yang sudah terjalin sejak lama. "Jadi bagian dari Simpati hari ini adalah kebanggaan buat saya. Semoga langkah ini bisa bikin kita semua sama-sama lebih berdaya dan bisa terus maju bareng ke arah yang lebih baik," ujar Duta dalam kesempatan yang sama.

Foto: Referensia.id

Cara Mendapatkan Paket

Bagi Anda yang tertarik untuk mengaktifkan paket ini guna persiapan liburan Nataru, Telkomsel menyediakan berbagai saluran pembelian yang mudah diakses.

Pelanggan bisa membeli paket "Nonton Pasti Simpati" melalui:

  • Situs resmi Telkomsel.
  • Aplikasi MyTelkomsel. Kode UMB *363#.
  • Gerai fisik GraPARI dan outlet mitra.
  • E-commerce dan mobile banking.
  • Asisten virtual Veronika.

Dengan ketersediaan kuota besar dan akses hiburan lengkap, perjalanan mudik yang macet atau malam pergantian tahun di rumah tampaknya tidak akan membosankan bagi para pengguna Telkomsel tahun ini. 

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Terbongkar! Jalur Tikus DeepSeek Dapat Chip Nvidia via Singapura & Malaysia

13 December 2025 at 00:02

Foto: Securityweek

Teknologi.id – Misteri di balik kebangkitan mendadak DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) asal China yang baru-baru ini mengguncang Silicon Valley, mulai terkuak. Di tengah ketatnya sanksi ekspor teknologi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), banyak pihak bertanya-tanya: Bagaimana mungkin sebuah startup China bisa melatih model AI sekelas dunia tanpa akses resmi ke perangkat keras tercanggih?

Jawabannya ternyata melibatkan operasi klandestin yang rumit, "pusat data hantu", dan jalur penyelundupan yang melintasi negara-negara tetangga Indonesia. Sebuah laporan investigasi mengejutkan mengungkapkan bahwa DeepSeek diduga kuat menggunakan ribuan chip Nvidia canggih yang diselundupkan melalui Singapura dan Malaysia, mengakali blokade teknologi Washington dengan cara yang licin dan terorganisir.

Modus Operandi: Pusat Data Palsu di Negeri Tetangga

Laporan yang pertama kali diangkat oleh The Information dan dikutip oleh Kompas Tekno ini memaparkan taktik "Kuda Troya" yang digunakan oleh perantara DeepSeek. Karena AS melarang penjualan langsung chip AI berkinerja tinggi (seperti Nvidia H100 atau seri Blackwell terbaru) ke China, para perantara ini tidak mengirim barang langsung ke Beijing atau Shanghai.

Sebaliknya, mereka mendirikan pusat data palsu (fake data centers) atau perusahaan cangkang di negara-negara yang tidak terkena sanksi ketat, khususnya Singapura dan Malaysia. Secara administratif, pembelian chip tersebut terlihat legal. Perusahaan "lokal" di Asia Tenggara memesan server AI untuk kebutuhan riset atau bisnis lokal.

Namun, begitu server-server mahal tersebut tiba dan lolos dari pemeriksaan bea cukai setempat, fungsi aslinya sebagai pusat data tidak pernah dijalankan. Dalam hitungan hari atau minggu, server-server tersebut dibongkar (dismantled). Komponen paling berharga di dalamnya, yakni unit pemroses grafis (GPU) buatan Nvidia, dicopot satu per satu.

Baca juga: DeepSeek V3.2 Speciale, Model AI China yang Lampaui Gemini 3.0 Pro

Koper, Kargo Kecil, dan Pasar Gelap

Setelah dicopot dari rak server, chip-chip seharga puluhan ribu dolar per unit tersebut memulai perjalanan klandestin mereka menuju China. Laporan menyebutkan bahwa ribuan GPU ini diselundupkan dalam partai kecil untuk menghindari deteksi.

Metodenya beragam, mulai dari penggunaan jasa kurir perorangan yang membawa komponen di dalam koper bagasi pesawat, hingga pengiriman kargo komersial yang disamarkan sebagai barang elektronik umum. Jalur perdagangan bebas dan tingginya volume logistik di Asia Tenggara dimanfaatkan sebagai celah yang sempurna.

Sesampainya di China, komponen-komponen selundupan ini dirakit kembali menjadi kluster supercomputer raksasa. Inilah "dapur pacu" rahasia yang memungkinkan DeepSeek melatih model bahasa besar (Large Language Model/LLM) mereka, DeepSeek-V3, yang kinerjanya diklaim setara dengan GPT-4 milik OpenAI namun dengan biaya latihan yang jauh lebih murah.


Foto: Reuters

Skala Operasi: Puluhan Ribu Unit H100

Dugaan skala penyelundupan ini sangat masif. Beberapa sumber industri memperkirakan DeepSeek berhasil mengumpulkan hingga 50.000 unit prosesor Nvidia H100 melalui berbagai jalur pasar gelap (black market).

Sebagai konteks, satu unit Nvidia H100 di pasar legal dibanderol sekitar USD 25.000 hingga USD 30.000. Di pasar gelap China, harganya bisa melonjak dua hingga tiga kali lipat. Fakta bahwa DeepSeek mampu mendanai operasi ini menunjukkan betapa vitalnya chip tersebut bagi ambisi AI nasional China.

Keberadaan 50.000 chip ini menjawab keraguan para analis Barat. Sebelumnya, banyak yang skeptis bagaimana China bisa terus berinovasi di bidang AI tanpa perangkat keras terbaru. Ternyata, tembok sanksi AS tidak sepenuhnya kedap air; ia bocor di wilayah Asia Tenggara.

Nvidia Membantah, AS Geram

Menanggapi laporan panas ini, Nvidia segera mengeluarkan bantahan. Raksasa teknologi yang dipimpin Jensen Huang tersebut menyatakan bahwa klaim DeepSeek menggunakan puluhan ribu chip selundupan adalah "mengada-ada". Nvidia menegaskan komitmennya untuk mematuhi seluruh regulasi ekspor AS dan berjanji akan menyelidiki setiap indikasi penyalahgunaan rantai pasok.

Namun, bagi pemerintah AS, laporan ini adalah tamparan keras. Departemen Perdagangan AS di bawah administrasi Biden telah berupaya keras memutus akses China terhadap teknologi AI canggih karena kekhawatiran akan penggunaannya untuk militer dan spionase.

Terbongkarnya jalur Singapura-Malaysia ini berpotensi memicu konsekuensi diplomatik dan ekonomi baru. AS diprediksi akan memperketat pengawasan ekspor ke negara-negara Asia Tenggara. Perusahaan-perusahaan teknologi di kawasan ASEAN mungkin akan menghadapi prosedur kepatuhan (compliance) yang jauh lebih rumit dan ketat di masa depan, karena AS tidak ingin wilayah ini menjadi "pintu belakang" bagi China.

Baca juga: Nvidia Boleh Ekspor Chip AI ke China, Trump Ambil Risiko Besar atau Strategi Cerdas?

Implikasi bagi Industri AI Global

Kasus DeepSeek ini membuktikan satu hal: dalam perang teknologi, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Sanksi ekonomi mungkin memperlambat, tetapi tidak serta-merta menghentikan aliran teknologi, terutama ketika permintaan pasar begitu tinggi dan keuntungan finansial dari penyelundupan begitu menggiurkan.

Bagi Indonesia dan negara ASEAN lainnya, isu ini menjadi peringatan untuk lebih waspada terhadap arus barang teknologi tinggi yang melintasi perbatasan. Posisi strategis sebagai hub logistik global kini membawa risiko terseret ke dalam pusaran konflik geopolitik antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Sementara itu, di laboratorium rahasia di China, mesin-mesin selundupan itu terus bekerja siang malam, melatih kecerdasan buatan yang siap menantang dominasi Barat.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

❌