Normal view

Nvidia Boleh Ekspor Chip AI ke China, Trump Ambil Risiko Besar atau Strategi Cerdas?

12 December 2025 at 00:15
Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali mengizinkan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) canggih Nvidia ke China menjadi salah satu langkah geopolitik dan ekonomi paling kontroversial di penghujung 2025. Kebijakan ini tidak hanya mengubah arah hubungan dagang kedua negara, “Apakah langkah ini merupakan strategi ekonomi jangka panjang, atau justru membuka celah risiko keamanan nasional?”.

Langkah Trump ini sekaligus menandai perubahan signifikan dari kebijakan pembatasan ekspor chip AI yang diberlakukan pada era Joe Biden. Dengan mengizinkan Nvidia mengirim chip H200 ke China, Trump membuka kembali jalur perdagangan yang sebelumnya ditutup rapat demi alasan keamanan. 

Baca Juga: AS Diam-Diam Gunakan AI Buatan China

Lampu Hijau untuk Nvidia, Mengapa Trump Melunak?

Trump mengumumkan langsung melalui akun Truth Social bahwa Amerika Serikat akan mengizinkan Nvidia mengekspor chip H200 ke pelanggan yang disetujui di China. Pernyataan ini sejalan dengan laporan Fox Business, yang menyebut bahwa AS akan menerima 25 persen dari total nilai ekspor chip H200 sebagai bagian dari kesepakatan. 

Trump menegaskan bahwa kebijakan ini akan:

  • Mendukung lapangan pekerjaan di AS.
  • Memperkuat manufaktur dalam negeri.
  • Memberikan pemasukan bagi wajib pajak Amerika.

Trump juga mengklaim bahwa Presiden Xi Jinping menyambut positif keputusan tersebut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kebijakan ekspor chip kini menjadi alat diplomasi yang semakin strategis dalam hubungan AS dan China.

Mengapa Chip AI Jadi Rebutan?

Pada masa pemerintahan Joe Biden, AS melarang ekspor chip AI canggih seperti Nvidia H200 dan AMD MI300 ke China. Kebijakan ini bertujuan membatasi kemampuan China dalam mengembangkan teknologi AI tingkat lanjut yang berpotensi digunakan untuk kepentingan militer. 

Pembatasan tersebut menimbulkan efek domino:

  • Nvidia harus membuat chip versi “downgrade” seperti H20, yang kurang diminati pasar. 
  • Perusahaan sempat terancam kehilangan pendapatan hingga 5,5 miliar dolar AS akibat larangan ekspor.
  • CEO Nvidia, Jensen Huang, secara terbuka mengkritik kebijakan tersebut dan menyebut bahwa pembatasan justru menghambat inovasi AS.

Trump memanfaatkan situasi ini untuk menegaskan bahwa kebijakan Biden merugikan industri semikonduktor AS. Dengan membuka kembali ekspor, Trump ingin menunjukkan bahwa AS tetap menjadi pemimpin AI global.

Pembatasan Telah Berakhir, Dampak Ekonomi dan Industri

Trump menyatakan bahwa era pembatasan ekspor chip telah berakhir dan AS akan tetap menjaga keamanan nasional sambil memperkuat posisi sebagai pemimpin AI dunia.

Dampak ekonomi yang diharapkan:

  • Nvidia dapat kembali mengakses pasar China yang sangat besar.
  • Pendapatan AS meningkat melalui skema pembagian 25 persen.
  • Industri semikonduktor AS kembali kompetitif setelah sempat terhambat oleh regulasi sebelumnya.

Trump juga menyebut bahwa Departemen Perdagangan akan memberikan izin serupa kepada AMD dan Intel, membuka peluang ekspor chip AI yang lebih luas.

Penolakan dari Kongres, “Ini Risiko Keamanan Nasional”

Meski Trump melunak, Kongres AS justru mengambil sikap sebaliknya. Politisi dari Partai Republik dan Demokrat sama-sama menilai bahwa ekspor chip AI canggih ke China dapat mengancam keamanan nasional. 

Menurut laporan Politico, dua senator, Pete Ricketts (Republik) dan Chris Coons (Demokrat) mengajukan RUU untuk memblokir ekspor chip AI canggih ke China selama dua tahun.

Alasan utama penolakan:

  • China dapat memanfaatkan chip AI untuk pengembangan teknologi militer.
  • Ekspor chip berpotensi memperkuat kemampuan AI China yang kini berkembang pesat.
  • AS kehilangan keunggulan strategis jika teknologi paling canggih jatuh ke tangan pesaing.

Pertentangan ini menunjukkan bahwa kebijakan chip bukan hanya isu ekonomi, tetapi juga isu geopolitik yang sensitif.

Baca Juga: Kalah Jauh DeepSeek V3.2 Speciale Lebih Unggul Dari Gemini 3 Pro

Ketergantungan China pada Chip AS, Mengapa Nvidia Begitu Penting?

China sebenarnya telah berupaya mengurangi ketergantungan pada chip AS dengan mengembangkan chip lokal seperti buatan Huawei dan Cambricon. Namun, menurut analisis industri yang dikutip Tech Channel, chip lokal memiliki konsumsi daya 30–50 persen lebih tinggi dibanding chip Nvidia seperti H20. 

Kelemahan chip lokal:

  • Boros energi.
  • Performa komputasi lebih rendah.
  • Tidak stabil untuk model AI berskala besar.

Inilah alasan mengapa perusahaan teknologi China seperti Alibaba, Tencent, dan ByteDance tetap mengincar chip Nvidia.

Manuver Berani atau Risiko Jangka Panjang?

Keputusan Trump membuka kembali ekspor chip AI ke China adalah langkah besar yang membawa dampak luas. Di satu sisi, kebijakan ini menguntungkan industri semikonduktor AS dan memperkuat hubungan dagang. Namun di sisi lain, langkah ini memicu kekhawatiran serius terkait keamanan nasional dan potensi penyalahgunaan teknologi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Nomor HP Hilang atau Tak Terpakai? Begini Cara Unreg dan Pemblokiran yang Benar

12 December 2025 at 01:21

Foto: Popbela

Teknologi.id - Peralihan ke arah digitalisasi mendorong kita untuk lebih memperhatikan perlindungan data pribadi, yang menjadi aspek penting dan tidak bisa diabaikan oleh para pengguna layanan telekomunikasi. Ada banyak situasi yang membuat seseorang perlu mengetahui cara menonaktifkan nomor ponsel, mulai dari keinginan berpindah operator, kerusakan kartu SIM, hingga kondisi darurat seperti kehilangan perangkat atau menjadi korban pencurian. Membiarkan nomor yang sudah tidak digunakan tetap aktif terutama jika terhubung dengan akun perbankan atau media sosial dapat membuka peluang terjadinya penyalahgunaan identitas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menetapkan kebijakan registrasi kartu prabayar menggunakan NIK dan KK sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanan identitas pengguna. Setiap identitas hanya diperbolehkan memiliki jumlah nomor tertentu, sehingga proses unreg menjadi langkah penting agar data kependudukan tetap dapat dikelola dengan baik dan tidak menghambat pendaftaran nomor baru.

Baca Juga: Aturan Baru Daftar Nomor Baru Gunakan Verifikasi Wajah

Perbedaan Antara Unreg dan Pemblokiran Kartu

Sebelum masuk ke langkah teknis, penting untuk memahami bahwa unreg dan pemblokiran kartu adalah dua prosedur yang berbeda. Unreg merupakan proses penghapusan data NIK dan KK dari sistem operator untuk nomor yang masih berada dalam penguasaan Anda. Biasanya dilakukan ketika Anda ingin mengganti nomor atau membuang kartu lama. 

Apa Itu Unreg?

Unreg adalah proses menghapus keterkaitan data kependudukan seperti NIK dan KK dari sistem registrasi operator. Langkah ini hanya dapat dilakukan ketika kartu SIM masih berada dalam kendali pemiliknya. Biasanya, unreg dilakukan ketika:

  • Pengguna ingin mengganti nomor ponsel.
  • Kartu SIM sudah tidak digunakan.
  • Pemilik ingin memastikan data pribadinya tidak lagi tersimpan pada nomor tersebut.

Dengan melakukan unreg, nomor tersebut tidak lagi tercatat sebagai bagian dari identitas digital Anda. Ini penting karena setiap NIK memiliki batas jumlah nomor yang dapat diregistrasikan. Jika nomor lama tidak dihapus, Anda bisa mengalami kendala saat ingin mendaftarkan nomor baru.

Apa Itu Pemblokiran Kartu?

Berbeda dengan unreg, pemblokiran kartu adalah tindakan darurat yang dilakukan ketika kartu SIM hilang, dicuri, atau berada di luar kendali pemilik. Tujuan utamanya adalah menghentikan akses pihak lain terhadap nomor tersebut agar tidak digunakan untuk aktivitas yang berpotensi merugikan.

Risiko yang dapat terjadi jika kartu hilang tidak segera diblokir antara lain:

  • Penerimaan kode OTP untuk mengakses mobile banking.
  • Pengambilalihan akun media sosial.
  • Penyalahgunaan nomor untuk penipuan. Akses ke layanan digital lain yang terhubung dengan nomor tersebut.

Pemblokiran kartu biasanya dilakukan melalui call center atau gerai resmi operator. Setelah diblokir, pengguna dapat meminta penggantian kartu (SIM swap) agar tetap dapat menggunakan nomor yang sama tanpa risiko penyalahgunaan.

Panduan Menonaktifkan Nomor HP Berdasarkan Operator

Berikut langkah-langkah untuk membatalkan registrasi kartu prabayar sesuai operator masing-masing: 

1. Telkomsel (Simpati, Kartu AS, Loop)

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorNIK Kirim ke 4444, lalu tunggu konfirmasi.
  • Melalui Kode Dial Tekan *444#, kemudian pilih menu Unreg atau Hapus Data Registrasi.
  • Melalui GraPARI Jika mengalami kendala, Anda dapat mendatangi GraPARI atau menghubungi asisten virtual Telkomsel.

2. Indosat Ooredoo Hutchison (IM3)

  • Melalui SMS Ketik: UNPAIR#NomorHP# Kirim ke 4444. Anda akan menerima pemberitahuan bahwa nomor telah dilepas dari data NIK.

3. XL Axiata dan AXIS

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorHP Kirim ke 4444.
  • Melalui Kode Dial Tekan*123*4444#, lalu ikuti petunjuk yang muncul.

4. Tri (3)

  • Melalui Website Kunjungi registrasi.tri.co.id, pilih menu Unreg, masukkan nomor dan NIK, lalu verifikasi melalui OTP.
  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NIK Kirim ke 4444.

5. Smartfren

  • Melalui SMS Ketik: UNREG#NomorNIK Kirim ke 4444.
  • Melalui Website Akses mysf.id/unreg, kemudian ikuti instruksi yang tersedia.

Cara Menonaktifkan Nomor HP yang Hilang atau Dicuri

Jika ponsel hilang, Anda tidak dapat melakukan unreg melalui SMS atau kode dial. Dalam kondisi seperti ini, tindakan cepat sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan nomor. 

Langkah yang harus dilakukan:

1. Hubungi Call Center Operator

Segera hubungi layanan pelanggan dari nomor lain untuk meminta pemblokiran nomor. 

  • Telkomsel: 188
  • Indosat: 185
  • XL/AXIS: 817 / 838
  • Tri: 123
  • Smartfren: 888

2. Datangi Gerai Resmi Operator

Bawa e-KTP dan KK untuk proses verifikasi identitas. Petugas akan membantu memblokir nomor dan memberikan solusi lanjutan.

3. Lakukan Penggantian Kartu (SIM Swap)

Jika Anda ingin tetap menggunakan nomor yang sama, Anda dapat meminta kartu SIM baru. Kartu lama otomatis dinonaktifkan sepenuhnya.

Baca Juga: Kamu Harus Tau, Penipuan Sekarang Gunakan AI sebagai Medianya!

Penonaktifan Otomatis Melalui Masa Tenggang

Selain metode aktif, nomor juga dapat nonaktif secara otomatis jika tidak dilakukan pengisian pulsa atau pembelian paket dalam jangka waktu tertentu. Setelah melewati masa aktif dan masa tenggang (biasanya 30 hari), kartu akan hangus dan data registrasi terhapus. 

Namun, cara ini tidak disarankan jika kartu hilang atau dicuri, karena selama masa tenggang kartu masih dapat menerima SMS dan panggilan, termasuk kode OTP yang sangat sensitif.

Mengapa Prosedur Ini Sangat Penting?

Nomor ponsel kini menjadi bagian penting dari identitas digital seseorang. Banyak layanan menggunakan OTP berbasis SMS sebagai metode verifikasi. Jika nomor Anda jatuh ke tangan orang lain, mereka dapat:

  • Mengakses akun perbankan.
  • Mengambil alih akun media sosial.
  • Meretas email.
  • Melakukan penipuan dengan mengatasnamakan Anda.

Dengan memahami prosedur penonaktifan nomor, Anda dapat menjaga keamanan data pribadi dan menghindari risiko penyalahgunaan identitas.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Waspada! Penipuan Berbasis AI Meningkat: Deepfake & Nomor Palsu Jadi Ancaman Baru

11 December 2025 at 23:10

Foto: BNC.Id

Teknologi.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa dua sisi mata uang dengan kemajuan yang mempermudah hidup, dan ancaman baru yang semakin sulit dikenali. Di Indonesia, kasus penipuan berbasis AI mulai meningkat dan menunjukkan pola yang semakin canggih. Mulai dari video deepfake penculikan hingga manipulasi nomor telepon palsu melalui teknik phone number poisoning, para pelaku kejahatan digital kini memanfaatkan AI untuk menipu korban dengan cara yang jauh lebih meyakinkan. 

Pemanfaatan teknologi menjadi ancaman serius terhadap keamanan digital masyarakat. Dengan semakin banyaknya layanan publik yang beralih ke platform digital, risiko penyalahgunaan teknologi pun ikut meningkat. Situasi ini menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya membutuhkan infrastruktur yang kuat, tetapi juga kesiapan masyarakat dalam memahami potensi bahaya yang menyertai kemajuan teknologi tersebut. Tanpa literasi digital yang memadai, pengguna internet akan semakin rentan terhadap manipulasi yang memanfaatkan celah psikologis maupun teknis.

Baca Juga: Iklan Pop-Up Pembawa Malware, Ini Cara Kenalinya!

Meningkatnya ketergantungan masyarakat pada layanan digital mulai dari perbankan, transportasi, hingga komunikasi pribadi membuat ruang serangan bagi pelaku kejahatan semakin luas. Penipu tidak lagi mengandalkan metode konvensional seperti pesan singkat atau tautan mencurigakan, melainkan memanfaatkan kemampuan AI untuk menciptakan konten yang tampak autentik dan sulit dibedakan dari informasi asli. Kondisi ini memperlihatkan bahwa batas antara kenyataan dan rekayasa digital semakin kabur, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menerima informasi apa pun yang beredar secara daring.

Deepfake Penculikan, Ketika AI Mengubah Wajah Kejahatan Digital

Foto: Warroom

FBI memperingatkan bahwa penipu kini menggunakan Generative AI (GenAI) untuk membuat video deepfake yang sangat realistis. Modus ini bekerja dengan cara mengumpulkan foto dan video korban dari media sosial, kemudian mengolahnya menjadi video palsu yang menampilkan orang terdekat korban seolah-olah sedang disandera. 

Video deepfake tersebut kemudian dikirimkan kepada korban sebagai “bukti penculikan”, disertai permintaan tebusan. FBI menjelaskan bahwa modus ini sebenarnya bukan hal baru. Dua tahun sebelumnya, The Guardian telah mengungkap kasus serupa. Namun, kemajuan AI membuat kualitas deepfake kini jauh lebih sulit dibedakan dari video asli.

Mengapa Korban Mudah Tertipu?

  • Video deepfake kini memiliki detail wajah dan ekspresi yang sangat halus. 
  • Pelaku memanfaatkan fitur pesan terbatas waktu agar korban tidak sempat menganalisis kejanggalan visual.
  • Tekanan psikologis “waktu terbatas” membuat korban panik dan tidak melakukan verifikasi.

FBI menegaskan bahwa meskipun deepfake semakin canggih, masih ada tanda-tanda yang bisa dikenali, seperti:

  • Piksel yang tidak konsisten.
  • Gerakan bibir yang tidak sinkron.
  • Bayangan wajah yang tidak natural.

Namun, dalam kondisi panik, korban sering kali tidak sempat memperhatikan detail tersebut.

Tips Perlindungan dari FBI

  • Batasi unggahan foto pribadi di media sosial.
  • Jangan membagikan informasi sensitif kepada orang asing.
  • Gunakan kata sandi yang kuat dan unik.
  • Selalu verifikasi langsung kepada keluarga sebelum melakukan pembayaran.

Phone Number Poisoning, Ketika Nomor Palsu Masuk ke Jawaban AI

Foto: BatamPost

Selain deepfake, ancaman baru yang tak kalah berbahaya adalah phone number poisoning. Teknik ini ditemukan oleh Aura Labs, perusahaan keamanan siber milik Aurascape, dan dipublikasikan pada 8 Desember 2025. 

Menurut laporan ZDNET, penipu memanipulasi konten web publik agar sistem berbasis AI seperti Google AI Overview atau peramban Comet milik Perplexity menampilkan nomor telepon palsu sebagai kontak resmi.

Bagaimana Modus Ini Bekerja?

Penipu memanfaatkan teknik optimasi baru di era AI, yaitu: 

  • Generative Engine Optimization (GEO)
  • Answer Engine Optimization (AEO)

Berbeda dengan SEO tradisional, GEO dan AEO bertujuan agar konten palsu muncul sebagai sumber utama yang digunakan oleh sistem AI untuk menjawab pertanyaan pengguna.

Baca Juga: Pencurian Data Melalui Apk File, Jangan Sampai Kamu Kena!

Langkah-langkah Penipuan yang Ditemukan Aura Labs

  1. Mengunggah konten spam ke situs pemerintah atau universitas yang diretas. 
  2. Menyisipkan nomor telepon palsu ke blog WordPress, YouTube, atau Yelp.
  3. Menggunakan komentar bot untuk memperkuat kredibilitas konten.
  4. Menyusun informasi palsu agar mudah diambil oleh model AI.

Ketika pengguna bertanya, misalnya, “Nomor layanan pelanggan maskapai X?”, AI dapat menampilkan nomor palsu yang mengarahkan korban ke pusat panggilan penipu.

Mengapa Ini Berbahaya?

  • Korban percaya karena nomor tersebut muncul dari jawaban AI yang dianggap “tepercaya”. 
  • Penipu dapat mencuri data pribadi, informasi kartu kredit, atau bahkan menguras rekening.
  • Modus ini sulit dideteksi karena memanfaatkan celah dalam sistem pengindeksan AI.

Peneliti Aura Labs memperingatkan bahwa teknik ini dapat menjadi salah satu bentuk phishing paling berbahaya di era AI karena memanfaatkan kepercayaan publik terhadap sistem otomatis.

Mengapa Penipuan Berbasis AI Semakin Berbahaya?

Ada tiga alasan utama mengapa penipuan berbasis AI semakin sulit ditangkal: 

1. AI semakin mudah diakses

Model AI generatif kini tersedia secara luas, bahkan gratis. Pelaku kejahatan tidak membutuhkan keahlian teknis tinggi untuk membuat deepfake atau memanipulasi konten. 

2. Kecepatan penyebaran informasi

Konten palsu dapat menyebar dalam hitungan detik melalui media sosial, aplikasi pesan, atau platform berbasis AI. 

3. Kepercayaan publik terhadap AI

Banyak pengguna menganggap jawaban AI sebagai informasi yang akurat, sehingga tidak melakukan verifikasi tambahan. 

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Berikut langkah-langkah yang direkomendasikan oleh FBI dan pakar keamanan siber:

  1. Selalu verifikasi informasi Hubungi langsung pihak terkait sebelum mengambil keputusan.
  2. Jangan percaya sepenuhnya pada jawaban AI Gunakan situs resmi untuk mencari nomor layanan pelanggan.
  3. Batasi jejak digital Kurangi unggahan foto pribadi dan informasi sensitif.
  4. Gunakan kata sandi yang kuat Hindari penggunaan kata sandi yang sama di banyak platform.
  5. Waspadai tekanan waktu Penipu sering memaksa korban bertindak cepat agar tidak sempat berpikir.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)





Internet Murah 100 Mbps Bukan Lagi Wacana? Komdigi Targetkan ‘Internet Rakyat’ 2026!

11 December 2025 at 21:40
Kebijakan pelelangan pita frekuensi 1,4 GHz oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menandai fase baru dalam pembangunan infrastruktur digital Indonesia. Langkah ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan kualitas layanan internet, tetapi juga pada pemerataan akses yang selama ini menjadi tantangan utama di berbagai wilayah. Pemerintah memandang bahwa percepatan transformasi digital tidak dapat dicapai tanpa fondasi konektivitas yang kuat, stabil, dan terjangkau. Oleh karena itu, frekuensi 1,4 GHz dipilih sebagai salah satu instrumen strategis untuk memperluas jangkauan layanan internet cepat, terutama di daerah yang belum tersentuh jaringan serat optik. 

Pemerintah menargetkan agar lelang frekuensi ini dapat mendorong tersedianya layanan internet murah dengan kapasitas hingga 100 Mbps, sehingga masyarakat dapat menikmati koneksi yang lebih memadai untuk kebutuhan pendidikan, pekerjaan, hingga layanan publik berbasis digital. Dengan kapasitas tersebut, frekuensi 1,4 GHz dinilai mampu menjembatani kesenjangan digital yang selama ini terjadi antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil.

Baca Juga: Komdigi Siapkan Posko Pemulihan Trauma Untuk Anak di Sumatra

Pembangunan nasional melalui akses internet bukan lagi sekadar fasilitas pendukung, melainkan kebutuhan dasar yang menentukan kualitas partisipasi masyarakat dalam ekonomi digital. Pemerintah menyadari bahwa tanpa intervensi yang tepat, kesenjangan akses dapat memperlebar ketimpangan sosial dan ekonomi. Karena itu, program Internet Rakyat dirancang agar tarif layanan dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat, sehingga kelompok berpenghasilan rendah tetap dapat menikmati layanan internet yang layak.

Ambisi Besar Komdigi CIptakan Internet Murah untuk Semua

Dalam acara Deklarasi Arah Indonesia Digital: Terhubung, Tumbuh, Terjaga, Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menegaskan bahwa lelang frekuensi 1,4 GHz merupakan tonggak penting untuk menghadirkan internet murah bagi masyarakat. Ia menyebutkan bahwa layanan ini diharapkan dapat dirasakan mulai 2026. 

Pernyataan tersebut sejalan dengan arah kebijakan digital nasional yang tertuang dalam RPJMN 2025–2029, yang menempatkan keterjangkauan internet sebagai salah satu prioritas utama. Pemerintah menilai bahwa inklusivitas digital tidak hanya berbicara tentang ketersediaan jaringan, tetapi juga kemampuan masyarakat untuk mengaksesnya.

Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Siapa Pemenangnya dan Mengapa Ini Penting?

Lelang frekuensi 1,4 GHz dimenangkan oleh dua perusahaan: 

  • Surge – Regional I (Jawa, Papua, Maluku)
  • MyRepublic – Regional II dan III

Informasi mengenai pemenang lelang ini juga diperkuat oleh laporan Suara.com, yang menyebutkan bahwa frekuensi 1,4 GHz dilelang untuk mendukung layanan internet murah berbasis Broadband Wireless Access (BWA).

Frekuensi 1,4 GHz dipilih karena memiliki karakteristik yang ideal untuk layanan internet tetap nirkabel (Fixed Wireless Access/FWA). Menurut DetikInet, pita 1,4 GHz menyediakan lebar pita 80 MHz yang dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan internet cepat hingga 100 Mbps.

Dengan teknologi FWA, penyedia layanan dapat menghadirkan internet cepat tanpa harus membangun jaringan fiber optik yang mahal dan memakan waktu.

Benarkah Masyarakat Bisa Mendapatkan Internet 100 Mbps Hanya dengan Rp100.000?

Surge bekerja sama dengan Orex Sai untuk menghadirkan layanan Internet Rakyat dengan kecepatan 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan. Layanan ini memanfaatkan teknologi 5G FWA berbasis frekuensi 1,4 GHz. 

Layanan Internet Rakyat Surge menawarkan paket 100 Mbps unlimited dengan harga Rp100.000 per bulan, memanfaatkan teknologi FWA di spektrum 1,4 GHz.

Model layanan ini dirancang untuk:

  • Menghadirkan internet cepat tanpa pemasangan kabel.
  • Menekan biaya operasional penyedia layanan.
  • Memperluas jangkauan internet ke wilayah yang belum tersentuh fiber

Jika implementasinya berjalan sesuai rencana, Internet Rakyat berpotensi menjadi salah satu program internet murah paling masif dalam sejarah Indonesia.

Baca Juga: Aturan Baru Komdigi, Pemilih Nomor HP Baru Wajib Setor Rekam Wajah

Cara Mengecek Ketersediaan Layanan Internet Rakyat

Masyarakat dapat mengecek ketersediaan layanan melalui situs resmi internetrakyat.id. Berikut langkah-langkahnya:

Cara Mengecek Area Layanan

  1. Buka situs internetrakyat.id
  2. Gulir ke bagian bawah halaman hingga menemukan peta Indonesia.
  3. Area berwarna merah menandakan wilayah yang sudah terjangkau layanan Internet Rakyat.

Cara Melakukan Pra-Registrasi Internet Rakyat

Untuk mendaftar layanan, pengguna dapat melakukan pra-registrasi secara online: 

  1. Buka internetrakyat.id
  2. Pilih menu “Pra-Registrasi Sekarang”.
  3. Isi data diri: nama, email, nomor WhatsApp.
  4. Tekan “Kirim OTP” dan masukkan kode verifikasi.
  5. Isi data lokasi lengkap.
  6. Tambahkan titik koordinat melalui peta.
  7. Setujui syarat layanan dan selesaikan registrasi.

Proses ini dirancang agar penyedia layanan dapat memetakan permintaan dan mempercepat pembangunan jaringan di wilayah prioritas. Program ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pemerataan akses, inklusivitas digital, dan masa depan Indonesia sebagai negara yang benar-benar terhubung.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Fitur Baru TikTok: Shared Collections & Shared Feeds untuk Kolaborasi Konten

11 December 2025 at 19:33
TikTok kembali menunjukkan ambisinya sebagai platform video pendek yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai ruang interaksi sosial yang semakin matang. Melalui peluncuran dua fitur baru, yakni Shared Collections dan Shared Feeds, TikTok menegaskan posisinya sebagai platform yang terus beradaptasi dengan kebutuhan pengguna yang kian beragam. Kehadiran fitur-fitur ini mencerminkan upaya ByteDance untuk memperluas cakupan fungsi TikTok dari sekadar aplikasi konsumsi konten menjadi medium kolaboratif yang memungkinkan pengguna membangun pengalaman digital yang lebih personal dan terorganisasi. 

Peluncuran Shared Collections secara global untuk pengguna berusia di atas 16 tahun memperlihatkan bahwa TikTok memahami pentingnya menyediakan ruang kurasi konten yang dapat dikelola bersama. Sementara itu, rencana peluncuran Shared Feeds dalam beberapa bulan mendatang menunjukkan bahwa perusahaan tengah mempersiapkan fondasi bagi pengalaman menonton yang lebih sinkron dan berbasis minat gabungan. Menurut laporan TechCrunch, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang TikTok untuk memperkuat keterlibatan pengguna melalui fitur-fitur yang tidak hanya memfasilitasi konsumsi, tetapi juga kolaborasi dalam menemukan dan mengelola konten.

Pengembangan kedua fitur tersebut memperlihatkan bagaimana TikTok membaca dinamika perilaku digital masyarakat global. Pengguna kini tidak hanya mencari hiburan, tetapi juga ruang untuk menyimpan, mengatur, dan mendiskusikan konten secara bersama. Dengan menghadirkan mekanisme berbagi yang lebih terarah, TikTok berupaya menjawab kebutuhan tersebut sekaligus memperluas dimensi interaksi sosial di dalam platform.

Baca Juga: Kamu Bisa Lihat Konten Lokal dengan Nearby Feed di TikTok, Simak Sekarang!

Shared Collections Sebagai Ruang Kolaboratif untuk Mengatur Konten Bersama

Shared Collections merupakan pengembangan dari fitur Collections yang sebelumnya hanya memungkinkan pengguna menyimpan video ke dalam folder pribadi. Kini, TikTok memperluas konsep tersebut menjadi ruang kolaboratif yang dapat diakses oleh dua pengguna yang saling mengikuti. 

Menurut laporan TechCrunch, Shared Collections memungkinkan pengguna mengumpulkan dan mengatur konten dalam satu tempat bersama teman atau keluarga mulai dari inspirasi dekorasi rumah, ide tukar kue, hingga referensi Secret Santa.

Fitur ini dirancang untuk: 

  • Mempermudah penyimpanan konten tematik.
  • Memperkuat kolaborasi antar pengguna.
  • Menghadirkan ruang berbagi yang lebih privat dan terstruktur.

TikTok menjelaskan bahwa Shared Collections dapat bersifat pribadi atau publik, tergantung preferensi pengguna. Dengan demikian, fitur ini tidak hanya relevan untuk penggunaan personal, tetapi juga berpotensi dimanfaatkan komunitas kecil atau kelompok minat tertentu.

Untuk membuat Shared Collection, pengguna harus:

  1. Saling mengikuti dengan pengguna lain.
  2. Menyimpan video ke dalam koleksi.
  3. Mengundang pengguna lain untuk berkolaborasi.
  4. Mengatur apakah koleksi bersifat publik atau privat.

Shared Feeds Cara Menonton Bersama Tanpa Harus Berada di Tempat yang Sama

Jika Shared Collections berfokus pada pengorganisasian konten, maka Shared Feeds menawarkan pengalaman menonton yang lebih personal dan interaktif. Fitur ini memungkinkan dua pengguna menikmati feed TikTok yang dikurasi berdasarkan minat gabungan mereka. 

Shared Feeds akan menampilkan 15 video pilihan setiap hari yang dipilih berdasarkan aktivitas kedua pengguna mulai dari video yang ditonton, disukai, hingga dikomentari.

Fitur ini dapat dibuat melalui pesan langsung (DM) satu lawan satu, dan setelah undangan diterima, kedua pengguna dapat: 

  • Menonton konten yang sama.
  • Berdiskusi melalui DM.
  • Menemukan minat baru secara bersama.

Konsep ini mirip dengan fitur Blend di Instagram Reels, yang juga menawarkan feed personalisasi untuk dua pengguna. Namun, TikTok menambahkan elemen kurasi harian yang membuat pengalaman menonton terasa lebih eksklusif dan terarah.

Untuk Shared Feeds, langkahnya adalah:

  1. Membuka DM dengan pengguna lain.
  2. Mengirim undangan membuat Shared Feed.
  3. Menunggu persetujuan.
  4. Menikmati 15 video kurasi harian berdasarkan minat gabungan.

Baca Juga: Ini Cara Pemerintah Australia Hapus Jutaan Akun MedSos Anak 

Apakah TikTok Sedang Membaca Pola Interaksi Kita?

TikTok memahami bahwa perilaku pengguna kini semakin bergeser dari konsumsi individual menuju pengalaman berbagi yang lebih kolaboratif. Banyak pengguna yang ingin: 

  • Menyimpan referensi bersama pasangan atau teman.
  • Menonton konten yang relevan dengan minat bersama.
  • Mengatur inspirasi proyek atau kegiatan tertentu.

TikTok berusaha untuk memperkuat aspek sosial dan kolaboratif di platformnya, bukan sekadar tempat menonton video secara individual. Dengan Shared Collections dan Shared Feeds, TikTok mencoba menjawab kebutuhan tersebut secara langsung.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Instagram Rilis Fitur Repost Stories Tanpa Follow & Tanpa Di-Tag!

11 December 2025 at 18:25

Foto: Glint

Teknologi.id - Instagram kembali memperluas ekosistem berbagi kontennya melalui peluncuran fitur terbaru yang memungkinkan pengguna melakukan repost Instagram Stories dari akun publik secara langsung ke Stories pribadi. Inovasi ini bukan sekadar pembaruan teknis, melainkan langkah strategis yang menandai perubahan signifikan dalam cara pengguna berinteraksi dan mendistribusikan konten di platform tersebut. Selama ini, kemampuan membagikan ulang Stories sangat terbatas karena hanya dapat dilakukan apabila kreator asli menyertakan mention kepada pengguna.

Dengan hadirnya fitur baru ini, Instagram membuka ruang interaksi yang lebih luas, dinamis, dan kolaboratif antar personal. Fitur ini telah terpantau hadir untuk pengguna di Indonesia pada Selasa, 9 Desember 2025, baik di perangkat Android maupun iOS. Fitur ini mencerminkan respons Instagram terhadap perubahan perilaku digital masyarakat moderen. Dalam beberapa tahun terakhir, pola konsumsi konten menunjukkan pergeseran dari aktivitas menciptakan konten orisinal menuju aktivitas mengkurasi dan membagikan ulang konten yang dianggap relevan, informatif, atau menghibur.

Dengan memberikan akses repost Stories secara langsung, Instagram berupaya memfasilitasi tren tersebut tanpa mengabaikan aspek etika digital, terutama terkait penghargaan terhadap kreator asli. Melalui mekanisme kredit otomatis, platform ini memastikan bahwa setiap konten yang dibagikan ulang tetap menampilkan identitas pembuatnya, sehingga meminimalkan risiko plagiarisme dan penyalahgunaan konten.

Baca Juga: Watch Story, Fitur Baru Seperti Apa Ini?

Fitur Baru “Add to Story” Mengubah cara Kita Berinteraksi di Instagram

Foto: socialmediatoday

Saat membuka Stories dari akun publik, pengguna kini akan melihat notifikasi bertuliskan “Now you can share public stories to your stories”. Notifikasi ini menandai bahwa konten tersebut dapat dibagikan ulang tanpa perlu menunggu kreator menandai akun Anda. 

Fitur ini sejalan dengan pembaruan global Instagram yang diumumkan Meta, di mana pengguna kini dapat menekan tombol Add to Story” untuk langsung memindahkan konten ke halaman pembuatan Stories. Di sana, pengguna bebas menambahkan teks, stiker, GIF, hingga elemen kreatif lainnya sebelum membagikannya kembali.

Repost Stories Tanpa Harus Follow, Mengapa Ini Penting?

Sebelumnya, fitur repost Stories memang sudah ada, tetapi terbatas pada konten yang menandai Anda. Kini, pengguna dapat membagikan ulang Stories dari akun publik tanpa harus mengikuti akun tersebut.

Menurut laporan Mashable India, fitur ini merupakan salah satu yang paling banyak diminta pengguna karena selama ini mereka harus mengandalkan screenshot atau screen recording yang kualitasnya buruk dan tidak memberikan kredit kepada kreator asli.

Dengan pembaruan ini, Instagram ingin memastikan bahwa:

  • Kreator tetap mendapatkan kredit otomatis.
  • Pengguna dapat berbagi konten dengan lebih mudah.
  • Ekosistem konten menjadi lebih sehat dan transparan.

Mengapa Instagram Melakukan Ini? Jawabannya Ada pada Perilaku Pengguna

Fitur repost Stories menjadi respons terhadap perubahan perilaku pengguna media sosial. Menurut Social Media Today, Instagram ingin memperluas kemampuan pengguna dalam memperkuat konten kreator dengan memberikan cara baru untuk mengamplifikasi Stories publik Temuan ini sejalan dengan data dari platform X (dulu Twitter), yang menunjukkan bahwa:

  • Hanya 20% kreator yang benar-benar mengunggah konten orisinal.
  • Mayoritas pengguna lebih sering melakukan repost terhadap konten yang mereka anggap menarik
  • Interaksi pengguna semakin bergeser ke Direct Message (DM), bukan linimasa publik.

Baca Juga: Cara Buat Your Algorithm di Instagram Story

Misi Baru Instagram Mengurangi Agregator dan Pencurian Konten

Salah satu tujuan utama fitur ini adalah mengurangi praktik agregator konten akun-akun yang mengumpulkan konten orang lain tanpa izin atau kredit. 

Dengan adanya kredit otomatis pada setiap repost Stories, Instagram ingin memastikan:

  • Kreator mendapatkan pengakuan yang layak.
  • Pengguna tidak lagi perlu mengunggah ulang konten secara manual.
  • Risiko pencurian konten atau duplikasi akun dapat ditekan

Bagaimana Cara Menggunakan Fitur Repost Stories?

Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka Instagram Stories dari akun publik.
  2. Perhatikan notifikasi “Now you can share public stories to your stories”.
  3. Tekan ikon segitiga (ikon share) di pojok kanan bawah.
  4. Pilih “Add to Story”.
  5. Tambahkan elemen kreatif sesuai kebutuhan.
  6. Bagikan ke Stories Anda.

Fitur ini tersedia di aplikasi Instagram versi terbaru. Jika belum muncul, pengguna disarankan memperbarui aplikasi melalui Google Play Store atau Apple App Store.

Dampak Fitur Ini bagi Kreator dan Pengguna Biasa

Untuk Kreator 

  • Jangkauan konten meningkat.
  • Kredit otomatis mengurangi risiko plagiarisme.
  • Peluang kolaborasi lebih besar.

Untuk Pengguna

  • Lebih mudah berbagi konten menarik.
  • Tidak perlu menunggu di-tag.
  • Tidak perlu screenshot atau aplikasi pihak ketiga.

Untuk Ekosistem Instagram

  • Konten lebih terkurasi.
  • Interaksi lebih dinamis.
  • Kredibilitas kreator lebih terlindungi.

Instagram tampaknya sedang bergerak menuju platform yang lebih kolaboratif, bukan hanya tempat mengunggah konten pribadi. Dengan semakin banyaknya pengguna yang lebih suka berbagi konten daripada membuatnya, fitur ini bisa menjadi salah satu pilar penting dalam strategi Instagram untuk mempertahankan relevansi di tengah persaingan ketat dengan TikTok dan X.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)

MIT Ungkap Rahasia Otak: Melamun Bukan Bosan, Tapi 'Tidur Darurat' Otak!

9 December 2025 at 22:26

Foto: Zetizen

Teknologi.id - Hampir semua orang pernah mengalami melamun, terutama ketika tubuh kekurangan tidur. Namun, penelitian terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa melamun sesaat bukan sekadar kebiasaan, melainkan upaya otak untuk mengejar ketertinggalan proses biologis yang biasanya terjadi saat tidur nyenyak.

Dalam studi yang dipublikasikan oleh MIT, para peneliti menemukan bahwa kegagalan perhatian atau periode tidak fokus ternyata berkaitan dengan aliran cairan serebrospinal (CSF) yang keluar dari otak, sebelum kembali masuk beberapa detik kemudian. Pola ini menyerupai gelombang CSF yang biasanya terjadi saat tidur dalam, yang berfungsi membersihkan otak dari limbah metabolik

Pembersihan yang Tertunda

Aliran CSF saat tidur nyenyak diyakini berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Proses ini membantu membersihkan zat sisa yang menumpuk sepanjang hari. Ketika seseorang kurang tidur, otak tampaknya mencoba “mengejar ketinggalan” dengan memicu gelombang cairan tersebut bahkan saat individu sedang terjaga. Menurut laporan Neuroscience News, fenomena ini terjadi tepat ketika perhatian seseorang gagal. Otak seolah memasuki kondisi mirip tidur mikro, di mana cairan otak melakukan “housekeeping” untuk sementara waktu. 

Baca Juga: Dampak Negatif Cahaya Handphone Sebelum Tidur

Tidur Nyenyak vs Begadang

Penelitian MIT melibatkan peserta yang diuji dalam dua kondisi berbeda, setelah tidur nyenyak semalaman dan setelah begadang di laboratorium. Hasilnya jelas, kinerja kognitif menurun drastis pada mereka yang tidak tidur. Selain itu, melamun lebih sering terjadi setelah begadang, seolah otak berusaha memulihkan fungsi kognitif dengan cara instan. 

Zinong Yang, ahli saraf MIT yang memimpin penelitian, menjelaskan bahwa otak yang sangat membutuhkan tidur akan berusaha memasuki kondisi mirip tidur untuk memulihkan sebagian fungsi kognitif

“Otak berusaha semaksimal mungkin untuk masuk ke kondisi seperti tidur guna memulihkan beberapa fungsi,” ujarnya.

Di satu sisi, otak berusaha menjaga perhatian dan kesadaran. Di sisi lain, kekurangan tidur justru membuat otak lebih sering melamun, sehingga rentan terhadap gangguan kognitif. 

Laura Lewis, ahli saraf MIT, menekankan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan adanya sirkuit terpadu yang mengatur fungsi otak tingkat tinggi seperti perhatian, pemahaman, dan respons terhadap dunia, sekaligus proses fisiologis mendasar seperti dinamika cairan otak dan aliran darah 

Risiko Kesehatan Akibat Kurang Tidur

Kurangnya waktu istirahat tidak hanya menurunkan fokus, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit. Gangguan tidur kronis dapat mempengaruhi bagian otak tertentu, memperburuk fungsi kognitif, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif. 

Penelitian ini memperkuat bukti bahwa tidur bukan sekadar kebutuhan biologis, melainkan cara menjaga kesehatan otak. Melamun sesaat mungkin membantu otak melakukan “perbaikan darurat”, tetapi tidak bisa menggantikan tidur nyenyak yang konsisten.

Apa Artinya bagi Kehidupan Sehari-hari?

Penemuan MIT tentang hubungan antara melamun, kurang tidur, dan aliran cairan serebrospinal tidak hanya relevan bagi dunia akademik, tetapi juga memiliki dampak nyata pada kehidupan sehari-hari. 

Bagi pelajar, pekerja kantoran, maupun profesional yang sering begadang, hal ini menjelaskan mengapa fokus mudah hilang setelah malam tanpa tidur. Melamun bukan sekadar tanda bosan, melainkan sinyal biologis bahwa otak sedang berusaha melakukan “perbaikan darurat.”

Kondisi kurang tidur ini bisa mempengaruhi produktivitas, pengambilan keputusan, bahkan persepsi terhadap dunia sekitar. Dengan kata lain, kurang tidur bukan hanya soal rasa kantuk, tetapi juga menyangkut kualitas interaksi sosial, kemampuan berpikir kritis, dan kesehatan mental jangka panjang.

Kesadaran akan hal ini mendorong kita untuk menempatkan tidur sebagai prioritas. Jika melamun adalah tanda otak sedang berjuang, maka tidur nyenyak adalah solusi utama agar otak tidak perlu terus “menambal” kekurangan dengan cara yang tidak efisien.

Baca Juga: Jangan Buka HP Ketika Bangun Tidur Kalau Ngga Mau Kena Ini!

Mengapa Penelitian Ini Penting?

Penelitian MIT membuka perspektif baru tentang hubungan antara tidur, melamun, dan kesehatan otak. Fakta bahwa otak mencoba memicu gelombang cairan pembersih saat melamun menunjukkan betapa pentingnya tidur dalam menjaga fungsi kognitif. 

Temuan ini menjelaskan bahwa melamun bukan sekadar tanda bosan atau lelah, melainkan mekanisme biologis. Otak berusaha menyeimbangkan kebutuhan fisiologis dengan tuntutan kesadaran, meski dengan konsekuensi berupa penurunan performa mental.

Tidur Nyenyak Tidak Bisa Digantikan

Melamun sesaat mungkin memberi gambaran bagaimana otak berusaha mengejar ketertinggalan tidur. Namun, penelitian MIT menegaskan bahwa tidur nyenyak tetap tak tergantikan. Tanpa tidur yang cukup, otak akan terus berjuang dengan cara yang tidak efisien, meningkatkan risiko gangguan kognitif dan kesehatan jangka panjang.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Cara Aman Akses Telegram Lewat Browser Tanpa Instal Aplikasi

9 December 2025 at 21:53
Telegram telah menjelma sebagai salah satu aplikasi pesan instan paling populer di dunia, bersaing ketat dengan WhatsApp dan sejumlah platform lain. Dengan basis pengguna yang mencapai ratusan juta orang di berbagai negara, Telegram dikenal karena komitmennya terhadap privasi, kecepatan, serta fitur eksklusif yang jarang ditemukan pada aplikasi sejenis.

Fokus Telegram pada keamanan dan privasi membuatnya menjadi pilihan utama bagi banyak pengguna yang menginginkan kontrol lebih atas data pribadi mereka. Fitur seperti end-to-end encryption pada Secret Chat, kemampuan menghapus pesan tanpa jejak, serta opsi untuk mengatur pesan yang dapat hilang otomatis, menjadikan Telegram unggul dalam hal perlindungan komunikasi digital.

Telegram Web semakin memperluas fleksibilitas pengguna. Dengan fitur ini, pengguna dapat mengakses chat langsung dari browser komputer tanpa harus menginstal aplikasi tambahan. Hal ini sangat relevan bagi mereka yang menggunakan perangkat kantor, sekolah, atau komputer publik, di mana instalasi aplikasi sering kali dibatasi.

Baca Juga: Telegram Jadi Sarang Film Bajakan

Telegram Web adalah jawaban atas kebutuhan komunikasi lintas perangkat. Pengguna bisa berpindah dari ponsel ke komputer dengan mulus, tetap terhubung tanpa kehilangan riwayat percakapan. Kehadiran Telegram Web juga memperkuat posisi Telegram sebagai aplikasi yang adaptif terhadap gaya hidup digital modern, di mana mobilitas dan akses cepat menjadi prioritas utama.

Dengan kombinasi antara privasi yang kuat, kecepatan pengiriman pesan, dan fleksibilitas multi-platform, Telegram tidak hanya bersaing dengan WhatsApp, tetapi juga menegaskan dirinya sebagai salah satu inovasi komunikasi instan. Telegram Web menjadi bukti nyata bahwa aplikasi ini terus berkembang, menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna yang semakin kompleks di era digital.

Akun Telegram Harus Aktif

Foto: Dicloak

Sebelum menggunakan Telegram Web, pengguna wajib memiliki akun Telegram yang sudah terdaftar melalui aplikasi Android atau iOS. Pendaftaran baru tidak bisa dilakukan langsung melalui browser. Hal ini memastikan bahwa keamanan akun tetap terjaga dan proses verifikasi dilakukan melalui perangkat utama 

Cara Login Telegram Web Melalui Dua Metode Mudah

Telegram Web menawarkan dua cara login yang praktis: 

1. Login dengan QR Code 

  • Buka Telegram Web melalui browser.
  • Pilih opsi “Log In by QR Code”.
  • Buka aplikasi Telegram di ponsel kemudian ke menu Settings, lalu Devices.
  • Pindai QR Code yang muncul di layar PC

2. Login dengan Nomor Telepon

  • Masukkan nomor telepon yang terdaftar.
  • Telegram akan mengirimkan kode verifikasi melalui SMS atau aplikasi.
  • Masukkan kode tersebut, dan jika verifikasi dua langkah aktif, tambahkan kata sandi.

Kedua metode ini dirancang agar pengguna bisa memilih sesuai kondisi, baik dengan ponsel aktif maupun hanya bermodal nomor telepon.

Telegram Web Solusi Praktis

Telegram telah menjadi sebagai salah satu aplikasi pesan instan paling populer di dunia, bersaing ketat dengan WhatsApp. Dengan lebih dari ratusan juta pengguna aktif, Telegram dikenal karena fokus pada privasi, kecepatan, dan fitur eksklusif. Kini, hadirnya Telegram Web semakin memperluas fleksibilitas pengguna untuk mengakses chat tanpa harus menginstal aplikasi tambahan di komputer. 

Fitur Telegram Web Hampir Serupa dengan Aplikasi

Meski lebih ringan dibanding aplikasi desktop, Telegram Web tetap menghadirkan fitur penting: 

  • Mengirim, mengedit, dan menghapus pesan.
  • Menjadwalkan pesan untuk dikirim di waktu tertentu.
  • Membuat grup baru dan menjelajahi channel.
  • Menggunakan stiker dan emoji.
  • Melakukan panggilan suara langsung dari browser.
  • Mengatur notifikasi agar tidak ketinggalan pesan.

Selain itu, pengguna dapat mengaktifkan Night Mode untuk tampilan gelap yang lebih nyaman di mata.

Baca Juga: Fitur Komentar di Video pada Telegram, Kamu Harus Tau!

Keamanan dan Privasi Hal yang Tidak Boleh Diabaikan

Telegram Web memang praktis, tetapi ada hal penting yang harus diperhatikan: 

  • Data chat tidak disimpan secara lokal. Begitu tab browser ditutup, riwayat akan hilang.
  • Selalu logout setelah selesai menggunakan Telegram Web di PC publik.
  • Gunakan verifikasi dua langkah untuk menambah lapisan keamanan.

Menurut pakar keamanan digital, Telegram Web aman digunakan selama pengguna disiplin menjaga privasi, terutama saat mengakses dari perangkat publik

Mengapa Telegram Web Penting?

Telegram Web hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pengguna yang sering berpindah perangkat. Misalnya:

  • Mahasiswa yang ingin mengakses chat dari komputer kampus.
  • Karyawan yang tidak bisa menginstal aplikasi di PC kantor.
  • Pengguna dengan memori terbatas di perangkat mobile.

Dengan akses berbasis browser, Telegram Web menjadi penyelamat fleksibilitas komunikasi tanpa mengorbankan keamanan.

Apakah Telegram Web Bisa Menggantikan Aplikasi Desktop?

Pertanyaan menarik muncul "Apakah Telegram Web cukup untuk menggantikan aplikasi desktop?"Jawabannya, tidak sepenuhnya. Telegram Web memang praktis, tetapi beberapa fitur lanjutan seperti manajemen file besar atau integrasi bot lebih optimal di aplikasi desktop.

Akan tetapi, bagi pengguna yang hanya membutuhkan akses cepat ke chat, Telegram Web sudah lebih dari cukup. Bahkan, dengan fitur-fitur seperti panggilan suara dan mode gelap, pengalaman pengguna terasa semakin lengkap.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Ngeri! VPN Gratis Malah Jadi Pintu Masuk Malware untuk Gen Z

9 December 2025 at 19:08
 Generasi Z lahir dan tumbuh di tengah derasnya arus digitalisasi, di mana kebocoran data, pelacakan algoritmik, dan penetrasi media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka memiliki tingkat kesadaran privasi digital yang jauh lebih tinggi. Hal ini tercermin dari kebiasaan mereka menggunakan Virtual Private Network (VPN), peramban anonim, serta perangkat enkripsi untuk melindungi identitas dan data pribadi.

Menurut laporan Kaspersky, tingkat penggunaan teknologi privasi di kalangan Gen Z tercatat dua kali lebih tinggi dibandingkan kelompok usia yang lebih tua. Fakta ini menunjukkan bahwa generasi muda tidak hanya melek teknologi, tetapi juga lebih waspada terhadap ancaman digital yang mengintai di balik layar. 

Ironisnya, perilaku yang dimaksudkan untuk memperkuat perlindungan justru membuka celah baru bagi kejahatan siber. Banyak anak muda yang memilih VPN gratis atau hasil crack demi kenyamanan dan penghematan biaya. Padahal, aplikasi semacam itu sering kali menjadi cara bagi penyerang untuk menyebarkan malware, mencuri data, atau bahkan mengambil alih kendali perangkat korban. 

Baca Juga: Waspada Pencurian Data Melalui VPN Palsu

Serangan VPN Palsu

Kaspersky memperkirakan dari Oktober 2024 hingga September 2025 terdapat lebih dari 15 juta percobaan serangan yang menyamar sebagai aplikasi VPN. Alih-alih memberikan keamanan, aplikasi palsu ini justru menjadi penetrasi yang menyebabkan malware masuk. Terdapat tiga macam malware yang mendominasi seperti:

  • AdWare (284.261 kasus) - menyebabkan iklan agresif, pengalihan tak dinginkan dan pelacakan intensif.
  • Trojan ( 234.283 kasus) - mampu mencuri data pribadi yang memberikan pengaruh jarak jauh penuh kepada peretas.
  • Downloader (197.707 kasus) - menjadi pintu masuk untuk memasang muatan berbahaya tambahan.

Mengapa Generasi Z Menjadi Target Utama?

Pakar keamanan Kaspersky, Evgeny Kuskov, menjelaskan bahwa Gen Z sadar privasi tetapi bersikap pragmatis. Mereka sering memilih yang gratis atau cepat demi kenyamanan dan penghematan biaya. Celah inilah yang dimanfaatkan penyerang untuk membuat aplikasi tiruan yang meniru nama serta desain merek ternama.

Generasi Z mungkin sadar akan privasi tetapi mereka juga pragmatis dan sering kali didorong oleh kenyamanan. Perilaku ini menciptakan celah yang aktif di eksploitasi oleh penjahat siber”, ucap Kuskov.

Modus Phishing Bukan Hanya Sekedar VPN Palsu

Selain aplikasi palsu, penyerang juga menggunakan halaman phising yang meniru portal masuk VPN populer. Situs ini dirancang untuk mencuri kredensial pengguna. Jika kata sandi yang sama digunakan di berbagai platform, Resiko kehilangan akses ke bank akan media lainnya sekaligus makin besar. 

Paradoks Keamanan Semakin Sadar Semakin Rentan

Fenomena ini menciptakan paradoks, dengan semakin Gen Z sadar akan privasi, semakin besar pula resiko yang mereka hadapi. Fitur gratis atau bajakan tampak protektif di permukaan tetapi sebenarnya menempatkan pengguna pada bahaya yang lebih besar. 

Langkah perlindungan yang disarankan, Kaspersky merekomendasi beberapa langkah penting untuk mengurangi resiko:

  • Unduh dari sumber resmi - pastikan aplikasi VPN yang diunduh dari toko resmi atau pengembang terpercaya.
  • Hindari aplikasi crack - siapkan hasil modifikasi adalah sumber utama malware.
  • Periksa izin dan ulasan - jangan abaikan izin aplikasi mencurigakan dan baca ulang ulasan independen.
  • Gunakan solusi keamanan Alternatif - seperti Kaspersky premium menawarkan perlindungan real-time terhadap malware dan phishing.

Baca Juga: SmartTube Disidak Google Karena Potensi Bawa Malware

Ruang Privasi Gen Z

Apakah kesadaran privasi Gen Z benar-benar melindungi mereka atau justru menjadi jebakan baru? Fakta 15 Juta serangan VPN palsu berhasil terdeteksi dalam satu tahun menunjukkan bahwa ancaman digital semakin canggih dan masif. 

Generasi ini harus belajar bahwa privasi digital bukan hanya soal alat yang digunakan, tetapi juga soal kepercayaan. VPN, peramban anonim atau enkripsi tidak akan berarti jika perangkat lunak yang dipakai berasal dari sumber tidak sah.

Di satu sisi mereka sadar akan privasi digital, di sisi lain mereka paling rentan terhadap serangan siber yang menyamar sebagai solusi privasi. VPN palsu, phising kit dan aplikasi crack adalah ancaman nyata yang menunggu di balik kenyamanan digital.

Dengan memahami resiko dan penerapan langkah perlindungan yang tepat, Gen Z dapat mengubah rasa dan privasi mereka menjadi benteng keamanan yang sesungguhnya, akan tetapi jika lengah, Dan itu justru menjadi pintu masuk bagi penjahat siber.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News


(dim/sa)

SmartTube di Android TV Disusupi Malware! Google Langsung Tindak

9 December 2025 at 18:46
SmartTube dikenal sebagai salah satu aplikasi pihak ketiga paling populer untuk Android TV, Fire TV Stick dan perangkat serupa.

Popularitasnya didorong oleh faktor pemblokiran iklan, performa ringan, serta akses gratis ke konten YouTube. Hal ini menjadikannya pilihan utama bagi jutaan pengguna yang menginginkan akses gratis dan lancar konten YouTube tanpa harus berlangganan premium.

Pada akhir November 2025, Google Play Protect menyampaikan melalui modul keamanan bawaan Android bahwa sistem akan melakukan pemblokiran terhadap SmartTube di berbagai perangkat. Sistem tersebut  mengeluarkan peringatan bahwa aplikasi ini berisiko membahayakan pengguna. Hal ini kemudian menimbulkan kehebohan di ruang publik, khususnya dalam diskusi mengenai teknologi, media, dan keamanan aplikasi pihak ketiga.

Baca Juga: YouTube Music Recap 2025, Ayo Lihat Recap Musik Mu!

Kunci Digital Diretas, Celah yang Fatal

Menurut pengembang utama SmartTube, Yuriy Yuliskov, terjadi akibat pencurian data kunci digital yang digunakan untuk menandatangani aplikasi. Kunci digital berfungsi sebagai identitas resmi pengembang, memastikan bahwa setiap pembaruan aplikasi benar-benar berasal dari sumber terpercaya. Ketika kunci diretas, peretas dapat menggunakan kode berbahaya ke dalam aplikasi dan mendistribusikannya seolah-olah merupakan pembaruan resmi. 

Inilah yang terjadi pada SmartTube, serta beberapa versi terbaru aplikasi ternyata telah disusupi malware. Pembaruan berbahaya tersebut menyebar luas karena pengguna tidak menyadari adanya manipulasi. Fakta bahwa malware bisa masuk melalui jalur resmi, mendorong kasus ini semakin serius, karena menimbulkan tantangan besar mengenai seberapa aman ekosistem aplikasi pihak ketiga?

 Library Tersembunyi Libalphasdk.so

Foto: GitHub

Salah satu temuan mencurigakan pada kasus SmartTube adalah adanya library tersembunyi bernama Libalphasdk.so dalam versi terkompromi ( 30.43-30.47). Library ini tidak pernah ada dalam kode sumber resmi sehingga jelas merupakan indikasi berbahaya bagi para pengguna.

Library tersebut bekerja diam-diam dilatarbelakangi melakukan hal-hal berikut:

  • Mengambil sidik jari perangkat host.
  • Mendaftarkan perangkat server backend
  • Mengirim metrik secara berkala.
  • Mengambil konfigurasi melalui saluran komunikasi terenkripsi.

Walaupun belum ada bukti pencurian akun atau aktivitas botnet, potensi penyalahgunaan tetap tinggi. Bahwa semua ini terjadi tanpa indikasi visual membuatnya semakin berbahaya.

Bagaimana Malware Bisa Menyusup Tanpa Disadari?

Insiden yang menimpa aplikasi SmartTube menjadi contoh, bagaimana sebuah perangkat lunak yang tampak sah dapat berubah menjadi ancaman serius ketika kunci digital pengembang jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Kunci digital pada dasarnya berfungsi sebagai sertifikat autentikasi resmi. Dengan hal tersebut kunci digital memastikan bahwa setiap pembaruan aplikasi benar-benar berasal dari pengembang asli dan belum dimodifikasi oleh pihak luar. Dengan adanya kunci ini, pengguna dapat mempercayai bahwa versi aplikasi yang mereka unduh adalah aman dan otentik.

Malware yang disisipkan dalam SmartTube tidak menampilkan tanda-tanda mencurigakan di layar pengguna. Tidak ada pop-up, notifikasi, atau perilaku aneh yang mudah dikenali. Sebaliknya, ia bekerja secara diam-diam di latar belakang, menjalankan instruksi tersembunyi tanpa interaksi langsung dengan pengguna.

Baca Juga: Kamu Tim IOS atau Android? Mana yang Lebih Aman?

Langkah Darurat Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Para pakar kamar menyarankan beberapa langkah penting bagi pengguna yang terdampak seperti: 

  • Gunakan versi lama yang diketahui aman (30.19).
  • Matikan pembaruan otomatis untuk menjaga instalasi versi terkompromi.
  • Reset kata sandi akun Google dan periksa akses konsole untuk akses tidak sah.
  • Hapus lain mencurigakan yang muncul di perangkat.

Selain itu, Yuliskov berjanji akan merilis versi baru dan kunci digital yang berbeda mulai dari versi 30.55 ke atas, sehingga pengguna bisa kembali merasa aman.

Apakah SmartTube Masih Bisa Dipercaya?

Pertanyaan besar kini muncul apakah SmartTube masih layak digunakan?. Meski pengembang berjanji akan merilis versi baru dengan kunci digital yang berbeda kepercayaan komunitas itu sudah terlanjur rusak. Banyak pengguna mulai mempertimbangkan untuk kembali menggunakan aplikasi resmi YouTube meski harus menghadapi Iklan. Di sisi lain sebagian tetap menunggu rilis aman SmartTube karena fitur bebas iklan dianggap terlalu berharga untuk dilepaskan.

Pelajaran dari Kasus SmartTube Kasus

SmartTube menunjukkan bahwa keamanan digital tidak boleh dianggap remeh. Bahkan aplikasi populer dengan jutaan pengguna bisa menjadi target serangan. Hal terpenting dalam insiden ini mengingatkan kita bahwa: 

  • Digital adalah aset kritis yang harus dijaga dengan ketat.
  • Transparansi pengembang sangat menentukan kepercayaan komunitas.
  • Pengguna harus waspada dan tidak hanya mengandalkan reputasi aplikasi.

Smart mungkin akan kembali dengan versi aman tapi luka kepercayan ini tinggal sulit untuk dilupakan.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Benarkah iOS Lebih Aman daripada Android? Ini Fakta Keamanan Terbarunya!

8 December 2025 at 23:12

Foto: PCMag

Teknologi.Id - Diskusi soal keamanan sistem operasi kembali menjadi pembahasan seiring meningkatnya ancaman saber di perangkat mobile. Smartphone Ini bukan sekedar alat komunikasi, melainkan pusat aktivitas digital yang menyimpan data pribadi, informasi finansial, hingga akses ke layanan penting lainnya. Tidak mengherankan isu ini menjadi salah satu faktor utama dalam memilih perangkat. 

Dalam pembahasan ini, banyak pihak yang beranggapan bahwa IOS lebih aman dibandingkan Android. Klaim ini muncul dikarenakan ekosistem Apple yang dikenal tertutup, terstandarisasi dan disiplin dalam memberikan pembaruan sistem. Apple mengontrol penuh perangkat keras, sistem operasi, hingga distribusi aplikasi melalui App Store, sehingga celah keamanan relatif lebih sedikit.

Sebaliknya, Android sering dicap lebih rentan. Sifat yang terbuka, mendukung lintas produsen, serta distribusi sistem yang terfragmentasi membuat Android memiliki lebih banyak titik rawan. Fragmentasi update menyebabkan sebagian perangkat tidak lagi menerima patch keamanan, sehingga lebih mudah dieksploitasi oleh Malware atau Spyware.

Namun pertanyaan muncul “Apakah benar klaim iOS menjadi jauh lebih aman secara menyeluruh atau sekedar hanya pembahasan semata karena persepsi publik?” 

Baca juga: Geger! India Minta iPhone Dipasang Aplikasi Pelacak, Apple Tegas Menolak

 Kontrol Ketat Apple Ekosistem yang Seragam

Apple mengontrol penuh hardware, sistem operasi hingga distribusi aplikasi melalui App Store. Sistem keamanan seperti Secure Enclave memastikan data biometrik tetap terenkripsi masih perangkat diretas. Perangkat terbaru seperti iphone 17 bahkan sudah dilengkapi Memori Integrity Enforcement (MIE), teknologi yang mencegah serangan Spyware dan eksploitasi memori. 

Apple dikenal memberi dukungan pembaruan keamanan panjang, sekitar 5 hingga 6 tahun, sehingga pengguna iPhone lama tetap bisa menikmati patch terbaru, dengan demikian IOS lebih konsisten Dalam standar keamanan dibanding Android.

Fragmentasi Android, Resiko dan Kelebihan

Android sebagai sistem open-source menawarkan fleksibilitas tetapi juga membuka celah resiko. Praktik sideloading aplikasi dari aplikasi luar Play Store, meningkatkan peluang Malware masuk. Menurut laporan Kaspersky, lebih dari 12 juta pengguna Android menjadi target Malware pada tahun 2025, dengan peningkatan 27% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski begitu, tidak semua perangkat Android berada pada level keamanan yang sama. Produsen tertentu menambahkan proteksi ekstra. Samsung Knox, memberikan perlindungan berlapis pada perangkat Galaxy, sementara Google pixel menghadirkan chip keamanan Titan M2 dan menjanjikan hingga 7 tahun pembaruan keamanan.

Mana yang lebih privasi, Apple atau Google?

Apple menekankan bahwa privasi adalah hak dasar pengguna. Fitur seperti App Tracking Transparency mewajibkan aplikasi meminta izin sebelum melacak aplikasi. IOS juga memberikan indikator visual jika kamera atau microphone digunakan. 

Google juga makin serius soal privasi, tetapi karena sebagian besar pendapatan berasal dari iklan berbasis data, pendekatan yang dianggap kurang maksimal. Meski Android sudah memiliki pengaturan izin aplikasi, konsistensinya belum kita Apple.

Ancaman Malware Android Jadi Target Utama

Android ada sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia, sehingga menjadi target utama pembuat malware. Data menunjukkan lebih dari 80% malware mobile ditemukan di Android, akan tetapi bukan berarti iPhone lebih kebal. Kasus Spyware Pegasus membuktikan bahwa iOS juga bisa ditembus tanpa sepengetahuan keturunan. 

Statistik 2024 menunjukkan bahwa perangkat Android 50 kali lebih mungkin terinfeksi Malware dibandingkan IOS, tetapi serangan Phishing justru lebih tinggi pada iPhone, dengan 26% perangkat iOS menjadi target PhiShing, dibanding 12% kepada Android.

Baca juga: Android dan iPhone Kini Bisa Kirim File ala AirDrop: Quick Share Resmi Kompatibel

Jadi Mana yang Lebih Aman?

Jika dilihat dari desain sistem, pendekatan tertutup Apple memang membuat iOS lebih sulit ditembus dan lebih konsisten. Android secara logis memiliki lebih banyak titik rawan karena sifatnya yang terbuka dan variasi produsen. Akan tetapi, keamanan tidak hanya soal platform tapi juga pola pengguna. 

Penggunaan Android yang disiplin dilakukan update, tidak sembarangan menginstal aplikasi, serta memanfaatkan fitur keamanan bawaan Knox atau Titan M2 tetap bisa menikmati sistem yang aman. Begitu pula pengguna iOS tetap harus waspada terhadap PhiShing dan Spyware.

Akhirnya Pengguna yang Harus Beradaptasi

Pendapat bahwa “Android kurang aman” tidak sebetulnya tepat. Yang benar standarisasi Android lebih kompleks karena variasi produsen dan tingkat pembaharuan yang berbeda-beda. IOS memang lebih kuat secara struktur, tetapi Android modern dengan patch rutin dan proteksi tambahan bisa setara. 

Keamanan smartphone pada akhirnya bergantung pada kombinasi platform, produsen, dan perilaku pengguna itu sendiri. Dengan ancaman siber yang terus meningkat disiplin update dan kesadaran privasi menjadi faktor penentu utama.



Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)

Rugi Triliunan, Ambisi Metaverse Mark Zuckerberg Berakhir Pahit

8 December 2025 at 21:42

Foto: Reuters

Teknologi.Id - Pada Oktober 2021, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa nama perusahaan akan diubah menjadi Meta. Pengumuman ini bukan sekadar rebranding, tetapi juga rencana besar untuk menjadikan metaverse sebagai masa depan interaksi digital. Dunia virtual yang diciptakan Zuckerberg dimaksudkan untuk menjadi tempat baru di mana orang dapat berinteraksi satu sama lain, bermain game, dan bekerja.

Namun, proyek metaverse ini menghadapi masalah besar sejak awal. Platform Horizon Worlds, yang dimaksudkan untuk membuka pintu ke dunia virtual Meta, mendapat kritik karena grafisnya yang kaku dan pengalaman penggunanya yang tidak menarik. Horizon Worlds hanya menunjukkan kekurangan teknologi VR saat ini daripada mengarah pada revolusi digital.

Meskipun Meta telah menggelontorkan lebih dari US$60 miliar sejak 2020, hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Investasi besar itu belum berhasil menciptakan lingkungan metaverse yang menarik bagi investor dan pengguna. Sebaliknya, prospek realitas virtual sebagai platform utama interaksi digital diragukan lagi oleh proyek ini.

Baca Juga: Cara Login Facebook Tanpa Password, Simak Caranya!

Kerugian Fantastis Reality Labs

Sekarang unit Reality Labs, yang bertanggung jawab atas proyek Metaverse, HeadSet VR Quest, dan perangkat Augmented Reality (AR), menjadi pusat kerugian terbesar Meta. Sejak 2021, unit ini tercatat mengalami kerugian lebih dari US$70 miliar, menjadikannya salah satu divisi paling merugi dalam sejarah teknologi. Bahkan pada kuartal kedua 2025, divisi ini terus mengalami kerugian hingga US$4,53 miliar, memperburuk keadaan keuangan perusahaan. 

Investor semakin gelisah karena kerugian beruntun ini. Metaverse tidak lagi menjadi masa depan teknologi yang diimpikan Mark Zuckerberg, tetapi malah menjadi masalah keuangan yang mengganggu kepercayaan pasar. Sementara, adopsi pengguna dunia virtual masih sangat terbatas, banyak analis berpendapat bahwa strategi besar Meta terlalu dini dan terlalu mahal.

Pemangkasan Anggaran Drastis

Sebuah laporan berita Bloomberg menyebutkan bahwa Meta akan memangkas anggaran Metaverse sebesar 30% mulai 2026. Ini kemungkinan akan mencakup pemutusan hubungan kerja yang akan dimulai pada Januari 2026. 

Ironisnya, pengumuman tersebut menghasilkan kenaikan saham Meta lebih dari 4%. Ini menunjukkan bahwa investor lebih senang melihat perusahaan meninggalkan rencana MetaVerse yang dianggap tidak berhasil.

Respon Investor dan Pasar Saham

Pasar sangat menyambut berita bahwa anggaran proyek Metaverse akan dikurangi 30%. Setelah berita tersebut diumumkan, saham Meta dilaporkan naik lebih dari 4%. Lonjakan ini menunjukkan bahwa investor sudah muak dengan kerugian besar Reality Labs dan ingin perusahaan berkonsentrasi pada bidang yang lebih menguntungkan. 

Menurut analisis yang dilakukan oleh Huber Research Partners, pemangkasan ini disebut sebagai "Langkah pintar, hanya saja terlambat". Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa MetaVerse sudah kehilangan momentum, sementara teknologi lain seperti AI dianggap lebih relevan dan menguntungkan dalam jangka pendek.

Dampak Terhadap Reality Labs

Divisi Reality Labs, yang selama ini menjadi pusat pengembangan Metaverse, Headset VR Quest, dan perangkat AR, akan terkena dampak paling besar dari pemangkasan anggaran. Laporan menyebutkan bahwa pemotongan bisa mencakup PHK masalah mulai Januari 2026

Dengan pemangkasan ini, masa depan Horizon Worlds dan perangkat VR Quest menjadi semakin tidak pasti. Banyak pihak menilai bahwa Meta akan mengurangi ambisi VR plastik dan hanya mempertahankan produk yang masih memiliki potensi pasar terbatas.

Baca Juga: Dapat Cuan Dari VOD Facebook, Kamu Harus Tau!

Pergeseran Fokus ke Artificial Intelligence

Di tengah kegagalan MetaVerse, Meta kini beralih ke kecerdasan buatan (AI). Perusahaan berkomitmen menggelontorkan dana fantastis sekitar US $60-72 Miliar untuk pengembangan AI pada tahun 2026. 

Zuckerberg menyebutkan AI sebagai obsesi baru perusahaan, dengan proyek besar seperti Llama 4 dan rencana membangun pusat data raksasa berisi lebih dari 1,3 juta GPU. Fokus ini diharapkan mengembalikan relevansi Meta Dalam persaingan teknologi melawan Microsoft dan Google.

Apakah Ini Akhir Metaverse?

Pertanyaan besar kini muncul “Apakah ini benar-benar akhir dari impian Metaverse Zuckerberg?”. Meski proyek mungkin masih bertahan dalam bentuk terbatas, tanda-tanda kegagalan yang sudah jelas. Horizon World tidak berkembang, Headset VR Quest tidak mampu menembus pasar massal, kerugian Reality Labs terus kian membengkak. 

Investor tampaknya sudah kehilangan kesabaran. Dengan pergeseran fokus ke AI, MetaVerse praktis ditinggalkan sebagai ambisi yang terlalu dini dan terlalu mahal.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Elon Musk Klaim Optimus Akan Kuasai Ekonomi, Apakah Kita Menuju Dunia Tanpa Uang?

6 December 2025 at 03:22

Foto: CNBC

Teknologi.Id - Selain robot humanoid seperti Optimus, perkembangan AI generatif dan otomasi industri juga akan menjadi faktor penting. Laporan dari World Economic Forum menekankan bahwa teknologi akan menciptakan pekerjaan baru sekaligus menghilangkan pekerjaan lama. Artinya, masa depan bukan sekadar “hilangnya pekerjaan”, tetapi pergeseran besar dalam jenis pekerjaan yang tersedia.

Robot Humanoid Optimus, Harapan atau Sekadar Ilusi?

Elon Musk menargetkan bahwa 80% nilai Tesla di masa depan akan berasal dari robot humanoid Optimus. Klaim ini menimbulkan rasa penasaran sekaligus keraguan. Optimus digadang-gadang mampu melakukan pekerjaan fisik manusia, mulai dari manufaktur hingga tugas rumah tangga. Jika benar-benar terwujud, Optimus bisa menjadi game-changer dalam industri tenaga kerja global. 

Para analis menilai bahwa biaya produksi robot humanoid masih sangat tinggi dan adopsinya tidak akan terjadi secara masif dalam 20 tahun ke depan. Laporan dari Teslarati menekankan bahwa meski visi Musk ambisius, realitas teknis dan ekonomi masih menjadi penghalang besar.

Prediksi ini menimbulkan perdebatan besar. Di satu sisi, dunia tanpa uang terdengar utopis, kebutuhan manusia terpenuhi tanpa transaksi finansial. Namun di sisi lain, para ekonom menilai bahwa sistem distribusi kekayaan dan politik global belum siap menghadapi perubahan radikal tersebut. Menurut World Economic Forum, meski teknologi akan mengubah pasar kerja, struktur ekonomi tradisional masih akan bertahan lama.

Baca Juga: BraindBody LLM, Siap Jadi Robot Masa Depan

Imajinasi Fiksi atau Masa Depan Nyata?

Selain pekerjaan, Musk juga meramalkan bahwa uang akan kehilangan relevansinya. Ia mengutip novel fiksi ilmiah Culture Series karya Iain M. Banks, yang menggambarkan masyarakat tanpa kelangkaan, tanpa pekerjaan tradisional, dan tanpa sistem ekonomi berbasis uang. 

Tantangan Politik dan Regulasi

Prediksi Musk menimbulkan pertanyaan besar tentang regulasi dan kebijakan publik. Bagaimana pemerintah akan mengatur distribusi pendapatan jika pekerjaan tradisional hilang? Apakah konsep seperti Universal Basic Income (UBI) atau Universal High Income bisa diterapkan secara global? Para pakar ekonom menilai bahwa kekuatan politik akan sama pentingnya dengan teknologi itu sendiri dalam menentukan arah masa depan.

Perspektif Ekonomi Global

Muncul keraguan dari para ekonom bahwa transformasi ini bisa terjadi dalam 20 tahun. Menurut laporan Yale Budget Lab, sejak hadirnya ChatGPT pada 2022, pasar kerja global belum mengalami disrupsi signifikan. Biaya robotik masih tinggi, dan adopsi AI belum cukup cepat untuk mengubah struktur tenaga kerja secara drastis. Hal ini menunjukkan bahwa realitas ekonomi mungkin lebih lambat dibandingkan prediksi futuristik Musk. 

Inspirasi dari Fiksi Ilmiah

Elon Musk banyak terinspirasi dari karya fiksi ilmiah seperti Culture Series karya Iain M. Banks. Buku ini menggambarkan dunia tanpa kelangkaan, tanpa uang, dan tanpa pekerjaan tradisional. Dengan mengutip referensi ini, Musk seolah menekankan bahwa visi masa depan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal imajinasi sosial. 

Lebih dari Sekadar Prediksi

Selain ide tentang pekerjaan opsional dan uang yang kehilangan relevansi, diskusi Musk membuka ruang lebih luas tentang masa depan manusia di era AI. Apakah kita siap menghadapi dunia di mana identitas tidak lagi ditentukan oleh pekerjaan, dan sistem ekonomi tradisional digantikan oleh model baru? 

Bagaimana Kehidupan Manusia Berubah?

Jika robot humanoid seperti Optimus benar-benar hadir dalam skala besar, dampaknya tidak hanya pada industri, tetapi juga pada struktur sosial masyarakat. Pekerjaan yang selama ini menjadi identitas dan sumber penghidupan manusia bisa bergeser menjadi aktivitas opsional.

Distribusi kekayaan menjadi isu utama. Produktivitas tinggi dari robot tidak otomatis menjamin pemerataan hasil. Tanpa kebijakan yang tepat, kesenjangan sosial bisa semakin melebar. Sejumlah pakar menilai bahwa transformasi sosial akibat robotika akan sama pentingnya dengan revolusi industri di masa lalu, tetapi dengan skala yang lebih cepat dan lebih luas.

Siapa yang Mengendalikan Masa Depan?

Prediksi Musk tentang dominasi robot humanoid juga menimbulkan pertanyaan serius di ranah politik dan ekonomi. Jika sebagian besar pekerjaan manusia digantikan oleh robot, maka pemerintah harus merancang kebijakan baru untuk menjaga stabilitas sosial. Konsep seperti Universal Basic Income (UBI) atau bahkan Universal High Income yang pernah diusulkan Musk bisa menjadi solusi, tetapi implementasinya membutuhkan dukungan politik global yang kuat. 

Menurut laporan Yale Budget Lab, sejak hadirnya ChatGPT pada 2022, pasar kerja global belum mengalami disrupsi signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa meski teknologi berkembang pesat, struktur ekonomi tradisional masih bertahan.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Samsung Perkenalkan Exynos 2600, Chipset Flagship 2nm Setara Snapdragon 8 Elite Gen 5

6 December 2025 at 02:15

Foto: Antara

Teknologi.Id - Untuk menanggapi kritik, Samsung menerbitkan video teaser di YouTube channelnya untuk menampilkan Exynos 2600 dengan rapi. Ini adalah pengumuman teknik bukan pengumuman simbolik dengan makna.

Kalimat pembuka, "dalam kesunyian, kami mendengar", seolah-olah merupakan tanggapan dan pengakuan atas kritik terhadap kinerja chip generasi sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir, jangkauan Exynos telah dibandingkan dengan Snapdragon, dan telah terbukti sedikit lebih efisien dan kinerja. Karena itu, Samsung ingin menunjukkan kemampuan mereka untuk menarik orang dan memulai evaluasi.

Atmosfer Perubahan Besar Melalui Tren Stranger Things

Bagian yang menarik dari teaser ini adalah musik yang dibawakan Stranger Things, yang memberikan kesan yang sama sekali misterius dan dramatis. Tidak tanpa alasan gaya musik ini dipilih. Samsung tampaknya berusaha untuk menekankan bahwa Exynos 2600 adalah evolusi baru, kemajuan besar yang dihasilkan dari evaluasi dan pembelajaran dari pengalaman sebelumnya.

Seperti yang ditunjukkan oleh teaser, tampaknya Exynos 2600 adalah perubahan besar dalam filosofi dan desain chipset Samsung.

Baca Juga: Samsung Keluarkan Smartphone TriFold Sebagai Pesaing Inovatif

Refined at the Core dan Optimized at Every Level

Selain kalimat pembuka, dua pesan lain yang ditampilkan, yakni “Refined at the Core” dan “Optimized at Every Level”, menjadi penegasan komitmen Samsung.

  • Refined at the core menunjukkan bahwa Samsung telah melakukan peningkatan arsitektur inti prosesor yang signifikan, bukan hanya peningkatan minor.
  • Optimized at every level menunjukkan bahwa setiap lapisan desain, termasuk efisiensi daya dan kinerja grafis, telah dioptimalkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Pesan ini menunjukkan keinginan Samsung untuk mengubah persepsi masyarakat dengan mengubah chipset flagship mereka yang dianggap "kurang kompetitif" menjadi yang siap bersaing di tingkat tertinggi.

Teknologi 2nm Pertama di Dunia

Salah satu daya tarik utama Exynos 2600 adalah penggunaan teknologi fabrikasi 2 nanometer dengan proses Gate-All-Around (GAA). Menurut GSMArena, Exynos 2600 akan menjadi chipset smartphone pertama di dunia yang mengadopsi teknologi ini.

Keunggulan Fabrikasi 2nm:

  • Efisiensi energi lebih tinggi, sehingga baterai lebih tahan lama.
  • Performa lebih kencang, dengan peningkatan kecepatan pemrosesan data.
  • Pengurangan panas berlebih, membuat perangkat lebih stabil saat digunakan intensif.

Duel Sengit dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5

Hasil benchmark awal menunjukkan bahwa Exynos 2600 dapat dengan mudah mengalahkan Snapdragon 8 Elite Gen 5 Qualcomm. Ini menunjukkan bahwa Snapdragon selalu mengalahkan Exynos dalam beberapa tahun terakhir.

Samsung ingin membuktikan kemampuan mereka untuk membuat chipset yang memiliki kualitas yang sama, jika tidak lebih baik. Jika ini benar, Galaxy S26 mungkin smartphone paling populer pada tahun 2026.

Galaxy S26 Siap Didukung Exynos 2600

Seperti cara sebelumnya, Samsung biasanya hanya menggunakan chipset flagship ketika mereka siap untuk digunakan setiap hari. Menurut Android Authority, Galaxy S26 and S26 Plus mungkin menggunakan Exynos 2600 di beberapa tempat, terutama di Asia dan Eropa. Namun, Android Authority juga menyatakan bahwa Snapdragon akan tersedia untuk Galaxy S26 Ultra di seluruh dunia, menunjukkan bahwa Samsung masih sangat hati-hati dalam menjual Exynos dan mengevaluasi permintaan pasar.

Jadwal Rilis dan Ekspektasi Pasar

Dengan peluncuran Exynos 2600 beberapa bulan sebelumnya, Galaxy S26 diharapkan tersedia pada bulan Februari 2026, menunjukkan keinginan Samsung untuk menawarkan chipset kelas atas sebelum peluncuran model Galaxy S terbaru. 

Ekspektasi pasar terhadap Exynos 2600 sangat tinggi, terutama karena:

  • Chipset ini menjadi ujian reputasi Samsung setelah kritik panjang terhadap Exynos.
  • Teknologi 2nm bisa menjadi game-changer dalam industri smartphone.
  • Kompetisi dengan Qualcomm akan semakin ketat, membuka peluang inovasi baru.

Baca Juga: 7 Fitur Samsung yang Buat HP Mu Beda

Harapan Baru atau Sekadar Janji?

Exynos 2600 datang dengan banyak klaim, itu adalah chipset pertama dengan fabrikasi 2nm, memiliki kinerja yang sama dengan Snapdragon, dan lebih efisien. Teaser simbolik Samsung menunjukkan sikap keras mereka terhadap kritik. 

Publik tetap menunggu bukti nyata. Apakah Snapdragon 8 Elite Gen 5 mampu bersaing dengan Galaxy S26 dengan Exynos 2600? Atau malah akan mengulangi kisah lama tentang penampilan yang tidak konsisten? 

Sudah jelas bahwa peluncuran Exynos 2600 menjelang 2026 akan menarik perhatian industri teknologi.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



DeepSeek V3.2 Speciale, Model AI China yang Lampaui Gemini 3.0 Pro

5 December 2025 at 00:00

Foto:Tek.Id

Teknologi.id - Dua model baru, DeepSeek V3.2 dan DeepSeek V3.2 Special, baru-baru ini dirilis oleh startup berbasis di Hangzhou, China. Kedua model ini diklaim memiliki kemampuan yang setara dengan GPT-5 milik OpenAI dan Gemini 3.0 Pro milik Google. Klaim tersebut bukan sekadar retorika, melainkan bagian dari strategi besar China untuk menegaskan posisinya dalam perlombaan global teknologi kecerdasan buatan.

Langkah ini menandai ambisi besar China untuk menyaingi dominasi Amerika Serikat dalam industri AI. Selama bertahun-tahun, perusahaan teknologi asal AS seperti OpenAI, Google, dan Anthropic mendominasi panggung global dengan model bahasa besar (LLM) yang dianggap paling canggih. Kini, dengan hadirnya DeepSeek V3.2, peta persaingan mulai bergeser.

Sejak didirikan pada Juli 2023, DeepSeek berkonsentrasi pada pengembangan model bahasa besar (LLM) dan teknologi multimodal. Tujuannya adalah membuat model AI yang mampu memahami teks dan mengintegrasikan berbagai jenis data seperti kode, gambar, dan logika kompleks. Metode ini akan membantu DeepSeek mengatasi dua kelemahan model open-source: efisiensi komputasi dan kemampuan penalaran tingkat tinggi.

Selain itu, peluncuran DeepSeek V3.2 mencerminkan rencana jangka panjang China untuk meningkatkan ekosistem teknologi domestik. Dengan mengembangkan model yang mampu bersaing dengan GPT-5 dan Gemini 3.0 Pro, DeepSeek menargetkan pasar lokal dan berharap dapat mencapai pasar internasional. Hal ini sejalan dengan tren geopolitik di mana AS dan China bersaing di bidang teknologi AI.

Selain itu, DeepSeek menegaskan bahwa inovasi mereka tidak hanya meniru, tetapi juga menyelesaikan masalah yang membatasi model open-source. Misalnya, pemrosesan teks panjang yang tidak efektif, kemampuan agen otonom yang buruk, dan kurangnya investasi post-training. Perusahaan ini berusaha mengatasi masalah ini dan menyediakan model yang lebih efisien tanpa mengorbankan kualitas dengan memperkenalkan teknologi DeepSeek Sparse Attention (DSA).

Baca Juga: Revolusi AI dan Kuantum China, Mulai dari DeepSeek, Manus, Zhuchongzi-3

Inovasi DeepSeek Sparse Attention (DSA)

Salah satu terobosan utama DeepSeek V3.2 adalah penerapan DeepSeek Sparse Attention (DSA). Teknologi ini memungkinkan model memeriksa ulang setiap token sebelumnya dengan sistem indeks, sehingga dapat mengidentifikasi bagian penting dari riwayat teks.

Hasilnya, biaya komputasi dapat ditekan tanpa mengorbankan kualitas output. Menurut DeepSeek, DSA mampu mempercepat pemrosesan input panjang secara signifikan, meski perusahaan tidak merinci persentase peningkatannya.

Selain itu, DeepSeek meningkatkan anggaran post-training hingga 10% lebih tinggi dibandingkan pelatihan, sebuah lonjakan besar dibanding peningkatan satu persen dalam 2 tahun. Strategi ini menunjukkan fokus perusahaan pada penguatan kemampuan reasoning dan agen otonom.

DeepSeek Melangkah Maju 

Foto: telset.id

DeepSeek V3.2 diuji dalam berbagai benchmark internasional, seperti: 

  • AIME 2025 (kompetisi matematika) - V3.2 meraih skor 93,1% , tepat di belakang GPT-5 dengan skor 94,6%
  • LiveCodeBench (pemrograman) - V3.2 mencatat 83,3% dengan diikuti GPT-5 84,5%, sementara Gemini 3 Pro Unggul dengan 90,7%
  • SWE Multilingual (pengembangan software di GitHub) - V3.2 menyelesaikan 70,2% masalah, sedangkan GPT-5 dengan angka 55,3%
  • Terminal Bench 2.0 - V3.2 mencatat 46,4% lebih tinggi dari GPT-5 dengan angka 35,2%, meski masih di bawah Gemini 3 Pro dengan angka 54,2%

Data ini menunjukkan bahwa DeepSeekV3.2 mampu menyaingi akan melampaui GPT-5 dalam beberapa aspek, meski Gemini 3 Pro tapi tetap unggul di sejumlah kategori.

Prestasi DeepSeek lampaui Gemini

Versi DeepSeek V3.2 Speciale dirancang dengan Komputasi Tinggi. Model ini berhasil meraih: 

  • Medali emas olimpiade matematika internasional 2025
  • Menerima olimpiade informatika internasional 2025
  • Tingkat kedua di ICPC World Final 2025

Keunggulan Speciale terletak pada penggunaan token yang jauh lebih banyak. Dalam uji CodeForce, Speciale memproses rata-rata 77.000 token, jauh di atas Gemini yang hanya mampu memproses 22.000 token.

Dengan performa ini, Speciale bahkan mampu melampaui Gemini 3 Pro dalam beberapa kategori, menjadikannya salah satu model AI paling kompetitif di dunia saat ini.

Baca Juga: Google Rilis Gemini 3 Model AI Terpintar Saingi  GPT-5

Apa DeepSeek Masih Memiliki Kekurangan?

Meskipun impresif, DeepSeek mengakui bahwa V3.2 masih tertinggal dalam hal: 

  1. Keluasan pengetahuan dibanding GPT-5 dan Gemini
  2. Efisien token, terutama dalam konteks panjang
  3. Kinerja pada tugas kompleks yang membutuhkan reasoning multi lapis

DeepSeek berencana mengatasi kelemahan ini dengan pelatihan awal yang intensif dan pengembangan synthetic environment.

Saat ini mereka telah membangun lebih dari 1800 ruang simulasi virtual serta ribuan skenario berbasis masalah nyata di GitHub untuk melatih Agen Otonom.

Persaingan Dua Raksasa China VS Amerika

Peluncuran DeepSeek V3.2 menegaskan bahwa perlombaan AI global semakin memanas. Setelah OpenAI merilis GPT-5 pada Agustus dan Google memperkenalkan Gemini 3.0 Pro pada November, DeepSeek muncul sebagai penantang serius dari China.

Menariknya, DeepSeek merilis model ini dengan lisensi Apache 2.0 di Hugging Face, sehingga dapat diakses secara gratis oleh komunitas global. Langkah ini berpotensi mempercepat adopsi dan memperluas pengaruh DeekSeek di luar China.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Banjir Sumatra Meluas, Google Hadirkan Flood & SOS Alert untuk Info Darurat

6 December 2025 at 00:16

Foto: Selular.ID

Teknologi.Id - Sejak 24 November 2025, sejumlah wilayah Sumatra telah mengalami banjir besar dan tanah longsor. Ratusan orang telah meninggal dalam bencana ini, dan masih banyak yang hilang. Ini adalah kondisi darurat yang menyebabkan banyak keprihatinan, dan banyak orang bekerja keras untuk mendapatkan informasi tentang penyelesaian yang cepat.

Google, perusahaan teknologi terkemuka, dapat mengambil tindakan antisipasi dengan memasukkan fitur Flood Alert and SOS Alert ke Google Maps dan Google Search. Ini adalah fitur yang membantu masyarakat mendapatkan informasi darurat yang relevan yang dapat digunakan untuk mendukung banjir keadaan dengan mudah.

Dengan integrasi ini, Google dapat menawarkan lebih dari sekedar banjir lokasi, itu juga dapat menawarkan informasi terkini, situs web resmi, opsi donasi, dan nomor darurat telepon.

Baca Juga: Google Peringatkan Titik Rawan Bencana di Sumatra

Apa Itu Flood Alert di Google Search?

Saat pengguna mencari kata kunci seperti “Banjir Aceh”, “Banjir Tapanuli”, atau “Banjir Sumatra”, akan muncul banner Flood Alert di bagian atas hasil pencarian. Banner ini menampilkan: 

  • Informasi umum dan lokasi terkait banjir.
  • Rangkuman berita terbaru dari media terpercaya.
  • Link ke Flood Hub untuk memantau prediksi ketinggian air.
  • Informasi darurat seperti nomor telepon, situs bantuan, hingga opsi donasi.

Pengguna di lokasi terdampak akan menerima notifikasi langsung di beranda ponsel Melalui aplikasi Google (Android/IOS) jika fitur lokasi aktif.

Informasi Darurat Melalui Fitur SOS Alert

Foto: voi.id

Fitur SOS Alert merupakan bagian dari sistem peringatan darurat Google yang diaktifkan setiap kali terjadi bencana besar. Tujuannya adalah memastikan masyarakat terdampak dapat memperoleh informasi penting dengan cepat dan mudah. 

Beberapa elemen utama dalam SOS Alert meliputi:

  • Banner peringatan darurat di hasil pencarian Google, menampilkan status bencana.
  • Rangkuman berita terbaru dari media terpercaya untuk memantau perkembangan situasi.
  • Nomor telepon darurat dan situs resmi lembaga terkait, seperti BNPB atau BMKG.
  • Peta interaktif yang menunjukkan wilayah terdampak banjir.
  • Terjemahan frasa penting untuk membantu komunikasi lintas bahasa.
  • Opsi donasi bagi pengguna di luar wilayah terdampak.

Menurut penjelasan Communications Manager Google Indonesia, Feliciana Wienathan, SOS Alert selalu diaktifkan saat terjadi bencana alam besar. Dengan demikian, masyarakat yang berada di lokasi terdampak akan menerima notifikasi langsung di beranda ponsel mereka, selama fitur lokasi aktif di aplikasi Google.

Sementara itu, pengguna di luar wilayah terdampak tetap bisa mengakses informasi melalui pencarian manual, meski konten yang ditampilkan berbeda. Misalnya, mereka lebih banyak diarahkan ke tautan donasi atau berita umum, bukan nomor darurat lokal.

Pantau Banjir Via Google Maps

Foto: Techdaily

Google Maps kini menampilkan titik-titik lokasi banjir dengan icon gelombang merah. Cara mengaksesnya adalah: 

  1. Buka aplikasi Google Maps Ketik kata kunci, seperti, “Banjir (nama lokasi)”.
  2. Lihat titik banjir yang ditandai di peta.
  3. Klik titik untuk informasi lebih lanjut (berita, pusat bantuan, link resmi).
  4. Gunakan opsi visual Flood Alert untuk melihat kondisi banjir secara langsung.
  5. Sebagai informasi ke WhatsApp, Instagram maupun media sosial lainnya agar komunikasi antar komunitas lokal dapat peringatan diri.

Baca Juga: Starlink Gratiskan Layanannya Kepada Korban Banjir Sumatra-Aceh

Alternatif Sumber Informasi

Selain melalui Google dengan fitur Flood Alert dan SOS Alert, masyarakat juga dapat memantau kondisi banjir di Sumatra melalui sumber resmi pemerintah. Dua lembaga utama yang menjadi rujukan adalah BMKG dan BNPB, yang secara aktif menyediakan informasi terkini terkait cuaca, bencana, serta penanganannya.

BMKG sebagai Pusat Informasi Cuaca dan Peringatan Dini

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berperan penting dalam memberikan pembaruan cuaca harian serta peringatan dini terkait potensi hujan lebat, banjir, maupun tanah longsor.

  • Informasi dapat diakses melalui situs resmi BMKG atau akun media sosial mereka di @infoBMKG.
  • BMKG juga menyediakan peta prakiraan cuaca interaktif yang membantu masyarakat melihat potensi hujan di wilayah tertentu.
  • Dengan data berbasis sains, BMKG menjadi rujukan utama untuk memahami kondisi atmosfer yang memicu bencana.

BNPB Sebagai Media Laporan Bencana dan Penanganan Lapangan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghadirkan laporan langsung dari lokasi terdampak.

  • Menyediakan data korban, kondisi pengungsian, serta perkembangan penanganan banjir.
  • Informasi dapat diakses melalui situs resmi BNPB maupun akun media sosial mereka.
  • BNPB juga sering menampilkan update visual berupa foto dan video dari lapangan, sehingga masyarakat bisa memahami skala bencana secara lebih nyata.

Dengan memanfaatkan BMKG untuk prediksi cuaca dan BNPB untuk laporan lapangan, masyarakat memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kondisi banjir. Integrasi informasi dari sumber resmi ini sangat penting untuk mendukung keselamatan, pengambilan keputusan, dan koordinasi bantuan di tengah krisis


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)

YouTube Music Recap 2025 Sudah Hadir! Begini Caranya Lihat Rekap Musikmu

5 December 2025 at 23:24

Foto: Eraspace

Teknologi.Id - Menjelang akhir tahun, hampir semua parfum hiburan digital berlomba menghadirkan rangkuman aktivitas pengguna. Spotify memiliki Wrapped, Apple Music memiliki Replay dan kini YouTube Music menghadirkan Recap 2025. Fitur ini bukan hanya data statistik, tetapi juga menghadirkan kilas balik yang penuh cerita tentang perjalanan musik yang menemani aktivitas harianmu.

Menurut PCMag, Recap 2025 menampilkan playlist personal, artis favorit, genre dominan, hingga podcast yang paling sering didengarkan. Bahkan, YouTube menambahkan elemen baru seperti Musical Passport dan Koneksi langsung dengan AI Gemini untuk memberikan insert lebih mendalam tentang kebiasaan musik para pengguna.

Apa itu Musical Password dan AI Gemini di Recap YouTube 2025?

Salah satu inovasi menarik dalam Recap 2025 adalah fitur Musical Password. Fitur ini membuktikan ke pengguna melihat bagaimana kebiasaan musik mereka mencerminkan “identitas global” dengan menyoroti artis dari berbagai negara yang sering diputar. Dengan begitu Recap, tidak hanya cermin selera pribadi, tetapi juga jendela ke keragaman musik dunia.

Terlebih lagi YouTube Music terhubung langsung dengan AI Gemini, teknologi khusus buatan terbaru dari Google. Dengan bantuan Gemini, akan membantu kamu untuk melihat insight lebih dalam mengenai kebiasaan musik para pengguna.

Baca Juga: Cegah DoomScrolling, Ini Fitur YouTube yang Bisa Bantu Kamu!

Apa itu YouTube Music Recap?

YouTube Music Recap hadir sebagai fitur yang akan merangkum keseharianmu dengan musik, seperti: 

  • Top artis dan laga favorit sepanjang tahun
  • Album dan genre teratas yang paling sering diputar
  • Total durasi mendengarkan musik dan jumlah lagu berbeda
  • Podcast favorit dengan syarat minimal 2 jam mendengarkan

Lebih dari sekedar data, Recap menghadirkan cerita personal. Lagunya sering diputar bisa mengingatkan pada momen tertentu, sementara daftar artis favorit mencerminkan karakteristik musik dari para pengguna. Seperti yang dijelaskan oleh Dexerto, fitur ini bahkan bisa menebak “zodiak musik” atau suasana hati berdasarkan pola mendengarkan sepanjang tahun.

Cara Membuat YouTube Music Recap 2025

Foto: YouTubeBlog

Untuk mengakses Recap, pastikan aplikasi YouTube Music atau YouTube sudah diperbaru. Berikut langkah-langkahnya:

Melalui YouTube Music

  1. Masuk aplikasi dan pilih foto profil di pojok kanan atas 
  2.  Klik Your Recap atau banner Recap di halaman utama
  3. Pilih Get your Recap untuk membuka rangkuman dalam format Stories interaktif

Melalui YouTube Utama

  1. Masuk ke aplikasi YouTube, pilih menu profil 
  2.  Klik Musik Recap sudah tersedia!
  3. Akses playlist Recap melalui link resmi: yt.be/MusicRecap

Fitur ini otomatis muncul jika syarat mendaftarkan terpenuhi, seperti minimal 10 jam musik antara 1 Januari hingga 10 November.

Persyaratan Agar Recap Muncul

Tidak semua pengguna bisa langsung menikmati Recap, ada beberapa persyaratannya yakni:

  • Histori mendengarkan aktif (tidak menggunakan fitur jeda histori) 
  • Minimal 4 jam per musim atau 10 jam total dalam setahun
  • Untuk Podcast, minimal 2 jam mendengarkan
  • Tidak berlaku untuk konten khusus anak-anak

Jika semua syarat terpenuhi, Recap akan muncul otomatis di aplikasi.

Membagikan Recap ke Media Sosial Mu!

Salah satu daya tarik Recap adalah kemudahan berbagi. Statistik ditampilkan dalam bentuk photo card atau slide story yang bisa langsung diunggah ke Instagram, WhatsApp atau Telegram.

Instagram Story

  1. Pilih Photo Card atau Slide Recap 
  2. Klik Share melalui Instagram
  3. Tambahkan teks, stiker atau hiasan sebelum diunggah

WhatsApp Status

  1. Pilih Recap yang ingin dibagikan
  2. Klik Share melalui WhatsApp, lalu unggah melalui My Status
  3. Tambahkan caption atau stiker sesuai selera

Menurut Android Authority, pengguna juga bisa menyimpan Recap sebagai gambar untuk diunggah manual ke berbagai platform.

Baca Juga: Google Rilis Years In Search 2025, Kamu Harus Lihat!

Trend Global Melalui Recap, Tunjukkan Pesona Diri

Recap bukan hanya sebatas nostalgia, tapi juga bagian dari budaya digital. Dengan membagikan Recap, pengguna menunjukkan identitas musik mereka kepada teman-teman. Hal ini yang menciptakan interaksi sosial baru, di mana musik menjadi medium ekspresi diri. 

Seperti yang dicatat oleh AbsoluteGeeks, YouTube bahkan memperluas konsep Recap ke video, hingga menghadirkan profil kepribadian seperti “Traiblazers” atau “Dreamers” berdasarkan kebiasaan menonton dari pengguna.

Fitur Recap bentuk Aktualisasi Diri

YouTube Music Recap 2025 bukan hanya fitur tambahan, melainkan cerminan perjalanan musik pribadi. Dengan tampilan interaktif dan opsi berbagai ke media sosial, Recap jadi cara baru seru untuk menutup tahun baru dengan nostalgia sekaligus memperhatikan karakter musik kepada dunia. 


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Monetisasi FB Pro Tertahan, Apa yang Salah?

4 December 2025 at 18:00

Foto: Tirto.Id

Teknologi.Id - Mode professional Facebook (FB Pro) membuka peluang besar bagi kreator untuk mendapatkan penghasilan langsung. Dengan adanya FB Pro, profil pribadi berubah menjadi lebih profesional, status “Teman” otomatis berubah menjadi “Pengikut”, dan fitur analitik ditambahkan untuk memantau performa akun.

Tujuannya jelas membantu kreator membangun eksistensi sekaligus memperoleh pendapatan. Namun dibalik peluang ini terdapat tantangan besar berupa syarat monetisasi yang ketat dan seringkali membingungkan bagi pemula. 

 Baca Juga: VOD FB Pro Peluang dapat Cuan, Engagement dan Branding Diri

Mengapa Monetasi di FB Pro Sulit Dicapai?

Banyak kreator FB Pro belum memenuhi syarat monetisasi karena beberapa faktor utamanya:

  1. Jumlah pengikut belum mencukupi untuk fitur dasar seperti Stars, karakter wajib memiliki minimal 500 pengikut aktif selama 30 hari. Sementara untuk iklan in-stream, syaratnya jauh lebih tinggi yaitu 10.000 pengikut dan 600.000 menit tayang dalam 60 hari.
  2. Kurangnya jam tayang dan interaksi, monetisasi iklan menuntut jumlah tayangan yang besar. Kreator yang hanya mengungkapkan sekali sulit mencapai angka 60.000 - 600.000 menit tayang. Selain itu, interaksi seperti like, comment dan share, juga menjadi indikator terpenting dalam proses monetisasi.
  3. Pelanggaran kebijakan konten, satu kali pelanggaran terhadap Standar Komunitas atau Kebijakan Monetisasi Mitra bisa langsung berdampak dengan menggagalkan kesempatan monetisasi. Konten yang dianggap tidak original, melanggar hak cipta, atau berisi ujian kebencian akan langsung ditolak.
  4. Tidak konsisten mengunggah konten, konsistensi adalah kunci. Kreator yang tidak memiliki jadwal posting teratur dianggap kurang serius, sehingga peluang untuk menerima undangan monestasi semakin kecil
  5. Kualitas konten kurang memadai, Facebook lebih mengutamakan konten original dan berkualitas tinggi. Kreator yang hanya mengunggah ulang video orang lain tanpa izin akan sulit untuk lolos select

Fitur Stars dalam Monetisasi

Fitur Stars sering dianggap sebagai pintu masuk monetisasi paling ringan di Facebook. Sistem ini memungkin audien memberikan “Bintang” sebagai bentuk dukungan langsung kepada kreator. Setiap bintang yang diterima dapat dikonversi sebagai uang tunai, sehingga menjadi sumber pendapatan yang relatif mudah diakses. 

Syarat untuk mengaktifkan fitur Stars tergolong sederhana, seperti:

  • Peraturan harus memiliki minimal 500 pengikut selama 30 hari berturut-turut.
  • Usia kreator minimal 18 tahun.
  • Akun wajib Standar Komunitas dan Kebijakan Monetisasi Konten.
  • Kreator harus tinggal di negara yang mendukung fitur ini, masuk Indonesia.

Bagi kreator pemula, Stars menjadi langkah awal yang paling realistis. Dengan membangun komunitas kecil yang loyal, karakter bisa mulai merasakan manfaat finansial tanpa harus mengejar angka tayangan yang besar. Namun meski memiliki syarat ringan, konsistensi dan kualitas konsentrat menjadi faktor penentu agar audiens mau memberikan dukungan.

Baca Juga: FB Bawa Kembali Fitur Lapangan Kerja di Marketplace

Apa Berbedanya Iklan dengan Stars di Monetasi?

Berbeda dengan Stars, monetisasi melalui iklan in-stream atau iklan di Reels penutup persyaratan yang lebih kompleks. Program ini memang menjanjikan pendapatan lebih besar, tapi hanya bisa dicapai oleh kreator yang basis yang kuat dan konten yang konsisten.

Untuk iklan in-stream, syarat yang harus dipenuhi antara lain:

  • Minimal 10.000 pengikut.
  • Memiliki 60.000 hingga 600.000 menit tayangan dalam 60 hari terakhir, tergantung jenis video (on-demand atau live).
  • Konten harus memenuhi syarat kualitas dan kepatuhan terhadap kebijakan Meta.

Sistem Undangan dalam Monetisasi

Saya berbasis angka, Meta juga menerapkan sistem undangan eksklusif untuk fitur seperti iklan di Reels dan Bonus. Undangan ini tidak diberikan secara acak, melainkan berdasarkan penilaian tim Meta terhadap kualitas akun, engagement dan keaslian konten. 

Hal ini menimbulkan dilema, masih kreator sudah memenuhi syarat angka tanpa undangan resmi mereka tetap tidak bisa mengakses fitur ini.

Syarat Agar FB Pro Lolos Monetisasi

Bagi kreator pemula, ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan: 

  • Aktifkan fitur rekomendasi, agar konten lebih mudah ditemukan audien baru.
  • Dari pelanggaran kebijakan, karena sekali melanggar bisa langsung gagal.
  • Fokus pada konten original, dengan kualitas visual dan audio yang baik.
  • Konsistensi posting, beberapa kali seminggu untuk menjaga aktivitas akun.
  • Bangun interaksi sehat, dengan audien melalui komentar, like dan share.

Mana yang Lebih Penting Produktivitas atau Aturan Ketat?

FB Pro memang membuka peluang besar, tetapi syarat monetisasi yang tetap membuat banyak rata merasa terhambat. Pertanyaannya, “Apakah aturan ini benar-benar melindungi kualitas konten, atau justru membatasi kreativitas pemula?”.

Meta beralasan bahwa aturan ketat diperlukan untuk menjaga ekosistem konten tetap sehat. Namun, bagi kreator baru syarat ini seringkali terasa seperti tembok tinggi yang sudah ditempuh. Jumlah pengikut, jam tayang, kualitas konten dan kepatuhan terhadap kebijakan menjadi faktor utama yang menentukan monetisasi. Peraturan gagal memenuhi syarat biasanya terlambat oleh kurangnya konsistensi, pelanggaran kebijakan, atau belum mencapai target angka yang ditentukan.

Dengan memenuhi aturan dan penerapan strategi yang tepat, creator bisa meningkatkan peluang lolos monetisasi dan menjadi sumber penghasilannya.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Keamanan Windows 11 Diuji: XPIA Disebut Mengancam Agentic OS

4 December 2025 at 17:23

Foto: Windows

Teknologi.Id - Microsoft tengah mengembangkan konsep Agentic OS, yaitu sistem operasi yang dibekali dengan Agen AI untuk menjalankan tugas otomatis seperti mengakses folder, membuka aplikasi hingga memodifikasi sistem. Langkah ini sejalan dengan ambisi Windows 11 sebagai AI PC Yang lebih cerdas dan responsif. 

Menurut laporan resmi, Agen AI akan berfungsi layaknya asisten digital yang mampu mengeksekusi perintah pengguna secara langsung. Dengan demikian sistem tidak lagi sekedar alat kerja melainkan mitra produktivitas yang proaktif.

Cross Prompt Injection (XPIA) Menjadi Ancaman Utama

Meski terdengar menjanjikan kemampuan luas ini menimbulkan kekhawatiran. Dalam dokumen teknis, Microsoft menyoroti teknik Cross Prompt Injection (XPIA) sebagai ancaman yang berbahaya. 

Microsoft sendiri mengaku bahwa Agen AI dapat “Berhalusinasi” atau menjalankan perintah yang tidak diinginkan, termasuk menginstal perangkat lunak berbahaya.

XPIA adalah serangan di mana konten biasa seperti PDF, Skrip atau alamat halaman web menyisipkan instruksi tersembunyi. Agen AI Yang membaca konten tersebut bisa dimanipulasi untuk mengeksekusi perintah berbahaya, misalnya menginstal malware hingga mencuri data. Semua ini bisa terjadi meski pengguna tidak berniat menjalankan perintah berbahaya.

Serangan siber moderen tidak selalu datang dari file yang jelas-jelas mencurigakan. Justru, ancaman bisa tersembunyi dalam dokumen sehari-hari yang sering digunakan oleh pengguna, seperti laporan kerja, presentasi, dan bahkan halaman web yang terlihat normal. Hal ini membuat XPIA sangat sulit dideteksi, karena pengguna biasanya tidak menyadari adanya instruksi tersembunyi di balik konten yang mereka buka. 

Baca Juga: Kamu Harus Update Microsoft 11 Sekarang!

 Mitigasi Microsoft Apakah Cukup?

Microsoft penegasan bahwa fitur AI ini nonaktif secara default dan hanya bisa diaktifkan oleh administrator. Selain itu perusahaan menyiapkan beberapa mekanisme mitigasi seperti:

  • Persetujuan Pengguna - setiap tindakan agen AI harus di konfirmasi
  • Audit Log - semua aktivitas akan dicatat untuk keperluan investigasi
  • Isolasi Proses - untuk meminimalkan dampak jika terjadi penyalahgunaan

Pavan Davuluri, Head of Windows and Surface, menyatakan komitmen Microsoft untuk terus meningkatkan keamanan seiring berkembangnya fitur AI di windows. 

Namun pengamat keamanan menilai mitigasi ini belum cukup. Celah XPIA memanfaatkan perilaku pengguna yang seringkali tidak menyadari asal usul file atau konten yang dibuka. Dokumen biasa seperti PDF bisa menjadi pintu masuk serangan.

Persaingan Industri Microsoft dengan Google dan OpenAI

Di balik pengembangan Agentic OS, Microsoft tidak bergerak sendirian. Kompetisi ketat dengan Google yang mengintegrasikan AI ke Android, serta OpenAI yang mendorong ChatGPT ke berbagai platform yang menjadi pendorong utama. Microsoft ingin memastikan Windows tetap relevan sebagai sistem operasi dominan dengan menghasilkan fitur AI yang lebih dalam, bukan sekedar sistem asisten digital.

Baca Juga: Microsoft 10 Resmi Tidak Ada Update Lagi!

Mengapa Microsoft Tetap Mendorong Fitur Ini?

Meski resiko tinggi Microsoft tetap melanjutkan pengembangan Agentic OS dengan pertimbangan :

  • Visi jangka panjang - menjadikan window sebagai platform AI yang mampu bekerja otomatis
  • Tren industri - kompetisi dengan Google dan OpenAI dalam menghadirkan AI ke produk konsumen
  • Potensi manfaat - Agen AI bisa meningkatkan produktivitas membantu pengguna mengelola file aplikasi dan tugas sehari-hari

Namun hal ini menimbulkan pertanyaan “apakah manfaat produktivitas sebanding dengan resiko kemarin mengintai?”.

Waspada Sebelum Mengaktifkan Agen AI

Microsoft penyerahan pengguna untuk berhati-hati sebelum mengaktifkan fitur ini. langkah yang direkomendasikan: 

  • Dengan proteksi bawaan, seperti Microsoft defender
  • Hindari membuka file tidak dikenal atau dokumen dari sumber tidak jelas
  • Pahami konsep kunci keamanan sebelum mengaktifkan fitur AI melalui akun administrator

Garis Tipis Antara Inovasi dan Resiko

Fitur eksperimental di Windows 11 menunjukkan ambisi besar Microsoft dalam menciptakan ekosistem kecerdasan yang dapat mengambil keputusan dan bertindak atas nama pengguna. Namun ancaman Cross Prompt Injection (XPIA) menjelaskan bahwa inovasi teknologi selalu datang dengan resiko. XPIA memperlihatkan betapa rapuhnya batasan antara kenyamanan otomatisasi dan potensi serangan siber, yang mana yang mana yang ditawarkan justru bisa berbalik menjadi kerentanan yang membahayakan.

Pengamat keamanan menilai dilema ini sebagai bentuk klasik dari “trade-off” teknologi dengan “Semakin tinggi tingkat otomatisasi, semakin besar pula resiko yang harus ditanggung.” Hal ini bukan hanya masalah teknis melainkan juga masalah kepercayaan.

Apakah pengguna percaya bahwa Microsoft mampu menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan atau mereka akan memilih untuk menonaktifkan fitur dan mempertahankan rasa aman? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan bagaimana pengguna, perusahaan dan industri teknologi secara keseluruhan menyikapi masa depan sistem operasi berbasis AI Pertanyaan yang menggantung apakah pengguna menerima kompromi antara kenyamanan otomatisasi ancaman keamanan?


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




Daftar Tablet Android Terbaru November 2025 di Indonesia, Harga Mulai Rp 2 Jutaan!

4 December 2025 at 01:12


Foto: Suara Nuasantara

Teknologi.Id- Sepanjang November 2025, pasar tablet Indonesia kembali beragam Dengan hadirnya 5 perangkat baru dari berbagai merek. Menurut laporan KompasTekno, sejumlah produsen merilis perangkat tablet terbaru dengan spesifikasi yang semakin kompetitif.

Sejumlah perangkat tersebut meliputi Samsung Galaxy Tab Active 5 Pro, Poco Pad M1, Poco Pad X1, Motorola Pad 60 Neo, serta Redmi Pad 2 Pro, yang masing-masing hadir dengan keunggulan dan kisaran harga berbeda sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Perkiraan harga perangkat berkisar dari Rp 2,8 jutaan hingga Rp 14 juta, sehingga pengguna dapat memilih sesuai kebutuhan entertainment, belajar maupun produktivitas profesional.

5 Tablet Android Terbaru November 2025 di Indonesia

1. Redmi Pad 2 Pro, Visual Premium di Kelas Menengah

Foto: BelanjaOn

Redmi 2 Pro hadir sebagai tablet kelas menengah dengan layar 8,8 inci beresolusi 3K, refresh rate 165 Hz, dan dukungan Dolby Vision. Chipset Mediatek Dimensity 9400+ dipadukan dengan RAM hingga 12 GB dan penyimpanan 512 GB, menjadikannya salah satu tablet dengan performa visual terbaik dikelasnya.

Fitur tambahan meliputi kamera belakang 13 MP, kamera depan 8 MP, speaker stereo Dolby Atmos, serta baterai 7.500 mAh dengan fast charging 67W. Dukungan WiFi 7 dan Bluetooth 5.4 membuat perangkat ini siap bersaing di segmen multimedia.

Baca Juga: Harga Terjangkau Spesifikasi Gahar, Redmi Bandrol 2 Jutaan

2. Motorola Moto Pad 60 Neo, Tablet Terjangkau dengan Stylus

Foto: TeknoKompas

Motorola kembali ke pasar Indonesia dengan Moto pad 60 Neo, tablet 11 inch beresolusi 2,5K dengan refresh rate 90 Hz. Perangkat ini ditenagai Chipset dimensi 6300, RAM 4 GB, dan penyimpanan 128 GB yang diperluas hingga 2 TB.

Keunggulan utamanya adalah dukungan stylus, menjadikannya pilihan ideal bagi pelajar atau konten kreator. Baterai 7.040 mAh, 4 speaker Dolby Atmos, serta sertifikasi IP52 menambahkan daya tarik. Harga yang perlu di keluarkan untuk tablet ini di kisaran Rp 2,869 juta membuatnya salah satu objek terjangkau di daftar ini.

Baca Juga: 7 Alasan Kamu Harus Pilih Motorola

3. Poco Pad X1, HyperAI dan Penyimpanan Besar

Foto: BelanjaOn

Poco Pad X1 tampil menonjol dengan RAM 8 GB penyimpanan 512 GB. Layar bersertifikasi TÜV Rheinland “eye care” mendukung Dolby Vision, sementara sistem operasi Android 15 dengan HyperOS 2 membawa fitur HyperAI seperti AI Writing, AI Translate dan integrasi Gemini.

Empat speaker Dolby Atmos, WiFi 6E, dan Bluetooth 5.4 memastikan pengalaman multimedia yang solid. Dengan perkiraan harga Rp 5,699 juta, tablet ini menargetkan para pengguna yang menginginkan performa tinggi sekaligus fitur AI moderen.

4. Poco Pad M1, Alternatif Lebih Ringan

Foto: Jagad Gadget

Poco Pad M1 menawarkan RAM 8 GB dan penyimpanan 256 GB, dengan layar TÜV Rheinland “eye care” dan Dolby Vision. Kamera depan 8 MP dan kamera belakang 8 MP cukup untuk kebutuhan dasar. Sistem operasi Android 15 dengan HyperOS 2, Empat speaker Dolby Atmos, serta WiFi 6 membuatnya kompetitif.

Dengan perkiraan harga Rp 4,199 juta menjadikannya alternatif yang lebih terjangkau dibanding X1, meski dengan kapasitas penyimpanan lebih kecil.

5. Samsung Galaxy Tab Active 5 Pro, Tablet dengan Ketahanan Militer

Foto: Samsung

Samsung Galaxy Tab Active 5 Pro adalah tablet rugged untuk kebutuhan profesional. Layar 10,1 inch WUXGA 120 Hz, dilindungi Gorilla Glass Victus Plus, ditenagai Snapdragon 7s Gen 3, RAM 8 GB, dan penyimpanan 256 GB yang bisa diperluas hingga 2 TB.

Keunggulan utamanya adalah baterai 10.100 mAh yang bisa dilepas, bersertifikasi IP68, standar militer MIL-STD-810H, serta dukungan S pen tahan air. Dengan perkiraan harga Rp 14 juta menempatkannya di segmen Premium untuk pekerja lapangan.

Trend Pasar Tablet Indonesia

Kehadiran 5 tablet ini menunjukkan trend pasar Indonesia yang semakin kompetitif. Produsen kini menawarkan perangkat dengan fitur beragam mulai dari layar 3K ber-refresh rate tinggi, dukungan stylus, integrasi AI, sehingga ketahanan militer. Menurut Progres.id, pasar tablet kini menargetkan segmen pasar yang luas mulai dari pelajar, kreator hingga profesional lapangan.

Tablet Mana yang Paling Sesuai untuk Kamu?

Dengan rekan harga Rp 2,8 juta hingga Rp 14 juta, pengguna tablet di Indonesia kini memiliki banyak pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Redmi Pad 2 Pro cocok untuk multimedia, Motorola Moto Pad 60 Neo untuk pelajar, Poco Pad X1 dan M1 untuk produktivitas dengan sentuhan AI, serta Galaxy Tab Active 5 Pro untuk profesional lapangan.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




❌