Normal view

Trik Jitu: 4 Cara Lihat Status WhatsApp Orang Lain Tanpa Ketahuan

16 December 2025 at 02:49

Foto: WhatsApp

Teknologi.id – Pernahkah Anda merasa penasaran dengan aktivitas teman, kolega, atau mungkin mantan pacar yang dibagikan melalui Status WhatsApp, namun enggan ketahuan kalau Anda sedang "kepo"? Situasi ini sering dialami banyak pengguna aplikasi perpesanan terpopuler di dunia ini.

Status WhatsApp, fitur yang diadopsi dari konsep Instagram Stories, memungkinkan pengguna berbagi foto, video, atau teks yang akan hilang setelah 24 jam. Secara default, fitur ini dirancang transparan. "Status WhatsApp, sama seperti Instagram, bisa melihat siapa saja yang telah mengintip story tersebut. Fitur tersebut dapat dilihat oleh mereka yang sama-sama telah menyimpan kontak kita, begitu juga sebaliknya," tulis laporan CNBC Indonesia.

Namun, bagi mereka yang menjunjung tinggi privasi—atau sekadar ingin memantau tanpa meninggalkan jejak—ada kabar baik. Sebenarnya, ada celah-celah pintar yang bisa dimanfaatkan. Namun sebenarnya kita bisa menyembunyikan informasi telah melihat Status seseorang. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Foto: BijakBersosmed

4 metode ampuh melihat status WhatsApp

1. Cara Paling Umum, Matikan Centang Biru: Ini adalah metode paling populer dan resmi disediakan oleh WhatsApp, meskipun banyak pengguna yang lupa bahwa fungsinya berlaku dua arah.

Jika Anda mematikan "Laporan Dibaca" (tanda centang biru), maka Anda tidak akan tahu siapa yang membaca pesan Anda, tetapi sebagai gantinya, orang lain juga tidak akan tahu jika Anda melihat status mereka.

"Cara ini sebenarnya digunakan untuk mematikan informasi apakah seseorang telah melihat dan membaca pesan yang dikirim. Selain itu juga bisa menyembunyikan kita yang melihat Status seseorang," jelas panduan tersebut.

Berikut langkah-langkahnya:

  • "Masuk ke WhatsApp"
  • "Pilih ikon titik tiga pada pojok kanan atas"
  • "Pilih setelan atau setting"
  • "Pilih Privasi"
  • "Setelah itu tap pada laporan dibaca atau read receipt untuk dinonaktifkan."

Catatan: Jika Anda mengaktifkan kembali fitur ini, nama Anda mungkin akan muncul kembali di daftar penonton jika status tersebut belum kedaluwarsa (belum 24 jam).

2. Mode Ninja, Lihat Saat Offline: Trik kedua ini memanfaatkan mekanisme caching atau penyimpanan sementara aplikasi. WhatsApp biasanya mengunduh status secara otomatis di latar belakang saat Anda terhubung ke internet, bahkan sebelum Anda membukanya.

Anda bisa memanfaatkan jeda ini. "Anda juga bisa melihat Status dalam keadaan offline. Jadi tidak akan masuk dalam daftar yang telah melihat Status seseorang," saran artikel tersebut.

Caranya sangat sederhana namun butuh ketelitian waktu: "Untuk melakukannya, matikan semua koneksi internet dari seluler hingga Wifi. Berikutnya buka WhatsApp dan masuk ke tab Status, terakhir pilih Status yang ingin kita lihat."

Setelah melihat, pastikan Anda menutup aplikasi WhatsApp sepenuhnya (hapus dari recent apps) sebelum menyalakan kembali internet agar sistem tidak mengirimkan sinyal "telah dilihat" ke server.

Baca juga: Akhirnya! WhatsApp di Apple Watch Kini Bisa Baca, Balas, dan Kirim Pesan Suara Penuh

3. Trik Pengguna PC, Mode Incognito: Bagi Anda yang lebih sering menggunakan WhatsApp Web di komputer kantor atau laptop pribadi, fitur privasi browser bisa menjadi sekutu Anda. 

Mode penyamaran (Incognito) memastikan tidak ada data sesi yang tersimpan permanen. "Mode ini adalah saat riwayat penelusuran dan cookie tidak akan disimpan. Saat menggunakannya maka Anda tidak akan terlihat secara langsung," ungkap laporan itu. Namun, perlu dicatat bahwa "metode ini hanya bisa digunakan pada WhatsApp Web."

Langkah-langkahnya adalah:

  • "Buka browser di komputer atau laptop dalam mode incognito"
  • "Buka WhatsApp Web dan pindai kode QR"
  • "Setelah login, kamu dapat melihat status orang lain tanpa terdeteksi"

Trik ini efektif karena sesi Anda dianggap terisolasi, meskipun efektivitasnya bisa bervariasi tergantung pembaruan sistem keamanan WhatsApp terbaru.

4. Cara "Hacker" Android, Masuk ke Folder Tersembunyi: Ini adalah cara yang paling teknis namun paling aman karena Anda bahkan tidak perlu membuka aplikasi WhatsApp sama sekali. Trik ini khusus untuk pengguna ponsel Android yang memiliki akses ke sistem file. 

 "Cara terakhir ini hanya bisa digunakan untuk pengguna Android. Folder Status sendiri adalah tempat menyimpan seluruh status dalam WhatsApp," jelas CNBC Indonesia.

Setiap status foto atau video yang dimuat di HP Anda sebenarnya tersimpan sebagai file biasa di memori internal, hanya saja disembunyikan.

Untuk mengaksesnya: "Buka pengelola folder apa saja. Masuk ke folder Penyimpanan Internal/WhatsApp/Media/.Status atau Android > media > com.whatsapp > WhatsApp > Media > Statuses, dari sana Anda bisa melihat smeua status yang dibagikan."

Dengan cara ini, Anda melihat file aslinya langsung dari galeri tersembunyi, sehingga server WhatsApp tidak pernah mencatat aktivitas "melihat" di dalam aplikasi.

Baca juga: Bikin Chatting Jadi Lebih Praktis: 7 Fitur Tersembunyi WhatsApp yang Jarang Diketahui

Privasi di era digital sering kali menjadi pilihan. WhatsApp memberikan opsi transparansi, namun pengguna cerdas selalu punya cara untuk menjaga anonimitas mereka. Apakah Anda memilih cara mudah dengan mematikan centang biru, atau cara teknis dengan mengintip folder sistem, pastikan gunakan trik ini dengan bijak dan etis. Selamat mencoba!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Paradoks Pasar Kripto: BTC Ritel Panik, Hedge Fund Malah Naikkan Porsi Aset

15 December 2025 at 23:27

Foto: Advokai

Teknologi.id – Pasar kripto kembali menunjukkan wajah aslinya yang penuh volatilitas. Di awal pekan ini, Senin (15/12/2025), layar monitor para trader didominasi warna merah membara. Momentum bullish yang sempat digadang-gadang akan meledak pasca-keputusan The Fed, nyatanya tertahan oleh tembok realitas.

Namun, di tengah kepanikan ritel yang melihat portofolionya menyusut, terjadi sebuah anomali besar. Para pemain kelas kakap—institusi keuangan global dan hedge fund—justru diam-diam meningkatkan posisi mereka di pasar aset digital ini. Mengapa mereka berani masuk saat harga sedang tertekan?

Raja Kripto Tumbang di Bawah US$ 90.000

Sorotan utama pasar tertuju pada Bitcoin (BTC). Aset digital terbesar di dunia ini gagal mempertahankan benteng pertahanan psikologisnya. Setelah berjuang keras di akhir pekan, Bitcoin akhirnya menyerah.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, "Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin terkoreksi -0,93% dan diperdagangkan di kisaran US$89.540,27."

Penurunan ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal teknikal yang cukup meresahkan bagi pedagang jangka pendek. "Secara teknikal, penutupan di bawah US$90.000 memang menjadi sinyal bearish jangka pendek," tulis laporan tersebut.

Efek domino pun tak terelakkan. Kejatuhan Bitcoin menyeret mayoritas altcoin ke zona merah. Solana (SOL) dan Cardano (ADA), dua proyek blockchain yang biasanya tangguh, terpantau melemah masing-masing -1,58% dan -1,93%. Para investor tampaknya memilih untuk menekan tombol panic button atau sekadar mengamankan profit (cash out) sementara waktu.

TRON: Sang Pemberontak di Tengah Badai

Namun, tidak semua aset ikut tenggelam. Di tengah lesunya pasar, TRON (TRX) muncul sebagai anomali yang mengejutkan. Aset besutan tokoh kontroversial Justin Sun ini justru bergerak melawan arus pasar global.

Laporan mencatat bahwa TRX berhasil mencatatkan kenaikan harian sebesar +2,28% ke level US$0,2798. Kenaikan ini bukan tanpa alasan. "Performa TRX yang solid ini didorong oleh fundamental jaringan yang kuat, di mana tingginya volume transaksi stablecoin menjadikannya aset defensif pilihan saat pasar sedang tidak menentu," jelas analisis pasar.

Baca juga: “Uptober” Kembali: Bitcoin Melonjak Hampir 12% dan Dekati Rekor Tertinggi

Mengapa Institusi Tetap "Bullish"?

Pertanyaan besarnya adalah: Jika pasar sedang lesu, mengapa narasi besarnya justru menyebutkan bahwa tahun 2025 adalah tahunnya institusi masuk ke kripto?

Jawabannya terletak pada data jangka panjang, bukan fluktuasi harian. Laporan dari Reuters pada November lalu mengungkapkan fakta mengejutkan. "Lebih dari separuh hedge fund di dunia kini telah masuk ke pasar kripto," tulis laporan tersebut.

Angka spesifiknya pun sangat meyakinkan. Berdasarkan survei dari Alternative Investment Management Association (AIMA) yang melibatkan 122 investor kelas berat, "Sebanyak 55% hedge fund global kini memegang aset terkait kripto."

Angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berada di angka 47%. Secara rata-rata, para manajer investasi ini mengalokasikan sekitar 7% portofolionya ke aset kripto.

Faktor Trump dan Kepastian Regulasi

Apa yang membuat para manajer dana yang biasanya konservatif ini tiba-tiba berani mengambil risiko? Faktor utamanya adalah perubahan iklim politik dan regulasi di Amerika Serikat.

Dukungan dari Presiden AS, Donald Trump, terhadap industri kripto menjadi katalis utama. Kebijakan yang lebih ramah terhadap aset digital membuat institusi merasa lebih aman untuk menaruh uang klien mereka di sana.

Laporan tersebut mengutip, "Tahun lalu menandai titik balik bagi regulasi kripto di AS. AS tampaknya mulai membangun fondasi untuk stabilitas regulasi jangka panjang."

Baca juga: Didorong Kebijakan Pro-Kripto, Bitcoin Cetak Rekor di Era Trum

Foto: The Daiy Record

Bahaya Tersembunyi: Derivatif dan Spekulasi

Meskipun minat masuk tinggi, cara institusi bermain di pasar kripto berbeda dengan investor ritel biasa. Mereka tidak sembarangan membeli koin di bursa (spot market).

Sebanyak 67% dari hedge fund tersebut memilih berinvestasi melalui instrumen derivatif. Instrumen ini memungkinkan mereka untuk "berspekulasi terhadap pergerakan harga tanpa harus memegang aset dasar."

Namun, strategi ini bukannya tanpa risiko. Laporan CNBC menyoroti insiden flash crash pada bulan Oktober lalu yang mengungkap betapa rapuhnya pasar akibat penggunaan leverage (daya ungkit) yang berlebihan oleh para pemain besar ini.

Pasar kripto di tahun 2025 menyajikan sebuah paradoks. Di satu sisi, harga Bitcoin sedang tertekan di bawah US$ 90.000, membuat investor ritel cemas. Di sisi lain, arus uang institusi justru mengalir deras, didorong oleh kepastian hukum di AS dan adopsi mainstream.

Bagi investor bijak, ini adalah sinyal untuk tidak hanya melihat pergerakan harga harian, tetapi memahami ke mana arah uang besar (smart money) sedang bergerak. Apakah koreksi ini adalah awal kehancuran atau justru kesempatan diskon terakhir sebelum institusi mengambil alih sepenuhnya? Hanya waktu yang akan menjawab.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

15 December 2025 at 20:55

Foto: 9TO5Mac

Teknologi.id – Bagi para penggemar setia produk Apple (Apple Fanboy), tahun-tahun mendatang tampaknya akan menjadi periode paling radikal dalam sejarah perusahaan. Setelah bertahun-tahun mempertahankan siklus rilis yang dapat diprediksi dan desain "batangan" (candybar) yang ikonik, raksasa teknologi asal Cupertino ini dikabarkan siap merombak total strategi mereka.

Laporan terbaru mengungkap bahwa Apple sedang mempersiapkan perubahan bentuk yang drastis, termasuk peluncuran iPhone lipat (foldable) pertama mereka dan pergeseran jadwal rilis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

iPhone Lipat: Mimpi yang Menjadi Nyata (dan Mahal)

Foto: MacRumors

Isu mengenai "iPhone Fold" sudah berhembus lama, namun kini detailnya semakin konkret. Berbeda dengan pesaing utamanya yang sudah merilis generasi ke-6 atau ke-7 ponsel lipat, Apple memilih menunggu momen yang tepat. Bocoran terbaru menyebutkan bahwa Apple akhirnya akan terjun ke pasar ini pada akhir 2026 atau awal 2027.

Desain yang diusung bukanlah model buku (seperti Galaxy Z Fold), melainkan model clamshell atau cangkang kerang yang lebih compact, serupa dengan model "Flip". Namun, ada harga fantastis yang harus dibayar untuk inovasi ini.

Menurut laporan yang dikutip dari CNBC Indonesia, "Harga perangkat itu diprediksi senilai US$ 2.000 atau sekitar Rp33,2 juta."

Angka ini menempatkan iPhone lipat jauh di atas harga rata-rata ponsel flagship saat ini, menjadikannya barang mewah sejati. Selain harga, spesifikasi teknisnya pun mulai terkuak. Perangkat ini tidak hanya sekadar layar yang ditekuk, tetapi memiliki pendekatan unik pada kamera dan keamanan biometrik.

Laporan tersebut merinci bahwa "iPhone lipat model clamshell itu akan memiliki dua kamera belakang, satu kamera di setiap layar (karena layar terpisah)."

Menariknya, karena keterbatasan teknis pada layar yang terpisah tersebut, fitur Face ID yang selama ini menjadi andalan kemungkinan akan absen. Sebagai gantinya, Apple diprediksi akan kembali menggunakan Touch ID yang mungkin disematkan di tombol samping atau di bawah layar.

Jadwal Rilis yang "Pecah Kongsi"

Foto: Poskota

Selama lebih dari satu dekade, September adalah "bulan suci" bagi Apple, di mana seluruh jajaran iPhone baru—mulai dari yang termurah hingga termahal—diluncurkan bersamaan. Namun, tradisi ini dikabarkan akan berakhir pada siklus iPhone 18.

Apple berencana memisahkan peluncuran model "Pro" dengan model dasar. Alasannya berkaitan dengan kompleksitas rantai pasok dan teknologi pengemasan chip terbaru. Berdasarkan bocoran jadwal, "iPhone 18 Pro dan 18 Pro Max dijadwalkan rilis pada September 2026."

Kedua model premium ini akan menjadi yang pertama mencicipi prosesor super canggih A20. Chipset ini dikabarkan menggunakan metode pengemasan baru yang revolusioner untuk performa dan efisiensi daya yang belum pernah ada sebelumnya.

Lantas, bagaimana dengan model standar? Konsumen harus bersabar lebih lama. "iPhone 18 dan 18e serta iPhone Air 2 (untuk menggantikan iPhone 17 Air) baru akan dirilis pada 2027," tulis laporan tersebut.

Keterlambatan ini disebabkan karena model dasar belum akan menggunakan kemasan chip A20 yang sama dengan varian Pro di tahun 2026, demi menekan biaya produksi.

Baca juga: iPhone Air Jadi yang Paling Anjlok: Turun Hingga 47% Hanya dalam 10 Pekan

Kamera "Variable Aperture" dan Desain Kaca Baru

Selain bentuk lipat, lini iPhone 18 Pro juga akan membawa pembaruan signifikan pada sektor fotografi. Salah satu fitur yang paling dinanti adalah bukan kamera variabel (variable aperture) pada kamera utama.

Fitur ini memungkinkan lensa kamera melebar atau menyempit secara fisik untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, mirip dengan kamera profesional DSLR. Ini akan memberikan kontrol luar biasa bagi pengguna dalam mengatur depth of field (efek bokeh) dan performa di kondisi minim cahaya.

Dari sisi estetika, bagian belakang ponsel juga mendapat sentuhan baru. Desain potongan kaca belakang akan dibuat lebih menyatu, menghilangkan kesan "tonjolan tajam" yang selama ini dikeluhkan sebagian pengguna.

iPhone 17e: Pembuka Jalan di Awal 2026

Foto: Prabumulij

Sebelum semua kegilaan teknologi itu terjadi di akhir 2026, Apple akan melakukan pemanasan. Di awal tahun 2026, Apple diprediksi akan merilis iPhone 17e.

Ponsel ini diposisikan sebagai perangkat entry-level atau versi murah, kemungkinan besar menggantikan posisi iPhone SE yang sudah mulai usang. Ini memberikan opsi bagi konsumen yang ingin masuk ke ekosistem Apple tanpa harus menunggu siklus peluncuran utama di akhir tahun.

Baca juga: iPhone Fold Diprediksi Jadi HP Lipat Termahal, Harganya Tembus Rp38 Juta!

Era Baru Apple

Jika semua bocoran ini akurat, maka 2026 dan 2027 akan menjadi tahun pertaruhan besar bagi Tim Cook dan timnya. Memecah jadwal rilis berisiko membingungkan konsumen, dan membanderol ponsel lipat seharga Rp33 juta adalah langkah berani di tengah ekonomi global yang tidak pasti.

Namun, satu hal yang pasti: Apple tidak lagi sekadar memoles produk lama. Mereka sedang bersiap untuk mengubah bentuk fisik dan cara kita memandang sebuah smartphone sekali lagi. Bagi Anda yang berniat ganti ponsel, mungkin menabung mulai sekarang untuk menyambut tahun 2026 adalah keputusan bijak.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Telkomsel Rilis Paket Nataru: 70 GB + Netflix Cs Cuma Rp150 Ribu

15 December 2025 at 07:28

Foto: Simpati

Teknologi.id – Momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu identik dengan waktu berkualitas bersama keluarga. Bagi sebagian orang, liburan akhir tahun berarti perjalanan mudik yang panjang atau sekadar bersantai di rumah menghabiskan sisa cuti. Memahami kebutuhan digital masyarakat yang melonjak drastis di musim liburan—terutama untuk hiburan streaming film dan serial—Telkomsel melalui brand legendarisnya, Simpati, meluncurkan amunisi baru yang sangat menggoda.

Memanfaatkan momentum tanggal cantik 12.12 pada Jumat kemarin, operator seluler pelat merah ini resmi merilis program bertajuk "Nonton Pasti Simpati". Program ini menawarkan paket data jumbo dengan harga yang kompetitif, dirancang khusus untuk memanjakan para penikmat konten digital agar tidak mati gaya saat liburan.

Paket Jumbo: 70 GB + Akses Netflix dan Kawan-kawan

Daya tarik utama dari peluncuran ini adalah paket bundling yang sangat agresif. Telkomsel menawarkan kuota data sebesar 70 GB dengan masa aktif 30 hari. Namun, yang membuatnya terasa "murah" adalah penyertaan akses berlangganan ke berbagai platform streaming premium.

Dengan merogoh kocek sebesar Rp150.000, pelanggan tidak hanya mendapatkan kuota internet besar, tetapi juga langsung mendapatkan akses langganan ke Netflix, ShortMax, WeTV, Prime Video, dan Vision+. Ini adalah strategi bundling "All-in-One" yang jarang ditemukan, mengingat biasanya langganan platform tersebut harus dibayar secara terpisah yang jika ditotal harganya bisa jauh lebih mahal.

Tak hanya itu, fleksibilitas juga diberikan kepada pelanggan untuk memilih akses tambahan sesuai selera mereka, mulai dari Vidio, Viu, IQIYI, Disney+, hingga YouTube Premium.

Baca juga: Langganan ChatGPT Go Kini Bisa Lewat Telkomsel, Mulai Rp 50 Ribu/Bulan!

Opsi Hemat: Paket "Seru Nonton"

Bagi pelanggan yang memiliki anggaran lebih terbatas namun tetap ingin menikmati hiburan tanpa batas, Telkomsel juga menyediakan opsi kedua bernama Paket Seru Nonton.

Dibanderol dengan harga Rp105.000, paket ini memberikan kuota sebesar 40 GB. Meskipun kuotanya lebih kecil, benefit akses streaming-nya tetap melimpah. Pelanggan paket ini mendapatkan pilihan akses berlangganan ke berbagai layanan seperti Viu, IQIYI, Catchplay, Vidio, WeTV, Noice, Prime Video, Vision+, dan ShortMax.

Bahkan, untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, varian paket ini juga tersedia mulai dari harga Rp25.000, dengan tetap menawarkan opsi kuota hingga 70 GB tergantung pada konfigurasi yang dipilih pengguna.

Strategi Mengikat Pelanggan Lewat Konten

Langkah Telkomsel ini bukan sekadar perang harga kuota, melainkan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas penggunaan data pelanggan. Di era digital saat ini, pengguna tidak hanya butuh koneksi, tetapi juga konten yang relevan.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Adhi Putranto, Vice President SIMPATI Product Marketing Telkomsel, menjelaskan visi di balik peluncuran produk ini. Ia menekankan pentingnya memberikan konteks pada konektivitas yang dimiliki pelanggan.

"Jadi target kami adalah meningkatkan konektasi pelanggan yang memiliki konteks dan mengakses layanan," ujar Adhi Putranto, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia.

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Telkomsel ingin pelanggannya tidak sekadar menghabiskan kuota untuk scrolling media sosial tanpa arah, melainkan menikmati layanan hiburan berkualitas tinggi yang membutuhkan bandwidth stabil dan kuota besar.

Baca juga: Cara Beli Kuota Internet Anti Hangus Telkomsel, Lengkap dengan Harga 2025

Gaet Duta Sheila on 7 Jadi Wajah Baru

Untuk memperkuat pesan kampanye ini, Telkomsel tidak main-main dalam aspek pemasaran. Mereka menggandeng sutradara video klip ternama, Dimas Djayadiningrat, untuk menggarap video iklan "Nonton Pasti Simpati". Sentuhan artistik Dimas diharapkan mampu memberikan kesan premium namun tetap fun pada produk ini.

Kejutan lainnya adalah penunjukan Duta Modjo, vokalis kharismatik dari band Sheila on 7, sebagai Brand Ambassador terbaru Simpati. Pemilihan Duta dinilai sangat tepat karena sosoknya yang lintas generasi—dicintai oleh Gen X, Milenial, hingga Gen Z—serta citranya yang sederhana namun berkualitas, sangat pas dengan branding Simpati.

Duta sendiri mengungkapkan hubungan personalnya dengan brand tersebut yang sudah terjalin sejak lama. "Jadi bagian dari Simpati hari ini adalah kebanggaan buat saya. Semoga langkah ini bisa bikin kita semua sama-sama lebih berdaya dan bisa terus maju bareng ke arah yang lebih baik," ujar Duta dalam kesempatan yang sama.

Foto: Referensia.id

Cara Mendapatkan Paket

Bagi Anda yang tertarik untuk mengaktifkan paket ini guna persiapan liburan Nataru, Telkomsel menyediakan berbagai saluran pembelian yang mudah diakses.

Pelanggan bisa membeli paket "Nonton Pasti Simpati" melalui:

  • Situs resmi Telkomsel.
  • Aplikasi MyTelkomsel. Kode UMB *363#.
  • Gerai fisik GraPARI dan outlet mitra.
  • E-commerce dan mobile banking.
  • Asisten virtual Veronika.

Dengan ketersediaan kuota besar dan akses hiburan lengkap, perjalanan mudik yang macet atau malam pergantian tahun di rumah tampaknya tidak akan membosankan bagi para pengguna Telkomsel tahun ini. 

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Terbongkar! Jalur Tikus DeepSeek Dapat Chip Nvidia via Singapura & Malaysia

13 December 2025 at 00:02

Foto: Securityweek

Teknologi.id – Misteri di balik kebangkitan mendadak DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) asal China yang baru-baru ini mengguncang Silicon Valley, mulai terkuak. Di tengah ketatnya sanksi ekspor teknologi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), banyak pihak bertanya-tanya: Bagaimana mungkin sebuah startup China bisa melatih model AI sekelas dunia tanpa akses resmi ke perangkat keras tercanggih?

Jawabannya ternyata melibatkan operasi klandestin yang rumit, "pusat data hantu", dan jalur penyelundupan yang melintasi negara-negara tetangga Indonesia. Sebuah laporan investigasi mengejutkan mengungkapkan bahwa DeepSeek diduga kuat menggunakan ribuan chip Nvidia canggih yang diselundupkan melalui Singapura dan Malaysia, mengakali blokade teknologi Washington dengan cara yang licin dan terorganisir.

Modus Operandi: Pusat Data Palsu di Negeri Tetangga

Laporan yang pertama kali diangkat oleh The Information dan dikutip oleh Kompas Tekno ini memaparkan taktik "Kuda Troya" yang digunakan oleh perantara DeepSeek. Karena AS melarang penjualan langsung chip AI berkinerja tinggi (seperti Nvidia H100 atau seri Blackwell terbaru) ke China, para perantara ini tidak mengirim barang langsung ke Beijing atau Shanghai.

Sebaliknya, mereka mendirikan pusat data palsu (fake data centers) atau perusahaan cangkang di negara-negara yang tidak terkena sanksi ketat, khususnya Singapura dan Malaysia. Secara administratif, pembelian chip tersebut terlihat legal. Perusahaan "lokal" di Asia Tenggara memesan server AI untuk kebutuhan riset atau bisnis lokal.

Namun, begitu server-server mahal tersebut tiba dan lolos dari pemeriksaan bea cukai setempat, fungsi aslinya sebagai pusat data tidak pernah dijalankan. Dalam hitungan hari atau minggu, server-server tersebut dibongkar (dismantled). Komponen paling berharga di dalamnya, yakni unit pemroses grafis (GPU) buatan Nvidia, dicopot satu per satu.

Baca juga: DeepSeek V3.2 Speciale, Model AI China yang Lampaui Gemini 3.0 Pro

Koper, Kargo Kecil, dan Pasar Gelap

Setelah dicopot dari rak server, chip-chip seharga puluhan ribu dolar per unit tersebut memulai perjalanan klandestin mereka menuju China. Laporan menyebutkan bahwa ribuan GPU ini diselundupkan dalam partai kecil untuk menghindari deteksi.

Metodenya beragam, mulai dari penggunaan jasa kurir perorangan yang membawa komponen di dalam koper bagasi pesawat, hingga pengiriman kargo komersial yang disamarkan sebagai barang elektronik umum. Jalur perdagangan bebas dan tingginya volume logistik di Asia Tenggara dimanfaatkan sebagai celah yang sempurna.

Sesampainya di China, komponen-komponen selundupan ini dirakit kembali menjadi kluster supercomputer raksasa. Inilah "dapur pacu" rahasia yang memungkinkan DeepSeek melatih model bahasa besar (Large Language Model/LLM) mereka, DeepSeek-V3, yang kinerjanya diklaim setara dengan GPT-4 milik OpenAI namun dengan biaya latihan yang jauh lebih murah.


Foto: Reuters

Skala Operasi: Puluhan Ribu Unit H100

Dugaan skala penyelundupan ini sangat masif. Beberapa sumber industri memperkirakan DeepSeek berhasil mengumpulkan hingga 50.000 unit prosesor Nvidia H100 melalui berbagai jalur pasar gelap (black market).

Sebagai konteks, satu unit Nvidia H100 di pasar legal dibanderol sekitar USD 25.000 hingga USD 30.000. Di pasar gelap China, harganya bisa melonjak dua hingga tiga kali lipat. Fakta bahwa DeepSeek mampu mendanai operasi ini menunjukkan betapa vitalnya chip tersebut bagi ambisi AI nasional China.

Keberadaan 50.000 chip ini menjawab keraguan para analis Barat. Sebelumnya, banyak yang skeptis bagaimana China bisa terus berinovasi di bidang AI tanpa perangkat keras terbaru. Ternyata, tembok sanksi AS tidak sepenuhnya kedap air; ia bocor di wilayah Asia Tenggara.

Nvidia Membantah, AS Geram

Menanggapi laporan panas ini, Nvidia segera mengeluarkan bantahan. Raksasa teknologi yang dipimpin Jensen Huang tersebut menyatakan bahwa klaim DeepSeek menggunakan puluhan ribu chip selundupan adalah "mengada-ada". Nvidia menegaskan komitmennya untuk mematuhi seluruh regulasi ekspor AS dan berjanji akan menyelidiki setiap indikasi penyalahgunaan rantai pasok.

Namun, bagi pemerintah AS, laporan ini adalah tamparan keras. Departemen Perdagangan AS di bawah administrasi Biden telah berupaya keras memutus akses China terhadap teknologi AI canggih karena kekhawatiran akan penggunaannya untuk militer dan spionase.

Terbongkarnya jalur Singapura-Malaysia ini berpotensi memicu konsekuensi diplomatik dan ekonomi baru. AS diprediksi akan memperketat pengawasan ekspor ke negara-negara Asia Tenggara. Perusahaan-perusahaan teknologi di kawasan ASEAN mungkin akan menghadapi prosedur kepatuhan (compliance) yang jauh lebih rumit dan ketat di masa depan, karena AS tidak ingin wilayah ini menjadi "pintu belakang" bagi China.

Baca juga: Nvidia Boleh Ekspor Chip AI ke China, Trump Ambil Risiko Besar atau Strategi Cerdas?

Implikasi bagi Industri AI Global

Kasus DeepSeek ini membuktikan satu hal: dalam perang teknologi, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Sanksi ekonomi mungkin memperlambat, tetapi tidak serta-merta menghentikan aliran teknologi, terutama ketika permintaan pasar begitu tinggi dan keuntungan finansial dari penyelundupan begitu menggiurkan.

Bagi Indonesia dan negara ASEAN lainnya, isu ini menjadi peringatan untuk lebih waspada terhadap arus barang teknologi tinggi yang melintasi perbatasan. Posisi strategis sebagai hub logistik global kini membawa risiko terseret ke dalam pusaran konflik geopolitik antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Sementara itu, di laboratorium rahasia di China, mesin-mesin selundupan itu terus bekerja siang malam, melatih kecerdasan buatan yang siap menantang dominasi Barat.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Speaker Gaming Murah! Black Shark Rilis Speaker Magnetik RGB Cuma 300 Ribuan

12 December 2025 at 23:19

Foto: Blackshark

Teknologi.id – Bagi para mobile gamer dan penikmat konten multimedia, kualitas suara dari speaker bawaan ponsel sering kali terasa kurang memuaskan. Suara yang cempreng (tinny), bass yang tidak terasa, hingga posisi lubang speaker yang sering tertutup tangan saat bermain game adalah masalah klasik. Menjawab keluhan tersebut, produsen perangkat gaming ternama, Black Shark, baru saja merilis solusi cerdas yang menggabungkan estetika, fungsi, dan portabilitas: Black Shark Magnetic Bluetooth Speaker.

Perangkat audio mungil ini bukan sekadar speaker eksternal biasa. Ia dirancang dengan mekanisme magnetik canggih yang memungkinkannya menempel langsung di punggung smartphone, memberikan pengalaman audio yang lebih immersive tanpa perlu memegang perangkat tambahan atau menggunakan kabel yang merepotkan.

Desain Futuristik: Magnet N52 dan Lampu RGB

Daya tarik utama dari perangkat ini adalah desainnya yang sangat fungsional. Black Shark menggunakan material premium yang memadukan logam dan ABS yang kokoh. Di balik kerangkanya, tertanam cincin magnet N52 yang sangat kuat.

Magnet N52 adalah salah satu grade magnet neodymium terkuat yang tersedia secara komersial. Kekuatan ini menjamin speaker dapat menempel dengan pakem di punggung ponsel, bahkan saat pengguna bergerak aktif atau ponsel digoyangkan saat bermain game yang intens. Fitur ini jelas terinspirasi dari mekanisme MagSafe pada iPhone, namun Black Shark membuatnya kompatibel secara luas. Bagi ponsel Android yang belum memiliki fitur magnetik bawaan, speaker ini tetap bisa digunakan dengan bantuan stiker cincin magnet tambahan.

Tidak lengkap rasanya jika perangkat gaming tanpa lampu warna-warni. Black Shark menyematkan cincin lampu RGB yang dinamis pada bodi speaker. Lampu ini dapat berkedip mengikuti irama musik atau efek suara dalam game, menciptakan atmosfer visual yang seru, terutama saat dimainkan di ruangan gelap.

Baca juga: Speaker Baru Samsung Bisa Berfungsi Sebagai Bingkai Foto

Fungsi Ganda: Audio Booster Sekaligus Kickstand

Salah satu fitur paling cerdas dari desain fisik speaker ini adalah kemampuannya berfungsi sebagai penyangga ponsel (phone stand).

Saat ditempelkan di bagian tengah atau bawah punggung ponsel, bodi speaker yang cukup tebal dapat menopang ponsel dalam posisi miring. Ini sangat berguna bagi pengguna yang gemar menonton film, serial Netflix, atau video YouTube sambil makan atau bekerja, tanpa perlu memegang ponsel terus-menerus. Posisi horizontal (landscape) menjadi lebih stabil dan sudut pandang layar menjadi lebih ergonomis.

Foto: Blackshark

Spesifikasi Audio: Kecil tapi Menggelegar

Jangan tertipu oleh ukurannya yang ringkas. Black Shark Magnetic Bluetooth Speaker dibekali dengan spesifikasi audio yang serius. Jantung suaranya berasal dari driver full-range berukuran 1,45 inci yang mampu menyemburkan daya keluaran sebesar 4 watt.

Untuk ukuran speaker portabel sekecil ini, daya 4 watt tergolong cukup besar. Black Shark mengklaim perangkat ini mampu menghasilkan tingkat kekerasan suara hingga 90 dB. Ini berarti suara ledakan dalam game PUBG Mobile atau dentuman bass lagu EDM akan terdengar jauh lebih nendang dibandingkan speaker internal ponsel flagship sekalipun.

Kualitas suara ini diperkuat dengan teknologi DSP (Digital Signal Processing) Pro 2.0. Algoritma ini bekerja secara real-time untuk memproses sinyal audio, mengurangi distorsi pada volume tinggi, dan meningkatkan respons frekuensi rendah (bass) serta kejernihan vokal (treble). Hasilnya adalah profil suara yang seimbang, jernih, dan bertenaga.

Konektivitas Masa Depan: Bluetooth 6.0

Salah satu kejutan terbesar dari perangkat ini adalah penggunaan standar konektivitas nirkabel terbaru, yakni Bluetooth 6.0.

Di saat banyak perangkat high-end masih berkutat di Bluetooth 5.3 atau 5.4, Black Shark melangkah lebih maju. Bluetooth 6.0 menawarkan keunggulan signifikan dalam hal kecepatan transfer data, stabilitas koneksi, dan efisiensi daya. Bagi gamer, ini berarti latensi (jeda suara) yang sangat rendah. Suara langkah kaki musuh atau tembakan akan terdengar sinkron dengan visual di layar, menghilangkan delay yang sering menjadi kelemahan speaker Bluetooth konvensional.

Selain itu, speaker ini mendukung fitur TWS (True Wireless Stereo) Pairing. Jika pengguna membeli dua unit speaker ini, keduanya dapat dihubungkan secara nirkabel untuk menciptakan sistem suara stereo kiri-kanan (left-right channel) yang sesungguhnya, memberikan efek ruang yang jauh lebih luas.

Baca juga: Cara Hubungkan Ponsel ke Lebih dari Satu Speaker Bluetooth

Baterai Awet dan Harga Terjangkau

Untuk mendukung sesi bermain game maraton, Black Shark menanamkan baterai berkapasitas 750 mAh. Berdasarkan pengujian internal, baterai ini mampu bertahan antara 6 hingga 16 jam pemutaran musik non-stop, tergantung pada tingkat volume dan penggunaan lampu RGB. Pengisian daya juga sudah menggunakan port modern USB Type-C, dengan waktu pengisian penuh sekitar 2,5 jam.

Yang paling menarik adalah harganya. Di pasar China, Black Shark Magnetic Bluetooth Speaker dibanderol hanya 129 Yuan atau setara dengan Rp280.000 - Rp300.000. Harga ini tergolong sangat agresif mengingat fitur-fitur premium yang ditawarkannya (Magnet N52, RGB, Bluetooth 6.0).

Meskipun saat ini baru tersedia di pasar domestik China, antusiasme penggemar teknologi global sangat tinggi. Mengingat popularitas merek Black Shark di Indonesia, besar kemungkinan aksesori unik ini akan segera masuk ke pasar tanah air melalui jalur distributor resmi maupun importir umum dalam waktu dekat.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Mendunia! Lagu Indo "Stecu Stecu" Kalahkan Coldplay di Top Chart TikTok

12 December 2025 at 18:01

Foto: Gemini

Teknologi.id – Siapa sangka, irama musik lokal yang lahir dari kreativitas anak bangsa di Indonesia Timur mampu mengguncang panggung musik dunia dan mengalahkan nama-nama raksasa industri hiburan global? Tahun 2025 menjadi saksi sejarah baru bagi industri musik tanah air. Sebuah lagu dengan judul unik, "Stecu Stecu", karya musisi Faris Adam, secara mengejutkan berhasil menembus daftar prestisius "Global Top 20 Songs 2025" yang dirilis oleh platform video pendek raksasa, TikTok.

Prestasi ini bukan kaleng-kaleng. Lagu yang kental dengan nuansa elektronik lokal yang catchy ini menempati peringkat ke-8 di seluruh dunia. Posisi ini secara otomatis menempatkan "Stecu Stecu" di atas karya musisi legendaris dunia. Lagu "Sparks" milik band ikonik asal Inggris, Coldplay, harus puas berada di posisi ke-15, sementara lagu hits "Ocean Eyes" dari penyanyi fenomenal Billie Eilish tertahan di posisi ke-12.

Fenomena "Stecu": Dari Lokal Menjadi Global

Keberhasilan "Stecu Stecu" adalah anomali yang menyenangkan dalam industri musik global yang biasanya didominasi oleh pop Barat atau K-Pop. Lagu ini menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang berhasil masuk ke dalam jajaran elit tersebut di tahun 2025.

Judul "Stecu" sendiri diambil dari istilah gaul atau slang lokal yang merupakan singkatan dari "Stelan Cuek". Istilah ini menggambarkan sikap santai, percaya diri, dan tidak mempedulikan omongan orang lain—sebuah filosofi yang mungkin sangat resonan dengan Generasi Z di seluruh dunia.

Faris Adam, sang kreator yang berasal dari Maluku Utara, berhasil meramu musik yang melampaui batasan bahasa. Meskipun liriknya berbahasa Indonesia (dengan dialek lokal), beat atau ketukan lagunya memiliki daya tarik universal. Irama yang menghentak namun asyik dibuat bergoyang ini menjadi bensin utama bagi viralitasnya di TikTok.

Baca juga: 5 Raja Streaming Musik 2025: Siapa Juara Lossless dan Siapa Jagoan AI?

Mengapa Bisa Mengalahkan Coldplay?

Pertanyaan besar yang muncul di benak banyak orang adalah: Bagaimana mungkin lagu lokal bisa mengalahkan Coldplay dalam hal metrik viralitas? Jawabannya terletak pada algoritma dan kultur penggunaan TikTok itu sendiri.

  1. Kekuatan "Sound" untuk Konten: Di TikTok, popularitas sebuah lagu tidak ditentukan oleh kompleksitas lirik atau ketenaran penyanyinya, melainkan oleh seberapa "enak" lagu tersebut digunakan sebagai latar video. "Stecu Stecu" memiliki struktur looping yang sempurna untuk konten berdurasi 15 hingga 60 detik.
  2. Versatilitas Penggunaan: Berbeda dengan lagu Coldplay yang mungkin lebih cocok untuk konten galau atau sinematik, "Stecu Stecu" bersifat serbaguna (versatile). Lagu ini digunakan oleh jutaan kreator konten dari Amerika, Eropa, hingga Asia untuk berbagai jenis video: mulai dari dance challenge, transisi makeup, video memasak, hingga video komedi (meme).
  3. Efek Domino FYP: Ketika sebuah lagu mulai dipakai secara masif di satu negara, algoritma TikTok "For You Page" (FYP) akan mendorongnya ke negara lain. Pengguna di Brasil atau Jepang mungkin tidak tahu arti kata "Stecu", tetapi mereka menikmati energinya. Inilah yang membuat lagu ini meledak secara organik tanpa kampanye pemasaran global yang mahal.

Foto: TikTok

Kebangkitan Musik Indonesia Timur 

Kesuksesan Faris Adam juga menyoroti potensi besar dari kancah musik Indonesia Timur. Selama beberapa tahun terakhir, lagu-lagu dari wilayah ini—yang sering kali mengusung genre House Music lokal, Funkot, atau Remix—kerap menjadi viral di media sosial nasional. Namun, menembus pasar global di peringkat 8 dunia adalah pencapaian tertinggi sejauh ini. 

Hal ini membuktikan bahwa selera musik dunia semakin inklusif dan terdesentralisasi. "Sound of Indonesia" kini memiliki tempat tersendiri. Fenomena ini mirip dengan bagaimana musik Reggaeton dari Amerika Latin atau Afrobeats dari Afrika mengambil alih tangga lagu dunia beberapa tahun lalu. Kini, giliran irama khas Nusantara yang mendapatkan panggungnya.

Baca juga: Fitur Baru TikTok: Shared Collections & Shared Feeds untuk Kolaborasi Konten

Dampak Bagi Industri Musik Tanah Air

Laporan TikTok ini memberikan angin segar dan motivasi luar biasa bagi para kreator musik independen di Indonesia. Kasus "Stecu Stecu" membuktikan bahwa Anda tidak perlu rekaman di studio mahal di Jakarta atau Los Angeles untuk didengar dunia. Kreativitas yang autentik, dipadukan dengan pemahaman akan tren digital, bisa membawa seorang musisi dari daerah untuk bersanding—bahkan mengungguli—pemenang Grammy Awards.

Ke depannya, fenomena ini diprediksi akan memicu gelombang baru eksplorasi musik lokal. Produser musik dunia mungkin akan mulai melirik talenta-talenta dari Indonesia untuk kolaborasi, mencari "bumbu" unik yang bisa membuat karya mereka viral di platform media sosial. Bagi Faris Adam dan "Stecu Stecu", peringkat ke-8 dunia bukan sekadar angka. Itu adalah pernyataan tegas bahwa Indonesia ada di peta musik digital dunia, dan kita tidak datang hanya untuk meramaikan, tetapi untuk memimpin tren. Coldplay mungkin memiliki stadion, tetapi di layar ponsel miliaran manusia tahun 2025, Faris Adam adalah rajanya.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Siap-Siap Mahal! Tarif Ojol Bakal Disesuaikan Ikuti Kenaikan BBM & UMR

12 December 2025 at 19:13

Foto: Universitas Gadjah Mada

Teknologi.id – Kabar penting bagi jutaan pengguna setia layanan transportasi daring (online) di Indonesia. Era tarif lama ojek online (ojol) yang telah berlaku selama setengah dekade terakhir tampaknya akan segera berakhir. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi memberikan sinyal kuat bahwa penyesuaian tarif ojol kini bukan lagi sekadar wacana, melainkan sebuah urgensi yang sedang dalam tahap pematangan regulasi.

Langkah ini diambil sebagai respons atas dinamika ekonomi yang terjadi selama beberapa tahun terakhir, di mana biaya hidup dan operasional terus merangkak naik, sementara pendapatan dasar mitra pengemudi relatif stagnan. Pemerintah menyadari bahwa membiarkan tarif tidak berubah lebih lama lagi berpotensi memicu gejolak sosial di kalangan pengemudi yang merupakan tulang punggung ekonomi gig di Indonesia.

Akhir Penantian 5 Tahun: Mengapa Harus Naik Sekarang?

Dalam sebuah diskusi bertajuk "Sinergi Ekosistem Transportasi Digital" yang digelar di Jakarta Selatan, Utomo Harmawan, Kasubdit Angkutan Tidak dalam Trayek Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, mengungkapkan fakta yang menjadi dasar keputusan ini. Ia menyoroti bahwa sudah sekitar 4 hingga 5 tahun tidak ada revisi tarif ojol yang signifikan.

"Pasti tarif akan kita sesuaikan, karena memang sejak ditetapkan yang 4-5 tahun yang lalu belum ada perubahan," tegas Utomo.

Selama periode stagnasi tersebut, Indonesia telah melewati berbagai gelombang ekonomi, mulai dari pemulihan pasca-pandemi, inflasi, hingga fluktuasi harga energi. Ketidakseimbangan antara pendapatan pengemudi dengan biaya operasional harian inilah yang selama ini memicu berbagai aksi demonstrasi dan keresahan di kalangan asosiasi pengemudi ojol. Kemenhub menilai, revisi tarif adalah langkah korektif yang tidak bisa ditunda lagi untuk menjaga keberlangsungan ekosistem ini.

Baca juga: Tarif Ojol Naik, Gojek Buka Suara: Komitmen Ikuti Regulasi dan Jaga Ekosistem

Rumus Baru: UMR + BBM = Tarif Baru

Lantas, berapa besar kenaikannya dan apa landasannya? Kemenhub membocorkan bahwa skema tarif baru ini tidak diputuskan secara sembarangan. Pemerintah sedang menyusun formula yang mempertimbangkan dua variabel makro ekonomi utama:

  1. Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR): Kenaikan upah buruh dan pekerja formal setiap tahunnya menjadi tolok ukur daya beli dan standar hidup layak. Tarif ojol harus disesuaikan agar pendapatan bersih pengemudi tetap relevan dengan standar hidup di masing-masing daerah operasional.
  2. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM): Sebagai komponen biaya operasional terbesar bagi pengemudi, fluktuasi harga BBM memiliki dampak langsung terhadap pendapatan bersih ("uang dapur") yang dibawa pulang.

"Kami sepakat dan di regulasi kami ini kita sudah menyusun penyusunan tarif berdasarkan kenaikan harga UMR dan kenaikan harga BBM," jelas Utomo. Dengan memasukkan kedua komponen ini, diharapkan tarif baru nanti akan lebih fair atau adil bagi mitra pengemudi tanpa memberatkan konsumen secara berlebihan.

Foto: Kontan

PR untuk Aplikator: Algoritma "Anti-Macet"

Selain urusan dompet, Kemenhub juga menyoroti aspek teknis operasional yang selama ini dikeluhkan masyarakat umum: kemacetan di titik penjemputan. Fenomena "lautan jaket hijau/kuning" di stasiun KRL atau pusat perbelanjaan sering kali menjadi biang kerok kemacetan lalu lintas.

Kemenhub secara spesifik "menentil" peran aplikator (seperti Gojek, Grab, Maxim, dll) yang disebut sebagai "Mak Comblang"—pihak yang mempertemukan pengemudi dan penumpang. Pemerintah meminta aplikator untuk tidak hanya fokus pada transaksi, tetapi juga bertanggung jawab atas ketertiban umum melalui teknologi.

Utomo menantang para perusahaan teknologi ini untuk memodifikasi algoritma mereka. Tujuannya adalah memecah konsentrasi massa di satu titik.

"Apakah algoritmanya tidak bisa mengarahkan penumpang berjalan 20-30 meter ke titik yang lebih longgar?" tanyanya. Ide ini sederhana namun berdampak besar: aplikasi bisa menyarankan titik jemput yang sedikit bergeser dari kerumunan utama, sehingga arus lalu lintas tetap lancar dan keselamatan penumpang maupun pengemudi lebih terjamin. Ini menuntut perubahan perilaku penumpang untuk mau berjalan sedikit demi kenyamanan bersama.

Baca juga: Maxim Aplikasi Transportasi Online Terpercaya Indonesia

Perlindungan Sosial: JKK dan JKM

Di sisi lain, payung hukum untuk kesejahteraan pengemudi juga sedang diperkuat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya telah membocorkan bahwa aturan baru ojol nantinya tidak hanya bicara soal tarif, tetapi juga perlindungan sosial.

Pemerintah sedang merumuskan regulasi yang mewajibkan adanya Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Ini adalah langkah maju untuk memanusiakan profesi ojol yang memiliki risiko kecelakaan tinggi di jalan raya. Dengan adanya jaminan ini, diharapkan mitra pengemudi memiliki jaring pengaman sosial yang lebih kuat, setara dengan pekerja formal lainnya.

Kesimpulannya, tahun 2026 kemungkinan besar akan menjadi tahun perubahan besar bagi industri ojek online di Indonesia. Konsumen harus bersiap dengan penyesuaian harga, sementara pengemudi bisa sedikit bernapas lega dengan potensi pendapatan dan perlindungan yang lebih baik. Pemerintah kini memegang peran kunci sebagai wasit untuk memastikan keseimbangan baru ini tidak merugikan salah satu pihak.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Desa Swiss Rata dengan Tanah! Kisah Blatten Lolos dari Maut Berkat Data Sains Presisi

12 December 2025 at 01:18

Foto: Reuters

Teknologi.id – Apa yang terjadi di lembah Pegunungan Alpen, Swiss, baru-baru ini adalah sebuah paradoks yang mencengangkan dunia. Di satu sisi, sebuah bencana alam dahsyat benar-benar terjadi sesuai skenario terburuk: sebuah desa pegunungan yang indah hancur total, lenyap terkubur di bawah ribuan ton es, batu, dan lumpur dalam sekejap mata. Namun, di sisi lain, peristiwa ini dirayakan sebagai kemenangan terbesar umat manusia melawan kekuatan alam.

Desa Blatten, yang terletak di kanton Valais, Swiss bagian selatan, kini tinggal nama. Pada akhir Mei 2025, runtuhan masif dari Gletser Birch menerjang wilayah tersebut, meratakan rumah, kandang ternak, dan infrastruktur sejarah yang telah berdiri ratusan tahun. Namun, di tengah kehancuran fisik yang total tersebut, nyaris tidak ada korban jiwa yang jatuh dari kalangan penduduk. Sebanyak 300 warga desa, beserta hewan ternak mereka, berhasil lolos dari maut berkat satu hal: kepercayaan penuh pada peringatan dini sains.

Detik-Detik "Kiamat Kecil" di Valais

Bencana itu datang dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga, menyerupai ledakan bom. Jutaan meter kubik material—campuran es glasial yang keras, batuan granit, dan tanah—meluncur deras dari lereng gunung, menyapu dasar lembah dengan kekuatan yang tak terbayangkan.

Christophe Lambiel, seorang spesialis geologi pegunungan tinggi dan gletser dari Lausanne University, menggambarkan kejadian tersebut kepada stasiun TV Swiss RTS sebagai "skenario terburuk yang menimbulkan bencana." Awan debu raksasa membubung tinggi, menyelimuti pegunungan dan lembah, menciptakan pemandangan yang mencekam mirip dampak ledakan nuklir.

Citra satelit dan rekaman drone pascabencana memperlihatkan pemandangan yang memilukan: area yang dulunya adalah permukiman asri kini berubah menjadi hamparan puing kelabu setebal puluhan meter yang memanjang hingga 1,6 kilometer. Sungai Lonza, nadi kehidupan lembah tersebut, terbendung oleh material longsor, menciptakan danau baru yang kini menjadi ancaman sekunder bagi wilayah di hilirnya.

Baca juga: Misteri Sungai Hilang di Tanah Datar: Ahli Ungkap Peran Sinkhole dan Karst

Foto: Associated Press

Kunci Keselamatan: Evakuasi Sebelum Bencana

Bagaimana mungkin sebuah desa bisa lenyap tanpa menelan korban massal penduduknya? Jawabannya terletak pada sistem mitigasi bencana Swiss yang sangat disiplin dan canggih.

Jauh sebelum gletser itu runtuh, para ahli geologi dan glasiologi Swiss telah memantau pergerakan Gletser Birch dengan teknologi radar dan laser presisi tinggi. Mereka mendeteksi adanya percepatan pergerakan es dan peningkatan frekuensi longsoran batu kecil dari lereng gunung. Data ini diterjemahkan sebagai "lampu merah": struktur gletser sedang menuju titik jenuh dan keruntuhan total tak terelakkan.

Merespons data ini, otoritas lokal tidak membuang waktu. Pada tanggal 19 Mei 2025—lebih dari sepekan sebelum puncak bencana terjadi—perintah evakuasi total dikeluarkan.

Proses evakuasi dilakukan dengan presisi militer. Tidak hanya manusia, pemerintah Swiss juga memikirkan aset berharga warga. Helikopter dikerahkan untuk mengangkut sapi, domba, dan kambing yang sedang merumput di lereng-lereng bukit ke tempat aman. Jalan akses menuju desa ditutup total, dan sistem keamanan dipasang untuk memastikan tidak ada turis atau warga yang nekat kembali ke zona merah.

Ketika gletser akhirnya runtuh, desa itu sudah menjadi kota hantu. Keputusan tegas untuk mengevakuasi seluruh populasi terbukti menjadi pembeda antara tragedi kemanusiaan dan kerugian materi semata.

Sinyal Bahaya dari Perubahan Iklim

Peristiwa di Blatten bukan sekadar bencana lokal, melainkan peringatan keras mengenai dampak nyata perubahan iklim global. Pegunungan Alpen di Eropa memanas dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

Kenaikan suhu menyebabkan permafrost—lapisan tanah dan batuan yang membeku secara permanen dan berfungsi sebagai "lem" perekat gunung—mencair. Ketika permafrost meleleh, lereng gunung kehilangan stabilitasnya. Batuan menjadi rapuh, dan gletser yang menyusut kehilangan pijakannya, menyebabkan mereka rentan runtuh (kolaps) dalam volume masif.

"Para ilmuwan tahu sesuatu akan terjadi, berkat semakin seringnya terjadi longsoran batu dari lereng gunung ke gletser," ujar Lambiel. Fenomena ini diperkirakan akan semakin sering terjadi di wilayah pegunungan seluruh dunia, dari Alpen hingga Himalaya.

Baca juga: Hutan Indonesia Kian Hilang, Bencana Alam Mengintai Tanpa Ampun

Pelajaran Mahal untuk Dunia

Kehancuran Desa Blatten meninggalkan duka mendalam bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal dan kenangan leluhur. Namun, di balik puing-puing tersebut, tersimpan pelajaran berharga tentang pentingnya integrasi antara sains, kebijakan publik, dan kepatuhan masyarakat.

Pemerintah Swiss menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi pemantauan bencana dan keberanian mengambil keputusan tidak populer (seperti evakuasi paksa) adalah investasi nyawa. Warga Blatten kini menjadi pengungsi iklim di negeri mereka sendiri, namun mereka hidup untuk menceritakan kisah tersebut.

Bagi negara rawan bencana lainnya, termasuk Indonesia, model mitigasi Swiss ini menjadi standar emas. Bahwa bencana alam mungkin tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya terhadap nyawa manusia bisa diminimalisasi jika kita mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh alam melalui data para ilmuwan. Kini, tantangan selanjutnya bagi otoritas Swiss adalah menangani bendungan alami yang terbentuk di Sungai Lonza agar tidak jebol dan memicu banjir bandang susulan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(WN/ZA)

Gila! Kereta Nirkabel China Angkut Beban Setara 3 Menara Eiffel Sekaligus

12 December 2025 at 00:27

Foto: iStockphoto

Teknologi.id – China kembali menegaskan dominasinya sebagai pemimpin global dalam teknologi infrastruktur perkeretaapian. Negeri Tirai Bambu baru saja menorehkan sejarah baru dengan keberhasilan uji coba sistem kereta api barang "nirkabel" yang fenomenal. Dalam demonstrasi yang mencengangkan dunia logistik, rangkaian kereta ini mampu mengangkut muatan total seberat 35.000 ton—sebuah bobot yang setara dengan 3,5 kali berat Menara Eiffel di Paris.

Uji coba yang dilakukan di Jalur Kereta Api Baoshen, Inner Mongolia, pada Senin (8/12) ini bukan sekadar pameran kekuatan mesin, melainkan pembuktian validitas teknologi "Virtual Coupling" atau pengaitan virtual. Teknologi ini memungkinkan lokomotif-lokomotif raksasa beroperasi dalam satu konvoi yang terkoordinasi sempurna tanpa saling terhubung secara fisik menggunakan rantai atau tuas mekanis konvensional.

Mengubah Paradigma: Dari Rantai Besi ke Sinyal Digital

Selama hampir dua abad sejarah perkeretaapian, prinsip dasar menggerakkan gerbong tidak berubah: satu lokomotif menarik rangkaian gerbong yang saling terkait dengan pengait besi yang berat dan kaku. Namun, sistem baru yang dikembangkan oleh China Shenhua Energy Company (anak usaha BUMN pertambangan CHN Energy) ini meruntuhkan dogma tersebut.

Teknologi ini menghubungkan tujuh rangkaian kereta barang secara nirkabel. Alih-alih kaitan besi, "lem" yang menyatukan mereka adalah aliran data digital berkecepatan tinggi dan sinyal nirkabel yang presisi.

Dalam uji coba tersebut, tujuh kereta berjalan beriringan dengan jarak yang jauh lebih rapat daripada standar keselamatan konvensional, namun tetap menjaga sinkronisasi sempurna. Ketika lokomotif pemimpin mempercepat laju, enam kereta di belakangnya merespons secara real-time. Begitu pula saat pengereman; semua unit mengerem secara bersamaan, menghilangkan risiko tabrakan beruntun (telescoping) yang menjadi mimpi buruk dalam operasi kereta barang berat.

Baca juga: Rahasia China Sukses Bikin Kereta Hyperloop Melaju hingga 1.000 km/h

Foto: TribunNews

Efisiensi Brutal: Tingkatkan Kapasitas 50% Tanpa Bangun Rel Baru

Motivasi utama di balik inovasi radikal ini adalah efisiensi ekonomi dan infrastruktur. China, dengan wilayah yang luas dan industri manufaktur yang masif, menghadapi tantangan logistik yang terus membengkak. Data menunjukkan negara ini mengangkut lebih dari 3 miliar ton barang hanya dalam tiga kuartal pertama tahun ini.

Membangun jalur rel baru untuk mengakomodasi lonjakan volume ini membutuhkan biaya triliunan dolar dan waktu bertahun-tahun. Di sinilah teknologi "kereta nirkabel" menjadi solusi jenius.

Menurut laporan stasiun televisi negara CCTV, teknologi ini mampu meningkatkan kapasitas angkutan barang hingga 50 persen di jalur yang sudah ada. Bagaimana caranya?

  1. Memangkas Jarak Antar-Kereta: Dalam sistem konvensional, kereta barang berat membutuhkan jarak pengereman (headway) yang sangat panjang—bisa mencapai beberapa kilometer—untuk alasan keamanan. Dengan virtual coupling, karena pengereman dilakukan serentak secara elektronik, jarak aman antar-kereta bisa dipangkas drastis.
  2. Mengurai Kemacetan Stasiun: Teknologi ini juga meningkatkan kapasitas "tenggorokan" (throat) stasiun, yaitu area masuk dan keluar yang sering menjadi titik kemacetan (bottleneck). Kereta bisa masuk dan keluar dalam formasi rapat, mempercepat perputaran logistik.

Penguasaan Teknologi Kontrol Kelompok 

CHN Energy dengan bangga mengklaim bahwa pencapaian ini menjadikan China sebagai negara pertama di dunia yang "menguasai sistem kontrol operasi kereta api berkelompok."

Sistem kontrol ini bekerja dengan memanfaatkan komunikasi train-to-ground (kereta ke stasiun pengendali) dan train-to-train (antar-kereta). Algoritma cerdas mengintegrasikan data kecepatan relatif dan jarak absolut secara instan. Ini memungkinkan kereta beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan topografi jalur (tanjakan/turunan) dan kecepatan, sesuatu yang sangat sulit dilakukan dengan pengait mekanis yang memiliki keterbatasan fisik dan risiko putus jika beban terlalu berat.

Sebuah studi dari Universitas Central South di Changsha yang diterbitkan dalam jurnal Mathematics menyebutkan bahwa inovasi seperti memperpendek interval waktu keberangkatan adalah cara paling efektif untuk menghemat biaya operasional jangka panjang dibandingkan ekspansi fisik.

Baca juga: AgiBot A2 Pecahkan Rekor Dunia! Robot Humanoid China Jalan 106 KM Nonstop 3 Hari

Implikasi Masa Depan: Standar Baru Logistik Global?

Keberhasilan uji coba di Inner Mongolia ini bukan hanya kemenangan bagi sektor pertambangan batu bara China, tetapi juga sinyal bagi masa depan logistik global. Jika teknologi ini diterapkan pada jalur sutra baru (Belt and Road Initiative) atau layanan China Railway Express yang menghubungkan Asia dan Eropa, kecepatan dan volume pengiriman barang lintas benua akan meningkat pesat.

Bayangkan konvoi kereta logistik yang panjangnya berkilo-kilometer, melesat melintasi benua tanpa satu pun sambungan besi, dikendalikan oleh "tangan tak terlihat" berupa sinyal digital. China baru saja membuktikan bahwa masa depan itu bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan realitas yang sedang diuji di atas rel hari ini.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(WN/ZA)

Laporan Cloudflare 2025: Indonesia "Sarang Hacker" Terbesar di Dunia

11 December 2025 at 22:09

Foto: Gemini

Teknologi.id  Reputasi digital Indonesia kembali menjadi sorotan dunia, namun kali ini bukan karena prestasi inovasi atau pertumbuhan ekonomi digitalnya. Sebuah laporan keamanan siber terbaru dari penyedia layanan infrastruktur web global, Cloudflare, menempatkan Indonesia pada posisi puncak yang tidak diinginkan: Sumber Serangan DDoS Terbesar di Dunia.

Data yang dirilis dalam Laporan Ancaman DDoS Kuartal III (Q3) 2025 ini mengejutkan banyak pihak. Selama setahun penuh, sejak kuartal ketiga tahun 2024, Indonesia secara konsisten menduduki peringkat pertama, mengungguli negara-negara yang selama ini dikenal memiliki aktivitas siber agresif seperti Rusia, China, dan India.

Data Statistik: Dominasi Serangan dari Nusantara

Foto: Cloudflare

Distributed Denial of Service (DDoS) adalah jenis serangan siber di mana pelaku membanjiri server target dengan lalu lintas internet palsu agar situs atau layanan tersebut lumpuh dan tidak bisa diakses.

Menurut laporan Cloudflare, volume lalu lintas serangan yang berasal dari alamat IP (Internet Protocol) Indonesia sangat masif. Peta ancaman global Cloudflare menyusun daftar 10 negara sumber serangan terbesar sebagai berikut:

  1. Indonesia (Posisi bertahan sejak Q3 2024)
  2. Thailand (Melonjak naik 8 peringkat)
  3. Bangladesh (Naik drastis 14 peringkat)
  4. Ecuador (Naik 3 peringkat)
  5. Rusia (Naik 1 peringkat)
  6. Vietnam (Naik 2 peringkat)
  7. India (Naik 32 peringkat)
  8. Hong Kong (Turun 5 peringkat)
  9. Singapura (Turun 7 peringkat)
  10. Ukraina (Turun 5 peringkat)

"Indonesia merupakan sumber serangan DDoS terbesar, dan telah menduduki peringkat pertama di dunia selama setahun penuh," tulis Cloudflare dalam laporannya. 

Fakta bahwa tiga negara Asia Tenggara (Indonesia, Thailand, Vietnam) berada di posisi 6 besar menunjukkan pergeseran tren aktivitas botnet global ke kawasan ini.

Baca juga: Cloudflare dan Komdigi Gelar Audiensi, Ini Hasilnya untuk PSE Lingkup Privat

Mengapa Indonesia? Analisis "Sarang Hacker"

Istilah "Sarang Hacker" dalam konteks laporan ini perlu dipahami dengan cermat. Menjadi sumber serangan terbesar tidak serta-merta berarti semua pelakunya adalah warga negara Indonesia yang duduk di depan komputer melakukan peretasan (hacking) aktif.

Para pakar keamanan siber menilai tingginya angka ini disebabkan oleh lemahnya keamanan perangkat internet di Indonesia. Jutaan perangkat yang terhubung ke internet—mulai dari router Wi-Fi rumahan, CCTV (IP Camera), hingga perangkat Internet of Things (IoT) lainnya—sering kali memiliki keamanan yang sangat rendah (misalnya, masih menggunakan password bawaan pabrik).

Perangkat-perangkat rentan ini kemudian diretas dan "diperbudak" oleh sindikat penjahat siber global untuk membentuk Botnet (jaringan robot). Botnet inilah yang digunakan untuk melancarkan serangan DDoS ke target di seluruh dunia. Jadi, alamat IP serangan terdeteksi berasal dari Indonesia, meskipun pengendali utamanya bisa saja berada di belahan dunia lain. Namun, hal ini tetap mencerminkan rapuhnya higienitas keamanan siber nasional.

Foto: Perpustakaan Universitas Brawijaya

Tren Serangan Global 2025: AI dan Perang Dagang

Selain dominasi Indonesia, laporan Cloudflare juga menyoroti tren target serangan yang berubah di tahun 2025.

  1. Sektor AI Jadi Sasaran Empuk: Seiring dengan booming teknologi kecerdasan buatan, serangan terhadap perusahaan AI melonjak drastis. Pada September 2025 saja, lalu lintas DDoS ke platform AI naik hingga 347% month-over-month (MoM). Serangan ini diduga dipicu oleh motif persaingan bisnis, protes terhadap regulasi AI, atau sekadar upaya mengganggu infrastruktur teknologi masa depan.
  2. Dampak Geopolitik: Ketegangan dagang antara Uni Eropa dan China, terutama terkait tarif kendaraan listrik (EV) dan mineral tanah jarang, berimbas langsung ke dunia maya. Sektor Pertambangan, Mineral & Logam serta Industri Otomotif mengalami lonjakan serangan siber yang signifikan sepanjang kuartal ketiga.

Baca juga: Komdigi Ancam Blokir Cloudflare di Indonesia, Ini Penyebabnya

Total Serangan yang Mengkhawatirkan

Secara keseluruhan, skala ancaman siber global terus meningkat. Sepanjang Q3 2025, sistem otomatis Cloudflare berhasil memblokir 8,3 juta serangan DDoS. Jika dirata-rata, ada sekitar 3.780 serangan per jam yang terjadi di jaringan mereka. Angka ini mewakili peningkatan 15% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ) dan lonjakan 40% dibandingkan tahun lalu (YoY). 

Laporan ini menjadi "alarm merah" bagi pemerintah Indonesia, Kementerian Kominfo, dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara). Status sebagai "Juara 1 Sumber Serangan Siber" bukanlah prestasi, melainkan indikator kerentanan infrastruktur digital nasional yang mendesak untuk diperbaiki melalui edukasi literasi digital dan regulasi keamanan perangkat IoT yang lebih ketat.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(WN/ZA)

Canggih! Spotify Siapkan Fitur Bikin Playlist Pakai Perintah Teks AI

11 December 2025 at 20:57

Foto: The Verge

Teknologi.id Spotify kembali menggebrak industri streaming musik global dengan inovasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Setelah sukses besar dengan fitur "AI DJ" yang memberikan pengalaman mendengarkan seperti radio personal, raksasa streaming asal Swedia ini dilaporkan sedang mengembangkan fitur baru yang disebut "Prompted Playlists".

Fitur ini menjanjikan perubahan fundamental dalam cara pengguna menemukan dan mengumpulkan musik. Jika selama ini kita harus mencari lagu satu per satu atau mengandalkan playlist statis buatan editor, kini pengguna cukup "berbicara" dengan AI melalui teks untuk mendapatkan daftar putar yang dikurasi secara instan dan sangat personal.

Apa Itu "Prompted Playlists"?

Prompted Playlists adalah fitur generatif di mana pengguna dapat memasukkan deskripsi, suasana hati, atau skenario spesifik ke dalam kolom teks. AI Spotify kemudian akan menerjemahkan perintah tersebut menjadi sebuah playlist utuh.

Mekanismenya mirip dengan bagaimana kita menggunakan ChatGPT atau alat GenAI lainnya, tetapi khusus untuk musik. Pengguna tidak lagi terbatas pada pencarian genre atau artis. Mereka bisa mengetikkan perintah yang sangat spesifik dan kontekstual, seperti:

  • "Lagu-lagu sendu untuk menemani hujan di sore hari."
  • "Tren workout intens dengan nuansa hip-hop tahun 2000-an."
  • "Musik latar instrumental untuk fokus belajar tapi tidak membosankan."

Kecerdasan buatan Spotify tidak hanya mengambil kata kunci dari perintah tersebut, tetapi juga menggabungkannya dengan profil selera pengguna. Artinya, jika dua orang mengetikkan perintah yang sama persis (misalnya "Lagu patah hati"), hasil playlist yang didapatkan akan berbeda, disesuaikan dengan sejarah mendengarkan dan preferensi artis masing-masing pengguna.

Foto: Spotify

Pergeseran dari Pasif ke Aktif-Interaktif

Selama satu dekade terakhir, Spotify dikenal sebagai raja algoritma rekomendasi berkat fitur ikonik seperti Discover Weekly dan Daily Mix. Namun, fitur-fitur tersebut bersifat pasif; pengguna hanya menerima apa yang disajikan sistem.

Dengan hadirnya "Prompted Playlists", Spotify menawarkan kendali lebih besar kepada pengguna (user-driven personalization). Ini menjembatani kesenjangan antara kurasi manual yang melelahkan dan rekomendasi algoritma yang terkadang terasa acak. AI di sini berfungsi sebagai asisten kurator pribadi yang memahami konteks bahasa manusia yang kompleks.

Fitur ini dinilai sebagai langkah strategis Spotify untuk membedakan dirinya di pasar streaming yang semakin sesak. Pesaing utama seperti Apple Music dan YouTube Music juga gencar berinvestasi dalam alat rekomendasi pintar, namun integrasi Generative AI (GenAI) langsung ke dalam pembuatan playlist dianggap sebagai game-changer yang membuat pengalaman pengguna menjadi jauh lebih dinamis.

Baca juga: 9 Smart Strategies to Increase Spotify Followers and Build Lasting Credibility

Ekspansi Video Musik: Menantang Dominasi YouTube

Selain berita mengenai AI, laporan tersebut juga menyoroti langkah agresif Spotify di sektor visual. Spotify mengumumkan perluasan akses video musik penuh bagi pelanggan Premium di pasar utama seperti Amerika Serikat dan Kanada.

Langkah ini merupakan tantangan langsung terhadap dominasi YouTube di ranah video musik. Spotify menyadari bahwa audio saja tidak lagi cukup untuk menahan atensi pengguna Gen Z yang terbiasa dengan rangsangan visual. Dengan menghadirkan video musik resmi di dalam aplikasi, Spotify ingin menjadi "one-stop shop" bagi penggemar musik, sehingga mereka tidak perlu keluar aplikasi dan beralih ke YouTube hanya untuk melihat visual artis favorit mereka.

Baca juga: 5 Raja Streaming Musik 2025: Siapa Juara Lossless dan Siapa Jagoan AI?

Masa Depan Streaming Adalah Hiper-Personalisasi

Kombinasi antara "Prompted Playlists" berbasis AI dan ekspansi konten video menunjukkan visi masa depan Spotify di tahun 2025: Hiper-personalisasi. Musik tidak lagi sekadar didengarkan, tetapi dikontekstualisasikan sesuai momen spesifik pengguna.

Meski fitur Prompted Playlists ini masih dalam tahap pengembangan dan pengujian beta, antusiasme komunitas teknologi sangat tinggi. Jika berhasil diimplementasikan dengan mulus, fitur ini akan mengubah standar industri. Kita tidak lagi perlu menghabiskan waktu berjam-jam menyusun lagu untuk pesta atau perjalanan jauh; cukup ketik satu kalimat, dan biarkan AI menjadi DJ pribadi Anda. Bagi Spotify, ini adalah cara untuk memastikan pengguna tetap setia di tengah persaingan harga dan fitur yang semakin ketat dengan Apple dan Amazon.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Parah! Harga Ponsel Android Kelas Menengah Terancam Naik Drastis

11 December 2025 at 02:13

Foto: Shopee

Teknologi.id – Industri smartphone global sedang menghadapi fase anomali yang diprediksi akan mengubah peta persaingan dalam dua tahun ke depan. Menurut laporan terbaru dari firma riset ternama International Data Corporation (IDC), pasar smartphone global, setelah didorong oleh momentum kuat dari beberapa pemain kunci, kini diproyeksikan melambat secara signifikan. Yang lebih mengkhawatirkan, perlambatan ini justru dibarengi dengan ancaman kenaikan harga jual, terutama pada segmen ponsel Android kelas menengah.

Laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker oleh IDC menunjukkan bahwa meskipun tahun 2025 ditutup dengan pertumbuhan tipis sebesar 1,5% (mencapai total pengiriman 1,25 miliar unit), prospek untuk tahun 2026 jauh lebih suram. IDC bahkan merevisi proyeksi pertumbuhan tahun depan dari yang semula 1,2% menjadi hanya 0,9%, sebuah angka yang sangat mendekati stagnasi. Perlambatan ini memberikan sinyal bahwa konsumen global mulai "malas" atau menunda siklus pembelian smartphone baru mereka.

Kekuatan Apple Menopang Pasar di Tengah Perlambatan

Pertumbuhan tipis yang terjadi di tahun 2025 sebagian besar ditopang oleh kinerja yang luar biasa dari Apple. Laporan IDC menyebutkan bahwa kinerja raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini membaik lebih cepat pada kuartal terakhir tahun ini. Apple diproyeksikan mencatatkan rekor pengiriman pada tahun 2025, dengan estimasi lebih dari 247 juta unit, didorong oleh "kesuksesan fenomenal seri iPhone 17."

Direktur Riset Senior Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker IDC, Nabila Popal, menyoroti bahwa permintaan yang besar terhadap seri iPhone 17 bahkan tercatat di China, pasar terbesar Apple. Pada Oktober dan November, seri iPhone 17 berhasil mengamankan pangsa pasar lebih dari 20%, memaksa IDC merevisi proyeksi pertumbuhan Apple di China pada Kuartal IV dari 9% menjadi 17% secara tahunan.

Namun, ketergantungan pertumbuhan global pada satu brand ini menunjukkan adanya kerentanan. Proyeksi perlambatan di tahun 2026 sebagian besar dipicu oleh faktor-faktor yang tidak terhindarkan, termasuk kekurangan komponen global dan adanya penyesuaian siklus produk Apple yang krusial.

Foto: Gemini

Ancaman Kenaikan Harga Ponsel Android

Inilah bagian yang paling paradoks: di saat pertumbuhan pasar melambat, IDC memperingatkan bahwa harga smartphone justru terancam naik. Kenaikan harga ini didorong oleh krisis komponen global, khususnya kekurangan memori.

Masalah kekurangan memori global yang tengah berlangsung diperkirakan akan membatasi pasokan komponen vital bagi produksi smartphone dan, akibatnya, menaikkan harga. Dampak dari kenaikan harga komponen ini tidak merata, melainkan secara spesifik akan memukul segmen yang paling sensitif terhadap harga: ponsel Android kelas bawah dan menengah.

Segmen ini sangat bergantung pada efisiensi biaya untuk tetap kompetitif. Kenaikan biaya produksi memori akan memaksa vendor ponsel Android untuk memilih strategi sulit dalam rangka melindungi margin keuntungan dan pangsa pasar mereka:

  1. Kenaikan Harga Jual: Pilihan paling langsung adalah membebankan kenaikan biaya komponen kepada konsumen, yang secara langsung akan menaikkan harga jual produk Android kelas menengah.
  2. Penyesuaian Portofolio: Vendor mungkin akan mengurangi produksi model yang berorientasi harga rendah dan lebih memilih model yang lebih mahal (high-margin). Strategi ini membantu menyeimbangkan kerugian akibat biaya komponen yang melonjak, tetapi akan semakin mempersulit konsumen yang mencari ponsel terjangkau.

Siklus Produk Apple dan Dampaknya di 2026

Perlambatan pertumbuhan di tahun 2026 juga diperparah oleh strategi internal Apple. Laporan tersebut menyebut adanya kabar mengenai pergeseran model Apple dari musim gugur 2026 menjadi awal 2027. Penyesuaian siklus produk ini akan menyebabkan pengiriman perangkat iOS diprediksi akan turun hingga 4,2% tahun depan. Mengingat peran besar Apple sebagai penopang pasar, perubahan internal ini memberikan efek riak yang cukup besar terhadap proyeksi pertumbuhan smartphone global secara keseluruhan, menurunkannya hingga di bawah 1%.

Kesimpulannya, pasar smartphone berada di persimpangan jalan. Konsumen cenderung mempertahankan perangkat lama mereka lebih lama, menunjukkan adanya fatigue inovasi. Sementara itu, faktor eksternal seperti krisis komponen memori dan penyesuaian strategi brand raksasa justru mendorong harga naik. Kondisi ini menciptakan tantangan besar, terutama bagi vendor Android yang harus berjuang keras mempertahankan pelanggan yang semakin sensitif terhadap harga di tengah biaya produksi yang terus meningkat.

Misteri Sungai Hilang di Tanah Datar: Ahli Ungkap Peran Sinkhole dan Karst

11 December 2025 at 01:38

Foto: Freepick

Teknologi.id – Media sosial di Indonesia, khususnya Sumatera Barat, baru-baru ini dihebohkan oleh video viral yang memperlihatkan fenomena alam yang janggal dan mengkhawatirkan: sebuah sungai yang alirannya tiba-tiba menghilang di tengah jalur. Peristiwa ini terjadi di Jorong Gantiang, Nagari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, dan menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat setempat, mengingat wilayah tersebut baru saja dilanda rangkaian bencana hidrometeorologi.

Pada bagian hulu, aliran sungai tampak normal dan deras. Namun, di titik tertentu pada bagian bawah, air seolah lenyap ditelan bumi, meninggalkan dasar sungai yang kering. Warga menduga kuat bahwa air sungai tersebut tersedot masuk ke rongga atau celah baru yang terbentuk di dasar sungai, sebuah indikasi adanya pergerakan geologis yang mendadak.

Menanggapi kehebohan ini, para ahli geologi angkat bicara, memberikan penjelasan ilmiah yang menenangkan sekaligus menyerukan kewaspadaan. Fenomena yang terlihat aneh bagi mata awam ini ternyata adalah gejala geologis yang umum terjadi pada struktur batuan tertentu, meskipun kemunculannya yang tiba-tiba dan besar menjadi penyebab kekhawatiran.

Kawasan Karst dan Pelarutan Batuan Kapur

Ade Edward, ahli geologi sekaligus pakar mitigasi bencana geologi dan vulkanologi, menegaskan bahwa fenomena hilangnya aliran sungai secara tiba-tiba ini kemungkinan besar berkaitan erat dengan karakteristik geologi lokal.

"Nah, kalau ada sungai yang airnya hilang, ya itu biasanya terjadi pada daerah-daerah kawasan bukit kapur. Kawasan bukit kapur itu kan mudah mengalami pelarutan," jelas Ade Edward, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Patahan Sumatera Institute, di Kota Padang.

Secara ilmiah, bukit kapur membentuk kawasan yang dikenal sebagai karst. Kawasan karst memiliki komposisi batuan yang sangat rentan terhadap proses pelarutan kimiawi oleh air hujan yang bersifat sedikit asam. Proses pelarutan ini, yang berlangsung selama ribuan hingga jutaan tahun, menciptakan jaringan luas berupa celah, lorong, dan gua di bawah permukaan tanah.

Ketika air sungai mengalir melintasi kawasan karst, ia mencari jalur dengan resistensi paling rendah. Seiring waktu, tekanan air yang terus-menerus dan pelarutan batuan kapur dapat membuka atau memperlebar rongga-rongga tersebut. Dalam kasus di Tanah Datar ini, adanya hujan ekstrem dan pergerakan tanah pascabencana hidrometeorologi diduga kuat menjadi pemicu yang mempercepat pembukaan celah tersebut secara mendadak.

Baca juga: Ekspedisi OceanX–BRIN Ungkap Misteri Gunung Laut Sulawesi yang Jarang Diteliti

Foto: Liputan6

Identifikasi Fenomena: Sinkhole dan Sungai Bawah Tanah

Hilangnya aliran sungai yang viral ini, menurut Ade Edward, merupakan manifestasi dari fenomena geologis yang dikenal sebagai sinkhole atau runtuhan tanah. Sinkhole terbentuk ketika lapisan tanah di permukaan runtuh atau tersedot ke dalam rongga kosong yang ada di bawahnya. Dalam kasus sungai, tekanan air yang deras menemukan celah yang baru terbuka atau melebar, menyebabkan air langsung 'tersedot' masuk dan membentuk sistem sungai bawah tanah.

Ini adalah proses alami dalam sistem hidrologi karst. Sungai yang tiba-tiba menghilang tersebut tidak benar-benar lenyap, melainkan berpindah jalur dari permukaan menuju saluran bawah tanah. Air ini akan muncul kembali di tempat lain—biasanya disebut mata air karst—setelah menempuh jarak tertentu di dalam rongga bumi.

Baca juga: Hutan Indonesia Kian Hilang, Bencana Alam Mengintai Tanpa Ampun 

Potensi Bahaya dan Kebutuhan Kaji Cepat

Meskipun fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah, Ade Edward memberikan peringatan serius mengenai risiko yang mengancam keselamatan warga.

"Fenomena ini dapat membahayakan warga, terutama jika terdapat permukiman di jalur aliran bawah tanah yang baru terbentuk," sebutnya.

Jika sinkhole terbentuk di bawah area pemukiman, risiko runtuhan tanah menjadi sangat tinggi. Struktur tanah di atas rongga menjadi tidak stabil, dan air sungai yang mengalir di bawahnya dapat mengikis pondasi batuan secara perlahan, berpotensi menyebabkan amblesan atau runtuhan besar.

Oleh karena itu, pakar mitigasi bencana ini menekankan pentingnya kaji cepat di lapangan. Penelitian mendesak ini diperlukan untuk memastikan secara tepat pemicu hilangnya air sungai dan memetakan jalur aliran air bawah tanah yang baru terbentuk. Pemetaan ini krusial untuk menentukan zona berbahaya dan mengambil langkah mitigasi yang tepat, termasuk kemungkinan relokasi jika permukiman berada tepat di atas jalur sinkhole aktif.

Fenomena 'sungai hilang' di Tanah Datar ini menjadi pengingat penting bagi Indonesia, khususnya wilayah Sumatera Barat yang secara geologis sangat aktif dan kompleks. Interaksi antara geologi karst yang rentan, curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim, dan pergerakan tanah membutuhkan kewaspadaan dan perencanaan mitigasi bencana berbasis ilmu geologi yang lebih intensif, agar kejadian alam yang langka ini tidak berujung pada bencana bagi masyarakat.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(WN/ZA)

5 Raja Streaming Musik 2025: Siapa Juara Lossless dan Siapa Jagoan AI?

10 December 2025 at 00:16

Foto: Sugo

Teknologi.id – Industri music streaming telah memasuki fase evolusi terbarunya pada tahun 2025. Layanan-layanan utama di pasar global kini tidak lagi hanya bersaing dalam hal kuantitas lagu, tetapi secara agresif berfokus pada kualitas audio yang melampaui standar CD dan fitur personalisasi yang didukung kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI). Kini, pendengar musik bisa menikmati kualitas suara jernih, playlist yang disusun oleh AI, hingga katalog lagu yang semakin lengkap, mengubah pengalaman mendengarkan dari sekadar hiburan menjadi pengalaman audiophile yang mendalam.

Bagi konsumen yang mencari platform terbaik, memilih di antara berbagai opsi canggih ini membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai keunggulan dan fokus spesifik masing-masing layanan. Berikut adalah analisis lima layanan streaming musik terbaik yang mendominasi pasar global di tahun ini.

5 Pilihan Utama Layanan Streaming di Tahun 2025

1. Spotify — Rajanya Rekomendasi Musik yang Didukung AI

Foto: Britannica

Spotify mempertahankan statusnya sebagai pilihan paling populer dan layanan music streaming dengan jangkauan terluas. Dominasi ini bukan hanya berkat katalog musik globalnya yang sangat besar, tetapi terutama didorong oleh algoritma personalisasi yang dianggap paling akurat dan unggul di pasar. Spotify telah memosisikan dirinya sebagai pionir dalam memanfaatkan AI untuk pemetaan selera musik pengguna.

Dengan algoritma cerdas, Spotify mampu menganalisis kebiasaan mendengarkan, waktu mendengarkan, dan konteks lagu (misalnya, tempo dan genre) untuk menghadirkan playlist otomatis yang berkualitas tinggi. Fitur ikoniknya, seperti Discover Weekly dan Daily Mix, telah berevolusi menjadi alat yang sangat adaptif.

Di tahun 2025, integrasi AI semakin diperdalam melalui fitur-fitur seperti DJ AI yang berfungsi sebagai penyiar radio pribadi, menyajikan lagu dan insight dengan suara yang disintesis, dan Fitur Blend untuk menggabungkan selera musik antar pengguna. Inilah yang membuat Spotify sangat cocok untuk pendengar kasual, pencinta playlist, dan pemburu lagu baru yang memprioritaskan kemudahan penemuan musik.

Baca juga: Spotify Wrapped 2025 Resmi Rilis! Begini Cara Akses Clubs dan Pesta Musikmu

2. Apple Music — Kualitas Suara Lossless & Spatial Audio Sebagai Standar Baru

Foto: Milwaukee

Apple Music telah mengambil jalur yang tegas, memposisikan dirinya sebagai juara dalam hal kualitas audio maksimal. Sejak memperkenalkan dukungan Lossless Audio dan Spatial Audio dengan Dolby Atmos, Apple Music secara efektif menarik komunitas audiophile dan pengguna yang memiliki perangkat audio premium.

Lossless Audio memungkinkan streaming musik tanpa kompresi yang merusak, sehingga kualitas suara yang didengar setara dengan kualitas CD atau bahkan master recording studio. Apple menawarkan kualitas ini tanpa biaya tambahan, menjadikannya nilai jual yang sangat kuat. Sementara itu, Spatial Audio memberikan dimensi baru dengan menciptakan pengalaman mendengarkan yang imersif, di mana suara terasa datang dari berbagai sudut 360 derajat.

Keunggulan lain Apple Music adalah sinkronisasi mulus di dalam ekosistem Apple. Bagi pengguna iPhone, iPad, dan AirPods, kualitas suara yang stabil dan integrasi hardware-software yang optimal menjadikan Apple Music pilihan ideal. Layanan ini adalah jawaban bagi audiophile dan siapa pun yang mengutamakan kejernihan dan detail suara di atas segalanya.

Baca juga: Apple Music Replay 2025 Telah Hadir, Apa Saja Yang Baru?

3. YouTube Music — Sinergi Konten Video dan Audio

Foto: MLD

YouTube Music menonjol karena aset uniknya: integrasi mendalam dengan katalog video masif YouTube. Platform ini memungkinkan pengguna tidak hanya mendengarkan jutaan track audio, tetapi juga menikmati video musik resmi, pertunjukan live performance, hingga remix, cover, dan konten user-generated yang seringkali tidak tersedia di layanan streaming musik murni lainnya.

Fleksibilitas untuk beralih antara mode audio dan video menjadikannya pilihan unik. Rekomendasi playlist di YouTube Music juga diperkaya oleh data preferensi tontonan pengguna di YouTube. Dengan begitu, platform ini menjadi sangat berharga bagi penggemar video musik dan penikmat konten live yang ingin menggabungkan pengalaman streaming audio dan visual dalam satu aplikasi. Kemudahannya dalam menemukan lagu-lagu langka atau versi tidak resmi juga menjadi daya tarik tersendiri.

4. Tidal — Pilihan Premium untuk Penggemar Hi-Fi Sejati

Foto: Octavio

Tidal didirikan dengan filosofi yang berpusat pada artis (Artist-first platform) dan komitmen terhadap kualitas audio yang paling tinggi. Tidal dikenal secara spesifik karena menawarkan kualitas Hi-Fi dan Master Quality Authenticated (MQA). Kualitas MQA ini diklaim mereproduksi suara setara dengan master yang dibuat di studio rekaman, menjadikannya pilihan niche bagi para profesional audio dan pendengar yang sangat kritis terhadap kualitas.

Dengan koleksi musik eksklusif dan dukungan fitur immersive audio tingkat tinggi, Tidal secara eksplisit menargetkan segmen pasar premium. Layanan ini didesain untuk memaksimalkan pengalaman mendengarkan melalui perangkat audio kelas atas. Oleh karena itu, Tidal adalah pilihan utama bagi pecinta audio profesional dan pengguna headphone atau speaker premium yang dapat sepenuhnya merasakan perbedaan detail dalam resolusi tinggi.

5. Amazon Music Unlimited — Ultra HD dan Integrasi Smart Home

Foto: Amazon Music

Amazon Music Unlimited (AMU) mungkin kurang menonjol di pasar Asia, tetapi di pasar global, ia adalah pesaing yang tangguh. AMU menawarkan kualitas audio yang setara dengan layanan streaming musik Apple Music, dengan dukungan Ultra HD dan 3D Audio, serta koleksi lebih dari 100 juta lagu. 

Keunggulan unik AMU adalah integrasi mulus dengan ekosistem Alexa. Bagi pengguna yang memiliki perangkat smart home Amazon Echo, AMU menawarkan pengalaman kontrol suara yang sangat lancar dan intuitif. Kualitas Ultra HD AMU setara dengan Lossless Audio di Apple Music, menjadikannya alternatif stabil dan berkualitas tinggi. Layanan ini sangat ideal bagi pengguna smart home Amazon dan mereka yang mencari kualitas audio mumpuni di luar ekosistem dominan lainnya.

Kemenangan Berada di Tangan Pengguna

Tahun 2025 membuktikan bahwa persaingan layanan music streaming telah bergeser dari sekadar harga dan katalog menjadi pertarungan antara Personalisasi Pintar (AI) dan Kualitas Audio Absolut. Spotify memenangkan personalisasi, Apple Music memenangkan kejernihan lossless bagi pengguna smartphone dominan, sementara Tidal memenangkan audiophile sejati. Keputusan layanan terbaik kini sepenuhnya ada di tangan pengguna, tergantung pada prioritas mereka: apakah mereka mencari kemudahan discoverability, kualitas studio, atau sinergi konten visual.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

Waspada! Smartphone di Usia 12 Tahun Picu Depresi, Obesitas, dan Gangguan Tidur

9 December 2025 at 23:28

Foto: BenWagenaar

Teknologi.id – Keputusan krusial orang tua mengenai kapan waktu yang tepat untuk memberikan smartphone kepada anak kini dihadapkan pada bukti ilmiah yang semakin mengkhawatirkan. Sebuah studi besar terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi Pediatrics di Amerika Serikat menemukan adanya asosiasi yang kuat antara kepemilikan smartphone pada usia 12 tahun dengan peningkatan signifikan risiko depresi, obesitas, dan pola tidur yang terganggu pada anak remaja.

Riset yang melibatkan lebih dari 10.500 anak ini menjadi alarm keras bagi orang tua dan pembuat kebijakan, menegaskan bahwa smartphone tidak lagi bisa dipandang hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai faktor penting yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja di awal masa perkembangan mereka.

Baca juga: Orang Tua Wajib Tahu! 5 Aplikasi Parental Control untuk Pantau Aktivitas Online Anak

Data yang Memicu Kekhawatiran dari Studi Pediatrics

Studi ini dirancang secara observasional, membandingkan kondisi kesehatan peserta yang telah memiliki smartphone dengan mereka yang belum memilikinya pada usia 12 tahun. Data statistik yang diperoleh tim peneliti menunjukkan perbedaan yang substansial antara kedua kelompok tersebut, mengungkap jurang kesehatan yang semakin lebar di era digital.

1. Risiko Depresi Meningkat:

Penelitian menemukan korelasi jelas terkait kesehatan mental. Sebanyak 6,5% dari anak usia 12 tahun yang sudah memiliki smartphone telah didiagnosis menderita depresi. Angka ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hanya 4,5% dari kelompok anak yang tidak memiliki ponsel. Selisih persentase ini menyoroti perlunya kewaspadaan terhadap dampak perangkat genggam terhadap kondisi psikologis remaja. 

2. Asosiasi dengan Obesitas Lebih Tinggi:

Tingkat obesitas juga menunjukkan peningkatan yang patut dicermati. Sebanyak 18% pengguna smartphone dilaporkan mengalami obesitas, sementara pada kelompok tanpa ponsel, angkanya relatif lebih rendah, yakni 12%. Asosiasi ini mengindikasikan bahwa gaya hidup sedentary (kurang gerak) yang sering dikaitkan dengan penggunaan perangkat bergerak berkorelasi erat dengan masalah berat badan. 

3. Gangguan Kualitas Tidur yang Parah:

Dampak yang paling mencolok terlihat pada pola tidur. Sebanyak 47% anak yang memiliki ponsel melaporkan tidur kurang dari sembilan jam per malam. Durasi ini dianggap kurang dari waktu tidur minimal yang direkomendasikan untuk remaja seusia mereka. Angka ini melonjak tajam dibandingkan kelompok tanpa smartphone, di mana hanya 31% yang mengalami kurang tidur. Gangguan tidur ini sering dikaitkan dengan paparan cahaya layar di malam hari yang mengganggu produksi melatonin. 

Baca juga: Ini Tips dan Trik Membatasi Anak Bermain Gadget Tanpa Perlu Marah ke Anak!

Foto: Getty Image

Dampak Seiring Bertambahnya Usia

Studi ini tidak berhenti di usia 12 tahun. Ketika peneliti meninjau anak-anak yang baru mendapatkan smartphone saat mereka memasuki usia 13 tahun, kelompok ini juga mulai menunjukkan peningkatan dalam masalah kesehatan dan kualitas tidur. Meskipun begitu, perubahan pada risiko obesitas di kelompok yang baru mendapat smartphone pada usia 13 tahun ini tidak dilaporkan signifikan seperti perubahan pada risiko kesehatan mental dan tidur.

Ran Barzilay, seorang Psikiater Anak dan Remaja di Children's Hospital of Philadelphia, yang terlibat dalam penelitian ini, menekankan pentingnya peran smartphone sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam kesehatan remaja.

“Temuan kami menunjukkan kita perlu memandang smartphone sebagai faktor penting dalam kesehatan remaja, sehingga keputusan memberi anak ponsel harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya pada hidup dan kesehatan mereka,” ujar Barzilay, sebagaimana dikutip dari ScienceAlert.

Menjaga Keseimbangan dan Aktivitas Fisik

Para ilmuwan yang terlibat dalam studi ini juga mengakui bahwa smartphone tidak selamanya berdampak buruk. Mereka mencatat bahwa beberapa penelitian menunjukkan smartphone memiliki manfaat, seperti membantu anak memperluas koneksi sosial, mendukung pembelajaran, hingga menjadi sarana komunikasi penting bagi keluarga.

Namun, pesan kunci dari studi ini adalah pentingnya keseimbangan. Ran Barzilay menyoroti pentingnya aktivitas fisik sebagai perlindungan kesehatan.

"Penting bagi anak muda untuk memiliki waktu jauh dari ponsel agar bisa melakukan aktivitas fisik, yang dapat melindungi dari obesitas dan meningkatkan kesehatan mental dalam jangka panjang," tegas Barzilay.

Penelitian ini bersifat observasional, yang artinya ia menemukan asosiasi yang kuat antar variabel tetapi tidak secara definitif menentukan hubungan sebab-akibat. Meskipun demikian, asosiasi yang ditemukan dinilai cukup kuat untuk ditelaah lebih lanjut dan menjadi dasar peringatan bagi orang tua.

Sebagai langkah lanjutan, para peneliti berencana memperluas riset dengan melihat variabel-variabel penggunaan smartphone yang lebih spesifik, termasuk durasi total penggunaan smartphone, jenis aplikasi yang paling sering digunakan, serta dampak jangka panjang selama masa remaja. Studi ini berfungsi sebagai pengingat krusial bahwa di era perangkat digital, kesehatan anak remaja semakin erat kaitannya dengan keputusan penggunaan teknologi yang bijak dan terstruktur.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Bosan Tulisan WA Biasa? Ubah Gaya & Warna Pesanmu Jadi Super Unik!

9 December 2025 at 21:39

Foto: Gemini

Teknologi.id – Dalam lanskap komunikasi digital yang semakin menuntut personalisasi, aplikasi pesan instan WhatsApp (WA) sering dianggap kaku karena keterbatasan opsi format teksnya. Secara default, pengguna hanya dapat memanfaatkan format dasar seperti tebal (*teks*), miring (_teks_), ~coret~ (~teks~), dan monospace (teks). Keterbatasan ini mendorong munculnya permintaan tinggi akan solusi kreatif untuk membuat pesan lebih menarik dan berbeda, khususnya dengan mengubah gaya huruf secara drastis atau bahkan menampilkan ilusi warna.

Solusi atas tantangan ini telah ditemukan melalui pemanfaatan website font generator atau alat pihak ketiga online. Metode ini telah menjadi trik populer yang memungkinkan pengguna melampaui batas default aplikasi, mengubah teks biasa menjadi karakter Unicode unik yang kemudian dapat disalin dan ditempelkan ke dalam ruang chat WhatsApp.

Baca juga: Meta Tendang ChatGPT & Copilot dari WhatsApp, Pengguna Hanya Bisa Pakai Meta AI

Peran Kunci Karakter Unicode dalam Kustomisasi

Fenomena kustomisasi tulisan di WhatsApp ini bertumpu pada standar Unicode. Unicode adalah standar pengkodean karakter internasional yang memberikan nomor unik untuk setiap karakter, terlepas dari platform, program, atau bahasa. Ketika sebuah font generator menghasilkan teks "unik," sebenarnya ia mengubah huruf alfabet standar (misalnya, A, B, C) menjadi simbol atau glyph Unicode alternatif yang, secara visual, terlihat seperti gaya font yang berbeda (misalnya, 𝓐, 𝕭, Ⓒ).

Kelebihan utama metode ini adalah universalitasnya. Karena menggunakan karakter Unicode yang sudah diakui dan didukung oleh hampir semua sistem operasi modern (Android dan iOS), teks yang diubah tersebut akan terlihat sama di perangkat pengirim maupun penerima, menjadikannya solusi efektif tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan yang berisiko.

Foto: Gemini

Panduan Tiga Langkah Menggunakan Font Generator

Untuk membuat tulisan Anda menjadi unik (termasuk huruf tebal dekoratif, gaya tulisan tangan, atau ilusi teks berwarna), prosesnya hanya membutuhkan tiga langkah sederhana menggunakan alat font generator daring.

1. Masukkan dan Modifikasi Teks (The Input Phase)

Proses ini dimulai dengan mengunjungi salah satu website font generator populer yang tersedia di internet (misalnya, Lingojam, Gypu, atau Coolsymbol). Website-website ini biasanya menyediakan antarmuka sederhana:

  • Akses Situs: Buka website font generator pilihan Anda melalui browser ponsel atau desktop.
  • Ketik Teks: Masukkan teks atau pesan yang ingin Anda kirimkan ke kolom input yang tersedia di halaman situs.
  • Pilih Gaya: Setelah Anda mengetik, alat tersebut secara otomatis akan memproses teks menjadi ratusan variasi gaya huruf unik. Gulir ke bawah dan pilih format tulisan yang paling menarik dan sesuai dengan tujuan Anda. Beberapa generator bahkan menawarkan fitur untuk menggabungkan teks dengan simbol-simbol dekoratif (aesthetic).

2. Salin Teks Unik (The Copy Phase)

Setelah menemukan gaya font yang diinginkan, Anda hanya perlu menyalin hasilnya: 

Salin Hasil: Tekan atau klik tombol Salin (Copy) yang tersedia di sebelah teks yang dimodifikasi, atau blok teks tersebut secara manual dan gunakan fungsi salin pada perangkat Anda.

Keakuratan Unicode: Pastikan seluruh teks telah tersalin dengan benar, termasuk simbol-simbol Unicode dekoratif yang mungkin menyertai huruf tersebut.

3. Tempel dan Kirim di WhatsApp (The Output Phase)

Langkah terakhir adalah membawa hasil modifikasi dari browser kembali ke aplikasi WhatsApp: Buka WhatsApp:

  • Buka aplikasi WhatsApp dan pilih ruang chat (individu atau grup) tempat Anda ingin mengirim pesan. 
  • Tempel Teks: Tempelkan (paste) tulisan unik yang sudah Anda salin tadi ke kolom pengetikan pesan.
  • Kirim: Setelah memastikan tampilan tulisan sesuai, kirimkan pesan tersebut. Pesan akan terlihat oleh penerima dalam format unik yang Anda pilih, tanpa perlu melakukan setting atau instalasi font khusus.

Baca juga: WhatsApp Hadirkan Fitur Baru Mirip Instagram Notes, Begini Cara Kerjanya

Dampak dan Kewaspadaan Penggunaan Pihak Ketiga

Popularitas penggunaan font generator ini menunjukkan tren peningkatan personalisasi dalam komunikasi sehari-hari. Pesan yang dihiasi font unik cenderung lebih menarik perhatian, terutama dalam grup chat yang ramai, dan memungkinkan pengguna menyampaikan nada emosi atau vibe tertentu yang tidak bisa diwakili oleh teks standar.

Namun, penting bagi pengguna untuk berhati-hati saat menggunakan alat pihak ketiga. Walaupun website font generator umumnya aman (karena hanya memproses teks dan tidak meminta akses data pribadi), pengguna harus menghindari pengunduhan aplikasi font changer yang meminta izin berlebihan ke sistem ponsel. Aplikasi semacam itu berpotensi melanggar kebijakan privasi dan keamanan data pengguna.

Selain itu, pertimbangkan juga faktor kompatibilitas minor. Meskipun sebagian besar font Unicode didukung, ada kemungkinan kecil font yang sangat dekoratif atau baru tidak terbaca dengan baik pada perangkat yang sudah ketinggalan zaman. Dalam kasus ini, font yang tidak didukung dapat muncul sebagai kotak-kotak kosong atau tanda tanya, yang justru mengurangi keindahan pesan.

Kesimpulannya, dengan memanfaatkan kecanggihan Unicode dan kemudahan akses website font generator yang tersedia, pengguna WhatsApp kini memiliki kendali penuh untuk menyuntikkan kreativitas dan gaya unik ke dalam setiap percakapan mereka, menjadikan chatting bukan hanya tentang informasi, tetapi juga tentang seni berekspresi.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Apa Arti Sebenarnya dari Istilah "Yapping" yang Kembali Viral Ini?

9 December 2025 at 19:03

Foto: Gemini 

Teknologi.id – Dalam lautan kosakata dan tren yang bergerak cepat di media sosial, satu istilah kuno kini bangkit kembali dan merebut perhatian generasi digital: "Yapping." Kata yang awalnya merujuk pada suara gonggongan anjing ini, kini menjadi slang populer, terutama di TikTok dan X (sebelumnya Twitter), digunakan untuk mendeskripsikan perilaku berbicara secara berlebihan, mengoceh, atau berceloteh panjang lebar tanpa henti.

Fenomena yapping tidak hanya sekadar tren linguistik yang tiba-tiba muncul; ia adalah cerminan menarik tentang bagaimana platform digital berfungsi sebagai inkubator budaya dan bahasa, menghidupkan kembali kata-kata lawas dan memberinya makna kontekstual yang baru. Kebangkitan kata ini menyoroti pergeseran semantik dan dinamika sosial dalam komunikasi online.

Asal Usul Slang yang Melampaui Abad

Meskipun bagi banyak pengguna muda istilah "yapping" terasa baru, akar kata "yap" telah tertanam jauh dalam sejarah bahasa Inggris. Menurut catatan Oxford English Dictionary, kata benda 'yap' pertama kali muncul pada tahun 1600-an untuk mendeskripsikan suara yang dikeluarkan oleh anjing kecil, yakni gonggongan yang melengking atau bising.

Seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran semantik yang menarik. Pada tahun 1800-an, 'yap' bertransformasi menjadi kata kerja yang mulai diterapkan untuk menggambarkan celotehan atau omongan manusia yang bertele-tele. Sylvia Sierra, seorang profesor linguistik di Syracuse University, menjelaskan bahwa pergeseran makna ini menunjukkan adaptasi bahasa terhadap perilaku manusia. Kata ini bahkan sempat digunakan oleh para rapper ikonik seperti Jay-Z dan Nas dalam lagu-lagu mereka pada era 1990-an, menandakan bahwa "yap" telah lama menjadi bagian dari bahasa informal Amerika.

"Menurut saya, karena TikTok adalah platform yang sebagian besar isinya adalah orang berbicara, 'yapping' menjadi kata kerja yang pas dan sudah tersedia untuk diterapkan pada perilaku berbahasa di platform ini," ujar Sierra, menyoroti kecocokan istilah tersebut dengan konten yang didominasi oleh monolog dan curhatan panjang.

Baca juga: Mengapa Mimpi Kehilangan Topi Berakibat Buruk?

Foto: Gemini 

Makna Ganda di Era Digital

Popularitas istilah "yapping" meroket tajam pada pertengahan tahun 2023. Penggunaannya di media sosial memiliki dua sisi makna yang kontras:

1. Konotasi Negatif: Meremehkan Omongan Berlebihan

Penggunaan paling umum dari yapping adalah untuk mengolok-olok atau meremehkan seseorang yang dianggap terlalu banyak bicara, omongannya tidak jelas, atau omong kosong. Frasa yang sering viral adalah "What is bro yapping about?" (Orang ini lagi ngoceh apa sih?). Frasa ini biasanya dilontarkan di kolom komentar video yang dianggap terlalu panjang, filler (penuh kata-kata tidak penting), atau gagal menyampaikan poin utama. 

Misalnya, di bawah video TikTok yang panjang, kita sering menemukan komentar sarkastik seperti, "ibuku sudah yapping selama 16 tahun," atau "guruku yapping 6 jam setiap hari," menunjukkan bahwa pengguna mengasosiasikan yapping dengan omelan atau kuliah yang membosankan dan tak berujung.

2. Konotasi Positif: Merayakan Curhatan dan Berbicara

Menariknya, istilah ini juga telah diadopsi dan dirayakan sebagai julukan yang memberdayakan diri. Banyak pengguna, terutama perempuan, yang kini mengidentifikasi diri sebagai "yapper girl" (cewek yang suka ngoceh) dan menyebut video curhatan atau monolog panjang mereka sebagai "sesi yapping." Mereka mengubah istilah yang berpotensi merendahkan menjadi bentuk apresiasi diri terhadap kemampuan atau kegemaran mereka berbicara. 

Fenomena ini mengingatkan pada bukti linguistik bahwa "yap" di masa lalu terkadang secara spesifik menyasar celotehan perempuan untuk merendahkan mereka. Namun, pengguna media sosial saat ini, dengan kesadaran akan sejarah istilah tersebut, justru merayakan aspek positifnya. Ini tercermin dalam komentar-komentar romantis di X, seperti, "Salah satu hobi favoritku hanyalah mendengarkan pacarku yapping," menunjukkan bahwa yapping kini dapat berarti pembicaraan intim, jujur, dan berharga di mata orang terdekat.

Baca juga: Jensen Huang: Ibu Ajari Saya Bahasa Inggris Meski Tak Bisa Bahasa Itu

Masa Depan Bahasa di Tangan Digital

Noël Wolf, seorang ahli bahasa dan budaya dari platform belajar bahasa Babbel, berpendapat bahwa kebangkitan kembali kata-kata lama seperti yapping adalah hal yang tak terhindarkan di era digital.

"Platform-platform ini adalah tempat berkembang biaknya inovasi bahasa, di mana influencer maupun pengguna biasa sama-sama memperkenalkan dan mempopulerkan ekspresi baru atau menghidupkan kembali yang lama," jelas Wolf. Menurutnya, budaya anak muda memainkan peran vital dalam memengaruhi tren bahasa online, membentuk slang yang mencerminkan pengalaman budaya unik mereka.

Yapping kini menjadi bukti nyata bahwa bahasa adalah entitas yang hidup dan terus berevolusi, merespons kebutuhan komunikasi dari generasi ke generasi. Istilah ini bukan sekadar kata konyol yang viral, tetapi sebuah penanda tentang bagaimana komunikasi digital, meme, dan tren online kini menjadi kekuatan utama yang membentuk leksikon kita. Seiring perkembangan teknologi dan interaksi virtual yang semakin dominan, para ahli bahasa memperkirakan bahwa kita akan melihat lebih banyak lagi kata-kata dan frasa dari masa lalu yang "di-meme-kan" dan dilahirkan kembali dengan makna yang sama sekali baru di ruang siber.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Tolak Serahkan Hadiah GPU RTX 5060, Anak Magang Pilih Tinggalkan Perusahaan

9 December 2025 at 02:23

Foto: Gemini

Teknologi.id – Sebuah kisah perselisihan yang melibatkan aset teknologi dan etika perusahaan baru-baru ini menjadi viral di media sosial Tiongkok. Kasus ini berpusat pada seorang karyawan magang muda di sebuah perusahaan teknologi di Shanghai yang dipaksa untuk menyerahkan hadiah yang ia menangkan—yaitu kartu grafis (GPU) Nvidia GeForce RTX 5060—kepada manajemen perusahaan. Alih-alih tunduk pada tekanan, anak magang tersebut mengambil keputusan yang mengejutkan: ia memilih mengundurkan diri (resign) dari pekerjaannya demi mempertahankan hak atas hadiah pribadinya tersebut.

Insiden ini telah memicu perdebatan sengit mengenai batas antara aset perusahaan dan keberuntungan individu, menyoroti praktik-praktik manajemen yang dianggap serakah dan merugikan karyawan di tingkat bawah.

Foto: Lampost

Hadiah Durian Runtuh dari Perjalanan Dinas

Peristiwa ini bermula pada 14 November lalu. Karyawan magang yang identitasnya tidak disebutkan tersebut ditugaskan oleh perusahaannya untuk melakukan perjalanan dinas ke luar kota guna menghadiri acara tahunan Nvidia Roadshow. Karena ini merupakan perjalanan dinas, seluruh biaya akomodasi dan transportasi ditanggung penuh oleh perusahaan.

Di tengah acara tersebut, seperti layaknya acara promosi teknologi besar, diadakan sesi undian atau giveaway. Karyawan magang tersebut, yang mungkin hanya mencoba peruntungannya, berpartisipasi dalam undian tersebut. Dewi fortuna ternyata berpihak kepadanya; ia berhasil memenangkan hadiah utama, yaitu satu unit GPU Nvidia GeForce RTX 5060.

Bagi seorang anak magang, hadiah berupa komponen hardware premium ini adalah "durian runtuh." Di pasaran, GPU RTX 5060 memiliki nilai yang cukup tinggi, diperkirakan mencapai sekitar 3.000 yuan atau setara dengan Rp6,7 juta. Nilai ini tentu signifikan, jauh melebihi potensi gaji bulanan seorang karyawan magang.

Baca juga: Nvidia Rilis RTX 5090D V2 Khusus China, Spesifikasi Dipangkas Demi Patuh Regulasi AS

Tuntutan Aneh dari Manajemen Perusahaan

Sayangnya, euforia kemenangan itu hanya bertahan singkat. Begitu kembali ke kantor, kabar mengenai hadiah yang dimenangkan oleh anak magang tersebut telah "dicium" oleh manajemen dan departemen keuangan.

Alih-alih memberikan selamat, pihak perusahaan, termasuk tim Human Resources (HR) dan petinggi, mulai menekan sang karyawan magang. Mereka menuntut agar kartu grafis Nvidia RTX 5060 itu diserahkan kepada perusahaan.

Argumen yang dilontarkan oleh manajemen perusahaan cukup kontroversial. Mereka mengklaim bahwa hadiah tersebut secara hukum adalah "aset perusahaan." Dasar klaim mereka adalah: tanpa tiket perjalanan dinas yang dibiayai oleh perusahaan, karyawan tersebut tidak akan pernah bisa menghadiri acara Nvidia Roadshow dan, akibatnya, tidak akan pernah memenangkan undian. Oleh karena itu, hadiah tersebut dianggap sebagai hasil dari investasi dan fasilitas yang diberikan perusahaan.

Anak magang tersebut, yang merasa tuntutan itu tidak masuk akal, menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Ia berargumen bahwa memenangkan undian adalah hasil dari keberuntungan pribadinya semata, bukan bagian dari tugas pekerjaan yang telah ditentukan atau produk dari kinerja yang ia berikan selama di perusahaan.

Ultimatum dan Keputusan Tegas untuk Mundur

Situasi dengan cepat memanas dan menjadi tegang. Petinggi perusahaan turun tangan, mencecar si anak magang dengan tekanan psikologis. Puncaknya, staf HR mengeluarkan ultimatum keras: jika anak magang tetap menolak menyerahkan kartu grafis tersebut, ia dipersilakan untuk "mencari perusahaan lain," secara efektif mengancam status magangnya. 

Di bawah tekanan yang tidak etis tersebut, si karyawan magang tidak butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Malam itu juga, ia mengajukan surat pengunduran diri. Ia memilih kehilangan status magangnya, yang mungkin hanya memberikan upah minimum, daripada harus melepaskan hak pribadinya atas barang senilai jutaan rupiah. Ia meninggalkan perusahaan dengan membawa serta Nvidia GeForce RTX 5060 miliknya.

Warganet Membela dan Opini Hukum Menguatkan

Kisah ini dengan cepat menyebar dan menjadi trending topic di media sosial Tiongkok. Reaksi warganet hampir serentak: mayoritas berdiri di belakang anak magang tersebut. Mereka mengecam perusahaan tersebut sebagai entitas yang "serakah" dan "konyol" karena meributkan barang seharga 3.000 yuan dari seorang karyawan level magang.

Salah satu komentar sarkas yang paling banyak mendapat dukungan merangkum keanehan logika perusahaan: "Jika karyawan itu justru kena denda 50.000 yuan karena melanggar lalu lintas saat perjalanan dinas, apakah perusahaan mau bertanggung jawab dan membayarkannya?"

Baca juga: Bos Nvidia ‘Manusia Rp 2.600 Triliun’ Semprot Karyawan yang Enggan Pakai AI

Secara hukum, posisi anak magang ini juga dinilai kuat. Seorang pengacara yang dimintai pendapatnya menegaskan bahwa hadiah yang didapat dari undian atau lotre melekat pada individu yang memenangkan, bukan pada entitas yang mungkin membiayai perjalanannya. Kecuali jika kontrak kerja secara spesifik mencantumkan klausul mengenai "hadiah undian" yang secara eksplisit harus diserahkan kepada perusahaan, manajemen tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk menyita barang tersebut.

Insiden ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya batasan etika dalam hubungan kerja. Keputusan berani si anak magang untuk melepaskan kesempatan kerja daripada menyerahkan hak pribadinya disambut sebagai kemenangan moral kecil melawan serakahnya korporasi.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Jaminan Netflix Usai Akuisisi $82,7 M: Film Warner Bros Tetap Tayang di Bioskop

9 December 2025 at 01:40

Foto: Gemini

Teknologi.id – Netflix, raksasa streaming global, berada di ambang salah satu kesepakatan terbesar dalam sejarah media: akuisisi studio legendaris Warner Bros. dengan nilai yang dikabarkan mencapai $82,7 miliar. Di tengah kekhawatiran yang meluas di kalangan pemilik bioskop dan pelaku industri film tradisional, Co-CEO Netflix, Ted Sarandos, secara publik menegaskan komitmennya bahwa film-film Warner Bros. akan tetap memiliki jadwal rilis di bioskop meskipun kepemilikan telah berpindah tangan.

Pernyataan ini, yang disampaikan dalam konferensi dengan investor pada hari Jumat, mencoba meredakan ketegangan yang muncul sejak kabar akuisisi Netflix terhadap Warner Bros. Discovery (WBD) mencuat ke permukaan. Namun, jaminan Netflix datang dengan catatan penting: model perilisan tradisional—terutama exclusive theatrical window yang panjang—dinilai "sudah tidak lagi ramah bagi konsumen", mengisyaratkan bahwa perubahan besar dalam strategi distribusi film tidak dapat dielakkan.

Baca juga: Netflix Resmi Akuisisi Raksasa Streaming WarnerBros dengan Harga Rp 1.380 Triliun!

Komitmen Jangka Pendek dan Fleksibilitas Jangka Panjang

Sarandos menjelaskan bahwa komitmen Netflix untuk mempertahankan sistem Warner Bros. yang sudah berjalan adalah langkah awal yang strategis. Ini mencakup penghormatan terhadap siklus perilisan film yang dimulai dari penayangan di layar lebar. Ia menekankan bahwa Netflix sendiri bukanlah musuh bioskop; sepanjang tahun 2025 saja, Netflix telah merilis sekitar 30 film di bioskop.

Namun, yang membedakan Netflix dari studio tradisional adalah durasi penayangan. Film-film Netflix di bioskop biasanya memiliki window yang jauh lebih singkat sebelum berpindah ke platform streaming. Hal ini sejalan dengan pandangan Sarandos bahwa "jendela" penayangan harus berevolusi menjadi lebih fleksibel. Evolusi ini bertujuan agar penonton dapat menikmati film favorit mereka lebih cepat melalui platform pilihan, daripada harus menunggu berbulan-bulan setelah film turun layar dari bioskop.

"Kami tidak menentang penayangan film di layar lebar," ujar Sarandos. "Namun, kami percaya bahwa window eksklusif yang terlalu panjang adalah sistem yang ketinggalan zaman dan tidak efisien dalam melayani konsumen modern yang menuntut akses instan."

Foto: Sean O’Kane

Model Bisnis Netflix yang Kontroversial

Netflix selama ini dikenal dengan model bisnisnya yang mengutamakan perilisan langsung di layanan streaming. Penayangan di bioskop, seperti yang terjadi pada film-film kandidat penghargaan seperti Jay Kelly, Frankenstein karya Guillermo del Toro, atau A House of Dynamite garapan Kathryn Bigelow, seringkali hanya bersifat terbatas dan bertujuan untuk memenuhi persyaratan festival atau ajang penghargaan (seperti Oscar). Bahkan, Netflix juga mengoperasikan dan memiliki beberapa bioskop bersejarah, termasuk Paris Theater di New York dan Egyptian Theatre di Los Angeles, yang secara teknis mendukung klaim mereka tentang dukungan terhadap layar lebar, meskipun skalanya kecil.

Tahun depan, ambisi Netflix di bioskop akan semakin jelas dengan rencana merilis film besar seperti Narnia: The Magician's Nephew karya Greta Gerwig di jaringan IMAX. Aksi ini menunjukkan bahwa Netflix mengakui nilai pengalaman sinematik yang premium, namun tetap memegang kendali penuh atas durasi dan waktu transisi ke streaming.

Reaksi Keras dari Industri Bioskop

Meskipun Netflix menjanjikan akan menghormati kesepakatan teater Warner Bros., reaksi dari para pelaku industri bioskop sangat skeptis dan cenderung negatif.

Kelompok pameran film terbesar di AS, Cinema United, segera menyatakan kekhawatiran besar. Mereka menilai akuisisi ini dapat menjadi ancaman eksistensial bagi masa depan bisnis bioskop, baik jaringan besar maupun teater independen yang sangat bergantung pada jadwal rilis studio besar. Cinema United berpendapat bahwa model bisnis utama Netflix tidak secara inheren mendukung keberlangsungan penayangan teater karena fokus utamanya adalah memindahkan konten secepat mungkin ke layanan langganan. Mereka bahkan mendesak regulator untuk mengkaji dampak akuisisi ini secara serius, mempertimbangkan potensi monopoli konten yang dapat menekan nilai pengalaman layar lebar.

Kekhawatiran para pemilik bioskop ini semakin diperkuat oleh pernyataan Sarandos tahun lalu, yang sempat menyebut bahwa sebagian besar masyarakat tidak memiliki akses mudah menuju bioskop. Komentar tersebut dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk meremehkan nilai pengalaman menonton kolektif di layar lebar, yang merupakan inti dari budaya bioskop.

Baca juga: Kalender Bioskop 2026: Dominasi Sekuel, Live-Action, dan Comeback Ikonik!

Masa Depan yang Tak Terhindarkan

Dengan kekayaan intelektual (IP) yang masif dari Warner Bros, seperti semesta DC, Harry Potter, dan Lord of the Rings, di tangan Netflix, masa depan distribusi film berada di persimpangan jalan. Warner Bros. selama ini merupakan salah satu studio yang paling berkomitmen pada jadwal theatrical window tradisional. Jika Netflix benar-benar menerapkan model perilisan yang lebih fleksibel, studio-studio besar lainnya kemungkinan akan tertekan untuk mengikuti, mempercepat transisi film dari bioskop ke streaming.

Yang pasti, akuisisi senilai $82,7 miliar ini akan mengubah lanskap media selamanya. Komitmen Netflix saat ini mungkin menenangkan pasar dalam jangka pendek, tetapi isyarat kuat tentang perlunya "evolusi" dalam window penayangan menunjukkan bahwa perubahan mendasar dalam cara kita mengonsumsi film akan segera tiba. Industri bioskop harus bersiap untuk beradaptasi dengan era baru, di mana batas antara layar lebar dan layanan streaming menjadi semakin kabur.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

❌