Normal view

Spotify Wrapped 2025 Resmi Rilis! Begini Cara Akses Clubs dan Pesta Musikmu

4 December 2025 at 18:29

Foto: Spotify

Teknologi.id – Penantian para pencinta musik di Indonesia telah berakhir. Platform streaming musik global, Spotify, secara resmi meluncurkan fitur rekap musik tahunan yang paling ditunggu-tunggu, Spotify Wrapped 2025. Mulai Rabu (3/12/2025), fitur kilas balik ini sudah dapat diakses oleh pengguna di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menawarkan pengalaman mendengarkan yang lebih mendalam, personal, dan, untuk pertama kalinya, sangat sosial.

Tahun ini, Spotify menghadirkan sejumlah pembaruan signifikan yang dirancang untuk memberikan insight yang lebih kontekstual, mengubah Wrapped dari sekadar ringkasan pribadi menjadi momen perayaan komunitas. Dua fitur baru yang paling menonjol adalah Wrapped Party dan Clubs.

Ekspansi Sosial: Wrapped Party dan Clubs

Setiap tahun, fitur baru Spotify Wrapped selalu menjadi sorotan utama, dan 2025 tidak terkecuali. Spotify memperkenalkan Wrapped Party, sebuah fitur inovatif yang memungkinkan pengguna merayakan dan membandingkan Wrapped mereka secara langsung bersama teman-teman.

Fitur Wrapped Party memungkinkan interaksi langsung antar pengguna. Pengguna dapat membandingkan kebiasaan mendengarkan mereka, melihat seberapa besar kecocokan selera musik yang dimiliki, dan berinteraksi menggunakan ikon emoji. Selain itu, fitur ini juga memberikan berbagai award unik yang telah disesuaikan dengan pola mendengarkan masing-masing individu. Beberapa award yang tersedia antara lain "The Forever Young Award", "Life of the Party", dan "The Absolute Chaos Award".


Foto: Spotify

Wrapped Party dapat diakses melaluiWrapped Hub di aplikasi Spotify, atau setelah pengguna menyelesaikan rangkaian Wrapped pribadi mereka. Ini menandai upaya Spotify untuk mengubah pengalaman mendengarkan yang biasanya soliter menjadi acara komunal, memanfaatkan momen akhir tahun untuk meningkatkan interaksi sosial di dalam platform.

Selain Wrapped Party, Spotify juga memperkenalkan fitur Clubs (atau Listening Clubs). Melalui fitur ini, pengguna akan dikelompokkan ke dalam salah satu dari enam klub berbeda berdasarkan karakter dan suasana musik yang paling sering mereka dengarkan sepanjang tahun. Setiap klub mewakili gaya mendengarkan tertentu, seperti:

  • Full Charge Crew, yang mencerminkan karakter pengguna yang identik dengan lagu-lagu berenergi tinggi.
  • Cloud State Society, bagi pengguna yang lebih sering memilih lagu bernuansa tenang dan relaksasi.

Fitur Clubs ini memberikan identitas unik kepada pengguna, menciptakan rasa kebersamaan di antara mereka yang memiliki selera musik yang serupa, melampaui sekadar genre atau artis teratas.

Baca juga: Harga Langganan Spotify Terbaru di Indonesia 2025, Mulai Rp 39 Ribuan

Insight Lebih Dalam: Listening Age dan Archive

Spotify Wrapped 2025 juga membawa beberapa fitur insight yang lebih mendalam mengenai kebiasaan mendengarkan:

  • Listening Archive: Fitur baru ini memberikan setidaknya lima insight unik berdasarkan pola mendengarkan harian pengguna, memberikan gambaran personal mengenai hari-hari paling berkesan dalam perjalanan musik mereka.
  • Listening Age: Fitur ini menawarkan perspektif unik, membandingkan selera musik pengguna dengan orang lain dalam kelompok usia mereka.

Fitur Klasik yang Tetap Hadir

Meskipun banyak pembaruan, beberapa fitur klasik yang disukai pengguna tetap dihadirkan dan diperbarui:

  • Top Songs and Accompanying Playlist: Pengguna dapat melihat lima lagu teratas mereka dan mendapatkan playlist yang dipersonalisasi, Your Top Songs 2025.
  • Top Genres: Daftar genre yang mendominasi tahun pengguna.
  • Top Song Quiz: Kuis interaktif untuk menebak lagu nomor satu yang paling sering didengarkan.
  • Top Artist Sprint: Memvisualisasikan bagaimana peringkat lima artis teratas pengguna bergeser dari bulan ke bulan.
  • Top Artists: Daftar artis teratas.

Foto: Spotify

Fitur-fitur ini, ditambah dengan kehadiran podcast dan audiobook dalam rekap, menjadikan Wrapped sebagai rangkuman menyeluruh dari konsumsi audio digital pengguna selama satu tahun penuh.

Cara Akses Spotify Wrapped 2025 di Indonesia

Bagi pengguna di Indonesia yang sudah tidak sabar untuk melihat "rapor" musik mereka, Kompas.com telah merinci cara mengaksesnya:

  1. Perbarui Aplikasi: Langkah pertama dan terpenting adalah memastikan bahwa aplikasi Spotify di perangkat seluler Anda (baik Android maupun iOS) sudah dalam versi terbaru.
  2. Buka Aplikasi: Buka aplikasi Spotify.
  3. Cari Wrapped Hub: Fitur Spotify Wrapped 2025 biasanya akan muncul sebagai banner atau tab di bagian atas halaman Home aplikasi.
  4. Akses Langsung: Pengguna juga dapat mencari Wrapped Hub melalui kolom pencarian di aplikasi atau mengaksesnya melalui tautan khusus (namun disarankan mengakses langsung melalui aplikasi untuk pengalaman terbaik).

Baca juga: Apple Music Replay 2025 Telah Hadir, Apa Saja Yang Baru?

Syarat Minimal: Untuk dapat menerima Wrapped yang dipersonalisasi, pengguna harus memiliki riwayat mendengarkan yang cukup dari awal tahun hingga menjelang akhir tahun, termasuk mendengarkan beberapa artis dan lagu dalam durasi tertentu.

Peluncuran Spotify Wrapped 2025 ini memperkuat posisi Spotify sebagai pemimpin dalam menyediakan pengalaman streaming musik yang tidak hanya kaya fitur, tetapi juga emosional dan interaktif. Dengan inovasi seperti Wrapped Party dan Clubs, Spotify berhasil mengubah momen kilas balik pribadi menjadi fenomena budaya global yang dirayakan bersama-sama. Pengguna di Indonesia diimbau untuk segera memperbarui aplikasi mereka dan bersiap untuk membagikan selera musik unik mereka di media sosial.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News  

(WN/ZA) 

Apple Music Replay 2025 Telah Hadir, Apa Saja Yang Baru?

4 December 2025 at 01:21

Foto: dock.Unsplash

Teknologi.id – Penantian pengguna setia Apple Music di seluruh dunia berakhir sudah. Fitur kilas balik akhir tahun yang paling ditunggu, Apple Music Replay 2025, telah resmi diluncurkan secara penuh, tersedia mulai 2 Desember 2025. Mengakhiri spekulasi tanggal rilis yang memanas, Apple kini menyajikan pengalaman recap yang tidak hanya visual dan shareable, tetapi juga lebih mendalam dengan penambahan kategori statistik baru yang secara spesifik menyoroti kebiasaan dan loyalitas mendengarkan musik pengguna. 

Peluncuran Replay 2025 ini menegaskan komitmen Apple untuk bersaing secara ketat dengan platform streaming lain dalam menyajikan data akhir tahun yang menarik dan personal. Jika tahun-tahun sebelumnya Replay berfokus pada metrik dasar, tahun ini Apple menambah dimensi emosional dan histori pada ringkasan tersebut.

Inovasi Metrik: Bukan Sekadar Angka

Seperti biasa, fitur Replay tahunan ini menyoroti lagu, artis, dan album terbaik pengguna sepanjang 2025, lengkap dengan metrik kunci yang selalu menjadi tolok ukur: total menit mendengarkan (Total Listening Time), jumlah artis yang diputar, rekor artis yang paling lama didengarkan, dan genre favorit. 

Namun, inovasi sesungguhnya terletak pada tiga kategori baru yang diperkenalkan Apple tahun ini, menandakan pergeseran fokus dari sekadar "apa yang Anda dengarkan" menjadi "bagaimana Anda mendengarkan":

  1. Kategori 'Discovery': Fitur ini dirancang untuk memuaskan rasa penasaran pengguna tentang seberapa jauh mereka menjelajah Kategori Discovery menyoroti secara spesifik artis-artis baru yang baru ditemukan dan didengarkan oleh pengguna pada tahun 2025. Ini akan menjadi metrik kebanggaan bagi mereka yang gemar mencari talenta baru dan keluar dari zona nyaman musik mereka. 
  2. Kategori 'Loyalty': Ini adalah fitur apresiasi bagi kesetiaan. Kategori Loyalty menyoroti artis-artis yang secara konsisten terus didengarkan pengguna dari tahun ke tahun. Metrik ini membedakan antara artis yang hanya populer sesaat dengan artis yang benar-benar menjadi soundtrack kehidupan pengguna selama bertahun-tahun.
  3. Kategori 'Back': Kategori 'Back' menawarkan nostalgia yang unik. Fitur ini menyoroti artis-artis atau lagu-lagu yang kembali ke rotasi mendengarkan pengguna setelah lama tidak diputar. Ini menunjukkan adanya comeback emosional terhadap musik lama yang mungkin sempat terlupakan.

Baca juga: YouTube & YouTube Music Down Global Pagi Ini, Pengguna Alami Error "Server [503]"

Penambahan kategori ini membuat Apple Music Replay 2025 menjadi pengalaman yang lebih kaya, memungkinkan pengguna untuk menceritakan kisah musik mereka secara lebih holistik, dari eksplorasi artis baru hingga mempertahankan kecintaan abadi.

Foto: Apple

Akses Mudah dan All Time Replay

Apple telah memastikan akses ke fitur Replay tahunan ini sangat mudah. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi Apple Music mereka dan navigasi ke tab Home. Dashboard khusus untuk Replay 2025 akan tersedia di sana, menawarkan highlight reel visual yang dapat dibagikan di media sosial dalam format story-style.

Selain rekap tahunan, pengguna juga memiliki akses penuh ke All Time Replay playlist. Playlist ini menampilkan ringkasan aktivitas mendengarkan musik pengguna sejak pertama kali mereka berlangganan Apple Music. Dengan adanya Replay All Time, data tahun 2025 berfungsi sebagai bagian dari narasi musik seumur hidup pengguna di platform tersebut.

Pemberdayaan untuk Komunitas Musisi

Dampak peluncuran Replay 2025 tidak terbatas pada konsumen saja. Fitur ini juga menjadi alat yang sangat berharga bagi komunitas musisi dan artis.

Melalui Apple Music for Artists, musisi dapat mengakses metrik yang sangat detail yang terakumulasi selama setahun. Data ini mencakup rangkuman kinerja dari tahun ke tahun, total audiens, total menit mendengarkan secara global, serta rincian pendengar berdasarkan negara dan kota. Informasi ini esensial bagi perencanaan tur, strategi pemasaran, dan memahami demografi serta loyalitas penggemar mereka.

Dengan kemampuan untuk melihat secara langsung siapa pendengar paling setia (Loyalty), artis kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang inti basis penggemar mereka. Demikian pula, data Discovery dapat membantu mereka mengukur efektivitas promosi album baru atau strategi playlist untuk menarik pendengar baru. 

Baca juga: Janjikan Donasi: Apple Ulurkan Bantuan Bencana Alam Asia, Termasuk Indonesia

Persiapan dan Antisipasi

Peluncuran tepat waktu ini mengakhiri spekulasi yang memuncak di media sosial. Kini, pengguna dapat mulai membagikan kartu statistik mereka, membandingkan total menit mendengarkan, dan bersaing secara fun dengan teman-teman mereka. 

Untuk memastikan data Replay Anda akurat dan lengkap, Apple selalu mengingatkan pengguna untuk memastikan fitur "Use Listening History" telah diaktifkan di pengaturan aplikasi. Tanpa izin ini, Apple tidak dapat merekam history streaming yang diperlukan untuk menyusun rekap yang komprehensif.

Dengan Apple Music Replay 2025, pengalaman kilas balik musik kini melampaui sekadar daftar lagu teratas. Ia menjadi cerminan sejati dari perjalanan musik pengguna selama setahun penuh, dipenuhi dengan penemuan baru, kesetiaan abadi, dan momen nostalgia yang membawa artis lama kembali ke playlist harian mereka. Tahun 2025 sekali lagi membuktikan bahwa data musik adalah bahasa universal yang merayakan kisah pribadi setiap pendengar.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News



(WN/ZA)


Timnas MLBB Indonesia Siap Bawa Pulang Emas IESF WEC 2025

3 December 2025 at 19:57

Teknologi.id – Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) secara resmi melepas kontingen Tim Nasional Esports Indonesia yang akan berlaga di panggung global IESF World Esports Championship (WEC) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelepasan yang berlangsung pada 2 Desember 2025 ini menandai puncak dari pemusatan latihan nasional (Pelatnas) intensif berbasis sports science yang telah berjalan sejak Mei 2025.

Timnas Esports Indonesia, khususnya di nomor Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB), membawa misi tunggal dan ambisius: mempertahankan dan menegaskan status Indonesia sebagai kekuatan utama esports dunia dengan mengincar medali emas di kategori Pria dan Wanita.

Kepala Badan Tim Nasional Esports Indonesia, Brigjen Pol Wishnu Buddhaya, dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025), menekankan pentingnya partisipasi ini. "Keikutsertaan Timnas esports Indonesia di IESF 2025 adalah manifestasi semangat bela negara. Para atlet ini garda terdepan untuk menunjukkan Indonesia bangsa pemenang dengan talenta unggul dan berdaya saing tinggi," ujar Wishnu.

Pelatnas dan Konsistensi Sports Science

Proses pembentukan timnas kali ini dikenal sangat ketat. Pelatnas yang dipimpin oleh PB ESI berfokus pada pendekatan sports science, memastikan para atlet tidak hanya unggul dalam skill teknis bermain game, tetapi juga memiliki kesiapan fisik, mental, dan yang terpenting, kerja sama tim yang solid.

Indonesia memiliki rekam jejak yang mengesankan di kancah IESF. Setelah sukses menjadi juara umum pada IESF 2022, prestasi tersebut diulang kembali pada tahun 2024 dengan perolehan emas dari MLBB Women, perunggu dari MLBB Men, dan posisi kelima di cabang PUBG Mobile.

Namun, menurut Wishnu, tantangan untuk mempertahankan gelar selalu jauh lebih berat. "Negara lain sudah mempelajari strategi kita. Namun dengan persiapan matang dan mentalitas juara, kami yakin timnas siap mencetak sejarah," tambahnya, memupuk optimisme jelang keberangkatan.

Kepala Pelatih Timnas, Richard Permana, yang bertanggung jawab memimpin proses persiapan, turut meminta dukungan seluruh masyarakat Indonesia. "Dukungan kalian akan menjadi bahan bakar semangat para atlet untuk membawa pulang emas untuk Indonesia," ucapnya.

Detail Pertandingan dan Pembagian Grup

Timnas Esports Indonesia untuk nomor MLBB dijadwalkan akan mulai bertanding sejak 3 hingga 7 Desember 2025. Mereka akan berhadapan dengan perwakilan terbaik dari total 19 negara yang turut serta dalam nomor MLBB Men’s dan Women’s. Seluruh tim dalam dua kategori tersebut akan memperebutkan total hadiah (Total Prize Pool) senilai 100.000 USD.

Pembagian Grup Timnas Indonesia:

  • MLBB Men’s,Grup C lawan di fase grupnya yaitu "Kazakhstan, Rumania, dan Peru"
  • MLBB Women’s,Grup B lawan di fase grupnya yaitu "Uzbekistan dan Turki"

Format pertandingan yang akan diterapkan adalah Best of Three (BO3) pada tahap Group Stage dan Playoff, dan akan meningkat menjadi Best of Five (BO5) pada babak Grand Final.

Daftar Atlet dan Pelatih yang Berangkat

Indonesia mengirimkan line-up terbaik, yang merupakan perpaduan talenta-talenta unggulan. Team Liquid ID dan Team Vitality terpilih sebagai wakil resmi Indonesia di IESF WEC 2025.

Mobile Legends: Men (Team Liquid ID)Atlet:

  • Aldhia Fahmi Aranda
  • Christian Widy Wardhana Hartono
  • Leonardo Prasetyo Agung
  • Yehezkiel Wiseman Hamonangan
  • Yonathan Cin

Pelatih:

  • Doly Van Pelo Sihotang

Mobile Legends: Women (Team Vitality) 

Atlet: 

  • Cindy Laurent Siswanto
  • Michelle Denise Siswanto
  • Venny Lim
  • Viorelle Valencia Chen
  • Vivi Indrawaty

Pelatih:

  • Ilyas Rahmanda

Target Emas dan Keyakinan Pelatih

Keyakinan akan perolehan medali emas disuarakan lantang oleh Wakil Ketua Bidang Prestasi PB ESI, Richard Permana. Ia menilai performa kedua tim wakil Indonesia sedang berada di puncak.

"Kami yakin tim MLBB pria bisa membawa pulang medali emas. Performanya terus naik sejak MPL musim ini. Sedangkan untuk MLBB kategori wanita, Team Vitality sudah tiga kali juara internasional berturut-turut. Tahun ini targetnya tetap emas," tegas Richard. Konsistensi dan disiplin menjadi kunci utama dalam Pelatnas tahun ini.

Baca juga: Raja dari Segala Raja Bergerak! RRQ Hoshi Bawa Roster Inti ke Games of the Future

Sinergi Industri dan Federasi

Pelepasan ini juga menjadi momen untuk menegaskan kolaborasi erat antara PB ESI dengan pengembang game, Moonton Games. Dukungan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kesiapan atlet dan mempertegas komitmen Indonesia dalam membangun ekosistem esports kelas dunia.

Martinus H. Manurung, Kepala Pengembangan Bisnis ID Esports Moonton Games, menyoroti peran penting sinergi ini. "Kami berkomitmen menciptakan ekosistem sehat dan berkelanjutan. Dengan MPL (Mobile Legends Professional League) dan MDL (Mobile Legends Development League), kami membantu pembinaan pemain baru agar bisa menembus panggung dunia," jelasnya.

Kolaborasi antara federasi (governing body) dan industri (game developer) ini memastikan adanya jalur pembinaan berkelanjutan, di mana talenta-talenta terbaik dari kompetisi domestik dapat diseleksi secara optimal untuk mewakili nama bangsa di ajang internasional sekelas IESF.

Turnamen IESF WEC 2025 di Kuala Lumpur, yang berlangsung hingga 7 Desember 2025, akan menjadi penentu apakah persiapan matang selama berbulan-bulan mampu membawa pulang medali emas yang ditargetkan. Seluruh mata fans esports Indonesia kini tertuju ke Malaysia, menunggu sejarah baru yang akan dicetak oleh para pahlawan esports Merah Putih.

Baca juga: ByteDance Lepas Moonton, Mobile Legends Bisa Jadi Milik Perusahaan Saudi?


Baca berita daan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

200 CCTV AI Ditebar di Bandung: Korlantas Ubah Pelanggaran Jadi Tilang ETLE Otomatis

3 December 2025 at 21:05

Foto: Antara Foto

Teknologi.id – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri resmi menancapkan tonggak sejarah baru dalam modernisasi penegakan hukum dan manajemen lalu lintas di Indonesia. Sebanyak 200 unit kamera pengawas (CCTV) yang sepenuhnya berbasis Akal Imitasi (Artificial Intelligence/AI) kini telah tersebar di berbagai ruas jalan strategis Kota Bandung, Jawa Barat. Proyek ini bukan sekadar penambahan kamera biasa, melainkan proyek percontohan (pilot project) untuk implementasi Smart Road Safety Policing yang ditargetkan meluas ke seluruh Nusantara.

Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Agus, saat peresmian di Polrestabes Bandung, Rabu (12/11), menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian integral dari upaya Polri dalam memperkuat pelayanan publik berbasis digital dan mendukung terwujudnya konsep Smart City.

"Pendekatan Road Safety Policing ini kami terapkan agar aktivitas lalu lintas di Bandung berlangsung aman, tertib, dan lancar. Bandung adalah kota wisata sekaligus ikon Jawa Barat, sehingga pengelolaan lalu lintasnya harus modern, terintegrasi, dan berorientasi pada keselamatan masyarakat," ujar Irjen Pol Agus.

Kekuatan Artificial Intelligence di Jalan Raya

Pemasangan 200 CCTV berbasis AI ini jauh melampaui fungsi pengawasan biasa. Teknologi AI yang disematkan memungkinkan sistem untuk menganalisis dan merespons kondisi lalu lintas secara cerdas dan real-time. Sistem ini memiliki kemampuan analitik yang multi-fungsi, meliputi:

  1. Analisis Kepadatan Arus: Mampu memprediksi dan menganalisis volume kendaraan untuk mencegah penumpukan yang berujung kemacetan.
  2. Deteksi Dini Kemacetan: Memberikan peringatan secara otomatis kepada petugas ketika potensi kemacetan terdeteksi berdasarkan pola pergerakan kendaraan yang abnormal.
  3. Identifikasi Pelanggaran: Secara langsung mendeteksi berbagai jenis pelanggaran lalu lintas, mulai dari menerobos lampu merah, tidak menggunakan helm, hingga pelanggaran batas kecepatan.
  4. Pemetaan Data Kerawanan: Sistem ini dilengkapi dengan Sistem Pemetaan Data Kerawanan Kamseltibcarlantas yang berfungsi sebagai basis data prediktif. Dengan menganalisis data historis dan kondisi aktual (seperti jumlah kendaraan normal di akhir pekan atau titik-titik rawan kecelakaan), Korlantas dapat mengambil keputusan dan menempatkan sumber daya secara lebih efektif berbasis data.

Irjen Pol Agus menyoroti bahwa penerapan teknologi AI di sektor lalu lintas ini merupakan tonggak penting bagi Polri dalam memperkuat pelayanan publik. "Penerapan ini adalah bukti bahwa Polri terus berupaya memperbarui diri dengan teknologi terbaru demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat," tambahnya.

Baca juga: Kenapa Anda Butuh Jasa Pasang CCTV Terpercaya?

Integrasi ETLE dan Penegakan Hukum Salah satu target utama dari sistem ini adalah mendukung penegakan hukum melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Korlantas Polri secara konsisten mendorong kebijakan bahwa 95% penegakan hukum dilakukan melalui ETLE, dan hanya 5% yang dilakukan secara manual.

Dengan terhubungnya 200 CCTV AI ini langsung ke sistem Smart City Bandung dan rencana perluasan integrasi ke sistem ETLE, proses penilangan akan menjadi lebih akurat, transparan, dan minim intervensi manusia, sesuai dengan visi Presisi Polri.

"Dengan adanya kamera dan smart city ini, kami mengimbau masyarakat Bandung untuk tertib berlalu lintas—gunakan helm, patuhi aturan, dan jaga keselamatan bersama," tegas Kakorlantas.

`

Foto: Antara Foto

Sinergi Smart City dan Bantuan Investigasi Kriminal

Keunggulan lain dari proyek ini adalah aspek integrasi data antarlembaga. Layanan Smart Road Safety Policing ini sudah terhubung dengan sistem layanan darurat 110 Polri. Ke depan, Korlantas berencana memperluas integrasinya dengan sistem keamanan publik milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Polrestabes Bandung.

Kakorlantas menekankan bahwa integrasi CCTV milik pemerintah daerah menjadi bagian dari komitmen Korlantas untuk mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan berbagi sumber daya demi pelayanan prima kepada masyarakat.

Lebih dari sekadar lalu lintas, sistem AI ini juga memiliki peran vital dalam fungsi keamanan kota. Irjen Pol Agus menjelaskan bagaimana sistem ini dapat membantu penyelidikan tindak kejahatan.

"Misalnya dalam kasus penemuan mayat atau tindak kriminal, sistem ini bisa mendeteksi siapa saja yang berada di lokasi melalui rekaman CCTV. Ini sangat membantu proses investigasi dan menjaga keamanan kota," jelasnya, menunjukkan manfaat ganda sistem ini bagi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Baca juga: Telkomsel Hadirkan IndiHome SMART Camera, Layanan CCTV Berbayar Cuma Rp 50 Ribu

Target Perluasan Nasional

Bandung, sebagai kota pionir, diharapkan menjadi model sukses yang dapat dicontoh kota-kota lain. Korlantas Polri telah mengkonfirmasi bahwa program serupa telah berjalan di beberapa kota besar lainnya seperti Bali, Yogyakarta, Solo, dan Medan.

Target jangka pendek Korlantas adalah segera menerapkan sistem ini di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan terus memperluas jangkauan ke berbagai kota besar dan lokasi strategis di seluruh Indonesia. Visi akhir dari inisiatif ini adalah mewujudkan lalu lintas yang benar-benar cerdas, aman, tertib, dan lancar secara nasional, menjadikan Indonesia salah satu negara yang terdepan dalam penerapan teknologi Smart Road Safety.

Proyek 200 CCTV AI di Bandung ini menjadi bukti nyata keseriusan Polri dalam memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kepentingan keselamatan publik, mengubah cara lalu lintas dikelola, dan mendefinisikan ulang makna keamanan jalan raya di Indonesia.

Baca berita daan artikel lainnya di Google News



(WN/ZA)

Gak Boleh Pakai Android, Militer Israel Wajib Pakai iPhone!

3 December 2025 at 20:18


Foto: Gemini

Teknologi.id – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) baru-baru ini mengeluarkan kebijakan keamanan siber yang drastis, melarang penggunaan ponsel berbasis sistem operasi Android bagi perwira senior mereka untuk komunikasi resmi. Kebijakan revolusioner ini mewajibkan ratusan komandan IDF yang berpangkat Letnan Kolonel dan di atasnya untuk beralih menggunakan perangkat iPhone demi meminimalisir risiko penyusupan data sensitif militer. 

Langkah ini, yang dilaporkan oleh media-media besar seperti Israel Army Radio dan dikonfirmasi oleh The Jerusalem Post, menunjukkan tingkat kekhawatiran yang mendalam di tubuh intelijen Israel terhadap ancaman siber dan upaya spionase yang terus meningkat dari kelompok musuh, khususnya Hamas dan Hezbollah.

Transisi Paksa: Dari Android ke Ekosistem Apple

Peraturan baru ini secara spesifik menargetkan jajaran perwira senior, memperluas mandat yang sebelumnya hanya berlaku untuk Kolonel hingga Kepala Staf Umum. Perluasan cakupan ini melibatkan ratusan personel tambahan yang kini berada di bawah pengawasan ketat terkait perangkat komunikasi mereka. Tujuannya tunggal: menciptakan lapisan keamanan digital yang hampir kedap air pada tingkat komando.

Menurut laporan yang beredar, asumsi mendasar di balik kebijakan ini adalah penilaian bahwa ekosistem Apple, dengan kontrol perangkat keras dan lunak yang lebih ketat, menawarkan keamanan bawaan (inherent security) yang lebih unggul dibandingkan dengan sistem operasi Android yang lebih terbuka (open-source). Meskipun Android adalah platform yang paling banyak digunakan secara global, sifatnya yang terfragmentasi dan kustomisasi yang luas seringkali membuatnya rentan terhadap celah keamanan yang lebih banyak, terutama jika pembaruan keamanan tidak segera diterapkan oleh produsen perangkat.

Baca juga: iPhone Fold Diprediksi Jadi HP Lipat Termahal, Harganya Tembus Rp38 Juta!

Ancaman Honeypot dan Rekayasa Sosial

Kekhawatiran utama yang mendorong kebijakan ini adalah maraknya serangan social engineering dan taktik 'honeypot' yang menargetkan personel militer Israel. Badan intelijen IDF telah berulang kali memperingatkan bahwa musuh menggunakan platform media sosial dan aplikasi pesan, seperti WhatsApp, untuk melancarkan serangan yang sangat terperinci.

Dalam skenario honeypot, musuh sering kali menyamar sebagai individu yang menarik atau mengirimkan pesan yang memancing rasa penasaran untuk mendorong prajurit mengunduh malware atau mengungkap informasi rahasia. Serangan ini bukan hanya bertujuan mencuri data sensitif yang tersimpan di ponsel, seperti foto atau dokumen, tetapi yang lebih krusial, serangan ini dapat membahayakan operasi lapangan dengan melacak lokasi real-time pasukan Israel.

Sebelum konflik regional saat ini, telah ada laporan mengenai upaya kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hezbollah memanfaatkan kerentanan komunikasi untuk mengumpulkan data dari pasukan di perbatasan Gaza. Pelarangan Android memungkinkan IDF untuk menerapkan protokol keamanan yang seragam dan ketat, serta memastikan pembaruan keamanan perangkat lunak (software update) dilakukan secara terpusat dan tepat waktu. Kemampuan Apple untuk mengontrol rantai pasokan perangkat lunak (iOS) secara vertikal dipandang sebagai keunggulan kunci dalam mitigasi risiko ini.

Foto: Gil Cohen-Magen

Pelatihan dan Pembatasan Penggunaan Pribadi

Kebijakan pembatasan ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari upaya IDF yang lebih luas untuk memperketat disiplin digital di seluruh jajaran pasukannya. Sebagai pelengkap larangan perangkat keras, IDF juga meningkatkan program pelatihan internal dan simulasi.

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran perwira tinggi terhadap bahaya taktik rekayasa sosial dan pentingnya membatasi paparan terhadap media sosial. Peringatan keras diberikan tentang bahaya mengungkapkan lokasi atau informasi operasional melalui aplikasi perpesanan yang tidak aman. Dalam beberapa tahun terakhir, IDF bahkan telah melakukan skenario tiruan honeypot yang dikaitkan dengan Hezbollah untuk menguji ketahanan unit militer mereka dalam hal disiplin digital.

Meskipun ponsel Android dilarang untuk komunikasi resmi atau tujuan operasional komando, penting untuk dicatat bahwa perwira dan prajurit IDF masih diperbolehkan menggunakan ponsel Android mereka untuk penggunaan pribadi. Namun, garis pemisah antara penggunaan pribadi dan operasional harus ditarik dengan sangat tegas untuk mencegah kebocoran informasi melalui jalur yang tidak terenkripsi atau rentan.

Baca juga: Meta Masuk Dunia Militer: Teknologi VR dan AR Siap Dipakai Tentara AS

Implikasi Keamanan dan Langkah Masa Depan

Keputusan IDF untuk secara spesifik memilih iPhone dan meninggalkan Android dalam komunikasi operasional merupakan pengakuan eksplisit terhadap tantangan keamanan siber yang kompleks. Di masa depan, pedoman baru ini diperkirakan akan melarang penggunaan semua jenis telepon seluler militer yang tidak memenuhi standar keamanan ketat yang ditetapkan oleh IDF, termasuk kemungkinan pelarangan total terhadap perangkat yang rentan terhadap modifikasi atau sideloading aplikasi berbahaya.

Langkah ini mengirimkan sinyal kuat kepada komunitas intelijen global mengenai pentingnya kontrol terpusat atas perangkat keras di lingkungan dengan risiko tinggi. Dengan mengikat perwira tinggi ke dalam ekosistem Apple yang terkelola, IDF bertujuan untuk membangun benteng digital yang lebih kuat, melindungi data strategis, dan pada akhirnya, menjaga keselamatan pasukan mereka di lapangan. Perang modern kini tidak hanya terjadi di medan tempur fisik, tetapi juga di garis depan digital, dan IDF baru saja menegaskan keseriusannya di front kedua ini.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN)


Inilah Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Menyala Saat Sumatera Dihantam Banjir!

2 December 2025 at 18:05

Foto: Radar Banyuwangi

Teknologi.id – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, khususnya Provinsi Sumatera Utara, menimbulkan kerugian besar, termasuk kelumpuhan jaringan telekomunikasi. Ketika ratusan menara Base Transceiver Station (BTS) terpaksa mati akibat infrastruktur darat yang rusak terendam air dan longsor, layanan internet satelit Starlink muncul sebagai penyelamat konektivitas darurat. 

Perusahaan milik Elon Musk ini tidak hanya mampu mempertahankan layanannya berkat arsitektur jaringannya yang unik, tetapi juga memberikan respons kemanusiaan dengan menyediakan akses internet gratis bagi korban di wilayah terdampak hingga akhir Desember 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mitigasi digital bersama pemerintah Indonesia, yang juga mengerahkan satelit nasional Satria-1 di 10 titik krusial yaitu adalah:

  1. Bandara Pinangsori/Dr. Fredric Lumban Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara.
  2. SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara.
  3. Dekat Masjid Baitul Gafur, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
  4. Command Center, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
  5. Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
  6. Kota Langsa, Provinsi Aceh.
  7. Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.
  8. Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
  9. Jorong Bukik Malanca, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat.
  10. UPT BNPB Regional Sumatera Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Ilustrasi antena penerima sinyal internet satelit Satria-1. Foto: Komdigi

Kelumpuhan Jaringan Darat Akibat Bencana

Dampak bencana banjir di Sumatera Utara sangat signifikan terhadap sektor telekomunikasi. Dilaporkan, sebanyak 495 site atau sekitar 5,15 persen dari total 9.612 BTS di provinsi tersebut mati total. Gangguan masif ini segera memutus akses komunikasi ribuan warga di lokasi-lokasi terdampak, menghambat upaya koordinasi dan penyaluran informasi darurat. 

Dalam situasi normal, sebagian besar layanan internet dan telepon seluler bergantung pada jaringan kabel serat optik dan menara BTS darat. Ketika infrastruktur fisik ini hancur atau terendam air, koneksi otomatis terputus. Inilah mengapa dalam setiap skenario bencana, kebutuhan akan teknologi komunikasi alternatif yang resilient (tahan banting) menjadi sangat mendesak.

Baca juga: Gratiskan Starlink untuk Korban Banjir Sumatera, Elon Musk: Tak Etis Ambil Untung

Anatomis Starlink: Sistem LEO Sebagai Kunci Ketahanan

Kunci mengapa Starlink mampu tetap beroperasi saat jaringan darat lumpuh terletak pada arsitektur jaringannya yang sepenuhnya berbasis luar angkasa. Starlink menyelenggarakan akses internet melalui ribuan satelit Low Earth Orbit (LEO), yaitu satelit yang mengorbit dekat dengan Bumi, sekitar 550 km di atas permukaan.

Sistem ini sangat berbeda dengan sistem jaringan konvensional:

  • Tidak Bergantung Kabel: Starlink tidak membutuhkan jaringan kabel serat optik atau menara telekomunikasi sebagai penghubung primer.
  • Koneksi Langsung: Internet ditransmisikan langsung dari satelit-satelit LEO di luar angkasa ke antena khusus (Dishy) yang dipasang di lokasi pengguna.
  • Bebas Gangguan Darat: Karena koneksi internet ditransmisikan dari angkasa, layanan Starlink relatif tidak terdampak oleh gangguan fisik seperti putusnya kabel, rusaknya menara, atau banjir di darat. Selama antena pengguna (terminal) dapat dipasang dan mendapatkan daya listrik, koneksi akan tetap terjalin melalui konstelasi satelit di atas.

Dengan sekitar 10.000 satelit yang saat ini mengorbit rendah di Bumi, Starlink memiliki cakupan yang luas dan mampu menjangkau wilayah terpencil yang sulit terjamah oleh infrastruktur kabel optik, menjadikannya solusi ideal untuk bantuan bencana. 

Respons Kemanusiaan: Akses Internet Gratis

Selain keunggulan teknis, aspek kemanusiaan juga menjadi sorotan. Melalui akun X resminya, Starlink mengumumkan inisiatif memberikan layanan akses internet darurat gratis bagi pelanggan baru maupun lama di wilayah terdampak banjir Sumatera hingga akhir Desember 2025. 

Keputusan ini mendapat apresiasi luas, sejalan dengan pernyataan yang menyebut bahwa "Tidak Etis Ambil Untung dari Bencana". Starlink juga menegaskan kolaborasi dengan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), untuk mempercepat relokasi dan pemasangan terminal di wilayah yang mengalami kerusakan paling parah demi memulihkan akses komunikasi. Untuk memastikan bantuan ini tepat sasaran, Starlink menetapkan mekanisme akses:

  • Pelanggan Aktif: Layanan gratis diaktifkan secara otomatis.
  • Pelanggan Tertangguh/Dijeda: Koneksi dapat diaktifkan kembali secara gratis.
  • Pelanggan Baru di Wilayah Terdampak: Cukup membeli dan mengaktifkan perangkat, kemudian mengajukan tiket dukungan dengan mencantumkan keterangan "Dukungan Banjir Indonesia" untuk mendapatkan layanan tanpa biaya selama periode bantuan.

Baca juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

Satria-1: Kekuatan Satelit Nasional Melengkapi

Di saat yang sama, pemerintah Indonesia menunjukkan kesiapan infrastruktur angkasa nasional. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan asing. Komdigi mengerahkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1), satelit internet pertama milik Indonesia, sebagai penopang komunikasi vital.

Satria-1 dikerahkan dengan memasang 10 titik layanan internet satelit darurat di lokasi-lokasi terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Satria-1 memang dirancang untuk menjangkau wilayah terpencil dan terdepan, serta teruji perannya sebagai tulang punggung komunikasi saat menghadapi kondisi darurat nasional. Dengan bersinerginya teknologi satelit global (Starlink) dan satelit nasional (Satria-1), upaya pemulihan komunikasi pascabencana di Sumatera dapat berjalan lebih cepat dan menyeluruh.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Siap Terpesona: Meteor Gemilang & Solstis Lengkapi Langit Desember 2025

2 December 2025 at 06:55

Foto:  Hammock Universe

Teknologi.id – Langit bulan Desember 2025 menawarkan perpisahan spektakuler untuk menutup kalender astronomi tahun ini. Para pengamat langit di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, akan dimanjakan dengan serangkaian fenomena langka dan memukau, mulai dari penampakan Supermoon terakhir tahun ini, hingga puncaknya, kehadiran "Raja Hujan Meteor" Geminid.

Dikutip dari jadwal astronomi global, bulan yang identik dengan suasana akhir tahun ini dipadati oleh enam peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa ini menjanjikan pemandangan terbaik, terutama bagi mereka yang berburu keindahan di lokasi yang minim polusi cahaya.

Foto: VOI
Enam Fenomena Langit Paling Menarik di Desember 2025

1. Supermoon Penutup Tahun: The Cold Moon (4 Desember)

Fenomena langit Desember 2025 akan dibuka dengan kehadiran Supermoon pada tanggal 4 Desember. Peristiwa ini terjadi ketika Bulan Purnama bertepatan atau sangat dekat dengan perigee—titik orbit terdekat Bulan dengan Bumi. Hasilnya, Bulan akan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya di langit malam.

Bulan purnama di awal Desember ini secara tradisional dikenal oleh suku-suku asli Amerika sebagai Cold Moon (Bulan Dingin) karena pada saat inilah suhu udara musim dingin mulai terasa di Belahan Bumi Utara, dan malam menjadi lebih panjang dan gelap. Fenomena ini juga sering disebut Long Nights Moon atau Moon Before Yule.

Peristiwa ini memiliki makna tersendiri karena ini adalah yang terakhir dari tiga supermoon yang terjadi sepanjang tahun 2025. Bagi para fotografer astronomi amatir, ini adalah kesempatan emas terakhir untuk mengabadikan pemandangan Bulan yang memukau dengan skala yang diperbesar.

2. Raja Hujan Meteor Geminid (13-14 Desember)

Puncak kegembiraan bagi para penggemar astronomi adalah kehadiran Hujan Meteor Geminid, yang secara luas dianggap sebagai "Raja Hujan Meteor" terbaik di langit tahunan. Meskipun berlangsung setiap tahun dari 7 hingga 17 Desember, puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 dan pagi hari tanggal 14 Desember.

Keistimewaan Geminid adalah kemampuannya menghasilkan hingga 120 meteor berwarna-warni per jam pada saat puncaknya. Fenomena ini unik karena, tidak seperti kebanyakan hujan meteor lain yang berasal dari komet, Geminid berasal dari puing-puing yang ditinggalkan oleh asteroid yang dikenal sebagai 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982.

Meskipun Bulan kuartal kedua akan terbit dan berpotensi sedikit menghalangi pandangan terhadap meteor yang paling redup, jumlah meteor Geminid yang sangat banyak (tingkat Zenithal Hourly Rate—ZHR—yang tinggi) menjamin bahwa tontonan ini tetap akan menjadi suguhan yang mengesankan. Waktu pengamatan terbaik adalah dari lokasi yang gelap, jauh dari polusi cahaya kota, dan terutama setelah tengah malam, di mana meteor akan tampak memancar dari Rasi Bintang Gemini.

Baca juga: Zodiak dan Astronomi: Perbedaan dan Persamaan dalam Kajian Ilmu Pengetahuan

3. Merkurius pada Elongasi Barat Terbesar (7 Desember):

Planet Merkurius akan mencapai elongasi barat terbesarnya, berjarak sekitar 20,7 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik bagi pengamat untuk menemukan Merkurius, karena ia akan berada pada titik tertingginya di atas cakrawala di langit timur, tepat sebelum Matahari terbit.

4. Titik Balik Matahari Desember (Solstice) (21 Desember):

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 Desember. Secara astronomis, ini adalah momen ketika Kutub Selatan Bumi miring ke arah Matahari, yang mencapai posisi paling selatan di langit. Fenomena ini menandai hari pertama musim dingin (winter solstice) di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di Belahan Bumi Selatan.

5. Bulan Baru (New Moon) (20 Desember):

Pada tanggal ini, Bulan berada di sisi Bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam. Kondisi tanpa cahaya Bulan ini adalah waktu yang sempurna bagi para astronom amatir untuk mengamati objek redup di angkasa, seperti galaksi dan gugus bintang, karena langit akan mencapai kegelapan maksimal.


6. Hujan Meteor Ursids (21-22 Desember):

Sebagai penutup, hujan meteor minor Ursids akan mencapai puncaknya. Hujan ini, yang berasal dari puing-puing Komet Tuttle, biasanya hanya menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam. Namun, karena bulan sabit tipis akan terbenam lebih awal, langit akan cukup gelap untuk memberikan pertunjukan yang bagus. Meteor akan tampak memancar dari Rasi Bintang Ursa Minor.


Baca juga: Ini Dia Beberapa Zodiak yang Cocok Jadi UI/UX Designer

Dengan jadwal yang padat ini, bulan Desember 2025 dipastikan menjadi bulan paling menarik bagi komunitas pengamat langit, menutup tahun dengan pertunjukan keindahan alam semesta yang menakjubkan.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)


Bapak AI Geoffrey Hinton: Semua Pekerjaan Manusia Dapat Digantikan oleh AI

1 December 2025 at 11:52

Foto: CIFAR

Teknologi.id – Perdebatan tentang masa depan pekerjaan di tengah revolusi Kecerdasan Artifisial (AI) mencapai titik kritis. Kali ini, peringatan suram datang dari salah satu sosok paling dihormati di dunia riset AI, Geoffrey Hinton. Ilmuwan komputer asal Inggris yang kerap dijuluki "Bapak AI" ini baru-baru ini memaparkan prediksi yang mengkhawatirkan: semua pekerjaan manusia dapat digantikan oleh AI, sebuah skenario yang berpotensi menjungkirbalikkan tatanan sosial dan ekonomi global menjadi lebih buruk.

Dalam sebuah diskusi dengan Senator Bernie Sanders di Universitas Georgetown, Hinton, yang merupakan pionir di balik teknik deep learning yang mendasari model AI generatif modern, tidak mengubah pendiriannya sejak ia mengundurkan diri dari Google pada tahun 2023. Keputusannya mundur tersebut ia lakukan karena ia menyesali karya hidupnya dan ingin berbicara secara terbuka tentang risiko teknologi yang ia bantu ciptakan.

Mengapa Revolusi AI Berbeda?

Hinton menjelaskan bahwa lonjakan implementasi AI saat ini berbeda secara fundamental dengan revolusi teknologi di masa lalu, seperti era industrialisasi atau digitalisasi awal. Dulu, ketika suatu sektor pekerjaan menghilang karena teknologi baru, pekerjaan-pekerjaan baru dengan kelas dan keterampilan yang berbeda tercipta untuk menampung tenaga kerja yang terdisrupsi.

Namun, menurut Hinton, skenario tersebut tidak akan terjadi di era AI. Ia secara lugas menyatakan: "Orang-orang yang kehilangan pekerjaan tidak akan memiliki pekerjaan lain untuk dituju,". Logika Hinton sederhana: jika AI mencapai tingkat kecerdasan setara atau melampaui manusia—sebuah konsep yang dikenal sebagai Artificial General Intelligence (AGI)—maka pekerjaan apa pun yang mungkin dilakukan oleh manusia dapat dikerjakan dengan lebih efisien, lebih murah, dan tanpa henti oleh AI.

Hinton yang bersama Yoshua Bengio dan Yann LeCun (yang juga dijuluki 'Bapak Baptis' AI) meraih Turing Award pada 2018 atas karya mereka pada jaringan saraf tiruan, kini menjadi suara paling lantang mengenai risiko eksistensial dan ekonomi dari perkembangan teknologi ini.

Kritik Keras Terhadap Miliarder Teknologi

Inti kritik Hinton tidak hanya terletak pada kemampuan teknis AI, tetapi juga pada motivasi ekonomi di baliknya. Ia secara konsisten memperingatkan bahwa industri AI tidak akan mampu meraup keuntungan besar kecuali dengan menggantikan tenaga kerja manusia.

Dalam diskusinya, Hinton menargetkan para miliarder dan pemimpin teknologi yang memimpin perlombaan AI—termasuk nama-nama besar seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Larry Ellison. Menurut Hinton, para pemimpin ini belum benar-benar memikirkan konsekuensi sosial ekonomi yang fatal: jika para pekerja kehilangan pekerjaan dan tidak dibayar, maka tidak ada yang akan membeli produk high-tech mereka. Prediksi ini menyoroti potensi paradoks AI—teknologi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pasar justru dapat menghancurkan daya beli konsumen itu sendiri.

Baca juga: Aman dari Robot dan AI: 8 Karier yang Tetap Eksis di Era Digital

Jeda Menuju AGI Semakin Singkat

Kekhawatiran Hinton diperparah oleh keyakinannya bahwa pencapaian Artificial General Intelligence (AGI)—sistem AI hipotetis yang memiliki tingkat kecerdasan setara atau melebihi manusia yang mampu melakukan berbagai macam tugas—sudah semakin dekat. Ini adalah target yang saat ini mati-matian dikejar oleh industri AI.

Perkiraan waktu yang ia berikan pun terus menyusut. Pada tahun 2023, Hinton sempat memprediksi bahwa AGI mungkin membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 50 tahun. Namun, kini ia merevisi pandangannya secara drastis: "Saya pikir mungkin 20 tahun atau kurang,". Jika perkiraan ini benar, dampaknya pada pasar kerja global akan terjadi dalam kurun waktu dua dekade, memaksa negara-negara untuk segera merumuskan kebijakan sosial baru.

Ia bahkan menambahkan klaim yang mengejutkan: model AI terbaru saat ini, seperti GPT-5 dari OpenAI, sudah tahu ribuan kali lebih banyak dari manusia. Meskipun model-model ini belum memiliki kecerdasan yang terintegrasi (seperti manusia), basis pengetahuan masif mereka adalah fondasi yang siap untuk menguasai berbagai tugas berbasis informasi.

Meskipun demikian, ada secercah harapan: hingga saat ini, banyak upaya untuk menggantikan pekerja dengan agen AI di lapangan, termasuk dalam peran dukungan pelanggan (customer support) yang diprediksi paling rentan, seringkali gagal. Ini menunjukkan bahwa, untuk saat ini, menggantikan pekerjaan bergaji rendah sekalipun tidak semudah yang diasumsikan teknologi, terutama karena faktor interaksi manusia, empati, dan pemecahan masalah yang tidak terstruktur.

Peringatan Geoffrey Hinton ini berfungsi sebagai pengingat yang menyengat bagi para pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis di seluruh dunia. Perlombaan menuju AGI tidak hanya membawa janji kemajuan teknologi, tetapi juga potensi risiko pengangguran massal yang memerlukan skema sosial ekonomi baru yang radikal, jauh sebelum AI sepenuhnya menggantikan peran manusia.

Baca juga: World Robot Olympiad: Panggung Pelajar Global Pamerkan Talenta Robotika

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Indonesia Kebut Riset 6G: BRIN Kembangkan Teknologi Sub-THz dan Cloud Cerdas

1 December 2025 at 09:58

Foto: 6G BRICKS

Teknologi.id – Indonesia tidak ingin tertinggal dalam perlombaan telekomunikasi global menuju generasi keenam (6G). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini menjadi garda terdepan, secara aktif mengembangkan dua pilar teknologi kunci yang digadang-gadang akan menjadi fondasi utama bagi sistem komunikasi ultra-cepat generasi mendatang: perangkat sub-terahertz (sub-THz) berbasis optikal dan arsitektur jaringan cloud cerdas.

Pengembangan ini merupakan respons terhadap prediksi eksplosif kebutuhan data. Peneliti Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Ken Paramayudha, menjelaskan bahwa teknologi telekomunikasi akan terus berevolusi hingga 6G, di mana kebutuhan akan kecepatan data diproyeksikan melonjak hingga seratus kali lebih cepat dibandingkan dengan generasi 5G. Lompatan kuantum ini menuntut inovasi radikal, terutama dalam pemanfaatan spektrum frekuensi baru dan kecerdasan jaringan.

Inovasi Spektrum Sub-Terahertz (Sub-THz)

Spektrum Sub-Terahertz (frekuensi di atas 100 GHz hingga 300 GHz) merupakan kandidat kuat untuk mewujudkan janji kecepatan ultra-tinggi 6G karena menawarkan lebar pita (bandwidth) yang masif. Namun, tantangan terbesarnya adalah membangun perangkat yang mampu menghasilkan sinyal pada frekuensi setinggi itu secara stabil dan efisien di lingkungan praktis.

Tim peneliti BRIN mengatasi tantangan ini dengan menggunakan pendekatan difference frequency generation (DFG). Pendekatan ini memanfaatkan material optik non-linear yang diintegrasikan secara presisi ke dalam rectangular waveguide. Inovasi ini memungkinkan perangkat untuk menghasilkan continuous wave signal secara stabil pada temperatur ruangan. Praktikalitas ini sangat krusial untuk implementasi industri di masa depan.

Dalam riset awal yang dilakukan, BRIN berhasil menunjukkan capaian signifikan: perangkat tersebut sukses memproduksi sinyal hingga frekuensi 100 GHz. Keberhasilan memproduksi sinyal pada frekuensi ini membuka peluang lebar untuk berbagai aplikasi ultra-cepat, antara lain:

  • High-speed optical-electrical conversion: Mengubah sinyal optik berkecepatan tinggi menjadi sinyal listrik.
  • Transmitter radio berbasis serat optik: Untuk pengiriman data dengan kecepatan masif melalui jaringan serat optik.
  • Komunikasi berkecepatan tinggi di lingkungan dengan kepadatan trafik data yang ekstrem.

Integrasi teknologi fotonik dan microwave melalui desain resonansi dan simulasi CST lebih lanjut meningkatkan efisiensi penguatan sinyal, memposisikan riset BRIN sejajar dengan tren global dalam eksplorasi spektrum THz untuk Beyond 5G.

Baca Juga: Cara Cek Rumah Masuk Jangkauan Internet Rakyat 100 Mbps Rp100 Ribu

Foto: BRIN

Jaringan Cloud Cerdas dan Deep Reinforcement Learning (DRL)

Komunikasi 6G tidak hanya menuntut kecepatan, tetapi juga kecerdasan dan fleksibilitas jaringan yang belum pernah ada. Pilar kedua riset BRIN berfokus pada arsitektur jaringan cloud cerdas yang akan menjadi tulang punggung sistem 6G.

Arief Indra Irawan, seorang PhD student yang terlibat dalam riset ini, menyoroti tantangan komunikasi cloud intelijen. Ia menekankan bahwa 6G akan menuntut konektivitas full-dimensional multi-access, yang mencakup integrasi tanpa batas antara komunikasi darat, udara (drone), dan satelit. Agar integrasi yang kompleks ini berjalan mulus, keputusan jaringan harus bersifat adaptif dan cerdas.

Teknologi kunci yang didorong dalam pengembangan jaringan ini adalah Deep Reinforcement Learning (DRL). DRL adalah algoritma Kecerdasan Buatan (AI) yang memungkinkan jaringan untuk melakukan optimasi jangka panjang berdasarkan lingkungan operasional dan kondisi trafik yang berubah secara real-time.

Pemanfaatan DRL akan memungkinkan jaringan 6G untuk:

  1. Penempatan Fungsi Layanan Otomatis: Secara cerdas menentukan lokasi fungsi layanan (seperti caching atau processing) demi efisiensi.
  2. Optimasi Jalur Komunikasi: Mengoptimalkan jalur komunikasi secara dinamis melintasi berbagai domain (darat, udara, satelit).
  3. Efisiensi dan Keamanan: Menjaga efisiensi pemrosesan data sambil memastikan keamanan data (privacy processing) dalam service function chaining (SFC).

Baca Juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

Prospek Indonesia dalam Ekosistem Global 6G

Kombinasi antara riset perangkat keras sub-terahertz dan pengembangan arsitektur jaringan cloud cerdas merupakan langkah strategis bagi Indonesia. Alih-alih hanya menunggu dan menjadi konsumen ketika teknologi 6G matang di rentang tahun 2030-2035, BRIN berupaya memposisikan Indonesia sebagai negara yang turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi intinya.

Inovasi material, integrasi fotonik-microwave, virtualisasi, dan kecerdasan jaringan (network intelligence) adalah empat pilar yang diyakini BRIN akan mendefinisikan masa depan telekomunikasi. Dengan dukungan riset yang berkelanjutan ini, Indonesia memperkuat fondasi riset dan inovasi nasional agar siap secara teknologi dan kebijakan saat dunia memasuki babak komunikasi ultra-cepat 6G.

Baca Juga: Satria-1 & Starlink Dikerahkan Pulihkan Komunikasi Banjir Aceh–Sumatera

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Data Pengguna API ChatGPT Bocor akibat Celah Mixpanel, OpenAI Beri Klarifikasi

1 December 2025 at 06:27

Foto: Shutterstock

Teknologi.id – Insiden keamanan siber telah mengguncang perusahaan teknologi terkemuka, OpenAI, pencipta dari chatbot ternama, ChatGPT. Pada akhir November 2025, perusahaan tersebut mengonfirmasi bahwa data identifikasi sejumlah penggunanya telah terekspos, termasuk nama dan alamat email. Namun, alih-alih berasal dari serangan langsung ke sistem inti ChatGPT atau infrastruktur riset AI mereka, celah keamanan ini justru berasal dari ranah back-end yang kurang diperhatikan: penyedia analitik data pihak ketiga, Mixpanel

Klarifikasi dari OpenAI melalui blog resminya membedakan insiden ini dari kebocoran besar lainnya. Mereka menekankan bahwa hacker tidak menembus benteng pertahanan utama OpenAI, melainkan mengeksploitasi kerentanan pada Mixpanel melalui kampanye phishing SMS yang terdeteksi sejak 8 November 2025. Meskipun OpenAI baru menerima laporan penuh insiden ini pada 25 November, perusahaan segera mengumumkan dan mengambil tindakan pencegahan keesokan harinya, menyoroti pentingnya rantai pasokan digital yang aman.

Foto: openai.com

Siapa yang Terdampak dan Apa yang Hilang?

Detail mengenai cakupan insiden ini sangat spesifik. OpenAI menegaskan bahwa mayoritas pengguna harian ChatGPT (yang menggunakan antarmuka web atau aplikasi) tidak terpengaruh. Kebocoran ini secara eksklusif berfokus pada pengguna yang memiliki akun untuk mengakses platform API OpenAI yaitu para developer, perusahaan, dan organisasi yang mengintegrasikan model AI ke dalam aplikasi atau layanan mereka. Dalam upaya meyakinkan komunitas developer dan korporasi, OpenAI secara eksplisit mencantumkan data krusial yang aman: "Tidak ada chat, permintaan API, data penggunaan API, password, kredensial, kunci API, detail pembayaran, atau kartu tanda identitas yang disusupi atau terekspos,".

Namun, data yang jatuh ke tangan hacker dari Mixpanel—yang merupakan data identifikasi dasar—meliputi:

  • Nama dan alamat email.
  • Informasi teknis seperti sistem operasi, browser yang digunakan, dan lokasi umum pengguna.
  • Referring website (situs web yang mengarahkan pengguna).
  • ID organisasi atau ID pengguna yang terhubung dengan akun API.

  • Baca juga: 
    Cara Mengoptimalkan Konten Chat GPT untuk SEO

    Foto: Cybercrime Magazine

    Ancaman Nyata: Phishing yang Lebih Bertarget

    Meskipun OpenAI menyarankan bahwa reset password atau pembuatan kunci API baru tidak diperlukan, potensi risiko dari data yang terekspos ini tidak bisa dianggap remeh. Nama dan alamat email pengguna API adalah bahan bakar premium untuk serangan phishing dan rekayasa sosial (social engineering) yang sangat canggih dan bertarget.

    Para hacker kini memiliki informasi yang cukup untuk menyusun email penipuan yang terlihat sangat sah. Dengan mengetahui bahwa target adalah pengguna API OpenAI dari organisasi tertentu, hacker dapat membuat email yang berpura-pura menjadi peringatan keamanan atau update sistem dari OpenAI atau Mixpanel. Tujuan akhirnya adalah mencuri kredensial atau kunci API yang sensitif, yang merupakan master key untuk akses dan kontrol layanan AI korban.

    OpenAI merespons risiko ini dengan mendesak pengguna untuk meningkatkan pertahanan diri. Saran utama adalah mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication)—sebuah langkah yang menciptakan lapisan keamanan ganda—dan selalu melakukan verifikasi sumber (domain resmi) sebelum mengklik tautan atau mengunduh lampiran apapun.

    Baca juga: Riset Terbaru Ungkap iPhone Lebih Rentan Kena Serangan Phising Dibanding Android

    Memetik Pelajaran dari Rantai Pasokan Digital

    Insiden ini menyoroti pelajaran penting tentang supply chain security di era AI dan cloud. Setiap layanan pihak ketiga yang diintegrasikan untuk analitik, pemasaran, atau fungsi back-end lainnya secara otomatis menjadi mata rantai terlemah dalam keamanan data sebuah perusahaan. Meskipun OpenAI memiliki keamanan inti yang kuat, mereka hanya sekuat vendor yang mereka gunakan.

    Sebagai tanggapan, OpenAI segera mengambil tindakan drastis, yaitu menghapus Mixpanel dari layanan produksinya dan mengumumkan investigasi internal yang menyeluruh. Langkah ini menunjukkan pengakuan perusahaan atas risiko yang ditimbulkan oleh mitra eksternal.

    Kasus ini menjadi peringatan bagi seluruh ekosistem teknologi: di tengah persaingan untuk mengintegrasikan layanan pihak ketiga demi efisiensi, risiko keamanan yang mereka bawa harus dikelola dengan mitigasi yang sangat ketat. Pertahanan terbaik saat ini adalah adopsi 2FA yang universal dan kesadaran tinggi pengguna API terhadap upaya rekayasa sosial yang semakin terpersonalisasi.

    Baca juga: Hati-hati! Modus Penipuan Share Screen WhatsApp Bisa Bobol Rekening

    Baca berita dan artikel lainnya di Google News

    (WN/ZA)

    Satria-1 & Starlink Dikerahkan Pulihkan Komunikasi Banjir Aceh–Sumatera

    1 December 2025 at 08:48

    Foto: RRI

    Teknologi.id – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) telah memicu krisis kemanusiaan dan konektivitas. Untuk mempercepat pemulihan jaringan telekomunikasi vital di daerah terdampak, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pengerahan sumber daya digital maksimal, melibatkan satelit pemerintah Satria-1 dan layanan internet satelit global, Starlink.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa upaya ini merupakan bagian dari koordinasi multi-pihak yang intensif, melibatkan Komdigi, operator seluler, dan penyedia layanan satelit. Tujuannya adalah memastikan masyarakat di zona bencana dapat segera kembali berkomunikasi dengan keluarga dan mengakses informasi penting, sebuah kebutuhan mendasar dan esensial dalam situasi darurat. Percepatan pemulihan akses komunikasi ini menjadi prioritas utama pemerintah daerah dan pusat.

    Baca juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

    Pengerahan Satelit Sebagai Solusi Cepat

    Dalam situasi bencana alam, infrastruktur darat seperti menara Base Transceiver Station (BTS) dan kabel backbone rentan mengalami kerusakan akibat longsor, putusnya jembatan, atau banjir. Oleh karena itu, satelit menjadi solusi tercepat untuk menghadirkan konektivitas di lokasi terpencil atau yang infrastruktur daratnya lumpuh total.

    Komdigi secara resmi mengerahkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1), satelit multifungsi milik pemerintah, untuk menyediakan akses telekomunikasi darurat. Pemanfaatan Satria-1 dalam penanganan bencana ini menunjukkan pentingnya investasi pemerintah dalam infrastruktur angkasa untuk kepentingan publik dan mitigasi bencana.

    Selain itu, Menkomdigi juga menekankan adanya koordinasi erat dengan penyelenggara layanan satelit swasta. Pihak-pihak seperti Starlink (layanan internet satelit milik SpaceX) dan PSN juga diminta untuk memperkuat downlink satelit di titik-titik yang paling terdampak bencana.

    Kerja sama ini diperkuat dengan fakta bahwa sebelumnya Starlink telah menunjukkan inisiatif dengan menggratiskan akses internet selama 30 hari penuh bagi seluruh pelanggannya yang terdampak banjir besar di Provinsi Sumatra. Sinergi antara satelit pemerintah dan penyedia layanan global ini menjadi model disaster response yang efektif di Indonesia.

    Baca juga: Starlink dan Samsung Kembangkan Internet Langsung ke Satelit Tanpa Menara BTS

    Foto: JawaPos

    Progres Pemulihan Jaringan: 707 BTS Hidup Kembali

    Komdigi juga merilis data terperinci mengenai perkembangan pemulihan jaringan di tiga provinsi tersebut, menunjukkan progres yang signifikan berkat kerja keras tim teknis gabungan:

  • Data yang dirilis per Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB menunjukkan capaian positif:
  • Kondisi Awal: Pada Jumat (28/11/2025) pukul 07.00 WIB, sebanyak 2.463 menara (site) BTS dilaporkan mengalami gangguan akibat bencana.
  • Progres 24 Jam: Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 707 menara telah berhasil dipulihkan dan kembali beroperasi normal.
  • Menara Sisa Gangguan: Saat ini, masih tersisa 1.756 menara yang berada dalam proses pemulihan lebih lanjut.

  • Pemulihan menara yang telah beroperasi normal tersebar di wilayah terdampak sebagai berikut: Aceh (564 menara), Sumatra Utara (112 menara), dan Sumatra Barat (31 menara). Sisa menara yang masih mengalami gangguan tersebar di Aceh (975 dari 3.414 menara), Sumatra Utara (707 dari 9.612 menara), dan Sumatra Barat (74 dari 3.739 menara).

    Selain menara BTS, masalah vital lainnya adalah terputusnya jalur backbone utama yang membawa lalu lintas data dan suara dalam volume besar. Komdigi berkoordinasi erat dengan operator seluler utama seperti Telkom dan Telkomsel untuk memulihkan kerusakan infrastruktur fisik ini.

    Berita baiknya, jalur backbone di Sumatra Utara yang menghubungkan ruas Rantau-Padang Sidempuan dan ruas Sibolga-Barus-Manduamas telah berhasil dipulihkan dari kerusakan akibat longsor. Demikian pula, jalur backbone di Aceh pada ruas Banda Aceh-Bireun dan Samalanga juga dilaporkan telah pulih sepenuhnya dan beroperasi kembali.

    Pemulihan jalur backbone ini sangat menentukan, karena ini adalah urat nadi komunikasi yang memungkinkan ribuan BTS lainnya dapat berfungsi kembali. Upaya percepatan pemulihan ini diharapkan dapat terus dilakukan setiap hari, seperti yang diungkapkan oleh Menkomdigi, demi memulihkan akses komunikasi secepatnya bagi masyarakat yang terdampak bencana.

    Keterlibatan aktif Satria-1 dan Starlink dalam krisis ini menunjukkan evolusi dalam strategi tanggap bencana digital Indonesia, di mana kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi satelit menjadi kunci utama untuk menjamin akses informasi di tengah kondisi terburuk.

    Baca juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

    Baca berita dan artikel lainnya di Google News

    (WN/ZA)

    Indosat Tancap Gas, Jadikan AI Kunci Utama Dominasi Sektor Keuangan Indonesia

    29 November 2025 at 04:37

    Foto: IndiNews.ID

    Teknologi.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) secara tegas menegaskan komitmennya dalam transformasi digital nasional melalui penyelenggaraan forum tingkat tinggi bertajuk "Indonesia AI Day for Financial Industry". Acara yang diselenggarakan oleh unit Indosat Business pada 27 November 2025 di Jakarta ini bukan sekadar seminar, melainkan statement ambisius Indosat untuk bertransformasi menjadi AI TechCo terdepan. Tujuan utamanya adalah mendorong percepatan adopsi dan pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (AI) di seluruh lini sektor jasa keuangan di Indonesia.

    Baca juga: Daftar Terbaru Direksi dan Komisaris Indosat, Wamen Nezar Patria Jadi Komisaris Utama

    Forum yang mengusung tema “Empower The Future of Indonesia's Financial” ini mempertemukan para pemimpin industri, regulator, dan pakar teknologi untuk membahas implementasi AI dari hulu ke hilir. Fokus utama adalah bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat kualitas layanan nasabah, dan, yang terpenting, memitigasi risiko di ekosistem perbankan, fintech, dan asuransi.

    Sektor Finansial: Gerbang USD 140 Miliar PDB

    Langkah agresif IOH ini didasari oleh temuan ekonomi yang mencengangkan. Berdasarkan Laporan Empowering Indonesia Report 2025, pemanfaatan AI secara ekstensif diproyeksikan dapat memberikan kontribusi ekonomi yang monumental, dengan potensi nilai tambah mencapai USD 140 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2030. Angka ini mengukuhkan AI sebagai mesin pertumbuhan PDB utama yang akan menopang Visi Indonesia Emas 2045 menuju Digital Nation.

    Dalam kontribusi USD 140 miliar tersebut, industri keuangan dan asuransi diprediksi menjadi kontributor sektor terbesar. Sektor finansial diperkirakan akan menyumbang sekitar 13% dari total kontribusi AI tersebut. Hal ini menempatkan sektor keuangan sebagai salah satu knowledge-intensive industries (industri berbasis pengetahuan) yang paling siap dan paling diuntungkan dari revolusi AI. Implementasi AI secara fundamental akan merevolusi cara lembaga keuangan mengelola data nasabah, memproses transaksi, dan membuat keputusan investasi.

    Director & Chief Business Officer IOH, Muhammad Buldansyah, menyatakan bahwa melalui inisiatif ini, Indosat menunjukkan langkah nyata dalam mendukung ambisi besar Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital global.

    Foto: Jubi.id

    Solusi End-to-End dan Mitigasi Risiko

    Sebagai digital orchestrator, Indosat Business menawarkan solusi AI yang bersifat end-to-end, dirancang untuk mengatasi tantangan spesifik di sektor finansial, seperti yang dipamerkan di "Indonesia AI Day". Solusi ini bertujuan untuk memberikan lompatan besar dalam produktivitas dan mitigasi risiko.

    Solusi AI yang paling relevan dan menjadi fokus utama mencakup aspek kritis dalam operasional perbankan dan fintech: 

    1. Persetujuan Pinjaman Instan & Risk Scoring AI (Instant Loan Approval & Risk Scoring AI): Dengan menganalisis data big data dalam hitungan detik, AI memungkinkan lembaga keuangan memberikan keputusan kredit secara instan, sekaligus memperkecil risiko gagal bayar melalui penilaian risiko yang jauh lebih akurat.
    2. Fraud Detection & Financial Crime Prevention: AI sangat krusial dalam mendeteksi anomali dan pola mencurigakan yang mengindikasikan penipuan atau kejahatan finansial secara real-time, sebuah kebutuhan mutlak di tengah peningkatan transaksi digital.
    3. Operational Intelligence & Cost Optimization: Solusi yang berfokus pada efisiensi operasional seperti implementasi Smart Branch (cabang pintar), Managed ATM & EDC (pengelolaan terpusat untuk ATM dan mesin EDC), serta AI-based forecasting (peramalan berbasis AI) untuk perencanaan biaya yang lebih presisi.
    4. Cybersecurity & Digital Trust Framework: Solusi perlindungan siber yang tak terpisahkan untuk memastikan keamanan transaksi digital dan kerahasiaan data serta identitas nasabah, membangun digital trust yang kokoh.

    Acara ini memfasilitasi dialog penting mengenai digital trust framework dan juga tantangan etika dalam penerapan AI, memastikan bahwa adopsi teknologi ini berjalan sejalan dengan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan regulasi.

    Kehadiran AI di industri keuangan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan evolusioner. Ini adalah kunci bagi lembaga keuangan tradisional untuk tetap kompetitif, memberikan layanan yang personalized dan cepat, serta menghadapi persaingan dari sektor fintech yang bergerak lincah. Inisiatif Indosat ini secara jelas memposisikan perusahaan telekomunikasi tersebut sebagai mitra strategis dalam mewujudkan masa depan keuangan Indonesia yang lebih cerdas, efisien, dan resilien, mendorong bangsa menuju era AI yang dijanjikan.

    Baca berita dan artikel lainnya di Google News

    (WN/ZA)

    Krisis Pasokan RAM Ancam Harga Komponen Gaming Global

    29 November 2025 at 02:33


    Foto: MikroTIk

    Teknologi.id – Industri Personal Computer (PC) dan gaming global kini menghadapi tantangan finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya. Komponen vital seperti RAM (DRAM) dan SSD (NAND) mengalami lonjakan harga yang eksplosif. Kenaikan harga ini bukan dipicu oleh gamer atau crypto mining, melainkan oleh kebutuhan tak terpuaskan dari sektor yang paling dominan saat ini: Kecerdasan Buatan (AI).

    Para analis industri dan retailer melaporkan bahwa harga komponen memori telah meroket hingga lebih dari 100% dalam beberapa bulan terakhir. Situasi ini, yang diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2026, menunjukkan bahwa ambisi untuk membangun AI Generatif raksasa kini secara langsung membebani anggaran para pengguna PC gaming di seluruh dunia.

    Data Center AI: Mesin Pemicu Kelangkaan Global

    Masalah utamanya adalah skala investasi dalam infrastruktur AI. Perusahaan-perusahaan teknologi besar menghabiskan triliunan dolar untuk membangun data center yang dapat melatih model-model AI canggih. Server ini membutuhkan memori dalam volume yang sangat besar, khususnya dua jenis utama:

    1. High Bandwidth Memory (HBM): Memori paling canggih yang dipasang dekat dengan chip GPU AI dan memiliki prioritas produksi tertinggi.
    2. DRAM dan NAND Server Grade: Memori sistem dan penyimpanan untuk server yang menjalankan tugas inference dan penyimpanan data besar.

    Kedua jenis memori high-end ini diproduksi di fasilitas dan line produksi yang sama dengan yang membuat RAM DDR5 dan SSD yang digunakan pada PC konsumen. Ketika produsen memori utama seperti Samsung dan SK Hynix dipaksa memprioritaskan pesanan triliunan dolar dari klien AI—yang menawarkan margin keuntungan jauh lebih tinggi—otomatis pasokan memori untuk pasar PC konsumen terpotong secara drastis.

    Baca juga: PC Game Pass Kini Bisa Dibeli Lewat IndiHome, Gamer Indonesia Makin Dimanjakan

    Kenaikan harga ini begitu cepat dan drastis sehingga beberapa retailer bahkan tidak dapat menampilkan harga tetap. Mereka terpaksa menjual RAM pada "harga pasar" yang fluktuatif, berubah hampir setiap hari, mencerminkan ketidakstabilan pasokan yang ekstrem.

    Foto: HNS

    Dampak Ganda: Harga Naik, Pasokan Kering

    Kenaikan harga ini melanda seluruh spektrum memori PC. Data menunjukkan bahwa RAM DDR5 dan bahkan memori yang lebih tua DDR4 sama-sama mengalami lonjakan yang tidak masuk akal, dengan beberapa kit DDR4 mengalami peningkatan harga hingga 115%.

    Krisis ini menciptakan dampak ganda yang merugikan gamer:

    1. RAM DDR5: Harga kembali meroket setelah sempat turun di awal tahun, menghapus semua keuntungan harga bagi konsumen yang ingin upgrade ke platform terbaru.
    2. SSD (NAND): Kelangkaan ini juga menyebar ke penyimpanan *NAND flash. Karena data center AI kesulitan mendapatkan HDD dan memori penyimpanan khusus, mereka beralih dan memborong pasokan NAND konsumen, yang pada akhirnya menaikkan harga SSD untuk PC gaming.
    3. Ancaman GPU: Krisis ini diperkirakan akan merembet ke harga GPU. Chip memori yang digunakan pada kartu grafis (VRAM) juga berbagi rantai pasokan. Jika produsen memori terus mengalihkan kapasitasnya ke HBM untuk AI, pasokan memori GPU akan menipis, memicu kenaikan harga kartu grafis, dan memperburuk biaya pembangunan PC gaming.

    Kapan Krisis Ini Berakhir?

    Sayangnya, para analis industri, seperti yang ditekankan dalam laporan PC Gamer, tidak melihat adanya tanda-tanda penurunan harga dalam waktu dekat. Permintaan dari sektor AI dianggap sebagai kekuatan struktural baru di pasar memori, bukan sekadar siklus pasokan-permintaan biasa.

    Prospek kelangkaan diproyeksikan akan berlangsung setidaknya hingga paruh pertama 2026, dan beberapa pihak memperkirakan dampaknya bisa dirasakan selama tiga hingga empat tahun ke depan. Produsen memori tidak terburu-buru meningkatkan kapasitas produksi karena proses tersebut memakan waktu bertahun-tahun dan mereka tidak ingin mengulang kesalahan 2023 di mana terjadi kelebihan pasokan.

    Satu-satunya skenario yang dapat membalikkan keadaan adalah jika "gelembung AI" yang saat ini didukung oleh investasi raksasa tiba-tiba pecah. Namun, ini hanyalah spekulasi. Untuk saat ini, konsumen PC harus bersiap menghadapi kenyataan bahwa komponen memori—yang dulunya dianggap komoditas yang stabil—kini menjadi barang mewah yang dikendalikan oleh ambisi data center AI global. Krisis ini secara efektif memaksa setiap gamer PC secara tidak langsung mensubsidi pembangunan masa depan AI melalui harga komponen yang melonjak tajam.

    Baca berita dan artikel lain di Google News

    (WN/ZA)

    Video Bocoran GTA 6 AI Palsu Tembus 8 Juta Views

    29 November 2025 at 00:10


    Foto: PlayStation

    Teknologi.id – Industri gaming tengah menyaksikan persinggungan berbahaya antara antisipasi yang tak tertandingi dan kemajuan teknologi disinformasi. Menjelang perkiraan perilisan Grand Theft Auto VI (GTA 6) pada November 2026 (meski penundaan selalu menjadi bayang-bayang), spekulasi di kalangan penggemar telah mencapai titik didih. Sayangnya, kegairahan ini membuka pintu bagi ancaman baru yang serius, video AI deepfake yang sangat realistis, menjadikannya tantangan terbesar bagi Rockstar Games dalam mengendalikan narasi resminya.

    Bukti Nyata Ancaman Deepfake Viral

    Foto: Play3.DE

    Puncak dari fenomena ini terjadi baru-baru ini ketika sebuah klip gameplay palsu GTA 6 berhasil menyebar secara eksplosif di platform X (Twitter). Klip tersebut, yang diunggah oleh tipster bernama Zap Actu GTA6, diklaim sebagai leak dengan "EXTREMELY SERIOUS SITUATION". Konten yang sangat meyakinkan itu berhasil menarik perhatian luar biasa, mengumpulkan 8 juta views hanya dalam kurun waktu 24 jam.

    Meskipun laporan dari media gaming terkemuka, termasuk IGN, dengan cepat mengonfirmasi bahwa video yang kini telah dihapus itu adalah fake gameplay yang dihasilkan oleh AI, penyebarannya tetap tak terbendung. Kecepatan viralitas klip tersebut bahkan mengalahkan peringatan keras yang disisipkan melalui Community Note, membuktikan betapa mudahnya bagi konten yang direkayasa AI untuk diterima begitu saja oleh komunitas yang haus akan informasi baru. Kekuatan hype untuk blockbuster sekelas GTA 6 membuat gamer rela menerima leak palsu tanpa memverifikasi sumbernya.

    Eksperimen Sosial yang Bermasalah dan Erosi Kepercayaan

    Zap Actu GTA6, yang akunnya diketahui sering memposting video palsu serupa untuk mengumpulkan followers dan anggota Discord, akhirnya menghapus video tersebut setelah mendapatkan kritik tajam. Dalam klarifikasi berikutnya di X, leaker tersebut berargumen bahwa video tersebut adalah sebuah eksperimen yang dirancang untuk "observe people’s reactions and to demonstrate how easy it has become in 2025 to blur the line between reality and AI-generated content" (mengamati reaksi publik dan menunjukkan betapa mudahnya AI mengaburkan batas antara nyata dan palsu).

    Meskipun mengaku tidak memiliki motif finansial dari "this experiment", lalu ia menyampaikan maaf "I'm sorry if I gave people false hope; I admit I didn't think things through properly. My initial goal was simply to create some hype and see if people would realise it was AI. I never imagined it would go this far." Sayangnya, narasi leaker yang berubah-ubah—mulai dari klaim eksperimen sosial hingga pernyataan santai kepada IGN bahwa itu "was a huge joke actually, I did it just to entertain the community"—hanya menambah kebisingan digital.

    Dampak negatif yang paling merusak adalah erosi kepercayaan (trust erosion). Jika gamer tidak lagi dapat membedakan mana trailer yang asli dari Rockstar dan mana klip deepfake buatan penggemar, seluruh sistem berbagi informasi di komunitas akan runtuh. Ini memaksa gamer menghabiskan waktu menganalisis konten palsu dan berpotensi menyebabkan ekspektasi yang tidak realistis terhadap produk akhir.

    Foto: GamingBible

    Baca juga: GTA 6 Booming! Trailer Kedua Tembus 475 Juta Views dalam 24 Jam, Pecahkan Rekor Dunia

    Tantangan Sistemik dan Respon Global

    Isu video AI palsu yang dihadapi GTA 6 adalah mikro kosmos dari masalah yang lebih besar yang kini mencengkeram seluruh industri hiburan. Teknologi AI Generatif telah melenyapkan barrier to entry untuk menghasilkan disinformasi berkualitas tinggi.

    Tokoh-tokoh publik global mulai bereaksi keras. Aktor Keanu Reeves dan fisikawan Brian Cox adalah contoh figur yang telah secara terbuka menyuarakan penolakan terhadap deepfake yang menyalahgunakan citra mereka, dengan Reeves bahkan harus membayar layanan bulanan untuk menghapus konten palsu. 

    Di tingkat regulasi, respons mulai muncul. Jepang telah mengambil tindakan dengan meminta OpenAI untuk mencegah pelanggaran hak cipta setelah model Sora 2 digunakan untuk membuat video karakter anime dan game berhak cipta. Meskipun CEO OpenAI, Sam Altman, mencoba menenangkan kekhawatiran ini dengan menyebutnya "interactive fan fiction", masalah hak cipta dan disinformasi tetap menjadi prioritas utama bagi pemerintah global.

    Perang Narasi Menjelang Perilisan

    Dengan satu tahun tersisa hingga perkiraan peluncuran, kemungkinan besar akan lebih banyak lagi video gameplay palsu yang jauh lebih meyakinkan akan muncul secara online. Rockstar Games harus memimpin dengan strategi yang lebih agresif, seperti memperketat komunikasi dan Watermark digital yang didukung *AI fingerprinting untuk memverifikasi setiap konten resmi.

    Keberhasilan peluncuran GTA 6 tidak hanya akan diukur dari kualitas game yang mereka buat, tetapi juga dari efektivitas mereka dalam memenangkan perang narasi yang didominasi AI. Di era digital, mengendalikan apa yang dilihat dan dipercayai oleh konsumen telah menjadi bagian terpenting dari pengembangan dan pemasaran sebuah blockbuster.

    Baca berita dan artikel lain di Google News

    (WN/ZA)

    IBM Ungkap Quantum Starling, Komputer Kuantum Paling Tahan Error di Dunia

    28 November 2025 at 23:01

    Foto: IBM NEWS

    Teknologi.id – Perusahaan teknologi raksasa IBM kembali menegaskan dominasinya di ranah komputasi kuantum dengan mengungkapkan visi ambisius untuk masa depan teknologi ini. Melalui pengumuman yang menekankan pentingnya mencapai komputer kuantum fault-tolerant (tahan kesalahan), IBM kini membawa harapan baru bagi implementasi teknologi kuantum di dunia nyata.

    Ini bukan sekadar upgrade hardware, melainkan sebuah statement bahwa IBM telah menemukan kunci untuk mengunci potensi penuh komputasi kuantum dari segala ancaman error fundamental. Visi ini menunjukkan pergeseran fokus dari perlombaan jumlah qubit mentah menuju kualitas dan keandalan perhitungan.

    Tantangan Kuantum: Mengatasi Kerentanan Data

    Komputasi kuantum bekerja berdasarkan prinsip-prinsip mekanika kuantum yang sangat sensitif. Secara inheren, komputer kuantum dikenal sangat rentan terhadap noise—gangguan kecil dari panas, getaran, atau medan elektromagnetik lingkungan—yang dapat menyebabkan kesalahan penghitungan atau hilangnya data melalui proses yang disebut decoherence.

    Tantangan terbesar di bidang ini adalah memastikan keandalan data yang keluar dari chip kuantum. Setiap qubit yang beroperasi dalam keadaan superposisi dan entanglement harus dilindungi dengan sempurna agar hasilnya akurat. Jika tidak, perhitungan yang rumit akan menghasilkan data yang tidak valid, yang dikenal sebagai error rate tinggi.

    Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa untuk membangun komputer kuantum yang dapat digunakan secara universal, mereka harus mencapai ambang batas di mana sistem dapat mendeteksi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih cepat daripada error itu sendiri terjadi. Inilah yang membuat terobosan menuju sistem yang fault-tolerant menjadi sangat krusial. Tanpa fault-tolerance, potensi komputasi kuantum hanya akan terbatas pada eksperimen akademik, bukan pada pemecahan masalah skala industri yang nyata.

    Baca juga: Nvidia Perkenalkan Super Komputer Canggih Bikin Robot Bisa Bernalar Seperti Manusia

    IBM Quantum Starling: Terobosan Fault-Tolerant Pertama

    Berdasarkan laporan, IBM telah merancang IBM Quantum Starling, yang diposisikan sebagai komputer kuantum fault-tolerant pertama di dunia. Starling mewakili puncak dari arsitektur kuantum chip baru yang berfokus pada ketahanan. Ini bukan sekadar peningkatan kecepatan, tetapi sebuah lompatan fundamental dalam rekayasa sistem.

    Sistem Starling dirancang dengan qubit fisik yang sangat banyak, tetapi sebagian besar qubit tersebut didedikasikan untuk tugas redundansi dan koreksi kesalahan, bukan untuk perhitungan murni. Perhitungan kuantum yang sebenarnya dilakukan pada qubit logis, yang merupakan gabungan dari banyak qubit fisik yang bekerja bersama untuk menciptakan satu unit data yang dilindungi dari error.

    Kemampuan Starling adalah memastikan perhitungan kuantum dapat berjalan dengan akurat dan andal, meskipun terjadi gangguan atau error pada qubit individual. Dengan mekanisme kompleks untuk mendeteksi, mengisolasi, dan mengoreksi kesalahan secara mandiri dan real-time, Starling menjadi kunci untuk mengatasi masalah stabilitas yang selama ini menghambat adopsi kuantum. IBM menegaskan bahwa mereka telah berhasil mencapai ambang batas di mana laju koreksi kesalahan melebihi laju munculnya error.

    Foto: IBM NEWS

    Aplikasi Praktis dan Visi Masa Depan Industri

    Visi IBM mengenai masa depan komputasi kuantum berpusat pada aplikasi praktis yang dapat memberikan nilai signifikan bagi industri—sebuah langkah tegas menuju komersialisasi. Komputer kuantum diperkirakan akan menjadi sangat penting dalam berbagai bidang, di mana simulasi molekuler dan optimasi kompleks menjadi kunci:

    1. Penemuan Material: Simulasi interaksi atom yang mustahil dilakukan oleh komputer klasik, memungkinkan penemuan superkonduktor baru atau material baterai yang lebih efisien.
    2. Pengembangan Obat: Mempercepat simulasi ikatan molekul untuk mempercepat penemuan dan pengembangan obat-obatan baru.
    3. Finansial: Optimasi portofolio investasi dan analisis risiko yang jauh lebih akurat dan cepat.

    Para ilmuwan dan insinyur kini dapat mulai memfokuskan upaya mereka pada penyelesaian masalah-masalah dunia nyata, bukan lagi pada mengatasi ketidakstabilan sistem. Quantum Starling memungkinkan pengembang untuk menulis algoritma yang jauh lebih kompleks dengan keyakinan bahwa hasilnya akan akurat.

    Komitmen IBM untuk mengembangkan Starling dan mendorong komputasi fault-tolerant menunjukkan bahwa era komputasi kuantum yang benar-benar transformatif semakin dekat. Analisis IDN Times dan Telset menegaskan bahwa fault-tolerance adalah pendorong kunci berikutnya bagi industri. Teknologi ini akan memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya sebagai alat penelitian akademik, tetapi sebagai mesin yang tak terpisahkan dalam infrastruktur komputasi global di masa depan. IBM tidak hanya menetapkan standar baru untuk industri, tetapi juga memimpin jalan bagi adopsi komputasi kuantum yang lebih luas dan tepercaya, mengunci fondasi bagi revolusi komputasi yang dijanjikan.

    Baca berita dan artikel yang lain di Google News

    (WN/ZA)

    Setelah Sukses Steam Deck, Valve Luncurkan Steam Machine 4K

    28 November 2025 at 04:19


    Foto: Steam

    Teknologi.idValve Corporation, adalah perusahaan di balik platform game digital Steam, telah bersiap untuk kembali meramaikan pasar konsol gaming ruang tamu dengan Steam Machine generasi terbarunya. Ini adalah upaya kedua Valve setelah peluncuran perdananya pada tahun 2015 secara luas dianggap gagal total. Namun, kali ini, ceritanya berbeda. Dengan fondasi perangkat lunak yang diperkuat oleh kesuksesan luar biasa Steam Deck dan teknologi lapisan kompatibilitas Proton yang revolusioner, Steam Machine terbaru menghadirkan PC gaming berkekuatan 4K 60 frame per second. Dengan spesifikasi hardware yang ditingkatkan, perangkat ini diposisikan sebagai jembatan antara fleksibilitas PC dan kemudahan konsol, secara resmi menantang dominasi PlayStation 5 dan Xbox Series X.

    Baca juga: Steam Deck: Sebuah Panduan Singkat Sebelum Kamu Membeli Konsol Portabel Ini

    Untuk memahami potensi Steam Machine pada saat ini, kita harus melihat ke belakang. Generasi Steam Machine pertama kali dirilis sekitar 2015 adalah ide yang bagus, tetapi software-nya belum matang. Kegagalan tersebut disebabkan oleh dua faktor utama: pertama, sistem operasi SteamOS saat itu hanya mendukung sebagian kecil dari puluhan ribu game di perpustakaan Steam, membuat gamer tidak dapat memainkan game AAA favorit mereka. Kedua, Steam Machine bukan satu konsol melainkan spesifikasi yang dibuat oleh berbagai produsen, menciptakan titik harga yang bervariasi dan membingungkan, seringkali lebih mahal daripada konsol yang disubsidi tanpa menawarkan nilai yang jelas.

    Kisah kebangkitan Steam Machine tidak dimulai dari hardware baru, melainkan dari software. Keberhasilan Steam Deck membuktikan bahwa ekosistem SteamOS/Linux kini siap. Kunci utamanya adalah Proton, lapisan kompatibilitas Valve yang memungkinkan game Windows berjalan mulus di Linux. Berkat Proton, hampir seluruh perpustakaan Steam kini dapat dimainkan di SteamOS. Selain itu, SteamOS 3 kini jauh lebih matang, dioptimalkan untuk gaming, dan menawarkan fitur konsol yang didambakan, seperti Suspend/Resume yang memungkinkan gamer melanjutkan permainan secara instan.

    Baca juga: Elon Musk Buka Lowongan Kerja Remote untuk Gamer, Gaji Tembus Rp328 Juta!




    Foto: Digital Foundry

    Spesifikasi dan Performa Steam Machine Generasi Baru
    Secara teknis, Steam Machine generasi baru adalah Mini PC yang secara signifikan lebih kuat daripada Steam Deck, dirancang untuk menargetkan kinerja 4K 60 frame per second. Perangkat kerasnya diperkirakan menggunakan CPU AMD Zen 4 (6-core/12-thread) dan GPU AMD RDNA 3. CPU yang modern ini memberikan frame rate yang lebih baik daripada CPU konsol saat ini, namun terdapat kelemahan krusial yaitu adalah VRAM (memori grafis) diperkirakan hanya 8GB GDDR6. Keterbatasan VRAM ini menjadi tantangan untuk menjalankan texture resolusi 4K yang berat, yang dimiliki oleh PS5 dan Xbox Series X dengan total 16GB shared memory. Oleh karena itu, target 4K @ 60 FPS hanya akan dapat dicapai secara konsisten dengan bantuan teknologi upscaling cerdas seperti AMD FSR (FidelityFX Super Resolution).

    Meskipun hardware dan software sudah siap, Steam Machine menghadapi dua konflik besar di pasar modern. Pertama, adalah konflik prioritas di pasar komponen. Permintaan High Bandwidth Memory (HBM) untuk chip AI sangat tinggi, memaksa produsen memori untuk mengalihkan kapasitas produksi dari RAM DDR5 PC ke HBM yang lebih menguntungkan. Hal ini berpotensi menaikkan harga Steam Machine lebih tinggi dari PS5 dan Xbox Series X, mengulang konflik harga yang pernah terjadi pada tahun 2015. Kedua, adalah konflik perangkat lunak yang krusial: meskipun Proton mampu menjalankan puluhan ribu game single-player, ia masih menghadapi kendala serius dengan game multiplayer populer (seperti Fortnite atau Valorant) yang menggunakan Anti-Cheat Level Kernel yang sering kali tidak berfungsi di SteamOS.

    Sebagai kesimpulan, Steam Machine generasi baru adalah mesin yang didukung oleh software yang matang dan hardware yang kuat, jauh berbeda dari pendahulunya yang gagal. Ini adalah konsolidasi ekosistem Valve yang dibangun melalui Steam Deck. Jika Valve berhasil menjaga harga tetap kompetitif dan berhasil menekan pengembang Anti-Cheat, Steam Machine bisa menjadi Console Killer yang sesungguhnya—solusi gaming 4K minimalis dengan keterbukaan PC yang tak dimiliki konsol. Namun, jika gagal di dua aspek tersebut, Steam Machine akan tetap menjadi alternatif niche yang fantastis, tetapi tidak akan pernah menjadi mainstream. Pasar gaming kini menunggu untuk melihat apakah Valve mampu menembus tembok harga dan kompatibilitas yang menghancurkan upaya mereka sebelumnya.

    Baca artike dan berita lainnya di Google news
    (WN/ZA)


    ❌