❌

Normal view

Resmi! ChatGPT Siapkan "Adult Mode" 2026, Bisa Bahas Topik Erotika

16 December 2025 at 18:50


Foto: Gemini

Teknologi.id – Selama tiga tahun terakhir, pengguna ChatGPT mengenal chatbot ini sebagai asisten pintar yang sopan, namun sangat kaku. Jika Anda mencoba memancing pembicaraan ke arah topik yang sensitif atau vulgar, AI ini akan segera memasang "tembok moral" dan menolak menjawab dengan alasan kebijakan keamanan. Namun, citra "bersih dan suci" tersebut akan segera berubah drastis.

Dalam langkah yang mengejutkan industri teknologi, OpenAI memutuskan untuk melonggarkan dasi mereka. Perusahaan ini sedang bersiap untuk merangkul sisi lain dari interaksi manusia yang selama ini mereka hindari: percakapan dewasa.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno hari ini, Selasa (16/12/2025), "OpenAI dikabarkan tengah menyiapkan fitur baru bertajuk β€œadult mode” untuk chatbot AI bikinannya, ChatGPT." Langkah ini menandai perubahan filosofi besar-besaran di tubuh OpenAI, yang sebelumnya dikenal paling ketat dalam menyensor konten.

Jadwal Rilis: Awal Tahun Depan

Para pengguna yang penasaran tidak perlu menunggu terlalu lama. Petinggi OpenAI telah memberikan ancer-ancer waktu yang spesifik mengenai kapan fitur kontroversial ini akan bisa dicicipi oleh publik.Β 

Laporan tersebut mengutip sumber dari The Verge yang menyatakan, "Fidji Simo, CEO of Applications OpenAI, mengungkapkan bahwa fitur adult mode di ChatGPT ini bakal meluncur pada kuartal pertama 2026 atau sekitar bulan Januari hingga Maret."

Ini berarti hanya dalam hitungan minggu atau bulan dari sekarang (mengingat saat ini Desember 2025), ChatGPT akan memiliki kepribadian ganda: satu versi untuk umum yang aman, dan satu lagi versi khusus yang lebih "nakal" atau bebas.

Baca juga:Β ChatGPT Jadi Papan Iklan? Uji Coba Iklan Promosi OpenAI Mulai Menuai Pro dan Kontra

Apa Itu "Adult Mode"?

Pertanyaan terbesar di benak publik adalah: seberapa bebas mode ini? Apakah ini berarti ChatGPT akan berubah menjadi liar tanpa kendali?Β Jawabannya adalah fleksibilitas terkontrol. "Sesuai namanya, adult mode dirancang sebagai mode khusus yang hanya dapat diakses oleh pengguna dewasa terverifikasi," tulis laporan itu.

Perbedaan utamanya terletak pada filter penyensoran. Jika di mode biasa AI akan menolak membahas topik tabu, maka, "Di ChatGPT mode dewasa, pengguna diyakini bakal mendapatkan batasan konten yang lebih longgar dibandingkan ChatGPT versi standar."

Selama ini, pengguna sering merasa frustrasi karena ChatGPT terlalu protektif, bahkan untuk topik diskusi orang dewasa yang sah. "Selama ini, OpenAI menerapkan kebijakan ketat terhadap konten sensitif dan dewasa di ChatGPT. Permintaan semacam itu kerap ditolak atau dijawab sangat normatif, meski diajukan oleh pengguna dewasa."

Dengan mode baru ini, OpenAI berjanji akan memberikan pengalaman yang berbeda. Meskipun rincian teknisnya belum dibuka sepenuhnya, arahnya sudah jelas: "Yang jelas, adult mode ChatGPT ini bakal bisa merespons topik-topik sensitif dan erotika dengan pendekatan yang lebih terbuka dan realistis."

Kata kunci "erotika" dan "realistis" di sini mengindikasikan bahwa AI tidak akan lagi malu-malu kucing dalam membahas seksualitas atau tema dewasa lainnya, selama dalam koridor hukum.

Foto: Mashable Midle East

Perang AI: Efek Elon Musk

Perubahan haluan ini tidak terjadi di ruang hampa. Persaingan bisnis menjadi salah satu pendorong utamanya. OpenAI tampaknya "panas" melihat pesaing mereka, xAI milik Elon Musk, yang lebih dulu menawarkan kebebasan berekspresi tanpa sensor ketat.

Laporan Kompas Tekno menyoroti fakta ini: "Sebelum OpenAI, xAI, perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, sudah lebih dulu merilis fitur spicy mode di Grok Imagine, tools AI AI yang memungkinkan pengguna membuat gambar dan video dari teks (text-to-image) atau foto (image-to-video)."

Grok milik Musk telah menarik banyak pengguna karena keberaniannya menabrak batas tabu. "Lewat spicy mode, pengguna Grok Image bisa membuat konten yang mengandung unsur seksual, seperti semi-nudity." Melihat tren ini, OpenAI tampaknya menyadari bahwa jika mereka terus "munafik" atau terlalu kaku, mereka akan ditinggalkan oleh segmen pengguna yang menginginkan interaksi AI tanpa filter moral yang berlebihan.

Baca juga:Β Elon Musk Klaim Optimus Akan Kuasai Ekonomi, Apakah Kita Menuju Dunia Tanpa Uang?

Filosofi Baru: Menganggap Dewasa sebagai Dewasa

Pergeseran ini juga didorong oleh pandangan pribadi Sam Altman, pendiri OpenAI. Ia ingin mengembalikan otonomi kepada pengguna. Alih-alih mendikte apa yang boleh dan tidak boleh dibaca oleh orang dewasa, Altman memilih pendekatan yang lebih demokratis.

"CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya menegaskan bahwa perusahaan ingin mulai β€œmemperlakukan pengguna dewasa sebagai orang dewasa”, tanpa mengorbankan aspek keamanan," kutip laporan tersebut. Implikasinya jelas: "Artinya, sejumlah pembatasan konten yang selama ini diterapkan secara umum berpotensi dilonggarkan, tetapi hanya untuk akun yang lolos verifikasi usia."

Tantangan Terbesar: Verifikasi Usia

Tentu saja, fitur ini membawa risiko besar: bagaimana jika anak-anak mengaksesnya? Di sinilah OpenAI mempertaruhkan reputasi teknologinya. Mereka tidak ingin sekadar menggunakan metode kuno seperti "klik tombol jika Anda berusia 18+". Mereka sedang membangun penjaga gerbang digital yang canggih.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, OpenAI tengah mengembangkan model prediksi usia berbasis AI yang mampu mengidentifikasi apakah seorang pengguna merupakan remaja atau orang dewasa," jelas laporan itu.

Sistem ini tidak hanya pasif, tetapi aktif memantau pola interaksi untuk mendeteksi usia pengguna. "Sistem ini dirancang agar ChatGPT dapat secara otomatis menyesuaikan pengamanan dan pembatasan konten, khususnya bagi pengguna berusia di bawah 18 tahun."

Saat ini, teknologi tersebut sedang dalam tahap pengujian serius. "Simo mengungkapkan bahwa OpenAI sudah mulai menguji sistem prediksi usia ini di sejumlah negara. Pengujian dilakukan untuk memastikan model mampu mengenali pengguna remaja secara akurat, sekaligus tidak keliru mengklasifikasikan pengguna dewasa sebagai anak-anak."

Tahun 2026 akan menjadi tahun di mana batas-batas etika AI diuji kembali. Dengan peluncuran Adult Mode, OpenAI mencoba menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi bagi orang dewasa dan perlindungan bagi anak-anak. Apakah fitur ini akan sukses atau justru memicu kontroversi baru? Kita lihat saja nanti di kuartal pertama tahun depan. Satu hal yang pasti, ChatGPT yang kita kenal sekarang akan segera menjadi lebih "berani".

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

Demi Roblox, Warga Siberia Berani Protes Kremlin: Jangan Sentuh Game Kami!

16 December 2025 at 22:08

Foto: Reuters

Teknologi.id – Di tengah dinginnya suhu musim dingin Siberia, puluhan warga Rusia memilih turun ke jalan dengan hati yang panas. Pemicunya bukan kenaikan harga pangan atau isu politik tingkat tinggi, melainkan hilangnya akses ke dunia kotak-kotak imajinatif yang dicintai jutaan anak di seluruh dunia: Roblox.

Peristiwa ini menandai babak baru dalam ketegangan antara kebebasan digital warga sipil dan kontrol ketat pemerintah Rusia di era konflik global saat ini. Apa yang terjadi di Siberia akhir pekan lalu bukan sekadar protes soal game, melainkan jeritan frustrasi terhadap isolasi digital yang kian mencekik.

Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025), gelombang protes ini terjadi di lokasi yang jauh dari pusat kekuasaan Kremlin. "Puluhan orang berkumpul pada Minggu (14/12) waktu setempat di Tomsk, Siberia. Mereka berdemo untuk melawan larangan Rusia yang memblokir platform game populer Roblox asal Amerika Serikat (AS)."

Alasan Pemblokiran: Moralitas atau Politik?

Keputusan untuk mematikan akses Roblox tidak terjadi secara mendadak. Pemerintah Rusia, melalui badan pengawas komunikasinya, telah mengeluarkan vonis mati bagi platform tersebut awal bulan ini.

"Pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor pada 3 Desember lalu mengumumkan pemblokiran Roblox karena dinilai konten-kontennya tak pantas dan bisa berdampak negatif terhadap pengembangan moral anak," tulis laporan tersebut.Β 

Narasi "perlindungan anak" menjadi senjata utama pemerintah. Ada kekhawatiran nyata di kalangan orang dewasa mengenai keamanan platform tersebut. Laporan itu mencatat bahwa, "Beberapa orang tua dan guru Rusia mengatakan mereka khawatir Roblox memungkinkan anak-anak untuk mengakses konten seksual dan berkomunikasi dengan orang dewasa."

Kekhawatiran ini sebenarnya bukan hal baru dan tidak eksklusif terjadi di Rusia. Faktanya, "Roblox, yang berkantor pusat di San Mateo, California, telah dilarang oleh beberapa negara termasuk Irak dan Turki karena kekhawatiran tentang predator yang mengeksploitasi platform tersebut untuk melecehkan anak-anak."

Namun, di mata para pengunjuk rasa dan pengamat internasional, langkah Rusia ini memiliki aroma politis yang lebih menyengat dibandingkan sekadar kepedulian pada keselamatan anak.

Baca juga:Β Roblox Diblokir Rusia, Gara-gara Konten LGBT dan Isu Ekstremis

"Jangan Sentuh Roblox Kami"

Aksi di Tomsk menjadi simbol perlawanan yang unik. Kota pendidikan dan riset ini berani bersuara lantang. "Tomsk yang berjarak 2.900 km di timur Moskow, menunjukkan perlawanan. Puluhan orang dengan berani berkumpul sembari membawa poster yang menunjukkan dukungan untuk Roblox."

Di tengah hamparan salju, pesan-pesan protes mereka tertangkap kamera. Salah satu slogan yang paling menohok menyinggung isolasi digital yang sedang dibangun pemerintah Vladimir Putin. "'Jangan sentuh Roblox' dan 'Roblox adalah korban Tirai Besi digital' terpampang di poster yang dibawa para pendemo di Taman Vladimir Vysotsky, menurut foto-foto yang diberikan oleh penyelenggara protes."

Istilah "Tirai Besi Digital" menggambarkan situasi di mana internet Rusia semakin terputus dari jaringan global, menciptakan ekosistem tertutup yang mudah dikontrol. Rasa frustrasi warga terhadap ketidakberdayaan mereka melawan kebijakan negara juga tumpah dalam tulisan di poster lainnya. "'Larangan dan pemblokiran adalah satu-satunya yang dapat Anda lakukan,' bunyi salah satu poster."

Suasana protes digambarkan cukup damai namun penuh simbolisme. "Foto-foto tersebut menunjukkan sekitar 25 orang berdiri melingkar di salju, sambil memegang plakat."

Foto: Reuters

Perang Informasi dan Budaya Barat

Pemblokiran Roblox tidak bisa dilihat sebagai kasus yang berdiri sendiri. Ini adalah bagian dari strategi besar Moskow dalam mengendalikan arus informasi selama masa konflik. Platform asing sering kali dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Laporan CNBC Indonesia menjelaskan konteks ini dengan gamblang: "Para pejabat Rusia mengatakan mereka membutuhkan sensor untuk membela diri terhadap 'perang informasi' canggih yang dilancarkan oleh kekuatan Barat, dan apa yang mereka anggap sebagai budaya Barat yang dekaden yang merusak nilai-nilai 'tradisional' Rusia."

Roblox, sebagai produk budaya pop Amerika Serikat, otomatis masuk dalam radar target. Sebelumnya, raksasa media sosial lain sudah lebih dulu tumbang. "Moskow telah memblokir dan membatasi banyak platform media sosial seperti Snapchat, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan YouTube, sembari mendistribusikan narasi yang sejalan dengan kepetingan negara melalui jaringan media sosial dan media konvensional Rusia."

Baca juga:Β Roblox Lolos dari Ancaman Blokir, Komitmen Lindungi Anak di Indonesia

Efektivitas Blokir Dipertanyakan

Ironisnya, di era digital, upaya memblokir akses sering kali menjadi permainan kucing-kucingan yang sia-sia. Generasi muda Rusia yang melek teknologi dengan cepat menemukan jalan tikus untuk kembali bermain.

"Di Rusia, larangan terhadap Roblox telah memicu perdebatan tentang sensor, keselamatan anak dalam kaitannya dengan teknologi, dan bahkan efektivitas sensor di dunia digital di mana anak-anak dapat melewati banyak larangan hanya dengan beberapa klik."

Alat utamanya adalah VPN (Virtual Private Network). "Banyak warga Rusia hanya menghindari larangan dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network), meskipun beberapa anak muda Rusia mempertanyakan logika larangan jika dapat dengan mudah dilewati."

Hal ini memunculkan pertanyaan kritis: jika anak-anak masih bisa mengaksesnya lewat jalur belakang, apakah larangan ini efektif melindungi mereka? Atau justru hanya mematikan industri kreatif lokal dan membatasi kebebasan berekspresi? Para demonstran juga menyoroti minimnya substitusi lokal yang memadai, dengan "mempertanyakan mengapa hanya ada sedikit alternatif Rusia untuk aplikasi yang telah dilarang oleh negara."

Respon Roblox

Pihak Roblox sendiri telah berupaya menangkis tuduhan bahwa platform mereka tidak aman. Meskipun belum memberikan komentar langsung pasca-demo terbaru ini, posisi mereka sudah jelas sejak awal pelarangan.

"Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar. Ketika larangan Rusia diberlakukan, Roblox mengatakan bahwa mereka memiliki 'komitmen yang mendalam terhadap keselamatan' dan menyediakan 'perlindungan bawaan yang ketat untuk membantu menjaga keamanan pengguna'."

Protes di Siberia adalah mikrokosmos dari ketegangan yang lebih besar di Rusia. Di satu sisi, ada pemerintah yang ingin membentengi warganya dari pengaruh "Barat" dan bahaya daring. Di sisi lain, ada warga yang merasa hak digitalnya dirampas satu per satu, mengubah internet yang seharusnya bebas menjadi penjara digital. Apakah suara dari salju Siberia ini akan didengar oleh Kremlin? Sejarah mencatat bahwa Rusia jarang melunak soal sensor, namun keberanian warga untuk "ngamuk" demi sebuah game menunjukkan bahwa batas kesabaran publik mulai diuji.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)


Era Baru Android: Google Ubah Tradisi, Rilis OS Besar Dua Kali Setahun

16 December 2025 at 19:08

Foto: Google

Teknologi.id – Selama lebih dari satu dekade, pengguna Android telah terbiasa dengan siklus tahunan yang bisa ditebak: Google mengumumkan versi Android baru di pertengahan tahun (biasanya saat acara Google I/O), lalu merilis versi finalnya ke publik pada kuartal ketiga atau keempat (sekitar Agustus hingga Oktober). Tradisi ini seolah sudah menjadi "hukum alam" di ekosistem robot hijau.

Namun, Google memutuskan untuk mengubah permainan. Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan industri seluler, raksasa teknologi asal Mountain View tersebut memastikan bahwa masa depan pembaruan Android akan berjalan lebih cepat dan lebih agresif.

Berdasarkan laporan Kompas Tekno, Senin (15/12/2025), strategi baru ini resmi diterapkan. "Google ubah jadwal update Android jadi dua kali setahun."

Perubahan ini bukan sekadar penambahan jadwal, melainkan pergeseran fundamental dalam cara Google, pengembang aplikasi, dan produsen ponsel (smartphone) bekerja sama dalam menghadirkan inovasi ke tangan pengguna.

Jadwal Baru: Mayor di Awal, Minor di Akhir

Mulai saat ini, kita tidak akan lagi melihat satu rilis raksasa di akhir tahun. Google membagi siklus hidup Android menjadi dua babak utama dalam satu tahun kalender.

Laporan tersebut merinci pembagian waktu ini dengan jelas. "Rilis Utama (Mayor): Dijadwalkan pada kuartal II (sekitar April-Juni) dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan."

Pergeseran rilis utama ke Kuartal II (Q2) ini adalah perubahan terbesar. Biasanya, bulan-bulan tersebut hanya diisi oleh versi beta. Kini, versi stabil dengan perubahan antarmuka dan fitur inti akan hadir lebih awal. Ini berarti pengguna bisa menikmati fitur-fitur "besar" tanpa harus menunggu hingga akhir tahun.

Lalu, apa yang terjadi di akhir tahun? "Rilis Minor: Dijadwalkan pada kuartal IV (sekitar Oktober-Desember) yang fokus pada penyempurnaan fitur, perbaikan bug, dan pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)."

Jadi, alih-alih merilis sistem baru, akhir tahun akan didedikasikan untuk "bersih-bersih" dan optimalisasi. Rilis kuartal keempat ini tidak akan membawa perubahan drastis yang bisa merusak kompatibilitas aplikasi, melainkan lebih kepada pemolesan kinerja.

Baca juga:Β Update Terbaru Google Translate: AI, Streak, Sampai Live Translate

Foto: TECHPP

Mengapa Google Melakukan Ini?

Langkah drastis ini diambil bukan tanpa alasan kuat. Salah satu motivasi utamanya adalah sinkronisasi dengan peluncuran perangkat keras (hardware).

Selama ini, ada kesenjangan waktu yang canggung. Google merilis Android baru di bulan September/Oktober, sementara banyak pabrikan ponsel (seperti Samsung atau Xiaomi) merilis ponsel flagship mereka di awal tahun. Akibatnya, ponsel canggih yang rilis di awal tahun sering kali masih menggunakan versi Android tahun lalu.

Dengan memindahkan rilis utama ke Kuartal II, Google ingin menyelaraskan software mereka dengan siklus produksi chipset dan ponsel baru. Laporan Kompas Tekno mencatat bahwa tujuan utamanya adalah, "Memberikan waktu lebih bagi produsen ponsel (seperti Samsung, Xiaomi, Oppo) untuk menyesuaikan antarmuka mereka dan mengurangi fragmentasi versi Android."

Dengan jadwal baru ini, diharapkan ketika ponsel-ponsel canggih meluncur di pertengahan atau akhir tahun, mereka sudah langsung dibekali dengan Android versi terbaru "out of the box", tanpa perlu menunggu pembaruan berbulan-bulan kemudian.

Keuntungan Bagi Pengguna: Inovasi Lebih Cepat

Bagi kita sebagai pengguna akhir, apa dampak langsungnya? Jawabannya adalah kecepatan akses inovasi.

"Dampak: Pengguna akan mendapatkan fitur baru lebih cepat tanpa harus menunggu siklus tahunan yang panjang," tulis laporan tersebut.

Di era AI (Artificial Intelligence) yang bergerak sangat cepat saat ini, menunggu satu tahun untuk mendapatkan fitur baru terasa terlalu lama. Dengan siklus dua kali setahun, Google bisa menyuntikkan fitur-fitur kecerdasan buatan terbaru atau perbaikan keamanan krusial dengan lebih responsif.

Jika sebelumnya pengguna harus menunggu Android 15 ke Android 16 untuk melihat perubahan, kini di antara itu akan ada pembaruan "setengah babak" yang membawa penyegaran, mirip dengan cara permainan video game merilis season baru.

Baca juga:Β Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D

Tantangan Bagi Pengembang Aplikasi

Meskipun menguntungkan pengguna dan produsen ponsel, perubahan ini memberikan pekerjaan rumah tambahan bagi para developer aplikasi. Mereka kini harus lebih sigap.

Karena "Rilis Utama (Mayor)... dengan fitur besar dan perubahan API yang signifikan" dimajukan ke pertengahan tahun, pengembang harus melakukan pengujian kompatibilitas aplikasi mereka lebih awal dari biasanya. Jika tidak, aplikasi mereka berisiko crash atau tidak berjalan optimal pada sistem operasi baru yang rilis lebih cepat.

Namun, Google menjanjikan bahwa rilis kedua di Kuartal IV tidak akan menyulitkan. Karena bersifat minor dan fokus pada "pembaruan sistem QPR (Quarterly Platform Release)," pembaruan ini tidak akan mengubah cara kerja sistem secara radikal, sehingga pengembang tidak perlu merombak ulang kode aplikasi mereka dua kali dalam setahun.

Era Baru Android

Keputusan Google untuk mengubah jadwal rilis menjadi dua kali setahun menandakan kedewasaan sistem operasi ini. Android tidak lagi sekadar software eksperimental, melainkan platform matang yang harus beradaptasi dengan kecepatan industri perangkat keras yang ganas. Tahun 2025 dan seterusnya akan menjadi masa transisi yang menarik. Kita akan melihat apakah janji "mengurangi fragmentasi" benar-benar terwujud, atau apakah produsen ponsel justru akan kewalahan mengejar dua tenggat waktu dalam satu tahun. Satu hal yang pasti, bagi pengguna setia Android, ponsel Anda akan terasa "baru" lebih sering daripada sebelumnya. Bersiaplah untuk notifikasi update sistem yang lebih rutin mulai tahun depan!

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Wajib Update! iOS 26.2 Rilis Bawa Patch Keamanan Krusial dan AI Podcast

16 December 2025 at 19:41

Foto: MacRumors

Teknologi.id – Bagi pengguna iPhone, notifikasi pembaruan perangkat lunak di pagi hari adalah sebuah rutinitas yang dinanti sekaligus dipertanyakan: "Apakah update kali ini layak diunduh?" Jawabannya untuk hari ini adalah: mutlak "Ya".

Apple kembali menyapa penggunanya menjelang akhir tahun dengan merilis pembaruan sistem operasi terbaru mereka. Berdasarkan laporan Kompas Tekno hari ini, Selasa (16/12/2025), raksasa teknologi asal Cupertino tersebut telah melepas iOS 26.2 ke publik.

Laporan tersebut mengonfirmasi ketersediaannya: "Apple resmi merilis pembaruan/update sistem operasi iOS 26.2 untuk pengguna iPhone 11 dan yang lebih baru."

Bagi Anda yang berada di Tanah Air, tidak perlu menunggu antrean server global yang lama. "Pantauan KompasTekno saat berita ini ditayangkan, update iOS 26.2 sudah tersedia bagi pengguna di Indonesia."

Fokus pada Stabilitas, Bukan Sekadar Gimmick

Berbeda dengan pembaruan mayor (seperti dari iOS 25 ke 26) yang biasanya merombak tampilan secara total, versi "titik dua" (x.2) biasanya difokuskan pada penyempurnaan pengalaman pengguna. Namun, jangan salah sangka, pembaruan ini sangat krusial.

Artikel tersebut mencatat poin penting ini: "Meski bersifat pembaruan minor, iOS 26.2 dinilai penting karena fokus pada stabilitas sistem dan perlindungan keamanan pengguna."

Pembaruan ini hadir serentak untuk ekosistem Apple lainnya. Laporan menyebutkan bahwa, "Apple resmi merilis iOS 26.2, iPadOS 26.2, dan WatchOS 26.2," memastikan integrasi yang mulus antar-perangkat Anda.

Fitur Baru: Kendali Tampilan Lebih Luas

Salah satu keluhan pengguna iPhone selama ini adalah kustomisasi yang terbatas. Di iOS 26.2, Apple mulai mendengarkan masukan tersebut, terutama terkait estetika layar kunci (Lock Screen).

"Apple kini memberi opsi tambahan bagi pengguna untuk mengatur tingkat transparansi elemen antarmuka, khususnya di layar kunci (lock screen), agar tampilan lebih nyaman dan mudah dibaca."

Fitur ini sangat berguna bagi mereka yang menggunakan wallpaper foto dengan detail rumit. Dengan mengatur transparansi jam atau widget, tulisan tidak akan lagi bertabrakan dengan objek utama pada foto latar belakang Anda.

Foto: MacRumors

Hiburan Cerdas: AI Masuk ke Podcast

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terus menjadi fokus pengembangan Apple. Kali ini, aplikasi bawaan Apple Podcasts mendapatkan sentuhan teknologi pintar tersebut untuk memudahkan pendengar. "Podcast juga memperoleh pembaruan dengan hadirnya penandaan bab otomatis berbasis kecerdasan buatan (AI)."

Bagaimana cara kerjanya? Sistem akan "mendengarkan" konten audio dan memecahnya secara cerdas. "Fitur ini memungkinkan episode podcast dibagi ke dalam beberapa segmen secara otomatis, sehingga memudahkan pendengar menavigasi isi podcast." Ini adalah fitur yang sangat membantu, terutama bagi penikmat podcast berdurasi panjang yang ingin langsung melompat ke topik tertentu tanpa harus menggeser slider durasi secara manual.

Sementara itu, bagi pecinta musik, ada kabar gembira bagi Anda yang sering bepergian ke area susah sinyal atau ingin menghemat kuota data. "Di sektor hiburan, Apple Music mendapatkan peningkatan berupa dukungan lirik lagu secara offline. Dengan fitur ini, pengguna tetap dapat mengakses lirik tanpa koneksi internet, termasuk lirik yang disinkronkan dengan irama lagu."

Baca juga:Β Benarkah iOS Lebih Aman daripada Android? Ini Fakta Keamanan Terbarunya!

Foto: MacRumors

AirDrop yang Lebih Aman

AirDrop adalah fitur andalan pengguna Apple, namun sering kali menjadi celah privasi ketika orang asing mengirimkan gambar yang tidak pantas (fenomena cyber-flashing) di tempat umum. Apple menutup celah "kenakalan" ini di iOS 26.2 dengan mekanisme verifikasi baru.

"AirDrop di iOS 26.2 kini dilengkapi mekanisme berbagi yang lebih aman. Pengguna dapat mengirim file ke perangkat lain yang bukan kontak dengan menggunakan kode satu kali, sehingga mengurangi risiko pengiriman data ke perangkat yang tidak diinginkan." Dengan sistem kode satu kali (one-time code), Anda tidak akan lagi menerima kiriman fail misterius dari orang tak dikenal di kereta atau kafe, kecuali Anda memberikan kode verifikasi tersebut secara sadar.

Peningkatan Produktivitas

Aplikasi produktivitas bawaan juga tak luput dari perbaikan. Pengguna yang merasa animasi iPhone mereka mulai terasa lambat mungkin akan merasakan perbedaan signifikan setelah melakukan update ini.

Laporan Kompas Tekno menyebutkan: "Apple juga menambahkan sejumlah penyempurnaan kecil pada aplikasi bawaan, seperti Pengingat (Reminders), serta meningkatkan kelancaran animasi dan respons antarmuka sistem."

Baca juga:Β Bocoran Besar Apple: iPhone Lipat, Chip A20, dan Jadwal Rilis Baru

Alasan Terpenting: Keamanan Data Anda

Di atas semua fitur baru yang menarik tersebut, alasan utama Anda harus segera menekan tombol "Install Now" adalah keamanan. Dunia siber semakin berbahaya, dan peretas terus mencari celah di sistem operasi lawas.

Apple memberikan peringatan serius melalui pembaruan ini. "Di sisi keamanan, iOS 26.2 membawa patch keamanan penting yang menutup puluhan celah sistem, termasuk beberapa kerentanan yang dilaporkan telah dimanfaatkan dalam serangan siber."

Kalimat "telah dimanfaatkan dalam serangan siber" (atau sering disebut zero-day exploit) berarti celah tersebut sudah diketahui oleh peretas dan sedang aktif digunakan untuk menyerang korban. Dengan menunda update, Anda membiarkan pintu rumah digital Anda terbuka lebar.

Cara Melakukan Update

Proses pembaruan sangat mudah dan tidak memakan waktu lama jika koneksi internet Anda stabil. Sesuai panduan dari laporan tersebut:

"Pengguna iPhone bisa melakukan update melalui menu Pengaturan > Umum > Pembaruan Perangkat Lunak."

Pastikan baterai Anda di atas 50% atau sambungkan ke pengisi daya saat melakukan instalasi. Mengingat pentingnya tambalan keamanan yang dibawa, sangat disarankan untuk tidak menunda pembaruan ini. "Apple pun menganjurkan seluruh pengguna iPhone yang kompatibel untuk segera melakukan pembaruan."

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

❌