Prediksi Harga Bitcoin: BTC Turun ke $87.000 Sementara Emas Naik 70% Sepanjang 2025
Harga Bitcoin kini berada di kisaran $87.700 atau sekitar Rp1,46 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan puncaknya di bulan Oktober lalu. Investor kini mulai mempertanyakan kembali posisi Bitcoin sebagai “emas digital”, terutama di tahun 2025 yang dipenuhi ketegangan geopolitik dan preferensi investasi defensif.
Di saat Bitcoin mencatat penurunan sekitar 6% sejak awal tahun, emas justru melesat hingga 70%. Perbedaan performa ini bukan sekadar statistik, melainkan sinyal kuat bahwa pelaku pasar lebih memilih aset fisik yang dianggap lebih stabil sebagai perlindungan nilai.
Arus Institusi dan Sentimen Risk-Off Kian Dominan
Lingkungan makro sejak Oktober telah berubah drastis, tidak lagi mendukung Bitcoin. Dari level tertinggi sekitar $126.272, BTC kini tertekan sekitar 30–31% hingga berada di kisaran $87.760. Di sisi lain, harga emas justru naik dari $3.860 menjadi $4.480 atau sekitar Rp74,9 juta, meningkat sekitar 16%.
Perbedaan ini mencerminkan pergeseran minat ke instrumen lindung nilai tradisional, apalagi ketika likuiditas menyusut dan ketidakpastian ekonomi meningkat. Kenaikan imbal hasil riil di AS juga menambah tekanan terhadap aset berisiko yang tidak memberikan yield, seperti Bitcoin.

Data arus dana dari Deutsche Bank memperkuat narasi ini. Produk investasi berbasis Bitcoin terus mencatatkan outflow sepanjang November dan Desember. Sebaliknya, ETF berbasis emas justru mencatatkan inflow stabil.
Walau begitu, data on-chain menunjukkan bahwa investor ritel tidak mengalami kapitulasi besar. Distribusi wallet kecil tetap stabil, artinya pelemahan ini lebih banyak disebabkan oleh rotasi portofolio institusional dan aktivitas derivatif, bukan aksi jual panik dari investor individu.
Secara keseluruhan, pasar sedang melakukan repricing terhadap Bitcoin secara makro, membuatnya kini semakin bergantung pada kebijakan moneter dan ketersediaan likuiditas ketimbang sekadar narasi spekulatif.
Prediksi Harga Bitcoin: Analisis Teknikal
Secara teknikal, prospek harga Bitcoin masih cenderung bearish. Harga saat ini masih bergerak dalam channel menurun pada grafik 2 jam, setelah gagal menembus resistance di $94.600. Support jangka pendek berada di zona $86.500–$86.700. Struktur candlestick yang terbentuk, spinning top dan body kecil mengisyaratkan konsolidasi, bukan tekanan jual agresif.

EMA 50 berada di sekitar $87.750 sementara EMA 100 di $87.980 masih menjadi batas resistensi terdekat. Jarak antar keduanya mulai menyempit, menandakan adanya keseimbangan antara tekanan beli dan jual.
RSI yang berada di kisaran 52 mulai membentuk higher low, mengindikasikan adanya divergensi bullish, meskipun harga masih terjebak dalam rentang konsolidasi. Channel yang terbentuk mulai menyerupai pola falling wedge, yang biasanya berakhir dengan breakout ke atas ketika tekanan jual mulai mereda.
Proyeksi dan Area yang Menjadi Perhatian Trader
Breakout di atas $88.800 bisa menjadi pemicu untuk pemulihan menuju $90.600, bahkan hingga $92.700. Namun jika support $86.500 gagal dipertahankan, risiko penurunan ke $83.800 hingga $81.600 akan terbuka lebar.
Meskipun Bitcoin tidak lagi menjadi pilihan utama sebagai lindung nilai, pola kompresi harga ini menunjukkan bahwa pergerakan besar akan segera terjadi. Apakah itu menjadi tanda kembalinya kepercayaan atau justru penyesuaian harga yang lebih dalam, akan sangat memengaruhi arah pasar crypto di awal tahun 2026.
PEPENODE: Mine-to-Earn Meme Coin dengan Momentum Jelang Penutupan Presale
Sementara BTC menghadapi konsolidasi dan penurunan minat institusional, proyek meme coin seperti Pepenode (PEPENODE) justru mulai menarik perhatian. Token ini menggabungkan budaya meme dengan fitur interaktif melalui ekosistem mine-to-earn yang unik. Presale PEPENODE telah mengumpulkan lebih dari $2,3 juta atau sekitar Rp38,5 miliar, dan kini memasuki fase akhir sebelum distribusi token dimulai.

PEPENODE menghadirkan sistem virtual mining berbasis dashboard visual. Pengguna dapat membangun server digital, mengatur node mining, dan memperoleh reward yang disimulasikan. Sistem ini tidak hanya mengusung konsep staking, tetapi juga menawarkan leaderboard dan insentif tambahan pasca peluncuran guna menjaga keterlibatan komunitas.
Presale crypto ini juga menawarkan staking, memberikan kesempatan kepada pembeli awal untuk mengamankan imbal hasil tinggi sebelum token resmi meluncur. Saat ini, harga 1 $PEPENODE adalah $0.0012112 dengan alokasi presale yang semakin menipis.
Bagi investor yang ingin masuk lebih awal ke dalam proyek ini, segera pelajari cara beli PEPENODE melalui laman resmi mereka. Jangan lupa ikuti akun X (Twitter) dan Telegram resmi PEPENODE untuk mendapatkan pembaruan, pengumuman roadmap, dan informasi seputar prediksi harga PEPENODE menjelang listing publik.
Beli PEPENODE di SiniDisclaimer:Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan
.
The post Prediksi Harga Bitcoin: BTC Turun ke $87.000 Sementara Emas Naik 70% Sepanjang 2025 appeared first on Cryptonews Indonesia.












XRP spot ETFs have bought $1.12 billion worth of 












(@Eljaboom) 











Russian lawmaker Anatoly Aksakov said that payments in Russia must only be conducted in rubles, dismissing crypto becoming legal tender.









GRAYSCALE: TOKENIZED ASSETS COULD GROW 1,000x BY 2030







Solana's 












Coinbase returns to India after two-year absence, with plans to introduce rupee deposits and fiat trading by 2026.