Reading view

CPI AS di Sorot saat Investor Menimbang Outlook Suku Bunga The Fed Januari

Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) akan merilis data Consumer Price Index (CPI) yang sangat penting untuk bulan November pada hari Kamis pukul 13:30 GMT.

Laporan inflasi ini tidak akan mencantumkan angka CPI untuk Oktober dan juga tidak menyajikan data CPI bulanan untuk November karena tidak ada pengumpulan data selama penutupan pemerintahan. Oleh karena itu, para investor akan memperhatikan data CPI tahunan dan core CPI untuk menilai bagaimana dinamika inflasi bisa memengaruhi prospek kebijakan The Fed ke depan.

Apa yang bisa diharapkan pada laporan data CPI berikutnya?

Berdasarkan perubahan pada CPI, inflasi di AS diperkirakan naik dengan laju tahunan sebesar 3,1% pada bulan November, sedikit di atas angka bulan September. Inflasi core CPI yang tidak termasuk kategori makanan dan energi yang volatil, juga diprediksi meningkat 3% di periode ini.

Analis TD Securities memperkirakan inflasi tahunan akan naik lebih tinggi dari perkiraan, namun melihat inflasi inti tetap stabil.

“Kami memperkirakan CPI AS akan naik 3,2% y/y pada November – laju tercepat sejak 2024. Peningkatannya akan dipicu oleh kenaikan harga energi, sementara kami prediksi core CPI tetap stabil di 3,0%,” terang mereka.

Bagaimana laporan Consumer Price Index AS bisa memengaruhi US$?

Menjelang pertarungan data inflasi AS pada hari Kamis, investor melihat kemungkinan hampir 20% adanya pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin di Januari mendatang, menurut alat CME FedWatch.

Laporan ketenagakerjaan resmi BLS yang tertunda menunjukkan pada Selasa bahwa Nonfarm Payrolls turun sebanyak 105.000 di Oktober dan naik sebesar 64.000 di November. Selain itu, Tingkat Pengangguran meningkat menjadi 4,6% dari 4,4% di September. Angka-angka ini tidak mengubah ekspektasi pasar terhadap keputusan The Fed di Januari, sebab penurunan tajam payrolls di Oktober sudah diperkirakan karena hilangnya pekerjaan pemerintah saat penutupan pemerintahan.

Dalam sebuah postingan blog yang dirilis Selasa malam, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa laporan pekerjaan yang beragam tersebut tidak mengubah prospek kebijakan, dan menambahkan bahwa ada “banyak survei” yang mengindikasikan peningkatan biaya input dan perusahaan bertekad menjaga margin mereka dengan menaikkan harga.

Peningkatan yang nyata, dengan hasil inflasi CPI tahunan sebesar 3,3% atau lebih, bisa memperkuat kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga pada Januari dan langsung mendorong US Dollar (USD). Sementara itu, jika inflasi tahunan turun menjadi 2,8% atau lebih rendah, para pelaku pasar bisa mulai memprediksi adanya pemotongan suku bunga The Fed di Januari. Dalam keadaan seperti ini, USD bisa langsung mendapatkan tekanan jual yang cukup berat.

Eren Sengezer, European Session Lead Analyst di FXStreet, membagikan pandangan teknikal singkat untuk US Dollar Index (DXY) dan menguraikan:

“Outlook teknikal jangka pendek menunjukkan bias bearish di USD Index masih bertahan, tapi ada beberapa tanda yang menunjukkan momentum negatif mulai berkurang. Indikator Relative Strength Index (RSI) di grafik harian sudah kembali naik ke atas 40 dan USD Index masih bertahan di atas retracement Fibonacci 50% dari tren naik September-November.”

“Simple Moving Average (SMA) 100-hari berada di level pivot 98,60. Jika USD Index naik di atas level ini dan menegaskannya sebagai support, para penjual teknikal bisa kehilangan kepercayaan. Dalam skenario ini, retracement Fibonacci 38,2% bisa menjadi resistance berikutnya di 98,85 sebelum mencapai area 99,25-99,40, tempat di mana terdapat SMA 200-hari dan retracement Fibonacci 23,6%.”

“Pada sisi bawah, level retracement Fibonacci 61,8% berada di 98,00 sebagai support utama sebelum ke 97,40 (retracement Fibonacci 78,6%) dan 97,00 (angka bulat).”

  •  

US CPI in Focus as Investors Weigh Fed’s January Rate Outlook

The United States (US) Bureau of Labor Statistics (BLS) will publish the all-important Consumer Price Index (CPI) data for November on Thursday at 13:30 GMT. 

The inflation report will not include CPI figures for October and will not offer monthly CPI prints for November due to a lack of data collection during the government shutdown. Hence, investors will scrutinize the annual CPI and core CPI prints to assess how inflation dynamics could influence the Federal Reserve’s (Fed) policy outlook. 

What to expect in the next CPI data report? 

As measured by the change in the CPI, inflation in the US is expected to rise at an annual rate of 3.1% in November, mildly above September’s reading. The core CPI inflation, which excludes the volatile food and energy categories, is also forecast to rise 3% in this period. 

TD Securities analysts expect annual inflation to rise at a stronger pace than anticipated, but see the core inflation holding steady.

“We look for the US CPI to rise 3.2% y/y in November – its fastest pace since 2024. The increase will be driven by rising energy prices, as we look for the core CPI to remain steady at 3.0%,” they explain. 

How could the US Consumer Price Index report affect the US Dollar? 

Heading into the US inflation showdown on Thursday, investors see a nearly 20% probability of another 25-basis-point Fed rate cut in January, according to the CME FedWatch Tool. 

The BLS’ delayed official employment report showed on Tuesday that Nonfarm Payrolls declined by 105,000 in October and rose by 64,000 in November. Additionally, the Unemployment Rate climbed to 4.6% from 4.4% in September. These figures failed to alter the market pricing of the January Fed decision, as the sharp decline seen in payrolls in October was not surprising, given the loss of government jobs during the shutdown.

In a blog post published late Tuesday, Atlanta Fed President Raphael Bostic argued that the mixed jobs report did not change the policy outlook and added that there are “multiple surveys” that suggest there are higher input costs and that firms are determined to preserve their margins by increasing prices. 

A noticeable increase, with a print of 3.3% or higher, in the headline annual CPI inflation, could reaffirm a Fed policy hold in January and boost the US Dollar (USD) with the immediate reaction. On the flip side, a soft annual inflation print of 2.8% or lower could cause market participants to lean toward a January Fed rate cut. In this scenario, the USD could come under heavy selling pressure with the immediate reaction. 

Eren Sengezer, European Session Lead Analyst at FXStreet, offers a brief technical outlook for the US Dollar Index (DXY) and explains: 

“The near-term technical outlook suggests that the bearish bias remains intact for the USD Index, but there are signs pointing to a loss in negative momentum. The Relative Strength Index (RSI) indicator on the daily chart recovers above 40 and the USD Index holds above the Fibonacci 50% retracement of the September-November uptrend.”

“The 100-day Simple Moving Average (SMA) aligns as a pivot level at 98.60. In case the USD Index rises above this level and confirms it as support, technical sellers could be discouraged. In this scenario, the Fibonacci 38.2% retracement could act as the next resistance level at 98.85 ahead of the 99.25-99.40 region, where the 200-day SMA and the Fibonacci 23.6% retracement are located.” 

“On the downside, the Fibonacci 61.8% retracement level forms a key support level at 98.00 before 97.40 (Fibonacci 78.6% retracement) and 97.00 (round level).”

The post US CPI in Focus as Investors Weigh Fed’s January Rate Outlook appeared first on BeInCrypto.

  •  

CFTC’s Treasury Reform Paves Way for Crypto Market

The Commodity Futures Trading Commission (CFTC) is quietly laying the plumbing for a market structure where US Treasuries and cryptocurrencies could eventually live side-by-side.

On December 12, the CFTC approved an expansion of cross-margining for US Treasuries.

How CFTC’s New Order Impacts Crypto

This change allows certain customers, not just clearing members, to offset margin requirements between Treasury futures cleared at CME Group. CME Group is one of the largest crypto derivatives trading platform in the US.

It also applies to cash Treasuries cleared at the Depository Trust and Clearing Corporation’s Fixed Income Clearing Corporation.

“Expanding cross-margining to customers will provide capital efficiencies that can increase liquidity and resiliency in US Treasuries, the most important market in the world,” Caroline Pham, CFTC’s Acting Chair, said.

Cross-margining allows firms to reduce total collateral by netting correlated positions within a portfolio. Extending that mechanism from dealer balance sheets to end customers in Treasuries represents a significant structural shift.

Market participants view it as a practical test of risk models. Those frameworks could eventually support portfolios holding Treasuries, tokenized funds and crypto assets within a single clearing ecosystem.

For crypto derivatives traded on CME, the orders could have significant market implications.

If Treasuries and Treasury futures can be cross-margined at scale, similar frameworks could eventually support more complex portfolios. Those portfolios could include tokenized Treasury bills and spot Bitcoin backing positions in CME Bitcoin and ETH futures, all governed by unified margin and risk controls.

Meanwhile, this order’s timing places it squarely within a broader crypto regulatory effort that spans both the CFTC and the Securities and Exchange Commission (SEC).

It also echoes the SEC’s parallel work on market structure and clearing reform, as regulators assess how tokenized securities and digital collateral might fit within established settlement and custody frameworks.

Notably, the Pham-led Commission recently unveiled a Digital Asset Collateral Pilot. The initiative permits Bitcoin, Ethereum and USDC to be used as margin in CFTC-regulated derivatives markets.

These moves reflect a regulatory focus on capital efficiency and risk management across asset classes that increasingly blur the line between traditional and digital markets.

The post CFTC’s Treasury Reform Paves Way for Crypto Market appeared first on BeInCrypto.

  •  

Reformasi Treasury CFTC Membuka Jalan untuk Pasar Kripto

Commodity Futures Trading Commission (CFTC) diam-diam sedang menyiapkan infrastruktur agar US Treasuries dan aset kripto suatu hari nanti bisa berdampingan dalam satu struktur pasar.

Pada 12 Desember, CFTC menyetujui perluasan cross-margining untuk US Treasuries.

Bagaimana Perintah Baru CFTC Berdampak pada Aset Kripto

Perubahan ini memungkinkan pelanggan tertentu—bukan hanya anggota clearing—untuk mengimbangi persyaratan margin antara Treasury futures yang di-clearing di CME Group. CME Group merupakan salah satu platform trading derivatif kripto terbesar di AS.

Kebijakan ini juga berlaku untuk cash Treasuries yang di-clearing di Depository Trust and Clearing Corporation’s Fixed Income Clearing Corporation.

“Ekspansi cross-margining kepada pelanggan akan memberikan efisiensi modal yang dapat meningkatkan likuiditas dan ketahanan di US Treasuries, yaitu pasar paling penting di dunia,” ujar Caroline Pham, Acting Chair CFTC, dalam pernyataannya.

Cross-margining memungkinkan perusahaan untuk mengurangi total jaminan dengan mengimbangi posisi yang berkorelasi dalam satu portofolio. Memperluas mekanisme ini dari balance sheet dealer ke pelanggan akhir di Treasuries menandai perubahan besar dalam struktur pasar.

Pelaku pasar melihat kebijakan ini sebagai ujian praktis untuk model risiko. Kerangka seperti ini nantinya juga dapat mendukung portofolio yang berisi Treasuries, dana ter-tokenisasi, dan aset kripto dalam satu ekosistem clearing.

Bagi derivatif kripto yang diperdagangkan di CME, perintah ini bisa berdampak signifikan pada pasar.

Jika Treasuries dan Treasury futures bisa cross-margin dalam skala besar, maka kerangka serupa nantinya bisa mendukung portofolio yang lebih kompleks. Portofolio tersebut dapat mencakup Treasury bill yang ter-tokenisasi serta posisi spot Bitcoin yang menjadi jaminan di Futures Bitcoin dan ETH CME—semuanya diatur dalam margin dan pengendalian risiko yang terpadu.

Sementara itu, waktu penerbitan perintah ini berada di tengah upaya regulasi aset kripto yang lebih luas, yang melibatkan CFTC dan juga Securities and Exchange Commission (SEC).

Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya SEC yang parallell pada reformasi struktur pasar dan clearing, saat regulator menilai bagaimana sekuritas ter-tokenisasi dan jaminan digital bisa masuk di sistem penyelesaian dan kustodian yang sudah ada.

Sebagai catatan, Komisi yang dipimpin Pham baru-baru ini meluncurkan Digital Asset Collateral Pilot. Inisiatif ini memperbolehkan penggunaan Bitcoin, Ethereum, dan USDC sebagai margin pada pasar derivatif yang diatur CFTC.

Langkah-langkah ini menunjukkan fokus regulator pada efisiensi modal dan manajemen risiko lintas kelas aset yang kini semakin mengaburkan antara pasar tradisional dan digital.

  •  

Rusia Hidupkan Lagi Garantex, Crypto Empire yang Diblokir, untuk Lolos dari Sanksi

Exchange Rusia yang dikenai sanksi, Garantex, kembali memindahkan dana secara diam-diam, menurut arsitektur payout on-chain yang ditemukan oleh perusahaan analisis blockchain Global Ledger.

Bukti forensik ini menegaskan bahwa pelaku asal Rusia telah membangun ulang sistem payout yang berfungsi walau ada upaya penegakkan hukum.

Garantex diam-diam memindahkan jutaan US$

Investigasi baru dari Global Ledger mengungkap bahwa Garantex, exchange aset kripto asal Rusia yang sebelumnya terdampak sanksi Barat dan penyitaan server, ternyata masih bisa memindahkan dana dalam jumlah besar.

Peneliti telah mengidentifikasi wallet baru yang terkait Garantex di jaringan Bitcoin dan Ethereum, dengan total saldo lebih dari US$34 juta dalam aset kripto. Setidaknya US$25 juta sudah dibayarkan ke para pengguna lama. Pergerakan ini menunjukkan operasional mereka tetap berjalan, walau ada tekanan internasional agar berhenti beroperasi.

Global Ledger memaparkan bahwa Garantex menjalankan sistem payout yang dirancang untuk menyembunyikan arus dana. Exchange ini memindahkan cadangan asetnya ke layanan mixer seperti Tornado Cash agar sumber dana jadi tidak terlacak.

Garantex uses Tornado Cash to obscure money movement. Source: Global Ledger.
Garantex menggunakan Tornado Cash untuk menyamarkan pergerakan dana. Sumber: Global Ledger.

Dana tersebut kemudian dialirkan melalui serangkaian alat lintas chain. Fitur ini memudahkan transfer aset ke berbagai jaringan, termasuk Ethereum, Optimism, dan Arbitrum. Nantinya, aset tersebut dikumpulkan di wallet agregasi, lalu didistribusikan ke wallet payout milik pengguna.

Penyelidikan juga menemukan bahwa sebagian besar cadangan Ethereum mereka masih belum tersentuh. Lebih dari 88% ETH yang terafiliasi dengan Garantex masih tersimpan, yang artinya proses payout baru masuk tahap awal saja.

Temuan dalam laporan Global Ledger ini terjadi di tengah transformasi besar dalam sistem keuangan Rusia.

Cara Rusia memakai A7A5 untuk menjaga perdagangan tetap berjalan

Rusia telah melakukan perubahan besar dalam pendekatan terhadap aset digital.

Pada awal 2022, Bank Sentral Rusia sempat mengusulkan pelarangan total aset kripto karena dianggap mengancam stabilitas keuangan. Namun, di tahun 2024, negara tersebut telah membalikkan posisi itu dan mulai memakai kripto untuk menopang perdagangan di tengah sanksi.

Presiden Vladimir Putin juga secara pribadi mendukung jaringan pembayaran baru bernama A7.

A7 meluncurkan stablecoin berbasis rubel bernama A7A5 di awal tahun 2025. Token ini memungkinkan arus dana masuk dan keluar ke sistem keuangan konvensional, dan menurut Chainalysis, telah menunjang aktivitas perdagangan senilai lebih dari US$87 miliar.

Perusahaan di Rusia memakai A7A5 untuk menukar rubel menjadi USDT. Dengan cara ini, perusahaan Rusia tetap dapat melakukan pembayaran lintas negara meski bank-bank menolak transfer yang terkait Rusia.

Ketika Rusia membangun sistem keuangan yang tidak lagi tergantung pada jalur Barat, temuan Global Ledger pun memberi lapisan penting baru karena menunjukkan Garantex ternyata masih aktif.

Malah, Garantex beradaptasi dan tetap memindahkan dana dengan struktur yang mirip sistem baru yang didukung negara.

Jika dilihat secara keseluruhan, bukti ini menunjukkan bagaimana negara-negara mengembangkan sistem pembayaran baru berbasis kripto agar bisa menghindari sanksi serta mengurangi tekanan eksternal dari luar negeri.

  •  

Russia Revives Blacklisted Crypto Empire Garantex to Outrun Sanctions

Sanctioned Russian exchange Garantex is quietly moving funds again, according to an on-chain payout architecture uncovered by blockchain analytics firm Global Ledger. 

The forensic evidence confirmed that Russian actors have rebuilt a functioning payout system despite law enforcement efforts.

Garantex Quietly Moves Millions

A new investigation by Global Ledger reveals that Garantex, a Russian crypto exchange previously hit by Western sanctions and a server seizure, is still managing to move large sums of money. 

Researchers have uncovered new Garantex-linked wallets on Bitcoin and Ethereum that, together, hold more than $34 million in cryptocurrency. At least $25 million has already been paid out to former users. These movements confirm that the operation is active despite international pressure to shut it down.

Global Ledger explained that Garantex is operating a payout system designed to conceal the flow of money. The exchange shifts its reserves into mixing services such as Tornado Cash, which scramble the funds to obscure their origin. 

Garantex uses Tornado Cash to obscure money movement. Source: Global Ledger.
Garantex uses Tornado Cash to obscure money movement. Source: Global Ledger.

The money is then routed through a series of cross-chain tools. These facilitate the transfer of assets between networks, including Ethereum, Optimism, and Arbitrum. These transfers eventually end up in aggregation wallets, and from there, the funds are distributed to individual payout wallets.

The investigation also found that most Ethereum reserves remain untouched. More than 88% of the ETH linked to Garantex remains in reserve, indicating that only the initial phase of payouts has commenced.

The findings in the Global Ledger report are situated within a broader transformation within Russia’s financial system.

How Russia Uses A7A5 to Keep Trade Alive

Russia has made a remarkable shift in its approach to digital assets. 

In early 2022, the Russian Central Bank proposed a blanket ban on cryptocurrencies, describing them as a threat to financial stability. By 2024, the country had reversed its position and began using crypto to support trade under sanctions.

President Vladimir Putin has also personally backed a new payment network called A7. 

A7 launched a rouble-backed stablecoin named A7A5 at the start of 2025. This token enables the flow of money in and out of the conventional financial system, and according to Chainalysis, it has already supported more than $87 billion in trading activity.

Russian companies utilize A7A5 to convert rubles into USDT. This allows Russian firms to continue making cross-border payments even when banks refuse to process transfers linked to Russia.

While Russia works to build a financial system that no longer depends on Western channels, the Global Ledger findings add a critical new layer by showing that Garantex has not disappeared. 

Instead, it has adapted its operations and continues to move money through structures that mirror newer state-backed systems.

Taken together, the evidence shows how states are developing new crypto-based payment systems that circumvent country-specific sanctions and erode traditional forms of external pressure.

The post Russia Revives Blacklisted Crypto Empire Garantex to Outrun Sanctions appeared first on BeInCrypto.

  •  

Argentina Membekukan Aset Hayden Davis saat Penyidikan LIBRA Mendekati Lingkaran Dalam Milei

Seorang hakim di Argentina baru-baru ini memerintahkan pembekuan aset keuangan milik CEO Kelsier Ventures, Hayden Mark Davis. Dia kini sangat terkait dengan peluncuran token LIBRA, sebuah proyek yang secara publik didukung oleh Presiden Javier Milei.

Tindakan pencegahan ini bersifat tidak terbatas. Ini juga berlaku untuk dua orang yang diidentifikasi sebagai pemilik wallet yang menerima dana dari Davis selama periode penting dari timeline LIBRA.

Jaksa Hubungkan Davis ke Jejak Uang LIBRA

Marcelo Martínez de Giorgi, hakim federal yang menangani kasus LIBRA, pada hari Kamis memerintahkan pembekuan semua properti dan aset keuangan milik tiga tokoh kunci dalam peluncuran token tersebut. 

Dia juga mengarahkan National Securities Commission untuk mengingatkan penyedia layanan aset virtual dan memperluas pembekuan kepada mereka yang beroperasi di Argentina, menurut perintah yang ditinjau oleh BeInCrypto.

Tindakan ini menargetkan Davis, pengusaha Amerika yang bertemu dengan Milei beberapa kali di Casa Rosada, kantor presiden, sekitar waktu peluncuran. 

Ini juga berlaku untuk warga negara Kolombia, Favio Camilo Rodríguez Blanco dan warga Argentina berusia 75 tahun, Orlando Rodolfo Mellino. Keduanya baru-baru ini diidentifikasi sebagai pemilik wallet virtual yang terlibat dalam transaksi yang kini berada di bawah penyelidikan hukum.

🚨 Identificamos a los titulares de las cuentas donde Hayden Davis envió los pagos post reuniones con Milei (Bitget/Financiera)

Se trata de: Favio Camilo Rodríguez Blanco. Colombiano, conocido en la city
y Orlando Rodolfo Mellino, Argentino de 75 años. https://t.co/TKzTM2tOGn

— Martin Romeo (@MartinRomeo_) November 8, 2025

Tindakan pencegahan ini dikeluarkan atas permintaan jaksa federal, Eduardo Taiano. Ini juga didukung oleh laporan teknis dari lembaga investigasi keuangan dan pemulihan aset Argentina. 

Laporan ini merekomendasikan tindakan terhadap Davis, Rodríguez Blanco, dan Mellino untuk mengamankan aset yang mungkin terkait dengan penipuan. Menurut jaksa, keduanya diduga memfasilitasi transfer jutaan dollar antara Davis dan dua pelobi Argentina yang berhubungan dekat dengan kasus LIBRA, Mauricio Novelli dan Manuel Terrones Godoy.

Martínez de Giorgi mengutip bukti kuat dan risiko bahwa para terdakwa mungkin menyembunyikan atau mentransfer aset digital.

Perantara Digunakan untuk Menyembunyikan Aliran Kas LIBRA

Temuan ini datang setelah Komisi LIBRA Kongres meminta informasi tambahan dari centralized exchange. 

Para pengadu kemudian dapat mengidentifikasi wallet kripto yang langsung menghubungkan Davis dengan Novelli dan Terrones Godoy. Mereka juga menemukan akun Bitget lain yang dilaporkan digunakan untuk mengonversi aset digital menjadi uang tunai.

Menurut temuan terbaru dari kantor kejaksaan, Rodríguez Blanco telah diidentifikasi sebagai pemilik akun Bitget ini. 

Uno de los nuevos involucrados en el caso $LIBRA es Camilo Rodriguez Blanco, conocido trader y divulgador cripto

La fiscalía confirmó que recibió de Hayden Davis casi 6 M de dólares en Febrero y luego envió parte del dinero a Terrones Godoy y Novelli

Además, según la fiscalía,… pic.twitter.com/hlmAFg0FU4

— Fernando Molina (@fergmolina) November 10, 2025

Para penyelidik menemukan bahwa Rodríguez Blanco berfungsi sebagai perantara dalam beberapa transaksi besar yang terkait dengan transfer uang tunai mencurigakan. Pergerakan ini juga bertepatan dengan titik-titik penting dalam timeline LIBRA. Salah satu kasus terjadi pada 17 Februari, ketika kamera keamanan merekam saudara perempuan dan ibu Novelli mengambil tas dari cabang Banco Galicia hanya beberapa hari setelah keruntuhan LIBRA.

Para penyelidik juga menentukan bahwa Mellino berfungsi sebagai perantara langsung antara Davis dan tokoh-tokoh lain yang berada di bawah pengawasan. 

Yang menarik, jaksa melacak transfer sebanyak US$507.500 yang dilakukan melalui platform Bitget pada 30 Januari. Transfer ini terjadi kurang dari satu jam setelah Milei memposting selfie dengan Davis dari Casa Rosada, setelah pertemuan resmi.

Menurut Kantor Kejaksaan, transfer tersebut mungkin mewakili pembayaran tidak langsung kepada pejabat pemerintah. Para penyelidik percaya para perantara mengonversi aset kripto menjadi uang tunai untuk menyamarkan jejak uang dan menyembunyikan identitas penerima akhirnya.

  •  

Bagaimana Skema Kripto US$300 Juta Mengaitkan Raja Kripto dengan Kanan Jauh Spanyol

Pihak berwenang Spanyol telah menangkap pemimpin yang diduga dari skema piramida kripto senilai US$300 juta yang menipu lebih dari 3.000 investor. Klub investasi palsu ini menjanjikan imbal hasil tahunan 20% dan beroperasi di beberapa negara.

Penyelidik juga mengaitkan tersangka dengan pembiayaan kampanye seorang politisi sayap kanan dan transfer jutaan dana melalui akun luar negeri.

CryptoSpain Ditangkap Karena Skema Piramida

Álvaro Romillo Castillo, yang dikenal sebagai “Cryptospain,” ditahan pada hari Kamis dan ditolak jaminannya. Pihak berwenang menganggapnya berisiko melarikan diri menjelang penampilannya di pengadilan pada hari Jumat.

Penangkapan ini terjadi di bawah Operasi PONEI, yang dipimpin oleh Guardia Sipil Spanyol. Pejabat menuduh Castillo menjalankan jaringan internasional yang didedikasikan untuk penipuan dan pencucian uang melalui Madeira Invest Club.

Klub ini mulai beroperasi awal 2023. Klub ini memperkenalkan diri sebagai “kelompok investasi privat” yang menawarkan kesepakatan di bidang real estat, kendaraan mewah, kapal pesiar, wiski, emas, dan aset kripto.

#OperacionesGC | Detenido el responsable de una #estafa de más de 260 M€, que afecta a más de 3000 personas.

▶️ Bajo el seudónimo de “CryptoSpain” en diferentes redes sociales, dirigía el Madeira Invest Club desde 2023.

▶️ La estafa se centraba en productos tan variados… pic.twitter.com/cJUceavqBA

— Guardia Civil (@guardiacivil) November 6, 2025

Skema ini menarik investor dengan janji imbal hasil tetap dan jaminan pembelian kembali. Peserta percaya uang mereka digunakan untuk membeli karya seni digital yang akan dibeli kembali klub dengan harga lebih tinggi.

Namun, penyelidik kemudian menemukan tidak ada aktivitas bisnis nyata di balik operasi ini. Sebaliknya, berfungsi sebagai skema piramida, menggunakan dana dari investor baru untuk membayar investor lama. Pihak berwenang juga mengungkapkan bahwa jaringan ini memelihara rekening bank dan perusahaan shell di setidaknya delapan negara.

Kasus ini berubah menjadi politik ketika penyelidik menemukan potensi hubungan antara Castillo dan seorang politisi sayap kanan Spanyol.

Pemimpin Partai Sayap Kanan Hadapi Pengawasan Pendanaan

Menurut laporan, Castillo mengakui menyumbang US$115.000 untuk kampanye pemilihan 2024 Anggota Parlemen Eropa Luis “Alvise” Pérez Fernández.

Kantor Kejaksaan Umum Spanyol telah meminta investigasi lebih luas terhadap pembiayaan kampanye politisi tersebut. Pejabat menuduh Fernández meminta bantuan Castillo untuk membuat wallet kripto yang dapat menerima donasi anonym tanpa pengawasan pemerintah.

Fernández, tokoh sayap kanan yang menonjol, meraih popularitas melalui media sosial dan kritiknya terhadap kebijakan imigrasi. Dia meluncurkan gerakan politiknya, Se Acabó La Fiesta, pada April 2024.

Partai ini memenangkan tiga kursi dalam pemilihan Parlemen Eropa terakhir. Kesuksesan ini menarik pengawasan lebih intensif terhadap sumber pendanaannya dan kemungkinan hubungan dengan aktivitas ilegal.

Dengan latar belakang ini, jaksa kini mempertimbangkan untuk memperluas penyelidikan mereka agar mencakup dugaan peran Castillo dalam memfasilitasi donasi anonym dan pencucian uang.

Jika tuduhan terhadap Fernández terbukti, itu akan mengungkap penggunaan aset kripto secara sengaja untuk melewati undang-undang pembiayaan kampanye dan menyembunyikan asal-usul dana politik.

  •  

Spanyol Siapkan Penjualan Tumpukan Bitcoin 13 Tahun Senilai Lebih Dari US$10 Juta

Sebuah lembaga penelitian publik di Spanyol membeli 97 Bitcoin pada tahun 2012 sebagai bagian dari eksperimen. Lebih dari satu dekade kemudian, sekarang nilainya mencapai lebih dari US$10.000.000.

Menurut laporan, lembaga tersebut saat ini sedang menyelesaikan proses untuk melikuidasi aset tersebut.

Dari Proyek Riset ke Keuntungan US$10.Juta

Institut Teknologi dan Energi Terbarukan Spanyol (ITER) bersiap untuk menjual cadangan Bitcoin bernilai jutaan dollar. Lembaga penelitian publik yang berbasis di Tenerife ini sebelumnya membeli 97 Bitcoin hanya dengan US$10.000 sebagai bagian dari studi blockchain. 

​Tiga belas tahun kemudian, Dewan Pulau Tenerife sedang menyelesaikan penjualan melalui lembaga keuangan Spanyol yang disahkan oleh Bank of Spain dan Komisi Pasar Sekuritas Nasional (CNMV).

​Konselor inovasi Tenerife, Juan José Martínez, mengonfirmasi bahwa proses likuidasi berada di tahap akhir dan seharusnya segera selesai. Ia menekankan bahwa penjualan akan mematuhi regulasi keuangan Spanyol dan memastikan transparansi penuh.

Spain’s ITER plans to offload 97 $BTC purchased in 2012 for $10K and reinvest the >$10M haul into quantum projects.$IONQ $QBTS

— Panzuki.eth⚡️ (@PandaAsiaStreet) November 6, 2025

​Bitcoin milik lembaga tersebut awalnya tidak dimaksudkan sebagai investasi melainkan sebagai alat untuk penelitian teknologi. Namun, apresiasi dramatis aset tersebut telah mengubahnya menjadi keuntungan finansial bagi sektor penelitian publik pulau tersebut.

​Setelah likuidasi selesai, hasil penjualan akan mendukung inovasi ilmiah. Dana dari penjualan akan dialihkan ke program penelitian ITER yang akan datang, dengan fokus khusus pada teknologi kuantum.

Langkah Spanyol ini terjadi di tengah peningkatan pengawasan regulasi terhadap sektor kripto.

Penjualan Umum di Bawah Pengawasan Lebih Ketat

Pemerintah Spanyol baru-baru ini meningkatkan upaya pengawasan atas kripto, memperkenalkan pelaporan pajak yang lebih ketat dan persyaratan pengungkapan baik untuk individu maupun lembaga.

Tindakan ini merupakan bagian dari upaya luas Spanyol untuk menyelaraskan dengan kerangka Markets in Crypto-Assets (MiCA) Uni Eropa.

Di bawah aturan baru, holder kripto diharuskan untuk menyatakan semua transaksi dan saldo, sementara perusahaan yang menawarkan layanan aset digital akan menghadapi pengawasan yang meningkat dari Bank of Spain dan CNMV.

Sikap regulasi yang lebih ketat ini mencerminkan kekhawatiran yang meningkat tentang kejahatan finansial dan penyalahgunaan aset kripto. Pada kasus yang menonjol awal tahun ini, otoritas Spanyol, bekerja sama dengan Europol, membongkar jaringan penipuan mata uang kripto senilai US$540 juta yang menipu lebih dari 5.000 investor di seluruh Eropa.

Dengan latar belakang ini, penjualan Bitcoin ITER yang akan datang menjadi lebih penting.

Keputusan lembaga untuk melikuidasi kepemilikan yang sudah berumur satu dekade melalui saluran keuangan yang sah sejalan dengan pendekatan hati-hati Spanyol terhadap aset digital. Jika terwujud, transaksi ini akan menjadi salah satu likuidasi kripto sektor publik yang paling terkemuka di negara tersebut.

  •  

SBF Ajukan Banding, Klaim Diri “Dianggap Bersalah” Sebelum Persidangan

Sam Bankman-Fried (SBF) ingin membatalkan hukuman penipuannya dan hukuman penjara 25 tahun saat proses banding dimulai hari ini.

Pengacara pendiri FTX ini akan mengajukan argumen bahwa dia dianggap bersalah sebelum dia bahkan didakwa.

SBF Bawa Kasusnya ke Pengadilan

Saat argumen lisan untuk banding SBF dimulai minggu ini di Manhattan, pendiri berusia 33 tahun dari FTX yang runtuh ini berusaha keras untuk menjauhkan namanya dari kata-kata seperti “penipuan” dan “pengkhianatan.”

Sejak juri menyatakan SBF bersalah atas tujuh tuduhan penipuan dan konspirasi dua tahun lalu, dia dan tim hukumnya telah bekerja keras untuk membangun peluang bandingnya guna membatalkan hukuman penjara 25 tahun tersebut.

Before Sam Bankman-Fried testified for the jury in his own trial, he testified for an "unprecedented" hearing where prosecutors were able to cross-examine him.

His lawyers say he was railroaded. SBF basically gave the prosecution a preview of his defense. pic.twitter.com/YnsPsp8cwq

— Jacob Shamsian ⚖️ (@JayShams) November 4, 2025

Selama argumen lisan, pengacara SBF, Alexandra Shapiro, akan mengajukan pandangan bahwa kliennya dianggap bersalah sejak awal, yang menyebabkan pengadilan berat sebelah yang akhirnya mengakibatkan vonis bersalah baginya.

“Di Amerika Serikat, orang yang dituduh melakukan kejahatan dianggap tidak bersalah sampai terbukti sebaliknya di luar keraguan yang wajar,” tulis Shapiro dalam sebuah dokumen bulan September 2024 yang diajukan ke Pengadilan Banding Sirkuit ke-2 AS, yang ditinjau oleh BeInCrypto. “Seharusnya begitulah cara kerjanya,” lanjutnya. “Namun tidak satupun dari itu terjadi di sini. Prinsip pengadilan yang adil tersapu dalam ‘hukuman dulu, putusan kemudian’ yang terburu-buru setelah runtuhnya FTX.”

Ia berargumen bahwa bias, kesalahan prosedural, dan penolakan pengadilan untuk mengizinkan pembelaan menyajikan bukti penting mencemari proses persidangan.

Di Dalam Kasus Pemerintah terhadap SBF

Vonis SBF berasal dari runtuhnya FTX dan perusahaan saudaranya, Alameda Research, setelah keruntuhan pasar kripto pada tahun 2022. 

Jaksa menuduh bahwa dia menyesatkan pelanggan sambil diam-diam menggunakan dana klien untuk menopang Alameda dan membiayai usaha lainnya. Persidangan berlangsung di Distrik Selatan New York di hadapan Hakim Lewis A. Kaplan.

Pada bulan November 2023, juri menemukan SBF bersalah. Tuduhan tersebut mengikuti bulan-bulan gejolak pasar, di mana Bitcoin kehilangan lebih dari setengah nilainya, pemain besar kripto seperti Luna dan Three Arrows Capital runtuh, dan kebangkrutan merebak di seluruh sektor

Kepemilikan Alameda yang banyak terkait dengan kripto merosot nilainya, memaksa pembayaran darurat dan mengungkap masalah likuiditas yang dalam yang pada akhirnya menyebabkan runtuhnya FTX.

Pemerintah berargumen bahwa FTX adalah penipuan sejak awal, mengklaim SBF membangunnya untuk menyalurkan dana pelanggan ke Alameda. Jaksa mengatakan dia menggunakan uang tersebut untuk taruhan berisiko tinggi, investasi real estate, dan donasi politik, sambil menyesatkan investor tentang stabilitas FTX. 

Mantan eksekutif bersaksi bahwa dia mengizinkan neraca yang menipu dan menyembunyikan utang besar Alameda.

Namun, menurut pembelaan hukum SBF, ada cara lain untuk melihat keruntuhan FTX.

Pengacara SBF Bilang Bukti Dibungkam

Dalam dokumennya, Shapiro berpendapat bahwa juri tidak pernah melihat gambaran penuh dari keruntuhan FTX. 

Dia menegaskan bahwa SBF bertindak dengan niat baik dan percaya bahwa FTX dan Alameda solven ketika kepanikan pasar terjadi. Pembelaan siap untuk menunjukkan bahwa kejatuhan FTX berasal dari krisis likuiditas yang dipicu oleh lonjakan penarikan pelanggan, bukan dari kebangkrutan.

“Selalu ada aset yang cukup untuk memulihkan pelanggan secara utuh, meskipun akan membutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu untuk menjual cukup banyak aset guna menutupi semua simpanan pelanggan yang tersisa, jika penarikan terus berlanjut,” ujar Shapiro.

Dia berargumen bahwa pengadilan memblokir bukti kunci yang membuktikan solvabilitas perusahaan sementara membiarkan jaksa menyajikan versi mereka tanpa tantangan. Itu juga mengecualikan sebagian besar saksi ahli dan membatasi kesaksian dari satu-satunya saksi yang diizinkan hadir. Akibatnya, SBF terpaksa banyak bergantung pada pernyataannya sendiri.

SBF insisted that FTX was solvent and “could even repay crypto in kind.”

FYI, former FTX executive Dan Chapsky also claimed in a recent interview that FTX was solvent and could repay customers in crypto.

With SBF’s appeal approaching, the narrative battle between the pro-FTX… pic.twitter.com/5FK9KknwPE

— FTX Historian (@historian_ftx) October 14, 2025
Shapiro menambahkan bahwa hakim merusak kredibilitas kliennya dengan mengejek sikapnya selama kesaksian.

“Pengadilan ‘mengejek sikap Bankman-Fried, membuat komentar seperti ‘saksi ini memiliki cara yang bisa saya sebut unik dalam menjawab pertanyaan,’” bacaan dokumen tersebut. 

Sirkuit Ke-2 diperkirakan akan membutuhkan beberapa bulan untuk mengeluarkan keputusan setelah dengar pendapat lisan minggu ini. 

Jika pengadilan mendukung SBF, kasusnya dapat dikirim kembali untuk persidangan baru. Langkah seperti itu akan membuka kembali salah satu kasus penipuan profil tinggi dalam sejarah kriptocurrency.

  •  

Bagaimana Perjudian Stablecoin Amerika Bisa Berdampak Buruk dan Memberi Keuntungan pada Cina

Dengan mengesahkan Undang-Undang GENIUS, Amerika Serikat menunjukkan komitmennya untuk membangun ekonomi berbasis stablecoin. Melalui inisiatif ini, mereka bertujuan memperkuat dominasi global dolar. Namun, Yanis Varoufakis melihat ini sebagai resep bencana. 

Dalam wawancara eksklusif dengan BeInCrypto, ekonom Yunani dan mantan menteri keuangan itu memperingatkan bahwa undang-undang ini dapat memicu krisis keuangan yang lebih parah daripada tahun 2008. Dalam konteks ini, ia berpendapat bahwa pendekatan Cina yang lebih terkontrol oleh negara dan disiplin dalam kekuatan ekonomi lebih siap untuk menang.

Langkah Washington untuk Stablecoin

Sejak berakhirnya era Bretton Woods, Amerika Serikat telah mempertahankan dominasi globalnya terutama melalui kekuatan finansial dan supremasi dolar.

Namun, dominasi ini, yang dulu didukung oleh basis industri yang kuat, telah berkembang seiring menurunnya kapasitas manufaktur Amerika. Sekarang, pengaruh Washington berpegang pada dua pilar: dominasi Big Tech dari Silicon Valley dan kontrol dolar atas pembayaran internasional.

Kemampuan untuk mengarahkan sebagian besar transaksi global melalui sistem keuangan AS memberikan leverage besar kepada Washington. Ini memungkinkan negara tersebut untuk memberlakukan sanksi, membiayai defisit dengan biaya rendah, dan mempertahankan pengaruh geopolitiknya.

“Jika Anda ingin mengirim uang dari mana saja ke mana saja, Anda harus melalui sistem dolar… Itulah mengapa [AS] menggunakan sanksi sebagai senjata melawan siapapun yang mereka tidak sukai, baik atau buruk,” ujar Varoufakis kepada BeInCrypto, menambahkan, “Ini adalah hegemoni dolar yang membuat Amerika tidak menjadi hebat, tetapi kuat. Dan mereka tahu bahwa jika mereka kehilangan itu, mereka selesai.”

Sekarang, upaya untuk memperkuat dominasi dolar, AS beralih ke stablecoin.

Strategi Baru untuk Pengendalian US$

Pada November 2024, ekonom Amerika Stephen Miran—sekutu dekat Trump dan kini anggota Dewan Federal Reserve—memperkenalkan kerangka ekonomi yang dikenal sebagai Mar-a-Lago Accord. 

Pada intinya, rencana tersebut melibatkan devaluasi terkendali dolar untuk mengurangi defisit perdagangan dan menghidupkan kembali manufaktur AS, sambil mempertahankan peran mata uang sebagai standar cadangan dunia.

“Di satu sisi, [Miran] ingin mengurangi nilai tukar dolar. Di sisi lain, dia ingin menjaga dolar sebagai sistem pembayaran utama di dunia,” terang Varoufakis. 

🛃🔙 Nearly a year after Stephen Miran introduced the idea of a “Mar-a-Lago Accord” — a coordinated effort to engineer a controlled USD devaluation — the concept feels more relevant than ever.

📊 As our new 𝐈𝐆𝐖𝐓 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐭𝐛𝐨𝐨𝐤 𝟐𝟎𝟐𝟓 shows, history rhymes: every major… pic.twitter.com/iwWof5JxvP

— In Gold We Trust (@IGWTreport) November 3, 2025

Undang-Undang GENIUS sangat sejalan dengan visi ini. Dengan mendukung ekonomi stablecoin yang diatur, itu secara efektif memperluas dominasi dolar, memperkuat kekuatan moneter Amerika melalui infrastruktur berbasis kripto alih-alih perbankan tradisional.

Namun, menurut Varoufakis, pendekatan ini sangat berisiko.

Saat Stablecoin Menjadi Bahaya Sistemik

Dengan membiarkan bank dan penerbit swasta membangun dan menguji ekonomi stablecoin, Varoufakis memperingatkan bahwa ini memperkuat dinamika yang telah lama mendefinisikan sistem Amerika—pemerintah yang didikte oleh Wall Street. 

“Kita tahu bahwa Federal Reserve bukanlah bank sentral independen. Ia independen dari rakyat Amerika dan Kongres, tetapi sepenuhnya tergantung pada JPMorgan dan Goldman Sachs… Perannya adalah melakukan sedikit regulasi, tidak ada yang mengganggu Wall Street terlalu banyak,” papar Varoufakis.

Pemanfaatan privatisasi kekuatan ekonomi secara mendalam, menurutnya, adalah resep untuk kerentanan sistemik. 

Jika sebuah stablecoin utama runtuh—melalui mismanajemen, spekulasi, atau krisis kepercayaan—dampaknya akan merambat lintas batas. Ekonomi asing yang menggunakan token berbasis dolar tidak akan memiliki jalan keluar, karena mereka tidak dapat mencetak dolar untuk meredam kepanikan. 

“Saat ini, ada perusahaan Malaysia, perusahaan Indonesia, dan perusahaan di Eropa yang semakin menggunakan Tether… yang merupakan masalah besar. Tiba-tiba, negara-negara ini… berakhir dengan bank sentral yang tidak mengontrol suplai uang mereka. Jadi kapasitas mereka untuk mempengaruhi kebijakan moneter menurun dan itu memperkenalkan ketidakstabilan,” tambah Varoufakis.

Kegagalan semacam itu dapat melepaskan reaksi berantai yang mengingatkan pada Resesi Hebat. Varoufakis memperingatkan bahwa ini akan menjadi krisis global yang diciptakan sendiri—didukung oleh upaya Amerika untuk mendigitalkan dan mengalihdayakan imperium keuangannya kepada lembaga-lembaga yang dulu mendorongnya ke ambang kehancuran.

“Seperti pada tahun 2007-8, ketika semuanya berantakan, akan ada dampak generasi kedua dan ketiga yang akan memiliki dampak negatif di Amerika Serikat. Jadi saya pikir ini akan menjadi krisis keuangan berikutnya yang berasal dari pasar stablecoin.”

Sebaliknya, Cina telah membangun ekosistem keuangan dan teknologi yang dikoordinasikan oleh negara yang dirancang untuk mencegah ketidakstabilan semacam itu.

Kapitalisme Terkendali Cina Berbuah Hasil

Sementara pemerintah AS menjawab kepada Wall Street, bankir dan pemimpin teknologi Cina menjawab kepada negara, menurut Varoufakis. Perusahaan swasta diizinkan untuk mengambil keuntungan, tetapi mereka beroperasi dalam batas-batas ketat yang ditetapkan pemerintah.

“Anda mungkin menyebut ini otoritarianisme, saya menyebutnya bijaksana,” ujar Varoufakis. 

Varoufakis menggambarkan integrasi Big Tech dan keuangan di Cina sebagai hal yang patut diperhatikan. Platform seperti WeChat Pay dan yuan digital telah membentuk jaringan pembayaran yang efisien dan terintegrasi di bawah pengawasan negara.

China's share of the world's manufacturing value added has rocketed to 33% while the West has tumbled down.

"China's Lu Feng sees the US-China rivalry ultimately as a contest between two systems: China’s “industrial socialism” and America’s “financial capitalism”.

" The US was… pic.twitter.com/xL7Hy7HyM7

— Michael Dunne (@dunne_insights) June 19, 2025

Sebaliknya, AS tidak bisa dengan mudah meniru model ini, karena Wall Street berdiri teguh menghadangnya. Mengintegrasikan pembayaran digital dengan kredit dan perbankan akan meruntuhkan kendalinya atas sistem keuangan.

“Mungkin Anda ingat beberapa waktu lalu Mark Zuckerberg mencoba memperkenalkan mata uang kripto Facebook-nya sendiri dan dia ditekan oleh Wall Street dengan bantuan The Fed,” terang Varoufakis.

Dia menegaskan perbedaan ini dengan berargumen bahwa AS memiliki teknologi maju tapi tidak memiliki arah yang jelas, sehingga monopoli swasta mendominasi. Akibatnya, negara ini tetap kuat secara teknologi namun terhambat secara politik, tidak mampu melakukan modernisasi atau membangun secara efektif.

“Menurut saya, Cina benar, sementara Amerika Serikat… sangat salah… Saya yakin jika Adam Smith masih hidup hari ini, guru dari kapitalisme pasar bebas, dia akan setuju dengan apa yang saya katakan. Dia akan terkejut dengan apa yang terjadi di Washington dan New York,” papar Varoufakis. 

Menurutnya, perbedaan ini akan menentukan perjuangan untuk kekuatan ekonomi global yang akan datang—dan akhirnya menentukan sistem mana yang akan bertahan.

  •  

Trump Dukung Cuomo Ketimbang Saingan ‘Komunis’ Saat GOP Waspadai Pemilu Walikota NYC

Dalam pemilihan walikota NYC, Andrew Cuomo terus mendominasi di antara pendukung aset kripto di New York, sementara rivalnya, Zohran Mamdani, tetap mengendalikan momentum secara keseluruhan dalam perlombaan ini.

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengatakan meski dia bukan penggemar Cuomo yang seorang Demokrat, dia tetap akan memilihnya daripada Mamdani, yang dia kritik karena terlalu jauh ke kiri.

Momentum Mamdani dan Kekhawatiran Republik

Zohran Mamdani telah muncul sebagai salah satu tokoh yang paling banyak dibicarakan dalam politik Amerika dalam beberapa bulan terakhir.

Perwakilan Negara Bagian New York ini telah menjadi simbol gerakan progresif, dikenal karena kebangkitannya dari akar rumput dan agenda kebijakan yang condong ke kiri. Dia juga sedikit memberikan komentar publik terkait pendiriannya terhadap aset kripto.

Menjelang pemilihan walikota pada hari Selasa, para pembuat kebijakan dari berbagai spektrum politik telah memberikan pandangan mereka tentang para kandidat. Mereka yang memiliki agenda pro-kripto, secara khusus, memberikan dukungan kepada mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo.

Trump termasuk di antara mereka yang memberikan komentar, menawarkan dukungan hati-hati untuk Cuomo dalam penampilannya pada hari Minggu di acara 60 Minutes.

“Saya bukan penggemar Cuomo satu atau lainnya, tapi jika harus memilih antara Demokrat yang buruk dan komunis, saya akan memilih Demokrat yang buruk setiap saat untuk jujur dengan Anda,” ucap Trump.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik, Mike Johnson, memberikan pandangan tentang perlombaan walikota seminggu sebelumnya. Dia berpendapat bahwa Demokrat senior Chuck Schumer dan Hakeem Jeffries semakin tidak nyaman dengan pengaruh Mamdani yang semakin besar, khawatir akan kemungkinan reaksi dari sayap kiri partai yang ekstrem.

JOHNSON: DEMOCRATS FEAR MAMDANI’S RISE IN NYC RACE

House Speaker Mike Johnson warned that NYC mayoral frontrunner Zohran Mamdani could bring “Marxist” leadership if elected Tuesday.

Johnson said Democrats Schumer and Jeffries are “terrified” of Mamdani’s win and fear “political…

— *Walter Bloomberg (@DeItaone) November 3, 2025

Data pasar terbaru juga menunjukkan perpecahan tajam dalam dukungan antara Mamdani dan Cuomo di seluruh kota New York.

Dukungan Pemuda vs. Realitas Kehadiran

Data pasar prediksi dari Kalshi menunjukkan Mamdani memimpin di antara pemilih muda, penduduk Brooklyn, dan pendukung akar rumput. Sementara itu, Cuomo mendapatkan sebagian besar dukungannya dari Manhattan, pemilih yang lebih tua, dan warga New York yang kaya.

Jajak prediksi di Kalshi saat ini memberikan Mamdani peluang 92% untuk menang, meskipun data terbaru menunjukkan jalannya menuju kemenangan tidak dijamin.

The headline odds make Mamdani (92%) look unstoppable in the NYC Mayoral race – but the Kalshi trading data tells a more complicated story.

Inside NYC, more traders are bullish on Cuomo (49%) than on Mamdani (40%). Overall in New York State Cuomo leads 11%.

A majority of… pic.twitter.com/6LJI569Uoy

— Kalshi (@Kalshi) November 3, 2025

Di dalam kota New York, 49% trader bertaruh pada Cuomo, dibandingkan 40% mendukung Mamdani. Secara keseluruhan, Cuomo memimpin dengan 11 poin. Sebagian besar dukungan Mamdani datang dari luar New York, di mana 58% trader dari luar negara bagian memilih dia untuk menang, dibanding 33% untuk Cuomo.

Basis trader Mamdani tetap terkonsentrasi di kalangan peserta muda, mencerminkan tren sebelumnya. Sekitar 67% dari mereka yang mendukungnya berusia antara 18 hingga 34 tahun, dibandingkan dengan 51% untuk Cuomo. Hanya 11% trader Mamdani yang berusia 45 tahun atau lebih.

Namun, antusiasme pemuda tidak selalu berarti kehadiran pemilih. Data pemungutan suara awal menunjukkan lonjakan di kalangan pemilih yang lebih tua, demografi terkuat Cuomo.

Cuomo juga baru-baru ini melakukan upaya untuk lebih selaras dengan sektor aset kripto dan teknologi guna meningkatkan daya tariknya.

Bisakah Dorongan Aset Kripto Cuomo Mengamankan Kemenangan?

Selama kampanye walikotanya, Cuomo semakin mengandalkan pesan berbasis teknologi untuk membedakan dirinya di tahap akhir.

Mantan gubernur ini berjanji menjadikan New York City pusat global inovasi aset kripto dan kecerdasan buatan, menganggapnya sebagai strategi untuk menarik investasi, menciptakan pekerjaan berketerampilan tinggi, dan memodernisasi pemerintahan kota.

Fokus baru Cuomo pada inovasi digital, bagaimanapun, mendapatkan sorotan. Awal tahun ini, Bloomberg mengungkapkan pekerjaan konsultasi berbayarnya di masa lalu untuk OKX, aset kripto exchange yang menyelesaikan kasus federal sebesar US$504 juta karena pelanggaran kepatuhan.

Meskipun tim Cuomo bersikeras bahwa perannya terbatas pada konsultasi kebijakan, hubungan ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi konflik kepentingan dan kredibilitas regulasi.

Dengan Eric Adams tidak lagi ikut serta dalam perlombaan, Cuomo tetap menjadi satu-satunya kandidat pro-kripto utama—tetapi apakah agenda teknologinya membantu atau merugikannya mungkin bergantung pada bagaimana pemilih menilai pilihan mereka menjelang hari pemilihan.

  •