Reading view

Bukan Sihir! Startup Jepang Ini Ubah Selembar Kain Jadi Speaker Aktif

Foto: Sensia Technology

Teknologi.id -  Sebuah startup Jepang dengan nama Sensia Technology mendobrak asumsi tentang bagaimana perangkat audio dirancang. Belakangan ini, perusahaannya memperkenalkan speaker portabel yang benar-benar meninggalkan komponen tradisional speaker pada umumnya seperti corong keras, baut, atau permukaan tebal. Alih-alih, mereka menciptakan perangkat yang seluruhnya terbuat dari kain pemancar suara, yang bahannya berfungsi sebagai sumber audio.

Terobosan Elektronik Fleksibel

Inovasi ini, yang dinamakan Fabric Speaker Portable (Speaker Kain Portabel), disebut sebagai speaker portable pertama di dunia yang seluruhnya berbahan dasar kain tekstil pemancar suara. Tidak seperti "speaker kain" sebelumnya yang hanya menyembunyikan speaker tradisional keras di dalam sebuah bantal atau cushion, teknologi miliki Sensia mengubah kain tenun menjadi transduser audio sungguhan.

Fondasi produk ini tidak dirancang dalam satu malam. Konsep utama perangkat ini awalnya dikembangkan pada tahun 2018 di Institut Nasional Sains dan Teknologi Industri Maju Jepang (Advanced Industrial Science and Technology/ AIST). Para peneliti di sana menunjukkan bahwa kain elektronik dapat dibuat cukup tipis, ringan, dan fleksibel untuk mempertahankan sifat-sifat kain pada umumnya sambil berfungsi sebagai perangkat elektronik. Sensia Technology berhasil mengadaptasi penelitian tersebut ke produk komersial bagi konsumen sehari-hari.

Baca juga: Krisis Demensia Memburuk, Jepang Kerahkan AI dan Robot Jadi Penyelamat Lansia

Bagaimana Suaranya Dihasilkan?

Secara teknis, speaker ini menggunakan metode yang dikenal sebagai arsitektur elektrostatik, sebuah prinsip yang sering ditemukan pada peralatan audio mahal kelas atas. Kain berbahan tenun ini memiliki serat konduktif yang tersusun serupa dengan struktur kapasitor. Terdiri atas dua lapisan konduktif fleksibel yang dipisahkan film dielektrik yang sangat tipis.

Saat sinyal audio dikirim melalui kainnya, akan mengatur medan listrik di antara lapisan-lapisan ini. Hal ini mmenyebabkan seluruh permukaan kain bergetar, mendorong dan menarik udara di sekitarnya untuk menciptakan gelombang suara yang dapat didengar. Karena suara yang dikeluarkan berasal dari kain itu sendiri, audionya tersebar di secara merata seluruh permukaannya, daripada berasal dari satu titik terbatas. Sehingga mengeliminasi "zona mati" dan menciptakan medan suara yang merata agar terdengar lebih alami.

Kinerja dan Penggunaan Praktis

Foto: Sensia Technology

Untuk menangani daya dan konektivitas, Sensia melekatkan modul plastik kecil dan tersembunyi di satu sudut kainnya. Modul ini mengandung baterai, sirkuit nirkabel (bluetooth), dan penggerak elektronik yang dibutuhkan.

Dalam hal volume, dokumentasi teknisnya menunjukkan kalau satu unit dapat mencapai tekanan suara sampai sekitar 68 desibel. Saat dua unit dipasangkan, keluarannya dapat mencapai sekitar 71 desibel, yang mana hampir mirip dengan suara dengung yang dihasilkan pembersih vakum rumahan dalam jarak dekat.

Meskipun perusahaannya belum merilis data spesfifik mengenai jangkauan freakuensi dan tingkat distorsi, Fabric Speaker Portable ini diposisikan untuk mendengarkan musik pribadi dan ambient. Fleksibilitasnya mengizinkan perangkat ini untuk diletakkan di tempat-tempat unik yang sebelumnya tidak dapat digapai:

  • Permadani Akustik: Dapat digantung di dinding layaknya sebuah karya seni.
  • Audio Tersembunyi: Dapat diletakkan di bawah sprei, gorden, atau cushion furniture.
  • Potensi Pemakaian: Karena teksturnya yang menyerupai kain biasa, speaker ini kelak dapat diintegrasikan ke pakaian.

Baca juga: Rp6,4 Miliar! Jepang Jual "Mesin Cuci Manusia" Mewah, Mandi Otomatis Cuma 15 Menit

Masa Depan Embedded Audio

Saat ini, speaker kain Sensia masih menjadi produk khusus yang menunjukkan apa yang mungkin terjadi saat mikroelektronik menjadi fleksibel. Namun, implikasinya sangat banyak. Jika teknologi ini berkembang, itu dapat mengubah interaksi kita dengan suara. Terdapat kemungkinan bahwa kita akan berpindah dari "kotak" yang menyempitkan tempat, menuju dunia di mana suara tertanam di dalam bahan-bahan yang ada di keseharian kita—dari bangku mobil sampai wallpaper dalam rumah.

Terobosan baru Jepang menunjukkan bahwa di masa depan, musik kesukaan anda mungkin tidak berasal dari perangkat yang anda bawa, melainkan dari kain yang anda pakai atau duduki.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Bikin Kerja Cepat, Google CC Ringkas Email dan Jadwal dalam Satu Briefing

Foto: Teknologi.id/ Tangkapan layar Google Labs

Teknologi.id -  Google membuat langkah besar dengan menjadikan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) bagian utama dalam rutinitas sehari-hari manusia. Melalui divisi Google Labs, raksasa teknologi ini baru saja memperkenalkan agen AI eksperimen yang disebut CC. Didukung dengan model terbaru Gemini, CC dirancang agar berperan sebagai sekretaris pribadi di pagi hari, dengan meringkas kegiatan setiap harinya dan mengirimnya langsung ke kotak masuk (inbox) pengguna.

Pengalaman "Your Day Ahead"

Fitur Utama dari Google CC adalah uraian email yang dipersonalisasi berjudul "Your Day Ahead (Hari Anda ke Depannya)". Dibandingkan membuat pengguna untuk membuka beberapa aplikasi tepat setelah bangun tidur, CC menyatukan informasi dari Google Calendar, Gmail, dan Google Drive menjadi satu ringkasan jelas.

Uraian ini bukan hanya berisi daftar acara, tetapi juga menyoroti tugas penting, meeting yang akan datang, deadline bahkan notifikasi dengan urgensi tinggi seperti tagihan yang belum dibayar dan persiapan janji temu (appointment). Dengan menggali sinyal dari layanan Google pengguna dan menytukannya dengan konteks web relevan, CC memastikan pengguna memulai hari mereka dengan gambaran umum yang lengkap dan rapih tentang apa yang perlu diselesaikan.

Baca juga: Google Disco: Browser AI yang Bisa Ciptakan Aplikasi dari Setiap Tab Secara Real-Time

Asisten Proaktif dan Otomatisasi


Foto: Teknologi.id/ Tangkapan layar Google Labs

Lebih dari sekedar meringkas dara, CC dirancang untuk mendukung alur kerja produktif dengan membantu pengguna untuk bertindak langsung. Agen AI ini dapat secara otomatis mempersiapkan draft email atau memasukkan link jadwal ke dalam pesan. "Layar koordinasi ringan (ligtweight coordination layer)" ini mengizinkan pengguna untuk memberikan follow-up pada tugas penting tanpa menjauh dari inbox. 

Salah sartu aspek unik CC adalah kemampuannya untuk belajar. Google menjelaskan kalau pengguna dapat "mengarahkan" AI dengan membalas langsung ke email briefing. Pengguna dapat mengajarkan CC tentang kebiasaan spesfik mereka, preferensi, atau memintanya untuk mengingat ide dan to-do list spesifik. Seiring waktu, agen ini akan menyaring apa yang diberikan dan bagaimana cara berkomunikasinya, sehingga semakin mendapat konteks tentang kehidupan pengguna, agen ini akan menjadi semakin personal.

Ketersediaan dan Akses Priortitas

Foto: Teknologi.id/ Tangkapan layar Google Labs

Sebagai eksperimen awal Google Labs, saat ini CC beroperasi di bawah model dengan akses terbatas. CC tersedia untuk pengguna berusia 18 tahun ke atas yang berlokasi di Amerika Serikat dan Kanada. Selagi daftar tunggu (waitlist) sedang dibuka, Google menekankan prioritasnya adalah untuk memberikan akses ke member Google AI Ultra dan pelanggan berbayar lain.

Untuk meningkatkan peluang agar menjadi prioritas dalam daftar tunggu, Google menyarankan bagi pengguna yang tertarik untuk mengaktifkan "Smart Settings" dalam Google Workspace mereka. Hal ini menandakan AI-nya diizinkan untuk terintegrasi secara dalam dan akan befungsi secara efektif. Bagi pengguna yang memtuskan untuk berhenti berlayanan, Google menyediakan cara untuk keluar melalui pengaturan akun, menekankan kalau melepas pelayanan adalah satu-satunya cara untuk menghapus seluruh data pengguna dari memori CC.

Baca juga: Era Baru Android: Google Ubah Tradisi, Rilis OS Besar Dua Kali Setahun

Lanskap Persaingan Agen AI  

Rilisnya CC menandakan masuknya Google ke relung spesifik dari AI "briefing harian", sebuah konsep yang mirip dengan ChatGPT Pulse, yang dirilis OpenAI pada bulan September 2024. Bahkan CEO OpenAI, Sam Altman, menjelaskan Pulse sebagai salah satu fitur favoritnya, menyoroti banyaknya permintaan untuk AI yang dapat mengelola "kebisingan" kehidupan digital. 

Meski sebelumnya Google telah merilis agen AI yang dikhususkan untuk penugasan seperti coding, berbelanja, dan pencarian web, CC terfokus pada kasus penggunaan paling universal: penataan harian. Dengan mengubah browser dan inbox menjadi titik kendali proaktif, Google menargetkan untuk menggeser AI dari alat yang digunakan "untuk mencari" menjadi alat "untuk hidup bersama".

Seiring berevolusinya eksperimen, hal ini memberikan cuplikan masa depan dari "AI berbasis agen", di mana software tidak lagi menunggu perintah, tetapi menyiapkan hari pengguna bahkan sebelum hari itu dimulai.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  
❌