Reading view

Lenovo Tembus Batas: Laptop Gaming dengan Layar Fleksibel Ultrawide Siap Dipasarkan

Foto: ahmandonk.com

Teknologi.id - Inovasi di pasar laptop gaming kini melampaui sekadar spesifikasi prosesor atau kartu grafis, dengan fokus beralih ke pengalaman pengguna radikal melalui teknologi layar fleksibel. Selama bertahun-tahun, perangkat berlayar gulung (rollable) dan lipat (foldable) hanya dianggap purwarupa futuristik. Namun, raksasa teknologi asal Tiongkok, Lenovo, baru-baru ini menggebrak industri. Mereka tidak hanya memamerkan konsep, tetapi telah menggenjot produksi laptop gaming dengan layar fleksibel ultrawide. Langkah ambisius ini dipandang sebagai gebrakan paling signifikan yang berpotensi mendefinisikan ulang makna portabilitas dan imersi dalam dunia gaming modern.

Lenovo Membawa Layar Gulung ke Segmen Gaming 

Berita yang dilansir oleh Detikcom dan TheCuy mengkonfirmasi bahwa Lenovo sedang dalam fase persiapan produksi massal untuk sebuah laptop gaming premium dengan fitur layar gulung (rollable) ultralebar. Keputusan Lenovo untuk memasuki segmen gaming dengan teknologi layar fleksibel adalah sebuah taruhan besar yang menunjukkan kepercayaan diri mereka terhadap kematangan teknologi ini. Alih-alih merilisnya untuk pasar laptop konvensional, Lenovo memilih jalur paling menantang: gaming, di mana kualitas, responsivitas, dan daya tahan layar menjadi faktor yang sangat kritikal dan dievaluasi ketat oleh konsumen.

Inovasi ini menempatkan Lenovo di garis terdepan persaingan, menantang para pesaing yang masih mengandalkan desain konvensional atau yang baru sebatas merilis perangkat lipat (foldable) yang memiliki lipatan di tengah layar. Konsep layar gulung menjanjikan pengalaman visual yang jauh lebih imersif tanpa adanya gangguan crease (lipatan) yang sering dikeluhkan pada teknologi lipat. Selain itu, aspek ultralebar (ultrawide) menjadi daya tarik utama bagi gamer, yang memungkinkan tampilan lebih luas dan pengalaman periferal yang lebih mendalam, setara dengan monitor desktop berukuran besar, namun dalam paket yang sangat ringkas. Intinya, Lenovo tidak hanya menciptakan laptop, tetapi sebuah revolusi dalam pengalaman visual gaming portabel.

Baca juga: Hadir di Indonesia, Lenovo legion Go 2 Bawa Pengalaman Gaming Profesional

Detail Pengembangan dan Fitur Unggulan Layar Ultralebar

Foto: ahmandonk.com

Laptop gaming fleksibel yang sedang diproduksi Lenovo ini didasarkan pada pengembangan teknologi layar gulung yang telah dipatenkan perusahaan. Berbeda dengan laptop lipat yang sekadar mengurangi ukuran form factor, desain gulung menawarkan kemampuan untuk memperluas area visual secara signifikan, dari ukuran standar menjadi format ultralebar yang dramatis.

Teknologi di balik layar ini melibatkan panel OLED atau varian fleksibel lainnya yang sangat tipis dan terbuat dari material komposit. Layar tersebut terintegrasi dengan mekanisme motorik presisi yang memungkinkan pengguna untuk "menggulirkan" atau menarik layar keluar dari chassis (badan laptop) hingga mencapai dimensi ultralebar. Proses ini diklaim terjadi dengan mulus dan cepat. Format ultralebar 21:9 atau bahkan 32:9 sangat diminati di komunitas gaming karena menawarkan bidang pandang (Field of View / FoV) yang lebih luas dalam game-game simulasi, balap, atau First-Person Shooter (FPS), memberikan keuntungan taktis dan imersi yang lebih dalam.

Secara teknis, pengembangan fitur ini menuntut inovasi di beberapa area kunci:

1. Daya Tahan Mekanisme: Bagian paling rumit adalah mekanisme gulung itu sendiri. Mekanisme harus cukup kuat untuk menahan ribuan siklus buka tutup, namun tetap ringan agar tidak membebani portabilitas laptop.

2. Integritas Layar: Layar gulung harus mampu mempertahankan resolusi tinggi, tingkat refresh rate yang cepat (kritis untuk gaming), dan warna yang akurat, meskipun selalu dalam kondisi terlipat di dalam chassis.

3. Pengelolaan Panas: Sebagai laptop gaming, perangkat ini akan menghasilkan panas tinggi dari GPU dan CPU. Lenovo harus memastikan bahwa desain internal yang mengakomodasi mekanisme gulung tidak mengorbankan sistem pendingin, sebuah tantangan teknik yang sangat serius.

Dengan merangkul teknologi ini, Lenovo secara efektif menawarkan solusi satu perangkat untuk kebutuhan gaming portabel dan imersif, menghilangkan kebutuhan gamer untuk membawa monitor eksternal ultralebar.

Baca juga: Legion Tower 5i dan 7i: PC Gaming Terbaru Lenovo Masuk ke Indonesia

Lenovo Memimpin Jalan Menuju Fleksibilitas Mutlak

Keputusan Lenovo untuk memproduksi laptop gaming dengan layar gulung ultralebar bukanlah sekadar pengumuman produk, melainkan sebuah pernyataan berani tentang visi masa depan komputasi portabel. Dengan mentransfer teknologi yang dulunya dianggap eksotis ke dalam segmen gaming yang sangat menuntut performa, Lenovo tidak hanya menawarkan layar yang lebih besar, tetapi juga memberikan pengalaman imersi visual yang tak tertandingi dalam paket yang portabel.

Langkah ini diharapkan menjadi katalisator, memaksa industri untuk meninggalkan batasan layar konvensional dan merangkul fleksibilitas mutlak. Jika tantangan teknis seperti daya tahan dan manajemen termal berhasil diatasi, laptop fleksibel gaming ini akan menandai dimulainya era baru, di mana gamer tidak lagi harus berkompromi antara mobilitas dan pengalaman visual layar ultralebar. Lenovo telah memimpin jalan, dan kini industri lain siap menyusul ke medan tempur layar yang benar-benar baru.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)

  •  

Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

Foto: gamewave.fr

Teknologi.id - Industri video game seringkali diibaratkan sebagai medan pertempuran antara nostalgia dan inovasi. Setiap tahun, perhatian global tertuju pada rilis besar yang dinantikan, terutama sekuel dari waralaba raksasa. Grand Theft Auto 6, misalnya, telah lama menjadi tolak ukur antisipasi publik. Namun, data pencarian Google yang dirilis dalam laporan Year in Search 2025 secara mengejutkan menyajikan narasi yang berbeda. Alih-alih judul blockbuster yang sudah lama dikenal, sebuah nama baru, Arc Raiders, justru muncul sebagai game yang paling banyak dicari di mesin pencari raksasa tersebut sepanjang tahun.

Fenomena ini bukan sekadar statistik, melainkan indikasi kuat adanya pergeseran selera dan prioritas di kalangan komunitas gaming global. Tingginya intensitas pencarian terhadap Arc Raiders, bahkan melebihi judul-judul dengan basis penggemar militan, menggarisbawahi daya tarik dari janji pengalaman bermain yang segar dan unik. Sebuah pertanyaan besar kemudian muncul: Apa rahasia di balik gelombang hype ini yang mampu memosisikan sebuah properti intelektual (IP) baru di puncak daftar pencarian dunia, hingga dikabarkan sempat "membuat mesin pencari kewalahan" karena volume permintaannya? Untuk memahaminya, kita perlu mengupas tuntas inti berita, latar belakang pengembang, dan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena pencarian digital ini.

Arc Raiders Merajai Pencarian Global

Foto: trens.withgoogle

Pengumuman resmi dari Google Year in Search 2025 menjadi headline yang menghebohkan dunia teknologi dan hiburan. Arc Raiders secara definitif menempati posisi teratas sebagai game yang paling banyak dicari. Keberhasilan ini adalah pencapaian luar biasa bagi sebuah game yang masih berada dalam fase pengembangan dan belum sepenuhnya tersedia untuk publik secara luas. Biasanya, daftar teratas didominasi oleh judul-judul yang sudah memiliki tanggal rilis pasti atau yang merupakan bagian dari waralaba yang memiliki sejarah panjang.

Laporan yang turut disoroti oleh Liputan6 ini mengkonfirmasi bahwa volume pencarian terhadap kata kunci "Arc Raiders" secara konsisten melampaui semua pesaingnya. Ini bukan hanya masalah angka, tetapi sebuah gambaran bahwa masyarakat digital, yang diwakili oleh jutaan gamer di seluruh dunia, merespons sangat positif terhadap janji-janji inovasi yang ditawarkan oleh pengembang.

Kunci dari kejutan ini terletak pada strategi pengenalan yang dilakukan oleh studio pengembang. Dengan pengungkapan yang terbatas namun sangat memikat, mereka berhasil memicu rasa ingin tahu yang tak terbendung, membuat gamer berbondong-bondong menuju Google untuk mencari setiap remah informasi, trailer, atau rumor yang beredar. Inti beritanya adalah validasi bahwa daya tarik IP baru yang berkualitas, jika dikemas dengan strategi yang tepat, masih memiliki kekuatan untuk mengalahkan popularitas sekuel yang sudah terjamin pasarnya. Hal ini menjadi catatan penting dalam sejarah persaingan digital, di mana data pencarian menjadi indikator paling jujur dari minat konsumen yang sesungguhnya.

Baca lagi: Kejutan Rockstar! RDR Mobile Resmi Rilis Eksklusif di Katalog Netflix Games

Detail Pengembangan dan Fitur Eksklusif yang Ditawarkan

Foto: ign.com

Untuk mengungkap misteri di balik popularitas Arc Raiders, kita harus menyoroti tim yang bertanggung jawab: Embark Studios. Studio ini didirikan oleh veteran industri game, termasuk para individu yang sebelumnya memegang peran kunci dalam pengembangan waralaba sukses di DICE, seperti seri Battlefield. Kehadiran nama-nama besar ini secara otomatis menanamkan tingkat kepercayaan dan ekspektasi kualitas AAA di benak komunitas gaming. Para pemain secara implisit percaya bahwa tim yang sukses membangun standar kualitas visual dan gameplay di masa lalu akan membawa pengalaman serupa ke dalam proyek baru mereka.

Secara genre, Arc Raiders adalah game tembak-menembak (shooter) orang ketiga yang sangat fokus pada pengalaman cooperative (kerja sama tim). Latar ceritanya berpusat pada sekelompok manusia, yang dikenal sebagai Raiders, yang bertugas melawan invasi robot alien yang brutal bernama "Arc."

Berikut adalah beberapa fitur utama yang menjadi magnet pencarian:

1. Genre Extraction Shooter yang Menantang: Mekanik utama game ini mengharuskan pemain tidak hanya bertahan hidup dan mengalahkan musuh, tetapi juga berhasil mengumpulkan sumber daya (loot) berharga, dan yang terpenting, "diekstrak" keluar dari zona berbahaya. Kegagalan ekstraksi berarti hilangnya semua yang telah dikumpulkan. Elemen risiko dan imbalan yang tinggi ini menciptakan ketegangan unik dan mendorong replayability (nilai main ulang).

2. Kekuatan Visual dan Teknologi Rendering: Berasal dari tim yang mahir dalam grafis, Arc Raiders menampilkan visual yang memukau. Estetika fiksi ilmiah yang ditawarkan sangat detail, menggambarkan dunia pasca-apokaliptik yang dilanda peperangan mesin. Penggunaan teknologi rendering terbaru memastikan game ini siap bersaing di era konsol dan PC generasi terkini.

3. Lingkungan yang Dinamis dan Dapat Dihancurkan: Mengambil pelajaran dari pengalaman mereka di Battlefield, Embark Studios menjanjikan lingkungan yang dapat diubah dan dihancurkan oleh pertempuran. Fitur ini tidak hanya menambah realisme visual tetapi juga menjadi elemen strategis penting, memungkinkan pemain mengubah medan pertempuran untuk keuntungan taktis.

Kombinasi antara warisan studio yang kuat dan janji gameplay yang inovatif inilah yang berhasil menarik minat massal, mengubah rasa ingin tahu menjadi volume pencarian yang memecahkan rekor.

Baca lagi: Wajib Tahu! Ini Daftar Lengkap Game Baru yang Rilis di Bulan Desember 2025

Momentum Inovasi yang Tak Terbendung

Arc Raiders bukan sekadar sebuah game; ia adalah fenomena digital yang mendefinisikan ulang apa yang dianggap "paling dicari" dalam industri hiburan. Gelar dari Google Year in Search 2025 ini adalah bukti nyata bahwa komunitas gaming global haus akan narasi baru, mekanik gameplay yang menyegarkan, dan kualitas teknis yang superior, bahkan jika itu datang dari IP yang belum teruji.

Didukung oleh tim pengembang berpengalaman dan janji shooter extraction yang dinamis dan berisiko tinggi, Arc Raiders telah berhasil memenangkan perang hype melawan blockbuster yang sudah mapan. Kini, semua mata tertuju pada Embark Studios. Keberhasilan di mesin pencari adalah kemenangan pertama, namun tantangan sesungguhnya adalah mengubah hype masif ini menjadi pengalaman bermain yang transformatif saat game tersebut resmi diluncurkan. Dengan momentum inovasi yang tak terbendung ini, Arc Raiders siap mengukir jejaknya sebagai salah satu rilis paling signifikan di dekade ini.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)

  •  

Geger! Nvidia Uji Coba Software Tracking untuk Lacak Lokasi Chip AI Ilegal

Foto: gigazine.net

Teknologi.id - Saat permintaan chip AI Nvidia melonjak gila-gilaan di tengah euforia kecerdasan buatan, masalah baru muncul: penyelundupan ilegal yang merugikan industri. Nvidia, raksasa semikonduktor yang mendominasi pasar GPU, kini tengah melakukan uji coba software pelacakan untuk deteksi dan cegah penyalahgunaan chip-nya. Ini datang di saat tren global di mana sanksi perdagangan AS terhadap China mendorong pasar gelap, membuat chip seperti H100 jadi barang langka dan mahal. Di era di mana AI jadi tulang punggung ekonomi digital, langkah Nvidia ini tak hanya melindungi bisnis, tapi juga cegah penyebaran teknologi sensitif ke tangan yang salah.

Uji Coba Software Tracking Nvidia

Nvidia mulai uji coba software pelacakan untuk chip AI-nya pada awal Desember 2025, sebagai respons terhadap maraknya penyelundupan dan penggunaan ilegal. Pengumuman ini terungkap melalui laporan yang menunjukkan bahwa software ini dirancang untuk memantau lokasi dan penggunaan chip seperti H100, A100, dan Blackwell series. Tujuannya mencegah chip ini jatuh ke tangan entitas terlarang, seperti perusahaan di bawah sanksi AS yang masuk dalam daftar hitam.

Uji coba ini bagian dari inisiatif keamanan lebih luas Nvidia untuk patuhi regulasi ekspor pemerintah AS. Software ini terintegrasi dengan sistem internal chip, memungkinkan pemantauan kepatuhan lokasi tanpa mengganggu performa komputasi. Nvidia dilaporkan sedang menguji efektivitas sistem ini untuk kemudian diimplementasikan secara lebih luas kepada mitra-mitra besar dalam rantai pasok global mereka.

Baca juga: AS Bongkar Skema Penyelundupan GPU Nvidia Senilai US$160 Juta ke Cina

Simak Fitur dan Teknologi Pendukung Software Tracking Nvidia

Foto: gigazine.net

Software pelacakan Nvidia menggunakan sistem identitas unik yang tertanam pada firmware chip untuk melacak unit dari distribusi hingga ke tangan pengguna akhir. Setiap chip terhubung dengan sistem verifikasi Nvidia, memungkinkan perusahaan memvalidasi lokasi operasional chip melalui koneksi jaringan di pusat data. Fitur utama pada tracking ini termasuk notifikasi otomatis jika chip terdeteksi dioperasikan di wilayah yang dilarang, serta analisis pola penggunaan untuk memastikan chip digunakan sesuai peruntukan lisensi dan bukan untuk aktivitas ilegal.

Teknologi ini dirancang untuk memperketat kontrol supply chain, memastikan transparansi bagi para mitra tanpa harus mengakses data sensitif pengguna. Jika chip terdeteksi berada di wilayah sanksi tanpa lisensi resmi, sistem ini memungkinkan adanya tindakan pembatasan fungsi secara jarak jauh. Dengan pendekatan ini, software tersebut menggabungkan verifikasi digital untuk cegah pemalsuan identitas chip dan algoritma pemantauan untuk mendeteksi anomali distribusi. Ini tidak hanya tingkatkan efisiensi rantai pasok, tapi juga dukung kepatuhan regulasi internasional dengan sistem pelaporan yang lebih akurat bagi otoritas. Di tengah maraknya pasar gelap, fitur ini jadi tameng kuat bagi Nvidia untuk jaga integritas produknya.

Baca juga: Investor Cabut Rp96 Triliun, Tapi Pendapatan Nvidia Tetap Naik 62% Kok Bisa?

Bagaimana Langkah Nvidia Memberikan Dampak yang Signifikan? 

Software ini memberikan dampak besar bagi keamanan pasokan global, di tengah maraknya penyelundupan chip AI yang menjadi isu hangat tahun ini. Di konteks industri, sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan di China telah mendorong pasar gelap, dengan chip H100 sering kali dijual jauh di atas harga resmi. Langkah Nvidia ini bisa menekan peredaran barang ilegal, tingkatkan kepercayaan mitra seperti Microsoft dan Google, serta memperkuat kepatuhan terhadap regulasi ekspor global.

Bagi Indonesia, yang sangat bergantung pada impor komponen elektronik, langkah ini memberi insight penting mengenai pengamanan pasokan lokal dari jalur ilegal. Tren AI yang tumbuh pesat membuat chip Nvidia jadi aset strategis, dan sistem seperti ini bisa menjadi standar baru untuk mencegah penyalahgunaan teknologi di berbagai sektor manufaktur.

Uji coba software tracking Nvidia jadi senjata baru lawan penyelundupan chip AI. Dengan fitur lacak lokasi dan kendali kepatuhan, ini lindungi inovasi dari tangan salah. Saat AI jadi tulang punggung ekonomi, langkah ini ingatkan bahwa teknologi tak boleh lepas kendali. Di masa depan, ketika persaingan chip AI semakin sengit dan sanksi perdagangan makin ketat, sistem pelacakan seperti ini bisa mendorong transparansi rantai pasok global sekaligus menjaga keseimbangan kekuatan teknologi antarnegara. Bagi dunia yang semakin bergantung pada AI, inovasi Nvidia ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal menjaga ekosistem teknologi tetap aman untuk semua pihak.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(AA/ZA)

  •  

Keajaiban Alam Akhir Tahun: Geminid, 'Hujan Meteor Terbaik' Siap Terangi Indonesia

Di tengah akhir tahun yang penuh pesta dan rutinitas, langit malam menawarkan hiburan gratis yang tak terlupakan: hujan meteor Geminid. Fenomena alam ini, salah satu yang paling spektakuler sepanjang tahun, siap menghiasi langit Indonesia mulai akhir pekan ini. Bayangkan ratusan garis cahaya melintas di atas kepala, tanpa perlu teleskop mahal atau peralatan canggih untuk menyaksikannya. Di era di mana aplikasi astronomi seperti SkyView dan Star Walk sangat membantu untuk menikmati bintang, fenomena meteor Geminid jadi pengingat bahwa keajaiban alam masih menjadi tren terbaik untuk libur akhir tahun, jauh dari layar ponsel.

Kapan Fenomena Hujan Meteor Geminid 2025? 

Hujan meteor Geminid diprediksi mencapai puncaknya pada 13-14 Desember 2025, dengan visibilitas optimal mulai dari Jumat malam hingga Sabtu pagi. Pengumuman ini datang dari para astronom global, termasuk badan antariksa seperti NASA dan Royal Astronomical Society yang memantau pola meteor sejak penemuan Geminid pada 1862. Di Indonesia, fenomena ini bisa diamati dari berbagai wilayah, terutama daerah dengan langit gelap seperti Bali, Jawa Tengah, atau pegunungan di Sumatera.

Hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa asteroid 3200 Phaethon, yang mengorbit Matahari setiap 1,52 tahun, lebih dekat dari jarak Bumi ke Bulan. Berbeda dengan hujan meteor lain yang dari komet, Geminid punya partikel padat empat kali lebih kompak, membuatnya lebih lambat dan nampak lebih cerah. Zenith Hourly Rate (ZHR) diperkirakan memiliki kecepatan 100-120 meteor per jam di kondisi ideal, dengan laju 35 km/detik, lebih lambat dari Perseid (59 km/detik) atau Orionid (66 km/detik).

Baca juga: Siap Terpesona: Meteor Gemilang & Solstis Lengkapi Langit Desember 2025

Mengenal Lebih Jauh Hujan Meteor Gemind dan Cara Menyaksikan

Foto: cnnindonesia.com

Geminid akan terlihat mulai 13 Desember malam hingga 14 Desember pagi, dengan puncak sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Radiant point meteor berasal dari rasi bintang Gemini di timur laut, meski meteor bisa muncul dari mana saja di langit. Beberapa meteor tampak berwarna kuning, hijau, biru, atau merah, berkat komposisi mineralnya. Fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 1862, dan kini dikenal dengan julukan “Gems” karena keindahannya yang memukau. Kecepatan lambatnya (35 km/detik) membuat jejak cahaya lebih panjang dan mudah diabadikan, berbeda dengan Perseid yang sudah dikenal sejak 36 Masehi.

Cara menyaksikan fenomena langit ini tergolong sederhana. Cukup pilih lokasi gelap jauh dari polusi cahaya kota, seperti lapangan terbuka, pantai, atau pegunungan. Biarkan mata beradaptasi dengan kegelapan selama 20-30 menit, lalu arahkan pandangan ke arah rasi Gemini. Tidak diperlukan teleskop; mata telanjang sudah cukup untuk menikmati pertunjukan ini. Bagi yang ingin mengabadikan momen, gunakan tripod dan kamera DSLR atau ponsel dengan mode malam serta long exposure. Sangat disarankan mengenakan pakaian hangat dan membawa tikar atau jaket tebal, karena suhu malam akhir tahun biasanya dingin dan kadang disertai angin. Jika memungkinkan, datang bersama keluarga atau teman agar pengalaman menatap langit malam terasa lebih berkesan dan hangat.

Baca juga: Zodiak dan Astronomi: Perbedaan dan Persamaan dalam Kajian Ilmu Pengetahuan

Sudah Siap Dengan Keindahan Malam?

Geminid memiliki manfaat edukatif yang signifikan, fenomena ini dapat mendorong minat sains alam di kalangan anak muda. Di Indonesia, di mana observatorium seperti Bosscha di Lembang sering ramai saat ada fenomena langit, acara ini dapat meningkatkan minat kunjungan wisata sains. Konteksnya, hujan meteor seperti Geminid menunjukkan dinamika tata surya, dengan asteroid Phaethon yang orbitnya dekat Bumi. Fenomena hujan meteor Geminid disebut pertunjukan terbaik karena minim gangguan Bulan, beda dari tahun lalu.

Hujan meteor Geminid akhir pekan ini menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan langit yang dihiasi oleh cahaya meteor. Siapkan lokasi gelap, adaptasi mata, dan nikmati 100-120 meteor per jam. Saat teknologi membantu prediksi, keajaiban alam ini ingatkan kita untuk angkat kepala dari layar dan lihat ke atas. Di tengah kesibukan akhir tahun, luangkan waktu bersama keluarga atau teman untuk menikmati pemandangan yang tak bisa diulang setiap hari. Cukup bawa tikar, termos kopi hangat, dan kamera ponsel, lalu biarkan langit malam jadi panggung utama. Geminid bukan sekadar hujan meteor, tapi pengingat bahwa alam semesta masih punya cara indah untuk menyapa kita semua.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 

(AA/ZA)


  •  

Tingkatkan Pengalaman Berkendara Kendaraan Listrik: Rivian Kembangkan Asisten AI

Saat kendaraan listrik (EV) semakin mendominasi jalanan, pengalaman di balik kemudi tak lagi sekadar mengemudi, tapi juga berinteraksi dengan mobil seperti sahabat pintar. Rivian, produsen EV asal Amerika yang terkenal dengan truk R1T dan SUV R1S, baru saja umumkan pengembangan asisten AI mandiri. Ini datang di tengah tren di mana AI tak hanya bantu navigasi, tapi juga kelola tugas sehari-hari seperti pengaturan suhu atau hiburan. Di era EV di mana penjualan global capai 14 juta unit tahun ini, inisiatif Rivian jadi contoh bagaimana teknologi bisa bikin berkendara lebih intuitif dan menyenangkan.

Pengumuman Pengembangan Asisten AI Rivian

Rivian Automotive mengonfirmasi pengembangan asisten AI in-house pada 9 Desember 2025 melalui pernyataan resmi. Proyek ini sudah berlangsung hampir dua tahun dan terpisah dari kemitraan dengan Volkswagen senilai hingga 5,8 miliar dollar AS yang diumumkan November 2024. Pengumuman ini bagian dari persiapan AI & Autonomy Day pada 11 Desember 2025 pukul 9 pagi PT, di mana detail lebih lanjut akan dibagikan melalui livestream.

Asisten AI ini dirancang untuk integrasi penuh dengan kendaraan Rivian, mulai dari model R1T, R1S, hingga R2 dan R3 yang akan datang. Rivian menekankan bahwa ini bukan sekadar chatbot, melainkan sistem cerdas yang tingkatkan kepercayaan dan keterlibatan pelanggan.

Baca juga: Jaecoo J5 EV Resmi Meluncur: Mobil Listrik SUV Gagah Harga Mulai Rp 249 Juta!

Fitur dan Teknologi Pendukung Asisten AI 

Foto: suara-pembaruan.com

Asisten AI Rivian pakai arsitektur model dan platform-agnostic, yang berarti bisa bekerja lintas perangkat tanpa bergantung pada satu model saja. Ini gunakan kerangka agentic untuk koordinasi alur kerja, di mana berbagai agen AI bekerja sama menyelesaikan tugas kompleks sambil selesaikan konflik secara otomatis. Wassym Bensaid, kepala software Rivian, menjelaskan, “Dan itulah platform kendaraan yang kami bangun. Kami menggunakan apa yang disebut industri sebagai kerangka agentic; tapi kami sudah memikirkan arsitektur itu sejak awal agar bisa berinteraksi dengan model berbeda” (dikutip dari TechCrunch, 9 Desember 2025).

Teknologi utamanya adalah hybrid software stack: edge AI untuk pemrosesan on-device yang cepat dan aman, seperti kontrol suhu atau navigasi lokal, serta cloud AI untuk tugas berat seperti analisis rute jarak jauh atau rekomendasi hiburan. Rivian bangun sebagian besar stack ini secara internal, termasuk model kustom, meski libatkan mitra eksternal untuk fungsi agentic spesifik. Asisten ini integrasikan dengan semua kontrol kendaraan, dari infotainment hingga sistem otonom parsial, untuk pengalaman seamless. Fitur awal termasuk pengenalan suara alami, prediksi kebutuhan pengemudi berdasarkan pola, dan resolusi konflik otomatis, seperti saat dua perintah bertentangan. Dikutip dari TechCrunch, Bensaid menambahkan, “Ini bukan upaya setengah hati untuk ikut tren. Bukan sekadar chatbot dilempar ke sistem infotainment. Perusahaan ini sudah investasikan pemikiran, sumber daya, dan waktu besar ke produk ini”. Misi utamanya adalah tingkatkan kepercayaan pelanggan dan keterlibatan, dengan ketersediaan konsumen di akhir 2025.

Keunggulan yang Signifikan

Pengembangan asisten AI ini beri dampak signifikan bagi pengalaman berkendara EV, di mana integrasi software jadi kunci kompetitif. Rivian, dengan penjualan 50.000 unit tahun ini, gunakan ini untuk bedakan diri dari Tesla atau Ford, yang sudah punya asisten seperti Full Self-Driving. Manfaatnya: kurangi distraksi pengemudi hingga 20 persen melalui prediksi intuitif, tingkatkan efisiensi energi dengan optimalisasi rute, dan personalisasi hiburan berdasarkan preferensi.

Di konteks industri, kemitraan Volkswagen fokus pada arsitektur software dan listrik, tapi asisten AI Rivian tetap mandiri, meski potensi integrasi masa depan tak tertutup. Ini tunjukkan tren vertikal integrasi di EV, di mana produsen bangun stack sendiri untuk kontrol penuh. Bagi Indonesia, di mana EV mulai naik dengan subsidi pemerintah, asisten seperti ini bisa adaptasi untuk navigasi lalu lintas padat atau integrasi dengan transportasi umum.

Baca juga: Rekomendasi Mobil Listrik Terbaru Harga Terjangkau di Bawah Rp 500 juta

AI Pendamping Setiap Aspek

Pengembangan asisten AI Rivian tandai langkah maju di pengalaman EV, gabungkan edge dan cloud untuk interaksi pintar. Dengan detail lebih lanjut di AI & Autonomy Day 11 Desember, ini janji berkendara lebih aman dan menyenangkan. Saat industri EV berevolusi, Rivian tunjukkan bahwa AI bukan tambahan, tapi inti dari mobilitas masa depan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(AA/ZA)

  •  
❌