Reading view

Google Kenalkan Fitur Autospatialization, Mampu Sulap Konten 2D Menjadi 3D!

 Google kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi dengan memperkenalkan fitur terbaru bernama Autospatialization. Fitur berbasis AI ini diumumkan dalam acara The Android Show: XR Edition, sebagai bagian dari inovasi yang dibawa ke Android XR, sistem operasi khusus untuk perangkat headset kacamata realitas campuran (Extended Reality). Teknologi ini memungkinkan pengguna mengubah tampilan konten dua dimensi (2D) menjadi tiga dimensi (3D) secara real time, hanya dengan satu sentuhan. Langkah ini menjadi salah satu perkembangan paling signifikan dalam dunia XR, karena menjanjikan pengalaman imersif yang jauh lebih menyenangkan tanpa memerlukan penyesuaian aplikasi oleh pengembang.

Dapat Mengubah Konten 2D Jadi 3D dalam Sekejap


Foto: Youtube/Android Developers

Google menjelaskan bahwa Autospatialization bekerja di tingkat sistem operasi. Itu artinya teknologi ini dapat diterapkan pada hampir semua aplikasi Android tanpa penyesuaian. Hal ini menjadi suatu keunggulan besar karena adanya kemudahan akses. Video YouTube, game, aplikasi biasa, hingga foto dan browser web bisa langsung diproyeksikan dalam tampilan ruang 3D. Pengguna cukup menekan satu tombol di menu pengaturan aplikasi ketika menggunakan perangkat. Setelah itu, konten yang tadinya datar di layar akan dipetakan menjadi objek dan lapisan ruang yang memiliki kedalaman.

Vice President dan Head of XR UX Group Samsung, Austin Lee, menggambarkan teknologi ini dengan antusias. “Bayangkan kalau semua game menjadi imersif, semua video YouTube jadi imersif, seluruh web pun jadi imersif. Itulah yang bisa dihadirkan Autospatialization,” ujarnya.

Selama ini, pengguna headset XR hanya melihat konten 2D sebagai layar datar besar yang menggantung di hadapan mereka. Dengan teknologi ini, tampilan tersebut berubah menjadi ruang tiga dimensi yang lebih hidup dan nyaman untuk dilihat.

Baca juga: Bukan GTA 6! Ini Dia "Arc Raiders": Game Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2025

Pengalaman Imersif yang Lebih Nyata

Autospatialization menciptakan pengalaman visual dengan lapisan depan, tengah, dan belakang yang terlihat alami. Ketika menonton video atau bermain game yang umumnya tampil datar, para pengguna kini bisa merasakan kedalaman visual yang biasanya hanya ditemukan pada konten 3D original. Pada demo yang ditampilkan Google, fitur ini diujicobakan pada game Cities: Skylines yang distreaming dari PC. Sistem (Artificial Intelligence) AI  ini mampu memisahkan elemen UI di latar depan dan dunia game di latar belakang, lalu menampilkannya dalam beberapa lapisan ruang secara berbeda. Hal ini membuat dunia game tampak lebih hidup dan interaktif meski berasal dari sumber 2D.

Selain itu, navigasi antar aplikasi juga menjadi lebih nyaman. Jendela aplikasi bisa ditempatkan seperti objek nyata, bukan lagi hanya “tab” yang berdempetan. Dengan Autospatialization, avatar lawan bicara dalam Zoom atau aplikasi meeting lain bisa diproyeksikan sebagai objek 3D yang lebih ekspresif dan lebih mirip manusia asli.

Mengubah konten 2D menjadi 3D secara instan tentu membutuhkan pemrosesan grafis yang kuat. Google menyebut bahwa proses ini dijalankan oleh chipset XR2+ Gen 2, prosesor yang dirancang khusus untuk perangkat XR generasi mendatang. Chip ini mampu menjalankan sistem operasi XR sepenuhnya sambil melakukan memproses spatialization secara real time. Sebelumnya, kemampuan serupa hanya ditemukan pada perangkat tertentu seperti Viture smart glasses atau aplikasi PC VR eksperimental. Kini, Google membawa kemampuan tersebut ke perangkat headset XR mainstream. Ini membuatnya lebih berpeluang untuk mudah diakses masyarakat luas.

Siap Meluncur Mulai 2026

Google mengonfirmasi bahwa Autospatialization akan mulai dirilis pada tahun 2026. Samsung diperkirakan menjadi mitra pertama yang menghadirkan teknologi ini melalui One UI XR dan tidak lama setelahnya akan dihadirkan di Galaxy XR  Selain Autospatialization, Google juga mengumumkan proyek lain dalam acara yang sama,termasuk kehadiran kacamata pintar Xreal Project Aura yang direncanakan rilis pada 2026.

Dengan Autospatialization, Google membuka pintu menuju masa depan di mana semua konten bahkan yang tidak dirancang untuk XR bisa tampil imersif. Teknologi ini juga tidak hanya berpeluang untuk  meningkatkan pengalaman menonton video atau bermain game, tetapi juga dalam produktivitas, pendidikan, dan hiburan. Dengan kemampuan dalam mengubah konten 2D menjadi 3D secara instan, Autospatialization bukan lagi hanya menyempurnakan pengalaman visual, tetapi juga mengubah cara manusia berinteraksi dengan dunia digital.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

  •  

Belajar Jadi Lebih Seru! Ini AI Tools yang Bantu Guru Mengajar Lebih Interaktif

Foto: Freepik

Teknologi.id - Di era pendidikan modern, teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai memainkan peran penting dalam dunia pembelajaran. Bukan hanya membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah, tetapi juga memberikan banyak kemudahan bagi guru dalam merancang strategi mengajar yang lebih kreatif, interaktif, dan efisien. Kini, tersedia berbagai tools berbasis AI yang bisa dimanfaatkan guru untuk membuat slide presentasi yang menarik, menyusun kuis online, hingga menciptakan materi pembelajaran yang lebih variatif dan sebagian besar dapat digunakan secara gratis.

Baca juga: OpenAI Luncurkan "ChatGPT for Teachers": Gratis untuk Guru di AS hingga 2027

AI Tools yang Membantu Guru dalam Proses Mengajar

Berikut deretan AI tools yang sangat membantu guru dalam proses mengajar, seperti dirangkum dari penerbit Deepublish.

1. ClassPoint AI

Foto: class point

ClassPoint AI menjadi salah satu aplikasi favorit karena mampu membantu guru membuat slide presentasi yang lebih hidup dan interaktif. Dengan teknologi AI, tampilan presentasi dapat disulap menjadi lebih menarik, lengkap dengan elemen tambahan seperti kuis, penanda interaktif, hingga fitur untuk mengecek siapa saja siswa yang telah membaca slide. Guru juga dapat membuat berbagai tipe soal mulai dari pilihan ganda, isian, uraian, hingga unggahan video. Dengan begitu, variasi tugas dan ulangan menjadi tidak monoton. Selain itu, tools AI ini juga dapat membantu guru untuk membuat kuis daring untuk menguji pemahaman siswa sebelum melanjutkan materi selanjutnya.

2. Magic School AI

Foto: magic school

Magic School AI menyediakan fitur lengkap yang sangat menunjang kebutuhan guru. Mulai dari pembuatan kuis daring, penyusunan silabus, jadwal kelas, hingga perencanaan pembelajaran satu semester. Guru dapat membuat pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian secara cepat. Keunggulan platform ini terletak pada banyaknya elemen AI yang bisa ditambahkan untuk memperindah dan memperkaya media pembelajaran. Magic School ini juga merupakan website berbasis AI yang diperuntukan untuk guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan mudah dan menarik.

3. Powtoon

Foto: Google Workplace

Aplikasi Powtoon dengan teknologi AI ini dapat membantu guru membuat materi pembelajaran yang lebih animatif. Dengan berbagai template dan animasi yang bisa ditambahkan, guru dapat membuat video atau slide yang menarik perhatian siswa agar pembelajaran tidak membosankan dan lebih menyenangkan. Melalui Powtoon guru dapat membuat pembelajaran dalam bentuk teks menarik hingga video animasi.

4. Formative AI

Foto: Academic Help

Formative AI memungkinkan guru membuat soal dalam berbagai bentuk seperti audio, video, mencocokkan teks hingga gambar, true/false, hingga pilihan ganda. Hasil penilaian juga akan muncul  otomatis, membuat guru bisa memberikan respon kepada siswa langsung secara real time.Teknologi AI di Formative membantu guru menyusun soal lebih cepat dengan memberikan saran bentuk pertanyaan ataupun menyesuaikan tingkat kesulitan. Tidak hanya itu, hasil pekerjaan siswa yang dipantau secara real time memungkinkan guru bisa melihat siapa yang sudah mengerjakan, bagian mana yang paling banyak salah, sekaligus memberi komentar langsung tanpa menunggu sesi tatap muka. Hal ini membuat proses penilaian menjadi jauh lebih efisien.

Baca juga: Orang Tua Wajib Tahu! 5 Aplikasi Parental Control untuk Pantau Aktivitas Online Anak

5. Gradescope

Foto: gradescope

Gradescope membantu guru membuat beragam soal ujian, mulai dari pilihan ganda hingga isian. Fitur unggulannya adalah pengecekan plagiarisme, sehingga guru dapat memastikan keaslian dari jawaban, tugas, serta karya tulis siswa. Nilai tambah dari aplikasi ini yaitu, jenis soalnya bisa mencakup semua rumpun keilmuan sehingga guru tidak perlu merasa khawatir.

6. Gamma AI

Foto: gamma

Gamma AI dikenal sebagai tools pembuatan slide berbasis AI dengan tampilan yang sangat modern. Guru dapat menambahkan tombol interaktif, link menuju situs tertentu, dan berbagai desain visual yang membuat presentasi jauh lebih menarik. Guru hanya perlu memasukkan poin-poin materi, kemudian AI akan secara otomatis menyusun struktur presentasi yang rapi, lengkap dengan layout, warna, dan visual yang selaras.

7. Mind Meister

Foto: Mind Meister

Mind Meister merupakan aplikasi untuk membantu mind mapping berbasis AI yang memungkinkan kolaborasi real time antara guru dan siswa. Cocok digunakan untuk brainstorming bertukar ide pendapat atau penjabaran materi. Selain itu, aplikasi ini juga memiliki fitur untuk menyiapkan materi ajar dan menjadi media bantu dalam presentasi materi dengan desain menarik.

Dengan hadirnya berbagai tools AI ini, guru kini punya banyak opsi untuk meningkatkan kreativitas mengajar. Proses pembelajaran pun tidak lagi membosankan, melainkan lebih interaktif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa. Dunia pendidikan pun selangkah lebih maju menuju pembelajaran yang lebih modern dan inovatif.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(ir/sa)


  •  

Fitur Your Algorithm Dirilis! Ini Cara Setting Reels Instagram Agar Lebih Relevan


Foto: iTkoding & Gemini

Teknologi.id Instagram kembali menghadirkan fitur baru yang menawarkan kendali lebih besar bagi pengguna dalam menentukan jenis konten yang muncul di linimasa Reels. Fitur ini diberi nama “Your Algorithm”, sebuah alat pengaturan untuk memberi kontrol pada pengguna untuk menyetel algoritma yang memungkinkan pengguna memilih topik apa yang ingin mereka lihat lebih banyak maupun lebih sedikit pada konten Reels. Setelah diuji coba sejak Oktober lalu dan sempat viral dalam jagat maya fitur ini akhirnya digulirkan secara lebih luas, termasuk untuk pengguna di Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris.

Meta selaku induk Instagram menyebut fitur ini sebagai langkah besar untuk memberikan pengalaman yang lebih terkontrol kepada pengguna. Dalam unggahan di Threads, Chief Product Officer, Chris Cox, menjelaskan bahwa “Your Algorithm” akan diluncurkan segera untuk semua pengguna berbahasa Inggris untuk memberikan pengalaman yang terkontrol pada pengguna untuk menyesuaikan konten Reels sesuai minat mereka. Sebelumnya, fitur ini hanya sempat dinikmati segelintir pengguna iOS saat masa pengujian.

Cara Kerja Fitur Your Algorithm

Foto: Istimewa

Bagi pengguna yang sudah kebagian fitur ini, ikon berbentuk dua hati di bagian kanan atas halaman Reels akan muncul sebagai pintu masuk ke pengaturan algoritma. Saat ikon tersebut diketuk, pengguna akan disuguhkan laman berisi dua kolom utama yaitu 

  • What you want to see more of”, topik yang ingin ditonton lebih banyak.
  • What you want to see less of”, topik yang ingin dikurangi kemunculannya.

Masing-masing kolom menampilkan daftar kata kunci rekomendasi yang dihasilkan otomatis oleh sistem Instagram, berdasarkan aktivitas pengguna. Misalnya, pengguna yang sering menonton konten teknologi atau smartphone akan melihat kata kunci serupa dalam daftar utama.Melalui tombol “Add”, pengguna bisa menambahkan kata kunci baru secara manual. Misalnya, pengguna dapat menambahkan kata kunci seperti “tutorial”, “entertainment”, atau “concerts”. Setelah kata kunci baru ditambahkan, Instagram juga menyertakan informasi tambahan, seperti waktu penambahan keyword tersebut.

Jika perubahan sudah disimpan, Reels segera menampilkan konten yang relevan. Menariknya, setiap Reels yang muncul akan diberi label khusus yang menunjukkan kategori algoritma hasil pengaturan pengguna. Ini memastikan bahwa rekomendasi konten di linimasa Reels adalah pilihan dari pengguna sendiri. Namun ada batasannya, kata kunci yang dibuat otomatis oleh sistem tidak dapat dihapus, hanya dapat ditambah atau dikurangi melalui preferensi manual.

Baca juga: Instagram Rilis Fitur Repost Stories Tanpa Follow & Tanpa Di-Tag!

Memberikan Kontrol Lebih, Mengurangi Dominasi AI

Fitur “Your Algorithm” memberikan pendekatan baru yang lebih kolaboratif antara sistem otomatis dan preferensi manual pengguna.Meta menyebut fitur ini sebagai langkah untuk memastikan rekomendasi tidak sepenuhnya ditentukan oleh AI, tetapi juga oleh pemilik akun yang mengetahui minat mereka secara lebih spesifik. “Kami telah melakukan banyak pekerjaan di balik layar dan akan terus menyempurnakan fitur ini. Akan tetapi, fitur ini sudah cukup ampuh untuk mengarahkan rekomendasi Anda sesuai dengan minat spesifik Anda,” jelas Chris Cox.

Cara Mengakses Fitur Your Algorithm

Untuk pengguna yang ingin mencoba, berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi Instagram dan tap ikon Reels.
  2. Ketuk ikon algoritma dua hati di pojok kanan atas.
  3. Laman “Your Algorithm” akan muncul dengan dua kolom pengaturan.
  4. Tambahkan kata kunci baru melalui tombol “Add” di masing-masing kolom.
  5. Untuk mengurangi kemunculan konten tertentu, tambahkan kata kunci tersebut ke kolom “What you want to see less of”.
  6. Setelah selesai, Instagram otomatis menyajikan Reels sesuai preferensi baru Anda.

Setiap kata kunci yang ditambahkan secara manual akan muncul dengan ikon pensil, sebagai penanda bahwa pengguna-lah yang melakukan penyesuaian tersebut.

Baca juga: 10 Negara dengan Pengguna Instagram Terbanyak di Dunia, Indonesia Tempati Peringkat 4

Potensi Risiko bagi Meta

Meski memberikan manfaat besar bagi pengguna, fitur ini juga membawa tantangan baru bagi Meta.  Dengan banyaknya pengguna yang mengurangi topik tertentu dan membatasi variasi konten, potensi keterlibatan bisa menurun. Namun bagi pengguna, risiko tersebut justru menjadi keuntungan karena mereka akhirnya dapat menyesuaikan linimasa sesuai kenyamanan, minat, dan kebutuhan pribadi.

Kehadiran fitur “Your Algorithm” menjadi tanda bahwa Instagram semakin terbuka untuk memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna dalam menentukan alur pengalaman mereka.Dengan pengaturan yang mudah, fleksibel, dan transparan, pengguna kini dapat menyesuaikan konten Reels agar lebih relevan

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News. 


(IR/ZA)

  •  

Temuan Baru! Minyak Goreng Bekas Bisa Jadi Lem Super yang Sanggup Tarik Mobil


Foto: Mahadas dkk 

Teknologi.id - Inovasi baru dari dunia kimia kembali mengejutkan publik. Para ahli kimia berhasil menemukan cara mengubah minyak goreng bekas yang selama ini dianggap limbah rumah tangga menjadi lem super kuat dengan kemampuan menahan beban ratusan kilogram. Bahkan, dalam uji kekuatan, lem ini mampu menarik sebuah mobil sedan. Penemuan revolusioner ini dipublikasikan pada 28 November di Journal of the American Chemical Society, dan langsung mencuri perhatian karena diyakini dapat mengubah cara kita memandang limbah minyak goreng.

Setiap tahun, dunia menghasilkan sekitar 3,7 miliar galon minyak goreng bekas. Meski sebagian kecil dapat diolah kembali, namun jumlah besar sisanya masih terbuang percuma dan berpotensi mencemari lingkungan. Para peneliti melihat masalah ini sebagai peluang. Mereka menilai limbah minyak goreng sebagai bahan baku yang sangat potensial dalam menciptakan material baru, dan penelitian ini menjadi bukti konkret dari pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai tinggi.

Dalam publikasi ilmiahnya, para peneliti menulis, “Aliran limbah menawarkan alternatif menarik untuk menggantikan bahan baku berbasis biomassa dalam pembuatan plastik.” Dari sudut pandang mereka, minyak goreng tidak hanya sekadar sisa dapur, tetapi sumber karbon yang bisa diolah menjadi polimer baru yang kuat, lengket, dan mudah didaur ulang. 

Baca juga: Transformasi Energi Setahun: Listrik Desa hingga Sumur Minyak Rakyat

Dari Minyak Bekas Menjadi Polimer Baru

Minyak goreng terbentuk dari rantai panjang asam lemak yang menempel pada molekul gliserol. Para ilmuwan memulai proses pembuatan lem dengan memecah struktur ini secara kimia menjadi molekul-molekul yang sederhana melalui beberapa reaksi. Setelah melalui beberapa tahap reaksi, bahan tersebut diubah menjadi campuran alkohol dan ester.

Selanjutnya, campuran inilah yang dikombinasikan untuk membentuk polimer poliester baru. Secara sifat fisik, plastik hasil olahan ini memiliki karakter yang mirip dengan low-density polyethylene (LDPE), yaitu bahan yang umum digunakan pada kantong plastik dan kemasan makanan. Namun, polimer dari minyak goreng bekas memiliki satu keunggulan besar: daya rekatnya luar biasa kuat. LDPE hanya tersusun dari karbon dan hidrogen, sehingga sifatnya tidak lengket. Sebaliknya, polimer minyak goreng bekas memiliki banyak atom oksigen yang mampu membentuk ikatan kuat dengan berbagai jenis permukaan. Inilah yang membuatnya dapat berubah menjadi lem super yang sangat kuat.



Foto: Mahadas dkk

Pengujian Kekuatan dengan Menahan 123 Kilogram dan Menarik Mobil 

Pengujian awal dilakukan dengan menempelkan dua pelat baja menggunakan polimer baru ini. Hasilnya adalah :

  • Pelat baja tetap menempel rekat meski dibebani hingga 123 kilogram.  
  • Pengujian ekstrem lainnya yaitu dua pelat baja yang direkatkan dengan lem tersebut digunakan untuk menarik sebuah sedan empat pintu di jalur menanjak. Luar biasanya, ikatan lem tetap kuat dan tidak terlepas meski mendapat tekanan berat dan sudut kemiringan jalur.

Berdasarkan hasil tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa kekuatan polimer ini setara, bahkan dalam beberapa kasus lebih baik, dibandingkan lem komersial yang tersedia di pasaran. Mereka menulis daalm laporan penelitian, “Sifat-sifat ini menjadikan perekat tersebut ideal untuk digunakan pada laminasi dan lem dalam industri kemasan, komponen otomotif, perangkat medis, dan elektronik.”

Baca juga: Hasil Penelitian Menunjukkan Tinggal di Sini Bisa Bikin Panjang Umur!

Polimer Dapat Didaur Ulang Tanpa Kehilangan Kualitas

Lebih dari sekadar kuat, polimer ini juga unggul dari sisi keberlanjutan. Berbeda dengan plastik konvensional yang sulit didaur ulang dan sering menurun kualitasnya setiap kali melalui proses daur ulang, polimer dari minyak goreng bekas justru dapat dikembalikan ke bentuk awal dan diproduksi ulang tanpa kehilangan sifat mekanisnya. Beberapa varian polimer bahkan dapat dicampur dan didaur ulang bersama jenis plastik umum seperti HDPE dan polipropilena. Hal ini membuka peluang besar untuk integrasi dalam industri daur ulang plastik yang sudah ada.

Para peneliti menekankan, “Penelitian ini menyoroti potensi limbah biomassa nonpangan sebagai bahan baku terbarukan untuk menghasilkan alternatif plastik ramah lingkungan yang tidak bergantung pada petroleum.”

Temuan ini membuktikan bahwa bahan yang selama ini dianggap tidak bernilai seperti minyak goreng bekas dapat menjadi solusi penting bagi dunia material berkelanjutan.Dari sampah dapur menjadi lem super kuat, inovasi ini bukan hanya prestasi ilmiah, tetapi juga harapan baru untuk mengurangi ketergantungan pada plastik berbasis minyak bumi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(IR/ZA)

  •  

Australia Terapkan Aturan Baru: Jutaan Akun Medsos Anak Resmi Dihapus

 Australia mencatatkan sejarah dengan memberlakukan aturan baru dalam regulasi dunia digital bagi anak di bawah umur. Pada 10 Desember, jutaan anak di bawah umur di seluruh Australia bangun dan mendapati bahwa akun media sosial mereka telah hilang. Langkah drastis ini diambil setelah pemerintah resmi memberlakukan aturan pertama di dunia yang secara tegas melarang anak di bawah 16 tahun memiliki atau mengakses akun di berbagai platform media sosial. Kebijakan ini bertujuan memberi perlindungan risiko predator online hingga maraknya perundungan digital.Keputusan ini mendapat sorotan global karena belum ada negara lain yang mengambil langkah seberani Australia. Sebanyak 10 platform besar mulai dari Instagram, Facebook, TikTok, Snapchat, X, YouTube, hingga Reddit wajib mematuhi aturan tersebut. Sebagian besar perusahaan teknologi itu menyatakan siap mengikuti kebijakan baru ini, meski prosesnya tidak akan mudah.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyebut hari berlakunya aturan itu sebagai momen penting bagi keluarga. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini memberi kembali kendali kepada orang tua, memungkinkan anak-anak menjalani kehidupan selayaknya anak-anak. Selain itu aturan ini juga bertujuan agar mengurangi rasa khawatir orang tua dan mendukung mereka untuk memiliki ketenangan karena menghadapi dunia yang serba digital. “Ini langkah besar, tetapi bukan tanpa tantangan,” ujarnya.

Menjelang aturan berlaku, timeline media sosial dipenuhi unggahan perpisahan dari remaja Australia. Banyak dari mereka mengungkapkan kekhawatiran kehilangan akses komunikasi luar dengan teman-teman mereka. Meski demikian, pemerintah tetap pada pendiriannya bahwa keamanan digital harus menjadi prioritas utama.Sebagai bukti bahwa aturan ini ditaati, setiap platform diwajibkan untuk memberi laporan yang beririsi pembuktian bahwa mereka telah menutup akun anak-anak di bawah 16 tahun serta mencegah registrasi baru dari kelompok usia tersebut. Bila tidak dipatuhi, perusahaan bisa dikenakan denda hingga 49,5 juta dolar Australia.

Baca juga: Gugat Pemerintah! Remaja Australia Tolak Keras Larangan Bermedia Sosial



Foto: shutterstock

Tindakan yang Dilakukan oleh Bebrapa Patform 

  • Snapchat, akan membekukan akun anak-anak selama tiga tahun atau sampai mereka berusia 16 tahun.
  • YouTube, secara otomatis mengeluarkan pemilik akun per 10 Desember, menyembunyikan kanal mereka namun tetap menyimpan datanya untuk diaktifkan kembali saat pemiliknya cukup umur.
  • TikTok, menggunakan teknologi verifikasi usia untuk menonaktifkan akun pengguna di bawah usia 16 tahun dan menghapus akses terhadap konten lama mereka.
  • Twitch, menghentikan pembuatan akun baru untuk anak-anak per 10 Desember, sementara akun lama akan diputus aksesnya pada 9 Januari.
  • Meta (Instagram, Facebook, Threads), mulai menghapus akun sejak awal Desember, sembari memberi kesempatan pengguna menyimpan konten pribadi sebelum benar-benar ditutup.
  • Reddit menangguhkan akun yang teridentifikasi dimiliki anak-anak dan melarang pembuatan akun baru.
  • X, hingga kini belum memberikan penjelasan jelas, bahkan secara terbuka menolak aturan tersebut karena dianggap membatasi kebebasan berekspresi.
  • Kick, belum memberikan tanggapan.

Platform Apa yang Tidak Masuk Daftar Larangan?

Menariknya, sejumlah layanan populer tetap diizinkan seperti Discord, WhatsApp, Roblox, Steam, Messenger, hingga Google Classroom. Keputusan ini memicu perdebatan, khususnya terkait Roblox yang sebelumnya sering menjadi sorotan terkait risiko predator anak. Komisi eSafety menyebut bahwa Roblox telah berkomitmen meningkatkan sistem verifikasi usia dan membatasi fitur obrolan hanya untuk pengguna seusia. 

Namun, pembatasan ini turut memunculkan fenomena baru yaitu perpindahan besar-besaran anak ke platform alternatif yang belum dilarang. Salah satunya aplikasi bernama Yope yang memilliki fitur untuk berbagi foto, melonjak hingga 100.000 pengguna baru dalam waktu singkat. Lemon8 juga meningkat popularitasnya. Meski begitu, Komisaris eSafety memperingatkan bahwa platform lain bisa ditambahkan ke daftar kapan pun.

Baca juga: Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Akses YouTube, Ini Alasannya!

Tujuan dari Aturan ini

Tujuan utama kebijakan ini adalah mengarahkan anak-anak kembali ke interaksi dunia nyata. Banyak pertimbangan yang dilakukan untuk mengukur aturan ini."Kami akan melihat segala hal mulai dari apakah anak tidur lebih banyak, apakah mereka lebih banyak berinteraksi? Apakah mereka lebih sedikit mengonsumsi antidepresan? Apakah mereka membaca lebih banyak buku? Apakah mereka pergi keluar melakukan olahraga?" kata Komisaris eSafety Inman Grant. Pemerintah akan memantau dampaknya, baik yang positif maupun yang tidak terduga.

Untuk memastikan evaluasi berjalan objektif, enam ahli dari Laboratorium Media Sosial Universitas Stanford bekerja sama dengan Komisi eSafety Australia. Proses analisis juga diawasi oleh akademisi dari tiga negara. Mereka berjanji akan membuka hasil studi ini kepada publik, dengan harapan dapat menjadi acuan bagi negara lain yang ingin memperkuat keamanan digital anak-anak.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(IR/ZA)

  •  
❌