Reading view

Ekspedisi OceanX–BRIN Ungkap Misteri Gunung Laut Sulawesi yang Jarang Diteliti

Foto: OceanX

Teknologi.id -  OceanX bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah resmi meluncurkan ekspedisi laut dalam untuk menjelajahi rangkaian gunung laut Sulawesi, salah satu wilayah terpencil dan paling jarang diteliti di wilayah Indo-Pasifik. Misi ini, yang berjalan dari Desember 2025 sampai Januari 2026, bertujuan untuk menungkapkan dinamika geologi, keanekaragaman hayati, dan berinteraksi dengan ekosistem di bawah Ring of Fire Pasifik. 

Ekspedisi ini akan dimulai di Bitung, Sulawesi Utara, sebagai lanjutan dari penemuan-penemuan penting misi OceanX dan BRIN di tahun 2024, yang sukses memetakan lima gunung laut yang sebelumnya tidak teridentifikasi di bagian utara Sulawesi. Misi terbaru tahun ini diperkuat dengan melibatkan tim ilmiah yang lebih besar, ruang penelitian yang lebih luas, serta perangkat eksplorasi yang lebih canggih, untuk memproduksi data laut dalam Indonesia yang paling komprehensif.  

Baca juga: Hutan Indonesia Kian Hilang, Bencana Alam Mengintai Tanpa Ampun

Mengungkap Sistem Kehidupan Geologi

Ekspedisi dimulai di Bitung dengan edukasi publik dan kegiatan yang melibatkan media, termasuk tur kapal bagi siswa dan pejabat pemerintah daerah, yang berjalan dari 3 Desember 2025 sampai 31 Januari 2026. Kapal penelitian OceanXplorer sekarang sedang menuju ke situs penelitian untuk dua fase penelitian:

  1. Fase 1 (Fitur Geologi dan Hidrotermal): Peneliti akan melakukan pemetaan resolusi tinggi, survei visual, dan pemetaan dasar laut untuk memahami struktur vulkanik dan formasi tektonik laut dalam.
  2. Fase dua (Keanekaragaman Hayati dan Ekologi): Fase ini akan menilai dinamika ekologi gunung laut menggunakan ROV (kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh), kapal selam, mengambil sampel DNA lingkungan, dan instrumen oseanografi untuk mendokumentasikan penyerbaran spesies, keterhubungan habitat, dan struktur ekosistem.

Teknologi AI milik OceanX akan mendukung pencatatan gambar dengan cepat, sehingga memudahkan peneliti untuk memetakan spesies dan habitat secara real-time. 

Co-CEO dan Kepala Peneliti OceanX, Vincent Pieribone, menyoroti kepentingan gunung laut bagi ekosistem laut:

"Gunung laut dapat membentuk arus, menjadi rumah bagi spesies langka, dan menjadi batu loncatan kehidupan di laut dalam. Dari ratusan gunung perairan Indonesia, hanya sedikit yang telah dieksplorasi. Maka dari itu, kami berharap melalui kerja sama dengan BRIN dapat memberikan kita perspektif baru tentang bagaimana laut dalam Indonesia mendukung ekosistem lautnya yang lebih luas,"

Memperkuat Ilmu Kelautan Indonesia dan Membangun Kapasitas

Foto: OceanX

Kepala BRIN, Arif Satria, menegaskan kepentingan ekspedisi ini untuk kedaulatan ilmu kelautan Indonesia. 

"Sebagai negara kepulauan dan pusat keanekaragaman hayati dunia, Indonesia harus memimpin sains kelautan di kawasan. Ekspedisi bersama OceanX bukan hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat kemampuan bangsa dalam memetakan, memahami, dan mengelola laut dalam secara mandiri. Inilah fondasi penting menuju transformasi blue economy Indonesia," ujarnya.

Misi ini juga memperkuat pembangunan kapasitas penelitian nasional. Peneliti muda BRIN dan mahasiswa dari beragam universitas di Indonesia akan menerima pelatihan langsung di pemetaan laut dalam, sampling, genomik, dan pemrosesan data kelautan.

Pelatihan ini sejalan dengan rencana penelitian nasional Indonesia dan mendukung tujuan proyek Kapal Riset Nasional (KRISNA) dan pengembangan Ekonomi Biru Indonesia. Proyek KRISNA merupakan inisiatif untuk memperkuat penelitian ilmiah Indonesia melalui pembangunan kapal-kapal riset yang didanai oleh AFD France.

Baca juga: La Niña dan IOD Negatif Intai Indonesia, Waspada Banjir Awal Tahun!

Pemanfaatan Data dan Pemerintahan Masa Depan

Misi ini didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang menekankan penelitian laut dan pembangunan kapasitas sebagai pilar penting dalam mengembangkan ekonomi biru. Usaha-usaha ini memfasilitasi tata kelola berbasis data dan pengembangan sektor maritim baru yang berkelanjutan.

Data ilmiah yang dihasilkan dari misi ini diharapkan akan berkontribusi pada perencanaan tata ruang kelautan, penilaian resiko geologi, dan mendirikan dasar keanekaragaman hayati di wilayah Sulawesi Utara. Data ini juga akan menjadi bukti untuk mendukung penelitian lebih lanjut, proyek nasional, dan perencanaan jangka panjang pemerintah Indonesia. Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk memajukan literasi kelautan di antara pembuat kebijakan, praktisi, dan mahasiswa.

Dengan misi yang menggabungkan eksplorasi ilmiah, pembangungan kapasitas, dan integrasi data berskala besar, OceanX dan BRIN optimis bahwa ekpedisi ini akan menjadi batu loncatan penting untuk ilmu kelautan Indonesia, mendorong pemahaman lebih mengenai laut dalam sambil memperkuat pemerintahan maritim nasional ke depannya.



Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Anak Magang Sabotase Proyek AI, ByteDance Tuntut Ganti Rugi Rp18,8 M

Foto: ByteDance

Teknologi.id -  Raksasa media sosial dan induk dari TikTok dan Douyin, ByteDance, menggugat pemagang lamanya karena dugaan manipulasi kode dan merusak projek latihan Artificial Intelligence (AI)-nya. Gugatan ini menuntut kerugian bernilai 8 juta yuan (sekitar Rp18.8 miliar) dan permintaan maaf secara publik, yang telah diterima Pengadilan Distrik Haidian di Beijing.

Perushaan ini sedang berinvestasi dengan jumlah yang cukup besar pada AI generatif (GenAI) untuk bersaing dengan ChatGPT milik OpenAI, menjadikan insiden ini sangat sensitif.

Baca juga: Gebrakan TikTok: ByteDance Gandeng ZTE, Lahirkan Smartphone AI yang Ludes Instan

Detail Kejadian dan Respon Internal

Berdasarkan South China Morning Post, kejadian ini berawal di di bulan Oktober 2024, saat rumornya beredar di media sosial Cina kalau seorang pemagang ByteDance menyebabkan kerusakan besar ke model bahasa (LLM) perusahaan. Menurut kabar yang beredar di media sosial di Cina ini membahas tentang anak magang yang diduga sengaja menyabotase proses pelatihan model dari projek AI penting karena ketidakpuasannya terhadap alokasi sumber daya.

Rumor ini kemudian viral di beberapa forum teknologi dan platform seperti Weibo. Beberapa spekulasi mengatakan anak magang tersebut mengganggu pelatihan model AI yang menggunakan lebih dari 8.000 GPU H100 dengan memanipulasi kode, dengan total kerugian yang diklaim mencapai puluhan juta dolar. Kisah ini mendapat perhatian lebih ketika suatu rekaman tersebar pada 18 Oktober 2024 di laman anonim GitHub dengan nama akun "JusticeFighter110". Rekaman tersebut berisi pengakuan sang anak magang yang mengunggah "kode berbahaya". Namun, kebenaran dari rekaman ini langsung dipertanyakan oleh pengguna GitHub lain di hari yang sama yang menyebut rekaman tersebut palsu.

Di tengah banyaknya rumor dan spekulasi, ByteDance merasa terdesak untuk membuat pernyataan resmi. Perusahaan itu mengakui adanya insiden yang melibatkan seorang anak magang, namun menolak tegas kabar-kabar yang beredar mengenai sabotase dan total kerugian yang disebabkan, mereka menyebut pendapat tersebut dilebih-lebihkan.

Dalam pemberitahuan internal, ByteDance mengidentifikasi seorang pemagang dengan nama belakang Tian sebagai pelaku sabotase, didorong oleh ketidakpuasan terhadap pembagian sumber daya di dalam timnya. Sang anak magang, yang namanya tidak disebut, adalah bagian dari tim teknologi komersialisasi yang bertanggung jawab mengembangkan teknologi periklanan.

Pemecatan dan Tindakan Hukum

ByteDance mengonfirmasi penangguhan pemagang tersebut sejak Agustus karena sudah "sengaja merusak" pelatihan yang sedang berjalan, dan telah dipecat secara resmi di bulan yang sama setelah "sengaja" mengganggu projek pelatihan model. Dalam permberitahuan internal, Tian dikatakan telah mengubah kode dan proses pelatihan model dalam sebuah projek penelitian, yang menyebabkan besarnya sumber daya yang terbuang. ByteDance menekankan kalau insiden ini tidak mempengaruhi projek komersial resmi, kegiatan online, atau pengembangan bahasa model AI.  

Meskipun banyaknya langkah penyelidikan, sang mantan pemagang kabarnya terus menolak gugatan tersebut, sehingga menyebabkan ByteDance membawa kasus ini ke pengadilan. Perusahaan ini juga melaporkan aksinya ke dua organisasi etika profesional di Cina, Aliansi Kepercayaan dan Integritas Perusahaan dan Aliansi Anti-Penipuan Perusahaan, serta universitas Tian (Universitas Beihang dan Universitas Peking).

Baca juga: ByteDance Lepas Moonton, Mobile Legends Bisa Jadi Milik Perusahaan Saudi?

Lanskap AI ByteDance

Foto: China Daily

Kasus ini telah menarik perhatian publik seiring dengan pengembangan teknologi AI milik ByteDance. Model perusahaan ini, yang disebut Doubao (chatbot percakapan layaknya ChatGPT) telah diluncurkan pada Agustus 2023, dan menjadi aplikasi GenAI terpopuler di Cina. Doubao memiliki 51 juta pengguna aktif berdasarkan Oktober 2024. Angka ini melebihi pesaing lokalnya: Wenxiaoyan (awalnya Ernie Bot) milik Baidu yang memiliki 12.5 juta pengguna setiap bulannya, dan Kimi, yang dimiliki Moonshot AI yang didukung Alibaba, dengan 10 juta pengguna.

Perusahaan teknologi besar, termasuk ByteDance, Alibaba, dan Meituan, terus mengembangkan inisiatif AI mereka sampai ke Silicon Valley, dari membuka kantor baru, sampai merekrut talenta terbaik. Perluasan ini terjadi selagi mereka berusaha mengatasi pembatasan ekspor Amerika Serikat yang membatasi akses chip AI canggih milik Nvidia, yang sangat penting untuk mengembangkan model-model terdepan, menurut laporan Financial Times.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Korea Selatan Gunakan AI Ungkap Wajah Baru Anak Hilang yang Dicari Puluhan Tahun

Foto: Tangkapan layar akun YouTube National Center for the Rights of the Child.

Teknologi.id -  Pihak berwenang Korea Selatan telah mengubah Artificial Intelligence (AI) untuk menciptakan gambaran terbaru dari anak-anak yang hilang berpuluh-puluh tahun yang lalu, agar meningkatkan kesempatan menemukan mereka. Inisiatif ini mecerminkan tren integrasi teknologi terkini ke dalam usaha keamanan publik. Lebih dari 90% orang hilang di Korea Selatan ditemukan dalam kurun waktu satu tahun, sementara 1.050 anak yang hilang belum ditemukan sampai 2025 ini.

Inisiatif yang dipimpin oleh Pusat Nasional untuk Hak Anak (NCRC) yang dikelola oleh pemerintah, memproduksi poster yang dihasilkan AI untuk 60 anak hilang dalam kurun waktu yang lama. Gambar-gambar ini menggunakan teknik perkembangan usia untuk menunjukkan kemungkinan penampilann anak yang hilang kini, berdasarkan foto terakhirnya.

Baca juga: Teknologi Pengenalan Wajah jadi Senjata Baru Kepolisian Inggris dalam Kejar Penjahat

AI Canggih dan Gambaran Resolusi Super

Sistem di balik poster ini awalnya dikembangkan oleh Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) pada tahun 2015. Kecanggihan kecerdasan buatan di masa kini memungkinkan pihak berwenang untuk membuat gambar realistis dari bagaimana penampilan anak-anak tersebut di masa kini, dan dapat menyebarkan poster berisi kemungkinan penampilan mereka saat dewasa.

Berdasarkan KAIST, program ini menganalisa pola perkembangan usia dan menerapkannya ke foto terakhir anak tersebut untuk memproduksi gambar ketika mereka dewasa. Para petinggi mengatakan sistem ini merupakan "loncatan besar" setelah ditambahkannya gambaran resolusi super. Perkembangan penting ini mengizinkan AI untuk menambah detail yang diperlukan dan diperjelas, membuatnya terlihat lebih hdiup dan lebih bermanfaat untuk penyelidik.

Foto: National Center for the Rights of the Child via Korea Herald

Salah satu kasus terkenal adalah tentang Kim I-gon, yang hilang pada tahun 1985 saat berusia 13 tahun. Menggunakan fotonya yang berusia 13 tahun, sistem ini membentuk gambar proyeksi penampilan Kim di usianya yang ke-52, dengan rahang kotak dan kerutan yang terlihat, menawarkan alat visual baru untuk diidentifikasi. Walaupun teknologi ini tidak menjamin pengenalan, petinggi melaporkan poster terbarunya mengundang kabar dan kiat baru dari waktu ke waktu, membantu menjaga kasus-kasus lama tetap aktif.

Kolaborasi Pemerintah Dalam Adopsi AI

Projek NCRC didukung oleh Badan Kepolisian Nasional dan Kementerian Kesahatan dan Kesejahteraan. Inisiatif AI ini melibatkan kolaborasi dekat lembaga-lembaga pemerintah ini.

Secara historis, seniman forensik bergantung pada foto keluarga dan pengetahuannya tentang perkembangan tengkorak dan wajah untuk memprediksi penampilannya saat dewasa. Walau alat AI milik Korea Selatan ini mempercepat dan menambah ketepatan, pihak berwenang belum merilis ke masyarakat umum soal metrik akurasi atau identitas yang sudah dikonfirmasi berdasarkan poster-poster terbaru ini.

Bukan hanya Korea yang mengembangkan teknologi ini. Pendekatan berbasis AI yang serupa juga terdapat di negara lain seperti Argentina, yang baru-baru ini membuat ulang wajah dewasa dari anak-anak yang menghilang saat rezim militer empat dekade lalu, menunjukkan minat internasional yang meningkat.

NCRC juga telah menggunakan AI untuk kampanye anak hilang dalam jangka panjang, termasuk projek "Runway to Home"-nya yang diumumkan Oktober lalu. Inisiatif ini membentuk ulang video orang hilang yang berjalan di landasan virtual, baik sebagai anak-anak dan orang dewasa, untuk memvisualisasikan penampilan mereka yang mungkin sudah berubah, dan menarik perhatian publik.

Baca juga: Wow! AI Baru Ini Prediksi Risiko Kanker Payudara Hingga 5 Tahun Lebih Awal

Pertimbangan Etika dan Prospek Masa Depan

Para ahli memperingatkan perkembangan usia hanyalah sebuah perkiraan daripada sebuah kepastian. Gambar yang dibuat AI bertujuan sebagai petunjuk daripada mengonfirmasi identitas, dan tingkat efektif dari teknologi ini bergantung pada keterlibatan publik dan pengumpulan data. Namun begitu, projek ini merupakan alat berharga yang dapat memantik dan mengaktifkan kembali kasus orang hilang yang sudah lama.

Para ahli menilai inisiatif Korea Selatan dapat menjadi kesempatan baru bagi penyedia AI forensik. Penyedia teknologi yang menawarkan gambaran dan alat penyelidikan ke badan publik dapat meningkatkan permintaan terhadap platform multifungsi yang mampu melakukan simulasi pekembangan usia, peningkatan kualitas gambar, hingga manajemen kampanye, alat-alat yang mempermudah pencarian orang hilang.

Dengan teknologi AI yang terus berevolusi, usaha Korea Selatan menunjukkan bagaimana metode komputasi canggih dapat membantu tugas penyelidikan tradisional, menawarkan keluarga dan pihak berwenang harapan baru pada kasus yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Meskipun masih ada tantangan akurasi dan verifikasi, simulasi perkembangan usia yang berbasis AI dapat menjadi standar penyelidikan anak hilang di seluruh dunia.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

NASA Ungkap Asteroid 16 Psyche, Harta Karun Logam yang Bisa Bikin Bumi Kaya Raya

Foto: NASA

Teknologi.id -  Agensi Antariksa Amerika Utara (NASA) mengonfirmasi kabar yang dirilis pada November 2025 tentang proses signifikan dari misi Psyche, yang menargetkan asteroid 16 Psyche. Asteroid ini diyakini berlokasi pada sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter yang berjarak sekitar 370 juta kilometer dari bumi, mengorbit pada jarak rata-rata 370 juta kilometer dari bumi. Spacecraft (Wahana Antariksa) Psyche ini diluncurkan pada Oktober 2023, menunjukkan usaha ambisius untuk menyelidiki objek unik tersebut. 

Harta Karun Penuh Logam dan Pengetahuan Ilmiah

Asteroid 16 Psyche diketahui berukuran 226 kilometer, atau setara dengan West Virginia, Amerika Serikat. Berdasarkan observasi, kepadatannya menujukkan kalau asteroid ini merupakan objek primitif yang lapisan luarnya terkikis akibat tabrakan hebat pada awal pembentukan sistem Tata Surya.

Materinya terbentuk dari besi nikel dan logam seperti emas dan platinum. Komposisinya berbeda dari mineral silikat (S-Type) pada umumnya atau senyawa karbon (C-Type). Diperkirakan komposisinya adalah 30% sampai 60% besi. Komposisi yang kaya akan logam menunjukkan kemungkinan asteroid ini adalah inti dari protoplanet kuno yang berpotensi terekspos.

Objek ini dirumorkan berpotensi membuat seluruh penduduk bumi sangat kaya. Berdasarkan laporan, nilai dari asteroid ini mencapai US$10.000 kuadriliun. Bahkan ada yang mengatakan nilainya mencapai US$700 kuintiliun. Dengan asumsi US$700 kuintiliun dibagikan ke seluruh populasi bumi sebanyak 7.6 miliar, maka tiap orangnya akan mendapat sebanyak US$93 miliar (Rp 1.552 triliun) jika Psyche 16 sukses ditambang, dikutip dari Business Standard, Senin (8/12/2025).

Baca juga: NASA & Google Kembangkan Dokter AI untuk Astronot, Bisa Selamatkan Nyawa!

Tujuan Misi dan Kemajuan Operasional

Tujuan utama misi ini adalah analisis ilmiah mendalam mengenai struktur internal asteroid tersebut. Studi asteroid 16 Psyche ini menawarkan kesempatan menarik untuk mengumpulkan data tentang inti dari planet berbatu. Data yang dikumpulkan dapat menjadi wawasan penting tentang proses pembentukan awal Tata Surya, termasuk terpisahnya planet menjadi beberapa inti. Para peneliti berusaha memahami bagaimana objek batuan dapat berbentuk dan berevolusi, menggunakan 16 Psyche sebagai lab alami untuk mengungkap misteri geologi planet. Eksplorasi Psyche adalah bagian dari Discovery Program milik NASA, yang menargetkan misi robotik biaya yang cukup terjangkau.

Misi ini akan memberikan informasi mengenai topografi, gravitasi, dan magnet selama rencana mengorbit 20 bulan mengelilingi asteroid. Instrumen yang dibutuhkan termasuk pencitraan multispektral, magnetometer, dan spektrometer sinar gamma dan neutron.

Penyelidikan berlanjut dengan tenaga penuh pada Juni 2025, setelah berhasil menyesuaikan saluran bahan bakar cadangannya. Sistem pendorong xenon-ion-nya penting untuk menjaga lintasan spacecraft. Total massa spacecraft saat diluncurkan mencapai 2.747 kilogram, termasuk beberapa eksperimen lanjutan, yang ditenagai panel surya berukuran 24 meter. Pencapaian penting berikutnya adalah manuver terbang mendekati Mars dengan bantuan gravitasi, yang dijadwalkan pada Mei 2026. Pembaruan pada tahun 2025 mengonfirmasi bahwa tekanan bahan bakar spaceraft telah stabil pada 26 pon per inci persegi.

Baca juga: NASA Umumkan Temuan Tanda Kehidupan Biologis di Planet Mars

Teknologi Inovatif dan Observasi Jarak Jauh

Misi ini juga menguji Deep Space Optical Communications (DSOC), teknologi laser inovatif yang mengirim data hingga 25 Mbps. Sementara itu, observasi jarak jauh dari Hubble telah mengonfirmasi variasi logam dan keberadaan silikat terhidrasi pada permukaan asteroid, bukti dari tabrakan kuno.

Dilema Legal Sumber Daya Luar Angkasa

Foto: NASA

Sayangnya, berita ini didampingi isu hukum. Direktur Program Sektor Swasta di Secure World Foundation, Ian Christensen mengatakan kurang jelasnya kepemilikan dari sumber daya ruang angkasa secara hukum. 

"Ada beberapa celah dalam undang-undang, dan beberapa hal perlu diklasifikasi untuk memberikan kepastian lebih pada undang-undang saat ini," ucapnya.

Tidak ada otoritas yang bertanggung jawab atas alokasi sumber daya ruang angkasa. Izin saat ini dikeluarkan oleh pemerintah negara-negara yang melakukan kegiatan tersebut.

“Penegakan hukum dilakukan oleh otoritas pemerintah nasional, tetapi belum ada otoritas antariksa khusus,” jelasnya. Regulasi paling komprehensif mengenai aktivitas antariksa adalah Perjanjian Antariksa PBB, yang diterbitkan pada tahun 1967. 

Rebeca Keller, seorang analis sains dan teknologi di Stratfor, menambahkan bahwa masalah ini dapat diinterpretasikan dari kedua sisi dan menimbulkan kontroversi, dengan para ahli masih mendebatkan penggunaan yang tepat dari sumber daya ini.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Serangan DDoS Naik 170% di 2025, Indonesia Jadi Sumber Terbesar di Dunia

Foto: Qoo Media

Teknologi.id -  Perusahaan teknologi yang menyediakan perlindungan dan distribusi konten terhadap serangan Distributed Denial of Service (DDoS), Cloudflare, membagikan laporan terbarunya tentang ancaman DDoS. Temuan-temuan ini menggarisbawahi tren yang mengganggu dalam perang siber. Temuan ini berdasarkan data dari jaringan Cloudflare selama kuartal-III tahun 2025 (Juli-September). Laporan tersebut mengungkapkan kenaikan signifikan dalam penyerangan global, 8.3 juta di antaranya berhasil dicegah, setara dengan 3.780 serangan per jam. Angka total serangan DDoS yang berhasil dicegah selama 2025 mencapai 36.2 juta, 170% lebih tinggi dari total angka penyerangan yang berhasil dicegah pada tahun 2024.

Total jumlah penyerangan pada kuartal-III 2025 mewakili 15% peningkatan dari kuartal sebelumnya dan 40% peningkatan year-on-year dibandingkan kuartal-III tahun 2024.

Baca juga: Cloudflare dan Komdigi Gelar Audiensi, Ini Hasilnya untuk PSE Lingkup Privat

Indonesia Sebagai Sumber Utama Penyerangan 

Foto: Freepik

Berdasarkan laporan, Indonesia merupakan sumber utama serangan DDoS pada kuartal-III tahun 2025, posisi yang telah dipertahankannya sejak kuartal-III tahun 2024. Selama lima tahun ini belakangan (sejak kuartal-III 2021), persentase serangan DDoS berbasis HTTP yang berasal dari Indonesia telah meningkat sebanyak 31.900 persen.

Tujuh dari sepuluh serangan global bersumber dari Asia. 10 negara teratas teridentifikasi sebagai sumber terbesar serangan DDoS di kuartal-III adalah:

  1. Indonesia
  2. Thailand
  3. Bangladesh
  4. Ekuador
  5. Rusia
  6. Vietnam
  7. India
  8. Hong Kong
  9. Singapura
  10. Ukraina

Baca juga: 10 Negara dengan Pengguna Instagram Terbanyak di Dunia, Indonesia Tempati Peringkat 4

Kebangkitan Botnet Aisuru dan Serangan Volume Tinggi

Gelombang serangan ini sebagian besar disebabkan oleh sebuah botnet bernama Aisuru, yang telah menginfeksi 1-4 juta perangkat di seluruh dunia (termasuk berbagai perangkat atau sistem yang terhubung internet, seperti komputer, server, dan router). Botnet Aisuru menginfeksi perangkat dengan serangan ekstrim berkat kekuatannya, yang seringkali melebih 1 terabit per detik (Tbps) dan lebih dari satu miliar paket per detik (Bpps), yang mampu mengganggu stabilitas internet. Puncaknya, satu serangan Aisuru dapat mencapai 29.7 Tbps dan 14.1 Bpps.

Analisis detail dari serangan ini menunjukkan perbedaan berdasarkan tingkatannya:

  • Network Layer (tingkatan jaringan): Bertanggung jawab atas 71% serangan (sekitar 5.9 juta serangan) dan meningkat sebanyak 87% quarter-on-quarter (QoQ) dan 95% year-on-year (YoY).
  • HTTP Layer (tingkatan HTTP): Bertanggung jawab atas 29% penyerangan (sekitar 2.4 juta) dan benar-benar berkurang sebanyak 41% quarter-on-quarter dan 17% year-on-year.

Cloudflare memperingatkan bahwa kebanyakan serangan, baik secara volumetrik maupun HTTP, berumur pendek: 71% serangan HTTP dan 89% serangan network-layer dapat bertahan kurang dari 10 menit. Deteksi cepat dan mitigasi merupakan hal yang krusial, karena sistem tradisional seringkali tidak mampu merespons dengan cukup cepat terhadap gangguan yang bersifat singkat namun intens.

Baca juga: Botnet : Modus Ribuan Bot Bungkam Akun Twitter, Elon Musk Tawarkan Hadiah Uang

Target Korban dan Bidang Geopolitik

Foto: Rugged Tooling

Target terbanyak dari serangan DDos adalah Cina, yang disusul oleh Türkiye dan Jerman. Amerika Serikat menempati peringkat ke-5, dan Filipina kini menempati peringkat ke-10, walau sebelumnya tidak ada dalam daftar. Berikut target serangan DDoS yang lengkap:

  1. Cina
  2. Türkiye
  3. Jerman
  4. Brasil
  5. Amerika Serikat
  6. Rusia
  7. Vietnam
  8. Kanada
  9. Korea Selatan
  10. Filipina

Berdasarkan sektor profesi, yang paling sering ditargetkan adalah information technology (IT) dan bidang jasa, telekomunikasi, perjudian dan kasino. Laporan tersebut juga menunjukkan kenaikan signifikan terhadap serangan industri otomotif dan pertambangan, mineral, dan logam, di tengah meningkatnya tekanan perdagangan global dan regulasi yang bertambah dalam perdagangan bahan-bahan kritis, yang menujukkan adanya hubungan dengan dinamika geopolitik.

Cloudflare juga mencatat kenaikan siginifikan dalam traffic DDoS di pelayanan Artificial Intelligence (AI), mencapai peningkatan hingga 347% dalam bulan September 2025 saja.

Laporan ini mengonfirmasi bahwa ancama DDoS bukan kejahatan siber yang acak, tetapi juga meningkat hingga digunakan sebagai alat perekonomian, politik, dan persaingan digital lintas-batas (cross-border). Cloudflare menekankan bahwa kompleksitas dan skala serangan DDoS kini telah melampaui kemampuan solusi tradisional.



Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Apple Dikabarkan Gandeng Intel untuk Produksi Chip iPhone Mulai 2028

Foto: Selular.ID

Teknologi.id -  Sebuah laporan memperlihatkan adanya kemungkinan perubahan besar-besaran di rantai pasokan Apple. Untuk pertama kalinya dalam sejarah iPhone, Intel dikabarkan akan menjadi rekan fabrikator chip untuk Apple di tahun 2028. Rumor ini datang setelah perubahan besar di industri semikonduktor, serta usaha kedua perusahaan dalam beradaptasi di pasar global.

Berdasarkan penelitian dari GF Securities pada Jumat (5/12), analis Jeff Pu mengatakan kemungkinan Intel untuk memproduksi sebagian chip iPhone, terutama untuk model non-Pro dari seri A22.

Chip ini diperkirakan akan digunalan untuk iPhone 20 dan iPhone 20e. Berdasarkan laporan dari MacRumors, Intel sedang menuju kesepakatan dengan Apple untuk mendapatkan bagian kecil namun signifikan dari produksi chip iPhone.

Baca juga: Meta Gaet Desainer Veteran Apple ke Studio Kreatif Baru: Reality Labs

Alasan Apple Diversifikasi Pemasok

TSMC telah menjadi pemasok utama chip Apple selama bertahun-tahun, terutama untuk proses fabrikasi lanjutan. Kemampuan TSMC dalam memproduksi dengan kinerja tinggi dan energi yang efisien selalu konsisten. Akan tetapi, pandemi global beberapa tahun lalu membuka mata Apple pada resiko besar ketergantungan ke satu wilayah dan satu pemasok.

Gangguan logistik di Asia telah memicu Apple untuk menjadwalkan produksi perangkatnya, dan yang memicu perusahaan tersebut untuk memperluas jalur perakitan ke India, Vietnam, dan mencari pilihan fabrikasi yang lebih dekat dengan Amerika Utara.

Strategi perusahaan ini bergantung pada keberhasilan beberapa pihak, dari TSMC Arizona yang meningkatkan kapasitas, Texas Instruments yang memasok komponen analog penting, sampai upaya diversifikasi manufaktur yang didorong oleh kebijakan pemerintah AS. Tarif, subsidi, dan tekanan politik yang meningkatkan produksi chip lokal juga membentuk keputusan Apple.

Kebangkitan Intel dan Daya Tarik Lokasi

Intel merupakan kandidat yang relevan karena memiliki kapasitas produksi yang besar di Amerika Serikat. Fasilitas lokal ini memberikan Apple manfaat strategis dalam geopolitik dan logistik, terutama mengurangi resiko penundaan akibat pengiriman antarbenua atau tekanan Asia Timur.

Intel sendiri sangat tertarik untuk menjadikan Apple kliennya, setelah reputasinya tergoyahkan beberapa tahun lalu akibat penundaan perkembangan teknologi yang membuatnya tertinggal dari TSMC.

Dua tahun belakangan, Intel telah menginvestasikan dana besar untuk mengembangkan proses 18A dan 14A untuk mengejar ketertinggalan. Mendapatkan Apple sebagai kliennya dapat menjadi validasi penting bahwa Intel benar-benar kembali ke jalur.

Menurut Pu, perkembangan Intel meningkat secara signifikan, terutama dengan proses fabrikasi baru 14A. Di sisi lain, Apple terus tertarik dalam memperluas basis manufakturnya untuk mencegah resiko ketergantungan pemasok.

Baca juga: AS Resmi Kuasai 10% Saham Intel Senilai USD 8,9 Miliar, Ini Strateginya

Uji Coba Apple dan Ironi Sejarah

Foto: Intel

Hal ini diperkuat oleh laporan dari analis Ming-Chi Kuo yang mengatakan Intel sudah siap menjadwalkan produksi chip seri M kelas bawah Apple pada pertengahan 2027 menggunakan proses 18A-nya. Apple diketahui untuk selalu menguji stabilitas dan produktivitas pabrik dengan chip beresiko rendah sebelum memercayakan komponen kunci seperti chip iPhone.

Kalau mereka puas dengan hasilnya, Intel bisa mendapat rasio lebih besar untuk produksi chip iPhone tingkat dasar dan mungkin lebih dari itu. Namun, Apple tetap mendekat dengan hati-hati.

Kerja sama Apple dan Intel berpotensi membawakan ironi sejarah. Sejak 2020, Apple menggunakan prosesor Intel di jajaran produk Mac sebelum akhirnya beralih ke Apple Silicon. Sekarang, hubungan keduanya berkembang ke arah yang berbeda, bukan tentang desain prosesor lagi, melainkan kapasitas Intel sebagai pembuat chip iPhone milik Apple.

Dampak dan Posisi Intel dalam Rantai Pasokan

Iphone adalah tulang punggung dari bisnis perusahaan tersebut, dengan ratusan juta unit dikirimkan setiap tahunnya. Gangguan kecil pada proses fabrikasi dapat menyebabkan kekurangan global. Meningkatkan kapasitas produksi melalui Interl dapat membantu Apple mengurangi resiko ini sambil meningkatkan posisi tawa-menawarnya saat bernegosiasi dengan TSMC.

Dalam hal ini, Intel bukanlah pengganti TSMC, melainkan salah satu elemen dari strategi hebat Apple untuk mengurangi resiko rantai pasokan. Investasi yang sudah berjalan dengan TSMC dan Texas Instruments tetap menjadi fondasi utama. Pada akhirnya, Intel mungkin mendapatkan kesempatan bagis, tetapi perannya hanyalah bagian dari mozaik besar dalam strategi penyebaran Apple, menjadi pelengkap dari rantai pasokan Apple di masa depan.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  
❌