Reading view

ByteDance Lepas Moonton, Mobile Legends Bisa Jadi Milik Perusahaan Saudi?

Foto: Unsplash

Teknologi.id - ByteDance, perusahaan raksasa Cina pemilik TikTok dirumorkan sedang bernegosiasi akan menjual Shanghai Moonton Technology, pengembang Mobile Legends: Bang Bang, ke Savvy Games Group, sebuah perusahaan gim yang didukung oleh Public Investment Fund (PIF) Saudi Arabia.

ByteDance mendapatkan Moonton pada tahun 2021 dengan harga sekitar US$ 4 miliar, mengalahkan Tencent yang pada saat itu merupakan terobosan besar di bidang gaming. Meskipun Mobile Legends masih merupakan gim yang tergolong besar di Asia Tenggara—bahkan menyentuh keuntungan US$1,1 juta setiap minggunya pada kuartal IV tahun 2024 dan menghasilkan US$307 juta sejak pertama rilis—ByteDance kesulitan untuk menjadi bagian penting dari pasar gim dan bersiap untuk menjualnya. Penjualan Moonton membuktikan bahwa ByteDance melihatnya sebagai plateau atau taraf tanpa kemajuan, dan bukan potensi kenaikan jangka pendek.

Selagi masih dibicarakan, terdapat kemungkinan bahwa kesepakatan itu mungkin tidak akan diselesaikan.

Baca juga: 5 Tips Terbaru Main Mobile Legends Untuk Pemula

Mundur dari Pasar Gaming

Langkah menjual Moonton ini menggarisbawahi kemunduran ByteDance dari dunia gaming. Sejak mengakuisisi Moonton, ByteDance kesuliran unutuk menjadi pemain penting di pasar gim. Divisi gaming-nya, Nuverse, perlahan meredup dan melakukan pemangkasan tenaga kerja.

Di sisi lain, Byte Dance juga menghadapi tekanan global yang signifikan. Perusahaan ini ditekan untuk mengentikan operasional TikTok di Amerika Serikat, di bawah hukum keamanan nasional yang ditandatangani Presiden Donald Trump. Perusahaan ini sedang bersiap-siap untuk menjual sekitar 80% dari aset TikTok AS-nya ke investor Amerika dan internasional, dan sudah menghentikan hak mengunggah (publishing rights) Mobile Legends dan Marvel Snap di AS. 

Siapa Itu Savvy Games Group?

Foto: TechInAsia

Savvy Games Group dibentuk pada tahun 2021 dan dimiliki oleh Pubblic Investment Fund (PIF) Saudi Arabia. PIF adalah dana kekayaan negara yang mengelola investasi Saudi Arabia, guna mendukung transformasi ekonomi nasionalnya. PIF banyak berinvestasi di perusahaan gaming dan esports, dan merupakan pemegang saham di  Nintendo, Capcom, Activision Blizzard, dan sebagainya.

Baru-baru ini, PIF bermitra dengan Silver Lake dan Affinity Partners milik Jared Kushner, menantu Donald Trump, untuk menawarkan akuisisi sebesar US$55 juta ke Electronic Arts.

Savvy telah menyisihkan sebanyak US$37,8 juta untuk membangun citra Saudi Arabia di industri gaming global. Harapan perusahaan ini adalah untuk meluaskan Mobile Legends ke Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab (MENA), dengan melokalisasi kontennya agar sesuai dengan audiens lokal. Total US$13,3 juta dari dana tersebut telah dialokasikan untuk membeli penerbit gim besar.

Meskipun memiliki ambisi yang besar, laporan menunjukkan kemungkinan bahwa PIF kekurangan modal cair, karena asetnya yang hampir US$1 triliun terikat pada proyek jangka panjang.

Baca juga: Mobile Legend Game Terpopuler? Berikut Beberapa Fakta Unik MLBB

Peluang Bisnis Baru 

Jika Moonton berhasil pindah ke tangan Savvy, hal ini tidak hanya mengubah pemilik Mobile Legends, tetapi juga berpotensi membuka peluang bisnis baru secara signifikan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

Investasi Savvy ini akan menciptakan permintaan besar untuk layanan pendukung gim. Hal ini mencakup lokalisasi (mengadaptasi bahasa dan konten), Quality Assurance (QA) testing, desain User Interface/User Experience (UI/UX), hingga esports production untuk kompetisi lokal. Oleh karena itu, jika transaksi ini rampung, akan terbuka lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi dan gaming di wilayah tersebut.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)

  •  

iPhone Fold Diprediksi Jadi HP Lipat Termahal, Harganya Tembus Rp38 Juta!

Foto: MacRumors

Teknologi.id - Smartphone lipat buatan Apple yang sudah lama dirumorkan kembali disorot. Sering dipanggil dengan sebutan iPhone Fold, perangkat ini diprediksi akan menjadi smartphone lipat termahal di pasaran saat pertama kali diluncurkan.

Kabarnya, analis dari Fubon Research memperkirakan harga iPhone Fold akan mencapai US$2.399 atau sekitar Rp38 juta. Harganya yang mencapai dua kali harga iPhone Pro, bahkan mendekati kisaran harga tertinggi.

Untuk mebandingkan, saat ini harga Samsung Galaxy Z Fold 7 dimulai dari US$1.999. Dengan rentang harga yang jauh, harga tersebut bukan sesuatu yang begitu mengejutkan, mengingat kisaran harga produk Apple selama ini.

Baca juga: Pencopet London Kini Pilih-Pilih: iPhone Dicuri, Android Dibuang atau Dikembalikan

Apa Yang Membuatnya Mahal? 

Apple diketahui tidak berusaha untuk menjadi yang pertama di pasar teknologi, tetapi berusaha menjadi yang terbaik. Seteleh delapan tahun perusahaan ini memantau dan menunggu produk yang dikeluarkan perusahaan lain, mempelajari kesalahannya, dan mencoba untuk merilis implementasi teknologi terbaik.

Saat awal rilis, Galaxy Fold dengan cepat menerima kritik dari pegiat teknologi, yang pada akhirnya membuat Samsung memunda peluncuran produk dan meninjau kembali semua unitnya. Setelah dijual di pasaran pun, Galaxy Fold masih menghadapi masalah, yaitu bagaimana bekas lipatannya sangat terlihat di tengah layar. Baru pada tahun ini Apple dikabarkan puas dengan kualitas layar prototipe iPhone Fold setelah perusahaan menugaskan para insinyurnya untuk menghilangkan lipatan tersebut. Hal ini menaikkan ekspektasi terhadap kualitas iPhone Fold.

Meski dengan harganya yang mahal, iPhone Fold diperkirakan lebih dari laku. Fubon Research memperkirakan unit ini akan terjual sampai 15,4 juta unit, termasuk 5,4 juta unit di tahun 2026. Perkiraan ini bukan suatu hal yang baru, mengingat banyaknya orang yang memiliki kepecayaan tinggi terhadap Apple.

Baca juga: Apple Dikabarkan Ubah Siklus Rilis iPhone Jadi 2 Kali Setahun Mulai 2026

Bocoran Spesifikasi iPhone Fold

Foto: CNET

Menurut beberapa laporan, Apple menyiratkan sedang mencoba berbagai faktor bentuk. iPhone Fold dirumorkan kalau Apple sedang mengeksplor desain dengan 7.58 inci layar utama tanpa bekas lipatan, yang dipasangkan dengan layar luar berukuran 5.8 inci untuk mode tertutup. Menurut Mark Rugan dari Bloomberg, ketebalannya saat dilipat dapat mencapai 9 mm sampai 9.5 mm.

Berdasarkan riset terkini dari J.P. Morgan, Apple sedang mempertimbangkan under-display camera (UDC) dengan kualitas 24-megapixel untuk layar bagian dalam. Ini akan menjadikannya kamera lipat pertama yang tersembunti di bawah layar utama. Kabarnya, kameranya akan tetap tersembunti saat penggunaan, memungkinkan layar penuh tetap berfungsi tanpa celah. Sementara untuk kamera belakang, terdapat kemungkinan Apple akan melengkapi perangkat tersebut dengan empat kamera.

Uraian tentang baterai juga muncul ke permukaan, dan bagaimana ini menjadi lompatan terbesar Apple. Dengan kisaran lebih dari 5.000 mAh, iPhone Fold akan menjadi iPhone dengan baterai terbesar dalam sejarah, bahkan mungkin lebih besar dari Galaxy Z Fold7. 

Menurut Analis teknologi, Ming Chi Kuo, engesel iPhone Fold akan menggunakan gabungan baja tahan karat dan titanium. Padahal, produk-produk Apple sebelumnya hanya menggunakan rangka titanium. Kuo juga mengatakan iPhone Fold akan menggunakan sistem face-recognition dan touch ID untuk autentikasi biometriknya.

Sesuai dengan rencana Apple mengenai iOS 27, ada kemungkinan perangkat ini akan dilengkapi sistem operasi tersebut. iOS 27 ini direncanakan akan memiliki beberapa fitur AI, dua utamanya adalah AI health agent yang diiringi langganan Apple Health+ dan fitur pencarian yang ditenagai AI.

Dengan banyaknya bocoran, gambaran perangkat ini menjadi lebih jelas.

Jadi, apakah kamu salah satu yang tertarik untuk membeli iPhone Fold?


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)



  •  

Apa Iya Smart Door Lock Lebih Baik dari Kunci Konvensional?


Foto: Renos

Teknologi.id - Familiar dengan Smart Door Lock? Kenop pintu modern yang memiliki berbagai macam cara untuk diakses. Mulai dari menggunakan kartu, kode sandi, aplikasi, fingerprint, bahkan face recognition (pengenalan wajah). Model ini sudah sangat umum digunakan di rumah-rumah negara maju seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Singapura. Sementara di Indonesia, smart door lock lebih umum digunakan di area perkantoran. 

Sebenarnya, apakah smart door lock merupakan solusi keamanan tempat tinggal, atau hanya sebuah trik marketing? 

Baca juga: Perusahaan Ini Ciptakan Smart Locks yang Futuristik

Fitur yang Tidak Dimiliki Kunci Konvensional

1. Banyak Cara Untuk Membuka Pintu

Walau terdengar tidak aman, bukan berarti siapa saja dapat dengan mudah mengakses lubang pintunya. Fitur ini justru akan memudahkan pengguna. 

Smart door lock dapat dibuka menggunakan kartu NFC, perintah suara, bahkan kode sandi cadangan. Tak kalah juga fitur face-recognition dan bluetooth yang dapat digunakan saat musim hujan, atau saat membawa banyak belanjaan yang tidak memungkinkan untuk mengeluarkan, bahkan memutar kunci. 

Fitur kode sandi sementara bahkan cocok jika pengguna ingin mengundang babysitter atau tamu keluarga. Setelah periode tertentu, kode sandi akan kedaluwarsa, sehingga tidak dapat digunakan lagi. 

2. Keamanan Digital Setara Bank

Dengan banyaknya kemungkinan untuk dibuka, kekhawatiran terjadinya pembobolan dan pencurian pasti meningkat. Namun nyatanya, kebanyakan smart door lock dilengkapi dengan AES-128 encryption. Standar perlindungan multilayer ini selevel dengan tingkat keamanan bank dan militer, sehingga hampir tidak mungkin untuk diretas atau dibobol.

Kalau begitu, apakah dengan mengunggah data ke aplikasi pendukung membuatnya mudah dilihat siapa saja? Biasanya, smart lock menyimpan data biometrik seperti fingerprint pada perangkatnya sendiri, tanpa diunggah ke server perusahaan. Oleh karena itu, tidak ada yang dapat diretas dari aplikasi, karena data wajah dan fingerprint hanya tersimpan di perangkat.

Di samping itu, setiap percobaan pembobolan akan memberi notifikasi ke handphone pengguna, bahkan ketika pengguna jauh dari rumah.

3. Bagaimana Jika Baterainya Tiba-tiba Habis?

Jika pengguna khawatir akan terkunci di saat yang tidak terduga, terdapat smart lock yang memiliki triple-battery protection. Fitur ini tidak hanya mengandalkan baterai utama, namun juga baterai darurat yang berdaya rendah.

Selain itu, battery life atau masa pakai baterai yang disebut dapat bertahan 9-12 bulan didasarkan jika smart lock dibuka sepuluh kali setiap harinya. Jadi, kalau pengguna hanya keluar-masuk rumah 2-3 kali per hari, masa pakai baterai dapat lebih lama dari 9-12 bulan.

Baca juga: Laporan Digital 2025: Warga Indonesia Paling Aktif Online Lewat Smartphone

Belajar dari Negara Lain

Menurut data dari LOTU Technology, di tahun 2023, ada lebih dari 3.000 perusahaan terlibat dalam industri smart door lock di Cina. Di platform e-commerce sendiri, 48% di antaranya merupakan merek baru. Pasar produk ini kian meningkat di Cina, bahkan menjadi kompetisi sengit di dunia teknologi.

Sementara data dari Parks Associates menunjukkan, terdapat 12 juta pengguna smart lock di Amerika Serikat, pada tahun 2022, dan terus meningkat. Durin menjalankan survei bagi 1.000 pengguna smart lock. Mereka menemukan 78% dari pengguna yang berencana liburan akan membagikan kode akses perangkatnya pada orang lain. Dari orang-orang tersebut, hanya 36% yang langsung mengganti kodenya, dan 8% yang menggunakan kode sementara. Bayangkan banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi. Sebagai latar belakang, ada sekitar 750.000 kasus perampokan rumah di AS pada tahun 2024, menurut FBI.

Di Singapura, beberapa ahli kunci menemukan bertambahnya smart lock yang mudah rusak setelah beberapa waktu, terkadang melibatkan model yang lebih murah, atau berasal dari produsen dari negara lain. Hal ini menjadikan pengguna kesulitan meminta bantuan dari toko resmi, membuat sebagian orang tidak punya pilihan selain kembali ke kunci konvensional.

Foto: Halls Locksmith Ltd

Keputusan Ada di Tangan Anda

Sebelum memutuskan, pastikan untuk mempelajari tentang smart lock door, keamanannya, serta fitur yang dimiliki. Pastikan untuk memilih merek yang terpercaya, sehingga mengurangi potensi kerusakan atau galat pada perangkat.

Sebelum membagikan kode akses, pastikan orang itu dapat dipercaya, dan pastikan untuk mengingat siapa yang memiliki akses. Hal ini dapat mempermudah kalau terjadi pembobolan dan kemungkinan pelaku. Selalu lakukan langkah preventif sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)


  •  

Rugi Besar dan PHK Massal, Baidu Justru Tanam Modal di Chip AI Kunlunxin

Foto: KR Asia

Teknologi.id — Baidu yang merupakan perusahaan teknologi besar di Cina, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran mulai pekan ini. Kabarnya, hal tersebut akan berdampak pada beberapa unit bisnis. Aksi ini dipicu oleh kerugian bersih sebesar 11,23 miliar yuan ($1,59 miliar) yang dicatat pada kuartal-III 2025. Hal ini dilakukan karena perusahaan kesulitan akibat menguatnya kompetisi di bidang Artificial Intelligence (AI) dan penurunan signifikan pada pendapatan iklan daring.

Pemangkasan yang akan terus berlanjut sampai akhir tahun ini, terjadi dalam skala besar, dengan sumber yang mengatakan bahwa angka PHK bervariasi di tiap unit, bahkan mencapai 40% untuk beberapa tim. Perampingan ini mengikuti tren penurunan nyata. Tenaga kerja Baidu telah mengalami penurunan sejak tahun 2022, di angka 41.300. Sementara tahun lalu, menurut laporan tahunannya, terdapat 35.900 tenaga kerja yang terdaftar. Pendapatan iklan yang menjadi inti dari operasi perusahaan anjlok sebesar 18% pada kuartal-III, yang menandai harus adanya restrukturisasi untuk sebuah perubahan.

Baca juga: Gokil! China Kembangkan Chip AI 1.000x Lebih Cepat dari Nvidia dan AMD

AI Sebagai Prioritas

Baidu justru mengalihkan dan memprioritaskan sumber daya ke peran yang berhubungan dengan AI dan cloud. Baidu, yang awalnya hanya sebuah search engine, kini telah merambah menjadi pemain utama Cina dalam AI. Akhir-akhir ini, perusahaannya merentangkan sayap ke bisnis lain, dari mobil tanpa pengemudi hingga desain chip AI-nya, Kunlunxin.  Hal ini menunjukkan bahwa PHK merupakan langkah yang diperlukan untuk mengurangi operasi yang mahal dan berkinerja buruk serta memfokuskan modal sepenuhnya pada teknologi yang berorientasi masa depan.

Kekurangan Chip AI Domestik

Baidu yang mengutamakan chipnya datang pada waktu yang sangat krusial, karena pada saat yang sama, perusahaan teknologi Cina mengalami kekurangan pasokan yang sangat parah. Masalah ini, yang diketahui sebagai bottleneckberarti ada baiknya rantai pasokan melambat. CEO Alibaba Eddie Wu mengonfirmasi dan mengatakan bahwa pasokan komponennya akan menghadapi situasi bottleneck yang cukup besar, sampai dua-tiga tahun mendatang.

Presiden Martin Lau dari Tencent juga menjelaskan, masalahnya bukan dari kurangnya permintaan, namun kurang tersedianya chip untuk dibeli. Kekurangan ini disebabkan oleh isu pemasokan global dan diblokirnya chip Nvidia. Karena itu, platform-platform Cina tidak dapat lagi bergantung pada pasokan dari Amerika, membukakan kesempatan untuk Kunlunxin.

Kunlunxin Isi Kekosongan Nvidia

Foto: Nvidia Newsroom

Fokus perusahaan pada unit desain chipnya merupakan respons langsung terhadap peluang pasar yang besar yang diciptakan oleh geopolitik. Beriringan dengan Huawei, Kunlunxin milik Baidu kini bergegas untuk mengisi "kekosongan" yang ditinggalkan oleh Nvidia. Akibat pembatasan ekspor Amerika Serikat, Cina terdampak besar dari pemutusan Unit Pemrosesan Grafis (GPU) canggih, yang penting untuk melatih model AI. Situasi ini telah menciptakan permintaan domestik yang tinggi akan alternatif yang mumpuni.

Baidu memposisikan dirinya sebagai penyedia AI "full-stack", menggunakan chip Kunlunxin untuk mendukung pusat data dan model AI-nya sendiri, sekaligus menjual chip dan kapasitas komputasi kepada pihak ketiga. Para analis optimis terhadap masa depan bisnis semikonduktor ini. Terlepas dari tekanan keseluruhan pada harga saham Baidu akibat PHK dan kerugian, para analis baru-baru ini mencatat kenaikan saham Baidu, mengantisipasi pertumbuhan besar dalam pesanan domestik untuk chip AI-nya yang berkinerja tinggi. Penjualan diproyeksikan meningkat enam kali lipat hingga mencapai 8 miliar yuan ($1,1 miliar) pada tahun 2026, dengan beberapa pihak lain memperkirakan unit Kunlunxin saja dapat bernilai sekitar $28 miliar.

Baca juga: Bos Nvidia ‘Manusia Rp 2.600 Triliun’ Semprot Karyawan yang Enggan Pakai AI

Kendala Internal: Tantangan Perangkat Lunak

Keberhasilan investasi cip besar-besaran Baidu tidak dijamin; perusahaan menghadapi persaingan ketat bahkan dalam strategi perangkat lunaknya sendiri, sehingga taruhan pada perangkat keras ini sangat penting.

Meskipun Baidu telah berinvestasi besar-besaran pada chip, mereka masih belum menemukan cara untuk menghasilkan uang secara konsisten dari upayanya dalam periklanan daring, yang mana membuat mereka disaingi media sosial seperti RedNote dan ByteDance. Lebih buruk lagi, chatbot AI utama Baidu, Ernie Bot, saat ini kalah dalam kontes popularitas. Meskipun merupakan pemain awal dalam persaingan chatbot Cina, jumlah penggunanya jauh tertinggal dari para pesaing seperti Alibaba dan DeepSeek.

Hal ini menjadikan proyek Kunlunxin satu-satunya jalan kesuksesan Baidu. Untuk mengamankan masa depan perusahaan, keberhasilan hardware ini harus dapat menggantikan kerugian finansial perusahaan, dan kesulitannya di pasar software yang kompetitif. 

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

  •  

World Robot Olympiad: Panggung Pelajar Global Pamerkan Talenta Robotika


Foto: WRO

Teknologi.id - Final World Robot Olympiad (WRO) Internasional 2025, resmi digelar di Singapura pada 26 hingga 28 November. Berlokasi di Marina Bay Sands Expo and Convention Centre, ajang yang pertama kali diadakan di Singapura pada tahun 2004 ini menarik partisipasi global yang masif: 594 tim dan 1.571 peserta dari 91 negara berlomba di bawah tema The Future Robots atau Robot Masa Depan. Tema ini menantang peserta, berusia 8-22 tahun, untuk mengembangkan solusi robotik dalam menyelesaikan isu global dan mempermudah kehidupan sehari-hari. 

Lebih Banyak Murid Tertarik dengan Robotik

Tingkat partisipasi WRO terus meningkat. Di tahun 2025, terdapat kenaikan peserta sebanyak 14%, lebih banyak dari 24.577 tim di 2024 menjadi 27.920 tim. Pertumbuhannya secara menyeluruh mencapai 20% termasuk proyek awal yang dirancang untuk menjadikan robotik dan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menarik dan mudah dipahami pemula.  

"Edukasi robotik adalah tentang mendidik generasi penemu dan pemecah masalah selanjutnya, saya dengan sangat senang hati dapat melihat meningkatnya ketertarikan ini," Ungkap Claus Ditlev Christensen, Sekretaris Jenderal Asosiasi World Robot Olympiad.

Baca juga: Mahasiswa Robotika Sulap Port Type-C Android Menjadi Lightning

Kategori Perlombaan Untuk Beragam Usia

1. RoboMission

Foto: ITS Online

RoboMission adalah kompetisi berbasis challenge. Peserta diwajibkan untuk mendesain, membangun, dan membuat program robot otonom (autonomous) yang bisa menyelesaikan tantangan di sebuah arena dengan software pilihan peserta. Setiap arena diatur secara acak pada tiap babaknya, dan mengharuskan robot untuk membuat keputusannya sendiri saat dihadapkan rintangan. 

Untuk kategori ini, satu tim terdiri dari dua sampai tiga orang dan dibagi menjadi tiga tingkatan, elementary untuk peserta 8-12 tahun, junior untuk usia 11-15 tahun, serta senior untuk usia 14-19 tahun.

2. RoboSports

Foto: WRO Myanmar

Kategori RoboSports hanya diperuntukkan tim berisi dua sampai tiga orang dengan peserta berusia 11-19 tahun. Peserta diperkenalkan pada sebuah permainan seru antara dua tim, masing-masing tim memiliki dua robot otonom di arena yang akan memainkan gim olahraga. Robot boleh dibangun dari bahan apa saja. Tidak ada batasan pada mesin, sensor, dan kamera yang digunakan pada robot, tetapi berat maksimalnya adalah 1.2 kg.

Gim olahraga yang dimainkan berubah setiap 3 atau 4 tahun, saat ini adalah Double Tennis. Tiap tahunnya, dilakukan sedikit perubahan untuk memotivasi para pelajar agar terus mengembangkan robot buatan mereka.

3. Future Innovators

Foto: ITS Online

Serupa dengan RoboMission, kategori Future Innovators terbagi menjadi tiga tingkatan, namun dengan kelompok usia yang lebih beragam. Kelompok usia elementary untuk usia 8-12 tahun, junior untuk 11-15 tahun, serta senior untuk 14-19 tahun.

Kategori ini berbasis projek. Peserta membuat solusi inovatif robotik cerdas terkait tema The Future Robots. Peserta diberikan kebebasan untuk memilih bahan, pengendali, mesin, sensor, dan sebagainya. Setiap tim akan mempresentasikan projek dan model robot mereka kepada juri pada hari perlombaan. 

4. Future Engineers

Foto: WRO Association

Kategori terakhir adalah kategori yang baru dimulai di tahun ini. Future Engineers dirancang untuk peserta yang lebih dewasa. Dengan membawakan tantangan riset terkini ke sekolah dan mengajarkan murid alur rekayasa mesin dengan memecahkan masalah sungguhan. 

Serupa dengan RoboSports, permainan yang ditawarkan berubah setiap tiga atau 4 tahun, dengan tahun ini berfokus pada autonomous driving atau mengemudi secara otomatis. Tantangannya adalah untuk membuat robot dengan penggerak kemudi yang dapat melaju di lintasan secara otomatis.

Baca juga: Robotic Process Automation (RPA) bukti Teknologi masa depan

Membawa Misi Besar dari Negara Kecil

World Robot Olympiad pertama kali ditemukan pada tahun 2004. Dengan misi "Menyatukan anak muda di seluruh dunia  untuk mengembangkan kreativitas, desain, dan kemampuan pemecahan masalah melalui tantangan, kegiatan, dan perlombaan robot yang edukatif."

Final WRO internasional setiap tahunnya akan dilaksanakan di negara yang berbeda. Di tahun pertamanya, acara yang dilaksanakan di Singapura diikuti oleh 12 negara. Pada 2019, tim dari 73 negara berkunjung ke Győr, Hungaria untuk final internasional.

Kini, kompetisi yang dimulai secara kecil di beberapa negara Asia telah meluas ke lebih dari 85 negara yang tersebar di semua benua, menjadikan WRO sebuah acara global yang sesungguhnya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

  •  

Cina Lagi: Robot Humanoid Diterjunkan Jaga Perbatasan Vietnam

Foto: UBTech

Teknologi.id  Perusahaan robotik Cina, UBTech, mengantongi kontrak senilai 264 juta yuan ($37 miliar) untuk menguji coba robot humanoid di perbatasan Cina dan Vietnam. Pengiriman dijadwalkan akan dimulai pada Desember, menandai peluncuran humanoid terbesar Cina di lingkungan pemerintahan saat ini.

Langkah ambisius ini tak lepas dari dukungan gencar pemerintah Cina, yang terus mendorong perusahaan lokal seperti UBTech mengembangkan teknologi tersebut, demi memimpin persaingan industri robotik global. Humanoid yang akan diterjunkan adalah Walker S2 milik UBTech, model yang baru diperkenalkan Juli lalu dan disebut-sebut memiliki kemampuan unik untuk mengganti baterainya sendiri secara otomatis. Ambisi Cina ini didukung oleh laporan dari Leaderobot, sebuah firma konsultan spesialis, yang memprediksi industri robotik negara tersebut akan mencapai 82 miliar yuan ($15 miliar) pada tahun 2025, mencakup setengah dari penjualan global.  

Baca juga: Gokil! China Gelar Duel Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

Peran dan Tugas Humanoid di Garis Depan

Foto: Unithree

Walker S2 ini berencana ditugaskan di pos pemeriksaan perbatasan untuk memandu wisatawan, mengatur lancarnya alur penjagaan pegawai, membantu dalam tugas jaga, menangani logistik, dan mendukung layanan komersial. Robot ini juga akan membantu operasional yang berhubungan dengan imigrasi, untuk melakukan inspeksi di pabrik baja, tembaga, dan aluminium.

Integrasi robot di lingkungan sipil bukan sebuah hal baru lagi di Cina. Di tahun ini juga, pemerintah lokal mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru. Salah satunya adalah rencana aksi tiga tahun Beijing, yang mendukung penggunaan robot pintar di panti jompo. Bahkan, Provinsi Jiangsu merencanakan kebijakan tersebut diperluas agar robot dapat melayani baik di rumah maupun di panti jompo.

Terdapat juga robot humanoid lain yang sempat ramai di media sosial, PM01 yang dirancang Shenzhen Startup EngineAI untuk berpatroli layaknya petugas kepolisian. Robot ini viral karena interaksinya dengan masyarakat saat berpatroli. Mulai dari berjabat tangan, melambaikan tangan, sampai melakukan perintah suara, semua dapat dilakukannya dengan lancar.

Baca juga: Heboh! Robot Galbot G-1 dari China Bisa Gantikan Karyawan Indomaret & Alfamart

Walker S2: Kapabilitas Tingkat Industri dan Ambisi Produksi

Foto: UBTech

Desain dari Walker S2 utamanya berakar dari produksi modern dan logistik. UBTech menjelaskan robotnya sebagai humanoid kelas industri yang dibuat untuk waktu operasional yang tinggi dan tugas manipulasi yang kompleks. 

Dengan tinggi sekitar 1.76 meter, Walker S2 memiliki tubuh yang sangat fleksibel dengan 52 derajat kebebasan gerak (degrees of freedom), termasuk tangan cekatan generasi keempat dengan 11 derajat kebebasan gerak di setiap tangan. Tangan inilah yang memungkinkan robot mencapai presisi sub-milimeter untuk melakukan tugas-tugas seperti perakitan dan menggenggam benda dengan sangat akurat.

Robot ini sanggup mengangkat beban hingga 15 kilogram per lengan dalam ruang kerja yang membentang dari permukaan tanah hingga setinggi 1.8 meter. Sendi torso tinggi di bagian pinggang memungkinkan robot berjongkok dalam dan membungkuk, mendukung operasi yang memerlukan kekuatan dan fleksibilitas tinggi.

Salah satu fitur utama robot ini adalah kemampuan untuk mengganti baterainya secara otomatis dalam tiga menit (autonomous hot-swappable), memungkinkan untuk beroperasi selama hampir 24 jam tanpa campur tangan manusia. 

Untuk melihat, berpikir, dan membuat keputusan, robot ini dilengkapi dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang sangat canggih, bernama BrainNet 2.0 dan Co-Agent AI. AI ini bertindak seperti otak yang memungkinkan robot untuk berpikir logis dari berbagai informasi, merencanakan tugas langkah demi langkah, dan memperbaiki masalah sendirian tanpa bantuan manusia.

Robot ini juga memiliki sistem penglihatan stereo binokular RGB yang memberikannya persepsi kedalaman, seperti manusia. Ini memudahkannya untuk melihat dan bergerak di lingkungan pabrik yang sibuk dan banyak rintangan. Ditambah lagi, ada algoritma penyeimbang dinamis yang super canggih. Fitur ini memastikan robot tetap stabil dan tidak mudah jatuh saat berjalan dengan dua kaki (bipedal), bahkan ketika ia membawa beban berat sambil bergerak cepat hingga 7.2 km/jam.

Baca juga: Puluhan Robot Humanoid Ikuti Lomba Lari Half Marathon di Beijing

Pesanan Melonjak: Menuju Produksi Massal

UBTech mengatakan jumlah pemesanan serial Walker sudah menyentuh 1.1 triliun yuan ($115 miliar) sejak pengiriman dimulai pada bulan ini. Perusahaan ini menargetkan untuk mengirim 500 humanoid industri sampai akhir tahun dan target jangka panjang memproduksi 10.000 unit pada tahun 2027.

Di Cina, robotika juga ditempatkan di bidang kesehatan, panti jompo, pengaturan lalu lintas, patroli keselamatan publik, dan pemesanan otomatis melalui kereta bawah tanah dan drone. Di bidang-bidang baru seperti pengendalian perbatasan, juga meningkat karena dorongan Cina terhadap pemanfaatan AI.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

  •  

Jangan Sampai Tertipu! Berikut Cara Menghindari Online Scam di Musim Liburan

Foto: Freepik

Teknologi.id  Mendekati musim liburan akhir tahun, artinya aktivitas pemesanan via online meningkat. Baik untuk berbelanja kebutuhan, memesan tiket bepergian, hingga booking kegiatan di tempat rekreasi. Saat dalam euforia healing, banyak masyarakat yang terdorong untuk berlomba-lomba memesan tiket demi berkumpul dengan keluarga. Dengan fokus untuk mendapat harga paling murah, kerap kali menyebabkan kurangnya memperhatikan keamanan situs atau agen booking yang digunakan. 

Data mengenai Global Fraud Index 2025 dari Sumsub, menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-111 dari 112 negara yang paling tidak terlindungi dari scam atau penipuan. Artinya, kegiatan menipu begitu awam terjadi. Hal ini didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mencatat 343.402 laporan penipuan keuangan dengan total kerugian sebanyak Rp 7,8 triliun (22 November 2024 - 11 November 2025).  

Angka tersebut menunjukkan pelaku penipuan memanfaatkan urgensi dan memberikan penawaran menarik untuk memikat korban, terutama saat musim liburan. Dengan bertambah canggihnya teknologi, pelaku penipuan juga menyesuaikan inovasi yang ada dengan meningkatkan skala dan jangkauan serangan.

Baca juga: Serangan Siber Smartphone 2025 Meledak: Malware Android, VPN Palsu & Trojan

Kenali Tiga Jenis Serangan Siber Paling Umum dan Cara Menghindarinya

1. Phishing

Foto: Midtrans

Phishing merupakan penipuan yang paling sering ditemukan. Biasanya, pelaku memancing korban agar mengungkapkan data-data pribadinya, memberikannya uang atau password akun pribadi. Tidak jarang pelaku berpura-pura menjadi salah satu anggota keluarga dan berupaya memanipulasi perasaan korban. Lalu, pelaku mengarahkan korban untuk mengunduh file atau mengklik link yang berisi malware. Sehingga, perangkat yang digunakan dapat dengan mudah dikendalikan pelaku.

Terlebih lagi, pelaku dapat menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk menyempurnakan aksinya. Dengan mengubah suaranya sesuai dengan dokumentasi yang tersebar di dunia maya, bahkan menggunakan wajah orang terdekat korban. Sebagai dampaknya, korban akan menjadi lebih rentan diserang.  

Guna melindungi data diri dan orang terdekat, jangan pernah mengklik, mengunduh, atau memasukkan data pribadi anda ke entitas atau situs mencurigakan. Jika dihadapkan dengan orang yang berlagak seperti teman atau kerabat, hubungi dan pastikan dulu kondisi mereka melalui kontak yang dapat dipercaya. 

Baca juga: Waspada Phising! Malware Ini Ancam Mobile Banking hingga Privasi HP Kalian

2. Banking Scam

Foto: CNBC

Penipuan perbankan ini dapat terjadi baik melalui phishing atau tidak. Biasanya pelaku kejahatan siber ini mengecoh korban agar memberikan akses ke rekening korban. Hal ini dapat terjadi ketika pelaku memaksa meretas rekening korban dengan menebak pin atau password rekening korban. Saat berhasil dibobol, pelaku akan mengirimkan sejumlah besar uang ke akunnya, melakukan transaksi, bahkan membuat akun kartu kredit baru di bawah nama korban.

Lalu, Man-In-The Middle Attack. Cara ini dapat dilakukan melalui akses jaringan publik. Jadi, saat korban membuka rekeningnya di Wi-Fi publik, seperti di cafe, hotel, atau bandara, pelaku dapat menerima, membaca, bahkan mengubah dan mencuri data korban.

Maka dari itu, selalu berhati-hati di manapun dan kapanpun. Aktifkan Two-Factor Authentication pada akun rekening. Sehingga ketika pelaku mencoba meretas, mereka akan terjebak pada pengisian kode OTP. Dengan begitu, keamanan rekening akan bertambah. Selain itu, hindari membuka rekening pada jaringan publik yang dapat diakses semua orang. Minimalisir kesempatan pelaku dalam meretas.

Baca juga: Kenali 7 Cara Hacker Membobol Akun Bank dan Tips Pencegahannya

3. Online Shopping Scam

Foto: Freepik

Seperti namanya, pelaku Online Shopping Scam menjebak korbannya melalui situs palsu, media sosial, atau bahkan melalui marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Pelaku, yang berperan sebagai penjual, lagi dan lagi memberikan tawaran yang sangat bagus dengan harga yang lebih rendah dari penjual lain. Saat korban termakan promosi dan akhirnya melakukan transaksi, penjual 'hilang' dan tidak mengirimkan produk sesuai dengan yang diiklankan. 

Agar tidak menjadi korban, pastikan situs atau iklan yang ditampilkan pelaku tidak palsu dengan memverifikasi nama bisnis yang tercantum, dan yang terpenting, curigai diskon yang "terlalu bagus untuk dilewatkan", jangan mudah termakan iklan dan promosi semata. Utamakan melakukan transaksi melalui toko resmi dan hindari melakukan pembayaran atau komunikasi di luar platform e-commerce terpercaya.

Baca juga: Waspada Scam, Hindari Belanja Online di Beberapa Situs ini

Kunci Kewaspadaan Digital

Melihat kembali angka kerugian sebanyak Rp 7,8 triliun menunjukkan bahwa dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, pengguna harus bertanggung jawab dan berhati-hati saat mengelola data pribadinya. Musim liburan menjadi saat yang paling tepat bagi penipu untuk mengeksploitasi perasaan pengguna, terlebih lagi dengan teknologi AI yang terus berkembang dan dengan mudah disalahgunakan. 

Dengan mengedepankan berpikir secara kritis, memverifikasi setiap detail transaksi yang akan dilakukan, bahkan sesederhana menerapkan Two-Factor Authentication pada akun-akun yang rawan diretas, akan mengurangi potensi konsumen menjadi korban penipuan. Jangan biarkan euforia liburan menjadikan abai terhadap keamanan digital. Tingkatkan kewaspadaan agar dapat menikmati akhir tahun tanpa memori buruk akibat penipuan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(yna/sa)

  •  
❌