Reading view

Teknologi Pengenalan Wajah jadi Senjata Baru Kepolisian Inggris dalam Kejar Penjahat


Foto: Wikimedia Commons

Teknologi.id
Inggris resmi mengumumkan langkah besar dalam modernisasi sistem keamanan nasional dengan memperluas penggunaan teknologi pengenalan wajah Live Facial Recognition (LFR) ke seluruh pasukan kepolisian di Inggris dan Wales. Pengumuman yang disampaikan pada Kamis (4/12/2025) itu menjadi babak baru pemanfaatan kecerdasan buatan dalam penegakan hukum sekaligus menghadirkan perdebatan dan argumentasi panas soal privasi publik.

Pemerintah menilai teknologi face recognition telah memberikan dampak yang signifikan dalam menangkap para pelaku kejahatan serius sehingga penggunaannya perlu diperluas secara nasional. Namun, di sisi lain kelompok yang tidak setuju seperti kelompok hak sipil Big Brother Watch memperingatkan bahwa kebijakan ini berpotensi membuka pintu menuju pengawasan massal terhadap warga sipil.

Penerapan Nasional untuk Seluruh Kepolisian Inggris dan Wales

Dalam rencana skala nasional yang diumumkan pemerintah, sistem LFR akan diterapkan di seluruh pasukan kepolisian Inggris dan Wales, termasuk di wilayah yang sebelumnya belum pernah menggunakan teknologi ini. Dilansir dari The Sun, Menteri Kepolisian Inggris, Sarah Jones menegaskan bahwa pengenalan wajah merupakan suatu terobosan besar yang telah membantu mempercepat penangkapan para pelaku kriminal berbahaya yang tersebar di jalanan.

Pemerintah juga mengusulkan pembentukan satu otoritas pengawas tunggal yang bertugas memantau pemakaian teknologi tersebut secara nasional.Untuk memastikan kebijakan dapat berjalan transparan, pemerintah akan membuka konsultasi publik selama 10 minggu guna menampung masukan terkait aspek regulasi, perlindungan privasi, serta potensi pelanggaran hak sipil.

Baca juga: 200 CCTV AI Ditebar di Bandung: Korlantas Ubah Pelanggaran Jadi Tilang ETLE Otomatis


Foto: biometricupdate.com

1.300 Kasus Penangkapan Berkat Teknologi Pengenalan Wajah

Teknologi pengenalan wajah sebenarnya bukan hal baru bagi penegak hukum Inggris. Metropolitan Police London telah menggunakan LFR dalam operasi selama dua tahun terakhir, dan hasilnya dinilai sangat efektif. Menurut data kepolisian setempat, sudah ada sekitar 1.300 penangkapan terhadap pelaku kejahatan serius berkat bantuan sistem ini. Para pelaku tersebut terlibat dalam berbagai tindak kriminal seperti perampokan, kekerasan, pencurian, penipuan, hingga kejahatan seksual.Tidak hanya melalui van mobile, kepolisian juga menggunakan teknologi ini untuk menganalisis rekaman CCTV, kamera pintu rumah, hingga video dari masyarakat. Sistem LFR membantu mempercepat proses identifikasi wajah dari berbagai sudut dan kondisi sehingga mampu mempersempit waktu investigasi yang sebelumnya membutuhkan langkah secara manual berhari-hari. Menurut pimpinan nasional untuk program LFR, Lindsey Chiswick, teknologi ini harus dimanfaatkan karena jauh lebih efisien untu menangkap ribuan penjahat berbahaya di jalanan dibandingkan dengan metode tradisional.

Kelompok Hak Sipil Tidak Setuju terhadap LFR

Di tengah dukungan dari aparat penegak hukum, penerapan nasional LFR justru mendapatkan kritik keras dari berbagai organisasi hak sipil. Kelompok seperti Big Brother Watch memperingatkan bahwa perluasan teknologi ini bisa menjadikan Inggris dengan pengawasan massal terhadap warga sipil.

Dikutip dari The Herald, Silkie Carlo yang merupakan Direktur Big Brother Watch menyampaikan bahwa pengawasan wajah yang dilakukan secara real time bisa menghilangkan privasi seperti yang kita kenal. Kekhawatiran utama kelompok ini terletak pada potensi penyalahgunaan teknologi serta ketidakmampuan publik mengontrol bagaimana data biometrik mereka dipakai. Laporan Liberty Investigates mengungkap bahwa pada 2024, kamera pengenalan wajah telah memindai jutaan orang di ruang publik, membuat warga berisiko dianggap sebagai tersangka tanpa alasan jelas. Mereka berpendapat bahwa pengawasan ini sudah di luar kendali dengan lebih dari 7 juta orang di Inggris dan Wales dipindai oleh kamera pengenal wajah tahun lalu.

"Hukum di Eropa melindungi publik dari pengawasan massal pengenalan wajah, tetapi Inggris merupakan pengecualian di dunia demokrasi dengan publik yang kini diawasi oleh kamera-kamera ini dan diperlakukan seperti tersangka hampir setiap hari," kata kelompok tersebut dilansir dari Reuters.

Baca juga: Kenapa Anda Butuh Jasa Pasang CCTV Terpercaya?

Antara Keamanan dan Kebebasan Publik

Pemerintah Inggris berpendapat bahwa perluasan teknologi ini dibutuhkan untuk menghadapi kejahatan modern yang semakin kompleks. Namun, masyarakat khususnya kelompok hak sipil masih beranggapan bahwa teknologi ini justru merampas hak kebebasan mereka karena diawasi secara terus menerus oleh negara. Pertanyaan besar mengenai perlindungan data serta potensi pengawasan massal masih menjadi kekhawatiran yang tidak bisa diabaikan. Konsultasi publik selama 10 minggu ke depan akan menjadi penentu arah kebijakan ini apakah Inggris mampu menemukan titik penyelesaian antara keamanan dan kebebasan sipil.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News 

(IR/ZA)

  •  

Setelah Satu Dekade, Pencarian MH370 Dilanjutkan dengan Libatkan Perusahaan Robot


Foto: getty images

Teknologi.id - Setelah lebih dari satu dekade atau 11 tahun misteri hilangnya MH370, pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pencarian bangkai pesawat. Langkah terbaru ini menjadi sorotan global, terutama karena Malaysia menggandeng Ocean Infinity, perusahaan eksplorasi laut dalam berbasis robotik yang berbasis di Texas Amerika Serikat  dan sudah dijadwalkan akan mulai pada 30 Desember 2025. Perusahaan eksplorasi laut dalam berbasis robotik yang sebelumnya sudah terlibat pada pencarian 2018 selama 3 bulan lamanya.

Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang dari radar satu jam setelah lepas landas pada 8 Maret 2014 dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur ke Beijing, membawa 239 penumpang dan awak kabin. Sejak saat itu, berbagai upaya pencarian telah dilakukan namun hanya serpihan kecil yang ditemukan, sementara bangkai utama dan korban belum pernah ditemukan. Upaya masif juga sudah pernah dilakukan dengan melakukan pencarian multinasional yang melibatkan 60 kapal, 50 pesawat, dan 26 negara.

Baca juga: Malaysia Ikuti Jejak Australia, Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Akses Medsos

Menurut pemerintah Malaysia, perusahaan pemetaan dasar laut, Ocean Infinity ini akan memulai pada zona pencarian baru seluas sekitar 15.000 km² di Samudra Hindia bagian selatan selama kurang lebih 55 hari. Area inilah yang diyakini memiliki probabilitas tertinggi untuk menemukan bangkai pesawat. Detail zona target akan dirahasiakan dan penentuan lokasi tersebut berdasarkan pelacakan sinyal satelit dan rekonstruksi mendalam yang telah dilakukan lebih lanjut. Penentuan lokasi ini dianalisis mendalam dari bagaimana puluhan serpihan puing dapat hanyut melintasi Samudra Hindia.


Foto: Ocean Infinity

Teknologi yang Dikerahkan Ocean Infinity

Dalam pencarian terbaru ini, Ocean Infinity akan mengerahkan armada kapal dan robot bawah laut termasuk Autonomous Underwater Vehicles (AUV) dan peralatan sonar untuk mempermudah dalam menyisir dasar laut secara sistematis. Kendaraan tersebut disinyalir dapat melayang puluhan meter di atas dasar laut dan mampu memetakan medan hingga kedalaman kurang lebih 6000 meter. Sonar yang digunakan adalah sonar multibeam, sub-bottom profiliers yang mampu membuat profil lapisan bawah dasar laut serta pencitraan resolusi terbaik. Pemerintah Malaysia memilih metode ini karena robotika laut mampu menjelajahi kedalaman dan medan yang sulit dijangkau manusia secara lebih aman dan efisien. Dengan teknologi canggih, harapannya upaya kali ini punya peluang lebih besar untuk mengungkap keberadaan MH370.

Ocean Infinity juga memberikan penjelasan bahwa sistem terbaru ini telah ditingkatkan dengan fitur yang dapat mencakup area lebih luas, resolusi tinggi, dan jejak karbon lebih kecil dibandingkan cara sebelumnya. Kontrak dengan Ocean Infinity bersifat “no find, no fee” yang artinya jika tanpa hasil maka tanpa bayaran. Perusahaan hanya dibayar jika berhasil menemukan puing-puing pesawat. Nilai penghargaan yang disepakati mencapai US$ 70 juta atau sekitar Rp1.1 triliun. Namun, dari pemerintah dan Ocean Infinity sendiri mengingatkan bahwa pencarian di dasar laut yang luas dan dalam tetap penuh tantangan. Tidak ada jaminan bahwa hasil, meski metode telah diperbarui.

Baca juga: Malaysia Mandiri EV! PM Anwar Ibrahim Resmikan Perodua QV-E Seharga Rp323 Juta

Menjadi Harapan Baru bagi Keluarga dan Dunia

Pengumuman kelanjutan pencarian ini disambut dengan harapan besar terutama oleh keluarga korban dan komunitas internasional yang telah mengikuti berita jatuhnya Pesawat MH370 selama bertahun-tahun. Banyak yang menyebut bahwa penggunaan teknologi robotik modern yang dipakai dalam pencarian saat ini memberi secercah optimisme dan harapan baru tentang misteri tragedi pesawat setelah satu dekade lebih ini akan berakhir.

Dikutip dari The Guardian, salah satu keluarga korban bernama Danica Weeks mengungkapkan rasa lega dan bersyukurnya terhadap pemerintahan Malaysia yang mau untuk berkomitmen melanjutkan pencarian. Ia juga mengatakan bahwa selama ini mereka tidak pernah berhenti berharap untuk menemukan jawaban. Pencarian ini menjadi fase baru untuk memberikan para keluarga korban kejelasan dan kedamaian. Selain itu dari Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian juga menyatakan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh pihak Malaysia dan telah mencatat laporan yang relevan.

Walaupun demikian, operasi pencarian ini tetap dianggap sebagai langkah terbaik dan paling realistis saat ini. Pencarian ini melanjutkan harapan bagi keluarga mereka yang menantikan kabar, serta menegaskan kembali terkait komitmen Malaysia untuk mengungkap misteri di balik jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH 370.


Baca juga Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

  •  

AgiBot A2 Pecahkan Rekor Dunia! Robot Humanoid China Jalan 106 KM Nonstop 3 Hari

robot humanoid AgiBot A2
Foto: Guiness World Records

Teknologi.id – Dunia robotika kembali dibuat takjub oleh pencapaian luar biasa dari AgiBot A2, robot humanoid berkaki dua buatan perusahaan teknologi Zhiyuan Robotics asal China. Dalam sebuah uji ketahanan ekstrem, AgiBot A2 sukses menempuh perjalanan sejauh 106 kilometer hanya dengan mengandalkan langkah kakinya—dan yang lebih gila lagi, perjalanan itu ditempuh selama 72 jam nonstop. Pencapaian fantastis ini kini tercatat secara resmi dalam Guinness World Records sebagai perjalanan terjauh yang pernah diselesaikan oleh robot humanoid.

Rute perjalanan AgiBot A2 dimulai dari Danau Jinji di Suzhou dan diakhiri di kawasan North Bund di Shanghai. Jika digambarkan, jarak ini setara dengan berjalan dari Jakarta menuju Cianjur—sebuah perjalanan panjang yang bahkan bagi manusia pun tidak mudah untuk dituntaskan dalam satu kali jalan tanpa tidur. Namun AgiBot A2 membuktikan bahwa robot humanoid generasi baru mampu menyaingi, bahkan melampaui, daya tahan fisik manusia.

Baca juga: Robot Gantikan Kuli Bangunan? Pasar Konstruksi Diprediksi Berubah Total 2035

Perjalanan Nonstop yang Tercatat sebagai Rekor Dunia

Menurut laporan CBS yang dikutip Futurism, perjalanan yang ditempuh AgiBot A2 dilakukan tanpa jeda selama 72 jam penuh. Ini menjadikannya perjalanan terpanjang yang pernah dicapai oleh robot humanoid dalam sejarah. Prestasi ini kemudian diakui secara resmi oleh Guinness World Records sehingga nama AgiBot A2 kini tercatat sebagai pencipta rekor baru.

Selama melakukan perjalanan, robot ini tidak sekadar berjalan lurus di lintasan aman. AgiBot A2 harus menghadapi berbagai kondisi jalan, mulai dari area pejalan kaki, jalan raya perkotaan yang ramai, jalur tepi danau, hingga medan dengan permukaan bervariasi. Hebatnya, robot ini berhasil melintasi semuanya dengan stabil sekaligus mematuhi aturan lalu lintas, seolah-olah sedang berperan sebagai “warga kota” yang disiplin.

Teknologi Navigasi Tingkat Tinggi: Bisa Baca Rambu dan Hindari Pejalan Kaki


Foto: AgiBot A2

Keberhasilan perjalanan ini tidak terlepas dari teknologi navigasi canggih yang dibenamkan pada AgiBot A2. Zhiyuan Robotics menjelaskan bahwa robot ini dilengkapi kemampuan:

  • Mengenali rambu lalu lintas

  • Mendeteksi dan menghindari pejalan kaki

  • Membaca kondisi permukaan jalan

  • Melakukan koreksi langkah secara otomatis di medan sulit

  • Menyeimbangkan tubuh di berbagai kondisi lingkungan

Dengan kecerdasan navigasi ini, AgiBot A2 mampu berjalan stabil bahkan di area yang sibuk dan penuh hambatan. Inilah salah satu faktor utama yang membuat perjalanan panjang ini dapat terselesaikan tanpa kendala berarti.

Keterbatasan Besar: Baterai Hanya Tahan 3 Jam, Tapi Ada Solusinya

Meski mampu berjalan jauh, AgiBot A2 memiliki satu keterbatasan besar: daya baterainya hanya mampu bertahan sekitar tiga jam jika digunakan secara normal. Untuk perjalanan 72 jam nonstop, hal ini tentu menjadi tantangan besar.

Solusinya adalah teknologi hot-swap battery, yaitu metode penggantian baterai secara cepat tanpa mematikan sistem utama robot. Dalam praktiknya, tim pendukung mengganti baterai AgiBot A2 berkali-kali selama perjalanan. Karena sistem robot tetap menyala selama proses penggantian, AgiBot A2 bisa terus berjalan tanpa perlu berhenti atau melakukan reboot.

Teknologi ini menjadi salah satu elemen kunci yang memungkinkan rekor ini tercapai. Selain itu, mekanisme hot-swap juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar robot humanoid karena meningkatkan efisiensi operasional untuk berbagai kebutuhan industri.

Robot yang “Berbicara” Layaknya Atlet Sebelum Bertanding

Menariknya, dalam video promosi berbahasa Inggris yang dirilis perusahaan, AgiBot A2 digambarkan seperti atlet yang siap mengikuti kompetisi berat. Robot itu menyampaikan pesan motivasi:

“Setelah saya mencapai garis finish, saya akan memecahkan rekor dunia dan mendapatkan sertifikasi resmi dari Guinness World Record.”

Saat akhirnya mencapai garis akhir di Shanghai, AgiBot A2 kembali menyampaikan pesan kemenangan:

“Diiringi sinar fajar pertama, aku telah mencapai garis finish pendakian ini.”

Pesan ini membuat publik semakin antusias dengan capaian robot humanoid tersebut.

Zhiyuan Robotics Bangga: Ini Bukti Stabilitas Robot Humanoid Modern

Wang Chuang, mitra sekaligus wakil presiden senior Zhiyuan Robotics, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan bukti bahwa robot humanoid generasi terbaru telah mencapai tingkat stabilitas tinggi. Ia menekankan bahwa:

“Berjalan kaki dari Suzhou ke Shanghai dalam satu perjalanan penuh adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan banyak orang. Namun robot ini berhasil melakukannya.”

Yang lebih mengejutkan, AgiBot A2 yang memecahkan rekor adalah unit produksi standar, dirakit di jalur yang sama dengan ribuan unit lainnya. Hingga tahun 2025, sudah lebih dari 1.000 unit AgiBot A2 terjual secara global.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar robot humanoid kini semakin matang dan permintaan akan robot dengan stabilitas tinggi terus meningkat.

Baca juga: Hyodol: "Cucu" Versi Robot AI Korea Selatan Hadir Atasi Kasus Bunuh Diri Lansia

Lompatan Besar untuk Industri Robot Humanoid

Kesuksesan AgiBot A2 dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah robot humanoid modern, terutama di tengah ambisi China untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi robotika. Perjalanan 106 km ini tidak hanya menjadi rekor, tetapi juga menjadi bukti bahwa teknologi robot humanoid kini telah mencapai kemajuan signifikan.

Dengan kemampuan berjalan jarak jauh, navigasi mandiri yang presisi, serta ketahanan fisik yang terbukti dalam kondisi dunia nyata, AgiBot A2 menjadi landasan penting untuk generasi robot humanoid selanjutnya.

Zhiyuan Robotics menyatakan bahwa rekor ini baru awal dari pengembangan besar lainnya yang sedang mereka siapkan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(ir/dwk)

  •  
❌