Reading view

Prediksi Bull Run Kripto: Bitcoin US$600.000 Di Q1 2026?

Pakar semakin banyak memberi sinyal prediksi bull run kripto potensi reli bullish di kuartal pertama (Q1) tahun 2026, dengan dorongan dari rangkaian faktor ekonomi makro yang bersatu.

Analis memperkirakan Bitcoin bisa melonjak ke kisaran US$300.000 sampai US$600.000 jika katalis-katalis ini benar-benar terwujud.

Lima tren ekonomi makro yang mendorong potensi reli di kuartal 1 2026

Kombinasi dari lima tren utama sedang membentuk kondisi yang oleh para analis disebut sebagai “badai sempurna” bagi aset digital.

1. The Fed hentikan pengetatan neraca, hilangkan hambatan pasar

Kebijakan quantitative tightening (QT) dari The Fed, yang telah menarik likuiditas sepanjang 2025, baru saja berakhir.

Sekadar menghentikan penarikan likuiditas biasanya sudah menguntungkan aset berisiko. Data dari siklus sebelumnya memperlihatkan bahwa Bitcoin bisa reli sampai 40% saat bank sentral berhenti mengurangi ukuran neraca mereka.

Analis Benjamin Cowen menuturkan bahwa awal tahun 2026 bisa menjadi momen ketika pasar mulai merasakan dampak dari berakhirnya QT oleh The Fed.

In 2019, the Fed announced QT would end on August 1st.

The balance sheet of the Fed continued dropping in August despite QT having officially ended because the last round of treasury maturities did not settle until mid August.

Just because QT ends December 1st does not mean the…

— Benjamin Cowen (@intocryptoverse) December 1, 2025

2. Pemangkasan Suku Bunga Bisa Kembali

The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga, di mana komentarnya dan proyeksi Goldman Sachs menunjukkan pemangkasan suku bunga kemungkinan akan berlanjut di tahun 2026, sehingga suku bunga bisa turun ke kisaran 3–3,25%.

Goldman: "We expect another Fed cut in December, followed by two more moves in March and June 2026 that take the funds rate to 3-3.25%."

— zerohedge (@zerohedge) November 23, 2025

Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan likuiditas dan memperkuat minat terhadap aset-aset spekulatif seperti aset kripto.

3. Likuiditas Jangka Pendek yang Lebih Baik

Peningkatan pembelian surat utang negara jangka pendek (Treasury bill) atau dukungan lain di ujung pendek kurva imbal hasil bisa meringankan tekanan pendanaan dan menurunkan suku bunga jangka pendek. The Fed menyatakan akan memulai pembelian teknis Treasury bill untuk mengatur likuiditas pasar.

“[pembelian dilakukan] semata-mata demi menjaga cadangan tetap memadai dari waktu ke waktu sehingga mendukung pengendalian suku bunga kebijakan kami secara efektif… hal-hal ini terpisah dan tidak ada kaitan dengan sikap kebijakan moneter,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell,

The Fed secara berkala masuk ke pasar pendanaan jangka pendek ketika terjadi ketidakseimbangan likuiditas. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pasar repo semalam, di mana bank meminjam dana tunai dengan jaminan Treasury.

Baru-baru ini, sejumlah indikator menunjukkan tekanan pendanaan jangka pendek sedang meningkat, antara lain:

  • Reksa dana pasar uang menahan cadangan kas yang sangat tinggi,
  • Penerbitan T-bill menjadi ketat seiring Treasury mengubah komposisi pinjaman, dan
  • Peningkatan permintaan musiman terhadap likuiditas.

The Fed memulai pembelian terkendali Treasury bill agar suku bunga jangka pendek tidak menyimpang dari target Federal Funds Rate. Instrumen ini adalah surat utang pemerintah dengan jatuh tempo paling singkat, biasanya dari beberapa minggu hingga setahun.

Meskipun langkah ini bukan QE klasik, tapi kebijakan ini bisa jadi dorongan likuiditas penting bagi pasar aset kripto.

Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed
Jadwal operasi pembelian reguler Treasury bill (T-bill) yang dilakukan oleh New York Fed. Sumber: XWIN Research and Asset Management

Untuk Q1 2026, dampak yang lebih luas terhadap aset berisiko seperti aset kripto dan saham umumnya positif, meskipun sedang, karena pergeseran kebijakan The Fed ke arah menjaga atau perlahan-lahan menambah likuiditas.

4. Insentif Politik Lebih Memilih Stabilitas

Dengan pemilu paruh waktu AS dijadwalkan pada November 2026, para pembuat kebijakan kemungkinan akan lebih memilih stabilitas pasar daripada terjadinya gangguan.

Kondisi ini menurunkan risiko kejutan regulasi tiba-tiba dan meningkatkan kepercayaan investor pada aset berisiko.

“Jika pasar saham di AS melemah sebelum pemilu paruh waktu, pemerintahan AS saat ini pasti akan disalahkan – karena itu mereka akan lakukan segala cara untuk mempertahankan pasar saham (dan kripto) tetap berjalan,” tulis peneliti ekonomi makro Thorsten Froehlich.

5. Paradoks “Employment”

Data pasar tenaga kerja yang melemah, misalnya pekerjaan yang lesu atau pemutusan hubungan kerja yang meningkat, kerap memicu respons dovish dari The Fed.

Kondisi tenaga kerja yang melunak akan meningkatkan tekanan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan, sehingga secara tidak langsung menciptakan lebih banyak likuiditas dan mendukung kondisi positif untuk aset kripto.

Pandangan Ahli Menunjukkan Sentimen Bullish Semakin Meningkat

Pengamat industri juga sepakat dengan pandangan makro ini. Alice Liu, Kepala Riset CoinMarketCap, memprediksi pasar aset kripto akan bangkit kembali pada Februari dan Maret 2026, dengan alasan kombinasi indikator makro yang positif.

“Kita akan melihat pasar bangkit kembali di kuartal 1 tahun 2026. Februari dan Maret akan menjadi bull market lagi, berdasarkan kombinasi indikator makro,” ujar Binance melaporkan, mengutip Alice Liu, Head of Research, CoinMarketCap

Beberapa analis bahkan lebih optimistis. Pengamat kripto Vibes memperkirakan Bitcoin bisa mencapai US$300.000 sampai US$600.000 pada kuartal 1 tahun 2026. Ini mencerminkan sentimen bullish yang sangat kuat di tengah likuiditas yang membaik dan kondisi ekonomi makro yang lebih longgar.

CRYPTO IS ABOUT TO HAVE THE BIGGEST PUMP WE'VE EVER SEEN IN OUR LIVES

I'M EXPECTING ANYWHERE BETWEEN $300K AND $600K IN Q1 2026

— Vibes (@Vibesmetax) December 14, 2025

Saat ini, partisipasi pasar masih minim. Open Interest Bitcoin turun, mencerminkan sentimen trader yang tetap hati-hati.

namun, jika angin positif ekonomi makro ini benar terjadi, fase konsolidasi bisa dengan cepat berubah menjadi lonjakan besar, membuka peluang awal 2026 yang bersejarah di pasar aset kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin mencapai US$600.000 di Q1 2026 yang didorong oleh kebijakan The Fed dan likuiditas global? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Mike Belshe Klaim BitGo Lebih Pintar dari Aturan Kustodi SEC

Menanggapi buletin investor terbaru dari US Securities and Exchange Commission (SEC) tentang kustodian aset kripto, CEO BitGo Mike Belshe menegaskan bahwa perusahaannya menjadi satu-satunya penyedia yang menawarkan semua opsi kustodian yang dijelaskan oleh SEC.

Situasi ini terjadi hanya beberapa hari setelah BitGo mendapatkan persetujuan regulasi untuk beroperasi sebagai bank, sehingga memperluas layanan institusional mereka.

BitGo klaim bisa lakukan hal yang tidak bisa dilakukan kustodian aset kripto lain

Pada sebuah unggahan di X (Twitter), Belshe menyoroti bahwa exchange BitGo memudahkan institusi untuk menggabungkan self-custody dan third-party custody ke dalam strategi hybrid, sehingga institusi dapat membuat profil risiko yang tidak bisa disediakan penyedia lain.

“BitGo berdiri sendiri sebagai satu-satunya penyedia yang menghadirkan platform berstandar institusi untuk setiap opsi yang dijelaskan SEC,” tulis Belshe. “Klien kami tidak lagi harus memilih antara keamanan atau kontrol—mereka bisa mendapatkan keduanya.”

Buletin SEC, yang rilis pada 12 Desember 2025, menjelaskan dasar-dasar kustodian aset kripto bagi investor ritel, dengan dua model utama:

  • Self-custody, di mana investor memegang private key mereka sendiri, dan
  • Third-party custody, di mana kustodian terverifikasi mengelola aset.

Sementara sebagian besar penyedia mengharuskan klien memilih salah satu model, BitGo membolehkan institusi memanfaatkan kedua model secara bersamaan.

Dalam sistem BitGo, 90% aset klien dapat disimpan pada cold storage BitGo Trust, memenuhi standar kepatuhan regulasi, asuransi, dan keamanan.

Sisa 10% aset dapat disimpan di hot wallet self-custody, sehingga memudahkan transaksi real-time dan fleksibilitas operasional.

Pendekatan hybrid ini mengurangi risiko satu titik kegagalan (single point of failure). Jika kunci self-custody hilang, aset di trust tetap aman, sedangkan exchange tradisional berisiko membekukan semua dana ketika terjadi insolvensi.

BitGo Bank & Trust, NA, yang merupakan bank nasional berizin federal, mendasari solusi third-party custody di platform ini. Bank ini menjalani audit SOC 1 Tipe 2 dan SOC 2 Tipe 2 secara rutin, serta mendukung lebih dari 1.400 koin dan token dalam akun terpisah, serta dijamin polis asuransi senilai US$250 juta dari sindikat Lloyd’s of London.

Curious about crypto wallets and how to store and access crypto assets? Check out our Crypto Asset Custody Basics Investor Bulletin.https://t.co/x4HMYMHLAe pic.twitter.com/bSbP25nzOc

— U.S. Securities and Exchange Commission (@SECGov) December 13, 2025

Menurut Belshe, BitGo tidak melakukan rehypothecation, peminjaman, maupun mencampur aset klien, dan tetap menjaga standar kustodian 1:1 yang ketat.

Untuk self-custody, BitGo menyediakan wallet dengan sistem keamanan Multi-Sig 2-dari-3 atau MPC threshold. Klien memegang dua kunci sementara BitGo memegang satu kunci untuk co-signing, sehingga tetap bisa menetapkan kontrol kebijakan tanpa mengurangi otonomi klien.

Bersama dengan third-party trust, semua opsi ini terkonsolidasi dalam satu dashboard, sehingga klien mendapatkan transparansi, fleksibilitas, dan kontrol penuh dari berbagai model kustodian.

BitGo Sepakat dengan Pertanyaan SEC dan Tawarkan Fleksibilitas Penuh untuk Kustodi

BitGo juga menjawab tujuh pertanyaan yang disarankan SEC kepada investor saat memilih kustodian. Beberapa di antaranya:

  • Verifikasi latar belakang
  • Cakupan aset
  • Protokol penyimpanan
  • Pemanfaatan aset
  • Struktur biaya.

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, BitGo menunjukkan bahwa institusi dapat mengelola aset kripto mereka secara aman, sesuai aturan, dan efisien.

Seiring regulator semakin fokus pada masalah kustodian aset kripto, model BitGo menjadi tolok ukur baru di industri, karena menggabungkan kepatuhan, kontrol operasional, serta perlindungan asuransi dalam satu platform.

Pernyataan Belshe menyoroti kebutuhan institusi yang semakin ingin memperoleh keamanan kustodian terverifikasi sekaligus kebebasan self-custody. Kombinasi seperti ini sebelumnya belum pernah tersedia dalam satu antarmuka.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah BitGo memperoleh persetujuan bersyarat untuk menjadi national trust bank. Beberapa penyedia lain yang juga mengantongi persetujuan serupa termasuk Ripple, Fidelity Digital Assets, dan Paxos.

We're pleased to announce that BitGo has met the conditions for full approval and is now a federally chartered bank for digital assets.

Hear more from BitGo CEO @mikebelshe on Bloomberg News 👇 pic.twitter.com/jf4f9MzPAK

— BitGo (@BitGo) December 12, 2025

Di sektor di mana keamanan aset dan kepatuhan regulasi sering berbenturan, model hybrid BitGo sepertinya bisa menjadi evolusi berikutnya di bidang kustodian aset kripto institusional.

  •  

Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Bisa Picu Penurunan Bitcoin 20-30% karena Pasar Harga Kemungkinan 98%

Pasar bersiap menghadapi minggu yang bisa menjadi penentu bagi Bitcoin, karena Bank of Japan (BOJ) akan menggelar pertemuan kebijakan pada 18–19 Desember. Harapan pasar mengarah pada kenaikan suku bunga yang hampir pasti.

Pasar prediksi dan analis ekonomi makro sama-sama tiba pada kesimpulan yang serupa: Jepang siap menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Langkah ini bisa berdampak bukan hanya pada pasar obligasi domestik mereka, tapi juga terhadap aset berisiko global, terutama Bitcoin.

Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Bikin Sensitivitas Likuiditas Bitcoin Kembali Jadi Sorotan

Saat ini, Polymarket memberi peluang 98% untuk kenaikan suku bunga BOJ, dengan hanya 2% yang memperkirakan pembuat kebijakan akan mempertahankan suku bunga tetap.

BOJ Interest Rate Probabilities
Probabilitas Suku Bunga BOJ | Sumber: Polymarket

Sentimen umum di antara analis aset kripto adalah bahwa situasi ini tidak baik untuk Bitcoin, di mana aset kripto terbesar ini sudah diperdagangkan di bawah level psikologis US$90.000.

Polymarket is pricing in a 🇯🇵 BOJ rate hike with 98% certainty right now.

This is not good… 👀 pic.twitter.com/Huace8iTBk

— Mister Crypto (@misterrcrypto) December 14, 2025

Jika keputusan ini benar-benar diambil, suku bunga kebijakan Jepang akan naik menjadi 75 basis poin, sebuah level yang belum pernah terjadi dalam hampir dua dekade terakhir. Walaupun angka ini kecil jika dibandingkan standar global, perubahan ini sangat berarti karena Jepang sudah lama menjadi sumber utama leverage murah di dunia.

Selama bertahun-tahun, institusi keuangan meminjam yen dengan bunga sangat rendah lalu menginvestasikan modal tersebut ke saham global, obligasi, dan aset kripto, menggunakan strategi yang dikenal sebagai yen carry trade. Sekarang, strategi ini tengah berada dalam ancaman.

“Selama bertahun-tahun, Yen adalah mata uang nomor satu yang dipinjam masyarakat lalu dikonversi ke mata uang & aset lain… Saat ini, carry trade itu mulai berkurang, karena imbal hasil obligasi Jepang naik dengan cepat,” tulis analis Mister Crypto.

Jika yield terus naik, posisi leverage yang didanai dengan yen bisa saja ditutup, sehingga investor harus menjual aset berisiko mereka untuk melunasi utang.

Kekhawatiran Likuiditas Nampaknya Meningkat di Tengah Rekam Jejak BOJ Bitcoin

Latar belakang historis ini menambah kecemasan di pasar aset kripto. Bitcoin saat ini diperdagangkan di US$88.956, turun 1,16% dalam 24 jam terakhir.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Walaupun begitu, trader lebih memperhatikan apa yang pernah terjadi setelah kenaikan suku bunga BOJ sebelumnya ketimbang harga saat ini.

  • Pada Maret 2024, harga Bitcoin turun sekitar 23%.
  • Pada Juli 2024, penurunan sekitar 25% terjadi.
  • Setelah kenaikan Januari 2025, BTC terkoreksi lebih dari 30%.

Melihat latar belakang ini, beberapa trader melihat pola yang mengkhawatirkan dan mengingatkan investor untuk bersiap menghadapi volatilitas minggu ini.

“Setiap kali Jepang menaikkan suku bunga, Bitcoin dump 20–25%. Minggu depan, mereka akan menaikkan suku bunga lagi ke 75 bps. Jika polanya tetap, BTC akan turun ke bawah US$70.000 pada 19 Desember. Siapkan posisi Anda,” peringat analis 0xNobler.

Maka dari itu, minggu ini para analis melihat Bank of Japan sebagai ancaman terbesar untuk harga Bitcoin, dengan potensi pergerakan menuju US$70.000 kini semakin nyata.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Proyeksi serupa juga bergema di berbagai akun yang fokus pada aset kripto, dengan banyak yang memperkirakan potensi penurunan harga di bawah US$70.000 jika sejarah kembali terulang. Pergerakan ini berarti penurunan 20% dari level saat ini.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Regime shift atau liquidity shock? Mengapa trader terbelah soal kebijakan gabungan BOJ–The Fed

Tapi tidak semua orang setuju bahwa kenaikan suku bunga BOJ pasti membuat harga turun. Narasi makro lain mengatakan bahwa kebijakan ketat Jepang, ketika dipadukan dengan pemangkasan suku bunga The Fed, justru bisa berdampak bullish untuk pasar aset kripto.

Analis makro Quantum Ascend menganggap situasi ini sebagai perubahan rezim, bukan sekadar guncangan likuiditas.

Japan raising rates has a lot of people worried about the potential impact on the market. 🚨

Couple that with the Fed cutting rates, and it's seemingly a mixed picture.

But it's NOT.

This is EXTREMELY BULLISH for crypto‼️

Here's why ⬇️

— Quantum Ascend (@quantum_ascend) December 13, 2025

Menurut pandangan ini, pemangkasan suku bunga The Fed akan menyuntikkan likuiditas dolar dan melemahkan USD, sedangkan kenaikan suku bunga BOJ secara bertahap akan memperkuat yen tanpa secara signifikan mengurangi likuiditas global.

Hasilnya, terang Quantum Ascend, terjadi rotasi modal ke aset berisiko dengan potensi keuntungan asimetris, yang merupakan “sweet spot” bagi aset kripto.

Meskipun begitu, kondisi jangka pendek masih rapuh. The Great Martis mengingatkan bahwa pasar obligasi sudah mulai memaksa BOJ untuk mengambil tindakan.

“Ini bisa memicu unwinding carry trade dan menyebabkan kekacauan di pasar saham,” peringatan analis tersebut .

Analis tersebut juga menunjukkan pola puncak yang melebar di indeks saham utama serta yield yang naik secara global sebagai tanda-tanda tekanan yang semakin besar.

Di sisi lain, pergerakan harga Bitcoin mencerminkan ketidakpastian. Harga aset kripto utama tersebut cenderung bergerak sideways sepanjang Desember, menandai periode yang sangat choppy menurut para analis hingga akhir tahun.

Secara spesifik, Daan Crypto Trades menyebutkan likuiditas yang rendah dan minim keyakinan menjelang liburan akhir tahun.

Dengan saham menunjukkan sinyal puncak, yield menembus level baru, dan Bitcoin yang secara historis sensitif terhadap pergeseran likuiditas yang dipicu Jepang, keputusan BOJ tengah menjadi salah satu katalis ekonomi makro paling penting tahun ini.

Apakah keputusan tersebut akan memicu penurunan tajam berikutnya atau justru membuka peluang reli kripto setelah volatilitas, mungkin lebih banyak bergantung pada respons likuiditas global dalam beberapa minggu setelah keputusan itu daripada pada kenaikan suku bunga itu sendiri.

  •  

Mike Belshe Claims BitGo Outsmarts the SEC’s Custody Rules

In response to the US Securities and Exchange Commission’s recent investor bulletin on crypto custody, BitGo CEO Mike Belshe has positioned his firm as the only provider offering all the custody options described by the SEC.

It comes only days after BitGo secured regulatory approval to operate as a bank, effectively expanding its institutional services.

BitGo Claims It Can Do What No Other Crypto Custodian Can

In a post on X (Twitter), Belshe emphasized that the BitGo exchange enables institutions to combine self-custody and third-party custody into a single hybrid strategy, creating custom risk profiles that no other provider can replicate.

“BitGo stands alone as the only provider delivering an institutional-grade platform for every option described by the SEC,” Belshe wrote. “Our clients no longer have to choose between security and control—they can have both.”

The SEC bulletin, released on December 12, 2025, outlined the basics of crypto custody for retail investors, defining two primary models:

  • Self-custody, where investors hold their private keys, and
  • Third-party custody, where a qualified custodian manages assets.

While most providers require clients to pick one model, BitGo allows institutions to utilize both simultaneously.

Under BitGo’s framework, 90% of client assets can be stored in BitGo Trust cold storage, meeting standards of regulatory compliance, insurance, and security.

The remaining 10% can reside in self-custody hot wallets, enabling real-time transactions and operational flexibility.

This hybrid approach mitigates single points of failure. If self-custody keys are lost, assets in the trust remain safe, while traditional exchanges would risk freezing all funds in the event of insolvency.

BitGo Bank & Trust, NA, a federally chartered national bank, underpins the platform’s third-party custody solution. Subject to regular SOC 1 Type 2 and SOC 2 Type 2 audits, the bank supports more than 1,400 coins and tokens under segregated accounts, backed by a $250 million insurance policy from Lloyd’s of London syndicates.

Curious about crypto wallets and how to store and access crypto assets? Check out our Crypto Asset Custody Basics Investor Bulletin.https://t.co/x4HMYMHLAe pic.twitter.com/bSbP25nzOc

— U.S. Securities and Exchange Commission (@SECGov) December 13, 2025

According to Belshe, BitGo does not rehypothecate, lend, or commingle client assets, maintaining strict 1:1 custody standards.

For self-custody, BitGo provides wallets with 2-of-3 Multi-Sig or MPC threshold security. Clients retain two keys while BitGo holds one for co-signing, enabling policy controls without compromising autonomy.

Together with the third-party trust, these options are consolidated on a single dashboard, providing clients with full transparency, flexibility, and control across various custody models.

BitGo Aligns with SEC Questions While Offering Full Custody Flexibility

BitGo also addresses the seven questions the SEC recommends investors ask when selecting a custodian. These include:

  • Background verification
  • Asset coverage
  • Storage protocols
  • Use of assets
  • Privacy protections, and
  • Fee structures.

By answering these questions, BitGo demonstrates that institutions can manage their crypto assets securely, compliantly, and efficiently.

As regulators increasingly scrutinize crypto custody, BitGo’s model sets a new industry benchmark: one that combines compliance, operational control, and insurance coverage on a unified platform.

Belshe’s assertion highlights the growing demand from institutions seeking both the security of qualified custody and the autonomy of self-custody. Such a combination was previously unavailable in a single interface.

The assertions come only days after BitGo received a conditional approval to become a national trust bank. Others include Ripple, Fidelity Digital Assets, and Paxos.

We're pleased to announce that BitGo has met the conditions for full approval and is now a federally chartered bank for digital assets.

Hear more from BitGo CEO @mikebelshe on Bloomberg News 👇 pic.twitter.com/jf4f9MzPAK

— BitGo (@BitGo) December 12, 2025

In a sector where asset security and regulatory compliance often conflict, BitGo’s hybrid model may represent the next evolution of institutional crypto custody.

The post Mike Belshe Claims BitGo Outsmarts the SEC’s Custody Rules appeared first on BeInCrypto.

  •  

5 Reasons Q1 2026 Could Spark the Biggest Crypto Bull Run Yet

Experts are increasingly signaling a potential crypto bull run in the first quarter (Q1) of 2026, driven by a convergence of macroeconomic factors.

Analysts suggest Bitcoin could surge between $300,000 and $600,000 if these catalysts materialize.

Five Macro Trends Fueling a Potential Rally in Q1 2026

A combination of five key trends is creating what analysts describe as a “perfect storm” for digital assets.

1. Fed Balance Sheet Pause Removes Headwind

The Federal Reserve’s quantitative tightening (QT), which drained liquidity throughout 2025, ended recently.

Simply halting the liquidity drain is historically bullish for risk assets. Data from previous cycles suggest Bitcoin can rally up to 40% when central banks stop contracting their balance sheets.

Analyst Benjamin Cowen indicated that early 2026 could be the time when markets begin to feel the impact of the Fed ending its QT.

In 2019, the Fed announced QT would end on August 1st.

The balance sheet of the Fed continued dropping in August despite QT having officially ended because the last round of treasury maturities did not settle until mid August.

Just because QT ends December 1st does not mean the…

— Benjamin Cowen (@intocryptoverse) December 1, 2025

2. Rate Cuts Could Return

The Federal Reserve recently cut interest rates, with its commentary and Goldman Sachs forecasts indicating interest rate cuts could resume in 2026, potentially bringing rates down to 3–3.25%.

Goldman: "We expect another Fed cut in December, followed by two more moves in March and June 2026 that take the funds rate to 3-3.25%."

— zerohedge (@zerohedge) November 23, 2025

Lower rates typically increase liquidity and boost appetite for speculative assets such as cryptocurrencies.

3. Improved Short-End Liquidity

Increased Treasury bill purchases or other support at the short end of the yield curve could ease funding pressures and reduce short-term rates. The Fed says it will start technical buying of Treasury bills to manage market liquidity.

“[buying is] solely for the purpose of maintaining an ample supply of reserves over time, thus supporting effective control of our policy rate…these issues are separate from and have no implications for the stance of monetary policy,” said Fed Chair Jerome Powell.

The Fed periodically comes in during short-term funding markets amid instances of liquidity imbalances. These imbalances manifest in the overnight repo market, where banks borrow cash in exchange for Treasuries.

Recently, multiple indicators point to a rising short-term funding pressure, including:

  • Money market funds sitting on elevated levels of cash,
  • T-bill issuance tightening as the Treasury shifted its borrowing mix, and
  • Increasing seasonal demand for liquidity.

The Fed initiated a controlled purchase plan of Treasury bills to prevent short-term interest rates from deviating from the target Federal Funds Rate. These are the shortest-maturity government securities, typically ranging from a few weeks to one year in duration.

While not a classic QE move, this measure could still serve as a significant liquidity tailwind for crypto markets.

Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed
Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed. Source: XWIN Research and Asset Management

For Q1 2026, the broader implications for risk assets, such as crypto and equities, are generally positive but moderate, stemming from a shift in Fed policy toward maintaining or gradually expanding liquidity.

4. Political Incentives Favor Stability

With US midterm elections scheduled for November 2026, policymakers are likely to favor market stability over disruption.

This environment reduces the risk of sudden regulatory shocks and enhances investor confidence in risk assets.

“If the stock market in the USA falters before the midterm elections, the current US administration will be held accountable – hence they will do everything they can to keep things going in equities (and crypto,” wrote macro researcher Thorsten Froehlich.

5. The Employment “Paradox”

Weakening labor market data, such as soft employment or modest layoffs, often triggers dovish Fed responses.

Softer labor conditions increase pressure on the Fed to ease policy, indirectly creating more liquidity and favorable conditions for cryptocurrencies.

Expert Outlook Suggests Bullish Sentiment Growing

Industry observers are aligning with the macro view. Alice Liu, Head of Research at CoinMarketCap, forecasts a crypto market comeback in February and March 2026, citing a combination of positive macro indicators.

“We are going to see a market comeback in Q1 of 2026. February and March will be a bull market again, based on a combination of macro indicators,” Binance reported, citing said Alice Liu, Head of Research, CoinMarketCap

Some analysts are even more optimistic. Crypto commentator Vibes predicts Bitcoin could reach $300,000 to $600,000 in Q1 2026. This reflects extreme bullish sentiment amid improving liquidity and easing macro conditions.

CRYPTO IS ABOUT TO HAVE THE BIGGEST PUMP WE'VE EVER SEEN IN OUR LIVES

I'M EXPECTING ANYWHERE BETWEEN $300K AND $600K IN Q1 2026

— Vibes (@Vibesmetax) December 14, 2025

Currently, market participation remains muted. Bitcoin open interest has declined, reflecting cautious trader sentiment.

However, if these macroeconomic tailwinds materialize, consolidation could quickly give way to a significant surge, setting the stage for a historic start to 2026 in the crypto markets.

The post 5 Reasons Q1 2026 Could Spark the Biggest Crypto Bull Run Yet appeared first on BeInCrypto.

  •  

Bank of Japan Rate Hike Could Trigger 20-30% Bitcoin Decline as Markets Price 98% Probability

Markets are bracing for a potentially pivotal week for Bitcoin as the Bank of Japan (BOJ) heads into its December 18–19 policy meeting. Expectations point to a near-certain rate hike.

Prediction markets and macro analysts alike are converging on the same conclusion: Japan is poised to raise rates by 25 basis points. Such a move could reverberate far beyond its domestic bond market and into global risk assets, especially Bitcoin.

Bank of Japan Rate Hike Puts Bitcoin’s Liquidity Sensitivity Back in Focus

Polymarket is currently assigning a 98% probability of a BOJ hike, with a measly 2% wagering that policymakers will hold interest rates steady.

BOJ Interest Rate Probabilities
BOJ Interest Rate Probabilities. Source: Polymarket

The general sentiment among crypto analysts is that this is not good for Bitcoin, with the pioneer crypto already trading below the $90,000 psychological level.

Polymarket is pricing in a 🇯🇵 BOJ rate hike with 98% certainty right now.

This is not good… 👀 pic.twitter.com/Huace8iTBk

— Mister Crypto (@misterrcrypto) December 14, 2025

If implemented, the move would take Japan’s policy rate to 75 basis points, a level not seen in nearly two decades. While modest by global standards, the shift is significant because Japan has long been the world’s primary source of inexpensive leverage.

For decades, institutions borrowed yen at ultra-low rates and deployed that capital into global equities, bonds, and crypto, a strategy known as the yen carry trade. That trade is now under threat.

“For decades, the Yen has been the #1 currency people would borrow & convert into other currencies & assets… That carry trade is diminishing now, as Japanese bond yields are rising rapidly,” wrote analyst Mister Crypto.

If yields continue to climb, leveraged positions funded in yen may be unwound, forcing investors to sell risk assets to repay debt.

Liquidity Fears Grow Amid Bitcoin’s BOJ Track Record

The historical backdrop is fueling anxiety in crypto markets. Bitcoin is currently trading at $88,956, down 1.16% in the last 24 hours.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: BeInCrypto

However, traders are focused less on the current price and more on what has happened after previous BOJ hikes.

  • In March 2024, the price of Bitcoin fell by roughly 23%.
  • In July 2024, it dropped around 25%.
  •  Following the January 2025 hike, BTC slid more than 30%.

Against this backdrop, several traders see a troubling pattern, urging investors to brace for volatility this week.

“Every time Japan hikes rates, Bitcoin dumps 20–25%. Next week, they will hike rates to 75 bps again. If the pattern holds, BTC will dump below $70,000 on December 19. Position accordingly,” cautioned analyst 0xNobler.

This week, therefore, analysts see the Bank of Japan as the biggest threat to the Bitcoin price, with a play to $70,000 now in the cards.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Similar projections have been echoed across crypto-focused accounts, with repeated references to a potential drop below $70,000 if history rhymes. Such a move would constitute a 20% drop below current levels.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Regime Shift or Liquidity Shock? Why Traders Are Split on the BOJ–Fed Policy Mix

Yet not everyone agrees that a BOJ hike spells inevitable downside. A competing macro narrative argues that Japan’s tightening, when paired with US Federal Reserve rate cuts, could ultimately be bullish for the crypto market.

Macro analyst Quantum Ascend framed the situation as a regime shift rather than a liquidity shock.

Japan raising rates has a lot of people worried about the potential impact on the market. 🚨

Couple that with the Fed cutting rates, and it's seemingly a mixed picture.

But it's NOT.

This is EXTREMELY BULLISH for crypto‼️

Here's why ⬇️

— Quantum Ascend (@quantum_ascend) December 13, 2025

According to this view, Fed cuts would inject dollar liquidity and weaken the USD, while gradual BOJ hikes would strengthen the yen without meaningfully destroying global liquidity.

The result, Quantum Ascend argues, is capital rotation into risk assets with asymmetric upside, crypto’s “sweet spot.”

Still, near-term conditions remain fragile. The Great Martis cautioned that bond markets are already forcing the BOJ’s hand.

“This could trigger the carry trade unwind and cause havoc in equities,” the analyst warned.

The analyst also pointed to broadening tops in major stock indices and globally rising yields as signs of mounting stress.

Meanwhile, Bitcoin’s price action reflects the uncertainty. The pioneer crypto’s price has been largely flat through December, marking what analysts call a very choppy period into the end of the year.

Specifically, analyst Daan Crypto Trades cites low liquidity and limited conviction ahead of year-end holidays.

With equities flashing topping signals, yields breaking higher, and Bitcoin historically sensitive to Japan-driven liquidity shifts, the BOJ’s decision is shaping up to be one of the most consequential macro catalysts of the year.

Whether it triggers another sharp drawdown or sets the stage for a post-volatility crypto rally may depend less on the hike itself and more on how global liquidity responds in the weeks that follow.

The post Bank of Japan Rate Hike Could Trigger 20-30% Bitcoin Decline as Markets Price 98% Probability appeared first on BeInCrypto.

  •  

3 Prediksi Harga Teratas Bitcoin, Emas, dan Perak saat Saham Keluar dari Zona Ketakutan

Harga Bitcoin, emas, dan perak tetap diperdagangkan dengan kecenderungan bullish minggu ini, karena aset kripto pionir dan dua komoditas safe haven tersebut menanggapi keputusan suku bunga The Fed yang sudah lewat.

Setelah para pengambil kebijakan memutuskan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, data menunjukkan pasar saham Amerika Serikat tidak lagi menunjukkan rasa takut, pergerakan penting yang terakhir kali terjadi di awal Oktober.

Bitcoin, Emas, dan Perak: Update Prospek Harga saat Ketentraman Pasar Saham Kembali

Pasar saham AS mencetak rekor tertinggi pada Kamis, 11 Desember, dan para analis memproyeksikan potensi kenaikan lebih lanjut. Rekor ini terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga, yang biasanya mendorong naiknya harga saham.

Biaya pinjaman yang lebih rendah meningkatkan keuntungan perusahaan, mendorong investasi bisnis, dan menambah nilai pada pendapatan di masa depan. Selain itu, kredit yang lebih murah memperbesar belanja konsumen, sementara investor bergeser dari obligasi ke saham demi imbal hasil lebih tinggi.

Kondisi tersebut secara bersamaan memperbaiki likuiditas dan selera risiko, yang biasanya mendorong harga saham naik di banyak sektor. Inilah sebabnya pasar saham kini tidak lagi menunjukkan ketakutan.

JUST IN 🚨: Stock Market says Goodbye to Fear for the first time since early October 🫡🥳🫂 pic.twitter.com/vSd1qLkbkO

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Sementara itu, Bitcoin, emas, dan perak juga menunjukkan optimisme serupa, dengan harga XAU dan XAG melonjak karena biaya menyimpan aset turun dan ekspektasi inflasi meningkat.

Sinyal Reversal Bullish Mulai Terbentuk pada Harga Bitcoin karena Arus Likuiditas Kembali

Grafik harian Bitcoin memperlihatkan harga mulai pulih di dalam channel naik yang jelas, dan channel ini terbentuk setelah koreksi tajam dari level tertinggi di awal Oktober.

Meski harga BTC masih di bawah exponential moving average utama (50 dan 100, masing-masing pada US$96.583 dan US$101.943), BTC mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi arah tren. Pola ini tampak dari setiap titik terendah baru yang selalu lebih tinggi dari titik sebelumnya — sebuah ciri klasik pola pemulihan awal.

Volume Profiles yang bullish (batang horizontal hijau) memperlihatkan node volume tinggi di sekitar level Fibonacci 78,6%, menandakan para bull bisa saja membela US$90.358 sebagai support penting.

Level ini bisa menjadi titik tumpuan perubahan harga, dan berpotensi menjadi pijakan untuk pergerakan BTC selanjutnya ke atas.

Jika candlestick mampu menutup secara decisif di atas level US$90.358, BTC bisa mengincar klaster likuiditas besar di kisaran US$98.000–US$103.000.

Sementara itu, indikator RSI (Relative Strength Index) tetap netral, yang berarti masih ada ruang untuk ekspansi ke kedua arah.

Histogram indikator AO (Awesome Oscillator) makin menuju wilayah positif dan sudah berwarna hijau, menandakan momentum bullish mulai berkembang.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Meski begitu, kelanjutan bullish jangka pendek masih bergantung pada terjaganya struktur channel naik. Jika harga menembus batas bawah channel yang bertepatan dengan level Fibonacci 78,6% di US$90.358, BTC berpotensi mendapat tekanan bearish; momentum jual berikutnya kemungkinan mendorong BTC ke kisaran antara US$86.000 sampai US$80.600.

Tantangan utama tetap pada upaya merebut kembali posisi EMA, terutama EMA 50-hari dan 100-hari yang berada di sekitar US$96.583 dan US$101.943.

Secara historis, BTC biasanya bergerak lebih cepat begitu menembus atas moving average tersebut pada masa konsolidasi pertengahan siklus.

Secara keseluruhan, BTC menunjukkan pemulihan yang terkontrol, volume yang meningkat, dan channel yang konstruktif, namun konfirmasi utama hanya akan datang jika bull berhasil menguasai level psikologis US$100.000.

Momentum Breakout Harga Emas Semakin Kuat di Atas Resistance Kunci

Grafik 4 jam untuk pasangan XAU/USD memperlihatkan harga emas hampir menembus breakout bersih dari formasi segitiga simetris yang makin mendatar. Formasi teknikal ini muncul setelah koreksi tajam sebesar US$490 (-11,19%) di awal kuartal.

Segitiga simetris di puncak uptrend sering menjadi pola kelanjutan di mana harga berkonsolidasi sebelum melanjutkan arahnya. Breakout emas selaras dengan pola ini, karena berhasil menembus garis downtrend dengan momentum kuat.

Pergerakan terukur dari segitiga memperkirakan target ke atas sekitar US$4.720, naik sekitar 11% dari titik breakout.

Saat ini, harga emas mulai stabil di sekitar US$4.273, level di mana candle breakout ditutup. Selama harga emas tetap di atas batas atas segitiga, struktur bullish masih bertahan.

Trader yang ingin ambil posisi long di XAU/USD sebaiknya menunggu konfirmasi retest sukses di garis tren atas.

RSI berada di tengah-tengah kisaran, tapi cenderung bullish di angka 65, menandakan emas masih belum overbought. Arahnya yang naik biasanya menjadi setup sehat untuk kelanjutan tren.

Garis MACD (Moving Average Convergence Divergence) sudah berpotongan bullish dan mulai melebar, yang menjadi pertanda kekuatan kenaikan terus bertambah.

Level support yang perlu diperhatikan ada di US$4.180, US$4.140, US$4.098, dan pivot lebih dalam pada US$3.998, yang menjadi dasar koreksi sebelumnya. Selama harga emas masih di atas level-level ini, kontrol tetap di tangan bull.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Gold (XAU). Sumber: TradingView

Kita juga perlu memperhatikan bahwa breakout Gold selaras dengan tren ekonomi makro yang lebih luas: ketidakpastian geopolitik yang meningkat, ekspektasi inflasi yang terus berlangsung, dan permintaan tinggi dari bank sentral.

Central banks are ramping up gold purchases:

Global central banks purchased +53 tonnes of gold in October, the most since November 2024.

This marks a +194% jump compared to July, and the 3rd-straight monthly acceleration.

In the first 10 months of the year, central banks have… pic.twitter.com/7pZWyEjjvf

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 4, 2025

Sementara itu, secara teknikal, struktur harga mendukung kemungkinan untuk menguji ulang, bahkan mungkin melewati, level tertinggi terbaru.

Sinyal Cup-and-Handle Jangka Panjang Harga Silver Menargetkan Kenaikan Besar

Grafik harga Silver secara multi-dekade menampilkan salah satu struktur bullish jangka panjang terkuat di komoditas, yaitu breakout Pola Cup & Handle multi-siklus yang besar.

Pola “cup” dimulai dari puncak tahun 1980 hingga penolakan pada tahun 2011, dengan pergerakan terukur sebesar 871%. Pola “handle”-nya memang lebih kecil, tapi masih kuat, terbentuk dari tahun 2011 sampai 2024 dan menunjukkan pergerakan terukur 152%. Kedua pola ini bertemu di garis breakout yang sama, yaitu di sekitar US$36, level yang sudah lebih dari 40 tahun sulit dilewati oleh Silver.

Candle terbaru menunjukkan breakout tegas dan volume tinggi yang melampaui resistance ini, mengindikasikan adanya perubahan struktur, bukan sekadar lonjakan sesaat.

Saat sebuah komoditas berhasil menembus batas harga multi-dekade, price discovery bisa terjadi sangat cepat karena tidak ada resistance historis yang menghalangi.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Silver (XAG). Sumber: TradingView

namun, Relative Strength Index (RSI) berada di wilayah overbought (di atas 80), tapi dalam breakout jangka panjang seperti ini, kondisi tersebut biasanya menandakan adanya momentum, bukan kelelahan. Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga telah masuk ke area bullish secara kuat sehingga tren kenaikannya terkonfirmasi.

Jika breakout ini terus bertahan, maka level psikologis berikutnya yang penting adalah US$70, dengan zona all-time high tahun 1980/2011, sekarang di dekat US$50, telah berubah menjadi support.

Silver soars to $64 for the first time in history 🚨📈 Dear God 🤯👀 pic.twitter.com/2ffpTOUB1E

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Mengingat masa konsolidasi yang lama dan pasokan yang terbatas selama beberapa tahun terakhir di pasar silver, kenaikan melebihi level tertinggi historis memang masih bisa terjadi.

namun, harga Silver secara historis memang cenderung volatile, jadi retest ke zona US$36 bisa saja terjadi sebelum tren penguatan berlanjut secara lebih stabil.

  •  

Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver as Stocks Move Out of the Fear Zone

Bitcoin, gold, and silver prices continue to trade with bullish biases this week, as the pioneer crypto and the two commodity safe havens see the Fed’s interest rate decision through a rearview mirror.

After policymakers decided to cut interest rates by a quarter of a percentage point, data show that the stock market is no longer flashing fear, a major break last seen in early October.

Bitcoin, Gold, Silver: Updated Price Outlook as Stock Market Calm Returns

The US stock market hit an all-time high on Thursday, December 11, with analysts projecting further upside. It follows the Fed’s decision to cut interest rates, a move that usually lifts the stock market.

Lower borrowing costs boost corporate profits, encourage business investment, and increase the value of future earnings. Similarly, cheaper credit increases consumer spending, while investors shift from bonds to equities in search of higher returns.

Together, this improves liquidity and risk appetite, typically driving stock prices higher across most sectors. This explains why the stock market is no longer flashing fear.

JUST IN 🚨: Stock Market says Goodbye to Fear for the first time since early October 🫡🥳🫂 pic.twitter.com/vSd1qLkbkO

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Meanwhile, Bitcoin, gold, and silver are evoking similar optimism, with XAU and XAG prices surging as holding costs decline and inflation expectations rise.

Bullish Reversal Builds for Bitcoin Price as Liquidity Flows Return

Bitcoin’s daily chart shows the price recovering within a well-defined ascending channel, which formed after the sharp correction from its early October highs.

Despite still trading below the major exponential moving averages (50 and 100 at $96,583 and $101,943, respectively), BTC is showing early signs of trend stabilization. This is seen with each recent low forming higher than the previous one, a classic early-stage recovery pattern.

The bullish Volume Profiles (green horizontal bars) reveal a significant high-volume node around the 78.6% Fibonacci retracement level, suggesting bulls could defend $90,358 as critical support.

This level may act as an anchoring point for price inflection, potentially serving as the jumping-off point for the next move north.

A decisive candlestick close above the $90,358 level could allow BTC to target the heavier liquidity cluster around $98,000–$103,000.

Meanwhile, the RSI (Relative Strength Index) indicator remains neutral, suggesting room for expansion in either direction.

The histograms of the AO indicators (Awesome Oscillator) are edging toward positive territory and flashing green, suggesting bullish momentum is growing.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Nonetheless, short-term bullish continuation depends on maintaining the upward channel structure. Breaking below the lower boundary of the channel, which confluences with the 78.6% Fibonacci retracement level at $90,358, would expose BTC to bearish pressure, with the ensuing seller momentum likely to send BTC to the range between $86,000 and $80,600.

The main challenge remains reclaiming the EMAs, particularly the 50-day and 100-day, which cluster around $96,583 and $101,943.

Historically, BTC tends to accelerate once it breaks above these moving averages during mid-cycle consolidations.

Overall, BTC exhibits a controlled recovery, rising volume, and a constructive channel, but major confirmation will only come if bulls reclaim the $100,000 psychological level.

Gold Price’s Breakout Momentum Strengthens Above Key Resistance

The 4-hour chart for the XAU/USD trading pair shows the gold price teasing with a clean breakout from a long, compressing symmetrical triangle. This technical formation formed after the sharp $490 retracement (-11.19%) earlier in the quarter.

Symmetrical triangles at the top of an uptrend often behave as continuation patterns, where price consolidates before resuming its prior direction. Gold’s breakout aligns with this playbook, pushing above the downtrend line with strong momentum.

The measured move of the triangle projects an upside target of roughly $4,720, up by just over 11% above the breakout point.

Meanwhile, the gold price is currently stabilizing around $4,273, where the breakout candle closed. As long as Gold holds above the triangle’s upper boundary, the bullish structure remains intact.

Traders waiting to take long positions on XAU/USD should consider waiting for a successful retest of the upper trendline.

The RSI is mid-range but leaning bullish at 65, suggesting gold is still not overbought. Its trajectory shows rising momentum, typically a healthy setup for continuation.

The MACD (Moving Average Convergence Divergence) lines have crossed bullishly and are widening, a sign of increasing upward force.

Support levels to monitor sit at $4,180, $4,140, $4,098, and the deeper pivot at $3,998, which marks the base of the prior correction. As long as the gold price stays above these levels, bulls maintain control.

Gold (XAU) Price Performance
Gold (XAU) Price Performance. Source: TradingView

It is also worth noting that Gold’s breakout aligns with its broader macro trend: rising geopolitical uncertainty, persistent inflation expectations, and strong demand from central banks.

Central banks are ramping up gold purchases:

Global central banks purchased +53 tonnes of gold in October, the most since November 2024.

This marks a +194% jump compared to July, and the 3rd-straight monthly acceleration.

In the first 10 months of the year, central banks have… pic.twitter.com/7pZWyEjjvf

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 4, 2025

Technically, the structure supports the possibility of revisiting, and potentially surpassing, recent highs.

Silver Price’s Long-Term Cup-and-Handle Signal Targets Major Upside

The Silver price’s multi-decade chart is displaying one of the strongest long-term bullish structures in commodities, a giant multi-cycle Cup & Handle breakout.

The cup spans from the 1980 peak to the 2011 rejection, an 871% measured move. The handle, smaller but still powerful, forms a pattern between 2011 and 2024, showing a 152% measured move. Both formations converge at the same breakout line near $36, a level Silver has struggled to clear for over 40 years.

The latest candle shows a decisive, high-volume breakout far above this resistance, suggesting a structural shift rather than a temporary spike.

When a commodity breaks a multi-decade ceiling, price discovery can accelerate quickly due to lack of historical resistance.

Silver (XAG) Price Performance
Silver (XAG) Price Performance. Source: TradingView

However, the RSI is in overbought territory (above 80), but in long-term breakouts, this often reflects momentum rather than exhaustion. The MACD has crossed strongly into bullish territory, confirming the upward trend.

If the breakout sustains, the next key psychological level is $70, with the 1980/2011 all-time high zone, now near $50, flipped into support.

Silver soars to $64 for the first time in history 🚨📈 Dear God 🤯👀 pic.twitter.com/2ffpTOUB1E

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Given the prolonged consolidation and tight multi-year supply constraints in the silver market, a move beyond historical highs cannot be ruled out.

However, Silver has historically remained volatile, so a retest of the $36 zone would be normal before a sustained continuation.

The post Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver as Stocks Move Out of the Fear Zone appeared first on BeInCrypto.

  •  

3 Prediksi Harga Teratas untuk Bitcoin, Emas, dan Perak: Reli yang Dipicu The Fed Ini Bakal Bertahan Lama?

Bitcoin, emas, dan perak mendadak menguat pada hari Selasa, sehari sebelum apa yang sepertinya jadi pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya.

Kripto pelopor ini, juga dua aset safe haven komoditas yaitu emas dan perak, kemungkinan akan menghadapi volatilitas menjelang keputusan suku bunga The Fed, bahkan ketika harga XAG menembus di atas US$60/oz untuk pertama kali dalam sejarah, sekarang naik +108% di 2025.

Target Harga BTC, XAU, dan XAG Teratas Menjelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Seluruh perhatian kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed besok dan konferensi pers Jerome Powell setelahnya. Ini adalah salah satu peristiwa ekonomi makro terpenting bagi Bitcoin dan safe haven komoditas minggu ini.

Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa para spekulan suku bunga melihat peluang sebesar 87,6% The Fed akan memangkas suku bunga.

Interest Rate Cut Probabilities
Peluang Pemangkasan Suku Bunga | Sumber: CME FedWatch Tool

Pemangkasan suku bunga The Fed umumnya menjadi angin segar bagi Bitcoin karena meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Emas biasanya akan langsung dan paling cepat mendapat manfaat dari pemangkasan suku bunga, sementara perak seringkali tertinggal dari emas pada awalnya, lalu melesat mengungguli emas saat reli reflasi menguat. Inilah alasan mengapa perak cenderung mengalami lonjakan harga yang tajam setelah pemotongan suku bunga ketika momentum mulai terbentuk.

  • Emas bereaksi pertama kali dan dengan pola yang paling dapat diprediksi
  • Bitcoin mendapat manfaat seiring meluasnya likuiditas
  • Perak sering menjadi pemenang momentum di tahap akhir

Berdasarkan aksi harga saat ini, pasar sebenarnya sudah melakukan antisipasi terhadap peristiwa ini, para trader sudah banyak yang lebih dulu masuk posisi seiring peluang pemangkasan suku bunga kian pasti.

Bitcoin mengejar US$100.000 jelang keputusan suku bunga The Fed

Harga Bitcoin saat ini bergerak dengan bias bullish, konsolidasi dalam channel paralel naik sejak menyentuh dasar di US$80.600 pada 21 November. Selama harga tetap berada dalam pola teknikal ini, peluang untuk lanjut naik masih terbuka lebar.

Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), momentum juga sedang meningkat dan bisa mendorong BTC naik lebih tinggi. Posisi RSI di atas level 50 juga menandakan adanya dorongan beli yang signifikan, tapi semuanya masih seimbang sebab level tengah ini juga rawan berbalik arah ke bearish.

Harga Bitcoin saat ini menghadapi resistance langsung di Exponential Moving Average (EMA) 50 hari di US$97.015, menjadi penghalang menuju level retracement Fibonacci paling penting, yaitu 61,8% di US$98.018.

Level itu dapat menjadi titik masuk utama untuk para bull yang datang belakangan, jadi bila harga Bitcoin berhasil breakout dengan volume besar, itu menjadi sinyal penguatan tren. Kondisi seperti ini bisa membuat kripto pelopor ini melesat menuju US$103.399, yang juga menjadi batas tengah 50%.

Dalam skenario sangat bullish, BTC berpotensi menyentuh level retracement Fibonacci 38,2% yang menandakan tren sangat kuat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Di sisi lain, jika level retracement Fibonacci 61,8% bertahan sebagai resistance, itu dapat memberikan sinyal awal pembalikan tren.

Jika para penjual mengambil kendali di level saat ini, maka Fibonacci retracement 78,6% bisa jadi jebol sebagai support dan pergerakan BTC berpotensi keluar dari channel paralel naik.

Skenario bias seperti ini bisa mendorong harga kripto pelopor turun menuju support di US$80.600. Pergerakan seperti ini berarti Bitcoin akan turun hampir 15% dari level saat ini.

Emas mungkin sedang berada di zona reload klasik tahap A

Harga emas bisa saja mengalami penurunan menuju area terendah US$4.199 dan bahkan menembus garis tren support naik sebelum berbalik ke atas. Berdasarkan RSI, momentumnya mulai menurun dan membuat harga XAU berisiko alami koreksi.

namun, karena RSI masih bertahan di atas level 50 dan ada support kuat dari pertemuan EMA 50 hari dan 100 hari di US$4.202 dan US$4.203, harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi.

Support penting ada di area US$4.178 sampai US$4.192. Jika zona ini bertahan, struktur bull masih tetap utuh.

Sementara itu, resistance utama berada di US$4.241, dan jika harga menembus level ini dengan mulus kemungkinan besar akan memicu percepatan tren naik.

Dalam kondisi bias naik, target harga emas berikutnya adalah US$4.260, atau jika sangat bullish, bisa ke US$4.300 sebelum mencoba kembali meraih rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$4.381.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Emas (XAU) | Sumber: TradingView

Karena itu, harga di titik saat ini bisa menjadi zona ideal untuk pengisian posisi, di mana setiap penurunan dapat menjadi peluang beli untuk para bull yang terlambat masuk.

Kenaikan harga perak 6 kali lipat dibandingkan S&P 500 sepanjang tahun ini

Harga perak sedang mengalami salah satu reli bull terkuat dalam sejarah pasar saham, naik enam kali lipat dari kenaikan S&P 500 selama tahun ini (YTD). Harga XAG/USD sekarang berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 12 bulan terbesar sejak tahun 1979.

Setelah mencapai all-time high baru di angka US$60.794, perak kini berada pada level price discovery dan masih berpeluang lanjut naik lebih tinggi.

Pada grafik 15-menit di bawah, harga XAG/USD menunjukkan breakout bullish continuation yang sangat jelas. Harga perak sudah menembus tegas level range tinggi sebelumnya di sekitar US$58,83 lalu bergerak makin tinggi ke price discovery, sehingga mengonfirmasi perubahan dari konsolidasi ke ekspansi.

Semua garis EMA kunci (50/100/200) kini tertumpuk secara bullish dan mulai naik, menandakan keselarasan tren jangka pendek yang kuat serta kekuatan tren yang solid.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Perak (XAG) | Sumber: TradingView

Momentum mendukung pergerakan ini, terlihat dari RSI di atas 73 yang mengisyaratkan tekanan beli yang sangat kuat. Tapi, posisi RSI ini juga menjadi peringatan bahwa pasar mungkin mengalami overheating dalam waktu dekat sehingga ada risiko koreksi ringan atau konsolidasi sebelum reli berlanjut.

Secara struktur, area resistance sebelumnya di US$58,80 hingga US$59,00 kini menjadi support pertama, sedangkan target psikologis dan teknikal berikutnya berada di sekitar US$61,00–US$61,50.

Selama harga perak tetap di atas 50-EMA (merah) yang naik, bias tetap buy-the-dip. Risiko penurunan baru meningkat jika terjadi breakdown dan harga bertahan di bawah US$59,00.

  •  

Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver: Is the Fed-Driven Rally Built to Last?

Bitcoin, gold, and silver experienced a sudden surge in strength on Tuesday, the eve of what appears to be another Fed rate cut.

The pioneer crypto, as well as the two commodity safe havens, Gold and Silver, may face volatility around the Fed’s interest rate decision, even as XAG price breaks above $60/oz for the first time in history, now up +108% in 2025.

Top BTC, XAU, and XAG Price Targets Ahead of the Fed Cut

All eyes are on the Fed’s interest rate decision tomorrow and the subsequent Jerome Powell press conference. This is one of the most important macroeconomic events for Bitcoin and commodity safe havens this week.

Data from the CME FedWatch Tool shows that interest bettors see an 87.6% chance that the Fed will cut interest rates.

Interest Rate Cut Probabilities
Interest Rate Cut Probabilities. Source: CME FedWatch Tool

A Fed rate cut is generally a tailwind for Bitcoin as it injects liquidity into the financial markets. Gold is typically the cleanest and fastest beneficiary of rate cuts, while silver often lags gold initially, then outperforms during strong reflation moves. This is why silver tends to make violent upside moves after cuts once momentum builds.

  • Gold reacts first and most predictably
  • Bitcoin benefits as liquidity expands
  • Silver often becomes the late-stage momentum winner

Based on current price action, however, markets are already pricing in the event, with traders already front-running a rate cut amid near-certain probabilities.

Bitcoin Races for $100,000 Ahead of Fed’s Interest Rate Decision

The Bitcoin price is trading with a bullish bias, consolidating within an ascending parallel channel since bottoming out at $80,600 on November 21. As long as the price remains confined within this technical formation, the prospects for further upside remain alive.

Based on the RSI (Relative Strength Index) indicator, momentum is rising, which could push BTC further north. Its position above the 50 threshold suggests significant buyer momentum, but a lot remains in the balance, as this midline level is also susceptible to a bearish takeover.

The Bitcoin price faces immediate resistance due to the 50-day Exponential Moving Average (EMA) at $97,015, a roadblock in BTC’s path to the most critical Fibonacci retracement level, 61.8%, at $98,018.

This would be a key entry point for late bulls, such that if the Bitcoin price breaks cleanly through the level with strong volume, it would signal a strengthening trend. Such a directional bias would see the pioneer crypto extend a neck higher to $103,399, earmarked by the 50% midrange.

In a highly bullish case, BTC could reach the 38.2% Fibonacci retracement level, signaling a strong trend.  

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Conversely, if the 61.8% Fibonacci retracement level holds as resistance, it would set the tone for a trend reversal.

Sellers pulling the trigger at current levels could see the 78.6% Fibonacci retracement level give way as support, a move that could cause BTC to fall out of the ascending parallel channel.

Such a directional bias could send the pioneer crypto’s price toward the $80,600 support floor. Such a move would constitute a drop of almost 15% from current levels.

Gold may be in a Stage A Classic Reload Zone

The gold price could sell off towards the lows of $4,199 and potentially violate the rising support trendline before reversing higher. Based on the RSI, momentum is fading, putting the XAU price at risk of a correction.

However, with the RSI still above the 50 threshold and strong downward support provided by the confluence of the 50- and 100-day EMAs at $4,202 and $4,203, respectively, the price could forge higher.

Critical support resides in the range between $4,178 and $4,192. If this zone holds, the bull structure would remain intact.

Meanwhile, the key resistance is at $4,241, with a clean break above this supplier congestion level likely to spark an acceleration.

In such a directional bias, targets would be $4,260, or in a highly bullish case, $4,300 before a potential recapture of the $4,381 all-time high (ATH).  

Gold (XAU) Price Performance
Gold (XAU) Price Performance. Source: TradingView

Therefore, current price levels could be a classic reload zone, with every dip providing a buying opportunity for late bulls.

Silver is up 6x as Much as the S&P 500 YTD

The silver price is experiencing one of the strongest bull runs in stock market history, up six times the S&P 500’s year-to-date (YTD) gain. The XAG/USD price is now on track for the largest 12-month gain since 1979.

After establishing a new all-time high of $60.794, silver is on price discovery levels, with potential for further upside.

On the 15-minute chart below, the XAG/USD price shows a clean bullish continuation breakout. The silver price has decisively cleared the prior range high near $58.83 and accelerated to price discovery, confirming a shift from consolidation to expansion.

All key EMAs (50/100/200) are now stacked bullishly and turning higher, signaling strong short-term trend alignment and trend strength.

Silver (XAG) Price Performance
Silver (XAG) Price Performance. Source: TradingView

Momentum supports the move, as evidenced by the RSI above 73, indicating strong buying pressure. However, this RSI position also warns of near-term overheating and the risk of a shallow pullback or consolidation before continuation.

Structurally, the former resistance at $58.80 to $59.00 now acts as first support, while the next psychological and technical target sits around $61.00–$61.50.

As long as the silver price holds above the rising 50-EMA (red), the bias remains buy-the-dip, with downside risk increasing only on a sustained breakdown back below $59.00.

The post Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver: Is the Fed-Driven Rally Built to Last? appeared first on BeInCrypto.

  •  

Tabrakan Yen Carry Trade: Kejutan Suku Bunga Bank of Japan Menargetkan Bitcoin | US Crypto News

Selamat Datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting perkembangan kripto terpenting untuk hari ini.

Segarkan diri anda dengan secangkir kopi saat pasar global bergeser dengan tenang seiring melonjaknya imbal hasil obligasi Jepang dan BoJ memberikan sinyal kenaikan suku bunga. Perdagangan yen carry yang telah dilakukan selama beberapa dekade, yang mendukung saham, kripto, dan aset berisiko, bisa jadi berakhir lebih cepat dari yang diharapkan siapapun.

Berita Kripto Hari Ini: Bitcoin Bersiap ketika BoJ Mungkin Akhiri Puluhan Tahun Uang Murah

Pasar global bersiap menghadapi potensi guncangan ekonomi makro saat Bank of Japan (BoJ) mempersiapkan pertemuan kebijakan moneter pada tanggal 18-19 Desember.

Trader kini memprediksi 90% kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin, menyusul sinyal dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda dan inflasi yang secara konsisten di atas 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
Probabilitas Pemotongan Suku Bunga BoJ. Sumber: Polymarket

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 2 tahun telah melampaui 1%, tertinggi sejak Krisis Keuangan Global 2008, sementara JGB 10 tahun mencapai tertinggi 17 tahun, menyoroti meningkatnya biaya pinjaman.

Mengapa Yen Carry Trade Penting

Selama hampir tiga dekade, perdagangan yen carry memacu pengambilan risiko global. Investor meminjam yen dengan suku bunga sangat rendah, mengonversinya ke dolar AS, dan menginvestasikan modal ke dalam aset dengan hasil lebih tinggi, termasuk saham AS, obligasi, dan mata uang kripto seperti Bitcoin.

Saat Jepang menaikkan suku bunga atau yen menguat, perdagangan ini dapat berakhir dengan kekacauan, memaksa penjualan aset secara cepat.

Konsekuensinya tidaklah hipotetis: pada Agustus 2024, kenaikan BoJ memicu penghapusan pasar kripto sebesar US$600 miliar, termasuk Bitcoin jatuh ke US$49.000 dan US$1,14 miliar terlikuidasi. Analis memperingatkan skenario serupa bisa terulang jika imbal hasil Jepang naik lebih lanjut.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Selain Paul Barron, analis Great Martis juga menyebut kenaikan BoJ sebagai potensi “kanari di tambang batubara” untuk kripto dan pasar global.

“Ketika BoJ yang sembrono dipaksa menaikkan suku bunga, perdagangan yen carry akan mulai berantakan, menyebabkan kekacauan pasar. Kanari di tambang batubara,” Martis menulis dalam sebuah unggahan.

Sementara itu, tanda awal tekanan mulai muncul, ketika hedge funds dan investor institusional memantau secara ketat pengetatan likuiditas di Jepang, AS, dan Cina secara bersamaan. Konvergensi yang jarang terjadi ini dapat mempercepat deleveraging.

Meski demikian, terdapat pandangan yang berbeda. Analis Negentropic menyebutkan bahwa sebagian besar leverage sudah tersapu sejak Oktober. Dalam nada yang sama, Bob Elliot berpendapat bahwa perdagangan yen carry sebagian besar sudah redup.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Namun bahkan pembongkaran yang sederhana dapat menekan posisi kripto berleverage tinggi dan aset berisiko secara global.

Jika QE Bukan Solusi Langsung, Apa Selanjutnya untuk Bitcoin dan Aset Risiko Global?

Nic Puckrin, co-founder dari Coin Bureau, menekankan bahwa quantitative easing (QE) secara historis mengikuti krisis, bukan penyesuaian suku bunga rutin.

Pengetatan saat ini di Jepang, AS, dan Cina menunjukkan bahwa pasar mungkin menghadapi penurunan lebih lanjut sebelum ada dukungan likuiditas. Investor yang bertaruh pada uang mudah bisa menghadapi volatilitas yang lebih tajam dari yang diharapkan.

Pasar kripto sering kali menjadi yang pertama menyerap kejutan pendanaan, menjadikan Bitcoin dan Ethereum sebagai indikator stress likuiditas.

Dengan keputusan suku bunga BoJ yang akan datang, trader sebaiknya memantau:

  • Imbal hasil JGB,
  • Level USD/JPY, dan
  • Posisi berleverage.

Jika Jepang terus memperketat, deleveraging global bisa berlanjut hingga 2026, menguji ketahanan pasar kripto dan tradisional.

Era uang gratis dari Jepang nampaknya akan berakhir. Pasar kini menghadapi lingkungan dengan volatilitas lebih tinggi, di mana nilai fundamental dapat menggantikan leverage murah sebagai penggerak utama harga aset.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Imbal Hasil Obligasi 10-Tahun Jepang. Sumber: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Berikut ringkasan berita kripto AS lainnya yang harus diikuti hari ini:

Tinjauan Awal Pasar Crypto Equities

Perusahaan  
Strategy (MSTR)US$186,01US$184,62 (-0,75%)
Coinbase (COIN)US$274,05US$273,30 (-0,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,57US$27,73 (+0,58%)
MARA Holdings (MARA)US$12,44US$12,37 (-0,57%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,59US$15,57 (-0,13%)
Core Scientific (CORZ)US$17,08US$17,09 (+0,059%)
Lomba pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

  •  

Rp66,68 Triliun Opsi BTC dan ETH Lenyap saat Trader Diam-diam Bertaruh pada Comeback 2026

Hari Jumat menandai agenda kedaluwarsa opsi BTC & ETH. Gelombang aktivitas derivatif meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Volume futures Binance melejit, menandakan persiapan pasar menuju pergolakan volatilitas berikutnya.

Sekitar 247.000 kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum kedaluwarsa hari ini (5/12) hanya sepertiga dari event pekan sebelumnya yang menyaksikan hampir 720.000 kontrak terhapus.

Lebih dari US$4 Miliar Opsi Kedaluwarsa, Memantik Volatilitas di Tengah Sentimen Pasar yang Terbelah

Data dari Deribit menunjukkan lebih dari US$4,07 miliar (Rp66,68 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum (ETH) kedaluwarsa hari ini. Untuk Bitcoin, opsi yang kedaluwarsa memiliki nilai nosional US$3,4 miliar dengan total open interest 36.906.

Dengan Put-to-Call ratio (PCR) 0,91, level maximum pain untuk opsi BTC yang berakhir hari ini berada di US$91.000, tipis di bawah harga BTC US$92.279 saat ini.

Expiring Bitcoin Options
Opsi Bitcoin yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Untuk Ethereum, nilai nosional opsi yang kedaluwarsa hari ini mencapai US$668,95 juta, dengan total open interest 210.304.

Sama halnya dengan Bitcoin, opsi ETH yang kedaluwarsa hari ini memiliki Put-to-Call Ratio di bawah 1, dengan data Deribit menunjukkan PCR 0,78 pada waktu publikasi. Sementara itu, level maximum pain, atau strike price, berada di US$3.050, tipis di bawah harga ETH US$3.180 saat ini.

Expiring Ethereum Options
Opsi Ethereum yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Sebagai pengingat, titik maximum pain adalah metrik krusial dalam perdagangan opsi kripto. Level tersebut menandai harga ketika mayoritas kontrak kedaluwarsa tanpa nilai, mengakibatkan kerugian finansial maksimum (atau “pain”) bagi para pemegang opsi.

Menariknya, angka opsi BTC dan ETH yang hangus hari ini jauh lebih rendah dibandingkan gelombang pekan lalu. Pada 28 November, BeInCrypto melaporkan bahwa lebih dari US$15 miliar opsi kedaluwarsa, terdiri atas 145.482 BTC dan 574.208 ETH, dengan nilai nosional berturut-turut US$13,28 miliar dan US$1,73 miliar.

PCR di bawah 1 mengindikasikan bahwa lebih banyak Call (beli) diperdagangkan dibandingkan Put (jual). Dengan demikian, ini mencerminkan sentimen bullish untuk Ethereum, dan sentimen bearish untuk Bitcoin, yang memiliki Put lebih dominan daripada Call.

Dengan PCR 0,91, pasar opsi Bitcoin mengisyaratkan sentimen yang hampir seimbang—sedikit condong ke arah strategi lindung-nilai atau defensif. Para trader berhati-hati, namun belum condong ke pesimisme ekstrem terhadap BTC.

Pandangan yang berimbang ini muncul ketika para investor menakar apakah pasar akan bergerak lebih tinggi atau sedang melindungi portofolionya dari potensi tekanan jual.

ETH memiliki PCR 0,78, menandakan dominasi Call atas Put, sehingga mencerminkan positioning bullish yang lebih tegas. Para trader nampaknya lebih optimistis pada ETH dibandingkan BTC untuk saat ini.

Perpindahan Posisi Sunyi di Meja Opsi

Terlepas dari harga spot yang bergerak tidak menentu, data opsi menunjukkan adanya rotasi yang senyap namun signifikan menuju kontrak jatuh tempo pertengahan 2026, khususnya pada Bitcoin.

Meja institusional dilaporkan meningkatkan eksposur call yang terkait dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, permintaan ETF, dan kondisi likuiditas yang semakin membaik.

Open interest pada platform derivatif terus meningkat, dengan arus masuk baru yang menandakan bahwa para trader tengah bersiap untuk reli multi-kuartal. Hal ini selaras dengan pengamatan dari firma analitik derivatif Laevitas.

In 2025, the options market has continued to develop as institutional participation has grown significantly.

On Deribit, BTC options recorded their highest monthly volume in October 2025 at 1.49M contracts, followed by November at 1.33M. Year-to-date BTC options volume stands… pic.twitter.com/AlBVIBuO6F

— Laevitas (@laevitas1) December 3, 2025

Data tersebut mencerminkan pasar derivatif yang semakin matang dan kini semakin didominasi oleh aliran modal profesional.

Analis Memantau Bearish Skew; Namun, Sinyal Bullish Mulai Muncul

Meski optimisme jangka panjang menguat, para analis menyebut bahwa sentimen jangka pendek masih berlapis-lapis konflik. Dalam pembaruan 2 Desember, Greeks.live menggambarkan posisi trader sebagai berikut:

“Bias bullish yang berhati-hati, dengan trader memanggil titik dasar dan mengantisipasi kenaikan, meskipun sentimen diredam oleh frustrasi atas pergerakan harga yang bergerigi dan sinyal palsu.”

Greeks.live menambahkan bahwa put skew masih tinggi, maknanya pasar masih memperhitungkan risiko penurunan jangka pendek:

Risk seller mendominasi tape melalui strategi short put… menghindari pembelian call saat dump, belajar dari volatilitas kedaluwarsa Februari dari US$100 ribu ke US$78 ribu lalu US$95 ribu,” tulis mereka.

Namun, kompresi volatilitas, terutama pada Bitcoin, telah membuka peluang pada opsi ETH, di mana trader melihat level volatilitas yang relatif lebih menarik.

Modal Bergeser Menuju Imbal Hasil dan Pelestarian Modal

Deribit menggemakan pergeseran yang lebih luas menuju strategi yang terukur dan berkelanjutan. Seiring volatilitas yang terus mendingin dan semakin banyak modal yang memasuki pasar, para trader bergeser dari pola ‘lompatan 5–10x’ menuju pelestarian modal dan imbal hasil yang lebih berkesinambungan.

As volatility steadily cools and more capital enters the space, traders are shifting from “5–10x flips” toward capital preservation + sustainable yield.
On-chain products are rising to meet that demand — transparent, self-custodied, and built for real income generation.

“You can… pic.twitter.com/bUy15cZY22

— Deribit (@DeribitOfficial) December 4, 2025

Menjelang kedaluwarsa opsi hari ini, para trader sepatutnya mengantisipasi beberapa tingkat volatilitas yang bisa memengaruhi pergerakan harga jangka pendek. Namun demikian, pasar diprediksi akan beranjak stabil setelah 08:00 UTC (15:00 WIB) ketika kontrak kedaluwarsa di Deribit dan para investor menyesuaikan diri dengan lingkungan perdagangan baru.

Bagaimana pendapat Anda tentang kedaluwarsa opsi BTC dan ETH di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Wolfe Research Mengidentifikasi ‘Maximum Disagreement’ Sebagai Sinyal Utama Pasar Bitcoin: Apa Artinya Ini?

Analis Wolfe Research menyoroti momen langka “ketidaksetujuan maksimum” di pasar kripto, karena sentimen terbagi antara mereka yang menyebutkan dasar pasar bear dan lainnya yang mengharapkan penurunan lebih lanjut. Bitcoin tetap di atas US$90.000, sementara aset digital utama turun 20-50% hanya dalam tiga bulan.

Perpecahan tajam dalam sentimen ini secara historis mendahului pembalikan harga yang signifikan, menurut perusahaan tersebut. Tim Wolfe Research telah mengidentifikasi sinyal teknis dan momentum yang muncul yang dapat menentukan arah Bitcoin hingga akhir tahun.

Market Split Ciptakan Setup Sejarah

Rob Ginsberg dan Read Harvey, analis di Wolfe Research, menggambarkan pasar kripto saat ini sebagai sangat terbelah.

Separuh peserta percaya bahwa fase bear baru saja dimulai, sementara sisanya melihat dasar sudah terbentuk.

Perpecahan ekstrem ini, yang oleh perusahaan disebut sebagai “ketidaksetujuan maksimum,” secara historis mendahului titik balik yang signifikan.

Meskipun Bitcoin baru-baru ini melonjak di atas US$90.000, pasar yang lebih luas tetap dalam tekanan. Hampir setiap aset kripto utama telah turun 20% hingga 50% selama tiga bulan terakhir, menunjukkan bahwa selera risiko tetap rendah. Arus investasi juga tetap lemah, membatasi antusiasme di luar pergerakan harga sehari-hari.

Wolfe Research memposisikan diri secara netral, mencatat peluang yang akan datang bagi investor. Perusahaan masih mengharapkan Bitcoin bisa mencapai dasar di sekitar US$75.000, bahkan ketika harga saat ini diperdagangkan jauh lebih tinggi. Ini berarti penurunan lebih lanjut sebesar 23% jika skenario mereka terbukti benar.

Kinerja Harga Bitcoin (BTC)
Kinerja Harga Bitcoin (BTC). Sumber: TradingView

Zona dukungan jangka panjang di pasar kripto memperkuat analisis ini. Area teknis ini sering menandai titik terendah siklus sebelumnya dan titik balik utama, berfungsi sebagai pedoman untuk perilaku harga saat ini.

Aliran Dana ETF Tunjukkan Keraguan Institusional

Salah satu indikator sentimen utama ditemukan dalam arus ETF (exchange-traded fund) kripto. Arus masuk ETF Bitcoin tetap lemah, membuat sulit bagi aset ini untuk mencatat reli di atas US$90.000.

Arus ETF Bitcoin
Arus ETF Bitcoin. Sumber: SoSoValue

Investasi institusional, yang dulu kuat di awal tahun ketika ETF Bitcoin spot diluncurkan, terlihat mendingin.

Data arus ETF terbaru menunjukkan bahwa November dan Desember melihat arus keluar yang signifikan dari produk ETF Bitcoin utama. Tren ini menunjukkan investor besar baik mengurangi eksposur atau menunggu sinyal yang lebih jelas sebelum mengalokasikan modal tambahan.

Momentum perdagangan belum kembali bersama pemulihan harga Bitcoin. Campuran arus ETF yang lesu dan penurunan aset digital secara luas menciptakan lingkungan yang sulit untuk reli yang berkelanjutan. Investor ritel juga tetap terbagi, mencerminkan ketidakpastian institusional.

Indikator Teknikal Menunjukkan Momentum yang Muncul

Indikator momentum mulai membaik, meskipun ada kehati-hatian yang lebih luas. Bacaan MACD harian menunjukkan momentum positif mungkin sedang terbentuk. Namun, analis memperingatkan masih belum pasti apakah peningkatan ini menandakan pemulihan penuh atau hanya jeda singkat.

Bitcoin mendekati dua level teknis signifikan. Rata-rata pergerakan 50-hari, sekitar US$98.165, adalah tantangan pertama. Lebih dari itu, penghalang psikologis utama US$100.000 adalah level yang sulit untuk dipulihkan dan dipertahankan.

Kinerja Harga Bitcoin
Kinerja Harga Bitcoin. Sumber: TradingView

Wolfe Research melihat lonjakan jangka pendek baru-baru ini sebagai konstruktif. Analisis mereka mencatat bahwa aset kripto, relatif terhadap ekuitas, telah kembali ke zona dukungan yang sebelumnya terlihat pada titik balik sebelumnya. Ini menambah lebih banyak konteks pada latar belakang teknis.

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini membentuk lingkungan yang kompleks. Resistance teknis yang kuat, arus institusi yang lemah, dan penurunan aset bersaing dengan peningkatan momentum dan zona dukungan historis. Campuran ini membentuk narasi yang berkembang untuk Bitcoin dan aset digital.

Pandangan Bertentangan Menentukan Prospek Pasar

Di media sosial serta di kalangan analis, sentimen pasar sangat terbagi. Beberapa pengamat sangat skeptis terhadap level Bitcoin saat ini, berargumen nilai-nilai ini tidak berkelanjutan dan mengutip mekanisme pasar seperti penerbitan stablecoin sebagai bukti.

Lainnya percaya koreksi telah berakhir, merujuk pada dukungan teknis yang sama seperti yang ditunjukkan Wolfe Research. Grup ini melihat harga saat ini sebagai peluang menjelang pemulihan yang akhirnya akan terjadi. Perdebatan ini mencerminkan ketidakpastian seputar faktor-faktor seperti tren ekonomi makro, regulasi, dan adopsi institusional.

Minggu-minggu mendatang bisa mengungkap pandangan mana yang benar. Jika Bitcoin bisa menembus dan bertahan di atas US$100.000, bull mungkin mendapatkan posisi lebih kuat. Namun, penurunan di bawah US$90.000 bisa memicu penjualan kembali. Sinyal “maximum disagreement” dari Wolfe dapat segera terpecahkan, yang berpotensi memicu pembalikan seperti yang terlihat pada siklus sebelumnya.

  •  

Yen Carry Trade Collision: Bank of Japan’s Rate Shock Aims at Bitcoin | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee as global markets quietly shift with Japan’s bond yields surging and the BoJ hinting at a rate hike. The decades-long yen carry trade, which fueled stocks, crypto, and risk assets, could be unraveling faster than anyone expects.

Crypto News of the Day: Bitcoin Braces as BoJ May End Decades of Cheap Money

Global markets are bracing for a potential macro shock as the Bank of Japan (BoJ) prepares for its December 18–19 monetary policy meeting.

Traders now price a 90% chance of a 25 basis point rate hike, following signals from BoJ Governor Kazuo Ueda and persistent inflation above 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
BoJ Interest Rate Cut probabilities. Source: Polymarket

Japan’s 2-year government bond yield has climbed above 1%, its highest since the 2008 Global Financial Crisis, while the 10-year JGB hit a 17-year high, highlighting rising borrowing costs.

Why the Yen Carry Trade Matters

For nearly three decades, the yen carry trade fueled global risk-taking. Investors borrowed yen at ultra-low rates, converted it to dollars, and deployed capital into higher-yielding assets, including US stocks, bonds, and cryptocurrencies like Bitcoin.

When Japan raises rates or the yen strengthens, this trade unwinds violently, forcing rapid asset sales.

The consequences are not hypothetical: in August 2024, a BoJ hike triggered a $600 billion crypto market wipe, including Bitcoin falling to $49,000 and $1.14 billion in liquidations. Analysts warn that a similar scenario could repeat if Japanese yields rise further.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Besides Paul Barron, analyst Great Martis also calls the BoJ hike a potential “canary in the coal mine” for crypto and global markets.

“When the reckless BOJ is forced to raise rates, the yen carry trade will begin to unwind, causing market turmoil. Canary in the coal mine,” Martis wrote in a post.

Meanwhile, early signs of stress are emerging, as hedge funds and institutional investors closely monitor the simultaneous tightening of liquidity in Japan, the US, and China. This rare convergence could accelerate deleveraging.

Nonetheless, counterpoints exist. Analyst Negentropic notes that most leverage has already been flushed since October. In the same tone, Bob Elliot argues the yen carry trade is largely muted.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Yet even modest unwinding could pressure highly leveraged crypto positions and risk assets globally.

If QE Is Not the Immediate Solution, What’s Next for Bitcoin and Global Risk Assets?

Nic Puckrin, co-founder of Coin Bureau, emphasizes that quantitative easing (QE) historically follows a crisis, not routine rate adjustments.

The current tightening in Japan, the US, and China suggests that markets may face further drawdowns before any liquidity support arrives. Investors betting on easy money could face sharper-than-expected volatility.

Crypto markets are often the first to absorb funding shocks, making Bitcoin and Ethereum bellwethers for liquidity stress.

With the BoJ’s rate decision looming, traders should monitor:

  • JGB yields,
  • USD/JPY levels, and
  • Leveraged positions.

If Japan continues tightening, global deleveraging could persist into 2026, testing the resilience of both crypto and traditional markets.

The era of free Japanese money appears to be coming to an end. Markets now face a higher-volatility environment, where fundamental value may replace cheap leverage as the main driver of asset prices.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Japan’s 10-Year Bond Yield. Source: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

Company  
Strategy (MSTR)$186.01$184.62 (-0.75%)
Coinbase (COIN)$274.05$273.30 (-0.27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$27.57$27.73 (+0.58%)
MARA Holdings (MARA)$12.44$12.37 (-0.57%)
Riot Platforms (RIOT)$15.59$15.57 (-0.13%)
Core Scientific (CORZ)$17.08$17.09 (+0.059%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Yen Carry Trade Collision: Bank of Japan’s Rate Shock Aims at Bitcoin | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Wall Street Bersiap Saat Bitcoin Go Public untuk Pertama Kalinya | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting perkembangan kripto paling penting untuk hari ini.

Siapkan kopi dan bersiaplah menghadapi perubahan terbaru di Wall Street: sebuah perusahaan yang berfokus pada Bitcoin akan segera terdaftar di NYSE. Para pemegang saham telah menyetujui merger besar, menggabungkan miliaran Bitcoin di satu tempat dan menandakan pergeseran cara kripto bertemu dengan pasar tradisional.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Twenty One Capital Mendapat Persetujuan NYSE

Pemegang saham Cantor Equity Partners (CEP) memberikan suara setuju untuk merger dengan Twenty One Capital, menyelesaikan rintangan besar terakhir dalam kombinasi bisnis ini.

Kesepakatan ini, dengan ketentuan penutupan standar, diharapkan selesai pada 8 Desember 2025. Setelah merger selesai, entitas baru akan beroperasi dengan nama Twenty One Capital dan mulai berdagang pada hari berikutnya (9 Desember).

CEO Strike Jack Mallers akan memimpin perusahaan, di mana Tether dan Bitfinex menjadi pemilik mayoritas. Perusahaan ini memasarkan dirinya sebagai perusahaan berbasis Bitcoin pertama yang bersiap untuk go public, menawarkan kepada para investor jalur yang diatur untuk mendapatkan paparan terhadap aset kripto tersebut.

“Setelah penyelesaian transaksi tersebut, perusahaan gabungan akan beroperasi sebagai Twenty One Capital, Inc., dan sahamnya dari saham biasa Kelas A diharapkan diperdagangkan di New York Stock Exchange (“NYSE”) mulai 9 Desember 2025, di bawah simbol XXI,” baca kutipan dalam pengumuman tersebut.

Eksposur Ekuitas Publik ke Bitcoin di Tengah Gesekan Aset Kripto dan Perbankan

Saat ini, Twenty One Capital memegang 43.514 BTC, yang bernilai sekitar US$4 miliar, menjadikannya pemilik Bitcoin terbesar ketiga di antara perusahaan publik, setelah Strategy dan MARA Holdings.

Top 22 Public BTC Treasury Companies
22 Perusahaan Pemilik BTC Publik Teratas. Sumber: Bitcoin Treasuries

Perusahaan menekankan “akumulasi Bitcoin yang efisien secara modal” dan berencana untuk memperkenalkan metrik “Bitcoin Per Share.” Metrik ini akan memungkinkan para pemegang saham untuk melacak kepemilikan Bitcoin secara real-time dengan bukti cadangan rantai yang dapat diaudit.

“Listing ini menyediakan cara transparan dan diatur bagi investor untuk mengakses Bitcoin tanpa harus memegang asetnya secara langsung,” tambah perusahaan itu.

Debut di NYSE juga menempatkan Twenty One Capital sebagai jembatan antara operasi berbasis kripto dan pasar ekuitas tradisional, berpotensi mengubah akses investor ke aset digital.

“…menawarkan cara baru bagi investor untuk memaparkan diri pada BTC melalui pasar ekuitas,” komentar Conor Kenny, pengguna populer di x (Twitter).

Pengumuman ini datang di tengah diskusi luas tentang hubungan sektor perbankan dengan perusahaan kripto. Pada akhir November, Jack Mallers mengungkapkan bahwa JPMorgan Chase tiba-tiba menutup rekening pribadinya tanpa penjelasan, memicu kekhawatiran tentang “debanking” di industri kripto.

CEO Tether Paolo Ardoino menggambarkan langkah ini sebagai peluang bagi para eksekutif kripto untuk beroperasi secara independen dari lembaga keuangan terpusat.

I think it's for the best

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) November 23, 2025

Ketegangan ini bersamaan dengan pengawasan pasar yang lebih luas. Saat ini, JPMorgan mengawasi potensi perubahan klasifikasi MSCI yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin yang signifikan, seperti MicroStrategy.

Para analis memperkirakan bahwa perubahan indeks dapat memicu miliaran dalam arus keluar dana pasif, berpotensi setinggi US$9 miliar untuk MicroStrategy.

Saat Twenty One Capital bersiap untuk berdagang di bawah simbol “XXI” pada 9 Desember, pelaku pasar akan memperhatikan volume perdagangan, minat investor, dan penerimaan metrik Bitcoin-per-share.

Listing ini dapat menjadi preseden bagi perusahaan berbasis kripto lainnya yang mencari eksposur pasar yang diatur, berpotensi memperluas partisipasi institusional dan ritel dalam ekonomi Bitcoin.

Chart of the Day

Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings
Kepemilikan BTC Twenty One Capital (XXI). Sumber: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Berikut adalah ringkasan berita kripto lainnya di AS untuk diikuti hari ini:

Gambaran Umum Crypto Equities Pre-Market

   
Strategy (MSTR)US$188,39US$187,82 (-0,30%)
Coinbase (COIN)US$276,92US$275,85 (-0,39%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,05US$26,93 (-0,44%)
MARA Holdings (MARA)US$12,47US$12,45 (-0,16%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,64US$15,57 (-0,45%)
Core Scientific (CORZ)US$16,55US$16,50 (-0,30%)
Perlombaan pasar ekuitas kripto:  Google Finance

  •  

Wall Street Braces as Bitcoin Goes Public for the First Time | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee and brace for Wall Street’s latest twist: a Bitcoin-native company is about to hit the NYSE. Shareholders have approved a major merger, putting billions in Bitcoin under one roof and signaling a shift in how crypto meets traditional markets.

Crypto News of the Day: Twenty One Capital Gains NYSE Approval

Cantor Equity Partners (CEP) shareholders voted to approve the merger with Twenty One Capital, clearing the final major hurdle for the business combination.

The deal, subject to standard closing conditions, is expected to finalize on December 8, 2025. Following the completion, the merged entity will operate under the Twenty One Capital name and begin trading the next day (December 9).

Strike CEO Jack Mallers will lead the company, which Tether and Bitfinex hold as majority owners. The firm markets itself as the first Bitcoin-native company preparing for a public listing, offering investors a regulated pathway to gain exposure to the cryptocurrency.

“Following the consummation of such transactions, the combined company will operate as Twenty One Capital, Inc., and its shares of Class A common stock are expected to trade on the New York Stock Exchange (“NYSE”) beginning on December 9, 2025, under the symbol XXI,” read an excerpt in the announcement.

Public Equity Exposure to Bitcoin Amid Crypto and Banking Frictions

Twenty One Capital currently holds 43,514 BTC, valued at approximately $4 billion, making it the third-largest Bitcoin holder among publicly traded companies, after Strategy and MARA Holdings.

Top 22 Public BTC Treasury Companies
Top 22 Public BTC Treasury Companies. Source: Bitcoin Treasuries

The firm emphasizes “capital-efficient Bitcoin accumulation” and plans to introduce a “Bitcoin Per Share” metric. This metric would enable shareholders to track Bitcoin holdings in real time with auditable on-chain proof-of-reserves.

“This listing provides a transparent, regulated way for investors to access Bitcoin without directly holding the asset,” the company added.

The NYSE debut also positions Twenty One Capital as a bridge between crypto-native operations and traditional equity markets, potentially reshaping investor access to digital assets.

“…offers investors a new way to gain BTC exposure via the equity markets,” commented Conor Kenny, a popular user on x (Twitter).

The announcement comes amid wider discussions about the banking sector’s relationship with crypto firms. In late November, Jack Mallers revealed that JPMorgan Chase abruptly closed his personal accounts without explanation, fueling fears of “debanking” in the crypto industry.

Tether CEO Paolo Ardoino described the move as an opportunity for crypto executives to operate independently of centralized financial institutions.

I think it's for the best

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) November 23, 2025

These tensions coincide with broader market scrutiny. JPMorgan is currently monitoring potential MSCI reclassification rules that could impact companies with significant Bitcoin holdings, such as MicroStrategy.

Analysts estimate that index changes could trigger billions in passive fund outflows, potentially as high as $9 billion for MicroStrategy.

As Twenty One Capital prepares to trade under the “XXI” ticker on December 9, market participants will watch for trading volumes, investor appetite, and the reception of the Bitcoin-per-share metric.

The listing could set a precedent for other crypto-native firms seeking regulated market exposure, potentially broadening institutional and retail participation in the Bitcoin economy.

Chart of the Day

Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings
Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings. Source: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

   
Strategy (MSTR)$188.39$187.82 (-0.30%)
Coinbase (COIN)$276.92$275.85 (-0.39%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$27.05$26.93 (-0.44%)
MARA Holdings (MARA)$12.47$12.45 (-0.16%)
Riot Platforms (RIOT)$15.64$15.57 (-0.45%)
Core Scientific (CORZ)$16.55$16.50 (-0.30%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Wall Street Braces as Bitcoin Goes Public for the First Time | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Token PENGU Reli 30% Berkat Kesepakatan NHL, Nampaknya Penjualan US$108 Juta Menimbulkan Kekhawatiran

PENGU reli lebih dari 30% pada awal Desember 2025 setelah berita kolaborasi besar antara Pudgy Penguins dan National Hockey League (NHL) untuk 2026 Discover NHL Winter Classic.

Meskipun ada lonjakan harga, data on-chain menunjukkan transfer PENGU yang terus berlangsung dari alamat deployment proyek ke centralized exchange. Tren ini memicu perdebatan tentang keberlanjutan pemulihan PENGU.

Kolaborasi NHL Picu Reli PENGU

PENGU, token komunitas Pudgy Penguins, mengalami lonjakan signifikan pada pekan pertama Desember. Harganya meningkat hampir 30% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada US$0,01246 saat tulisan ini dibuat.

Performa Harga Pudgy Penguins (PENGU)
Performa Harga Pudgy Penguins (PENGU) | Sumber: Coingecko

Kenaikan harga ini sejalan dengan pengumuman kemitraan Pudgy Penguins dengan NHL yang berlangsung dari Desember hingga Januari.

Kolaborasi ini diluncurkan di Art Week Miami, dengan aktivitas, giveaway, dan penampilan langsung di acara-acara NHL.

Pudgy Penguins X @NHL

We will be collaborating with the NHL for the 2026 Discover NHL Winter Classic from December to January, starting this week at Art Week Miami.

From giveaways to Pengu meeting NHL fans and more, these activations will bring Pengu into the world of the NHL. pic.twitter.com/rcnIAT6fet

— Pudgy Penguins (@pudgypenguins) December 2, 2025

Kemitraan ini berlangsung dari Desember hingga Januari, dimulai dengan aktivitas di Art Week Miami. Kampanye ini didukung oleh video animasi dari penguin kartun yang berseluncur di lapangan es, mencerminkan dorongan brand tersebut untuk masuk ke hiburan mainstream.

Sebelumnya dikenal utama sebagai koleksi NFT, Pudgy Penguins telah berkembang ke mainan, acara fisik, dan lisensi global, kini bertujuan untuk “menguasai musim dingin” melalui hubungan olahraga.

Kemitraan ini membangkitkan kembali antusiasme pada token. Volume perdagangan DEX untuk PENGU mencapai titik tertinggi bulanan di awal Desember, seperti dicatat oleh Solscan. Lonjakan ini mencerminkan peningkatan aktivitas dari trader yang menanggapi berita kemitraan tersebut.

Volume Perdagangan DEX PENGU
Volume Perdagangan DEX PENGU | Sumber: Solscan

Sentimen bullish mendapat dukungan lebih lanjut dari akumulasi whale. Pada akhir November, investor besar membeli sekitar US$273,000 di PENGU, membeli hampir tiga kali lipat volume rata-rata mereka. Arus masuk smart money mencapai US$1,3 juta dari alamat baru di awal November.

Secara bersamaan, Bitso Exchange, exchange kripto terkemuka di Amerika Latin, mengumumkan peluncuran agregator perpetuals pada Q1 2026, dengan fitur PENGU sebagai aset utama. Langkah ini menargetkan pasar remitansi senilai US$1,37 triliun di wilayah tersebut.

$PENGU is there still hope ? after experiencing a pump of +35% blueprint of pengu with a potential increase of +359% to ATH$PENGU is the official community token of Pudgy Penguins, a web3 entertainment brand based on 8,888 unique NFTs launched on Ethereum in 2021 Acquired by… pic.twitter.com/kBIb0JPgtH

— Vespamatic.hl (@vespamatic96) December 3, 2025

Namun, dengan semakin maraknya hype mengenai kemitraan baru Pudgy Penguins dengan NHL, para trader kini menghadapi kontras tajam antara momentum bullish dan sinyal tekanan jual yang tidak nyaman.

Analisis On-Chain: Tekanan Jual Bertahan

Meski aksi harga berubah positif, data blockchain mengidentifikasi perpindahan token yang sedang berlangsung. Alamat deployment PENGU secara rutin memindahkan sekitar US$3 juta dalam bentuk token ke centralized exchange setiap beberapa hari.

Analis on-chain EmberCN melaporkan bahwa transfer ini terus berlanjut, dengan yang terbaru terlihat pada awal Desember.

“Transfer terbaru terjadi pagi ini,” mereka tulis.

Sejak pertengahan Juli, alamat tersebut memindahkan 3,881 miliar token PENGU, senilai US$108 juta, ke centralized exchange. Aktivitas ini dilacak langsung bersamaan dengan penurunan harga PENGU, yang jatuh dari puncak keduanya sebesar US$0,04 menjadi sekitar US$0,01.

Aliran keluar yang rutin dari wallet inti proyek mengindikasikan penjualan atau distribusi yang strategis yang berkelanjutan, menantang kenaikan harga terbaru.

Grafik harga PENGU menunjukkan periode penjualan
Penurunan harga PENGU berhubungan dengan transfer on-chain ke exchange | EmberCN

Pergerakan token semacam ini sering kali membuat persiapan untuk penjualan atau likuiditas. Namun dalam ekosistem PENGU, skala dan laju yang berkelanjutan ini menunjukkan distribusi yang sedang berlangsung daripada manajemen likuiditas rutin.

Dinamika ini menciptakan ketegangan antara berita positif, seperti kemitraan NHL, dan terus berlanjutnya penjualan dari tim yang di-unlock atau token ekosistem.

  •  

Bitcoin Mining Hit Its Breaking Point — Now AI Is Taking Over Its Racks | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee to read how the Bitcoin mining sector is changing. Skyrocketing costs, collapsing fees, and the rise of AI are forcing miners to rethink their playbook, turning once-stable operations into a battleground for next-generation compute power.

Crypto News of the Day: AI Takes Over Bitcoin Mining Racks as Costs Explode and Profitability Craters

The CoinShares Bitcoin Mining Report Q4 2025 reported that the sector has hit its breaking point. Production costs have surged to all-time highs, hash price has collapsed, and artificial intelligence (AI) is now outbidding miners for their own infrastructure, triggering the most dramatic structural shift the sector has ever faced.

The industry entered Q2 2025 with a brutal new reality:

  • The average cash cost to mine one BTC among public miners jumped to approximately $74,600,
  • All-in costs soared to $137,800.
  • Transaction fees, once a buffer for miner revenue, fell below 1% of block rewards in May and June, the weakest contribution since the 2024 halving.

Yet even as margins collapsed, the Bitcoin network continued to climb, smashing through 1 Zetta hash/s for the first time in August.

Public miners contributed only about 80 EH/s of year-to-date growth, meaning most of the expansion is now coming from private operators, sovereign miners, and well-capitalized energy players with vastly cheaper power.

The result: miners are being diluted by hashrate growth they are no longer driving.

AI Moves In — And It Pays 10–20× More Per Megawatt

A far bigger disruption is unfolding at the infrastructure level. Industrial-scale mining campuses, comprising 100MW to 1GW sites, share nearly identical power, cooling, and rack density requirements with modern AI datacenters.

That overlap has turned mining facilities into prime targets for hyperscalers.

Deals from Google–TeraWulf, Google–Cipher, and multi-site agreements with Fluidstack signal the same direction, that big-tech is moving into miner-built capacity at a premium.

The math explains why. Bitcoin mining yields roughly $1 million per megawatt, while AI compute generates $10 million to $20 million per megawatt.

No miner can ignore that spread.

Industry Splits: AI Megacampuses vs. Mobile, Ultra-Low-Cost Miners

The sector is now diverging into two clear models:

  1. 1. Megascale miners → fully or partially converting to AI/HPC

These facilities can upgrade their electrical topology and uptime standards to meet enterprise requirements. They’re signing decade-long contracts and shifting from volatile block rewards to stable, capacity-based revenue.

2. Low-cost, mobile miners → shifting to stranded energy

Miners unable to compete with AI are moving off-grid: flare gas, remote hydro, and surplus renewables. Portable rigs are being deployed everywhere cheap energy exists, echoing mining’s early decentralized roots.

This migration marks a long-term reshaping of the industry, and not a temporary cycle.

According to a CoinShares report:

  • Hashprice averaged approximately $50 per PH/s/day throughout Q2, continuing its post-halving slide.
  • With difficulty rising, fees stagnant, and Bitcoin trading mostly sideways, older ASIC fleets have been forced offline.

Analysts expect hashprice to remain range-bound between $37–55 per PH/s/day through 2028 unless BTC rallies far faster than hashrate growth.

A Structural Shift: AI Outbids Bitcoin

For the first time in Bitcoin’s history, miners are being priced out of their own infrastructure.

AI’s superior economics, hyperscaler deal flow, and the rising cost of industrial mining are pushing the industry into a permanent transformation.

The Bitcoin network remains strong, where hashrate is still climbing, but the business of mining is being rewritten fast.

This puts miners at an impasse, to either go big into AI, or go remote into stranded power.

Chart of the Day

Analysis of Cost to Mine Bitcoin
Analysis of Cost to Mine Bitcoin. Source: CoinShares

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

CompanyAt the Close of December 2Pre-Market Overview
Strategy (MSTR)$181.33$185.83 (+2.48%)
Coinbase (COIN)$263.26$269.39 (+2.33%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$25.36$25.90 (+2.13%)
MARA Holdings (MARA)$11.91$12.27 (+3.02%)
Riot Platforms (RIOT)$15.22$15.55 (+2.17%)
Core Scientific (CORZ)$15.82$16.03 (+1.33%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Bitcoin Mining Hit Its Breaking Point — Now AI Is Taking Over Its Racks | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

PENGU Token Jumps 30% on NHL Deal, But $108 Million Sell-Off Sparks Fear

PENGU rallied over 30% in early December 2025 following news of a major collaboration between Pudgy Penguins and the National Hockey League (NHL) for the 2026 Discover NHL Winter Classic.

Despite the price jump, on-chain data shows persistent transfers of PENGU from the project’s deployment address to centralized exchanges. This trend has sparked debate about the sustainability of PENGU’s recovery.

NHL Partnership Sparks PENGU Rally

PENGU, the Pudgy Penguins community token, experienced a notable surge during the first week of December. It has increased by almost 30% in the last 24 hours, trading at $0.01246 as of this writing.

Pudgy Penguins (PENGU) Price Performance
Pudgy Penguins (PENGU) Price Performance. Source: Coingecko

This price increase aligned with Pudgy Penguins’ announcement of an NHL partnership lasting from December to January.

The collaboration launched at Art Week Miami, highlighted by activations, giveaways, and live appearances at NHL events.

Pudgy Penguins X @NHL

We will be collaborating with the NHL for the 2026 Discover NHL Winter Classic from December to January, starting this week at Art Week Miami.

From giveaways to Pengu meeting NHL fans and more, these activations will bring Pengu into the world of the NHL. pic.twitter.com/rcnIAT6fet

— Pudgy Penguins (@pudgypenguins) December 2, 2025

The partnership spans December through January, beginning with activations at Art Week Miami. The campaign, supported by an animated video of cartoon penguins skating across an ice rink, reflects the brand’s broader push into mainstream entertainment.

Once known primarily as an NFT collection, Pudgy Penguins has expanded into toys, physical events, and global licensing, now aiming to “own winter” through sports tie-ins.

The partnership reignited enthusiasm in the token. DEX trading volume for PENGU reached its monthly high in early December, as noted by Solscan. This surge reflected increased activity from traders responding to the partnership news.

PENGU DEX Trading Volume
PENGU DEX Trading Volume. Source: Solscan

Bullish sentiment received further support from whale accumulation. In late November, large investors acquired about $273,000 in PENGU, buying at nearly three times their average volume. Smart money inflows tracked $1.3 million from new addresses in early November.

At the same time, Bitso Exchange, the leading Latin American crypto exchange, announced a Q1 2026 launch of a perpetuals aggregator, featuring PENGU as a primary asset. This move targets the region’s $1.37 trillion remittance market.

$PENGU is there still hope ? after experiencing a pump of +35% blueprint of pengu with a potential increase of +359% to ATH$PENGU is the official community token of Pudgy Penguins, a web3 entertainment brand based on 8,888 unique NFTs launched on Ethereum in 2021 Acquired by… pic.twitter.com/kBIb0JPgtH

— Vespamatic.hl (@vespamatic96) December 3, 2025

However, with hype building around Pudgy Penguins’ new NHL partnership, traders now face a sharp contrast between bullish momentum and uneasy sell-pressure signals.

On-Chain Analysis: Selling Pressure Persists

Although price action turned positive, blockchain data identified ongoing token transfers. The PENGU deployment address has routinely moved about $3 million in tokens to centralized exchanges every few days.

On-chain analyst EmberCN reported that these transfers have continued, with the latest seen in early December.

“The most recent transfer was in the early hours of this morning,” they wrote.

Since mid-July, the address moved 3.881 billion PENGU tokens, worth $108 million, to centralized exchanges. This activity tracked directly with the decline in PENGU’s price, which fell from its $0.04 second peak to roughly $0.01.

Regular outflows from the project’s core wallet suggest ongoing selling or strategic distribution, challenging recent price gains.

PENGU price chart showing sell-off period
PENGU price decline correlates with on-chain transfers to exchanges / EmberCN

Such token movements often prepare for sales or liquidity. In the PENGU ecosystem, however, the scale and sustained pace suggests ongoing distribution rather than routine liquidity management.

This dynamic creates tension between positive news, such as the NHL partnership, and continued selling from unlocked team or ecosystem tokens.

The post PENGU Token Jumps 30% on NHL Deal, But $108 Million Sell-Off Sparks Fear appeared first on BeInCrypto.

  •  

MicroStrategy Bangun Tembok Kas Tunai US$1,44 Miliar Di Tengah Ketakutan Pasar yang Meningkat | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting tentang perkembangan terpenting di dunia kripto untuk hari depan.

Ambil secangkir kopi, karena cerita hari ini tidak seperti yang terlihat pada awalnya. Tembok uang tunai baru MicroStrategy sebesar US$1,44 miliar telah memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, datang pada saat pasar terasa sangat tegang, dan setiap gerakan tampaknya mengisyaratkan ada sesuatu yang lebih dalam di balik permukaan.

Berita Kripto Hari Ini: MicroStrategy Bangun Cadangan USD Sambil Kepanikan Pasar Uji Doktrin Bitcoin Saylor

Langkah terbaru MicroStrategy seharusnya menenangkan ketegangan. Namun, hal itu justru menjadi pusat perhatian baru di pasar yang diliputi ketakutan, spekulasi, dan ujian stres likuiditas yang mendekat dengan cepat.

Pada hari Senin, Strategy Inc. (sebelumnya MicroStrategy) mengonfirmasi bahwa mereka telah membentuk Cadangan sebesar US$1,44 miliar. Penyangga uang tunai ini dirancang untuk menutup dividen dan bunga hingga 21 bulan.

$MSTR announces the formation of a $1.44 billion USD Reserve and an increase in its BTC Reserve to 650,000 $BTC. pic.twitter.com/e1tAhDUo9G

— Michael Saylor (@saylor) December 1, 2025

Ketua Strategy Michael Saylor juga mengungkapkan bahwa perusahaan telah menambahkan 130 BTC ke dalam perbendaharaan mereka yang sudah besar.

“Strategy telah memperoleh 130 BTC seharga ~US$11,7 juta dengan harga ~US$89.960 per bitcoin. Per 30/11/2025, kami memiliki 650.000 BTC yang diperoleh seharga ~US$48,38 miliar dengan harga ~US$74.436 per bitcoin,” ujar Saylor.

Pengumuman ini tiba hanya sehari setelah para trader dengan obsesif menganalisis komentar Michael Saylor yang misterius tentang “titik hijau.” Spekulasi mencakup mulai dari pembelian MSTR hingga perusahaan menambah simpanan BTC mereka.

BREAKING: MicroStrategy establishes a $1.44B USD reserve for dividend payments.

This is the actual “Green Dot.”

— Conor Kenny (@conorfkenny) December 1, 2025

Pembelian baru ini membawa kepemilikan perusahaan menjadi 650.000 BTC, atau kira-kira 3,1% dari seluruh Bitcoin yang akan pernah ada.

Cadangan Kas—Atau Tanda Peringatan?

Perusahaan menggambarkan Cadangan USD ini sebagai evolusi strategis. Saylor menyebutnya sebagai “langkah berikutnya dalam evolusi kami” dan esensial untuk menghadapi volatilitas jangka pendek.

“… cadangan saat ini menutup 21 bulan Dividen. Kami berniat menggunakan cadangan ini untuk membayar Dividen kami dan menumbuhkannya seiring waktu,” ujar CEO Strategy Phong Le.

Nampaknya, pernyataan ini tidak membawa stabilitas, tapi malah menambah stres, datang setelah eksekutif MicroStrategy mengakui skenario yang dulunya dianggap tak terpikirkan: potensi penjualan Bitcoin.

Dalam wawancara terbaru, CEO Phong Le mengakui adanya “kill switch” yang terikat pada dua kondisi:

  • Saham MicroStrategy diperdagangkan di bawah 1,0x mNAV—berarti perusahaan dinilai kurang dari Bitcoin yang dimilikinya.
  • Perusahaan tidak dapat mengumpulkan modal melalui ekuitas atau utang.

Pada waktu publikasi, mNAV berada di atas 1x, menjauh dari zona berbahaya 0,9x, di bawahnya MicroStrategy dapat terdesak pada kewajiban dividen yang didanai BTC.

Pasar sudah berada di tepi, dengan Jim Cramer, yang dikutip dalam publikasi US Crypto News baru-baru ini, mengeluarkan peringatan.

“Penurunan reaksi cepat dan agak ganas ini menunjukkan antisipasi terhadap ledakan hedge fund akibat carry-trade Yen… dan Strategy/Bitcoin pada level ini hampir sama,” tulis Cramer.

Frasa “hampir sama” menangkap pergeseran struktural: MicroStrategy secara fungsional telah menjadi ETF Bitcoin yang menggunakan leverage dengan perusahaan perangkat lunak yang terlampir. Struktur itu bekerja sangat baik ketika Bitcoin melonjak, tetapi berkontraksi secara drastis ketika likuiditas mengetat.

Dan likuiditas mengetat dengan cepat.

MicroStrategy bersikeras bahwa mereka tidak menghadapi risiko likuidasi paksa. Namun, pengakuan adanya kondisi penjualan, ditambah dengan tembok uang tunai sebesar US$1,44 miliar, menandai titik balik.

Di mana Saylor dulu berkata, “Kami tidak akan pernah menjual Bitcoin,” investor kini memiliki titik ukur yang dapat diukur:
0,9× mNAV.

Langkah Bitcoin selanjutnya tidak hanya akan membentuk sentimen pasar; mungkin menentukan apakah MicroStrategy tetap menjadi wajah akumulasi Bitcoin korporat atau menjadi ujian profil tinggi pertama tentang batasnya.

Chart of the Day

Data BTC Strategy
Data BTC Strategy | Sumber: Bitcoin Treasuries

Alpha Seukuran Byte

Berikut adalah rangkuman berita kripto AS yang bisa diikuti hari ini:

Ikhtisar Pre-Market Saham Crypto

PerusahaanPenutupan 28 NovemberPratinjau Pre-Market
Strategy (MSTR)US$177.18US$168.10 (-5,12%)
Coinbase (COIN)US$272.82US$260.53 (-4,50%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$26.59US$25.30 (-4,85%)
MARA Holdings (MARA)US$11.81US$11.06 (-6,35%)
Riot Platforms (RIOT)US$16.13US$15.14 (-6,14%)
Core Scientific (CORZ)US$16.89US$16.37 (-3,07%)
Perlombaan pembukaan pasar ekuitas kripto: Google Finance

  •  
❌