Reading view

3 Prediksi Harga Teratas untuk Bitcoin, Emas, dan Perak: Reli yang Dipicu The Fed Ini Bakal Bertahan Lama?

Bitcoin, emas, dan perak mendadak menguat pada hari Selasa, sehari sebelum apa yang sepertinya jadi pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya.

Kripto pelopor ini, juga dua aset safe haven komoditas yaitu emas dan perak, kemungkinan akan menghadapi volatilitas menjelang keputusan suku bunga The Fed, bahkan ketika harga XAG menembus di atas US$60/oz untuk pertama kali dalam sejarah, sekarang naik +108% di 2025.

Target Harga BTC, XAU, dan XAG Teratas Menjelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Seluruh perhatian kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed besok dan konferensi pers Jerome Powell setelahnya. Ini adalah salah satu peristiwa ekonomi makro terpenting bagi Bitcoin dan safe haven komoditas minggu ini.

Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa para spekulan suku bunga melihat peluang sebesar 87,6% The Fed akan memangkas suku bunga.

Interest Rate Cut Probabilities
Peluang Pemangkasan Suku Bunga | Sumber: CME FedWatch Tool

Pemangkasan suku bunga The Fed umumnya menjadi angin segar bagi Bitcoin karena meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Emas biasanya akan langsung dan paling cepat mendapat manfaat dari pemangkasan suku bunga, sementara perak seringkali tertinggal dari emas pada awalnya, lalu melesat mengungguli emas saat reli reflasi menguat. Inilah alasan mengapa perak cenderung mengalami lonjakan harga yang tajam setelah pemotongan suku bunga ketika momentum mulai terbentuk.

  • Emas bereaksi pertama kali dan dengan pola yang paling dapat diprediksi
  • Bitcoin mendapat manfaat seiring meluasnya likuiditas
  • Perak sering menjadi pemenang momentum di tahap akhir

Berdasarkan aksi harga saat ini, pasar sebenarnya sudah melakukan antisipasi terhadap peristiwa ini, para trader sudah banyak yang lebih dulu masuk posisi seiring peluang pemangkasan suku bunga kian pasti.

Bitcoin mengejar US$100.000 jelang keputusan suku bunga The Fed

Harga Bitcoin saat ini bergerak dengan bias bullish, konsolidasi dalam channel paralel naik sejak menyentuh dasar di US$80.600 pada 21 November. Selama harga tetap berada dalam pola teknikal ini, peluang untuk lanjut naik masih terbuka lebar.

Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), momentum juga sedang meningkat dan bisa mendorong BTC naik lebih tinggi. Posisi RSI di atas level 50 juga menandakan adanya dorongan beli yang signifikan, tapi semuanya masih seimbang sebab level tengah ini juga rawan berbalik arah ke bearish.

Harga Bitcoin saat ini menghadapi resistance langsung di Exponential Moving Average (EMA) 50 hari di US$97.015, menjadi penghalang menuju level retracement Fibonacci paling penting, yaitu 61,8% di US$98.018.

Level itu dapat menjadi titik masuk utama untuk para bull yang datang belakangan, jadi bila harga Bitcoin berhasil breakout dengan volume besar, itu menjadi sinyal penguatan tren. Kondisi seperti ini bisa membuat kripto pelopor ini melesat menuju US$103.399, yang juga menjadi batas tengah 50%.

Dalam skenario sangat bullish, BTC berpotensi menyentuh level retracement Fibonacci 38,2% yang menandakan tren sangat kuat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Di sisi lain, jika level retracement Fibonacci 61,8% bertahan sebagai resistance, itu dapat memberikan sinyal awal pembalikan tren.

Jika para penjual mengambil kendali di level saat ini, maka Fibonacci retracement 78,6% bisa jadi jebol sebagai support dan pergerakan BTC berpotensi keluar dari channel paralel naik.

Skenario bias seperti ini bisa mendorong harga kripto pelopor turun menuju support di US$80.600. Pergerakan seperti ini berarti Bitcoin akan turun hampir 15% dari level saat ini.

Emas mungkin sedang berada di zona reload klasik tahap A

Harga emas bisa saja mengalami penurunan menuju area terendah US$4.199 dan bahkan menembus garis tren support naik sebelum berbalik ke atas. Berdasarkan RSI, momentumnya mulai menurun dan membuat harga XAU berisiko alami koreksi.

namun, karena RSI masih bertahan di atas level 50 dan ada support kuat dari pertemuan EMA 50 hari dan 100 hari di US$4.202 dan US$4.203, harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi.

Support penting ada di area US$4.178 sampai US$4.192. Jika zona ini bertahan, struktur bull masih tetap utuh.

Sementara itu, resistance utama berada di US$4.241, dan jika harga menembus level ini dengan mulus kemungkinan besar akan memicu percepatan tren naik.

Dalam kondisi bias naik, target harga emas berikutnya adalah US$4.260, atau jika sangat bullish, bisa ke US$4.300 sebelum mencoba kembali meraih rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$4.381.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Emas (XAU) | Sumber: TradingView

Karena itu, harga di titik saat ini bisa menjadi zona ideal untuk pengisian posisi, di mana setiap penurunan dapat menjadi peluang beli untuk para bull yang terlambat masuk.

Kenaikan harga perak 6 kali lipat dibandingkan S&P 500 sepanjang tahun ini

Harga perak sedang mengalami salah satu reli bull terkuat dalam sejarah pasar saham, naik enam kali lipat dari kenaikan S&P 500 selama tahun ini (YTD). Harga XAG/USD sekarang berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 12 bulan terbesar sejak tahun 1979.

Setelah mencapai all-time high baru di angka US$60.794, perak kini berada pada level price discovery dan masih berpeluang lanjut naik lebih tinggi.

Pada grafik 15-menit di bawah, harga XAG/USD menunjukkan breakout bullish continuation yang sangat jelas. Harga perak sudah menembus tegas level range tinggi sebelumnya di sekitar US$58,83 lalu bergerak makin tinggi ke price discovery, sehingga mengonfirmasi perubahan dari konsolidasi ke ekspansi.

Semua garis EMA kunci (50/100/200) kini tertumpuk secara bullish dan mulai naik, menandakan keselarasan tren jangka pendek yang kuat serta kekuatan tren yang solid.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Perak (XAG) | Sumber: TradingView

Momentum mendukung pergerakan ini, terlihat dari RSI di atas 73 yang mengisyaratkan tekanan beli yang sangat kuat. Tapi, posisi RSI ini juga menjadi peringatan bahwa pasar mungkin mengalami overheating dalam waktu dekat sehingga ada risiko koreksi ringan atau konsolidasi sebelum reli berlanjut.

Secara struktur, area resistance sebelumnya di US$58,80 hingga US$59,00 kini menjadi support pertama, sedangkan target psikologis dan teknikal berikutnya berada di sekitar US$61,00–US$61,50.

Selama harga perak tetap di atas 50-EMA (merah) yang naik, bias tetap buy-the-dip. Risiko penurunan baru meningkat jika terjadi breakdown dan harga bertahan di bawah US$59,00.

  •  

Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver: Is the Fed-Driven Rally Built to Last?

Bitcoin, gold, and silver experienced a sudden surge in strength on Tuesday, the eve of what appears to be another Fed rate cut.

The pioneer crypto, as well as the two commodity safe havens, Gold and Silver, may face volatility around the Fed’s interest rate decision, even as XAG price breaks above $60/oz for the first time in history, now up +108% in 2025.

Top BTC, XAU, and XAG Price Targets Ahead of the Fed Cut

All eyes are on the Fed’s interest rate decision tomorrow and the subsequent Jerome Powell press conference. This is one of the most important macroeconomic events for Bitcoin and commodity safe havens this week.

Data from the CME FedWatch Tool shows that interest bettors see an 87.6% chance that the Fed will cut interest rates.

Interest Rate Cut Probabilities
Interest Rate Cut Probabilities. Source: CME FedWatch Tool

A Fed rate cut is generally a tailwind for Bitcoin as it injects liquidity into the financial markets. Gold is typically the cleanest and fastest beneficiary of rate cuts, while silver often lags gold initially, then outperforms during strong reflation moves. This is why silver tends to make violent upside moves after cuts once momentum builds.

  • Gold reacts first and most predictably
  • Bitcoin benefits as liquidity expands
  • Silver often becomes the late-stage momentum winner

Based on current price action, however, markets are already pricing in the event, with traders already front-running a rate cut amid near-certain probabilities.

Bitcoin Races for $100,000 Ahead of Fed’s Interest Rate Decision

The Bitcoin price is trading with a bullish bias, consolidating within an ascending parallel channel since bottoming out at $80,600 on November 21. As long as the price remains confined within this technical formation, the prospects for further upside remain alive.

Based on the RSI (Relative Strength Index) indicator, momentum is rising, which could push BTC further north. Its position above the 50 threshold suggests significant buyer momentum, but a lot remains in the balance, as this midline level is also susceptible to a bearish takeover.

The Bitcoin price faces immediate resistance due to the 50-day Exponential Moving Average (EMA) at $97,015, a roadblock in BTC’s path to the most critical Fibonacci retracement level, 61.8%, at $98,018.

This would be a key entry point for late bulls, such that if the Bitcoin price breaks cleanly through the level with strong volume, it would signal a strengthening trend. Such a directional bias would see the pioneer crypto extend a neck higher to $103,399, earmarked by the 50% midrange.

In a highly bullish case, BTC could reach the 38.2% Fibonacci retracement level, signaling a strong trend.  

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Conversely, if the 61.8% Fibonacci retracement level holds as resistance, it would set the tone for a trend reversal.

Sellers pulling the trigger at current levels could see the 78.6% Fibonacci retracement level give way as support, a move that could cause BTC to fall out of the ascending parallel channel.

Such a directional bias could send the pioneer crypto’s price toward the $80,600 support floor. Such a move would constitute a drop of almost 15% from current levels.

Gold may be in a Stage A Classic Reload Zone

The gold price could sell off towards the lows of $4,199 and potentially violate the rising support trendline before reversing higher. Based on the RSI, momentum is fading, putting the XAU price at risk of a correction.

However, with the RSI still above the 50 threshold and strong downward support provided by the confluence of the 50- and 100-day EMAs at $4,202 and $4,203, respectively, the price could forge higher.

Critical support resides in the range between $4,178 and $4,192. If this zone holds, the bull structure would remain intact.

Meanwhile, the key resistance is at $4,241, with a clean break above this supplier congestion level likely to spark an acceleration.

In such a directional bias, targets would be $4,260, or in a highly bullish case, $4,300 before a potential recapture of the $4,381 all-time high (ATH).  

Gold (XAU) Price Performance
Gold (XAU) Price Performance. Source: TradingView

Therefore, current price levels could be a classic reload zone, with every dip providing a buying opportunity for late bulls.

Silver is up 6x as Much as the S&P 500 YTD

The silver price is experiencing one of the strongest bull runs in stock market history, up six times the S&P 500’s year-to-date (YTD) gain. The XAG/USD price is now on track for the largest 12-month gain since 1979.

After establishing a new all-time high of $60.794, silver is on price discovery levels, with potential for further upside.

On the 15-minute chart below, the XAG/USD price shows a clean bullish continuation breakout. The silver price has decisively cleared the prior range high near $58.83 and accelerated to price discovery, confirming a shift from consolidation to expansion.

All key EMAs (50/100/200) are now stacked bullishly and turning higher, signaling strong short-term trend alignment and trend strength.

Silver (XAG) Price Performance
Silver (XAG) Price Performance. Source: TradingView

Momentum supports the move, as evidenced by the RSI above 73, indicating strong buying pressure. However, this RSI position also warns of near-term overheating and the risk of a shallow pullback or consolidation before continuation.

Structurally, the former resistance at $58.80 to $59.00 now acts as first support, while the next psychological and technical target sits around $61.00–$61.50.

As long as the silver price holds above the rising 50-EMA (red), the bias remains buy-the-dip, with downside risk increasing only on a sustained breakdown back below $59.00.

The post Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver: Is the Fed-Driven Rally Built to Last? appeared first on BeInCrypto.

  •  

Tabrakan Yen Carry Trade: Kejutan Suku Bunga Bank of Japan Menargetkan Bitcoin | US Crypto News

Selamat Datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting perkembangan kripto terpenting untuk hari ini.

Segarkan diri anda dengan secangkir kopi saat pasar global bergeser dengan tenang seiring melonjaknya imbal hasil obligasi Jepang dan BoJ memberikan sinyal kenaikan suku bunga. Perdagangan yen carry yang telah dilakukan selama beberapa dekade, yang mendukung saham, kripto, dan aset berisiko, bisa jadi berakhir lebih cepat dari yang diharapkan siapapun.

Berita Kripto Hari Ini: Bitcoin Bersiap ketika BoJ Mungkin Akhiri Puluhan Tahun Uang Murah

Pasar global bersiap menghadapi potensi guncangan ekonomi makro saat Bank of Japan (BoJ) mempersiapkan pertemuan kebijakan moneter pada tanggal 18-19 Desember.

Trader kini memprediksi 90% kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin, menyusul sinyal dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda dan inflasi yang secara konsisten di atas 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
Probabilitas Pemotongan Suku Bunga BoJ. Sumber: Polymarket

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 2 tahun telah melampaui 1%, tertinggi sejak Krisis Keuangan Global 2008, sementara JGB 10 tahun mencapai tertinggi 17 tahun, menyoroti meningkatnya biaya pinjaman.

Mengapa Yen Carry Trade Penting

Selama hampir tiga dekade, perdagangan yen carry memacu pengambilan risiko global. Investor meminjam yen dengan suku bunga sangat rendah, mengonversinya ke dolar AS, dan menginvestasikan modal ke dalam aset dengan hasil lebih tinggi, termasuk saham AS, obligasi, dan mata uang kripto seperti Bitcoin.

Saat Jepang menaikkan suku bunga atau yen menguat, perdagangan ini dapat berakhir dengan kekacauan, memaksa penjualan aset secara cepat.

Konsekuensinya tidaklah hipotetis: pada Agustus 2024, kenaikan BoJ memicu penghapusan pasar kripto sebesar US$600 miliar, termasuk Bitcoin jatuh ke US$49.000 dan US$1,14 miliar terlikuidasi. Analis memperingatkan skenario serupa bisa terulang jika imbal hasil Jepang naik lebih lanjut.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Selain Paul Barron, analis Great Martis juga menyebut kenaikan BoJ sebagai potensi “kanari di tambang batubara” untuk kripto dan pasar global.

“Ketika BoJ yang sembrono dipaksa menaikkan suku bunga, perdagangan yen carry akan mulai berantakan, menyebabkan kekacauan pasar. Kanari di tambang batubara,” Martis menulis dalam sebuah unggahan.

Sementara itu, tanda awal tekanan mulai muncul, ketika hedge funds dan investor institusional memantau secara ketat pengetatan likuiditas di Jepang, AS, dan Cina secara bersamaan. Konvergensi yang jarang terjadi ini dapat mempercepat deleveraging.

Meski demikian, terdapat pandangan yang berbeda. Analis Negentropic menyebutkan bahwa sebagian besar leverage sudah tersapu sejak Oktober. Dalam nada yang sama, Bob Elliot berpendapat bahwa perdagangan yen carry sebagian besar sudah redup.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Namun bahkan pembongkaran yang sederhana dapat menekan posisi kripto berleverage tinggi dan aset berisiko secara global.

Jika QE Bukan Solusi Langsung, Apa Selanjutnya untuk Bitcoin dan Aset Risiko Global?

Nic Puckrin, co-founder dari Coin Bureau, menekankan bahwa quantitative easing (QE) secara historis mengikuti krisis, bukan penyesuaian suku bunga rutin.

Pengetatan saat ini di Jepang, AS, dan Cina menunjukkan bahwa pasar mungkin menghadapi penurunan lebih lanjut sebelum ada dukungan likuiditas. Investor yang bertaruh pada uang mudah bisa menghadapi volatilitas yang lebih tajam dari yang diharapkan.

Pasar kripto sering kali menjadi yang pertama menyerap kejutan pendanaan, menjadikan Bitcoin dan Ethereum sebagai indikator stress likuiditas.

Dengan keputusan suku bunga BoJ yang akan datang, trader sebaiknya memantau:

  • Imbal hasil JGB,
  • Level USD/JPY, dan
  • Posisi berleverage.

Jika Jepang terus memperketat, deleveraging global bisa berlanjut hingga 2026, menguji ketahanan pasar kripto dan tradisional.

Era uang gratis dari Jepang nampaknya akan berakhir. Pasar kini menghadapi lingkungan dengan volatilitas lebih tinggi, di mana nilai fundamental dapat menggantikan leverage murah sebagai penggerak utama harga aset.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Imbal Hasil Obligasi 10-Tahun Jepang. Sumber: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Berikut ringkasan berita kripto AS lainnya yang harus diikuti hari ini:

Tinjauan Awal Pasar Crypto Equities

Perusahaan  
Strategy (MSTR)US$186,01US$184,62 (-0,75%)
Coinbase (COIN)US$274,05US$273,30 (-0,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,57US$27,73 (+0,58%)
MARA Holdings (MARA)US$12,44US$12,37 (-0,57%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,59US$15,57 (-0,13%)
Core Scientific (CORZ)US$17,08US$17,09 (+0,059%)
Lomba pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

  •  

Rp66,68 Triliun Opsi BTC dan ETH Lenyap saat Trader Diam-diam Bertaruh pada Comeback 2026

Hari Jumat menandai agenda kedaluwarsa opsi BTC & ETH. Gelombang aktivitas derivatif meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Volume futures Binance melejit, menandakan persiapan pasar menuju pergolakan volatilitas berikutnya.

Sekitar 247.000 kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum kedaluwarsa hari ini (5/12) hanya sepertiga dari event pekan sebelumnya yang menyaksikan hampir 720.000 kontrak terhapus.

Lebih dari US$4 Miliar Opsi Kedaluwarsa, Memantik Volatilitas di Tengah Sentimen Pasar yang Terbelah

Data dari Deribit menunjukkan lebih dari US$4,07 miliar (Rp66,68 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum (ETH) kedaluwarsa hari ini. Untuk Bitcoin, opsi yang kedaluwarsa memiliki nilai nosional US$3,4 miliar dengan total open interest 36.906.

Dengan Put-to-Call ratio (PCR) 0,91, level maximum pain untuk opsi BTC yang berakhir hari ini berada di US$91.000, tipis di bawah harga BTC US$92.279 saat ini.

Expiring Bitcoin Options
Opsi Bitcoin yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Untuk Ethereum, nilai nosional opsi yang kedaluwarsa hari ini mencapai US$668,95 juta, dengan total open interest 210.304.

Sama halnya dengan Bitcoin, opsi ETH yang kedaluwarsa hari ini memiliki Put-to-Call Ratio di bawah 1, dengan data Deribit menunjukkan PCR 0,78 pada waktu publikasi. Sementara itu, level maximum pain, atau strike price, berada di US$3.050, tipis di bawah harga ETH US$3.180 saat ini.

Expiring Ethereum Options
Opsi Ethereum yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Sebagai pengingat, titik maximum pain adalah metrik krusial dalam perdagangan opsi kripto. Level tersebut menandai harga ketika mayoritas kontrak kedaluwarsa tanpa nilai, mengakibatkan kerugian finansial maksimum (atau “pain”) bagi para pemegang opsi.

Menariknya, angka opsi BTC dan ETH yang hangus hari ini jauh lebih rendah dibandingkan gelombang pekan lalu. Pada 28 November, BeInCrypto melaporkan bahwa lebih dari US$15 miliar opsi kedaluwarsa, terdiri atas 145.482 BTC dan 574.208 ETH, dengan nilai nosional berturut-turut US$13,28 miliar dan US$1,73 miliar.

PCR di bawah 1 mengindikasikan bahwa lebih banyak Call (beli) diperdagangkan dibandingkan Put (jual). Dengan demikian, ini mencerminkan sentimen bullish untuk Ethereum, dan sentimen bearish untuk Bitcoin, yang memiliki Put lebih dominan daripada Call.

Dengan PCR 0,91, pasar opsi Bitcoin mengisyaratkan sentimen yang hampir seimbang—sedikit condong ke arah strategi lindung-nilai atau defensif. Para trader berhati-hati, namun belum condong ke pesimisme ekstrem terhadap BTC.

Pandangan yang berimbang ini muncul ketika para investor menakar apakah pasar akan bergerak lebih tinggi atau sedang melindungi portofolionya dari potensi tekanan jual.

ETH memiliki PCR 0,78, menandakan dominasi Call atas Put, sehingga mencerminkan positioning bullish yang lebih tegas. Para trader nampaknya lebih optimistis pada ETH dibandingkan BTC untuk saat ini.

Perpindahan Posisi Sunyi di Meja Opsi

Terlepas dari harga spot yang bergerak tidak menentu, data opsi menunjukkan adanya rotasi yang senyap namun signifikan menuju kontrak jatuh tempo pertengahan 2026, khususnya pada Bitcoin.

Meja institusional dilaporkan meningkatkan eksposur call yang terkait dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, permintaan ETF, dan kondisi likuiditas yang semakin membaik.

Open interest pada platform derivatif terus meningkat, dengan arus masuk baru yang menandakan bahwa para trader tengah bersiap untuk reli multi-kuartal. Hal ini selaras dengan pengamatan dari firma analitik derivatif Laevitas.

In 2025, the options market has continued to develop as institutional participation has grown significantly.

On Deribit, BTC options recorded their highest monthly volume in October 2025 at 1.49M contracts, followed by November at 1.33M. Year-to-date BTC options volume stands… pic.twitter.com/AlBVIBuO6F

— Laevitas (@laevitas1) December 3, 2025

Data tersebut mencerminkan pasar derivatif yang semakin matang dan kini semakin didominasi oleh aliran modal profesional.

Analis Memantau Bearish Skew; Namun, Sinyal Bullish Mulai Muncul

Meski optimisme jangka panjang menguat, para analis menyebut bahwa sentimen jangka pendek masih berlapis-lapis konflik. Dalam pembaruan 2 Desember, Greeks.live menggambarkan posisi trader sebagai berikut:

“Bias bullish yang berhati-hati, dengan trader memanggil titik dasar dan mengantisipasi kenaikan, meskipun sentimen diredam oleh frustrasi atas pergerakan harga yang bergerigi dan sinyal palsu.”

Greeks.live menambahkan bahwa put skew masih tinggi, maknanya pasar masih memperhitungkan risiko penurunan jangka pendek:

Risk seller mendominasi tape melalui strategi short put… menghindari pembelian call saat dump, belajar dari volatilitas kedaluwarsa Februari dari US$100 ribu ke US$78 ribu lalu US$95 ribu,” tulis mereka.

Namun, kompresi volatilitas, terutama pada Bitcoin, telah membuka peluang pada opsi ETH, di mana trader melihat level volatilitas yang relatif lebih menarik.

Modal Bergeser Menuju Imbal Hasil dan Pelestarian Modal

Deribit menggemakan pergeseran yang lebih luas menuju strategi yang terukur dan berkelanjutan. Seiring volatilitas yang terus mendingin dan semakin banyak modal yang memasuki pasar, para trader bergeser dari pola ‘lompatan 5–10x’ menuju pelestarian modal dan imbal hasil yang lebih berkesinambungan.

As volatility steadily cools and more capital enters the space, traders are shifting from “5–10x flips” toward capital preservation + sustainable yield.
On-chain products are rising to meet that demand — transparent, self-custodied, and built for real income generation.

“You can… pic.twitter.com/bUy15cZY22

— Deribit (@DeribitOfficial) December 4, 2025

Menjelang kedaluwarsa opsi hari ini, para trader sepatutnya mengantisipasi beberapa tingkat volatilitas yang bisa memengaruhi pergerakan harga jangka pendek. Namun demikian, pasar diprediksi akan beranjak stabil setelah 08:00 UTC (15:00 WIB) ketika kontrak kedaluwarsa di Deribit dan para investor menyesuaikan diri dengan lingkungan perdagangan baru.

Bagaimana pendapat Anda tentang kedaluwarsa opsi BTC dan ETH di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Wolfe Research Mengidentifikasi ‘Maximum Disagreement’ Sebagai Sinyal Utama Pasar Bitcoin: Apa Artinya Ini?

Analis Wolfe Research menyoroti momen langka “ketidaksetujuan maksimum” di pasar kripto, karena sentimen terbagi antara mereka yang menyebutkan dasar pasar bear dan lainnya yang mengharapkan penurunan lebih lanjut. Bitcoin tetap di atas US$90.000, sementara aset digital utama turun 20-50% hanya dalam tiga bulan.

Perpecahan tajam dalam sentimen ini secara historis mendahului pembalikan harga yang signifikan, menurut perusahaan tersebut. Tim Wolfe Research telah mengidentifikasi sinyal teknis dan momentum yang muncul yang dapat menentukan arah Bitcoin hingga akhir tahun.

Market Split Ciptakan Setup Sejarah

Rob Ginsberg dan Read Harvey, analis di Wolfe Research, menggambarkan pasar kripto saat ini sebagai sangat terbelah.

Separuh peserta percaya bahwa fase bear baru saja dimulai, sementara sisanya melihat dasar sudah terbentuk.

Perpecahan ekstrem ini, yang oleh perusahaan disebut sebagai “ketidaksetujuan maksimum,” secara historis mendahului titik balik yang signifikan.

Meskipun Bitcoin baru-baru ini melonjak di atas US$90.000, pasar yang lebih luas tetap dalam tekanan. Hampir setiap aset kripto utama telah turun 20% hingga 50% selama tiga bulan terakhir, menunjukkan bahwa selera risiko tetap rendah. Arus investasi juga tetap lemah, membatasi antusiasme di luar pergerakan harga sehari-hari.

Wolfe Research memposisikan diri secara netral, mencatat peluang yang akan datang bagi investor. Perusahaan masih mengharapkan Bitcoin bisa mencapai dasar di sekitar US$75.000, bahkan ketika harga saat ini diperdagangkan jauh lebih tinggi. Ini berarti penurunan lebih lanjut sebesar 23% jika skenario mereka terbukti benar.

Kinerja Harga Bitcoin (BTC)
Kinerja Harga Bitcoin (BTC). Sumber: TradingView

Zona dukungan jangka panjang di pasar kripto memperkuat analisis ini. Area teknis ini sering menandai titik terendah siklus sebelumnya dan titik balik utama, berfungsi sebagai pedoman untuk perilaku harga saat ini.

Aliran Dana ETF Tunjukkan Keraguan Institusional

Salah satu indikator sentimen utama ditemukan dalam arus ETF (exchange-traded fund) kripto. Arus masuk ETF Bitcoin tetap lemah, membuat sulit bagi aset ini untuk mencatat reli di atas US$90.000.

Arus ETF Bitcoin
Arus ETF Bitcoin. Sumber: SoSoValue

Investasi institusional, yang dulu kuat di awal tahun ketika ETF Bitcoin spot diluncurkan, terlihat mendingin.

Data arus ETF terbaru menunjukkan bahwa November dan Desember melihat arus keluar yang signifikan dari produk ETF Bitcoin utama. Tren ini menunjukkan investor besar baik mengurangi eksposur atau menunggu sinyal yang lebih jelas sebelum mengalokasikan modal tambahan.

Momentum perdagangan belum kembali bersama pemulihan harga Bitcoin. Campuran arus ETF yang lesu dan penurunan aset digital secara luas menciptakan lingkungan yang sulit untuk reli yang berkelanjutan. Investor ritel juga tetap terbagi, mencerminkan ketidakpastian institusional.

Indikator Teknikal Menunjukkan Momentum yang Muncul

Indikator momentum mulai membaik, meskipun ada kehati-hatian yang lebih luas. Bacaan MACD harian menunjukkan momentum positif mungkin sedang terbentuk. Namun, analis memperingatkan masih belum pasti apakah peningkatan ini menandakan pemulihan penuh atau hanya jeda singkat.

Bitcoin mendekati dua level teknis signifikan. Rata-rata pergerakan 50-hari, sekitar US$98.165, adalah tantangan pertama. Lebih dari itu, penghalang psikologis utama US$100.000 adalah level yang sulit untuk dipulihkan dan dipertahankan.

Kinerja Harga Bitcoin
Kinerja Harga Bitcoin. Sumber: TradingView

Wolfe Research melihat lonjakan jangka pendek baru-baru ini sebagai konstruktif. Analisis mereka mencatat bahwa aset kripto, relatif terhadap ekuitas, telah kembali ke zona dukungan yang sebelumnya terlihat pada titik balik sebelumnya. Ini menambah lebih banyak konteks pada latar belakang teknis.

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini membentuk lingkungan yang kompleks. Resistance teknis yang kuat, arus institusi yang lemah, dan penurunan aset bersaing dengan peningkatan momentum dan zona dukungan historis. Campuran ini membentuk narasi yang berkembang untuk Bitcoin dan aset digital.

Pandangan Bertentangan Menentukan Prospek Pasar

Di media sosial serta di kalangan analis, sentimen pasar sangat terbagi. Beberapa pengamat sangat skeptis terhadap level Bitcoin saat ini, berargumen nilai-nilai ini tidak berkelanjutan dan mengutip mekanisme pasar seperti penerbitan stablecoin sebagai bukti.

Lainnya percaya koreksi telah berakhir, merujuk pada dukungan teknis yang sama seperti yang ditunjukkan Wolfe Research. Grup ini melihat harga saat ini sebagai peluang menjelang pemulihan yang akhirnya akan terjadi. Perdebatan ini mencerminkan ketidakpastian seputar faktor-faktor seperti tren ekonomi makro, regulasi, dan adopsi institusional.

Minggu-minggu mendatang bisa mengungkap pandangan mana yang benar. Jika Bitcoin bisa menembus dan bertahan di atas US$100.000, bull mungkin mendapatkan posisi lebih kuat. Namun, penurunan di bawah US$90.000 bisa memicu penjualan kembali. Sinyal “maximum disagreement” dari Wolfe dapat segera terpecahkan, yang berpotensi memicu pembalikan seperti yang terlihat pada siklus sebelumnya.

  •  

Yen Carry Trade Collision: Bank of Japan’s Rate Shock Aims at Bitcoin | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee as global markets quietly shift with Japan’s bond yields surging and the BoJ hinting at a rate hike. The decades-long yen carry trade, which fueled stocks, crypto, and risk assets, could be unraveling faster than anyone expects.

Crypto News of the Day: Bitcoin Braces as BoJ May End Decades of Cheap Money

Global markets are bracing for a potential macro shock as the Bank of Japan (BoJ) prepares for its December 18–19 monetary policy meeting.

Traders now price a 90% chance of a 25 basis point rate hike, following signals from BoJ Governor Kazuo Ueda and persistent inflation above 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
BoJ Interest Rate Cut probabilities. Source: Polymarket

Japan’s 2-year government bond yield has climbed above 1%, its highest since the 2008 Global Financial Crisis, while the 10-year JGB hit a 17-year high, highlighting rising borrowing costs.

Why the Yen Carry Trade Matters

For nearly three decades, the yen carry trade fueled global risk-taking. Investors borrowed yen at ultra-low rates, converted it to dollars, and deployed capital into higher-yielding assets, including US stocks, bonds, and cryptocurrencies like Bitcoin.

When Japan raises rates or the yen strengthens, this trade unwinds violently, forcing rapid asset sales.

The consequences are not hypothetical: in August 2024, a BoJ hike triggered a $600 billion crypto market wipe, including Bitcoin falling to $49,000 and $1.14 billion in liquidations. Analysts warn that a similar scenario could repeat if Japanese yields rise further.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Besides Paul Barron, analyst Great Martis also calls the BoJ hike a potential “canary in the coal mine” for crypto and global markets.

“When the reckless BOJ is forced to raise rates, the yen carry trade will begin to unwind, causing market turmoil. Canary in the coal mine,” Martis wrote in a post.

Meanwhile, early signs of stress are emerging, as hedge funds and institutional investors closely monitor the simultaneous tightening of liquidity in Japan, the US, and China. This rare convergence could accelerate deleveraging.

Nonetheless, counterpoints exist. Analyst Negentropic notes that most leverage has already been flushed since October. In the same tone, Bob Elliot argues the yen carry trade is largely muted.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Yet even modest unwinding could pressure highly leveraged crypto positions and risk assets globally.

If QE Is Not the Immediate Solution, What’s Next for Bitcoin and Global Risk Assets?

Nic Puckrin, co-founder of Coin Bureau, emphasizes that quantitative easing (QE) historically follows a crisis, not routine rate adjustments.

The current tightening in Japan, the US, and China suggests that markets may face further drawdowns before any liquidity support arrives. Investors betting on easy money could face sharper-than-expected volatility.

Crypto markets are often the first to absorb funding shocks, making Bitcoin and Ethereum bellwethers for liquidity stress.

With the BoJ’s rate decision looming, traders should monitor:

  • JGB yields,
  • USD/JPY levels, and
  • Leveraged positions.

If Japan continues tightening, global deleveraging could persist into 2026, testing the resilience of both crypto and traditional markets.

The era of free Japanese money appears to be coming to an end. Markets now face a higher-volatility environment, where fundamental value may replace cheap leverage as the main driver of asset prices.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Japan’s 10-Year Bond Yield. Source: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

Company  
Strategy (MSTR)$186.01$184.62 (-0.75%)
Coinbase (COIN)$274.05$273.30 (-0.27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$27.57$27.73 (+0.58%)
MARA Holdings (MARA)$12.44$12.37 (-0.57%)
Riot Platforms (RIOT)$15.59$15.57 (-0.13%)
Core Scientific (CORZ)$17.08$17.09 (+0.059%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Yen Carry Trade Collision: Bank of Japan’s Rate Shock Aims at Bitcoin | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Wall Street Bersiap Saat Bitcoin Go Public untuk Pertama Kalinya | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting perkembangan kripto paling penting untuk hari ini.

Siapkan kopi dan bersiaplah menghadapi perubahan terbaru di Wall Street: sebuah perusahaan yang berfokus pada Bitcoin akan segera terdaftar di NYSE. Para pemegang saham telah menyetujui merger besar, menggabungkan miliaran Bitcoin di satu tempat dan menandakan pergeseran cara kripto bertemu dengan pasar tradisional.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Twenty One Capital Mendapat Persetujuan NYSE

Pemegang saham Cantor Equity Partners (CEP) memberikan suara setuju untuk merger dengan Twenty One Capital, menyelesaikan rintangan besar terakhir dalam kombinasi bisnis ini.

Kesepakatan ini, dengan ketentuan penutupan standar, diharapkan selesai pada 8 Desember 2025. Setelah merger selesai, entitas baru akan beroperasi dengan nama Twenty One Capital dan mulai berdagang pada hari berikutnya (9 Desember).

CEO Strike Jack Mallers akan memimpin perusahaan, di mana Tether dan Bitfinex menjadi pemilik mayoritas. Perusahaan ini memasarkan dirinya sebagai perusahaan berbasis Bitcoin pertama yang bersiap untuk go public, menawarkan kepada para investor jalur yang diatur untuk mendapatkan paparan terhadap aset kripto tersebut.

“Setelah penyelesaian transaksi tersebut, perusahaan gabungan akan beroperasi sebagai Twenty One Capital, Inc., dan sahamnya dari saham biasa Kelas A diharapkan diperdagangkan di New York Stock Exchange (“NYSE”) mulai 9 Desember 2025, di bawah simbol XXI,” baca kutipan dalam pengumuman tersebut.

Eksposur Ekuitas Publik ke Bitcoin di Tengah Gesekan Aset Kripto dan Perbankan

Saat ini, Twenty One Capital memegang 43.514 BTC, yang bernilai sekitar US$4 miliar, menjadikannya pemilik Bitcoin terbesar ketiga di antara perusahaan publik, setelah Strategy dan MARA Holdings.

Top 22 Public BTC Treasury Companies
22 Perusahaan Pemilik BTC Publik Teratas. Sumber: Bitcoin Treasuries

Perusahaan menekankan “akumulasi Bitcoin yang efisien secara modal” dan berencana untuk memperkenalkan metrik “Bitcoin Per Share.” Metrik ini akan memungkinkan para pemegang saham untuk melacak kepemilikan Bitcoin secara real-time dengan bukti cadangan rantai yang dapat diaudit.

“Listing ini menyediakan cara transparan dan diatur bagi investor untuk mengakses Bitcoin tanpa harus memegang asetnya secara langsung,” tambah perusahaan itu.

Debut di NYSE juga menempatkan Twenty One Capital sebagai jembatan antara operasi berbasis kripto dan pasar ekuitas tradisional, berpotensi mengubah akses investor ke aset digital.

“…menawarkan cara baru bagi investor untuk memaparkan diri pada BTC melalui pasar ekuitas,” komentar Conor Kenny, pengguna populer di x (Twitter).

Pengumuman ini datang di tengah diskusi luas tentang hubungan sektor perbankan dengan perusahaan kripto. Pada akhir November, Jack Mallers mengungkapkan bahwa JPMorgan Chase tiba-tiba menutup rekening pribadinya tanpa penjelasan, memicu kekhawatiran tentang “debanking” di industri kripto.

CEO Tether Paolo Ardoino menggambarkan langkah ini sebagai peluang bagi para eksekutif kripto untuk beroperasi secara independen dari lembaga keuangan terpusat.

I think it's for the best

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) November 23, 2025

Ketegangan ini bersamaan dengan pengawasan pasar yang lebih luas. Saat ini, JPMorgan mengawasi potensi perubahan klasifikasi MSCI yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin yang signifikan, seperti MicroStrategy.

Para analis memperkirakan bahwa perubahan indeks dapat memicu miliaran dalam arus keluar dana pasif, berpotensi setinggi US$9 miliar untuk MicroStrategy.

Saat Twenty One Capital bersiap untuk berdagang di bawah simbol “XXI” pada 9 Desember, pelaku pasar akan memperhatikan volume perdagangan, minat investor, dan penerimaan metrik Bitcoin-per-share.

Listing ini dapat menjadi preseden bagi perusahaan berbasis kripto lainnya yang mencari eksposur pasar yang diatur, berpotensi memperluas partisipasi institusional dan ritel dalam ekonomi Bitcoin.

Chart of the Day

Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings
Kepemilikan BTC Twenty One Capital (XXI). Sumber: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Berikut adalah ringkasan berita kripto lainnya di AS untuk diikuti hari ini:

Gambaran Umum Crypto Equities Pre-Market

   
Strategy (MSTR)US$188,39US$187,82 (-0,30%)
Coinbase (COIN)US$276,92US$275,85 (-0,39%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,05US$26,93 (-0,44%)
MARA Holdings (MARA)US$12,47US$12,45 (-0,16%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,64US$15,57 (-0,45%)
Core Scientific (CORZ)US$16,55US$16,50 (-0,30%)
Perlombaan pasar ekuitas kripto:  Google Finance

  •  

Wall Street Braces as Bitcoin Goes Public for the First Time | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee and brace for Wall Street’s latest twist: a Bitcoin-native company is about to hit the NYSE. Shareholders have approved a major merger, putting billions in Bitcoin under one roof and signaling a shift in how crypto meets traditional markets.

Crypto News of the Day: Twenty One Capital Gains NYSE Approval

Cantor Equity Partners (CEP) shareholders voted to approve the merger with Twenty One Capital, clearing the final major hurdle for the business combination.

The deal, subject to standard closing conditions, is expected to finalize on December 8, 2025. Following the completion, the merged entity will operate under the Twenty One Capital name and begin trading the next day (December 9).

Strike CEO Jack Mallers will lead the company, which Tether and Bitfinex hold as majority owners. The firm markets itself as the first Bitcoin-native company preparing for a public listing, offering investors a regulated pathway to gain exposure to the cryptocurrency.

“Following the consummation of such transactions, the combined company will operate as Twenty One Capital, Inc., and its shares of Class A common stock are expected to trade on the New York Stock Exchange (“NYSE”) beginning on December 9, 2025, under the symbol XXI,” read an excerpt in the announcement.

Public Equity Exposure to Bitcoin Amid Crypto and Banking Frictions

Twenty One Capital currently holds 43,514 BTC, valued at approximately $4 billion, making it the third-largest Bitcoin holder among publicly traded companies, after Strategy and MARA Holdings.

Top 22 Public BTC Treasury Companies
Top 22 Public BTC Treasury Companies. Source: Bitcoin Treasuries

The firm emphasizes “capital-efficient Bitcoin accumulation” and plans to introduce a “Bitcoin Per Share” metric. This metric would enable shareholders to track Bitcoin holdings in real time with auditable on-chain proof-of-reserves.

“This listing provides a transparent, regulated way for investors to access Bitcoin without directly holding the asset,” the company added.

The NYSE debut also positions Twenty One Capital as a bridge between crypto-native operations and traditional equity markets, potentially reshaping investor access to digital assets.

“…offers investors a new way to gain BTC exposure via the equity markets,” commented Conor Kenny, a popular user on x (Twitter).

The announcement comes amid wider discussions about the banking sector’s relationship with crypto firms. In late November, Jack Mallers revealed that JPMorgan Chase abruptly closed his personal accounts without explanation, fueling fears of “debanking” in the crypto industry.

Tether CEO Paolo Ardoino described the move as an opportunity for crypto executives to operate independently of centralized financial institutions.

I think it's for the best

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) November 23, 2025

These tensions coincide with broader market scrutiny. JPMorgan is currently monitoring potential MSCI reclassification rules that could impact companies with significant Bitcoin holdings, such as MicroStrategy.

Analysts estimate that index changes could trigger billions in passive fund outflows, potentially as high as $9 billion for MicroStrategy.

As Twenty One Capital prepares to trade under the “XXI” ticker on December 9, market participants will watch for trading volumes, investor appetite, and the reception of the Bitcoin-per-share metric.

The listing could set a precedent for other crypto-native firms seeking regulated market exposure, potentially broadening institutional and retail participation in the Bitcoin economy.

Chart of the Day

Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings
Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings. Source: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

   
Strategy (MSTR)$188.39$187.82 (-0.30%)
Coinbase (COIN)$276.92$275.85 (-0.39%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$27.05$26.93 (-0.44%)
MARA Holdings (MARA)$12.47$12.45 (-0.16%)
Riot Platforms (RIOT)$15.64$15.57 (-0.45%)
Core Scientific (CORZ)$16.55$16.50 (-0.30%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Wall Street Braces as Bitcoin Goes Public for the First Time | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Token PENGU Reli 30% Berkat Kesepakatan NHL, Nampaknya Penjualan US$108 Juta Menimbulkan Kekhawatiran

PENGU reli lebih dari 30% pada awal Desember 2025 setelah berita kolaborasi besar antara Pudgy Penguins dan National Hockey League (NHL) untuk 2026 Discover NHL Winter Classic.

Meskipun ada lonjakan harga, data on-chain menunjukkan transfer PENGU yang terus berlangsung dari alamat deployment proyek ke centralized exchange. Tren ini memicu perdebatan tentang keberlanjutan pemulihan PENGU.

Kolaborasi NHL Picu Reli PENGU

PENGU, token komunitas Pudgy Penguins, mengalami lonjakan signifikan pada pekan pertama Desember. Harganya meningkat hampir 30% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada US$0,01246 saat tulisan ini dibuat.

Performa Harga Pudgy Penguins (PENGU)
Performa Harga Pudgy Penguins (PENGU) | Sumber: Coingecko

Kenaikan harga ini sejalan dengan pengumuman kemitraan Pudgy Penguins dengan NHL yang berlangsung dari Desember hingga Januari.

Kolaborasi ini diluncurkan di Art Week Miami, dengan aktivitas, giveaway, dan penampilan langsung di acara-acara NHL.

Pudgy Penguins X @NHL

We will be collaborating with the NHL for the 2026 Discover NHL Winter Classic from December to January, starting this week at Art Week Miami.

From giveaways to Pengu meeting NHL fans and more, these activations will bring Pengu into the world of the NHL. pic.twitter.com/rcnIAT6fet

— Pudgy Penguins (@pudgypenguins) December 2, 2025

Kemitraan ini berlangsung dari Desember hingga Januari, dimulai dengan aktivitas di Art Week Miami. Kampanye ini didukung oleh video animasi dari penguin kartun yang berseluncur di lapangan es, mencerminkan dorongan brand tersebut untuk masuk ke hiburan mainstream.

Sebelumnya dikenal utama sebagai koleksi NFT, Pudgy Penguins telah berkembang ke mainan, acara fisik, dan lisensi global, kini bertujuan untuk “menguasai musim dingin” melalui hubungan olahraga.

Kemitraan ini membangkitkan kembali antusiasme pada token. Volume perdagangan DEX untuk PENGU mencapai titik tertinggi bulanan di awal Desember, seperti dicatat oleh Solscan. Lonjakan ini mencerminkan peningkatan aktivitas dari trader yang menanggapi berita kemitraan tersebut.

Volume Perdagangan DEX PENGU
Volume Perdagangan DEX PENGU | Sumber: Solscan

Sentimen bullish mendapat dukungan lebih lanjut dari akumulasi whale. Pada akhir November, investor besar membeli sekitar US$273,000 di PENGU, membeli hampir tiga kali lipat volume rata-rata mereka. Arus masuk smart money mencapai US$1,3 juta dari alamat baru di awal November.

Secara bersamaan, Bitso Exchange, exchange kripto terkemuka di Amerika Latin, mengumumkan peluncuran agregator perpetuals pada Q1 2026, dengan fitur PENGU sebagai aset utama. Langkah ini menargetkan pasar remitansi senilai US$1,37 triliun di wilayah tersebut.

$PENGU is there still hope ? after experiencing a pump of +35% blueprint of pengu with a potential increase of +359% to ATH$PENGU is the official community token of Pudgy Penguins, a web3 entertainment brand based on 8,888 unique NFTs launched on Ethereum in 2021 Acquired by… pic.twitter.com/kBIb0JPgtH

— Vespamatic.hl (@vespamatic96) December 3, 2025

Namun, dengan semakin maraknya hype mengenai kemitraan baru Pudgy Penguins dengan NHL, para trader kini menghadapi kontras tajam antara momentum bullish dan sinyal tekanan jual yang tidak nyaman.

Analisis On-Chain: Tekanan Jual Bertahan

Meski aksi harga berubah positif, data blockchain mengidentifikasi perpindahan token yang sedang berlangsung. Alamat deployment PENGU secara rutin memindahkan sekitar US$3 juta dalam bentuk token ke centralized exchange setiap beberapa hari.

Analis on-chain EmberCN melaporkan bahwa transfer ini terus berlanjut, dengan yang terbaru terlihat pada awal Desember.

“Transfer terbaru terjadi pagi ini,” mereka tulis.

Sejak pertengahan Juli, alamat tersebut memindahkan 3,881 miliar token PENGU, senilai US$108 juta, ke centralized exchange. Aktivitas ini dilacak langsung bersamaan dengan penurunan harga PENGU, yang jatuh dari puncak keduanya sebesar US$0,04 menjadi sekitar US$0,01.

Aliran keluar yang rutin dari wallet inti proyek mengindikasikan penjualan atau distribusi yang strategis yang berkelanjutan, menantang kenaikan harga terbaru.

Grafik harga PENGU menunjukkan periode penjualan
Penurunan harga PENGU berhubungan dengan transfer on-chain ke exchange | EmberCN

Pergerakan token semacam ini sering kali membuat persiapan untuk penjualan atau likuiditas. Namun dalam ekosistem PENGU, skala dan laju yang berkelanjutan ini menunjukkan distribusi yang sedang berlangsung daripada manajemen likuiditas rutin.

Dinamika ini menciptakan ketegangan antara berita positif, seperti kemitraan NHL, dan terus berlanjutnya penjualan dari tim yang di-unlock atau token ekosistem.

  •  

Bitcoin Mining Hit Its Breaking Point — Now AI Is Taking Over Its Racks | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee to read how the Bitcoin mining sector is changing. Skyrocketing costs, collapsing fees, and the rise of AI are forcing miners to rethink their playbook, turning once-stable operations into a battleground for next-generation compute power.

Crypto News of the Day: AI Takes Over Bitcoin Mining Racks as Costs Explode and Profitability Craters

The CoinShares Bitcoin Mining Report Q4 2025 reported that the sector has hit its breaking point. Production costs have surged to all-time highs, hash price has collapsed, and artificial intelligence (AI) is now outbidding miners for their own infrastructure, triggering the most dramatic structural shift the sector has ever faced.

The industry entered Q2 2025 with a brutal new reality:

  • The average cash cost to mine one BTC among public miners jumped to approximately $74,600,
  • All-in costs soared to $137,800.
  • Transaction fees, once a buffer for miner revenue, fell below 1% of block rewards in May and June, the weakest contribution since the 2024 halving.

Yet even as margins collapsed, the Bitcoin network continued to climb, smashing through 1 Zetta hash/s for the first time in August.

Public miners contributed only about 80 EH/s of year-to-date growth, meaning most of the expansion is now coming from private operators, sovereign miners, and well-capitalized energy players with vastly cheaper power.

The result: miners are being diluted by hashrate growth they are no longer driving.

AI Moves In — And It Pays 10–20× More Per Megawatt

A far bigger disruption is unfolding at the infrastructure level. Industrial-scale mining campuses, comprising 100MW to 1GW sites, share nearly identical power, cooling, and rack density requirements with modern AI datacenters.

That overlap has turned mining facilities into prime targets for hyperscalers.

Deals from Google–TeraWulf, Google–Cipher, and multi-site agreements with Fluidstack signal the same direction, that big-tech is moving into miner-built capacity at a premium.

The math explains why. Bitcoin mining yields roughly $1 million per megawatt, while AI compute generates $10 million to $20 million per megawatt.

No miner can ignore that spread.

Industry Splits: AI Megacampuses vs. Mobile, Ultra-Low-Cost Miners

The sector is now diverging into two clear models:

  1. 1. Megascale miners → fully or partially converting to AI/HPC

These facilities can upgrade their electrical topology and uptime standards to meet enterprise requirements. They’re signing decade-long contracts and shifting from volatile block rewards to stable, capacity-based revenue.

2. Low-cost, mobile miners → shifting to stranded energy

Miners unable to compete with AI are moving off-grid: flare gas, remote hydro, and surplus renewables. Portable rigs are being deployed everywhere cheap energy exists, echoing mining’s early decentralized roots.

This migration marks a long-term reshaping of the industry, and not a temporary cycle.

According to a CoinShares report:

  • Hashprice averaged approximately $50 per PH/s/day throughout Q2, continuing its post-halving slide.
  • With difficulty rising, fees stagnant, and Bitcoin trading mostly sideways, older ASIC fleets have been forced offline.

Analysts expect hashprice to remain range-bound between $37–55 per PH/s/day through 2028 unless BTC rallies far faster than hashrate growth.

A Structural Shift: AI Outbids Bitcoin

For the first time in Bitcoin’s history, miners are being priced out of their own infrastructure.

AI’s superior economics, hyperscaler deal flow, and the rising cost of industrial mining are pushing the industry into a permanent transformation.

The Bitcoin network remains strong, where hashrate is still climbing, but the business of mining is being rewritten fast.

This puts miners at an impasse, to either go big into AI, or go remote into stranded power.

Chart of the Day

Analysis of Cost to Mine Bitcoin
Analysis of Cost to Mine Bitcoin. Source: CoinShares

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

CompanyAt the Close of December 2Pre-Market Overview
Strategy (MSTR)$181.33$185.83 (+2.48%)
Coinbase (COIN)$263.26$269.39 (+2.33%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$25.36$25.90 (+2.13%)
MARA Holdings (MARA)$11.91$12.27 (+3.02%)
Riot Platforms (RIOT)$15.22$15.55 (+2.17%)
Core Scientific (CORZ)$15.82$16.03 (+1.33%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Bitcoin Mining Hit Its Breaking Point — Now AI Is Taking Over Its Racks | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

PENGU Token Jumps 30% on NHL Deal, But $108 Million Sell-Off Sparks Fear

PENGU rallied over 30% in early December 2025 following news of a major collaboration between Pudgy Penguins and the National Hockey League (NHL) for the 2026 Discover NHL Winter Classic.

Despite the price jump, on-chain data shows persistent transfers of PENGU from the project’s deployment address to centralized exchanges. This trend has sparked debate about the sustainability of PENGU’s recovery.

NHL Partnership Sparks PENGU Rally

PENGU, the Pudgy Penguins community token, experienced a notable surge during the first week of December. It has increased by almost 30% in the last 24 hours, trading at $0.01246 as of this writing.

Pudgy Penguins (PENGU) Price Performance
Pudgy Penguins (PENGU) Price Performance. Source: Coingecko

This price increase aligned with Pudgy Penguins’ announcement of an NHL partnership lasting from December to January.

The collaboration launched at Art Week Miami, highlighted by activations, giveaways, and live appearances at NHL events.

Pudgy Penguins X @NHL

We will be collaborating with the NHL for the 2026 Discover NHL Winter Classic from December to January, starting this week at Art Week Miami.

From giveaways to Pengu meeting NHL fans and more, these activations will bring Pengu into the world of the NHL. pic.twitter.com/rcnIAT6fet

— Pudgy Penguins (@pudgypenguins) December 2, 2025

The partnership spans December through January, beginning with activations at Art Week Miami. The campaign, supported by an animated video of cartoon penguins skating across an ice rink, reflects the brand’s broader push into mainstream entertainment.

Once known primarily as an NFT collection, Pudgy Penguins has expanded into toys, physical events, and global licensing, now aiming to “own winter” through sports tie-ins.

The partnership reignited enthusiasm in the token. DEX trading volume for PENGU reached its monthly high in early December, as noted by Solscan. This surge reflected increased activity from traders responding to the partnership news.

PENGU DEX Trading Volume
PENGU DEX Trading Volume. Source: Solscan

Bullish sentiment received further support from whale accumulation. In late November, large investors acquired about $273,000 in PENGU, buying at nearly three times their average volume. Smart money inflows tracked $1.3 million from new addresses in early November.

At the same time, Bitso Exchange, the leading Latin American crypto exchange, announced a Q1 2026 launch of a perpetuals aggregator, featuring PENGU as a primary asset. This move targets the region’s $1.37 trillion remittance market.

$PENGU is there still hope ? after experiencing a pump of +35% blueprint of pengu with a potential increase of +359% to ATH$PENGU is the official community token of Pudgy Penguins, a web3 entertainment brand based on 8,888 unique NFTs launched on Ethereum in 2021 Acquired by… pic.twitter.com/kBIb0JPgtH

— Vespamatic.hl (@vespamatic96) December 3, 2025

However, with hype building around Pudgy Penguins’ new NHL partnership, traders now face a sharp contrast between bullish momentum and uneasy sell-pressure signals.

On-Chain Analysis: Selling Pressure Persists

Although price action turned positive, blockchain data identified ongoing token transfers. The PENGU deployment address has routinely moved about $3 million in tokens to centralized exchanges every few days.

On-chain analyst EmberCN reported that these transfers have continued, with the latest seen in early December.

“The most recent transfer was in the early hours of this morning,” they wrote.

Since mid-July, the address moved 3.881 billion PENGU tokens, worth $108 million, to centralized exchanges. This activity tracked directly with the decline in PENGU’s price, which fell from its $0.04 second peak to roughly $0.01.

Regular outflows from the project’s core wallet suggest ongoing selling or strategic distribution, challenging recent price gains.

PENGU price chart showing sell-off period
PENGU price decline correlates with on-chain transfers to exchanges / EmberCN

Such token movements often prepare for sales or liquidity. In the PENGU ecosystem, however, the scale and sustained pace suggests ongoing distribution rather than routine liquidity management.

This dynamic creates tension between positive news, such as the NHL partnership, and continued selling from unlocked team or ecosystem tokens.

The post PENGU Token Jumps 30% on NHL Deal, But $108 Million Sell-Off Sparks Fear appeared first on BeInCrypto.

  •  

MicroStrategy Bangun Tembok Kas Tunai US$1,44 Miliar Di Tengah Ketakutan Pasar yang Meningkat | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting tentang perkembangan terpenting di dunia kripto untuk hari depan.

Ambil secangkir kopi, karena cerita hari ini tidak seperti yang terlihat pada awalnya. Tembok uang tunai baru MicroStrategy sebesar US$1,44 miliar telah memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, datang pada saat pasar terasa sangat tegang, dan setiap gerakan tampaknya mengisyaratkan ada sesuatu yang lebih dalam di balik permukaan.

Berita Kripto Hari Ini: MicroStrategy Bangun Cadangan USD Sambil Kepanikan Pasar Uji Doktrin Bitcoin Saylor

Langkah terbaru MicroStrategy seharusnya menenangkan ketegangan. Namun, hal itu justru menjadi pusat perhatian baru di pasar yang diliputi ketakutan, spekulasi, dan ujian stres likuiditas yang mendekat dengan cepat.

Pada hari Senin, Strategy Inc. (sebelumnya MicroStrategy) mengonfirmasi bahwa mereka telah membentuk Cadangan sebesar US$1,44 miliar. Penyangga uang tunai ini dirancang untuk menutup dividen dan bunga hingga 21 bulan.

$MSTR announces the formation of a $1.44 billion USD Reserve and an increase in its BTC Reserve to 650,000 $BTC. pic.twitter.com/e1tAhDUo9G

— Michael Saylor (@saylor) December 1, 2025

Ketua Strategy Michael Saylor juga mengungkapkan bahwa perusahaan telah menambahkan 130 BTC ke dalam perbendaharaan mereka yang sudah besar.

“Strategy telah memperoleh 130 BTC seharga ~US$11,7 juta dengan harga ~US$89.960 per bitcoin. Per 30/11/2025, kami memiliki 650.000 BTC yang diperoleh seharga ~US$48,38 miliar dengan harga ~US$74.436 per bitcoin,” ujar Saylor.

Pengumuman ini tiba hanya sehari setelah para trader dengan obsesif menganalisis komentar Michael Saylor yang misterius tentang “titik hijau.” Spekulasi mencakup mulai dari pembelian MSTR hingga perusahaan menambah simpanan BTC mereka.

BREAKING: MicroStrategy establishes a $1.44B USD reserve for dividend payments.

This is the actual “Green Dot.”

— Conor Kenny (@conorfkenny) December 1, 2025

Pembelian baru ini membawa kepemilikan perusahaan menjadi 650.000 BTC, atau kira-kira 3,1% dari seluruh Bitcoin yang akan pernah ada.

Cadangan Kas—Atau Tanda Peringatan?

Perusahaan menggambarkan Cadangan USD ini sebagai evolusi strategis. Saylor menyebutnya sebagai “langkah berikutnya dalam evolusi kami” dan esensial untuk menghadapi volatilitas jangka pendek.

“… cadangan saat ini menutup 21 bulan Dividen. Kami berniat menggunakan cadangan ini untuk membayar Dividen kami dan menumbuhkannya seiring waktu,” ujar CEO Strategy Phong Le.

Nampaknya, pernyataan ini tidak membawa stabilitas, tapi malah menambah stres, datang setelah eksekutif MicroStrategy mengakui skenario yang dulunya dianggap tak terpikirkan: potensi penjualan Bitcoin.

Dalam wawancara terbaru, CEO Phong Le mengakui adanya “kill switch” yang terikat pada dua kondisi:

  • Saham MicroStrategy diperdagangkan di bawah 1,0x mNAV—berarti perusahaan dinilai kurang dari Bitcoin yang dimilikinya.
  • Perusahaan tidak dapat mengumpulkan modal melalui ekuitas atau utang.

Pada waktu publikasi, mNAV berada di atas 1x, menjauh dari zona berbahaya 0,9x, di bawahnya MicroStrategy dapat terdesak pada kewajiban dividen yang didanai BTC.

Pasar sudah berada di tepi, dengan Jim Cramer, yang dikutip dalam publikasi US Crypto News baru-baru ini, mengeluarkan peringatan.

“Penurunan reaksi cepat dan agak ganas ini menunjukkan antisipasi terhadap ledakan hedge fund akibat carry-trade Yen… dan Strategy/Bitcoin pada level ini hampir sama,” tulis Cramer.

Frasa “hampir sama” menangkap pergeseran struktural: MicroStrategy secara fungsional telah menjadi ETF Bitcoin yang menggunakan leverage dengan perusahaan perangkat lunak yang terlampir. Struktur itu bekerja sangat baik ketika Bitcoin melonjak, tetapi berkontraksi secara drastis ketika likuiditas mengetat.

Dan likuiditas mengetat dengan cepat.

MicroStrategy bersikeras bahwa mereka tidak menghadapi risiko likuidasi paksa. Namun, pengakuan adanya kondisi penjualan, ditambah dengan tembok uang tunai sebesar US$1,44 miliar, menandai titik balik.

Di mana Saylor dulu berkata, “Kami tidak akan pernah menjual Bitcoin,” investor kini memiliki titik ukur yang dapat diukur:
0,9× mNAV.

Langkah Bitcoin selanjutnya tidak hanya akan membentuk sentimen pasar; mungkin menentukan apakah MicroStrategy tetap menjadi wajah akumulasi Bitcoin korporat atau menjadi ujian profil tinggi pertama tentang batasnya.

Chart of the Day

Data BTC Strategy
Data BTC Strategy | Sumber: Bitcoin Treasuries

Alpha Seukuran Byte

Berikut adalah rangkuman berita kripto AS yang bisa diikuti hari ini:

Ikhtisar Pre-Market Saham Crypto

PerusahaanPenutupan 28 NovemberPratinjau Pre-Market
Strategy (MSTR)US$177.18US$168.10 (-5,12%)
Coinbase (COIN)US$272.82US$260.53 (-4,50%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$26.59US$25.30 (-4,85%)
MARA Holdings (MARA)US$11.81US$11.06 (-6,35%)
Riot Platforms (RIOT)US$16.13US$15.14 (-6,14%)
Core Scientific (CORZ)US$16.89US$16.37 (-3,07%)
Perlombaan pembukaan pasar ekuitas kripto: Google Finance

  •  

MicroStrategy Builds $1.44 Billion Cash Wall Amid Rising Market Fear | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee, because today’s story is not what it first appears to be. MicroStrategy’s new $1.44 billion cash wall has sparked more questions than answers, landing at a moment when markets feel unusually tense, and every move seems to hint at something deeper beneath the surface.

Crypto News of the Day: MicroStrategy Builds USD Reserve as Market Panic Tests Saylor’s Bitcoin Doctrine

MicroStrategy’s latest move was supposed to calm nerves. Instead, it has become the new focal point of a market gripped by fear, speculation, and a fast-approaching liquidity stress test.

On Monday, Strategy Inc. (formerly MicroStrategy) confirmed it has established a $1.44 billion USD Reserve. This cash buffer is designed to cover dividends and interest for up to 21 months.

$MSTR announces the formation of a $1.44 billion USD Reserve and an increase in its BTC Reserve to 650,000 $BTC. pic.twitter.com/e1tAhDUo9G

— Michael Saylor (@saylor) December 1, 2025

Strategy chair Michael Saylor also revealed that the firm has added 130 BTC to its already massive treasury.

“Strategy has acquired 130 BTC for ~$11.7 million at ~$89,960 per bitcoin. As of 11/30/2025, we hodl 650,000 BTC acquired for ~$48.38 billion at ~$74,436 per bitcoin,” Saylor indicated.

The announcement arrived barely a day after traders obsessively dissected Michael Saylor’s cryptic “green dot” comments. Speculation ranged from an MSTR buy to the firm adding to its BTC stockpile.

BREAKING: MicroStrategy establishes a $1.44B USD reserve for dividend payments.

This is the actual “Green Dot.”

— Conor Kenny (@conorfkenny) December 1, 2025

The new purchase brings the company’s holdings to 650,000 BTC, or roughly 3.1% of all Bitcoin that will ever exist.

A Cash Reserve—Or a Warning Sign?

The company framed the USD Reserve as a strategic evolution. Saylor called it “the next step in our evolution” and essential for facing near-term volatility.

“…the reserve currently covers 21 months of Dividends. We intend to use this reserve to pay our Dividends and grow it over time,” Strategy CEO Phong Le indicated.

However, these remarks did not bring stability, but rather stress, coming after the MicroStrategy executive admitted to a scenario once considered unthinkable: a potential sale of Bitcoin.

In a recent interview, CEO Phong Le acknowledged a “kill switch” tied to two conditions:

  • MicroStrategy’s stock trades below 1.0x mNAV—meaning the company is valued at less than the Bitcoin it owns.
  • The firm cannot raise capital through equity or debt.

As of this writing, mNAV sits above 1x, pulling away from the 0.9x danger zone, below which, MicroStrategy could be pushed toward BTC-funded dividend obligations.

Markets are already on edge, with Jim Cramer, cited in a recent US Crypto News publication, issuing a warning.

“This kneejerk, somewhat vicious, decline smacks of anticipation of hedge funds blowing up over the Japan carry-trade… and Strategy/Bitcoin given that at this level they are almost the same thing,” wrote Cramer.

The line “almost the same thing” captures the structural shift: MicroStrategy has functionally become a leveraged Bitcoin ETF with a software company attached. That structure works spectacularly when Bitcoin rips higher, but compresses violently when liquidity tightens.

And liquidity is tightening fast.

MicroStrategy insists it faces no forced liquidation risk. However, the admission of a sale condition, combined with a $1.44 billion cash wall, marks a turning point.

Where Saylor once said, “We will never sell Bitcoin,” investors now have a measurable tripwire:
0.9× mNAV.

Bitcoin’s next move won’t just shape market sentiment; it may decide whether MicroStrategy remains the face of corporate Bitcoin accumulation or becomes the first high-profile test of its limits.

Chart of the Day

Strategy BTC Data
Strategy BTC Data. Source: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

CompanyAt the Close of November 28Pre-Market Overview
Strategy (MSTR)$177.18$168.10 (-5.12%)
Coinbase (COIN)$272.82$260.53 (-4.50%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$26.59$25.30 (-4.85%)
MARA Holdings (MARA)$11.81$11.06 (-6.35%)
Riot Platforms (RIOT)$16.13$15.14 (-6.14%)
Core Scientific (CORZ)$16.89$16.37 (-3.07%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post MicroStrategy Builds $1.44 Billion Cash Wall Amid Rising Market Fear | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Guncangan Obligasi Jepang Menghantam Kripto: US$640 Juta Terlikuidasi Saat JGB 10-Tahun Mencapai Tertinggi 17 Tahun

Pasar kripto mengalami penjualan tajam setelah imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2008. Langkah ini memicu gelombang pengurangan risiko secara global dan salah satu peristiwa likuidasi terbesar dalam beberapa pekan.

Langkah ini menghapuskan nilai miliaran Dollar dalam aset digital, menyoroti seberapa terpapar kripto terhadap perubahan likuiditas ekonomi makro yang jauh di luar ekosistemnya sendiri.

Lonjakan Imbal Hasil Jepang: Yen Carry Trade Retak dan Aset Kripto Merasakannya Lebih Dulu

Total kapitalisasi pasar kripto turun sekitar 5% selama 24 jam terakhir, dengan harga Bitcoin dan Ethereum turun lebih dari 5%.

Crypto Market Performance
Kinerja Pasar Kripto. Sumber: CoinGecko

Menurut Coinglass, lebih dari 217.000 trader terlikuidasi selama penurunan tersebut, menyebabkan kerugian hampir US$640 juta dalam posisi trading.

Crypto Liquidations
Likuidasi Kripto. Sumber: Coinglass

Ini mengilustrasikan seberapa cepat leverage bisa menguap ketika suku bunga global bergerak secara signifikan.

Katalis datang dari Tokyo, di mana imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun melonjak ke 1,84%, level yang belum pernah terlihat sejak April 2008.

BREAKING: Japan's 10Y Government Bond Yield surges to 1.84%, its highest level since April 2008.

This chart is concerning to say the least. pic.twitter.com/fBkMMyBnqy

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 1, 2025

Sentimen yang berlaku adalah bahwa breakout imbal hasil lebih dari sekadar pergerakan teknis. Ini menunjukkan bahwa yen carry trade yang telah berlangsung puluhan tahun mungkin akhirnya mengendur.

Selama hampir 30 tahun, suku bunga mendekati nol di Jepang memungkinkan investor meminjam dengan murah dalam yen dan mengalokasikan modal ke aset dengan imbal hasil lebih tinggi di luar negeri. Rute-rute ini termasuk:

  • Obligasi AS
  • Obligasi Eropa
  • Aset berisiko seperti saham dan kripto.

Kenaikan imbal hasil di Jepang mengancam untuk membalikkan aliran ini, menarik modal kembali ke dalam negeri dan memperketat likuiditas secara global.

“Selama 30 tahun, Yen Carry Trade mensubsidi kesombongan global — nol suku bunga… leverage gratis… pertumbuhan semu… seluruh ekonomi dibangun di atas waktu yang dipinjam dan uang yang dipinjam. Sekarang Jepang telah membalik peran. Suku bunga naik. Yen menguat. Dan ATM favorit dunia baru saja berubah menjadi penagih utang,” tulis data scientist ViPiN di X (Twitter).

Saat imbal hasil Jepang naik, likuiditas global menyempit, menyebabkan repricing di seluruh pasar. Ini sepertinya menjelaskan mengapa Silver (XAG) belum mengalami Supercycle-nya, dan Bitcoin berjuang dengan volatilitas siklus akhir.

“Jepang menguras likuiditas, Bitcoin menyerap guncangan, dan Silver bersiap untuk repricing seumur hidup,” ujar seorang analis dalam sebuah postingan.

Penjualan Aset Kripto Bukan Lokal, Ini Krisis Likuiditas Ekonomi Makro

Shanaka Anslem, seorang ideolog dan pengguna terkenal di X (Twitter), menggambarkan breakout JGB sebagai “grafik yang seharusnya menakutkan setiap manajer portofolio.”

THE CHART THAT SHOULD TERRIFY EVERY PORTFOLIO MANAGER ON EARTH

Japan’s 10 Year Government Bond Yield just hit 1.84%.

The highest since April 2008.

Up 11.19% in a single session.

You need to understand what this means.

For three decades, Japan was the anchor. Zero rates.… https://t.co/1mpX0HuPdp

— Shanaka Anslem Perera ⚡ (@shanaka86) December 1, 2025

Sang strategis, yang dilaporkan telah menyaksikan kerusakan infrastruktur, guncangan mata uang, dan krisis di tingkat negara, menyebutkan:

  • Inflasi di atas 3%,
  • Pertumbuhan upah yang lebih tinggi, dan
  • Bank of Japan yang semakin kehilangan kemampuannya untuk menekan imbal hasil.

Kekuatan ini mendorong Jepang menuju perubahan struktural dari rezim moneter yang sangat longgar yang telah mendefinisikan pasar global selama puluhan tahun.

“Ketika Jepang menaikkan suku bunga, itu menyedot likuiditas dari sistem global. “Bahan bakar” yang menggerakkan reli pasar saham sedang terkuras. Kami dapat mengharapkan volatilitas pada saham bernilai tinggi ketika era “uang murah” ini berakhir,” tambah seorang investor lain dalam sebuah postingan.

Waktu pergerakan ini sangat signifikan. The Federal Reserve baru saja mengakhiri program pengetatan kuantitatifnya, AS menghadapi penerbitan Obligasi Treasury yang mencapai rekor, dan pembayaran bunga pada utang AS telah melampaui angka US$1 triliun per tahun.

Sementara itu, Cina, yang secara historis adalah salah satu pembeli asing terbesar dari Obligasi Obligasi AS, telah memperlambat akumulasinya. Dengan Jepang sekarang di bawah tekanan untuk merepatriasi modal, dua sumber pendanaan eksternal paling penting bagi Amerika secara bersamaan mundur.

“Saat negara kreditur dunia berhenti mendanai negara debitur dunia dengan suku bunga yang ditekan secara artifisial, seluruh arsitektur keuangan pasca-2008 harus dihargai ulang. Setiap taruhan durasi. Setiap posisi leverage. Setiap asumsi tentang penurunan suku bunga yang terus-menerus. Ini bukanlah cerita Jepang. Ini adalah cerita global. Pasar obligasi bull selama 30 tahun telah berakhir. Sebagian besar belum menyadarinya,” ujar Shanaka.

Crypto, sebagai salah satu sudut dengan beta tertinggi dalam pasar global, cenderung bereaksi pertama ketika likuiditas mengetat. Skala likuidasi menunjukkan bahwa trader yang menggunakan leverage terkena dampak volatilitas obligasi, memaksa pembubaran posisi secara cepat di berbagai aset utama.

Bukannya terjadi keruntuhan khusus crypto, penjualan mencerminkan revaluasi luas terhadap durasi, leverage, dan risiko saat pasar obligasi global mengalami penyesuaian ulang.

Oleh karena itu, trader sebaiknya mengamati pasar obligasi Jepang seketat mereka mengamati grafik Bitcoin. Jika yield JGB terus naik, ini bisa mengetatkan likuiditas global sampai akhir tahun.

  •  

4 Peristiwa Ekonomi AS yang Akan Mengguncang Sentimen Bitcoin pada Pekan Pertama Desember 2025

Minggu pertama Desember 2025 menampilkan peristiwa ekonomi kritis AS yang akan mempengaruhi ekspektasi kebijakan moneter dan arah Bitcoin, saat trader bersiap untuk kemungkinan tindakan Federal Reserve (The Fed).

Investor Bitcoin menghadapi minggu penting saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara pada 1 Desember, bertepatan dengan berakhirnya secara resmi quantitative tightening (QT). Dengan kemungkinan pemotongan suku bunga di bulan Desember yang kini mencapai 86%, volatilitas signifikan diharapkan terjadi pada aset berisiko.

Pidato Powell dan Akhir QT

Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara di pasar pada hari Senin, 1 Desember, pukul 20.00 ET. Tanggal ini menandai tidak hanya pidatonya yang sangat dinanti-nantikan tetapi juga akhir resmi program quantitative tightening dari Federal Reserve, sebuah perubahan kebijakan penting yang diumumkan oleh FOMC pada bulan Oktober.

“Komite memutuskan untuk menyelesaikan pengurangan kepemilikan sekuritas agregatnya pada 1 Desember,” baca kutipan dalam pernyataan The Fed tanggal 29 Oktober.

Keputusan ini mencerminkan keberadaan cadangan yang cukup dalam sistem perbankan. Pernyataan Powell muncul di tengah spekulasi tentang kemungkinan perubahan kepemimpinan The Fed, memperkenalkan lapisan ketidakpastian pasar lainnya.

🚨 BREAKING:

JEROME POWELL WILL GIVE A SPEECH ON DECEMBER 1ST AND QT ENDS THE SAME DAY.

RATE CUT ODDS FOR DECEMBER HAVE NOW SURGED TO 86%.

I WILL KEEP YOU UPDATED ON THE OUTCOME, NOTIS ON.

HUGE VOLATILITY AHEAD. pic.twitter.com/MV7UhJWUWi

— NoLimit (@NoLimitGains) November 30, 2025

Karena pidato Powell berlangsung tepat sebelum periode senyap The Fed menjelang pertemuan kebijakan Desember, pidato ini mungkin memiliki kepentingan yang luar biasa.

Setiap petunjuk mengenai suku bunga di masa depan bisa memicu reaksi pasar segera. Berakhirnya quantitative tightening menandakan pergeseran menuju kebijakan moneter yang lebih akomodatif, yang mungkin meningkatkan likuiditas dollar.

Menambah ketidakpastian, laporan menunjukkan Presiden Trump telah memilih pengganti Powell, meskipun belum ada pengumuman resmi.

Spekulasi ini dapat meningkatkan volatilitas, karena pasar mempertimbangkan prospek ketua baru yang bisa mendorong pemotongan suku bunga lebih cepat.

Probabilities of Fed Chair Jerome Powell Replacement Prospects
Probabilitas Prospek Penggantian Ketua The Fed Jerome Powell | Sumber: Kalshi

Pekerjaan ADP

Automatic Data Processing Inc. (ADP), penyedia layanan penggajian terbesar di AS, akan merilis laporan perubahan ketenagakerjaan ADP untuk bulan November, yang mengukur perubahan jumlah orang yang bekerja secara pribadi di AS, pada pukul 08.15 ET hari Rabu.

Laporan bulan November sebelumnya menunjukkan hanya penambahan 42,000 pekerjaan, menurut kalender ekonomi MarketWatch. Data baru akan memberikan wawasan kunci tentang kesehatan pasar tenaga kerja menjelang angka pekerjaan resmi dari pemerintah.

US Economic Events This Week
Peristiwa Ekonomi AS Minggu Ini | Sumber: Market Watch

Angka ketenagakerjaan yang kuat dapat mengurangi peluang pemotongan suku bunga dan memberi tekanan pada Bitcoin serta aset berisiko lainnya. Sebaliknya, pertumbuhan pekerjaan yang lemah akan memperkuat argumen untuk pelonggaran oleh Federal Reserve, yang biasanya menguntungkan pasar kripto.

Gelembung AI yang sering dibicarakan diharapkan memainkan peran dalam laporan pekerjaan AS minggu ini, meskipun beragam ahli industri menyatakan pandangan mereka.

For the record, U.S. stocks peaked in October 2007 and the economy entered recession in December 2007. As of now, the S&P 500 peaked in October.

ADP private payroll job creation year to date is at the same level it was at when the GFC recession started.

Is the AI super bubble… pic.twitter.com/yqI4WcjEz2

— Mac10 (@SuburbanDrone) November 30, 2025

Statistik tenaga kerja sangat penting bagi mandat ganda The Fed dan membimbing keputusan kebijakan.

Klaim Awal Tunjangan Pengangguran

Klaim pengangguran awal akan tiba pada Kamis, 4 Desember, pukul 08.30 ET. Sebagai ukuran mingguan pemutusan hubungan kerja, laporan ini memberikan pandangan real-time tentang kondisi pasar tenaga kerja. Ini menentukan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya minggu lalu.

INITIAL JOBLESS CLAIMS REPORT 📉

This week’s initial claims held steady near 220K, close to recent multi-year lows — signaling continued labor market resilience.

Key highlights:

🔴Initial claims remain far below recession-trigger levels, reinforcing the soft-landing narrative.… pic.twitter.com/ggNRWeDo4E

— Zeiierman Trading (@zeiierman) November 26, 2025

Peningkatan klaim dapat menunjukkan kelemahan ekonomi dan mendukung seruan untuk kebijakan moneter yang lebih longgar, sementara penurunan klaim menunjukkan ketahanan dan kurang urgensi untuk pemotongan suku bunga.

Secara historis, Bitcoin sangat sensitif terhadap rilis ketenagakerjaan karena mempengaruhi pandangan moneter The Fed dan likuiditas.

Trader sering memposisikan diri sebelum laporan ini, menghasilkan peningkatan volatilitas di pasar spot dan pasar derivatif.

Data Inflasi PCE

Jumat, 5 Desember, menghadirkan indeks harga PCE (Personal Consumption Expenditures) pada pukul 8:30 pagi ET, yang merupakan tolok ukur inflasi pilihan The Fed.

Laporan ini sangat penting karena memantau kemajuan menuju target 2% bank sentral. Laporan ini akan dirilis bersamaan dengan data pendapatan dan pengeluaran pribadi, memberikan pandangan komprehensif tentang kesehatan konsumen.

Investor akan fokus pada angka PCE utama dan inti. Pembacaan yang lebih lembut bisa mengonfirmasi tren disinflasi, memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga di bulan Desember.

Data dari CME Fed Watch Tool menunjukkan bahwa penjudi suku bunga mempertaruhkan peluang 87,6% adanya penurunan suku bunga pada pertemuan 10 Desember, melawan peluang 12,4% bahwa para pembuat kebijakan akan bertahan.

Fed Interest Cut Probabilities
Probabilitas Pemotongan Suku Bunga The Fed | Sumber: CME FedWatch Tool

Sebaliknya, inflasi yang terus berlanjut akan mendorong The Fed berhati-hati, yang mungkin mengecewakan pasar yang berharap pelonggaran agresif.

Sentimen konsumen dilaporkan pada pukul 10:00 pagi ET, dengan nilai sebelumnya di 51,0 pada kalender ekonomi. Data ini mengukur pandangan rumah tangga tentang ekonomi dan pengeluaran. Sentimen yang melemah bisa menandakan permintaan yang melambat dan semakin mendukung kasus untuk kebijakan moneter yang lebih mudah, yang seringkali mengangkat Bitcoin.

Empat rilis ekonomi utama dalam satu minggu ini menciptakan lingkungan berisiko tinggi untuk pasar aset digital. Korelasi Bitcoin dengan aset risiko tradisional berarti berita ekonomi makro kemungkinan akan menggerakkan arah pasar lebih dari peristiwa spesifik kripto.

Memasuki pekan pertama Desember, interaksi antara data pekerjaan, tren inflasi, dan sikap Federal Reserve akan menentukan momentum Bitcoin dan respons terhadap sinyal perubahan kebijakan moneter.

  •  

The Fed Hentikan QT: Mungkinkah Ini Memicu Reli Altcoin Multi-Tahun Seperti 2019-2022?

Akhir dari program quantitative tightening (QT) Federal Reserve pada 1 Desember 2024 menandai perubahan penting bagi pasar kripto.

Meski momen ini merupakan tonggak penting, para ahli mengatakan dampaknya mungkin membutuhkan waktu. Ekspansi neraca bisa tertunda hingga awal 2026 karena kendala penyelesaian treasury, mencerminkan siklus sebelumnya.

Pola Historis Kaitkan Kebijakan The Fed dengan Performa Altcoin

Kebijakan moneter The Fed semakin memengaruhi pasar kripto. Secara historis, saat The Fed tidak terlibat dalam QT, altcoin menunjukkan kekuatan yang signifikan terhadap Bitcoin, memicu reli bertahun-tahun dan mengubah dinamika pasar.

Pergeseran ini menandakan adanya hubungan jelas antara kebijakan likuiditas dan kinerja kripto. Analis Matthew Hyland mengidentifikasi tren historis di mana periode non-QT diikuti oleh reli altcoin yang bertahan antara 29 dan 42 bulan, ditandai oleh rasio OTHERS.D/BTC.D.

Penelitian Hyland menyoroti periode 2014-2017 dan 2019-2022. Selama periode ini, ketiadaan QT memungkinkan altcoin mempertahankan tren naik selama 42 dan 29 bulan, masing-masing.

“Altcoin secara historis mengungguli BTC ketika QT tidak aktif. Alt telah mengalami tren naik selama 42 bulan dan 29 bulan sementara QT tidak aktif selama 2014-2017 dan 2019-2022. Berdasarkan korelasi sangat kuat dengan neraca The Fed, sangat menguntungkan jika Alt mengungguli BTC untuk bertahun-tahun ke depan,” tulis Hyland.

Rasio OTHERS.D/BTC.D, yang membandingkan dominasi pasar altcoin dengan Bitcoin, naik seiring perbaikan kondisi moneter, mendorong peningkatan minat risiko.

Grafik bulanan OTHERS.D/BTC.D menunjukkan tren dominasi altcoin
Rasio OTHERS.D/BTC.D menunjukkan keunggulan historis altcoin selama periode non-QT. Sumber: Matthew Hyland di X

Pendekatan The Fed mencerminkan pergeseran ini. Dari 2014 hingga 2017, sikap mendukung mendorong pertumbuhan altcoin yang kuat. Demikian pula, setelah QT berakhir pada Agustus 2019, reli altcoin berlangsung sampai 2022. Siklus ini menunjukkan bahwa kebijakan likuiditas The Fed adalah pengaruh utama pada aset kripto berisiko.

$OTHERSBTC & $WALCL (Fed Balance Sheet)

The End of QT marked the bottom on $OTHERSBTC back in August 2019

This time, QT ends on December 1, 2025 👀

The $Alts Supercycle begins tomorrow! pic.twitter.com/IaoA2NoIrf

— CryptoBullet (@CryptoBullet1) November 30, 2025

Hyland menekankan bahwa neraca saat ini, sekitar US$6,55 triliun dan stabil pasca-QT, mendukung optimisme untuk keunggulan altcoin selama bertahun-tahun relatif terhadap Bitcoin.

Level Kritis 0,25 Mungkin Menandakan Peluncuran Altcoin Season

Analisis teknikal menunjukkan pasangan ALT/BTC secara historis mencapai titik terendah di 0,25 setelah QT berakhir. Batasan ini dianggap sebagai penanda kunci yang mengisyaratkan potensi dimulainya reli altcoin dan dapat kembali menandakan fase momentum naik berikutnya.

Grafik mingguan ALT/BTC dengan level terendah di 0,25 ditandai
Pasangan ALT/BTC secara historis mencapai titik terendah di 0,25 saat QT berakhir, mengisyaratkan potensi dimulainya reli. Sumber: TradingView

Rasio ALT/BTC kini di 0,36, yang berada di atas level support penting ini. Jika ukuran ini mendekati 0,25, ini bisa menandakan kapitulasi khas yang mendahului kekuatan altcoin yang tahan lama.

Garis 0,25 memiliki makna teknikal dan psikologis yang kuat, sering kali mewakili di mana altcoin mendapatkan kembali momentum naik terhadap Bitcoin.

Modal sering kali berputar ke dalam mata uang kripto alternatif ketika dominasi Bitcoin menurun. Menurut penelitian Coinbase Agustus 2025, dominasi Bitcoin turun dari 65% pada Mei menjadi sekitar 59% pada Agustus.

Tren ini menunjukkan aliran modal awal yang lebih menyukai altcoin, yang menjadi ciri khas “altcoin season.”

Penundaan Ekspansi Neraca Dapat Menunda Dampak Pasar

Meskipun QT telah resmi berakhir, dampak langsung sepertinya tidak akan terjadi. Pengalaman dari 2019 menunjukkan bahwa penundaan penyelesaian dapat menunda ekspansi neraca yang dapat diamati dan, dengan demikian, reaksi pasar kripto.

Benjamin Cowen menyoroti faktor operasional. Pada 2019, meskipun QT berakhir pada Agustus, pertumbuhan neraca tertunda karena jatuh tempo treasury diselesaikan akhir bulan itu. Perubahan kebijakan dapat memerlukan waktu untuk mencapai pasar keuangan, termasuk mata uang kripto.

“Hanya karena QT berakhir pada 1 Desember tidak berarti neraca segera mulai naik. Mungkin perlu hingga awal 2026 untuk melihat itu,” tulis Cowen.

Kenyataan operasional ini penting untuk penentuan waktu pasar. Mekanisme seperti penyelesaian treasury dan manajemen cadangan bisa menunda perluasan neraca hingga beberapa bulan, menyebabkan kondisi tidak pasti bagi trader yang menunggu dampak kebijakan yang jelas. Volatilitas mungkin akan terus ada selama periode ini.

Penelitian dari The Fed menyoroti kompleksitas ini. Perubahan dalam Treasury General Account dan jadwal penyelesaian bisa mengganggu pembacaan neraca jangka pendek.

Pengalaman Agustus 2019 menunjukkan bahwa kesabaran dibutuhkan sebelum pola pasar yang pasti muncul, kemungkinan pada tahun 2025 atau 2026.

Meski ada ketidakpastian dalam jangka pendek, prospek pasar altcoin tetap konstruktif. Setelah ekspansi likuiditas yang digerakkan oleh The Fed menjadi jelas, tren historis menunjukkan altcoin sering mendapat manfaat.

  •  

Japan’s Bond Shock Slams Crypto: $640 Million Liquidated as 10-Year JGB Hits 17-Year High

Crypto markets sold off sharply after Japan’s 10-year government bond yield surged to its highest level since 2008. The move triggered a wave of global de-risking and one of the largest liquidation events in weeks.

The move erased billions of dollars in digital-asset value, highlighting just how exposed crypto remains to macroeconomic liquidity shifts far outside its own ecosystem.

Japan’s Yield Spike: The Yen Carry Trade Unwinds and Crypto Feels It First

The total crypto market cap declined by approximately 5% over the last 24 hours, with Bitcoin and Ethereum prices falling by more than 5%.

Crypto Market Performance
Crypto Market Performance. Source: CoinGecko

According to Coinglass, more than 217,000 traders were liquidated during the downturn, resulting in a loss of almost $640 million in positions.

Crypto Liquidations
Crypto Liquidations. Source: Coinglass

This illustrates how quickly leverage can evaporate when global rates move violently.

The catalyst came from Tokyo, where the 10-year Japanese government bond yield spiked to 1.84%, a level not seen since April 2008.

BREAKING: Japan's 10Y Government Bond Yield surges to 1.84%, its highest level since April 2008.

This chart is concerning to say the least. pic.twitter.com/fBkMMyBnqy

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 1, 2025

The prevailing sentiment is that the yield breakout is more than just a technical move. It signals that the decades-long yen carry trade may finally be unwinding.

For nearly 30 years, Japan’s near-zero interest rates allowed investors to borrow cheaply in yen and deploy capital into higher-yielding assets abroad. Such avenues include:

  • US Treasuries
  • European bonds
  • Risk assets like equities and crypto.

Rising yields in Japan threaten to reverse this flow, pulling capital back home and tightening liquidity globally.

“For 30 years, the Yen Carry Trade subsidized global arrogance — zero rates… free leverage… fake growth… entire economies built on borrowed time and borrowed money. Now Japan has reversed the switch. Rates climbed. Yen strengthened. And the world’s favourite ATM just turned into a debt-collector,” wrote data scientist ViPiN on X (Twitter).

When Japanese yields rise, global liquidity contracts, leading to a repricing across the market. This likely explains why Silver (XAG) has not yet experienced its Supercycle, and Bitcoin is dealing with late-cycle volatility.

“Japan is draining liquidity, Bitcoin is absorbing the shock, and Silver is preparing for the repricing of a lifetime,” stated one analyst in a post.

Crypto’s Sell-Off Isn’t Local, It’s a Macro Liquidity Crunch

Shanaka Anslem, an ideologist and popular user on X (Twitter), described the JGB breakout as “the chart that should terrify every portfolio manager.

THE CHART THAT SHOULD TERRIFY EVERY PORTFOLIO MANAGER ON EARTH

Japan’s 10 Year Government Bond Yield just hit 1.84%.

The highest since April 2008.

Up 11.19% in a single session.

You need to understand what this means.

For three decades, Japan was the anchor. Zero rates.… https://t.co/1mpX0HuPdp

— Shanaka Anslem Perera ⚡ (@shanaka86) December 1, 2025

The strategist, who has reportedly witnessed infrastructural breakdowns, currency shocks, and state-level crises, cited:

  • Inflation above 3%,
  • Higher wage growth, and
  • A Bank of Japan that is increasingly losing its ability to suppress yields.

These forces are pushing Japan into a structural shift away from the ultra-loose monetary regime that defined global markets for decades.

“When Japan raises rates, it sucks liquidity out of the global system. The “fuel” that powered the stock market rally is being drained. We can expect volatility in high-growth stocks as this “cheap money” era ends,” added another investor in a post.

The timing of the move is especially significant. The Federal Reserve has just ended its quantitative tightening program, the US faces record Treasury issuance, and interest payments on US debt have crossed the $1 trillion annual mark.

Meanwhile, China, historically one of the largest foreign buyers of US Treasuries, has slowed its accumulation. With Japan now under pressure to repatriate capital, two of America’s most important external funding sources are simultaneously stepping back.

“When the world’s creditor nations stop funding the world’s debtor nations at artificially suppressed rates, the entire post-2008 financial architecture must reprice. Every duration bet. Every leveraged position. Every assumption about perpetually falling rates. This is not a Japanese story. This is the global story. The 30-year bond bull market ended. Most just have not realized it yet,” Shanaka articulated.

Crypto, as one of the highest-beta corners of global markets, tends to react first when liquidity tightens. The scale of the liquidations suggests that leveraged traders were caught offside by the bond volatility, forcing rapid position unwinds across major assets.

Rather than a crypto-specific meltdown, the sell-off reflects a broad revaluation of duration, leverage, and risk as global bond markets reset.

Therefore, traders should probably watch Japan’s bond market as closely as they watch Bitcoin charts. If JGB yields continue to rise, it could tighten global liquidity through the end of the year.

The post Japan’s Bond Shock Slams Crypto: $640 Million Liquidated as 10-Year JGB Hits 17-Year High appeared first on BeInCrypto.

  •  

4 US Economic Events to Shake Bitcoin Sentiment in First Week of December 2025

The first week of December 2025 features critical US economic events that will influence monetary policy expectations and Bitcoin’s direction, as traders prepare for potential Federal Reserve (Fed) actions.

Bitcoin investors face a pivotal week as Federal Reserve Chair Jerome Powell speaks on December 1, coinciding with the official end of quantitative tightening (QT). With odds of a rate cut in December now at 86%, significant volatility is expected across risk assets.

Powell’s Speech and End of QT

Fed Chair Jerome Powell is set to address markets on Monday, December 1, at 8:00 pm ET. This date marks not just his highly anticipated speech but also the official end of the Federal Reserve’s quantitative tightening program, an important policy shift announced by the FOMC in October.

“The Committee decided to conclude the reduction of its aggregate securities holdings on December 1,” read an excerpt in the Fed’s October 29 statement.

This decision reflects the presence of ample reserves in the banking system. Powell’s remarks come amid speculation about possible changes in Fed leadership, introducing another layer of market uncertainty.

🚨 BREAKING:

JEROME POWELL WILL GIVE A SPEECH ON DECEMBER 1ST AND QT ENDS THE SAME DAY.

RATE CUT ODDS FOR DECEMBER HAVE NOW SURGED TO 86%.

I WILL KEEP YOU UPDATED ON THE OUTCOME, NOTIS ON.

HUGE VOLATILITY AHEAD. pic.twitter.com/MV7UhJWUWi

— NoLimit (@NoLimitGains) November 30, 2025

Because Powell’s speech takes place just before the Fed’s blackout period ahead of the December policy meeting, it is likely to have outsized importance.

Any hints regarding future rates could trigger immediate market reactions. Ending quantitative tightening signals a shift toward a more accommodative monetary policy, possibly increasing dollar liquidity.

Adding to the uncertainty, reports indicate President Trump has selected Powell’s replacement, though there is no official announcement yet.

This speculation may boost volatility, as markets weigh the prospect of a new chair who could push for faster rate cuts.

Probabilities of Fed Chair Jerome Powell Replacement Prospects
Probabilities of Fed Chair Jerome Powell Replacement Prospects. Source: Kalshi

ADP Employment

Automatic Data Processing Inc. (ADP), the largest payroll processor in the US, is set to release the ADP Employment Change report for November, which measures the change in the number of people privately employed in the US, at 8:15 am ET on Wednesday. 

The prior November report showed just 42,000 jobs added, according to MarketWatch’s economic calendar. New data will provide key insights into the health of the labor market ahead of the official government jobs numbers.

US Economic Events This Week
US Economic Events This Week. Source: Market Watch

A strong employment figure could reduce chances of a rate cut and put pressure on Bitcoin and other risk assets. In contrast, weak job growth would reinforce the case for Federal Reserve easing, which typically benefits crypto markets.

The colloquial AI bubble is expected to play a role in the US jobs report this week, even as different industry experts express their sentiment.

For the record, U.S. stocks peaked in October 2007 and the economy entered recession in December 2007. As of now, the S&P 500 peaked in October.

ADP private payroll job creation year to date is at the same level it was at when the GFC recession started.

Is the AI super bubble… pic.twitter.com/yqI4WcjEz2

— Mac10 (@SuburbanDrone) November 30, 2025

Labor statistics are crucial for the Fed’s dual mandate and guide policy decisions.

Initial Jobless Claims

Initial jobless claims arrive on Thursday, December 4, at 8:30 am ET. As a weekly measure of layoffs, this report provides a real-time view of labor market conditions. It determines the number of US citizens who filed for unemployment insurance for the first time last week.

INITIAL JOBLESS CLAIMS REPORT 📉

This week’s initial claims held steady near 220K, close to recent multi-year lows — signaling continued labor market resilience.

Key highlights:

🔴Initial claims remain far below recession-trigger levels, reinforcing the soft-landing narrative.… pic.twitter.com/ggNRWeDo4E

— Zeiierman Trading (@zeiierman) November 26, 2025

Rising claims may indicate economic weakness and support calls for easier monetary policy, while falling claims would suggest resilience and less urgency for rate cuts.

Historically, Bitcoin has been highly sensitive to employment releases since they shape Fed monetary outlooks and liquidity.

Traders often position ahead of these reports, generating increased volatility in both spot and derivatives markets.

PCE Inflation Data

Friday, December 5, brings the PCE (Personal Consumption Expenditures) price index at 8:30 am ET, the Fed’s preferred inflation benchmark.

This report is pivotal, as it tracks progress toward the central bank’s 2% goal. It will be released alongside personal income and spending data, providing a comprehensive view of consumer health.

Investors will focus on both headline and core PCE numbers. A softer reading could confirm the disinflation trend, solidifying expectations for a December rate cut.

Data from the CME Fed Watch Tool shows that interest bettors wager an 87.6% chance of a rate cut in the December 10 meeting, against a 12.4% chance that policymakers will hold steady.

Fed Interest Cut Probabilities
Fed Interest Cut Probabilities. Source: CME FedWatch Tool

Conversely, persistent inflation would prompt caution from the Fed, possibly disappointing markets looking for aggressive easing.

Consumer sentiment is reported at 10:00 am ET, with the prior value at 51.0 on the economic calendar. This data gauges household views on the economy and spending. Weakening sentiment can signal slowing demand and further support the case for easier monetary policy, which often lifts Bitcoin.

These four key economic releases in a single week create a high-stakes environment for digital asset markets. Bitcoin’s correlation with traditional risk assets means macroeconomic news is likely to drive market direction more than crypto-specific events.

As the first week of December commences, the interplay between jobs data, inflation trends, and the Federal Reserve’s stance will determine Bitcoin’s momentum and response to changing monetary policy signals.

The post 4 US Economic Events to Shake Bitcoin Sentiment in First Week of December 2025 appeared first on BeInCrypto.

  •  

Fed to End QT: Could this Trigger Multi-Year Altcoin Rally Akin to 2019-2022?

The end of the Federal Reserve’s quantitative tightening (QT) program on December 1, 2024, marks a pivotal shift for crypto markets.

Despite this milestone, experts note that visible impact could take time. Balance sheet expansion may be delayed until early 2026 due to treasury settlement lags, mirroring past cycles.

Historical Patterns Link Fed Policy to Altcoin Performance

The Fed’s monetary policy increasingly influences the crypto market. Historically, when the Fed was not engaged in QT, altcoins showed notable strength against Bitcoin, sparking multi-year rallies and altering market dynamics.

These shifts signal a clear relationship between liquidity policy and crypto performance. Analyst Matthew Hyland identifies historical trends where non-QT periods were followed by sustained altcoin rallies lasting between 29 and 42 months, highlighted by the OTHERS.D/BTC.D ratio.

Hyland’s research spotlights the periods 2014-2017 and 2019-2022. During these periods, the absence of QT allowed altcoins to sustain uptrends for 42 and 29 months, respectively.

“Altcoins historically outperform BTC when QT is not active. Alts have seen a 42-month & 29-month uptrend whilst QT was not active during 2014-2017 & 2019-2022. Based on the very strong correlation to the Fed’s balance sheet, it’s highly favorable Alts outperform BTC for many years going forward,” wrote Hyland.

The OTHERS.D/BTC.D ratio, which compares altcoin market dominance to Bitcoin, climbed as monetary conditions improved, encouraging greater risk appetite.

OTHERS.D/BTC.D monthly chart showing altcoin dominance trends
OTHERS.D/BTC.D ratio demonstrates historical altcoin outperformance during non-QT periods. Source: Matthew Hyland on X

The Fed’s approach closely mirrors these shifts. From 2014 to 2017, a supportive stance led to strong altcoin growth. Likewise, after QT ended in August 2019, another altcoin rally unfolded and lasted through 2022. These cycles suggest Fed liquidity policy is a core influence on crypto risk assets.

$OTHERSBTC & $WALCL (Fed Balance Sheet)

The End of QT marked the bottom on $OTHERSBTC back in August 2019

This time, QT ends on December 1, 2025 👀

The $Alts Supercycle begins tomorrow! pic.twitter.com/IaoA2NoIrf

— CryptoBullet (@CryptoBullet1) November 30, 2025

Hyland emphasized that the current balance sheet, around $6.55 trillion and stabilizing post-QT, supports optimism for multi-year altcoin outperformance relative to Bitcoin.

Critical 0.25 Level May Signal Altcoin Season Launch

Technical analysis shows the ALT/BTC pair historically bottomed at 0.25 after QT ended. This threshold is seen as a key marker signaling the potential start of an altcoin rally and may again indicate the next phase of upward momentum.

ALT/BTC weekly chart with 0.25 bottom levels marked
ALT/BTC pair historically bottoms at 0.25 when QT concludes, signaling potential rally starts. Source: TradingView

The ALT/BTC ratio is now at 0.36, which is above this vital support level. If this measure approaches 0.25, it could signal the typical capitulation that precedes lasting altcoin strength.

The 0.25 line holds strong technical and psychological significance, often representing where altcoins regain upward momentum against Bitcoin.

Capital often rotates into alternative cryptocurrencies when Bitcoin dominance declines. According to August 2025 Coinbase research, Bitcoin’s dominance dropped from 65% in May to about 59% by August.

This trend points to early capital flows favoring altcoins, a hallmark of “altcoin season.”

Balance Sheet Expansion Delays Could Postpone Market Impact

While QT has officially ended, immediate effects are unlikely. The experience from 2019 shows that settlement lags can postpone observable balance sheet expansion and, by extension, crypto market reactions.

Benjamin Cowen highlighted operational factors. In 2019, although QT ended in August, balance sheet growth lagged as treasury maturities settled later that month. Policy changes can thus take time to reach financial markets, including cryptocurrencies.

“Just because QT ends December 1 does not mean the balance sheet immediately starts going up. It might take until early 2026 to notice that,” wrote Cowen.

These operational realities matter for market timing. Mechanisms such as treasury settlements and reserve management can delay balance sheet expansion by months, causing uncertain conditions for traders awaiting clear policy impact. Volatility may persist during this window.

Fed research underlines these complexities. Shifts in the Treasury General Account and settlement schedules may skew short-term balance sheet readings.

The experience of August 2019 shows that patience is needed before definitive market patterns emerge, likely in 2025 or 2026.

Despite near-term uncertainties, the outlook for altcoin markets remains constructive. Once Fed-driven liquidity expansion becomes evident, historical trends indicate altcoins often benefit.

The post Fed to End QT: Could this Trigger Multi-Year Altcoin Rally Akin to 2019-2022? appeared first on BeInCrypto.

  •  

Investor Asing Catat Rekor dengan Pembelian Saham AS Sebesar US$646,8 Miliar di Tengah Pergeseran Arus Modal Global

Gelombang modal global yang kuat dan tidak biasa mengalir ke pasar AS. Investor asing membeli ekuitas Amerika dengan kecepatan rekor, permintaan Treasury mengalami perubahan struktural, dan aliran domestik meningkat menjelang akhir tahun.

Di saat yang sama, utang konsumen AS mencapai level tertinggi dalam sejarah. Bagi investor kripto dan ekuitas, skala dan arah dari aliran ini menandakan perubahan besar dalam selera risiko serta posisi makro global.

Investor Asing Dorong Pembelian Ekuitas Rekor Di Tengah Penataan Ulang Bersejarah dalam Kepemilikan Treasury

Investor pribadi di luar AS membeli US aset sebesar US$646,8 miliar dalam 12 bulan yang berakhir pada September 2025, menurut data yang dikutip oleh Yardeni Research.

JUST IN: 🇺🇸 Private investors outside U.S. purchased record $646.8 billion of U.S. equities in the 12 months ending in September 2025 – Yardeni Research. pic.twitter.com/9dPxGJoS3g

— Whale Insider (@WhaleInsider) November 30, 2025

Ini merupakan level tertinggi dalam catatan, melampaui puncak 2021 sebesar 66%, dengan aliran menggandakan sejak Januari.

Pembelian ini tidak terbatas pada ekuitas AS saja. Pembelian investor pribadi asing terhadap Treasury AS mencapai total US$492,7 miliar dalam periode yang sama. Pembelian luar negeri 12 bulan bergulir Treasury tetap di atas US$400 miliar selama empat tahun berturut-turut, mencerminkan permintaan global yang konstan untuk keamanan yang didenominasikan dalam dollar.

“Semua orang menginginkan aset AS,” ujar analis di Kobeissi Letter.

Komposisi pemegang Treasury asing berubah dengan cara yang tidak terlihat selama beberapa dekade:

  • Bagian Cina dari kepemilikan Treasury asing turun menjadi 7,6%, terendah dalam 23 tahun, dan turun 20% selama 14 tahun.
  • Bagian Inggris melonjak menjadi 9,4%, mendekati level tertingginya dalam catatan.
  • Jepang, masih menjadi pemegang asing terbesar, kini menyumbang 12,9%, turun 26 poin dalam 21 tahun terakhir.

Perubahan ini menunjukkan reposisi jangka panjang dari modal negara dan swasta, sebuah tren dengan implikasi langsung untuk suku bunga, likuiditas, dan volatilitas pasar.

Something unusual is happening in the US Treasury market:

China’s Treasury holdings as a % of all foreign holdings is down to 7.6%, the lowest in 23 years.

This percentage has declined -20 points over the last 14 years.

As a result, China now ranks as the world’s 3rd-largest… pic.twitter.com/JWJ4bbhbsy

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) November 29, 2025

Investor Domestik Juga Ambil Risiko, Tapi Utang Konsumen Rekor Menambah Kompleksitas

Investor AS menginvestasikan dana luar biasa sebesar US$900 miliar ke dalam dana ekuitas sejak November 2024, menurut data JPMorgan, dengan setengah dari total tersebut, US$450 miliar, masuk hanya dalam lima bulan terakhir.

US Asset Class Flows
Aliran Kelas Aset AS | Sumber: JP Morgan

Fund pendapatan tetap menambahkan US$400 miliar lainnya, sementara semua kelas aset lainnya secara keseluruhan hanya menarik US$100 miliar.

Aliran ke dalam ekuitas AS telah melampaui semua kelas aset lainnya digabungkan, memperkuat permintaan untuk aset risiko AS.

Sementara investor institusi dan asing meningkatkan eksposur mereka, rumah tangga AS berada di bawah tekanan keuangan yang meningkat. Total utang kartu kredit AS naik menjadi US$1,233 triliun pada Q3 2025, level tertinggi yang pernah tercatat.

JUST IN: 🇺🇸 Total U.S. credit-card debt reaches $1.233 trillion in third quarter of 2025, highest amount since tracking began. pic.twitter.com/sFi2cMhZTg

— Whale Insider (@WhaleInsider) November 30, 2025

Perbedaan antara optimisme pasar dan kesulitan konsumen ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan, ketahanan pendapatan, dan waktu potensi pergeseran kebijakan.

Musim dan Proyeksi Bullish Mengangkat Sentimen

JP Morgan memperkirakan S&P 500 akan mencapai 8.000 tahun depan, pandangan ini diperkuat oleh angin musiman yang kuat. Proyeksi ini muncul saat pasar mengantisipasi ramalan “reli segalanya” bank yang dibagikan lebih dari seminggu yang lalu.

S&P 500 could hit 8,000 next year says JP Morgan 🥳📈🤑🫂 pic.twitter.com/l8zYgPAtWS

— Barchart (@Barchart) November 29, 2025

Desember secara historis adalah bulan terkuat untuk saham AS, dengan S&P 500 naik 73% dari waktu sejak 1928 dan memberikan rata-rata pengembalian +1,28%.

Bagi pasar kripto dan ekuitas, lonjakan aliran modal ke AS menandakan meningkatnya kepercayaan pada aset Amerika, atau kurangnya alternatif menarik di luar negeri.

Investor akan mengamati apakah aliran dana ini meningkat pada 2026, bagaimana permintaan Treasury bergeser saat kepemilikan global menyeimbangkan kembali, dan apakah utang konsumen yang mencetak rekor akan menjadi hambatan pada momentum ekonomi makro.

Dengan likuiditas yang meningkat dan kekuatan musiman menguat, baik pasar tradisional maupun aset digital memasuki fase yang berpotensi menentukan.

  •  
❌