Normal view

Received — 18 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Imbal Hasil Obligasi Jepang Sentuh 1,98%: Perubahan Suku Bunga BOJ Pengaruhi Emas, Perak, dan Bitcoin

18 December 2025 at 17:20

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun melonjak menjadi 1,98% pada Desember 2025, yaitu level tertinggi sejak 1990-an. Kondisi ini terjadi saat pasar menunggu pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) pada 19 Desember.

Lonjakan ini telah memicu reli global pada logam mulia, dengan harga emas naik 135% dan perak melesat 175% sejak awal 2023. Sementara itu, Bitcoin sedang tertekan karena penjualan paksa makin intensif di exchange Asia, sehingga memperlihatkan perbedaan reaksi pasar terhadap perubahan suku bunga Jepang.

Imbal hasil obligasi Jepang capai 1,98%

Selama beberapa dekade, Jepang mempertahankan suku bunga hampir nol yang mendukung likuiditas global lewat yen carry trade.

Investor meminjam yen dengan bunga rendah untuk berinvestasi di seluruh dunia pada aset dengan yield lebih tinggi, sehingga mengekspor suku bunga sangat rendah.

Kenaikan sebesar 25 basis poin yang diperkirakan, sehingga suku bunga naik menjadi 0,75%, mungkin tampak kecil secara nominal, tapi kecepatan perubahan lebih penting daripada tingkat suku bunganya.

BOJ Interest Rate Probabilities
Probabilitas Suku Bunga BOJ | Sumber: Polymarket

“Carry trade berisiko: Tidak ada yang tahu kapan konsekuensi nyata akan muncul, tapi perubahan yang terus berlanjut ini sepertinya akan menguras likuiditas pasar, sehingga bisa memicu efek berantai lewat margin call dan aksi deleveraging paksa lainnya,” peringatkan CEO i3 Invest, Guilherme Tavares.

Analis menilai aksi BOJ ini bukan sekadar penyesuaian domestik.

“Saat imbal hasil Jepang bergerak, modal global langsung memperhatikan. Emas dan perak tidak merespons pada kabar inflasi. Mereka sedang mengantisipasi risiko neraca keuangan negara. Jepang sekarang bukan lagi negara pinggiran. Jepang adalah pusat perhatian,” teriang Simon Hou-Vangsaae Reseke.

Harga emas dan perak melonjak di tengah kenaikan risiko negara berdaulat

Logam mulia terus mengikuti pergerakan imbal hasil Jepang. Menurut Global Market Investor, emas dan perak bergerak hampir sejalan dengan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang. Ini menunjukkan bahwa logam mulia digunakan sebagai lindung nilai utama terhadap naiknya biaya utang pemerintah.

Harga Emas dan Perak Mengikuti Obligasi 10T Jepang | Sumber: Global Markets Investor di X

“Bukan soal yield-nya sendiri, melainkan apa arti pergerakannya — risiko utang negara yang naik, likuiditas global makin ketat, dan ada ketidakpastian soal kepercayaan pada mata uang. Emas merespons sebagai proteksi, dan perak mengikuti dengan volatilitas yang lebih besar,” komentar analis EndGame Macro.

Pasa perak menunjukkan tanda mania spekulatif. Dana China Silver Futures baru-baru ini diperdagangkan 12% di atas harga fisik logam yang menjadi acuannya, menandakan permintaan eksposur leverage telah melampaui aset dasarnya.

⚠️ Silver market mania is an UNDERSTATEMENT:

The China Silver Futures Fund was trading +12% above the actual value of the silver it is supposed to track

Investors are buying the fund much faster than the silver behind is rising, a sign of SPECULATION. 👇https://t.co/8kAngXV9CH

— Global Markets Investor (@GlobalMktObserv) December 17, 2025

Investor makin memposisikan emas dan perak sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi makro yang lebih luas, bukan hanya sekadar inflasi.

Bitcoin Mengalami Tekanan karena Carry Trade Mulai Dibuka

Di sisi lain, harga Bitcoin semakin tertekan karena likuiditas yen yang semakin ketat.

“Exchange di Asia terus mengalami aksi jual spot yang konsisten. Cadangan miner menurun — akibat penjualan paksa, bukan pilihan…Holder jangka panjang Asia sepertinya sedang distribusi…Harga akan tetap berat sampai pasokan paksa benar-benar terserap,” tulis CryptoRus, sambil mengutip XWIN Research Japan.

Institusi AS terus membeli, karena Coinbase Premium masih positif, tapi likuidasi paksa di Asia dan penurunan hashrate Bitcoin sebanyak 8% turut menambah tekanan ke bawah.

Bitcoin Price and Coinbase Premium
Harga Bitcoin dan Coinbase Premium | Sumber: CryptoQuant

Perubahan suku bunga BOJ sebelumnya kerap bertepatan dengan penurunan besar BTC, sehingga para trader kini waspada pada risiko penurunan lanjutan ke area US$70.000.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Reaksi yang berbeda antara logam mulia dan Bitcoin menyoroti perbedaan dalam posisi risiko. Emas dan perak menarik arus dana safe haven di tengah meningkatnya risiko kedaulatan, sementara Bitcoin mengalami tekanan harga akibat likuidasi.

Analis mencatat pemangkasan suku bunga The Fed di masa depan mungkin bisa menyeimbangkan dampak BOJ, tapi kecepatan perubahan kebijakan sangat penting.

Mengapa Level US$81.500 Kini Jadi Penentu Nasib Harga Bitcoin?

18 December 2025 at 16:35

Bitcoin saat ini bergerak di sekitar sebuah level yang bobotnya melampaui sekadar angka harga di headline. Sejumlah analis menyoroti zona yang merepresentasikan True Market Mean Price (TMMP), yakni harga rata-rata akumulasi on-chain investor non-miner, sebagai poros krusial dinamika pasar saat ini.

Menurut CryptoQuant, level ini telah menjelma menjadi retakan psikologis sekaligus struktural yang menguji apakah keyakinan investor masih cukup solid untuk menyerap pasokan yang muncul, atau justru mulai mengalami erosi.

Bitcoin di “Harga Keyakinan” saat US$81.500 Uji Keyakinan Pasar

Indikator on-chain mengindikasikan stres fase menengah siklus, sementara resistance teknikal masih menahan ruang kenaikan. Di sisi lain, komunitas analis nampak semakin terbelah. Kondisi ini akhirnya menciptakan kebuntuan rapuh antara dua kekuatan utama:

  • holder jangka panjang yang berupaya mempertahankan cost basis mereka, dan
  • penjual yang kian bersedia keluar dari pasar pada level impas.

Dalam lanskap ini, TMMP muncul sebagai batas utama Bitcoin. TMMP bukan sekadar indikator teknikal, melainkan jangkar psikologis kolektif yang menandai harga rata-rata masuknya modal riil ke dalam pasar.

Ketika Bitcoin diperdagangkan di sekitar level ini, investor dihadapkan pada dilema eksistensial pasar: bertahan di tengah ketidakpastian atau melepaskan posisi pada titik impas. Momen keputusan semacam ini kerap memperbesar tekanan pasar dan sering kali menjadi katalis bagi pergerakan besar berikutnya.

Analis CryptoQuant, Moreno, menyoroti US$81.500 sebagai TMMP, yakni titik di mana mayoritas modal efektif masuk ke pasar.

Who’s Still Willing to Hold?

“If Bitcoin holds above the TMMP ($81.5K) while AVIV stabilizes (0.8-0.9), it suggests investors are absorbing supply and defending their cost basis.

If price loses TMMP and AVIV continues to compress, it means profitability is fading, and… pic.twitter.com/XStWnGlXty

— CryptoQuant.com (@cryptoquant_com) December 17, 2025

Secara historis, perdagangan di atas zona ini mendorong pembelian saat koreksi dan akumulasi berkelanjutan. Sebaliknya, kegagalan mempertahankannya sering kali mengubah level tersebut menjadi resistance aktif, karena investor memanfaatkan reli untuk keluar mendekati harga masuk mereka. Pola ini kembali terpantau pada kondisi saat ini.

“Ketika BTC diperdagangkan di atas level ini, investor umumnya berada dalam kondisi psikologis yang relatif nyaman. Namun saat harga kehilangan level tersebut, zona yang sama sering berbalik menjadi resistance, karena mereka yang membeli di sekitar cost basis memanfaatkan reli untuk keluar,” terang Moreno.

Ujian di sekitar US$81.500 kini menempatkan investor pada momen penentuan: bertahan dengan keyakinan, atau mengamankan posisi di titik impas.

Pengalaman siklus sebelumnya menegaskan signifikansi zona ini. Dalam bull market 2020–2021, TMMP berulang kali berfungsi sebagai support dinamis. Sebaliknya, pada 2022, level ini beralih peran menjadi resistance seiring terkikisnya kepercayaan pasar. Peran TMMP selanjutnya berpotensi menentukan arah jangka pendek Bitcoin.

Bitcoin's TMMP at $81,500 acts as critical support
TMMP Bitcoin di US$81.500 berperan sebagai support penting | Sumber: CryptoQuant

Rasio AVIV Tunjukkan Stres Keyakinan yang Berlangsung Senyap

Dimensi perilaku pasar semakin diperdalam oleh rasio AVIV, sebuah metrik on-chain yang membandingkan valuasi pasar aktif dengan valuasi terealisasi, dengan fokus pada profitabilitas investor. Tidak seperti indikator momentum, AVIV mencerminkan sentimen yang berakar pada keuntungan yang benar-benar terealisasi.

Saat ini, rasio AVIV mulai turun menuju rentang 0,8–0,9, sebuah zona yang secara historis diasosiasikan dengan transisi fase menengah siklus. Dalam fase ini, pasar umumnya tidak runtuh secara dramatis, namun juga gagal membangun tren yang tegas.

The AVIV ratio indicates mid-cycle compression
Rasio AVIV menunjukkan tekanan di tengah siklus | Sumber: CryptoQuant

“Jika Bitcoin mampu bertahan di atas TMMP (US$81.500) sementara AVIV stabil di kisaran 0,8–0,9, itu menunjukkan investor masih menyerap suplai dan mempertahankan cost basis mereka. Namun, jika harga kehilangan TMMP dan AVIV terus turun, hal itu menandakan profitabilitas memudar dan kepercayaan mulai melemah,” imbuh analis CryptoQuant.

Lingkungan semacam ini cenderung menekan pelaku pasar yang rapuh bukan melalui penurunan tajam, melainkan lewat stagnasi yang berkepanjangan. Seiring profit yang belum terealisasi terus tergerus, keyakinan diuji secara perlahan, membuka ruang bagi akumulasi ulang atau memaksa pasar mencari permintaan di level yang lebih rendah.

Resistance Teknikal Perkuat Market Sideways saat Debat Makro Menguat

Dari sisi harga, Bitcoin sejauh ini belum menawarkan pelepasan tekanan. Aset ini berulang kali gagal menembus level pembukaan tahunan, memperkuat kehati-hatian di kalangan trader momentum dan pelaku teknikal.

Kegagalan merebut kembali level tersebut memperdalam persepsi bahwa potensi kenaikan masih kecil dalam waktu dekat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Kebuntuan teknikal ini mencerminkan perpecahan ideologis yang lebih luas di pasar. Holder veteran, banyak di antaranya ditempa oleh puncak 2021 dan crash 70% setelahnya, terlihat semakin responsif terhadap sinyal teknikal dan model siklus.

“Mengapa Bitcoin tidak pump? Karena 50% menjual (OG yang trauma 2021, investor teknikal yang menatap RSI, penggemar siklus empat tahunan yang menanti bear dua tahun pasca-halving) sementara 50% lainnya membeli, yakni investor fundamental, TradFi, dan bank. Pertarungan epik hingga amunisi penjual pun habis,” tulis analis PlanB.

Sebaliknya, pelaku institusional dan keuangan tradisional terlihat relatif tidak terlalu terikat pada siklus jangka pendek. Akumulasi mereka yang berlangsung stabil telah membantu menyerap pasokan yang beredar. Hanya saja, hingga kini itu masih belum cukup kuat untuk mendorong pasar keluar dari rentang konsolidasi yang membelenggu pergerakan harga.

Menambah lapisan ketidakpastian, analis makro Luke Gromen baru-baru ini mengungkap bahwa ia telah menjual mayoritas kepemilikan Bitcoin-nya di sekitar US$95.000. Gromen menautkan keputusannya pada kerusakan teknikal jangka panjang serta kekhawatiran sistemik yang kian mengemuka.

Keputusan tersebut, yang ia sampaikan melalui podcast Swan Bitcoin’s No Second Best, mempertebal narasi bearish pada saat profitabilitas investor sudah berada dalam tekanan.

Gromen menyoroti melemahnya momentum jangka panjang, gagalnya Bitcoin mencetak level tertinggi baru terhadap emas, serta memuncaknya kekhawatiran akan kerapuhan struktur pasar global menjelang 2026.

“Bitcoin is telling us the first half of 2026 is gonna be ugly.” — Luke Gromen

One of the most respected macro voices just turned bearish.
He didn’t just warn — he sold. Is this capitulation?

💥 New episode of No Second Best! 👇 pic.twitter.com/VKnSa3BcSr

— Swan (@Swan) December 16, 2025

Meski para pembawa acara Swan Bitcoin menyanggah kesimpulan tersebut, aksi jual itu sendiri telah menggema di kalangan investor, terutama mereka yang menyaksikan keyakinan pasar mulai goyah di dekat area support krusial.

Keluar masuknya figur berprofil tinggi kerap membawa bobot psikologis yang tidak proporsional, khususnya pada fase ketika harga tertekan dan indikator on-chain mengisyaratkan menyusutnya profitabilitas.

Akankah Keyakinan Mampu Bertahan?

Bitcoin kini berada di sebuah persimpangan yang lebih ditentukan oleh keteguhan keyakinan ketimbang euforia. Jika harga mampu bertahan di atas US$81.500 sembari rasio AVIV berangsur stabil, hal itu akan mengindikasikan bahwa investor masih bersedia mempertahankan cost basis mereka, sebuah prasyarat penting bagi kelanjutan tren naik.

Sebaliknya, bila gagal mempertahankan level tersebut maka berpotensi menimbulkan konsekuensi mahal. Penurunan tegas di bawah TMMP, disertai tekanan AVIV lanjutan, akan menandakan bahwa keyakinan semata tidak lagi memadai, memaksa pasar untuk mencari permintaan pada level yang lebih rendah.

Bagaimana pendapat Anda tentang nasib harga Bitcoin yang bergantung pada level US$81,5K di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Prediksi Kripto ke-11 dari Bitwise Mungkin Tak Bertahan—James Seyffart Peringatkan

18 December 2025 at 15:41

Pasar exchange-traded fund (ETF) aset kripto di AS semakin mendekati titik krusial. Prediksi Bitwise Asset Management untuk 2026 memperkirakan akan ada lebih dari 100 ETF baru yang terhubung dengan kripto, didorong oleh standar listing yang dipermudah oleh SEC yang mulai berlaku sejak Oktober 2025.

Sementara prospek menunjukkan rekor harga tertinggi baru untuk Bitcoin, Ethereum, dan Solana, analis ETF Bloomberg James Seyffart memperingatkan bahwa mungkin akan terjadi guncangan besar karena sektor ini jadi penuh sesak.

Bitwise Bagikan 11 Prediksi Aset Kripto untuk 2026

Bitwise membuat 10 prediksi untuk tahun 2026, mencakup pasar kripto dan ETF yang akan dipantau oleh para investor. Menurut manajer dana indeks aset kripto itu:

  • Bitcoin, Ethereum, dan Solana akan mencetak rekor harga tertinggi baru
  • Bitcoin akan mematahkan siklus empat tahun dan mencetak rekor harga tertinggi baru
  • Bitcoin akan jadi kurang volatil dibanding Nvidia.
  • ETF akan membeli lebih dari 100% pasokan baru Bitcoin, Ethereum, dan Solana karena permintaan institusi yang semakin meningkat.
  • Saham terkait kripto akan mengalahkan saham teknologi.
  • Open Interest di Polymarket akan mencetak rekor tertinggi baru, melampaui level pemilu 2024.
  • Stablecoin akan disalahkan karena mengacaukan mata uang negara berkembang.
  • Onchain vaults akan melipatgandakan asset under management (AUM).
  • Ethereum dan Solana akan mencetak rekor tertinggi baru (jika CLARITY Act disahkan).
  • Setengah dana abadi universitas Ivy League akan berinvestasi di kripto.
  • Lebih dari 100 ETF kripto akan diluncurkan di AS.
  • Korelasi Bitcoin dengan saham akan turun.

Gelombang Likuidasi ETF Bisa Terjadi pada 2026, kata James Seyffart

Prediksi kesebelas berhasil menarik perhatian, dan jadi kekhawatiran khusus para analis. Lonjakan peluncuran ETF kripto ini terjadi karena perubahan regulasi besar.

Pada September 2025, SEC memperkenalkan standar listing umum untuk komoditas trust shares, termasuk aset kripto.

“[Sejumlah exchange terkemuka] telah mengajukan perubahan aturan kepada SEC untuk mengadopsi standar listing umum bagi Commodity-Based Trust Shares. Setiap perubahan aturan ini… melewati tahap pemberitahuan dan komentar. Perintah ini menyetujui Proposal dengan proses percepatan,” ujar dokumen SEC itu.

Perubahan ini memungkinkan ETF untuk listing tanpa peninjauan satu per satu, yang mengurangi keterlambatan dan ketidakpastian.

Bitwise memprediksi kejelasan regulasi ini akan mendorong adopsi institusi dan aliran dana segar ke ETF kripto pada 2026.

2026 PREDICTION: More than 100 crypto-linked ETFs will launch in the U.S.⁰⁰In October 2025, the SEC published generic listing standards, allowing ETF issuers to launch crypto ETFs under a general set of rules. A clearer regulatory roadmap in 2026 is why we see the stage being… pic.twitter.com/rQbcWe6JE4

— Bitwise (@BitwiseInvest) December 17, 2025

“Saya setuju 100% dengan Bitwise di sini,” tutur Seyffart. “Saya juga pikir kita akan melihat banyak likuidasi di produk ETP kripto. Mungkin terjadi di akhir 2026, tapi kemungkinan besar sebelum akhir 2027. Para penerbit melemparkan BANYAK produk sekaligus ke pasar.”

Dominasi ETF Bitcoin dan Saturasi Altcoin

Data Bloomberg menunjukkan saat ini ada 90 ETP kripto yang mengelola dana sebesar US$153 miliar, dengan 125 pengajuan produk yang masih antre. Bitcoin mendominasi dengan US$125 miliar di 60 produk, sementara Ethereum menempati urutan kedua dengan US$22 miliar di 25 ETF.

Altcoin seperti XRP dan Solana masih tergolong niche, masing-masing baru ada 11–13 produk dan punya aset US$1,5–US$1,6 miliar, menandakan risiko kejenuhan pasar yang mulai meningkat.

The state of crypto ETFs/ETPs
Kondisi ETF/ETP Kripto | Sumber: James Seyffart dari Bloomberg di X

Dengan pasar yang akan banjir produk baru, para analis memperkirakan akan terjadi persaingan ketat dalam memperebutkan modal investor. namun, tren historis memperlihatkan perlunya kehati-hatian, karena sekitar 40% ETF yang diluncurkan sejak 2010 berakhir ditutup, biasanya karena kurang aset atau volume transaksi rendah.

Shakeout ETF Kripto yang Akan Datang: Pemenang, Pecundang, dan Munculnya Aset ‘Zombie’

Peringatan Seyffart mencerminkan kekhawatiran umum bahwa ekspansi cepat biasanya diikuti konsolidasi. ETF kripto yang gagal menarik dana kelolaan (AUM), membedakan strategi, atau membangun kanal distribusi yang kuat bisa cepat tutup.

Produk dengan strategi paparan khusus, fitur pendapatan, atau profil risiko yang disesuaikan bisa punya peluang bertahan lebih lama.

Chris Matta, CEO Liquid Collective, juga menyoroti isu ini dalam konteks proyek “zombie”, yaitu aset kripto dengan kapitalisasi pasar di atas US$1 miliar tapi minim pengembangan ekosistem.

“Mungkin kegagalan mempertahankan ETF di pasar tradisional justru jadi sinyal lebih kuat dan menghasilkan perbedaan kinerja makin besar antara aset kripto aktif dan yang mati,” ucap Matta.

Jadi, investor yang masuk ke sektor ETF perlu benar-benar selektif. Likuiditas perdagangan, akurasi pelacakan harga, struktur biaya, dan kredibilitas penerbit menjadi hal penting untuk membedakan produk yang berkelanjutan dengan yang kemungkinan besar akan gagal.

Sementara itu, prediksi bullish Bitwise menunjukkan bahwa ETF utama yang terkait aset besar mungkin akan terus menikmati aliran dana institusi yang konsisten.

Gelombang likuidasi yang diperkirakan terjadi pada akhir 2027 sepertinya akan mengubah sektor ini, karena modal akan terkonsentrasi pada produk-produk terkuat.

Walaupun proses ini mengganggu, pada akhirnya bisa memperkuat pasar exchange-traded fund (ETF) aset kripto di AS dengan cara:

  • Menghilangkan produk yang lemah,
  • Memperjelas pilihan untuk investor, dan
  • Menyoroti strategi yang berbeda dan unik.

Pertanyaannya tetap sama: di sektor ETF yang semakin padat, produk mana yang akan bertahan dan mana yang akan menjadi bagian dari deretan aset “zombie” kripto yang terlupakan?

Putar Haluan, Peter Brandt Kini Mengaku Bearish pada Harga XRP

18 December 2025 at 20:26

Trader veteran Peter Brandt mengambil sikap bearish pada harga XRP. Ia memperingatkan bahwa token tersebut kemungkinan tengah membentuk pola double-top klasik. Pandangan ini muncul di tengah upaya Ripple yang justru semakin agresif mendorong ekspansi ekosistem melalui ekspansi stablecoin multichain serta pengembangan perangkat institusional bagi holder XRP.

Nada hati-hati Brandt muncul pada saat narasi fundamental XRP terlihat semakin solid. Kondisi ini menciptakan jurang yang kian lebar antara sinyal teknikal jangka pendek dan perkembangan adopsi jangka panjang.

Brandt Soroti Risiko Double-Top pada Harga XRP

Chartist alias analis grafik senior ini menyoroti apa yang ia anggap sebagai setup teknikal berpotensi bearish pada grafik harga XRP. Menurut Brandt, XRP terlihat sedang membentuk double-top. Ini adalah pola pembalikan yang lazim muncul ketika sebuah aset gagal menembus level resistance setelah dua kali percobaan.

XRP chart showing potential double top pattern
Grafik harga XRP menyoroti potensi formasi double-top | Sumber: Peter Brandt di X

Dalam analisis teknikal, pola double-top kerap menandakan melemahnya momentum bullish. Juga, ini bisa menjadi pendahulu koreksi yang lebih dalam apabila mendapat konfirmasi lanjutan.

“Saya sudah tahu sebelumnya bahwa semua Riplost XRP akan terus mengingatkan saya soal posting ini — tanya saja apakah saya peduli. Ini adalah potensi double-top,” ujar Brandt lewat unggahannya.

Harga XRP sendiri tengah bergerak dalam fase konsolidasi setelah reli yang perkasa pada akhir 2024. Sehingga ini membuat ketahanan level support menjadi fokus utama pelaku pasar.

Meski demikian, Brandt juga mengakui bahwa pola tersebut masih berpotensi gagal.

“Tentu saja ini bisa gagal, dan saya akan menghadapinya jika itu terjadi. Namun untuk saat ini, implikasinya bearish. Suka atau tidak, ini harus dihadapi,” tambahnya.

Analis Lain Soroti Konteks Historis yang Bullish

Berbeda dengan Brandt, sejumlah analis justru menilai struktur saat ini dari sudut pandang yang lebih konstruktif. Analis Steph is Crypto menyoroti pola historis XRP di sekitar simple moving average (SMA) 50 pekan, dengan argumen bahwa siklus sebelumnya lebih mengarah pada kelelahan penurunan, bukan awal tren bearish besar.

“Di setiap siklus, ketika XRP turun ke bawah SMA 50 pekan dan bertahan di sana selama sekitar 50–84 hari, reli kuat selalu menyusul,” jelasnya.

Contoh historisnya mencakup:

  • reli 211% setelah 70 hari di bawah SMA pada 2017,
  • kenaikan 70% setelah 49 hari pada 2021,
  • lonjakan 850% setelah 84 hari pada 2024.

Saat ini, harga XRP telah berada sekitar 70 hari di bawah SMA 50 pekan, tepat di dalam rentang historis yang sama.

XRP historical performance relative to 50-week SMA
Reli historis XRP setelah waktu lama di bawah SMA 50-mingguan | Sumber: Steph_iscrypto

Analisis ini mengindikasikan bahwa struktur yang terlihat bearish secara terisolasi justru bisa selaras dengan fase bottom siklus. Hal ini mencerminkan perpecahan interpretasi teknikal yang kini mengemuka di pasar.

Ripple Perluas RLUSD ke Layer-2 di Tengah Perdebatan Teknikal

Sementara perdebatan teknikal memanas, Ripple terus memperluas fondasi ekosistemnya. Pada 16 Desember, Ripple mengumumkan bahwa stablecoin berbasis dolar AS miliknya, Ripple USD (RLUSD), akan berekspansi ke jaringan Optimism, Base, Ink, dan Unichain.

Ekspansi ini memanfaatkan standar Native Token Transfers (NTT) dari Wormhole untuk mendukung interoperabilitas multichain.

Sebelumnya, RLUSD diterbitkan di XRP Ledger dan Ethereum. Ekspansi ke layer-2 dirancang untuk meningkatkan skalabilitas, kelancaran pergerakan likuiditas, serta utilitas di sektor DeFi dan platform institusional.

Ripple menegaskan bahwa RLUSD diterbitkan di bawah trust charter dari New York Department of Financial Services (NYDFS). Langkah ini menjadikannya salah satu stablecoin paling teregulasi yang memasuki ekosistem L2.

Selain itu, Ripple juga telah mengajukan OCC charter di Amerika Serikat. Pun, baru-baru ini mengantongi pengakuan regulasi di Dubai dan Abu Dhabi.

Wormhole menambahkan bahwa holder XRP nantinya dapat menggunakan XRP bersama RLUSD sebagai pasangan likuiditas dan perdagangan utama di berbagai chain yang didukung, melalui penerbitan wrapped XRP (wXRP) untuk penggunaan lintas chain.

Enhanced utility is coming for $XRP

XRP holders can use XRP alongside $RLUSD as a premier trading and liquidity pair on supported chains, allowing businesses to facilitate payments and checkout options that let users buy, sell, or send digital assets. pic.twitter.com/DMcSWyQ2XV

— Wormhole (@wormhole) December 17, 2025

Perangkat Institusional XRP Terus Berkembang

Ekspansi juga terjadi di sisi institusional. Digital Wealth Partners baru-baru ini meluncurkan strategi trading XRP berbasis algoritma untuk akun pensiun yang memenuhi syarat, dengan kustodian berasuransi melalui Anchorage Digital.

Layanan ini memungkinkan investor bernilai tinggi mengakses trading XRP secara sistematis dalam kerangka akun teregulasi dan berinsentif pajak, mencerminkan upaya berkelanjutan untuk mengintegrasikan kripto ke dalam struktur manajemen kekayaan tradisional.

Digital Wealth Partners Launches Algorithmic XRP Trading Strategy Powered by @tryarchpublic for Qualified Retirement Accountshttps://t.co/ro7ipgP48D

— Digital Wealth Partners (@DWP_advisors) December 16, 2025

Di tengah sinyal teknikal yang saling bertentangan, arah harga XRP ke depan kemungkinan akan ditentukan oleh apakah pola bearish pada grafik yang akan mendominasi, atau justru siklus historis serta ekspansi utilitas yang kembali mengambil alih kendali.

Bagaimana pendapat Anda tentang Peter Brandt yang putar haluan ke arah bearish atas harga XRP ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Posisi Long Bitcoin Whale di Bitfinex Melonjak 36%: Apa Artinya?

18 December 2025 at 13:23

Investor Bitcoin besar di Bitfinex kembali menjadi perhatian pasar. Analis yang memantau data posisi leverage menunjukkan posisi long margin Bitcoin yang dipegang oleh crypto whale melonjak tajam, hampir menyentuh level tertinggi seperti pada Maret 2024.

Peningkatan akumulasi ini terjadi meski partisipasi pasar secara umum sedang melandai, sehingga muncul pertanyaan mengenai sinyal apa yang ingin dikirimkan oleh para trader bermodal besar ini.

Apa Arti Rekor Tertinggi Posisi Long Crypto Whale di Bitfinex?

Menurut analis on-chain James Van Straten, whale di Bitfinex terus menambah posisi secara agresif.

“Whale Bitfinex terus menambah posisi margin long bitcoin, mendekati level tertinggi Maret 2024. 36% lebih tinggi dalam 3 bulan terakhir,” tulisnya di X (Twitter).

Data tersebut menunjukkan tren akumulasi yang konsisten sejak September, di mana eksposur long justru bertambah saat harga lemah, bukan ketika reli terjadi.

Pihak Bitfinex sendiri sepertinya mengakui aktivitas tersebut, dengan menyoroti bahwa trader besar dan berpengalaman sedang memasang posisi dengan keyakinan, sementara peserta yang lebih kecil memilih mengurangi risiko.

Whale moves 🐳https://t.co/1Zgcof54xV

— Bitfinex (@bitfinex) December 8, 2025

Perbedaan perilaku ini pun patut dicatat. Walau pergerakan harga Bitcoin memang masih cukup fluktuatif dalam beberapa minggu terakhir, akumulasi oleh whale malah semakin kuat.

TradingView chart showing BTCUSD long positions on Bitfinex
Posisi long Bitcoin Bitfinex hampir menyamai level tertinggi Maret 2024 | Sumber: btcjvs

Secara historis, posisi long Bitfinex ini sering dihubungkan dengan trader yang memanfaatkan leverage secara taktis. Mereka biasanya menambah posisi saat harga turun, bukan saat harga melonjak.

Menurut eksekutif kripto Samson Mow, dinamika saat ini memperlihatkan perpindahan koin dari penjual yang tidak sabaran ke holder jangka panjang.

“Whale Bitfinex ramai-ramai beli dari tangan-tangan lemah,” ujar dia, menyoroti kontras antara tekanan jual dari pihak lemah dan pembelian berkelanjutan oleh akun-akun besar.

Sinyal Kontrarian, tapi Bukan Alat Waktu

Metode pemantauan posisi long whale Bitfinex sudah lama dianggap sebagai salah satu indikator yang bisa memimpin dalam analisis teknikal. Tapi, interpretasinya perlu kehati-hatian.

Trader seperti ini punya pola yang tercatat jelas, yaitu menambah posisi long saat harga melemah dan mengurangi posisi saat harga menguat. Oleh karena itu, posisi long yang tinggi sering kali justru diikuti, bukan mendahului, reli harga.

Van Straten mengingatkan bahwa nilai utama dari sinyal ini lebih baik dipakai untuk memantau jika terjadi pembalikan tren, bukan sekadar pada level angkanya saja.

“Jangka pendek, begitu tren berbalik arah,” terang dia, yang menyiratkan bahwa penurunan posisi long tersebut di kemudian hari mungkin jauh lebih informatif daripada ukurannya saat ini.

Tidak semua pihak sepakat indikator ini selalu bisa diandalkan. Analis Parabear Nick mempertanyakan interpretasi berlebihan terhadap data whale bahkan menepis beberapa narasi bullish, di tengah klaim bahwa akumulasi whale saja sudah pasti membawa harga naik.

Kenyataannya, data sejarah justru mendukung pandangan lebih seimbang. Posisi long whale memang sempat menyentuh titik ekstrem di berbagai fase siklus sebelumnya, bahkan kadang bertahan tinggi selama beberapa bulan sebelum harga benar-benar bergerak signifikan.

Multi-year comparison of whale positioning versus Bitcoin price trends
Perbandingan posisi whale dan tren harga Bitcoin selama beberapa tahun | Sumber: Parabear Nick di X

Artinya, meski metrik ini dapat memberi gambaran tentang posisi dan sentimen, tetap perlu dievaluasi bersama indikator lain, seperti open interest, funding rate, dan likuiditas makro.

Peningkatan akumulasi saat ini terjadi bersamaan dengan tren penurunan open interest di pasar derivatif, menandakan partisipasi trader ritel dan jangka pendek semakin menurun.

Dalam kondisi seperti ini, konsentrasi leverage di kalangan whale jadi makin berarti. Dengan jumlah pelaku spekulasi yang berkurang, pemain besar lebih mudah menggerakkan harga di pasar.

Yang masih belum jelas adalah waktunya. Posisi long whale yang tinggi memang menandakan ekspektasi harga akan naik, tapi bukan berarti breakout akan segera terjadi.

Titik krusial baru akan terjadi jika dan ketika posisi besar ini mulai dilepas. Sejarah memperlihatkan, perubahan semacam itu kerap mendahului pergantian rezim pasar.

Langkah Baru Tether Bisa Membuat Password Cloud Menjadi Usang | Berita Kripto AS

17 December 2025 at 23:02

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting untuk perkembangan aset kripto utama yang perlu Anda ketahui hari ini.

Sambil Anda menikmati secangkir kopi, penerbit stablecoin USDT, Tether, kini mendorong perubahan cara kita melindungi kehidupan digital. Ada pendekatan baru yang berjanji mengembalikan kendali ke tangan Anda, tanpa bergantung lagi pada cloud dan membuat metode password tradisional semakin ketinggalan zaman.

Berita Kripto Hari Ini: Tether Luncurkan Senjata Rahasia untuk Lawan Peretasan Cloud

Tether melangkah berani ke dunia keamanan siber dengan meluncurkan PearPass, aplikasi password manager peer-to-peer pertama yang dirancang untuk menghilangkan kebutuhan penyimpanan cloud. Aplikasi ini:

  • Menyimpan semua kredensial di perangkat pengguna
  • Menghapus server terpusat dan perantara dari sistem
  • Memberikan pengguna kendali penuh atas keamanan digital mereka.

Peluncuran ini hadir di saat miliaran data login telah bocor dalam kasus besar, sehingga banyak pengguna mengalami pencurian identitas, kerugian finansial, dan risiko siber lainnya.

Password manager berbasis cloud memang praktis, tapi seiring waktu menjadi target empuk bagi hacker karena sistem penyimpanan terpusatnya.

PearPass mengatasi masalah ini dengan hanya menyimpan semua data secara lokal di perangkat pengguna dan mendukung sinkronisasi peer-to-peer dienkripsi antar perangkat yang dipilih pengguna.

“Every major breach proves the same point: if your secrets live in the cloud, they’re not really yours…PearPass removes the single point of failure. No servers, no intermediaries, no back doors. Recovery and synchronization across devices happen peer-to-peer, under your control. This is security that can’t be switched off, seized, or compromised, because it was never in someone else’s hands to begin with,” baca kutipan dalam pengumuman Tether, mengutip CEO Paolo Ardoino.

PearPass memadukan kemudahan penggunaan dan fitur keamanan tingkat lanjut. Aplikasi ini memiliki generator password bawaan, enkripsi end-to-end dari kriptografi open-source, dan arsitektur peer-to-peer yang memastikan kredensial Anda tidak pernah terekspos ke pihak ketiga.

Proses recovery sepenuhnya dikendalikan oleh pengguna melalui private key, sehingga Anda tidak bergantung lagi pada sistem eksternal.

PearPass Membuka Standar Baru untuk Keamanan Terdesentralisasi dan Sumber Terbuka

Selain itu, PearPass bersifat open-source dan diaudit komunitas. Ini memberi kesempatan kepada para ahli keamanan serta pengguna untuk memeriksa, memverifikasi, dan berkontribusi langsung ke perangkat lunak tersebut.

Platform ini juga disebut-sebut sudah menjalani audit keamanan independen oleh Secfault Security, sebuah firma spesialis keamanan ofensif dan analisa kriptografi. Hal ini makin memperkuat ketahanan PearPass terhadap ancaman siber di dunia nyata.

Introducing🍐🔒 PearPass — the password manager that keeps your data on your devices.

No servers to hack. No cloud to leak.

Just pure local security.

Follow @Pears_p2p & Download the App https://t.co/gP9FIPn2dW pic.twitter.com/ObIuyfToMo

— Tether (@Tether_to) December 17, 2025

Peluncuran ini menunjukkan strategi Tether yang lebih luas dalam mengembangkan teknologi tahan tekanan sentralisasi. Karena pemerintah, korporasi, dan perantara kini makin sering mencari akses ke data pribadi, PearPass menawarkan sistem yang tetap privat, mandiri, serta tetap bisa digunakan bahkan dalam situasi penuh ancaman.

namun, meski sistem peer-to-peer menghindari risiko cloud:

  • Bisa jadi kurang praktis bagi pengguna yang sering berpindah perangkat.

Proses recovery sepenuhnya bergantung pada pengguna yang harus mengelola private key mereka sendiri, sehingga berisiko bagi pengguna yang kurang teknis.

  • Pakar mungkin mempertanyakan apakah password manager terdesentralisasi seperti ini bisa diadopsi oleh konsumen pada umumnya.

Padahal, pilihan cloud mainstream kini lebih ramah pengguna dan telah terintegrasi di browser serta perangkat mobile.

  • Pengguna tetap membutuhkan keamanan perangkat yang kuat.

Walaupun PearPass mencegah kebocoran lewat cloud, aplikasi ini tidak bisa melindungi data dari peretasan perangkat lokal, malware, atau pencurian fisik perangkat.

Sistem sinkronisasi peer-to-peer terenkripsi memang menjanjikan, tapi jaringan peer bisa menimbulkan masalah seperti keterlambatan, error sinkronisasi, atau titik serangan baru jika tidak diamankan dengan benar.

Meskipun PearPass mengandalkan audit open-source dan Secfault Security, tetap saja tidak ada sistem yang benar-benar bebas risiko. Para skeptis mungkin mengatakan solusi peer-to-peer perdana ini punya risiko tersembunyi yang baru akan terlihat setelah diuji luas di dunia nyata.

Alpha Byte-Sized

Berikut ringkasan berita aset kripto penting di AS yang juga perlu Anda ikuti hari ini:

Gambaran Umum Pre-market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan 16 DesemberRingkasan Pre-Market
Strategy (MSTR)US$167,50US$167,40 (-0,060%)
Coinbase (COIN)US$252,61US$254,00 (+0,51%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$24,31US$24,51 (+0,82%)
MARA Holdings (MARA)US$10,69US$10,75 (+0,56%)
Riot Platforms (RIOT)US$13,47US$13,65 (+1,34%)
Core Scientific (CORZ)US$14,73US$15,11 (+2,58%)
Balapan pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

Received — 17 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Kejutan Nonfarm Payrolls yang Bisa Mengguncang Bitcoin sebelum Natal | US Crypto News

17 December 2025 at 00:18

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting untuk perkembangan utama dunia kripto di Amerika Serikat hari ini.

Sambil menikmati kopi, data tenaga kerja AS terbaru memberikan sinyal campuran soal pekerjaan, upah, dan pengangguran. Trader sedang menimbang apa arti semua ini untuk aset berisiko, mulai dari saham hingga Bitcoin, sementara volatilitas jadi penentu suasana.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Lapangan Kerja Oktober Anjlok dan Kenaikan Tipis di November Tanda Pasar Tidak Merata

Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk Oktober dan November 2025 mengejutkan pasar, sebab itu menjadi salah satu data ekonomi krusial minggu ini. Hasilnya menunjukkan pasar tenaga kerja mendingin yang bisa berdampak ke saham dan juga aset kripto.

Berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), Oktober mengalami penurunan tajam sebesar 105.000 pekerjaan, jauh dari estimasi -25.000. Angka ini menandai penurunan signifikan dalam momentum pasar tenaga kerja.

Analis menyebutnya sebagai data luar biasa, sebab terjadi gangguan dari keterlambatan pengumpulan data pemerintah dan penyesuaian musiman.

*US OCT. NONFARM PAYROLLS FALL 105K M/M; EST. -25K

this is all govt and an outlier

— zerohedge (@zerohedge) December 16, 2025

November mencatatkan kenaikan 64.000 pekerjaan, sedikit di atas konsensus 50.000, tapi tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% dari 4,4% pada Oktober, lebih tinggi daripada perkiraan 4,5%.

🚨 Just In: November Nonfarm Payrolls rise 64,000, above expectations for 40,000.

The U.S. Unemployment Rate rose from 4.4% to 4.6%, worse than estimates for 4.5%.

What will Jerome Powell do now? pic.twitter.com/kFozsmOsgh

— Jesse Cohen (@JesseCohenInv) December 16, 2025

Kenaikan di November memang memberi sedikit kelegaan, tapi tetap memperlihatkan betapa tidak meratanya aktivitas pasar tenaga kerja AS akhir-akhir ini.

Dampak The Fed dan Pasar terhadap Bitcoin dan Aset Risiko

Data ini kemungkinan akan memperkuat narasi dovish untuk The Fed. Powell sebelumnya pernah menyebut pasar tenaga kerja yang melemah sebagai alasan pemotongan suku bunga, dan angka hari ini memperlihatkan ekonomi masih jauh dari panas.

Trader bisa saja menafsirkan laporan ini sebagai sinyal bahwa pelonggaran lebih lanjut di 2026 sangat mungkin terjadi, yang bisa menopang aset berisiko, termasuk Bitcoin, asal ekspektasi likuiditas tetap terjaga. Bitcoin terjebak di area US$90.000, dan data hari ini mungkin bisa memicu volatilitas jangka pendek.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Setelah data Oktober yang lemah dan pemulihan moderat di November, ini bisa memicu reli ke US$95.000 saat pasar mengantisipasi potensi pelonggaran dari The Fed.

Di sisi lain, kenaikan tingkat pengangguran yang tak terduga justru bisa menyulut kekhawatiran resesi, sehingga bisa memicu pergerakan liar di pasar kripto, saham, maupun FX.

“Biasanya pasar akan lega ketika ketidakpastian selesai, tapi data kali ini berbeda. Tren pelemahan ini justru bisa memicu reli kripto di awal karena harapan pemotongan suku bunga The Fed secara agresif pada 2026 kembali muncul. Tapi kalau datanya terlalu lemah, narasinya bisa langsung beralih dari harapan likuiditas ke ketakutan resesi. Dalam sejarahnya, ini membuat selera terhadap risiko langsung turun di semua pasar,” ujar Jimmy Xue, COO dan Co-founder Axis, kepada BeInCrypto.

Pelaku pasar tetap waspada. Karena data Oktober dianggap outlier dan data November dikumpulkan terlambat, potensi distorsi statistik dan revisi masih ada.

Trading berbasis algoritma dan likuiditas yang tipis bisa memperbesar volatilitas dalam waktu dekat, sehingga penentuan posisi yang bijak sangat penting.

Di tengah sinyal yang membingungkan, aset aman tradisional seperti emas berpeluang tetap diserbu, sebab US dollar sedang tertekan dan sentimen risiko masih rapuh khususnya di sektor teknologi.

Chart Hari Ini

Analysis of BLS Current Establishment Survey
Analisis Survei Current Establishment BLS | Sumber: Jed Kolko di X

Byte-Sized Alpha

Berikut ini rangkuman berita kripto AS lainnya yang perlu kamu pantau hari ini:

Gambaran Umum Pre-market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan pada 15 DesemberRingkasan Pre-Market
Strategy (MSTR)US$162,08US$165,23 (+1,94%)
Coinbase (COIN)US$250,42US$253,61 (+1,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$24,54US$24,59 (+0,20%)
MARA Holdings (MARA)US$10,70US$10,82 (+1,12%)
Riot Platforms (RIOT)US$13,71US$13,81 (+0,73%)
Core Scientific (CORZ)US$15,28US$15,27 (-0,065%)
Persaingan pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

Kembalinya Trump Berikan Segalanya untuk Aset Kripto, Kecuali Reli Bull

16 December 2025 at 20:26

Ketika Donald Trump kembali ke Gedung Putih, banyak pelaku pasar aset kripto berharap naskah lama akan terulang. Retorika pro-kripto, regulasi yang lebih ramah, arus masuk institusi, dan selera risiko yang kembali—semua itu seharusnya berpadu menciptakan bull market yang menentukan.

Namun, seiring tahun 2025 berakhir, pasar kripto justru menutup tahun dengan posisi jauh lebih rendah, hanya di kisaran 20% dari puncak saat era Biden.

Meski ada Trump, pasar aset kripto masih 20% saja dari level era Biden

Kontradiksi tersebut kini menjadi inti perdebatan: apakah kripto sedang terperangkap dalam fase sulit, atau ada sesuatu yang lebih fundamental benar-benar rusak.

“Saatnya mengakui dan menerima bahwa pasar kripto memang rusak,” ujar Ran Neuner, analis sekaligus host Crypto Banter.

Sang analis menyoroti adanya jarak yang belum pernah ada sebelumnya antara fundamental dan harga. Menurut Neuner, tahun 2025 memiliki “semua syarat untuk bull market”:

“Bahkan dengan semua faktor di atas,” ucap Neuner, “kita tutup tahun 2025 lebih rendah, hanya 20% dari posisi saat Biden.”

Ini menunjukkan bahwa penjelasan-penjelasan lama sudah tidak berlaku lagi. Teori tentang siklus empat tahun, likuiditas yang terjebak, atau momen IPO untuk kripto makin terasa sebagai pembenaran setelah kejadian, bukan jawaban yang sesungguhnya.

Menurut Neuner, hasilnya adalah pasar dengan hanya dua kemungkinan ke depan:

  • Ada penjual struktural tersembunyi atau mekanisme yang menekan harga, atau
  • Kripto sedang bersiap menuju “the mother of all catch-up trades” seperti yang ia sebut, ketika pasar akhirnya kembali seimbang.

Tidak Semua Orang Sepakat Ada Masalah

Gordon Gekko, komentator pasar dan pengguna populer di X, punya pandangan berbeda. Ia menekankan bahwa periode menyakitkan ini memang sengaja dan struktural, namun bukan berarti rusak.

“Tidak ada yang rusak; inilah memang cara market maker inginkan. Sentimen ada di titik terendah selama bertahun-tahun; trader dengan leverage kehilangan segalanya. Ini memang tidak dirancang untuk mudah; hanya yang kuat yang akan mendapat hadiah,” terang dia.

Perbedaan sudut pandang itu menunjukkan perubahan mendalam tentang bagaimana kripto bergerak dibandingkan siklus sebelumnya. Pada masa Trump periode pertama, dari 2017 sampai 2020, kripto berkembang pesat dalam kekosongan regulasi.

Spekulasi ritel mendominasi, leverage dibiarkan liar, dan momentum reflektif mendorong harga jauh di atas nilai fundamentalnya.

Sementara di era Biden, pasar berubah menjadi lebih institusional. Regulasi berprinsip enforcement pertama membatasi keberanian mengambil risiko, sedangkan ETF, kustodian, dan kerangka kepatuhan membentuk ulang arah dan aliran modal.

Ironisnya, banyak faktor penarik terbesar kripto justru datang di era yang lebih ketat ini:

Hasilnya adalah skala yang besar tanpa refleksivitas.

Bitcoin Bertahan, tapi Altcoin Mengalami Breakout di Rezim Baru Aset Kripto

Pergeseran struktural ini ternyata paling menyakitkan bagi altcoin. Analis dan KOL seperti Shanaka Anslem serta beberapa lainnya berpendapat bahwa pasar kripto yang dulu bersatu kini sudah tak ada lagi.

Sebaliknya, tahun 2025 telah terbagi menjadi “dua permainan”:

  • Kripto institusional: Bitcoin, Ethereum, serta ETF dengan volatilitas rendah dan jangka waktu panjang, dan
  • Kripto berbasis atensi: di mana jutaan token saling berebut likuiditas sementara dan kebanyakan runtuh hanya dalam hitungan hari.

Modal tidak lagi mengalir mulus dari Bitcoin ke alt, atau ke altcoin season, alias alt season. Aliran modal kini langsung ke mandat yang memang menjadi tujuannya.

Altcoin Season Index
Altcoin Season Index | Sumber: Blockchain Center.Net

“…Pilihanmu sekarang hanya dua: Mainkan Crypto Institusional dengan kesabaran dan kesadaran terhadap ekonomi makro. Atau mainkan Crypto Atensi dengan kecepatan dan infrastruktur,” tulis Anslem.  

Menurut pemimpin opini ini, memegang altcoin berdasarkan tesis selama berbulan-bulan justru menjadi strategi terburuk saat ini.

“Kamu tidak datang lebih awal ke altcoin season. Kamu sedang menunggu struktur pasar yang sudah tidak ada lagi,” tambahnya.

Mungkin inilah dasar keyakinan seorang trader, tahu di mana harus melihat peluang. Lisa Edwards mendukung tesis ini dengan mengimbau pelaku pasar untuk memahami arus likuiditas.

“Segala sesuatu berubah, siklus berganti, uang bergerak dengan cara baru. Jika kamu menunggu altcoin season yang lama, kamu pasti akan melewatkan yang sebenarnya sedang terjadi di depan mata,” ujar dia.

Quinten François juga sependapat, dengan menyoroti bahwa jumlah token di tahun 2025 jauh lebih besar dibandingkan siklus sebelumnya. Dengan lebih dari 11 juta token yang beredar, kemungkinan terjadinya altcoin season yang luas seperti tahun 2017 atau 2021 bisa jadi hanya menjadi sejarah.

Everyone keeps waiting for a classic altseason like 2017 or 2021.
But the entire market structure has changed.

2017 had a few hundred coins competing for capital.
2021 had a few thousand.
2025 has more than 11 million tokens, memecoins, and worthless experiments.

The days where…

— Quinten | 048.eth (@QuintenFrancois) December 2, 2025

Antara Repricing dan Recovery: Ujian Aset Kripto Setelah Era Institusi

Di sisi lain, tekanan makro masih membebani sentimen pasar. Nic Puckrin, analis investasi dan co-founder Coin Bureau, menerangkan bahwa penurunan Bitcoin mendekati moving average (MA) 100-minggu mencerminkan kekhawatiran baru soal bubble AI, ketidakpastian terkait kepemimpinan The Fed di masa depan, dan aksi jual aset untuk rugi pajak pada akhir tahun.

“Semua ini membuat akhir tahun 2025 terasa hambar,” katanya dalam email ke BeInCrypto, sambil memperingatkan bahwa BTC bisa saja sempat turun di bawah US$80.000 jika tekanan jual makin kuat.

Tidak ada yang benar-benar tahu apakah kripto sedang rusak atau hanya sedang berubah, sehingga investor perlu melakukan riset sendiri.

Satu hal yang pasti, ekspektasi era Trump sekarang bertabrakan dengan struktur pasar di era Biden, sehingga strategi lama sudah tidak relevan lagi.

Diskusi antara ekonom dan investor di meja utama menyiratkan kemungkinan repricing besar-besaran atau reli mengejar ketertinggalan yang sangat tajam, yang mungkin akan membentuk jati diri baru dunia kripto setelah era institusional.

Received — 16 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Tom Lee Temukan Sinyal Besar Ethereum di Tengah Dorongan Tokenisasi JPMorgan | US Crypto News

15 December 2025 at 23:41

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting perkembangan dunia aset kripto paling utama untuk hari ini.

Ambil secangkir kopi, karena Wall Street baru saja memberikan sinyal lain bahwa masa depan kripto makin bersifat institusional. Ketika JPMorgan membawa salah satu produk keuangan intinya ke dalam chain, para pengamat pasar mulai bertanya-tanya apakah ini sekadar percobaan atau perubahan yang lebih dalam menuju Ethereum sebagai infrastruktur ekonomi.

Berita Kripto Hari Ini: JPMorgan Bawa Pasar Uang ke On-Chain dengan Fund Berbasis Ethereum

JPMorgan Chase kembali mengambil langkah tegas di dunia keuangan berbasis blockchain, dengan meluncurkan exchange-traded fund (ETF) pasar uang ter-tokenisasi pertamanya di jaringan Ethereum.

Menurut laporan WSJ, divisi manajemen aset raksasa perbankan ini yang mengelola US$4 triliun telah merilis My OnChain Net Yield Fund atau MONY. Produk ini merupakan private money market fund yang berjalan di Ethereum dan didukung oleh platform tokenisasi milik JPMorgan, yakni Kinexys Digital Assets.

Bank tersebut akan memodali fund ini dengan US$100 juta dari dana mereka sendiri sebelum membukanya untuk investor eksternal, yang menandakan keyakinan internal yang kuat terhadap produk keuangan berbasis tokenisasi.

JPMORGAN STEPS FURTHER INTO CRYPTO WITH TOKENIZED MONEY FUND

The banking giant’s $4 trillion asset-management arm is rolling out its first tokenized money-market fund on the Ethereum blockchain. JPMorgan will seed the fund with $100 million of its own capital, and then open it… pic.twitter.com/TTlS5E1MyV

— Evan (@StockMKTNewz) December 15, 2025

MONY khusus dibuat untuk partisipasi institusi dan individu dengan kekayaan tinggi saja. Fund ini terbuka untuk investor yang memenuhi syarat, termasuk individu dengan setidaknya US$5 juta aset investable dan institusi dengan minimum US$25 juta, serta investasi minimum sebesar US$1 juta.

Investor akan menerima token digital yang mewakili kepemilikan mereka dalam fund ini, yang membawa eksposur pasar uang tradisional ke blockchain sembari tetap menjaga pola imbal hasil yang sudah dikenal.

Berdasarkan laporan tersebut, eksekutif JPMorgan menyebut bahwa permintaan dari klien menjadi pendorong utama peluncuran ini.

“There is a massive amount of interest from clients around tokenization,” baca kutipan dalam laporan itu, mengutip John Donohue, kepala global liquidity di JPMorgan Asset Management.

Ia menambahkan bahwa mereka berharap bisa jadi pemimpin di bidang ini dengan menawarkan produk pasar uang tradisional versi berbasis blockchain.

Peluncuran ini terjadi di tengah momentum makin kencang tokenisasi aset di Wall Street, seiring dengan disahkannya GENIUS Act pada awal tahun ini.

Undang-undang tersebut menetapkan kerangka regulasi stablecoin di AS dan dianggap sebagai pendorong utama upaya tokenisasi yang lebih luas pada fund, obligasi, dan aset dunia nyata lainnya.

Sejak saat itu, institusi keuangan besar bergerak cepat untuk mengeksplorasi blockchain sebagai infrastruktur inti pasar, bukan sekadar eksperimen sampingan.

Bagi Ethereum, keputusan JPMorgan untuk meluncurkan MONY di jaringan ini dipandang sebagai bentuk dukungan institusional yang signifikan. Co-founder Fundstrat, Tom Lee, menanggapi kabar ini dengan menyebut bahwa langkah tersebut “bullish for ETH.”

This is bullish for $ETH https://t.co/LdGMHYKM9P

— Thomas (Tom) Lee (not drummer) FSInsight.com (@fundstrat) December 15, 2025

Komentar tersebut menunjukkan bagaimana produk seperti MONY memperluas kegunaan Ethereum di dunia nyata melalui aktivitas transaksi, eksekusi smart contract, serta integrasi lebih dalam dengan sektor keuangan global.

Pemerhati kripto pun sependapat, dengan beberapa di antara mereka berpendapat bahwa peran Ethereum sebagai layer settlement untuk produk keuangan yang sudah teregulasi jadi semakin sulit diabaikan.

JPMorgan vs BlackRock: Tokenized Money Market Fund Tanda Era Baru di Dunia Keuangan

Langkah JPMorgan juga mengundang perbandingan dengan tokenized money market fund milik BlackRock, yaitu BUIDL, yang kini aset kelolaannya sudah tumbuh sekitar US$1,83 miliar menurut data blockchain publik.

BlackRock’s Money Market Fund (BUIDL)
Money Market Fund BlackRock (BUIDL) | Sumber: Rwa.xyz

Sama seperti MONY, BUIDL juga berinvestasi di US Treasury jangka pendek, repo, dan instrumen setara kas. Namun, BUIDL menganut strategi lintas chain dan bekerja sama dengan mitra tokenisasi yang berbeda.

Keberadaan dua fund ini semakin menyoroti tren besar di mana perusahaan tradisional finance (TradFi) mulai terjun ke blockchain untuk memodernisasi produk-produk penghasil imbal hasil berisiko rendah.

Secara lebih luas, analis melihat tokenisasi sebagai cara bagi produk money market tradisional tetap bisa bersaing dengan stablecoin, sekaligus membuka beragam use case baru seperti settlement di chain, programmable, hingga transferabilitas yang lebih baik.

JPMorgan sudah lebih dulu menjajal tokenized deposit, private equity fund, dan token pembayaran institusional, yang menunjukkan bahwa MONY merupakan bagian dari strategi jangka panjang, bukan sekadar uji coba sesaat.

Seiring regulasi makin jelas dan partisipasi institusi semakin dalam, fund JPMorgan berbasis Ethereum semakin mempertegas cerita bahwa blockchain—yang dulu hanya dianggap khusus—perlahan makin jadi bagian penting dari sistem keuangan modern.

Bagi Ethereum, perubahan ini mungkin menjadi salah satu sinyal paling besar dan menentukan selama ini.

Chart Hari Ini

BlackRock’s BUIDL vs JPMorgan’s MONY Tokenized Money Market Fund
BUIDL BlackRock vs MONY Tokenized Money Market Fund JPMorgan

Byte-Sized Alpha

Berikut rangkuman berita aset kripto terbaru di Amerika Serikat yang patut diperhatikan hari ini:

Gambaran Umum Pre-Market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan 12 DesemberRingkasan Pre-Market
Strategy (MSTR)US$176,45US$176,75 (+0,17%)
Coinbase (COIN)US$267,46US$268,40 (+0,35%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$26,75US$26,75 (0,00%)
MARA Holdings (MARA)US$11,52US$11,56 (+0,35%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,30US$15,31 (+0,065%)
Core Scientific (CORZ)US$16,53US$16,65 (+0,73%)
Perlombaan pembukaan pasar crypto equities | Sumber: Google Finance

Received — 15 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Prediksi Bull Run Kripto: Bitcoin US$600.000 Di Q1 2026?

15 December 2025 at 05:47

Pakar semakin banyak memberi sinyal prediksi bull run kripto potensi reli bullish di kuartal pertama (Q1) tahun 2026, dengan dorongan dari rangkaian faktor ekonomi makro yang bersatu.

Analis memperkirakan Bitcoin bisa melonjak ke kisaran US$300.000 sampai US$600.000 jika katalis-katalis ini benar-benar terwujud.

Lima tren ekonomi makro yang mendorong potensi reli di kuartal 1 2026

Kombinasi dari lima tren utama sedang membentuk kondisi yang oleh para analis disebut sebagai “badai sempurna” bagi aset digital.

1. The Fed hentikan pengetatan neraca, hilangkan hambatan pasar

Kebijakan quantitative tightening (QT) dari The Fed, yang telah menarik likuiditas sepanjang 2025, baru saja berakhir.

Sekadar menghentikan penarikan likuiditas biasanya sudah menguntungkan aset berisiko. Data dari siklus sebelumnya memperlihatkan bahwa Bitcoin bisa reli sampai 40% saat bank sentral berhenti mengurangi ukuran neraca mereka.

Analis Benjamin Cowen menuturkan bahwa awal tahun 2026 bisa menjadi momen ketika pasar mulai merasakan dampak dari berakhirnya QT oleh The Fed.

In 2019, the Fed announced QT would end on August 1st.

The balance sheet of the Fed continued dropping in August despite QT having officially ended because the last round of treasury maturities did not settle until mid August.

Just because QT ends December 1st does not mean the…

— Benjamin Cowen (@intocryptoverse) December 1, 2025

2. Pemangkasan Suku Bunga Bisa Kembali

The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga, di mana komentarnya dan proyeksi Goldman Sachs menunjukkan pemangkasan suku bunga kemungkinan akan berlanjut di tahun 2026, sehingga suku bunga bisa turun ke kisaran 3–3,25%.

Goldman: "We expect another Fed cut in December, followed by two more moves in March and June 2026 that take the funds rate to 3-3.25%."

— zerohedge (@zerohedge) November 23, 2025

Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan likuiditas dan memperkuat minat terhadap aset-aset spekulatif seperti aset kripto.

3. Likuiditas Jangka Pendek yang Lebih Baik

Peningkatan pembelian surat utang negara jangka pendek (Treasury bill) atau dukungan lain di ujung pendek kurva imbal hasil bisa meringankan tekanan pendanaan dan menurunkan suku bunga jangka pendek. The Fed menyatakan akan memulai pembelian teknis Treasury bill untuk mengatur likuiditas pasar.

“[pembelian dilakukan] semata-mata demi menjaga cadangan tetap memadai dari waktu ke waktu sehingga mendukung pengendalian suku bunga kebijakan kami secara efektif… hal-hal ini terpisah dan tidak ada kaitan dengan sikap kebijakan moneter,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell,

The Fed secara berkala masuk ke pasar pendanaan jangka pendek ketika terjadi ketidakseimbangan likuiditas. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pasar repo semalam, di mana bank meminjam dana tunai dengan jaminan Treasury.

Baru-baru ini, sejumlah indikator menunjukkan tekanan pendanaan jangka pendek sedang meningkat, antara lain:

  • Reksa dana pasar uang menahan cadangan kas yang sangat tinggi,
  • Penerbitan T-bill menjadi ketat seiring Treasury mengubah komposisi pinjaman, dan
  • Peningkatan permintaan musiman terhadap likuiditas.

The Fed memulai pembelian terkendali Treasury bill agar suku bunga jangka pendek tidak menyimpang dari target Federal Funds Rate. Instrumen ini adalah surat utang pemerintah dengan jatuh tempo paling singkat, biasanya dari beberapa minggu hingga setahun.

Meskipun langkah ini bukan QE klasik, tapi kebijakan ini bisa jadi dorongan likuiditas penting bagi pasar aset kripto.

Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed
Jadwal operasi pembelian reguler Treasury bill (T-bill) yang dilakukan oleh New York Fed. Sumber: XWIN Research and Asset Management

Untuk Q1 2026, dampak yang lebih luas terhadap aset berisiko seperti aset kripto dan saham umumnya positif, meskipun sedang, karena pergeseran kebijakan The Fed ke arah menjaga atau perlahan-lahan menambah likuiditas.

4. Insentif Politik Lebih Memilih Stabilitas

Dengan pemilu paruh waktu AS dijadwalkan pada November 2026, para pembuat kebijakan kemungkinan akan lebih memilih stabilitas pasar daripada terjadinya gangguan.

Kondisi ini menurunkan risiko kejutan regulasi tiba-tiba dan meningkatkan kepercayaan investor pada aset berisiko.

“Jika pasar saham di AS melemah sebelum pemilu paruh waktu, pemerintahan AS saat ini pasti akan disalahkan – karena itu mereka akan lakukan segala cara untuk mempertahankan pasar saham (dan kripto) tetap berjalan,” tulis peneliti ekonomi makro Thorsten Froehlich.

5. Paradoks “Employment”

Data pasar tenaga kerja yang melemah, misalnya pekerjaan yang lesu atau pemutusan hubungan kerja yang meningkat, kerap memicu respons dovish dari The Fed.

Kondisi tenaga kerja yang melunak akan meningkatkan tekanan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan, sehingga secara tidak langsung menciptakan lebih banyak likuiditas dan mendukung kondisi positif untuk aset kripto.

Pandangan Ahli Menunjukkan Sentimen Bullish Semakin Meningkat

Pengamat industri juga sepakat dengan pandangan makro ini. Alice Liu, Kepala Riset CoinMarketCap, memprediksi pasar aset kripto akan bangkit kembali pada Februari dan Maret 2026, dengan alasan kombinasi indikator makro yang positif.

“Kita akan melihat pasar bangkit kembali di kuartal 1 tahun 2026. Februari dan Maret akan menjadi bull market lagi, berdasarkan kombinasi indikator makro,” ujar Binance melaporkan, mengutip Alice Liu, Head of Research, CoinMarketCap

Beberapa analis bahkan lebih optimistis. Pengamat kripto Vibes memperkirakan Bitcoin bisa mencapai US$300.000 sampai US$600.000 pada kuartal 1 tahun 2026. Ini mencerminkan sentimen bullish yang sangat kuat di tengah likuiditas yang membaik dan kondisi ekonomi makro yang lebih longgar.

CRYPTO IS ABOUT TO HAVE THE BIGGEST PUMP WE'VE EVER SEEN IN OUR LIVES

I'M EXPECTING ANYWHERE BETWEEN $300K AND $600K IN Q1 2026

— Vibes (@Vibesmetax) December 14, 2025

Saat ini, partisipasi pasar masih minim. Open Interest Bitcoin turun, mencerminkan sentimen trader yang tetap hati-hati.

namun, jika angin positif ekonomi makro ini benar terjadi, fase konsolidasi bisa dengan cepat berubah menjadi lonjakan besar, membuka peluang awal 2026 yang bersejarah di pasar aset kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin mencapai US$600.000 di Q1 2026 yang didorong oleh kebijakan The Fed dan likuiditas global? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Mike Belshe Klaim BitGo Lebih Pintar dari Aturan Kustodi SEC

15 December 2025 at 05:33

Menanggapi buletin investor terbaru dari US Securities and Exchange Commission (SEC) tentang kustodian aset kripto, CEO BitGo Mike Belshe menegaskan bahwa perusahaannya menjadi satu-satunya penyedia yang menawarkan semua opsi kustodian yang dijelaskan oleh SEC.

Situasi ini terjadi hanya beberapa hari setelah BitGo mendapatkan persetujuan regulasi untuk beroperasi sebagai bank, sehingga memperluas layanan institusional mereka.

BitGo klaim bisa lakukan hal yang tidak bisa dilakukan kustodian aset kripto lain

Pada sebuah unggahan di X (Twitter), Belshe menyoroti bahwa exchange BitGo memudahkan institusi untuk menggabungkan self-custody dan third-party custody ke dalam strategi hybrid, sehingga institusi dapat membuat profil risiko yang tidak bisa disediakan penyedia lain.

“BitGo berdiri sendiri sebagai satu-satunya penyedia yang menghadirkan platform berstandar institusi untuk setiap opsi yang dijelaskan SEC,” tulis Belshe. “Klien kami tidak lagi harus memilih antara keamanan atau kontrol—mereka bisa mendapatkan keduanya.”

Buletin SEC, yang rilis pada 12 Desember 2025, menjelaskan dasar-dasar kustodian aset kripto bagi investor ritel, dengan dua model utama:

  • Self-custody, di mana investor memegang private key mereka sendiri, dan
  • Third-party custody, di mana kustodian terverifikasi mengelola aset.

Sementara sebagian besar penyedia mengharuskan klien memilih salah satu model, BitGo membolehkan institusi memanfaatkan kedua model secara bersamaan.

Dalam sistem BitGo, 90% aset klien dapat disimpan pada cold storage BitGo Trust, memenuhi standar kepatuhan regulasi, asuransi, dan keamanan.

Sisa 10% aset dapat disimpan di hot wallet self-custody, sehingga memudahkan transaksi real-time dan fleksibilitas operasional.

Pendekatan hybrid ini mengurangi risiko satu titik kegagalan (single point of failure). Jika kunci self-custody hilang, aset di trust tetap aman, sedangkan exchange tradisional berisiko membekukan semua dana ketika terjadi insolvensi.

BitGo Bank & Trust, NA, yang merupakan bank nasional berizin federal, mendasari solusi third-party custody di platform ini. Bank ini menjalani audit SOC 1 Tipe 2 dan SOC 2 Tipe 2 secara rutin, serta mendukung lebih dari 1.400 koin dan token dalam akun terpisah, serta dijamin polis asuransi senilai US$250 juta dari sindikat Lloyd’s of London.

Curious about crypto wallets and how to store and access crypto assets? Check out our Crypto Asset Custody Basics Investor Bulletin.https://t.co/x4HMYMHLAe pic.twitter.com/bSbP25nzOc

— U.S. Securities and Exchange Commission (@SECGov) December 13, 2025

Menurut Belshe, BitGo tidak melakukan rehypothecation, peminjaman, maupun mencampur aset klien, dan tetap menjaga standar kustodian 1:1 yang ketat.

Untuk self-custody, BitGo menyediakan wallet dengan sistem keamanan Multi-Sig 2-dari-3 atau MPC threshold. Klien memegang dua kunci sementara BitGo memegang satu kunci untuk co-signing, sehingga tetap bisa menetapkan kontrol kebijakan tanpa mengurangi otonomi klien.

Bersama dengan third-party trust, semua opsi ini terkonsolidasi dalam satu dashboard, sehingga klien mendapatkan transparansi, fleksibilitas, dan kontrol penuh dari berbagai model kustodian.

BitGo Sepakat dengan Pertanyaan SEC dan Tawarkan Fleksibilitas Penuh untuk Kustodi

BitGo juga menjawab tujuh pertanyaan yang disarankan SEC kepada investor saat memilih kustodian. Beberapa di antaranya:

  • Verifikasi latar belakang
  • Cakupan aset
  • Protokol penyimpanan
  • Pemanfaatan aset
  • Struktur biaya.

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, BitGo menunjukkan bahwa institusi dapat mengelola aset kripto mereka secara aman, sesuai aturan, dan efisien.

Seiring regulator semakin fokus pada masalah kustodian aset kripto, model BitGo menjadi tolok ukur baru di industri, karena menggabungkan kepatuhan, kontrol operasional, serta perlindungan asuransi dalam satu platform.

Pernyataan Belshe menyoroti kebutuhan institusi yang semakin ingin memperoleh keamanan kustodian terverifikasi sekaligus kebebasan self-custody. Kombinasi seperti ini sebelumnya belum pernah tersedia dalam satu antarmuka.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah BitGo memperoleh persetujuan bersyarat untuk menjadi national trust bank. Beberapa penyedia lain yang juga mengantongi persetujuan serupa termasuk Ripple, Fidelity Digital Assets, dan Paxos.

We're pleased to announce that BitGo has met the conditions for full approval and is now a federally chartered bank for digital assets.

Hear more from BitGo CEO @mikebelshe on Bloomberg News 👇 pic.twitter.com/jf4f9MzPAK

— BitGo (@BitGo) December 12, 2025

Di sektor di mana keamanan aset dan kepatuhan regulasi sering berbenturan, model hybrid BitGo sepertinya bisa menjadi evolusi berikutnya di bidang kustodian aset kripto institusional.

Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Bisa Picu Penurunan Bitcoin 20-30% karena Pasar Harga Kemungkinan 98%

15 December 2025 at 02:06

Pasar bersiap menghadapi minggu yang bisa menjadi penentu bagi Bitcoin, karena Bank of Japan (BOJ) akan menggelar pertemuan kebijakan pada 18–19 Desember. Harapan pasar mengarah pada kenaikan suku bunga yang hampir pasti.

Pasar prediksi dan analis ekonomi makro sama-sama tiba pada kesimpulan yang serupa: Jepang siap menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Langkah ini bisa berdampak bukan hanya pada pasar obligasi domestik mereka, tapi juga terhadap aset berisiko global, terutama Bitcoin.

Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Bikin Sensitivitas Likuiditas Bitcoin Kembali Jadi Sorotan

Saat ini, Polymarket memberi peluang 98% untuk kenaikan suku bunga BOJ, dengan hanya 2% yang memperkirakan pembuat kebijakan akan mempertahankan suku bunga tetap.

BOJ Interest Rate Probabilities
Probabilitas Suku Bunga BOJ | Sumber: Polymarket

Sentimen umum di antara analis aset kripto adalah bahwa situasi ini tidak baik untuk Bitcoin, di mana aset kripto terbesar ini sudah diperdagangkan di bawah level psikologis US$90.000.

Polymarket is pricing in a 🇯🇵 BOJ rate hike with 98% certainty right now.

This is not good… 👀 pic.twitter.com/Huace8iTBk

— Mister Crypto (@misterrcrypto) December 14, 2025

Jika keputusan ini benar-benar diambil, suku bunga kebijakan Jepang akan naik menjadi 75 basis poin, sebuah level yang belum pernah terjadi dalam hampir dua dekade terakhir. Walaupun angka ini kecil jika dibandingkan standar global, perubahan ini sangat berarti karena Jepang sudah lama menjadi sumber utama leverage murah di dunia.

Selama bertahun-tahun, institusi keuangan meminjam yen dengan bunga sangat rendah lalu menginvestasikan modal tersebut ke saham global, obligasi, dan aset kripto, menggunakan strategi yang dikenal sebagai yen carry trade. Sekarang, strategi ini tengah berada dalam ancaman.

“Selama bertahun-tahun, Yen adalah mata uang nomor satu yang dipinjam masyarakat lalu dikonversi ke mata uang & aset lain… Saat ini, carry trade itu mulai berkurang, karena imbal hasil obligasi Jepang naik dengan cepat,” tulis analis Mister Crypto.

Jika yield terus naik, posisi leverage yang didanai dengan yen bisa saja ditutup, sehingga investor harus menjual aset berisiko mereka untuk melunasi utang.

Kekhawatiran Likuiditas Nampaknya Meningkat di Tengah Rekam Jejak BOJ Bitcoin

Latar belakang historis ini menambah kecemasan di pasar aset kripto. Bitcoin saat ini diperdagangkan di US$88.956, turun 1,16% dalam 24 jam terakhir.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Walaupun begitu, trader lebih memperhatikan apa yang pernah terjadi setelah kenaikan suku bunga BOJ sebelumnya ketimbang harga saat ini.

  • Pada Maret 2024, harga Bitcoin turun sekitar 23%.
  • Pada Juli 2024, penurunan sekitar 25% terjadi.
  • Setelah kenaikan Januari 2025, BTC terkoreksi lebih dari 30%.

Melihat latar belakang ini, beberapa trader melihat pola yang mengkhawatirkan dan mengingatkan investor untuk bersiap menghadapi volatilitas minggu ini.

“Setiap kali Jepang menaikkan suku bunga, Bitcoin dump 20–25%. Minggu depan, mereka akan menaikkan suku bunga lagi ke 75 bps. Jika polanya tetap, BTC akan turun ke bawah US$70.000 pada 19 Desember. Siapkan posisi Anda,” peringat analis 0xNobler.

Maka dari itu, minggu ini para analis melihat Bank of Japan sebagai ancaman terbesar untuk harga Bitcoin, dengan potensi pergerakan menuju US$70.000 kini semakin nyata.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Proyeksi serupa juga bergema di berbagai akun yang fokus pada aset kripto, dengan banyak yang memperkirakan potensi penurunan harga di bawah US$70.000 jika sejarah kembali terulang. Pergerakan ini berarti penurunan 20% dari level saat ini.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Regime shift atau liquidity shock? Mengapa trader terbelah soal kebijakan gabungan BOJ–The Fed

Tapi tidak semua orang setuju bahwa kenaikan suku bunga BOJ pasti membuat harga turun. Narasi makro lain mengatakan bahwa kebijakan ketat Jepang, ketika dipadukan dengan pemangkasan suku bunga The Fed, justru bisa berdampak bullish untuk pasar aset kripto.

Analis makro Quantum Ascend menganggap situasi ini sebagai perubahan rezim, bukan sekadar guncangan likuiditas.

Japan raising rates has a lot of people worried about the potential impact on the market. 🚨

Couple that with the Fed cutting rates, and it's seemingly a mixed picture.

But it's NOT.

This is EXTREMELY BULLISH for crypto‼️

Here's why ⬇️

— Quantum Ascend (@quantum_ascend) December 13, 2025

Menurut pandangan ini, pemangkasan suku bunga The Fed akan menyuntikkan likuiditas dolar dan melemahkan USD, sedangkan kenaikan suku bunga BOJ secara bertahap akan memperkuat yen tanpa secara signifikan mengurangi likuiditas global.

Hasilnya, terang Quantum Ascend, terjadi rotasi modal ke aset berisiko dengan potensi keuntungan asimetris, yang merupakan “sweet spot” bagi aset kripto.

Meskipun begitu, kondisi jangka pendek masih rapuh. The Great Martis mengingatkan bahwa pasar obligasi sudah mulai memaksa BOJ untuk mengambil tindakan.

“Ini bisa memicu unwinding carry trade dan menyebabkan kekacauan di pasar saham,” peringatan analis tersebut .

Analis tersebut juga menunjukkan pola puncak yang melebar di indeks saham utama serta yield yang naik secara global sebagai tanda-tanda tekanan yang semakin besar.

Di sisi lain, pergerakan harga Bitcoin mencerminkan ketidakpastian. Harga aset kripto utama tersebut cenderung bergerak sideways sepanjang Desember, menandai periode yang sangat choppy menurut para analis hingga akhir tahun.

Secara spesifik, Daan Crypto Trades menyebutkan likuiditas yang rendah dan minim keyakinan menjelang liburan akhir tahun.

Dengan saham menunjukkan sinyal puncak, yield menembus level baru, dan Bitcoin yang secara historis sensitif terhadap pergeseran likuiditas yang dipicu Jepang, keputusan BOJ tengah menjadi salah satu katalis ekonomi makro paling penting tahun ini.

Apakah keputusan tersebut akan memicu penurunan tajam berikutnya atau justru membuka peluang reli kripto setelah volatilitas, mungkin lebih banyak bergantung pada respons likuiditas global dalam beberapa minggu setelah keputusan itu daripada pada kenaikan suku bunga itu sendiri.

Received — 12 December 2025 BeInCrypto Indonesia

3 Prediksi Harga Teratas Bitcoin, Emas, dan Perak saat Saham Keluar dari Zona Ketakutan

12 December 2025 at 06:01

Harga Bitcoin, emas, dan perak tetap diperdagangkan dengan kecenderungan bullish minggu ini, karena aset kripto pionir dan dua komoditas safe haven tersebut menanggapi keputusan suku bunga The Fed yang sudah lewat.

Setelah para pengambil kebijakan memutuskan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, data menunjukkan pasar saham Amerika Serikat tidak lagi menunjukkan rasa takut, pergerakan penting yang terakhir kali terjadi di awal Oktober.

Bitcoin, Emas, dan Perak: Update Prospek Harga saat Ketentraman Pasar Saham Kembali

Pasar saham AS mencetak rekor tertinggi pada Kamis, 11 Desember, dan para analis memproyeksikan potensi kenaikan lebih lanjut. Rekor ini terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga, yang biasanya mendorong naiknya harga saham.

Biaya pinjaman yang lebih rendah meningkatkan keuntungan perusahaan, mendorong investasi bisnis, dan menambah nilai pada pendapatan di masa depan. Selain itu, kredit yang lebih murah memperbesar belanja konsumen, sementara investor bergeser dari obligasi ke saham demi imbal hasil lebih tinggi.

Kondisi tersebut secara bersamaan memperbaiki likuiditas dan selera risiko, yang biasanya mendorong harga saham naik di banyak sektor. Inilah sebabnya pasar saham kini tidak lagi menunjukkan ketakutan.

JUST IN 🚨: Stock Market says Goodbye to Fear for the first time since early October 🫡🥳🫂 pic.twitter.com/vSd1qLkbkO

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Sementara itu, Bitcoin, emas, dan perak juga menunjukkan optimisme serupa, dengan harga XAU dan XAG melonjak karena biaya menyimpan aset turun dan ekspektasi inflasi meningkat.

Sinyal Reversal Bullish Mulai Terbentuk pada Harga Bitcoin karena Arus Likuiditas Kembali

Grafik harian Bitcoin memperlihatkan harga mulai pulih di dalam channel naik yang jelas, dan channel ini terbentuk setelah koreksi tajam dari level tertinggi di awal Oktober.

Meski harga BTC masih di bawah exponential moving average utama (50 dan 100, masing-masing pada US$96.583 dan US$101.943), BTC mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi arah tren. Pola ini tampak dari setiap titik terendah baru yang selalu lebih tinggi dari titik sebelumnya — sebuah ciri klasik pola pemulihan awal.

Volume Profiles yang bullish (batang horizontal hijau) memperlihatkan node volume tinggi di sekitar level Fibonacci 78,6%, menandakan para bull bisa saja membela US$90.358 sebagai support penting.

Level ini bisa menjadi titik tumpuan perubahan harga, dan berpotensi menjadi pijakan untuk pergerakan BTC selanjutnya ke atas.

Jika candlestick mampu menutup secara decisif di atas level US$90.358, BTC bisa mengincar klaster likuiditas besar di kisaran US$98.000–US$103.000.

Sementara itu, indikator RSI (Relative Strength Index) tetap netral, yang berarti masih ada ruang untuk ekspansi ke kedua arah.

Histogram indikator AO (Awesome Oscillator) makin menuju wilayah positif dan sudah berwarna hijau, menandakan momentum bullish mulai berkembang.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Meski begitu, kelanjutan bullish jangka pendek masih bergantung pada terjaganya struktur channel naik. Jika harga menembus batas bawah channel yang bertepatan dengan level Fibonacci 78,6% di US$90.358, BTC berpotensi mendapat tekanan bearish; momentum jual berikutnya kemungkinan mendorong BTC ke kisaran antara US$86.000 sampai US$80.600.

Tantangan utama tetap pada upaya merebut kembali posisi EMA, terutama EMA 50-hari dan 100-hari yang berada di sekitar US$96.583 dan US$101.943.

Secara historis, BTC biasanya bergerak lebih cepat begitu menembus atas moving average tersebut pada masa konsolidasi pertengahan siklus.

Secara keseluruhan, BTC menunjukkan pemulihan yang terkontrol, volume yang meningkat, dan channel yang konstruktif, namun konfirmasi utama hanya akan datang jika bull berhasil menguasai level psikologis US$100.000.

Momentum Breakout Harga Emas Semakin Kuat di Atas Resistance Kunci

Grafik 4 jam untuk pasangan XAU/USD memperlihatkan harga emas hampir menembus breakout bersih dari formasi segitiga simetris yang makin mendatar. Formasi teknikal ini muncul setelah koreksi tajam sebesar US$490 (-11,19%) di awal kuartal.

Segitiga simetris di puncak uptrend sering menjadi pola kelanjutan di mana harga berkonsolidasi sebelum melanjutkan arahnya. Breakout emas selaras dengan pola ini, karena berhasil menembus garis downtrend dengan momentum kuat.

Pergerakan terukur dari segitiga memperkirakan target ke atas sekitar US$4.720, naik sekitar 11% dari titik breakout.

Saat ini, harga emas mulai stabil di sekitar US$4.273, level di mana candle breakout ditutup. Selama harga emas tetap di atas batas atas segitiga, struktur bullish masih bertahan.

Trader yang ingin ambil posisi long di XAU/USD sebaiknya menunggu konfirmasi retest sukses di garis tren atas.

RSI berada di tengah-tengah kisaran, tapi cenderung bullish di angka 65, menandakan emas masih belum overbought. Arahnya yang naik biasanya menjadi setup sehat untuk kelanjutan tren.

Garis MACD (Moving Average Convergence Divergence) sudah berpotongan bullish dan mulai melebar, yang menjadi pertanda kekuatan kenaikan terus bertambah.

Level support yang perlu diperhatikan ada di US$4.180, US$4.140, US$4.098, dan pivot lebih dalam pada US$3.998, yang menjadi dasar koreksi sebelumnya. Selama harga emas masih di atas level-level ini, kontrol tetap di tangan bull.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Gold (XAU). Sumber: TradingView

Kita juga perlu memperhatikan bahwa breakout Gold selaras dengan tren ekonomi makro yang lebih luas: ketidakpastian geopolitik yang meningkat, ekspektasi inflasi yang terus berlangsung, dan permintaan tinggi dari bank sentral.

Central banks are ramping up gold purchases:

Global central banks purchased +53 tonnes of gold in October, the most since November 2024.

This marks a +194% jump compared to July, and the 3rd-straight monthly acceleration.

In the first 10 months of the year, central banks have… pic.twitter.com/7pZWyEjjvf

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 4, 2025

Sementara itu, secara teknikal, struktur harga mendukung kemungkinan untuk menguji ulang, bahkan mungkin melewati, level tertinggi terbaru.

Sinyal Cup-and-Handle Jangka Panjang Harga Silver Menargetkan Kenaikan Besar

Grafik harga Silver secara multi-dekade menampilkan salah satu struktur bullish jangka panjang terkuat di komoditas, yaitu breakout Pola Cup & Handle multi-siklus yang besar.

Pola “cup” dimulai dari puncak tahun 1980 hingga penolakan pada tahun 2011, dengan pergerakan terukur sebesar 871%. Pola “handle”-nya memang lebih kecil, tapi masih kuat, terbentuk dari tahun 2011 sampai 2024 dan menunjukkan pergerakan terukur 152%. Kedua pola ini bertemu di garis breakout yang sama, yaitu di sekitar US$36, level yang sudah lebih dari 40 tahun sulit dilewati oleh Silver.

Candle terbaru menunjukkan breakout tegas dan volume tinggi yang melampaui resistance ini, mengindikasikan adanya perubahan struktur, bukan sekadar lonjakan sesaat.

Saat sebuah komoditas berhasil menembus batas harga multi-dekade, price discovery bisa terjadi sangat cepat karena tidak ada resistance historis yang menghalangi.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Silver (XAG). Sumber: TradingView

namun, Relative Strength Index (RSI) berada di wilayah overbought (di atas 80), tapi dalam breakout jangka panjang seperti ini, kondisi tersebut biasanya menandakan adanya momentum, bukan kelelahan. Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga telah masuk ke area bullish secara kuat sehingga tren kenaikannya terkonfirmasi.

Jika breakout ini terus bertahan, maka level psikologis berikutnya yang penting adalah US$70, dengan zona all-time high tahun 1980/2011, sekarang di dekat US$50, telah berubah menjadi support.

Silver soars to $64 for the first time in history 🚨📈 Dear God 🤯👀 pic.twitter.com/2ffpTOUB1E

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Mengingat masa konsolidasi yang lama dan pasokan yang terbatas selama beberapa tahun terakhir di pasar silver, kenaikan melebihi level tertinggi historis memang masih bisa terjadi.

namun, harga Silver secara historis memang cenderung volatile, jadi retest ke zona US$36 bisa saja terjadi sebelum tren penguatan berlanjut secara lebih stabil.

Received — 10 December 2025 BeInCrypto Indonesia

3 Prediksi Harga Teratas untuk Bitcoin, Emas, dan Perak: Reli yang Dipicu The Fed Ini Bakal Bertahan Lama?

10 December 2025 at 06:47

Bitcoin, emas, dan perak mendadak menguat pada hari Selasa, sehari sebelum apa yang sepertinya jadi pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya.

Kripto pelopor ini, juga dua aset safe haven komoditas yaitu emas dan perak, kemungkinan akan menghadapi volatilitas menjelang keputusan suku bunga The Fed, bahkan ketika harga XAG menembus di atas US$60/oz untuk pertama kali dalam sejarah, sekarang naik +108% di 2025.

Target Harga BTC, XAU, dan XAG Teratas Menjelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Seluruh perhatian kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed besok dan konferensi pers Jerome Powell setelahnya. Ini adalah salah satu peristiwa ekonomi makro terpenting bagi Bitcoin dan safe haven komoditas minggu ini.

Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa para spekulan suku bunga melihat peluang sebesar 87,6% The Fed akan memangkas suku bunga.

Interest Rate Cut Probabilities
Peluang Pemangkasan Suku Bunga | Sumber: CME FedWatch Tool

Pemangkasan suku bunga The Fed umumnya menjadi angin segar bagi Bitcoin karena meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Emas biasanya akan langsung dan paling cepat mendapat manfaat dari pemangkasan suku bunga, sementara perak seringkali tertinggal dari emas pada awalnya, lalu melesat mengungguli emas saat reli reflasi menguat. Inilah alasan mengapa perak cenderung mengalami lonjakan harga yang tajam setelah pemotongan suku bunga ketika momentum mulai terbentuk.

  • Emas bereaksi pertama kali dan dengan pola yang paling dapat diprediksi
  • Bitcoin mendapat manfaat seiring meluasnya likuiditas
  • Perak sering menjadi pemenang momentum di tahap akhir

Berdasarkan aksi harga saat ini, pasar sebenarnya sudah melakukan antisipasi terhadap peristiwa ini, para trader sudah banyak yang lebih dulu masuk posisi seiring peluang pemangkasan suku bunga kian pasti.

Bitcoin mengejar US$100.000 jelang keputusan suku bunga The Fed

Harga Bitcoin saat ini bergerak dengan bias bullish, konsolidasi dalam channel paralel naik sejak menyentuh dasar di US$80.600 pada 21 November. Selama harga tetap berada dalam pola teknikal ini, peluang untuk lanjut naik masih terbuka lebar.

Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), momentum juga sedang meningkat dan bisa mendorong BTC naik lebih tinggi. Posisi RSI di atas level 50 juga menandakan adanya dorongan beli yang signifikan, tapi semuanya masih seimbang sebab level tengah ini juga rawan berbalik arah ke bearish.

Harga Bitcoin saat ini menghadapi resistance langsung di Exponential Moving Average (EMA) 50 hari di US$97.015, menjadi penghalang menuju level retracement Fibonacci paling penting, yaitu 61,8% di US$98.018.

Level itu dapat menjadi titik masuk utama untuk para bull yang datang belakangan, jadi bila harga Bitcoin berhasil breakout dengan volume besar, itu menjadi sinyal penguatan tren. Kondisi seperti ini bisa membuat kripto pelopor ini melesat menuju US$103.399, yang juga menjadi batas tengah 50%.

Dalam skenario sangat bullish, BTC berpotensi menyentuh level retracement Fibonacci 38,2% yang menandakan tren sangat kuat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Di sisi lain, jika level retracement Fibonacci 61,8% bertahan sebagai resistance, itu dapat memberikan sinyal awal pembalikan tren.

Jika para penjual mengambil kendali di level saat ini, maka Fibonacci retracement 78,6% bisa jadi jebol sebagai support dan pergerakan BTC berpotensi keluar dari channel paralel naik.

Skenario bias seperti ini bisa mendorong harga kripto pelopor turun menuju support di US$80.600. Pergerakan seperti ini berarti Bitcoin akan turun hampir 15% dari level saat ini.

Emas mungkin sedang berada di zona reload klasik tahap A

Harga emas bisa saja mengalami penurunan menuju area terendah US$4.199 dan bahkan menembus garis tren support naik sebelum berbalik ke atas. Berdasarkan RSI, momentumnya mulai menurun dan membuat harga XAU berisiko alami koreksi.

namun, karena RSI masih bertahan di atas level 50 dan ada support kuat dari pertemuan EMA 50 hari dan 100 hari di US$4.202 dan US$4.203, harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi.

Support penting ada di area US$4.178 sampai US$4.192. Jika zona ini bertahan, struktur bull masih tetap utuh.

Sementara itu, resistance utama berada di US$4.241, dan jika harga menembus level ini dengan mulus kemungkinan besar akan memicu percepatan tren naik.

Dalam kondisi bias naik, target harga emas berikutnya adalah US$4.260, atau jika sangat bullish, bisa ke US$4.300 sebelum mencoba kembali meraih rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$4.381.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Emas (XAU) | Sumber: TradingView

Karena itu, harga di titik saat ini bisa menjadi zona ideal untuk pengisian posisi, di mana setiap penurunan dapat menjadi peluang beli untuk para bull yang terlambat masuk.

Kenaikan harga perak 6 kali lipat dibandingkan S&P 500 sepanjang tahun ini

Harga perak sedang mengalami salah satu reli bull terkuat dalam sejarah pasar saham, naik enam kali lipat dari kenaikan S&P 500 selama tahun ini (YTD). Harga XAG/USD sekarang berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 12 bulan terbesar sejak tahun 1979.

Setelah mencapai all-time high baru di angka US$60.794, perak kini berada pada level price discovery dan masih berpeluang lanjut naik lebih tinggi.

Pada grafik 15-menit di bawah, harga XAG/USD menunjukkan breakout bullish continuation yang sangat jelas. Harga perak sudah menembus tegas level range tinggi sebelumnya di sekitar US$58,83 lalu bergerak makin tinggi ke price discovery, sehingga mengonfirmasi perubahan dari konsolidasi ke ekspansi.

Semua garis EMA kunci (50/100/200) kini tertumpuk secara bullish dan mulai naik, menandakan keselarasan tren jangka pendek yang kuat serta kekuatan tren yang solid.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Perak (XAG) | Sumber: TradingView

Momentum mendukung pergerakan ini, terlihat dari RSI di atas 73 yang mengisyaratkan tekanan beli yang sangat kuat. Tapi, posisi RSI ini juga menjadi peringatan bahwa pasar mungkin mengalami overheating dalam waktu dekat sehingga ada risiko koreksi ringan atau konsolidasi sebelum reli berlanjut.

Secara struktur, area resistance sebelumnya di US$58,80 hingga US$59,00 kini menjadi support pertama, sedangkan target psikologis dan teknikal berikutnya berada di sekitar US$61,00–US$61,50.

Selama harga perak tetap di atas 50-EMA (merah) yang naik, bias tetap buy-the-dip. Risiko penurunan baru meningkat jika terjadi breakdown dan harga bertahan di bawah US$59,00.

Received — 6 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Tabrakan Yen Carry Trade: Kejutan Suku Bunga Bank of Japan Menargetkan Bitcoin | US Crypto News

6 December 2025 at 00:01

Selamat Datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting perkembangan kripto terpenting untuk hari ini.

Segarkan diri anda dengan secangkir kopi saat pasar global bergeser dengan tenang seiring melonjaknya imbal hasil obligasi Jepang dan BoJ memberikan sinyal kenaikan suku bunga. Perdagangan yen carry yang telah dilakukan selama beberapa dekade, yang mendukung saham, kripto, dan aset berisiko, bisa jadi berakhir lebih cepat dari yang diharapkan siapapun.

Berita Kripto Hari Ini: Bitcoin Bersiap ketika BoJ Mungkin Akhiri Puluhan Tahun Uang Murah

Pasar global bersiap menghadapi potensi guncangan ekonomi makro saat Bank of Japan (BoJ) mempersiapkan pertemuan kebijakan moneter pada tanggal 18-19 Desember.

Trader kini memprediksi 90% kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin, menyusul sinyal dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda dan inflasi yang secara konsisten di atas 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
Probabilitas Pemotongan Suku Bunga BoJ. Sumber: Polymarket

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 2 tahun telah melampaui 1%, tertinggi sejak Krisis Keuangan Global 2008, sementara JGB 10 tahun mencapai tertinggi 17 tahun, menyoroti meningkatnya biaya pinjaman.

Mengapa Yen Carry Trade Penting

Selama hampir tiga dekade, perdagangan yen carry memacu pengambilan risiko global. Investor meminjam yen dengan suku bunga sangat rendah, mengonversinya ke dolar AS, dan menginvestasikan modal ke dalam aset dengan hasil lebih tinggi, termasuk saham AS, obligasi, dan mata uang kripto seperti Bitcoin.

Saat Jepang menaikkan suku bunga atau yen menguat, perdagangan ini dapat berakhir dengan kekacauan, memaksa penjualan aset secara cepat.

Konsekuensinya tidaklah hipotetis: pada Agustus 2024, kenaikan BoJ memicu penghapusan pasar kripto sebesar US$600 miliar, termasuk Bitcoin jatuh ke US$49.000 dan US$1,14 miliar terlikuidasi. Analis memperingatkan skenario serupa bisa terulang jika imbal hasil Jepang naik lebih lanjut.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Selain Paul Barron, analis Great Martis juga menyebut kenaikan BoJ sebagai potensi “kanari di tambang batubara” untuk kripto dan pasar global.

“Ketika BoJ yang sembrono dipaksa menaikkan suku bunga, perdagangan yen carry akan mulai berantakan, menyebabkan kekacauan pasar. Kanari di tambang batubara,” Martis menulis dalam sebuah unggahan.

Sementara itu, tanda awal tekanan mulai muncul, ketika hedge funds dan investor institusional memantau secara ketat pengetatan likuiditas di Jepang, AS, dan Cina secara bersamaan. Konvergensi yang jarang terjadi ini dapat mempercepat deleveraging.

Meski demikian, terdapat pandangan yang berbeda. Analis Negentropic menyebutkan bahwa sebagian besar leverage sudah tersapu sejak Oktober. Dalam nada yang sama, Bob Elliot berpendapat bahwa perdagangan yen carry sebagian besar sudah redup.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Namun bahkan pembongkaran yang sederhana dapat menekan posisi kripto berleverage tinggi dan aset berisiko secara global.

Jika QE Bukan Solusi Langsung, Apa Selanjutnya untuk Bitcoin dan Aset Risiko Global?

Nic Puckrin, co-founder dari Coin Bureau, menekankan bahwa quantitative easing (QE) secara historis mengikuti krisis, bukan penyesuaian suku bunga rutin.

Pengetatan saat ini di Jepang, AS, dan Cina menunjukkan bahwa pasar mungkin menghadapi penurunan lebih lanjut sebelum ada dukungan likuiditas. Investor yang bertaruh pada uang mudah bisa menghadapi volatilitas yang lebih tajam dari yang diharapkan.

Pasar kripto sering kali menjadi yang pertama menyerap kejutan pendanaan, menjadikan Bitcoin dan Ethereum sebagai indikator stress likuiditas.

Dengan keputusan suku bunga BoJ yang akan datang, trader sebaiknya memantau:

  • Imbal hasil JGB,
  • Level USD/JPY, dan
  • Posisi berleverage.

Jika Jepang terus memperketat, deleveraging global bisa berlanjut hingga 2026, menguji ketahanan pasar kripto dan tradisional.

Era uang gratis dari Jepang nampaknya akan berakhir. Pasar kini menghadapi lingkungan dengan volatilitas lebih tinggi, di mana nilai fundamental dapat menggantikan leverage murah sebagai penggerak utama harga aset.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Imbal Hasil Obligasi 10-Tahun Jepang. Sumber: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Berikut ringkasan berita kripto AS lainnya yang harus diikuti hari ini:

Tinjauan Awal Pasar Crypto Equities

Perusahaan  
Strategy (MSTR)US$186,01US$184,62 (-0,75%)
Coinbase (COIN)US$274,05US$273,30 (-0,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,57US$27,73 (+0,58%)
MARA Holdings (MARA)US$12,44US$12,37 (-0,57%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,59US$15,57 (-0,13%)
Core Scientific (CORZ)US$17,08US$17,09 (+0,059%)
Lomba pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

Rp66,68 Triliun Opsi BTC dan ETH Lenyap saat Trader Diam-diam Bertaruh pada Comeback 2026

5 December 2025 at 20:56

Hari Jumat menandai agenda kedaluwarsa opsi BTC & ETH. Gelombang aktivitas derivatif meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Volume futures Binance melejit, menandakan persiapan pasar menuju pergolakan volatilitas berikutnya.

Sekitar 247.000 kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum kedaluwarsa hari ini (5/12) hanya sepertiga dari event pekan sebelumnya yang menyaksikan hampir 720.000 kontrak terhapus.

Lebih dari US$4 Miliar Opsi Kedaluwarsa, Memantik Volatilitas di Tengah Sentimen Pasar yang Terbelah

Data dari Deribit menunjukkan lebih dari US$4,07 miliar (Rp66,68 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum (ETH) kedaluwarsa hari ini. Untuk Bitcoin, opsi yang kedaluwarsa memiliki nilai nosional US$3,4 miliar dengan total open interest 36.906.

Dengan Put-to-Call ratio (PCR) 0,91, level maximum pain untuk opsi BTC yang berakhir hari ini berada di US$91.000, tipis di bawah harga BTC US$92.279 saat ini.

Expiring Bitcoin Options
Opsi Bitcoin yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Untuk Ethereum, nilai nosional opsi yang kedaluwarsa hari ini mencapai US$668,95 juta, dengan total open interest 210.304.

Sama halnya dengan Bitcoin, opsi ETH yang kedaluwarsa hari ini memiliki Put-to-Call Ratio di bawah 1, dengan data Deribit menunjukkan PCR 0,78 pada waktu publikasi. Sementara itu, level maximum pain, atau strike price, berada di US$3.050, tipis di bawah harga ETH US$3.180 saat ini.

Expiring Ethereum Options
Opsi Ethereum yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Sebagai pengingat, titik maximum pain adalah metrik krusial dalam perdagangan opsi kripto. Level tersebut menandai harga ketika mayoritas kontrak kedaluwarsa tanpa nilai, mengakibatkan kerugian finansial maksimum (atau “pain”) bagi para pemegang opsi.

Menariknya, angka opsi BTC dan ETH yang hangus hari ini jauh lebih rendah dibandingkan gelombang pekan lalu. Pada 28 November, BeInCrypto melaporkan bahwa lebih dari US$15 miliar opsi kedaluwarsa, terdiri atas 145.482 BTC dan 574.208 ETH, dengan nilai nosional berturut-turut US$13,28 miliar dan US$1,73 miliar.

PCR di bawah 1 mengindikasikan bahwa lebih banyak Call (beli) diperdagangkan dibandingkan Put (jual). Dengan demikian, ini mencerminkan sentimen bullish untuk Ethereum, dan sentimen bearish untuk Bitcoin, yang memiliki Put lebih dominan daripada Call.

Dengan PCR 0,91, pasar opsi Bitcoin mengisyaratkan sentimen yang hampir seimbang—sedikit condong ke arah strategi lindung-nilai atau defensif. Para trader berhati-hati, namun belum condong ke pesimisme ekstrem terhadap BTC.

Pandangan yang berimbang ini muncul ketika para investor menakar apakah pasar akan bergerak lebih tinggi atau sedang melindungi portofolionya dari potensi tekanan jual.

ETH memiliki PCR 0,78, menandakan dominasi Call atas Put, sehingga mencerminkan positioning bullish yang lebih tegas. Para trader nampaknya lebih optimistis pada ETH dibandingkan BTC untuk saat ini.

Perpindahan Posisi Sunyi di Meja Opsi

Terlepas dari harga spot yang bergerak tidak menentu, data opsi menunjukkan adanya rotasi yang senyap namun signifikan menuju kontrak jatuh tempo pertengahan 2026, khususnya pada Bitcoin.

Meja institusional dilaporkan meningkatkan eksposur call yang terkait dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, permintaan ETF, dan kondisi likuiditas yang semakin membaik.

Open interest pada platform derivatif terus meningkat, dengan arus masuk baru yang menandakan bahwa para trader tengah bersiap untuk reli multi-kuartal. Hal ini selaras dengan pengamatan dari firma analitik derivatif Laevitas.

In 2025, the options market has continued to develop as institutional participation has grown significantly.

On Deribit, BTC options recorded their highest monthly volume in October 2025 at 1.49M contracts, followed by November at 1.33M. Year-to-date BTC options volume stands… pic.twitter.com/AlBVIBuO6F

— Laevitas (@laevitas1) December 3, 2025

Data tersebut mencerminkan pasar derivatif yang semakin matang dan kini semakin didominasi oleh aliran modal profesional.

Analis Memantau Bearish Skew; Namun, Sinyal Bullish Mulai Muncul

Meski optimisme jangka panjang menguat, para analis menyebut bahwa sentimen jangka pendek masih berlapis-lapis konflik. Dalam pembaruan 2 Desember, Greeks.live menggambarkan posisi trader sebagai berikut:

“Bias bullish yang berhati-hati, dengan trader memanggil titik dasar dan mengantisipasi kenaikan, meskipun sentimen diredam oleh frustrasi atas pergerakan harga yang bergerigi dan sinyal palsu.”

Greeks.live menambahkan bahwa put skew masih tinggi, maknanya pasar masih memperhitungkan risiko penurunan jangka pendek:

Risk seller mendominasi tape melalui strategi short put… menghindari pembelian call saat dump, belajar dari volatilitas kedaluwarsa Februari dari US$100 ribu ke US$78 ribu lalu US$95 ribu,” tulis mereka.

Namun, kompresi volatilitas, terutama pada Bitcoin, telah membuka peluang pada opsi ETH, di mana trader melihat level volatilitas yang relatif lebih menarik.

Modal Bergeser Menuju Imbal Hasil dan Pelestarian Modal

Deribit menggemakan pergeseran yang lebih luas menuju strategi yang terukur dan berkelanjutan. Seiring volatilitas yang terus mendingin dan semakin banyak modal yang memasuki pasar, para trader bergeser dari pola ‘lompatan 5–10x’ menuju pelestarian modal dan imbal hasil yang lebih berkesinambungan.

As volatility steadily cools and more capital enters the space, traders are shifting from “5–10x flips” toward capital preservation + sustainable yield.
On-chain products are rising to meet that demand — transparent, self-custodied, and built for real income generation.

“You can… pic.twitter.com/bUy15cZY22

— Deribit (@DeribitOfficial) December 4, 2025

Menjelang kedaluwarsa opsi hari ini, para trader sepatutnya mengantisipasi beberapa tingkat volatilitas yang bisa memengaruhi pergerakan harga jangka pendek. Namun demikian, pasar diprediksi akan beranjak stabil setelah 08:00 UTC (15:00 WIB) ketika kontrak kedaluwarsa di Deribit dan para investor menyesuaikan diri dengan lingkungan perdagangan baru.

Bagaimana pendapat Anda tentang kedaluwarsa opsi BTC dan ETH di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Wolfe Research Mengidentifikasi ‘Maximum Disagreement’ Sebagai Sinyal Utama Pasar Bitcoin: Apa Artinya Ini?

5 December 2025 at 19:59

Analis Wolfe Research menyoroti momen langka “ketidaksetujuan maksimum” di pasar kripto, karena sentimen terbagi antara mereka yang menyebutkan dasar pasar bear dan lainnya yang mengharapkan penurunan lebih lanjut. Bitcoin tetap di atas US$90.000, sementara aset digital utama turun 20-50% hanya dalam tiga bulan.

Perpecahan tajam dalam sentimen ini secara historis mendahului pembalikan harga yang signifikan, menurut perusahaan tersebut. Tim Wolfe Research telah mengidentifikasi sinyal teknis dan momentum yang muncul yang dapat menentukan arah Bitcoin hingga akhir tahun.

Market Split Ciptakan Setup Sejarah

Rob Ginsberg dan Read Harvey, analis di Wolfe Research, menggambarkan pasar kripto saat ini sebagai sangat terbelah.

Separuh peserta percaya bahwa fase bear baru saja dimulai, sementara sisanya melihat dasar sudah terbentuk.

Perpecahan ekstrem ini, yang oleh perusahaan disebut sebagai “ketidaksetujuan maksimum,” secara historis mendahului titik balik yang signifikan.

Meskipun Bitcoin baru-baru ini melonjak di atas US$90.000, pasar yang lebih luas tetap dalam tekanan. Hampir setiap aset kripto utama telah turun 20% hingga 50% selama tiga bulan terakhir, menunjukkan bahwa selera risiko tetap rendah. Arus investasi juga tetap lemah, membatasi antusiasme di luar pergerakan harga sehari-hari.

Wolfe Research memposisikan diri secara netral, mencatat peluang yang akan datang bagi investor. Perusahaan masih mengharapkan Bitcoin bisa mencapai dasar di sekitar US$75.000, bahkan ketika harga saat ini diperdagangkan jauh lebih tinggi. Ini berarti penurunan lebih lanjut sebesar 23% jika skenario mereka terbukti benar.

Kinerja Harga Bitcoin (BTC)
Kinerja Harga Bitcoin (BTC). Sumber: TradingView

Zona dukungan jangka panjang di pasar kripto memperkuat analisis ini. Area teknis ini sering menandai titik terendah siklus sebelumnya dan titik balik utama, berfungsi sebagai pedoman untuk perilaku harga saat ini.

Aliran Dana ETF Tunjukkan Keraguan Institusional

Salah satu indikator sentimen utama ditemukan dalam arus ETF (exchange-traded fund) kripto. Arus masuk ETF Bitcoin tetap lemah, membuat sulit bagi aset ini untuk mencatat reli di atas US$90.000.

Arus ETF Bitcoin
Arus ETF Bitcoin. Sumber: SoSoValue

Investasi institusional, yang dulu kuat di awal tahun ketika ETF Bitcoin spot diluncurkan, terlihat mendingin.

Data arus ETF terbaru menunjukkan bahwa November dan Desember melihat arus keluar yang signifikan dari produk ETF Bitcoin utama. Tren ini menunjukkan investor besar baik mengurangi eksposur atau menunggu sinyal yang lebih jelas sebelum mengalokasikan modal tambahan.

Momentum perdagangan belum kembali bersama pemulihan harga Bitcoin. Campuran arus ETF yang lesu dan penurunan aset digital secara luas menciptakan lingkungan yang sulit untuk reli yang berkelanjutan. Investor ritel juga tetap terbagi, mencerminkan ketidakpastian institusional.

Indikator Teknikal Menunjukkan Momentum yang Muncul

Indikator momentum mulai membaik, meskipun ada kehati-hatian yang lebih luas. Bacaan MACD harian menunjukkan momentum positif mungkin sedang terbentuk. Namun, analis memperingatkan masih belum pasti apakah peningkatan ini menandakan pemulihan penuh atau hanya jeda singkat.

Bitcoin mendekati dua level teknis signifikan. Rata-rata pergerakan 50-hari, sekitar US$98.165, adalah tantangan pertama. Lebih dari itu, penghalang psikologis utama US$100.000 adalah level yang sulit untuk dipulihkan dan dipertahankan.

Kinerja Harga Bitcoin
Kinerja Harga Bitcoin. Sumber: TradingView

Wolfe Research melihat lonjakan jangka pendek baru-baru ini sebagai konstruktif. Analisis mereka mencatat bahwa aset kripto, relatif terhadap ekuitas, telah kembali ke zona dukungan yang sebelumnya terlihat pada titik balik sebelumnya. Ini menambah lebih banyak konteks pada latar belakang teknis.

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini membentuk lingkungan yang kompleks. Resistance teknis yang kuat, arus institusi yang lemah, dan penurunan aset bersaing dengan peningkatan momentum dan zona dukungan historis. Campuran ini membentuk narasi yang berkembang untuk Bitcoin dan aset digital.

Pandangan Bertentangan Menentukan Prospek Pasar

Di media sosial serta di kalangan analis, sentimen pasar sangat terbagi. Beberapa pengamat sangat skeptis terhadap level Bitcoin saat ini, berargumen nilai-nilai ini tidak berkelanjutan dan mengutip mekanisme pasar seperti penerbitan stablecoin sebagai bukti.

Lainnya percaya koreksi telah berakhir, merujuk pada dukungan teknis yang sama seperti yang ditunjukkan Wolfe Research. Grup ini melihat harga saat ini sebagai peluang menjelang pemulihan yang akhirnya akan terjadi. Perdebatan ini mencerminkan ketidakpastian seputar faktor-faktor seperti tren ekonomi makro, regulasi, dan adopsi institusional.

Minggu-minggu mendatang bisa mengungkap pandangan mana yang benar. Jika Bitcoin bisa menembus dan bertahan di atas US$100.000, bull mungkin mendapatkan posisi lebih kuat. Namun, penurunan di bawah US$90.000 bisa memicu penjualan kembali. Sinyal “maximum disagreement” dari Wolfe dapat segera terpecahkan, yang berpotensi memicu pembalikan seperti yang terlihat pada siklus sebelumnya.

Received — 5 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Wall Street Bersiap Saat Bitcoin Go Public untuk Pertama Kalinya | US Crypto News

4 December 2025 at 23:57

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting perkembangan kripto paling penting untuk hari ini.

Siapkan kopi dan bersiaplah menghadapi perubahan terbaru di Wall Street: sebuah perusahaan yang berfokus pada Bitcoin akan segera terdaftar di NYSE. Para pemegang saham telah menyetujui merger besar, menggabungkan miliaran Bitcoin di satu tempat dan menandakan pergeseran cara kripto bertemu dengan pasar tradisional.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Twenty One Capital Mendapat Persetujuan NYSE

Pemegang saham Cantor Equity Partners (CEP) memberikan suara setuju untuk merger dengan Twenty One Capital, menyelesaikan rintangan besar terakhir dalam kombinasi bisnis ini.

Kesepakatan ini, dengan ketentuan penutupan standar, diharapkan selesai pada 8 Desember 2025. Setelah merger selesai, entitas baru akan beroperasi dengan nama Twenty One Capital dan mulai berdagang pada hari berikutnya (9 Desember).

CEO Strike Jack Mallers akan memimpin perusahaan, di mana Tether dan Bitfinex menjadi pemilik mayoritas. Perusahaan ini memasarkan dirinya sebagai perusahaan berbasis Bitcoin pertama yang bersiap untuk go public, menawarkan kepada para investor jalur yang diatur untuk mendapatkan paparan terhadap aset kripto tersebut.

“Setelah penyelesaian transaksi tersebut, perusahaan gabungan akan beroperasi sebagai Twenty One Capital, Inc., dan sahamnya dari saham biasa Kelas A diharapkan diperdagangkan di New York Stock Exchange (“NYSE”) mulai 9 Desember 2025, di bawah simbol XXI,” baca kutipan dalam pengumuman tersebut.

Eksposur Ekuitas Publik ke Bitcoin di Tengah Gesekan Aset Kripto dan Perbankan

Saat ini, Twenty One Capital memegang 43.514 BTC, yang bernilai sekitar US$4 miliar, menjadikannya pemilik Bitcoin terbesar ketiga di antara perusahaan publik, setelah Strategy dan MARA Holdings.

Top 22 Public BTC Treasury Companies
22 Perusahaan Pemilik BTC Publik Teratas. Sumber: Bitcoin Treasuries

Perusahaan menekankan “akumulasi Bitcoin yang efisien secara modal” dan berencana untuk memperkenalkan metrik “Bitcoin Per Share.” Metrik ini akan memungkinkan para pemegang saham untuk melacak kepemilikan Bitcoin secara real-time dengan bukti cadangan rantai yang dapat diaudit.

“Listing ini menyediakan cara transparan dan diatur bagi investor untuk mengakses Bitcoin tanpa harus memegang asetnya secara langsung,” tambah perusahaan itu.

Debut di NYSE juga menempatkan Twenty One Capital sebagai jembatan antara operasi berbasis kripto dan pasar ekuitas tradisional, berpotensi mengubah akses investor ke aset digital.

“…menawarkan cara baru bagi investor untuk memaparkan diri pada BTC melalui pasar ekuitas,” komentar Conor Kenny, pengguna populer di x (Twitter).

Pengumuman ini datang di tengah diskusi luas tentang hubungan sektor perbankan dengan perusahaan kripto. Pada akhir November, Jack Mallers mengungkapkan bahwa JPMorgan Chase tiba-tiba menutup rekening pribadinya tanpa penjelasan, memicu kekhawatiran tentang “debanking” di industri kripto.

CEO Tether Paolo Ardoino menggambarkan langkah ini sebagai peluang bagi para eksekutif kripto untuk beroperasi secara independen dari lembaga keuangan terpusat.

I think it's for the best

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) November 23, 2025

Ketegangan ini bersamaan dengan pengawasan pasar yang lebih luas. Saat ini, JPMorgan mengawasi potensi perubahan klasifikasi MSCI yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin yang signifikan, seperti MicroStrategy.

Para analis memperkirakan bahwa perubahan indeks dapat memicu miliaran dalam arus keluar dana pasif, berpotensi setinggi US$9 miliar untuk MicroStrategy.

Saat Twenty One Capital bersiap untuk berdagang di bawah simbol “XXI” pada 9 Desember, pelaku pasar akan memperhatikan volume perdagangan, minat investor, dan penerimaan metrik Bitcoin-per-share.

Listing ini dapat menjadi preseden bagi perusahaan berbasis kripto lainnya yang mencari eksposur pasar yang diatur, berpotensi memperluas partisipasi institusional dan ritel dalam ekonomi Bitcoin.

Chart of the Day

Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings
Kepemilikan BTC Twenty One Capital (XXI). Sumber: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Berikut adalah ringkasan berita kripto lainnya di AS untuk diikuti hari ini:

Gambaran Umum Crypto Equities Pre-Market

   
Strategy (MSTR)US$188,39US$187,82 (-0,30%)
Coinbase (COIN)US$276,92US$275,85 (-0,39%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,05US$26,93 (-0,44%)
MARA Holdings (MARA)US$12,47US$12,45 (-0,16%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,64US$15,57 (-0,45%)
Core Scientific (CORZ)US$16,55US$16,50 (-0,30%)
Perlombaan pasar ekuitas kripto:  Google Finance

Received — 4 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Token PENGU Reli 30% Berkat Kesepakatan NHL, Nampaknya Penjualan US$108 Juta Menimbulkan Kekhawatiran

3 December 2025 at 22:00

PENGU reli lebih dari 30% pada awal Desember 2025 setelah berita kolaborasi besar antara Pudgy Penguins dan National Hockey League (NHL) untuk 2026 Discover NHL Winter Classic.

Meskipun ada lonjakan harga, data on-chain menunjukkan transfer PENGU yang terus berlangsung dari alamat deployment proyek ke centralized exchange. Tren ini memicu perdebatan tentang keberlanjutan pemulihan PENGU.

Kolaborasi NHL Picu Reli PENGU

PENGU, token komunitas Pudgy Penguins, mengalami lonjakan signifikan pada pekan pertama Desember. Harganya meningkat hampir 30% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada US$0,01246 saat tulisan ini dibuat.

Performa Harga Pudgy Penguins (PENGU)
Performa Harga Pudgy Penguins (PENGU) | Sumber: Coingecko

Kenaikan harga ini sejalan dengan pengumuman kemitraan Pudgy Penguins dengan NHL yang berlangsung dari Desember hingga Januari.

Kolaborasi ini diluncurkan di Art Week Miami, dengan aktivitas, giveaway, dan penampilan langsung di acara-acara NHL.

Pudgy Penguins X @NHL

We will be collaborating with the NHL for the 2026 Discover NHL Winter Classic from December to January, starting this week at Art Week Miami.

From giveaways to Pengu meeting NHL fans and more, these activations will bring Pengu into the world of the NHL. pic.twitter.com/rcnIAT6fet

— Pudgy Penguins (@pudgypenguins) December 2, 2025

Kemitraan ini berlangsung dari Desember hingga Januari, dimulai dengan aktivitas di Art Week Miami. Kampanye ini didukung oleh video animasi dari penguin kartun yang berseluncur di lapangan es, mencerminkan dorongan brand tersebut untuk masuk ke hiburan mainstream.

Sebelumnya dikenal utama sebagai koleksi NFT, Pudgy Penguins telah berkembang ke mainan, acara fisik, dan lisensi global, kini bertujuan untuk “menguasai musim dingin” melalui hubungan olahraga.

Kemitraan ini membangkitkan kembali antusiasme pada token. Volume perdagangan DEX untuk PENGU mencapai titik tertinggi bulanan di awal Desember, seperti dicatat oleh Solscan. Lonjakan ini mencerminkan peningkatan aktivitas dari trader yang menanggapi berita kemitraan tersebut.

Volume Perdagangan DEX PENGU
Volume Perdagangan DEX PENGU | Sumber: Solscan

Sentimen bullish mendapat dukungan lebih lanjut dari akumulasi whale. Pada akhir November, investor besar membeli sekitar US$273,000 di PENGU, membeli hampir tiga kali lipat volume rata-rata mereka. Arus masuk smart money mencapai US$1,3 juta dari alamat baru di awal November.

Secara bersamaan, Bitso Exchange, exchange kripto terkemuka di Amerika Latin, mengumumkan peluncuran agregator perpetuals pada Q1 2026, dengan fitur PENGU sebagai aset utama. Langkah ini menargetkan pasar remitansi senilai US$1,37 triliun di wilayah tersebut.

$PENGU is there still hope ? after experiencing a pump of +35% blueprint of pengu with a potential increase of +359% to ATH$PENGU is the official community token of Pudgy Penguins, a web3 entertainment brand based on 8,888 unique NFTs launched on Ethereum in 2021 Acquired by… pic.twitter.com/kBIb0JPgtH

— Vespamatic.hl (@vespamatic96) December 3, 2025

Namun, dengan semakin maraknya hype mengenai kemitraan baru Pudgy Penguins dengan NHL, para trader kini menghadapi kontras tajam antara momentum bullish dan sinyal tekanan jual yang tidak nyaman.

Analisis On-Chain: Tekanan Jual Bertahan

Meski aksi harga berubah positif, data blockchain mengidentifikasi perpindahan token yang sedang berlangsung. Alamat deployment PENGU secara rutin memindahkan sekitar US$3 juta dalam bentuk token ke centralized exchange setiap beberapa hari.

Analis on-chain EmberCN melaporkan bahwa transfer ini terus berlanjut, dengan yang terbaru terlihat pada awal Desember.

“Transfer terbaru terjadi pagi ini,” mereka tulis.

Sejak pertengahan Juli, alamat tersebut memindahkan 3,881 miliar token PENGU, senilai US$108 juta, ke centralized exchange. Aktivitas ini dilacak langsung bersamaan dengan penurunan harga PENGU, yang jatuh dari puncak keduanya sebesar US$0,04 menjadi sekitar US$0,01.

Aliran keluar yang rutin dari wallet inti proyek mengindikasikan penjualan atau distribusi yang strategis yang berkelanjutan, menantang kenaikan harga terbaru.

Grafik harga PENGU menunjukkan periode penjualan
Penurunan harga PENGU berhubungan dengan transfer on-chain ke exchange | EmberCN

Pergerakan token semacam ini sering kali membuat persiapan untuk penjualan atau likuiditas. Namun dalam ekosistem PENGU, skala dan laju yang berkelanjutan ini menunjukkan distribusi yang sedang berlangsung daripada manajemen likuiditas rutin.

Dinamika ini menciptakan ketegangan antara berita positif, seperti kemitraan NHL, dan terus berlanjutnya penjualan dari tim yang di-unlock atau token ekosistem.

Received — 2 December 2025 BeInCrypto Indonesia

MicroStrategy Bangun Tembok Kas Tunai US$1,44 Miliar Di Tengah Ketakutan Pasar yang Meningkat | US Crypto News

1 December 2025 at 23:40

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting tentang perkembangan terpenting di dunia kripto untuk hari depan.

Ambil secangkir kopi, karena cerita hari ini tidak seperti yang terlihat pada awalnya. Tembok uang tunai baru MicroStrategy sebesar US$1,44 miliar telah memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, datang pada saat pasar terasa sangat tegang, dan setiap gerakan tampaknya mengisyaratkan ada sesuatu yang lebih dalam di balik permukaan.

Berita Kripto Hari Ini: MicroStrategy Bangun Cadangan USD Sambil Kepanikan Pasar Uji Doktrin Bitcoin Saylor

Langkah terbaru MicroStrategy seharusnya menenangkan ketegangan. Namun, hal itu justru menjadi pusat perhatian baru di pasar yang diliputi ketakutan, spekulasi, dan ujian stres likuiditas yang mendekat dengan cepat.

Pada hari Senin, Strategy Inc. (sebelumnya MicroStrategy) mengonfirmasi bahwa mereka telah membentuk Cadangan sebesar US$1,44 miliar. Penyangga uang tunai ini dirancang untuk menutup dividen dan bunga hingga 21 bulan.

$MSTR announces the formation of a $1.44 billion USD Reserve and an increase in its BTC Reserve to 650,000 $BTC. pic.twitter.com/e1tAhDUo9G

— Michael Saylor (@saylor) December 1, 2025

Ketua Strategy Michael Saylor juga mengungkapkan bahwa perusahaan telah menambahkan 130 BTC ke dalam perbendaharaan mereka yang sudah besar.

“Strategy telah memperoleh 130 BTC seharga ~US$11,7 juta dengan harga ~US$89.960 per bitcoin. Per 30/11/2025, kami memiliki 650.000 BTC yang diperoleh seharga ~US$48,38 miliar dengan harga ~US$74.436 per bitcoin,” ujar Saylor.

Pengumuman ini tiba hanya sehari setelah para trader dengan obsesif menganalisis komentar Michael Saylor yang misterius tentang “titik hijau.” Spekulasi mencakup mulai dari pembelian MSTR hingga perusahaan menambah simpanan BTC mereka.

BREAKING: MicroStrategy establishes a $1.44B USD reserve for dividend payments.

This is the actual “Green Dot.”

— Conor Kenny (@conorfkenny) December 1, 2025

Pembelian baru ini membawa kepemilikan perusahaan menjadi 650.000 BTC, atau kira-kira 3,1% dari seluruh Bitcoin yang akan pernah ada.

Cadangan Kas—Atau Tanda Peringatan?

Perusahaan menggambarkan Cadangan USD ini sebagai evolusi strategis. Saylor menyebutnya sebagai “langkah berikutnya dalam evolusi kami” dan esensial untuk menghadapi volatilitas jangka pendek.

“… cadangan saat ini menutup 21 bulan Dividen. Kami berniat menggunakan cadangan ini untuk membayar Dividen kami dan menumbuhkannya seiring waktu,” ujar CEO Strategy Phong Le.

Nampaknya, pernyataan ini tidak membawa stabilitas, tapi malah menambah stres, datang setelah eksekutif MicroStrategy mengakui skenario yang dulunya dianggap tak terpikirkan: potensi penjualan Bitcoin.

Dalam wawancara terbaru, CEO Phong Le mengakui adanya “kill switch” yang terikat pada dua kondisi:

  • Saham MicroStrategy diperdagangkan di bawah 1,0x mNAV—berarti perusahaan dinilai kurang dari Bitcoin yang dimilikinya.
  • Perusahaan tidak dapat mengumpulkan modal melalui ekuitas atau utang.

Pada waktu publikasi, mNAV berada di atas 1x, menjauh dari zona berbahaya 0,9x, di bawahnya MicroStrategy dapat terdesak pada kewajiban dividen yang didanai BTC.

Pasar sudah berada di tepi, dengan Jim Cramer, yang dikutip dalam publikasi US Crypto News baru-baru ini, mengeluarkan peringatan.

“Penurunan reaksi cepat dan agak ganas ini menunjukkan antisipasi terhadap ledakan hedge fund akibat carry-trade Yen… dan Strategy/Bitcoin pada level ini hampir sama,” tulis Cramer.

Frasa “hampir sama” menangkap pergeseran struktural: MicroStrategy secara fungsional telah menjadi ETF Bitcoin yang menggunakan leverage dengan perusahaan perangkat lunak yang terlampir. Struktur itu bekerja sangat baik ketika Bitcoin melonjak, tetapi berkontraksi secara drastis ketika likuiditas mengetat.

Dan likuiditas mengetat dengan cepat.

MicroStrategy bersikeras bahwa mereka tidak menghadapi risiko likuidasi paksa. Namun, pengakuan adanya kondisi penjualan, ditambah dengan tembok uang tunai sebesar US$1,44 miliar, menandai titik balik.

Di mana Saylor dulu berkata, “Kami tidak akan pernah menjual Bitcoin,” investor kini memiliki titik ukur yang dapat diukur:
0,9× mNAV.

Langkah Bitcoin selanjutnya tidak hanya akan membentuk sentimen pasar; mungkin menentukan apakah MicroStrategy tetap menjadi wajah akumulasi Bitcoin korporat atau menjadi ujian profil tinggi pertama tentang batasnya.

Chart of the Day

Data BTC Strategy
Data BTC Strategy | Sumber: Bitcoin Treasuries

Alpha Seukuran Byte

Berikut adalah rangkuman berita kripto AS yang bisa diikuti hari ini:

Ikhtisar Pre-Market Saham Crypto

PerusahaanPenutupan 28 NovemberPratinjau Pre-Market
Strategy (MSTR)US$177.18US$168.10 (-5,12%)
Coinbase (COIN)US$272.82US$260.53 (-4,50%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$26.59US$25.30 (-4,85%)
MARA Holdings (MARA)US$11.81US$11.06 (-6,35%)
Riot Platforms (RIOT)US$16.13US$15.14 (-6,14%)
Core Scientific (CORZ)US$16.89US$16.37 (-3,07%)
Perlombaan pembukaan pasar ekuitas kripto: Google Finance

❌