Normal view

Received — 15 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Peretas Korea Utara Curi US$300 Juta Lewat Rapat Zoom Palsu

15 December 2025 at 03:00

Kriminal siber Korea Utara melakukan perubahan strategi dalam kampanye rekayasa sosial mereka. Mereka telah mencuri lebih dari US$300 juta dengan menyamar sebagai tokoh industri terpercaya dalam pertemuan video palsu.

Peringatan yang diuraikan oleh peneliti keamanan MetaMask, Taylor Monahan (dikenal sebagai Tayvano), menjelaskan adanya “long-con” canggih yang menargetkan eksekutif aset kripto.

Bagaimana Rapat Palsu dari Korea Utara Menguras Wallet Aset Kripto

Menurut Monahan, kampanye ini berbeda dari serangan belakangan yang mengandalkan AI deepfake.

Sebaliknya, pelaku menggunakan cara yang lebih sederhana dengan memanfaatkan akun Telegram yang dibajak dan rekaman video loop dari wawancara asli.

🚨 WARNING (AGAIN)

DPRK threat actors are still rekting way too many of you via their fake Zoom / fake Teams meets.

They're taking over your Telegrams -> using them to rekt all your friends.

They've stolen over $300m via this method already.

Read this. Stop the cycle. 🙏 pic.twitter.com/tJTo9lkq0v

— Tay 💖 (@tayvano_) December 13, 2025

Serangan biasanya diawali setelah peretas mengambil alih akun Telegram yang dipercaya, sering kali milik seorang venture capitalist atau seseorang yang pernah ditemui korban di konferensi.

Lalu, pelaku jahat ini memanfaatkan riwayat percakapan untuk terlihat sah, lalu membujuk korban menuju panggilan video Zoom atau Microsoft Teams lewat tautan Calendly yang disamarkan.

Begitu pertemuan dimulai, korban melihat apa yang nampaknya merupakan video langsung dari kontak mereka. Padahal, itu sering kali hanyalah rekaman ulang dari podcast atau penampilan publik.

Biasanya, momen penentu terjadi setelah muncul masalah teknis yang sengaja diciptakan.

Setelah menyebutkan ada gangguan audio atau video, pelaku akan mendesak korban agar memperbaiki koneksi dengan mengunduh skrip tertentu atau memperbarui software development kit (SDK). File yang dikirim saat itu berisi malware berbahaya.

Begitu malware terpasang—biasanya berjenis Remote Access Trojan (RAT)—pelaku bisa memperoleh kendali penuh.

Malware ini menguras wallet aset kripto dan mencuri data sensitif, termasuk protokol keamanan internal serta token sesi Telegram, yang kemudian digunakan untuk menargetkan korban berikutnya dalam jaringan.

Berkaca pada hal ini, Monahan memperingatkan bahwa vektor serangan khusus ini memanfaatkan kesopanan profesional.

Para peretas mengandalkan tekanan psikologis dari “pertemuan bisnis” untuk membuat korban lengah, sehingga permintaan bantuan teknis rutin bisa berubah menjadi pelanggaran keamanan yang fatal.

Bagi pelaku industri, semua permintaan untuk mengunduh perangkat lunak saat panggilan kini dianggap sebagai sinyal serangan yang aktif.

Sementara itu, strategi “pertemuan palsu” ini merupakan bagian dari serangan yang lebih luas oleh aktor dari Democratic People’s Republic of Korea (DPRK). Mereka telah mencuri sekitar US$2 miliar dari sektor ini selama setahun terakhir, termasuk peretasan Bybit.

Cosmos Rencanakan Desain Ulang Besar untuk ATOM di Tengah Kesulitan Harga

15 December 2025 at 01:39

Cosmos Labs sedang melakukan pencarian mendesak untuk ekonom eksternal guna merancang ulang token ATOM di tengah harga aset kripto ini yang terus mengalami tekanan.

Menurut perusahaan tersebut, Cosmos SDK kini menjadi framework yang banyak digunakan untuk meluncurkan jaringan blockchain. Hal ini mencakup proyek-proyek yang terkait dengan perusahaan besar dan inisiatif pemerintah yang sering dijadikan bukti adanya minat dari “Fortune 500”.

Mengapa Cosmos ingin mengubah desain ATOM

Namun, karena perangkat lunak ini bersifat open source, para pengguna bisa meluncurkan chain independen dan berdaulat tanpa harus membayar biaya ataupun royalti ke Cosmos Hub.

Alhasil, para builder institusi bisa memakai teknologi inti jaringan tersebut tanpa harus menjadi holder atau berinteraksi dengan ATOM.

Request for Proposals: ATOM Tokenomics Research ⚛️

A tokenomics RFP invites qualified research firms to submit proposals to provide data-driven research supporting a redesign of ATOM’s economic model.

Applications are due January 15. Read more: https://t.co/96lGdAyCAI

— Cosmos Hub ⚛️ (@cosmoshub) December 12, 2025

Perusahaan pengembang blockchain ini ingin mengubah situasi tersebut dengan memperkenalkan “model berbasis pendapatan” yang baru. Pendekatan ini akan memonetisasi penggunaan, baik di dalam chain maupun di luar chain.

“Tujuan riset ini bukan merancang model tokenomik baru dari nol, tapi menyediakan dukungan riset sekaligus desain untuk model berbasis pendapatan yang dapat mensinergikan beragam sumber potensi pendapatan ATOM dengan update pada dinamika suplai dan jadwal inflasi ATOM. Pada akhirnya, utilitas ATOM akan ditentukan oleh biaya-biaya ini, baik dalam bentuk buyback ATOM, reward staking ATOM, mekanisme lain, atau kombinasi dari beberapa hal tersebut,” demikian ujar mereka.

Di sisi lain, langkah ini juga menandai perubahan strategi bagi ekosistem Cosmos.

Cosmos Labs mengakui bahwa Interchain Security, framework keamanan bersama yang pernah dipromosikan sebagai penopang nilai utama ATOM, “gagal menemukan market fit produk.”

“Interchain Security sedang dalam proses dihentikan, dan arsitektur ekonomi Hub masih relatif terlepas dari aktivitas utama ekosistem Cosmos. Hingga saat ini, belum ada model biaya komprehensif di luar biaya transaksi yang terjadi di jaringan,” terang perusahaan itu.

Maka dari itu, upaya perombakan ini mengarah pada model ekonomi yang lebih menyerupai software enterprise, termasuk model biaya berbasis pemakaian, bukan sekadar sewa keamanan.

Meski begitu, pengimplementasian proposal apapun akan menghadapi batasan politik yang signifikan. Setiap perubahan substansial harus mendapatkan persetujuan dari Cosmos Hub DAO, yang dalam sejarahnya selalu menolak langkah-langkah yang dianggap sentralistik.

Cosmos Labs juga menyinggung proposal sebelumnya untuk menurunkan inflasi, yang lolos dengan selisih tipis hanya 3%. Keputusan itu pun memicu penarikan aset staking secara besar-besaran, menandakan betapa sensitifnya ekonomi token di komunitas ini.

Dengan memperhitungkan hal tersebut, perusahaan mengatakan bahwa setiap proposal yang sukses wajib memaparkan jalur pendapatan potensial, menganalisis batasan sisi suplai, dan memberikan panduan praktis yang selaras dengan kepentingan para pemangku kepentingan. Pengajuan proposal akan ditutup pada 15 Januari.

Di saat yang sama, langkah ini datang ketika ATOM anjlok hampir 76% sepanjang tahun ini hingga mencapai titik terendah lima tahun di sekitar US$2,1.

Kinerja harga tersebut mencerminkan tekanan mendalam di seluruh ekosistem, walau tumpukan perangkat lunak Cosmos justru makin banyak diminati pengembang blockchain dan berbagai pilot institusi.


Bug Prysm Bikin Validator Ethereum Rugi Lebih dari US$1, juta setelah upgrade Fusaka

14 December 2025 at 21:00

Klien konsensus Ethereum, Prysm, mengungkapkan bahwa para validator kehilangan 382 ETH, setara dengan lebih dari US$1.000.000, setelah bug perangkat lunak memicu gangguan pada jaringan tak lama setelah upgrade Fusaka terbaru.

Kejadian ini, yang dijelaskan dalam laporan pasca insiden berjudul “Fusaka Mainnet Prysm incident,” berawal dari kejadian kehabisan sumber daya yang memengaruhi hampir semua node Prysm dan menyebabkan blok serta attestation terlewat.

Apa Penyebab Gangguan pada Prysm?

Menurut Offchain Labs, pengembang di balik Prysm, masalah tersebut muncul pada 4 Desember saat bug yang sudah pernah ada sebelumnya menyebabkan keterlambatan permintaan validator.

Keterlambatan itu menyebabkan blok dan attestation terlewat di seluruh jaringan.

“Node beacon Prysm menerima attestation dari node yang mungkin tidak sinkron dengan jaringan. Attestation ini merujuk pada block root dari epoch sebelumnya,” terang proyek tersebut.

Gangguan ini menyebabkan 41 epoch terlewat, dengan 248 blok hilang dari 1.344 slot yang tersedia. Itu setara dengan rasio slot terlewat sebesar 18,5% dan menurunkan partisipasi jaringan menjadi 75% selama kejadian tersebut.

Offchain Labs mengungkapkan bahwa bug yang jadi penyebab perilaku ini sudah dimasukkan dan digunakan di testnet sekitar sebulan sebelumnya, sebelum akhirnya terjadi di mainnet setelah upgrade Fusaka.

Walaupun mitigasi sementara berhasil mengurangi dampak langsungnya, Prysm menuturkan bahwa mereka kini sudah melakukan perubahan permanen pada logika validasi attestation demi mencegah kejadian serupa terulang.

Keragaman Client Ethereum

Bersamaan dengan itu, gangguan ini kembali menarik perhatian pada konsentrasi klien Ethereum dan risiko dari ketergantungan pada satu jenis perangkat lunak.

Offchain Labs menjelaskan bahwa gangguan tersebut bisa menyebabkan dampak yang jauh lebih parah bila Prysm menguasai porsi lebih besar dari basis validator Ethereum. Mereka menunjukkan bahwa keragaman klien di Ethereum adalah faktor penting yang mencegah kegagalan jaringan lebih luas.

“Klien dengan lebih dari 1/3 bagian jaringan akan menyebabkan kehilangan finalitas sementara dan lebih banyak blok yang terlewat. Kalau bug ada pada klien yang menguasai lebih dari 2/3 jaringan, ini bisa memfinalisasi chain yang tidak valid,” papar mereka.

Meski demikian, insiden ini semakin menguatkan seruan agar klien lebih beragam.

Data dari Miga Labs menunjukkan bahwa Lighthouse masih menjadi klien konsensus Ethereum yang paling dominan, dengan persentase 51,39% validator. Prysm mewakili 19,06%, diikuti Teku 13,71%, lalu Nimbus pada 9,25%.

Ethereum's Consensus Clients.
Klien Konsensus Ethereum | Sumber: Clientdiversity

Porsi Lighthouse menempatkannya sekitar 15 poin persentase dari ambang batas yang dinilai sebagian peneliti sebagai risiko sistemik.

Oleh karena itu, para pengembang dan partisipan ekosistem kembali meminta agar validator mempertimbangkan beralih ke klien alternatif supaya kemungkinan satu bug perangkat lunak mengganggu operasi utama blockchain bisa diminimalisir.

Received — 14 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Bank Swasta Terbesar di Brasil Sarankan Alokasi Bitcoin 3% untuk Klien

14 December 2025 at 05:01

Itaú Unibanco Holding SA, bank swasta terbesar di Amerika Latin, menyarankan klien untuk mengalokasikan hingga 3% portofolio mereka ke Bitcoin untuk tahun 2026.

Bank ini melihat aset kripto tersebut bukan sebagai aset spekulatif, tetapi sebagai lindung nilai terhadap penurunan nilai real Brasil.

Kenapa Itau Ingin Dana Klien di Bitcoin

Dalam catatan strategi, analis di lembaga keuangan yang berbasis di Sao Paulo ini menyebutkan bahwa investor menghadapi dua tantangan sekaligus, yaitu ketidakpastian harga global dan fluktuasi mata uang domestik. Mereka menilai, kondisi seperti ini membutuhkan pendekatan baru untuk membangun portofolio.

Bank ini merekomendasikan proporsi Bitcoin sebesar 1% hingga 3% agar bisa memperoleh imbal hasil yang tidak berkorelasi dengan siklus ekonomi dalam negeri.

“Bitcoin [adalah] aset yang berbeda dengan fixed income, saham tradisional, atau pasar domestik, dengan dinamika, potensi imbal hasil, dan — berkat sifat global serta desentralisasinya — fungsi sebagai lindung nilai terhadap mata uang,” tulis bank tersebut.

Itaú menegaskan bahwa Bitcoin sebaiknya tidak dijadikan aset inti. Sebaliknya, bank merekomendasikan alokasi Bitcoin sebagai pelengkap yang disesuaikan dengan profil risiko investor.

Tujuannya adalah meraih hasil yang tidak terlalu terpengaruh oleh siklus ekonomi domestik dan memberikan perlindungan sebagian terhadap pelemahan nilai mata uang. Selain itu, strategi ini juga menjaga eksposur terhadap potensi kenaikan harga dalam jangka panjang.

Bank ini menunjukkan bahwa korelasi antara Bitcoin dan kelas aset tradisional tergolong rendah. Mereka menilai, alokasi 1% sampai 3% dapat meningkatkan diversifikasi tanpa memperbesar risiko portofolio secara keseluruhan.

Bitcoin Performance vs Traditional Assets.
Performa Bitcoin vs Aset Tradisional | Sumber: Itau

Pendekatan ini, jelas catatan tersebut, memerlukan sikap moderat, disiplin, dan pandangan jangka panjang, bukan bereaksi pada fluktuasi harga jangka pendek.

“Mencoba melakukan ‘perfect timing’ pada aset seperti Bitcoin atau pasar internasional lain sangat berisiko — dan seringkali malah merugikan,” peringatan dari bank tersebut.

Batas 3% yang diberikan Itaú ini sejajar dengan pedoman paling progresif secara global, sehingga semakin mendekati rekomendasi bank-bank di AS.

Menariknya, beberapa bank besar di AS seperti Morgan Stanley dan Bank of America juga pernah menyarankan klien mereka untuk mengalokasikan hingga 4% asetnya ke aset digital utama ini.

Bagi investor asal Brasil, situasinya memang berbeda.

Itaú menilai bahwa di dunia dengan siklus ekonomi yang semakin singkat dan guncangan eksternal yang lebih sering, “karakter hibrida” Bitcoin membedakannya dari aset tradisional.

Bank ini menggambarkan aset kripto utama tersebut sebagai bagian dari aset berisiko tinggi dan sekaligus penyimpan nilai global. Mereka berpendapat, kombinasi ini menawarkan daya tahan yang tidak lagi bisa dijamin oleh pasar fixed income.

Reformasi Treasury CFTC Membuka Jalan untuk Pasar Kripto

13 December 2025 at 23:23

Commodity Futures Trading Commission (CFTC) diam-diam sedang menyiapkan infrastruktur agar US Treasuries dan aset kripto suatu hari nanti bisa berdampingan dalam satu struktur pasar.

Pada 12 Desember, CFTC menyetujui perluasan cross-margining untuk US Treasuries.

Bagaimana Perintah Baru CFTC Berdampak pada Aset Kripto

Perubahan ini memungkinkan pelanggan tertentu—bukan hanya anggota clearing—untuk mengimbangi persyaratan margin antara Treasury futures yang di-clearing di CME Group. CME Group merupakan salah satu platform trading derivatif kripto terbesar di AS.

Kebijakan ini juga berlaku untuk cash Treasuries yang di-clearing di Depository Trust and Clearing Corporation’s Fixed Income Clearing Corporation.

“Ekspansi cross-margining kepada pelanggan akan memberikan efisiensi modal yang dapat meningkatkan likuiditas dan ketahanan di US Treasuries, yaitu pasar paling penting di dunia,” ujar Caroline Pham, Acting Chair CFTC, dalam pernyataannya.

Cross-margining memungkinkan perusahaan untuk mengurangi total jaminan dengan mengimbangi posisi yang berkorelasi dalam satu portofolio. Memperluas mekanisme ini dari balance sheet dealer ke pelanggan akhir di Treasuries menandai perubahan besar dalam struktur pasar.

Pelaku pasar melihat kebijakan ini sebagai ujian praktis untuk model risiko. Kerangka seperti ini nantinya juga dapat mendukung portofolio yang berisi Treasuries, dana ter-tokenisasi, dan aset kripto dalam satu ekosistem clearing.

Bagi derivatif kripto yang diperdagangkan di CME, perintah ini bisa berdampak signifikan pada pasar.

Jika Treasuries dan Treasury futures bisa cross-margin dalam skala besar, maka kerangka serupa nantinya bisa mendukung portofolio yang lebih kompleks. Portofolio tersebut dapat mencakup Treasury bill yang ter-tokenisasi serta posisi spot Bitcoin yang menjadi jaminan di Futures Bitcoin dan ETH CME—semuanya diatur dalam margin dan pengendalian risiko yang terpadu.

Sementara itu, waktu penerbitan perintah ini berada di tengah upaya regulasi aset kripto yang lebih luas, yang melibatkan CFTC dan juga Securities and Exchange Commission (SEC).

Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya SEC yang parallell pada reformasi struktur pasar dan clearing, saat regulator menilai bagaimana sekuritas ter-tokenisasi dan jaminan digital bisa masuk di sistem penyelesaian dan kustodian yang sudah ada.

Sebagai catatan, Komisi yang dipimpin Pham baru-baru ini meluncurkan Digital Asset Collateral Pilot. Inisiatif ini memperbolehkan penggunaan Bitcoin, Ethereum, dan USDC sebagai margin pada pasar derivatif yang diatur CFTC.

Langkah-langkah ini menunjukkan fokus regulator pada efisiensi modal dan manajemen risiko lintas kelas aset yang kini semakin mengaburkan antara pasar tradisional dan digital.

Bank AS Bersama Peringatkan Charter Kripto OCC Bisa Melemahkan Sistem Perbankan

13 December 2025 at 21:00

Industri perbankan AS kini melancarkan tantangan terkoordinasi terhadap pendekatan Office of the Comptroller of the Currency (OCC). Upaya ini menargetkan upaya regulator tersebut dalam mengintegrasikan perusahaan aset kripto ke dalam sistem perbankan federal.

Pada 12 Desember, OCC memberikan persetujuan bersyarat untuk izin trust nasional kepada lima perusahaan aset digital, termasuk Ripple, Fidelity, Paxos, First National Digital Currency Bank, dan BitGo. Regulator bank ini menegaskan bahwa para pelamar crypto telah melalui “peninjauan ketat” yang sama seperti pemohon izin bank nasional lainnya.

Industri Perbankan AS tantang langkah OCC

Namun, American Bankers Association (ABA) dan Independent Community Bankers of America (ICBA) berpendapat bahwa tindakan OCC menciptakan sistem perbankan dua tingkat.

Just released – ABA statement on @USOCC’s announcement regarding national trust charters: https://t.co/OqGgUtPAyd pic.twitter.com/NH6RevliRX

— American Bankers Association (@ABABankers) December 12, 2025

Inti keberatan mereka adalah bahwa perusahaan fintech dan aset kripto diberikan izin nasional prestisius tanpa memiliki Federal Deposit Insurance Corp. (FDIC) atau memenuhi standar modal dan likuiditas tradisional yang wajib bagi bank layanan penuh.

Kelompok ini menilai struktur seperti ini mendorong terjadinya arbitrase regulasi di tingkat federal.

Dengan mendapatkan izin nasional, perusahaan kripto bisa mendapatkan manfaat dari pengabaian regulasi transmisi uang negara bagian oleh pemerintah federal. Namun pada saat yang sama, mereka menghindari banyak kewajiban kepatuhan yang berlaku untuk institusi penyimpanan berasuransi.

Presiden ABA Rob Nichols mengutarakan bahwa persetujuan semacam ini “mengaburkan batas” tentang apa yang dikategorikan sebagai bank. Ia juga menyebut bahwa pengaburan definisi ini berisiko melemahkan integritas dari izin tersebut.

Menurut pandangannya, perluasan fungsi trust kepada perusahaan yang tidak menjalankan tugas fidusia tradisional menciptakan kelas lembaga yang mirip bank secara nama dan lingkup, tapi tidak mendapat pengawasan setara.

Di sisi lain, kekhawatiran mereka juga bukan hanya soal persaingan.

Kelompok perbankan memperingatkan bahwa konsumen bisa kesulitan membedakan antara bank yang diasuransikan dan institusi trust nasional yang memegang aset kripto dalam jumlah besar tanpa jaminan asuransi.

Mereka menilai OCC belum cukup menjelaskan bagaimana cara mengelola kegagalan entitas semacam itu, terlebih jika institusi tersebut memegang aset digital bernilai miliaran US$ di luar perlindungan tradisional.

ICBA Ingin Pemberian Charter Dihentikan

ICBA juga secara langsung menantang kewenangan hukum OCC untuk menerbitkan izin tersebut.

We oppose the OCC’s conditional approval of five national trust bank charter applications from nonbank fintechs. We have repeatedly said the OCC lacks statutory authority to expand trust powers and that the sudden influx of applications threatens consumers and the financial…

— Independent Community Bankers of America (@ICBA) December 12, 2025

Kelompok itu memfokuskan kritik mereka pada Interpretive Letter No. 1176. Panduan ini memungkinkan bank trust untuk melakukan aktivitas non-fidusia seperti penitipan cadangan stablecoin.

Presiden ICBA Rebeca Romero Rainey menyebut langkah ini sebagai “perubahan kebijakan besar” yang melampaui tujuan historis izin trust nasional.

“Perubahan kebijakan besar OCC di bawah Interpretive Letter #1176 merupakan penyimpangan dari peran perusahaan trust konvensional dan memungkinkan adanya kerangka regulasi yang tidak konsisten, yang mengancam stabilitas keuangan — sehingga lembaga ini harus mengubah arah,” jelas Rainey.

Kelompok ini berargumen bahwa OCC mengizinkan perusahaan fintech non-bank untuk secara efektif meminjam kredibilitas sistem perbankan AS walaupun menghindari “cakupan penuh” regulasi yang dikenakan pada institusi berasuransi.

Dengan mempertimbangkan hal ini, kedua asosiasi dagang tersebut menyerukan penghentian dan pencabutan langsung atas persetujuan yang telah diberikan.

Mereka memperingatkan bahwa kerangka saat ini bisa menghasilkan institusi yang OCC “tidak siap atasi secara tertib.” Menurut mereka, kegagalan semacam ini bisa membuat bank tradisional dan sistem keuangan yang lebih luas menjadi rentan.

Konflik Tata Kelola Aave Meluas karena Perselisihan Pendapatan US$10 Juta

13 December 2025 at 19:01

Sebuah perselisihan mengenai pembagian pendapatan telah terjadi antara komunitas pengelola Aave, platform DeFi lender, dengan perusahaan pengembangan utamanya, Aave Labs.

Konflik ini berpusat pada keputusan terbaru Aave Labs yang mengintegrasikan CoW Swap sebagai infrastruktur utama untuk trading di situs web utama protokol tersebut. Perubahan ini menggantikan ParaSwap, integrasi sebelumnya yang menghasilkan referral fee untuk kas Aave DAO.

Anggota DAO pertanyakan dampak ekonomi akibat update antarmuka

Para delegasi governance menyatakan, perubahan ini telah memutus satu arus pendapatan sekitar US$200.000 per minggu. Jika dihitung secara tahunan, mereka memperkirakan dampaknya sekitar US$10.000.000, sehingga nilai bergeser dari para holder token.

Marc Zeller, founder dari Aave Chan Initiative, mengkritik langkah ini dan menyebutnya sebagai “privatisasi diam-diam” atas aset brand.

Extremely concerning.

The stealth privatization of approximately 10% of Aave DAO's potential revenue, leveraging brand and IPs paid for by the DAO, represents a clear attack on the best interests of the $AAVE Token holders.

We will prepare an official response with @AaveChan. https://t.co/opoG3I7x7s

— Marc ”七十 Billy” Zeller (@Marczeller) December 12, 2025

Zeller berpendapat bahwa Aave Labs secara sepihak mengubah perjanjian ekonomi tanpa meminta persetujuan dari DAO, yang berwenang atas smart contract utama.

“Aave Labs, demi monetisasi mereka sendiri, mengarahkan volume pengguna Aave ke kompetitor. Ini tidak bisa diterima. Lewat integrasi ini, protokol Aave kehilangan dua arus pendapatan yang sulit untuk diganti,” tulisnya.

Zeller memperingatkan bahwa kurangnya komunikasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana update di masa depan akan dijalankan.

Ia juga menyoroti upgrade V4 yang akan segera hadir, dan mempertanyakan apakah fitur “aksesori” lain juga akan dikeluarkan dari wewenang DAO.

“Penting untuk melihat gambaran besarnya guna menentukan apakah Aave Labs telah melanggar kewajiban fidusia mereka terhadap Aave DAO dan para holder token AAVE, serta apa yang seharusnya bisa kita harapkan dari V4 secara umum,” pungkas Zeller

Aave Labs Membela Langkah-langkahnya

Dalam sebuah tanggapan terperinci, Stani Kulechov, founder dan CEO Aave Labs, membela integrasi tersebut, dan menolak anggapan bahwa dana yang hilang itu adalah pendapatan yang ‘dicuri’.

Kulechov berpendapat bahwa fee dari ParaSwap sebelumnya hanyalah “surplus diskresi” dan bukan fee protokol yang diwajibkan.

“Itu tidak pernah menjadi switch fee, itu surplus yang kami donasikan ke DAO,” tuturnya.

Ia juga menegaskan ada perbedaan jelas antara protokol Aave, smart contract decentralized yang diatur DAO, dan tampilan antarmuka depan. Ia menggambarkan antarmuka tersebut sebagai produk privat yang dibiayai dan dipelihara oleh Aave Labs.

Kulechov mengungkapkan Aave Labs yang menanggung biaya engineering dan keamanan untuk situs web. Ia menambahkan, DAO tidak mensubsidi biaya pengembangan produk yang berjalan.

Oleh karena itu, perusahaan menegaskan hak untuk melakukan monetisasi pada antarmuka demi menjaga keberlanjutannya.

“Sangat wajar jika Aave Labs melakukan monetisasi atas produknya, apalagi karena mereka tidak menyentuh protokol itu sendiri,” terang dia.

Perusahaan pengembang itu juga menegaskan kembali posisi Kulechov dan mengakui adanya kekurangan dalam komunikasi soal perubahan ini.

Perusahaan mengatakan mereka beralih ke CoW Swap untuk memberikan harga eksekusi yang lebih baik dan perlindungan yang lebih kuat terhadap MEV (maximum extractable value), bukan untuk memperoleh pendapatan tambahan.

Received — 1 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Vitalik Buterin Peringatkan Terhadap Voting Token Zcash

1 December 2025 at 03:07

Co-founder Ethereum Vitalik Buterin mendesak komunitas Zcash untuk menghindari adopsi pemungutan suara berbasis token untuk tata kelola.

Dalam sebuah postingan pada 30 November di X, ia mengatakan pemungutan suara berbasis token akan mendorong sistem menuju insentif harga jangka pendek, mengorbankan kebebasan sipil jangka panjang yang ingin dilindungi oleh proyek tersebut.

Buterin Soroti Risiko Tata Kelola Terhadap Privasi

Buterin mengaitkan posisinya dengan argumen yang ia jelaskan dalam sebuah esei tahun 2021 tentang tata kelola terdesentralisasi, menunjukkan bahwa sistem berbobot token memiliki kerentanan seperti hak-hak yang tidak tergabung yang memungkinkan pembelian suara tersembunyi.

I hope Zcash resists the dark hand of token voting.

Token voting is bad in all kinds of ways (see https://t.co/Cvl7CFVgtc ); I think it's worse than Zcash's status quo.

Privacy is exactly the sort of thing that will erode over time if left to the median token holder. https://t.co/NbRqGLOrpj

— vitalik.eth (@VitalikButerin) November 30, 2025

Dia menambahkan bahwa mekanisme ini cenderung memusatkan pengaruh di antara para whale sementara membiarkan pemegang kecil tanpa akuntabilitas. Banyak peserta kecil mungkin memilih tanpa memperhatikan hasilnya jika mereka percaya dampak individu mereka tidak signifikan.

Dia menggambarkan pemungutan suara berbasis token sebagai “buruk dalam berbagai cara,” dan mengatakan itu akan lebih buruk daripada struktur Zcash yang ada.

“Privasi adalah jenis hal yang justru akan terkikis seiring waktu jika diserahkan kepada pemegang token rata-rata,” ujar Buterin .

Pernyataan Buterin muncul di tengah perdebatan yang lebih luas tentang bagaimana Zcash harus memilih komite Zcash Community Grants, sebuah kelompok beranggotakan lima orang yang meninjau dan menyetujui hibah besar di dalam ekosistem.

Anggota Komunitas Berdebat tentang Tata Kelola Terdesentralisasi

Beberapa anggota komunitas berpendapat bahwa kerangka kerja berbasis komite saat ini sudah ketinggalan zaman dan harus diganti.

Mert Mumtaz, CEO Helius dan seorang investor pro-Zcash, mengatakan bahwa perdebatan ini menggarisbawahi masalah tata kelola yang lebih luas.

Mumtaz berpendapat bahwa pasar menyediakan mekanisme koreksi bawaan karena keputusan yang buruk dihukum dengan harga yang jatuh, memindahkan pengaruh tata kelola, dan memperbarui pengetahuan kolektif. Dia mencatat bahwa komite tidak memiliki umpan balik tersebut dan dapat tetap terlepas dari hasil dunia nyata.

Dia menyamakan pemisahan ini dengan apa yang Nassim Nicholas Taleb sebut sebagai “interventionista,” seorang birokrat yang membuat keputusan penting tanpa menanggung risiko terkait.

Sebaliknya, dia mencatat bahwa jenderal Romawi kuno beroperasi di garis depan, di mana kelangsungan hidup bergantung langsung pada kualitas keputusan mereka.

Sambil mengakui kelemahan dalam pemungutan suara berbasis token, Mumtaz mengatakan bahwa komite yang statis menghadirkan masalah yang lebih dalam karena mereka “tidak bisa dikritik dan tidak bertanggung jawab pada siapa pun.” Dia menambahkan bahwa sistem yang didasarkan pada dinamika pasar beradaptasi seiring waktu, sedangkan komite tidak, berpendapat bahwa “evolusi menang dalam jangka panjang.”

Anggota komunitas menanggapi kekhawatiran terkait. Naval, seorang pengguna di X, mengatakan pengawas pihak ketiga menimbulkan cacat keamanan struktural terlepas dari kemandirian mereka.

Pengguna lain, Darklight, berpendapat bahwa sistem berbasis pasar condong ke arah plutokrasi dan mungkin gagal melestarikan kebebasan sipil.

Perselisihan mengenai tata kelola ini muncul saat Zcash menarik perhatian pasar yang baru.

Data dari BeInCrypto menunjukkan token ini telah naik lebih dari 1.000% dalam tiga bulan terakhir, mencapai puncak di US$723 sebelum mundur ke level saat ini. Zcash diperdagangkan sekitar US$448 pada saat publikasi setelah jatuh lebih dari 20% dalam seminggu terakhir.

Kazakhstan Siapkan Potensi Investasi Aset Kripto US$300 Juta

1 December 2025 at 01:19

Bank sentral Kazakhstan sedang mempertimbangkan rencana untuk menginvestasikan hingga US$300 juta dalam aset kripto.

Pada 28 November, Timur Suleimenov, ketua National Bank of Kazakhstan, mengatakan bahwa bank tersebut mungkin akan mengalokasikan dana dari National Fund dan cadangan devisanya ke dalam kripto.

Bank Sentral Kazakhstan Menimbang Waktu untuk Rencana Crypto

Namun, dia menekankan bahwa jumlah penuh mungkin tidak akan digunakan.

“Di tahap awal, kami akan mengelola cadangan emas dan devisa. Ini adalah uang yang benar-benar perlu dikelola. Sebagian di antaranya dalam bentuk emas, sebagian dalam bentuk sekuritas. Dalam portofolio ini, portofolio terpisah sudah dibuat, yang fokus pada investasi pada saham teknologi tinggi dan instrumen keuangan lain yang terkait dengan aset keuangan digital. Jumlahnya hingga US$300 juta. Ini tidak berarti kami langsung menginvestasikan US$300 juta; kami mungkin membatasi diri pada US$50 juta, US$100 juta, atau US$250 juta,” ucapnya dilaporkan.

Sementara itu, dia menyatakan bahwa koreksi terbaru di pasar aset digital membuat waktu untuk alokasi menjadi kurang pasti. Memang, harga Bitcoin telah turun lebih dari 17% selama bulan lalu di tengah volatilitas pasar yang lebih luas.

Mengingat hal ini, dia menyatakan bahwa bank sentral bermaksud menunggu kondisi stabil sebelum mengalokasikan dana ke industri kripto.

“Kami tidak akan membuat keputusan tanpa analisis menyeluruh. Kami sedang menganalisis. Kami tidak akan terburu-buru mengambil keputusan ini sampai peluang investasi yang baik muncul. Setelah penurunan saat ini pada semua aset digital, keuangan, dan kripto, kami perlu menunggu sampai situasinya stabil sebelum membuat keputusan investasi,” terang dia.

Inisiatif ini merupakan bagian dari perluasan yang lebih luas dari portofolio devisa bank sentral.

NBK berencana mendiversifikasi kepemilikannya, yang saat ini sangat bergantung pada emas dan sekuritas, dengan menambahkan saham teknologi tinggi dan instrumen keuangan yang terhubung dengan aset digital.

Suleimenov mengatakan investasi ini akan bersumber dari cadangan emas dan devisa bank alih-alih dari National Fund.

Sementara itu, pembahasan ini terjadi hampir tiga bulan setelah Tokayev menginstruksikan pembentukan cadangan negara strategis untuk aset digital. Layanan Pers Kepresidenan mengungkapkan cadangan ini harus fokus pada pasar mata uang kripto mengingat “realitas modern.”

Sejak itu, Kazakhstan telah memasuki ruang cadangan aset digital melalui Alem Crypto Fund miliknya. Negara ini, melalui kemitraan dengan Binance, telah membeli BNB.

Pertimbangan Kazakhstan ini sejalan dengan pergeseran yang lebih luas oleh beberapa institusi berdaulat, termasuk Amerika Serikat, untuk menguji atau mengumpulkan aset digital.

Sebelumnya bulan ini, Bank Nasional Ceko memperoleh aset digital senilai US$1 juta untuk portofolio uji, termasuk Bitcoin dan stablecoin yang tidak disebutkan namanya.

Secara keseluruhan, langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah semakin menganggap aset digital sebagai alat yang layak untuk diversifikasi cadangan.

Arthur Hayes Ingatkan Risiko ‘Hedging Makro’ Tether Dapat Memicu Penurunan Ekuitas dalam Koreksi Bitcoin 30%

30 November 2025 at 20:59

Co-founder BitMEX Arthur Hayes telah memperingatkan bahwa Tether berisiko mengalami insolvasi neraca jika cadangan Bitcoin dan emasnya mengalami penurunan hingga 30%.

Postingan Hayes pada 30 November menyoroti kerentanan struktural dalam alokasi aset terbaru Tether. Dia menyarankan bahwa perusahaan ini mengaitkan solvabilitasnya dengan kinerja aset risiko volatil daripada hanya mengandalkan stabilitas utang pemerintah.

Hayes Kritik Kepemilikan Emas dan Stablecoin Tether

Penilaian Hayes bersumber dari atestasi kuartal ketiga Tether 2025, yang mengungkapkan rotasi signifikan ke dalam agunan non-fiat. Laporan menunjukkan bahwa penerbit sekarang memiliki US$12,9 miliar dalam logam mulia dan US$9,9 miliar dalam Bitcoin.

Menurut Hayes, alokasi ini merupakan sebuah “perdagangan suku bunga” yang disengaja. Tesisnya mengatakan bahwa Tether sedang bersiap untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve yang akan mengurangi hasil portofolio besar-besaran dari surat utang AS mereka.

“[Tether] berpikir bahwa The Fed akan memotong suku bunga, yang menghancurkan penghasilan bunga mereka. Sebagai respon, mereka membeli emas dan BTC yang seharusnya melonjak saat harga uang turun,” terang Hayes terang.

Namun, Hayes berpendapat bahwa strategi ini memperkenalkan risiko asimetris pada lapisan ekuitas tipis perusahaan.

Hayes menyatakan bahwa angka ini melebihi modal surplus Tether, yang membuat perusahaan ini secara teori insolvabel meskipun tetap likuid secara operasional.

Dia memperingatkan bahwa skenario semacam itu mungkin memaksa holder besar dan exchange untuk mengharapkan tampilan real-time dari neraca untuk menilai keamanan peg. Peringatan ini sejalan dengan keputusan S&P Global untuk memberikan USDT peringkat ‘5’, yang terendah dalam skala mereka.

Pelaku Industri Membela Tether

Para pendukung industri berpendapat bahwa tesis insolvabilitas mencampuradukkan akuntansi neraca dengan risiko likuiditas aktual.

Tran Hung, CEO UQUID Card, menolak peringatan tersebut sebagai cacat mendasar.

Dia menjelaskan bahwa sebagian besar dari neraca US$181,2 miliar Tether tetap diparkir dalam instrumen yang sangat likuid dan berisiko rendah. Faktanya, atestasi mengonfirmasi Tether memiliki US$112,4 miliar dalam Surat Utang Negara AS dan hampir US$21 miliar dalam perjanjian repo.

Tether USDT Stablecoin Reserves.
Cadangan Stablecoin Tether USDT. Sumber: Tether

Hung berargumen bahwa “Kas dan Setara Kas” ini menyediakan dinding likuiditas yang cukup untuk mencakup mayoritas mutlak dari USDT yang beredar.

Dengan mempertimbangkan hal ini, dia berpendapat bahwa Tether akan tetap sepenuhnya dapat ditebus bahkan jika penurunan pasar menghilangkan penyangga ekuitas korporatnya.

“Tether secara konsisten menunjukkan kapasitas penebusan yang kuat, termasuk US$25 miliar yang ditebus dalam hanya 20 hari selama krisis pasar 2022 (krisis FTX), salah satu ‘tes tekanan’ likuiditas terbesar dalam sejarah keuangan,” ujar Hung terang.

Sementara itu, Cory Klippsten, CEO Swan Bitcoin, menunjukkan bahwa leverage Tether lebih agresif daripada institusi keuangan tradisional.

Tether menjalankan leverage sekitar 26x dengan bantalan ekuitas 3,7%. Sekitar tiga perempat dari aset adalah utang pemerintah jangka pendek dan repo; seperempatnya adalah campuran dari BTC, emas, pinjaman, dan investasi yang buram,” ucap Klippsten.

Menurutnya, kerugian portofolio sebesar 4% akan menghapus ekuitas umum, sementara penurunan 16% dalam aset paling berisiko akan menghasilkan efek yang sama.

Namun, meskipun ada leverage struktural, dia menyarankan bahwa risiko ini diimbangi oleh profitabilitas Tether yang luar biasa. Memang, penerbit stablecoin ini berada di jalur untuk mencetak laba lebih dari US$15 miliar tahun ini.

Selain itu, Klippsten juga menyebut bahwa pemilik Tether baru-baru ini menarik dividen sebesar US$12 miliar. Mempertimbangkan hal ini, dia berpendapat mereka memiliki kapasitas untuk merekapitalisasi perusahaan dengan segera jika penyangga mereka pernah dilanggar.

November Adalah Bulan Terburuk Kedua Bitcoin di 2025

30 November 2025 at 18:41

Bitcoin sedang menuju kinerja bulanan terburuk kedua tahun ini setelah jatuh 17,28% pada bulan November. Menurut data CoinGlass, ini menempatkan penurunan tersebut tepat di belakang penurunan sebesar 17,39% pada bulan Februari.

Yang menonjol, penurunan ini juga menandai penurunan terburuk Bitcoin pada bulan November sejak 2022, ketika kehilangan 16,23% dari nilainya.

Mengapa Harga Bitcoin Kesulitan Bulan November Ini

Menurut data dari BeInCrypto, Bitcoin memulai bulan November di sekitar US$110.000 setelah Oktober yang bergejolak yang mencatat rekor tertinggi US$126.000 namun juga menghapus sekitar US$20 miliar dalam nilai pasar.

Penurunan ini dimulai setelah Donald Trump memperluas tarif pada Cina pada 10 Oktober, mendorong penilaian ulang risiko secara menyeluruh di pasar global.

Kehormat ini berlanjut ke bulan November, dan penutupan pemerintah AS yang memecahkan rekor semakin memperburuk situasi dengan memperketat likuiditas di pasar tradisional.

Selain kondisi ekonomi makro, BTC juga dipengaruhi oleh arus institusional yang melemah.

Menurut data SoSo Value, Bitcoin ETF mencatat arus keluar sebesar US$3,48 miliar pada bulan November. Ini menandai arus keluar bulanan terbesar kedua sejak produk ini diluncurkan pada tahun 2024.

US Bitcoin ETFs Monthly Flows Since Launch.
Arus Bulanan Bitcoin ETF AS Sejak Peluncuran | Sumber: SoSo Value

Tren arus keluar ini dimulai dengan tenang pada paruh kedua bulan Oktober. Namun, ini meningkat pada bulan November ketika pasar global menyerap kondisi ekonomi makro yang lebih luas, mengurangi salah satu sumber permintaan paling andal dari aset tersebut.

Di saat yang sama, tekanan pasar diperburuk oleh kapitulasi investor jangka pendek.

Menurut Glassnode, kerugian terealisasi dari pemegang jangka pendek melonjak, dengan EMA 7-hari naik menjadi US$427 juta per hari. Level ini adalah yang tertinggi tercatat sejak November 2022.

The realized loss of short-term holders has surged, with the 7D-EMA reaching $427M/day, the highest level since Nov 2022.
Panic selling is elevated & clearly rising, now exceeding the loss levels seen at the last two major lows of this cycle.

📉 https://t.co/SRJVNc9X4D https://t.co/PNsnxUCGab pic.twitter.com/0HqLTXPeup

— glassnode (@glassnode) November 18, 2025

Saat itu, penjualan panik BTC merajalela, menghasilkan kerugian yang mirip dengan yang diamati pada dua titik rendah besar sebelumnya dalam siklus ini.

Data menunjukkan bahwa penjualan reaktif, bukan distribusi jangka panjang, menjadi titik tekanan utama penurunan terbaru Bitcoin.

Karena konvergensi poin ini, harga BTC sempat turun ke level terendah tujuh bulan di bawah US$80.000 selama bulan tersebut, sebelum pulih ke US$90.773 pada waktu publikasi.

Kinerja harga ini mencerminkan tekanan eksternal dan akumulasi stres struktural di pasar kripto.

Cina Menggandakan Larangan Kripto ketika PBOC Mengeluarkan Peringatan tentang Stablecoin

30 November 2025 at 02:07

Bank sentral Cina menegaskan kembali bahwa aset digital tetap ilegal di negara tersebut. Bank tersebut mengatakan bahwa mata uang kripto dan aktivitas bisnis terkait terus membahayakan risiko keuangan serta tidak memenuhi persyaratan kepatuhan inti.

Bank Rakyat Cina mengatakan larangan tetap berlaku setelah pertemuan koordinasi pada 28 November.

Mengapa Cina Menjaga Sikap Larangan Ketat terhadap Aset Kripto?

Pada pertemuan tersebut, bank menegaskan kembali bahwa aset digital tidak memiliki status hukum seperti mata uang fiat dan tidak diizinkan sebagai alat pembayaran dalam transaksi komersial.

Bank menambahkan bahwa aktivitas bisnis yang terkait dengan kripto merupakan aktivitas keuangan ilegal di bawah hukum Cina.

PBOC menyoroti stablecoin, mengatakan bahwa mereka gagal memenuhi standar untuk identifikasi pelanggan dan kontrol anti-pencucian uang.

Menurut bank, kekurangan ini membuat mereka rentan terhadap penyalahgunaan dalam pencucian uang, penggalangan dana penipuan, dan transfer modal lintas batas yang ilegal.

“Stablecoin, sebagai bentuk mata uang virtual, saat ini gagal memenuhi persyaratan efektif untuk identifikasi pelanggan dan anti-pencucian uang, menimbulkan risiko digunakan untuk pencucian uang, penipuan penggalangan dana, dan transfer dana lintas batas ilegal,” terang versi terjemahan dari pernyataan itu.

Menyusul hal ini, otoritas Cina mengatakan mereka tetap fokus pada pengetatan pencegahan risiko dan memastikan perusahaan serta individu mematuhi larangan negara tersebut.

Sementara itu, pengumuman ini mencerminkan komitmen berkelanjutan Beijing untuk penegakan ketat, bahkan ketika yurisdiksi lain mengejar jalur regulasi yang lebih akomodatif.

Pendekatan Cina berbanding terbalik dengan pergeseran yang lebih luas di ekonomi besar dalam setahun terakhir.

Pemerintah di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, telah memperkenalkan kerangka kerja untuk mengintegrasikan aset digital ke dalam pasar keuangan tradisional. Langkah-langkah ini mendorong partisipasi industri yang lebih besar dan adopsi institusi.

Namun, Cina tetap mempertahankan larangan luas tahun 2021 terhadap industri yang sedang berkembang ini.

Sebaliknya, otoritas terus memprioritaskan pengembangan mata uang digital bank sentral, e-CNY, sambil memajukan yuan digital di wilayah uji coba dan sistem pembayaran sektor publik.

Menariknya, meskipun ada pembatasan, aktivitas kripto bawah tanah tetap berlangsung di negara Asia ini.

Laporan menunjukkan adanya penggunaan aset virtual yang berkelanjutan di beberapa bagian negara tersebut. Reuters baru-baru ini memperkirakan bahwa Cina kini menyumbang 14% dari pasar penambangan Bitcoin global, menandai kembalinya aktivitas penambangan kripto secara diam-diam meskipun ada larangan nasional.

Irys Airdrop Memicu Kekhawatiran Setelah Satu Entitas Menguasai 20% Suplai

30 November 2025 at 01:50

Irys, sebuah blockchain layer-1 yang terdaftar di exchange besar termasuk Coinbase, berada dalam sorotan setelah satu entitas menangkap sekitar 20% dari alokasi airdrop-nya.

Pada tanggal 28 November, perusahaan analitik blockchain Bubblemaps mengatakan pihaknya mengidentifikasi sekitar 900 wallet yang terlibat dalam proses ini.

IRYS Turun Setelah 900 Wallet Terkait Mengambil US$4 Juta dalam Airdrop Token

Menurut perusahaan tersebut, alamat-alamat ini tidak menunjukkan aktivitas on-chain sebelumnya. Pola ini digambarkan sebagai persiapan terkoordinasi daripada partisipasi organik dalam jaringan.

Setelah distribusi, jaringan klaster mulai mengonsolidasikan aset.

Data menunjukkan bahwa sekitar 500 dari wallet yang diidentifikasi memindahkan alokasi IRYS mereka ke alamat-alamat perantara sebelum mengarahkan dana ke Bitget, sebuah centralized exchange.

Klaster Alamat Token IRYS | Sumber: BubbleMaps

Aliran token yang bernilai sekitar US$4.000.000 menunjukkan persiapan yang mungkin untuk melikuidasi posisi. Langkah semacam ini bisa memperkenalkan tekanan jual yang signifikan pada order book aset tersebut.

Harga IRYS berada di bawah tekanan setelah pengungkapan ini. Token tersebut turun 16% dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan mendekati US$0,032 pada waktu publikasi.

Bubblemaps mencatat bahwa mereka tidak menemukan bukti on-chain yang menghubungkan tim IRYS dengan klaster wallet tersebut.

Irys memasarkan dirinya sebagai “AWS on-chain” yang dirancang untuk penyimpanan data dan eksekusi smart contract.

Protokol ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari US$13.000.000 dari investor modal ventura dan mendaftarkan tokennya minggu ini di exchange utama, termasuk Binance dan Coinbase.

Airdrop Farmers are very bad for this space.

> Someone claimed 20% of the IRYS airdrop

> 60% of aPriori airdrop was claimed by one entity via 14,000 addresses

> One entity claimed $170M from the MYX airdrop with 100 freshly funded wallets

> One entity claimed $4M from the… pic.twitter.com/WvN5D7qlU6

— Crypto with Khan ( SFZ ) (@Cryptowithkhan) November 29, 2025

Aset Kripto Perlu Perlindungan Sybil yang Lebih Kuat

Kejadian ini menyoroti tantangan struktural yang dihadapi proyek kripto yang mengandalkan airdrop untuk memperluas kepemilikan.

Memang, Irys mengalokasikan 8% dari total suplai untuk acara tersebut. Tujuannya adalah untuk mendistribusikan token kepada pengguna awal dan membantu mendesentralisasi jaringan.

Namun, konsentrasi token dalam satu klaster menunjukkan bagaimana airdrops tetap rentan terhadap aktor yang menggunakan banyak wallet hasil skrip untuk menangkap alokasi besar.

Ketika satu entitas mengontrol 20% dari peredaran float awal, pengamat pasar mengatakan hasilnya adalah risiko sentralisasi yang meningkat dan penemuan harga yang terdistorsi.

IRYS Airdrop Exploit: One Wallet Takes 20% (~$4 million) 🧵

> $IRYS finished its airdrop on Nov 26, 2025.

> Total drop: 400M tokens (20% of supply).

> 1,273 wallets claimed 183M IRYS.

> But one entity got 20% of the whole drop.

> They used 897 wallets.

> All funded the same… pic.twitter.com/HvYQs9UpV3

— Param (@Param_eth) November 28, 2025

Sementara itu, insiden seperti ini menunjukkan keterbatasan yang lebih luas dalam praktik distribusi token di ekosistem permissionless. Lingkungan ini memiliki pemeriksaan identitas minimal dan akses jaringan yang tidak terbatas.

Episode IRYS ini menunjukkan betapa sulitnya mencegah penangkapan airdrop yang terkoordinasi tanpa penyaringan yang lebih kuat, heuristik identitas yang lebih baik, atau tinjauan pra-distribusi yang lebih lengkap.

Tanpa perlindungan tersebut, acara likuiditas awal dapat menguntungkan aktor jangka pendek secara tidak proporsional. Dinamika ini dapat melemahkan hasil bagi holder jangka panjang dan stabilitas jaringan secara keseluruhan.

Arthur Hayes Menolak Monad, Mendukung Dominasi Ethereum dan Solana

29 November 2025 at 21:15

Co-founder BitMEX Arthur Hayes memperkirakan sebagian besar jaringan blockchain layer-1 akan menghilang. Ia berargumen bahwa hanya Ethereum dan Solana yang memiliki kasus penggunaan institusional yang diperlukan untuk bertahan jangka panjang.

Dalam penampilan tanggal 28 November di podcast Altcoin Daily, Hayes mengatakan bahwa daftar yang terus bertambah dari blockchain dasar alternatif tidak mengubah pandangannya. Ia masih memperkirakan pasar akan berkonsolidasi di sekitar sekelompok jaringan dominan.

Kenapa Hayes Berpikir Ethereum dan Solana Akan Bertahan

Hayes berargumen bahwa peran Ethereum dalam adopsi institusional adalah kunci ketahanannya.

Menurutnya, Ethereum akan digunakan oleh investor ini untuk mencapai tujuan Web3 mereka, sementara ia memperkirakan sekumpulan “L1 publik utama” akan tetap relevan di tahun-tahun mendatang.

“Ethereum, seluruh ekosistem ini, akan digunakan oleh TradFi untuk mencapai apa pun yang mereka inginkan dalam Web3…Ethereum jelas menang dan akan terus menang,” ujarnya.

Ia menunjuk Solana sebagai satu-satunya chain lain dengan daya tahan serupa. Hayes menyebutkan pemulihan terbaru dari jaringan tersebut, walau ia mengatakan penggerak pertumbuhan berikutnya masih belum jelas.

Menurutnya, demam meme coin di Solana telah mereda, dan jaringan ini perlu menemukan “trik baru” untuk mendorong pertumbuhannya.

“Solana butuh trik baru. Saya tidak tahu apa trik baru itu, namun, ini adalah L1 terbesar kedua. Saya pikir mereka akan menemukan sesuatu,” tutur Hayes.

Meski optimis, Hayes mengatakan Solana tidak akan mengungguli Ethereum seiring waktu. Dia menambahkan bahwa “hampir setiap L1 lainnya selain Ethereum atau Solana adalah nol.”

Ethereum dan Solana tetap menjadi dua jaringan layer-1 terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar dan telah menarik perhatian institusional dari perusahaan seperti Franklin Templeton.

Pandangan Bearish pada Monad

Sementara itu, Hayes jauh lebih skeptis mengenai Monad, yang meluncurkan token MON dan blockchain publiknya minggu ini.

Proyek ini memasarkan dirinya sebagai layer-1 berkinerja tinggi dengan eksekusi paralel yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine, sehingga beberapa pelaku industri menyebutnya sebagai “pembunuh ETH berikutnya.”

Hayes menolak karakterisasi tersebut dengan menyatakan bahwa “hampir setiap L1 lainnya selain Ethereum atau Solana adalah nol dan mereka tidak akan berkinerja baik.”

Dia menggambarkan Monad sebagai “chain beruang lainnya” dan memprediksi token tersebut “akan turun 99% karena itu adalah lint VC ber-FTV tinggi, bernilai rendah lainnya.”

Meski dia mengakui telah membeli beberapa token MON, dia mengatakan pergerakan harga awalnya tidak berarti nilai yang tahan lama.

“Setiap koin mendapat reli pertama mereka, dan orang ingin percaya pada L1 baru karena semua orang ingin berinvestasi dalam Ethereum baru seperti yang mereka lakukan pada 2014 ketika semua orang melewatkannya, termasuk saya. Namun, lagi-lagi, itu tidak berarti akan memiliki kasus penggunaan yang nyata,” jelas Hayes.

Mempertimbangkan hal ini, Hayes mengatakan bahwa tesis pasar yang lebih luasnya masih berpusat pada Bitcoin, Ethereum, dan Solana, tapi ia mencatat bahwa ZCash dan Ethena bisa melengkapi daftar lima teratasnya.

Koin Meme Solana Mulai Habis, Metik Utama Menunjukkan

29 November 2025 at 18:51

Pasar meme coin Solana telah jatuh ke tingkat terlemahnya dalam hampir dua tahun karena aktivitas perdagangan terus menyusut di seluruh decentralized exchange.

Menurut data Blockworks, kategori ini kini menyumbang kurang dari 10% dari volume harian pada DEX berbasis Solana. Ini menandai penurunan tajam dari lonjakan yang mendominasi jaringan tahun lalu.

Trader Solana Dump Meme Coin untuk Stablecoin

Untuk konteks, meme coin Solana menghasilkan volume sekitar US$295 juta pada 27 November. Jumlah tersebut mewakili sekitar 9,2% dari lebih dari US$3,2 miliar yang diperdagangkan di jaringan pada hari itu.

Kategori Volume Solana DEX.
Kategori Volume Solana DEX | Sumber: Blockworks

Penurunan ini menunjukkan penurunan tajam dari Desember 2024, ketika aset meme menyumbang lebih dari 70% dari volume perdagangan pada DEX Solana.

Koreksi ini mengikuti serangkaian penipuan dan rug pull yang menghebohkan ekosistem Solana awal tahun ini.

Salah satu insiden paling mencolok melibatkan token LIBRA, meme coin yang terkait dengan kontroversi seputar Presiden Argentina Javier Milei.

Runtuhnya token tersebut menguras lebih dari US$107 juta dalam likuiditas. Ini juga berkontribusi pada perkiraan kerugian lebih dari US$4 miliar secara lebih luas, menurut pelacak industri.

Keadaan ini menyebabkan penurunan aktivitas pengguna Solana, termasuk penurunan trader unik, dan menandai penurunan lebih luas dari aset terkait meme.

Penipuan lanjutan memperkuat tren ini, mengikis kepercayaan investor dan mempersempit pelaku pasar yang mau berspekulasi pada token baru.

Akibatnya, jumlah peluncuran token di Solana telah turun 42% sejak pertengahan Januari. Penurunan ini mencerminkan kontraksi lebih luas dalam selera untuk proyek berisiko tinggi.

Are memecoins dead?

The amount of token launches on solana has decreased by a whopping 42% since mid-january.

However, that hasn't reduced the amount of activity onchain with over 11M active addresses. Very bullish actually. pic.twitter.com/a5Qpjbmmmp

— Solana Sensei (@SolanaSensei) November 28, 2025

Sementara itu, saat aktivitas meme coin mereda, stablecoin telah mengambil bagian yang lebih besar dari aliran jaringan.

Data Blockworks menunjukkan transaksi terkait stablecoin naik mendekati 80% dari volume DEX, salah satu pembacaan tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Pergeseran ini menandakan preferensi yang jelas untuk aset yang menawarkan likuiditas lebih dalam dan volatilitas lebih rendah, terutama saat pasar menyerap penurunan lebih luas tahun ini.

Received — 24 November 2025 BeInCrypto Indonesia

Zcash Reli Setelah Pengumuman Relisting Terbaru dari Exchange Utama

24 November 2025 at 03:46

Zcash, aset kripto fokus pada privasi, melonjak lebih dari 12% hingga diperdagangkan mendekati US$600 pada hari Minggu setelah OKX mengumumkan akan melisting ulang token tersebut.

Reli ini menjadikan ZEC sebagai aset berkinerja terbaik di antara mata uang kripto utama dalam 24 jam terakhir, jauh melampaui Bitcoin, yang telah berjuang untuk merebut kembali level US$90.000.

Wall Street Terbelah Mengenai Dampak Zcash pada Bitcoin

Pada 23 November, OKX mengumumkan bahwa perdagangan spot untuk pasangan ZEC/USDT akan dilanjutkan pada pukul 12:00 UTC besok.

OKX 将上线 ZEC (Zcash) 现货交易,现已开放充币,开盘时间11月24日晚20:00 (UTC+8),详见公告👇🏻

— OKX中文 (@okxchinese) November 23, 2025

Meskipun exchange tidak memberikan alasan tambahan untuk keputusannya, langkah ini menandai pengubahan regulasi signifikan bagi platform tersebut. Sebelumnya, platform ini telah menghapus asset tersebut pada tahun 2023, dengan alasan risiko kepatuhan.

Meskipun demikian, keputusan ini dapat dikaitkan dengan dua faktor signifikan, termasuk kinerja kuat ZEC dibandingkan Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir.

Ini juga mencerminkan pelonggaran regulasi pasca pemilu, karena kepemimpinan baru SEC mendorong platform untuk mengintegrasikan kembali protokol privasi yang sebelumnya dianggap berbahaya.

Sementara itu, kebangkitan Zcash telah memicu pertarungan filosofis di Wall Street mengenai masa depan privasi digital.

Eric Balchunas, Analis ETF Senior di Bloomberg, memberikan peringatan bahwa peralihan mendadak ke privacy coins dapat memecah narasi kripto yang lebih luas. Ia mencatat bahwa pergeseran ini terjadi ketika Bitcoin sedang berusaha untuk mengkonsolidasikan dukungan institusional.

Ia berpendapat bahwa mendorong lapisan privasi tersendiri berisiko “membelah suara” dalam alokasi modal ketika Bitcoin memerlukan dukungan politik dan budaya yang bersatu untuk mengukuhkan statusnya sebagai aset cadangan global.

“Zcash memiliki kesan kandidat pihak ketiga, seperti Gary Johnson atau Jill Stein. Sepertinya Anda lebih baik mengintegrasikan ide mereka ke partai utama dibanding membelah suara, yang dapat memiliki konsekuensi besar, terutama pada saat yang krusial untuk BTC,” ujarnya.

Namun, manajer aset menyarankan bahwa kekurangan mendasar dalam Bitcoin mendorong rotasi ini.

Jan van Eck, CEO dari manajer investasi global VanEck, menentang karakterisasi “perusak” tersebut. Dia mencatat bahwa investor berpengalaman memperlakukan Zcash sebagai pelengkap yang diperlukan untuk Bitcoin daripada sebagai pesaing.

TLDR:

The bitcoin bear market is being driven by the onchain reality of the halving cycle (bearish for 2026), quantum-breaking-encryption concerns and the better privacy of Zcash.@vaneckpk said it best: dollar cost average into bear markets@vaneck_us https://t.co/T4o8ofDggD

— Jan van Eck (@JanvanEck3) November 21, 2025

Menurut Van Eck, bear market saat ini dalam Bitcoin mencerminkan “realitas on-chain” dari risiko pengawasan. Ia berpendapat bahwa permintaan yang meningkat untuk kerahasiaan mendorong modal menuju ledger terenkripsi Zcash.

BitMine Tingkatkan Pembelian Ethereum Dengan Pembelian Baru US$60 Juta

24 November 2025 at 00:45

BitMine semakin memperkuat akumulasi agresif Ethereum, meskipun ada penurunan 47% dalam harga sahamnya dan kerugian yang belum terealisasi sebesar miliaran Dollar.

Pada 23 November, platform blockchain Lookonchain melaporkan bahwa sebuah wallet yang terhubung dengan raksasa korporat tersebut menerima 21.537 ETH. Transfer senilai sekitar US$60 juta ini berasal dari broker utama institusi FalconX.

BitMine Gandakan Komitmen pada Ethereum dengan Rencana Staking

Pembelian baru ini akan membawa total simpanan BitMine menjadi lebih dari 3,5 juta ETH, yang mewakili sekitar 3% dari pasokan ETH yang beredar.

Tom Lee(@fundstrat)'s #Bitmine is still buying $ETH.

A new wallet 0x5664 — likely linked to #Bitmine — just received 21,537 $ETH($59.17M) from the #FalconX 8 hours ago.https://t.co/8kg77vYddh pic.twitter.com/FKivNNe0jM

— Lookonchain (@lookonchain) November 23, 2025

Langkah ini menandakan komitmen tegas terhadap strategi “Strategic ETH Reserve” meski aset tersebut baru-baru ini mengalami kesulitan harga.

Memang, Ethereum diperdagangkan di kisaran US$2,808, turun sekitar 29% dalam sebulan terakhir. BitMine’s Thomas Lee mengatakan bahwa kelemahan ETH baru-baru ini lebih disebabkan oleh mekanika pasar yang lebih luas, bukan karena cacat fundamental.

Menurutnya, “guncangan likuiditas” pada 10 Oktober — yang menghapus hampir US$20 miliar dari posisi yang diperdagangkan dengan leverage di pasar kripto — menjadi pendorong utama penurunan tersebut.

“Pada 2022, guncangan likuiditas pasca-FTX memerlukan waktu 8 minggu untuk pulih, tapi serupa dengan penurunan sebelumnya, harga kripto cepat pulih. Sejarah menunjukkan harga kripto mengalami pemulihan berbentuk V setelah penurunan berkepanjangan dan kami berharap hal ini akan kembali terjadi pada penurunan saat ini,” tambahnya.

Akibatnya, penurunan ini telah menyebabkan dampak signifikan pada kepemilikan ETH BitMine, meninggalkan perusahaan dengan kerugian kertas diperkirakan sekitar US$4 miliar. Divergensi ini membuat saham BitMine tertekan, yang kehilangan hampir setengah nilainya selama 30 hari terakhir.

Untuk mengimbangi dampak buruk dari penurunan harga aset, BitMine secara efektif melakukan rebranding dari perusahaan pemegang pasif ETH menjadi penghasil imbal hasil aktif.

Pada 21 November, perusahaan mengumumkan peluncuran “Made in America Validator Network” (MAVAN). Infrastruktur staking yang ditegaskan ini dijadwalkan akan aktif pada awal 2026.

Sementara itu, perusahaan mengkonfirmasi bahwa mereka telah memilih tiga mitra pilot untuk menguji operasi staking mereka.

“Kami berencana bermitra dengan satu atau lebih dari mitra pilot ini serta penyedia infrastruktur kelas dunia untuk meningkatkan jaringan “Made in America Validator Network” (MAVAN) kami pada kuartal mendatang…kami percaya membangun destinasi utama untuk Ether yang di-stake secara native dan bangga membangunnya bersama mitra terbaik. Dalam skala besar, kami percaya strategi ini akan melayani kepentingan terbaik jangka panjang pemegang saham kami,” ujar Lee.

Dengan melakukan stake pada 3,5 juta ETH-nya, BitMine bisa secara teoritis menghasilkan pendapatan tahunan yang substansial dari imbalan jaringan. Hal ini akan menciptakan dasar arus kas yang tidak dimiliki strategi kepemilikan murni.

Selain itu, perusahaan mendeklarasikan dividen tahunan sebesar US$0,01 per saham, menempatkan dirinya sebagai treasury crypto berkapitalisasi besar pertama yang mengembalikan modal secara langsung kepada investor.

Cardano Cepat Pulih dari Chain Split yang Disebabkan oleh AI

23 November 2025 at 21:38

Cardano menghadapi pertanyaan baru tentang ketahanan jaringan setelah adanya transaksi yang salah membentuk memicu pemisahan chain sementara minggu ini.

Seorang pengembang X bernama samaran, Homer J, menyebabkan insiden pada 21 November dan mengungkapkan bahwa dia mengandalkan alat kecerdasan buatan.

Mengapa Cardano Mengalami Split Chain Sementara

Sang pengembang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki niat jahat dan tindakan tersebut adalah “tantangan pribadi yang gagal.”

“Saya tidak menjual Ada sebelum ‘eksperimen di produksi’ saya yang berantakan, atau shorting (bahkan tidak tahu bagaimana melakukannya) atau bekerja dengan siapa pun dalam hal ini atau merencanakannya dengan lama dan serius. Saya memiliki banyak hal yang dipertaruhkan sebagai konsekuensi dari tindakan saya. Maaf, komunitas Cardano, saya sungguh meminta maaf,” ucap pengembang tersebut.

Dalam penjelasan pasca-insiden, Intersect, sebuah organisasi di dalam ekosistem Cardano, menyatakan hash terlalu besar menyebabkan cacat ini dengan melewati pemeriksaan validasi awal.

Ini menciptakan sebuah fork sementara antara chain yang membawa transaksi beracun dan chain kedua yang sehat.

“Meskipun protokol inti Cardano tetap kuat, kerentanan kasus batas ini memberikan jalur untuk gangguan. Transaksi tersebut dirancang secara spesifik untuk memicu bug ini di mainnet setelah ditemukan sebelumnya di jaringan Preview, menciptakan ketidaksetujuan konsensus antara node yang telah memproses transaksi dan yang belum,” terang Intersect.

Intersect mengatakan bug tersebut telah terselubung selama bertahun-tahun oleh versi ledger lama dan alat transaksi standar.

Itu baru muncul di rilis node terbaru yang dikombinasikan dengan metode pengiriman khusus.

Walaupun pemisahan menyebabkan banyak wallet dan decentralized application menjadi tidak beroperasi, produksi blok tetap berjalan.

“Penting untuk dicatat bahwa jaringan tidak berhenti. Produksi blok berlanjut di kedua chain sepanjang insiden, dan setidaknya beberapa transaksi identik muncul di kedua chain,” jelas Intersect.

Setelah insiden tersebut, operator staking pool diberi instruksi untuk mengunduh rilis node terbaru, yang memungkinkan ekosistem mengkonsolidasikan dua chain kembali menjadi satu sejarah kanonikal.

Sementara itu, pendiri blockchain Cardano Charles Hoskinson memberi petunjuk bahwa pelaku dapat menghadapi konsekuensi hukum atas tindakannya.

“Cardano bekerja begitu cepat sehingga kami melakukan fork, memperbaiki, dan menangkap orang tersebut dalam satu hari. Dia cukup aktif di discord Fake Fred. Ini sangat pribadi dan sekarang dia mencoba untuk menarik kembali karena dia tahu bahwa FBI sudah terlibat,” ujar Hoskinson.

Teknologi Cardano Dapat Pujian

Respon teknologi Cardano terhadap insiden tersebut mendapatkan pujian tak terduga dari luar komunitasnya.

Pada 23 November, co-founder Solana Anatoly Yakovenko memuji desain konsensus Cardano sambil memuji respon jaringan terhadap masalah ini.

Jaringan Solana adalah salah satu saingan terbesar Cardano, dan keduanya sering bersaing untuk perhatian pengembang dan investor.

I am gonna go out on a limb and actually say this is pretty cool. Nakamoto style consensus without proof of work is extremely hard to build. The protocol functioned as designed in the presence of bugs. https://t.co/K3WO0BE7Cf

— toly 🇺🇸 (@aeyakovenko) November 23, 2025

Yakovenko menuturkan bahwa menjaga kontinuitas jaringan tanpa proof-of-work adalah “sangat sulit,” dan berpendapat bahwa protokol berfungsi sesuai dengan tujuan di bawah tekanan.

Komentar tersebut menonjol dalam industri di mana ekosistem saingan jarang memuji arsitektur satu sama lain.

Pengembang dan operator Cardano menganggap pengakuan tersebut sebagai validasi kemampuan jaringan untuk menahan kegagalan kasus batas tanpa gangguan luas.

“Semua ini hanya mungkin karena Ouroboros, konsensus gaya Nakamoto kami, dan cara komunitas, SPO, dan tim pengembang semua bekerja sama,” ujar Dori, seorang Cardano Drep, mengatakan.

Received — 23 November 2025 BeInCrypto Indonesia

ETF Dogecoin dan XRP dari Grayscale Siap Debut di NYSE pada 24 November

23 November 2025 at 02:26

Grayscale akan memperkenalkan produk exchange-traded fund baru yang terkait dengan Dogecoin dan XRP pada 24 November setelah mendapatkan persetujuan untuk mencatatkan kedua kendaraan tersebut di Bursa Efek New York.

Grayscale Dogecoin Trust ETF (GDOG) dan Grayscale XRP Trust ETF (GXRP) akan debut sebagai ETP spot yang memegang token dasar masing-masing.

Grayscale Tambah Deretan ETF Dengan Dogecoin dan XRP

Perusahaan ini mengonversi trust privat yang ada menjadi ETF yang sepenuhnya tercatat, langkah yang mewakili peristiwa likuiditas besar bagi investor saat ini.

GXRP akan memasuki pasar yang sudah mencakup produk spot dari Canary Capital dan Bitwise.

Fund tersebut telah menarik sekitar US$422 juta dalam aliran masuk gabungan selama dua minggu pertama perdagangan mereka, menandakan minat awal institusional pada produk terkait XRP.

Inflow Harian ETF XRP Sejak Diluncurkan | Sumber: SoSoValue

Di sisi lain, GDOG akan menjadi salah satu ETF Dogecoin pertama yang tersedia untuk investor AS.

Dogecoin, yang awalnya merupakan meme token, telah tumbuh menjadi cryptocurrency terbesar kesembilan berdasarkan kapitalisasi pasar. Pengikut ritel yang kuat membuatnya menjadi salah satu aset digital yang paling sering diperdagangkan dan dibicarakan, tren yang diharapkan Grayscale akan mendukung permintaan ETF.

Mempertimbangkan hal ini, analis Bloomberg Intelligence Eric Balchunas berujar bahwa produk ini dapat menarik volume hingga US$11 juta pada hari perdagangan pertamanya.

Grayscale Dogecoin ETF $GDOG approved for listing on NYSE, scheduled to begin trading Monday. Their XRP spot is also launching on Monday. $GLNK coming soon as well, week after I think pic.twitter.com/c6nKUeDrtI

— Eric Balchunas (@EricBalchunas) November 21, 2025

Peluncuran GDOG dan GXRP memperluas jenis ETF kripto yang tersedia di pasar AS, memperluas ekspansi industri di luar produk Bitcoin dan Ethereum yang mendominasi gelombang persetujuan awal.

Kedatangan mereka juga mencerminkan perubahan kondisi regulasi di Washington.

Kedua persetujuan tersebut adalah bagian dari percepatan pengawasan aset digital di bawah Ketua Securities and Exchange Commission (SEC) Paul Atkins.

Sejak menjabat, Atkins telah mengarahkan agensi menjauh dari pendekatan “regulasi dengan penegakan” dan menuju kerangka kerja yang berfokus pada pengungkapan.

Melalui inisiatifnya “Proyek Kripto”, ia memberi sinyal bahwa SEC terbuka untuk meninjau produk aset digital yang patuh, membuka jalan bagi penerbit yang ingin mencatatkan ETF baru.

Solana Pertimbangkan Memotong Emisi SOL Senilai US$3 Miliar dalam Perubahan Ekonomi Terbesarnya

22 November 2025 at 22:45

Solana mempertimbangkan perubahan radikal dalam model ekonominya yang akan menghilangkan sekitar 22,3 juta SOL (US$2,9 miliar) dari perkiraan emisi selama enam tahun ke depan.

Akibatnya, proposal ini akan mempercepat transisi blockchain menuju lingkungan inflasi rendah.

Rencana Solana Memperketat Pasokan Berisiko Menekan Hampir 50 Validator

Tindakan ini, secara resmi berjudul SIMD-0411, mengusulkan untuk menggandakan tingkat disinflasi tahunan jaringan Solana dari 15% menjadi 30%.

“Menggandakan tingkat disinflasi memerlukan modifikasi satu parameter, menjadikannya perubahan protokol termudah yang memberikan pengurangan inflasi yang berarti. Penyesuaian ini tidak akan mengkonsumsi sumber daya inti pengembang. Risiko untuk memperkenalkan bug atau kasus tepi tidak terduga sangat minim,” ujar para penulis.

Jika disetujui, Solana akan mencapai target inflasi “terminal” sebesar 1,5% dalam waktu sekitar tiga tahun, yaitu pada tahun 2029. Yang patut dicatat, tonggak itu awalnya dijadwalkan pada tahun 2032.

Pendukung menggambarkan jadwal emisi saat ini sebagai “ember bocor” yang terus menerus mengurangi holder dan menciptakan tekanan jual yang persisten.

Dengan memperketat pasokan, jaringan berharap meniru mekanisme kelangkaan yang secara historis menguntungkan Bitcoin dan Ethereum.

“Model kami menunjukkan bahwa, selama 6 tahun ke depan, total pasokan akan menjadi sekitar 3,2% lebih rendah (pengurangan 22,3 juta SOL) dibandingkan dengan jadwal inflasi saat ini. Dengan harga SOL saat ini, ini setara dengan emisi yang berkurang sekitar US$2,9 miliar. Emisi berlebihan menciptakan tekanan harga turun yang persisten, mendistorsikan sinyal pasar, dan menghambat perbandingan harga yang adil,” tulis mereka.

Proposal Disinflasi Solana | Sumber: Solana Floor

Selain dukungan harga, rencana ini berupaya merombak struktur insentif untuk decentralized finance (DeFi).

Selain itu, proposal ini berargumen bahwa inflasi tinggi mencerminkan suku bunga tinggi dalam keuangan tradisional, meningkatkan tolok ukur “bebas risiko” dan mencegah pinjaman.

Dengan mempertimbangkan hal ini, Solana bertujuan untuk memindahkan modal dari validasi pasif ke penyediaan likuiditas aktif dengan menekan hasil staking nominal. Hasil tersebut diproyeksikan turun dari 6,41% menjadi 2,42% pada tahun ketiga.

Solana's Staking Reward and Inflation Rate.
Imbalan Staking dan Tingkat Inflasi Solana | Sumber: Staking Rewards

Namun, pergeseran ke “uang keras” ini membawa risiko operasional.

Pengurangan subsidi akan memperketat margin validator.

Proposal memperkirakan hingga 47 validator bisa menjadi tidak menguntungkan dalam waktu tiga tahun karena imbalan mengering. Namun, para penulis mendeskripsikan tingkat perputaran ini sebagai minimal.

Meski begitu, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah jaringan akan terkonsolidasi pada operator yang lebih besar dan lebih berkapitalisasi yang dapat bertahan hanya dari biaya transaksi.

Terlepas dari kekhawatiran ini, dukungan awal dari pelaku ekosistem utama menunjukkan bahwa Solana siap menukar pertumbuhan bersubsidi untuk stabilitas yang lebih besar. Pergeseran ini mencerminkan langkah menuju memposisikan jaringan sebagai kelas aset yang lebih matang dan berfokus pada kelangkaan.

❌