Normal view

Do Kwon Dihukum 15 Tahun, 10 Tahun Lebih Ringan dari SBF—Ini Alasannya

12 December 2025 at 10:08

Co-founder Terraform Labs, Do Kwon, dihukum 15 tahun penjara federal pada Kamis karena melakukan penipuan aset kripto senilai US$40 miliar—hukuman yang lebih ringan dibanding 25 tahun penjara bagi pendiri FTX Sam Bankman-Fried (SBF) tahun lalu, meski penipuan Kwon menyebabkan kerugian hampir empat kali lipat lebih besar.

Perbedaan hukuman ini menunjukkan bagaimana perilaku di pengadilan, penyesalan, dan kerja sama dengan otoritas bisa sangat memengaruhi hasil pada kasus kejahatan kerah putih profil tinggi.

Kesimpulan

Hakim Distrik AS, Paul Engelmayer, yang memimpin kasus Kwon di Pengadilan Distrik Selatan New York, menyebut kejatuhan Terra-Luna sebagai “penipuan berskala epik sepanjang generasi.” Ia menolak rekomendasi jaksa selama 12 tahun sebagai “terlalu ringan secara tidak masuk akal” dan permintaan tim pembela selama lima tahun sebagai “benar-benar tak terpikirkan dan sangat tidak masuk akal.”

“Tindak pidana Anda menyebabkan orang-orang sungguhan kehilangan US$40 miliar uang nyata, bukan hanya kerugian di atas kertas,” ujar Engelmayer kepada Kwon, sambil menyampaikan bahwa bisa saja ada hingga satu juta korban di seluruh dunia.

Di sisi lain, Hakim Lewis Kaplan menjatuhkan hukuman 25 tahun kepada SBF pada Maret 2024 untuk penipuan senilai US$11 miliar, dengan alasan terdakwa memiliki “kelenturan luar biasa terhadap kebenaran,” serta “tidak tampak menunjukkan penyesalan sesungguhnya.”

Kenapa Ada Perbedaan?

Pengakuan Bersalah vs. Sidang Pengadilan

Kwon mengaku bersalah pada Agustus 2025 atas dakwaan konspirasi dan penipuan, serta mengakui bertanggung jawab karena menyesatkan investor mengenai mekanisme stabilitas TerraUSD. Dalam surat ke pengadilan, ia menulis: “Saya sendiri yang bertanggung jawab atas rasa sakit semua orang. Komunitas melihat saya untuk mencari jalan, dan karena kesombongan saya, saya menyesatkan mereka.”

Sementara itu, SBF memilih menghadapi persidangan dan terus menyatakan dirinya tidak bersalah. Ia berargumen bahwa FTX hanya mengalami “krisis likuiditas” dan bukan melakukan penipuan. Juri hanya memerlukan waktu empat jam untuk memutuskan bersalah atas semua tujuh tuduhan kepadanya.

Tata Tertib di Ruang Sidang

Hakim Kaplan menemukan bahwa SBF sudah melakukan sumpah palsu setidaknya tiga kali selama memberikan kesaksian. Kaplan menyebut sikap SBF di persidangan sebagai yang paling “menghindar” yang pernah ia temui selama hampir 30 tahun menjadi hakim. “Saat ia tidak berbohong secara terbuka, ia sering menghindar, membelokkan jawaban, serta mengulur-ulur jawaban,” terang Kaplan.

Hakim juga menemukan bahwa SBF mencoba mempengaruhi saksi sebelum persidangan. Ia mengirim pesan kepada mantan konselor umum FTX, Ryne Miller, yang menyarankan agar mereka “meninjau sesuatu bersama.”

Berbeda dengan SBF, Kwon mendengarkan pernyataan korban—ada 315 surat yang masuk ke pengadilan—dan meminta maaf secara langsung. “Mendengar dari para korban sangat menyayat hati dan kembali mengingatkan saya atas kerugian besar yang telah saya sebabkan,” ucap Kwon kepada Hakim Engelmayer.

Potensi Risiko Hukum di Masa Depan

Salah satu faktor penting dalam penjatuhan hukuman Kwon adalah ia masih menunggu proses hukum di Korea Selatan. Dia menghadapi dakwaan yang bisa membuatnya dihukum tambahan hingga 40 tahun penjara. Hakim Engelmayer secara eksplisit mempertimbangkan hal itu dalam menjatuhkan hukuman. Kwon kemungkinan akan diekstradisi ke Korea Selatan untuk diadili setelah menjalani masa hukuman di AS.

SBF tidak menghadapi kasus hukum serupa di negara lain, sehingga hukuman 25 tahun penjara di AS menjadi hukuman utama baginya. Meski begitu, ia sedang berupaya membatalkan vonisnya. Pada November 2025, tim hukum SBF mengajukan banding, dengan argumen bahwa ia “sudah dianggap bersalah” sejak sebelum persidangan dimulai. Pengacaranya, Alexandra Shapiro, mengklaim pengadilan menolak bukti penting yang seharusnya membuktikan FTX masih solvent dan membiarkan perlakuan berat sebelah selama proses hukum. Pengadilan Sirkuit Kedua diperkirakan perlu beberapa bulan sebelum mengeluarkan keputusan.

Do KwonSam Bankman-Fried
Hukuman15 tahun25 tahun
Perkiraan KerugianUS$40 miliarUS$11 miliar
PembelaanMengaku bersalahVonis di persidangan
PenyesalanMeminta maaf ke korbanTidak menunjukkan penyesalan
Sumpah PalsuTidak ada3 kali
Intervensi SaksiTidak adaAda
Tuduhan TambahanBisa sampai 40 tahun lagi di Korea SelatanTidak ada
Sumber: BeInCrypto

Gambaran Besar

Kedua kasus ini sama-sama menjadi momen penting dalam penegakan hukum aset kripto. Jaksa menuturkan bahwa kerugian akibat Kwon jauh melebihi kerugian yang disebabkan oleh SBF, co-founder OneCoin Karl Sebastian Greenwood, dan mantan CEO Celsius Alex Mashinsky jika digabungkan.

Hasil sidang ini menjadi pesan tegas untuk industri aset kripto: kerja sama serta penyesalan yang tulus dapat secara signifikan mengurangi masa hukuman.

Kwon sudah setuju untuk menyerahkan US$19,3 juta sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya. Ia juga diperintahkan membayar denda US$80 juta dan menerima larangan seumur hidup untuk bertransaksi aset kripto berdasarkan penyelesaian dengan SEC tahun 2024.

Permintaan Kwon untuk menjalani hukuman di Korea Selatan ditolak.

Game of Prediction Thrones: Coinbase, Crypto.com, Gemini Ikut Bergabung dalam Pertarungan

12 December 2025 at 08:18

Coinbase, exchange aset kripto terbesar di Amerika Serikat, sedang bersiap meluncurkan prediction market dan ekuitas ter-tokenisasi, sementara Gemini sudah mendapatkan persetujuan regulasi.

Kalshi dan Crypto.com membentuk sebuah koalisi industri. Changpeng Zhao menargetkan 220 juta pengguna melalui BNB Chain. Perang di antara para raksasa untuk merebut tahta prediction market senilai US$15 miliar telah resmi dimulai.

Coinbase Ungkap Kartu Kunci dalam Strategi “Everything App”

Coinbase dilaporkan berencana mengumumkan secara resmi layanan prediction market dan ekuitas ter-tokenisasi pada sebuah showcase tanggal 17 Desember. Saham ter-tokenisasi ini akan diluncurkan secara internal, bukan lewat mitra.

📢 𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐈𝐍: $COIN Coinbase Ready to Launch Prediction Markets, Tokenized Stocks – Bloomberg pic.twitter.com/D9Yws3pzun

— Hardik Shah (@AIStockSavvy) December 11, 2025

Petinggi Coinbase sebelumnya juga menunjukkan minat masuk ke bisnis ini, namun belum ada pengumuman resmi. Tapi, ekspektasi publik makin tinggi setelah beredar screenshot yang mengisyaratkan fitur terkait di jejaring sosial X dalam beberapa pekan terakhir. Seorang juru bicara Coinbase menolak mengomentari rencana spesifik, hanya menyampaikan: “Ikuti siaran langsung tanggal 17 Desember untuk mengetahui produk baru yang akan dirilis Coinbase.”

Langkah ini merupakan bagian dari strategi lanjutan Coinbase untuk menjadi “segala aplikasi“, yang bertujuan memberi akses luas ke berbagai aset dan pasar bagi trader, sembari mengikuti pesaing yang memperluas penawarannya. Robinhood sudah meluncurkan produk prediction market Kalshi awal tahun ini, dan baik Robinhood maupun Kraken menyediakan saham AS dan ETF ter-tokenisasi di luar Amerika Serikat.

Perdagangan ekuitas ter-tokenisasi kini berkembang pesat. Data rwa.xyz menunjukkan, volume transfer bulanan naik 32% dalam 30 hari terakhir menjadi US$1,45 miliar.

Koalisi Industri CPM Diluncurkan: “Sebuah Suara Bersatu Itu Penting”

Di hari yang sama, Kalshi dan Crypto.com mengumumkan pembentukan Coalition for Prediction Markets (CPM), aliansi nasional operator prediction market. Coinbase, Robinhood, serta Underdog—platform gim olahraga—ikut sebagai anggota pendiri.

Matt David, anggota dewan eksekutif CPM, menegaskan: “Amerika Serikat adalah frontier terbesar bagi prediction market, dan momentum yang terlihat saat ini membuat suara seragam di industri ini tidak hanya penting, tapi juga sangat diperlukan,” papar Matt David.

Koalisi ini akan fokus memperkuat kerangka federal prediction market, membangun standar integritas nasional untuk mengurangi trading orang dalam, serta mendorong perlawanan terhadap regulasi berlebihan di tingkat negara bagian.

Sara Slane, kepala pengembangan korporat di Kalshi dan anggota eksekutif koalisi, menyampaikan: “Kami menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja sama dengan CFTC karena prediction market wajib beroperasi dengan perlindungan federal yang kuat agar mencegah trading orang dalam, melindungi konsumen, dan memastikan pasar ini tetap transparan serta bebas korupsi,” tutur Sara Slane. Koalisi menuturkan ada lebih banyak perusahaan yang sedang dalam pembicaraan untuk bergabung.

Gemini Kantongi Persetujuan CFTC dan Saham Naik 28%

Exchange Gemini, yang didirikan oleh Winklevoss bersaudara, juga ikut masuk ke arena prediction market. Gemini Space Station Inc. baru saja mendapatkan izin dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) untuk membuka exchange derivatif.

Izin ini memungkinkan Gemini menyediakan layanan trading kontrak peristiwa bagi pelanggan AS yang sudah ada lewat website dan aplikasi mobile mereka. Dalam dokumen pengajuan IPO, Gemini sempat memasukkan prediction market tentang “prediksi ekonomi, finansial, politik, dan olahraga” dalam daftar produk yang diminati.

Gemini menyatakan pihaknya “akan mempertimbangkan perluasan layanan derivatif untuk pelanggan AS, termasuk crypto futures, opsi, dan kontrak perpetual.” Setelah pengumuman perolehan izin, harga saham Gemini melonjak sampai 28% dalam perdagangan after-hours.

Persetujuan ini menjadi langkah terbaru regulator di bawah kepemimpinan Sementara Caroline Pham, yang menegaskan dirinya sebagai pendukung industri aset digital dan sudah melakukan berbagai upaya untuk memajukan perdagangan kripto di platform yang diawasi CFTC. Pham juga mengumumkan bahwa Tyler Winklevoss akan ikut dalam CEO Innovation Council CFTC, bersama beberapa nama lain seperti pendiri Polymarket Shayne Coplan, Chairman dan CEO CME Group Terry Duffy, serta co-founder Kalshi Tarek Mansour.

CZ Melangkah ke Panggung Utama Pasar Prediksi

Pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), juga memperluas wilayah prediction market miliknya. Pada 4 Desember, CZ memposting di X tentang prediction market baru yang hadir di BNB Chain. Fitur utamanya adalah dana pengguna akan menghasilkan yield sambil menanti hasil. Platform ini didukung YZiLabs (dulu Binance Labs), yang mengelola aset lebih dari US$10 miliar dan telah berinvestasi di lebih dari 300 proyek di seluruh dunia.

Sehari sebelumnya, Trust Wallet milik CZ meluncurkan fitur Predictions. Protokol prediction market Web3 Myriad menjadi mitra integrasi pertama sehingga pengguna bisa bertaruh pada politik, olahraga, dan tren pasar langsung dari aplikasi. Saat ini, jumlah pengguna Trust Wallet sudah mencapai 220 juta.

BNB Chain telah menyelesaikan integrasi dengan Polymarket pada Oktober, dan Opinion Labs, penyedia prediction market yang didukung YZiLabs, sudah meluncurkan mainnet mereka. Opinion Labs mengamankan investasi jutaan dolar di ajang Binance Blockchain Week. Mereka juga meraih pendanaan awal sebesar US$5 juta di Q1 2025, dipimpin YZiLabs dan diikuti Animoca Ventures serta Amber Group.

Trump Media Ikut Masuk Persaingan Lewat Truth Predict

Trump Media & Technology Group, perusahaan media sosial milik mantan Presiden Donald Trump, juga akan masuk bisnis prediction market. Perusahaan ini berencana meluncurkan “Truth Predict” di platform Truth Social mereka, sehingga pengguna bisa bertaruh untuk berbagai peristiwa mulai dari pemilihan politik hingga perubahan tingkat inflasi.

Truth Predict akan memanfaatkan Crypto.com Derivatives North America untuk memproses taruhan, serta menyediakan taruhan harga komoditas dan event di semua liga olahraga utama. Uji coba awal akan dimulai “dalam waktu dekat”, setelah itu dilanjutkan peluncuran secara penuh di AS dan ekspansi ke pasar global.

Devin Nunes, CEO Trump Media sekaligus mantan anggota kongres dari Partai Republik, menyampaikan: “Terlalu lama, para elit global telah mengontrol erat pasar ini. Dengan Truth Predict, kami mendemokratisasi informasi sekaligus memberdayakan warga Amerika biasa agar mampu memanfaatkan kebijaksanaan massa,” terang Devin Nunes.

Perebutan Tahta US$15 Miliar

Pasar prediksi meledak sejak pengadilan federal membatalkan larangan taruhan pemilu tahun lalu. Volume trading notional mingguan di Polymarket dan Kalshi telah melampaui puncak yang tercapai saat pemilu presiden AS tahun lalu dan kini mencatat rekor baru.

Minat investor melonjak pesat. Valuasi Kalshi lebih dari dua kali lipat setelah putaran pendanaan terbarunya, menjadi US$11 miliar. Polymarket dikabarkan sedang berupaya menggalang dana dengan valuasi hingga US$15 miliar.

Bursa keuangan tradisional, seperti CME Group dan Intercontinental Exchange, juga mencari cara untuk masuk ke pasar ini. Volume transfer bulanan untuk ekuitas ter-tokenisasi naik 32% dalam 30 hari terakhir menjadi US$1,45 miliar.

Namun, ketidakpastian regulasi masih menjadi tantangan. Kalshi mengajukan gugatan pada bulan Oktober terhadap komisi perjudian New York, dengan menyatakan bahwa lembaga negara tersebut melebihi kewenangannya karena mencoba mengatur operasi taruhan olahraga yang menjadi wewenang federal saja. Taruhan olahraga masih ilegal di hampir belasan negara bagian AS, dan gugatan terkait legalitas pasar prediksi pun terus bertambah.

Coinbase, Gemini, BNB Chain milik CZ, dan koalisi industri yang baru terbentuk — persaingan para raksasa untuk memperebutkan tahta US$15 miliar baru saja dimulai.

JP Morgan Bawa Commercial Paper ke Solana untuk Pertama Kalinya dalam Sejarah

12 December 2025 at 07:26

JP Morgan telah berhasil mengatur salah satu penerbitan utang pertama yang pernah ada di public blockchain, dengan mengeksekusi penawaran Commercial Paper AS untuk Galaxy Digital Holdings LP di jaringan Solana.

Transaksi yang diumumkan pada 11 Desember ini dibeli oleh Coinbase dan Franklin Templeton, di mana seluruh penyelesaian dilakukan menggunakan stablecoin USDC milik Circle—ini merupakan yang pertama di pasar commercial paper.

Wall Street sudah tidak lagi bereksperimen

Kesepakatan ini menjadi langkah besar dari strategi blockchain JP Morgan sebelumnya, yang sebelumnya hanya mengandalkan jaringan privat Onyx dan JPM Coin miliknya. Dengan memilih infrastruktur publik milik Solana, raksasa Wall Street ini secara efektif telah memvalidasi kemampuan jaringan Solana untuk menangani produk keuangan tingkat institusi.

“This issuance is a clear example of how public blockchains can improve the way capital markets operate,” ujar Jason Urban, Global Head of Trading di Galaxy. Sementara itu, Head of Innovation Franklin Templeton, Sandy Kaul menambahkan bahwa institusi kini tidak sekadar bereksperimen dengan blockchain—mereka “benar-benar bertransaksi di atasnya dalam skala besar.”

JP Morgan bertindak sebagai Arranger, dengan membuat token USCP on-chain sekaligus memfasilitasi penyelesaian delivery-versus-payment (DVP). Model DVP ini menghilangkan risiko pihak lawan karena aset dan pembayaran dilakukan secara bersamaan—fitur ini sangat penting untuk adopsi di level institusi. Galaxy Digital Partners LLC berperan sebagai Structuring Agent, yang juga menjadi penerbitan commercial paper pertama oleh Galaxy.

Coinbase menjalankan dua peran sekaligus, sebagai investor dan penyedia infrastruktur, dengan menyediakan layanan kustodi private key, layanan wallet, serta kemampuan on-ramp dan off-ramp USDC. Kolaborasi antara keuangan tradisional dan perusahaan asli aset kripto ini menandakan ekosistem yang mulai matang dan siap untuk diadopsi arus utama.

Kenapa Solana dan USDC

Pemilihan Solana mencerminkan keunggulan teknisnya: kecepatan, skalabilitas, dan biaya transaksi yang rendah. Kemampuan Solana untuk memproses ribuan transaksi per detik sangat cocok bagi operasional institusi yang membutuhkan efisiensi dan keandalan. Walaupun Ethereum masih menjadi jaringan utama dalam tokenisasi, efisiensi biaya Solana membuatnya lebih unggul untuk aplikasi keuangan dengan frekuensi tinggi dan sensitif terhadap biaya.

Stablecoin USDC milik Circle juga memegang peran kunci. Berdasarkan laporan resmi Circle, USDC telah mendukung transfer nilai lebih dari US$850 miliar secara global, serta mendukung penyelesaian transaksi secara real-time untuk operasi keuangan yang patuh regulasi. Penggunaan USDC sebagai mata uang penyelesaian instrumen utang tradisional ini adalah terobosan besar untuk utilitas stablecoin.

Keuangan Kuat Mendukung Kesepakatan

Transaksi ini memperkuat kemampuan pendanaan jangka pendek Galaxy di tengah kinerja keuangan yang kuat. Perusahaan melaporkan EBITDA yang disesuaikan sebesar US$629 juta untuk kuartal ketiga tahun 2025—yang merupakan rekor kuartalan. Pada 30 Juni 2025, Galaxy memiliki ekuitas sebesar US$2,6 miliar dan kas serta stablecoin senilai US$1,2 miliar. Kondisi ini membuat Galaxy makin siap memperluas jalur pendanaan berbasis blockchain.

JP Morgan berperan besar menambah kredibilitas. JP Morgan tercatat memiliki aset under custody sebesar US$40,1 triliun, simpanan US$1,11 triliun, dan operasi yang tersebar di lebih dari 100 negara. Dukungan bank ini terhadap infrastruktur public blockchain punya pengaruh besar bagi institusi lain yang mengamati.

SOL tetap stabil meski ada berita bersejarah

Meski transaksi ini menjadi tonggak sejarah, native token Solana, SOL, menunjukkan reaksi harga yang terbatas. Sampai 12 Desember, SOL diperdagangkan sekitar US$136, turun 2,25% dalam sepekan terakhir. Token ini sempat naik di atas US$145 pada 9–10 Desember sebelum kembali terkoreksi ke level saat ini.

Sumber: BeInCrypto

Respons pasar yang tenang ini bisa jadi mencerminkan sifat pasar yang biasanya menatap ke depan—adopsi institusi memang sudah lama dinantikan. Selain itu, kondisi pasar yang lebih luas dan aksi ambil untung setelah kenaikan harga baru-baru ini mungkin juga menutupi kabar positif ini.

Do Kwon Gets 15 Years, 10 Less Than SBF—Here’s Why

12 December 2025 at 10:08

Terraform Labs co-founder Do Kwon was sentenced to 15 years in federal prison on Thursday for orchestrating a $40 billion cryptocurrency fraud—a sentence notably lighter than the 25 years handed to FTX founder Sam Bankman-Fried (SBF) last year, despite Kwon’s fraud causing nearly four times the financial damage.

The sentencing disparity highlights how courtroom behavior, remorse, and cooperation with authorities can dramatically influence outcomes in high-profile white-collar cases.

The Verdicts

US District Judge Paul Engelmayer, presiding over Kwon’s case in the Southern District of New York, described the Terra-Luna collapse as “a fraud on an epic, generational scale.” He rejected both the prosecution’s recommendation of 12 years as “unreasonably lenient” and the defense’s request for five years as “utterly unthinkable and wildly unreasonable.”

“Your offense caused real people to lose $40 billion in real money, not some paper loss,” Engelmayer told Kwon, noting there may have been as many as one million victims worldwide.

By contrast, Judge Lewis Kaplan sentenced SBF to 25 years in March 2024 for an $11 billion fraud, citing the defendant’s “exceptional flexibility with the truth” and “apparent lack of any real remorse.”

Why the Difference?

Guilty Plea vs. Trial

Kwon pleaded guilty in August 2025 to conspiracy and wire fraud charges, accepting responsibility for misleading investors about TerraUSD’s stability mechanisms. In a letter to the court, he wrote: “I alone am responsible for everyone’s pain. The community looked to me to know the path, and I, in my hubris, led them astray.”

SBF, on the other hand, went to trial and maintained his innocence throughout. He argued that FTX was merely experiencing a “liquidity crisis” rather than outright fraud. The jury took just four hours to convict him on all seven counts.

Courtroom Conduct

Judge Kaplan found that SBF committed perjury at least three times during his testimony. Kaplan called SBF’s performance on the stand the most “evasive” he had witnessed in nearly 30 years on the bench. “When he wasn’t outright lying, he was often evasive, hairsplitting, dodging questions,” Kaplan said.

The judge also found that SBF had attempted to tamper with witnesses before trial. He sent messages to former FTX general counsel Ryne Miller suggesting they “vet things with each other.”

Kwon, by contrast, listened to victim impact statements—315 letters submitted to the court—and apologized directly. “Hearing from victims was harrowing and reminded me again of the great losses that I have caused,” he told Judge Engelmayer.

Future Legal Exposure

A critical factor in Kwon’s sentencing was his pending prosecution in South Korea. He faces charges that could result in up to 40 additional years in prison. Judge Engelmayer explicitly considered this when crafting the sentence. Kwon will likely be extradited to face trial in his home country after serving his US term.

SBF faces no comparable foreign legal jeopardy, making his 25-year US sentence his primary punishment. However, he is actively fighting to overturn his conviction. In November 2025, SBF’s legal team filed an appeal, arguing that he was “presumed guilty” before his trial even began. His attorney, Alexandra Shapiro, claims the court blocked key evidence proving FTX’s solvency and allowed biased treatment throughout the proceedings. The Second Circuit is expected to take several months to issue a ruling.

Do KwonSam Bankman-Fried
Sentence15 years25 years
Estimated Loss$40 billion$11 billion
PleaGuilty pleaTrial conviction
RemorseApologized to victimsNo remorse shown
PerjuryNone3 counts found
Witness TamperingNoneYes
Additional ChargesUp to 40 years in South KoreaNone
Source: BeInCrypto

The Bigger Picture

Both cases represent landmark moments in cryptocurrency enforcement. Prosecutors noted that Kwon’s losses exceeded those caused by SBF, OneCoin co-founder Karl Sebastian Greenwood, and former Celsius CEO Alex Mashinsky combined.

The sentencing outcomes send a clear message to the crypto industry: cooperation and genuine remorse can meaningfully reduce prison time.

Kwon has agreed to forfeit $19.3 million as part of his plea deal. He was also ordered to pay an $80 million fine and to receive a lifetime ban on cryptocurrency transactions as part of his 2024 SEC settlement.

His request to serve his sentence in South Korea was denied.

The post Do Kwon Gets 15 Years, 10 Less Than SBF—Here’s Why appeared first on BeInCrypto.

Game of Prediction Thrones: Coinbase, Crypto.com, Gemini Join the Battle

12 December 2025 at 08:18

Coinbase, the largest cryptocurrency exchange in the United States, is preparing to launch prediction markets and tokenized equities, while Gemini has secured regulatory approval.

Kalshi and Crypto.com have formed an industry coalition. Changpeng Zhao is targeting 220 million users through BNB Chain. The war among giants for the throne of the $15 billion prediction market has officially begun.

Coinbase Reveals Key Card in “Everything App” Strategy

Coinbase reportedly plans to officially announce prediction markets and tokenized equity services at a showcase on December 17. The tokenized stocks will be launched in-house, not through partners.

📢 𝐉𝐔𝐒𝐓 𝐈𝐍: $COIN Coinbase Ready to Launch Prediction Markets, Tokenized Stocks – Bloomberg pic.twitter.com/D9Yws3pzun

— Hardik Shah (@AIStockSavvy) December 11, 2025

Coinbase executives have previously expressed interest in entering these businesses but had not made official announcements. However, expectations have been building as screenshots hinting at related functionality have circulated on social network X in recent weeks. A Coinbase spokesperson declined to comment on specific plans, stating only: “Tune in to the livestream on Dec. 17 to find out what new products Coinbase is shipping.”

This move is part of Coinbase’s ongoing “everything app” strategy, designed to provide traders with access to a broad range of assets and markets while keeping pace with rivals who are diversifying their offerings. Robinhood launched Kalshi’s prediction market products earlier this year, and both Robinhood and Kraken offer tokenized US stocks and ETFs outside the United States.

Trading in tokenized equities is growing rapidly. According to rwa.xyz, monthly transfer volume increased 32% over the last 30 days to $1.45 billion.

Industry Coalition CPM Launches: “A Unified Voice Is Necessary”

On the same day, Kalshi and Crypto.com announced the launch of the Coalition for Prediction Markets (CPM), a national alliance of prediction market operators. Coinbase, Robinhood, and sports gaming platform Underdog joined as founding members.

Matt David, executive board member of CPM, emphasized: “The US is the biggest frontier for prediction markets, and the momentum we’re seeing makes a unified industry voice not just important, but necessary.”

The coalition will focus on strengthening the federal framework for prediction markets, establishing nationwide integrity standards to curb insider trading, and pushing back against state-level regulatory overreach.

Sara Slane, head of corporate development at Kalshi and an executive member of the coalition, stated: “We spent years working with the CFTC because prediction markets must operate with strong federal safeguards that prevent insider trading, protect consumers, and ensure these markets remain transparent and corruption-free.” The coalition said more companies are in talks to join.

Gemini Secures CFTC Approval, Shares Surge 28%

Winklevoss twins-founded exchange, Gemini, has also entered the prediction market battlefield. Gemini Space Station Inc. received approval from the Commodity Futures Trading Commission (CFTC) for a derivatives exchange.

The approval allows Gemini to offer event contract trading services to existing US customers through its website and mobile app. In regulatory filings related to its IPO, Gemini had included prediction markets on “economic, financial, political, and sports forecasts” among its list of products of interest.

Gemini stated it “will explore expanding its derivatives offering for US customers to include crypto futures, options, and perpetual contracts.” Following the approval announcement, Gemini shares surged as much as 28% in extended trading.

The approval is among the latest agency actions under Acting Chairman Caroline Pham, who has positioned herself as a champion of the digital assets industry and has taken numerous steps to advance crypto trading on CFTC-regulated platforms. Pham also announced that Tyler Winklevoss would participate in the agency’s CEO Innovation Council, which will include Polymarket founder Shayne Coplan, CME Group Chairman and CEO Terry Duffy, and Kalshi co-founder Tarek Mansour.

CZ Marches to the Center Stage of Prediction Markets

Binance founder Changpeng Zhao (CZ) is also expanding his prediction market territory. On December 4, CZ posted on X about a new prediction market launching on BNB Chain. A key feature of the platform is that user funds generate yield while awaiting outcomes. The platform is backed by YZiLabs (formerly Binance Labs), which manages over $10 billion in assets and has invested in more than 300 projects globally.

One day earlier, Trust Wallet, owned by CZ, launched its Predictions feature. Web3 prediction market protocol Myriad joined as the first integration partner, enabling users to bet on politics, sports, and market trends within the app. Trust Wallet’s user base stands at 220 million.

BNB Chain completed its integration with Polymarket in October, and Opinion Labs, a prediction market provider backed by YZiLabs, launched its mainnet. Opinion Labs secured a multi-million dollar investment at Binance Blockchain Week. They completed a $5 million seed funding round in Q1 2025, led by YZiLabs with participation from Animoca Ventures and Amber Group.

Trump Media Enters the Fray with Truth Predict

Trump Media & Technology Group, the social media company of former President Donald Trump, is also jumping into the prediction market business. The company plans to launch “Truth Predict” on its Truth Social network, allowing users to bet on events ranging from political elections to changes in the inflation rate.

Truth Predict will use Crypto.com Derivatives North America to process bets and will offer wagers on commodity prices and events across all major sports leagues. Initial testing will begin “in the near future,” followed by a full US launch and eventual global expansion.

Devin Nunes, CEO of Trump Media and a former Republican congressman, stated: “For too long, global elites have closely controlled these markets. With Truth Predict, we’re democratizing information and empowering everyday Americans to harness the wisdom of the crowd.”

The Race for the $15 Billion Throne

Prediction markets have exploded since a federal court dismissed the prohibition on election betting last year. Weekly notional trading volume on Polymarket and Kalshi has surpassed the peak set during last year’s US presidential election, reaching new records.

Investor interest is soaring. Kalshi’s valuation has more than doubled following its recent funding round, reaching $11 billion. Polymarket is reportedly seeking to raise funds at a valuation of up to $15 billion.

Traditional financial exchanges, including CME Group and Intercontinental Exchange, are also exploring ways to enter this market. Monthly transfer volume for tokenized equities increased 32% over the last 30 days to $1.45 billion.

However, regulatory uncertainty remains a challenge. Kalshi filed a lawsuit in October against New York’s gaming commission, alleging that the state agency is overstepping its authority by attempting to regulate sports betting operations that fall exclusively under federal jurisdiction. Sports betting remains illegal in nearly a dozen US states, and lawsuits over the legality of prediction markets are mounting.

Coinbase, Gemini, CZ’s BNB Chain, and the newly formed industry coalition — the game of giants for the $15 billion throne has only just begun.

The post Game of Prediction Thrones: Coinbase, Crypto.com, Gemini Join the Battle appeared first on BeInCrypto.

JP Morgan Brings Commercial Paper to Solana in Historic First

12 December 2025 at 07:26

JP Morgan has successfully arranged one of the first-ever debt issuances on a public blockchain, executing a US Commercial Paper offering for Galaxy Digital Holdings LP on the Solana network.

The transaction, announced December 11, was purchased by Coinbase and Franklin Templeton, with all settlement conducted in Circle’s USDC stablecoin—a first for the commercial paper market.

Wall Street No Longer Experimenting

The deal represents a significant departure from JP Morgan’s previous blockchain strategy, which relied primarily on its private Onyx network and JPM Coin. By choosing Solana’s public infrastructure, the Wall Street giant has effectively validated the network’s capability to handle institutional-grade financial products.

“This issuance is a clear example of how public blockchains can improve the way capital markets operate,” said Jason Urban, Global Head of Trading at Galaxy. Franklin Templeton’s Head of Innovation Sandy Kaul added that institutions are no longer just experimenting with blockchain—they’re “transacting on it in a big way.”

JP Morgan served as Arranger, creating the on-chain USCP token and facilitating delivery-versus-payment (DVP) settlement. The DVP model eliminates counterparty risk by ensuring that assets and payments are exchanged simultaneously—a critical feature for institutional adoption. Galaxy Digital Partners LLC acted as the Structuring Agent, marking Galaxy’s first-ever commercial paper issuance.

Coinbase played dual roles as both an investor and an infrastructure provider, offering private-key custody, wallet services, and USDC on- and off-ramp capabilities. The collaboration between traditional finance and crypto-native firms signals a maturing ecosystem ready for mainstream adoption.

Why Solana and USDC

Solana’s selection reflects its technical advantages: speed, scalability, and low transaction costs. The network’s ability to process thousands of transactions per second made it well-suited for institutional operations requiring efficiency and reliability. While Ethereum remains prominent in the tokenization landscape, Solana’s cost efficiency positions it for high-frequency, cost-sensitive financial applications.

Circle’s USDC stablecoin played an equally pivotal role. According to Circle’s official reports, USDC has enabled over $850 billion in value transfers globally, supporting real-time settlement for compliant financial operations. Its use as settlement currency for traditional debt instruments represents a breakthrough for stablecoin utility.

Strong Financials Back the Deal

The transaction strengthens Galaxy’s short-term funding capabilities amid robust financial performance. The company reported $629 million in adjusted EBITDA for Q3 2025—a record quarter. As of June 30, 2025, Galaxy held $2.6 billion in equity and $1.2 billion in cash and stablecoins, positioning it well to expand blockchain-based funding channels.

JP Morgan‘s involvement adds significant credibility. JP Morgan holds $40.1 trillion in assets under custody, $1.11 trillion in deposits, and operations spanning more than 100 countries. The bank’s endorsement of public blockchain infrastructure carries substantial weight for institutional observers.

SOL Unmoved Despite Historic News

Despite the landmark nature of the transaction, Solana’s native token, SOL, has shown a limited price reaction. As of December 12, SOL trades at approximately $136, down 2.25% over the past week. The token briefly spiked above $145 on December 9-10 before retreating to current levels.

Source: BeInCrypto

The muted response may reflect the market’s forward-looking nature—institutional adoption has long been anticipated. Broader market conditions and profit-taking following recent gains could also be overshadowing the positive news.

The post JP Morgan Brings Commercial Paper to Solana in Historic First appeared first on BeInCrypto.

❌