Reading view

Sinyal Breakout Ethereum: Berapa Target Harga Selanjutnya?

Pergerakan harga Ethereum memang terlihat tenang, tapi seluruh formasi perlahan-lahan mulai jadi bullish. Dalam 24 jam terakhir, ETH bergerak hampir datar, sedangkan selama tujuh hari terakhir ETH mencatat kenaikan tipis sebesar 2,6%. Harga tetap bertahan di atas US$3.100 selama beberapa sesi terakhir, menunjukkan kekuatan, bukan kelelahan.

Pergerakan sideways ini bukan tanpa alasan. Ethereum tengah berakumulasi di dekat level kunci, di mana biasanya breakout bisa terjadi. Langkah berikutnya tergantung apakah pembeli, yang mulai kembali masuk, bisa mengubah konsolidasi ini jadi kelanjutan tren naik.

Struktur Bull Flag Bertahan dan Zona Breakout Mulai Muncul

Ethereum nampaknya mengalami breakout setelah melakukan konsolidasi di dalam bull flag. Bull flag terbentuk saat harga bergerak naik tajam dan lalu bergerak di dalam kisaran sempit sebelum naik lebih tinggi. Pola ini menandakan konsolidasi, bukan kelemahan.

Struktur ini akan tetap terjaga selama ETH bertahan di atas US$3.090. Artinya, kecuali ada penutupan candle harian di bawah level ini, breakout yang selama ini dinanti-nantikan kemungkinan besar masih akan kuat.

Level tersebut menjadi support kuat, dan berhasil menahan tekanan jual selama terjadi koreksi beberapa waktu terakhir. Harga juga sering memantul di area ini, menandakan pembeli masih melakukan pertahanan.

Breakout Setup Forms
Setup Breakout Terbentuk | Sumber: TradingView

Penutupan harian yang bersih di atas US$3.130 akan menjadi konfirmasi pertama bahwa flag ini berpeluang naik lebih tinggi. Pergerakan tersebut menandakan konsolidasi sudah berakhir dan pembeli mulai mengambil alih. Tanpa penutupan tersebut, Ethereum tetap dalam fase kompresi, tapi struktur bullish masih terjaga.

Tekanan Jual Mereda dan Level Harga Penting Ethereum Mulai Muncul

Data on-chain mendukung struktur harga ini. Holder Net Position Change, yang melacak apakah investor jangka panjang menambah atau menjual ETH, menunjukkan bahwa tekanan jual kini mulai mereda dibandingkan sesi sebelumnya.

Pada 12 Desember, holder Ethereum melepas sekitar 958.771 ETH. Lalu pada 13 Desember, arus keluar bersih turun jadi sekitar 877.958 ETH, yang berarti tekanan jual menurun sekitar 8,4% hanya dalam 24 jam.

Ethereum Holders Are Selling Fewer Coins
Holder Ethereum Menjual Lebih Sedikit Koin | Sumber: Glassnode

Perubahan ini cukup penting. Ethereum memang masih mengalami distribusi bersih, tapi laju penjualan melambat saat harga berakumulasi di dekat resistance. Pola seperti ini biasanya muncul di fase akhir konsolidasi, bukan saat harga breakdown.

Ketika tekanan jual mulai mereda di dekat level kunci tanpa harga jatuh lebih dalam, berarti kemungkinan pembeli masuk saat breakout sudah terkonfirmasi jadi lebih besar. Ethereum juga tidak menunjukkan panic selling. Sebaliknya, para holder sepertinya semakin memilih menunggu.

Ethereum Price Analysis
Analisis Harga Ethereum | Sumber: TradingView

Jika harga Ethereum berhasil mencatat penutupan harian di atas US$3.130, resistance berikutnya ada di kisaran US$3.390. Jika zona tersebut berhasil ditembus, peluang untuk menuju area US$4.000–US$4.020 pun terbuka, sesuai dengan potensi kenaikan dari struktur bull flag.

namun, struktur bullish akan melemah jika harga Ethereum anjlok ke bawah US$3.090 atau bahkan US$2.910. Jika harga ditutup di bawah level terakhir, pola ini akan rusak sepenuhnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi sinyal breakout Ethereum? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Rp66,68 Triliun Opsi BTC dan ETH Lenyap saat Trader Diam-diam Bertaruh pada Comeback 2026

Hari Jumat menandai agenda kedaluwarsa opsi BTC & ETH. Gelombang aktivitas derivatif meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Volume futures Binance melejit, menandakan persiapan pasar menuju pergolakan volatilitas berikutnya.

Sekitar 247.000 kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum kedaluwarsa hari ini (5/12) hanya sepertiga dari event pekan sebelumnya yang menyaksikan hampir 720.000 kontrak terhapus.

Lebih dari US$4 Miliar Opsi Kedaluwarsa, Memantik Volatilitas di Tengah Sentimen Pasar yang Terbelah

Data dari Deribit menunjukkan lebih dari US$4,07 miliar (Rp66,68 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum (ETH) kedaluwarsa hari ini. Untuk Bitcoin, opsi yang kedaluwarsa memiliki nilai nosional US$3,4 miliar dengan total open interest 36.906.

Dengan Put-to-Call ratio (PCR) 0,91, level maximum pain untuk opsi BTC yang berakhir hari ini berada di US$91.000, tipis di bawah harga BTC US$92.279 saat ini.

Expiring Bitcoin Options
Opsi Bitcoin yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Untuk Ethereum, nilai nosional opsi yang kedaluwarsa hari ini mencapai US$668,95 juta, dengan total open interest 210.304.

Sama halnya dengan Bitcoin, opsi ETH yang kedaluwarsa hari ini memiliki Put-to-Call Ratio di bawah 1, dengan data Deribit menunjukkan PCR 0,78 pada waktu publikasi. Sementara itu, level maximum pain, atau strike price, berada di US$3.050, tipis di bawah harga ETH US$3.180 saat ini.

Expiring Ethereum Options
Opsi Ethereum yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Sebagai pengingat, titik maximum pain adalah metrik krusial dalam perdagangan opsi kripto. Level tersebut menandai harga ketika mayoritas kontrak kedaluwarsa tanpa nilai, mengakibatkan kerugian finansial maksimum (atau “pain”) bagi para pemegang opsi.

Menariknya, angka opsi BTC dan ETH yang hangus hari ini jauh lebih rendah dibandingkan gelombang pekan lalu. Pada 28 November, BeInCrypto melaporkan bahwa lebih dari US$15 miliar opsi kedaluwarsa, terdiri atas 145.482 BTC dan 574.208 ETH, dengan nilai nosional berturut-turut US$13,28 miliar dan US$1,73 miliar.

PCR di bawah 1 mengindikasikan bahwa lebih banyak Call (beli) diperdagangkan dibandingkan Put (jual). Dengan demikian, ini mencerminkan sentimen bullish untuk Ethereum, dan sentimen bearish untuk Bitcoin, yang memiliki Put lebih dominan daripada Call.

Dengan PCR 0,91, pasar opsi Bitcoin mengisyaratkan sentimen yang hampir seimbang—sedikit condong ke arah strategi lindung-nilai atau defensif. Para trader berhati-hati, namun belum condong ke pesimisme ekstrem terhadap BTC.

Pandangan yang berimbang ini muncul ketika para investor menakar apakah pasar akan bergerak lebih tinggi atau sedang melindungi portofolionya dari potensi tekanan jual.

ETH memiliki PCR 0,78, menandakan dominasi Call atas Put, sehingga mencerminkan positioning bullish yang lebih tegas. Para trader nampaknya lebih optimistis pada ETH dibandingkan BTC untuk saat ini.

Perpindahan Posisi Sunyi di Meja Opsi

Terlepas dari harga spot yang bergerak tidak menentu, data opsi menunjukkan adanya rotasi yang senyap namun signifikan menuju kontrak jatuh tempo pertengahan 2026, khususnya pada Bitcoin.

Meja institusional dilaporkan meningkatkan eksposur call yang terkait dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, permintaan ETF, dan kondisi likuiditas yang semakin membaik.

Open interest pada platform derivatif terus meningkat, dengan arus masuk baru yang menandakan bahwa para trader tengah bersiap untuk reli multi-kuartal. Hal ini selaras dengan pengamatan dari firma analitik derivatif Laevitas.

In 2025, the options market has continued to develop as institutional participation has grown significantly.

On Deribit, BTC options recorded their highest monthly volume in October 2025 at 1.49M contracts, followed by November at 1.33M. Year-to-date BTC options volume stands… pic.twitter.com/AlBVIBuO6F

— Laevitas (@laevitas1) December 3, 2025

Data tersebut mencerminkan pasar derivatif yang semakin matang dan kini semakin didominasi oleh aliran modal profesional.

Analis Memantau Bearish Skew; Namun, Sinyal Bullish Mulai Muncul

Meski optimisme jangka panjang menguat, para analis menyebut bahwa sentimen jangka pendek masih berlapis-lapis konflik. Dalam pembaruan 2 Desember, Greeks.live menggambarkan posisi trader sebagai berikut:

“Bias bullish yang berhati-hati, dengan trader memanggil titik dasar dan mengantisipasi kenaikan, meskipun sentimen diredam oleh frustrasi atas pergerakan harga yang bergerigi dan sinyal palsu.”

Greeks.live menambahkan bahwa put skew masih tinggi, maknanya pasar masih memperhitungkan risiko penurunan jangka pendek:

Risk seller mendominasi tape melalui strategi short put… menghindari pembelian call saat dump, belajar dari volatilitas kedaluwarsa Februari dari US$100 ribu ke US$78 ribu lalu US$95 ribu,” tulis mereka.

Namun, kompresi volatilitas, terutama pada Bitcoin, telah membuka peluang pada opsi ETH, di mana trader melihat level volatilitas yang relatif lebih menarik.

Modal Bergeser Menuju Imbal Hasil dan Pelestarian Modal

Deribit menggemakan pergeseran yang lebih luas menuju strategi yang terukur dan berkelanjutan. Seiring volatilitas yang terus mendingin dan semakin banyak modal yang memasuki pasar, para trader bergeser dari pola ‘lompatan 5–10x’ menuju pelestarian modal dan imbal hasil yang lebih berkesinambungan.

As volatility steadily cools and more capital enters the space, traders are shifting from “5–10x flips” toward capital preservation + sustainable yield.
On-chain products are rising to meet that demand — transparent, self-custodied, and built for real income generation.

“You can… pic.twitter.com/bUy15cZY22

— Deribit (@DeribitOfficial) December 4, 2025

Menjelang kedaluwarsa opsi hari ini, para trader sepatutnya mengantisipasi beberapa tingkat volatilitas yang bisa memengaruhi pergerakan harga jangka pendek. Namun demikian, pasar diprediksi akan beranjak stabil setelah 08:00 UTC (15:00 WIB) ketika kontrak kedaluwarsa di Deribit dan para investor menyesuaikan diri dengan lingkungan perdagangan baru.

Bagaimana pendapat Anda tentang kedaluwarsa opsi BTC dan ETH di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Bitcoin (BTC) Crash di Bawah US$87.000, Hasil Cuan Sepekan Lenyap Seketika

Bitcoin sempat amblas di bawah US$87.000, menghapus raihan profit selama satu minggu dalam satu sesi.

Aksi jual cepat tersebut memicu likuidasi sebesar US$400 juta hanya dalam 60 menit dan menyeret kapitalisasi pasar kripto global turun 4% menjadi US$3,04 triliun. Aktivitas trading melesat ketika investor ritel dan institusi bereaksi cepat terhadap tekanan harga.

Gejolak Pasar Picu Likuidasi Massal

Likuidasi melonjak di seluruh posisi leverage, mencerminkan kecepatan crash tersebut. Data pasar mencatat US$400 juta tersapu likuidasi hanya dalam satu jam. Gelombang kerugian yang cepat ini menyoroti risiko bagi trader selama pergerakan harga tajam.

BREAKING: Bitcoin falls -$4,000 in 2 hours as mass liquidations return.

$400 million worth of levered longs have been liquidated over the last 60 minutes. pic.twitter.com/qKB7MYJapu

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 1, 2025

Volume perdagangan meningkat hingga lebih dari US$110 miliar ketika investor menyesuaikan portofolio mereka. Bitcoin Dominance bertengger di 57,1%, sementara Ethereum berada di 11,3%, menurut data CoinGecko.

The Kobeissi Letter menghubungkan crash ini dengan likuiditas akhir pekan yang tipis dan leverage yang mencapai rekor tertinggi, dengan mengatakan, “Bear market kripto ini masih bersifat struktural pada dasarnya. Kami TIDAK melihat ini sebagai penurunan fundamental”. Sang analis mencatat bahwa Bitcoin turun US$4.000 dalam hitungan menit tanpa adanya berita apa pun. Hal ini lantas memantik efek domino aksi jual yang diperkuat oleh likuidasi massal dari posisi leverage.

Analis lainnya telah memperingatkan bahwa pola harga Bitcoin menyerupai siklus bearish sebelumnya. Setelah pulih di atas US$90.000 pasca crash pada 20 November, Bitcoin berada di sekitar US$91.208,85 pada 28 November dan mempertahankan support di US$90.000 selama enam hari.

Korbot Labs menggambarkan bahwa aksi harga saat ini mencerminkan April 2024, ketika Bitcoin rebound di atas US$70.000 hanya untuk turun ke US$57.000 pada Mei dan kemudian ke US$67.000 pada Juni. Pola ini menunjukkan bahwa pergerakan sideways lebih lanjut ataupun koreksi berikutnya bisa saja terjadi.

Seorang analis lain memperingatkan soal risiko kerugian yang lebih dalam, mencatat bahwa “wipe out” bisa terjadi jika Bitcoin jatuh menjebol level support US$80.000.

“Bitcoin memulai minggu dengan buruk. Polanya kini semakin dekat membentuk struktur 2-1-2d sebagai gerakan terukur. Pola ini biasanya memicu aksi ‘wipe out’ jika support 80.00 jebol. Harga bisa merosot hingga 48k apabila tekanan jual terus berlanjut hingga akhir tahun.”

Analisis teknikal juga menunjukkan zona support krusial. Jika aksi jual berlanjut, harga bisa turun jauh lebih dalam. Drop ke US$48.000 akan menandai penurunan drastis 45% dari level saat ini, tetapi langkah seperti itu kemungkinan memerlukan sentimen bearish yang berkelanjutan.

Narasi Rotasi Aset Membentuk Sentimen

Beberapa analis memandang aksi jual Bitcoin sebagai bagian dari perubahan alokasi aset yang lebih luas. Pergerakan tersebut terjadi ketika aset safe-haven tradisional seperti logam mulia mencatat performa unggul. Ini menunjukkan bahwa sebagian investor sedang menilai ulang eksposur risiko mereka.

Sumber: silverprice.org

Argumen ini menyatakan bahwa modal mengalir keluar dari aset digital menuju alternatif “hard money”. Contohnya, perak melonjak ketika Bitcoin jatuh. Beberapa analis melihat ini sebagai tanda perubahan preferensi investor.

“Ketika #Bitcoin baru saja menghapus hampir seluruh kenaikan minggu lalu dalam satu candle, #Perak menembus naik secara vertikal seolah tidak ada hari esok. Uang kini memilih aset nyata dibanding aset spekulatif. Rotasinya terdengar sangat jelas: Kekayaan berbasis kertas → Hard money, Risiko digital → Logam moneter.” — Macrobysunil

Teori ini masih diperdebatkan dengan panas. Bitcoin sendiri sudah berkali-kali rebound dari aksi jual tajam. Bitcoin Dominance di 57,1% menunjukkan bahwa Bitcoin masih menarik mayoritas arus modal aset digital meski volatilitas tinggi.

Sementara itu, pada hari pertama bulan Desember, Bitcoin sempat turun di bawah US$87.000 sebelum pulih cepat. Pada waktu publikasi, Bitcoin parkir di kisaran US$87.200–US$87.400, dengan pelaku pasar mengamati apakah level support US$87.000 akan bertahan.

Bagaimana pendapat Anda tentang crash harga Bitcoin (BTC) ke bawah US$87K serta prediksi ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

3 Token Real World Asset (RWA) Wajib Pantau di Desember 2025

Pasar Real World Asset (RWA) mulai pulih setelah November yang berjalan lambat, di mana minat baru muncul dari eksperimen stablecoin dan setup teknikal yang solid. Aktivitas masih tidak merata di seluruh sektor, tetapi beberapa chart memperlihatkan struktur yang lebih bersih dibandingkan yang lain.

Di antara token RWA utama untuk dipantau, 3 di antaranya nampak menonjol memasuki Desember. Masing-masing menunjukkan kombinasi berbeda antara kekuatan, potensi pemulihan, dan risiko.

Stellar (XLM)

Di antara token RWA utama untuk dipantau pada Desember, Stellar (XLM) menonjol sebagai chain berorientasi pembayaran yang benar-benar digunakan oleh pemain keuangan besar.

November ternyata masih berat, di mana XLM turun sekitar 18,9%, tetapi tujuh hari terakhir menghadirkan rebound 4,9% setelah uji coba stablecoin US Bank dan meningkatnya aktivitas AUDD mendorong perhatian baru ke jaringan tersebut.

Di chart, Stellar tengah membangun setup reversal secara diam-diam. Antara 4 November dan 21 November, harga mencapai lower low, namun Relative Strength Index (RSI) membentuk higher low.

RSI mengukur momentum pada skala 0–100, sehingga pola “harga turun, RSI naik” ini, sebuah bullish divergence standar, acap kali mengisyaratkan bahwa tekanan jual mulai mereda di balik layar.

Rebound dimulai sesaat setelah sinyal itu muncul, namun XLM masih terjebak dalam rentang ketat antara US$0,253 dan US$0,264. Daily close atau penutupan harian yang bersih di atas US$0,264 merupakan tanda pertama bahwa bull kembali mengendalikan pasar.

Apabila itu terjadi, target naik berikut untuk dipantau adalah US$0,275, lalu US$0,324 jika pasar yang lebih luas membaik.

Stellar Price Analysis
Analisis Harga Stellar: TradingView

Andaikata harga XLM ambruk di bawah US$0,239, setup bullish menjadi melemah dan pergerakan bisa meluas menuju US$0,217, menunda narasi pemulihan berbasis RWA.

Quant (QNT)

Quant adalah outlier yang jelas di antara token RWA yang perlu dipantau saat ini. Sementara sebagian besar aset real-world-asset melemah sepanjang November, QNT justru bergerak ke arah sebaliknya. Token ini naik sekitar 32% bulan ini dan sekitar 37% dalam tujuh hari terakhir. Dalam 24 jam terakhir saja, token menambah 12%, menjadikannya salah satu chart terkuat di segmen ini.

Quant berada di pusat narasi “interoperabilitas untuk keuangan”. Teknologi Overledger-nya menghubungkan blockchain privat dan publik, itulah sebabnya token ini kerap bereaksi lebih awal ketimbang koin-koin RWA lain ketika permintaan institusional mulai meningkat.

Di chart, momentum masih berkembang. QNT hampir membentuk bullish EMA crossover pada daily chart, di mana 20-day EMA hampir menembus 50-day EMA.

Setup ini sering kali menandakan bahwa pembeli mulai mengendalikan pasar. Jika crossover ini tuntas, Quant (QNT) bisa memiliki ruang untuk dorongan perkasa berikutnya.

EMA, atau Exponential Moving Average, adalah garis tren yang memberi bobot lebih pada harga terbaru, membantu trader membaca momentum jangka pendek dengan lebih jelas.

Level pertama untuk ditembus adalah US$119. Level ini berbaris dengan 1.618 Fibonacci extension. Jika pembeli tetap aktif, bahkan US$142 masuk radar sebagai resistance mayor berikutnya.

ONDO Price Analysis
Analisis Harga ONDO: TradingView

Di sisi downside, US$100 adalah support pertama untuk trader pantau. Kehilangan level tersebut bisa memaksa QNT kembali ke US$91 dan US$87. Struktur bullish yang lebih luas hanya runtuh jika token jatuh di bawah US$82. Titik inilah di mana tren naik saat ini kehilangan validitas.

Untuk saat ini, Quant tetap menjadi nama paling tangguh dalam grup RWA ini dan membawa momentum terkuat memasuki Desember.

Ondo (ONDO)

Ondo berada di posisi menarik dalam daftar token kunci RWA. Token ini terapresiasi 9,3% selama tujuh hari terakhir, tetapi tetap menjadi salah satu performa terlemah dalam pandangan 30 hari, turun 25%.

Minat pada token ini menjulang minggu ini setelah sebuah posting menyoroti bahwa Ondo Finance mungkin memperluas tokenisasi saham AS dan ETF di Eropa.

Jika arah ini berlanjut, itu bisa menambah bobot pada peran Ondo dalam ruang RWA yang lebih luas. Dan itu dapat berdampak pada aksi harga.

🚨 BREAKING: TOKENIZED STOCKS GO GLOBAL

Ondo Finance will begin offering tokenized U.S. stocks and ETFs across Europe. 🇺🇸🇪🇺

This is not a pilot.
This is U.S. markets going fully on-chain for international investors.

RWAs are taking over. pic.twitter.com/ioYjRQ5h7J

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) November 28, 2025

Ketidakpastian itu terlihat di chart. Ondo mencatat rebound stabil sejak 21 November, tetapi perkembangan signifikan lebih jelas pada garis OBV-nya.

OBV (on-balance volume) sendiri bertugas mengukur apakah volume pembelian lebih kuat dibanding volume penjualan dari waktu ke waktu. OBV milik Ondo telah menembus descending trendline yang terbentuk sejak awal November.

Breakout ini terjadi ketika harga masih terjebak antara US$0,50 dan US$0,54 sejak 27 November, yang mengindikasikan kemungkinan akumulasi diam-diam terbentuk di bawah permukaan.

Untuk pergerakan naik, langkah pertama adalah penutupan harian bersih di atas US$0,54. Level tersebut sekitar 6% di atas harga saat ini. Jika berhasil ditembus, ruang menuju US$0,60 terbuka, dan pasar yang lebih kuat dapat mengerek harga ONDO menuju US$0,70.

Analisis Harga ONDO
Analisis Harga ONDO: TradingView

Apabila OBV gagal bertahan di atas garis breakout dan turun kembali ke bawahnya, pergerakan itu menjadi fake-out. Dalam kasus tersebut, kehilangan US$0,50 menjadi makin mungkin, dan support kunci berikutnya berada di US$0,44.

Di antara token RWA, ONDO memiliki setup paling seimbang. Token ini memiliki struktur untuk bergerak lebih tinggi jika akumulasi berlanjut, tetapi rentang yang sama bisa pecah ke downside jika OBV kembali melemah.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi untuk rekomendasi altcoin RWA terbaik di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Benarkah AS Bakal Geret Harga Bitcoin (BTC) ke US$30.000? Begini Analisis Peter Brandt

Bitcoin sedang mengarungi periode volatilitas tinggi. Ini tak lain terpicu oleh memuncaknya spekulasi soal potensi pengaruh pemerintah AS pada harga berbagai aset kripto. Walhasil, kalangan investor dan analis kini memantau setiap pengumuman resmi dan langkah pemerintah, mengantisipasi pergerakan pasar yang sewaktu-waktu bisa berubah mendadak.

Perdebatan soal dugaan manipulasi pasar serta akumulasi strategis Bitcoin oleh pemerintah AS semakin menguat di kalangan trader institusional dan ritel, yang tetap waspada akan setiap sinyal dari otoritas maupun crypto whale.

Turbulensi Pasar: Aksi Jual Whale & Spekulasi Publik

Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin tergelincir dari US$95.000 ke US$86.000, imbas aksi jual masif yang dikaitkan dengan kekhawatiran terkait kemajuan komputasi kuantum serta penjualan dari investor raksasa. Tekanan jual ini (termasuk satu pionir yang menjual lebih dari 11.000 BTC) memicu likuidasi hampir US$1 miliar hanya dalam satu hari.

Pada saat yang sama, ETF Bitcoin di AS menorehkan arus keluar bersih sebesar US$203,6 juta sepanjang hari. Sementara itu, sentimen “extreme fear” (ketakutan ekstrem) mendominasi, dan analis kini mengawasi dengan ketat level-level support di rentang US$74.000 hingga US$90.000.

“Hal yang aneh: psikologi pasar. Beberapa holder BTC yang nyangkut sekarang bilang mereka akan keluar di pucuk pasar berikutnya. Masalahnya, saat pucuk berikutnya itu datang, mereka justru akan menjadi pembeli, bukan penjual, karena mengira masih ada ruang untuk naik lebih tinggi,” wanti-wanti Peter Brandt di X.

Bitcoin (BTC) price performance - 24 hours. Source: BeInCrypto
Kinerja Harga Bitcoin (BTC), 24 Jam | Sumber: BeInCrypto

Ketidakpastian ini lantas memunculkan berbagai hipotesis baru mengenai tujuan dan taktik pemerintah. Walaupun belum ada bukti manipulasi langsung, sejumlah komentar di media sosial semakin memperkuat perdebatan tersebut.

Di X (sebelumnya Twitter), analis pasar Peter Brandt melontarkan hipotesis kontroversial: pemerintah AS bisa saja memicu drop harga yang tajam dalam rangka membeli Bitcoin pada harga diskon.

“Pendapat pribadi saya adalah bahwa pemerintah AS seharusnya memicu penurunan harga yang tajam, memaksa Saylor tersapu likuidasi. Kemudian, pemerintah AS bisa mengakumulasi BTC untuk mendukung USD sebagai mata uang cadangan. Saya rasa koreksi harga ke US$30.000 sudah cukup,” ujar Brandt dalam postingan lainnya.

My own personal opinion
The U.S. govt should engineer a sharp price decline, forcing Saylor into liquidation
Then the U.S. govt can stock up on BTC to back up the $USD as a reserve currency
I think driving price to $30k would do the trick pic.twitter.com/qwMCSYviOt

— Peter Brandt (@PeterLBrandt) November 20, 2025

Meskipun ia hanya menyampaikan pendapat pribadi, pernyataan Brandt mencerminkan kekhawatiran bahwa kebijakan dan aksi terkoordinasi dapat memperdalam koreksi. Sementara itu, analis lain memprediksi adanya potensi koreksi sampai ke US$55.000 andaikata level-level support kunci berhasil diterobos.

Kebijakan Pemerintah AS: Akumulasi Bitcoin dan Dampaknya ke Pasar

Pada 2025, berbagai inisiatif federal baru di Amerika Serikat menempatkan kemungkinan keterlibatan negara yang lebih besar dalam pasar Bitcoin di garis depan perhatian publik.

Maret lalu, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang membentuk Strategic Bitcoin Reserve dan Digital Asset Vault, yang mewajibkan seluruh lembaga federal mendeklarasikan kepemilikan aset kripto mereka serta memberi kewenangan kepada Departemen Keuangan untuk membangun cadangan Bitcoin nasional. Perubahan ini, yang dirinci dalam perintah resmi Gedung Putih, mempertegas fokus pemerintah pada aset kripto.

Di samping itu, Bitcoin Act of 2025 yang diusulkan akan memungkinkan Departemen Keuangan AS untuk membeli dan sekaligus mengelola Bitcoin dalam volume jumbo, meniru model cadangan emas historis. Sementara itu, Congressman Warren Davidson memperkenalkan legislasi baru yang memungkinkan warga membayar pajak federal menggunakan Bitcoin, di mana pendapatan tersebut disetorkan ke Bitcoin Reserve.

Langkah-langkah ini telah menumbuhkan persepsi bahwa kebijakan AS bisa berdampak langsung ke harga Bitcoin. Para analis menilai administrasi dan pengawasan federal bisa memperkuat kemampuan lembaga-lembaga pemerintah untuk memengaruhi pasar kripto.

“Tak diragukan lagi, leverage berlebihan akan dihukum, tetapi bukankah ini bertentangan dengan esensi Bitcoin jika negara memiliki jumlah sebesar itu? Terlebih, jika itu diperoleh lewat manipulasi, misalnya, pemerintah AS menggunakan kekuatan moneternya (atau kekuatan lainnya) untuk mengakses cadangan tersebut,” tanya Best dog ever.

Kendati pemerintah AS belum terbukti melakukan intervensi langsung ataupun memanipulasi pasar, infrastruktur untuk mengelola cadangan BTC yang lebih besar sudah tersedia. Dengan semakin besarnya akses institusional dan berkembangnya kerangka hukum, volatilitas berisiko melejit sebagai respons atas perubahan kebijakan maupun rumor dan spekulasi.

Bagi investor Bitcoin, kewaspadaan yang konstan dan kemampuan untuk bereaksi cepat menjadi amat penting dalam lingkungan yang dinamis dan senantiasa berubah ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin versi Brandt di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Harga Zcash (ZEC): Breakout VS Sell-Off. Apa Target Berikutnya?

Harga Zcash (ZEC) bergerak stabil selama 24 jam terakhir, meskipun hampir US$2 miliar dari posisi kripto dilikuidasi selama penjualan besar-besaran. Ini membuat ZEC menjadi salah satu dari sedikit koin yang bertahan di tengah penurunan pasar secara keseluruhan. Simak Analisa Harga Zec Berikut.

ZEC masih naik lebih dari 27% dari minggu ke minggu, namun breakout berikutnya belum dijamin, kecuali harga melewati satu hambatan penting.

Sinyal Momentum Ungkap Kemenangan Sell-Off, Namun Risiko Belum Hilang

Pada grafik 12 jam, Zcash terus bergerak di dalam saluran naik. Garis tren atas hanya memiliki dua titik sentuhan, jadi bisa break dengan mudah jika momentum meningkat. Namun teori breakout menemui beberapa masalah selama penjualan besar-besaran, terutama dipimpin oleh tiga indikator kunci.

On-Balance Volume (OBV) menunjukkan apakah permintaan sebenarnya mendukung harga. Antara 19 dan 20 November, harga membentuk titik rendah yang lebih tinggi, namun OBV membentuk titik rendah yang lebih rendah.

Divergensi bearish semacam itu melemahkan sebuah tren. OBV menyentuh support saluran pada 20 November dan terpantul, menghindari keruntuhan yang lebih dalam. Tetapi ZEC perlu OBV bergerak di atas 10,09 juta untuk mengonfirmasi permintaan yang lebih kuat.

Zcash Volume Returning
Volume Zcash Kembali | Sumber: TradingView

Chaikin Money Flow (CMF), yang melacak aliran dana besar, telah menurun sejak 7 November, yang menjelaskan mengapa ZEC gagal menembus puncak saluran naik.

CMF sempat melintasi di atas nol pada 14 November dan membantu memicu lonjakan saat reli. Indikator sekarang kembali di atas garis nol. Namun, pergerakan di atas 0,02 akan menjadi konfirmasi yang lebih kuat bahwa aliran dana telah pulih.

Big Money Re-Enters
Uang Besar Masuk Kembali | Sumber: TradingView

Indikator momentum Relative Strength Index (RSI) menambahkan risiko utama.

Antara 10 dan 16 November, harga Zcash membuat titik tinggi yang lebih tinggi, tetapi RSI membuat titik tinggi yang lebih rendah. Divergensi bearish tersebut menunjukkan momentum yang memudar saat harga Zcash naik.

RSI Hitting Zcash Price In The First Place
RSI Menyentuh Harga Zcash | Sumber: TradingView

Inilah saat ketika bear sempat mengambil alih, dan ini sejalan dengan kelemahan OBV dan CMF. Sekarang RSI bergerak bersama harga lagi, menunjukkan dukungan momentum kembali. Itulah sebabnya Zcash “nyaris” menang melawan penjualan besar-besaran daripada berbalik ke koreksi yang lebih dalam.

Level Harga Zcash Menunjukkan Perang Breakout Masih di Depan

Tingkat harga Zcash sekarang menentukan apakah bull dapat mengendalikan perang breakout.

Hambatan utama pertama adalah US$766, target breakout pertama. Ini adalah zona ekstensi berbasis tren di mana ZEC macet sebelumnya. Melewati US$766 akan menunjukkan perubahan momentum yang nyata.

Jika ZEC melampaui US$766, target kunci berikutnya adalah US$978. Tingkat ini juga mewakili kemungkinan breakout dari saluran naik itu sendiri. Pergerakan bersih di atas US$978 akan membuka jalan menuju harga empat digit.

Zcash Price Analysis
Analisis Harga Zcash | Sumber: TradingView

Di sisi lain, US$635 adalah support pertama. Kehilangannya akan mengekspos US$555. Penurunan di bawah US$555 akan mendorong ZEC keluar dari saluran naik dan mengubah tren menjadi netral. Di sinilah indikator kekuatan bull-bear penting.

Indikator kekuatan bull-bear membandingkan harga dengan nilai tren dasar untuk menunjukkan siapa yang mengendalikan kekuatan jangka pendek. Pasca divergensi RSI (10–16 November), bear sempat mengambil alih, mencocokkan koreksi di pertengahan saluran.

Tetapi indikator ini telah kembali ke zona positif sekarang, yang berarti bull memegang kendali lagi. Karena bull sekarang memimpin pada indikator kekuatan bull-bear, perang breakout meningkat di atas US$766. Jika harga Zcash menembus US$766 sementara kekuatan bull-bear tetap positif, Zcash mendapatkan kesempatan nyata untuk menyerang US$978, level breakout kunci yang akan menentukan langkah selanjutnya dari tren.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi Zcash (ZEC) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

3 Altcoin yang Terancam Likuidasi Masif di Pekan Kedua November

Walau altcoin season (altseason) belum sepenuhnya kembali, beberapa altcoin menunjukkan performa yang lebih tangguh dibanding pasar kripto secara keseluruhan pada pekan kedua November. Namun, token-token yang sama ini juga menghadapi risiko likuidasi masif bagi para trader jangka pendek.

Lantas, altcoin mana saja yang berada dalam zona bahaya, dan risiko apa yang mengintai para trader derivatifnya?

1. XRP

Sentimen jangka pendek pada XRP masih sangat positif, terutama menjelang peluncuran ETF XRP spot dari Canary Capital pada 13 November.

Di samping itu, lima ETF XRP spot lainnya dari Franklin Templeton, Bitwise, Canary Capital, 21Shares, dan CoinShares juga telah muncul di daftar DTCC (Depository Trust and Clearing Corporation). Perkembangan ini memperkuat keyakinan investor bahwa beberapa ETF XRP mungkin segera memperoleh persetujuan resmi.

XRP Exchange Liquidation Map. Source: Coinglass
XRP Exchange Liquidation Map | Sumber: Coinglass

Peta likuidasi 7 hari terakhir menunjukkan konsentrasi besar potensi likuidasi posisi long, menandakan bahwa banyak trader yang masih mengantisipasi reli harga XRP pekan ini.

Namun, analisis terbaru BeInCrypto mengungkapkan penurunan tajam jumlah alamat baru XRP dalam sepekan terakhir — sinyal melemahnya minat investor baru. Selain itu, perbedaan MVRV Long/Short juga menurun, meningkatkan peluang koreksi harga.

Apabila harga XRP ambruk ke sekitar US$2,10 pekan ini, lebih dari US$340 juta posisi long berpotensi tersapu likuidasi. Sebaliknya, jika XRP naik ke US$2,75, posisi short senilai US$69 juta kemungkinan terhapus.

2. Zcash (ZEC)

Reli Zcash (ZEC) belum menunjukkan tanda-tanda melambat pada pekan kedua November. Setelah menyentuh US$750 sebelum terkoreksi ke sekitar US$658, banyak trader tetap optimistis harga bisa menembus US$1.000.

Peta likuidasi 7 hari terakhir menunjukkan bahwa trader derivatif jangka pendek kini menempatkan lebih banyak modal dan leverage pada posisi long — artinya potensi kerugian mereka akan lebih besar jika harga ZEC terkoreksi minggu ini.

ZEC Exchange Liquidation Map. Source: Coinglass
ZEC Exchange Liquidation Map | Sumber: Coinglass

Jika harga ZEC amblas ke US$540, lebih dari US$72 juta posisi long bakal terbantai likuidasi. Sebaliknya, jika naik ke US$760, sekitar US$44 juta posisi short bisa tersapu.

Namun, beberapa analis memperingatkan harga ZEC mungkin sedang membentuk pola parabolic uptrend klasik setelah reli 10x lipat — maknanya, harga mungkin sudah mendekati fase akhir tren tersebut.

“Saya baru saja menjual 90% ZEC saya. Saya tetap bullish pada tesis privasi, tapi grafik parabolik jarang bertahan lama tanpa koreksi signifikan. Terlalu banyak FOMO jangka pendek menurut saya,” ujar investor Gunn.

3. Starknet (STRK)

Starknet (STRK) mengejutkan pasar di pekan kedua November dengan lonjakan 30% dalam satu hari, memulihkan sebagian besar kerugian dari penurunan tajam bulan lalu.

Sejumlah analis menilai bahwa STRK kini mungkin sedang menembus garis resistance jangka panjang, membuka peluang awal bull run baru.

Data peta likuidasi menunjukkan sentimen bullish jangka pendek, dengan dominasi potensi likuidasi posisi long dibanding posisi short.

STRK Exchange Liquidation Map. Source: Coinglass
STRK Exchange Liquidation Map | Sumber: Coinglass

Namun, data dari CryptoRank melaporkan bahwa STRK termasuk dalam tujuh altcoin dengan token unlock terbesar pekan ini, di mana lebih dari 127 juta token akan dilepaskan ke pasar. Hal ini berpotensi menambah tekanan jual signifikan, mengganggu strategi trader yang menggunakan leverage tinggi.

Jika harga STRK turun ke US$0,128, sekitar US$14 juta posisi long berpotensi terlikuidasi. Sebaliknya, jika harga berhasil menembus US$0,20, sekitar US$1,78 juta posisi short dapat tersapu bersih.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi altcoin yang terancam likuidasi masif di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Akankah Sejarah Terulang? Trader Bitcoin Antisipasi Reli Jelang Kesepakatan Akhir Shutdown Pemerintah AS

Setelah 40 hari kebuntuan politik, pemerintah federal Amerika Serikat nampaknya semakin dekat untuk kembali dibuka, dan para trader kripto kembali bertaruh bahwa sejarah mungkin akan terulang.

Shutdown pemerintah terbaru di AS ini menjadi yang terlama dalam sejarah, melampaui rekor sebelumnya yang berlangsung selama 35 hari — dari 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019.

Trader Bitcoin Bertaruh Sejarah Akan Terulang saat Kesepakatan Shutdown Pemerintah AS Semakin Dekat

Bitcoin diperdagangkan di harga US$104.501 pada waktu publikasi, naik hampir 3% dalam satu jam terakhir. Lonjakan ini terjadi setelah akhir pekan yang relatif sepi, namun kini perhatian beralih ke X (Twitter) di tengah harapan bahwa shutdown pemerintah akan segera berakhir.

Performa Harga Bitcoin (BTC)
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Menurut media TradFi, para senator dari Partai Demokrat telah menunjukkan kesiapan untuk melanjutkan pembahasan rancangan undang-undang (RUU) belanja bipartisan guna mengakhiri shutdown pemerintah terlama dalam sejarah AS. Shutdown ini telah membuat sekitar 750.000 pekerja federal dirumahkan dan mengganggu berbagai layanan penting — mulai dari taman nasional hingga penerbangan udara.

Pengamat pasar, termasuk Bitcoin Archive dan Walter Bloomberg, melaporkan bahwa sedikitnya sepuluh senator Demokrat diperkirakan akan mendukung pengajuan proposal pendanaan jangka pendek tersebut. Lebih lanjut, Senat berpotensi menggelar pemungutan suara “secepat-cepatnya malam ini” untuk mempertimbangkan kembali continuing resolution (resolusi berkelanjutan) yang telah disahkan oleh DPR.

Paket kebijakan baru tersebut akan mendanai operasional pemerintah hingga 30 Januari, ujar Walter, sekaligus membuka jalan prosedural untuk mengaktifkan kembali kantor pemerintahan dalam beberapa hari mendatang.

HOW THE GOVERNMENT REOPENING PROCESS WILL WORK:

• The Senate could vote as soon as tonight to reconsider the House-passed continuing resolution (CR) — a procedural step requiring 60 votes.

• The final package will replace that CR with a new one (funding through Jan. 30) plus… https://t.co/YgWY1vNlG8

— *Walter Bloomberg (@DeItaone) November 9, 2025

Trader Bandingkan Pola dengan Resolusi Shutdown Pemerintah Sebelumnya

Di media sosial, para trader dengan cepat menarik kesamaan antara resolusi shutdown pemerintah sebelumnya dan korelasinya yang tak terduga dengan reli Bitcoin. Analis Ash Crypto mengingatkan para pengikutnya bahwa setelah pemerintah AS kembali dibuka pada awal 2019, Bitcoin memulai reli selama lima bulan dan naik lebih dari 300%.

“Terakhir kali pemerintah AS dibuka kembali setelah shutdown, Bitcoin mencatat reli lima bulan dan melonjak lebih dari 300%,” tulis analis Ash Crypto.

Performa Harga Bitcoin (BTC)
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

“Apakah ini berarti lonjakan harga berikutnya akan segera datang?” ujar Max Crypto, yang juga menggemakan pernyataan tersebut dengan membagikan data dari siklus sebelumnya.

Meski pola itu menumbuhkan optimisme, perlu dicatat bahwa hubungan antara pembukaan kembali pemerintah dan performa Bitcoin kemungkinan lebih bersifat kebetulan alih-alih sebab-akibat langsung.

Data historis menguak bahwa selama shutdown pemerintah tahun 2018–2019, harga Bitcoin sempat turun dari sekitar US$4.014 ke bawah US$3.600, menyentuh titik terendah tepat ketika kesepakatan pemerintah tercapai.

Dalam beberapa minggu berikutnya, pasar mencatat tujuh candle hijau berturut-turut. Namun, faktor yang lebih luas — termasuk pemulihan pasca crypto winter, meningkatnya likuiditas, dan perubahan sentimen risiko global — juga menjadi pendorong utama reli tersebut.

Dari Februari hingga April 2019, harga Bitcoin naik menembus US$5.000, menandai awal tren naik besar berikutnya. Meski pembukaan kembali pemerintah bukan penyebab utama pemulihan itu, momen tersebut berperan sebagai katalis sentimen positif.

Kondisi saat ini mungkin mencerminkan dinamika yang sama. Dengan kondisi likuiditas AS yang semakin ketat dan Federal Reserve yang mempertahankan sikap hati-hati, pergerakan harga Bitcoin berikutnya kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh sinyal ekonomi makro ketimbang keputusan politik.

Meski begitu, banyak trader masih memandang berita seputar shutdown pemerintah sebagai pemicu makro berdampak tinggi yang dapat mengalihkan arus jangka pendek ke aset kripto — terutama ketika pasar tradisional goyah di tengah ketidakpastian fiskal.

Di tengah optimisme tersebut, hampir US$700 juta dalam open interest Bitcoin telah bertambah. Lonjakan funding rate juga menunjukkan bahwa posisi long baru mulai masuk.

“Hal seperti ini sering kali tidak berakhir dengan baik,” peringat analis Ted.

Kendati demikian, optimisme mulai kembali ke pasar yang sebelumnya bersiap menghadapi kebuntuan panjang di Washington. Jika shutdown pemerintah benar-benar rampung hari ini, pekan ini akan menjadi pembuktian apakah berakhirnya shutdown terlama dalam sejarah ini akan memicu reli Bitcoin lain atau sekadar memberikan efek relief bounce sementara.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin (BTC) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Investor Baru dan Dropnya Profit XRP: Akankah Harga Koreksi Lagi?

XRP telah bergerak sideways selama beberapa hari terakhir, kesulitan menemukan momentum di tengah kondisi pasar yang lesu. Minimnya sinyal bullish di sektor kripto secara keseluruhan membuat token ini tetap terkonsolidasi di sekitar level support kunci.

Menambah tekanan, partisipasi investor dan profitabilitas juga terus menurun, memberi sinyal potensi risiko koreksi harga.

Investor XRP Mulai Menarik Diri

Jumlah alamat baru XRP terjun signifikan, mencerminkan menurunnya minat dari investor baru. Awal bulan ini, penciptaan wallet baru sempat melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan, namun kini turun tajam ke sekitar 6.336. Perlambatan ini mengindikasikan bahwa pembeli baru tidak melihat insentif yang cukup untuk berinvestasi di XRP pada level harga saat ini.

Penurunan partisipasi seperti ini dapat melemahkan likuiditas dan menghambat pemulihan harga. Tanpa adanya arus masuk modal baru, permintaan yang dibutuhkan untuk mendorong harga XRP lebih tinggi bisa jadi hilang. Jika tren ini berlanjut, altcoin ini kemungkinan akan tetap bergerak dalam kisaran terbatas.

Ethereum New Addresses
Alamat Baru XRP | Sumber: Glassnode

Rasio MVRV Long/Short Difference saat ini berada di kisaran 3%, mencerminkan penurunan profit bagi holder jangka panjang (LTH). Secara historis, angka positif menunjukkan profitabilitas yang sehat, sementara penurunan nilai menandakan menyusutnya keuntungan. Penurunan terbaru ini menunjukkan bahwa bahkan investor berpengalaman pun mulai melihat hasil yang lebih rendah dari kepemilikan mereka.

Apabila holder jangka panjang mulai merealisasikan profit atau keluar dari posisi mereka, hal ini bisa menambah tekanan jual pada harga XRP. Penurunan berkelanjutan pada rasio MVRV sering kali bertepatan dengan menurunnya kepercayaan pasar, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya koreksi ringan.

Ethereum MVRV Long/Short Difference
Perbedaan Panjang/Pendek MVRV XRP | Sumber: Santiment

Harga XRP Mungkin Butuh Dorongan

XRP saat ini bertengger di US$2,32, masih bertahan di atas level support krusial US$2,28. Altcoin ini telah beberapa kali mencoba menembus resistance US$2,36, namun kesulitan mempertahankan momentum di tengah lemahnya partisipasi investor.

Melihat kondisi on-chain dan teknikal saat ini, XRP berpotensi terus berkonsolidasi di antara US$2,28 – US$2,13 jika tekanan jual meningkat. Penurunan di bawah US$2,13 akan memperkuat prospek bearish dan menunda potensi pemulihan.

XRP Price Analysis.
Analisis Harga XRP | Sumber: TradingView

Namun, jika kepercayaan investor meningkat dan arus masuk modal menguat, XRP berpeluang mengubah US$2,36 menjadi level support baru. Pergerakan ini dapat membuka jalan menuju US$2,45 atau bahkan US$2,52, menandakan sentimen bullish yang kembali dan menggugurkan tesis bearish saat ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi dan analisis harga XRP ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Investor Ethereum Setop Aksi Jual, Mengapa Harga Masih Tertekan?

Ethereum belum mampu mendapatkan kembali momentumnya setelah penurunan 15,8% pada awal bulan ini. Aset kripto terbesar kedua ini masih kesulitan menunjukkan sinyal pemulihan yang perkasa, bergerak sideways sementara investor secara hati-hati menyesuaikan posisi mereka.

Kendati tekanan jual sudah mulai surut, rebound harga Ethereum masih minim akibat tekanan ekonomi makro yang meluas di pasar kripto.

Aksi Jual Investor Ethereum Mulai Mereda

Data dari indikator exchange net position change menunjukkan adanya penurunan bertahap pada arus keluar Ethereum selama beberapa hari terakhir. Tren ini menandakan bahwa investor mulai memperlambat aktivitas jual mereka — sebuah tanda awal potensi stabilisasi harga.

Menukiknya arus keluar dari exchange secara konsisten biasanya mencerminkan melemahnya sentimen bearish di kalangan trader. Namun, fase saat ini lebih mencerminkan jeda ketimbang pembalikan tren. Penurunan volume jual tersebut belum berubah menjadi akumulasi signifikan — komponen penting yang dibutuhkan untuk pemulihan harga yang berkelanjutan.

Perubahan Posisi Bersih Exchange Ethereum
Perubahan Posisi Bersih Exchange Ethereum | Sumber: Glassnode

Relative Strength Index (RSI) menggambarkan kondisi hati-hati dalam momentum Ethereum. Indikator ini masih berada di bawah angka netral 50, menandakan tekanan bearish yang berlanjut meski sempat ada rebound tipis dari kondisi oversold (jenuh jual). Hal ini bermakna bahwa penjual masih memegang kendali, sementara arah pemulihan ETH masih belum pasti.

Agar Ethereum dapat kembali mendapatkan momentum bullish, RSI harus menembus level 50 dan bertahan di atasnya. Kenaikan ini akan menandakan pulihnya kepercayaan investor dan meningkatnya aktivitas beli — faktor yang dapat membantu mendorong pemulihan harga ETH secara lebih solid.

ETH RSI
ETH RSI | Sumber: TradingView

Harga ETH Berpotensi Tetap Berkonsolidasi

Ethereum saat ini nangkring di US$3.512, sedikit bertahan di atas level support US$3.489 setelah mengalami volatilitas dalam beberapa hari terakhir. Meski ada sedikit perbaikan, altcoin king ini masih berada di bawah level resistance utama dan kesulitan untuk pulih sepenuhnya dari penurunan 15,8% yang terjadi bulan ini.

Harga ETH wajib menaklukkan resistance di US$3.607 untuk mengonfirmasi adanya perubahan tren. Berdasarkan indikator saat ini, Ethereum berpotensi melanjutkan fase konsolidasi dalam kisaran US$3.489 hingga US$3.287 karena momentum yang masih netral.

Analisis Harga ETH.
Analisis Harga ETH | Sumber: TradingView

Andaikata kondisi pasar membaik pada minggu ini, Ethereum berpeluang menggelar rebound dan kembali menguji level US$3.607. Breakout yang berhasil di atas level ini bisa mengantarkan harga ke US$3.802. Pergerakan tersebut akan menjadi sinyal kembalinya kekuatan bullish sekaligus membatalkan prospek bearish yang tengah berlangsung.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Ethereum (ETH) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Whale Aster Terekam Borong 51 Juta Token, Akankah Harga Gelar Reli?

Aster (ASTER) telah bergerak sideways selama hampir satu bulan, menunjukkan volatilitas terbatas karena kesulitan menembus resistance.

Altcoin ini masih terjebak di bawah “The Void”, sebuah zona resistance yang belum pernah diuji dan harus ditembus guna membuka peluang pemulihan signifikan. Namun, akumulasi besar-besaran oleh whale menandakan meningkatnya optimisme di antara investor besar.

Whale Aster Bisa Picu Rebound

Whale menunjukkan aktivitas yang semakin tinggi dalam beberapa minggu terakhir, menandakan meningkatnya keyakinan atas prospek jangka panjang Aster.

Data on-chain mengungkap bahwa alamat yang menampung antara 1 juta hingga 10 juta ASTER telah mengakumulasi lebih dari 51 juta token tambahan sejak awal November, setara dengan sekitar US$53 juta berdasarkan harga saat ini.

Lonjakan akumulasi oleh wallet raksasa ini menunjukkan bahwa para whale mulai mengambil posisi untuk potensi kenaikan harga. Secara historis, fase akumulasi seperti ini sering kali mendahului reli tajam, karena investor besar biasanya membeli di area yang mereka anggap sebagai titik dasar harga pasar (market bottom).

Aster Whale Holding.
Aster Whale Holding | Sumber: Santiment

Squeeze Momentum Indicator saat ini menunjukkan adanya tekanan squeeze yang berkembang, ditandai dengan titik-titik hitam yang biasanya mendahului pergerakan harga signifikan. Pola ini kerap menjadi sinyal breakout berbasis volatilitas, menunjukkan bahwa Aster bisa segera mengalami pergerakan harga yang lebih kuat. Saat ini, bar hijau pada indikator tersebut mengindikasikan momentum bullish yang sedang terbentuk di fase ini.

Seumpama volatilitas bullish ini terus berkembang, ASTER berpotensi keluar dari pola pergerakan sempitnya, dengan tekanan beli yang mendorong harga ke level yang lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa squeeze juga bisa berbalik bearish jika sentimen pasar melemah atau kondisi makro lebih luas berubah negatif.

ASTER Squeeze Momentum Indicator
Indikator Squeeze Momentum ASTER | Sumber: TradingView

Harga ASTER Hadapi Resistance

Harga ASTER saat ini parkir di US$1,04, mempertahankan posisi stabil di atas level psikologis US$1,00. Meskipun support ini masih bertahan kuat, area yang lebih krusial berada di US$0,91 — level yang menjadi penopang utama pergerakan harga selama fase konsolidasi terakhir.

Level US$0,91 dan US$1,25 membentuk rentang konsolidasi bagi ASTER. Di atas US$1,25 terdapat “The Void”, zona resistance yang belum pernah diuji dan perlu ditembus untuk memulihkan kerugian sebesar 55% yang terjadi pada Oktober. Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa peluang pemulihan untuk ASTER cukup besar, dengan potensi harga menembus US$1,50 dan menuju US$1,63.

ASTER Price Analysis.
Analisis Harga ASTER | Sumber: TradingView

Namun, jika sentimen pasar melemah, Aster dapat memperpanjang pola sideways-nya atau bahkan tumbang di bawah US$0,91. Aksi turun seperti itu bisa memicu koreksi yang lebih curam menuju US$0,80, yang akan membatalkan proyeksi bullish saat ini dan menunda prospek pemulihan.

Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga ASTER di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Strategis Bloomberg Peringatkan Harga Bitcoin (BTC) Bisa Anjlok 50%

Seiring Bitcoin memasuki fase koreksi jangka pendek, pasar terbagi dalam dua pandangan. Sebagian pakar memperingatkan bahwa jika harga jatuh di bawah level psikologis US$100.000, ini bisa memicu drop lanjutan hingga ke US$56.000.

Di sisi lain, analis data on-chain menilai bahwa pelemahan saat ini merupakan penyesuaian yang sehat bagi pasar.

McGlone Soroti US$100.000 sebagai Support Krusial

Mike McGlone, Senior Commodity Strategist di Bloomberg Intelligence, baru-baru ini menegaskan dalam sebuah podcast bahwa level US$100.000 merupakan support yang sangat signifikan bagi Bitcoin. Jika level US$100.000 ambruk, itu akan menandai berakhirnya era harga Bitcoin enam digit, sebuah simbol yang selama ini identik dengan volatilitas tinggi.

Harga Bitcoin belakangan ini turun 20%, dan kondisi tersebut sangat mungkin memberi dampak negatif pada sentimen pasar. McGlone bahkan mengkritik keras keadaan pasar, dengan mengatakan bahwa selain sekitar US$300 miliar stablecoin yang mengikuti nilai US Treasury, tidak ada aset lain yang benar-benar merefleksikan sesuatu yang fundamental.

Ia melanjutkan, “Orang-orang akan menyadari, ya, oke, semuanya tidak mencerminkan apa-apa, yang (akan) menyingkirkan 90% dari itu, dan setelahnya barulah kita bisa kembali membangun pasar yang lebih layak.”

Korelasi Tinggi Isyaratkan Risiko Pasar yang Lebih Luas

Sang analis memperingatkan bahwa jika nilai Bitcoin runtuh, dampaknya kemungkinan tidak akan berhenti di pasar kripto saja. Ia menjelaskan, “Jika pasar terus merayap turun di bawah seratus ribu, itu adalah potensi efek domino karena korelasinya sangat tinggi dengan pasar saham.”

Apa yang Dipertaruhkan dari Bitcoin Menahan US$100.000? Saham. Sumber: X(Mike McGlone)

Dalam sebuah chart yang ia lampirkan di X, terlihat bahwa korelasi terbaru antara indeks S&P 500 dan harga Bitcoin mencapai 0,5332. Tingkat korelasi setinggi ini menunjukkan bahwa penurunan pada Bitcoin dapat memicu penurunan lanjutan pada S&P 500.

Ia mencatat, “Sekarang ini hampir menjadi trade yang sama karena sebagian besar dana yang masuk berasal dari ETF, yang mayoritas investornya selama ini lebih aktif di Nasdaq dan S&P 500.”

McGlone juga menekankan bahwa skenario terburuk bisa membawa harga Bitcoin turun hingga ke US$56.000.

Menurutnya, mean reversion identik dengan kerendahan hati pasar. Ia menambahkan bahwa jika melihat chart, wajar saja bagi aset kripto pertama ini untuk kembali ke moving average 48 bulan — kini di kisaran US$56.000 — setelah reli panjang seperti yang terjadi pada 2025.

Data On-Chain Isyaratkan ‘Fase Bear Ringan’

Sebaliknya, analis data on-chain menyampaikan pandangan berbeda, menilai penurunan saat ini tidak sama dengan “crash sejati” dalam sejarah. Glassnode, platform data on-chain kripto, merilis laporan pada Rabu yang mencatat bahwa unrealized loss Bitcoin saat ini jauh lebih rendah dibandingkan periode bear market sebelumnya.

BTC: Kerugian Belum Terrealisasi Relatif | Sumber: Glassnode

Mereka menyatakan, “Berbeda dengan bear market 2022–2023, ketika kerugian mencapai level ekstrem, angka saat ini di 3,1% menunjukkan tekanan yang masih moderat, sebanding dengan koreksi mid-cycle pada Q3–Q4 2024 dan Q2 2025, yang semuanya tetap berada di bawah ambang 5%.”

“Selama unrealized loss bertahan di kisaran ini, pasar dapat diklasifikasikan sebagai fase bear ringan yang ditandai oleh revaluasi yang tertata, bukan kepanikan.”

Namun, Glassnode memberi peringatan bahwa “penurunan lebih dalam yang mendorong rasio ini di atas 10% kemungkinan akan memicu kapitulasi yang lebih luas dan menandai transisi menuju rezim bearish yang jauh lebih parah.”

Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •