Akhir pekan ini tercatat sebagai salah satu periode paling brutal di pasar mata uang kripto. Lebih dari US$2,2 miliar posisi leverage investor di likuidasi. Peristiwa ini bukan sekadar koreksi harga biasa, melainkan sebuah likuidasi kripto miliaran yang secara brutal menunjukkan risiko di pasar yang volatilterutama untuk BTC, XRP, dan DOGE.
Anjloknya harga Bitcoin (BTC) hingga mendekati US$81.000 menjadi pemicu. Altcoin seperti XRP dan Dogecoin (DOGE) turut menderita kerugian yang lebih parah, menandai tingginya sensitivitas altcoin terhadap tekanan likuiditas BTC.
Ketika Bitcoin Menjadi Pemicu Likuidasi
Penurunan tajam Bitcoin mencatat harga terendah sejak April dan kini telah jatuh lebih dari 33% dari puncak tertingginya.
Berbeda dengan koreksi sebelumnya, crash kali ini di dominasi oleh penutupan paksa posisi long yang di buka dengan leverage tinggi. Ketika harga jatuh, posisi-posisi ini mencapai batas marginnya dan di tutup secara otomatis oleh bursa, menambah tekanan jual ke pasar.
Sementara Bitcoin menjadi pusat likuidasi, altcoin mengalami persentase kerugian harian yang lebih dramatis. Ini menegaskan peran mereka sebagai aset yang paling rentan terhadap volatilitas pasar.
XRP: Dalam skala mingguan, XRP menjadi top mover dalam kerugian di antara sepuluh kripto teratas, dengan penurunannya mencapai sekitar 15%.
Journalist BeInCrypto mempertanyakan hal ini kepada analist lokal, Tri Agung Praseto. Iya menyatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa korelasi antar-aset tetap kuat. Begitu BTC kehilangan pijakan, investor cenderung menarik modal dari altcoin yang di anggap lebih berisiko, memperburuk laju penurunan harga mereka.
Sentimen “Ketakutan Ekstrem” dan Prospek Jangka Pendek
Para ahli menyimpulkan bahwa pasar berada dalam situasi yang sangat rumit dalam jangka pendek. Meskipun fundamental ekonomi makro mungkin menawarkan harapan pemulihan dalam jangka panjang, goncangan yang didorong oleh leverage telah menciptakan ketidakpastian mendalam.
Pelajaran terbesar dari ‘Black Friday’ kripto ini adalah penekanan pada pentingnya manajemen risiko dan bahaya dari penggunaan leverage berlebihan.
Bagaimana pendapat Anda tentang likuidasi pasar kripto di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Bitcoin sedang mengarungi periode volatilitas tinggi. Ini tak lain terpicu oleh memuncaknya spekulasi soal potensi pengaruh pemerintah AS pada harga berbagai aset kripto. Walhasil, kalangan investor dan analis kini memantau setiap pengumuman resmi dan langkah pemerintah, mengantisipasi pergerakan pasar yang sewaktu-waktu bisa berubah mendadak.
Perdebatan soal dugaan manipulasi pasar serta akumulasi strategis Bitcoin oleh pemerintah AS semakin menguat di kalangan trader institusional dan ritel, yang tetap waspada akan setiap sinyal dari otoritas maupun crypto whale.
Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin tergelincir dari US$95.000 ke US$86.000, imbas aksi jual masif yang dikaitkan dengan kekhawatiran terkait kemajuan komputasi kuantum serta penjualan dari investor raksasa. Tekanan jual ini (termasuk satu pionir yang menjual lebih dari 11.000 BTC) memicu likuidasi hampir US$1 miliar hanya dalam satu hari.
Pada saat yang sama, ETF Bitcoin di AS menorehkan arus keluar bersih sebesar US$203,6 juta sepanjang hari. Sementara itu, sentimen “extreme fear” (ketakutan ekstrem) mendominasi, dan analis kini mengawasi dengan ketat level-level support di rentang US$74.000 hingga US$90.000.
“Hal yang aneh: psikologi pasar. Beberapa holder BTC yang nyangkut sekarang bilang mereka akan keluar di pucuk pasar berikutnya. Masalahnya, saat pucuk berikutnya itu datang, mereka justru akan menjadi pembeli, bukan penjual, karena mengira masih ada ruang untuk naik lebih tinggi,” wanti-wanti Peter Brandt di X.
Kinerja Harga Bitcoin (BTC), 24 Jam | Sumber: BeInCrypto
Ketidakpastian ini lantas memunculkan berbagai hipotesis baru mengenai tujuan dan taktik pemerintah. Walaupun belum ada bukti manipulasi langsung, sejumlah komentar di media sosial semakin memperkuat perdebatan tersebut.
Di X (sebelumnya Twitter), analis pasar Peter Brandt melontarkan hipotesis kontroversial: pemerintah AS bisa saja memicu drop harga yang tajam dalam rangka membeli Bitcoin pada harga diskon.
“Pendapat pribadi saya adalah bahwa pemerintah AS seharusnya memicu penurunan harga yang tajam, memaksa Saylor tersapu likuidasi. Kemudian, pemerintah AS bisa mengakumulasi BTC untuk mendukung USD sebagai mata uang cadangan. Saya rasa koreksi harga ke US$30.000 sudah cukup,” ujar Brandt dalam postingan lainnya.
My own personal opinion The U.S. govt should engineer a sharp price decline, forcing Saylor into liquidation Then the U.S. govt can stock up on BTC to back up the $USD as a reserve currency I think driving price to $30k would do the trick pic.twitter.com/qwMCSYviOt
Meskipun ia hanya menyampaikan pendapat pribadi, pernyataan Brandt mencerminkan kekhawatiran bahwa kebijakan dan aksi terkoordinasi dapat memperdalam koreksi. Sementara itu, analis lain memprediksi adanya potensi koreksi sampai ke US$55.000 andaikata level-level support kunci berhasil diterobos.
Kebijakan Pemerintah AS: Akumulasi Bitcoin dan Dampaknya ke Pasar
Pada 2025, berbagai inisiatif federal baru di Amerika Serikat menempatkan kemungkinan keterlibatan negara yang lebih besar dalam pasar Bitcoin di garis depan perhatian publik.
Maret lalu, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang membentuk Strategic Bitcoin Reserve dan Digital Asset Vault, yang mewajibkan seluruh lembaga federal mendeklarasikan kepemilikan aset kripto mereka serta memberi kewenangan kepada Departemen Keuangan untuk membangun cadangan Bitcoin nasional. Perubahan ini, yang dirinci dalam perintah resmi Gedung Putih, mempertegas fokus pemerintah pada aset kripto.
Di samping itu, Bitcoin Act of 2025 yang diusulkan akan memungkinkan Departemen Keuangan AS untuk membeli dan sekaligus mengelola Bitcoin dalam volume jumbo, meniru model cadangan emas historis. Sementara itu, Congressman Warren Davidson memperkenalkan legislasi baru yang memungkinkan warga membayar pajak federal menggunakan Bitcoin, di mana pendapatan tersebut disetorkan ke Bitcoin Reserve.
Langkah-langkah ini telah menumbuhkan persepsi bahwa kebijakan AS bisa berdampak langsung ke harga Bitcoin. Para analis menilai administrasi dan pengawasan federal bisa memperkuat kemampuan lembaga-lembaga pemerintah untuk memengaruhi pasar kripto.
“Tak diragukan lagi, leverage berlebihan akan dihukum, tetapi bukankah ini bertentangan dengan esensi Bitcoin jika negara memiliki jumlah sebesar itu? Terlebih, jika itu diperoleh lewat manipulasi, misalnya, pemerintah AS menggunakan kekuatan moneternya (atau kekuatan lainnya) untuk mengakses cadangan tersebut,” tanya Best dog ever.
Kendati pemerintah AS belum terbukti melakukan intervensi langsung ataupun memanipulasi pasar, infrastruktur untuk mengelola cadangan BTC yang lebih besar sudah tersedia. Dengan semakin besarnya akses institusional dan berkembangnya kerangka hukum, volatilitas berisiko melejit sebagai respons atas perubahan kebijakan maupun rumor dan spekulasi.
Bagi investor Bitcoin, kewaspadaan yang konstan dan kemampuan untuk bereaksi cepat menjadi amat penting dalam lingkungan yang dinamis dan senantiasa berubah ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin versi Brandt di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Jutaan token akan masuk ke pasar kripto minggu ini. Terutama, tiga ekosistem utama; LayerZero (ZRO), SOON (SOON), dan YZY (YZY) yangakan merilis pasokan yang sebelumnya terkunci.
Unlock ini mungkin menyebabkan volatilitas pasar serta memengaruhi pergerakan harga dalam jangka pendek. Berikut adalah rincian yang perlu di perhatikan di setiap proyek.
1. LayerZero (ZRO)
Tanggal Unlock: 20 November
Jumlah Token yang Akan Di unlock: 25,71 juta ZRO (2,57% dari Total Supply)
Pasokan Beredar Saat Ini: 198,25 juta ZRO
Total Supply: 1 miliar ZRO
LayerZero adalah protokol interoperabilitas yang di rancang untuk menghubungkan berbagai blockchain. Hal ini dapat memungkinkan komunikasi lintas chain yang lancar agar dApps dapat berinteraksi di berbagai blockchain tanpa jembatan tradisional.
Tim ini akan merilis 25,71 juta token pada 20 November, dengan nilai sekitar US$36,76 juta. Jumlah ini mencakup 7,29% dari suplai yang di rilis.
Unlock Token Kripto ZRO di Bulan November | Sumber: Tokenomist
Jumlah Token yang Akan Di unlock: 15,21 juta SOON (1,54% dari Total Supply)
Pasokan Beredar Saat Ini: 281,1 juta SOON
Total Supply: 984,1 juta SOON
SOON adalah Rollup Solana Virtual Machine (SVM) berperforma tinggi, yang di rancang untuk menerapkan Super Adoption Stack. Ini mencakup tiga komponen utama: SOON Mainnet, SOON Stack, dan InterSOON.
Jaringan ini akan mengunlock 15,21 juta SOON pada 23 November. Jumlah ini mencakup 4,33% dari suplai yang di rilis serta bernilai US$28,29 juta.
Unlock Token Kripto SOON di Bulan November | Sumber: Tokenomist
SOON akan mempersiapkan 8,3 juta token untuk airdrop bagi holder non-fungible token (NFT). Mereka akan mendistribusikan 4,17 juta koin untuk ekosistem. Alokasinya adalah 2,22 juta SOON untuk insentif komunitas dan 520,830 token untuk airdrop dan likuiditas.
Pada 19 November, YZY akan mengunlock 37,5 juta token senilai sekitar US$14,35 juta. Token ini mewakili 12,5% dari pasokan yang beredar.
Unlock Token Kripto YZY di Bulan November | Sumber: Tokenomist
Pembukaan kunci lainnya yang menonjol dan dapat di perhatikan investor pada minggu ketiga November mencakup adalah ZKsync (ZK), KAITO (KAITO), ApeCoin (APE)
Bagaimana pendapat Anda tentang token unlock di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Seiring Bitcoin memasuki fase koreksi jangka pendek, pasar terbagi dalam dua pandangan. Sebagian pakar memperingatkan bahwa jika harga jatuh di bawah level psikologis US$100.000, ini bisa memicu drop lanjutan hingga ke US$56.000.
Di sisi lain, analis data on-chain menilai bahwa pelemahan saat ini merupakan penyesuaian yang sehat bagi pasar.
McGlone Soroti US$100.000 sebagai Support Krusial
Mike McGlone, Senior Commodity Strategist di Bloomberg Intelligence, baru-baru ini menegaskan dalam sebuah podcast bahwa level US$100.000 merupakan support yang sangat signifikan bagi Bitcoin. Jika level US$100.000 ambruk, itu akan menandai berakhirnya era harga Bitcoin enam digit, sebuah simbol yang selama ini identik dengan volatilitas tinggi.
Harga Bitcoin belakangan ini turun 20%, dan kondisi tersebut sangat mungkin memberi dampak negatif pada sentimen pasar. McGlone bahkan mengkritik keras keadaan pasar, dengan mengatakan bahwa selain sekitar US$300 miliar stablecoin yang mengikuti nilai US Treasury, tidak ada aset lain yang benar-benar merefleksikan sesuatu yang fundamental.
Ia melanjutkan, “Orang-orang akan menyadari, ya, oke, semuanya tidak mencerminkan apa-apa, yang (akan) menyingkirkan 90% dari itu, dan setelahnya barulah kita bisa kembali membangun pasar yang lebih layak.”
Korelasi Tinggi Isyaratkan Risiko Pasar yang Lebih Luas
Sang analis memperingatkan bahwa jika nilai Bitcoin runtuh, dampaknya kemungkinan tidak akan berhenti di pasar kripto saja. Ia menjelaskan, “Jika pasar terus merayap turun di bawah seratus ribu, itu adalah potensi efek domino karena korelasinya sangat tinggi dengan pasar saham.”
Apa yang Dipertaruhkan dari Bitcoin Menahan US$100.000? Saham. Sumber: X(Mike McGlone)
Dalam sebuah chart yang ia lampirkan di X, terlihat bahwa korelasi terbaru antara indeks S&P 500 dan harga Bitcoin mencapai 0,5332. Tingkat korelasi setinggi ini menunjukkan bahwa penurunan pada Bitcoin dapat memicu penurunan lanjutan pada S&P 500.
Ia mencatat, “Sekarang ini hampir menjadi trade yang sama karena sebagian besar dana yang masuk berasal dari ETF, yang mayoritas investornya selama ini lebih aktif di Nasdaq dan S&P 500.”
McGlone juga menekankan bahwa skenario terburuk bisa membawa harga Bitcoin turun hingga ke US$56.000.
Menurutnya, mean reversion identik dengan kerendahan hati pasar. Ia menambahkan bahwa jika melihat chart, wajar saja bagi aset kripto pertama ini untuk kembali ke moving average 48 bulan — kini di kisaran US$56.000 — setelah reli panjang seperti yang terjadi pada 2025.
Data On-Chain Isyaratkan ‘Fase Bear Ringan’
Sebaliknya, analis data on-chain menyampaikan pandangan berbeda, menilai penurunan saat ini tidak sama dengan “crash sejati” dalam sejarah. Glassnode, platform data on-chain kripto, merilis laporan pada Rabu yang mencatat bahwa unrealized loss Bitcoin saat ini jauh lebih rendah dibandingkan periode bear market sebelumnya.
BTC: Kerugian Belum Terrealisasi Relatif | Sumber: Glassnode
Mereka menyatakan, “Berbeda dengan bear market 2022–2023, ketika kerugian mencapai level ekstrem, angka saat ini di 3,1% menunjukkan tekanan yang masih moderat, sebanding dengan koreksi mid-cycle pada Q3–Q4 2024 dan Q2 2025, yang semuanya tetap berada di bawah ambang 5%.”
“Selama unrealized loss bertahan di kisaran ini, pasar dapat diklasifikasikan sebagai fase bear ringan yang ditandai oleh revaluasi yang tertata, bukan kepanikan.”
Namun, Glassnode memberi peringatan bahwa “penurunan lebih dalam yang mendorong rasio ini di atas 10% kemungkinan akan memicu kapitulasi yang lebih luas dan menandai transisi menuju rezim bearish yang jauh lebih parah.”
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Crash pasar kripto telah menghukum para trader yang bertaruh pada kelanjutan reli, menyapu lebih dari US$1 miliar dalam posisi long.
Namun, segelintir crypto whale kenamaan justru mengambil posisi sebaliknya: membuka posisi long baru meski pasar tengah dilanda aksi jual.
Kekacauan Pasar Kripto Hapus Posisi Long
BeInCrypto melaporkan bahwa crash pasar kripto semakin dalam dalam beberapa hari terakhir, di mana posisi long senilai US$1,38 miliar terhapus hanya dalam 24 jam. Sell-off mendadak ini membuat investor terbelah mengenai arah pasar berikutnya.
Menurut platform analitik on-chain Lookonchain, 0xc2a3 menutup seluruh posisi long Bitcoin (BTC) dan menjual sebagian posisi long Ethereum (ETH) serta Solana (SOL) dengan kerugian besar. Total portofolionya berbalik dari lebih dari US$33 juta keuntungan menjadi lebih dari US$26 juta kerugian.
“Setelah merugi US$44,67 juta dari posisi long-nya… trader 0xc2a3 kini berbalik bearish. Ia baru saja membuka short 25x pada 8.562,84 ETH (US$28,3 juta),” tambah Lookonchain.
Machi Big Brother(@machibigbrother) has been fully liquidated again!
Top Crypto Whale Lakukan Taruhan Kontrarian di Tengah Kekacauan Pasar
Meski kerugian terjadi di seluruh pasar, sejumlah trader di Hyperliquid justru berbalik arah. Ini menjadi sebuah sinyal yang mungkin menandai perubahan sentimen di kalangan para pakar. Lookonchain mengidentifikasi “0x9263” sebagai salah satu pelaku kontrarian utama.
Setelah menutup 20 trade menguntungkan sejak Oktober dan meraup profit US$23,7 juta, 0x9263 menutup seluruh posisi short dan beralih membuka posisi long pada Bitcoin, Ethereum, Solana, dan Uniswap.
Data HyperDash mengungkap bahwa posisi terbukanya saat ini menghasilkan profit belum terealisasi sekitar US$1,6 juta. Win rate crypto whale ini berada di angka 73,73%.
Posisi Long Terbuka Crypto Whale (0x9263) | Sumber: HyperDash
Adapun trader besar lainnya, “Anti-CZ Whale”, juga memutar haluan. BeInCrypto menyoroti bahwa unrealized profit dari posisi short whale ini melonjak lebih dari US$36 juta kemarin, terutama dari short ASTER, DOGE, ETH, XRP, dan PEPE.
Pada awal Oktober, trader yang sama mencetak profit US$18,5 juta dari shorting. Namun kini, ia berbalik arah dari shorting Ethereum menjadi membuka posisi long besar.
“Anti-CZ Whale telah beralih dari short ETH menjadi long. Posisi saat ini: 130.566 DOGE (US$21.000) long, 32.802 ETH (US$109 juta) long, 58,27 juta ASTER (US$59,7 juta) short, 1,99 miliar kPEPE (US$11,3 juta) short,” ungkap Lookonchain.
Selain itu, “Bitcoin OG” menambah eksposurnya dengan menyetor tambahan US$20 juta dalam USDC untuk memperbesar posisi long Bitcoin dan Ethereum. Meski begitu, kedua posisi tersebut kini menunjukkan kerugian belum terealisasi lebih dari US$3,5 juta secara total.
Langkah-langkah kontrarian dari para trader papan atas ini berseberangan dengan gelombang likuidasi massal yang dialami banyak pelaku pasar. Apakah para whale ini berhasil menangkap bottom atau justru bertaruh pada volatilitas baru — jawabannya akan terlihat seiring waktu. Jurang yang lebar antara mereka yang tersapu leverage dan mereka yang mulai reposisi menunjukkan betapa ekstremnya pertaruhan di pasar derivatif kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang aksi whale kenamaan yang justru pasang posisi long di tengah crash pasar crypto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!