Reading view

Meme Coin Hero Australia Ajak Dukungan Komunitas setelah Serangan Teroris di Sydney

Sebuah meme coin bernama HERO mulai populer dalam beberapa hari terakhir, yang dibuat untuk menghormati seorang pria yang membantu melucuti salah satu dari dua pelaku saat terjadi serangan mematikan di acara perayaan Hanukkah di Sydney, Australia, akhir pekan lalu.

Token ini sempat mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$1,7 juta. Tim di balik inisiatif ini mengatakan bahwa proyek tersebut akan menyumbangkan semua biaya kreator untuk mendukung para korban serangan itu.

HERO Diluncurkan untuk Membantu Korban Bondi

Sebuah inisiatif akar rumput pun menguat setelah serangan teroris di Bondi Beach pada hari Minggu, yang menyebabkan 15 orang tewas dan setidaknya 42 orang lainnya terluka.

Seorang individu dengan nama DefiANT di X meluncurkan meme coin HERO untuk menghormati Ahmed al-Ahmed, seorang pemilik toko buah berusia 43 tahun yang berhasil melucuti salah satu pelaku saat kejadian berlangsung.

the whole world is talking about the heroic act of Ahmed.

meanwhile, we have established ourselves as the only true $hero coin by donating $20k in creator rewards so far, with much more to come.

we had our first space in which people shared their experiences, expressed…

— DefiAnt™ (build/acc) (@defi_tm) December 15, 2025

Berdasarkan DexScreener, HERO berjalan di atas Solana dan kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai US$180.000. Meme coin ini dibuat melalui Pump.Fun dan sempat menyentuh puncak hampir US$1,7 juta. Meskipun meme coin tersebut diluncurkan di hari yang sama dengan serangan itu, pengembang awal meninggalkan proyek ini dan lalu menelantarkannya.

Sejak saat itu, komunitas mengambil alih pengelolaan token ini, dengan DefiANT muncul sebagai penggerak utamanya. Inisiatif ini pun telah berubah menjadi gerakan yang sepenuhnya dipimpin oleh komunitas, dengan semua hasil didedikasikan untuk membantu para korban.

Halaman GoFundMe yang Dibuat oleh Komunitas Meme Coin

Kampanye Penggalangan Dana Berhasil Lampaui US$2,3 Juta

Selain token, tim juga meluncurkan kampanye GoFundMe paralel untuk menggalang dana bagi mereka yang terdampak serangan tersebut.

Berdasarkan halaman penggalangan dana, hampir 40.000 orang telah bersama-sama mengumpulkan lebih dari US$2,3 juta. Kampanye ini menargetkan angka US$3,1 juta.

Grafik Harga Meme Coin HERO | Sumber: DexScreener

Situs resmi HERO menyebut bahwa donasi akan diberikan kepada para korban dalam beberapa tahap. DefiANT juga sudah mengonfirmasi lewat media sosial kalau sebanyak 47.000 dolar Australia sudah disalurkan kepada mereka yang terdampak serangan tersebut.

  •  

Kenapa Aksi Tegas Terbaru Cina terhadap Mining Memicu Penjualan Bitcoin Terbaru

Seiring harga Bitcoin yang terus bergerak turun, tindakan keras terbaru dari pemerintah Cina terhadap aktivitas mining domestik bisa jadi menjelaskan penurunan mendadak ini.

Di provinsi Xinjiang, sekitar 400.000 Bitcoin miner terpaksa menutup operasinya dan offline. Gangguan mendadak ini memutuskan aliran pendapatan, sehingga beberapa operator harus menjual Bitcoin yang mereka miliki untuk menutupi biaya operasional atau membiayai upaya relokasi.

Gangguan Mining Menambah Tekanan pada Penurunan Bitcoin

Dalam unggahan media sosial baru-baru ini, mantan chairman Canaan, Jack Kong, menyebut bahwa kekuatan komputasi Cina turun sekitar 100 exahash per detik (EH/s) dalam waktu 24 jam. Ia terang bahwa penurunan sekitar 8% ini terjadi setelah ratusan ribu mesin mining dimatikan.

Bitcoin Hash Rate Falls by Most Since 2024 Halving

Ex-Chairman of $CAN says 400k BTC mining machines shut off in China https://t.co/4RQ0O2esh3 pic.twitter.com/q5OopJq10M

— matthew sigel, recovering CFA (@matthew_sigel) December 15, 2025

Berita ini muncul tak lama sebelum harga Bitcoin jatuh ke US$86.000 pada Selasa, menembus level US$90.000 yang sebelumnya mampu dipertahankan selama seminggu terakhir.

Beberapa analis melihat waktu kejadian ini bukan hal yang kebetulan, dan menunjuk pada korelasi antara penutupan mining dan penurunan harga

Mereka juga menyorot bahwa langkah mendadak dan ketat sering kali memaksa Bitcoin miner untuk segera bertindak, sehingga tekanan pasar jangka pendek bisa semakin besar.

Shutdown miner picu tekanan likuiditas dan aksi jual

Menurut analis Bitcoin, NoLimit, ketika Bitcoin miner terpaksa offline, biasanya akan terjadi reaksi berantai. 

Hal ini mencakup hilangnya pendapatan secara langsung, kebutuhan mendesak akan likuiditas untuk biaya operasional atau relokasi, dan dalam beberapa kasus, penjualan paksa Bitcoin yang mereka simpan.

Dinamika seperti ini bisa berdampak langsung ke pasar aset kripto secara umum. Saat sekitar 8% kekuatan komputasi Bitcoin tiba-tiba terhenti, ketidakpastian pun meningkat sehingga menambah tekanan jangka pendek terhadap harga Bitcoin.

🚨 BITCOIN IS CRASHING AND THIS IS THE REASON WHY!!!

Bitcoin is down today for a very simple reason, and almost nobody is explaining it properly.

It’s coming straight from China, and the timing matters.

That’s right, china’s crashing bitcoin, AGAIN.

Here’s what’s happening:… pic.twitter.com/RV3k9JzA0T

— NoLimit (@NoLimitGains) December 15, 2025

“That creates real sell pressure, not the other way around,” jelas NoLimit.

Waktu kejadian membuat dampaknya semakin terasa. Sektor mining di Cina baru saja kembali menjadi kontributor utama hashrate global.

Comeback Mining Bertemu Tekanan Regulasi Secara Tiba-tiba

Kurang dari sebulan lalu, Cina merebut kembali posisinya sebagai pusat mining Bitcoin terbesar ketiga di dunia. Berdasarkan data Hashrate Index, negara ini menyumbang sekitar 14% hashrate global pada bulan Oktober.

Meski pemerintah memberlakukan larangan mining secara resmi pada 2021, aktivitas di bawah tanah masih terus berkembang di seluruh negeri.

Analis menyorot akses ke listrik murah dan kelebihan pasokan listrik di beberapa wilayah sebagai pendorong utama bangkitnya kembali aktivitas mining di sana.

Di tengah situasi ini, tindakan keras pekan ini membuat Bitcoin miner tak siap. Ketika regulasi mendadak diperketat dan hashrate Bitcoin turun, pendapatan Bitcoin miner jadi sorotan utama.

Tekanan ini makin besar setelah harga Bitcoin anjlok sekitar 30% dari puncak Oktober dan biaya transaksi yang terus rendah, yang akhirnya membuat pendapatan Bitcoin miner turun ke titik terendah dalam beberapa waktu terakhir.

Mengingat mining menjadi penopang keamanan dan operasional jaringan Bitcoin, koreksi harga baru-baru ini memang sejalan dengan gangguan luas yang terjadi, meskipun dampak penuhnya mungkin akan terlihat seiring waktu.

  •  

Bitcoin Alami Pemisahan Satu Tahun Penuh dari Saham untuk Pertama Kali dalam Lebih dari Satu Dekade

Bitcoin telah memutus korelasi jangka panjangnya dengan saham, menandai tahun penuh pertama perbedaan arah dengan pasar saham selama lebih dari satu dekade.

Perubahan ini menunjukkan ada jarak yang makin lebar antara aset kripto dan pasar tradisional, sehingga banyak yang mempertanyakan peran Bitcoin dalam siklus saat ini.

Pemisahan Pasar yang Bersejarah

Bitcoin dan saham secara historis biasanya bergerak sejalan. Namun sekarang hubungan tersebut sepertinya sudah pecah.

Berdasarkan data dari Bloomberg, S&P 500 naik lebih dari 16% tahun ini sedangkan Bitcoin turun 3%, yang berarti ini adalah perbedaan arah pertama kali sejak 2014.

BREAKING: Bitcoin is headed for its first full-year split from stocks in over a decade, marking the first time since 2014 equities rallied while crypto fell. pic.twitter.com/Ns25xJ2KV2

— Short Squeez (@shortsqueeznews) December 7, 2025

Perpecahan yang jelas seperti ini memang cukup jarang terjadi, bahkan di dunia aset kripto, sehingga peran Bitcoin di kancah pasar global kini kembali jadi sorotan. Perbedaan ini juga menantang anggapan bahwa optimisme regulasi dan partisipasi institusi pasti akan otomatis menghasilkan performa yang terus meningkat.

Kondisi ini jadi makin mencolok melihat situasi pasar yang lebih luas, di mana saham-saham kecerdasan buatan melonjak, belanja modal naik pesat, dan investor kembali ke saham. Sementara itu, aset defensif tradisional juga mendapat perhatian lebih, menandakan investor sedang melakukan alokasi ulang, bukan benar-benar mengambil risiko tinggi.

Tekanan khusus di dunia aset kripto, termasuk likuidasi paksa dan anjloknya partisipasi dari retail, sangat memperparah performa buruk Bitcoin. Posisi yang tersapu miliaran dolar menyebabkan penurunan makin dalam, sehingga koreksi yang awalnya kecil berubah menjadi penarikan industri secara besar-besaran.

Seiring sinyal-sinyal ini bertambah, sentimen pasar pun melemah, memicu perdebatan apakah ini adalah koreksi biasa atau justru perubahan struktural yang lebih besar.

Koreksi Normal atau Ada Hal Lain?

Selama ini, Bitcoin memang dikenal sebagai aset yang bergerak berdasarkan momentum, tapi gagalnya pergerakan naik yang berkelanjutan memperlihatkan bahwa kepemimpinan pasar aset berisiko sudah berpindah ke tempat lain.

Aliran dana masuk ke exchange-traded fund (ETF) Bitcoin saat ini melambat, dukungan dari tokoh-tokoh penting juga makin jarang terdengar, dan indikator teknikal utama justru mulai menunjukkan kelemahan kembali.

Pergerakan harga mencerminkan semakin turunnya kepercayaan pasar. Bitcoin masih kesulitan untuk kembali bangkit sejak harga puncak di bulan Oktober mendekati US$126.000 dan sekarang justru melayang di kisaran US$90.000, menegaskan bahwa perpecahan ini lebih disebabkan oleh hilangnya keyakinan bukan hanya volatilitas jangka pendek semata.

Meskipun saat ini terjadi perpecahan, periode waktu yang lebih panjang membuat narasi jadi lebih rumit. 

Dalam jangka waktu beberapa tahun, Bitcoin masih menunjukkan performa yang lebih unggul dibanding saham, sehingga perbedaan arah yang terjadi belakangan ini boleh jadi hanya cerminan dari kelebihan kenaikan sebelumnya yang kini mulai turun dan bukan benar-benar akhir dari tren

Dari sudut pandang tersebut, performa buruk Bitcoin saat ini masih bisa masuk dalam kategori koreksi biasa di dalam siklus pasar bullish yang lebih besar, meski tajam berbeda secara tahunan.

  •  

OCC setujui lima bank trust aset kripto saat klaim ‘debanking’ mendapat sorotan

OCC hari ini memberikan persetujuan bersyarat kepada lima perusahaan berbasis aset digital untuk mendapatkan charter bank trust nasional, menandakan ekspansi yang terukur namun nyata dari perusahaan kripto ke dalam sistem perbankan federal.

Keputusan ini menantang klaim dari sebagian industri perbankan yang menyebut kripto tidak bisa mematuhi standar regulasi. Nampaknya, hal ini juga memperumit narasi industri kripto sendiri mengenai upaya bersama untuk memutus aksesnya dari layanan keuangan.

Lima perusahaan di balik persetujuan

Selain Ripple National Trust Bank, Office of the Comptroller of the Currency (OCC) juga memberikan persetujuan bersyarat kepada empat institusi lain yang berfokus pada aset digital, menandakan langkah regulasi yang lebih luas, bukan pengecualian semata.

Selain Ripple, OCC juga menyetujui permohonan trust bank de novo untuk First National Digital Currency Bank serta memberikan izin kepada Circle, BitGo, Fidelity Digital Assets, dan Paxos untuk beralih dari charter tingkat negara bagian.

🚨 JUST IN: The OCC just approved conditional national trust bank charters: Ripple. Paxos. BitGo. Fidelity Digital Assets. Circle.

A national trust charter means federal supervision, 50-state reach, and the credibility to custody assets for ETFs, treasuries, and institutions… pic.twitter.com/DWQyX6jKsm

— Simon Taylor (@sytaylor) December 12, 2025

Kelima persetujuan tersebut masih bersifat bersyarat, karena tiap institusi wajib memenuhi standar operasional, tata kelola, dan kepatuhan tertentu sebelum mendapatkan otorisasi final.

“Pendatang baru di sektor perbankan federal ini baik untuk konsumen, industri perbankan, dan ekonomi,” ujar OCC Comptroller Jonathan Gould dalam siaran pers. “Mereka memberikan akses ke produk, layanan, dan sumber kredit baru untuk konsumen, serta memastikan sistem perbankan yang dinamis, kompetitif, dan beragam.”

Faktor penyatu di antara perusahaan-perusahaan ini adalah model bisnis dan posisi regulasi mereka di dalam sistem keuangan.

Tidak ada dari mereka yang berniat beroperasi sebagai bank komersial penuh yang menawarkan produk simpanan atau pinjaman tradisional. Sebaliknya, mereka berfokus pada kustodi, penyelesaian transaksi, dan infrastruktur aset digital yang terutama ditujukan bagi klien institusi.

Bagi pemain mapan seperti Fidelity dan Paxos, charter nasional menyediakan satu pengawas federal dan otoritas di seluruh negeri. Pergeseran ini menggantikan pengawasan tingkat negara bagian yang terfragmentasi, sehingga pelibatan regulasi untuk operasi berskala institusi menjadi lebih sederhana.

Untuk pendatang baru seperti Ripple National Trust Bank dan First National Digital Currency Bank, persetujuan ini membuka akses federal tanpa eksposur sebagai bank konsumen.

Jika dilihat secara keseluruhan, persetujuan ini menunjukkan OCC tidak menutup akses untuk perusahaan kripto, melainkan memperjelas model bisnis mana yang berhak masuk.

Penjelasan Sengketa Debanking

Perdebatan tentang “debanking” kripto semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir, yang sering kali digambarkan sebagai konfrontasi antara regulator, bank, dan perusahaan aset digital.

Pemimpin industri kripto berulang kali menyatakan bahwa bank, didorong oleh regulator, secara sistematis membatasi akses ke layanan keuangan dasar. Narasi ini semakin kuat dengan label “Operation Choke Point 2.0,” dengan membandingkan dengan tindakan keras regulasi di masa lalu yang erat dikaitkan dengan mantan Ketua SEC Gary Gensler.

Bank dan regulator membantah, mereka menegaskan bahwa keputusan yang dibuat didasarkan pada manajemen risiko, kepatuhan, dan pertimbangan reputasi, bukan karena ideologi.

Ketegangan tersebut muncul kembali pada hari Rabu, ketika OCC merilis temuan sementara dari tinjauan mereka terkait dugaan debanking oleh bank-bank terbesar di Amerika Serikat.

Debanking Memang Terjadi, tapi Terbatas

Pada tinjauan tanggal 10 Desember, OCC menyimpulkan bahwa antara tahun 2020 dan 2023, bank-bank terbesar di negara itu memang melakukan praktik debanking. 

Otoritas tersebut menyampaikan bahwa bank membuat pembedaan yang tidak semestinya di antara bisnis yang sah, sehingga membatasi akses atau melakukan peninjauan lebih ketat karena alasan reputasi.

The OCC is committed to ending efforts that weaponize finance. Read the OCC’s preliminary findings from its supervisory review of debanking activities at the nine largest national banks. https://t.co/pFMi7Rt8kh pic.twitter.com/XWfbCheo91

— OCC (@USOCC) December 10, 2025

Kegiatan aset digital disebutkan secara eksplisit sebagai salah satu sektor terdampak, bersama dengan industri senjata api, energi, hiburan dewasa, dan pinjaman payday.

Namun, kerangka penjelasan dari OCC lebih sempit dibandingkan retorika “Operation Choke Point 2.0” versi industri. Laporan ini berfokus pada kebijakan dan prosedur eskalasi yang dibuat oleh bank, bukan perintah terpusat agar bank memutus akses perusahaan kripto.

Perbedaan tersebut sangat penting untuk bagaimana debat yang sedang berkembang ini dipahami.

Banyak periode yang dikaji tumpang tindih dengan penurunan harga kripto 2022–2023 dan dampaknya terhadap sektor perbankan.

Tinjauan ini diterbitkan di bawah kepemimpinan Gould, yang diangkat awal tahun ini oleh Presiden Donald Trump. Gould menjelaskan temuan itu sebagai bagian dari upaya membatasi praktik keuangan yang “dipersenjatai” dan pengecualian karena risiko reputasi.

Dengan latar belakang ini, persetujuan bersyarat dari OCC untuk lima bank trust berbasis kripto memperumit klaim tentang eksklusi sistemik yang masih berlangsung.

Meski bank dan asosiasi perdagangan memperingatkan adanya ketidakseimbangan regulasi, persetujuan ini menandakan akses federal yang makin terbuka untuk model bank trust yang fokus pada kepatuhan.

  •  

Apakah Ripple Menjadi Bank Baik atau Buruk untuk XRP?

Ripple telah menerima persetujuan bersyarat untuk lisensi perbankan federal, yang bisa memungkinkan mereka beroperasi di bawah regulasi perbankan AS. Jika lisensi ini diberikan, Ripple dapat beroperasi sebagai lembaga keuangan yang diatur secara federal sesuai hukum perbankan AS.

Persetujuan ini memperkuat posisi Ripple di bidang pembayaran lintas negara serta infrastruktur penyelesaian aset digital di pasar keuangan yang diatur. Tapi, perkembangan ini mungkin tidak langsung memberikan dampak signifikan terhadap harga pasar XRP.

OCC Buka Jalur Charter Federal

Office of the Comptroller of the Currency (OCC) telah membuka jalur bagi Ripple untuk mendirikan Ripple National Trust Bank.

Agar bisa menerima persetujuan penuh, Ripple masih harus memenuhi sejumlah persyaratan regulasi dan operasional dari OCC sebelum perizinan benar-benar diberikan.

HUGE news! @Ripple just received conditional approval from the @USOCC to charter Ripple National Trust Bank. This is a massive step forward – first for $RLUSD, setting the highest standard for stablecoin compliance with both federal (OCC) & state (NYDFS) oversight.

To the…

— Brad Garlinghouse (@bgarlinghouse) December 12, 2025

Meski sudah mendapat persetujuan, Ripple nantinya tidak akan beroperasi seperti bank tradisional seperti Bank of America atau JPMorgan Chase. Bank trust secara hukum tidak boleh menerima simpanan publik atau menawarkan produk pinjaman konvensional seperti kredit untuk konsumen.

Jadi, Ripple National Trust Bank akan lebih fokus menyediakan layanan kustodian, penyelesaian, dan manajemen aset digital.

Walaupun ada keterbatasan, persetujuan ini menjadi tonggak regulasi penting bagi strategi operasional jangka panjang perusahaan. Berbeda dari lisensi pengirim uang tingkat negara bagian yang membatasi cakupan operasi secara geografis, charter federal memungkinkan cakupan regulasi ke seluruh AS.

Persetujuan seperti ini bisa memengaruhi sentimen pasar secara luas, tapi dukungannya terutama pada pengembangan infrastruktur serta adopsi institusional.

CEO Brad Garlinghouse secara terbuka mengakui keputusan ini, sekaligus menyinggung kritik lama dari kelompok lobi industri perbankan terhadap perusahaan aset kripto, ujar Garlinghouse.

  •  

Rusia Hidupkan Lagi Garantex, Crypto Empire yang Diblokir, untuk Lolos dari Sanksi

Exchange Rusia yang dikenai sanksi, Garantex, kembali memindahkan dana secara diam-diam, menurut arsitektur payout on-chain yang ditemukan oleh perusahaan analisis blockchain Global Ledger.

Bukti forensik ini menegaskan bahwa pelaku asal Rusia telah membangun ulang sistem payout yang berfungsi walau ada upaya penegakkan hukum.

Garantex diam-diam memindahkan jutaan US$

Investigasi baru dari Global Ledger mengungkap bahwa Garantex, exchange aset kripto asal Rusia yang sebelumnya terdampak sanksi Barat dan penyitaan server, ternyata masih bisa memindahkan dana dalam jumlah besar.

Peneliti telah mengidentifikasi wallet baru yang terkait Garantex di jaringan Bitcoin dan Ethereum, dengan total saldo lebih dari US$34 juta dalam aset kripto. Setidaknya US$25 juta sudah dibayarkan ke para pengguna lama. Pergerakan ini menunjukkan operasional mereka tetap berjalan, walau ada tekanan internasional agar berhenti beroperasi.

Global Ledger memaparkan bahwa Garantex menjalankan sistem payout yang dirancang untuk menyembunyikan arus dana. Exchange ini memindahkan cadangan asetnya ke layanan mixer seperti Tornado Cash agar sumber dana jadi tidak terlacak.

Garantex uses Tornado Cash to obscure money movement. Source: Global Ledger.
Garantex menggunakan Tornado Cash untuk menyamarkan pergerakan dana. Sumber: Global Ledger.

Dana tersebut kemudian dialirkan melalui serangkaian alat lintas chain. Fitur ini memudahkan transfer aset ke berbagai jaringan, termasuk Ethereum, Optimism, dan Arbitrum. Nantinya, aset tersebut dikumpulkan di wallet agregasi, lalu didistribusikan ke wallet payout milik pengguna.

Penyelidikan juga menemukan bahwa sebagian besar cadangan Ethereum mereka masih belum tersentuh. Lebih dari 88% ETH yang terafiliasi dengan Garantex masih tersimpan, yang artinya proses payout baru masuk tahap awal saja.

Temuan dalam laporan Global Ledger ini terjadi di tengah transformasi besar dalam sistem keuangan Rusia.

Cara Rusia memakai A7A5 untuk menjaga perdagangan tetap berjalan

Rusia telah melakukan perubahan besar dalam pendekatan terhadap aset digital.

Pada awal 2022, Bank Sentral Rusia sempat mengusulkan pelarangan total aset kripto karena dianggap mengancam stabilitas keuangan. Namun, di tahun 2024, negara tersebut telah membalikkan posisi itu dan mulai memakai kripto untuk menopang perdagangan di tengah sanksi.

Presiden Vladimir Putin juga secara pribadi mendukung jaringan pembayaran baru bernama A7.

A7 meluncurkan stablecoin berbasis rubel bernama A7A5 di awal tahun 2025. Token ini memungkinkan arus dana masuk dan keluar ke sistem keuangan konvensional, dan menurut Chainalysis, telah menunjang aktivitas perdagangan senilai lebih dari US$87 miliar.

Perusahaan di Rusia memakai A7A5 untuk menukar rubel menjadi USDT. Dengan cara ini, perusahaan Rusia tetap dapat melakukan pembayaran lintas negara meski bank-bank menolak transfer yang terkait Rusia.

Ketika Rusia membangun sistem keuangan yang tidak lagi tergantung pada jalur Barat, temuan Global Ledger pun memberi lapisan penting baru karena menunjukkan Garantex ternyata masih aktif.

Malah, Garantex beradaptasi dan tetap memindahkan dana dengan struktur yang mirip sistem baru yang didukung negara.

Jika dilihat secara keseluruhan, bukti ini menunjukkan bagaimana negara-negara mengembangkan sistem pembayaran baru berbasis kripto agar bisa menghindari sanksi serta mengurangi tekanan eksternal dari luar negeri.

  •  

Twenty One Capital Resmi Melantai di NYSE – Lalu Apa Selanjutnya?

Twenty One Capital telah melakukan debutnya di New York Stock Exchange (NYSE), memasuki pasar publik dengan cadangan Bitcoin yang besar dan sorotan besar pula.

Sahamnya langsung turun tajam di hari pertama, sehingga muncul pertanyaan jelas bagi investor dan industri: apa langkah selanjutnya bagi perusahaan yang berpusat pada Bitcoin di tengah pasar yang sedang turun?

Debut Raksasa Bitcoin di Wall Street

Dengan kode saham XXI, perusahaan ini masuk ke pasar dengan lebih dari 43.500 Bitcoin di neraca keuangannya.

Kepemilikan tersebut, senilai sekitar US$3,9 miliar, membuat Twenty One Capital menjadi salah satu perusahaan pemilik aset kripto terbesar. Jack Mallers, co-founder perusahaan, menggambarkan langkah listing ini sebagai upaya untuk memberikan Bitcoin tempat yang jelas di pasar tradisional. Ia menegaskan bahwa investor layak mendapatkan akses ke perusahaan yang dibangun sepenuhnya berdasarkan logika moneter Bitcoin.

Hello, world. $XXI pic.twitter.com/SFoLLwGnCd

— Twenty One (@twentyone) December 9, 2025

Bitcoin adalah uang yang jujur. Itulah sebabnya masyarakat memilih Bitcoin, dan itulah alasan kami membangun Twenty One di atasnya,” ujar Mallers dalam siaran pers. “Listing di NYSE bertujuan memberikan Bitcoin posisi yang layak di pasar global dan memberikan investor yang terbaik dari Bitcoin: kekuatannya sebagai cadangan dan potensi pertumbuhan dari sebuah bisnis yang dibangun di atasnya.”

Ini bukan sekadar upaya kecil. Tether, Bitfinex, SoftBank, dan Cantor Equity Partners berada di belakang XXI, memberikan bobot institusional yang jarang terlihat dalam peluncuran yang berbasis Bitcoin.

Cantor Equity Partners sendiri berasal dari jalur yang sudah dikenal: dibentuk sebagai kendaraan akuisisi publik yang didukung Cantor Fitzgerald, perusahaan investasi yang dipimpin Brandon Lutnick, putra Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick. Koneksi tersebut menambah lapisan kredibilitas institusional bagi langkah XXI masuk ke pasar publik.

Namun, sesi perdagangan pertama berlangsung berat, karena sahamnya jatuh lebih dari 24%. Reaksi ini menunjukkan kecenderungan hati-hati, dengan investor kemungkinan ingin melihat bagaimana XXI akan beroperasi di luar cadangan Bitcoinnya yang besar.

DATs Masih Kesulitan saat Bitcoin Turun

Debut saham Twenty One Capital hadir di tengah tekanan baru di pasar aset kripto.

Bitcoin telah turun sekitar 30% dari puncaknya di bulan Oktober, dan ekuitas terkait juga turut melemah.

Di sisi lain, digital asset treasuries (DATs) terkena dampak paling besar, karena valuasinya sering bergerak mengikuti nilai cadangannya. Analis kini menegaskan bahwa DAT harus bisa membuktikan dirinya memberi lebih dari sekadar eksposur ke Bitcoin. Premi mNAV yang tinggi di kuartal sebelumnya telah memudar, dan investor kini menuntut model bisnis yang lebih jelas.

1/ I see a lot of bad analysis of DATs, or digital asset treasury companies. Specifically, I see a lot of bad takes on whether they should trade at, above, or below the value of the assets they hold (their so-called “mNAV”).

Here's how I approach it.

— Matt Hougan (@Matt_Hougan) November 23, 2025

Dalam kondisi seperti ini, XXI menghadapi tantangan besar untuk listing barunya. Mereka harus mampu menunjukkan kemampuan menghadapi volatilitas dan membangun operasional yang bisa bertahan terhadap fluktuasi harga Bitcoin.

Rencana Pertumbuhan Menunggu Validasi Pasar

Mallers dan timnya menyatakan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan lebih dari sekadar menumpuk Bitcoin.

XXI menyebutkan rencana untuk mengembangkan alat pinjaman berbasis Bitcoin dan produk pasar modal.

Selain itu, mereka juga menargetkan menciptakan inisiatif edukasi dan media untuk mendorong adopsi Bitcoin yang lebih luas.

Semua inisiatif tersebut masih berupa rencana di tahap awal dan belum menjadi lini bisnis yang berjalan, sehingga menunjukkan ambisi perusahaan untuk membangun ekosistem yang lebih luas, bukan hanya menjadi treasury statis.

Apakah investor akan menyambut pendekatan ini masih belum pasti.

Ada yang melihat XXI sebagai calon pemain besar di industri, didukung jaringan institusi yang kuat. Tapi, ada juga yang mencatat lemahnya pasar kripto dan kehati-hatian investor terhadap listing berbasis merger.

Debut ini adalah pencapaian penting, tapi fase selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil nyata dan bukan sekadar visi.

  •  

November Mungkin Telah Membunuh NFT untuk Selamanya

Bulan lalu menjadi periode terlemah untuk penjualan NFT di 2025, dengan kapitalisasi pasar kehilangan ratusan juta US$.

Angka terbaru semakin menegaskan penurunan permintaan atas aset ini, yang sebelumnya sempat melonjak ke rekor tertinggi lalu masuk ke fase pembalikan berkepanjangan setelah crypto winter di 2022.

Penjualan NFT Jatuh ke Titik Terendah Baru

Penurunan di bulan November cukup tajam. Total penjualan non-fungible token (NFT) turun menjadi US$320 juta, hampir setengah dari penjualan Oktober yang sebesar US$629 juta, menurut CryptoSlam. Hal ini membuat aktivitas bulanan kembali mendekati level September di US$312 juta dan menghapus momentum kecil yang sempat bangkit di awal musim gugur.

Menurut CoinMarketCap, kelemahan pasar sudah terlihat berlanjut ke bulan Desember, di mana tujuh hari pertama hanya menghasilkan penjualan senilai US$62 juta. Hal ini menandai performa mingguan paling lambat sepanjang tahun ini.

NFTs are soo downbad right now.

Market cap dropped from $6.6B to $3.5B and volume is down about 65 percent.

OpenSea’s most hyped token even got pushed to Q1 2026.

Most holders aren’t down because of price. They’re down because nobody is buying.

The healthiest reboot this… pic.twitter.com/YTrWoK3UKv

— Salem☠️ (@web3_Salem) December 3, 2025

Gambaran valuasi yang lebih luas juga mencerminkan tekanan penurunan serupa. Data CoinGecko menunjukkan kapitalisasi pasar dari marketplace NFT turun ke US$253 juta, yang merupakan level terendah sepanjang sejarah, karena harga-harga terus jatuh, bahkan untuk koleksi yang paling mapan sekalipun.

Penurunan ini bukan peristiwa yang terisolasi, melainkan kelanjutan dari kontraksi besar yang sudah terjadi selama bertahun-tahun dan mengubah lanskap NFT sejak pertumbuhan pesat di awal 2020-an.

Dari Siklus Hype ke Hard Reset

NFT pertama kali masuk ke kesadaran arus utama pada 2020, saat penjualan karya seni awal dan peluncuran eksperimental menarik komunitas khusus.

Pada 2021, pasar NFT jadi fenomena budaya besar. Volume perdagangan di platform seperti OpenSea bahkan sempat melonjak hingga miliaran setiap bulannya.

Koleksi seperti CryptoPunks dan Bored Ape Yacht Club berubah jadi simbol status. NFT ini menarik minat selebriti, brand global, dan investor institusi. Momentum positif berlangsung sampai awal 2022, saat aktivitas NFT mencapai rekor tertinggi.

Puncaknya tak bertahan lama. Ketika pasar kripto secara umum mulai melemah pada pertengahan 2022, volume perdagangan NFT langsung merosot cepat.

Likuiditas mengering. Modal spekulatif mulai mundur, dan floor price koleksi utama anjlok drastis. Skandal wash trading membuat kepercayaan menurun, lalu kelebihan pasokan menciptakan tekanan. Ribuan koleksi tanpa kualitas cukup bersaing berebut perhatian yang makin terbatas.

Menjelang akhir 2022, volume bulanan sudah turun lebih dari 90% dibanding masa puncak. Selama dua tahun setelahnya, pasar terus menyesuaikan diri.

Sebagian NFT yang memang memiliki kegunaan, seperti aset game dan token loyalitas, masih mempertahankan aktivitas di segmen tertentu. Tapi koleksi profil-legendaris mulai kehilangan pamor. Marketplace bersaing memperebutkan pengguna lewat insentif besar, sering kali hanya menaikkan volume tanpa menghasilkan keuntungan nyata.

Di 2025, sektor ini berubah menjadi segmen yang lebih tenang. Kini NFT hanya berperan sebagai bagian kecil dalam pasar aset digital yang lebih luas.

  •  

Keyakinan Penipuan Pria Maryland Soroti Ancaman Kripto yang Meningkat dari Korea Utara

Seorang pria dari Maryland dijatuhi hukuman penjara minggu ini karena membantu pekerja IT yang terkait dengan Korea Utara menyusup ke perusahaan-perusahaan di AS.

Insiden ini menjadi bagian dari pola yang lebih luas di tahun 2025, di mana akses orang dalam dan peningkatan pencurian kripto menjadi fitur kunci dari strategi siber Korea Utara.

Pekerjaan AS Dibuka untuk Warga Korea Utara

Departemen Kehakiman mengumumkan pada hari Kamis hukuman untuk Minh Phuong Ngoc Vong, seorang warga negara Amerika yang dinyatakan bersalah atas konspirasi untuk melakukan penipuan melalui kawat. Jaksa berhasil membuktikan bahwa Vong menggunakan kredensial palsu untuk mengamankan pekerjaan pengembang perangkat lunak jarak jauh bagi warga negara Korea Utara di 13 perusahaan Amerika.

Menurut dokumen publik, Vong mengizinkan seorang operator asing menggunakan login, perangkat, dan dokumen identitas miliknya untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Pria tersebut, yang beroperasi dari Cina, diyakini berasal dari Korea Utara.

Satu pekerjaan menciptakan risiko khusus ketika sebuah perusahaan teknologi di Virginia mempekerjakan Vong untuk bekerja pada kontrak Badan Penerbangan Federal pada tahun 2023.

Maryland Man Sentenced for Conspiracy to Commit Wire Fraud https://t.co/avJWBhOWVi

— National Security Division, U.S. Dept of Justice (@DOJNatSec) December 4, 2025

Peran itu memerlukan kewarganegaraan AS dan memberikan dia kartu verifikasi identitas pribadi yang diterbitkan pemerintah. Vong menginstal alat akses jarak jauh pada laptop perusahaan. Tindakan ini memungkinkan pria Korea Utara tersebut menyelesaikan pekerjaan dari luar negeri tanpa terdeteksi.

Perusahaan membayar Vong lebih dari US$28.000, dan dia mengirim sebagian dari pendapatan tersebut kepada mitra-mitranya di luar negeri. Dokumen pengadilan menunjukkan dia mengumpulkan lebih dari US$970.000 di semua perusahaan, dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh operator yang terkait dengan Korea Utara. Beberapa perusahaan juga menjadikannya subkontraktor untuk lembaga pemerintah AS, sehingga makin memperluas eksposurnya.

Vong dijatuhi hukuman 15 bulan penjara federal, diikuti oleh tiga tahun pengawasan.

Kasus ini muncul ketika Korea Utara meningkatkan operasi siber globalnya.

Tahun Rekor untuk Peretasan Korea Utara

Pada bulan Oktober, firma analisis blockchain Elliptic melaporkan bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara telah mencuri lebih dari US$2 miliar dalam bentuk aset kripto pada tahun 2025. Angka ini mewakili total tahunan tertinggi yang pernah tercatat.

Total dana yang dikaitkan dengan rezim kini melampaui US$6 miliar. Dana ini diyakini banyak digunakan untuk mendukung pengembangan nuklir dan misil.

Lonjakan tahun ini disebabkan oleh beberapa insiden besar, termasuk pelanggaran Bybit senilai US$1,46 miliar, serta serangan terhadap LND.fi, WOO X, dan Seedify. Analis juga mengaitkan lebih dari 30 peretasan lainnya dengan kelompok-kelompok dari Korea Utara.

Sebagian besar pelanggaran pada tahun 2025 dimulai dengan rekayasa sosial daripada kelemahan teknis. Peretas mengandalkan peniruan identitas, phishing, dan kontak dukungan palsu untuk mendapatkan akses ke wallet. Tren ini menyoroti fokus yang meningkat pada kelemahan manusia dibandingkan dengan kerentanan kode.

Secara keseluruhan, tren ini menunjukkan pendekatan terkoordinasi, dengan Korea Utara menggabungkan infiltrasi orang dalam dengan pencurian aset kripto yang canggih untuk memperluas pendapatan dan jejak operasional mereka.

  •  

Apa yang Dibutuhkan RUU Struktur Pasar ‘CLARITY Act’ untuk Lolos pada 2026?

Dengan tahun 2026 yang semakin dekat, ketidakpastian meningkat mengenai apakah RUU struktur pasar kripto akan lolos di awal tahun atau terjebak dalam pertarungan politik yang menunda pengesahannya lebih jauh ke dalam kalender.

Isu-isu utama yang belum terselesaikan terus menghambat momentum, termasuk bagaimana RUU ini harus menangani hasil stablecoin, bahasa konflik kepentingan, serta perlakuan terhadap decentralized finance di bawah hukum federal.

Jalur Menuju Pemungutan Suara di Senat Tidak Pasti

CLARITY Act lolos dari House pada bulan Juli dengan dukungan bipartisan yang luas, menandai langkah terkuat menuju kerangka aset digital federal.

RUU tersebut sekarang menunggu tindakan di Senat, di mana Komite Perbankan dan Pertanian sedang memajukan versi paralel dari kerangka struktur pasar. Yurisdiksi terpecah di Senat menambah kompleksitas, dengan Komite Perbankan mengawasi sekuritas, sementara Komite Pertanian menangani komoditas.

Kedua komite tersebut telah menerbitkan draft diskusi, namun paket yang bersatu belum terbentuk. Para legislator masih perlu menyelesaikan perbedaan sebelum salah satu komite dapat mengirimkan RUU gabungan ke lantai Senat.

Satu perselisihan teknis utama melibatkan bagaimana undang-undang tersebut harus memperlakukan stablecoin yang menghasilkan hasil.

Bank Dorong Pembatasan Hasil yang Lebih Luas

GENIUS Act, yang disahkan awal tahun ini, melarang penerbit stablecoin yang diizinkan untuk membayar holder dalam bentuk bunga atau hasil. 

Namun, pembatasan tersebut ditulis secara sempit. Ini hanya berlaku untuk pembayaran langsung dari penerbit stablecoin dan tidak secara eksplisit mencakup program hadiah, hasil pihak ketiga, atau struktur aset digital lainnya.

The banks demanded the exclusion for yield-bearing stablecoins in the GENIUS Act. Now they're upset that the language they asked for doesn't screw over stablecoin holders hard enough.

Sorry you guys did a bad job negotiating your regulatory moat. Try lobbying better next time! https://t.co/3BbjUxmZlm

— Jake Chervinsky (@jchervinsky) August 13, 2025

Kelompok perbankan berpendapat bahwa celah ini dapat memungkinkan solusi sementara dan mendesak para legislator untuk memperluas larangan dalam legislasi struktur pasar yang akan datang. Mereka menginginkan aturan yang lebih luas yang mencakup semua bentuk hasil terkait stablecoin. 

Beberapa senator nampaknya terbuka terhadap pendekatan ini, memberi isu ini bobot yang signifikan dalam negosiasi. Setiap perluasan akan mempengaruhi bagaimana stablecoin bersaing dengan simpanan bank tradisional, yang tetap menjadi perhatian utama lobi perbankan.

Sementara itu, para legislator masih terpecah tentang bagaimana kerangka yang lebih luas harus menangani potensi konflik kepentingan.

Kekhawatiran terhadap Pengaruh Politik Semakin Menguat

Keterlibatan Presiden AS Donald Trump dan anggota keluarganya dalam proyek terkait kripto telah memicu pengawasan baru terhadap potensi masalah etika.

Beberapa legislator, seperti Senator Elizabeth Warren, berpendapat bahwa bahasa konflik kepentingan baru diperlukan untuk memastikan bahwa tokoh politik dan kerabat mereka dilarang terlibat dalam aktivitas yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang pengaruh mereka atas kebijakan aset digital.

Tindakan semacam itu akan membantu melindungi undang-undang dari persepsi campur tangan politik.

Namun, bahasa yang diusulkan tidak muncul dalam CLARITY Act yang telah disahkan di House, serta tidak dimasukkan dalam draft Senat sebelumnya. Ketiadaannya menjadi titik perdebatan, dan ketidaksepakatan tersebut turut menambah keraguan yang berlangsung.

Di sisi lain, pertanyaan tetap mengenai bagaimana RUU tersebut harus menangani decentralized finance (DeFi).

Pengawasan DeFi Tetap Belum Teratasi

RUU struktur pasar dirancang untuk perantara terpusat, termasuk exchange, broker, dan platform kustodian. Namun, kenaikan pesat DeFi memperkenalkan pertanyaan yang belum sepenuhnya diselesaikan oleh Senat.

First Ken Griffin screwed over Constitution DAO

Now he's coming for DeFi, asking the SEC to treat software developers of decentralized protocols like centralized intermediaries

Bet Citadel has been lobbying behind closed doors on this for years

Okay thats all pretty bad, but… pic.twitter.com/ExoNhbhadu

— Hayden Adams 🦄 (@haydenzadams) December 4, 2025

Draft saat ini sebagian besar fokus pada aktivitas kustodian. Namun, beberapa lembaga keuangan tradisional mengadvokasi definisi yang lebih luas yang akan mengklasifikasikan pengembang, validator, dan aktor non-kustodian lainnya sebagai perantara yang diatur.

Pendekatan semacam itu akan secara signifikan memperluas pengawasan federal dan mengubah lingkungan hukum untuk pengembangan open-source.

Sampai para legislator mendefinisikan batasan tersebut, RUU tersebut kecil kemungkinannya untuk maju. Pertanyaan mengenai DeFi tetap menjadi salah satu faktor kunci yang membentuk kapan RUU struktur pasar akhirnya dapat maju pada 2026.

  •  

Michael Saylor Dihujani Kritik Atas Pembelian Jet Pribadi di Tengah Penurunan MicroStrategy

Michael Saylor sekali lagi menjadi pusat perhatian di Crypto Twitter setelah pengajuan regulasi baru mengungkapkan bahwa Strategy (sebelumnya MicroStrategy) baru saja menghabiskan US$27 juta untuk deposit pesawat perusahaan.

Pengungkapan ini memicu gelombang kritik dari pengguna yang berpendapat bahwa pembelian tersebut mencerminkan prioritas yang salah ketika volatilitas tajam terjadi baik pada Bitcoin maupun saham Strategy.

Pemegang Saham Pertanyakan Prioritas Pengeluaran dari Strategi

Menurut Formulir 10Q MicroStrategy yang diajukan pada tanggal 3 November, penggunaan bersih kas perusahaan dalam kegiatan investasi meningkat tajam dari tahun ke tahun.

Pengajuan tersebut mengungkapkan bahwa selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September, Strategy melakukan deposit sebesar US$27 juta untuk pesawat perusahaan baru.

Dokumen itu juga mengungkapkan pembelian Bitcoin senilai US$19,38 miliar yang didanai melalui catatan konversi, penawaran saham di seluruh seri STR, dan program ATM yang sedang berjalan.

Despite $MSTR being down 55% in the last year, @saylor needs a new jet.

The 10Q notes two major cash uses of cash in their investing activities

– $15.4B used to purchase BTC

– $27M “deposit on a new corporate jet”

I bet it’s gonna be a nice jet and painted orange. #MSTR pic.twitter.com/wxIpqdPwQu

— Novacula Occami (@OccamiCrypto) December 2, 2025

Meskipun perusahaan sering menggunakan dana perusahaan untuk perjalanan eksekutif, para kritikus berpendapat bahwa konteksnya sangat penting bagi Strategy.

Perusahaan tersebut sepertinya tidak lagi menyerupai perusahaan perangkat lunak yang berorientasi produk tradisional. Sebaliknya, ia berfungsi sebagai kendaraan yang terkait dengan pergerakan harga Bitcoin yang volatil.

Dengan MSTR turun sekitar 30% selama sebulan terakhir, beberapa investor mempertanyakan apakah pesawat multimiliar Dollar selaras dengan strategi utamanya yang berfokus pada Bitcoin.

Kepercayaan Investor Diuji

Crypto Twitter bereaksi tajam, berpendapat bahwa modal pemegang saham seharusnya difokuskan untuk meningkatkan posisi Bitcoin perusahaan daripada memperluas hak istimewa eksekutif.

Pengguna menyatakan rasa frustrasi bahwa deposit jet tersebut terjadi bersamaan dengan miliaran pembiayaan yang terkait langsung dengan penerbitan ekuitas baru. Yang lain menyarankan bahwa waktu pembelian tersebut menurunkan kepercayaan pada penyelarasan perusahaan dengan basis investor ritelnya.

Pendukung Strategy membalas bahwa pesawat perusahaan adalah hal umum bagi perusahaan dengan operasi global dan kebutuhan perjalanan eksekutif yang tinggi. Mereka juga mencatat bahwa deposit US$27 juta tersebut merupakan sebagian kecil dari modal yang dikomitmenkan untuk akumulasi Bitcoin selama periode sembilan bulan yang sama.

Ok you named companies that actually have real product and services, and extremely profitable.

Michael Saylor and Strategy are on the verge of bankruptcy, facing major losses from BTC, and about to be forced to sell.

Maybe use your brain for once instead of relying on AI.

— Jacob King (@JacobKinge) December 3, 2025

Tetap saja, perselisihan ini mencerminkan ketidaksetujuan yang lebih luas mengenai bagaimana perusahaan publik yang berfokus pada Bitcoin seharusnya menyeimbangkan kebutuhan operasionalnya dengan citra publik.

Ketika Bitcoin terus berfluktuasi, episode ini menyoroti seberapa dekat keputusan Saylor terikat dengan sentimen pasar, terutama selama periode volatilitas tinggi.

Debat ini juga mengungkapkan bagaimana ekspektasi investor bergeser ketika sebuah perusahaan memposisikan dirinya hampir sepenuhnya di sekitar aset yang sensitif terhadap makro.

  •  

Mengapa Gugatan Terbaru Binance Lebih Berbahaya dari Regulator Mana Pun

Sebuah gugatan terhadap Binance menguji sejauh mana platform kripto dapat dianggap bertanggung jawab atas kerugian di dunia nyata. Diajukan oleh keluarga korban serangan terhadap Israel pada Oktober 2023, ini muncul di tengah reaksi balik atas pengampunan presiden terhadap pendiri Changpeng Zhao (CZ) baru-baru ini.

Lebih dari sekadar sakit kepala hukum baru, gugatan ini sedang dipantau sebagai potensi cetak biru untuk pergeseran dari denda regulasi menjadi tanggung jawab pribadi berisiko tinggi yang terkait dengan pendanaan terorisme.

Klaim Pendanaan Teror Hantam Binance

Kasus ini, diajukan oleh lebih dari 70 keluarga di pengadilan federal AS pekan lalu, menuduh Binance dengan sengaja memfasilitasi transaksi untuk Hamas, Hezbollah, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, dan kelompok-kelompok teroris lainnya yang ditetapkan AS.

Para penggugat, sebagian besar kerabat dari mereka yang tewas atau terluka dalam serangan 7 Oktober, berargumen bahwa Binance bukan hanya dieksploitasi. Mereka mengatakan platform ini secara struktural memungkinkan pendanaan teroris dalam skala besar.

“Selama bertahun-tahun, Para Tergugat dengan sengaja, sadar, dan sistematis membantu Hamas… serta kelompok teroris lainnya untuk mentransfer dan menyembunyikan setara dengan ratusan juta Dolar AS melalui platform Binance untuk mendukung aktivitas teroris mereka. Bantuan ini secara langsung dan material berkontribusi pada Serangan 7 Oktober dan serangan teroris berikutnya,” ucap keluhan tersebut.

Penyelidikan pemerintah sebelumnya fokus pada kegagalan anti-pencucian uang Binance. Namun, gugatan ini mengubah narasi, menegaskan bahwa kepemimpinan CZ terhadap platform secara sistematis berkontribusi pada kekerasan di dunia nyata. 

Gugatan ini juga muncul pada saat yang penting bagi perusahaan.

Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump memberikan pengampunan kepada pendiri Binance, CZ setelah Binance berpartisipasi dalam kesepakatan bernilai miliaran dolar yang terkait dengan usaha kripto yang terhubung dengan keluarga Trump. 

Langkah ini membersihkan catatan kriminal CZ dan dapat memungkinkannya untuk mengambil peran yang lebih langsung di perusahaan.

Just posted: the pardon that Trump issued to @cz_binance on Tuesday.

It wipes away CZ's conviction for failing to maintain an effective anti-money laundering program, which prosecutors said allowed Hamas, Al Qaeda & ISIS to move money using @binance. https://t.co/ptbRCzxhd3 pic.twitter.com/1B9tKnZG6P

— Kenneth P. Vogel (@kenvogel) October 25, 2025

Kasus ini juga muncul dua tahun setelah penyelesaian Binance tahun 2023 dengan otoritas AS, yang mencakup penalti sebesar US$4,3 miliar. Perusahaan mengakui melanggar Undang-Undang Kerahasiaan Bank dan hukum sanksi AS. CZ mengaku bersalah, mundur dari posisi CEO, dan menjalani hukuman penjara selama empat bulan.

Walau pengampunan CZ mengisyaratkan bahwa Binance sudah aman, gugatan ini menunjukkan bahwa baik dia maupun perusahaan tidak terlindung dari tanggung jawab sipil.

Meski Ringan di Kriminal, Klaim Sipil Meningkat

Gugatan dari keluarga-keluarga ini dibangun berdasarkan fakta yang sudah ditegakkan oleh penegakan hukum kriminal AS, memberikan penggugat dasar hukum yang kuat.

Karena Binance telah mengakui pelanggaran meluas terhadap Undang-Undang Kerahasiaan Bank dan hukum sanksi AS, beban pembuktian lebih rendah. Keluarga-keluarga berpendapat bahwa Binance menerapkan kelemahan ini dalam operasi intinya, bukan dalam kegagalan kepatuhan yang terisolasi.

Alih-alih bergantung pada tuduhan umum, keluhan ini dilaporkan menyebut wallet-wallet spesifik, perantara pencucian uang, dan aliran transaksi yang terkait dengan kelompok teroris yang ditetapkan.

Dalam strukturnya, kasus ini mirip dengan cara jaksa federal menyusun dakwaan kriminal yang kompleks. Perbedaannya adalah bahwa kerangka bukti yang sama kini digunakan oleh para penggugat swasta berdasarkan undang-undang anti-terorisme AS.

Undang-undang ini memungkinkan korban terorisme menuntut ganti rugi sipil terhadap entitas yang dituduh memberikan dukungan material, bahkan secara tidak langsung. Jalur hukum ini mengubah pelanggaran regulasi masa lalu Binance menjadi dasar dari kasus tanggung jawab sipil yang berpotensi besar.

Selama bertahun-tahun, penegakan kripto mengikuti siklus: regulator menyelidiki, perusahaan membayar denda, eksekutif mengundurkan diri, dan pasar bergerak. Litigasi sipil yang langsung terkait dengan pendanaan terorisme memutuskan ritme itu.

Berbeda dari penyelesaian regulasi, yang membatasi eksposur finansial dan menutup bab hukum, kasus sipil terkait teror dapat melibatkan kerugian yang berlipat ganda dan risiko yang berlangsung bertahun-tahun.

Kelas Penegakan Baru?

Bagi industri kripto, implikasinya melampaui satu exchange atau satu ruang sidang. Jika kasus ini bertahan dari pemecatan awal dan berlanjut ke penemuan, ini dapat memicu pengawasan baru tentang bagaimana platform terpusat memonitor, menandai, dan membekukan aktivitas berisiko tinggi.

Lebih signifikan lagi, kemenangan bagi keluarga dapat menetapkan bahwa penggugat swasta—bukan hanya regulator—kini menjadi salah satu ancaman finansial paling serius bagi bisnis kripto.

Dalam skenario itu, kegagalan kepatuhan tidak lagi menghasilkan denda saja. Mereka akan menjadi tanggung jawab jangka panjang yang mengikuti platform selama bertahun-tahun.

  •  

Apakah Token Emas Bisa Menjadi Standar Berikutnya dalam Stablecoin?

Emas yang ditokenisasi semakin populer karena ketidakpastian geopolitik dan kenaikan harga emas melemahkan kepercayaan terhadap aset yang didukung fiat. Institusi besar dan pelaku berdaulat meluncurkan atau memperluas token yang didukung emas.

Pergeseran ini menunjukkan bahwa emas yang ditokenisasi mungkin segera melampaui peran nişnya dan menjadi nilai digital generasi berikutnya yang kredibel, stabil, dan dapat digunakan secara global.

Penerbangan Lima Tahun Menuju Keamanan

Keguncangan beberapa bulan terakhir telah memperkuat peran emas sebagai aset yang aman. Hanya dua bulan yang lalu, harga logam ini mencapai rekor, melampaui US$4.000 per ons.

Ini bukan hanya fenomena baru-baru ini. Antara 2020 dan 2025, harga emas lebih dari dua kali lipat, mencerminkan pelarian yang lebih luas menuju keamanan karena pasar global menghadapi pandemi, inflasi, perang, sanksi, dan ketegangan geopolitik yang terus berlangsung.

Harga emas dalam lima tahun terakhir. Sumber: Gold Price.

Di waktu yang sama, kemajuan teknologi blockchain telah mengubah penggunaan emas. Tokenisasi, penyelesaian instan, dan likuiditas global 24/7 kini membuat aset yang secara tradisional statis menjadi jauh lebih fleksibel dalam bentuk digital.

Beberapa perkembangan menunjukkan bagaimana tren ini cepat mendapatkan perhatian baik di kripto dan keuangan tradisional.

Token Emas Institusional Sedang Naik

Bulan lalu, raksasa logam Swiss MKS PAMP, salah satu pengolah emas terbesar di dunia dan pemasok utama logam mulia ke pasar global, meluncurkan kembali DGLD, token yang didukung emas yang dirancang untuk investor institusional.

Di dunia kripto, Tether Gold (XAUt) terus mengalami pertumbuhan yang stabil. Pax Gold (PAXG), diluncurkan oleh firma blockchain yang diatur New York Paxos, juga berkembang. Bersama-sama, kapitalisasi pasar mereka kini melebihi US$3 miliar, menjadikannya aset digital berbasis emas yang paling banyak digunakan yang tersedia untuk publik.

What if "Digital Gold" is really tokenized gold?

$1b to $3b YTD with trillions to go. pic.twitter.com/cJQF7RYkDA

— Emperor Osmo 🐂 🎯 (@Flowslikeosmo) November 28, 2025

Pemain perbankan tradisional juga sedang mencoba peruntungan. HSBC, salah satu bank multinasional terbesar dan penjaga utama emas fisik melalui brankasnya di London, sedang menguji token emasnya sendiri untuk klien.

Sementara produk emas digital ini masih relatif kecil dibandingkan dengan nilai pasar exchange-traded fund (ETF) emas, ekspansi mereka menandakan adanya kepercayaan yang meningkat bahwa emas berbasis blockchain menjadi instrumen keuangan yang kredibel.

Faktanya, gerakan ini bahkan tidak terbatas pada sektor swasta.

Pada bulan November, Kyrgyzstan meluncurkan USDKG, stablecoin pertama yang didukung emas, dipatok ke dolar AS. Didukung oleh cadangan emas nasional negara tersebut, ia menawarkan alat tahan sanksi untuk pembayaran lintas batas dan perdagangan. Pendekatan Kyrgyzstan juga dapat mendorong negara-negara lebih besar untuk mengikuti jejaknya.

Namun, beberapa tantangan masih ada.

Regulator Tetap Waspada

Token yang didukung emas masih belum memiliki standar industri yang jelas, yang membuat pengguna sulit membandingkan kehandalannya.

Transparansi juga bervariasi. Beberapa penerbit mempublikasikan audit pihak ketiga secara teratur, sementara yang lain menawarkan detail terbatas tentang brankas mereka atau proses penebusannya. Regulasi sangat berbeda di setiap negara, menambahkan lapisan ketidakpastian lain bagi konsumen dan bisnis.

Kekurangan ini menjelaskan mengapa banyak pemerintah tetap berhati-hati.

Pejabat khawatir bahwa aset yang didukung emas yang beredar bebas dapat melemahkan kepercayaan pada mata uang nasional dan mempersulit kebijakan moneter. Mereka juga khawatir bahwa emas digital dapat memfasilitasi perpindahan uang di luar kontrol perbankan tradisional.

Meski begitu, momentum tidak dapat disangkal.

Jika aturan yang lebih jelas dan tekanan geopolitik yang meningkat mendorong industri maju, emas yang ditokenisasi dapat beralih dari pinggiran menjadi pilar inti dari uang digital yang stabil dan dapat digunakan secara global.

  •  

Apakah Israel dan Cina Mengancam Rencana Stablecoin AS?

Dua ekonomi besar sedang memperketat kontrol atas mata uang digital saat AS berupaya memperkuat kepemimpinannya dalam sektor stablecoin. Israel mempercepat rencana digital shekel sementara Cina terus memperluas yuan digital.

Langkah-langkah ini menunjukkan pergeseran global yang lebih luas menuju uang digital berdaulat yang dapat menantang jangkauan dan pengaruh stablecoin berbasis Dolar AS.

Israel Mengencangkan Aturan, Maju dengan Shekel Digital

Stablecoin telah menjadi pilar utama dari pasar aset digital, bergerak jauh melampaui perannya yang awal sebagai kenyamanan perdagangan.

Saat ini, sektor ini memproses lebih dari US$2 triliun dalam volume bulanan dan memiliki kapitalisasi pasar di atas US$310 miliar, hampir seluruhnya dalam Dolar. Pertumbuhan tersebut membuat perusahaan swasta mengambil peran utama dalam menjalankan komponen kunci infrastruktur pembayaran global.

Kapitalisasi pasar Stablecoin melebihi US$310 miliar. Sumber: CoinGecko.

Seiring pengaruh mereka meluas, pemerintah kembali turun tangan. Banyak yang memperkenalkan aturan baru untuk membatasi jangkauan token yang terhubung USD.

Dalam konferensi baru-baru ini di Tel Aviv, Gubernur Bank of Israel Amir Yaron mengatakan bahwa negara tersebut sedang bersiap untuk menerapkan pengawasan yang lebih ketat terhadap stablecoin, merujuk pada kekhawatiran yang meningkat tentang konsentrasi sektor tersebut.

Dengan sebagian besar aktivitas didominasi oleh Tether dan Circle, dia memperingatkan bahwa masalah dengan cadangan atau dukungan mereka dapat berdampak pada sistem keuangan yang lebih luas.

Yaron juga menekankan bahwa stablecoin sekarang sudah tertanam dalam arus uang global sehingga tidak bisa lagi dianggap sebagai pasar niche, menambahkan bahwa skala sektor ini sudah menyaingi bank internasional menengah.

Bersamaan dengan peringatan ini, Israel juga mempercepat inisiatif shekel digital, mata uang digital bank sentral yang diusulkan.

Bank of Israel baru-baru ini menerbitkan dokumen desain terperinci yang mencakup perjalanan pengguna, arsitektur teknis, dan pertimbangan kebijakan kunci. Pejabat mengatakan proyek ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur pembayaran negara dan mengurangi ketergantungan pada aset digital swasta.

Ketika Israel membangun kerangka kerja regulasi dan teknologinya, Cina mengambil jalur yang jauh lebih tegas.

Beijing Tutup Pengaruh Stablecoin

Bank sentral Cina telah meningkatkan larangan luas atas kripto, bekerja sama dengan berbagai badan pemerintah untuk menargetkan aktivitas stablecoin dan menutup celah yang tersisa. Pejabat mengatakan aset digital menyulut pencucian uang dan aliran modal, serta menekankan bahwa token ini tidak memiliki status mata uang resmi.

Penindakan ini juga terjadi bersamaan dengan pertumbuhan pesat yuan digital.

Menurut Ledger Insights, Bank Rakyat Cina baru-baru ini melaporkan bahwa volume transaksi e-CNY hampir dua kali lipat dalam 14 bulan terakhir, mencapai US$2 triliun pada September.

Program percontohan sekarang beroperasi di kota-kota besar, sistem pembayaran sektor publik, dan rute komersial tertentu. Dorongan ini menanamkan mata uang yang diterbitkan negara lebih dalam ke dalam aktivitas keuangan sehari-hari.

🇨🇳 People's Bank of China announces full integration of its digital cross-border system with ten ASEAN countries and six Middle Eastern countries

This will significantly increase global trade through digital yuan. Many experts believe that figures of up to 38% will be achieved,… pic.twitter.com/bagM1owks8

— Lord Bebo (@MyLordBebo) November 14, 2025

Dengan memperketat stablecoin dan mempercepat yuan digital, Cina bertujuan mengurangi ketergantungan pada jalur mata uang asing, terutama yang terikat dengan Dolar AS. Strategi ini juga membantu mempertahankan kontrol ketat atas data, aliran modal, dan infrastruktur pembayaran.

Bersama dengan pendekatan yang lebih terukur namun tetap berfokus pada kedaulatan dari Israel, eskalasi Cina menggarisbawahi pergeseran global yang jelas.

Ekonomi besar tidak lagi bersedia membiarkan stablecoin USD menentukan masa depan pembayaran. Banyak yang sekarang membangun atau memberlakukan sistem digital mereka sendiri dan menantang ambisi AS untuk dominasi stablecoin.

  •  

Texas Menjadi Negara Bagian Pertama yang Membeli Bitcoin — Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Texas menjadi negara bagian AS pertama yang membeli Bitcoin untuk kasnya, melakukan akuisisi sebesar US$10 juta sebagai bagian dari inisiatif strategis yang lebih luas. Langkah ini datang di tengah koreksi pasar yang beberapa orang pandang sebagai titik masuk yang menguntungkan.

Keputusan ini menempatkan Texas sebagai pemimpin awal dalam adopsi aset kripto di tingkat negara bagian dan dapat memengaruhi bagaimana negara bagian lain mendekati cryptocurrency di masa depan.

Texas Mulai dengan Akses ETF

Pejabat negara menyebutkan Texas melaksanakan transaksi tersebut melalui spot Bitcoin ETF milik BlackRock sebagai titik masuk yang diatur dan praktis. Pembelian ini dipaparkan sebagai langkah menuju integrasi Bitcoin dalam perencanaan kas jangka panjang dan meningkatkan diversifikasi.

Presiden Texas Blockchain Council, Lee Bratcher, kemudian mengonfirmasi langkah ini, menuturkan bahwa tim treasury telah memantau kondisi pasar secara dekat dan melaksanakan pembelian pada 20 November, saat Bitcoin sempat turun ke US$87.000. Pejabat menambahkan bahwa kepemilikan langsung tetap menjadi tujuan, namun ETF menawarkan solusi yang sesuai sementara negara bagian membangun kerangka kerangka custodian.

TEXAS BOUGHT THE DIP!
Texas becomes the FIRST state to purchase Bitcoin with a $10M investment on Nov. 20th at an approximately $87k basis!
Congratulations to Comptroller @KHancock4TX and the dedicated investments team at Texas Treasury who have been watching this market… pic.twitter.com/wsMqI9HrPD

— Lee ₿ratcher (@lee_bratcher) November 25, 2025

Akuisisi ini menandai dimulainya strategi cadangan yang lebih luas yang berfokus pada pengembangan infrastruktur, pengawasan, dan kontrol aset digital. Alokasi awal ini akan membantu menguji alur kerja, manajemen risiko, dan proses tata kelola sebelum ada ekspansi di masa depan.

Secara lebih luas, langkah Texas terjadi saat minat institusional terhadap Bitcoin meningkat, didukung oleh arus masuk ETF yang kuat dan partisipasi lebih luas dari perusahaan keuangan besar.

Langkah Simbolis Pertama

Meski US$10 juta adalah porsi kecil dari cadangan negara, dampak simbolisnya signifikan. Ini menandai pertama kalinya negara bagian AS memperlakukan Bitcoin sebagai aset tingkat kas.

Analis mengungkapkan bahwa keterlibatan pemerintah yang awal ini dapat membentuk bagaimana negara-negara bagian lain mendekati eksposur aset digital. Ini mungkin memicu debat tentang diversifikasi cadangan, daya saing teknologi, dan perencanaan fiskal jangka panjang.

Jika lebih banyak negara bagian mengikuti, Texas dapat menjadi katalisator untuk fase baru keterlibatan sektor publik dengan cryptocurrency.

  •  

Polymarket Raih Izin CFTC untuk Akses Pasar AS Terjamin

Polymarket menerima persetujuan formal dari CFTC untuk beroperasi di AS dengan pengawasan regulasi penuh, memungkinkan platform untuk bekerja sama dengan broker dan menawarkan akses melalui perantara kepada pengguna di Amerika.

Persetujuan ini membawa pasar prediksi on-chain ke dalam sistem regulasi AS untuk pertama kalinya, membuka jalan bagi institusi yang lebih besar dan likuiditas yang lebih dalam.

Sebuah Era Baru Setelah Persetujuan CFTC

Polymarket mengumumkan bahwa komisi CFTC AS menyetujui perintah penunjukan yang telah direvisi. Keputusan ini memungkinkan platform untuk menawarkan akses melalui perantara secara nasional.

Pasar prediksi kini bisa bekerja dengan perantara yang diatur dan melibatkan pelanggan AS dengan kepatuhan penuh. Platform ini juga dapat mengoperasikan marketplace yang memenuhi standar exchange yang diawasi secara federal.

Untuk mencapai tahap ini, perusahaan meningkatkan alat pengawasan, kebijakan pengawasan, prosedur kliring, dan sistem pelaporan untuk mendukung transisi. Upgrade ini mengubah Polymarket dari platform kripto-native menjadi exchange yang sepenuhnya diatur di bawah aturan CFTC.

Persetujuan ini juga menandakan perubahan yang lebih luas dalam lanskap regulasi.

Pretty big news for Polymarket: The CFTC amended Polymarket's "order of designation," allowing it to work with futures commission merchants to list contracts. Before, Polymarket could only offer direct access.

Most proximately, it would pave the way to go live with PrizePicks. pic.twitter.com/BQ8h6vJes2

— Dustin Gouker (@DustinGouker) November 25, 2025

Selama bertahun-tahun, pasar prediksi beroperasi dalam area legal abu-abu. Regulator AS kerap bersikap hati-hati atau bahkan bersikap tidak ramah terhadap perdagangan berbasis peristiwa. Keputusan CFTC ini menandakan pendekatan yang lebih terbuka.

Langkah ini juga membuka partisipasi institusional. Broker, pedagang komisi berjangka (FCM), perusahaan perdagangan, dan penyedia likuiditas sekarang dapat mengakses pasar Polymarket secara legal. Ini secara signifikan memperluas skala dan likuiditas potensial platform.

Keputusan ini juga memposisikan pasar prediksi sebagai instrumen keuangan yang sah. Mereka dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi pemilu, geopolitik, perubahan kebijakan, hasil olahraga, dan peristiwa makro. Mungkin mereka akan muncul sebagai kelas aset baru.

Berita ini datang pada saat Polymarket menunjukkan kinerja yang kuat dan mengamankan posisi yang jelas di industri yang semakin kompetitif.

Momentum Polymarket Meningkat

Pertumbuhan terbaru Polymarket didorong oleh meningkatnya aktivitas pengguna, dukungan institusional yang kuat, dan spekulasi mengenai langkah pasar prediksi selanjutnya.

Minggu lalu, BeInCrypto melaporkan bahwa pasar prediksi kini mencari modal baru dengan valuasi US$12 miliar, mewakili peningkatan tajam dari putaran pendanaan sebelumnya. Langkah ini juga memicu spekulasi tentang kemungkinan penawaran umum perdana (IPO), dengan banyak yang menarik paralel dengan upaya penggalangan dana dan pengajuan rahasia Kraken baru-baru ini.

Dukungan institusional memainkan peran penting dalam kebangkitan Polymarket. Intercontinental Exchange (ICE) menginvestasikan US$2 miliar dalam platform ini, memberikan kredibilitas serius bagi pasar prediksi. Sementara itu, keterlibatan pengguna meningkat dengan cepat.

Polymarket kini memiliki lebih dari 1,3 juta trader dan lebih dari US$18 miliar dalam total volume. Pengguna aktif harian meningkat dari 20.000 menjadi hampir 58.000. Banyak kegembiraan muncul dari konfirmasi token POLY dan airdrop yang bisa menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah mata uang kripto.

Dengan kejelasan regulasi, dukungan institusional, dan pertumbuhan pengguna yang cepat, Polymarket sepertinya akan memasuki fase paling ambisiusnya sejauh ini.

  •  

Kerajaan Kripto Trump Sedang Ambruk — dan Para Pengikutnya Menanggung Akibatnya

Sejak menjabat, Presiden AS Donald Trump dan keluarganya menyelami berbagai usaha bisnis yang berfokus pada kripto, sejenak melihat kekayaan mereka melonjak berkat kesepakatan ini. Namun, momentum tersebut telah memudar.

Saat ini, keuntungan keluarga Trump —dan para pendukung mereka yang paling setia— telah lenyap seiring meningkatnya volatilitas pasar.

Kekaisaran Crypto Keluarga Menghadapi Pembalikan

Usaha kripto Trump telah menjadi fitur yang dikenal di seluruh industri. 

Semua dimulai dengan peluncuran sebuah meme coin dengan nama mereka, diikuti oleh token yang hampir identik dari Ibu Negara Melania Trump. Kemudian muncul World Liberty Financial. Eric Trump juga ikut terlibat melalui perusahaan Bitcoin mining Hut 8.

Pada titik ini, hampir tidak ada sudut industri kripto yang belum dijelajahi oleh keluarga presiden.

Pada puncaknya, keuntungan dari usaha ini sangat mencolok. Perkiraan berbeda-beda, tapi sebuah penyelidikan bulan Agustus oleh kelompok pengawas Accountable.US menemukan bahwa sekitar 73% kekayaan Trump terkait dengan kesepakatan terkait kripto.

Everyone's worried about how inflationary Trump's new economic plan might be…

But it may not matter much to DJT.

His empire isn't built on golf courses and licensing deals anymore — it's being rebuilt on crypto.

Over the past year, the Trump family has accumulated:
– $2B+ in… pic.twitter.com/GWeBs4K2lW

— Simon (@simononchain) July 2, 2025

Angka itu menunjukkan peningkatan tajam dari bulan April, ketika NGO State Democracy Defenders Fund memperkirakan bahwa 37% kekayaannya berasal dari kripto.

Namun, gambaran itu telah berubah secara dramatis. Dengan pasar yang sekarang merosot dan indikator berkedip merah, keuntungan kripto keluarga Trump mengalami penurunan.

Token Keluarga dan Saham Anjlok

Portofolio kripto keluarga Trump telah terkena dampak hampir di setiap usaha yang mereka sentuh. 

Meme coin bermerek Trump mereka mencapai puncak terbaru pada 10 November pada US$9,49 tetapi sejak itu merosot ke US$6,20 — penurunan hampir 35% hanya dalam beberapa hari. Kepemilikan pasti keluarga itu tidak jelas, namun perkiraan menunjukkan penurunan itu menghapus sekitar US$117 juta dari kepemilikan mereka.

Trump Media, perusahaan induk dari platform media sosial Trump Truth Social, juga menderita kerugian, terutama setelah memutuskan untuk berinvestasi Bitcoin senilai US$2 juta pada bulan Juli. 

Bloomberg memperkirakan bahwa nilai kepemilikan presiden dalam perusahaan itu telah turun sekitar US$800 juta sejak September. Trump tetap menjadi pemegang saham terbesar, dengan kepemilikannya ditempatkan dalam sebuah trust yang dikelola oleh anak tertuanya, Donald Trump Jr.

Sementara itu, WLFI telah mengalami penurunan harga tokennya dari US$0,26 pada awal September menjadi sekitar US$0,15. Penurunan itu memotong nilai token terkunci Trump hampir setengahnya, turun dari hampir US$6 miliar menjadi sekitar US$3,15 miliar.

Grafik harga WLFI selama 90 hari terakhir | Sumber: CoinGecko.

Bahkan usaha mining mereka, American Bitcoin Corp. tidak terhindar dari keruntuhan. Perusahaan ini dibentuk tak lama setelah pelantikan Trump dalam kemitraan dengan Hut 8 Corp., yang mengambil sebagian besar saham.

Eric Trump akhirnya memiliki sekitar 7,5% dari perusahaan tersebut, sementara Donald Trump Jr. memperoleh sebagian yang lebih kecil dan tidak diungkapkan. 

Usaha itu awalnya melonjak, menilai kepemilikan Eric sekitar US$630 juta, tetapi ketika pasar berubah, sahamnya anjlok lebih dari separuh, menghapus sekitar US$300 juta dari kepemilikannya.

Pasar Melemah Memperdalam Kerugian Kripto

Penyusutan kekayaan kripto keluarga Trump hanyalah satu bagian dari keruntuhan pasar yang lebih luas yang telah menghapus lebih dari US$1 triliun dari nilai aset digital. 

Sektor ini menghadapi salah satu penurunan tajam dalam beberapa bulan. Token utama mengalami penurunan, posisi leverage terurai, dan gelombang likuidasi menyebar melalui pasar derivatif.

Penjualan besar-besaran Bitcoin telah menyeret altcoin dan ekuitas yang terkait dengan kripto lebih rendah, menyoroti bagaimana momentum dapat berbalik dengan cepat dalam industri yang sangat volatil. 

Investor ritel banyak menanggung kerugian. Banyak yang memborong token, saham mining, atau proyek bermerek terkenal di dekat harga tertinggi mereka, tetapi kemudian harga anjlok dalam hitungan minggu.

  •  

Wallet LIBRA Dormant Memindahkan US$9 Juta di Tengah Tekanan AS

Sebuah wallet multisignature yang terkait dengan meme coin LIBRA yang kontroversial telah memindahkan US$9 juta setelah sembilan bulan tidak ada aktivitas sama sekali.

Aktivitas mendadak ini terjadi tepat saat sistem peradilan AS mempertimbangkan untuk membekukan dana terkait untuk melindungi penyelidikan yang sedang berlangsung, yang diawasi di Pengadilan Distrik Selatan AS.

Wallet LIBRA Tidak Aktif Terbangun

Wallet yang diberi label “Milei” di beberapa platform pemantauan blockchain ini, mengirim 69.000 SOL—senilai kurang lebih US$9 juta—melalui serangkaian alamat yang tidak transparan.

Analis blockchain Fernando Molina, yang mendeteksi aktivitas tersebut, mengatakan bahwa jalurnya menunjukkan upaya untuk menyamarkan tujuan dana tersebut. Wallet tersebut tidak disentuh sejak 15 Februari, satu hari setelah LIBRA runtuh menyusul peluncuran yang kacau balau.

Caso $LIBRA :

Cuando faltaban enviar a penas 800 mil dólares de los 9 M, la jueza Rochon cita a Hayden Davis y los damnificados en USA a una audiencia para hoy a las 6pm. Los movimientos continuan mientras tanto

Pude encontrar a donde están enviando el dinero. Es una wallet de… https://t.co/1OtnznC9mX pic.twitter.com/Lr1RnH3zC2

— Fernando Molina (@fergmolina) November 24, 2025

Pergerakan ini merupakan outflow pertama yang diketahui dari multisig wallet mana pun yang terkait dengan proyek tersebut. Wallet semacam ini memerlukan setidaknya dua tanda tangan, yang menunjukkan tindakan terkoordinasi.

Waktunya juga bertepatan dengan permohonan darurat yang diajukan di Manhattan, di mana penggugat dalam gugatan class action berupaya menghentikan pergerakan dana lebih lanjut sebelum lebih banyak aset menghilang. Permohonan tersebut kini berada di hadapan Hakim Jennifer Rochon, yang memimpin kasus ini.

Ancaman Hilangnya Bukti

Konselor hukum dari firma Burwick Law, yang mewakili penggugat, mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka percaya bahwa para terdakwa mungkin segera mengonversi aset tersisa mereka menjadi privacy coin yang dapat menghapus semua riwayat transaksi.

Dokumen pengadilan memperingatkan bahwa dana kritis yang terkait dengan peluncuran LIBRA dapat hilang jika konversi terjadi. Pengajuan tersebut mengklaim bahwa terdakwa hanya selangkah lagi dari menghancurkan bukti.

Pengacara penggugat berargumen bahwa kekhawatiran tersebut bukanlah hipotetis, menurut dokumen pengadilan yang diakses oleh BeInCrypto.

Mereka menunjuk pada dua insiden spesifik pada 16 dan 18 November. Peristiwa ini menunjukkan bahwa terdakwa telah mulai menggunakan alat anonimisasi yang dirancang untuk menghapus jejak blockchain.

Penggugat Berdebat Dana Berisiko

Menurut pengajuan hukum, peristiwa pertama yang diadakan pada 16 November, berfungsi sebagai uji coba yang jelas. Sebuah wallet yang terkait dengan tim LIBRA mengarahkan dana melalui protokol NEAR Intents dan kemudian ke alamat Zcash yang terlindungi.

Setelah berada di pool privasi Zcash, uang tersebut menjadi tak terlacak secara matematis. Penggugat menggambarkan ini sebagai bukti konsep yang menunjukkan bahwa terdakwa dapat membuat hasil LIBRA menghilang tanpa bisa dipulihkan.

Dua hari kemudian, aktivitas meningkat secara signifikan. Pada 18 November, terdakwa mulai mengonversi lebih dari US$60 juta dalam USDC yang terkait dengan LIBRA menjadi sekitar 456.000 SOL.

Dana tersebut kemudian dikonsolidasikan ke dalam dua wallet “positioning” yang baru dibuat—langkah umum yang digunakan sebelum aset didorong melalui sistem privasi atau rute anonimisasi lintas chain.

Gerakan tersebut, menurut pengajuan, sangat menunjukkan persiapan untuk operasi pencucian skala penuh serupa dengan yang dilakukan pada 16 November.

Aktivitas yang meningkat ini kini mendorong pengadilan untuk bertindak mendesak. Sidang atas permintaan penggugat untuk tindakan injunctive dijadwalkan Selasa ini pukul 4 sore EST.

Bagi penyelidik dan penggugat, sidang mendatang dapat menentukan apakah dana LIBRA yang tersisa tetap dapat dilacak atau menghilang selamanya.

  •  

Fitur Baru X dari Elon Musk Picu Kekhawatiran Rasisme dan Penculikan Kripto Meningkat

Fitur visibilitas lokasi baru di X langsung memicu gelombang rasisme, pelecehan, dan doxxing di Crypto Twitter. 

Pembaruan ini juga mengangkat kekhawatiran serius tentang keamanan, dengan ahli memperingatkan bahwa ini bisa mempermudah kejahatan dan penculikan yang menargetkan aset kripto.

Fitur Lokasi Baru Twitter

Sekarang X memiliki fitur “Tentang Akun Ini” yang menampilkan negara atau wilayah terkait setiap profil pengguna, menandai salah satu perubahan paling signifikan platform menuju transparansi identitas. 

Pembaruan tersebut muncul secara otomatis pada halaman profil dan tidak bisa dinonaktifkan, memberikan audiens gambaran lebih jelas tentang lokasi akun. Menurut perusahaan, fitur ini membantu memerangi misinformasi, mengurangi aktivitas bot, dan memberikan lebih banyak konteks dalam percakapan.

“Ini adalah langkah penting pertama untuk mengamankan integritas dari alun-alun dunia. Kami berencana untuk menyediakan lebih banyak cara bagi pengguna untuk memverifikasi keaslian konten yang mereka lihat di X,” tutur Nikita Bier, Kepala Produk di X. 

Langkah ini mengikuti berbulan-bulan diskusi internal tentang cara membuat interaksi di X lebih bertanggung jawab dan tidak anonim.

Namun, ini juga memicu peningkatan perilaku rasis di platform dan meningkatkan ketakutan tentang risiko keamanan, terutama di kalangan aset kripto.

Rasisme Meningkat Setelah Update

Banyak pengguna mengatakan bahwa fitur ini telah memicu gelombang permusuhan di seluruh platform. 

Tak lama setelah peluncuran, linimasa Crypto Twitter dipenuhi dengan tangkapan layar komentar xenofobik, postingan yang mengejek, dan pelecehan tertarget yang ditujukan kepada pengguna yang lokasinya baru terungkap membuat mereka jadi sasaran mudah. 

Bullying Indians, Pakistanis, Nigerians, or anyone else because of where they’re from doesn’t make you funny

It just shows what kind of scumbag you are

CT has always been about merit, not nationality or skin color

If you’re still making these type of jokes, you’re not funny.…

— 0xMarioNawfal (@RoundtableSpace) November 23, 2025

Akun berbeda melaporkan bahwa mereka dijadikan sasaran berdasarkan kebangsaan atau wilayah mereka, mengubah diskusi rutin menjadi titik suar penghinaan rasial dan prasangka regional. 

Perubahan ini mengungkap ketegangan budaya yang telah lama ada dalam komunitas kripto, di mana anonimitas sering melindungi pengguna dari serangan pribadi yang terkait dengan identitas.

Kekhawatiran keamanan meningkat dengan cepat.

Ketakutan Penculikan Muncul

Tokoh kripto terkemuka memperingatkan bahwa mengungkapkan data lokasi wilayah menimbulkan risiko nyata bagi siapa saja yang membahas atau memiliki aset kripto. 

🚨WARNING🚨

X is now doxxing everybody’s country by default. Best you can do is change to region.

Given the security risks in crypto, especially with all the recent kidnappings, I think this is a terrible move.

See the image below where you can change from country to region.👇 pic.twitter.com/itn5aLTfkW

— Beanie (@beaniemaxi) November 22, 2025

Beberapa pengguna menyuarakan kekhawatiran tentang penculikan, pemerasan, dan kejahatan yang menargetkan rumah. Ancaman ini sudah ada di area di mana kekayaan aset kripto membuat individu rentan. Banyak di komunitas ini melihat anonimitas sebagai lapisan perlindungan utama. 

Pelemahan lapisan itu bisa membuka jalan baru bagi penjahat. Pengguna berpendapat bahwa fitur ini, meskipun bertujuan untuk transparansi, dapat membuat individu dengan nilai tinggi terpapar bahaya. Mereka khawatir ini dapat membantu aktor jahat melacak target potensial menurut wilayah.

  •  

Bitcoin Baru Saja Menyamai Tingkat Likuidasi Era FTX – Namun, Ini Bisa Menjadi Peluang

Bitcoin telah mencapai level likuidasi yang terakhir kali terlihat saat kejatuhan FTX, namun kali ini kejutan datang dari pasar yang kelebihan leverage yang belum pernah terjadi sebelumnya, bukan penipuan atau kegagalan exchange.

Menurut beberapa analis, likuidasi leverage seperti ini secara historis menciptakan peluang jangka menengah yang kuat, sementara risiko yang lebih luas dan ketidakpastian akhir siklus masih ada.

Pemicu Gelombang Likuidasi

Bitcoin baru saja menyamai level likuidasi era FTX, tetapi kali ini penyebabnya bukan ledakan exchange atau penipuan tersembunyi. Sebaliknya, kejutan datang dari pasar yang kelebihan leverage—akumulasi yang tumbuh diam-diam selama berbulan-bulan sebelum meledak dalam hitungan jam.

“Pasar belum pernah membawa banyak leverage seperti ini. Pada 2021, open interest mencapai puncaknya di US$16,5 miliar. Dalam siklus ini, mencapai US$47,5 miliar—tiga kali lebih banyak. Ini [menggambarkan] seberapa agresif investor dalam siklus ini,” terang Darkfost kepada BeInCrypto.

Likuidasi terjadi ketika trader yang meminjam secara berlebihan tidak dapat mempertahankan posisi mereka saat harga bergerak melawan mereka. Ketika leverage tersebar di seluruh pasar, bahkan penurunan kecil sekalipun bisa memicu gelombang penjualan otomatis.

🚨 BTC LONG LIQUIDATION HAVE REACHED LEVELS NOT SEEN SINCE THE FTX CRASH.

Despite Bitcoin’s correction, many investors tried to time the bottom and go long on BTC.⁰On top of that, a large number of positions had built up over time, contributing to a level of long liquidations… pic.twitter.com/Iy5NMo58sI

— Darkfost (@Darkfost_Coc) November 24, 2025

Itulah yang terjadi minggu ini. Puluhan miliar dolar dalam open interest telah terakumulasi di berbagai exchange, membuat pasar rentan terhadap penurunan berarti.

Begitu Bitcoin tergelincir, tekanannya pecah. Likuidasi paksa berantai ini menyebar ke seluruh sistem, masing-masing mempercepat yang berikutnya.

“Open interest yang tertinggi sepanjang masa ini terjadi tepat sebelum peristiwa 10 Oktober dan serangkaian likuidasi besar yang mengikuti, yang meningkatkan volatilitas jangka pendek,” tambah Darkfost.

Skala dan kecepatan keruntuhan langsung dibandingkan dengan kejatuhan FTX.

Kekuatan Baru Setelah Shake Out

Total likuidasi sekarang mirip dengan yang terlihat pada November 2022, dengan lebih dari 9.000 hingga 10.000 BTC terhapus dalam satu hari. Tapi di sanalah kesamaannya berakhir. 

Pada 2022, pasar runtuh karena penipuan dan kegagalan exchange besar. Kali ini, crash datang dari leverage berlebihan dan mekanisme pasar normal. Perbedaan ini sangat penting. 

Guncangan saat ini tidak menandakan kegagalan struktural. Sebaliknya, ini mencerminkan posisi yang terlalu percaya diri dan pasar derivatif yang ramai. Pembubaran ini sangat keras karena leverage sangat ekstrem. Namun setelah leverage berlebihan tersebut tersapu bersih, gambaran mulai berubah. 

“Secara historis, fase deleveraging seperti ini seringkali menawarkan peluang jangka menengah yang solid, seperti setelah crash FTX… yang menandai akhir dari pasar bearish,” papar Darkfost. 

Selain itu, funding rate berbalik negatif, pertanda bahwa trader menarik diri dari taruhan leverage yang terlalu optimistis. Open interest juga mereda dan tidak pulih dengan cepat, mengurangi risiko gelombang likuidasi paksa lainnya. 

Sementara itu, perdagangan spot melonjak—salah satu hari terkuat tahun ini—menunjukkan bahwa pelaku pasar nyata, bukan uang pinjaman, masuk.

“Pasar yang membangun kembali dirinya sendiri pada spot setelah leverage flush adalah tanda bahwa dasar mungkin sedang terbentuk. Ini adalah jenis sinyal yang Anda ingin lihat setelah peristiwa likuidasi semacam itu,” tambah Darkfost.

Ini adalah saat dimana jendela peluang terbuka.

Waspada di Tengah Pasar yang Lebih Bersih

Ketika jumlah leverage yang besar tersapu keluar dari sistem, pasar sering menjadi lebih stabil. 

Namun Darkfost berargumen bahwa sebelum melihat momen ini sebagai peluang, penting untuk memahami mengapa peristiwa-peristiwa ini terjadi secara begitu dahsyat sejak awal. Episode seperti ini menyoroti masalah yang persisten di industri kripto: banyak trader masih kurang pemahaman dasar tentang risiko.

“Orang perlu edukasi nyata dalam hal manajemen risiko. Kripto tetap sedikit diatur dan sangat mudah diakses, dan mungkin untuk menggunakan leverage ekstrem dengan jumlah modal besar,” ujarnya, menambahkan, “[Jika] seorang investor tidak sepenuhnya tahu bagaimana mengelola risiko, kekayaan bersih mereka bisa menderita kerugian berat. Semakin tinggi leverage, semakin pendek masa hidup perdagangan.”

Dengan peringatan tersebut, Darkfost juga menuturkan bahwa situasi yang lebih luas tidak sepenuhnya sederhana.

“Mengingat konteks saat ini, ada baiknya menambahkan beberapa nuansa karena kami telah mencapai akhir siklus bagi mereka yang masih percaya pada periodisitas tersebut. Gambar besar makro belum sepenuhnya jelas dan masalah lain sedang muncul, termasuk kemungkinan bahwa MSCI dapat mengidentifikasi perusahaan dengan beban treasury seperti MSTR.”

Hanya setelah mengenali risiko-risiko ini, pola historis yang lebih besar menjadi lebih jelas. Setelah leverage berlebihan dihapus, pasar seringkali kembali ke landasan yang lebih sehat. 

Setelah kejatuhan FTX, reset serupa menandai akhir pasar bearish dan awal pemulihan yang berlangsung beberapa bulan. Dinamika serupa mungkin sedang terbentuk lagi—meskipun kali ini dengan nuansa lebih banyak dan variabel lebih kompleks.

  •