Reading view

Kejutan Nonfarm Payrolls yang Bisa Mengguncang Bitcoin sebelum Natal | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting untuk perkembangan utama dunia kripto di Amerika Serikat hari ini.

Sambil menikmati kopi, data tenaga kerja AS terbaru memberikan sinyal campuran soal pekerjaan, upah, dan pengangguran. Trader sedang menimbang apa arti semua ini untuk aset berisiko, mulai dari saham hingga Bitcoin, sementara volatilitas jadi penentu suasana.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Lapangan Kerja Oktober Anjlok dan Kenaikan Tipis di November Tanda Pasar Tidak Merata

Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk Oktober dan November 2025 mengejutkan pasar, sebab itu menjadi salah satu data ekonomi krusial minggu ini. Hasilnya menunjukkan pasar tenaga kerja mendingin yang bisa berdampak ke saham dan juga aset kripto.

Berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), Oktober mengalami penurunan tajam sebesar 105.000 pekerjaan, jauh dari estimasi -25.000. Angka ini menandai penurunan signifikan dalam momentum pasar tenaga kerja.

Analis menyebutnya sebagai data luar biasa, sebab terjadi gangguan dari keterlambatan pengumpulan data pemerintah dan penyesuaian musiman.

*US OCT. NONFARM PAYROLLS FALL 105K M/M; EST. -25K

this is all govt and an outlier

— zerohedge (@zerohedge) December 16, 2025

November mencatatkan kenaikan 64.000 pekerjaan, sedikit di atas konsensus 50.000, tapi tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% dari 4,4% pada Oktober, lebih tinggi daripada perkiraan 4,5%.

🚨 Just In: November Nonfarm Payrolls rise 64,000, above expectations for 40,000.

The U.S. Unemployment Rate rose from 4.4% to 4.6%, worse than estimates for 4.5%.

What will Jerome Powell do now? pic.twitter.com/kFozsmOsgh

— Jesse Cohen (@JesseCohenInv) December 16, 2025

Kenaikan di November memang memberi sedikit kelegaan, tapi tetap memperlihatkan betapa tidak meratanya aktivitas pasar tenaga kerja AS akhir-akhir ini.

Dampak The Fed dan Pasar terhadap Bitcoin dan Aset Risiko

Data ini kemungkinan akan memperkuat narasi dovish untuk The Fed. Powell sebelumnya pernah menyebut pasar tenaga kerja yang melemah sebagai alasan pemotongan suku bunga, dan angka hari ini memperlihatkan ekonomi masih jauh dari panas.

Trader bisa saja menafsirkan laporan ini sebagai sinyal bahwa pelonggaran lebih lanjut di 2026 sangat mungkin terjadi, yang bisa menopang aset berisiko, termasuk Bitcoin, asal ekspektasi likuiditas tetap terjaga. Bitcoin terjebak di area US$90.000, dan data hari ini mungkin bisa memicu volatilitas jangka pendek.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Setelah data Oktober yang lemah dan pemulihan moderat di November, ini bisa memicu reli ke US$95.000 saat pasar mengantisipasi potensi pelonggaran dari The Fed.

Di sisi lain, kenaikan tingkat pengangguran yang tak terduga justru bisa menyulut kekhawatiran resesi, sehingga bisa memicu pergerakan liar di pasar kripto, saham, maupun FX.

“Biasanya pasar akan lega ketika ketidakpastian selesai, tapi data kali ini berbeda. Tren pelemahan ini justru bisa memicu reli kripto di awal karena harapan pemotongan suku bunga The Fed secara agresif pada 2026 kembali muncul. Tapi kalau datanya terlalu lemah, narasinya bisa langsung beralih dari harapan likuiditas ke ketakutan resesi. Dalam sejarahnya, ini membuat selera terhadap risiko langsung turun di semua pasar,” ujar Jimmy Xue, COO dan Co-founder Axis, kepada BeInCrypto.

Pelaku pasar tetap waspada. Karena data Oktober dianggap outlier dan data November dikumpulkan terlambat, potensi distorsi statistik dan revisi masih ada.

Trading berbasis algoritma dan likuiditas yang tipis bisa memperbesar volatilitas dalam waktu dekat, sehingga penentuan posisi yang bijak sangat penting.

Di tengah sinyal yang membingungkan, aset aman tradisional seperti emas berpeluang tetap diserbu, sebab US dollar sedang tertekan dan sentimen risiko masih rapuh khususnya di sektor teknologi.

Chart Hari Ini

Analysis of BLS Current Establishment Survey
Analisis Survei Current Establishment BLS | Sumber: Jed Kolko di X

Byte-Sized Alpha

Berikut ini rangkuman berita kripto AS lainnya yang perlu kamu pantau hari ini:

Gambaran Umum Pre-market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan pada 15 DesemberRingkasan Pre-Market
Strategy (MSTR)US$162,08US$165,23 (+1,94%)
Coinbase (COIN)US$250,42US$253,61 (+1,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$24,54US$24,59 (+0,20%)
MARA Holdings (MARA)US$10,70US$10,82 (+1,12%)
Riot Platforms (RIOT)US$13,71US$13,81 (+0,73%)
Core Scientific (CORZ)US$15,28US$15,27 (-0,065%)
Persaingan pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

  •  

Kembalinya Trump Berikan Segalanya untuk Aset Kripto, Kecuali Reli Bull

Ketika Donald Trump kembali ke Gedung Putih, banyak pelaku pasar aset kripto berharap naskah lama akan terulang. Retorika pro-kripto, regulasi yang lebih ramah, arus masuk institusi, dan selera risiko yang kembali—semua itu seharusnya berpadu menciptakan bull market yang menentukan.

Namun, seiring tahun 2025 berakhir, pasar kripto justru menutup tahun dengan posisi jauh lebih rendah, hanya di kisaran 20% dari puncak saat era Biden.

Meski ada Trump, pasar aset kripto masih 20% saja dari level era Biden

Kontradiksi tersebut kini menjadi inti perdebatan: apakah kripto sedang terperangkap dalam fase sulit, atau ada sesuatu yang lebih fundamental benar-benar rusak.

“Saatnya mengakui dan menerima bahwa pasar kripto memang rusak,” ujar Ran Neuner, analis sekaligus host Crypto Banter.

Sang analis menyoroti adanya jarak yang belum pernah ada sebelumnya antara fundamental dan harga. Menurut Neuner, tahun 2025 memiliki “semua syarat untuk bull market”:

“Bahkan dengan semua faktor di atas,” ucap Neuner, “kita tutup tahun 2025 lebih rendah, hanya 20% dari posisi saat Biden.”

Ini menunjukkan bahwa penjelasan-penjelasan lama sudah tidak berlaku lagi. Teori tentang siklus empat tahun, likuiditas yang terjebak, atau momen IPO untuk kripto makin terasa sebagai pembenaran setelah kejadian, bukan jawaban yang sesungguhnya.

Menurut Neuner, hasilnya adalah pasar dengan hanya dua kemungkinan ke depan:

  • Ada penjual struktural tersembunyi atau mekanisme yang menekan harga, atau
  • Kripto sedang bersiap menuju “the mother of all catch-up trades” seperti yang ia sebut, ketika pasar akhirnya kembali seimbang.

Tidak Semua Orang Sepakat Ada Masalah

Gordon Gekko, komentator pasar dan pengguna populer di X, punya pandangan berbeda. Ia menekankan bahwa periode menyakitkan ini memang sengaja dan struktural, namun bukan berarti rusak.

“Tidak ada yang rusak; inilah memang cara market maker inginkan. Sentimen ada di titik terendah selama bertahun-tahun; trader dengan leverage kehilangan segalanya. Ini memang tidak dirancang untuk mudah; hanya yang kuat yang akan mendapat hadiah,” terang dia.

Perbedaan sudut pandang itu menunjukkan perubahan mendalam tentang bagaimana kripto bergerak dibandingkan siklus sebelumnya. Pada masa Trump periode pertama, dari 2017 sampai 2020, kripto berkembang pesat dalam kekosongan regulasi.

Spekulasi ritel mendominasi, leverage dibiarkan liar, dan momentum reflektif mendorong harga jauh di atas nilai fundamentalnya.

Sementara di era Biden, pasar berubah menjadi lebih institusional. Regulasi berprinsip enforcement pertama membatasi keberanian mengambil risiko, sedangkan ETF, kustodian, dan kerangka kepatuhan membentuk ulang arah dan aliran modal.

Ironisnya, banyak faktor penarik terbesar kripto justru datang di era yang lebih ketat ini:

Hasilnya adalah skala yang besar tanpa refleksivitas.

Bitcoin Bertahan, tapi Altcoin Mengalami Breakout di Rezim Baru Aset Kripto

Pergeseran struktural ini ternyata paling menyakitkan bagi altcoin. Analis dan KOL seperti Shanaka Anslem serta beberapa lainnya berpendapat bahwa pasar kripto yang dulu bersatu kini sudah tak ada lagi.

Sebaliknya, tahun 2025 telah terbagi menjadi “dua permainan”:

  • Kripto institusional: Bitcoin, Ethereum, serta ETF dengan volatilitas rendah dan jangka waktu panjang, dan
  • Kripto berbasis atensi: di mana jutaan token saling berebut likuiditas sementara dan kebanyakan runtuh hanya dalam hitungan hari.

Modal tidak lagi mengalir mulus dari Bitcoin ke alt, atau ke altcoin season, alias alt season. Aliran modal kini langsung ke mandat yang memang menjadi tujuannya.

Altcoin Season Index
Altcoin Season Index | Sumber: Blockchain Center.Net

“…Pilihanmu sekarang hanya dua: Mainkan Crypto Institusional dengan kesabaran dan kesadaran terhadap ekonomi makro. Atau mainkan Crypto Atensi dengan kecepatan dan infrastruktur,” tulis Anslem.  

Menurut pemimpin opini ini, memegang altcoin berdasarkan tesis selama berbulan-bulan justru menjadi strategi terburuk saat ini.

“Kamu tidak datang lebih awal ke altcoin season. Kamu sedang menunggu struktur pasar yang sudah tidak ada lagi,” tambahnya.

Mungkin inilah dasar keyakinan seorang trader, tahu di mana harus melihat peluang. Lisa Edwards mendukung tesis ini dengan mengimbau pelaku pasar untuk memahami arus likuiditas.

“Segala sesuatu berubah, siklus berganti, uang bergerak dengan cara baru. Jika kamu menunggu altcoin season yang lama, kamu pasti akan melewatkan yang sebenarnya sedang terjadi di depan mata,” ujar dia.

Quinten François juga sependapat, dengan menyoroti bahwa jumlah token di tahun 2025 jauh lebih besar dibandingkan siklus sebelumnya. Dengan lebih dari 11 juta token yang beredar, kemungkinan terjadinya altcoin season yang luas seperti tahun 2017 atau 2021 bisa jadi hanya menjadi sejarah.

Everyone keeps waiting for a classic altseason like 2017 or 2021.
But the entire market structure has changed.

2017 had a few hundred coins competing for capital.
2021 had a few thousand.
2025 has more than 11 million tokens, memecoins, and worthless experiments.

The days where…

— Quinten | 048.eth (@QuintenFrancois) December 2, 2025

Antara Repricing dan Recovery: Ujian Aset Kripto Setelah Era Institusi

Di sisi lain, tekanan makro masih membebani sentimen pasar. Nic Puckrin, analis investasi dan co-founder Coin Bureau, menerangkan bahwa penurunan Bitcoin mendekati moving average (MA) 100-minggu mencerminkan kekhawatiran baru soal bubble AI, ketidakpastian terkait kepemimpinan The Fed di masa depan, dan aksi jual aset untuk rugi pajak pada akhir tahun.

“Semua ini membuat akhir tahun 2025 terasa hambar,” katanya dalam email ke BeInCrypto, sambil memperingatkan bahwa BTC bisa saja sempat turun di bawah US$80.000 jika tekanan jual makin kuat.

Tidak ada yang benar-benar tahu apakah kripto sedang rusak atau hanya sedang berubah, sehingga investor perlu melakukan riset sendiri.

Satu hal yang pasti, ekspektasi era Trump sekarang bertabrakan dengan struktur pasar di era Biden, sehingga strategi lama sudah tidak relevan lagi.

Diskusi antara ekonom dan investor di meja utama menyiratkan kemungkinan repricing besar-besaran atau reli mengejar ketertinggalan yang sangat tajam, yang mungkin akan membentuk jati diri baru dunia kripto setelah era institusional.

  •  

The Nonfarm Payrolls Surprise That Could Rattle Bitcoin Before Christmas | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee as the latest US labor data delivers mixed signals on jobs, wages, and unemployment. Traders are weighing what it all means for risk assets, from equities to Bitcoin, as volatility sets the tone.

Crypto News of the Day: October Jobs Collapse and November Modest Gain Signal Uneven Market

The US Nonfarm Payrolls (NFP) report for October and November 2025 delivered a shock to markets, as it is one of the crucial economic data points this week. It revealed a cooling labor market that could reverberate through both equities and crypto.

According to the US Bureau of Labor Statistics (BLS),October saw a sharp decline of 105,000 jobs, far below the estimated -25,000. This marks a pronounced slowdown in labor market momentum.

Analysts are labeling it an outlier, reflecting disruptions from delayed government data collection and seasonal adjustments.

*US OCT. NONFARM PAYROLLS FALL 105K M/M; EST. -25K

this is all govt and an outlier

— zerohedge (@zerohedge) December 16, 2025

November posted a 64,000 gain, slightly above the 50,000 consensus, but with the unemployment rate climbing to 4.6% from 4.4% in October, higher than the expected 4.5%.

🚨 Just In: November Nonfarm Payrolls rise 64,000, above expectations for 40,000.

The U.S. Unemployment Rate rose from 4.4% to 4.6%, worse than estimates for 4.5%.

What will Jerome Powell do now? pic.twitter.com/kFozsmOsgh

— Jesse Cohen (@JesseCohenInv) December 16, 2025

While November’s rise offers some relief, it highlights the uneven nature of recent US labor market activity.

Fed and Market Implications For Bitcoin and Risk Assets

The data is likely to reinforce dovish narratives for the Federal Reserve. Powell previously cited a weakening labor market as justification for rate cuts, and today’s figures suggest the economy is far from overheated.

Traders may interpret the report as a signal that further easing in 2026 is plausible, which could support risk assets, including Bitcoin, if liquidity expectations remain intact. Bitcoin has been trapped near $90,000, and today’s data could trigger short-term volatility.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: BeInCrypto

A weak October print followed by a modest November recovery may fuel a relief rally toward $95,000 as markets price in potential Fed accommodation.

Conversely, the unexpectedly high unemployment rate could reignite recession fears, creating whipsaw moves in crypto, equities, and FX.

“While markets typically cheer the resolution of uncertainty, this specific data dump is unique. The cooling trend might spark an initial crypto rally on renewed hopes for aggressive Fed cuts in 2026. But if the numbers are too weak, the narrative could quickly pivot from liquidity hopes to recession fears, historically dampening risk appetite across the board,” Jimmy Xue, COO and Co-founder at Axis, told BeInCrypto.

Market participants remain wary. With October’s data representing an outlier and November’s figures collected late, statistical distortions and revisions are possible.

Algorithm-driven trading and lean liquidity could amplify volatility in the near term, making measured positioning critical.

Amid mixed signals, traditional safe havens like gold may continue to attract flows, as the US dollar faces pressure and risk sentiment remains fragile in tech-heavy sectors.

Chart of the Day

Analysis of BLS Current Establishment Survey
Analysis of BLS Current Establishment Survey. Source: Jed Kolko on X

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

CompanyAt the Close of December 15Pre-Market Overview
Strategy (MSTR)$162.08$165.23 (+1.94%)
Coinbase (COIN)$250.42$253.61 (+1.27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$24.54$24.59 (+0.20%)
MARA Holdings (MARA)$10.70$10.82 (+1.12%)
Riot Platforms (RIOT)$13.71$13.81 (+0.73%)
Core Scientific (CORZ)$15.28$15.27 (-0.065%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post The Nonfarm Payrolls Surprise That Could Rattle Bitcoin Before Christmas | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Tom Lee Temukan Sinyal Besar Ethereum di Tengah Dorongan Tokenisasi JPMorgan | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting perkembangan dunia aset kripto paling utama untuk hari ini.

Ambil secangkir kopi, karena Wall Street baru saja memberikan sinyal lain bahwa masa depan kripto makin bersifat institusional. Ketika JPMorgan membawa salah satu produk keuangan intinya ke dalam chain, para pengamat pasar mulai bertanya-tanya apakah ini sekadar percobaan atau perubahan yang lebih dalam menuju Ethereum sebagai infrastruktur ekonomi.

Berita Kripto Hari Ini: JPMorgan Bawa Pasar Uang ke On-Chain dengan Fund Berbasis Ethereum

JPMorgan Chase kembali mengambil langkah tegas di dunia keuangan berbasis blockchain, dengan meluncurkan exchange-traded fund (ETF) pasar uang ter-tokenisasi pertamanya di jaringan Ethereum.

Menurut laporan WSJ, divisi manajemen aset raksasa perbankan ini yang mengelola US$4 triliun telah merilis My OnChain Net Yield Fund atau MONY. Produk ini merupakan private money market fund yang berjalan di Ethereum dan didukung oleh platform tokenisasi milik JPMorgan, yakni Kinexys Digital Assets.

Bank tersebut akan memodali fund ini dengan US$100 juta dari dana mereka sendiri sebelum membukanya untuk investor eksternal, yang menandakan keyakinan internal yang kuat terhadap produk keuangan berbasis tokenisasi.

JPMORGAN STEPS FURTHER INTO CRYPTO WITH TOKENIZED MONEY FUND

The banking giant’s $4 trillion asset-management arm is rolling out its first tokenized money-market fund on the Ethereum blockchain. JPMorgan will seed the fund with $100 million of its own capital, and then open it… pic.twitter.com/TTlS5E1MyV

— Evan (@StockMKTNewz) December 15, 2025

MONY khusus dibuat untuk partisipasi institusi dan individu dengan kekayaan tinggi saja. Fund ini terbuka untuk investor yang memenuhi syarat, termasuk individu dengan setidaknya US$5 juta aset investable dan institusi dengan minimum US$25 juta, serta investasi minimum sebesar US$1 juta.

Investor akan menerima token digital yang mewakili kepemilikan mereka dalam fund ini, yang membawa eksposur pasar uang tradisional ke blockchain sembari tetap menjaga pola imbal hasil yang sudah dikenal.

Berdasarkan laporan tersebut, eksekutif JPMorgan menyebut bahwa permintaan dari klien menjadi pendorong utama peluncuran ini.

“There is a massive amount of interest from clients around tokenization,” baca kutipan dalam laporan itu, mengutip John Donohue, kepala global liquidity di JPMorgan Asset Management.

Ia menambahkan bahwa mereka berharap bisa jadi pemimpin di bidang ini dengan menawarkan produk pasar uang tradisional versi berbasis blockchain.

Peluncuran ini terjadi di tengah momentum makin kencang tokenisasi aset di Wall Street, seiring dengan disahkannya GENIUS Act pada awal tahun ini.

Undang-undang tersebut menetapkan kerangka regulasi stablecoin di AS dan dianggap sebagai pendorong utama upaya tokenisasi yang lebih luas pada fund, obligasi, dan aset dunia nyata lainnya.

Sejak saat itu, institusi keuangan besar bergerak cepat untuk mengeksplorasi blockchain sebagai infrastruktur inti pasar, bukan sekadar eksperimen sampingan.

Bagi Ethereum, keputusan JPMorgan untuk meluncurkan MONY di jaringan ini dipandang sebagai bentuk dukungan institusional yang signifikan. Co-founder Fundstrat, Tom Lee, menanggapi kabar ini dengan menyebut bahwa langkah tersebut “bullish for ETH.”

This is bullish for $ETH https://t.co/LdGMHYKM9P

— Thomas (Tom) Lee (not drummer) FSInsight.com (@fundstrat) December 15, 2025

Komentar tersebut menunjukkan bagaimana produk seperti MONY memperluas kegunaan Ethereum di dunia nyata melalui aktivitas transaksi, eksekusi smart contract, serta integrasi lebih dalam dengan sektor keuangan global.

Pemerhati kripto pun sependapat, dengan beberapa di antara mereka berpendapat bahwa peran Ethereum sebagai layer settlement untuk produk keuangan yang sudah teregulasi jadi semakin sulit diabaikan.

JPMorgan vs BlackRock: Tokenized Money Market Fund Tanda Era Baru di Dunia Keuangan

Langkah JPMorgan juga mengundang perbandingan dengan tokenized money market fund milik BlackRock, yaitu BUIDL, yang kini aset kelolaannya sudah tumbuh sekitar US$1,83 miliar menurut data blockchain publik.

BlackRock’s Money Market Fund (BUIDL)
Money Market Fund BlackRock (BUIDL) | Sumber: Rwa.xyz

Sama seperti MONY, BUIDL juga berinvestasi di US Treasury jangka pendek, repo, dan instrumen setara kas. Namun, BUIDL menganut strategi lintas chain dan bekerja sama dengan mitra tokenisasi yang berbeda.

Keberadaan dua fund ini semakin menyoroti tren besar di mana perusahaan tradisional finance (TradFi) mulai terjun ke blockchain untuk memodernisasi produk-produk penghasil imbal hasil berisiko rendah.

Secara lebih luas, analis melihat tokenisasi sebagai cara bagi produk money market tradisional tetap bisa bersaing dengan stablecoin, sekaligus membuka beragam use case baru seperti settlement di chain, programmable, hingga transferabilitas yang lebih baik.

JPMorgan sudah lebih dulu menjajal tokenized deposit, private equity fund, dan token pembayaran institusional, yang menunjukkan bahwa MONY merupakan bagian dari strategi jangka panjang, bukan sekadar uji coba sesaat.

Seiring regulasi makin jelas dan partisipasi institusi semakin dalam, fund JPMorgan berbasis Ethereum semakin mempertegas cerita bahwa blockchain—yang dulu hanya dianggap khusus—perlahan makin jadi bagian penting dari sistem keuangan modern.

Bagi Ethereum, perubahan ini mungkin menjadi salah satu sinyal paling besar dan menentukan selama ini.

Chart Hari Ini

BlackRock’s BUIDL vs JPMorgan’s MONY Tokenized Money Market Fund
BUIDL BlackRock vs MONY Tokenized Money Market Fund JPMorgan

Byte-Sized Alpha

Berikut rangkuman berita aset kripto terbaru di Amerika Serikat yang patut diperhatikan hari ini:

Gambaran Umum Pre-Market Crypto Equities

PerusahaanPenutupan 12 DesemberRingkasan Pre-Market
Strategy (MSTR)US$176,45US$176,75 (+0,17%)
Coinbase (COIN)US$267,46US$268,40 (+0,35%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$26,75US$26,75 (0,00%)
MARA Holdings (MARA)US$11,52US$11,56 (+0,35%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,30US$15,31 (+0,065%)
Core Scientific (CORZ)US$16,53US$16,65 (+0,73%)
Perlombaan pembukaan pasar crypto equities | Sumber: Google Finance

  •  

Tom Lee Spots a Big Ethereum Signal in JPMorgan’s Tokenization Push| US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee, because Wall Street has just sent another signal that crypto’s future is becoming increasingly institutional. As JPMorgan moves a core financial product on-chain, market watchers are wondering whether this is merely experimentation or a deeper shift toward Ethereum as an economic infrastructure.

Crypto News of the Day: JPMorgan Takes Money Markets On-Chain with Ethereum-Powered Fund

JPMorgan Chase has taken another decisive step into blockchain-based finance, launching its first tokenized money market fund on the Ethereum network.

According to reporting by WSJ, the banking giant’s $4 trillion asset-management arm has rolled out the My OnChain Net Yield Fund, or MONY. It is a private money market fund deployed on Ethereum and supported by JPMorgan’s tokenization platform, Kinexys Digital Assets.

The bank will seed the fund with $100 million of its own capital before opening it to outside investors, signaling strong internal conviction in tokenized financial products.

JPMORGAN STEPS FURTHER INTO CRYPTO WITH TOKENIZED MONEY FUND

The banking giant’s $4 trillion asset-management arm is rolling out its first tokenized money-market fund on the Ethereum blockchain. JPMorgan will seed the fund with $100 million of its own capital, and then open it… pic.twitter.com/TTlS5E1MyV

— Evan (@StockMKTNewz) December 15, 2025

MONY is structured for institutional and high-net-worth participation only. It is open to qualified investors, including individuals with at least $5 million in investable assets and institutions with a minimum of $25 million, as well as a $1 million investment minimum.

Investors receive digital tokens representing their fund interests, bringing traditional money-market exposure onto blockchain rails while preserving familiar yield dynamics.

According to the report, JPMorgan executives attribute client demand as the driving force behind the launch.

“There is a massive amount of interest from clients around tokenization,” read an excerpt in the report, citing John Donohue, head of global liquidity at JPMorgan Asset Management.

He added that the firm expects to be a leader in the space by offering blockchain-based equivalents to traditional money-market products.

The launch comes amid accelerating momentum for tokenized assets on Wall Street, following the passage of the GENIUS Act earlier this year.

The legislation established a US regulatory framework for stablecoins and is widely viewed as a catalyst for broader tokenization efforts across funds, bonds, and real-world assets.

Since then, major financial institutions have moved quickly to explore blockchain as core market infrastructure rather than a peripheral experiment.

For Ethereum, JPMorgan’s decision to deploy MONY on its network is being read as a meaningful institutional endorsement. Fundstrat co-founder Tom Lee reacted to the news by calling it “bullish for ETH.”

This is bullish for $ETH https://t.co/LdGMHYKM9P

— Thomas (Tom) Lee (not drummer) FSInsight.com (@fundstrat) December 15, 2025

This comment highlights how products like MONY expand Ethereum’s real-world utility through transaction activity, smart contract execution, and deeper integration into global finance.

Crypto commentators echoed the sentiment, with some arguing that Ethereum’s role as the settlement layer for regulated financial products is becoming increasingly difficult to ignore.

JPMorgan vs. BlackRock: Tokenized Money Market Funds Signal a New Era in Finance

JPMorgan’s move also invites comparisons with BlackRock’s tokenized money market fund, BUIDL, which has grown to roughly $1.83 billion in assets under management, according to public blockchain data.

BlackRock’s Money Market Fund (BUIDL)
BlackRock’s Money Market Fund (BUIDL). Source: Rwa.xyz

Like MONY, BUIDL invests in short-term US Treasuries, repurchase agreements, and cash equivalents. However, it follows a multi-chain strategy and is administered through a different tokenization partner.

Together, the two funds highlight a broader trend that traditional finance (TradFi) firms are converging on blockchain to modernize low-risk, yield-bearing products.

More broadly, analysts view tokenization as a means for traditional money market funds to remain competitive with stablecoins, while unlocking new use cases such as on-chain settlement, programmability, and enhanced transferability.

JPMorgan has already experimented with tokenized deposits, private equity funds, and institutional payment tokens, suggesting that MONY is part of a longer-term strategy rather than a standalone pilot.

As regulatory clarity improves and institutional participation deepens, JPMorgan’s Ethereum-based fund reinforces the narrative that blockchain, once seen as niche, is steadily becoming an integral part of the operating system of modern finance.

For Ethereum, that shift may prove to be one of the most consequential signals yet.

Chart of the Day

BlackRock’s BUIDL vs JPMorgan’s MONY Tokenized Money Market Fund
BlackRock’s BUIDL vs JPMorgan’s MONY Tokenized Money Market Fund

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

CompanyAt the Close of December 12Pre-Market Overview
Strategy (MSTR)$176.45$176.75 (+0.17%)
Coinbase (COIN)$267.46$268.40 (+0.35%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$26.75$26.75 (0.00%)
MARA Holdings (MARA)$11.52$11.56 (+0.35%)
Riot Platforms (RIOT)$15.30$15.31 (+0.065%)
Core Scientific (CORZ)$16.53$16.65 (+0.73%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Tom Lee Spots a Big Ethereum Signal in JPMorgan’s Tokenization Push| US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Prediksi Bull Run Kripto: Bitcoin US$600.000 Di Q1 2026?

Pakar semakin banyak memberi sinyal prediksi bull run kripto potensi reli bullish di kuartal pertama (Q1) tahun 2026, dengan dorongan dari rangkaian faktor ekonomi makro yang bersatu.

Analis memperkirakan Bitcoin bisa melonjak ke kisaran US$300.000 sampai US$600.000 jika katalis-katalis ini benar-benar terwujud.

Lima tren ekonomi makro yang mendorong potensi reli di kuartal 1 2026

Kombinasi dari lima tren utama sedang membentuk kondisi yang oleh para analis disebut sebagai “badai sempurna” bagi aset digital.

1. The Fed hentikan pengetatan neraca, hilangkan hambatan pasar

Kebijakan quantitative tightening (QT) dari The Fed, yang telah menarik likuiditas sepanjang 2025, baru saja berakhir.

Sekadar menghentikan penarikan likuiditas biasanya sudah menguntungkan aset berisiko. Data dari siklus sebelumnya memperlihatkan bahwa Bitcoin bisa reli sampai 40% saat bank sentral berhenti mengurangi ukuran neraca mereka.

Analis Benjamin Cowen menuturkan bahwa awal tahun 2026 bisa menjadi momen ketika pasar mulai merasakan dampak dari berakhirnya QT oleh The Fed.

In 2019, the Fed announced QT would end on August 1st.

The balance sheet of the Fed continued dropping in August despite QT having officially ended because the last round of treasury maturities did not settle until mid August.

Just because QT ends December 1st does not mean the…

— Benjamin Cowen (@intocryptoverse) December 1, 2025

2. Pemangkasan Suku Bunga Bisa Kembali

The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga, di mana komentarnya dan proyeksi Goldman Sachs menunjukkan pemangkasan suku bunga kemungkinan akan berlanjut di tahun 2026, sehingga suku bunga bisa turun ke kisaran 3–3,25%.

Goldman: "We expect another Fed cut in December, followed by two more moves in March and June 2026 that take the funds rate to 3-3.25%."

— zerohedge (@zerohedge) November 23, 2025

Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan likuiditas dan memperkuat minat terhadap aset-aset spekulatif seperti aset kripto.

3. Likuiditas Jangka Pendek yang Lebih Baik

Peningkatan pembelian surat utang negara jangka pendek (Treasury bill) atau dukungan lain di ujung pendek kurva imbal hasil bisa meringankan tekanan pendanaan dan menurunkan suku bunga jangka pendek. The Fed menyatakan akan memulai pembelian teknis Treasury bill untuk mengatur likuiditas pasar.

“[pembelian dilakukan] semata-mata demi menjaga cadangan tetap memadai dari waktu ke waktu sehingga mendukung pengendalian suku bunga kebijakan kami secara efektif… hal-hal ini terpisah dan tidak ada kaitan dengan sikap kebijakan moneter,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell,

The Fed secara berkala masuk ke pasar pendanaan jangka pendek ketika terjadi ketidakseimbangan likuiditas. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pasar repo semalam, di mana bank meminjam dana tunai dengan jaminan Treasury.

Baru-baru ini, sejumlah indikator menunjukkan tekanan pendanaan jangka pendek sedang meningkat, antara lain:

  • Reksa dana pasar uang menahan cadangan kas yang sangat tinggi,
  • Penerbitan T-bill menjadi ketat seiring Treasury mengubah komposisi pinjaman, dan
  • Peningkatan permintaan musiman terhadap likuiditas.

The Fed memulai pembelian terkendali Treasury bill agar suku bunga jangka pendek tidak menyimpang dari target Federal Funds Rate. Instrumen ini adalah surat utang pemerintah dengan jatuh tempo paling singkat, biasanya dari beberapa minggu hingga setahun.

Meskipun langkah ini bukan QE klasik, tapi kebijakan ini bisa jadi dorongan likuiditas penting bagi pasar aset kripto.

Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed
Jadwal operasi pembelian reguler Treasury bill (T-bill) yang dilakukan oleh New York Fed. Sumber: XWIN Research and Asset Management

Untuk Q1 2026, dampak yang lebih luas terhadap aset berisiko seperti aset kripto dan saham umumnya positif, meskipun sedang, karena pergeseran kebijakan The Fed ke arah menjaga atau perlahan-lahan menambah likuiditas.

4. Insentif Politik Lebih Memilih Stabilitas

Dengan pemilu paruh waktu AS dijadwalkan pada November 2026, para pembuat kebijakan kemungkinan akan lebih memilih stabilitas pasar daripada terjadinya gangguan.

Kondisi ini menurunkan risiko kejutan regulasi tiba-tiba dan meningkatkan kepercayaan investor pada aset berisiko.

“Jika pasar saham di AS melemah sebelum pemilu paruh waktu, pemerintahan AS saat ini pasti akan disalahkan – karena itu mereka akan lakukan segala cara untuk mempertahankan pasar saham (dan kripto) tetap berjalan,” tulis peneliti ekonomi makro Thorsten Froehlich.

5. Paradoks “Employment”

Data pasar tenaga kerja yang melemah, misalnya pekerjaan yang lesu atau pemutusan hubungan kerja yang meningkat, kerap memicu respons dovish dari The Fed.

Kondisi tenaga kerja yang melunak akan meningkatkan tekanan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan, sehingga secara tidak langsung menciptakan lebih banyak likuiditas dan mendukung kondisi positif untuk aset kripto.

Pandangan Ahli Menunjukkan Sentimen Bullish Semakin Meningkat

Pengamat industri juga sepakat dengan pandangan makro ini. Alice Liu, Kepala Riset CoinMarketCap, memprediksi pasar aset kripto akan bangkit kembali pada Februari dan Maret 2026, dengan alasan kombinasi indikator makro yang positif.

“Kita akan melihat pasar bangkit kembali di kuartal 1 tahun 2026. Februari dan Maret akan menjadi bull market lagi, berdasarkan kombinasi indikator makro,” ujar Binance melaporkan, mengutip Alice Liu, Head of Research, CoinMarketCap

Beberapa analis bahkan lebih optimistis. Pengamat kripto Vibes memperkirakan Bitcoin bisa mencapai US$300.000 sampai US$600.000 pada kuartal 1 tahun 2026. Ini mencerminkan sentimen bullish yang sangat kuat di tengah likuiditas yang membaik dan kondisi ekonomi makro yang lebih longgar.

CRYPTO IS ABOUT TO HAVE THE BIGGEST PUMP WE'VE EVER SEEN IN OUR LIVES

I'M EXPECTING ANYWHERE BETWEEN $300K AND $600K IN Q1 2026

— Vibes (@Vibesmetax) December 14, 2025

Saat ini, partisipasi pasar masih minim. Open Interest Bitcoin turun, mencerminkan sentimen trader yang tetap hati-hati.

namun, jika angin positif ekonomi makro ini benar terjadi, fase konsolidasi bisa dengan cepat berubah menjadi lonjakan besar, membuka peluang awal 2026 yang bersejarah di pasar aset kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin mencapai US$600.000 di Q1 2026 yang didorong oleh kebijakan The Fed dan likuiditas global? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Mike Belshe Klaim BitGo Lebih Pintar dari Aturan Kustodi SEC

Menanggapi buletin investor terbaru dari US Securities and Exchange Commission (SEC) tentang kustodian aset kripto, CEO BitGo Mike Belshe menegaskan bahwa perusahaannya menjadi satu-satunya penyedia yang menawarkan semua opsi kustodian yang dijelaskan oleh SEC.

Situasi ini terjadi hanya beberapa hari setelah BitGo mendapatkan persetujuan regulasi untuk beroperasi sebagai bank, sehingga memperluas layanan institusional mereka.

BitGo klaim bisa lakukan hal yang tidak bisa dilakukan kustodian aset kripto lain

Pada sebuah unggahan di X (Twitter), Belshe menyoroti bahwa exchange BitGo memudahkan institusi untuk menggabungkan self-custody dan third-party custody ke dalam strategi hybrid, sehingga institusi dapat membuat profil risiko yang tidak bisa disediakan penyedia lain.

“BitGo berdiri sendiri sebagai satu-satunya penyedia yang menghadirkan platform berstandar institusi untuk setiap opsi yang dijelaskan SEC,” tulis Belshe. “Klien kami tidak lagi harus memilih antara keamanan atau kontrol—mereka bisa mendapatkan keduanya.”

Buletin SEC, yang rilis pada 12 Desember 2025, menjelaskan dasar-dasar kustodian aset kripto bagi investor ritel, dengan dua model utama:

  • Self-custody, di mana investor memegang private key mereka sendiri, dan
  • Third-party custody, di mana kustodian terverifikasi mengelola aset.

Sementara sebagian besar penyedia mengharuskan klien memilih salah satu model, BitGo membolehkan institusi memanfaatkan kedua model secara bersamaan.

Dalam sistem BitGo, 90% aset klien dapat disimpan pada cold storage BitGo Trust, memenuhi standar kepatuhan regulasi, asuransi, dan keamanan.

Sisa 10% aset dapat disimpan di hot wallet self-custody, sehingga memudahkan transaksi real-time dan fleksibilitas operasional.

Pendekatan hybrid ini mengurangi risiko satu titik kegagalan (single point of failure). Jika kunci self-custody hilang, aset di trust tetap aman, sedangkan exchange tradisional berisiko membekukan semua dana ketika terjadi insolvensi.

BitGo Bank & Trust, NA, yang merupakan bank nasional berizin federal, mendasari solusi third-party custody di platform ini. Bank ini menjalani audit SOC 1 Tipe 2 dan SOC 2 Tipe 2 secara rutin, serta mendukung lebih dari 1.400 koin dan token dalam akun terpisah, serta dijamin polis asuransi senilai US$250 juta dari sindikat Lloyd’s of London.

Curious about crypto wallets and how to store and access crypto assets? Check out our Crypto Asset Custody Basics Investor Bulletin.https://t.co/x4HMYMHLAe pic.twitter.com/bSbP25nzOc

— U.S. Securities and Exchange Commission (@SECGov) December 13, 2025

Menurut Belshe, BitGo tidak melakukan rehypothecation, peminjaman, maupun mencampur aset klien, dan tetap menjaga standar kustodian 1:1 yang ketat.

Untuk self-custody, BitGo menyediakan wallet dengan sistem keamanan Multi-Sig 2-dari-3 atau MPC threshold. Klien memegang dua kunci sementara BitGo memegang satu kunci untuk co-signing, sehingga tetap bisa menetapkan kontrol kebijakan tanpa mengurangi otonomi klien.

Bersama dengan third-party trust, semua opsi ini terkonsolidasi dalam satu dashboard, sehingga klien mendapatkan transparansi, fleksibilitas, dan kontrol penuh dari berbagai model kustodian.

BitGo Sepakat dengan Pertanyaan SEC dan Tawarkan Fleksibilitas Penuh untuk Kustodi

BitGo juga menjawab tujuh pertanyaan yang disarankan SEC kepada investor saat memilih kustodian. Beberapa di antaranya:

  • Verifikasi latar belakang
  • Cakupan aset
  • Protokol penyimpanan
  • Pemanfaatan aset
  • Struktur biaya.

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, BitGo menunjukkan bahwa institusi dapat mengelola aset kripto mereka secara aman, sesuai aturan, dan efisien.

Seiring regulator semakin fokus pada masalah kustodian aset kripto, model BitGo menjadi tolok ukur baru di industri, karena menggabungkan kepatuhan, kontrol operasional, serta perlindungan asuransi dalam satu platform.

Pernyataan Belshe menyoroti kebutuhan institusi yang semakin ingin memperoleh keamanan kustodian terverifikasi sekaligus kebebasan self-custody. Kombinasi seperti ini sebelumnya belum pernah tersedia dalam satu antarmuka.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah BitGo memperoleh persetujuan bersyarat untuk menjadi national trust bank. Beberapa penyedia lain yang juga mengantongi persetujuan serupa termasuk Ripple, Fidelity Digital Assets, dan Paxos.

We're pleased to announce that BitGo has met the conditions for full approval and is now a federally chartered bank for digital assets.

Hear more from BitGo CEO @mikebelshe on Bloomberg News 👇 pic.twitter.com/jf4f9MzPAK

— BitGo (@BitGo) December 12, 2025

Di sektor di mana keamanan aset dan kepatuhan regulasi sering berbenturan, model hybrid BitGo sepertinya bisa menjadi evolusi berikutnya di bidang kustodian aset kripto institusional.

  •  

Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Bisa Picu Penurunan Bitcoin 20-30% karena Pasar Harga Kemungkinan 98%

Pasar bersiap menghadapi minggu yang bisa menjadi penentu bagi Bitcoin, karena Bank of Japan (BOJ) akan menggelar pertemuan kebijakan pada 18–19 Desember. Harapan pasar mengarah pada kenaikan suku bunga yang hampir pasti.

Pasar prediksi dan analis ekonomi makro sama-sama tiba pada kesimpulan yang serupa: Jepang siap menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Langkah ini bisa berdampak bukan hanya pada pasar obligasi domestik mereka, tapi juga terhadap aset berisiko global, terutama Bitcoin.

Kenaikan Suku Bunga Bank of Japan Bikin Sensitivitas Likuiditas Bitcoin Kembali Jadi Sorotan

Saat ini, Polymarket memberi peluang 98% untuk kenaikan suku bunga BOJ, dengan hanya 2% yang memperkirakan pembuat kebijakan akan mempertahankan suku bunga tetap.

BOJ Interest Rate Probabilities
Probabilitas Suku Bunga BOJ | Sumber: Polymarket

Sentimen umum di antara analis aset kripto adalah bahwa situasi ini tidak baik untuk Bitcoin, di mana aset kripto terbesar ini sudah diperdagangkan di bawah level psikologis US$90.000.

Polymarket is pricing in a 🇯🇵 BOJ rate hike with 98% certainty right now.

This is not good… 👀 pic.twitter.com/Huace8iTBk

— Mister Crypto (@misterrcrypto) December 14, 2025

Jika keputusan ini benar-benar diambil, suku bunga kebijakan Jepang akan naik menjadi 75 basis poin, sebuah level yang belum pernah terjadi dalam hampir dua dekade terakhir. Walaupun angka ini kecil jika dibandingkan standar global, perubahan ini sangat berarti karena Jepang sudah lama menjadi sumber utama leverage murah di dunia.

Selama bertahun-tahun, institusi keuangan meminjam yen dengan bunga sangat rendah lalu menginvestasikan modal tersebut ke saham global, obligasi, dan aset kripto, menggunakan strategi yang dikenal sebagai yen carry trade. Sekarang, strategi ini tengah berada dalam ancaman.

“Selama bertahun-tahun, Yen adalah mata uang nomor satu yang dipinjam masyarakat lalu dikonversi ke mata uang & aset lain… Saat ini, carry trade itu mulai berkurang, karena imbal hasil obligasi Jepang naik dengan cepat,” tulis analis Mister Crypto.

Jika yield terus naik, posisi leverage yang didanai dengan yen bisa saja ditutup, sehingga investor harus menjual aset berisiko mereka untuk melunasi utang.

Kekhawatiran Likuiditas Nampaknya Meningkat di Tengah Rekam Jejak BOJ Bitcoin

Latar belakang historis ini menambah kecemasan di pasar aset kripto. Bitcoin saat ini diperdagangkan di US$88.956, turun 1,16% dalam 24 jam terakhir.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: BeInCrypto

Walaupun begitu, trader lebih memperhatikan apa yang pernah terjadi setelah kenaikan suku bunga BOJ sebelumnya ketimbang harga saat ini.

  • Pada Maret 2024, harga Bitcoin turun sekitar 23%.
  • Pada Juli 2024, penurunan sekitar 25% terjadi.
  • Setelah kenaikan Januari 2025, BTC terkoreksi lebih dari 30%.

Melihat latar belakang ini, beberapa trader melihat pola yang mengkhawatirkan dan mengingatkan investor untuk bersiap menghadapi volatilitas minggu ini.

“Setiap kali Jepang menaikkan suku bunga, Bitcoin dump 20–25%. Minggu depan, mereka akan menaikkan suku bunga lagi ke 75 bps. Jika polanya tetap, BTC akan turun ke bawah US$70.000 pada 19 Desember. Siapkan posisi Anda,” peringat analis 0xNobler.

Maka dari itu, minggu ini para analis melihat Bank of Japan sebagai ancaman terbesar untuk harga Bitcoin, dengan potensi pergerakan menuju US$70.000 kini semakin nyata.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Proyeksi serupa juga bergema di berbagai akun yang fokus pada aset kripto, dengan banyak yang memperkirakan potensi penurunan harga di bawah US$70.000 jika sejarah kembali terulang. Pergerakan ini berarti penurunan 20% dari level saat ini.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Regime shift atau liquidity shock? Mengapa trader terbelah soal kebijakan gabungan BOJ–The Fed

Tapi tidak semua orang setuju bahwa kenaikan suku bunga BOJ pasti membuat harga turun. Narasi makro lain mengatakan bahwa kebijakan ketat Jepang, ketika dipadukan dengan pemangkasan suku bunga The Fed, justru bisa berdampak bullish untuk pasar aset kripto.

Analis makro Quantum Ascend menganggap situasi ini sebagai perubahan rezim, bukan sekadar guncangan likuiditas.

Japan raising rates has a lot of people worried about the potential impact on the market. 🚨

Couple that with the Fed cutting rates, and it's seemingly a mixed picture.

But it's NOT.

This is EXTREMELY BULLISH for crypto‼️

Here's why ⬇️

— Quantum Ascend (@quantum_ascend) December 13, 2025

Menurut pandangan ini, pemangkasan suku bunga The Fed akan menyuntikkan likuiditas dolar dan melemahkan USD, sedangkan kenaikan suku bunga BOJ secara bertahap akan memperkuat yen tanpa secara signifikan mengurangi likuiditas global.

Hasilnya, terang Quantum Ascend, terjadi rotasi modal ke aset berisiko dengan potensi keuntungan asimetris, yang merupakan “sweet spot” bagi aset kripto.

Meskipun begitu, kondisi jangka pendek masih rapuh. The Great Martis mengingatkan bahwa pasar obligasi sudah mulai memaksa BOJ untuk mengambil tindakan.

“Ini bisa memicu unwinding carry trade dan menyebabkan kekacauan di pasar saham,” peringatan analis tersebut .

Analis tersebut juga menunjukkan pola puncak yang melebar di indeks saham utama serta yield yang naik secara global sebagai tanda-tanda tekanan yang semakin besar.

Di sisi lain, pergerakan harga Bitcoin mencerminkan ketidakpastian. Harga aset kripto utama tersebut cenderung bergerak sideways sepanjang Desember, menandai periode yang sangat choppy menurut para analis hingga akhir tahun.

Secara spesifik, Daan Crypto Trades menyebutkan likuiditas yang rendah dan minim keyakinan menjelang liburan akhir tahun.

Dengan saham menunjukkan sinyal puncak, yield menembus level baru, dan Bitcoin yang secara historis sensitif terhadap pergeseran likuiditas yang dipicu Jepang, keputusan BOJ tengah menjadi salah satu katalis ekonomi makro paling penting tahun ini.

Apakah keputusan tersebut akan memicu penurunan tajam berikutnya atau justru membuka peluang reli kripto setelah volatilitas, mungkin lebih banyak bergantung pada respons likuiditas global dalam beberapa minggu setelah keputusan itu daripada pada kenaikan suku bunga itu sendiri.

  •  

Mike Belshe Claims BitGo Outsmarts the SEC’s Custody Rules

In response to the US Securities and Exchange Commission’s recent investor bulletin on crypto custody, BitGo CEO Mike Belshe has positioned his firm as the only provider offering all the custody options described by the SEC.

It comes only days after BitGo secured regulatory approval to operate as a bank, effectively expanding its institutional services.

BitGo Claims It Can Do What No Other Crypto Custodian Can

In a post on X (Twitter), Belshe emphasized that the BitGo exchange enables institutions to combine self-custody and third-party custody into a single hybrid strategy, creating custom risk profiles that no other provider can replicate.

“BitGo stands alone as the only provider delivering an institutional-grade platform for every option described by the SEC,” Belshe wrote. “Our clients no longer have to choose between security and control—they can have both.”

The SEC bulletin, released on December 12, 2025, outlined the basics of crypto custody for retail investors, defining two primary models:

  • Self-custody, where investors hold their private keys, and
  • Third-party custody, where a qualified custodian manages assets.

While most providers require clients to pick one model, BitGo allows institutions to utilize both simultaneously.

Under BitGo’s framework, 90% of client assets can be stored in BitGo Trust cold storage, meeting standards of regulatory compliance, insurance, and security.

The remaining 10% can reside in self-custody hot wallets, enabling real-time transactions and operational flexibility.

This hybrid approach mitigates single points of failure. If self-custody keys are lost, assets in the trust remain safe, while traditional exchanges would risk freezing all funds in the event of insolvency.

BitGo Bank & Trust, NA, a federally chartered national bank, underpins the platform’s third-party custody solution. Subject to regular SOC 1 Type 2 and SOC 2 Type 2 audits, the bank supports more than 1,400 coins and tokens under segregated accounts, backed by a $250 million insurance policy from Lloyd’s of London syndicates.

Curious about crypto wallets and how to store and access crypto assets? Check out our Crypto Asset Custody Basics Investor Bulletin.https://t.co/x4HMYMHLAe pic.twitter.com/bSbP25nzOc

— U.S. Securities and Exchange Commission (@SECGov) December 13, 2025

According to Belshe, BitGo does not rehypothecate, lend, or commingle client assets, maintaining strict 1:1 custody standards.

For self-custody, BitGo provides wallets with 2-of-3 Multi-Sig or MPC threshold security. Clients retain two keys while BitGo holds one for co-signing, enabling policy controls without compromising autonomy.

Together with the third-party trust, these options are consolidated on a single dashboard, providing clients with full transparency, flexibility, and control across various custody models.

BitGo Aligns with SEC Questions While Offering Full Custody Flexibility

BitGo also addresses the seven questions the SEC recommends investors ask when selecting a custodian. These include:

  • Background verification
  • Asset coverage
  • Storage protocols
  • Use of assets
  • Privacy protections, and
  • Fee structures.

By answering these questions, BitGo demonstrates that institutions can manage their crypto assets securely, compliantly, and efficiently.

As regulators increasingly scrutinize crypto custody, BitGo’s model sets a new industry benchmark: one that combines compliance, operational control, and insurance coverage on a unified platform.

Belshe’s assertion highlights the growing demand from institutions seeking both the security of qualified custody and the autonomy of self-custody. Such a combination was previously unavailable in a single interface.

The assertions come only days after BitGo received a conditional approval to become a national trust bank. Others include Ripple, Fidelity Digital Assets, and Paxos.

We're pleased to announce that BitGo has met the conditions for full approval and is now a federally chartered bank for digital assets.

Hear more from BitGo CEO @mikebelshe on Bloomberg News 👇 pic.twitter.com/jf4f9MzPAK

— BitGo (@BitGo) December 12, 2025

In a sector where asset security and regulatory compliance often conflict, BitGo’s hybrid model may represent the next evolution of institutional crypto custody.

The post Mike Belshe Claims BitGo Outsmarts the SEC’s Custody Rules appeared first on BeInCrypto.

  •  

5 Reasons Q1 2026 Could Spark the Biggest Crypto Bull Run Yet

Experts are increasingly signaling a potential crypto bull run in the first quarter (Q1) of 2026, driven by a convergence of macroeconomic factors.

Analysts suggest Bitcoin could surge between $300,000 and $600,000 if these catalysts materialize.

Five Macro Trends Fueling a Potential Rally in Q1 2026

A combination of five key trends is creating what analysts describe as a “perfect storm” for digital assets.

1. Fed Balance Sheet Pause Removes Headwind

The Federal Reserve’s quantitative tightening (QT), which drained liquidity throughout 2025, ended recently.

Simply halting the liquidity drain is historically bullish for risk assets. Data from previous cycles suggest Bitcoin can rally up to 40% when central banks stop contracting their balance sheets.

Analyst Benjamin Cowen indicated that early 2026 could be the time when markets begin to feel the impact of the Fed ending its QT.

In 2019, the Fed announced QT would end on August 1st.

The balance sheet of the Fed continued dropping in August despite QT having officially ended because the last round of treasury maturities did not settle until mid August.

Just because QT ends December 1st does not mean the…

— Benjamin Cowen (@intocryptoverse) December 1, 2025

2. Rate Cuts Could Return

The Federal Reserve recently cut interest rates, with its commentary and Goldman Sachs forecasts indicating interest rate cuts could resume in 2026, potentially bringing rates down to 3–3.25%.

Goldman: "We expect another Fed cut in December, followed by two more moves in March and June 2026 that take the funds rate to 3-3.25%."

— zerohedge (@zerohedge) November 23, 2025

Lower rates typically increase liquidity and boost appetite for speculative assets such as cryptocurrencies.

3. Improved Short-End Liquidity

Increased Treasury bill purchases or other support at the short end of the yield curve could ease funding pressures and reduce short-term rates. The Fed says it will start technical buying of Treasury bills to manage market liquidity.

“[buying is] solely for the purpose of maintaining an ample supply of reserves over time, thus supporting effective control of our policy rate…these issues are separate from and have no implications for the stance of monetary policy,” said Fed Chair Jerome Powell.

The Fed periodically comes in during short-term funding markets amid instances of liquidity imbalances. These imbalances manifest in the overnight repo market, where banks borrow cash in exchange for Treasuries.

Recently, multiple indicators point to a rising short-term funding pressure, including:

  • Money market funds sitting on elevated levels of cash,
  • T-bill issuance tightening as the Treasury shifted its borrowing mix, and
  • Increasing seasonal demand for liquidity.

The Fed initiated a controlled purchase plan of Treasury bills to prevent short-term interest rates from deviating from the target Federal Funds Rate. These are the shortest-maturity government securities, typically ranging from a few weeks to one year in duration.

While not a classic QE move, this measure could still serve as a significant liquidity tailwind for crypto markets.

Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed
Schedule for regular Treasury bill (T-bill) purchase operations conducted by the New York Fed. Source: XWIN Research and Asset Management

For Q1 2026, the broader implications for risk assets, such as crypto and equities, are generally positive but moderate, stemming from a shift in Fed policy toward maintaining or gradually expanding liquidity.

4. Political Incentives Favor Stability

With US midterm elections scheduled for November 2026, policymakers are likely to favor market stability over disruption.

This environment reduces the risk of sudden regulatory shocks and enhances investor confidence in risk assets.

“If the stock market in the USA falters before the midterm elections, the current US administration will be held accountable – hence they will do everything they can to keep things going in equities (and crypto,” wrote macro researcher Thorsten Froehlich.

5. The Employment “Paradox”

Weakening labor market data, such as soft employment or modest layoffs, often triggers dovish Fed responses.

Softer labor conditions increase pressure on the Fed to ease policy, indirectly creating more liquidity and favorable conditions for cryptocurrencies.

Expert Outlook Suggests Bullish Sentiment Growing

Industry observers are aligning with the macro view. Alice Liu, Head of Research at CoinMarketCap, forecasts a crypto market comeback in February and March 2026, citing a combination of positive macro indicators.

“We are going to see a market comeback in Q1 of 2026. February and March will be a bull market again, based on a combination of macro indicators,” Binance reported, citing said Alice Liu, Head of Research, CoinMarketCap

Some analysts are even more optimistic. Crypto commentator Vibes predicts Bitcoin could reach $300,000 to $600,000 in Q1 2026. This reflects extreme bullish sentiment amid improving liquidity and easing macro conditions.

CRYPTO IS ABOUT TO HAVE THE BIGGEST PUMP WE'VE EVER SEEN IN OUR LIVES

I'M EXPECTING ANYWHERE BETWEEN $300K AND $600K IN Q1 2026

— Vibes (@Vibesmetax) December 14, 2025

Currently, market participation remains muted. Bitcoin open interest has declined, reflecting cautious trader sentiment.

However, if these macroeconomic tailwinds materialize, consolidation could quickly give way to a significant surge, setting the stage for a historic start to 2026 in the crypto markets.

The post 5 Reasons Q1 2026 Could Spark the Biggest Crypto Bull Run Yet appeared first on BeInCrypto.

  •  

Bank of Japan Rate Hike Could Trigger 20-30% Bitcoin Decline as Markets Price 98% Probability

Markets are bracing for a potentially pivotal week for Bitcoin as the Bank of Japan (BOJ) heads into its December 18–19 policy meeting. Expectations point to a near-certain rate hike.

Prediction markets and macro analysts alike are converging on the same conclusion: Japan is poised to raise rates by 25 basis points. Such a move could reverberate far beyond its domestic bond market and into global risk assets, especially Bitcoin.

Bank of Japan Rate Hike Puts Bitcoin’s Liquidity Sensitivity Back in Focus

Polymarket is currently assigning a 98% probability of a BOJ hike, with a measly 2% wagering that policymakers will hold interest rates steady.

BOJ Interest Rate Probabilities
BOJ Interest Rate Probabilities. Source: Polymarket

The general sentiment among crypto analysts is that this is not good for Bitcoin, with the pioneer crypto already trading below the $90,000 psychological level.

Polymarket is pricing in a 🇯🇵 BOJ rate hike with 98% certainty right now.

This is not good… 👀 pic.twitter.com/Huace8iTBk

— Mister Crypto (@misterrcrypto) December 14, 2025

If implemented, the move would take Japan’s policy rate to 75 basis points, a level not seen in nearly two decades. While modest by global standards, the shift is significant because Japan has long been the world’s primary source of inexpensive leverage.

For decades, institutions borrowed yen at ultra-low rates and deployed that capital into global equities, bonds, and crypto, a strategy known as the yen carry trade. That trade is now under threat.

“For decades, the Yen has been the #1 currency people would borrow & convert into other currencies & assets… That carry trade is diminishing now, as Japanese bond yields are rising rapidly,” wrote analyst Mister Crypto.

If yields continue to climb, leveraged positions funded in yen may be unwound, forcing investors to sell risk assets to repay debt.

Liquidity Fears Grow Amid Bitcoin’s BOJ Track Record

The historical backdrop is fueling anxiety in crypto markets. Bitcoin is currently trading at $88,956, down 1.16% in the last 24 hours.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: BeInCrypto

However, traders are focused less on the current price and more on what has happened after previous BOJ hikes.

  • In March 2024, the price of Bitcoin fell by roughly 23%.
  • In July 2024, it dropped around 25%.
  •  Following the January 2025 hike, BTC slid more than 30%.

Against this backdrop, several traders see a troubling pattern, urging investors to brace for volatility this week.

“Every time Japan hikes rates, Bitcoin dumps 20–25%. Next week, they will hike rates to 75 bps again. If the pattern holds, BTC will dump below $70,000 on December 19. Position accordingly,” cautioned analyst 0xNobler.

This week, therefore, analysts see the Bank of Japan as the biggest threat to the Bitcoin price, with a play to $70,000 now in the cards.

THE BANK OF JAPAN MIGHT BE BITCOIN’S BIGGEST ENEMY

Japan holds the most US debt.
Every time they hike, Bitcoin bleeds:

March 2024: -23%
July 2024: -30%
Jan 2025: -31%

Next hike: Dec 19
Next move: loading…

If the pattern repeats, $70K is in play. pic.twitter.com/R5916R702I

— Merlijn The Trader (@MerlijnTrader) December 14, 2025

Similar projections have been echoed across crypto-focused accounts, with repeated references to a potential drop below $70,000 if history rhymes. Such a move would constitute a 20% drop below current levels.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Regime Shift or Liquidity Shock? Why Traders Are Split on the BOJ–Fed Policy Mix

Yet not everyone agrees that a BOJ hike spells inevitable downside. A competing macro narrative argues that Japan’s tightening, when paired with US Federal Reserve rate cuts, could ultimately be bullish for the crypto market.

Macro analyst Quantum Ascend framed the situation as a regime shift rather than a liquidity shock.

Japan raising rates has a lot of people worried about the potential impact on the market. 🚨

Couple that with the Fed cutting rates, and it's seemingly a mixed picture.

But it's NOT.

This is EXTREMELY BULLISH for crypto‼️

Here's why ⬇️

— Quantum Ascend (@quantum_ascend) December 13, 2025

According to this view, Fed cuts would inject dollar liquidity and weaken the USD, while gradual BOJ hikes would strengthen the yen without meaningfully destroying global liquidity.

The result, Quantum Ascend argues, is capital rotation into risk assets with asymmetric upside, crypto’s “sweet spot.”

Still, near-term conditions remain fragile. The Great Martis cautioned that bond markets are already forcing the BOJ’s hand.

“This could trigger the carry trade unwind and cause havoc in equities,” the analyst warned.

The analyst also pointed to broadening tops in major stock indices and globally rising yields as signs of mounting stress.

Meanwhile, Bitcoin’s price action reflects the uncertainty. The pioneer crypto’s price has been largely flat through December, marking what analysts call a very choppy period into the end of the year.

Specifically, analyst Daan Crypto Trades cites low liquidity and limited conviction ahead of year-end holidays.

With equities flashing topping signals, yields breaking higher, and Bitcoin historically sensitive to Japan-driven liquidity shifts, the BOJ’s decision is shaping up to be one of the most consequential macro catalysts of the year.

Whether it triggers another sharp drawdown or sets the stage for a post-volatility crypto rally may depend less on the hike itself and more on how global liquidity responds in the weeks that follow.

The post Bank of Japan Rate Hike Could Trigger 20-30% Bitcoin Decline as Markets Price 98% Probability appeared first on BeInCrypto.

  •  

3 Prediksi Harga Teratas Bitcoin, Emas, dan Perak saat Saham Keluar dari Zona Ketakutan

Harga Bitcoin, emas, dan perak tetap diperdagangkan dengan kecenderungan bullish minggu ini, karena aset kripto pionir dan dua komoditas safe haven tersebut menanggapi keputusan suku bunga The Fed yang sudah lewat.

Setelah para pengambil kebijakan memutuskan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, data menunjukkan pasar saham Amerika Serikat tidak lagi menunjukkan rasa takut, pergerakan penting yang terakhir kali terjadi di awal Oktober.

Bitcoin, Emas, dan Perak: Update Prospek Harga saat Ketentraman Pasar Saham Kembali

Pasar saham AS mencetak rekor tertinggi pada Kamis, 11 Desember, dan para analis memproyeksikan potensi kenaikan lebih lanjut. Rekor ini terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga, yang biasanya mendorong naiknya harga saham.

Biaya pinjaman yang lebih rendah meningkatkan keuntungan perusahaan, mendorong investasi bisnis, dan menambah nilai pada pendapatan di masa depan. Selain itu, kredit yang lebih murah memperbesar belanja konsumen, sementara investor bergeser dari obligasi ke saham demi imbal hasil lebih tinggi.

Kondisi tersebut secara bersamaan memperbaiki likuiditas dan selera risiko, yang biasanya mendorong harga saham naik di banyak sektor. Inilah sebabnya pasar saham kini tidak lagi menunjukkan ketakutan.

JUST IN 🚨: Stock Market says Goodbye to Fear for the first time since early October 🫡🥳🫂 pic.twitter.com/vSd1qLkbkO

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Sementara itu, Bitcoin, emas, dan perak juga menunjukkan optimisme serupa, dengan harga XAU dan XAG melonjak karena biaya menyimpan aset turun dan ekspektasi inflasi meningkat.

Sinyal Reversal Bullish Mulai Terbentuk pada Harga Bitcoin karena Arus Likuiditas Kembali

Grafik harian Bitcoin memperlihatkan harga mulai pulih di dalam channel naik yang jelas, dan channel ini terbentuk setelah koreksi tajam dari level tertinggi di awal Oktober.

Meski harga BTC masih di bawah exponential moving average utama (50 dan 100, masing-masing pada US$96.583 dan US$101.943), BTC mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi arah tren. Pola ini tampak dari setiap titik terendah baru yang selalu lebih tinggi dari titik sebelumnya — sebuah ciri klasik pola pemulihan awal.

Volume Profiles yang bullish (batang horizontal hijau) memperlihatkan node volume tinggi di sekitar level Fibonacci 78,6%, menandakan para bull bisa saja membela US$90.358 sebagai support penting.

Level ini bisa menjadi titik tumpuan perubahan harga, dan berpotensi menjadi pijakan untuk pergerakan BTC selanjutnya ke atas.

Jika candlestick mampu menutup secara decisif di atas level US$90.358, BTC bisa mengincar klaster likuiditas besar di kisaran US$98.000–US$103.000.

Sementara itu, indikator RSI (Relative Strength Index) tetap netral, yang berarti masih ada ruang untuk ekspansi ke kedua arah.

Histogram indikator AO (Awesome Oscillator) makin menuju wilayah positif dan sudah berwarna hijau, menandakan momentum bullish mulai berkembang.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Meski begitu, kelanjutan bullish jangka pendek masih bergantung pada terjaganya struktur channel naik. Jika harga menembus batas bawah channel yang bertepatan dengan level Fibonacci 78,6% di US$90.358, BTC berpotensi mendapat tekanan bearish; momentum jual berikutnya kemungkinan mendorong BTC ke kisaran antara US$86.000 sampai US$80.600.

Tantangan utama tetap pada upaya merebut kembali posisi EMA, terutama EMA 50-hari dan 100-hari yang berada di sekitar US$96.583 dan US$101.943.

Secara historis, BTC biasanya bergerak lebih cepat begitu menembus atas moving average tersebut pada masa konsolidasi pertengahan siklus.

Secara keseluruhan, BTC menunjukkan pemulihan yang terkontrol, volume yang meningkat, dan channel yang konstruktif, namun konfirmasi utama hanya akan datang jika bull berhasil menguasai level psikologis US$100.000.

Momentum Breakout Harga Emas Semakin Kuat di Atas Resistance Kunci

Grafik 4 jam untuk pasangan XAU/USD memperlihatkan harga emas hampir menembus breakout bersih dari formasi segitiga simetris yang makin mendatar. Formasi teknikal ini muncul setelah koreksi tajam sebesar US$490 (-11,19%) di awal kuartal.

Segitiga simetris di puncak uptrend sering menjadi pola kelanjutan di mana harga berkonsolidasi sebelum melanjutkan arahnya. Breakout emas selaras dengan pola ini, karena berhasil menembus garis downtrend dengan momentum kuat.

Pergerakan terukur dari segitiga memperkirakan target ke atas sekitar US$4.720, naik sekitar 11% dari titik breakout.

Saat ini, harga emas mulai stabil di sekitar US$4.273, level di mana candle breakout ditutup. Selama harga emas tetap di atas batas atas segitiga, struktur bullish masih bertahan.

Trader yang ingin ambil posisi long di XAU/USD sebaiknya menunggu konfirmasi retest sukses di garis tren atas.

RSI berada di tengah-tengah kisaran, tapi cenderung bullish di angka 65, menandakan emas masih belum overbought. Arahnya yang naik biasanya menjadi setup sehat untuk kelanjutan tren.

Garis MACD (Moving Average Convergence Divergence) sudah berpotongan bullish dan mulai melebar, yang menjadi pertanda kekuatan kenaikan terus bertambah.

Level support yang perlu diperhatikan ada di US$4.180, US$4.140, US$4.098, dan pivot lebih dalam pada US$3.998, yang menjadi dasar koreksi sebelumnya. Selama harga emas masih di atas level-level ini, kontrol tetap di tangan bull.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Gold (XAU). Sumber: TradingView

Kita juga perlu memperhatikan bahwa breakout Gold selaras dengan tren ekonomi makro yang lebih luas: ketidakpastian geopolitik yang meningkat, ekspektasi inflasi yang terus berlangsung, dan permintaan tinggi dari bank sentral.

Central banks are ramping up gold purchases:

Global central banks purchased +53 tonnes of gold in October, the most since November 2024.

This marks a +194% jump compared to July, and the 3rd-straight monthly acceleration.

In the first 10 months of the year, central banks have… pic.twitter.com/7pZWyEjjvf

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 4, 2025

Sementara itu, secara teknikal, struktur harga mendukung kemungkinan untuk menguji ulang, bahkan mungkin melewati, level tertinggi terbaru.

Sinyal Cup-and-Handle Jangka Panjang Harga Silver Menargetkan Kenaikan Besar

Grafik harga Silver secara multi-dekade menampilkan salah satu struktur bullish jangka panjang terkuat di komoditas, yaitu breakout Pola Cup & Handle multi-siklus yang besar.

Pola “cup” dimulai dari puncak tahun 1980 hingga penolakan pada tahun 2011, dengan pergerakan terukur sebesar 871%. Pola “handle”-nya memang lebih kecil, tapi masih kuat, terbentuk dari tahun 2011 sampai 2024 dan menunjukkan pergerakan terukur 152%. Kedua pola ini bertemu di garis breakout yang sama, yaitu di sekitar US$36, level yang sudah lebih dari 40 tahun sulit dilewati oleh Silver.

Candle terbaru menunjukkan breakout tegas dan volume tinggi yang melampaui resistance ini, mengindikasikan adanya perubahan struktur, bukan sekadar lonjakan sesaat.

Saat sebuah komoditas berhasil menembus batas harga multi-dekade, price discovery bisa terjadi sangat cepat karena tidak ada resistance historis yang menghalangi.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Silver (XAG). Sumber: TradingView

namun, Relative Strength Index (RSI) berada di wilayah overbought (di atas 80), tapi dalam breakout jangka panjang seperti ini, kondisi tersebut biasanya menandakan adanya momentum, bukan kelelahan. Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga telah masuk ke area bullish secara kuat sehingga tren kenaikannya terkonfirmasi.

Jika breakout ini terus bertahan, maka level psikologis berikutnya yang penting adalah US$70, dengan zona all-time high tahun 1980/2011, sekarang di dekat US$50, telah berubah menjadi support.

Silver soars to $64 for the first time in history 🚨📈 Dear God 🤯👀 pic.twitter.com/2ffpTOUB1E

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Mengingat masa konsolidasi yang lama dan pasokan yang terbatas selama beberapa tahun terakhir di pasar silver, kenaikan melebihi level tertinggi historis memang masih bisa terjadi.

namun, harga Silver secara historis memang cenderung volatile, jadi retest ke zona US$36 bisa saja terjadi sebelum tren penguatan berlanjut secara lebih stabil.

  •  

Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver as Stocks Move Out of the Fear Zone

Bitcoin, gold, and silver prices continue to trade with bullish biases this week, as the pioneer crypto and the two commodity safe havens see the Fed’s interest rate decision through a rearview mirror.

After policymakers decided to cut interest rates by a quarter of a percentage point, data show that the stock market is no longer flashing fear, a major break last seen in early October.

Bitcoin, Gold, Silver: Updated Price Outlook as Stock Market Calm Returns

The US stock market hit an all-time high on Thursday, December 11, with analysts projecting further upside. It follows the Fed’s decision to cut interest rates, a move that usually lifts the stock market.

Lower borrowing costs boost corporate profits, encourage business investment, and increase the value of future earnings. Similarly, cheaper credit increases consumer spending, while investors shift from bonds to equities in search of higher returns.

Together, this improves liquidity and risk appetite, typically driving stock prices higher across most sectors. This explains why the stock market is no longer flashing fear.

JUST IN 🚨: Stock Market says Goodbye to Fear for the first time since early October 🫡🥳🫂 pic.twitter.com/vSd1qLkbkO

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Meanwhile, Bitcoin, gold, and silver are evoking similar optimism, with XAU and XAG prices surging as holding costs decline and inflation expectations rise.

Bullish Reversal Builds for Bitcoin Price as Liquidity Flows Return

Bitcoin’s daily chart shows the price recovering within a well-defined ascending channel, which formed after the sharp correction from its early October highs.

Despite still trading below the major exponential moving averages (50 and 100 at $96,583 and $101,943, respectively), BTC is showing early signs of trend stabilization. This is seen with each recent low forming higher than the previous one, a classic early-stage recovery pattern.

The bullish Volume Profiles (green horizontal bars) reveal a significant high-volume node around the 78.6% Fibonacci retracement level, suggesting bulls could defend $90,358 as critical support.

This level may act as an anchoring point for price inflection, potentially serving as the jumping-off point for the next move north.

A decisive candlestick close above the $90,358 level could allow BTC to target the heavier liquidity cluster around $98,000–$103,000.

Meanwhile, the RSI (Relative Strength Index) indicator remains neutral, suggesting room for expansion in either direction.

The histograms of the AO indicators (Awesome Oscillator) are edging toward positive territory and flashing green, suggesting bullish momentum is growing.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Nonetheless, short-term bullish continuation depends on maintaining the upward channel structure. Breaking below the lower boundary of the channel, which confluences with the 78.6% Fibonacci retracement level at $90,358, would expose BTC to bearish pressure, with the ensuing seller momentum likely to send BTC to the range between $86,000 and $80,600.

The main challenge remains reclaiming the EMAs, particularly the 50-day and 100-day, which cluster around $96,583 and $101,943.

Historically, BTC tends to accelerate once it breaks above these moving averages during mid-cycle consolidations.

Overall, BTC exhibits a controlled recovery, rising volume, and a constructive channel, but major confirmation will only come if bulls reclaim the $100,000 psychological level.

Gold Price’s Breakout Momentum Strengthens Above Key Resistance

The 4-hour chart for the XAU/USD trading pair shows the gold price teasing with a clean breakout from a long, compressing symmetrical triangle. This technical formation formed after the sharp $490 retracement (-11.19%) earlier in the quarter.

Symmetrical triangles at the top of an uptrend often behave as continuation patterns, where price consolidates before resuming its prior direction. Gold’s breakout aligns with this playbook, pushing above the downtrend line with strong momentum.

The measured move of the triangle projects an upside target of roughly $4,720, up by just over 11% above the breakout point.

Meanwhile, the gold price is currently stabilizing around $4,273, where the breakout candle closed. As long as Gold holds above the triangle’s upper boundary, the bullish structure remains intact.

Traders waiting to take long positions on XAU/USD should consider waiting for a successful retest of the upper trendline.

The RSI is mid-range but leaning bullish at 65, suggesting gold is still not overbought. Its trajectory shows rising momentum, typically a healthy setup for continuation.

The MACD (Moving Average Convergence Divergence) lines have crossed bullishly and are widening, a sign of increasing upward force.

Support levels to monitor sit at $4,180, $4,140, $4,098, and the deeper pivot at $3,998, which marks the base of the prior correction. As long as the gold price stays above these levels, bulls maintain control.

Gold (XAU) Price Performance
Gold (XAU) Price Performance. Source: TradingView

It is also worth noting that Gold’s breakout aligns with its broader macro trend: rising geopolitical uncertainty, persistent inflation expectations, and strong demand from central banks.

Central banks are ramping up gold purchases:

Global central banks purchased +53 tonnes of gold in October, the most since November 2024.

This marks a +194% jump compared to July, and the 3rd-straight monthly acceleration.

In the first 10 months of the year, central banks have… pic.twitter.com/7pZWyEjjvf

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 4, 2025

Technically, the structure supports the possibility of revisiting, and potentially surpassing, recent highs.

Silver Price’s Long-Term Cup-and-Handle Signal Targets Major Upside

The Silver price’s multi-decade chart is displaying one of the strongest long-term bullish structures in commodities, a giant multi-cycle Cup & Handle breakout.

The cup spans from the 1980 peak to the 2011 rejection, an 871% measured move. The handle, smaller but still powerful, forms a pattern between 2011 and 2024, showing a 152% measured move. Both formations converge at the same breakout line near $36, a level Silver has struggled to clear for over 40 years.

The latest candle shows a decisive, high-volume breakout far above this resistance, suggesting a structural shift rather than a temporary spike.

When a commodity breaks a multi-decade ceiling, price discovery can accelerate quickly due to lack of historical resistance.

Silver (XAG) Price Performance
Silver (XAG) Price Performance. Source: TradingView

However, the RSI is in overbought territory (above 80), but in long-term breakouts, this often reflects momentum rather than exhaustion. The MACD has crossed strongly into bullish territory, confirming the upward trend.

If the breakout sustains, the next key psychological level is $70, with the 1980/2011 all-time high zone, now near $50, flipped into support.

Silver soars to $64 for the first time in history 🚨📈 Dear God 🤯👀 pic.twitter.com/2ffpTOUB1E

— Barchart (@Barchart) December 11, 2025

Given the prolonged consolidation and tight multi-year supply constraints in the silver market, a move beyond historical highs cannot be ruled out.

However, Silver has historically remained volatile, so a retest of the $36 zone would be normal before a sustained continuation.

The post Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver as Stocks Move Out of the Fear Zone appeared first on BeInCrypto.

  •  

3 Prediksi Harga Teratas untuk Bitcoin, Emas, dan Perak: Reli yang Dipicu The Fed Ini Bakal Bertahan Lama?

Bitcoin, emas, dan perak mendadak menguat pada hari Selasa, sehari sebelum apa yang sepertinya jadi pemangkasan suku bunga The Fed berikutnya.

Kripto pelopor ini, juga dua aset safe haven komoditas yaitu emas dan perak, kemungkinan akan menghadapi volatilitas menjelang keputusan suku bunga The Fed, bahkan ketika harga XAG menembus di atas US$60/oz untuk pertama kali dalam sejarah, sekarang naik +108% di 2025.

Target Harga BTC, XAU, dan XAG Teratas Menjelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Seluruh perhatian kini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed besok dan konferensi pers Jerome Powell setelahnya. Ini adalah salah satu peristiwa ekonomi makro terpenting bagi Bitcoin dan safe haven komoditas minggu ini.

Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa para spekulan suku bunga melihat peluang sebesar 87,6% The Fed akan memangkas suku bunga.

Interest Rate Cut Probabilities
Peluang Pemangkasan Suku Bunga | Sumber: CME FedWatch Tool

Pemangkasan suku bunga The Fed umumnya menjadi angin segar bagi Bitcoin karena meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Emas biasanya akan langsung dan paling cepat mendapat manfaat dari pemangkasan suku bunga, sementara perak seringkali tertinggal dari emas pada awalnya, lalu melesat mengungguli emas saat reli reflasi menguat. Inilah alasan mengapa perak cenderung mengalami lonjakan harga yang tajam setelah pemotongan suku bunga ketika momentum mulai terbentuk.

  • Emas bereaksi pertama kali dan dengan pola yang paling dapat diprediksi
  • Bitcoin mendapat manfaat seiring meluasnya likuiditas
  • Perak sering menjadi pemenang momentum di tahap akhir

Berdasarkan aksi harga saat ini, pasar sebenarnya sudah melakukan antisipasi terhadap peristiwa ini, para trader sudah banyak yang lebih dulu masuk posisi seiring peluang pemangkasan suku bunga kian pasti.

Bitcoin mengejar US$100.000 jelang keputusan suku bunga The Fed

Harga Bitcoin saat ini bergerak dengan bias bullish, konsolidasi dalam channel paralel naik sejak menyentuh dasar di US$80.600 pada 21 November. Selama harga tetap berada dalam pola teknikal ini, peluang untuk lanjut naik masih terbuka lebar.

Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), momentum juga sedang meningkat dan bisa mendorong BTC naik lebih tinggi. Posisi RSI di atas level 50 juga menandakan adanya dorongan beli yang signifikan, tapi semuanya masih seimbang sebab level tengah ini juga rawan berbalik arah ke bearish.

Harga Bitcoin saat ini menghadapi resistance langsung di Exponential Moving Average (EMA) 50 hari di US$97.015, menjadi penghalang menuju level retracement Fibonacci paling penting, yaitu 61,8% di US$98.018.

Level itu dapat menjadi titik masuk utama untuk para bull yang datang belakangan, jadi bila harga Bitcoin berhasil breakout dengan volume besar, itu menjadi sinyal penguatan tren. Kondisi seperti ini bisa membuat kripto pelopor ini melesat menuju US$103.399, yang juga menjadi batas tengah 50%.

Dalam skenario sangat bullish, BTC berpotensi menyentuh level retracement Fibonacci 38,2% yang menandakan tren sangat kuat.

Bitcoin (BTC) Price Performance
Performa Harga Bitcoin (BTC) | Sumber: TradingView

Di sisi lain, jika level retracement Fibonacci 61,8% bertahan sebagai resistance, itu dapat memberikan sinyal awal pembalikan tren.

Jika para penjual mengambil kendali di level saat ini, maka Fibonacci retracement 78,6% bisa jadi jebol sebagai support dan pergerakan BTC berpotensi keluar dari channel paralel naik.

Skenario bias seperti ini bisa mendorong harga kripto pelopor turun menuju support di US$80.600. Pergerakan seperti ini berarti Bitcoin akan turun hampir 15% dari level saat ini.

Emas mungkin sedang berada di zona reload klasik tahap A

Harga emas bisa saja mengalami penurunan menuju area terendah US$4.199 dan bahkan menembus garis tren support naik sebelum berbalik ke atas. Berdasarkan RSI, momentumnya mulai menurun dan membuat harga XAU berisiko alami koreksi.

namun, karena RSI masih bertahan di atas level 50 dan ada support kuat dari pertemuan EMA 50 hari dan 100 hari di US$4.202 dan US$4.203, harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi.

Support penting ada di area US$4.178 sampai US$4.192. Jika zona ini bertahan, struktur bull masih tetap utuh.

Sementara itu, resistance utama berada di US$4.241, dan jika harga menembus level ini dengan mulus kemungkinan besar akan memicu percepatan tren naik.

Dalam kondisi bias naik, target harga emas berikutnya adalah US$4.260, atau jika sangat bullish, bisa ke US$4.300 sebelum mencoba kembali meraih rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$4.381.

Gold (XAU) Price Performance
Performa Harga Emas (XAU) | Sumber: TradingView

Karena itu, harga di titik saat ini bisa menjadi zona ideal untuk pengisian posisi, di mana setiap penurunan dapat menjadi peluang beli untuk para bull yang terlambat masuk.

Kenaikan harga perak 6 kali lipat dibandingkan S&P 500 sepanjang tahun ini

Harga perak sedang mengalami salah satu reli bull terkuat dalam sejarah pasar saham, naik enam kali lipat dari kenaikan S&P 500 selama tahun ini (YTD). Harga XAG/USD sekarang berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 12 bulan terbesar sejak tahun 1979.

Setelah mencapai all-time high baru di angka US$60.794, perak kini berada pada level price discovery dan masih berpeluang lanjut naik lebih tinggi.

Pada grafik 15-menit di bawah, harga XAG/USD menunjukkan breakout bullish continuation yang sangat jelas. Harga perak sudah menembus tegas level range tinggi sebelumnya di sekitar US$58,83 lalu bergerak makin tinggi ke price discovery, sehingga mengonfirmasi perubahan dari konsolidasi ke ekspansi.

Semua garis EMA kunci (50/100/200) kini tertumpuk secara bullish dan mulai naik, menandakan keselarasan tren jangka pendek yang kuat serta kekuatan tren yang solid.

Silver (XAG) Price Performance
Performa Harga Perak (XAG) | Sumber: TradingView

Momentum mendukung pergerakan ini, terlihat dari RSI di atas 73 yang mengisyaratkan tekanan beli yang sangat kuat. Tapi, posisi RSI ini juga menjadi peringatan bahwa pasar mungkin mengalami overheating dalam waktu dekat sehingga ada risiko koreksi ringan atau konsolidasi sebelum reli berlanjut.

Secara struktur, area resistance sebelumnya di US$58,80 hingga US$59,00 kini menjadi support pertama, sedangkan target psikologis dan teknikal berikutnya berada di sekitar US$61,00–US$61,50.

Selama harga perak tetap di atas 50-EMA (merah) yang naik, bias tetap buy-the-dip. Risiko penurunan baru meningkat jika terjadi breakdown dan harga bertahan di bawah US$59,00.

  •  

Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver: Is the Fed-Driven Rally Built to Last?

Bitcoin, gold, and silver experienced a sudden surge in strength on Tuesday, the eve of what appears to be another Fed rate cut.

The pioneer crypto, as well as the two commodity safe havens, Gold and Silver, may face volatility around the Fed’s interest rate decision, even as XAG price breaks above $60/oz for the first time in history, now up +108% in 2025.

Top BTC, XAU, and XAG Price Targets Ahead of the Fed Cut

All eyes are on the Fed’s interest rate decision tomorrow and the subsequent Jerome Powell press conference. This is one of the most important macroeconomic events for Bitcoin and commodity safe havens this week.

Data from the CME FedWatch Tool shows that interest bettors see an 87.6% chance that the Fed will cut interest rates.

Interest Rate Cut Probabilities
Interest Rate Cut Probabilities. Source: CME FedWatch Tool

A Fed rate cut is generally a tailwind for Bitcoin as it injects liquidity into the financial markets. Gold is typically the cleanest and fastest beneficiary of rate cuts, while silver often lags gold initially, then outperforms during strong reflation moves. This is why silver tends to make violent upside moves after cuts once momentum builds.

  • Gold reacts first and most predictably
  • Bitcoin benefits as liquidity expands
  • Silver often becomes the late-stage momentum winner

Based on current price action, however, markets are already pricing in the event, with traders already front-running a rate cut amid near-certain probabilities.

Bitcoin Races for $100,000 Ahead of Fed’s Interest Rate Decision

The Bitcoin price is trading with a bullish bias, consolidating within an ascending parallel channel since bottoming out at $80,600 on November 21. As long as the price remains confined within this technical formation, the prospects for further upside remain alive.

Based on the RSI (Relative Strength Index) indicator, momentum is rising, which could push BTC further north. Its position above the 50 threshold suggests significant buyer momentum, but a lot remains in the balance, as this midline level is also susceptible to a bearish takeover.

The Bitcoin price faces immediate resistance due to the 50-day Exponential Moving Average (EMA) at $97,015, a roadblock in BTC’s path to the most critical Fibonacci retracement level, 61.8%, at $98,018.

This would be a key entry point for late bulls, such that if the Bitcoin price breaks cleanly through the level with strong volume, it would signal a strengthening trend. Such a directional bias would see the pioneer crypto extend a neck higher to $103,399, earmarked by the 50% midrange.

In a highly bullish case, BTC could reach the 38.2% Fibonacci retracement level, signaling a strong trend.  

Bitcoin (BTC) Price Performance
Bitcoin (BTC) Price Performance. Source: TradingView

Conversely, if the 61.8% Fibonacci retracement level holds as resistance, it would set the tone for a trend reversal.

Sellers pulling the trigger at current levels could see the 78.6% Fibonacci retracement level give way as support, a move that could cause BTC to fall out of the ascending parallel channel.

Such a directional bias could send the pioneer crypto’s price toward the $80,600 support floor. Such a move would constitute a drop of almost 15% from current levels.

Gold may be in a Stage A Classic Reload Zone

The gold price could sell off towards the lows of $4,199 and potentially violate the rising support trendline before reversing higher. Based on the RSI, momentum is fading, putting the XAU price at risk of a correction.

However, with the RSI still above the 50 threshold and strong downward support provided by the confluence of the 50- and 100-day EMAs at $4,202 and $4,203, respectively, the price could forge higher.

Critical support resides in the range between $4,178 and $4,192. If this zone holds, the bull structure would remain intact.

Meanwhile, the key resistance is at $4,241, with a clean break above this supplier congestion level likely to spark an acceleration.

In such a directional bias, targets would be $4,260, or in a highly bullish case, $4,300 before a potential recapture of the $4,381 all-time high (ATH).  

Gold (XAU) Price Performance
Gold (XAU) Price Performance. Source: TradingView

Therefore, current price levels could be a classic reload zone, with every dip providing a buying opportunity for late bulls.

Silver is up 6x as Much as the S&P 500 YTD

The silver price is experiencing one of the strongest bull runs in stock market history, up six times the S&P 500’s year-to-date (YTD) gain. The XAG/USD price is now on track for the largest 12-month gain since 1979.

After establishing a new all-time high of $60.794, silver is on price discovery levels, with potential for further upside.

On the 15-minute chart below, the XAG/USD price shows a clean bullish continuation breakout. The silver price has decisively cleared the prior range high near $58.83 and accelerated to price discovery, confirming a shift from consolidation to expansion.

All key EMAs (50/100/200) are now stacked bullishly and turning higher, signaling strong short-term trend alignment and trend strength.

Silver (XAG) Price Performance
Silver (XAG) Price Performance. Source: TradingView

Momentum supports the move, as evidenced by the RSI above 73, indicating strong buying pressure. However, this RSI position also warns of near-term overheating and the risk of a shallow pullback or consolidation before continuation.

Structurally, the former resistance at $58.80 to $59.00 now acts as first support, while the next psychological and technical target sits around $61.00–$61.50.

As long as the silver price holds above the rising 50-EMA (red), the bias remains buy-the-dip, with downside risk increasing only on a sustained breakdown back below $59.00.

The post Top 3 Price Prediction Bitcoin, Gold, Silver: Is the Fed-Driven Rally Built to Last? appeared first on BeInCrypto.

  •  

Tabrakan Yen Carry Trade: Kejutan Suku Bunga Bank of Japan Menargetkan Bitcoin | US Crypto News

Selamat Datang di US Crypto News Morning Briefing—ringkasan penting perkembangan kripto terpenting untuk hari ini.

Segarkan diri anda dengan secangkir kopi saat pasar global bergeser dengan tenang seiring melonjaknya imbal hasil obligasi Jepang dan BoJ memberikan sinyal kenaikan suku bunga. Perdagangan yen carry yang telah dilakukan selama beberapa dekade, yang mendukung saham, kripto, dan aset berisiko, bisa jadi berakhir lebih cepat dari yang diharapkan siapapun.

Berita Kripto Hari Ini: Bitcoin Bersiap ketika BoJ Mungkin Akhiri Puluhan Tahun Uang Murah

Pasar global bersiap menghadapi potensi guncangan ekonomi makro saat Bank of Japan (BoJ) mempersiapkan pertemuan kebijakan moneter pada tanggal 18-19 Desember.

Trader kini memprediksi 90% kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin, menyusul sinyal dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda dan inflasi yang secara konsisten di atas 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
Probabilitas Pemotongan Suku Bunga BoJ. Sumber: Polymarket

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 2 tahun telah melampaui 1%, tertinggi sejak Krisis Keuangan Global 2008, sementara JGB 10 tahun mencapai tertinggi 17 tahun, menyoroti meningkatnya biaya pinjaman.

Mengapa Yen Carry Trade Penting

Selama hampir tiga dekade, perdagangan yen carry memacu pengambilan risiko global. Investor meminjam yen dengan suku bunga sangat rendah, mengonversinya ke dolar AS, dan menginvestasikan modal ke dalam aset dengan hasil lebih tinggi, termasuk saham AS, obligasi, dan mata uang kripto seperti Bitcoin.

Saat Jepang menaikkan suku bunga atau yen menguat, perdagangan ini dapat berakhir dengan kekacauan, memaksa penjualan aset secara cepat.

Konsekuensinya tidaklah hipotetis: pada Agustus 2024, kenaikan BoJ memicu penghapusan pasar kripto sebesar US$600 miliar, termasuk Bitcoin jatuh ke US$49.000 dan US$1,14 miliar terlikuidasi. Analis memperingatkan skenario serupa bisa terulang jika imbal hasil Jepang naik lebih lanjut.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Selain Paul Barron, analis Great Martis juga menyebut kenaikan BoJ sebagai potensi “kanari di tambang batubara” untuk kripto dan pasar global.

“Ketika BoJ yang sembrono dipaksa menaikkan suku bunga, perdagangan yen carry akan mulai berantakan, menyebabkan kekacauan pasar. Kanari di tambang batubara,” Martis menulis dalam sebuah unggahan.

Sementara itu, tanda awal tekanan mulai muncul, ketika hedge funds dan investor institusional memantau secara ketat pengetatan likuiditas di Jepang, AS, dan Cina secara bersamaan. Konvergensi yang jarang terjadi ini dapat mempercepat deleveraging.

Meski demikian, terdapat pandangan yang berbeda. Analis Negentropic menyebutkan bahwa sebagian besar leverage sudah tersapu sejak Oktober. Dalam nada yang sama, Bob Elliot berpendapat bahwa perdagangan yen carry sebagian besar sudah redup.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Namun bahkan pembongkaran yang sederhana dapat menekan posisi kripto berleverage tinggi dan aset berisiko secara global.

Jika QE Bukan Solusi Langsung, Apa Selanjutnya untuk Bitcoin dan Aset Risiko Global?

Nic Puckrin, co-founder dari Coin Bureau, menekankan bahwa quantitative easing (QE) secara historis mengikuti krisis, bukan penyesuaian suku bunga rutin.

Pengetatan saat ini di Jepang, AS, dan Cina menunjukkan bahwa pasar mungkin menghadapi penurunan lebih lanjut sebelum ada dukungan likuiditas. Investor yang bertaruh pada uang mudah bisa menghadapi volatilitas yang lebih tajam dari yang diharapkan.

Pasar kripto sering kali menjadi yang pertama menyerap kejutan pendanaan, menjadikan Bitcoin dan Ethereum sebagai indikator stress likuiditas.

Dengan keputusan suku bunga BoJ yang akan datang, trader sebaiknya memantau:

  • Imbal hasil JGB,
  • Level USD/JPY, dan
  • Posisi berleverage.

Jika Jepang terus memperketat, deleveraging global bisa berlanjut hingga 2026, menguji ketahanan pasar kripto dan tradisional.

Era uang gratis dari Jepang nampaknya akan berakhir. Pasar kini menghadapi lingkungan dengan volatilitas lebih tinggi, di mana nilai fundamental dapat menggantikan leverage murah sebagai penggerak utama harga aset.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Imbal Hasil Obligasi 10-Tahun Jepang. Sumber: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Berikut ringkasan berita kripto AS lainnya yang harus diikuti hari ini:

Tinjauan Awal Pasar Crypto Equities

Perusahaan  
Strategy (MSTR)US$186,01US$184,62 (-0,75%)
Coinbase (COIN)US$274,05US$273,30 (-0,27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,57US$27,73 (+0,58%)
MARA Holdings (MARA)US$12,44US$12,37 (-0,57%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,59US$15,57 (-0,13%)
Core Scientific (CORZ)US$17,08US$17,09 (+0,059%)
Lomba pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance

  •  

Rp66,68 Triliun Opsi BTC dan ETH Lenyap saat Trader Diam-diam Bertaruh pada Comeback 2026

Hari Jumat menandai agenda kedaluwarsa opsi BTC & ETH. Gelombang aktivitas derivatif meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. Volume futures Binance melejit, menandakan persiapan pasar menuju pergolakan volatilitas berikutnya.

Sekitar 247.000 kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum kedaluwarsa hari ini (5/12) hanya sepertiga dari event pekan sebelumnya yang menyaksikan hampir 720.000 kontrak terhapus.

Lebih dari US$4 Miliar Opsi Kedaluwarsa, Memantik Volatilitas di Tengah Sentimen Pasar yang Terbelah

Data dari Deribit menunjukkan lebih dari US$4,07 miliar (Rp66,68 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum (ETH) kedaluwarsa hari ini. Untuk Bitcoin, opsi yang kedaluwarsa memiliki nilai nosional US$3,4 miliar dengan total open interest 36.906.

Dengan Put-to-Call ratio (PCR) 0,91, level maximum pain untuk opsi BTC yang berakhir hari ini berada di US$91.000, tipis di bawah harga BTC US$92.279 saat ini.

Expiring Bitcoin Options
Opsi Bitcoin yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Untuk Ethereum, nilai nosional opsi yang kedaluwarsa hari ini mencapai US$668,95 juta, dengan total open interest 210.304.

Sama halnya dengan Bitcoin, opsi ETH yang kedaluwarsa hari ini memiliki Put-to-Call Ratio di bawah 1, dengan data Deribit menunjukkan PCR 0,78 pada waktu publikasi. Sementara itu, level maximum pain, atau strike price, berada di US$3.050, tipis di bawah harga ETH US$3.180 saat ini.

Expiring Ethereum Options
Opsi Ethereum yang Kadaluwarsa | Sumber: Deribit

Sebagai pengingat, titik maximum pain adalah metrik krusial dalam perdagangan opsi kripto. Level tersebut menandai harga ketika mayoritas kontrak kedaluwarsa tanpa nilai, mengakibatkan kerugian finansial maksimum (atau “pain”) bagi para pemegang opsi.

Menariknya, angka opsi BTC dan ETH yang hangus hari ini jauh lebih rendah dibandingkan gelombang pekan lalu. Pada 28 November, BeInCrypto melaporkan bahwa lebih dari US$15 miliar opsi kedaluwarsa, terdiri atas 145.482 BTC dan 574.208 ETH, dengan nilai nosional berturut-turut US$13,28 miliar dan US$1,73 miliar.

PCR di bawah 1 mengindikasikan bahwa lebih banyak Call (beli) diperdagangkan dibandingkan Put (jual). Dengan demikian, ini mencerminkan sentimen bullish untuk Ethereum, dan sentimen bearish untuk Bitcoin, yang memiliki Put lebih dominan daripada Call.

Dengan PCR 0,91, pasar opsi Bitcoin mengisyaratkan sentimen yang hampir seimbang—sedikit condong ke arah strategi lindung-nilai atau defensif. Para trader berhati-hati, namun belum condong ke pesimisme ekstrem terhadap BTC.

Pandangan yang berimbang ini muncul ketika para investor menakar apakah pasar akan bergerak lebih tinggi atau sedang melindungi portofolionya dari potensi tekanan jual.

ETH memiliki PCR 0,78, menandakan dominasi Call atas Put, sehingga mencerminkan positioning bullish yang lebih tegas. Para trader nampaknya lebih optimistis pada ETH dibandingkan BTC untuk saat ini.

Perpindahan Posisi Sunyi di Meja Opsi

Terlepas dari harga spot yang bergerak tidak menentu, data opsi menunjukkan adanya rotasi yang senyap namun signifikan menuju kontrak jatuh tempo pertengahan 2026, khususnya pada Bitcoin.

Meja institusional dilaporkan meningkatkan eksposur call yang terkait dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, permintaan ETF, dan kondisi likuiditas yang semakin membaik.

Open interest pada platform derivatif terus meningkat, dengan arus masuk baru yang menandakan bahwa para trader tengah bersiap untuk reli multi-kuartal. Hal ini selaras dengan pengamatan dari firma analitik derivatif Laevitas.

In 2025, the options market has continued to develop as institutional participation has grown significantly.

On Deribit, BTC options recorded their highest monthly volume in October 2025 at 1.49M contracts, followed by November at 1.33M. Year-to-date BTC options volume stands… pic.twitter.com/AlBVIBuO6F

— Laevitas (@laevitas1) December 3, 2025

Data tersebut mencerminkan pasar derivatif yang semakin matang dan kini semakin didominasi oleh aliran modal profesional.

Analis Memantau Bearish Skew; Namun, Sinyal Bullish Mulai Muncul

Meski optimisme jangka panjang menguat, para analis menyebut bahwa sentimen jangka pendek masih berlapis-lapis konflik. Dalam pembaruan 2 Desember, Greeks.live menggambarkan posisi trader sebagai berikut:

“Bias bullish yang berhati-hati, dengan trader memanggil titik dasar dan mengantisipasi kenaikan, meskipun sentimen diredam oleh frustrasi atas pergerakan harga yang bergerigi dan sinyal palsu.”

Greeks.live menambahkan bahwa put skew masih tinggi, maknanya pasar masih memperhitungkan risiko penurunan jangka pendek:

Risk seller mendominasi tape melalui strategi short put… menghindari pembelian call saat dump, belajar dari volatilitas kedaluwarsa Februari dari US$100 ribu ke US$78 ribu lalu US$95 ribu,” tulis mereka.

Namun, kompresi volatilitas, terutama pada Bitcoin, telah membuka peluang pada opsi ETH, di mana trader melihat level volatilitas yang relatif lebih menarik.

Modal Bergeser Menuju Imbal Hasil dan Pelestarian Modal

Deribit menggemakan pergeseran yang lebih luas menuju strategi yang terukur dan berkelanjutan. Seiring volatilitas yang terus mendingin dan semakin banyak modal yang memasuki pasar, para trader bergeser dari pola ‘lompatan 5–10x’ menuju pelestarian modal dan imbal hasil yang lebih berkesinambungan.

As volatility steadily cools and more capital enters the space, traders are shifting from “5–10x flips” toward capital preservation + sustainable yield.
On-chain products are rising to meet that demand — transparent, self-custodied, and built for real income generation.

“You can… pic.twitter.com/bUy15cZY22

— Deribit (@DeribitOfficial) December 4, 2025

Menjelang kedaluwarsa opsi hari ini, para trader sepatutnya mengantisipasi beberapa tingkat volatilitas yang bisa memengaruhi pergerakan harga jangka pendek. Namun demikian, pasar diprediksi akan beranjak stabil setelah 08:00 UTC (15:00 WIB) ketika kontrak kedaluwarsa di Deribit dan para investor menyesuaikan diri dengan lingkungan perdagangan baru.

Bagaimana pendapat Anda tentang kedaluwarsa opsi BTC dan ETH di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

  •  

Wolfe Research Mengidentifikasi ‘Maximum Disagreement’ Sebagai Sinyal Utama Pasar Bitcoin: Apa Artinya Ini?

Analis Wolfe Research menyoroti momen langka “ketidaksetujuan maksimum” di pasar kripto, karena sentimen terbagi antara mereka yang menyebutkan dasar pasar bear dan lainnya yang mengharapkan penurunan lebih lanjut. Bitcoin tetap di atas US$90.000, sementara aset digital utama turun 20-50% hanya dalam tiga bulan.

Perpecahan tajam dalam sentimen ini secara historis mendahului pembalikan harga yang signifikan, menurut perusahaan tersebut. Tim Wolfe Research telah mengidentifikasi sinyal teknis dan momentum yang muncul yang dapat menentukan arah Bitcoin hingga akhir tahun.

Market Split Ciptakan Setup Sejarah

Rob Ginsberg dan Read Harvey, analis di Wolfe Research, menggambarkan pasar kripto saat ini sebagai sangat terbelah.

Separuh peserta percaya bahwa fase bear baru saja dimulai, sementara sisanya melihat dasar sudah terbentuk.

Perpecahan ekstrem ini, yang oleh perusahaan disebut sebagai “ketidaksetujuan maksimum,” secara historis mendahului titik balik yang signifikan.

Meskipun Bitcoin baru-baru ini melonjak di atas US$90.000, pasar yang lebih luas tetap dalam tekanan. Hampir setiap aset kripto utama telah turun 20% hingga 50% selama tiga bulan terakhir, menunjukkan bahwa selera risiko tetap rendah. Arus investasi juga tetap lemah, membatasi antusiasme di luar pergerakan harga sehari-hari.

Wolfe Research memposisikan diri secara netral, mencatat peluang yang akan datang bagi investor. Perusahaan masih mengharapkan Bitcoin bisa mencapai dasar di sekitar US$75.000, bahkan ketika harga saat ini diperdagangkan jauh lebih tinggi. Ini berarti penurunan lebih lanjut sebesar 23% jika skenario mereka terbukti benar.

Kinerja Harga Bitcoin (BTC)
Kinerja Harga Bitcoin (BTC). Sumber: TradingView

Zona dukungan jangka panjang di pasar kripto memperkuat analisis ini. Area teknis ini sering menandai titik terendah siklus sebelumnya dan titik balik utama, berfungsi sebagai pedoman untuk perilaku harga saat ini.

Aliran Dana ETF Tunjukkan Keraguan Institusional

Salah satu indikator sentimen utama ditemukan dalam arus ETF (exchange-traded fund) kripto. Arus masuk ETF Bitcoin tetap lemah, membuat sulit bagi aset ini untuk mencatat reli di atas US$90.000.

Arus ETF Bitcoin
Arus ETF Bitcoin. Sumber: SoSoValue

Investasi institusional, yang dulu kuat di awal tahun ketika ETF Bitcoin spot diluncurkan, terlihat mendingin.

Data arus ETF terbaru menunjukkan bahwa November dan Desember melihat arus keluar yang signifikan dari produk ETF Bitcoin utama. Tren ini menunjukkan investor besar baik mengurangi eksposur atau menunggu sinyal yang lebih jelas sebelum mengalokasikan modal tambahan.

Momentum perdagangan belum kembali bersama pemulihan harga Bitcoin. Campuran arus ETF yang lesu dan penurunan aset digital secara luas menciptakan lingkungan yang sulit untuk reli yang berkelanjutan. Investor ritel juga tetap terbagi, mencerminkan ketidakpastian institusional.

Indikator Teknikal Menunjukkan Momentum yang Muncul

Indikator momentum mulai membaik, meskipun ada kehati-hatian yang lebih luas. Bacaan MACD harian menunjukkan momentum positif mungkin sedang terbentuk. Namun, analis memperingatkan masih belum pasti apakah peningkatan ini menandakan pemulihan penuh atau hanya jeda singkat.

Bitcoin mendekati dua level teknis signifikan. Rata-rata pergerakan 50-hari, sekitar US$98.165, adalah tantangan pertama. Lebih dari itu, penghalang psikologis utama US$100.000 adalah level yang sulit untuk dipulihkan dan dipertahankan.

Kinerja Harga Bitcoin
Kinerja Harga Bitcoin. Sumber: TradingView

Wolfe Research melihat lonjakan jangka pendek baru-baru ini sebagai konstruktif. Analisis mereka mencatat bahwa aset kripto, relatif terhadap ekuitas, telah kembali ke zona dukungan yang sebelumnya terlihat pada titik balik sebelumnya. Ini menambah lebih banyak konteks pada latar belakang teknis.

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini membentuk lingkungan yang kompleks. Resistance teknis yang kuat, arus institusi yang lemah, dan penurunan aset bersaing dengan peningkatan momentum dan zona dukungan historis. Campuran ini membentuk narasi yang berkembang untuk Bitcoin dan aset digital.

Pandangan Bertentangan Menentukan Prospek Pasar

Di media sosial serta di kalangan analis, sentimen pasar sangat terbagi. Beberapa pengamat sangat skeptis terhadap level Bitcoin saat ini, berargumen nilai-nilai ini tidak berkelanjutan dan mengutip mekanisme pasar seperti penerbitan stablecoin sebagai bukti.

Lainnya percaya koreksi telah berakhir, merujuk pada dukungan teknis yang sama seperti yang ditunjukkan Wolfe Research. Grup ini melihat harga saat ini sebagai peluang menjelang pemulihan yang akhirnya akan terjadi. Perdebatan ini mencerminkan ketidakpastian seputar faktor-faktor seperti tren ekonomi makro, regulasi, dan adopsi institusional.

Minggu-minggu mendatang bisa mengungkap pandangan mana yang benar. Jika Bitcoin bisa menembus dan bertahan di atas US$100.000, bull mungkin mendapatkan posisi lebih kuat. Namun, penurunan di bawah US$90.000 bisa memicu penjualan kembali. Sinyal “maximum disagreement” dari Wolfe dapat segera terpecahkan, yang berpotensi memicu pembalikan seperti yang terlihat pada siklus sebelumnya.

  •  

Yen Carry Trade Collision: Bank of Japan’s Rate Shock Aims at Bitcoin | US Crypto News

Welcome to the US Crypto News Morning Briefing—your essential rundown of the most important developments in crypto for the day ahead.

Grab a coffee as global markets quietly shift with Japan’s bond yields surging and the BoJ hinting at a rate hike. The decades-long yen carry trade, which fueled stocks, crypto, and risk assets, could be unraveling faster than anyone expects.

Crypto News of the Day: Bitcoin Braces as BoJ May End Decades of Cheap Money

Global markets are bracing for a potential macro shock as the Bank of Japan (BoJ) prepares for its December 18–19 monetary policy meeting.

Traders now price a 90% chance of a 25 basis point rate hike, following signals from BoJ Governor Kazuo Ueda and persistent inflation above 2%.

BoJ Interest Rate Cut probabilities
BoJ Interest Rate Cut probabilities. Source: Polymarket

Japan’s 2-year government bond yield has climbed above 1%, its highest since the 2008 Global Financial Crisis, while the 10-year JGB hit a 17-year high, highlighting rising borrowing costs.

Why the Yen Carry Trade Matters

For nearly three decades, the yen carry trade fueled global risk-taking. Investors borrowed yen at ultra-low rates, converted it to dollars, and deployed capital into higher-yielding assets, including US stocks, bonds, and cryptocurrencies like Bitcoin.

When Japan raises rates or the yen strengthens, this trade unwinds violently, forcing rapid asset sales.

The consequences are not hypothetical: in August 2024, a BoJ hike triggered a $600 billion crypto market wipe, including Bitcoin falling to $49,000 and $1.14 billion in liquidations. Analysts warn that a similar scenario could repeat if Japanese yields rise further.

🚨 The BOJ is about to shake crypto markets
🇯🇵Japan's likely rate hike to 80% Dec 18-19 – this threatens the yen carry trade that's been funding $BTC & risk assets for years
Last time they hiked was Aug 2024.

🔥BTC crashed to $49K
$600B wiped from crypto
$1.14B in liquidations…

— PaulBarron (@paulbarron) December 5, 2025

Besides Paul Barron, analyst Great Martis also calls the BoJ hike a potential “canary in the coal mine” for crypto and global markets.

“When the reckless BOJ is forced to raise rates, the yen carry trade will begin to unwind, causing market turmoil. Canary in the coal mine,” Martis wrote in a post.

Meanwhile, early signs of stress are emerging, as hedge funds and institutional investors closely monitor the simultaneous tightening of liquidity in Japan, the US, and China. This rare convergence could accelerate deleveraging.

Nonetheless, counterpoints exist. Analyst Negentropic notes that most leverage has already been flushed since October. In the same tone, Bob Elliot argues the yen carry trade is largely muted.

The Yen Carry Trade Is Dead

Despite a falling FX and low rates, the yen carry trade remains muted. Naked FX borrowing ended with the GFC, with the only thing left a lingering nostalgia for a trade that mattered 20yrs ago.https://t.co/1h7Zlp3KVQ pic.twitter.com/2llIZerTqt

— Bob Elliott (@BobEUnlimited) December 2, 2025

Yet even modest unwinding could pressure highly leveraged crypto positions and risk assets globally.

If QE Is Not the Immediate Solution, What’s Next for Bitcoin and Global Risk Assets?

Nic Puckrin, co-founder of Coin Bureau, emphasizes that quantitative easing (QE) historically follows a crisis, not routine rate adjustments.

The current tightening in Japan, the US, and China suggests that markets may face further drawdowns before any liquidity support arrives. Investors betting on easy money could face sharper-than-expected volatility.

Crypto markets are often the first to absorb funding shocks, making Bitcoin and Ethereum bellwethers for liquidity stress.

With the BoJ’s rate decision looming, traders should monitor:

  • JGB yields,
  • USD/JPY levels, and
  • Leveraged positions.

If Japan continues tightening, global deleveraging could persist into 2026, testing the resilience of both crypto and traditional markets.

The era of free Japanese money appears to be coming to an end. Markets now face a higher-volatility environment, where fundamental value may replace cheap leverage as the main driver of asset prices.

Chart of the Day

Japan’s 10-Year Bond Yield
Japan’s 10-Year Bond Yield. Source: Trading Economics

Byte-Sized Alpha

Here’s a summary of more US crypto news to follow today:

Crypto Equities Pre-Market Overview

Company  
Strategy (MSTR)$186.01$184.62 (-0.75%)
Coinbase (COIN)$274.05$273.30 (-0.27%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)$27.57$27.73 (+0.58%)
MARA Holdings (MARA)$12.44$12.37 (-0.57%)
Riot Platforms (RIOT)$15.59$15.57 (-0.13%)
Core Scientific (CORZ)$17.08$17.09 (+0.059%)
Crypto equities market open race: Google Finance

The post Yen Carry Trade Collision: Bank of Japan’s Rate Shock Aims at Bitcoin | US Crypto News appeared first on BeInCrypto.

  •  

Wall Street Bersiap Saat Bitcoin Go Public untuk Pertama Kalinya | US Crypto News

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting perkembangan kripto paling penting untuk hari ini.

Siapkan kopi dan bersiaplah menghadapi perubahan terbaru di Wall Street: sebuah perusahaan yang berfokus pada Bitcoin akan segera terdaftar di NYSE. Para pemegang saham telah menyetujui merger besar, menggabungkan miliaran Bitcoin di satu tempat dan menandakan pergeseran cara kripto bertemu dengan pasar tradisional.

Berita Aset Kripto Hari Ini: Twenty One Capital Mendapat Persetujuan NYSE

Pemegang saham Cantor Equity Partners (CEP) memberikan suara setuju untuk merger dengan Twenty One Capital, menyelesaikan rintangan besar terakhir dalam kombinasi bisnis ini.

Kesepakatan ini, dengan ketentuan penutupan standar, diharapkan selesai pada 8 Desember 2025. Setelah merger selesai, entitas baru akan beroperasi dengan nama Twenty One Capital dan mulai berdagang pada hari berikutnya (9 Desember).

CEO Strike Jack Mallers akan memimpin perusahaan, di mana Tether dan Bitfinex menjadi pemilik mayoritas. Perusahaan ini memasarkan dirinya sebagai perusahaan berbasis Bitcoin pertama yang bersiap untuk go public, menawarkan kepada para investor jalur yang diatur untuk mendapatkan paparan terhadap aset kripto tersebut.

“Setelah penyelesaian transaksi tersebut, perusahaan gabungan akan beroperasi sebagai Twenty One Capital, Inc., dan sahamnya dari saham biasa Kelas A diharapkan diperdagangkan di New York Stock Exchange (“NYSE”) mulai 9 Desember 2025, di bawah simbol XXI,” baca kutipan dalam pengumuman tersebut.

Eksposur Ekuitas Publik ke Bitcoin di Tengah Gesekan Aset Kripto dan Perbankan

Saat ini, Twenty One Capital memegang 43.514 BTC, yang bernilai sekitar US$4 miliar, menjadikannya pemilik Bitcoin terbesar ketiga di antara perusahaan publik, setelah Strategy dan MARA Holdings.

Top 22 Public BTC Treasury Companies
22 Perusahaan Pemilik BTC Publik Teratas. Sumber: Bitcoin Treasuries

Perusahaan menekankan “akumulasi Bitcoin yang efisien secara modal” dan berencana untuk memperkenalkan metrik “Bitcoin Per Share.” Metrik ini akan memungkinkan para pemegang saham untuk melacak kepemilikan Bitcoin secara real-time dengan bukti cadangan rantai yang dapat diaudit.

“Listing ini menyediakan cara transparan dan diatur bagi investor untuk mengakses Bitcoin tanpa harus memegang asetnya secara langsung,” tambah perusahaan itu.

Debut di NYSE juga menempatkan Twenty One Capital sebagai jembatan antara operasi berbasis kripto dan pasar ekuitas tradisional, berpotensi mengubah akses investor ke aset digital.

“…menawarkan cara baru bagi investor untuk memaparkan diri pada BTC melalui pasar ekuitas,” komentar Conor Kenny, pengguna populer di x (Twitter).

Pengumuman ini datang di tengah diskusi luas tentang hubungan sektor perbankan dengan perusahaan kripto. Pada akhir November, Jack Mallers mengungkapkan bahwa JPMorgan Chase tiba-tiba menutup rekening pribadinya tanpa penjelasan, memicu kekhawatiran tentang “debanking” di industri kripto.

CEO Tether Paolo Ardoino menggambarkan langkah ini sebagai peluang bagi para eksekutif kripto untuk beroperasi secara independen dari lembaga keuangan terpusat.

I think it's for the best

— Paolo Ardoino 🤖 (@paoloardoino) November 23, 2025

Ketegangan ini bersamaan dengan pengawasan pasar yang lebih luas. Saat ini, JPMorgan mengawasi potensi perubahan klasifikasi MSCI yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin yang signifikan, seperti MicroStrategy.

Para analis memperkirakan bahwa perubahan indeks dapat memicu miliaran dalam arus keluar dana pasif, berpotensi setinggi US$9 miliar untuk MicroStrategy.

Saat Twenty One Capital bersiap untuk berdagang di bawah simbol “XXI” pada 9 Desember, pelaku pasar akan memperhatikan volume perdagangan, minat investor, dan penerimaan metrik Bitcoin-per-share.

Listing ini dapat menjadi preseden bagi perusahaan berbasis kripto lainnya yang mencari eksposur pasar yang diatur, berpotensi memperluas partisipasi institusional dan ritel dalam ekonomi Bitcoin.

Chart of the Day

Twenty One Capital (XXI) BTC Holdings
Kepemilikan BTC Twenty One Capital (XXI). Sumber: Bitcoin Treasuries

Byte-Sized Alpha

Berikut adalah ringkasan berita kripto lainnya di AS untuk diikuti hari ini:

Gambaran Umum Crypto Equities Pre-Market

   
Strategy (MSTR)US$188,39US$187,82 (-0,30%)
Coinbase (COIN)US$276,92US$275,85 (-0,39%)
Galaxy Digital Holdings (GLXY)US$27,05US$26,93 (-0,44%)
MARA Holdings (MARA)US$12,47US$12,45 (-0,16%)
Riot Platforms (RIOT)US$15,64US$15,57 (-0,45%)
Core Scientific (CORZ)US$16,55US$16,50 (-0,30%)
Perlombaan pasar ekuitas kripto:  Google Finance

  •  
❌