Reading view

Beelink SER9 Max Review: Major Platform Upgrades and Real 10 Gig Networking

We are always looking out for great little mini PCs for the home lab that have the capabilities we expect and great features to self-host workloads. Beelink sent over a…

The post Beelink SER9 Max Review: Major Platform Upgrades and Real 10 Gig Networking appeared first on Virtualization Howto.

  •  

Calibre 8.16 Open-Source E-Book Manager Adds More AI Features, Bug Fixes

Calibre 8.16

Calibre 8.16 open-source e-book management software is now available for download with various new AI features and several bug fixes. Here's what's new!

The post Calibre 8.16 Open-Source E-Book Manager Adds More AI Features, Bug Fixes appeared first on 9to5Linux - do not reproduce this article without permission. This RSS feed is intended for readers, not scrapers.

  •  

Audacity 3.7.6 Audio Editor Adds FFmpeg 8 Support, Spectrogram Wavelet Analysis

Audacity 3.7.6

Audacity 3.7.6 open-source digital audio editor and recording software is now available for download with FFmpeg 8 support, Spectrogram Wavelet analysis, and other changes. Here's what's new!

The post Audacity 3.7.6 Audio Editor Adds FFmpeg 8 Support, Spectrogram Wavelet Analysis appeared first on 9to5Linux - do not reproduce this article without permission. This RSS feed is intended for readers, not scrapers.

  •  

Raspberry Pi OS Now Lets You Safely Eject HDD and NVMe Drives Connected via USB

Raspberry Pi OS USB

Raspberry Pi OS 2025-12-04 is now available for download with the ability to safely eject HDD and NVMe drives connected via USB and other changes. Here's what's new!

The post Raspberry Pi OS Now Lets You Safely Eject HDD and NVMe Drives Connected via USB appeared first on 9to5Linux - do not reproduce this article without permission. This RSS feed is intended for readers, not scrapers.

  •  

Peduli Anak Korban Banjir, Komdigi Siapkan Posko Pemulihan Trauma di Sumatera


Foto: komdigi


Teknologi.id- Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dalam beberapa pekan terakhir dipicu oleh Siklon Tropis Senyar itu menyebabkan 753 orang tewas, 650 orang hilang, 2.600 orang terluka, serta 1,2 juta warga mengungsi di 50 kabupaten/kota. Tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga menyisakan dampak psikologis, terutama bagi anak-anak. Menyadari pentingnya pemulihan kondisi mental bagi para korban, khususnya kelompok rentan, Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) mengambil langkah cepat dengan menyiapkan posko untuk memulihkan trauma pada anak di beberapa titik terdampak. 

Upaya ini dilakukan guna memastikan bahwa proses pemulihan pascabencana tidak hanya berfokus pada fisik, tetapi juga kesehatan mental masyarakat. Komdigi membuka Posko Dukungan Psikososial sebagai ruang aman (safe space) bagi anak-anak terdampak banjir.

Baca juga: Satria-1 & Starlink Dikerahkan Pulihkan Komunikasi Banjir Aceh–Sumatera

Posko pertama ini didirikan di Masjid Alhafiz, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tempat ibadah tersebut disulap menjadi tempat pengungsian dan area ramah anak yang menyediakan ruang istirahat, aktivitas permainan, dan pendampingan psikologis. Kehadiran posko ini menjadi solusi bagi anak-anak yang hingga kini belum dapat kembali ke rumahnya karena masih tergenang banjir maupun rusak parah.

Foto: komdigi

Posko Dukungan Psikososial Fokus Utamanya Anak-Anak

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, meninjau langsung posko tersebut. Ia menegaskan bahwa pemulihan mental harus menjadi prioritas yang setara dengan bantuan fisik. Disampaikan pula bahwa posko ini memang fokus utamanya adalah anak-anak. Hal ini dipertimbangkan karena jika nanti banjirnya reda, anak- anak yang belum bisa beraktivitas seperti biasanya di rumah masing-masing diperbolehkan menggunakan tempat ini untuk bermain.

Meutya menambahkan bahwa posko ini bukan sekadar tempat beristirahat, melainkan ruang ceria untuk mengikis trauma akibat bencana. “Anak-anak tidak hanya sekadar duduk diam. Jadi setiap hari nanti ada kegiatan, mulai dari menggambar, permainan, hingga menonton video edukasi bersama-sama,” ujarnya. Ia berharap kegiatan tersebut dapat membantu anak-anak memproses pengalaman traumatis yang mereka alami. “Mudah-mudahan ini bisa meredakan trauma, meskipun pasti kesulitannya luar biasa, tapi ini bisa sedikit membantu, khususnya bagi anak-anak kita,” ujarnya.

Di dalam posko, Komdigi menyiapkan berbagai fasilitas seperti konseling individu dan kelompok, terapi bermain, hingga aktivitas edukatif untuk mengembalikan rasa aman dan kegembiraan anak. Relawan psikososial yang bertugas telah dibekali pendekatan pendampingan khusus untuk membantu anak mengekspresikan ketakutan dan kecemasan mereka.

Melalui Posko Dukungan Psikososial ini, Komdigi ingin memastikan bahwa penanganan bencana tidak hanya berhenti pada penyelamatan fisik, tetapi juga menyentuh dimensi kesehatan mental yang seringkali terabaikan. Pemerintah berharap upaya ini dapat membantu anak-anak Sumatera bangkit dari trauma dan kembali menjalani hari-hari mereka dengan lebih ceria, aman, dan penuh harapan.

Komdigi menggandeng berbagai pihak dalam menjalankan posko, termasuk relawan lokal, fasilitator psikososial, dan unsur pemerintah daerah. Pendekatan kolaboratif ini memastikan pendampingan berjalan menyeluruh, mulai dari konseling individu, terapi bermain, hingga dukungan bagi orang tua.

Program ini mendapat respons positif dari warga di posko darurat. Banyak orang tua mengaku kehadiran posko membuat anak-anak lebih tenang dan bersemangat kembali setelah mengalami hari-hari menakutkan. Kepala Desa Hamparan Perak, Muhammad Helmi, bahkan menegaskan bahwa Meutya merupakan satu-satunya menteri yang datang langsung menemui warganya. Ia berharap kunjungan tersebut dapat menghadirkan solusi jangka panjang dan memberikan dorongan semangat bagi masyarakat, khususnya generasi muda.

Baca juga: Gratiskan Starlink untuk Korban Banjir Sumatera, Elon Musk: Tak Etis Ambil Untung

Penyaluran Bantuan Dipercercepat melalui #KomdigiPeduli

Di luar pendampingan psikososial, Tim Penyaluran Bantuan Kemanusiaan #KomdigiPeduli terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai penyelenggara, asosiasi, serta komunitas postelsiar digital guna mempercepat penyaluran bantuan ke daerah-daerah yang terdampak bencana. Usaha ini dilakukan dengan koordinasi yang cukup intensif agar sejumlah langkah dapat berjalan bertahap.

Tidak hanya berfokus di Hamparan Perak, Komdigi juga membuka Posko Pusat Informasi dan Media Center di sejumlah titik sebagai dukungan bagi komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana.
Beberapa lokasi posko tersebut meliputi:

  • Aceh: Berada di Gedung Sekretariat Daerah (Sekda) Aceh
  • Sumatera Barat: Berada di area Komplek Kantor Gubernur Sumbar
  • Sumatera Utara: Dibuka di Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut serta di GOR Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng)

Posko ini akan difungsikan sebagai tempat kerja jurnalis, pusat penyelenggara konferensi pers, titik koordinasi lapangan bagi satuan Komdigi, operator seluler, pemda dan pemangku kepentingan lainnya.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

  •  

Gawat! Praktik Keamanan Perusahaan AI Gagal Penuhi Standar Dunia


Foto: r17.co.id

Teknologi.id - Di tengah euforia kemajuan kecerdasan buatan (AI) yang kini meresap ke hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari asisten virtual hingga pengambilan keputusan medis, sebuah studi terbaru mengungkap sisi gelapnya: protokol keselamatan perusahaan raksasa AI ternyata masih jauh dari standar internasional. Saat dunia berlomba mencapai superintelijen, pertanyaan mendasar muncul: apakah inovasi ini benar-benar aman untuk masyarakat? Temuan ini dirilis pada 3 Desember 2025, tepat saat regulasi AI global seperti EU AI Act mulai diterapkan, menambah urgensi diskusi tentang keseimbangan antara kecepatan pengembangan dan perlindungan publik.

Ringkasan Temuan Utama Studi Indeks Keselamatan AI

Studi dari Future of Life Institute yang dirilis pada 3 Desember 2025 mengevaluasi praktik keselamatan enam perusahaan AI utama: Anthropic, OpenAI, xAI, Meta, Z.ai, DeepSeek, dan Alibaba Cloud. Berdasarkan penilaian panel ahli independen, tidak ada satu pun perusahaan yang memiliki strategi komprehensif untuk mengendalikan risiko dari sistem AI canggih, termasuk potensi superintelijen. Penelitian ini membandingkan protokol mereka dengan standar global yang sedang berkembang, dan hasilnya mencolok: praktik keselamatan jauh tertinggal dibandingkan kecepatan inovasi. Di Amerika Serikat, regulasi AI bahkan lebih longgar daripada industri makanan cepat saji, sementara perusahaan-perusahaan ini aktif melobi menentang standar pengikat.

Baca juga: OpenAI Umumkan Code Red, Semua Proyek Dihentikan Demi Fokus ke ChatGPT

Metodologi Penilaian Indeks Keselamatan AI

Indeks Keselamatan AI dari Future of Life Institute dirancang untuk mengukur seberapa matang protokol keselamatan perusahaan AI terhadap benchmark global, seperti kerangka kerja EU AI Act yang menekankan penilaian risiko berbasis tingkat. Penelitian ini melibatkan panel ahli independen yang menilai dokumen publik, kebijakan internal yang tersedia, serta komitmen perusahaan terhadap pengujian dan mitigasi. Fokus utama adalah pada strategi pengendalian sistem superintelijen, termasuk asesmen risiko seperti potensi penyalahgunaan yang menyebabkan kerugian sosial. Meski tidak semua data internal diungkap, studi ini mengandalkan informasi terbuka untuk membentuk skor keselamatan, menyoroti ketidaklengkapan transparansi sebagai salah satu kelemahan mendasar. Panel ahli yang terlibat terdiri dari berbagai negara, termasuk pemenang Turing Award, untuk memastikan objektivitas penilaian.

Kekurangan Spesifik dalam Protokol Keselamatan

Perusahaan-perusahaan yang dievaluasi menunjukkan kekurangan serius dalam pengelolaan risiko. Misalnya, tidak ada yang memiliki rencana konkret untuk mengendalikan AI superintelijen, meskipun mereka berlomba mengembangkan model dengan kemampuan penalaran dan logika melebihi manusia. OpenAI dan Meta, sebagai pemimpin pasar, gagal dalam pengujian ketat terhadap skenario bencana, sementara xAI dan Anthropickurang menekankan akuntabilitas eksternal. Studi juga mencatat absennya mekanisme pengawasan independen, yang membuat mitigasi risiko seperti pencegahan peretasan atau dampak psikologis tetap lemah. Di tengah investasi ratusan miliar dolar, prioritas kecepatan inovasi sering kali mengorbankan langkah pencegahan, seperti pengujian etis yang komprehensif sebelum peluncuran.

Baca juga: Waduh! ChatGPT Sempat Gangguan Global, Data Percakapan Mendadak Hilang

Dampak Potensial terhadap Masyarakat dan Industri AI

Foto: teachguardianmsp.com

masyarakat, di mana kasus bunuh diri dan cedera diri terkait chatbot AI telah tercatat, menunjukkan potensi bahaya langsung dari sistem yang tidak terkendalikan. Secara industri, ketidakpatuhan terhadap standar global bisa memicu fragmentasi regulasi, di mana negara-negara seperti Uni Eropa menerapkan aturan ketat sementara AS tetap longgar, menghambat kolaborasi internasional.

Implikasi bagi Asia Tenggara dan Urgensi Reformasi

Bagi pengembang AI di Indonesia, yang semakin bergantung pada model impor, ini berarti risiko ketergantungan pada teknologi asing yang rentan, sambil mendorong perlunya adaptasi lokal terhadap benchmark seperti EU AI Act untuk lindungi data pengguna domestik. Di Asia Tenggara sendiri, termasuk Indonesia, pengguna AI generatif meningkat 300% dalam dua tahun terakhir, sehingga risiko ini menjadi semakin relevan bagi jutaan pengguna lokal.
Studi Indeks Keselamatan AI ini berfungsi sebagai alarm global bagi industri bernilai triliunan dolar. Kecepatan inovasi tidak boleh lagi mengorbankan keselamatan publik; perusahaan AI harus segera beradaptasi dengan standar global yang ketat atau berisiko kehilangan kepercayaan. Tanpa transparansi dan perbaikan segera, mimpi AI yang bermanfaat akan berubah menjadi ancaman nyata bagi peradaban.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News  

(AA/ZA)

  •  

Robot Gantikan Kuli Bangunan? Pasar Konstruksi Diprediksi Berubah Total 2035

Foto: smsperkasa

Teknologi.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan robotika tidak lagi terbatas pada ranah manufaktur otomotif yang steril atau gudang logistik yang kotor. Kini, perubahan signifikan telah menyentuh sektor yang dikenal padat karya, yaitu konstruksi. Di tengah tuntutan efisiensi waktu dan peningkatan standar keselamatan, gagasan tentang robot yang menggantikan peran kuli bangunan bukan lagi sekedar skenario film fiksi ilmiah. Analisis pasar terbaru menunjukkan bahwa era tersebut akan segera tiba. Diprediksi, robot humanoid akan menjadi pemain kunci yang secara spesifik mengubah pasar konstruksi gobal pada tahun 2035. 

Prediksi Pertumbuhan Signifikan Pasar Robot Humanoid Konstruksi

Statement robot konstruksi ini tentu bukan hanya sekedar angan-angan dan asumsi semata, laporan yang dirilis oleh lembaga riset pasar terkemuka menyoroti bahwa unit bisnis robot humanoid di sektor konstruksi sedang berada di ambang pertumbuhan eksponensial. Inti berita ini adalah proyeksi bahwa penggunaan robot dengan desain menyerupai manusia akan menjadi norma baru di lokasi-lokasi proyek besar. 

Penelitian tersebut menggarisbawahi beberapa faktor pendorong, termasuk meningkatnya kekurangan tenaga kerja terampil di banyak negara maju dan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produktivitas serta keselamatan kerja. Robot humanoid dirancang untuk bekerja di lingkungan yang berbahaya, mengangkat beban berat, atau melakukan tugas berulang yang berisiko bagi manusia. Dengan kemampuan ini, robot bukan hanya menjadi alat bantu, melainkan mitra kerja yang mampu beroperasi selama 24 jam tanpa henti. 

Detail Teknologi dan Kemampuan Robot Humanoid

Robot humanoid yang ditunjukan untuk sektor konstruksi dibekali dengan teknologi canggih yang jauh melampaui mesin-mesin otomatis konvensional. Mereka umumnya dilengkapi dengan sensor spesial tingkat tinggi, sistem navigasi berbasis AI, dan mekanisme aktuator yang memungkinkan gerakatan yang presisi dan adaptif layaknya pekerja manusia. 

Salah satu fitur kunci dari pekerja humanoid ini adalah kemampuan mereka untuk belajar dari lingkungan (Machine Learning). Robot-robot ini dapat memproses data dari scanner 3D, cetak biru digital (BIM), dan instruksi verbal untuk menjalankan tugas mulai dari survey lokasi, pengangkatan material, hingga struktural yang kompleks. 

Fleksibelitas desain humanoid memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan alat-alat kerja yang dirancang untuk manusia, seperti palu, bor, atau perkakas las. Integrasi dengan sistem Building Information Modeling (BIM) juga memastikan setiap pekerjaan yang dilakukan robot berada dalam toleransi kesalahan yang sangat kecil, jauh melampaui kemampuan manusia. 

Baca juga: Hyodol: "Cucu" Versi Robot AI Korea Selatan Hadir Atasi Kasus Bunuh Diri Lansia

Dampak Ekonomi dan Manfaat Industri Jangka Panjang 

Foto: nicifour.co.id

Transisi menuju otomatisasi menggunakan robot humanoid dengan kecerdasan buatan membawa dampak besar pada konteks industri konstruksi global. Dampak utamanya adalah lonjakan efisiensi dan pengurangan biaya operasional jangka panjang, meskipun investasi awal yang dibutuhkan untuk pengadaan robot dan infrastruktur pendukungnya tergolong tinggi. 

Secara spesifik, studi menunjukkan bahwa adopsi robotika akan: 

1. Meningkatkan Keselamatan Kerja: Mengurangi secara signifikan kecelakaan di lokasi proyek dengan mengalihkan pekerjaan berbahaya, seperti bekerja di ketinggian atau menangani bahan kimia, kepada robot. 

2. Mengatasi Defisit Tenaga Kerja: Menjembatani kesenjangan akibat kekurangan pekerja muda yang tertarik pada profesi konstruksi, khususnya di negara-negara dengan populasi menua. 

3. Mempercepat Proyek: Robot dapat bekerja tanpa lelah dan dengan kecepatan konsisten, memungkinkan penyelesaian proyek konstruksi skala besar menjadi jauh lebih cepat dan risiko kecelakaan kerja yang lebih rendah. 

Hal ini secara tidak langsung juga mendorong pertumbuhan ekosistem teknologi di sekitar industri konstruksi, mencakup perusahaan penyedia perangkat lunak AI, pengembang sensor, dan penyedia layanan pemeliharaan robot. 

Baca juga: Cina Lagi: Robot Humanoid Diterjunkan Jaga Perbatasan Vietnam

Kesimpulan Arah Baru Industri Konstruksi di Era Teknologi dan Kecerdasan Buatan 

Proyeksi bahwa robot humanoid akan merevolusi pasar konstruksi pada tahun 2035 secara besar-besaran menggarisbawahi bahwa sektor ini sedang menuju masa depan dimana kecanggian teknologi menjadi standar untuk banyak hal. Dari peningkatan keselamatan kerja hingga percepatan proyek, robot humanoid menawarkan solusi yang fundamental terhadap tantangan klasik dalam industri konstruksi. Transisi ini menuntut kesiapan bukan hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari  sisi regulasi, pendidikan, dan adaptasi tenaga kerja agar Indonesia kedepannya tidak tertinggal dalam gelombang baru otomatisasi global ini. 

Baca berita dan artikel lainnya di Google News  

(AA/ZA)

  •  

Q3 2025 report shows strong growth for Xiaomi and other top brands

According to the latest market analysis by TrendForce, global smartphone production reached 328 million units in Q3 2025, representing a 9% quarter-on-quarter increase and a 7% year-on-year increase. Seasonal demand, the refreshed product portfolios of brands, and improved retail activity supported this growth. Xiaomi’s performance remained stable and competitive, thanks to strong mid-range and entry-level device demand and efficient channel stocking strategies.

Global Production Trends Strengthen in Q3 2025

Still, the smartphone market as a whole grew steadily in the third quarter as major manufacturers lined up their release schedules better with seasonal demand. According to the TrendForce market research organization, major brands started selling newly released products, which included refreshed flagship models and more affordable mid-range models that attracted a greater audience. Moreover, according to the report, profit margins might come under pressure from higher memory prices, with possible negative consequences for entry-level smartphones in the next quarters.

translated image en 6

Q4 2025 Outlook: Growth Supported by Flagships and Retail Events

TrendForce expects global production to remain stable in Q4 2025, since the launches of flagships from several brands will fall in the same quarter as large-scale e-commerce campaigns. Promotional activity and holiday-season inventory build-up are likely to undergird short-term growth. However, memory supply may tighten up a bit, slightly reducing the annual expansion rate. Given these factors, the firm now projects 1.6% year-on-year growth for the whole 2025 smartphone market, trimming its previous forecast.

Brand-wise Breakdown: Xiaomi holds strong at Third Place

Following the rebound of the market, several leading brands reported significant quarter-on-quarter increases:

  • Samsung Leads with Renewed Foldables: Samsung manufactured approximately 63 million units, while recording an 8% QoQ growth and 19% global market share. Strong sales of the Galaxy A series, apart from positive consumer response for its latest line-up of foldables, gave its high-end portfolio a boost to maintain its lead.
  • Apple Posts Record Q3 Production: Apple followed with the delivery of around 57 million iPhones, setting a new record for Q3 production. The strategy to stick with the same price while increasing the storage in the base iPhone 17 paid dividends, while the redesigned iPhone 17 Pro lineup further accelerated sales in premium categories.
  • Xiaomi Records Stable and Competitive Growth: Xiaomi, including Redmi and POCO sub-brands, reached nearly 45 million units in Q3, with a solid 6% quarter-over-quarter increase. The growth of Xiaomi was driven by holiday-season stocking and the launch of competitive new devices in multiple price segments. Users can follow the latest software and device updates of Xiaomi by using MemeOS Enhancer, which is available on Google Play for opening up hidden features and updating Xiaomi system apps.
  • OPPO Strengthens in Key Global Regions: OPPO, including OnePlus and realme, shipped around 40 million units, up 8% QoQ, driven by improving demand in India, Southeast Asia, and Latin America.
  • Transsion Expands Rapidly in Emerging Markets: Transsion, which includes the brands TECNO, Infinix, and itel, manufactured over 29 million units, up 9% QoQ for a fifth-place finish, reflecting strong gains in both African and Asian markets.
  • vivo Continues Momentum Through iQOO: In total, vivo produced about 28 million units, up more than 8% QoQ, thanks to a strong performance from the iQOO series in mid-to-high-end sales and inventory preparation for holiday demand.

The key participants are the ones who strongly desire, and personally support, the benefits associated with downtown redevelopment.

Q3 2025 global smartphone production shows stable recovery among major brands. Xiaomi maintains its strong position in the top three, thanks to strategic product launches and stable performance in major regions. Though memory pricing remains a concern, overall market conditions and Q4 flagship rollouts are likely to sustain demand.

Source

  •  

Xiaomi’s features that even iPhone users secretly wish they had

Xiaomi is speeding up its innovation tempo across smartphones, mobility, and connected ecosystems in 2025, introducing technologies that are changing the user’s expectations in the premium space. While Apple has continued to offer incremental updates to its long-standing design ethos, Xiaomi’s latest breakthroughs in battery science, camera engineering, and display health demonstrate a far more aggressive drive toward user-centric innovation. Features like HyperOS 3 integrationsilicon-carbon batteries, and advanced Leica optics have now created a playing field wherein the iPhone user base takes even more notice of the widening chasm of technological disparity. Readers can take a look at more Xiaomi developments by checking Xiaomi 16 series details or HyperOS features on our site.

Xiaomi’s Battery Revolution: Silicon-Carbon Technology

Xiaomi’s move to silicon-carbon battery architecture represents one of the most significant energy-storage upgrades in recent years. This material structure makes significantly higher energy density possible, which helps premium Xiaomi models incorporate capacities close to 7000 mAh without turning the devices too thick. Unlike traditional graphite-based lithium-ion designs, silicon anodes can hold considerably more lithium per gram, which directly contributes to superior performance under demanding use scenarios, such as 5G streaming, gaming, and extended navigation.

Xiaomi 17 Pro Battery 1

High-Power Fast Charging

Xiaomi pairs this high-capacity architecture with 100W wired and 50W wireless charging systems, allowing users to reach full charge levels in about half an hour and get rid of the traditional “overnight charging” habit. For iPhone users who are stuck at 40W, such flexibility might be extremely attractive, especially in a fast-paced or travel-intensive environment.

REDMI Charging Battery

Advanced Imaging: Xiaomi’s Optics Surpass Expectations

Xiaomi continues to strengthen the cooperation with Leica, and instead of software-heavy compensation, it focuses on superior physical imaging. The Xiaomi 15 Ultra and the upcoming 17 Ultra sport 1-inch class sensors, variable aperture modules, and even 200MP periscope telephoto units.

Xiaomi 15 Ultra Photography Kit

True Leica Optical Signature

These modules produce richer dynamic range, more natural depth transitions, and stronger color signature options like Leica Authentic and Leica Vibrant. Apple’s computational imaging does remain efficient, but Xiaomi’s superior sensor size and optics enable it to capture details which require far less post-processing intervention.

Leica 1

Display Health and Comfort: High-Frequency PWM Leadership

Emphasizing display health, Xiaomi introduces ultra-high-frequency PWM dimming, sometimes as high as 2160 Hz or even more. This diminishes visual fatigue, particularly in low-brightness conditions where users of the iPhone often suffer due to flicker-induced strain. Display tuning by Xiaomi positions the company among the leading brands in ergonomic screen engineering.

Xiaomi Display

Ecosystem Interoperability: Beyond Conventional Boundaries

Compared to ordinary vertically restricted environments, HyperOS 3 gives users a more adaptive ecosystem. Beyond smartphones and tablets, it supports wearables, smart home devices, and even the Xiaomi SU7 electric vehicle platform. All this multilayer integration is part of Xiaomi’s “Human–Car–Home” long-term strategy of easing friction in cross-environment interactions.

Xiaomi HyperConnect brings cross ecosystem compatibility with Apple Devices

In 2025, Xiaomi continues to innovate at a relentless pace, while its bold approach is gradually resetting expectations across the entire smartphone market. While competitors race to launch incremental upgrades, Xiaomi persists in bringing meaningful, user-centric breakthroughs to the market that constantly question long-standing industry status quo. With advances in battery science, imaging, display comfort, and ecosystem intelligence, Xiaomi remains one of the select few able and willing to reshape what the modern flagship experience should look and feel like. But as the landscape shifts, one thing becomes clear: Xiaomi is not just competing; it’s setting the cadence for the next frontier.

  •  

Linux Distros Designed for Former Windows Users Are Picking Up Steam

Linux Distros Designed for Former Windows Users Are Picking Up Steam

For years, Windows users frustrated with constant changes, aggressive updates, and growing system bloat have flirted with switching to Linux. But 2025 marks a noticeable shift: a new generation of Linux distributions built specifically for ex-Windows users is gaining real traction. One of the standout examples is Bazzite, a gaming-optimized Fedora-based distro that has quickly become a go-to choice for people abandoning Windows in favor of a cleaner, more customizable experience.

Why Many Windows Users Are Finally Jumping Ship

Microsoft’s ecosystem has been slowly pushing some users toward the exit. Hardware requirements for Windows 11 left millions of perfectly functional PCs behind. Ads on the Start menu and in system notifications have frustrated many. And for gamers, launcher problems, forced reboots and background processes that siphon resources have driven a search for alternatives.

Linux distributions have benefited from that frustration, especially those that focus on simplicity, performance and gaming readiness.

Gaming-First Distros Are Leading the Movement

Historically, switching to Linux meant sacrificing game compatibility. But with Valve’s Proton layer and Vulkan-based translation technologies, thousands of Windows games now run flawlessly, sometimes better than on Windows.

Distros targeting former Windows users are leaning into this new reality:

  • Seamless Steam integration

  • Automatic driver configuration for AMD, Intel and NVIDIA

  • Built-in performance overlays like MangoHUD

  • Proton GE and tools for modding or shader fixes

  • Support for HDR, VR and modern controller layouts

This means a new Linux user can install one of these distros and jump straight into gaming with almost no setup.

Bazzite: A Standout Alternative OS

Bazzite has become the poster child for this trend. Built on Fedora’s image-based system and the Universal Blue infrastructure, it offers an incredibly stable base that updates atomically, similar to SteamOS.

What makes Bazzite so attractive to Windows refugees?

  • Gaming-ready out of the box no tweaking, no driver hunts

  • Rock-solid performance thanks to an immutable system layout

  • Support for handheld PCs like the Steam Deck, ROG Ally and Legion Go

  • Friendly workflows that feel familiar to new Linux users

  • Customization without the risk of breaking the system

It’s no surprise that many “I switched to Linux!” posts now mention Bazzite as their distro of choice.

  •  

Meta Gaet Desainer Veteran Apple ke Studio Kreatif Baru: Reality Labs

Foto: Unsplash

Teknologi.id -  Perusahaan platform Meta merancang studio kreatif baru di dalam divisi Reality Labs, dipimpin oleh Alan Dye, salah satu tokoh penting dalam sejarah desain Apple. Dye, yang menghabiskan hampir 20 tahun memimpin desain di Apple, akan bekerja sama dengan Billy Sorrentino, seorang desainer Apple lain.

CEO Meta Mark Zuckerberg mengumumkannya di Threads, tentang studio baru yang akan menggabungkan "desain, mode, dan teknologi" untuk membantu memperjelas "generasi selanjutnya dari produk dan pengalaman kami", termasuk peangkat yang dilengkapi Artificial Intelligence.

Perekrutan Strategis dan Latar Belakang Desain Ikonik

Foto: Getty Images

Perekrutan Dye merupakan kemanangan besar untuk Meta, mendapatkan talenta terbaik dari kompetitor terbesarnya di hardware dan perlombaan komputasi spasial. Ia sebelumnya memimpin studio desain Apple sejak 2015, beroperasi di tingkat tertinggi hierarki kreatif yang terkenal dari perusahaan tersebut. Dye berperan penting dalam membentuk software dan identitas visual dari banyak perangkat-perangkat paling sukses, memastikan pengalaman pengguna yang kohesif dan intuituif.

Tidak hanya tampilan untuk Apple Watch dan iPhone X, tapi juga bahasa desain inti dari headset Vision Pro yang baru-baru ini diluncurkan. Baru-baru ini, ia bertanggung jawab atas Liquid Glass, bahasa desain baru Apple yang transparan di beberapa perangkatnya, bersama timnnya, ia dilaporkan sedang mengerjakan perangkat rumahan baru.

Bergabungnya Dye dan Sorrentino yang diketahui atas keahlian mereka dalam menyatukan pengalaman fisikal dan digital, merupakan langkah kompetitif yang jelas terhadap Apple, yang mendominasi pasar desain perangkat keras premium. Angka perekrutan yang menjadi inti dari filosofi Apple menunjukkan bahwa Meta sedang mengalihkan fokusnya ke prinsip-prinsip desain berkualitas tinggi dan berorientasi pada manusia yang telah disempurnakan oleh Apple. Zuckerberg menyatakan bahwa tujuan studio tersebut adalah untuk “meningkatkan desain di Meta” dengan membentuk tim talenta yang memiliki “keahlian, visi kreatif, pemikiran sistematis, dan pengalaman mendalam dalam mengembangkan produk ikonik yang menghubungkan perangkat keras dan perangkat lunak.”

Baca juga: Meta Hadirkan Fitur Edit Foto dan Video Berbasis AI di Instagram Stories

Misi Utama: Mengintegrasikan AI sebagai "Material Baru"

Tujuan utama studio kreatif baru ini berhubungan dekat dengan AI generatif milik Meta. 

"Rencananya kami akan memperlakukan AI sebagai material desain baru, apa yang menjadi mungkin ketika kecerdasan tersebut melimpah, mampu, dan berorientasi pada manusia,” Tulis Zuckerberg, menekankan peran penting studionya dalam mengintegrasikan AI dengan mulus ke dalam produk perangkat masa depan. 

Tujuannya adalah untuk bertransisi dari interaksi tradsional ke perangkat yang diperkuat AI, seperti smart glasses, yang terasa sangat alami pada pengguna, tantangan desain saat Apple begitu naik. Bakat hebat untuk mengakuisisi ini menyorot urgensi Meta untuk mengejar dan memperjelas era estetika dan manfaat komputasi spasial sebelum Vision Pro milik Apple diterapkan lebih luas.

Baca juga: Lagi-lagi! Eksekutif AI Apple Dibajak Meta, Persaingan Silicon Valley Makin Panas

Struktur Tim dan Masa Depan Wearable

Dye dan Sorrentino akan bekerja dengan pemimpin-pemimpin desain internal, termasuk Joshua To dari tim interface Reality Labs, pemimpin desain industri Pete Bristol, dan Jason Rubin, yang memimpin desain dan seni untuk metaverse. Dyea akan melapor ke ketua pegawai teknologi Meta dan kepala Reality Labs, Andrew Bosworth, yang memuji Dye sebagai "salah satu pemimpin desainer terhebat industri kita."

Zuckerberg menggambarkan langkah ini sebagai hal yang esensial bagi upaya Meta memasuki era baru perangkat seperti kacamata AI. “Kita sedang memasuki era baru di mana kacamata AI dan perangkat lain akan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi dan satu sama lain,” katanya. CEO tersebut menyimpulkan bahwa studio tersebut akan fokus pada memastikan setiap interaksi “berpikir mendalam, intuitif, dan dirancang untuk melayani manusia” saat mereka mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.

Perekrutan ini mengikuti langkah Meta sebelumnya dalam merekrut pemimpin tim model AI Apple, Ruoming Pang, yang menandakan fokus kuat pada perekrutan talenta di bidang AI dan desain seiring dengan meningkatnya persaingan dalam teknologi wearable. Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kepergian para pemimpin desain terkemuka tersebut, terutama mereka yang memiliki pemahaman mendalam tentang filosofi desain dasar Vision Pro.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Libur Tahun Baru Makin Dekat! Ini 5 Aplikasi Muslim-Friendly untuk Traveler


Foto: ttgasia.com

Teknologi.id
- Libur Tahun Baru selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi banyak orang untuk jalan-jalan ke luar negeri, menjelajahi tempat baru, atau sekadar menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Bagi traveler Muslim, merencanakan perjalanan kadang membutuhkan perhatian lebih, mulai dari mencari tempat makan halal, menemukan masjid terdekat, hingga memastikan akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan syariah. Untungnya, di era digital saat ini, sejumlah aplikasi siap membantu perjalanan Anda menjadi lebih nyaman, praktis, dan menyenangkan. Berikut 5 aplikasi Muslim-friendly yang wajib dimiliki sebelum libur tahun baru.

5 Aplikasi Wajib Cek untuk Liburan Halal dan Nyaman Akhir Tahun

1. HalalTrip, Penunjuk Destinasi

Foto: google play

HalalTrip fokus membantu traveler menemukan destinasi yang ramah Muslim. Dengan fitur peta interaktif, pengguna bisa menelusuri masjid, restoran halal, dan hotel bersertifikat halal di berbagai negara. Aplikasi ini juga menyediakan rekomendasi aktivitas wisata yang sesuai syariah, sehingga perjalanan tidak hanya menyenangkan tapi juga nyaman secara spiritual. Selain itu aplikasi ini Dilengkapi teknologi AI, aplikasi ini mampu membuat itinerary otomatis sesuai preferensimu

2. Zabihah, Penunjuk Tempat Makan Halal 


Foto: App store

Bagi traveler yang gemar mencoba kuliner lokal, Zabihah menjadi solusi tepat. Aplikasi ini berisi ribuan restoran halal di seluruh dunia, lengkap dengan ulasan dari pengguna. Fitur pencarian memungkinkan Anda memfilter berdasarkan jenis makanan, jarak, atau harga. Dengan Zabihah, liburan sambil menikmati kuliner halal menjadi lebih mudah tanpa harus khawatir. Dari Beberapa informasi, aplikasi ini bahkan dapat diakses secara offline, dan aplikasi ini memiliki tampilan yang sederhana membuat Zabihah nyaman digunakan oleh traveler internasional.

3. Muslim Pro, Panduan Hidup dan Perjalanan Muslim


Foto: google play

Muslim Pro sudah menjadi aplikasi andalan banyak traveler Muslim di seluruh dunia. Aplikasi ini menawarkan jadwal shalat yang akurat berdasarkan lokasi, arah kiblat, serta panduan doa harian. Fitur “Find Halal Restaurant” memungkinkan pengguna mencari restoran halal di berbagai kota, bahkan saat berada di luar negeri. Muslim Pro juga menyediakan Al-Qur’an digital lengkap dengan terjemahan dan audio, sehingga ibadah dan perjalanan bisa berjalan seiring. Bagi traveler yang sering berpindah kota atau negara, Muslim Pro menjadi panduan praktis agar ibadah tetap tepat waktu.

Baca juga: Canva Rilis Creative OS: Desain, Edit, dan Nulis Kini Cukup di Satu Aplikasi!

4. Sirat Guidance, AI Islamic Assistant

Foto: google play

Sirat Guidance adalah asisten Islami berbasis AI yang dirancang khusus untuk membantu traveler Muslim selama perjalanan. Selain menyediakan jadwal salat, doa harian, dan Al-Qur’an digital, aplikasi ini dapat menjawab pertanyaan seputar Islam dan memberikan tips traveling halal sesuai lokasi pengguna. Fitur pendukungnya lengkap, mulai dari kompas kiblat untuk menentukan arah salat, kumpulan doa dan wazifa yang tersusun rapi, hingga kalender hijriyah untuk mengikuti waktu-waktu penting dalam Islam. Dengan rangkaian fitur ini, rutinitas ibadah tetap terjaga, sekaligus membuat perjalanan menjadi lebih nyaman dan terstruktur. Sirat Guidance menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih mudah, praktis, dan mendukung keb utuhan spiritual pengguna.

5.Where Halal


Foto: google play)


Where Halal adalah platform yang menyediakan informasi lengkap tentang restoran halal dan fasilitas Muslim-friendly di berbagai negara. Aplikasi ini menampilkan review komunitas, peta restoran, serta lokasi masjid terdekat, sehingga sangat membantu traveler Muslim dalam menjelajahi destinasi baru. Meskipun belum memiliki fitur AI, keunggulan Where Halal terletak pada penunjuk jangkauan area yang luas dan navigasi yang sederhana, membuatnya praktis digunakan saat mencari kuliner halal atau tempat ibadah dengan cepat. Dengan aplikasi ini, perjalanan menjadi lebih nyaman karena semua informasi penting dapat diakses dari satu tempat. Where Halal bisa jadi pilihan terpercaya bagi para traveler yang ingin menikmati kuliner halal dan menjalankan ibadah tanpa ribet.

Manfaat Menggunakan Aplikasi Muslim-Friendly

Menggunakan aplikasi-aplikasi ini tidak hanya memudahkan perjalanan, tetapi juga membantu traveler Muslim merencanakan liburan lebih efisien. Dari perencanaan akomodasi, pencarian kuliner halal, hingga penentuan lokasi ibadah, semua bisa dilakukan dari genggaman tangan. Selain itu, beberapa aplikasi menyediakan fitur komunitas atau ulasan pengguna, sehingga traveler bisa mendapatkan rekomendasi terpercaya dari sesama pengguna. Dengan informasi yang akurat dan terpercaya, perjalanan menjadi lebih aman, nyaman, dan menyenangkan. Memanfaatkan aplikasi ini akan mempermudah persiapan liburan, membuat perjalanan tetap nyaman, dan memastikan pengalaman berwisata tetap tenang karena terhindar dari makanan nonhalal. 

Baca juga: Geger! India Minta iPhone Dipasang Aplikasi Pelacak, Apple Tegas Menolak

Baca berita daan artikel lainnya di Google News


(IR/ZA)


  •  

Spotify Wrapped 2025 Resmi Rilis! Begini Cara Akses Clubs dan Pesta Musikmu

Foto: Spotify

Teknologi.id – Penantian para pencinta musik di Indonesia telah berakhir. Platform streaming musik global, Spotify, secara resmi meluncurkan fitur rekap musik tahunan yang paling ditunggu-tunggu, Spotify Wrapped 2025. Mulai Rabu (3/12/2025), fitur kilas balik ini sudah dapat diakses oleh pengguna di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menawarkan pengalaman mendengarkan yang lebih mendalam, personal, dan, untuk pertama kalinya, sangat sosial.

Tahun ini, Spotify menghadirkan sejumlah pembaruan signifikan yang dirancang untuk memberikan insight yang lebih kontekstual, mengubah Wrapped dari sekadar ringkasan pribadi menjadi momen perayaan komunitas. Dua fitur baru yang paling menonjol adalah Wrapped Party dan Clubs.

Ekspansi Sosial: Wrapped Party dan Clubs

Setiap tahun, fitur baru Spotify Wrapped selalu menjadi sorotan utama, dan 2025 tidak terkecuali. Spotify memperkenalkan Wrapped Party, sebuah fitur inovatif yang memungkinkan pengguna merayakan dan membandingkan Wrapped mereka secara langsung bersama teman-teman.

Fitur Wrapped Party memungkinkan interaksi langsung antar pengguna. Pengguna dapat membandingkan kebiasaan mendengarkan mereka, melihat seberapa besar kecocokan selera musik yang dimiliki, dan berinteraksi menggunakan ikon emoji. Selain itu, fitur ini juga memberikan berbagai award unik yang telah disesuaikan dengan pola mendengarkan masing-masing individu. Beberapa award yang tersedia antara lain "The Forever Young Award", "Life of the Party", dan "The Absolute Chaos Award".


Foto: Spotify

Wrapped Party dapat diakses melaluiWrapped Hub di aplikasi Spotify, atau setelah pengguna menyelesaikan rangkaian Wrapped pribadi mereka. Ini menandai upaya Spotify untuk mengubah pengalaman mendengarkan yang biasanya soliter menjadi acara komunal, memanfaatkan momen akhir tahun untuk meningkatkan interaksi sosial di dalam platform.

Selain Wrapped Party, Spotify juga memperkenalkan fitur Clubs (atau Listening Clubs). Melalui fitur ini, pengguna akan dikelompokkan ke dalam salah satu dari enam klub berbeda berdasarkan karakter dan suasana musik yang paling sering mereka dengarkan sepanjang tahun. Setiap klub mewakili gaya mendengarkan tertentu, seperti:

  • Full Charge Crew, yang mencerminkan karakter pengguna yang identik dengan lagu-lagu berenergi tinggi.
  • Cloud State Society, bagi pengguna yang lebih sering memilih lagu bernuansa tenang dan relaksasi.

Fitur Clubs ini memberikan identitas unik kepada pengguna, menciptakan rasa kebersamaan di antara mereka yang memiliki selera musik yang serupa, melampaui sekadar genre atau artis teratas.

Baca juga: Harga Langganan Spotify Terbaru di Indonesia 2025, Mulai Rp 39 Ribuan

Insight Lebih Dalam: Listening Age dan Archive

Spotify Wrapped 2025 juga membawa beberapa fitur insight yang lebih mendalam mengenai kebiasaan mendengarkan:

  • Listening Archive: Fitur baru ini memberikan setidaknya lima insight unik berdasarkan pola mendengarkan harian pengguna, memberikan gambaran personal mengenai hari-hari paling berkesan dalam perjalanan musik mereka.
  • Listening Age: Fitur ini menawarkan perspektif unik, membandingkan selera musik pengguna dengan orang lain dalam kelompok usia mereka.

Fitur Klasik yang Tetap Hadir

Meskipun banyak pembaruan, beberapa fitur klasik yang disukai pengguna tetap dihadirkan dan diperbarui:

  • Top Songs and Accompanying Playlist: Pengguna dapat melihat lima lagu teratas mereka dan mendapatkan playlist yang dipersonalisasi, Your Top Songs 2025.
  • Top Genres: Daftar genre yang mendominasi tahun pengguna.
  • Top Song Quiz: Kuis interaktif untuk menebak lagu nomor satu yang paling sering didengarkan.
  • Top Artist Sprint: Memvisualisasikan bagaimana peringkat lima artis teratas pengguna bergeser dari bulan ke bulan.
  • Top Artists: Daftar artis teratas.

Foto: Spotify

Fitur-fitur ini, ditambah dengan kehadiran podcast dan audiobook dalam rekap, menjadikan Wrapped sebagai rangkuman menyeluruh dari konsumsi audio digital pengguna selama satu tahun penuh.

Cara Akses Spotify Wrapped 2025 di Indonesia

Bagi pengguna di Indonesia yang sudah tidak sabar untuk melihat "rapor" musik mereka, Kompas.com telah merinci cara mengaksesnya:

  1. Perbarui Aplikasi: Langkah pertama dan terpenting adalah memastikan bahwa aplikasi Spotify di perangkat seluler Anda (baik Android maupun iOS) sudah dalam versi terbaru.
  2. Buka Aplikasi: Buka aplikasi Spotify.
  3. Cari Wrapped Hub: Fitur Spotify Wrapped 2025 biasanya akan muncul sebagai banner atau tab di bagian atas halaman Home aplikasi.
  4. Akses Langsung: Pengguna juga dapat mencari Wrapped Hub melalui kolom pencarian di aplikasi atau mengaksesnya melalui tautan khusus (namun disarankan mengakses langsung melalui aplikasi untuk pengalaman terbaik).

Baca juga: Apple Music Replay 2025 Telah Hadir, Apa Saja Yang Baru?

Syarat Minimal: Untuk dapat menerima Wrapped yang dipersonalisasi, pengguna harus memiliki riwayat mendengarkan yang cukup dari awal tahun hingga menjelang akhir tahun, termasuk mendengarkan beberapa artis dan lagu dalam durasi tertentu.

Peluncuran Spotify Wrapped 2025 ini memperkuat posisi Spotify sebagai pemimpin dalam menyediakan pengalaman streaming musik yang tidak hanya kaya fitur, tetapi juga emosional dan interaktif. Dengan inovasi seperti Wrapped Party dan Clubs, Spotify berhasil mengubah momen kilas balik pribadi menjadi fenomena budaya global yang dirayakan bersama-sama. Pengguna di Indonesia diimbau untuk segera memperbarui aplikasi mereka dan bersiap untuk membagikan selera musik unik mereka di media sosial.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News  

(WN/ZA) 

  •  

Temuan Baru! Tanaman Paku Bisa Olah Logam Berat Jadi Bahan Baku Teknologi


Foto: ilustrasi AI

Teknologi.id
- Di tengah pesatnya perkembangan teknologi global, kebutuhan akan bahan baku penting seperti unsur tanah jarang (UTJ) terus meningkat. Sayangnya, pasokan UTJ masih sangat terbatas dan proses penambangannya kerap menimbulkan kerusakan lingkungan. Namun, sebuah terobosan ilmiah terbaru membuka harapan baru: ternyata alam memiliki cara unik dan lebih ramah lingkungan untuk menghasilkan unsur penting tersebut—melalui tanaman paku. Penelitian mutakhir mengungkap bahwa tumbuhan sederhana ini mampu mengolah logam berat dari tanah menjadi mineral bernilai tinggi yang menjadi fondasi teknologi modern. Siapa sangka, tumbuhan yang selama ini terlihat sederhana justru menyimpan kemampuan luar biasa. Tanaman paku, yang banyak tumbuh liar di hutan tropis maupun lingkungan lembap, ternyata mampu “mengolah” logam berat dalam tanah menjadi unsur bernilai tinggi. Unsur tersebut bahkan menjadi komponen vital dalam perangkat elektronik modern hingga teknologi industri masa depan.

Baca juga: Canggih, Peneliti Ciptakan Tanah Elektronik yang Bisa Percepat Pertumbuhan Tanaman

Proses dari Akar Hingga Daun

Penelitian terbaru di Tiongkok mengungkap fakta mencengangkan. Tanaman paku mampu membentuk kristal-kristal kecil yang mengandung unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE). UTJ adalah kelompok logam yang menjadi bahan baku penting bagi perangkat teknologi canggih seperti baterai, ponsel pintar, turbin angin, hingga kendaraan listrik. Proses pembentukan Unsur Tanah Jarang (UTJ) ini dimulai saat akar tanaman paku menyerap logam berat dari tanah, terutama pada area yang tercemar atau kaya mineral. Logam berat tersebut kemudian diproses secara alami di dalam jaringan tanaman sebelum akhirnya disimpan pada batang atau daun dalam bentuk kristal kecil yang mengandung UTJ. Para ilmuwan menyebut mekanisme ini sebagai bentuk penambangan alami yang sangat efisien dan ramah lingkungan. Jika penambangan tradisional membutuhkan alat berat, eksplosif, dan teknik ekstraksi kimia yang berpotensi merusak lingkungan, maka tanaman paku melakukan proses ini secara alami tanpa polusi tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa alam sebenarnya memiliki mekanisme yang jauh lebih cerdas dan berkelanjutan dibandingkan beberapa metode industri modern.

Menghasilkan Unsur Penting bagi Teknologi Modern

Dalam studi yang dikutip dari NDTV, para ilmuwan menegaskan bahwa UTJ sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan energi bersih dan teknologi masa depan. Namun, pasokan UTJ saat ini masih terkendala oleh tantangan geopolitik dan risiko kerusakan lingkungan akibat metode penambangan konvensional. Karena itu, kemampuan tanaman paku untuk menghasilkan UTJ dipandang sebagai terobosan besar. Peneliti menemukan bahwa tumbuhan ini mampu menghasilkan monasit, salah satu mineral penghasil UTJ, dalam bentuk kristal berukuran sangat kecil namun signifikan dari sisi manfaat.Yang membuat temuan ini semakin mengejutkan, UTJ atau monasit biasanya terbentuk di perut bumi melalui proses geologis yang membutuhkan panas dan tekanan ekstrem. Namun, untuk pertama kalinya, para ilmuwan membuktikan bahwa monasit dapat terbentuk dalam kondisi suhu normal di dalam tubuh tanaman paku.

Baca juga: Keajaiban Genetika! Peneliti Ciptakan Tanaman Pembersih Udara Setara 30 Air Purifier



Foto: collections.tepapa.govt

Tanaman Blechnum Orientale

Penelitian berfokus pada spesies paku bernama Blechnum orientale, yang sudah lama dikenal sebagai tanaman hiperakumulator. Hiperakumulator adalah tanaman yang mampu menyerap logam berat hingga 1%. Jumlah yang sangat tinggi dibandingkan tanaman biasa. Blechnum orientale tumbuh dengan mudah pada tanah dan air dengan kadar logam tinggi, menjadikannya kandidat ideal untuk proses penyerapan dan transformasi mineral. Menurut Liuqing He, ahli geokimia dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang memimpin studi tersebut, penemuan ini benar-benar tak terduga. “Memahami dan memvalidasi kemampuan unik ini adalah pencapaian besar dalam bidang ilmu tanaman dan geologi,” ujarnya.

Penemuan bahwa tanaman paku dapat menghasilkan unsur tanah jarang secara alami membuka peluang besar untuk masa depan teknologi yang lebih hijau. Di tengah meningkatnya kebutuhan industri terhadap material penting dan meningkatnya kekhawatiran akan dampak penambangan, kemampuan biologis tanaman paku menjadi harapan baru.Selain manfaat teknologi, kemampuan tanaman paku ini juga menawarkan solusi ekologis bagi tanah yang tercemar logam berat. Tanah bekas industri atau pertambangan biasanya memerlukan biaya tinggi untuk direhabilitasi. Dengan tanaman paku, tanah dapat dibersihkan secara alami, mengurangi risiko pencemaran lanjutan Alam kembali membuktikan bahwa solusi masa depan tidak selalu harus ditemukan melalui mesin dan teknologi rumit. 

Baca berita daan artikel lainnya di Google News

(IR/ZA)

  •  

Roblox Diblokir Rusia, Gara-gara Konten LGBT dan Isu Ekstremis

Foto: Roblox

Teknologi.id -  Platform game online Roblox telah di-ban Rusia. Roblox sendiri merupakan platform berisi konten yang dibuat pengguna (user-generated content) yang memberikan kebebasan berkreativitas pada pemain untuk merancang dan membagikan game atau pengalaman virtual, serupa dengan MInecraft. Platform ini menaungi berbagai komunitas dengan beragam ketertarikan, termasuk game roleplay atau bermain peran dan kelompok solidaritas LGBTQ. Sementara di Rusia, advokasi mengenai LGBTQ tergolong sebagai "kegiatan ekstremis".

Yang Mendasari Pemblokiran

Badan pengawas komunikasi federal Rusia, Roskomnadzor mengatakan hadirnya konten LGBTQ di platform tersebut merupakan salah satu alasannya di-ban. Menurut pernyataan dan laporan dari lembaga pemerintahan, pihak yang berwenang telah berencana untuk melarang Roblox sejak awal tahun. 

Roskomnadzor membenarkan larangannya dengan menuduh game tersebut menyebarkan konten yang diduga mempromosikan kegiatan ekstremis dan teroris, ditambah terdapat informasi mengenai "tema LGBT". Menurut badan pengawas, platform tersebut mengandung konten yang "berpotensi berdampak negatif pada perkembangan spiritual dan moral anak-anak."

"Dalam game, anak-anak terpapar pelecehan seksual, dipaksa untuk membagikan foto-foto tidak senonoh, dan mendorong mereka untuk berbuat tidak senonoh dan melakukan kekerasan,"  Ucap pihak sensor Rusia.

Ia menambahkan bahwa Roblox terkenal di antara pelaku pedofilia yang bertemu dengan anak-anak kecil di obrolan game hingga kontak langsung di dunia nyata.

Sampai saat ini, Roblox belum memberikan komentar mengenai pemblokiran tersebut.

Roblox memiliki 151,5 juta pengguna aktif setiap harinya dari seluruh dunia.

Baca juga: Roblox Lolos dari Ancaman Blokir, Komitmen Lindungi Anak di Indonesia

Tantangan Keamanan dan Moderasi

Pemblokiran tersebut menantang Roblox untuk memperluas dan moderasi keamanan. Beberapa laporan menyoroti seringnya anak di bawah umur bertemu predator anak. Di Amerika Serikat, Roblox telah menghadapi penyelidikan hukum dari Jaksa Agung di Texas dan Louisiana.

Sejak saat itu, Roblox membuat pemeriksaan usia dan alat moderasi konten untuk menjaga keamanan anak-anak. Dimulai pada Januari, perusahaan ini berencana untuk mengimplementasikan verifikasi wajah wajib agar dapat mengakses fitur chat. Roblox meminta para developer untuk menandai konten yang "banyak mengandung isu sosial, politik, atau keagamaan yang sensitif" agar anak berusia di bawah 13 tahun harus mendapat izin orang tua untuk dapat mengakses konten tersebut.

Meski begitu, peraturan tersebut menimbulkan reaksi negatif dari kelompok advokasi seperti Out Making Games, Women in Games, dan BAME in Games, yang mewakili kelompok minoritas di industri gaming. Melalui surat terbuka, kelompok tersebut menuliskan bahwa Roblox menganggap topik "kesetaraan gaji dalam olahraga" sebagai topik negatif.

Mereka mengkritisi pendekatan tersebut dengan mengatakan: "Meskipun pengawasan orang tua memiliki tujuan penting, tidak seharusnya ini mengorbankan martabat dasar manusia," Mereka menyerukan agar Roblox "mempertimbangkan kembali pedoman ini dan menemukan cara untuk melindungi pengguna muda tanpa mendiskriminasi atau membungkam suara."

Dalam situs resminya, Roblox menegaskan komitmen kuatnya terhadap keamanan pengguna menggunakan teknologi AI, tim moderator, dan berkolaborasi dengan penengak hukum dan pakar keamanan anak. Sebelumnya, Roblox telah diblokir di beberapa negara, termasuk Irak dan Türkiye, karena khawatir predator online menggunakannya untuk mendekati anak-anak.

Baca juga: Roblox Wajibkan Verifikasi Wajah Mulai 2026: Aturan Baru Demi Keamanan Anak

Tindakan Keras Rusia dalam Dunia Digital

Foto: Duolingo Blog

Pemblokiran ini menambah layanan dari barat yang dibatasi Rusia. Roskomnadzor telah memblokir akses pada platform media dan teknologi asing yang dianggap melanggar hukum Rusia selama beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, Duolingo, aplikasi untuk mempelajari berbagai bahasa, menghapus semua referensi ke hubungan sesama jenis setelah diperingatkan oleh Roskomnadzor tentang konten LGBTQ. 

Di 2023, Rusia merancang apa yang disebut "gerakan internasional LGBT" sebagai organisasi ekstremis dan pendukungnya disebut sebagai teroris, yang membawa ke ancaman pidana serius.

Pada Agustus tahun ini, Rusia juga membatasi beberapa telepon via WhatsApp dan Telegram. Kedua aplikasi tersebut diduga menolak untuk memberikan data guna penyelidikan penipuan dan terorisme. Minggu lalu, Roskomnadzor mengancam akan benar-benar memblokir WhatsApp.

Menurut Appfigures, sebuah firma intelijen aplikasi, Roblox diperkirakan diinstal 70 juta kali di Rusia pada perangkat seluler, dengan sekitar 8 juta unduhan sepanjang tahun ini.

Dengan larangan ini, apakah Rusia berhasil melindungi anak-anak, atau justru membatasi kebebasan digital?



Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


  •  

Monetisasi FB Pro Tertahan, Apa yang Salah?

Foto: Tirto.Id

Teknologi.Id - Mode professional Facebook (FB Pro) membuka peluang besar bagi kreator untuk mendapatkan penghasilan langsung. Dengan adanya FB Pro, profil pribadi berubah menjadi lebih profesional, status “Teman” otomatis berubah menjadi “Pengikut”, dan fitur analitik ditambahkan untuk memantau performa akun.

Tujuannya jelas membantu kreator membangun eksistensi sekaligus memperoleh pendapatan. Namun dibalik peluang ini terdapat tantangan besar berupa syarat monetisasi yang ketat dan seringkali membingungkan bagi pemula. 

 Baca Juga: VOD FB Pro Peluang dapat Cuan, Engagement dan Branding Diri

Mengapa Monetasi di FB Pro Sulit Dicapai?

Banyak kreator FB Pro belum memenuhi syarat monetisasi karena beberapa faktor utamanya:

  1. Jumlah pengikut belum mencukupi untuk fitur dasar seperti Stars, karakter wajib memiliki minimal 500 pengikut aktif selama 30 hari. Sementara untuk iklan in-stream, syaratnya jauh lebih tinggi yaitu 10.000 pengikut dan 600.000 menit tayang dalam 60 hari.
  2. Kurangnya jam tayang dan interaksi, monetisasi iklan menuntut jumlah tayangan yang besar. Kreator yang hanya mengungkapkan sekali sulit mencapai angka 60.000 - 600.000 menit tayang. Selain itu, interaksi seperti like, comment dan share, juga menjadi indikator terpenting dalam proses monetisasi.
  3. Pelanggaran kebijakan konten, satu kali pelanggaran terhadap Standar Komunitas atau Kebijakan Monetisasi Mitra bisa langsung berdampak dengan menggagalkan kesempatan monetisasi. Konten yang dianggap tidak original, melanggar hak cipta, atau berisi ujian kebencian akan langsung ditolak.
  4. Tidak konsisten mengunggah konten, konsistensi adalah kunci. Kreator yang tidak memiliki jadwal posting teratur dianggap kurang serius, sehingga peluang untuk menerima undangan monestasi semakin kecil
  5. Kualitas konten kurang memadai, Facebook lebih mengutamakan konten original dan berkualitas tinggi. Kreator yang hanya mengunggah ulang video orang lain tanpa izin akan sulit untuk lolos select

Fitur Stars dalam Monetisasi

Fitur Stars sering dianggap sebagai pintu masuk monetisasi paling ringan di Facebook. Sistem ini memungkin audien memberikan “Bintang” sebagai bentuk dukungan langsung kepada kreator. Setiap bintang yang diterima dapat dikonversi sebagai uang tunai, sehingga menjadi sumber pendapatan yang relatif mudah diakses. 

Syarat untuk mengaktifkan fitur Stars tergolong sederhana, seperti:

  • Peraturan harus memiliki minimal 500 pengikut selama 30 hari berturut-turut.
  • Usia kreator minimal 18 tahun.
  • Akun wajib Standar Komunitas dan Kebijakan Monetisasi Konten.
  • Kreator harus tinggal di negara yang mendukung fitur ini, masuk Indonesia.

Bagi kreator pemula, Stars menjadi langkah awal yang paling realistis. Dengan membangun komunitas kecil yang loyal, karakter bisa mulai merasakan manfaat finansial tanpa harus mengejar angka tayangan yang besar. Namun meski memiliki syarat ringan, konsistensi dan kualitas konsentrat menjadi faktor penentu agar audiens mau memberikan dukungan.

Baca Juga: FB Bawa Kembali Fitur Lapangan Kerja di Marketplace

Apa Berbedanya Iklan dengan Stars di Monetasi?

Berbeda dengan Stars, monetisasi melalui iklan in-stream atau iklan di Reels penutup persyaratan yang lebih kompleks. Program ini memang menjanjikan pendapatan lebih besar, tapi hanya bisa dicapai oleh kreator yang basis yang kuat dan konten yang konsisten.

Untuk iklan in-stream, syarat yang harus dipenuhi antara lain:

  • Minimal 10.000 pengikut.
  • Memiliki 60.000 hingga 600.000 menit tayangan dalam 60 hari terakhir, tergantung jenis video (on-demand atau live).
  • Konten harus memenuhi syarat kualitas dan kepatuhan terhadap kebijakan Meta.

Sistem Undangan dalam Monetisasi

Saya berbasis angka, Meta juga menerapkan sistem undangan eksklusif untuk fitur seperti iklan di Reels dan Bonus. Undangan ini tidak diberikan secara acak, melainkan berdasarkan penilaian tim Meta terhadap kualitas akun, engagement dan keaslian konten. 

Hal ini menimbulkan dilema, masih kreator sudah memenuhi syarat angka tanpa undangan resmi mereka tetap tidak bisa mengakses fitur ini.

Syarat Agar FB Pro Lolos Monetisasi

Bagi kreator pemula, ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan: 

  • Aktifkan fitur rekomendasi, agar konten lebih mudah ditemukan audien baru.
  • Dari pelanggaran kebijakan, karena sekali melanggar bisa langsung gagal.
  • Fokus pada konten original, dengan kualitas visual dan audio yang baik.
  • Konsistensi posting, beberapa kali seminggu untuk menjaga aktivitas akun.
  • Bangun interaksi sehat, dengan audien melalui komentar, like dan share.

Mana yang Lebih Penting Produktivitas atau Aturan Ketat?

FB Pro memang membuka peluang besar, tetapi syarat monetisasi yang tetap membuat banyak rata merasa terhambat. Pertanyaannya, “Apakah aturan ini benar-benar melindungi kualitas konten, atau justru membatasi kreativitas pemula?”.

Meta beralasan bahwa aturan ketat diperlukan untuk menjaga ekosistem konten tetap sehat. Namun, bagi kreator baru syarat ini seringkali terasa seperti tembok tinggi yang sudah ditempuh. Jumlah pengikut, jam tayang, kualitas konten dan kepatuhan terhadap kebijakan menjadi faktor utama yang menentukan monetisasi. Peraturan gagal memenuhi syarat biasanya terlambat oleh kurangnya konsistensi, pelanggaran kebijakan, atau belum mencapai target angka yang ditentukan.

Dengan memenuhi aturan dan penerapan strategi yang tepat, creator bisa meningkatkan peluang lolos monetisasi dan menjadi sumber penghasilannya.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



  •  

Keamanan Windows 11 Diuji: XPIA Disebut Mengancam Agentic OS

Foto: Windows

Teknologi.Id - Microsoft tengah mengembangkan konsep Agentic OS, yaitu sistem operasi yang dibekali dengan Agen AI untuk menjalankan tugas otomatis seperti mengakses folder, membuka aplikasi hingga memodifikasi sistem. Langkah ini sejalan dengan ambisi Windows 11 sebagai AI PC Yang lebih cerdas dan responsif. 

Menurut laporan resmi, Agen AI akan berfungsi layaknya asisten digital yang mampu mengeksekusi perintah pengguna secara langsung. Dengan demikian sistem tidak lagi sekedar alat kerja melainkan mitra produktivitas yang proaktif.

Cross Prompt Injection (XPIA) Menjadi Ancaman Utama

Meski terdengar menjanjikan kemampuan luas ini menimbulkan kekhawatiran. Dalam dokumen teknis, Microsoft menyoroti teknik Cross Prompt Injection (XPIA) sebagai ancaman yang berbahaya. 

Microsoft sendiri mengaku bahwa Agen AI dapat “Berhalusinasi” atau menjalankan perintah yang tidak diinginkan, termasuk menginstal perangkat lunak berbahaya.

XPIA adalah serangan di mana konten biasa seperti PDF, Skrip atau alamat halaman web menyisipkan instruksi tersembunyi. Agen AI Yang membaca konten tersebut bisa dimanipulasi untuk mengeksekusi perintah berbahaya, misalnya menginstal malware hingga mencuri data. Semua ini bisa terjadi meski pengguna tidak berniat menjalankan perintah berbahaya.

Serangan siber moderen tidak selalu datang dari file yang jelas-jelas mencurigakan. Justru, ancaman bisa tersembunyi dalam dokumen sehari-hari yang sering digunakan oleh pengguna, seperti laporan kerja, presentasi, dan bahkan halaman web yang terlihat normal. Hal ini membuat XPIA sangat sulit dideteksi, karena pengguna biasanya tidak menyadari adanya instruksi tersembunyi di balik konten yang mereka buka. 

Baca Juga: Kamu Harus Update Microsoft 11 Sekarang!

 Mitigasi Microsoft Apakah Cukup?

Microsoft penegasan bahwa fitur AI ini nonaktif secara default dan hanya bisa diaktifkan oleh administrator. Selain itu perusahaan menyiapkan beberapa mekanisme mitigasi seperti:

  • Persetujuan Pengguna - setiap tindakan agen AI harus di konfirmasi
  • Audit Log - semua aktivitas akan dicatat untuk keperluan investigasi
  • Isolasi Proses - untuk meminimalkan dampak jika terjadi penyalahgunaan

Pavan Davuluri, Head of Windows and Surface, menyatakan komitmen Microsoft untuk terus meningkatkan keamanan seiring berkembangnya fitur AI di windows. 

Namun pengamat keamanan menilai mitigasi ini belum cukup. Celah XPIA memanfaatkan perilaku pengguna yang seringkali tidak menyadari asal usul file atau konten yang dibuka. Dokumen biasa seperti PDF bisa menjadi pintu masuk serangan.

Persaingan Industri Microsoft dengan Google dan OpenAI

Di balik pengembangan Agentic OS, Microsoft tidak bergerak sendirian. Kompetisi ketat dengan Google yang mengintegrasikan AI ke Android, serta OpenAI yang mendorong ChatGPT ke berbagai platform yang menjadi pendorong utama. Microsoft ingin memastikan Windows tetap relevan sebagai sistem operasi dominan dengan menghasilkan fitur AI yang lebih dalam, bukan sekedar sistem asisten digital.

Baca Juga: Microsoft 10 Resmi Tidak Ada Update Lagi!

Mengapa Microsoft Tetap Mendorong Fitur Ini?

Meski resiko tinggi Microsoft tetap melanjutkan pengembangan Agentic OS dengan pertimbangan :

  • Visi jangka panjang - menjadikan window sebagai platform AI yang mampu bekerja otomatis
  • Tren industri - kompetisi dengan Google dan OpenAI dalam menghadirkan AI ke produk konsumen
  • Potensi manfaat - Agen AI bisa meningkatkan produktivitas membantu pengguna mengelola file aplikasi dan tugas sehari-hari

Namun hal ini menimbulkan pertanyaan “apakah manfaat produktivitas sebanding dengan resiko kemarin mengintai?”.

Waspada Sebelum Mengaktifkan Agen AI

Microsoft penyerahan pengguna untuk berhati-hati sebelum mengaktifkan fitur ini. langkah yang direkomendasikan: 

  • Dengan proteksi bawaan, seperti Microsoft defender
  • Hindari membuka file tidak dikenal atau dokumen dari sumber tidak jelas
  • Pahami konsep kunci keamanan sebelum mengaktifkan fitur AI melalui akun administrator

Garis Tipis Antara Inovasi dan Resiko

Fitur eksperimental di Windows 11 menunjukkan ambisi besar Microsoft dalam menciptakan ekosistem kecerdasan yang dapat mengambil keputusan dan bertindak atas nama pengguna. Namun ancaman Cross Prompt Injection (XPIA) menjelaskan bahwa inovasi teknologi selalu datang dengan resiko. XPIA memperlihatkan betapa rapuhnya batasan antara kenyamanan otomatisasi dan potensi serangan siber, yang mana yang mana yang ditawarkan justru bisa berbalik menjadi kerentanan yang membahayakan.

Pengamat keamanan menilai dilema ini sebagai bentuk klasik dari “trade-off” teknologi dengan “Semakin tinggi tingkat otomatisasi, semakin besar pula resiko yang harus ditanggung.” Hal ini bukan hanya masalah teknis melainkan juga masalah kepercayaan.

Apakah pengguna percaya bahwa Microsoft mampu menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan atau mereka akan memilih untuk menonaktifkan fitur dan mempertahankan rasa aman? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan bagaimana pengguna, perusahaan dan industri teknologi secara keseluruhan menyikapi masa depan sistem operasi berbasis AI Pertanyaan yang menggantung apakah pengguna menerima kompromi antara kenyamanan otomatisasi ancaman keamanan?


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)




  •  

Top 3 Android keyboard apps optimized for Xiaomi devices

From basic input utilities, virtual keyboards have become intelligent, context-aware systems thanks to the rapid evolution of mobile computing. For HyperOS-powered Xiaomi devices, choosing the right keyboard is not only a question of comfort, but also directly affects the system’s performance, battery behavior, and accuracy of writing. In this article, we compare the three most efficient Android keyboard solutions for Xiaomi users-Microsoft SwiftKeyGboard, and Yandex Keyboard-with a focus on supporting the language and integrating with HyperOS.

SwiftKey: Ideal for Power Users and Writers in Multiple Languages

SwiftKey stands out with its contextual AI engine and strong morphology predictions, as well as its advanced productivity tools. It is designed for users who often write extended texts on their devices; thus, it can provide a truly adaptive typing experience supported by cloud synchronization.

SwiftKey’s predictive model analyzes root words and suffix structures in real time, improving accuracy in agglutinative language use. The keyboard also offers clipboard persistence, allowing frequently used text blocks to remain saved for an indefinite period of time, unlike standard one-hour limitations seen on some of the alternatives. For those using Xiaomi across mobile and Windows, cloud clipboard integration is an important advantage.

Key Benefits

  • AI-based prediction supporting verb morphology
  • Cross-device clipboard synchronization
  • Integration with Copilot for tone correction and rewriting
  • Persistent clipboard entries
swiftkey

Gboard: Fastest and Most Stable Choice for Everyday Users

Gboard has always been known for its class-leading typing latency and consistent haptic feedback, at least on high-end Xiaomi phones that house proper linear vibration motors. The keyboard is optimized for speed and stability with a minimalistic profile.

Gboard features industry-leading voice dictation, courtesy of Google’s giant AI language models. Offline voice typing is also quite accurate, making it a great option for those who tend to write messages hands-free. Although highly stable on HyperOS, some models may still show the well-known bottom-gap layout issue brought in with Android 16.

Key Benefits

  • Lowest latency and smoothest input on HyperOS
  • Industry-leading voice typing with automatic punctuation
  • Strong compatibility with Xiaomi’s vibration engine
  • Simple design with consistent everyday performance
gboard

Yandex Keyboards

Yandex Keyboard is for those users who set their priorities on advanced linguistic accuracy, especially in sentence structures and colloquial phrasing. Its morphology engine handles informal speech, idiomatic expressions, and complex suffix combinations with higher contextual understanding.

The keyboard has integrated translation via Yandex’s natural language models for real-time bilingual messaging. Themes and layouts are customizable, though key sizing options are more limited compared with SwiftKey and Gboard.

Key Benefits

  • Real-time translation integrated into the keyboard
  • Strong contextual estimations for regional word use
  • Suitable for bilingual or multilingual communication
yandex keyboard

Overview and Comparison

Overview of Technical Comparison

  • Best for Productivity: Microsoft SwiftKey
  • Best for Speed and Stability: Gboard
  • Best for Linguistic Accuracy: Yandex Keyboard

Which One Xiaomi Users Should Opt for

  • If you need cross-device workflow and advanced text prediction, SwiftKey has the most extensive set of tools.
  • If stability and the fastest touch response under HyperOS is your utmost priority, then Gboard is still the best choice.

  •  

Stunning OnePlus-style theme arrives for Xiaomi phones

The new KOLOR SEMPAG theme brings a clean, OnePlus-inspired visual experience to Xiaomi smartphones running HyperOS 2.0, offering a modern interface that slightly blends the feel of ColorOS with Xiaomi’s design identity. Users who frequently explore personalization options on HyperOS should find this refreshingly new theme. You can also check our guides on how to install external themes and find more customization tips on HyperOSUpdates.com for deeper system tweaks.

KOLOR SEMPAG: A OnePlus-Inspired Theme for HyperOS 2.0

The KOLOR SEMPAG theme is designed to emulate the minimalistic and elegant user experience often associated with OnePlus devices, while being compatible with Xiaomi’s HyperOS environment. The author behind this theme, Kang Ipak, has incorporated refined iconography, balanced tones of color, and subtle UI animations to deliver a polished and modern look fit for everyday use.

The theme does not directly copy OnePlus’ interface but brings a blended aesthetic carrying a soft ColorOS-like structure. This turns into a uniquely smooth interface that fits the fluid design philosophy of HyperOS 2.0.

Screenshot 2025 12 04 23 25 34 503 com.miui .home Screenshot 2025 12 04 23 25 49 257 lockscreen Screenshot 2025 12 04 23 26 01 807 com.android.settings

Features and Visual Style

The theme introduces a number of visual enhancements that give the system a more cohesive, high-end appearance:

Clean and flat icon pack with uniform shapes

  • Redesigned lock screen layout
  • Simplified status bar elements

These refinements make it an appealing choice for users who prefer a refined and balanced interface without heavy visual clutter.

How to Download and Install

In order to access the KOLOR SEMPAG theme, users have to download the official backup file from the following link shared by the developer:

The theme installation process requires restoring through the Theme Backup method. In case the user is not aware, we have provided the step-by-step guide above. You can update all the HyperOS apps using HyperOSUpdates.com or with the help of the MemeOS Enhancer app on the Play Store, which also unlocks additional hidden features.

HyperOS 2 Compatibility

The theme works flawlessly on HyperOS 2.0, ensuring system-wide stability. Animations, widgets, and icons behave normally, hence it is very safe to use and suitable for daily usage in the long run. As always, users must ensure their device is updated to the latest version of HyperOS to maintain full compatibility.

  •  
❌