Normal view

Received yesterday — 19 December 2025

Bitcoin, Ethereum, dan XRP: Aset Kripto Mana yang Paling Bersinar di 2026?

19 December 2025 at 07:36

Pasar aset kripto mendekati tahun 2026 setelah melewati tahun penuh volatilitas tajam, rekor harga baru, aksi ambil untung, serta fase kematangan yang makin terlihat.

Bitcoin semakin memperkuat perannya sebagai aset cadangan institusi, sementara Ethereum dan XRP memasuki fase koreksi seusai tren kuat penuh ketidakpastian dan pergerakan harga yang cepat.

Dari sisi ekonomi makro, Federal Reserve Amerika Serikat memulai pemangkasan suku bunga pertamanya, data pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda awal perlambatan, serta aliran modal ke aset digital jadi semakin selektif.

Sebagai akibatnya, Bitcoin, Ethereum, dan XRP kini berada di level teknikal yang signifikan. Pertanyaan utama untuk tahun 2026 adalah apakah likuiditas global akan berkembang atau justru terhenti—dan apakah likuiditas itu akan mengalir tegas ke aset kripto.

Rata-Rata Relative Strength Index (RSI) Pasar Kripto Tetap Dekat Level Oversold di Bulan Desember | Sumber: CoinMarketCap

Analisis Harga Bitcoin (BTC) dan Prospek 2026

Bitcoin mencetak all-time high baru di atas US$126.000 pada tahun 2025, terutama didorong oleh adopsi institusi yang terus berlanjut. Korporasi dan entitas negara terus menambah BTC ke cadangan mereka.

MicroStrategy mengakumulasi sekitar 660.645 BTC, sementara El Salvador meningkatkan kepemilikannya menjadi 7.502 BTC.

Sementara itu, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot terus menyerap suplai, memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset makro jangka panjang.

Dari sudut pandang teknis, struktur bullish utama Bitcoin masih terjaga meskipun harga keluar dari channel naik yang membimbing pergerakan mulai Maret 2024 hingga November 2025.

Bank of Japan is about to hike rates with 0.25% on December 19

Bitcoin dumped the last 3 times the BoJ hiked interest rates:

March 2024 → -27%
July 2024 → -30%
January 2025 → -30% pic.twitter.com/GNjHyUIV3d

— Quinten | 048.eth (@QuintenFrancois) December 15, 2025

setelah mencapai ATH terakhir, BTC mengalami koreksi ke zona permintaan penting di dekat US$80.000.

Resistance di kisaran US$110.000 masih menahan upaya kenaikan harga. Volume perdagangan juga menurun, pola yang umumnya menandakan fase koreksi ketimbang pembalikan tren.

Analisis Harga Bitcoin Tahunan | Sumber: TradingView

Skenario Bullish

Reaksi kuat dari zona permintaan yang terakumulasi di kisaran US$75.000 bisa menjadi awal bagi reli jangka panjang menuju US$150.000–US$170.000.

Breakout yang berlangsung di atas resistance US$100.000–US$115.000 akan mengonfirmasi kelanjutan tren, didukung partisipasi ritel dan institusi yang kembali menguat.

Skenario Pergerakan Harga di Rentang Tertentu

Kalau momentum kenaikan tetap terbatas, Bitcoin mungkin akan bergerak sideways sepanjang 2026 antara US$70.000 dan US$110.000.

Hal ini akan menjadi fase akumulasi panjang dalam siklus yang lebih besar, diwarnai pergerakan harga yang liar dan breakout palsu, sementara pasar menanti katalis moneter yang lebih jelas.

Skenario Bearish

Kalau zona permintaan US$75.000–US$80.000 menembus ke bawah secara signifikan, maka peluang koreksi yang lebih dalam akan terbuka.

Pada skenario seperti itu, zona US$60.000–US$40.000 dapat berfungsi sebagai area rebalancing tanpa merusak struktur makro jangka panjang Bitcoin.

Analisis Harga Ethereum (ETH) dan Prospek Tahun 2026

Ethereum mengalami tahun yang krusial di 2025, dengan mencetak all-time high baru di kisaran US$4.955.

Upgrade jaringan seperti Pectra dan Fusaka meningkatkan skalabilitas dan efisiensi, sementara exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot mulai mendapat perhatian. Aktivitas staking dan penggunaan decentralized finance terus menopang fundamental Ethereum.

Pada chart mingguan, ETH masih berada di channel naik jangka panjang. Pasca membentuk level tertinggi baru di Agustus 2025, harga terkoreksi ke zona permintaan yang cenderung lemah di kisaran US$2.900.

Walau struktur jangka panjang masih positif, momentum saat ini melambat dibandingkan fase ekspansi sebelumnya. Struktur jangka pendek dan menengah masih cenderung bearish.

Ethereum whales on Binance are bidding the dip hard 🐋

57K ETH (~$159M) in buy orders are stacked just below the current price. pic.twitter.com/8GeVUmsskU

— Maartunn (@JA_Maartun) December 18, 2025

Skenario Bullish

Andai pemulihan berlanjut, Ethereum bisa membidik US$5.700 bahkan berpotensi mencapai US$6.100, mengikuti pola perpanjangan siklus historis.

Breakout bersih di atas resistance channel dekat US$5.200 akan memperkuat posisi Ethereum sebagai aset terkemuka di tahun 2026.

Analisis Harga Ethereum Tahunan

Skenario Konsolidasi

Jika permintaan tetap sedang, ETH bisa bergerak konsolidasi di antara US$4.300 dan US$2.200. Area ini menandakan adanya keseimbangan antara pembeli dan penjual sehingga tahun 2026 terlihat sebagai masa transisi, bukan fase breakout.

Skenario Bearish

Jika turun menembus support channel, Ethereum berisiko bergerak lebih dalam ke US$2.250–US$1.600, yaitu area yang sesuai dengan tingkat permintaan historis yang penting untuk menjaga struktur jangka panjang.

Analisis Harga XRP dan Outlook 2026

Ripple mengakhiri tahun 2025 dengan kejelasan regulasi yang jauh lebih baik setelah penyelesaian positif dari sengketa hukumnya dengan SEC.

Hasil ini membangkitkan kembali minat institusi dan membuka diskusi baru seputar produk exchange-traded fund (ETF) XRP, sehingga posisinya di pasar keuangan tradisional jadi lebih kuat.

Adopsi institusional dalam skala besar bisa memicu lonjakan permintaan yang dapat mendorong harga XRP mencapai level tertinggi baru.

Dari sisi teknis, XRP sedang mengalami fase koreksi setelah reli kuat yang puncaknya di dekat US$3,60 pada pertengahan tahun. Harga sudah sempat koreksi ke zona permintaan utama, sedangkan beberapa area suplai masih menahan rebound jangka pendek.

Perilaku ini sejalan dengan fase regresi tren yang lebih luas.

Skenario Bullish

Jika tahun 2026 benar-benar mendukung adopsi institusional Ripple, XRP berpotensi naik ke US$3,83–US$4,53. Untuk mencapainya, harga harus mengambil kembali level US$2,40 dan mempertahankan volume beli, didukung perkembangan regulasi yang positif.

Analisis Harga XRP Tahunan

Skenario Range-Bound

Jika ketidakpastian tetap berlanjut, XRP bisa bergerak sideways antara US$3.00 dan US$1.60. Kondisi ini memang merefleksikan keraguan terkait adopsi perbankan, tapi juga bisa menjadi periode konsolidasi sehat sebelum siklus baru di masa depan.

Skenario Bearish

Jika turun menembus support penting, harga XRP bisa melanjutkan ke US$1,20–US$0,90. Pergerakan ini menandakan hilangnya level-level kunci, termasuk batas psikologis US$1,60, sekaligus minat spekulatif yang melemah.

Pandangan Akhir: Apakah 2026 Akan Menjadi Tahun yang Hilang atau Justru Jadi Batu Loncatan?

Proyeksi harga tahun 2026 menunjukkan pasar berada di posisi yang cukup genting. Bitcoin tetap memperlihatkan resiliensi struktur paling kuat, sedangkan Ethereum dan XRP masih bergantung pada sentimen atau pemicu tertentu.

Peluang kenaikan memang ada, tapi tetap butuh konfirmasi teknikal yang jelas sekaligus dukungan fundamental.

Ada satu tren yang tidak bisa dibantah: pasar kripto kini sedang bertransisi ke fase yang lebih dewasa. Baik kenaikan maupun koreksi kini lebih terkendali, dengan volatilitas yang makin terkompresi jika dibandingkan siklus lama.

Datangnya bull run baru akan sangat bergantung pada lingkungan ekonomi makro yang lebih akomodatif, adopsi institusi yang lebih dalam, dan kejelasan regulasi yang konsisten.

Jika semua faktor itu berjalan selaras, tahun 2026 pada akhirnya bisa dikenang bukan sebagai tahun stagnan, namun menjadi pondasi untuk gelombang rekor harga tertinggi berikutnya.

Inflasi AS Melandai, tapi Kenapa Bitcoin & Saham Tetap Turun?

19 December 2025 at 16:18

Inflasi Amerika Serikat (AS) menghadirkan kejutan paling “ramah risiko” dalam beberapa bulan terakhir. Namun alih-alih memantik reli berkelanjutan, Bitcoin dan pasar saham AS justru tergelincir tajam selama jam perdagangan AS.

Aksi harga ini membuat banyak pelaku pasar mengernyit. Namun, pembacaan grafik mengarah pada penjelasan yang familier: harga digerakkan oleh struktur pasar, positioning, dan likuiditas, bukan oleh perubahan fundamental ekonomi makro.

Apa yang Terjadi setelah Rilis CPI AS

Headline CPI AS melambat ke 2,7% secara tahunan (year on year / YoY) pada November, jauh di bawah konsensus 3,1%. Core CPI juga turun ke 2,6%, melampaui ekspektasi pasar.

Secara teori, ini merupakan salah satu rilis inflasi paling bullish bagi aset berisiko sepanjang 2025. Reaksi awal pasar pun selaras dengan buku teks. Bitcoin melonjak ke area US$89.000, sementara indeks S&P 500 dibuka dengan penguatan tajam pasca-data dirilis.

Namun, reli tersebut ternyata berumur pendek.

Harga Bitcoin Sempat Reli, Lalu Dump Setelah Data CPI AS | Sumber: CoinGecko

Dalam rentang sekitar 30 menit setelah rilis CPI, Bitcoin berbalik arah. Dari puncak intraday di kisaran US$89.200, harga BTC terhempas cepat menuju area US$85.000.

S&P 500 memperlihatkan pola serupa: volatilitas intraday yang menyapu bersih kenaikan awal sebelum akhirnya menemukan keseimbangan kembali.

S&P 500 Anjlok Tajam lalu Melesat Setelah Data CPI AS | Sumber: X/Kobeissi Letter

Pembalikan serempak antara kripto dan saham ini krusial. Ia menandakan bahwa pergerakan tersebut bukan reaksi emosional atau sentimen sektoral, melainkan dinamika struktural lintas pasar.

Volume Jual Taker Bitcoin Membuka Tabir

Petunjuk paling jelas terlihat dari data volume jual taker Bitcoin.

Pada grafik intraday, lonjakan masif volume jual taker muncul tepat saat Bitcoin mulai kehilangan pijakan. Taker sell mencerminkan market order agresif yang langsung menghantam bid, bukan sekadar aksi ambil untung bertahap.

Lonjakan ini terkonsentrasi selama jam perdagangan AS dan bertepatan dengan fase penurunan harga paling curam.

Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange pada 18 Desember | Sumber: CryptoQuant

Grafik mingguan mempertegas pola tersebut. Lonjakan serupa berulang dalam beberapa hari terakhir, umumnya saat likuiditas memuncak. Ini mengindikasikan aksi jual yang bersifat paksa atau sistematis, bukan eksodus ritel secara satuan.

Perilaku ini konsisten dengan likuidasi berantai, strategi volatility-targeting, serta de-risking algoritmik—mekanisme yang cenderung mempercepat tekanan jual ketika harga bergerak berlawanan dengan posisi leverage.

Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange Selama Seminggu Terakhir | Sumber: CryptoQuant

Mengapa “Kabar Baik” Justru Memicu Tekanan?

Data CPI tak memicu aksi jual karena kualitasnya buruk, melainkan karena terlalu baik.

Inflasi yang melandai memperbaiki kondisi likuiditas, mempersempit spread bid-ask, dan membuka ruang bagi pelaku besar untuk mengeksekusi transaksi berskala besar secara efisien.

Lonjakan awal Bitcoin kemungkinan bertabrakan dengan zona order book yang padat, stop loss, dan leverage jangka pendek. Ketika momentum naik kehilangan tenaga, harga berbalik, memicu stop-out dan likuidasi posisi long.

Begitu likuidasi dimulai, tekanan jual berubah eksponensial. Itulah sebabnya penurunan berlangsung tajam dan cepat, bukan melalui erosi bertahap.

Fluktuasi intraday S&P 500 mencerminkan mekanisme serupa. Pola jatuh cepat lalu pulih mendadak pasca-data makro sering kali terkait dengan lindung nilai dealer, efek gamma opsi, serta penyesuaian risiko sistematis secara real time.

🚨 This is insane level of manipulation.

8:30 a.m.

CPI came in lower than expected.

– On the bullish CPI news, Bitcoin pumped $2217, from $87,260 to $89,477 in just 60 minutes.
– $70B added to the crypto market.
– $94 million worth of shorts liquidated.

10:00 a.m.

The… pic.twitter.com/FmJqLDKbBw

— Bull Theory (@BullTheoryio) December 18, 2025

Apakah Ini Terlihat Seperti Manipulasi?

Grafik tidak membuktikan adanya manipulasi. Namun, ia menampilkan ciri-ciri khas yang kerap diasosiasikan dengan stop-run dan penyerapan likuiditas:

  • Pergerakan cepat ke level teknikal yang sudah jelas
  • Pergerakan balik langsung setelah likuiditas membaik
  • Lonjakan besar aksi jual agresif saat breakdown
  • Kesesuaian waktu yang ketat dengan jam perdagangan AS

Perilaku seperti ini lazim di pasar dengan leverage tinggi. Pemicu utamanya bukan individu, melainkan dana besar, market maker, dan strategi sistematis yang beroperasi lintas futures, opsi, dan spot. Fokus mereka bukan narasi, melainkan efisiensi eksekusi dan manajemen risiko.

Di pasar kripto—di mana leverage tinggi dan likuiditas cepat mengering di luar jam utama—arus semacam ini kerap terlihat ekstrem.

🚨 THEY ARE MANIPULATING BITCOIN AGAIN AND I HAVE EVIDENCE!!!

Bitcoin dumped $4000 in minutes…

and almost no one actually understands what just took place.

It’s the same group of players manipulating the price… AGAIN.

Stop looking at charts, YOU NEED TO CHECK THE OUTFLOWS.… pic.twitter.com/ymU4kXdWvb

— NoLimit (@NoLimitGains) December 18, 2025

Apa Artinya ke Depan?

Penurunan harga ini tidak meniadakan sinyal CPI. Inflasi memang melandai, dan itu tetap mendukung aset berisiko dalam horizon menengah hingga panjang. Yang terjadi lebih menyerupai penataan ulang posisi jangka pendek, bukan perubahan arah makro.

Dalam waktu dekat, perhatian trader tertuju pada dua hal: apakah Bitcoin mampu bertahan di atas zona support terbarunya, dan apakah tekanan jual mereda seiring berakhirnya fase likuidasi.

Jika volume jual taker mulai surut dan harga mampu bertahan, dampak dovish CPI berpotensi kembali merembes ke pasar dalam beberapa sesi mendatang.

Bagaimana pendapat Anda tentang saham dan Bitcoin yang tak naik pasca melandainya data inflasi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Received before yesterday

Prediksi Mingguan Bitcoin: The Fed Umumkan Kebijakan Baru, Tapi Belum Berhasil Meyakinkan Trader BTC

13 December 2025 at 09:50

Bitcoin (BTC) masih bergerak di fase konsolidasi terbaru, berada di sekitar US$90.000 pada waktu publikasi hari Jumat, karena investor mencerna keputusan hati-hati The Fed soal pemangkasan suku bunga Desember dan dampaknya pada aset berisiko.

Pergerakan harga BTC mendekati garis tren turun kunci yang bisa menentukan arah selanjutnya. Sementara itu, arus institusi ke exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot menunjukkan masuknya dana yang ringan, dan Strategy menambah lebih banyak BTC ke cadangan treasury mereka.

Tone kebijakan The Fed picu konsolidasi pada Bitcoin

Harga Bitcoin memulai minggu dengan positif, memperpanjang pemulihan akhir pekan di paruh pertama minggu tersebut dan bertahan di atas US$92.600 pada hari Selasa.

namun, momennya melunak pada hari Rabu, dengan BTC ditutup di US$92.015 setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Sesuai perkiraan banyak pihak, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. tapi, rapat FOMC memberi sinyal kemungkinan jeda pada bulan Januari.

Menambah suasana hati-hati, para pembuat kebijakan hanya memproyeksikan pemotongan suku bunga satu langkah kecil untuk pandangan keseluruhan tahun 2026, sama seperti proyeksi bulan September, sehingga ekspektasi pasar soal dua kali pemotongan suku bunga pun menurun dan menambah tekanan jangka pendek pada aset berisiko.

Nada hati-hati The Fed, ditambah pendapatan Oracle yang mengecewakan, mendorong aksi risk-off untuk sementara waktu.

Semua faktor ini membebani aset berisiko, di mana aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini turun ke level terendah US$89.260 sebelum akhirnya rebound dan ditutup di atas US$92.500 pada hari Kamis.

Dengan tidak adanya rilis data besar dari AS, pasar kripto kini akan memperhatikan pidato anggota FOMC dan sentimen risiko yang lebih luas untuk menentukan arah

menjelang akhir pekan.

BTC kemungkinan akan bergerak konsolidasi dalam waktu dekat kecuali ada katalis kuat yang muncul.

Ketidakpastian Rusia-Ukraina membatasi momentum risk-on

Dari aspek geopolitik, Presiden AS Donald Trump “sangat frustrasi” dengan Rusia dan Ukraina, dan ia tak mau ada pembicaraan lagi, ucap juru bicaranya pada hari Kamis.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa AS mendorong negaranya untuk menyerahkan wilayah ke Rusia sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang yang hampir berlangsung empat tahun tersebut.

Ketegangan geopolitik yang masih terjadi dan negosiasi damai yang buntu ini terus membebani sentimen risiko global, sehingga minat mengambil risiko pun terbatas dan Bitcoin pun bergerak konsolidasi sejauh pekan ini.

Permintaan institusional mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan

Permintaan institusi untuk Bitcoin menunjukkan tanda-tanda perbaikan ringan.

Berdasarkan data SoSoValue, exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot yang terdaftar di AS mencatat arus masuk total sebesar US$237,44 juta hingga hari Kamis, setelah sebelumnya tercatat arus keluar ringan US$87,77 juta seminggu sebelumnya, menandakan minat investor institusi mulai sedikit meningkat.

namun, arus masuk mingguan ini masih terbilang kecil dibandingkan pertengahan September. Agar BTC bisa melanjutkan pemulihan, arus dana masuk ETF harus semakin besar.

Grafik Arus Bersih Masuk Total ETF Bitcoin Spot | Sumber: SoSoValue 

Dari sisi korporat, Strategy Inc. (MSTR) mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka membeli 10.624 Bitcoin senilai US$962,7 juta pada periode 1–7 Desember dengan rata-rata harga US$90.615.

Perusahaan kini memiliki 660.624 BTC, senilai US$49,35 miliar. Strategy masih punya kapasitas besar untuk menghimpun modal tambahan, sehingga masih mungkin mengakumulasi Bitcoin dalam skala besar ke depannya.

Data on-chain menunjukkan tekanan jual mulai mereda

Laporan mingguan CryptoQuant pada hari Rabu menyoroti bahwa tekanan jual atas Bitcoin mulai mereda.

Laporan tersebut menerangkan bahwa deposit ke exchange berkurang seiring pemain besar menurunkan transfer mereka ke exchange.

Grafik di bawah ini memperlihatkan porsi deposit total dari pemain besar telah turun dari rata-rata 24 jam tertinggi 47% di pertengahan November menjadi 21% pada hari Rabu.

Pada saat bersamaan, rata-rata deposit juga turun 36% dari 1,1 BTC pada 22 November menjadi 0,7 BTC.

Arus Bitcoin di Exchange | Sumber: CryptoQuant

CryptoQuant menyimpulkan jika tekanan jual tetap rendah, reli pemulihan bisa mendorong Bitcoin kembali ke US$99.000. Level ini adalah batas bawah Trader On-chain Realized Price bands, yaitu resistance harga di masa bear market.

Setelah level ini, resistance harga kunci berikutnya ada di US$102.000 (rata-rata pergerakan satu tahun) dan US$112.000 (Trader On-chain Realized price).

Rentang Harga Realisasi Trader Bitcoin

Laporan riset Copper juga menunjukkan sikap optimistis terhadap Bitcoin. Laporan tersebut menyarankan bahwa siklus empat tahun BTC belumlah berakhir; melainkan telah digantikan.

Sejak peluncuran exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot, Bitcoin memperlihatkan siklus Cost-Basis Return yang berulang, seperti yang ditampilkan pada grafik di bawah ini.

Harga Bitcoin USD Vs Biaya Dasar ETF

Fadi Aboualfa, Kepala Riset di Copper, menyampaikan kepada FXStreet bahwa “Sejak ETF spot diluncurkan, Bitcoin bergerak dalam mini-siklus yang berulang di mana harga turun ke biaya dasarnya lalu rebound sekitar 70%.”

Saat ini BTC diperdagangkan dekat biaya dasarnya di kisaran US$84.000, sehingga pola ini mengisyaratkan potensi kenaikan melampaui US$140.000 dalam 180 hari ke depan.

Jika biaya dasar naik 10-15%, seperti pada siklus sebelumnya, maka premium yang terjadi di puncak sebelumnya menghasilkan target kisaran antara US$138.000 sampai US$148.000.

Reli Santa Bitcoin di Depan Mata?

Bitcoin mengalami penurunan sebesar 17,67% di bulan November, yang mengecewakan trader karena mereka berharap reli berdasarkan performa historis yang kuat untuk bulan tersebut (lihat data CoinGlass di bawah).

Desember secara historis menjadi bulan positif untuk raja aset kripto ini, dengan rata-rata kenaikan sebesar 4,55%.

Imbal Hasil Bulanan Bitcoin | Sumber: CoinGlass

Jika melihat data kuartal, kuartal keempat (Q4) biasanya menjadi periode terbaik untuk BTC, dengan rata-rata imbal hasil mencapai 77,38%.

tetapi, kinerja dalam tiga bulan terakhir di tahun 2025 sejauh ini belum memuaskan, karena tercatat mengalami penurunan sebesar 19% hingga saat ini.

Apakah BTC sedang membentuk bottom?

Grafik mingguan Bitcoin menunjukkan harga menemukan support di sekitar Exponential Moving Average (EMA) 100-mingguan di US$85.809, di mana tercatat dua candle hijau berturut-turut setelah empat minggu koreksi yang dimulai sejak akhir Oktober.

Pada pekan ini, BTC diperdagangkan sedikit menguat dan bertahan di atas US$92.400.

Jika BTC melanjutkan pemulihannya, reli bisa berlanjut menuju EMA 50-mingguan di US$99.182.

Pada grafik mingguan, nilai Relative Strength Index (RSI) berada di angka 40, mengarah naik serta menandakan tekanan bearish mulai mereda. Untuk memperkuat reli pemulihan, RSI sebaiknya bergerak di atas level netral 50.

Grafik mingguan BTC/USDT

Pada grafik harian, harga Bitcoin tertahan di level 61,8% Fibonacci retracement pada US$94.253 (yang ditarik dari harga terendah April di US$74.508 sampai rekor tertinggi sepanjang masa di US$126.199 pada Oktober) pada hari Rabu.

namun, pada hari Kamis, BTC kembali naik setelah melakukan retest di level psikologis US$90.000.

Jika BTC mampu menembus descending trendline (yang ditarik dengan menghubungkan beberapa titik tertinggi sejak awal Oktober) dan ditutup di atas level resistance US$94.253

maka reli bisa berlanjut menuju level psikologis US$100.000.

Pada grafik harian, Relative Strength Index (RSI) stabil di kisaran netral 50, yang menandakan tidak ada momentum signifikan ke salah satu arah dalam jangka pendek.

Agar momentum bullish berlanjut, RSI perlu bergerak di atas level netral tersebut.

Sementara itu, Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan bullish crossover di akhir November dan masih bertahan, sehingga mendukung pandangan optimistis.

Grafik Harian BTC/USDT

Jika BTC kembali melanjutkan koreksi turun, support utama pertama berada di US$85.569, yang sejajar dengan level Fibonacci retracement 78,6%.

4 Grafik Jelaskan Kondisi Harga Bitcoin Menjelang Natal 2025

12 December 2025 at 06:33

Menjelang Natal 2025, Bitcoin berada di posisi yang rapuh namun menarik. Harga diperdagangkan di kisaran US$93.000 setelah berminggu-minggu tekanan. Empat grafik penting menunjukkan market yang sudah memasuki akhir fase koreksi, tapi masih belum ada pemicu bullish yang jelas.

Data ini menyoroti tiga kekuatan utama yang sedang terjadi. Pembeli baru mengalami kerugian besar, sedangkan crypto whale baru juga mulai menyerah. Kondisi ekonomi makro masih sangat memengaruhi harga, meskipun kekuatan pembelian spot pelan-pelan mulai kembali.

Holder Bitcoin Jangka Pendek Sedang Alami Kerugian Besar

Grafik pertama melacak realized profit and loss dari short-term holder (STH). Grup ini berisi koin Bitcoin yang dibeli dalam beberapa bulan terakhir. “Realized price” mereka adalah rata-rata harga beli koin-koin tersebut. 

Keuntungan dan Kerugian Realisasi Short-Term Holder Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Pada awal 2025, para STH menikmati keuntungan besar. Rata-rata posisi mereka ada di keuntungan 15–20% saat Bitcoin bergerak naik. Fase itu mendorong banyak orang untuk profit taking dan menambah tekanan jual di dekat level tertinggi.

Sekarang situasinya berbalik. Bitcoin diperdagangkan di bawah realized price STH, dan kelompok ini mencatat kerugian sekitar -10%. Histogram pada grafik berwarna merah, menunjukkan salah satu periode kerugian terdalam sepanjang 2025.

Ada dua konsekuensi dari fenomena ini.

Dalam waktu dekat, para holder yang sedang rugi ini bisa menjual setiap kali harga naik. Banyak yang hanya ingin keluar saat break even, sehingga reli harga tertahan di level masuk mereka.

Namun, area kerugian yang dalam dan bertahan lama biasanya muncul di akhir fase koreksi. Hal ini menjadi sinyal bahwa holder lemah sudah menerima kerugian yang besar.

Pada satu titik, kekuatan jual dari kelompok ini juga mulai habis.

75% of Short-Term Holder's coins are sitting in loss (over 4.36 million BTC).

Interestingly enough, this is a comparable trend to the prior two local bottoms of this Bitcoin cycle. pic.twitter.com/2w1J4rXzi9

— On-Chain College (@OnChainCollege) December 8, 2025

Secara historis, sinyal pembalikan utama terjadi ketika harga berhasil naik menembus realized price STH dari bawah. Pergerakan ini menandakan bahwa tekanan jual paksa sudah berkurang dan permintaan baru mulai menyerap pasokan.

Sebelum itu terjadi, grafik ini masih mengisyaratkan agar berhati-hati dan potensi harga akan bergerak sideways di kisaran saat ini.

Crypto whale Bitcoin baru baru saja menyerah

Grafik kedua menampilkan realized profit and loss berdasarkan kelompok whale. Aliran dana dipisahkan antara “whale baru” dan “whale lama”. Whale baru adalah para holder besar yang baru saja mengakumulasi Bitcoin.

Keuntungan Realisasi para Whale Bitcoin Sejak November 2025 | Sumber: CryptoQuant


Kemarin, whale baru mencetak kerugian sebesar US$386 juta hanya dalam sehari. Bar yang tergambar pada grafik berbentuk lonjakan negatif besar. Ada beberapa bar merah besar lain yang berkelompok di sekitar titik terendah baru-baru ini.

Whale lama justru menunjukkan cerita berbeda. Kerugian dan keuntungan mereka jauh lebih kecil dan lebih seimbang. Mereka tidak keluar dari market secepat para pendatang baru.

Pola ini sangat umum di fase akhir koreksi. Whale baru biasanya membeli di harga tinggi, terkadang pakai leverage atau terbawa narasi tertentu. Ketika harga bergerak melawan posisi mereka, merekalah yang panik menjual lebih dulu.

Panik jual ini justru membawa manfaat bagi struktur market. Koin berpindah dari tangan besar yang lemah ke tangan-tangan yang lebih kuat atau investor kecil. Potensi tekanan jual dari kelompok ini akan berkurang setelah peristiwa ini selesai.

Dalam jangka pendek, aksi panik seperti ini memang bisa menekan harga lebih rendah. Tapi dalam jangka menengah, fundamental basis holder Bitcoin jadi jauh lebih sehat.

Market pun bakal lebih tangguh ketika para penjual besar yang panik sudah keluar.

Suku Bunga Riil Masih Menjadi Penggerak Bitcoin

Grafik ketiga menggabungkan pergerakan Bitcoin dengan imbal hasil riil AS dua tahun (dua tahun) yang dibalik. Imbal hasil riil mengukur tingkat bunga setelah disesuaikan dengan inflasi. Pola ini bergerak hampir bersamaan dengan BTC sepanjang 2025.

Saat imbal hasil riil turun, garis kebalikan pada grafik justru naik. Bitcoin biasanya naik bersama garis tersebut karena kondisi likuiditas membaik. Imbal hasil riil yang lebih rendah membuat aset berisiko seperti Bitcoin lebih menarik daripada obligasi aman.

Suku Bunga Riil 2 Tahun (Dibalik) dengan Grafik BTC

Sejak akhir musim panas, imbal hasil riil naik lagi. Garis kebalikan menurun, dan Bitcoin ikut turun. Ini menunjukkan bahwa kondisi makro masih jadi penentu arah utama market.

Pemangkasan suku bunga oleh The Fed saja belum tentu cukup untuk memperbaikinya. Yang terpenting justru ekspektasi market terhadap perkembangan biaya pinjam riil. Jika ekspektasi inflasi turun lebih cepat dari suku bunga nominal, maka imbal hasil riil malah bisa naik.

Bagi Bitcoin, awal reli bullish yang baru dan kuat mungkin hanya bisa terjadi saat kondisi riil lebih longgar. Sampai pasar obligasi benar-benar menilai adanya perubahan itu, reli BTC masih terus mendapat hadangan dari faktor makro.

What is driving the drawdown in Bitcoin?

When you stop listening to Bitcoin pundits and start listening to what Bitcoin is saying about itself, then you will see the real truth

I am going to lay out the 3 major things you need to watch for Bitcoin right now 🧵 pic.twitter.com/FC60PPt2gG

— Capital Flows (@Globalflows) December 11, 2025

Pembeli Spot Taker Mulai Masuk Lagi

Grafik keempat melacak Spot Taker CVD 90-hari di berbagai exchange utama. CVD mengukur volume bersih dari market order yang menyeberangi spread.

Grafik ini menunjukkan apakah pembeli atau penjual agresif yang mendominasi.

Selama beberapa minggu saat harga turun, pasar berada dalam rezim Taker Sell Dominant. Bar merah memenuhi grafik, karena penjual aktif mengisi order bid di berbagai pasar spot. Kondisi ini sejalan dengan pergerakan harga yang terus melemah.

Sekarang sinyalnya sudah berbalik. Metode ini baru saja beralih ke Taker Buy Dominant, sehingga bar hijau kembali muncul. Pembeli agresif kini lebih banyak dibanding penjual agresif di spot.

Taker Buy momentum is back 🔄

Bitcoin's 90-day Spot Taker CVD just flipped to **Taker Buy Dominant** — marking a shift in market behavior after weeks of sell-side pressure.

Buy-side aggression is returning across major spot exchanges. pic.twitter.com/w5uaGcGHPi

— Maartunn (@JA_Maartun) December 11, 2025

Ini memang perubahan awal, tapi cukup penting. Pembalikan tren sering dimulai dari pergeseran mikrostruktur seperti ini.
Pertama, pembeli masuk, lalu harga mulai stabil, dan setelah itu arus modal yang lebih besar mengikuti.

Satu hari data saja pasti belum cukup. Namun, kalau tren hijau ini bertahan, itu menegaskan permintaan riil sudah kembali. Situasi ini menunjukkan saat pasar spot mampu menyerap suplai dari STH dan whale yang kapitulasi.

Apa Artinya untuk Harga Bitcoin Menjelang Natal

Jika digabungkan, keempat grafik menunjukkan ini adalah koreksi tahap akhir, bukan bull market baru.

Holder jangka pendek dan whale baru menanggung kerugian besar dan masih cenderung jual saat harga naik. Secara indeks, yield riil ekonomi makro tetap menahan nafsu risiko para pelaku pasar.

Bersamaan dengan itu, beberapa pondasi pemulihan mulai terlihat. Kapitulasi dari whale baru mampu membersihkan basis holder.

Pembeli spot taker juga sudah kembali, sehingga tekanan turun mulai melambat.

Menjelang Natal 2025, Bitcoin terlihat bergerak di rentang sempit dengan kecenderungan bearish, dan bertahan di sekitar US$90.000.

Penurunan tiba-tiba ke kisaran menengah atau atas US$80.000 tetap mungkin terjadi jika yield riil masih tinggi. Pergeseran tren ke bullish kemungkinan memerlukan tiga sinyal bersamaan:

Pertama, harga harus kembali di atas harga realisasi holder jangka pendek dan bertahan di atasnya. Kedua, yield riil dua tahun perlu menurun, sehingga kondisi keuangan jadi lebih longgar.

Ketiga, dominasi Taker Buy juga harus terus berlanjut, supaya permintaan spot yang kuat tetap bertahan.

Sampai ketiga syarat itu muncul, trader menghadapi market yang bergerak liar, terpengaruh data makro dan holder yang terjebak. Investor jangka panjang bisa melihat ini sebagai zona untuk merencanakan, bukan saatnya ambil risiko agresif.

Sebagian Besar Indikator On-Chain Bitcoin Menandakan Siklus Pasar Bearish Baru

4 December 2025 at 04:00

Bitcoin terus diperdagangkan dekat US$92.000 setelah reli minggu ini, namun klaster indikator on-chain yang semakin berkembang ini kini menunjukkan pasar sudah memasuki siklus bearish. 

Ini sangat kontras dengan prediksi terbaru dari pemimpin pasar seperti Tom Lee dan Arthur Hayes, yang berpendapat Bitcoin masih bisa menutup tahun dengan nilai yang signifikan lebih tinggi.

Prediksi Bullish Bertabrakan dengan Data

Lee baru-baru ini melunak dari target awal US$250.000 dan sekarang memperkirakan Bitcoin tetap di atas US$100.000 hingga akhir tahun. 

Sementara itu, Arthur Hayes memiliki pandangan yang jauh lebih agresif, menyebut penurunan baru-baru ini ke kisaran US$80.000 sebagai dasar siklus dan memprediksi potensi pergerakan menuju US$200.000–US$250.000. 

Namun, struktur pasar saat ini tidak sesuai dengan kedua skenario tersebut.

CryptoQuant’s komposit Bull Score Signals menunjukkan alasannya. Selama fase bull sebelumnya, termasuk akhir 2023 dan awal 2025, model ini menampilkan kondisi hijau secara luas dalam valuasi, pertumbuhan permintaan, aktivitas jaringan, dan likuiditas stablecoin. 

Sejak pertengahan 2025, komponen-komponen ini secara konsisten berubah merah. MVRV Z-score telah bergeser ke wilayah terlalu panas, aktivitas jaringan melemah, dan daya beli stablecoin menurun.

Bitcoin Bull Score Signals. Sumber: CryptoQuant

Polanya menyerupai tahap awal penurunan 2022 daripada kelanjutan reli 2025.

Selain itu, Indeks Bull Score, memberikan pandangan yang lebih rinci. Bitcoin menghabiskan paruh pertama 2025 di wilayah bullish dengan bacaan di atas 60. 

Menjelang akhir Agustus, skor mulai turun tajam, turun di bawah 40 pada bulan Oktober dan tetap datar hingga November meskipun ada volatilitas harga jangka pendek. 

Bacaan terbaru berada di kisaran 20–30, dalam kondisi bearish. Pemulihan dari penurunan minggu lalu sedikit mengubah sinyal siklus dasar. 

Indeks Bull Score Bitcoin

Selain itu, Bull Score yang dipetakan terhadap harga, memperkuat pandangan ini. Model ini telah beralih dari sinyal “sangat bullish” berwarna hijau awal tahun ini ke sinyal “bearish” dan “sangat bearish” yang persisten sepanjang September, Oktober, dan November. 

Bahkan pemulihan terbaru menuju US$92.000 dikategorikan sebagai reli zona bearish, mencerminkan fase distribusi yang terlihat di puncak siklus sebelumnya.

Indeks Bull Score Bitcoin – Dipetakan ke Harga

Momentum Metrics Perkuat Kasus Bitcoin Bearish

Indikator momentum pasar sekarang mencerminkan pergeseran siklus yang sama. RSI tetap netral sekitar 50, menandakan kurangnya keyakinan di balik kenaikan minggu ini. 

Chaikin Money Flow tetap negatif hampir sepanjang bulan, mencerminkan aliran modal keluar yang berlanjut bahkan ketika harga pulih. 

Meskipun MACD baru-baru ini berubah positif, histogram sudah menunjukkan amplitudo yang melemah. Ini menunjukkan bahwa pergerakan tersebut kurang memiliki momentum yang berkelanjutan.

Sinyal tambahan memperkuat kehati-hatian. Lonjakan RSI jangka pendek di atas 70 dalam beberapa hari terakhir gagal bertahan, menunjukkan penjual tetap aktif dalam setiap upaya untuk breakout. Ketidakmampuan CMF untuk kembali ke wilayah positif menyoroti distribusi yang sedang berlangsung daripada akumulasi. 

Sementara itu, crossover rentan MACD mencerminkan kondisi yang terlihat selama reli pasar bearish sebelumnya, di mana momentum meningkat sesaat sebelum kembali melemah.

Secara keseluruhan, indikator on-chain, likuiditas, dan momentum menunjukkan pergeseran struktural ke dalam siklus bearish. 

If Strategy holds its 650K BTC this cycle (or sells only a little), we would not see another -65% drawdown like in 2022.

We are about -25% from ATH now, and even if a bear cycle comes, the downside would likely be smaller and look more like a broad sideways range.

Long-term… pic.twitter.com/71HBg0UDs7

— Ki Young Ju (@ki_young_ju) December 3, 2025

Sementara Tom Lee dan Arthur Hayes berpendapat bahwa Bitcoin dapat memulihkan kekuatannya, data pasar saat ini menunjukkan sebaliknya. 

Kecuali jika likuiditas stablecoin, aktivitas jaringan, dan pertumbuhan permintaan pulih dengan tegas, pemulihan terbaru Bitcoin lebih mungkin hanya pantulan sementara daripada awal fase kenaikan baru.

Kapitalisasi Pasar MicroStrategy Turun Miliaran di Bawah Kepemilikan Bitcoinnya

2 December 2025 at 04:45

MicroStrategy mengalami awal Desember yang buruk ketika kapitalisasi pasarnya sempat jatuh di bawah nilai bersih kepemilikan Bitcoinnya, memunculkan kembali kekhawatiran tentang leverage, likuiditas, dan kepercayaan investor terhadap perusahaan ini.

Sahamnya anjlok pada Senin pagi, jatuh ke angka US$156, yang membuat valuasi MicroStrategy turun menjadi US$45 miliar.

Mimpi Buruk Wall Street Untuk MicroStrategy?

Perusahaan ini saat ini memiliki 650.000 BTC senilai sekitar US$55,2 miliar, menjadikan penurunan ini momen langka di mana Wall Street menilai bisnis ini lebih rendah daripada aset-aset dasarnya.

Namun, MicroStrategy juga memiliki utang senilai US$8,2 miliar. Setelah mengurangi utang tersebut dan menambahkan cadangan kas sebesar US$1,4 miliar, perusahaan ini masih memegang sekitar US$48,4 miliar dalam nilai bersih Bitcoin. 

Ini berarti sahamnya jatuh US$3,4 miliar di bawah nilai yang sudah disesuaikan dengan Bitcoin pada titik terendah sesi tersebut.

MicroStrategy's Current Situation:

1. Bitcoin holdings: $55.2 billion
2. Debt holdings: $8.2 billion
3. Cash reserve (announced today): $1.4 billion
4. Bitcoin holdings – Debt + Cash: $48.4 billion
5. Market cap of $MSTR: $45 billion

MicroStrategy's NET Bitcoin holdings are… https://t.co/Ii4T6dEFo8

— The Kobeissi Letter (@KobeissiLetter) December 1, 2025

Keterpisahan ini mengejutkan para trader. Biasanya, MicroStrategy diperdagangkan pada harga premium karena pasar memperhitungkan strategi agresif Michael Saylor terhadap Bitcoin, pembelian BTC di masa depan, dan peran saham sebagai proxy Bitcoin yang diatur.

Namun, penjualan besar pada hari Senin memaksa premium tersebut masuk ke salah satu rentang tersempitnya tahun ini.

Such a bad take.

A) Bitcoin price would crash if Saylor sold. And there’s not enough liquidity to exit the position. He is the liquidity. Institutions have been net sellers.

B) Debt isn’t free. There’s regular interest payments. Therefore he must sell more shares in perpetuity. pic.twitter.com/fsChvN4DHW

— Beanie (@beaniemaxi) December 1, 2025

Di tengah hari, rasio mNAV perusahaan—yang mengukur seberapa jauh saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai aset bersih Bitcoin—pulih menjadi 1,16, jauh di bawah level yang terlihat sebelumnya pada tahun 2025.

Bacaan ini menunjukkan pasar kini menilai MicroStrategy hanya 16% di atas kepemilikan Bitcoinnya, dibandingkan dengan premi yang melebihi 50% selama reli tahun ini.

Statistik Utama MSTR pada 1 Desember | Sumber: Strategy


Periode Risiko Kritis untuk MicroStrategy dan Bitcoin

Penilaian ulang yang tajam ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor. Bitcoin turun dari US$125.000 menjadi US$85.500 sejak Oktober, menghapus nilai dalam puluhan miliar dari neraca MicroStrategy.

Penurunan ini bertepatan dengan likuiditas yang mengetat, arus masuk ETF menurun, dan penyesuaian selera risiko secara luas di industri ini.

Keprihatinan terhadap strategi jangka panjang Saylor juga muncul kembali. Para kritikus berargumen bahwa utang perusahaan harus dibayar terlepas dari kinerja Bitcoin, menambah tekanan untuk mengumpulkan modal baru atau menjual lebih banyak saham.

Pihak lain memperingatkan bahwa posisi MicroStrategy kini begitu besar sehingga Saylor tidak dapat mengurangi risiko tanpa mendestabilisasi pasar.

Namun, perusahaan ini tetap menjadi holder Bitcoin korporat terbesar di dunia, dan kepemilikannya terus melebihi kapitalisasi pasarnya.

Grafik Harga Saham MSTR pada 1 Desember | Sumber: Google Finance

Pemulihan di kemudian hari menunjukkan investor tidak meninggalkan saham ini, tetapi mereka lebih agresif dalam mengevaluasi kembali risiko daripada tahun ini.

MicroStrategy mengawali Desember dengan celah valuasi terketat dalam beberapa tahun, menandakan sebuah titik balik dalam cara pasar melihat strategi Bitcoin perusahaan yang berbasis leverage.

Apakah ini menandai sebuah kepanikan sementara atau awal dari koreksi lebih dalam akan tergantung pada stabilitas Bitcoin dan langkah selanjutnya dari perusahaan.

Tom Lee dari BitMine dan Data On-Chain Isyaratkan Pergerakan Besar Bitcoin di Bulan Desember

28 November 2025 at 00:55

Bitcoin mungkin akan menghadapi Desember yang menentukan seiring kondisi likuiditas mengetat dan metrik on-chain berubah. Ketua BitMine Tom Lee mengatakan pasarnya telah “merangkak” sejak kejutan likuidasi 10 Oktober, namun ia berargumen bahwa kondisi saat ini mendukung pergerakan besar sebelum akhir tahun.

Tren on-chain terbaru dan data kolateral exchange menunjukkan tekanan serupa yang sedang membangun di bawah permukaan.

Kerusakan Likuiditas Masih Mendefinisikan Pasar

Lee berujar kepada CNBC bahwa kejadian bulan Oktober tersebut merusak neraca keuangan market-maker dengan signifikan. 

Ia menggambarkan perusahaan-perusahaan ini sebagai “bank sentral” kripto yang bertanggung jawab atas kedalaman, spread, dan inventori. Ketika neraca mereka menyusut, likuiditas menyusut selama berminggu-minggu.

WATCH: Tom Lee says “Bitcoin could hit a new all-time high before year-end” pic.twitter.com/13czeJdJeL

— BeInCrypto (@beincrypto) November 27, 2025

Hal ini sejalan dengan kinerja pasar sejak awal Oktober. Bitcoin telah turun hampir 30% dari puncaknya di US$126.000. 

Sementara itu, bulan November menjadi salah satu bulan terburuk baik untuk harga maupun arus ETF dalam beberapa tahun terakhir.

Market maker menarik modal risiko setelah gelombang likuidasi menghapus sekitar US$19 miliar posisi leverage. 

Kedalaman order-book turun tajam di berbagai exchange besar, menciptakan celah yang memperkuat pergerakan ke bawah. Dalam kondisi seperti ini, Bitcoin dan Ethereum cenderung merespons lebih awal terhadap tekanan makro dibandingkan ekuitas.

Meskipun mengalami kerusakan ini, Lee memperkirakan reli kuat di bulan Desember, dengan mengutip kemungkinan pergeseran dovish dari Federal Reserve.

“Bitcoin membuat pergerakan terbaiknya dalam 10 hari setiap tahun, saya pikir beberapa dari hari-hari tersebut masih akan terjadi sebelum akhir tahun,” ucap Tom Lee.

Metrix On-Chain Menunjukkan Penjual Kehilangan Kontrol

Bitcoin’s 90-day Spot Taker CVD telah berubah dari dominasi jual yang persisten menjadi posisi netral. Indikator ini melacak order pasar agresif di spot exchange.

Bitcoin Spot Taker CVD (Cumulative Volume Delta, 90 hari) | Sumber: CryptoQuant

Bar merah mendominasi dari awal September hingga pertengahan November, menunjukkan tekanan jual taker yang berkelanjutan.

Pergerakan terbaru ke posisi netral menandai jeda dalam pola tersebut. Ini menyarankan fase penjualan agresif telah habis. 

Namun, ini tidak menunjukkan dominasi pembeli yang kuat. Sebaliknya, pasar telah memasuki fase seimbang yang umum dalam pasar bear di akhir siklus.

Harga tetap jauh di bawah level Oktober, namun ketiadaan tekanan jual taker yang persisten menunjukkan stabilitas yang lebih baik. 

Perubahan ini sejalan dengan pengaturan ulang leverage yang lebih luas yang terlihat di pasar futures, di mana funding rates bergerak mendekati nol.

Tren Pinjaman Menunjukkan Tangan Kuat, tapi Leverage Rapuh

Data CryptoQuant menunjukkan pengguna Nexo lebih memilih meminjam dengan jaminan Bitcoin daripada menjualnya. BTC menyumbang 53% hingga 57% dari semua kolateral di platform. Rentang ini bertahan selama beberapa bulan meskipun ada penurunan.

'@Nexo users aren’t selling their Bitcoin, they’re borrowing against it.

BTC now accounts for 54.3% of all collateral on the platform, holding a steady 53–57% range for months.

It confirms Bitcoin is the dominant asset users leverage when they need liquidity. pic.twitter.com/bhmL9UdUvO

— CryptoQuant.com (@cryptoquant_com) November 27, 2025

Perilaku ini mengurangi tekanan jual langsung. Ini juga menegaskan bahwa holder jangka panjang terus memperlakukan Bitcoin sebagai sumber likuiditas utama mereka. 

Namun, ini menambahkan lapisan kerentanan lain. Jika Bitcoin turun lebih jauh, posisi yang berkolateral menghadapi risiko likuidasi.

Ditambah dengan order book yang tipis, penjualan terpaksa dapat menghasilkan volatilitas yang berlebihan. Dinamika ini mencerminkan kerapuhan akhir-bear daripada kekuatan awal-bull.

Pasar Terjebak antara Kelelahan dan Likuiditas Rendah

Struktur pasar saat ini mencerminkan transisi daripada pembalikan yang bersih. Arus keluar ETF, likuiditas yang rusak, dan ketidakpastian makro terus memberi tekanan pada harga. 

Namun, penjualan on-chain telah mereda, dan holder struktural terus mempertahankan posisi.

Hasilnya adalah lingkungan di mana katalis kecil dapat menghasilkan pergerakan besar. 

🚨TOM LEE: YEAR-END RALLY IS COMING

Despite a brutal six weeks, Tom Lee says a STRONG December rally is on deck, backed by by a dovish incoming Fed pivot. pic.twitter.com/G9afNmV0RR

— Coin Bureau (@coinbureau) November 27, 2025

Sebuah pergeseran dovish dari The Fed kemungkinan akan menembus order book yang tipis dan mempercepat rebound. Kejutan makro lainnya dapat memicu pengurangan leverage baru.

Pandangan Lee sejalan dengan pengaturan ini. Pasar telah berhenti berdarah, namun tetap rapuh. Bitcoin memiliki sejarah menghasilkan pergerakan dua digit dalam periode yang terkompresi, terutama setelah likuidasi agresif.

Seiring datangnya bulan Desember, baik kondisi likuiditas maupun data on-chain menunjukkan pergerakan besar berikutnya semakin dekat. 

Arah pergerakan akan bergantung pada sinyal makro dan arus ETF, bukan hanya pada sentimen saja.

❌