Akhir pekan ini tercatat sebagai salah satu periode paling brutal di pasar mata uang kripto. Lebih dari US$2,2 miliar posisi leverage investor di likuidasi. Peristiwa ini bukan sekadar koreksi harga biasa, melainkan sebuah likuidasi kripto miliaran yang secara brutal menunjukkan risiko di pasar yang volatilterutama untuk BTC, XRP, dan DOGE.
Anjloknya harga Bitcoin (BTC) hingga mendekati US$81.000 menjadi pemicu. Altcoin seperti XRP dan Dogecoin (DOGE) turut menderita kerugian yang lebih parah, menandai tingginya sensitivitas altcoin terhadap tekanan likuiditas BTC.
Ketika Bitcoin Menjadi Pemicu Likuidasi
Penurunan tajam Bitcoin mencatat harga terendah sejak April dan kini telah jatuh lebih dari 33% dari puncak tertingginya.
Berbeda dengan koreksi sebelumnya, crash kali ini di dominasi oleh penutupan paksa posisi long yang di buka dengan leverage tinggi. Ketika harga jatuh, posisi-posisi ini mencapai batas marginnya dan di tutup secara otomatis oleh bursa, menambah tekanan jual ke pasar.
Sementara Bitcoin menjadi pusat likuidasi, altcoin mengalami persentase kerugian harian yang lebih dramatis. Ini menegaskan peran mereka sebagai aset yang paling rentan terhadap volatilitas pasar.
XRP: Dalam skala mingguan, XRP menjadi top mover dalam kerugian di antara sepuluh kripto teratas, dengan penurunannya mencapai sekitar 15%.
Journalist BeInCrypto mempertanyakan hal ini kepada analist lokal, Tri Agung Praseto. Iya menyatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa korelasi antar-aset tetap kuat. Begitu BTC kehilangan pijakan, investor cenderung menarik modal dari altcoin yang di anggap lebih berisiko, memperburuk laju penurunan harga mereka.
Sentimen “Ketakutan Ekstrem” dan Prospek Jangka Pendek
Para ahli menyimpulkan bahwa pasar berada dalam situasi yang sangat rumit dalam jangka pendek. Meskipun fundamental ekonomi makro mungkin menawarkan harapan pemulihan dalam jangka panjang, goncangan yang didorong oleh leverage telah menciptakan ketidakpastian mendalam.
Pelajaran terbesar dari ‘Black Friday’ kripto ini adalah penekanan pada pentingnya manajemen risiko dan bahaya dari penggunaan leverage berlebihan.
Bagaimana pendapat Anda tentang likuidasi pasar kripto di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Koin privasi telah menjadi pusat perhatian di sektor kripto sepanjang akhir 2025. Aset terkemuka seperti Zcash (ZEC) berhasil melampaui pasar, menahan penurunan besar meskipun sebagian besar aset kripto terus mengalami kemerosotan.
BeInCrypto berbicara dengan beberapa ahli untuk memahami mengapa koin privasi melonjak saat ini dan apakah mungkin untuk mengidentifikasi peluang kripto besar berikutnya sebelum menjadi populer.
Privacy Coins Mempertahankan Kepemimpinan sebagai Sektor Berkinerja Terbaik di Pasar
BeInCrypto melaporkan sebulan yang lalu bahwa mata uang kripto berfokus privasi muncul sebagai sektor dengan kinerja terbaik di pasar. Meski demikian, ini tetap berlaku hari ini, meskipun pasar yang lebih luas memperpanjang kemerosotannya selama dua bulan.
Koin privasi telah melonjak 276,4% tahun-ke-tahun, menjadikannya sektor terkuat dan salah satu dari hanya dua sektor yang menunjukkan pengembalian positif tahun ini.
Menurut Nic Puckrin, analis kripto dan co-founder dari The Coin Bureau, reli ini sangat terkait dengan peningkatan tajam pengawasan global dan kontrol modal.
Dia menunjuk pada contoh seperti Turki yang memberikan lebih banyak kekuasaan kepada otoritas keuangannya untuk membekukan akun kripto. Selain itu, regulator di seluruh dunia memperketat pengawasan terhadap aset digital.
Puckrin menjelaskan bahwa Bitcoin dan Ethereum tidak lagi mewujudkan cita-cita asli “cypherpunk” tentang privasi dan perlawanan terhadap sensor. Sebaliknya, mereka menjadi sangat mudah di lacak.
Mereka bahkan lebih mudah di pantau dibandingkan dengan uang tunai, mendorong minat baru pada mata uang kripto yang menawarkan perlindungan privasi yang lebih kuat.
“Ada elemen ideologis yang berasal dari para pengguna awal, yang kehilangan keyakinan dalam narasi Bitcoin karena keterlibatan lembaga yang sangat besar. Para advokat privasi yang tidak lagi melihat Bitcoin sebagai solusi. Dan kemudian ada investor yang ingin mengikuti gelombang momentum – contohnya, Zcash naik lebih dari 1.500% selama setahun terakhir. Wajar bila orang ingin mendapatkan bagian dari itu,” ujar dia.
Elkaleh dari Bitget Wallet menekankan bahwa ketegangan ini sedang membentuk ulang ekspektasi di seluruh industri. Aturan yang lebih jelas menarik lebih banyak peserta mainstream ke pasar, namun para pengguna ini datang dengan serangkaian tuntutan yang berbeda.
“Apa yang kita lihat adalah industri yang semakin matang: aturan yang lebih jelas membawa lebih banyak pengguna mainstream, dan pengguna tersebut semakin berharap bahwa privasi finansial, kedaulatan, dan alat yang aman sebagai fitur dasar, bukan opsi pinggiran,” tuturnya.
Sementara itu, Ray Youssef, pendiri dan CEO dari NoOnes, mengaitkan breakout pada koin privasi dengan kombinasi rotasi naratif dan angin makroekonomi. Dia mengamati bahwa, setelah bertahun-tahun di tandai oleh institusionalisasi Bitcoin dan Ethereum, serta siklus altcoin yang di gerakkan oleh meme, modal sekarang mengalir ke aset yang di anggap sebagai “kripto berdasarkan desain,” dengan desentralisasi dan privasi yang di kendalikan pengguna sebagai intinya.
Youssef menambahkan bahwa partisipasi institusional dalam kripto terus meningkat. Maka, banyak trader ritel dan pengguna asli kripto mencari proyek yang memulihkan rasa otonomi dan privasi.
Rob Viglione, Pendiri zkVerify dan CEO dari Horizen Labs, menekankan bahwa minat yang di perbarui mencerminkan pergeseran pasar yang lebih luas. Dia mencatat bahwa pengguna semakin mengakui privasi sebagai persyaratan inti untuk penggunaan di dunia nyata, bukan sebagai fitur khusus.
Dia menjelaskan bahwa momentum saat ini melampaui reli token yang terisolasi. Ini menandakan evaluasi ulang yang lebih dalam tentang bagaimana privasi seharusnya berfungsi di seluruh lapisan kripto.
Apakah Utility Menjadi Tren Setingkat Meme Berikutnya di Aset Kripto?
Meningkatnya aset yang berfokus pada privasi juga membangkitkan pertanyaan: apakah ini hanya siklus “pump” jangka pendek lainnya, seperti reli meme coin sebelumnya, atau apakah ini mencerminkan perubahan nyata menuju narasi yang di dorong oleh utilitas? Analis menyarankan jawabannya mungkin ada di antara keduanya.
Youssef menerangkan bahwa reli meme coin cenderung cepat, sangat spekulatif, dan berumur pendek, sering kali cepat meredup. Setelah momentum itu memudar, pasar biasanya beralih ke narasi dengan nilai yang lebih bertahan lama.
Ini termasuk area seperti pembayaran, privasi, lapisan transaksi di dunia nyata, infrastruktur DeFi, dan lainnya. Dalam konteks ini, token privasi menarik minat baru karena menawarkan otonomi yang jelas, perlindungan dari sensor, dan kemampuan untuk bertransaksi tanpa eksposur atau risiko pembekuan sepihak. Dia mengungkapkan bahwa,
“Jika pengguna dan allocator menyimpulkan bahwa fitur ini mewakili utilitas yang bertahan lama daripada hype jangka pendek, arus modal ke sektor ini dapat bertahan jauh melampaui rotasi narasi sementara,”
Puckrin memaparkan bahwa meme coin umumnya berkembang selama periode euforia pasar. Sementara itu, token yang di dorong oleh utilitas cenderung berkinerja lebih baik ketika investor lebih berhati-hati atau mencari reposisi keuntungan.
“Namun di sini peringatannya adalah bahwa kita belum melihat rotasi luas ke token utilitas. Ada beberapa kantong kinerja yang mengungguli, tapi sebagian besar altcoin masih berkinerja buruk dibandingkan Bitcoin. Kita masih belum melihat sesuatu seperti altseason tradisional, dan sampai kita melakukannya, reli token utilitas lebih merupakan pengecualian daripada aturan,” ungkapnya kepada BeInCrypto.
Cara Menemukan Narasi Besar Aset Kripto Berikutnya
Ketika narasi baru muncul lebih cepat dari sebelumnya, mengenali tren breakout awal menjadi salah satu tantangan dan peluang terbesar bagi investor kripto. Puckrin menjelaskan bahwa,
“Ini sama tentang keberuntungan seperti halnya tentang ketekunan. Anda bisa melihat ketidakefisienan di pasar, atau migrasi pengembang ke chain atau proyek baru. Anda bisa melihat di mana permintaannya. Tapi pada akhirnya, narasi kripto sering kali sama banyaknya tentang spekulasi seperti halnya tentang fundamental, dan itu bisa sulit untuk diprediksi. Seringkali ini hanya soal berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.”
Meskipun demikian, analis menjelaskan tren investasi institusional sebagai titik awal yang baik untuk mengevaluasi sektor apa pun.
“Jika saya harus memilih satu narasi untuk siklus ini, itu adalah RWAs. Modal institusional mengalir ke tokenisasi RWA – jangan lupa sektor ini juga mencakup stablecoin – dan kita melihat kolaborasi antara proyek RWA dan institusi. Arus modal institusional adalah indikator utama yang harus diperhatikan siklus ini, karena didasarkan pada kebutuhan jangka panjang daripada hype,” saran Puckrin.
Youssef memiliki pandangan yang lebih terstruktur, membingkai proses ini sebagai “pengenalan pola dengan triangulasi sinyal.” Dia menjelaskan sinyal utama, termasuk permintaan pengguna yang nyata, aktivitas on-chain, penggunaan fitur protokol, dan perluasan akses pasar.
“Untuk privasi, perhatikan adopsi tx terproteksi, aksesibilitas exchange, integrasi wallet, dan berita regulasi. Untuk DePIN, pantau tingkat penyebaran perangkat, kemitraan dengan pemain infrastruktur, umpan data dunia nyata, dan pendapatan per perangkat. Sedangkan untuk AI dan model on-chain, integrasi pengembang, permintaan API, dan penangkapan nilai token berperan penting. Untuk DeFi / RWA, TVL, keberlanjutan hasil, kualitas mitra, dan struktur kustodiannya memiliki potensi untuk mendorong siklus berikutnya. Intinya adalah, di semua sektor, investor harus memperhatikan daya tahan tokenomics, sejarah keamanan, dan memeriksa penggunaan yang nyata,” dia jelaskan.
Eksekutif itu juga mengungkapkan bahwa sentimen regulasi memainkan peran penting. Narasi baru mendapatkan daya tarik jauh lebih mudah ketika lingkungan menguntungkan. Akhirnya, arus modal, baik dari trader ritel, whale, maupun allocator institusional, juga dapat menjadi sinyal.
“Jika ciri-ciri ini bergerak bersamaan, kita mungkin sedang melihat meta yang baru muncul,” tegasnya.
Akhirnya, Elkaleh yakin bahwa mengidentifikasi meta yang muncul di mulai dengan melacak indikator awal, seperti aktivitas pengembang, listing exchange baru, dan momentum sosial di platform seperti X. Token berkapitalisasi rendah dengan fundamental yang kuat sering kali memberikan tanda paling awal dari pembentukan narasi.
Dia menyatakan bahwa investor yang menggabungkan sinyal perilaku dengan analisis fundamental akan mendapatkan pandangan paling jelas tentang di mana traksi sedang di bangun sebelum terlihat oleh pasar yang lebih luas. Elkaleh menjelaskan bahwa,
“Sinyal terkuat saat ini adalah arus masuk institusional, ekspansi kapitalisasi pasar di tingkat sektor, dan konvergensi awal kategori seperti RWA, DePIN, AI, dan DeFi. Vertikal ini memberikan utilitas nyata — dari infrastruktur dunia nyata hingga otomatisasi keuangan berbasis AI — yang memposisikan mereka sebagai kandidat yang kredibel memimpin siklus berikutnya. Untuk koin privasi khususnya, terobosan akan datang dari mengintegrasikan alat privasi dan zero-knowledge langsung ke dalam wallet dan produk DeFi sehari-hari, membuat privasi menjadi mudah daripada opsional.”
Meskipun indikator ini tidak menjamin keberhasilan, indikator ini menawarkan kerangka kerja yang berguna untuk melihat momentum awal. Ketika permintaan pengguna, aktivitas pengembang, regulasi, dan arus modal mulai selaras, narasi baru mungkin sedang terbentuk, jauh sebelum menjadi arus utama.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Altcoin mengalami kesulitan akibat penurunan harga Bitcoin di bawah US$90,000, dan saat akhir pekan mendekat, kemerosotan ini bisa berlanjut. Namun, beberapa token kripto berhasil menemukan cara keluar dari ketergantungan pada BTC dengan bergantung pada faktor lain untuk mencatat kenaikan harga.
BeInCrypto telah menganalisis tiga altcoin yang mungkin akan mengalami perubahan akhir pekan ini, entah itu ke arah yang lebih baik atau lebih buruk.
Starknet (STRK)
STRK naik 66% selama minggu lalu setelah Anchorage Digital mengaktifkan staking Bitcoin di Starknet, menarik perhatian investor. Langkah ini meningkatkan permintaan untuk STRK dan menunjukkan kepercayaan yang meningkat.
Garis EMA menunjukkan bahwa STRK mendekati Golden Cross, sinyal bullish secara historis. Jika di konfirmasi, pola ini bisa memicu reli baru, memungkinkan harga menembus resistance US$0,252. Momentum berkelanjutan bisa membawa STRK menuju level US$0,300 seiring dengan meningkatnya tekanan beli.
Mau wawasan token lebih banyak seperti ini? Langganan Newsletter Harian Kripto Editor Harsh Notariya di sini.
Jika investor mulai mengambil keuntungan dan momentum bullish memudar, STRK bisa kehilangan jalur naiknya. Penurunan bisa membawa harga menuju US$0,195 atau bahkan US$0,136, menghilangkan pandangan bullish. Permintaan yang melemah dan perubahan sentimen akan meningkatkan risiko koreksi lebih dalam.
SOON telah turun 67% minggu ini dan sekarang di perdagangkan di US$0,88 setelah kehilangan level support penting US$1,00. Tekanan bearish meningkat karena 15,21 juta SOON senilai lebih dari US$13,4 juta akan di buka akhir pekan ini, meningkatkan pasokan dan membebani sentimen.
Pasokan yang masuk ini, di tambah dengan Parabolic SAR yang menunjukkan tren turun, dapat memperkuat tekanan jual. Jika momentum lebih melemah, SOON bisa jatuh di bawah US$0,76 dan meluncur menuju US$0,47. Penurunan semacam itu akan memperdalam kerugian dan menyoroti kondisi pasar yang rapuh untuk altcoin ini.
Jika investor memandang penurunan ini sebagai peluang beli, SOON mungkin bangkit dari zona support US$0,76. Pemulihan dapat mendorong harga di atas US$1,04 dan melanjutkan hingga US$1.39 atau lebih tinggi. Gerakan ini akan membantu membalikkan kerugian terbaru dan membatalkan pandangan bearish.
Wiki Cat (WKC)
WKC muncul sebagai salah satu meme coin yang paling kuat minggu ini, di perdagangkan di US$0.000000000103. Meskipun harganya kecil, token ini mempertahankan kapitalisasi pasar US$51 juta dan lebih dari 151.600 holder, menunjukkan dukungan komunitas yang kuat dan keterlibatan jaringan yang berkelanjutan.
WKC telah naik 52% selama seminggu terakhir, di dukung oleh fundamenta yang membaik. Indikator Squeeze Momentum membentuk sebuah squeeze saat momentum bullish terbangun. Sebuah breakout volatilitas bisa mendorong harga melampaui resistance US$0.000000000126 dan menggerakkan reli menuju US$0.000000000151 jika pembeli mempertahankan kontrol.
Jika momentum bullish melemah, WKC bisa gagal mempertahankan keuntungannya. Penurunan di bawah support US$0.000000000099 bisa membawa harga menuju US$0.000000000076. Gerakan seperti ini akan membatalkan setup bullish dan menghapus sebagian besar pertumbuhan terbaru.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi altcoin di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
CEO MicroStrategy Michael Saylor menanggapi ulasan klasifikasi dari MSCI dengan menggambarkan perusahaannya sebagai bisnis operasi hybrid, bukan sebuah dana investasi.
Klarifikasi ini muncul di tengah konsultasi formal tentang bagaimana perusahaan treasury aset digital (DATs) harus diperlakukan dalam indeks ekuitas utama, sebuah keputusan yang bisa memiliki dampak besar pada MSTR.
Michael Saylor Tegaskan: “MicroStrategy Bukan Fund atau Trust” di Tengah Pengawasan MSCI
Dalam sebuah postingan detail di X (Twitter), Saylor menekankan MicroStrategy bukanlah sebuah dana, bukan trust, dan bukan perusahaan holding.
“Kami adalah perusahaan operasi yang diperdagangkan secara publik dengan bisnis perangkat lunak senilai US$500 juta dan strategi treasury unik yang menggunakan Bitcoin sebagai modal produktif,” ujar dia menjelaskan.
Pernyataan ini memposisikan MicroStrategy lebih dari sekadar holder Bitcoin, dengan Saylor mencatat bahwa dana dan trust memegang aset secara pasif.
“Perusahaan holding hanya duduk di atas investasi. Kami menciptakan, menyusun, mengeluarkan, dan mengoperasikan,” tambah Saylor, menyoroti peranan aktif perusahaan dalam keuangan digital.
Tahun ini, MicroStrategy menyelesaikan lima penawaran publik sekuritas kredit digital: STRK, STRF, STRD, STRC, dan STRE. Jumlah ini mencapai lebih dari US$7,7 miliar dalam nilai nominal.
Perlu dicatat, Stretch (STRC) adalah instrumen treasury yang didukung oleh Bitcoin dan menawarkan hasil USD variabel bulanan kepada investor institusional dan ritel.
Saylor menggambarkan MicroStrategy sebagai perusahaan keuangan terstruktur yang didukung oleh Bitcoin yang beroperasi di pertemuan pasar modal dan inovasi perangkat lunak.
“Tidak ada kendaraan pasif atau perusahaan holding yang bisa melakukan apa yang kami lakukan,” ucap dia, menekankan bahwa klasifikasi indeks tidak mendefinisikan perusahaan tersebut.
Mengapa Keputusan MSCI Penting
Konsultasi MSCI dapat mengklasifikasikan kembali perusahaan seperti MicroStrategy sebagai dana investasi, menjadikannya tidak memenuhi syarat untuk indeks utama seperti MSCI USA dan MSCI World.
Pengecualian ini bisa memicu miliaran dalam arus keluar pasif dan meningkatkan volatilitas pada $MSTR, yang saat ini turun sekitar 70% dari titik tertingginya.
Taruhannya melampaui MicroStrategy. Pembelaan Saylor menentang norma tradisional keuangan (TradFi), mempertanyakan apakah perusahaan operasi yang didorong oleh Bitcoin dapat mempertahankan akses ke modal pasif tanpa dilabeli sebagai dana.
MicroStrategy memegang 649.870 Bitcoin, dengan biaya rata-rata US$74.430 per koin. Nilai perusahaannya mencapai US$66 miliar, dan perusahaan ini mengandalkan penawaran ekuitas dan utang terstruktur untuk mendanai strategi akumulasi Bitcoinnya.
Putusan MSCI, yang diharapkan keluar pada 15 Januari 2026, bisa menguji kelayakan model treasury hybrid seperti ini di pasar publik.
Bitcoin sedang mengarungi periode volatilitas tinggi. Ini tak lain terpicu oleh memuncaknya spekulasi soal potensi pengaruh pemerintah AS pada harga berbagai aset kripto. Walhasil, kalangan investor dan analis kini memantau setiap pengumuman resmi dan langkah pemerintah, mengantisipasi pergerakan pasar yang sewaktu-waktu bisa berubah mendadak.
Perdebatan soal dugaan manipulasi pasar serta akumulasi strategis Bitcoin oleh pemerintah AS semakin menguat di kalangan trader institusional dan ritel, yang tetap waspada akan setiap sinyal dari otoritas maupun crypto whale.
Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin tergelincir dari US$95.000 ke US$86.000, imbas aksi jual masif yang dikaitkan dengan kekhawatiran terkait kemajuan komputasi kuantum serta penjualan dari investor raksasa. Tekanan jual ini (termasuk satu pionir yang menjual lebih dari 11.000 BTC) memicu likuidasi hampir US$1 miliar hanya dalam satu hari.
Pada saat yang sama, ETF Bitcoin di AS menorehkan arus keluar bersih sebesar US$203,6 juta sepanjang hari. Sementara itu, sentimen “extreme fear” (ketakutan ekstrem) mendominasi, dan analis kini mengawasi dengan ketat level-level support di rentang US$74.000 hingga US$90.000.
“Hal yang aneh: psikologi pasar. Beberapa holder BTC yang nyangkut sekarang bilang mereka akan keluar di pucuk pasar berikutnya. Masalahnya, saat pucuk berikutnya itu datang, mereka justru akan menjadi pembeli, bukan penjual, karena mengira masih ada ruang untuk naik lebih tinggi,” wanti-wanti Peter Brandt di X.
Kinerja Harga Bitcoin (BTC), 24 Jam | Sumber: BeInCrypto
Ketidakpastian ini lantas memunculkan berbagai hipotesis baru mengenai tujuan dan taktik pemerintah. Walaupun belum ada bukti manipulasi langsung, sejumlah komentar di media sosial semakin memperkuat perdebatan tersebut.
Di X (sebelumnya Twitter), analis pasar Peter Brandt melontarkan hipotesis kontroversial: pemerintah AS bisa saja memicu drop harga yang tajam dalam rangka membeli Bitcoin pada harga diskon.
“Pendapat pribadi saya adalah bahwa pemerintah AS seharusnya memicu penurunan harga yang tajam, memaksa Saylor tersapu likuidasi. Kemudian, pemerintah AS bisa mengakumulasi BTC untuk mendukung USD sebagai mata uang cadangan. Saya rasa koreksi harga ke US$30.000 sudah cukup,” ujar Brandt dalam postingan lainnya.
My own personal opinion The U.S. govt should engineer a sharp price decline, forcing Saylor into liquidation Then the U.S. govt can stock up on BTC to back up the $USD as a reserve currency I think driving price to $30k would do the trick pic.twitter.com/qwMCSYviOt
Meskipun ia hanya menyampaikan pendapat pribadi, pernyataan Brandt mencerminkan kekhawatiran bahwa kebijakan dan aksi terkoordinasi dapat memperdalam koreksi. Sementara itu, analis lain memprediksi adanya potensi koreksi sampai ke US$55.000 andaikata level-level support kunci berhasil diterobos.
Kebijakan Pemerintah AS: Akumulasi Bitcoin dan Dampaknya ke Pasar
Pada 2025, berbagai inisiatif federal baru di Amerika Serikat menempatkan kemungkinan keterlibatan negara yang lebih besar dalam pasar Bitcoin di garis depan perhatian publik.
Maret lalu, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang membentuk Strategic Bitcoin Reserve dan Digital Asset Vault, yang mewajibkan seluruh lembaga federal mendeklarasikan kepemilikan aset kripto mereka serta memberi kewenangan kepada Departemen Keuangan untuk membangun cadangan Bitcoin nasional. Perubahan ini, yang dirinci dalam perintah resmi Gedung Putih, mempertegas fokus pemerintah pada aset kripto.
Di samping itu, Bitcoin Act of 2025 yang diusulkan akan memungkinkan Departemen Keuangan AS untuk membeli dan sekaligus mengelola Bitcoin dalam volume jumbo, meniru model cadangan emas historis. Sementara itu, Congressman Warren Davidson memperkenalkan legislasi baru yang memungkinkan warga membayar pajak federal menggunakan Bitcoin, di mana pendapatan tersebut disetorkan ke Bitcoin Reserve.
Langkah-langkah ini telah menumbuhkan persepsi bahwa kebijakan AS bisa berdampak langsung ke harga Bitcoin. Para analis menilai administrasi dan pengawasan federal bisa memperkuat kemampuan lembaga-lembaga pemerintah untuk memengaruhi pasar kripto.
“Tak diragukan lagi, leverage berlebihan akan dihukum, tetapi bukankah ini bertentangan dengan esensi Bitcoin jika negara memiliki jumlah sebesar itu? Terlebih, jika itu diperoleh lewat manipulasi, misalnya, pemerintah AS menggunakan kekuatan moneternya (atau kekuatan lainnya) untuk mengakses cadangan tersebut,” tanya Best dog ever.
Kendati pemerintah AS belum terbukti melakukan intervensi langsung ataupun memanipulasi pasar, infrastruktur untuk mengelola cadangan BTC yang lebih besar sudah tersedia. Dengan semakin besarnya akses institusional dan berkembangnya kerangka hukum, volatilitas berisiko melejit sebagai respons atas perubahan kebijakan maupun rumor dan spekulasi.
Bagi investor Bitcoin, kewaspadaan yang konstan dan kemampuan untuk bereaksi cepat menjadi amat penting dalam lingkungan yang dinamis dan senantiasa berubah ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin versi Brandt di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Nvidia adalah salah satu pemenang terbesar dari ledakan AI. Hasil kuartal terakhir menunjukkan pendapatan US$57 miliar dan laba US$31,9 miliar – angka yang memecahkan rekor dalam ukuran apapun.
Akan tetapi, alih-alih merayakan, saham berayun liar: naik 5% setelah pengumuman laba, kemudian turun dalam waktu 18 jam. Investor, algoritma, dan pengamat pasar kini mengajukan pertanyaan penting: Apakah pertumbuhan AI Nvidia sekuat yang terlihat di atas kertas?
Model Pembiayaan NVIDIA Mendapat Sorotan saat Investor Ternama Bertaruh Melawannya
Tanda peringatan pertama adalah uang yang belum benar-benar dibayar. Nvidia memiliki tagihan pelanggan yang belum dibayar sebesar US$33,4 miliar, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Rata-rata, pelanggan membutuhkan 53 hari untuk membayar, naik dari 46 hari.
Sementara itu, perusahaan memiliki US$19,8 miliar dalam bentuk chip yang belum terjual, namun manajemen mengatakan permintaan sangat tinggi.
“Keduanya tidak bisa benar…Entah pelanggan tidak membeli atau mereka membeli tanpa uang tunai. Arus kas yang menceritakan kisah nyata,” ujar Shanaka Perera dalam sebuah unggahan.
Peringatan lain adalah kesenjangan antara laba dan kas nyata. Nvidia melaporkan laba sebesar US$19,3 miliar, namun hanya menghasilkan US$14,5 miliar dalam bentuk kas. Artinya, US$4,8 miliar dari “laba” belum benar-benar muncul di bank.
Sebagai perbandingan, pembuat chip lain seperti TSMC dan AMD hampir seluruh laba mereka dalam bentuk kas. Tingkat konversi yang lebih rendah dari Nvidia menimbulkan pertanyaan tentang seberapa nyata pertumbuhannya.
“Perusahaan chip sehat seperti TSMC dan AMD mengonversi lebih dari 95% laba ke kas. Nvidia mengonversi 75%. Itu tingkat yang mengkhawatirkan,” tambah Perera.
Hal ini semakin rumit ketika melihat bagaimana perusahaan AI saling membeli. Nvidia menjual chip ke perusahaan seperti xAI, Microsoft, OpenAI, dan Oracle. Banyak dari transaksi ini didanai oleh pinjaman atau kredit dari perusahaan yang sama, yang berarti uang yang sama dihitung berkali-kali sebagai pendapatan.
Michael Burry Memperingatkan Tentang Pendapatan dan Permintaan Nvidia
Michael Burry, investor yang terkenal karena memprediksi krisis 2008, menyebut ini sebagai “pengakuan pendapatan yang mencurigakan,” memperingatkan bahwa permintaan sebenarnya dari pengguna akhir mungkin sangat kecil.
Every company listed below has suspicious revenue recognition. The actual chart with ALL the give-and-take deals would be unreadable. The future will regard this a picture of fraud, not a flywheel. True end demand is ridiculously small. Almost all customers are funded by their… pic.twitter.com/0XyGQ8FjuE
Burry juga menunjukkan bahwa pembelian kembali saham Nvidia mungkin menyembunyikan risiko lain. Sejak 2018, perusahaan telah menghabiskan US$112,5 miliar untuk pembelian kembali, namun tetap menerbitkan saham baru.
Ini efektif mengencerkan kepemilikan pemegang saham yang ada. Dia juga mempertanyakan apakah GPU lama yang menggunakan lebih banyak listrik daripada model baru, benar-benar seberharga yang diklaim perusahaan.
“Hanya karena sesuatu digunakan bukan berarti itu menguntungkan,” dia ujar.
Pada saat yang sama, spekulasi yang terkait dengan AI nampaknya mempengaruhi pasar kripto. Bitcoin turun hampir 30% sejak Oktober, sebagian karena startup AI menahan US$26,8 miliar dalam bentuk Bitcoin sebagai jaminan, yang bisa dijual jika saham Nvidia jatuh lebih jauh.
Nvidia, $NVDA, CEO Jensen Huang told staff 'the whole world would've fallen apart' if Nvidia delivered a bad quarter, per BI
Tidak semua orang merasa khawatir. Pendukung mengatakan Nvidia memiliki arus kas sebesar US$23,8 miliar, pesanan besar dari perusahaan seperti Microsoft dan Meta, dan bahwa beberapa kesepakatan antar perusahaan adalah hal yang lazim dalam industri teknologi.
Namun, sebuah survei baru-baru ini oleh Bank of America menunjukkan bahwa 45% manajer dana melihat AI sebagai risiko gelembung pasar utama, sebuah kekhawatiran yang juga diungkapkan oleh regulator global, termasuk IMF dan Bank of England.
Beberapa bulan ke depan mungkin sangat penting. Analis memantau hasil kuartal keempat Nvidia pada Februari 2026, kemungkinan penurunan peringkat kredit pada Maret, dan pernyataan ulang pada April.
Bagaimana kinerja perusahaan ini bisa menentukan apakah ledakan AI berlanjut atau jika kepanikan pasar baru-baru ini menandakan awal perlambatan yang lebih luas. Bagaimanapun, cerita Nvidia kini menjadi kasus uji untuk era teknologi yang didorong oleh AI.
Harga Zcash (ZEC) bergerak stabil selama 24 jam terakhir, meskipun hampir US$2 miliar dari posisi kripto dilikuidasi selama penjualan besar-besaran. Ini membuat ZEC menjadi salah satu dari sedikit koin yang bertahan di tengah penurunan pasar secara keseluruhan.Simak AnalisaHarga Zec Berikut.
ZEC masih naik lebih dari 27% dari minggu ke minggu, namun breakout berikutnya belum dijamin, kecuali harga melewati satu hambatan penting.
Sinyal Momentum Ungkap Kemenangan Sell-Off, Namun Risiko Belum Hilang
Pada grafik 12 jam, Zcash terus bergerak di dalam saluran naik. Garis tren atas hanya memiliki dua titik sentuhan, jadi bisa break dengan mudah jika momentum meningkat. Namun teori breakout menemui beberapa masalah selama penjualan besar-besaran, terutama dipimpin oleh tiga indikator kunci.
On-Balance Volume (OBV) menunjukkan apakah permintaan sebenarnya mendukung harga. Antara 19 dan 20 November, harga membentuk titik rendah yang lebih tinggi, namun OBV membentuk titik rendah yang lebih rendah.
Divergensi bearish semacam itu melemahkan sebuah tren. OBV menyentuh support saluran pada 20 November dan terpantul, menghindari keruntuhan yang lebih dalam. Tetapi ZEC perlu OBV bergerak di atas 10,09 juta untuk mengonfirmasi permintaan yang lebih kuat.
Chaikin Money Flow (CMF), yang melacak aliran dana besar, telah menurun sejak 7 November, yang menjelaskan mengapa ZEC gagal menembus puncak saluran naik.
CMF sempat melintasi di atas nol pada 14 November dan membantu memicu lonjakan saat reli. Indikator sekarang kembali di atas garis nol. Namun, pergerakan di atas 0,02 akan menjadi konfirmasi yang lebih kuat bahwa aliran dana telah pulih.
Indikator momentum Relative Strength Index (RSI) menambahkan risiko utama.
Antara 10 dan 16 November, harga Zcash membuat titik tinggi yang lebih tinggi, tetapi RSI membuat titik tinggi yang lebih rendah. Divergensi bearish tersebut menunjukkan momentum yang memudar saat harga Zcash naik.
Inilah saat ketika bear sempat mengambil alih, dan ini sejalan dengan kelemahan OBV dan CMF. Sekarang RSI bergerak bersama harga lagi, menunjukkan dukungan momentum kembali. Itulah sebabnya Zcash “nyaris” menang melawan penjualan besar-besaran daripada berbalik ke koreksi yang lebih dalam.
Level Harga Zcash Menunjukkan Perang Breakout Masih di Depan
Tingkat harga Zcash sekarang menentukan apakah bull dapat mengendalikan perang breakout.
Hambatan utama pertama adalah US$766, target breakout pertama. Ini adalah zona ekstensi berbasis tren di mana ZEC macet sebelumnya. Melewati US$766 akan menunjukkan perubahan momentum yang nyata.
Jika ZEC melampaui US$766, target kunci berikutnya adalah US$978. Tingkat ini juga mewakili kemungkinan breakout dari saluran naik itu sendiri. Pergerakan bersih di atas US$978 akan membuka jalan menuju harga empat digit.
Di sisi lain, US$635 adalah support pertama. Kehilangannya akan mengekspos US$555. Penurunan di bawah US$555 akan mendorong ZEC keluar dari saluran naik dan mengubah tren menjadi netral. Di sinilah indikator kekuatan bull-bear penting.
Indikator kekuatan bull-bear membandingkan harga dengan nilai tren dasar untuk menunjukkan siapa yang mengendalikan kekuatan jangka pendek. Pasca divergensi RSI (10–16 November), bear sempat mengambil alih, mencocokkan koreksi di pertengahan saluran.
Tetapi indikator ini telah kembali ke zona positif sekarang, yang berarti bull memegang kendali lagi. Karena bull sekarang memimpin pada indikator kekuatan bull-bear, perang breakout meningkat di atas US$766. Jika harga Zcash menembus US$766 sementara kekuatan bull-bear tetap positif, Zcash mendapatkan kesempatan nyata untuk menyerang US$978, level breakout kunci yang akan menentukan langkah selanjutnya dari tren.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi Zcash (ZEC) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Sementara total kapitalisasi pasar memasuki minggu keempat penurunan berturut-turut dan pasar kehilangan hampir US$1 triliun pada bulan November, data mengungkapkan perbedaan mencolok dalam cara investor menarik modal. Aset mid-cap dan low-cap menunjukkan sinyal positif yang mengejutkan.
Apa sinyal ini, dan apa artinya dalam konteks saat ini? Laporan berikut memberikan penjelasan yang rinci.
3 Sinyal Positif untuk Altcoin Saat Pasar Menjadi Paling Pesimis
Indeks sentimen pasar telah tetap dalam “ketakutan ekstrem” selama sebagian besar bulan November. Meski begitu, beberapa sinyal positif tetap muncul, memberikan secercah harapan bagi altcoin.
Pertama, laporan dari CryptoQuant membandingkan kinerja kapitalisasi pasar Bitcoin, large caps, serta altcoin mid-cap dan small-cap. Ini menunjukkan ketahanan signifikan di segmen low-cap.
Perbandingan Kapitalisasi Pasar BTC vs. Altcoin | Sumber: CryptoQuant.
Menurut grafik perbandingan kapitalisasi pasar, Bitcoin mengalami penurunan paling tajam di bulan November. Large caps, yang mencakup 20 altcoin teratas, juga turun, tapi tidak sebanyak itu. Altcoin mid-cap dan small-cap hanya mengalami sedikit penurunan dan dampaknya lebih ringan.
“Large caps mengalami kesulitan, tapi tidak sebanyak BTC, sedangkan mid–small caps menunjukkan ketahanan sejati,” ujar analis Darkfost dalam catatannya.
Faktanya, grafik tersebut menunjukkan bahwa hanya kapitalisasi pasar Bitcoin dan large caps yang membentuk new all-time highs. Aset mid-cap dan low-cap belum kembali ke puncak akhir tahun 2024. Dari sudut pandang psikologis, setelah altcoin turun terlalu dalam — sering kali kehilangan 80–90% nilainya — holder cenderung menganggap aset mereka sebagai “sudah hilang.” Mereka pun tidak terlalu terdorong untuk menjual secara panik.
Ini mengarah pada faktor penting kedua: perbedaan antara Dominasi Bitcoin dan Dominasi OTHERS.
Dominasi Bitcoin (BTC.D) mengukur bagian Bitcoin dari total kapitalisasi pasar. Dominasi OTHERS (OTHERS.D) mengukur porsi yang dipegang oleh semua altcoin kecuali 10 teratas.
Dominasi Bitcoin dan Dominasi OTHERS | Sumber: TradingView
Grafik tersebut menunjukkan bahwa di bulan November, OTHERS.D naik dari 6,6% menjadi 7,4%. Sementara itu, BTC.D turun dari 61% menjadi 58,8%.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa investor altcoin tidak lagi mudah menjual secara panik, bahkan saat mengalami kerugian. Sebaliknya, mereka menahan posisi dan menunggu pemulihan.
Selain itu, data Binance mengindikasikan bahwa 60% dari volume trading saat ini berasal dari altcoin. Ini adalah tingkat tertinggi sejak awal tahun 2025.
Dominasi Berdasarkan Volume | Sumber: CryptoQuant.
Analis Maartunn percaya data ini menyoroti di mana aktivitas trading nyata terjadi. Saat ini, aktivitas terpusat di luar mata uang kripto utama. Altcoin sekali lagi menjadi kendaraan trading yang sangat populer di Binance.
“Secara historis, peningkatan pangsa volume trading altcoin seringkali bersamaan dengan peningkatan spekulasi di pasar,” terang maandurn dalam laporannya.
Secara ringkas, altcoin mid-cap dan low-cap menerima aliran likuiditas yang kuat. Mereka juga menunjukkan kinerja harga yang lebih baik dan rasio pangsa pasar yang lebih tinggi. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa holder altcoin memiliki harapan kuat untuk pemulihan dari posisi terendah.
Harga XRP di perdagangkan mendekati US$1,90, turun sekitar 9% dalam 24 jam terakhir dan memperpanjang penurunannya selama 30 hari ke sekitar 19%. Beberapa sinyal dasar muncul, terutama dari holder jangka pendek.
Tapi harga XRP masih terlihat jauh dari pemulihan. Artikel ini menjelaskan mengapa rebound belum terjadi.
Kapitulasi Jangka Pendek Telah Muncul, Namun Pemulihan Belum Ada
Holder jangka pendek NUPL, yang mengukur laba atau rugi tak terwujud bersih, telah turun ke –0,30, pembacaan terendah tahun ini. Level ini menandakan kapitulasi, fase di mana sebagian besar pembeli terbaru mengalami kerugian dan terpaksa keluar atau secara emosional tersingkir.
Sinyal dasar lokal XRP sebelumnya seperti ini telah menyebabkan rebound yang bersih.
Kali ini, meskipun membaca lebih dalam pada kapitulasi, XRP masih menurun. Elemen yang hilang berasal dari data koin yang di habiskan.
Koin yang Di belanjakan Menunjukkan Puncak Kapitulasi Belum Sepenuhnya Terjadi
Metode usia koin yang di habiskan menunjukkan berapa banyak koin XRP dari berbagai kelompok usia yang di pindahkan. Ketika koin yang di habiskan meningkat sementara harga turun, itu menunjukkan tekanan kapitulasi yang nyata. Metode ini tidak hanya mencakup holder jangka pendek saja dan mungkin juga menunjukkan seberapa agresif holder jangka panjang dan menengah memindahkan XRP.
Contoh yang kuat terjadi pada awal bulan ini.
Antara tanggal 2 dan 5 November, harga turun dari US$2,54 ke US$2,15. Selama periode yang sama, koin yang di habiskan meningkat dari 20,32 juta menjadi 104,85 juta. Ini adalah peningkatan sekitar 416%, yang menandakan peristiwa kapitulasi yang jelas. Itu memastikan pembentukan dasar lokal pada 5 November.
Struktur saat ini, koin bergerak saat harga terkoreksi, serupa namun jauh lebih kecil.
Karena 112% jauh di bawah lonjakan 416% sebelumnya, fase pembersihan mungkin belum selesai. Jika koin yang di habiskan terus naik menuju level awal November, harga XRP mungkin mengalami penurunan lebih lanjut sebelum dasar akhir terbentuk.
Penghapusan yang belum lengkap ini menjelaskan mengapa pembacaan kapitulasi jangka pendek belum memicu pemulihan hingga kini. Dan mengapa beberapa penurunan harga XRP lebih lanjut mungkin menunggu.
Level Harga XRP Menunjukkan Satu Zona Penurunan Lagi
XRP berada dekat US$1,95, sebagai support penting. Kehilangan level ini membuka zona selanjutnya di dekat US$1,57, yang bisa menyoroti dasar XRP terakhir jika kapitulasi berlanjut. Harga saat ini berada di bawah support, namun untuk konfirmasi breakdown, di butuhkan penutupan harian yang jelas di bawah US$1,95.
Satu risiko lagi muncul di grafik. Rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 100 hari bergerak lebih dekat ke rata-rata 200 hari. Jika 100 bergerak di bawah 200, trader menganggapnya sebagai crossover bearish. Dan itu bisa menjadi pemicu koreksi jangka pendek yang lebih besar.
Rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) memberikan bobot lebih pada harga terbaru, sehingga bereaksi lebih cepat daripada rata-rata pergerakan sederhana dan membantu memastikan tekanan jangka pendek.
Agar harga XRP menunjukkan kekuatan awal, harus terlebih dahulu merebut kembali US$2,08, di ikuti oleh US$2,26. Itu akan membatalkan tren bearish jangka pendek.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis XRP di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Pada bulan November, pendapatan biaya harian NEAR Intents mencapai rekor tertinggi. Pada saat yang sama, volume perdagangan hariannya meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Namun, harga NEAR tetap menunjukkan kinerja lemah dan terjebak dalam rentang akumulasi tahun 2025.
Data positif ini memicu harapan bahwa investor dapat mengamankan posisi masuk yang kuat sebelum ketakutan pasar secara keseluruhan menghilang dan fundamental mulai berpengaruh.
Bagaimana NEAR Intents Menjadi Katalis Akhir 2025 Bagi Harga NEAR
Protokol ini menghilangkan kebutuhan bagi pengguna untuk melakukan tindakan manual yang rumit. Ini termasuk menghubungkan token, mengelola biaya gas di berbagai jaringan, atau menangani langkah-langkah perantara. NEAR Intents memungkinkan pengguna—atau agen AI—untuk menyatakan “intent” untuk hasil yang diinginkan. Protokol ini kemudian mengotomatisasi seluruh prosesnya, memberikan pengalaman yang mulus dan efisien.
Menurut Dune Analytics, pendapatan biaya harian NEAR Intents mencapai rekor lebih dari US$400.000. Ini mendorong total biaya kumulatif melampaui US$10 juta. Sementara itu, volume perdagangan harian secara konsisten tetap di atas US$150 juta, menunjukkan peningkatan sepuluh kali lipat dari kuartal sebelumnya.
Volume & Biaya Harian di NEAR Intents | Sumber: Dune.
NEAR Protocol juga melaporkan bahwa volume perdagangan kumulatif 30 harinya baru-baru ini melampaui US$3 miliar.
Selain itu, laporan Bitwise mencatat bahwa NEAR Intents mencatat volume perdagangan sebesar US$969 juta untuk pekan yang dimulai pada 10 November 2025. Bitwise meramalkan bahwa NEAR Intents akan meningkatkan volume perdagangan mingguan lebih dari sepuluh kali lipat dan mencapai US$10 miliar pada bulan Juni 2026.
Pertumbuhan ini akan memberi dampak positif pada token NEAR.
“Model token NEAR dirancang untuk menangkap nilai dari aktivitas AI-native. Ini mencakup biaya route intent, layanan infrastruktur, dan eksekusi model, melampaui monetisasi ruang blok tradisional,” papar Bitwise .
Akibatnya, investor makin banyak beralih ke NEAR Intents. Perdagangan ZEC kini menyumbang sekitar 10% dari volume harian protokol, rata-rata mencapai US$15 juta per hari.
Harga NEAR Masih Terjebak di Rentang Akumulasi 2.025
Meskipun ada perkembangan ini, harga NEAR tetap terjebak dalam zona akumulasinya tahun 2025. Data dari TradingView menunjukkan NEAR bergerak antara US$1,90 dan US$3,10 sejak awal tahun.
Analis Vespamatic mengaitkan stagnasi ini dengan penurunan harga Bitcoin. Tekanan ini bisa menyebabkan altcoin turun lebih jauh meskipun fundamentalnya tetap kuat.
“NEAR berisiko jatuh ke US$0,6, terutama jika Bitcoin jatuh ke US$84.000. Dalam pasar bearish, hampir 99% altcoin dapat hancur meskipun memiliki fundamental kuat,” prediksi Vespamatic.
Namun, analis juga mencatat bahwa harga NEAR saat ini di sekitar US$1,9 sejajar dengan support terkuat tahun ini. Dikombinasikan dengan katalis positif baru-baru ini, level ini mungkin bisa membentuk pantulan harga potensial.
DeFi telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengoptimalkan kurva AMM, model biaya, dan logika routing. Namun, satu masalah mendasar tetap kurang diperhatikan: sebagian besar likuiditas dalam automated market makers sebenarnya tidak berfungsi. Sebagian besar modal yang disimpan dalam pool tidak terpakai, dan terfragmentasi di banyak pasangan serta protokol. Di Devconnect Buenos Aires, 1inch mengungkapkan Aqua, sebuah protokol yang dirancang untuk langsung menantang batasan tersebut.
Alih-alih mengunci aset dalam pool terpisah, Aqua memungkinkan saldo wallet tunggal mendukung beberapa strategi sekaligus. Ini memperkenalkan arsitektur likuiditas bersama yang bisa mengubah cara kerja efisiensi modal dan pembangkitan hasil di seluruh ekosistem. Dengan pengembang, peneliti, dan pembuat protokol berkumpul di Buenos Aires, waktunya sengaja dipilih.
Dalam wawancara ini, kami berbicara dengan Sergej Kunz, co-founder 1inch, tentang apa itu Aqua, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa ini mewakili salah satu perubahan paling signifikan dalam desain likuiditas sejak 1inch memperkenalkan agregasi pada 2019.
Wawancara
Mengapa Anda memilih Devconnect Buenos Aires sebagai momen untuk memperkenalkan Aqua?
Sergej Kunz: Devconnect mengumpulkan audiens teknis yang memahami apa yang diperlukan untuk membangun dan mengamankan sebuah protokol. Aqua membutuhkan pemeriksaan dengan tingkat yang sama. Memperkenalkannya di sini memungkinkan kami untuk berbicara langsung dengan pengembang, peneliti, dan pakar keamanan yang dapat menantang model ini, mengujinya, dan pada akhirnya membangunnya lebih lanjut.
Pilihan ini masuk akal. Aqua bukan produk pemasaran; ini adalah infrastruktur, dan Devconnect adalah salah satu dari sedikit acara di mana peluncuran infrastruktur benar-benar sampai ke audiens yang tepat.
Bagi pembaca yang belum mengikuti pengumuman secara saksama: apa itu Aqua? Dan mengapa pendekatan ini?
Sergej Kunz: Aqua menangani masalah inti di DeFi: sekitar 80 hingga 90 persen modal yang berada dalam pool likuiditas sebenarnya tidak berfungsi. Itu ada untuk mendukung kurva AMM, namun tidak secara aktif menghasilkan nilai. Dengan Aqua, pengguna tidak harus mengunci aset dalam pool terpisah. Aset tetap berada di wallet dan dapat mendukung beberapa strategi sekaligus. Anggap saja seperti mesin DEX virtual yang berjalan di dalam wallet Anda, sementara tetap sepenuhnya self-custodial.
Dengan kata lain, Aqua mengubah asumsi bahwa likuiditas harus terfragmentasi di puluhan pool. Ia memungkinkan satu saldo berperilaku seperti beberapa tanpa mengorbankan keamanan.
Jadi bagaimana itu diterjemahkan ke dalam efisiensi modal yang lebih tinggi?
Sergej Kunz: Dengan AMM tradisional, jika Anda ingin mendukung beberapa pasangan perdagangan, Anda membagi likuiditas Anda ke dalam beberapa bagian. Itu mengurangi pemanfaatan. Dengan Aqua, jumlah penuh dari aset dapat bekerja di beberapa strategi AIMM secara paralel. Hasilnya adalah kedalaman likuiditas yang lebih tinggi dan hasil yang jauh lebih tinggi. Pengujian ulang kami menunjukkan pengembalian meningkat lima kali lipat atau lebih, dan likuiditas bersama dapat mendorong efek tersebut hingga lima belas kali dibandingkan dengan AMM lama.
Di sinilah Aqua menjadi lebih dari sekadar perbaikan konseptual: ini langsung mempengaruhi pendapatan LP.
Untuk siapa Aqua ditujukan pada tahap ini?
Sergej Kunz: Saat ini, rilis ini ditujukan untuk pengembang, pakar keamanan, dan peneliti. Mereka adalah orang-orang yang akan menggali protokol ini. Ketika versi produksinya diluncurkan, ia akan menargetkan penyedia likuiditas yang menginginkan hasil lebih tinggi dengan kurang fragmentasi.
Bagaimana reaksi di Devconnect?
Sergej Kunz: Komunitas di sini sangat terlibat. Banyak pengembang mengunjungi stan ingin memahami bagaimana satu posisi likuiditas dapat beroperasi di beberapa strategi. Bahkan peserta yang sangat teknis terkejut pendekatan ini belum diterapkan sebelumnya. Umpan balik mereka sudah membantu kami memperjelas bagaimana kami menjelaskan Aqua menjelang pembicaraan saya yang akan datang.
Keterlibatan tersebut menunjukkan bahwa likuiditas bersama masih merupakan wilayah yang belum dikenal, namun juga bahwa permintaan untuk model yang lebih efisien jelas ada.
Adakah yang bisa dibandingkan dengan Aqua di pasar saat ini?
Sergej Kunz: Tidak ada. Ini adalah model arsitektur baru dalam DeFi. Pada 2019, 1inch memecahkan fragmentasi bagi penerima dengan agregasi. Aqua memecahkan fragmentasi bagi pembuat, yakni penyedia likuiditas. Beberapa proyek telah mengeksplorasi ide serupa, namun tidak ada yang menghadirkan sistem likuiditas bersama yang berfungsi dengan integrasi yang sesederhana ini. Pengembang dapat menggunakannya hanya dengan beberapa baris kode.
Apa yang seharusnya diharapkan ekosistem dari 1inch menuju 2026?
Sergej Kunz: Tahun ini sangat intens. Kami memperkenalkan dukungan Solana untuk swap berbasis niat, meluncurkan kemampuan lintas chain, dan melakukan rebranding untuk mencerminkan pergeseran kami menuju melayani tidak hanya Web3 tetapi juga perusahaan tradisional. Kami percaya setiap bisnis di masa depan akan bergantung pada infrastruktur Web3 sama seperti semua bisnis modern bergantung pada internet. Rilis penuh produksi Aqua direncanakan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, bersama dengan antarmuka dan pembuat pihak ketiga yang sudah mempersiapkan integrasi. Dan ya, ada protokol tambahan dalam pipeline.
Apa kesimpulan utama Anda dari Devconnect tahun ini?
Sergej Kunz: Banyak tim berpikir mereka bersaing satu sama lain, tetapi pada kenyataannya kami membangun bagian yang berbeda dari infrastruktur yang sama. Beberapa pengembang mendekati kami khawatir bahwa Aqua mungkin mengganggu pekerjaan mereka. Pesan saya untuk semua orang adalah bahwa kita semua adalah mitra. Jika kita fokus pada memecahkan masalah-masalah dasar, ekosistem ini menjadi lebih mudah digunakan oleh industri tradisional juga.
Kesimpulan
Aqua menandai perubahan signifikan dalam cara DeFi memikirkan desain likuiditas. Selama bertahun-tahun, protokol bersaing dalam optimasi kurva, biaya, dan mekanisme routing sambil diam menerima bahwa sebagian besar likuiditas tidak aktif. Dengan memperkenalkan arsitektur likuiditas bersama yang memungkinkan satu saldo melayani beberapa strategi, 1inch mendorong pembicaraan menuju masa depan yang lebih efisien dan lebih dapat dikomposisi.
Waktunya sangat mencolok. Ketika industri bergerak lebih dalam ke eksekusi berbasis niat, likuiditas lintas chain, dan infrastruktur tingkat institusi, kebutuhan agar modal bekerja lebih keras dan tidak hanya duduk tidak terpakai menjadi semakin jelas. Aqua langsung masuk ke transisi itu. Ini memberi pengembang sebuah primitif baru untuk dibangun dan memberi penyedia likuiditas model yang menyelaraskan hasil dengan pemanfaatan aktual alih-alih fragmentasi.
Apakah Aqua akan menjadi standar baru akan tergantung pada seberapa cepat ekosistem mengadopsinya, bagaimana pembuat mengintegrasikannya, dan bagaimana versi produksinya berfungsi setelah diluncurkan. Namun satu hal yang pasti: memperkenalkan protokol yang menulis ulang asumsi likuiditas AMM pada akhir 2025 menetapkan nada untuk tahun 2026 yang sangat berbeda. Jika 1inch memenuhi roadmap yang dijelaskan oleh Sergej, Aqua bisa mempengaruhi tidak hanya protokol individu tetapi arsitektur dasar DeFi itu sendiri.
Pi Coin adalah salah satu dari sedikit aset yang tetap hijau sementara sebagian besar pasar kripto tetap merah bulan ini. Bitcoin turun sekitar 20% dan Ethereum jatuh hampir 27% bulan-ke-bulan. Harga Pi Coin, yang dulu dianggap sebagai proyek lebih lemah, masih naik hampir 18% pada periode yang sama.
Meskipun hari ini turun 5%, tren bulanannya tetap positif. Kekuatan yang tidak biasa ini kini menempatkan Pi Coin (PI) hanya 6,5% dari upaya breakout baru. Ini caranya!
Money Flow Perkuat Reli
Tanda kekuatan pertama datang dari Money Flow Index (MFI). MFI menggunakan harga dan volume untuk menunjukkan apakah pembeli atau penjual yang mengendalikan pasar. Pi Coin menembus di atas garis tren MFI-nya pada 16 November, tepat ketika harganya mulai naik.
Sejak 14 November, Pi Coin telah naik hampir 26%, dan breakout MFI menegaskan bahwa pembeli telah aktif sejak awal. Indikator ini sedikit koreksi, namun masih berada di atas garis tren. Selama tetap di atas garis ini, penurunan lebih mungkin berfungsi sebagai koreksi sederhana daripada pembalikan penuh.
Ingin wawasan token lebih banyak seperti ini? Daftar untuk Newsletter Crypto Harian Editor Harsh Notariya di sini.
Aliran volume juga mendukung ide ini. Garis On-Balance Volume (OBV) menembus garis tren pada 18 November, dua hari setelah breakout MFI. OBV melacak apakah lebih banyak volume mengalir ke dalam aset atau keluar dari aset tersebut.
Breakout OBV yang terlambat biasanya berarti trader kecil bergabung setelah wallet besar mengambil langkah pertama. OBV masih dalam wilayah negatif, mendekati –1,84 miliar, yang merupakan ciri umum dari tren turun. Perlu dicatat bahwa tren harga PI masih menunjukkan penurunan dalam jangka panjang, karena turun lebih dari 30% dalam tiga bulan terakhir.
Kemiringan OBV yang naik menunjukkan permintaan yang meningkat. Melewati –1,84 miliar akan memperkuat tren jangka pendek.
Detail yang jarang menambah bobot: korelasi tujuh hari PI dengan Bitcoin hampir mendekati –0,87. Ini adalah koefisien Pearson, yang mengukur apakah dua aset bergerak bersamaan. Bacaan mendekati –1 berarti mereka bergerak berlawanan arah.
Itulah sebabnya Pi Coin tetap hijau saat Bitcoin dan kapitalisasi besar lainnya jatuh. Jika BTC terus mengalami koreksi, harga Pi Coin mungkin mengalami kenaikan lebih lanjut, menurut teori ini.
Crossover Mendatang Membangun Kasus Bullish
Grafik 4 jam menambah argumen bullish. Pi Coin diperdagangkan di atas semua exponential moving average utama. Rata-rata periode 50 mendekati rata-rata periode 200.
Pi Coin Berpotensi Memperpanjang Keuntungan Dalam Waktu Dekat: TradingView
Jika rata-rata 50 melintasi di atas 200, struktur ini membentuk apa yang disebut trader sebagai golden crossover. Ini biasanya berarti kekuatan jangka pendek mengejar arah tren jangka panjang. Setup ini mendukung gagasan bahwa uptrend Pi Coin masih memiliki ruang.
Exponential moving average (EMA) memberi lebih banyak bobot pada data harga terkini, sehingga bereaksi lebih cepat daripada simple moving averages.
Level Harga Pi Coin yang Perlu Diperhatikan
Fibonacci extensions berbasis tren menunjukkan resistance berikutnya di dekat US$0,25. Pi Coin memerlukan penutupan harian yang bersih di atas level ini untuk membuka gelombang kenaikan berikutnya. Itu membutuhkan pergerakan sekitar 6,5% dari harga saat ini. Melampaui US$0,25 bisa memungkinkan reli Pi Coin untuk terus naik, bahkan mencapai US$0,31 dan US$0,34 dalam perdebatan.
Sebaliknya, support utama berada di dekat US$0,23. Kehilangannya pada penutupan harian meningkatkan risiko penurunan menuju US$0,20, yang akan menghapus sebagian besar keuntungan Pi Coin baru-baru ini.
Saat ini, Pi Coin tetap menjadi salah satu aset hijau yang langka di pasar yang merah, dalam jangka waktu bulanan. Jika pembeli bisa mendorongnya naik 6,5% lagi, mungkin akan ada upaya breakout yang baru.
Platform pasar prediksi Kalshi telah mendapatkan pendanaan baru sebesar US$1 miliar, meningkatkan valuasinya menjadi US$11 miliar.
Langkah ini muncul di tengah integrasi cepat platform prediksi ke arus utama. Pengguna berbondong-bondong ke situs ini untuk bertaruh pada segala hal mulai dari pemilu dan harga kripto hingga pembacaan suhu harian.
Kalshi Capai Valuasi US$11 Miliar Setelah Putaran Terbaru Rekor
Peningkatan modal terbaru Kalshi terjadi kurang dari dua bulan setelah perusahaan ini mendapatkan US$300 juta dengan valuasi US$5 miliar. Mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini, TechCrunch melaporkan bahwa putaran terbaru dipimpin oleh baik pendukung sebelumnya maupun investor baru.
Investor yang kembali termasuk Sequoia dan CapitalG. Andreessen Horowitz, Paradigm, Anthos Capital, dan Neo bergabung dengan mereka. Sementara itu, platform pesaing Polymarket mengejar pendanaannya sendiri yang ambisius, menargetkan valuasi US$12 miliar.
Kalshi telah muncul sebagai platform prediksi terkemuka, menggeser Polymarket pada bulan September. Namun, dominasi ini baru-baru ini ditantang oleh Opinion.
Data Dune Analytics menunjukkan bahwa platform tersebut mencatat volume notional mingguan sebesar US$1,46 miliar. Angka ini sedikit lebih tinggi dari Kalshi yang mencapai US$1,2 miliar, sementara Polymarket berada di belakang dengan kurang dari US$1 miliar.
Volume Pasar dari Platform Prediksi | Sumber: Dune
Meskipun demikian, Kalshi terus memperluas keberadaannya. Platform ini sekarang melayani pengguna di lebih dari 140 negara. Menurut pelacak data resmi, transaksi kumulatif Kalshi mencapai lebih dari 68,4 juta, dengan volume perdagangan kumulatif melebihi US$17 miliar.
Selain itu, pasar prediksi terus mendapatkan visibilitas arus utama, semakin didukung oleh langkah terbaru Google. Google Finance telah mengintegrasikan data waktu nyata dari Kalshi dan Polymarket, menandai langkah penting dalam membawa perdagangan berbasis peristiwa ke audiens yang lebih luas.
Meski pertumbuhan ini, Kalshi menghadapi tantangan hukum yang meningkat. Platform ini beroperasi sebagai Pasar Kontrak yang Ditunjuk secara federal di bawah Commodity Futures Trading Commission.
“Kalshi diatur oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) – sebuah badan independen dari pemerintah AS yang telah mengatur pasar derivatif AS sejak 1974 dan diawasi oleh Kongres,” papar perusahaan itu noted.
Namun demikian, masalah mulai muncul di tingkat negara bagian. Di Massachusetts, jaksa agung mengajukan gugatan pada bulan September dengan tujuan menghentikan perusahaan dari menawarkan produk prediksi terkait olahraganya di negara bagian tersebut.
Di Nevada, Hakim Distrik AS Andrew Gordon menunjukkan bahwa dia mungkin mempertimbangkan kembali putusannya pada bulan April untuk memberikan izin awal kepada Kalshi terhadap penegakan hukum perjudian di negara bagian tersebut. Regulator Maryland telah menolak permintaan platform untuk izin awal.
Terakhir, di New York, perusahaan telah melancarkan serangan, mengajukan gugatan untuk mencegah komisi permainan negara bagian mengklasifikasikan pasar prediksi olahraganya sebagai perjudian ilegal.
Privacy coins have taken center stage in the crypto sector throughout late 2025. Leading assets like Zcash (ZEC) have managed to outperform the market, resisting major drawdowns even as most cryptocurrencies continue to bleed.
BeInCrypto spoke to several experts to understand why privacy coins are surging now and whether it is possible to identify the next major crypto opportunity before it becomes mainstream.
Privacy Coins Maintain Lead as the Market’s Best-Performing Sector
BeInCrypto reported a month ago that privacy-centric cryptocurrencies had emerged as the best-performing sector in the market. Notably, this still holds true today, even as the broader market extends its two-month slump.
Privacy coins have surged 276.4% year-to-date, making them the strongest and one of only two sectors showing positive returns this year.
By contrast, Bitcoin (BTC) and Ethereum (ETH) have both turned negative due to their recent drawdowns. Notably, since early October, the value of ZEC has appreciated by over 700%. DASH (DASH) has also experienced a nearly 200% uptick, indicating strong momentum.
What’s Driving The Privacy Coin Rally in 2025?
According to Nic Puckrin, crypto analyst and co-founder of The Coin Bureau, the rally is closely tied to a sharp rise in global surveillance and capital controls.
He pointed to examples such as Turkey granting its financial watchdog broader powers to freeze crypto accounts. Furthermore, regulators worldwide are tightening oversight of digital assets.
Puckrin explains that Bitcoin and Ethereum no longer embody the original “cypherpunk” ideals of privacy and censorship resistance. Instead, they have become highly traceable.
They are even easier to monitor than cash, driving renewed interest in cryptocurrencies that offer stronger privacy protections.
“There’s an ideological element coming from the early adopters, who are losing faith in the Bitcoin narrative due to the overwhelming involvement of institutions. Privacy advocates who no longer see Bitcoin as a solution. And then there’s investors looking to surf the momentum wave – for example, Zcash is up over 1,500% over the past year. It’s natural that people want a piece of that,” he said.
Jamie Elkaleh, CMO of Bitget Wallet, shares a similar view. He suggested that as regulatory clarity improves and institutional adoption accelerates, users are becoming increasingly uneasy about AI-driven surveillance and the pervasive transparency of on-chain activity.
Elkaleh stressed that this tension is reshaping expectations across the industry. Clearer rules are attracting more mainstream participants to the market, but these users are arriving with a different set of demands.
“What we’re seeing is the industry maturing: clearer rules bring more mainstream users in, and those users increasingly expect financial privacy, sovereignty, and secure tooling as baseline features, not fringe options,” he conveyed.
Meanwhile, Ray Youssef, founder and CEO of NoOnes, attributes the breakout in privacy coins to a combination of narrative rotation and macroeconomic tailwinds.
He observed that, after years marked by the institutionalization of Bitcoin and Ethereum, as well as meme-driven altcoin cycles, capital is now flowing into assets perceived as “crypto by design,” with decentralization and user-controlled privacy at their core.
Youssef added that institutional participation in crypto continues to increase. Thus, many retail traders and crypto-native users are seeking projects that restore a sense of autonomy and privacy.
Still, he stressed that this shift is not an outright rejection of institutional capital. Rather, both forces can coexist and reinforce each other when a compelling narrative gains momentum.
“The ideological thread of privacy and sovereignty supplies a strong narrative and helps committed users. The economic thread of short-, mid-, and long-term returns attracts both traders and allocators. For a cycle to sustain, the market needs to overlap, ensuring a narrative that attracts believers and metrics/flows that attract capital. What’s happening now is ideology igniting the flame and economics fueling the fire,” the executive commented.
Rob Viglione, Founder of zkVerify and CEO of Horizen Labs, emphasized that the renewed interest reflects a broader market shift. He noted that users are increasingly recognizing privacy as a core requirement for real-world usage rather than a niche feature.
He explained that the current momentum goes beyond isolated token rallies. It signals a deeper reevaluation of how privacy should function across the entire crypto stack.
“Early privacy coins were groundbreaking, but they were also isolated. They proved powerful cryptography was possible, but they lived outside the environments where most economic activity actually happens,” Viglione mentioned.
What differentiates the setup today is that privacy is now being integrated directly into Ethereum-based environments. Developers are no longer pursuing standalone privacy chains.
Instead, they are seeking privacy solutions that plug into existing ecosystems where liquidity, users, and applications already operate.
“That’s why this moment matters. The price action is just the surface-level signal of a much deeper shift: privacy is becoming an expectation, not an exception,” the CEO remarked.
Is Utility Becoming Crypto’s Next Meme-Level Trend?
The surge in privacy-focused assets has also revived another question: is this just another short-term pump cycle, akin to past meme coin rallies, or does it reflect a genuine shift toward utility-driven narratives? Analysts suggest the answer may lie somewhere in between.
Youssef stated that meme coin rallies tend to be rapid, highly speculative, and short-lived, often burning out quickly. Once that momentum fades, the market typically rotates toward narratives with more durable value.
This includes areas such as payments, privacy, real-world transaction layers, DeFi infrastructure, and more. In this context, privacy tokens are attracting renewed interest because they offer clear autonomy, protection from censorship, and the ability to transact without exposure or the risk of unilateral freezes. He shared that,
“If users and allocators conclude that these features represent lasting utility rather than short-term hype, capital flows into the sector can persist well beyond a temporary narrative rotation,”
Puckrin detailed that meme coins generally thrive during periods of market euphoria. Meanwhile, utility-driven tokens tend to perform better when investors are more cautious or looking to reposition profits.
“But the caveat here is that we aren’t seeing a broad rotation into utility tokens. There are pockets of outperformance, but most altcoins are still underperforming Bitcoin. We still haven’t seen anything like the traditional altseason, and until we do, utility tokens rallying is more of an exception than a rule,” he disclosed to BeInCrypto.
How To Spot the Next Big Crypto Narrative
As new narratives emerge faster than ever, identifying an early breakout trend has become one of the biggest challenges and opportunities for crypto investors. Puckrin explained that,
“It’s as much about luck as it is about diligence. You can look at inefficiencies in the market, or developer migration to new chains or projects. You can look at where the demand is. But ultimately, crypto narratives are often as much about speculation as they are about fundamentals, and that can be hard to call. It’s often simply about being in the right place at the right time.”
Nonetheless, the analyst outlined institutional investment trends as a good starting point for evaluating any sector.
“If I had to pick one narrative for this cycle, it would be RWAs. Institutional capital is flowing into RWA tokenization – don’t forget this sector also includes stablecoins – and we’re seeing collaborations between RWA projects and institutions. Institutional capital flows are a key indicator to watch this cycle, because it’s based on a long-term need rather than hype,” Puckrin suggested.
Youssef took a more structured view, framing the process as “pattern recognition with signal triangulation.” He outlined key signals, including real user demand, on-chain activity, protocol feature usage, and expanding market access.
“For privacy, look for a shielded tx adoption, exchange accessibility, wallet integrations, and regulatory headlines. For DePIN, watch the device deployment rates, partnerships with infra players, real-world data feeds, and revenue per device. As for AI and on-chain models, the developer integrations, API demand, and token capture of value play a significant role. For DeFi / RWA, its TVL, yield sustainability, quality of counterparties, and custody structures have the potential to drive the next cycle. Bottom line is, across all sectors, investors should watch tokenomics durability, security history, and check for real usage,” he elaborated.
The executive also revealed that regulatory sentiment plays a crucial role. New narratives gain traction far more easily when the environment is favorable. Finally, capital flows, whether from retail traders, whales, or institutional allocators, could also be a signal.
“If these traits are moving together, we’re probably looking at a nascent meta,” he stressed.
Lastly, Elkaleh believes that identifying emerging metas starts with tracking early indicators, such as developer activity, new exchange listings, and social momentum on platforms like X. Low-cap tokens with solid fundamentals often provide the earliest signs of narrative formation.
He asserted that investors who blend behavioral signals with fundamental analysis gain the clearest view of where traction is building before it becomes visible to the broader market. Elkaleh specified that,
“The strongest signals today are institutional inflows, sector-level market cap expansion, and the early convergence of categories like RWA, DePIN, AI, and DeFi. These verticals are delivering tangible utility — from real-world infrastructure to AI-enabled financial automation — which positions them as credible candidates for leading the next cycle. For privacy coins specifically, the breakthrough will come from integrating zero-knowledge and privacy tooling directly into everyday wallets and DeFi products, making privacy effortless rather than optional.”
While these indicators don’t guarantee success, they offer a useful framework for spotting early momentum. When user demand, developer activity, regulation, and capital flows begin to align, a new narrative may be forming, long before it becomes mainstream.
The altcoins are suffering owing to the drop in Bitcoin’s price below $90,000, and as the weekend approaches, this decline could extend further. Nevertheless, some crypto tokens have managed to find a way out of relying on BTC by depending on other factors to note a price rise.
BeInCrypto has analysed three such altcoins that could note a shift this weekend, be it for the better or the worse.
Starknet (STRK)
STRK has surged 66% over the past week after Anchorage Digital enabled Bitcoin staking on Starknet, attracting strong investor interest. The move increased demand for STRK and signaled rising confidence.
The EMAs indicate that STRK is approaching a Golden Cross, a historically bullish signal. If confirmed, this pattern could spark a fresh rally, allowing the price to break above the $0.252 resistance. Continued momentum may then carry STRK toward the $0.300 level as buying pressure strengthens.
Want more token insights like this? Sign up for Editor Harsh Notariya’s Daily Crypto Newsletter here.
If investors begin taking profits and bullish momentum fades, STRK may lose its upward trajectory. A decline could send the price toward $0.195 or even $0.136, invalidating the bullish outlook. Weakening demand and shifting sentiment would increase the risk of a deeper correction.
Soon (SOON)
SOON has dropped 67% this week and now trades at $0.88 after losing the crucial $1.00 support level. Bearish pressure is rising as 15.21 million SOON worth more than $13.4 million are set to unlock this weekend, increasing supply and weighing on sentiment.
This incoming supply, combined with the Parabolic SAR signaling a downtrend, may intensify selling pressure. If momentum weakens further, SOON could fall below $0.76 and slide toward $0.47. Such a drop would deepen losses and highlight fragile market conditions for the altcoin.
If investors view the decline as a buying opportunity, SOON may rebound from the $0.76 support zone. A recovery could push the price above $1.04 and extend toward $1.39 or higher. This move would help reverse recent losses and invalidate the bearish outlook.
Wiki Cat (WKC)
WKC has emerged as one of the strongest-performing meme coins this week, trading at $0.000000000103. Despite its tiny price, the token maintains a $51 million market cap and more than 151,600 holders, signaling strong community support and sustained network engagement.
WKC has climbed 52% over the past week, supported by improving fundamentals. The Squeeze Momentum Indicator is forming a squeeze as bullish momentum builds. A volatility breakout could push the price above the $0.000000000126 resistance and drive a rally toward $0.000000000151 if buyers maintain control.
If bullish momentum weakens, WKC may fail to hold its gains. A drop below the $0.000000000099 support could send the price toward $0.000000000076. Such a move would invalidate the bullish setup and erase a significant portion of the recent growth.
MicroStrategy CEO Michael Saylor fired back at MSCI’s review of the company’s classification, framing his firm as a hybrid operating business, not an investment fund.
The clarification comes amid a formal consultation on how digital asset treasury companies (DATs) should be treated in flagship equity indexes, a decision that could have major market consequences for MSTR.
Michael Saylor Draws the Line: “MicroStrategy Is Not a Fund or Trust” Amid MSCI Scrutiny
In a detailed post on X (Twitter), Saylor emphasized MicroStrategy is not a fund, not a trust, and not a holding company.
“We’re a publicly traded operating company with a $500 million software business and a unique treasury strategy that uses Bitcoin as productive capital,” he articulated.
The statement positions MicroStrategy as more than a Bitcoin holder, with Saylor noting that funds and trusts hold assets passively.
“Holding companies sit on investments. We create, structure, issue, and operate,” Saylor added, highlighting the company’s active role in digital finance.
This year, MicroStrategy completed five public offerings of digital credit securities: STRK, STRF, STRD, STRC, and STRE. These total more than $7.7 billion in notional value.
Notably, Stretch (STRC) is a Bitcoin-backed treasury instrument that offers variable monthly USD yields to both institutional and retail investors.
Saylor describes MicroStrategy as a Bitcoin-backed structured finance company that operates at the intersection of capital markets and software innovation.
“No passive vehicle or holding company could do what we’re doing,” he said, stressing that index classification does not define the company.
Why MSCI’s Decision Matters
MSCI’s consultation could reclassify firms like MicroStrategy as investment funds, making them ineligible for key indexes such as MSCI USA and MSCI World.
Exclusion could trigger billions in passive outflows and heighten volatility in $MSTR, which is already down roughly 70% from its all-time high.
The stakes extend beyond MicroStrategy. Saylor’s defense challenges traditional finance (TradFi) norms, asking whether Bitcoin-driven operating companies can maintain access to passive capital without being labeled as funds.
MicroStrategy holds 649,870 Bitcoin, with an average cost of $74,430 per coin. Its enterprise value stands at $66 billion, and the company has relied on equity and structured debt offerings to fund its Bitcoin accumulation strategy.
The MSCI ruling, expected by January 15, 2026, could test the viability of such hybrid treasury models in public markets.
Phemex, a user-first crypto exchange, announces a month-long anniversary campaign featuring $6 million in rewards, running from November 19 to December 19, 2025. The celebration follows a milestone year in which the platform expanded from 6 million to over 10 million users and completed a full rebrand, underscoring its growth into a diversified crypto trading ecosystem.
The campaign spans five core venues, each offering tailored rewards for different trading behaviors. Prizes range from Rolex watches and iPhone 17 Pro Max devices to broad-based reward pools distributed across everyday trading activities.
On Spot, users gain access to 0-fee trading and Candy Drop token rewards. Futures participants can enter a trading competition, open lucky boxes, and compete for premium prizes. In Earn, users can explore flexible and fixed products with competitive APYs. Fiat users benefit from zero-fee card deposits throughout the period, while Referral missions provide additional bonuses for community-driven participation.
Federico Variola, CEO of Phemex, commented: “Our platform now serves traders with distinct habits and goals, so our anniversary campaign is designed in the same way—multiple venues, real utility, and rewards that match how people actually use Phemex. It reflects the broader strategy behind our ecosystem expansion.”
As Phemex enters its seventh year, the exchange will continue rolling out seasonal events, trading festivals, product upgrades, and global community programs. The 6th anniversary campaign marks only the beginning of a broader series of initiatives designed to strengthen user connection while making the platform more interactive, rewarding, and fun. More updates and celebrations will be announced throughout the season.
About Phemex
Founded in 2019, Phemex is a user-first crypto exchange trusted by over 10 million traders worldwide. The platform offers spot and derivatives trading, copy trading, and wealth management products designed to prioritize user experience, transparency, and innovation. With a forward-thinking approach and a commitment to user empowerment, Phemex delivers reliable tools, inclusive access, and evolving opportunities for traders at every level to grow and succeed.
Nvidia is one of the biggest winners of the AI boom. Its latest quarterly results showed $57 billion in revenue and $31.9 billion in profit, record numbers by any measure.
But instead of celebrating, the stock swung wildly: up 5% after earnings, then down again within 18 hours. Investors, algorithms, and market watchers are now asking a critical question: Is Nvidia’s AI growth as solid as it looks on paper?
NVIDIA’s Financing Model Draws Scrutiny as Big-Name Investors Bet Against It
The first warning sign is money that has not actually been paid. Nvidia has $33.4 billion in unpaid customer bills, nearly double what it had a year ago. On average, customers are taking 53 days to pay, up from 46 days.
Meanwhile, the company is sitting on $19.8 billion of unsold chips, yet management says demand is through the roof.
“Both cannot be true…Either customers aren’t buying or they’re buying without cash. The cash flow tells the real story,” said Shanaka Perera in a post.
Another red flag is the gap between profits and actual cash. Nvidia reported $19.3 billion in profit, but it generated only $14.5 billion in cash. That means $4.8 billion of its “profit” has not actually appeared in the bank.
For comparison, other chipmakers like TSMC and AMD turn almost all of their profits into cash. Nvidia’s lower rate raises questions about how much of its growth is real.
“Healthy chip companies like TSMC and AMD convert over 95% of profits to cash. Nvidia converts 75%. That’s distress level,” Perera added.
Things get even more complicated when you look at how AI companies buy from each other. Nvidia sells chips to firms like xAI, Microsoft, OpenAI, and Oracle. Many of these deals are funded by loans or credits from the same companies, meaning the same money is counted multiple times as revenue.
Michael Burry Sounds the Alarm on Nvidia’s Revenue and Demand
Michael Burry, the investor famous for predicting the 2008 crash, refers to this “suspicious revenue recognition,” warning that the actual demand from end-users may be very small.
Every company listed below has suspicious revenue recognition. The actual chart with ALL the give-and-take deals would be unreadable. The future will regard this a picture of fraud, not a flywheel. True end demand is ridiculously small. Almost all customers are funded by their… pic.twitter.com/0XyGQ8FjuE
Burry also pointed out that Nvidia’s stock buybacks may be hiding another risk. Since 2018, the company has spent $112.5 billion on buybacks, while still issuing new shares.
That effectively dilutes existing shareholders. He also questioned whether older GPUs, which use far more electricity than newer models, are really as valuable as the company claims.
“Just because something is being used doesn’t mean it’s profitable,” he said.
Some big investors seem to agree. Peter Thiel reportedly sold all of his Nvidia shares, and SoftBank sold $5.8 billion worth on November 11. Michael Burry bought put options betting Nvidia would crash to $140 by March 2026.
Peter Thiel reportedly sold his entire position of 537,742 shares in Nivdia.
Why? It’s a bubble, they all know it & are cashing out.
– Nvidia ALONE = 15% of US GDP. -OpenAi wants a govt bailout. – US Growth is .01% when you remove AI sector. pic.twitter.com/mk3Nc6yBpk
At the same time, AI-linked speculation appears to be affecting crypto markets. Bitcoin has dropped nearly 30% since October, partly because AI startups hold $26.8 billion in Bitcoin as collateral, which could be sold if Nvidia’s stock falls further.
Nvidia, $NVDA, CEO Jensen Huang told staff 'the whole world would've fallen apart' if Nvidia delivered a bad quarter, per BI
Not everyone is worried. Supporters argue that Nvidia has $23.8 billion in cash flow, huge orders from companies like Microsoft and Meta, and that some of the inter-company deals are standard in the tech industry.
Still, a recent survey by Bank of America shows that 45% of fund managers view AI as a major market bubble risk, a concern echoed by global regulators, including the IMF and Bank of England.
The next few months may be critical. Analysts are watching Nvidia’s fourth-quarter results in February 2026, possible credit downgrades in March, and any restatements in April.
How the company performs could decide whether the AI boom continues or if the recent market panic signals the start of a broader slowdown. Either way, the Nvidia story is now the test case for the AI-driven tech era.
The Zcash price traded flat over the past 24 hours, even as almost $2 billion in crypto positions were liquidated during the sell-off. This makes ZEC one of the few coins that held ground amid the broader market’s decline.
It is still up more than 27% week-on-week, but the next breakout is not guaranteed yet, unless the price clears one important hurdle.
Momentum Signals Reveal The Sell-Off Win, but Risks Are Not Gone
On the 12-hour chart, Zcash continues to move inside a rising channel. The upper trend line has only two touch points, so it can break easily if momentum improves. But the breakout theory did run into some issues during the sell-off, primarily led by three key indicators.
On-Balance Volume (OBV) shows if real demand is supporting the price. Between November 19 and 20, the price made a higher low, but OBV made a lower low.
That kind of bearish divergence weakens a trend. OBV touched the channel support on November 20 and bounced, avoiding a deeper breakdown. But ZEC needs OBV to move above 10.09 million to confirm stronger demand.
Want more token insights like this? Sign up for Editor Harsh Notariya’s Daily Crypto Newsletter here.
Chaikin Money Flow (CMF), which tracks large wallet inflows, has been falling since November 7, which explains why ZEC failed to break the top of the rising channel.
CMF briefly crossed above zero on November 14 and helped trigger a mid-rally bump. The indicator is now back above the zero line. Yet, a move above 0.02 would be a stronger confirmation that money flow has recovered.
The Relative Strength Index (RSI), the momentum indicator, however, added the main risk.
Between November 10 and 16, the Zcash price made a higher high, but RSI made a lower high. That bearish divergence showed momentum fading while the Zcash price rose.
RSI Hitting Zcash Price In The First Place: TradingView
This is also when bears briefly took control, and it matches the OBV and CMF weakness. Now RSI is moving with the price again, showing momentum support coming back. That is why Zcash “barely” beat the sell-off instead of flipping into a deeper reversal.
Zcash Price Levels Show the Breakout War Still Ahead
The Zcash price levels now decide whether bulls can take control of the breakout war.
The first major barrier is $766, the first breakout target. This is the trend-based extension zone before which ZEC stalled earlier. Clearing $766 would show the first real shift in momentum.
If ZEC breaks $766, the next key target is $978. That level also represents the breakout possibility of the rising channel itself. A clean move above $978 would open the path toward four-digit prices.
On the downside, $635 is the first support. Losing it exposes $555. A drop under $555 would push ZEC out of the rising channel and turn the trend neutral. This is where the bull-bear power indicator matters.
The bull-bear power indicator compares price to a basic trend value to show who is controlling short-term strength. Post the RSI divergence (10–16 November), bears briefly took control, matching the mid-channel pullback.
But the indicator has flipped back into the positive zone now, which means bulls are in control again. Because bulls now lead on the bull-bear power indicator, the breakout war intensifies above $766. If the Zcash price breaks $766 while bull-bear power stays positive, Zcash gets a real chance to attack $978, the key breakout level that would decide the next leg of the trend.
While the total market cap has entered its fourth consecutive week of decline and the market has lost nearly $1 trillion in November, data reveal a notable divergence in how investors are withdrawing capital. Mid- and low-cap assets show a surprisingly positive signal.
What is this signal, and what does it mean in the current context? The following report provides a detailed explanation.
3 Positive Signals for Altcoins as the Market Becomes Most Pessimistic
The market sentiment index has stayed in “extreme fear” for most of November. Even so, several positive signals still emerge, acting as glimmers of hope for altcoins.
First, a report from CryptoQuant compares the market-cap performance of Bitcoin, large caps, and mid- and small-cap altcoins. It shows significant resilience in the lower-cap segment.
BTC vs. Altcoin Market Cap Comparison. Source: CryptoQuant.
According to the comparative market-cap chart, Bitcoin experienced the sharpest drop in November. Large caps, which include the top 20 altcoins, also fell, but to a lesser extent. Mid- and small-cap altcoins declined only slightly and suffered less damage.
“Large caps are struggling, but not as much as BTC, while mid–small caps are showing real resilience,” analyst Darkfost noted.
In fact, the chart shows that only the market caps of Bitcoin and large caps have formed new all-time highs. Mid- and low-cap assets have yet to return to their late-2024 peaks. From a psychological perspective, once altcoins drop too deeply — often losing 80–90% of value — holders tend to view their assets as “already lost.” They then have little motivation to panic sell.
This leads to the second notable factor: a divergence between Bitcoin Dominance and OTHERS Dominance.
Bitcoin Dominance (BTC.D) measures Bitcoin’s share of the total market cap. OTHERS Dominance (OTHERS.D) measures the share held by all altcoins excluding the top 10.
Bitcoin Dominance and OTHERS Dominance. Source: TradingView
The chart shows that in November, OTHERS.D rose from 6.6% to 7.4%. Meanwhile, BTC.D dropped from 61% to 58.8%.
This divergence implies that altcoin investors are no longer as easily panic-selling, even while sitting on losses. Instead, they are holding their positions and waiting for a recovery.
Analyst Maartunn believes this data highlights where actual trading activity is happening. Currently, activity is concentrated heavily outside major cryptocurrencies. Altcoins have once again become highly popular trading vehicles on Binance.
“Historically, an increased share of altcoin trading volume often coincides with increased speculation in the market,” maartunn said.
In summary, mid- and low-cap altcoins are receiving strong liquidity inflows. They also exhibit better price performance and higher market share ratios. These factors indicate that altcoin holders hold strong expectations for a recovery from the bottom region.