Normal view

Received — 19 December 2025 BeInCrypto Indonesia

Rancangan Undang-Undang CLARITY Aset Kripto AS Siap Dibahas di Senat pada Januari

19 December 2025 at 08:56

David Sacks, pejabat AI dan kripto di Gedung Putih, mengungkapkan bahwa Digital Asset Market Clarity Act (CLARITY Act) akan masuk ke tahap markup di Senat AS pada bulan Januari, yang menjadi langkah krusial menuju pengesahan akhir.

Sacks menjelaskan bahwa Ketua Komite Perbankan Senat Tim Scott dan Ketua Komite Pertanian Senat John Boozman sudah memastikan jadwalnya, sehingga tahap peninjauan resmi dan amandemen sebelum pemungutan suara penuh di Senat akan segera dimulai.

We had a great call today with Chairmen @SenatorTimScott and @JohnBoozman who confirmed that a markup for Clarity is coming in January. Thanks to their leadership, as well as @RepFrenchHill and @CongressmanGT in the House, we are closer than ever to passing the landmark crypto…

— David Sacks (@davidsacks47) December 18, 2025

Apa yang Terjadi di Januari

Update ini menunjukkan semakin besarnya dukungan untuk RUU ini setelah DPR mengesahkannya lebih awal pada tahun 2025.

Jika proses di Senat sesuai jadwal, para legislator bisa saja merampungkan versi yang telah disesuaikan pada akhir tahun. Hal ini akan membuat CLARITY Act menjadi undang-undang utama tentang struktur pasar untuk pasar kripto di AS.

Pada tahap markup, komite-komite Senat akan menelaah teks hasil pengesahan DPR secara rinci. Legislator akan mengusulkan amandemen, memperdebatkan kebijakan, dan melakukan pemungutan suara sebelum mengirim RUU yang telah direvisi ke lantai Senat.

Proses ini akan melibatkan baik Komite Perbankan, yang mengawasi regulasi sekuritas, maupun Komite Pertanian, yang memiliki kewenangan atas Commodity Futures Trading Commission (CFTC).

🚨 The $CLARITY Act — the U.S. $crypto market structure bill — has been delayed until 2026 as Senate action stalls. This means federal regulatory clarity for digital #assets won’t happen this year, keeping the industry in limbo 📉

No law = more uncertainty
More delay = more… pic.twitter.com/gpuUTMQGUU

— COACHTY (@TheRealTRTalks) December 18, 2025

Tujuannya adalah untuk menyelesaikan perselisihan yurisdiksi yang sudah lama terjadi antara SEC dan CFTC sekaligus memperkuat aturan untuk pasar kripto spot.

Pimpinan komite juga menegaskan bahwa mereka menginginkan RUU yang bisa menarik dukungan bipartisan dan tidak ingin kembali mengadopsi pendekatan yang terlalu fokus pada penegakan hukum.

Fokus Amandemen yang Nampaknya Jadi Perhatian untuk CLARITY Act

Amandemen-amandemen diperkirakan akan fokus pada tiga area utama.

Pertama, klasifikasi aset, termasuk kriteria yang lebih tegas untuk menentukan apakah sebuah token masuk kategori komoditas digital atau sekuritas.

Kedua, perlindungan investor dan konsumen, seperti ketentuan pengungkapan, standar kustodi, serta aturan konflik kepentingan untuk exchange dan broker.

Terakhir, jadwal pelaksanaan, termasuk seberapa cepat platform harus mendaftar dan bagaimana koordinasi pengawasan antar lembaga selama masa transisi berlangsung.

Senator juga mungkin memperbaiki ketentuan preemption agar dapat membatasi aturan negara bagian yang tumpang tindih, namun tanpa memperlemah kewenangan penegakan hukum di tingkat negara bagian.

After years of talk, the CLARITY Act now has a real path forward.

The White House and key Senators have finally agreed to move the bill, and they’ve put an actual date on it.

January 2026 is when the Senate plans to formally debate it, amend it, and try to push it toward… https://t.co/Uq9BIOQGLx pic.twitter.com/251ij1zE5i

— Milk Road (@MilkRoad) December 18, 2025

Bagaimana CLARITY Act akan Mengubah Pasar Aset Kripto AS pada 2026?

Jika disahkan, CLARITY Act akan membentuk ulang pasar kripto AS pada 2026. RUU ini akan menempatkan pasar komoditas digital spot di bawah pengawasan CFTC, mengakhiri ketidakjelasan regulasi selama bertahun-tahun, serta menciptakan sistem pendaftaran federal untuk exchange, broker, dan dealer.

Bagi industri, aturan ini akan mengurangi ketidakpastian hukum, mendukung partisipasi institusi, dan mengalihkan urusan kepatuhan dari perselisihan hukum ke pengawasan berbasis aturan.

Bagi regulator, undang-undang ini akan menggantikan penegakan hukum yang terfragmentasi dengan mandat yang lebih jelas.

Paling penting, untuk pasar, aturan ini akan menjadi kerangka kerja komprehensif pertama di Amerika Serikat untuk perdagangan kripto. Hal ini berpotensi mengembalikan daya saing AS dengan yurisdiksi lain yang sudah menawarkan kejelasan regulasi terlebih dahulu.

Inflasi AS Melandai, tapi Kenapa Bitcoin & Saham Tetap Turun?

19 December 2025 at 16:18

Inflasi Amerika Serikat (AS) menghadirkan kejutan paling “ramah risiko” dalam beberapa bulan terakhir. Namun alih-alih memantik reli berkelanjutan, Bitcoin dan pasar saham AS justru tergelincir tajam selama jam perdagangan AS.

Aksi harga ini membuat banyak pelaku pasar mengernyit. Namun, pembacaan grafik mengarah pada penjelasan yang familier: harga digerakkan oleh struktur pasar, positioning, dan likuiditas, bukan oleh perubahan fundamental ekonomi makro.

Apa yang Terjadi setelah Rilis CPI AS

Headline CPI AS melambat ke 2,7% secara tahunan (year on year / YoY) pada November, jauh di bawah konsensus 3,1%. Core CPI juga turun ke 2,6%, melampaui ekspektasi pasar.

Secara teori, ini merupakan salah satu rilis inflasi paling bullish bagi aset berisiko sepanjang 2025. Reaksi awal pasar pun selaras dengan buku teks. Bitcoin melonjak ke area US$89.000, sementara indeks S&P 500 dibuka dengan penguatan tajam pasca-data dirilis.

Namun, reli tersebut ternyata berumur pendek.

Harga Bitcoin Sempat Reli, Lalu Dump Setelah Data CPI AS | Sumber: CoinGecko

Dalam rentang sekitar 30 menit setelah rilis CPI, Bitcoin berbalik arah. Dari puncak intraday di kisaran US$89.200, harga BTC terhempas cepat menuju area US$85.000.

S&P 500 memperlihatkan pola serupa: volatilitas intraday yang menyapu bersih kenaikan awal sebelum akhirnya menemukan keseimbangan kembali.

S&P 500 Anjlok Tajam lalu Melesat Setelah Data CPI AS | Sumber: X/Kobeissi Letter

Pembalikan serempak antara kripto dan saham ini krusial. Ia menandakan bahwa pergerakan tersebut bukan reaksi emosional atau sentimen sektoral, melainkan dinamika struktural lintas pasar.

Volume Jual Taker Bitcoin Membuka Tabir

Petunjuk paling jelas terlihat dari data volume jual taker Bitcoin.

Pada grafik intraday, lonjakan masif volume jual taker muncul tepat saat Bitcoin mulai kehilangan pijakan. Taker sell mencerminkan market order agresif yang langsung menghantam bid, bukan sekadar aksi ambil untung bertahap.

Lonjakan ini terkonsentrasi selama jam perdagangan AS dan bertepatan dengan fase penurunan harga paling curam.

Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange pada 18 Desember | Sumber: CryptoQuant

Grafik mingguan mempertegas pola tersebut. Lonjakan serupa berulang dalam beberapa hari terakhir, umumnya saat likuiditas memuncak. Ini mengindikasikan aksi jual yang bersifat paksa atau sistematis, bukan eksodus ritel secara satuan.

Perilaku ini konsisten dengan likuidasi berantai, strategi volatility-targeting, serta de-risking algoritmik—mekanisme yang cenderung mempercepat tekanan jual ketika harga bergerak berlawanan dengan posisi leverage.

Volume Taker Bitcoin di Semua Exchange Selama Seminggu Terakhir | Sumber: CryptoQuant

Mengapa “Kabar Baik” Justru Memicu Tekanan?

Data CPI tak memicu aksi jual karena kualitasnya buruk, melainkan karena terlalu baik.

Inflasi yang melandai memperbaiki kondisi likuiditas, mempersempit spread bid-ask, dan membuka ruang bagi pelaku besar untuk mengeksekusi transaksi berskala besar secara efisien.

Lonjakan awal Bitcoin kemungkinan bertabrakan dengan zona order book yang padat, stop loss, dan leverage jangka pendek. Ketika momentum naik kehilangan tenaga, harga berbalik, memicu stop-out dan likuidasi posisi long.

Begitu likuidasi dimulai, tekanan jual berubah eksponensial. Itulah sebabnya penurunan berlangsung tajam dan cepat, bukan melalui erosi bertahap.

Fluktuasi intraday S&P 500 mencerminkan mekanisme serupa. Pola jatuh cepat lalu pulih mendadak pasca-data makro sering kali terkait dengan lindung nilai dealer, efek gamma opsi, serta penyesuaian risiko sistematis secara real time.

🚨 This is insane level of manipulation.

8:30 a.m.

CPI came in lower than expected.

– On the bullish CPI news, Bitcoin pumped $2217, from $87,260 to $89,477 in just 60 minutes.
– $70B added to the crypto market.
– $94 million worth of shorts liquidated.

10:00 a.m.

The… pic.twitter.com/FmJqLDKbBw

— Bull Theory (@BullTheoryio) December 18, 2025

Apakah Ini Terlihat Seperti Manipulasi?

Grafik tidak membuktikan adanya manipulasi. Namun, ia menampilkan ciri-ciri khas yang kerap diasosiasikan dengan stop-run dan penyerapan likuiditas:

  • Pergerakan cepat ke level teknikal yang sudah jelas
  • Pergerakan balik langsung setelah likuiditas membaik
  • Lonjakan besar aksi jual agresif saat breakdown
  • Kesesuaian waktu yang ketat dengan jam perdagangan AS

Perilaku seperti ini lazim di pasar dengan leverage tinggi. Pemicu utamanya bukan individu, melainkan dana besar, market maker, dan strategi sistematis yang beroperasi lintas futures, opsi, dan spot. Fokus mereka bukan narasi, melainkan efisiensi eksekusi dan manajemen risiko.

Di pasar kripto—di mana leverage tinggi dan likuiditas cepat mengering di luar jam utama—arus semacam ini kerap terlihat ekstrem.

🚨 THEY ARE MANIPULATING BITCOIN AGAIN AND I HAVE EVIDENCE!!!

Bitcoin dumped $4000 in minutes…

and almost no one actually understands what just took place.

It’s the same group of players manipulating the price… AGAIN.

Stop looking at charts, YOU NEED TO CHECK THE OUTFLOWS.… pic.twitter.com/ymU4kXdWvb

— NoLimit (@NoLimitGains) December 18, 2025

Apa Artinya ke Depan?

Penurunan harga ini tidak meniadakan sinyal CPI. Inflasi memang melandai, dan itu tetap mendukung aset berisiko dalam horizon menengah hingga panjang. Yang terjadi lebih menyerupai penataan ulang posisi jangka pendek, bukan perubahan arah makro.

Dalam waktu dekat, perhatian trader tertuju pada dua hal: apakah Bitcoin mampu bertahan di atas zona support terbarunya, dan apakah tekanan jual mereda seiring berakhirnya fase likuidasi.

Jika volume jual taker mulai surut dan harga mampu bertahan, dampak dovish CPI berpotensi kembali merembes ke pasar dalam beberapa sesi mendatang.

Bagaimana pendapat Anda tentang saham dan Bitcoin yang tak naik pasca melandainya data inflasi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Fasttoken reli hampir 200% meski pasar aset kripto sedang bearish

19 December 2025 at 02:38

Fasttoken (FTN), native token dari ekosistem Fastex, melonjak hampir 200% pada 18 Desember dan jauh mengungguli pasar aset kripto secara umum yang masih banyak bergerak di zona merah.

FTN naik dari sekitar US$0,37 ke atas US$1,30 hanya dalam 24 jam, menjadikannya salah satu aset kripto dengan performa terbaik hari itu. Reli ini terjadi tanpa adanya pengumuman besar sehingga menunjukkan bahwa kenaikan harga lebih disebabkan faktor teknikal dan sentimen, bukan karena perubahan fundamental.

Fasttoken Reli Lebih dari 180% pada 18 Desember | Sumber: CoinGecko

Apa Itu Fasttoken (FTN)?

Fasttoken adalah utility token dari ekosistem Fastex yang dikembangkan oleh SoftConstruct. Token ini menjadi sumber daya utama blockchain Bahamut, yang merupakan jaringan layer-1 kompatibel EVM dengan model konsensus Proof-of-Stake and Activity (PoSA).

FTN digunakan untuk membayar biaya transaksi dan staking di Bahamut, pembayaran via Fastex Pay, trading di exchange Fastex, serta untuk NFT, gaming, dan aplikasi Web3 lainnya dalam ekosistem Fastex.

SoftConstruct, perusahaan induk Fastex, beroperasi di bidang pembayaran digital, gaming, dan infrastruktur IT sehingga FTN memiliki eksposur lebih luas dari sekadar satu lini produk.

Statistik Blockchain Bahamut | Sumber: FTN Scan

Tahun 2025 yang Sulit untuk FTN

Reli tajam ini terjadi setelah penurunan besar sepanjang 2025.

Di awal tahun, FTN pernah diperdagangkan di atas US$2,00, namun harga terus turun seiring dengan:

  • Terjadinya cliff unlock token dalam jumlah besar yang masuk sirkulasi
  • Sentimen risk-off yang mendominasi altcoin
  • Exchange memberikan peringatan, termasuk label “Special Treatment” dari MEXC

Pada pertengahan Desember, nilai FTN sudah turun lebih dari 90% sehingga sempat menyentuh harga terendah sepanjang masa di kisaran US$0,25 sampai US$0,37. Banyak trader sempat menganggap token ini sudah tidak layak diperhatikan lagi.

Mengapa Fasttoken reli hari ini?

Tidak ada satu pemicu khusus atas lonjakan FTN ini. Beberapa faktor sepertinya saling berkontribusi menciptakan momentum harga.

Penurunan FTN dalam waktu panjang telah menciptakan kondisi sangat oversold. Ketika token ini menyentuh harga terendah, pembeli mulai masuk untuk mencari peluang reli jangka pendek. Di pasar dengan likuiditas tipis, pembelian biasa saja dapat mendorong harga naik tajam.

Fasttoken $FTN is up 216% in the last 24 Hours 😲

For those unaware

-> $FTN is the native crypto of Bahamut, a public EVM-compatible L1 Blockchain
-> The project is developed by SoftConstruct and is part of the Fastex Ecosystem
-> This token painted an upward only chart from… pic.twitter.com/g1QsH0FP0f

— Web3 AjaX 🦅🔥 (@Web3AjaX) December 18, 2025

Pada awal bulan ini, muncul kekhawatiran setelah FTN diberi label pemantauan risiko oleh MEXC. Tapi hingga pertengahan Desember, tidak ada delisting. Hal ini nampaknya memberi kelegaan bagi trader yang sebelumnya memilih menunggu di pinggir lapangan.

Saat ini FTN hanya diperdagangkan di beberapa exchange saja sehingga likuiditasnya terkonsentrasi dan cukup rendah. Likuiditas rendah seringkali memperbesar volatilitas, sehingga harga bisa melonjak cepat saat ada momentum beli.

Reli FTN juga bertepatan dengan munculnya diskusi baru seputar infrastruktur Fastex secara keseluruhan, termasuk Bahamut, Fastex Pay, NFT, dan integrasi gaming. Walaupun semua pengembangan tersebut bukan kabar baru, hal ini tetap memberi dorongan narasi positif pada saat harga mulai naik cepat.

✨ Fasttoken ( $FTN ) is flashing some serious warning signs right now.

The chart may look stable on the surface, but the underlying data tells a different story. Liquidity is extremely thin, with only around $3M in total 24h volume across all chains. That’s nowhere near enough… https://t.co/utfR6yfjHz

— Kryptotalker (@kryptotalker) November 20, 2025

Tidak Ada Pengumuman Besar, Volatilitas Tetap Tinggi

Meski terjadi lonjakan harga signifikan, pada 18 Desember tidak ada update resmi, kerja sama baru, ataupun perubahan protokol yang diumumkan. Ini menunjukkan reli FTN lebih didorong rebound teknikal, psikologi pasar, dan spekulasi jangka pendek.

Perlu dicatat, akun X (sebelumnya Twitter) milik Fasttoken tidak aktif sejak akhir September.

Postingan X terakhir Fasttoken terjadi pada bulan September

Analis mengingatkan bahwa rebound setelah penurunan tajam seperti ini cenderung volatil. FTN masih menghadapi cliff unlock token di masa depan dan perlu menunjukkan pertumbuhan penggunaan yang berkelanjutan agar valuasinya bisa bertahan lebih tinggi.

Saat ini, lonjakan Fasttoken jadi salah satu pergerakan paling dramatis di tengah market aset kripto yang cenderung hati-hati—tapi masih belum jelas apakah reli ini akan bertahan dalam waktu lama.

Inflasi AS Turun Tajam di November, CPI Tidak Capai Perkiraan

18 December 2025 at 21:38

Inflasi AS melambat lebih besar dari perkiraan pada November, menghadirkan kejutan negatif yang jelas serta bisa mengubah ekspektasi pasar dan The Fed dalam waktu dekat. Berdasarkan data terbaru yang dirilis pada 18 Desember, Consumer Price Index (CPI) utama naik 2,7% secara year on year, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,1%.

Sementara itu, core CPI yang tidak memasukkan makanan dan energi, naik 2,6% secara year on year, juga meleset dari perkiraan sebesar 3,0%. Data ini menunjukkan perlambatan signifikan pada tekanan harga dan menandakan momentum disinflasi semakin kuat menjelang akhir tahun 2025.

Apakah Ini Bullish untuk Pasar Aset Kripto?

Hasil yang lebih rendah dari proyeksi ini memperkuat pandangan bahwa inflasi menurun lebih cepat dibandingkan yang diperkirakan para pengambil kebijakan dan pelaku pasar baru-baru ini. Inflasi inti, yang sangat diperhatikan oleh The Fed, kini berada jauh di bawah 3%—angka yang terakhir kali tercapai sebelum inflasi melonjak kembali awal tahun ini.

Data ini melemahkan alasan untuk mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama dan memperkuat keyakinan bahwa The Fed bisa jadi akan mengambil sikap lebih akomodatif lebih cepat dari yang sudah diperhitungkan pasar sebelumnya.

Pasar kemungkinan besar akan menafsirkan data ini sebagai pendorong pemangkasan suku bunga, khususnya untuk awal tahun 2026. Inflasi yang lebih rendah mengurangi tekanan pada yield riil dan US dollar—dua hambatan utama bagi aset berisiko dalam beberapa bulan terakhir.

Pasar aset berisiko, termasuk saham dan aset kripto, sebelumnya sudah bersikap hati-hati menjelang perilisan data ini, sehingga masih ada peluang untuk penyesuaian harga yang tajam seiring trader mencerna data baru tersebut.

Bitcoin dan pasar kripto secara umum memasuki momen rilis CPI dalam kondisi konsolidasi, dengan para trader bersiap menghadapi volatilitas. Kejutan penurunan inflasi biasanya menjadi sentimen makro positif bagi aset kripto, karena ekspektasi inflasi yang mulai mereda akan mendukung kondisi likuiditas dan minat risiko.

Pergerakan harga dalam jangka pendek sekarang akan bergantung pada seberapa cepat pasar menyesuaikan ekspektasi terhadap kebijakan The Fed dan apakah pembelian lanjutan akan terjadi setelah reaksi awal tersebut.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Perhatian pasar akan tertuju pada:

  • Update peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed
  • Respon yield Treasury AS
  • Kekuatan atau pelemahan US dollar
  • Pergerakan lanjutan aset berisiko hingga akhir tahun

Untuk saat ini, laporan CPI bulan November memberikan pesan yang jelas: inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, dan pasar harus segera menyesuaikan diri.

❌